mini project ui.doc

43
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar bidang kesehatan. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, namunharus dilihat juga faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu masalah kesehatan atau penyakit. Menurut Hendrik L.Bloom (1974) terdapat empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, jika keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu, maka status kesehatan bergeser di bawah optimal. 1 Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah, lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit. Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal, hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. 2 Hubungan antara manusia dengan lingkungannya selanjutnya dapat meningkatkan kualitas lingkungan atau dapat pula menghasilkan sesuatu yang dapat merugikan lingkungan, sesuatu yang 1

Upload: alfiatur-rizki

Post on 02-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang MasalahKesehatan merupakan suatu masalah yang kompleks dan saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar bidang kesehatan. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, namunharus dilihat juga faktor- faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya suatu masalah kesehatan atau penyakit. Menurut Hendrik L.Bloom (1974) terdapat empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Status kesehatan akan tercapai secara optimal, jika keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal. Salah satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu, maka status kesehatan bergeser di bawah optimal.1Perkembangan epidemiologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam terjadinya penyakit dan wabah, lingkungan berpengaruh pada terjadinya penyakit. Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai ia meninggal, hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.2Hubungan antara manusia dengan lingkungannya selanjutnya dapat meningkatkan kualitas lingkungan atau dapat pula menghasilkan sesuatu yang dapat merugikan lingkungan, sesuatu yang merugikan lingkungan disebut sebagai environmental hazard dan hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas manusia. Segala aktivitas manusia dapat saling timbal balik dengan sistem penunjang kehidupan dan sumber daya serta sisa-sisa aktivitas manusia (sampah).2Masalah kesehatan lingkungan penduduk khususnya jamban keluarga merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas. Fasilitas jamban keluarga dan di masyarakat terutama dalam pelaksanaannya tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan pendidikan.3Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001).4Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat dari semakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan masalah sanitasi, cakupan air bersih dan jamban keluarga yang masih rendah, perumahan yang tidak sehat, pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing dan bahan kimia, penanganan sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan, vektor penyakit yang tidak terkendali (nyamuk, lalat, kecoa, tikus dan lain-lain), pemaparan akibat kerja (penggunaan pestisida di bidang pertanian, industri kecil dan sektor informal lainnya), bencana alam, serta perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah pola hidup bersih dan sehat. 41.2. Rumusan Masalahpemakaian jamban keluarga di wilayah kerja Pudkesmas Panguragan pada tahun 2010 masih rendah, yaitu sebanyak 75%. Hal ini menimbulkan kesenjanan sebesar 5% dari target yang ingin dicapai.Masalah ini disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan kebiasaan buang air besar di jamban.Selain itu, kecamatan Panguragan belum memiliki desa ODF (Open Defecation Free) yang dapat digunakan sebagai desa contoh bagi desa lainnya di desa Panguragan. Oleh karena itu, perlu dilakukan berbagai upaya yang melibatkan elemen- elemen masyarakat lintas sektoral untuk menggalakkan stop buang air besar sembarangan.

1.3. Tujuan Penelitian1. Untuk mengetahui distribusi dan penggunaan fasilitas jamban keluarga di desa Gujeg.2. Untuk mengetahui gambaran fasilitas jamban keluarga dan kebersihan jamban keluarga di desa Gujeg.3. Memberikan informasi tentang syarat- syarat membangun jamban yang benar.4. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah kesehatan yang dapat timbul akibat buang air besar di sembarang tempat.5. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan perilaku hidup yang sehat terutama dalam penggunaan jamban keluarga.1.4. Manfaat Penelitian1. Masyarakat dapat terhindar dari penyakit- penyakit yang dapat timbul karena perilaku yang tidak sehat dalam hal ini buang air besar di sembarang tempat. 2. Desa Gujeg yang dijadikan sebagai desa contoh yang memiliki jamban yang bersih dan penggunaan jamban yang benar dapat menjadi contoh bagi desa- desa lain yang berada di Panguragan sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat di desa panguragan akan perilaku hidup yang sehat.3. Penelitian ini dapat digunakansebagai bahan bacaan bagi masyarakat dan menjadi sumbangan ilmiah bagi peneliti-peneliti selanjutnya.4. Penelitian ini merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dalam bidang penelitian.BAB IITINJAUAN PUSTAKAKeadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan.5 Menurut Notoatmodjo (1996), kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Undang-undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian faktor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya. Melihat luasnya ruang lingkup kesehatan lingkungan, sangatlah diperlukan adanya multidisiplin kerja agar kegiatannya dapat berjalan dengan baik.1

Sanitasi lingkungan adalah usaha mengendalikan semua faktor-faktor fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan hidup manusia, kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain: perumahan, penyediaan air bersih, pembuangan air limbah, rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya. Usaha memperbaiki atau kondisi lingkungan ini dari masa ke masa, dan dari masyarakat satu ke masyarakat lainnya bervariasi dan bertingkat dari paling sederhana (primitif) sampai paling mutakhir (modern). Sanitasi merupakan salah satu tantangan yang paling utama bagi negara negara berkembang.Karena menurut WHO, penyakit diare membunuh satu anak di dunia ini setiap 15 detik, karena akses pada sanitasi masih terlalu rendah. Hal ini menimbulkan masalah kesehatan lingkungan yang besar, serta merugikan pertumbuhan ekonomi dan potensi sumber daya manusia pada skala nasional .1,4Ditinjau dari luasnya lingkup,maka masalah lingkungan dapat dibagi menjadi 3 kelompok dasar:

Lingkungan rumah tangga atau mikro (Micro environment) Lingkungan khusus atau lingkungan kerja (Meso environment) Lingkungan luas atau makro (Macro environment)6Masalah kesehatan lingkungan di negara-negara berkembang adalah berkisar pada perumahan, penyediaan air minum, jamban, pembuangan air limbah, dan pembuangan sampah. Berikut hanya akan dibahas mengenai jamban keluarga dan pengelolaan air limbah.6

2.1. Jamban KeluargaJamban adalah fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya.3

2.1.1. Jenis-Jenis Jamban

Jamban cemplung adalah jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi menyimpan dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang. Untuk jamban cemplung diharuskan ada penutup agar tidak berbau.

Jamban tangki septik/leher angsa adalah jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.32.1.2. Tujuan Penggunaan Jamban

Dapat mencegah terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia serta dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya.7

2.1.3. Tujuan Program JAGA (jamban keluarga)

Tidak membuang tinja ditempat terbuka melainkan membangun jamban untuk diri sendiri dan keluarga.3

2.1.4. Syarat-Syarat Jamban Sehat

Tidak mencemari sumber air minum (jarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter

Tidak berbau

Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus

Tidak mencemari tanah di sekitamya

Mudah dibersihkan dan aman digunakan

Dilengkapi dinding dan atap pelindung

Penerangan dan ventilasi cukup

Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

Tersedia air, sabun, dan alat pembersih32.1.5 Pemeliharaan jamban

jamban hendaknya dipelihara dengan baik melalui:

Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering Tidak ada sampah berserakan dan tersedia alat pembersih Tidak ada genangan air di sekitar jamban Rumah jamban dalam keadaan baik dan tidak ada lalat atau kecoa Tempat duduk selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat Tersedia air bersih dan alat pembersih di dekat jamban Bila ada bagian yang rusak harus segera diperbaiki

2.2 Pengaruh tinja pada kesehatan manusia

Tinja manusia adalah buangan padat yang kotor dan bau sehingga merupakan media penularan penyakit bagi masyarakat. Kotoran manusia mengandung organisme patogen yang bisa dibawa air, makanan, udara, ataupun lalat sehingga dapat menyebabkan timbulnya penyakit, seperti salmonella, vibrio colera, amoeba, cacingan, disentri, polio myelitis, askariasis, dan sebagainya.

Penyakit yang timbulkan oleh kotoran manusia bisa digolongkan menjadi:

1. penyakit enteric atau saluran penceranaan dan kontaminasi zat racun.

2. Penyakit infeksi oleh virus seperti diare akut akibat rotavirus dan hepatitis.

3. Infeksi cacing seperti schistosomiasis, ascariasis, oxyuriasis, dan ankilostomiasis.

2.3 Mata rantai penularan penyakit oleh tinjaManusia merupakan sumber penting dari penyakit, penyakit infeksi yang ditularkan tinja merupakan salah satu penyebab kematian.

Skema rantai penularan penyakit di atas menunjukkan banyak jalur yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit akibat tinja.Penyakit yang ditularkan oleh tinja manusia dapat mengurangi produktivitas kerja manusia sebagai pejamu dan reservoir dari penyakit.Akibat mata rantai penyakit oleh tinja ini, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan agar penyakit tidak menular.Pencegahan itu dilakukan dengan memutus mata rantai penyakit menggunakan rintangan sanitasi dan mengisolasi tinja dengan jamban yang sehat.Rintangan sanitasi ini mencegah kontaminasi tinja sebagai sumber infeksi pada air, tangan, dan serangga.

2.4 Perilaku hidup bersih dan sehat

Menurut Hendrik L. Bloom derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik.Pada hasil penelitian di dapatkan faktor lingkungan berpengaruh dominan bagi kesehatan masyarakat karena merupakan hasil dari faktor perilaku. Perilaku manusia adalah proses individu dan masyarakat pada lingkungan sebagai wujud kehidupan atau keadaan jiwa yang meliputi emosi, pengetahuan, pikiran, reaksi dan tindakan yang terbentuk karena pengaruh lingkungan luar. Perilaku manusia terbentuk karena kebutuhan biologis, sosial, rohani, dorongan atau motovasi, faktor perangsang, dan kepercayaan. Perilaku individu atau masyarakat ini berpengaruh pada status kesehatan mereka.BAB IIIKERANGKA KONSEP

BAB IVGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Desa Gujeg secara geografis terletak di bagian selatan dari kecamat Panguragan. Wilayah desa Gujeg dikelilingi oleh sawah- sawah dan perkebunan buah jambu dan hanya memiliki satu akses jalan masuk dan keluar yang sama. Desa Gujeg sendiri terbagi dalam empat blok yaitu blok I-IV dengan rata- rata jumlah kepala keluarga tiap blok sekitar 400 kepala keluarga. Batas- batas wilayah desa gujeg adalah:

a. sebelah utara berbatasan dengan desa Panguragan Wetan.

b. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Klangenan.

c. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Klangenan.

d. Sebelah barat berbatasan dengan desa Kalianyar dan desa Panguragan Kulon.

Adapun luas wilayah desa Gujeg sekitar 255 hektar dengan mayoritas mata pencarian penduduk adalah petani dan usaha taman yang bekerja di luar kota (Jakarta). Keadaan ekonomi masyarakat desa Gujeg pada tahun 2010 meliputi jumlah keluarga miskin sekitar 319 kepala keluarga dan jumlah anggota GAKIN adalah 957 jiwa. Jika dibandingkan jumlah keluarga miskin yang ada di desa Gujeg dengan desa- desa lain yang berada di kecamatan Panguragan, desa Gujeg berada pada peringkat II yang paling sedikit.

BAB VMETODOLOGI PENELITIAN5.1. Desain PenelitianDesain penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional mengenai pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Desa Gujeg mengenai penggunaan jamban sebagai tempat buang air besar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.5.2. Waktu dan Tempat PenelitianPenelitian dilaksanakan pada tanggal 28 September 2011 di desa Gujeg, kecamatan Panguragan.5.3. Populasi / Responden Penelitian

Populasi target adalah seluruh masyarakat yang bermukim di desa Gujeg. Populasi terjangkau adalah warga desa Gujeg yang dijumpai di lokasi pada saat dilakuan pengambilan data. 5.4. Kerangka Sampel

5.4.1. Perkiraan besar sampel

Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus:

E= Zc x p . q x ( N n )

n n-1 0,1= 1,96 x 0,5 . 0,5 x (1953 n)

n n-1

n= 91

Keterangan:

E= penyimpangan statistik dari sampel pada populasi yang diterima sebesar 0,1

Zc= tingkat kepercayaan pada sampel dengan derajat kepercayaan sebesar 95%

= 1,96

N= jumlah populasi target (Desa Gujeg)

p= proporsi dari populasi yang ditetapkan, yaitu 0,5

q= 1-p = 0,5

n = jumlah sampel minimal

5.4.2. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenient sampling, yaitu semua subjek yang dapat ditemui dan bersedia untuk mengisi kuesioner dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi. Responden adalah kepala keluarga atau salah seorang anggota keluarga yang dewasa.5.5. Pengumpulan DataData yang dikumpulkan adalah data primer yang diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dan pengisian kuesioner. Pengumpulan data dilakukan oleh kelima peneliti yang mendampingi responden selama pengisian kuesioner. Jumlah total kuesioner yang dibagikan berjumlah 91 buah, memenuhi jumlah sampel yang diharapkan. 5.6. Pengolahan DataPengolahan data dilakukan dengan melakukan analisis berdasarkan hasil kuesioner melalui sistem skoring. Secara garis besar, kuesioner dibagi menjadi 4 bagian, yaitu bagian yang menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku responden mengenai penggunaan jamban, serta penilaian peran tokoh masyarakat dalam meningkatkan penggunaan jamban keluarga. Pengetahuan adalah segala informasi yang diketahui yang berkaitan dengan proses observasi, pembelajaran ataupun penelitian. Proses pembelajaran ini dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam yaitu motivasi dan faktor dari luar seperti informasi. Hal yang ingin dinilai adalah pengetahuan yang berkaitan dengan jamban dan penggunaannya. Sikap adalah tanggapan atau reaksi responden berdasarkan pendirian, pendapat, dan keyakinan individu tersebut. Hal yang ingin diteliti adalah sikap responden mengenai penggunaan jamban. Perilaku adalah tindakan atau kegiatan yang dilakukan seseorang untuk pemenuhan kebutuhan tertentu berdasarkan pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma kelompok yang bersangkutan. Hal yang diteliti adalah perilaku mengenai penggunaan jamban.

Pada kuesioner terdapat 30 buah pertanyaan, yang terdiri dari 6 pertanyaan mengenai pengetahuan, 9 pertanyaan mengenai sikap, 10 pertanyaan mengenai perilaku, dan 5 pertanyaan mengenai peran tokoh masyarakat selama ini dalam upaya peningkatan penggunaan jamban. Pada bagian pengetahuan, terdapat 3 buah pilihan jawaban pada masing-masing pertanyaan, yang diberi skor 5 jika jawaban tepat, 1 jika jawaban kurang tepat, dan 0 jika jawaban salah. Pada bagian sikap, terdapat 2 buah pilihan jawaban pada masing-masing pertanyaan, yang diberi skor 5 jika jawaban sesuai dengan sikap yang baik, dan skor 1 jika jawaban tidak sesuai dengan sikap yang baik. Pada bagian perilaku, terdapat 2 buah pilihan jawaban pada masing-masing pertanyaan, yang diberi skor 5 jika jawaban sesuai dengan perilaku yang baik dan skor 0 jika jawaban mengarah pada perilaku yang tidak baik. Pada bagian peran tokoh masyarakat, tidak dilakukan penilaian dengan sistem skoring.

Skor yang diperoleh kemudian dijumlahkan pada masing-masing bagian, kemudian dikelompokkan pada beberapa kategori, seperti yang terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kategori PenilaianData KhususKategori PenilaianSkor

PengetahuanBaik

Cukup

Kurang24-3018-23