mini project donny.docx

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering diderita orang–orang lansia yaitu anemia, dan ini merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai pada lansia. Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). 3 Prevalensi anemia pada pria lanjut usia adalah 6-30% , sedangkan pada wanita lanjut usia adalah 10-22% 12 . Akan tetapi, prevalensi tersebut meningkat secara signifikan pada usia di atas 75 tahun. 12 Anemia pada lansia di atas 85 tahun juga diasosiasikan dengan meningkatnya morbiditas dan meningkatnya risiko mortalitas tersebut bahkan meningkat dua kali lipat jika dibandingkan dengan lanjut usia dengan kadar hemoglobin yang normal. 11 Meningkatnya insidensi anemia dihubungkan dengan bertambahnya usia telah menimbulkan spekulasi bahwa penurunan hemoglobin kemungkinan merupakan konsekuensi dari pertambahan usia. 17 Akan tetapi tingginya angka kejadian penyakit kronik dan anemia penyakit kronik, hendaknya menjadikan para klinisi untuk lebih waspada terhadap anemia pada lansia. 13 . Anemia ringan pada usia lanjut dengan penyakit kronik ditemukan berhubungan dengan penyakit lain/penyakit penyerta yang meningkatkan morbiditas, bahkan mortalitas. 5 Pada lansia penderita anemia, berbagai penyakit

Upload: donnyaw

Post on 17-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Intersnhip

TRANSCRIPT

Page 1: MINI PROJECT DONNY.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah kesehatan yang sering diderita orang–orang lansia yaitu

anemia, dan ini merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai pada lansia.

Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan

gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease).3 Prevalensi anemia pada pria

lanjut usia adalah 6-30% , sedangkan pada wanita lanjut usia adalah 10-22%12. Akan

tetapi, prevalensi tersebut meningkat secara signifikan pada usia di atas 75 tahun.12

Anemia pada lansia di atas 85 tahun juga diasosiasikan dengan meningkatnya morbiditas

dan meningkatnya risiko mortalitas tersebut bahkan meningkat dua kali lipat jika

dibandingkan dengan lanjut usia dengan kadar hemoglobin yang normal.11

Meningkatnya insidensi anemia dihubungkan dengan bertambahnya usia telah

menimbulkan spekulasi bahwa penurunan hemoglobin kemungkinan merupakan

konsekuensi dari pertambahan usia.17 Akan tetapi tingginya angka kejadian penyakit

kronik dan anemia penyakit kronik, hendaknya menjadikan para klinisi untuk lebih

waspada terhadap anemia pada lansia. 13. Anemia ringan pada usia lanjut dengan

penyakit kronik ditemukan berhubungan dengan penyakit lain/penyakit penyerta yang

meningkatkan morbiditas, bahkan mortalitas.5 Pada lansia penderita anemia, berbagai

penyakit penyerta lebih mudah timbul dan penyembuhan penyakit akan semakin lama. 5,16,17 Hal ini dapat membawa dampak yang buruk kepada orang–orang lansia. Dari suatu

hasil studi dilaporkan bahwa laki–laki lansia yang menderita anemia, resiko kematiannya

lebih besar dibandingkan wanita lansia yang menderita anemia. Juga dilaporkan bahwa

lansia yang menderita anemia oleh karena penyakit infeksi mempunyai resiko kematian

lebih tinggi. 5,20,21

Penyebab anemia yang paling sering pada lansia yaitu penyakit kronik.

Manifestasi penyakit kronik pada lansia seringkali berbeda dengan penyakit kronik pada

usia muda.1 Prevalensi dan akumulasi penyakit kronik yang meningkat pada lansia,

sering memberikan gejala yang mengaburkan atau menutupi gejala penyakit atau

masalah akut yang baru dialami karena adanya tumpang tindih antara tanda dan gejala

penyakit kronik dan akut.19 Dengan besarnya prevalensi anemia penyakit kronik pada

lansia, dapat dikatakan bahwa anemia menjadi gejala yang paling sering timbul pada

Page 2: MINI PROJECT DONNY.docx

lansia dengan penyakit kronik.19 Namun, karena frekuensinya yang demikian sering,

anemia seringkali tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter di praktek

klinik.3 Oleh sebab itu, dalam diagnosis anemia pada lansia tidaklah cukup hanya sampai

kepada label anemia saja, tetapi harus dipikirkan mengenai penyakit yang mendasarinya.

Sehingga, perlu dilakukan evaluasi lanjutan walaupun gejala klinis yang lain tidak ada.3

Berdasarkan uraian di atas, masalah anemia pada lansia perlu mendapat perhatian

yang lebih besar karena dapat semakin memperburuk keadaan umum penderita. Untuk

itu sangat penting dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh usia terhadap

anemia penyakit kronik pada lansia.

B. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi pada lansia dengan anemia :

a. Anemia pada lansia di atas 85 tahun meningkatkan morbiditas dan meningkatnya

risiko mortalitas menjadi dua kali lipat jika dibandingkan dengan lanjut usia dengan

kadar hemoglobin yang normal

b. Anemia ringan pada usia lanjut berhubungan dengan penyakit lain/penyakit penyerta

yang meningkatkan morbiditas, bahkan mortalitas.

c. Pada lansia penderita anemia, berbagai penyakit penyerta lebih mudah timbul dan

penyembuhan penyakit akan semakin lama

d. Dari suatu hasil studi dilaporkan bahwa laki–laki lansia yang menderita anemia,

resiko kematiannya lebih besar dibandingkan wanita lansia yang menderita anemia

e. Lansia yang menderita anemia oleh karena penyakit infeksi mempunyai resiko

kematian lebih tinggi

C. Tujuan

a) Tujuan umum

Deteksi dini Anemia pada Warga Kelurahan Purworejo dengan usia lebih dari

45 tahun

b) Tujuan khusus

1. Menurunkan morbiditas dan mortalitas pada lansia dengan anemia

2. Menurunkan morbiditas dan mortalitas pada lansia dengan anemia dengan penyakit

lain/ penyakit penyerta

Page 3: MINI PROJECT DONNY.docx

3. Mencegah timbulnya penyakit penyerta pada lansia dengan anemia, dan

memanjangnya waktu penyembuhan pada lansia dengan anemia.

4. Mengurangi angka mortalitas pada lansia dengan anemia yang disebabkan oleh

penyakit infeksi

D. Manfaat

Manfaat dari Pemeriksaan hemoglobin pada warga dengan usia diatas 45 tahun

adalah untuk mendeteksi adanya warga dengan anemia, dan dipetakan berdasarkan wilayah

tempat tinggal. Dengan adanya data hemoglobin, maka dapat diketahui sebaran warga

dengan anemia, dan dapat dilakukan beberapa hal :

a. Mencari penyakit yang mendasarinya

b. Mencari akibat yang sudah timbul dari anemia

c. Memberikan terapi medikamentosa dan edukasi pada lansia dengan anemia

Page 4: MINI PROJECT DONNY.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Lanjut Usia (Lansia)

Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, pengertian

lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keadaan

ini dibagi menjadi dua, yaitu Lanjut Usia Potensial dan Lanjut Usia Tidak Potensial.

Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan

atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/ jasa, sedangkan Lanjut Usia Tidak

Potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya

bergantung pada bantuan orang lain.

Sedangkan WHO menggolongkan lanjut usia menjadi empat, yaitu

- Usia Pertengahan (middle age) : umur 45-59 tahun

- Lanjut Usia (elderly) : umur 60-74 tahun

- Lanjut Usia Tua (old) : umur 75-90 tahun

- Usia Sangat Tua (very old) : umur diatas 90 tahun

Departemen Kesehatan RI menggolongkan lanjut usia menjadi tiga kelompok, yaitu

- Kelompok Lansia Dini (55-64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki

lansia

- Kelompok Lansia (65 tahun ke atas)

- Kelompok Lansia resiko tinggi yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun

Lansia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam mendefinisikan

batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu : aspek biologis, aspek ekonomi dan

aspek sosial (Wijayanti, 2008).

Secara biologis, penduduk yang disebut lansia adalah penduduk yang mengalami

proses penuaan secara terus-menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik

yaitu semakin rentan terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal

ini disebabkan karena terjadinya perubahan dalam struktur sel, jaringan, serta sistem

organ. Secara ekonomi, lansia dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya.

Banyak yang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan manfaat,

bahkan ada yang beranggapan bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan

negatif, sebagai beban keluarga dan masyarakat. Sedangkan secara sosial, lansia

Page 5: MINI PROJECT DONNY.docx

merupakan satu kelompok sosial sendiri. Dinegara barat, lansia menempati strata sosial

dibawah kaum muda, sedangkan di Indonesia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi

yang harus dihormati oleh warga muda (Wijayanti, 2008).

Salah satu masalah kesehatan yang sering diderita orang–orang lansia yaitu

anemia, dan ini merupakan kelainan hematologi yang paling sering dijumpai pada lansia.

Anemia merupakan masalah yang signifikan pada pasien usia lanjut. Anemia bukanlah

suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala berbagai

macam penyakit dasar (underlying disease).3 Prevalensi anemia pada pria lanjut usia

adalah 6-30% , sedangkan pada wanita lanjut usia adalah 10-22%12. Akan tetapi,

prevalensi tersebut meningkat secara signifikan pada usia di atas 75 tahun.1

Meningkatnya insidensi anemia dihubungkan dengan bertambahnya usia telah

menimbulkan spekulasi bahwa penurunan hemoglobin kemungkinan merupakan

konsekuensi dari pertambahan usia.2 Akan tetapi tingginya angka kejadian penyakit

kronik dan anemia penyakit kronik, hendaknya menjadikan para klinisi untuk lebih

waspada terhadap anemia pada lansia. Pada lansia penderita anemia, berbagai penyakit

penyerta lebih mudah timbul dan penyembuhan penyakit akan semakin lama. Hal ini

dapat membawa dampak yang buruk kepada orang–orang lansia. Dari suatu hasil studi

dilaporkan bahwa laki-laki lansia yang menderita anemia, resiko kematiannya lebih besar

dibandingkan wanita lansia yang menderita anemia. Juga dilaporkan bahwa lansia yang

menderita anemia oleh karena penyakit infeksi mempunyai resiko kematian lebih tinggi.3

Penyebab anemia yang paling sering pada lansia yaitu penyakit kronik. Manifestasi

penyakit kronik pada lansia seringkali berbeda dengan penyakit kronik pada usia muda.

Prevalensi dan akumulasi penyakit kronik yang meningkat pada lansia, sering

memberikan gejala yang mengaburkan atau menutupi gejala penyakit atau masalah akut

yang baru dialami karena adanya tumpang tindih antara tanda dan gejala penyakit kronik

dan akut. Dengan besarnya prevalensi anemia penyakit kronik pada lansia, dapat

dikatakan bahwa anemia menjadi gejala yang paling sering timbul pada lansia dengan

penyakit kronik. Namun, karena frekuensinya yang demikian sering, anemia seringkali

tidak mendapat perhatian dan dilewati oleh para dokter di praktek klinik.3 Oleh sebab

itu, dalam diagnosis anemia pada lansia tidaklah cukup hanya sampai kepada label

anemia saja, tetapi harus dipikirkan mengenai penyakit yang mendasarinya. Sehingga,

perlu dilakukan evaluasi lanjutan walaupun gejala klinis yang lain tidak ada.4

Page 6: MINI PROJECT DONNY.docx

ETIOLOGI

Anemia pada lanjut usia dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain

genetik, defisiensi vitamin, defisiensi besi, dan penyakit lain. Penyebab anemia yang paling

umum pada lanjut usia adalah penyakit kronik, termasuk inflamasi kronik, keganasan, dan

infeksi kronik. Sedangkan Menurut hasil studi NHANES III (National Health and Nutrition

Examination Study), terdapat 3 penyebab utama anemia pada usia lanjut, yaitu :3

1. Defisiensi nutrisi / kehilangan darah

2. Inflamasi / penyakit kronik

3. Anemia yang tidak dapat dijelaskan (unexplained)

Proses menua akan berjalan searah dengan menurunnya kapasitas fungsional, baik

pada tingkat seluler maupun tingkat organ. Menurunnya kapasitas untuk berespon terhadap

lingkungan internal yang berubah cenderung membuat orang usia lanjut sulit untuk

memelihara kestabilan status fisik. Lansia secara progresif akan kehilangan daya tahan

terhadap infeksi dan akan makin banyaknya distorsi metabolik dan struktural yang disebut

sebagai “penyakit degeneratif“. Dengan banyaknya distorsi dan penurunan cadangan sistem

fisiologis akan terjadi pula gangguan terhadap system hematopoiesis.4

Menurut The Baltimore Longitudinal Study of Aging, proses menua dibedakan atas 2

bagian yaitu proses menua normal (primary aging) dan proses menua patologis (secondary

aging). Proses menua normal merupakan suatu proses yang ringan (benign), ditandai dengan

turunnya fungsi secara bertahap tetapi tidak ada penyakit sama sekali sehingga kesehatan

tetap terjaga baik. Sedangkan proses menua patologis ditandai dengan kemunduran fungsi

organ sejalan dengan umur tetapi bukan akibat umur bertambah tua, melainkan akibat

penyakit yang muncul pada umur tua.5

Menurut Lodovico Balducci, khususnya pada kasus keganasan, anemia pada pasien

lanjut usia dapat menyebabkan turunnya mobilitas, mengurangi kemampuan respon pasien

lanjut usia untuk menerima pengobatan, dan bahkan dapat menimbulkan delirium dam

demensia.2

Perbedaan derajat anemia yang timbul dari penyakit kronik tidak hanya disebabkan

oleh kronisitas penyakit itu sendiri. Hal-hal yang dapat menurunkan nilai hemoglobin secara

cepat antara lain adalah adanya perdarahan organ, gejala penyerta yang timbul (melena,

hematemesis) serta tindakan medis seperti post operasi, post amputasi, dan lain-lain.5

Page 7: MINI PROJECT DONNY.docx

EPIDEMIOLOGI

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) definisi anemia (<13g Hb / dL untuk

pria dan <12 g Hb / dL untuk wanita). Menurut NHANES III (Third National Health and

Nutrition Examination Study) 11,0% pria dan 10,2% wanita menderita anemia sperti pada

gambar 1. Meskipun prevalensi anemia lebih besar pada wanita dibandingkan pria berusia

<75 tahun, pada usia 75 tahun prevalensi laki-laki melebihi sekitar 5 % prevalensi

perempuan.6

Berdasarkan studi NHANES III, kejadian anemia pada pria dan wanita yang lebih tua

dari usia 65 masing-masing adalah 11% dan 10%. Prevalensi anemia naik dengan cepat

setelah usia 50, mendekati tingkat yang lebih besar dari 20% pada orang-orang berusia 85

tahun atau lebih. Diperkirakan bahwa lebih dari 3 juta orang Amerika berusia 65 tahun dan

lebih tua mengalami anemia. Sebuah perbedaan etnis yang luas juga tercatat, dengan kulit

hitam non-Hispanik memiliki tingkat anemia tiga kali lipat dari kulit putih non-Hispanik.1

PATOFISIOLOGI

Kondisi fisik dan psikososial lansia yang mulai menurun menimbulkan berbagai

masalah kesehatan. Permasalahan yang biasanya muncul adalah penyakit degeneratif dan

masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi.

Kebutuhan zat gizi lansia lansia yang tergolong aktif tidak jauh berbeda, bahkan

cenderung sama dengan orang dewasa sehat. Lansia yang tergolong sehat masih mampu

untuk mengurus diri mereka sendiri, sedangkan sebagian lain sudah sangat terbatas

kemampuannya bahkan bergantung pada orang lain.3

Anemia pada lansia merupakan satu dari berbagai masalah kesehatan yang berkaitan

dengan gizi. Penyebab anemia paling umum pada usia lanjut adalah penyakit kronis (35%)

dan defisiensi besi (15%). Namun pada sejumlah besar kasus, mekanisme yang mendasari

terjadinya anemia masih belum dapat dijelaskan.5

Pada umumnya lansia sudah tidak memiliki gigi yang sempurna lagi. Oleh karenanya,

lansia memiliki keterbatasan untuk mengkonsumsi sumber zat besi hewani (besi heme).

Padahal ketersediaan biologik besi heme pada sumber hewani lebih tinggi dari sumber nabati.

Kurangnya konsumsi dari sumber pangan hewani juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi.

Page 8: MINI PROJECT DONNY.docx

Sementara itu, lapisan lambung lansia yang menipis mengakibatkan sekresi HCl dan

pepsin berkurang. Sehingga berdampak terhadap menurunnya penyerapan vitamin B12 dan

zat besi.

Di lain sisi, anemia akibat penyakit kronik merupakan penyebab anemia terbanyak

bagi lansia. Anemia ini terjadi karena gangguan homeostasis besi yang akan menimbulkan

hipoferemia. Hipoferemia adalah bagian respon tubuh terhadap infeksi, keganasan, dan

inflamasi. Rendahnya kadar besi serum pada penyakit kronik mengurangi zat-zat gizi esensial

bagi se-sel ganas yang sedang melakukan invasi. Sehingga sebenarnya hipoferemia

merupakan respon tubuh terhadap infeksi, keganasan, dan inflamasi.1,3,4

Penuaan dan perkembangan komorbiditas terkait usia telah dikaitkan dengan

peningkatan kronis kadar sitokin proinflamasi seperti TNF, IL-6, IL-1ß, migrasi makrofag

faktor penghambat (MIF), dan protein fase akut. Peningkatan kronis kadar sitokin

proinflamasi seperti IL-6, TNF?, IL-1ß, dan MIFtelah dikaitkan dengan pengembangan

sejumlah penyakit penyerta yang berkaitan dengan usia. MIF adalah sitokin yang

disekresikan oleh makrofag dan sel T, dan meningkatan sejumlah gangguan inflamasi.1

Patofisiologi unexplained anemia pada pasien usia lanjut yang kurang dipahami.

Meskipun myelodysplasia dan penyebab umum lain dari anemia berpotensi menjelaskan

sebagian dari unexplained anemia, kontribusi gabungan mereka relatif rendah. Dampak dari

kekurangan vitamin, di luar zat besi, vitamin B12, dan folat, atau dampak potensial dari

penyakit ginjal subklinis pada pengembangan unexplained anemia masih kurang dipelajari.

Terdapat pendapat bahwa kelebihan dari sitokin proinflamasi merupakan faktor penentu

penting unexplained anemia pada pasien usia lanjut, dan bahwa mereka menginduksi anemia

dengan menekan pembentukan koloni erythroid (MIF / TNF? / IL-1ß) di satu sisi dan

penurunan pemanfaatan besi (IL -6/hepcidin) di sisi lain.1

Ferrucci et al melakukan pengumpulan data dari sampel yang representatif dari orang

lanjut usia terdaftar dalam studi InCHIANTI untuk meneliti hubungan antara mediator

proinflamasi dan subyek lansia dengan unexplained anemia. Dalam studi ini, 42 dari 124

orang anemia memenuhi kriteria untuk unexplained anemia.1

DIAGNOSIS

Anemia sering memiliki onset berbahaya pada orang tua. Meskipun penurunan akut

pada hemoglobin akan menyebabkan gejala deplesi volume, seperti pusing dan jatuh, onset

lambat anemia lebih baik ditoleransi, dengan gejala berkembang sebagai mekanisme

Page 9: MINI PROJECT DONNY.docx

kompensasi yang gagal. Orang tua tidak dapat meningkatkan denyut jantung dan cardiac

output seperti halnya orang muda, dengan dyspnea, kelelahan, dan kebingungan menjadi

lebih umum sebagai gejala anemia yang memburuk. Ada beberapa tanda-tanda pada

pemeriksaan fisik yang spesifik untuk anemia ringan atau sedang. Konjungtiva pucat

biasanya dicatat ketika tingkat hemoglobin turun di bawah 9 g per dL (90 g per L) . Pada

orang dengan beberapa penyakit kronis, dokter mungkin mengabaikan gejala anemia atau

atribut terhadap proses penyakit yang mendasarinya. Dengan demikian, adalah penting untuk

memiliki indeks kecurigaan yang tinggi ketika orang tua hadir bahkan dengan gejala

penurunan yang tidak kelihatan. Hitung darah lengkap atau pengukuran hematokrit akan

cepat mengkonfirmasi diagnosis anemia.7

Tiga algoritma berikut disajikan untuk membantu mengidentifikasi penyebab yang

mendasari atau etiologi untuk anemia. Algoritma didasarkan pada probabilitas, dengan

pengertian bahwa kebanyakan anemia adalah multifaktorial, dan itu sulit untuk

mengidentifikasi penyebab yang mendasari. 7

Page 10: MINI PROJECT DONNY.docx
Page 11: MINI PROJECT DONNY.docx

BAB III

METODE

A. Judul Mini Project

Pemeriksaan hemoglobin pada prelansia dan lansia di kelurahan Purworejo

B. Kegiatan

a. Pembentukan Kader

Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan

karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader.

Pelatihan kader ini diberikan kepada para calon kader didesa yang telah ditetapkan.

Sebelumnya telahdilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan

desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksanakan acara tersebut.

Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap

posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini adalah:

1.      calon kader yang akan dilatih

2.      waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama

3.      tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas

4.      adanya perlengkapan yang memadai

5.      pendanaan yang cukup

6.      adanya tempat praktik ( lahan praktik bagi kader )

B. Sasaran

Sasaran Pemeriksaan Hemoglobin adalah warga Kelurahan Purworejo dengan usia

diatas 45 tahun

C. Tempat

1. PKD Kelurahan Purworejo

2. Posyandu Lansia RW 1, RW2, RW3, RW4

Page 12: MINI PROJECT DONNY.docx

D. Pelaksana

dr Donny Austine Wibisono

E. Teknis Pelaksanaan

a. Input

1. Kegiatan : Pertemuan dan pengarahan dengan Lurah Purworejo

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

2. Kegiatan : Berkoordinasi dengan bidan kelurahan Purworejo sehubungan dengan

sarana, prasarana dan teknis pemeriksaan hemoglobin

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

3. Kegiatan : Pencarian kepustakaan Anemia pada lansia

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

b. Proses

Perencanaan (P1)

1. Kegiatan: Menyiapkan sarana dan prasarana pemeriksaan hemoglobin metode

sahli

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

2. Kegiatan: Pertemuan dengan Pendamping untuk menetukan sasaran

pemeriksaan hemoglobin

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

3. Kegiatan: Pertemua dengan pendamping untuk mempersiapkan sarana dan

prasarana serta mengkoordinasikan waktu pelaksanaan

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

4. Kegiatan: Pertemuan dengan bidan desa untuk mengkoordinasikan waktu

pelaksanaan dilakukannya pemeriksaan hemoglobin metode sahli pada prelansia

dan lansia kelurahan Purworejo

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

Page 13: MINI PROJECT DONNY.docx

5. Kegiatan: Mempersiapkan materi edukasi tentang anemia pada lansia

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015

Penggerakan

Kegiatan : Melakukan pemeriksaan hemoglobin metode sahli pada warga kelurahan

Purworejo dengan usia lebih dari 45 tahun bersamaan dengan

berlangsungnya posyandu lansia pada masing-masing RW.

Waktu : minggu ke-2 Februari 2015 - minggu ke-3 Maret 2015

Page 14: MINI PROJECT DONNY.docx

Pelaksanaan

1. Kegiatan : Pemberian materi mengenai komponen posyandu lansia, pelayanan

kesehatan di posyandu lansia, dan mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia.

Pelatihan pengisian buku registrasi posyandu lansia. Simulasi pelaksanaan kegiatan

posyandu lansia.

Waktu : Minggu ke-4 September 2014

2. Kegiatan : Membantu pelaksanaan posyandu lansia (membantu mempersiapkan

sarana dan prasarana dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai

dokter puskesmas)

Waktu : Minggu pertama Oktober 2014

3. Kegiatan : Mengkoordinir kader untuk melakukan evaluasi dan memecahkan

masalah dalam menyelanggarakan posyandu lansia

Waktu : Minggu ke-2 Oktober 2014

Pengawasan, Pengendalian, Penilaian

A. Pengawasan

Kegiatan : Mengawasi jalannya pembinaan kader dan pelaksanaan posyandu lansia

Desa Mudal

Waktu : Minggu pertama Oktober 2014

B. Pengendalian

Kegiatan : Pengendalian pembinaan kader dan pelaksanaan posyandu lansia Desa

Mudal

Waktu : Minggu pertama Oktober 2014

C. Penilaian

Kegiatan : Penilaian pembinaan kader dan pelaksanaan posyandu lansia Desa Mudal

Waktu : Minggu pertama Oktober 2014

Page 15: MINI PROJECT DONNY.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Vanasse, J., Berliner, N. 2010. Anemia in Elderly Patients: An Emerging Problem for

the 21st Century. Harvard Medical School: Boston [Accessed 2013 May 14]

Available from :

http://asheducationbook.hematologylibrary.org/content/2010/1/271.full.pdf

2. Smith DL,. 2000. Anemia in the elderly. American Family Physician. [Accessed 2013

May 14] Available from : http://www.aafp.org/afp/20001001/1565.html

3. Sudoyo AW. Anemia pada usia lanjut. Naskah Lengkap Penyakit Dalam-PIT 2006:

236-241

4. Sudoyo. W, Setyowati B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. Edisi V. Jakarta: InternaPublishing; 2009.

5. Balducci L. Anemia and physical decline in the elderly. 2007. [Accessed 2013 May

15] Available from :

http://www.anemia.org/professionals/research/articles/commentary_anemia_independ

ent.jsp

6. Guralnik,jm.,et al., 2005. Anemia in the Elderly: A Public Health Crisis in

Hematology. [Accessed 2013 May 15] Available from :

http://asheducationbook.hematologylibrary.org/content/2005/1/528.full.pdf

7. BROSS, MH., 2010. Anemia in Older Persons. . [Accessed 2013 May 15] Available

from : http://familymed.uthscsa.edu/geriatrics/reading%20resources/virtual_library/

Outpatient/Anemia10.pdf

Page 16: MINI PROJECT DONNY.docx

Temanggung, 13 Agustus 2014

Mengetahui,

Pendamping Dokter Internship Peserta

dr. Novelia Dian T. dr. Syaiful Alam

NIP. 19621104 199010 2001

Page 17: MINI PROJECT DONNY.docx

F7. PROPOSAL MINI PROJECT

PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN METODE SAHLI

PADA PRELANSIA DAN LANSIA

KELURAHAN PURWOREJO

Disusun Oleh :

dr Donny Austine Wibisono

Pembimbing :

dr Novelia Dian T

Dokter Internship Puskesmas Dharmarini

Periode 16 Desember – 15 April 2015

PUSKESMAS DHARMA RINI TEMANGGUNG

2015