mini project slide

20
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYEBAB MASIH TINGGINYA KASUS TB PARU BARU DI WILAYAH PUSKESMAS SUKARAME TAHUN 2014 PUSKESMAS DTP SUKARAME - KABUPATEN TASIKMALAYA PROGRAM DOKTER INTERNSIP PERIODE NOV 2014 - OKT 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PPSDM KESEHATAN 2015 Mini Project Mikoriza Mustofanny

Upload: ramossiregar

Post on 27-Jan-2016

152 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

nfsalndklsa

TRANSCRIPT

IDENTIFIKASI MASALAH DAN PENYEBAB MASIH TINGGINYA KASUS TB PARU BARU

DI WILAYAH PUSKESMAS SUKARAME TAHUN 2014

PUSKESMAS DTP SUKARAME - KABUPATEN TASIKMALAYA

PROGRAM DOKTER INTERNSIP PERIODE NOV 2014 - OKT 2015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PPSDM KESEHATAN

2015

Mini Project

Mikoriza Mustofanny

Latar Belakang

• Diperkirakan sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis. Pada tahun 1995, diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi pada negara-negara berkembang.

Latar Belakang

• Indonesia merupakan negara dengan pasien TB terbanyak ke-5 di dunia setelah India, Cina, Afrika Selatan dan.Nigeria. Diperkirakan jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB didunia.

• Diperkirakan, setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 102 per 100.000 penduduk.

Latar Belakang• Di wilayah Kabupaten Tasikmalaya,

khususnya wilayah kerja Puskesmas Sukarame, angka prevalensi kejadian TB pada tahun 2013 mencapai 204 kasus per 100.000 penduduk. Angka ini merupakan, angka prevalensi kejadian TB tertinggi yang terjadi di Kabupaten Tasikmalaya sepanjang periode tahun 2013.

IDENTIFIKASI MASALAH

• Bagaimanakah pencapaian indikator proses program TB yang dapat diukur pada tingkat Fasilitas Kesehatan Primer dalam hal ini Puskesmas Sukarame pada tahun 2014?

• Bagaimana kendala dan upaya yang telah dilakukan Puskesmas Sukarame dalam menjalankan program TB yang mengacu pada program Nasional dan Global?

• Bagaimana rencana tindak lanjut yang akan dilakukan Puskesmas Sukarame berhubungan dengan masih tingginya angka kejadian TB di wilayah Puskesmas Sukarame?

TUJUAN PENELITIAN• Mengetahui pencapaian indikator proses program TB

yang dapat diukur pada tingkat Fasilitas Kesehatan Primer dalam hal ini Puskesmas Sukarame pada tahun 2014.

• Mengetahui kendala dan upaya yang telah dilakukan Puskesmas Sukarame dalam menjalankan program TB yang mengacu pada Program Nasional dan Global.

• Mengetahui rencana tindak lanjut yang akan dilakukan Puskesmas Sukarame berhubungan dengan masih tingginya angka kejadian TB di wilayah Puskesmas Sukarame.

LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

• Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas DTP Sukarame, Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

• Penelitian berlangsung sejak tanggal 3 November 2014 sampai 3 Maret 2015 selama Intersip di Puskesmas Sukarame

METODE PENELITIAN

• Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif, Kualitatif

• Teknik Pengambilan Sampel : Wawancara Terbuka

• Data Primer : Hasil Wawancara Terbuka dengan pemegang Program TB

• Data Sekunder : Laporan Bulanan Penyakit (LB1) Puskesmas 2014, Laporan TB Nasional Puskesmas 2014

Pengolahan Data• Hasil wawancara terbuka akan diolah dan

diidentifikasi sehingga dapat diambil kesimpulan untuk evaluasi program yang berlangsung.

• Data-data yang diambil melalui Laporan Bulanan dan Laporan TB akan diolah melalui perhitungan epidemiologi dan disajikan dalam bentuk tabulasi sehingga dapat diinterpretasikan dan digunakan sebagai data pendukung wawancara terbuka.

• Perhitungan Epidemiologi bersumber dari Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Edisi 2 tahun 2011

Kesimpulan Hasil Wawancara

• Kendala yang dialami dalam menjalankan program TB secara garis besar dapat dibagi menjadi kendala yang dialami oleh petugas program (terutama masalah waktu yang padat) dan dari sisi pasien itu sendiri (Kepatuhan berobat, kurangnya dukungan dari keluarga maupun PMO dan pengetahuan mengenai TB yang masih kurang)

Gambaran Kasus TB Paru Baru di Puskesmas Sukarame tahun 2014

Bulan Jumlah KasusJanuari 1Februari 2Maret 9April 2Mei 11Juni 2Juli 19Agustus 2September 5Oktober 5November 5Desember 12JUMLAH 75

Sumber : Laporan LB 1 Tahun 2014

Jumlah Suspek TB yang diperiksa dahak SPS Tahun 2014

Bulan Jumlah Suspek

Januari 15Februari 15Maret 15April 11Mei 11Juni 11Juli 9Agustus 17September 21Oktober 18November 8Desember 8Total 159

Sumber : Buku Laporan TB 06 Tahun 2014

Jumlah Suspek TB yang diperiksa dahak SPS dengan BTA (+)

Bulan Jumlah Kasus dengan BTA (+)Januari 5Februari 4Maret 1April 1Mei 2Juni 2Juli 3Agustus 4September 1Oktober 5November 2Desember 2Jumlah 32

Sumber : Buku Laporan TB 06 Tahun 2014

Gambaran Angka Penjaringan Suspek TB

Triwulan Angka Penjaringan Suspek TB

Januari - Maret 66

April – Juni 80

Juli – September 114

Oktober – Desember 82

Perhitungan :

Gambaran ini menunjukan adanya peningkatan penjaringan suspek TB diWilayah Puskesmas Sukarame

Gambaran Proporsi Pasien TB BTA (+) diantara Pasien Suspek

Triwulan Persentase

Januari – Maret 6,28 %

April – Juni 3,14 %

Juli – September 5,03 %

Oktober – Desember 5,66 %

Perhitungan :

Hasil persentase menunjukan kinerja penemuan hingga penetuanTB dengan BTA (+) di Puskesmas Sukarame sudah BAIK (5-15%)

Persentase <5% kemungkinan dikarenakan adanya penjaringanSuspek yang longgar atau hasil False Negative pada pemeriksaanBTA.

Gambaran Proporsi Pasien TB BTA (+) diantara Semua Pasien TB yang telah Diobati/Tercatat.

Triwulan Persentase

Januari – Maret 13,37 %

April – Juni 6,66 %

Juli – September 10,66 %

Oktober – Desember 12,00 %

Perhitungan :

Persentase diatas menggambarkan bahwa mutu diagnosis dan penemuan pasien TB yang dapat menularkan di wilayah kerja Puskesmas Sukarame Masih KURANG (>65%)

Kesimpulan

• Terdapat 159 kasus suspek TB yang diperiksakan dahaknya sepanjang tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Sukarame. Diantara seluruh kasus suspek tersebut, 75 kasus didiagnosis dengan TB Paru klinis dan TB Paru BTA (+), kasus TB dengan BTA (+) yang telah diperiksakan dahaknya sebanyak 32 kasus.

Kesimpulan • Terdapat peningkatan angka penjaringan kasus TB Paru Baru di

wilayah kerja Puskesmas Sukarame sepanjang tahun 2014, pada triwulan I angka penjaringan kasus TB adalah 66 kasus per 100.000 penduduk meningkat hingga 114 kasus per 100.000 penduduk pada triwulan III.

• Proporsi pasien TB BTA (+) diantara pasien suspek TB yang diperiksa secara garis besar menunjukan angka antara 5 – 15% dengan angka terbesar terjadi pada triwulan I dengan 6,28%. Hal ini menunjukan bahwa penjaringan suspek dan penetapan suspek TB di wilayah kerja Puskesmas Sukarame secara garis besar sudah baik.

• Proporsi pasien TB BTA (+) diatara seluruh pasien TB yang tercatat/diobati di wilayah kerja Puskesmas Sukarame menunjukan angka dibawah 65% sepanjang periode tahun 2014. Hal ini dapat menggambarkan bahwa prioritas untuk menemukan pasien yang dapat menularkan TB di wilayah tersebut masih kurang.

Saran

• Melibatkan Seluruh Penyedia Pelayanan Pemerintah, LSM, dan Swasta melalui Pendekatan Public-Private Mix (PPM) dan Menjamin Penerapan program TB sesusai dengan Strategi Nasional Pengendalian TB Indonesia dan International Standards for TB Care (ISTC).

• Memberikan Pengobatan Sesuai Standar dengan Pengawasan dan Dukungan yang Memadai terhadap Pasien. Antara lain dengan langkah-langkah memberikan informasi mengenai TB, menjamin setiap pasien memiliki PMO, optimalisasi edukasi untuk pasien dan PMO, memudahkan akses untuk pasien ke Faskes yang tersedia.

TERIMA KASIH