metpen

10
Nama : mohamad irvanuddin ibnu fadhil Nim : 125020300111084 Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Lintas Budaya Saat sedang melakukan penelitian lintas budaya, adalah hal yang tepat untuk menentukan poin-poin, sebagai koleksi data dan instrument pengembangan. Seorang peneliti harus peka terhadap persoalan dan memilih sampel sesuai di Negara-negara yang berbeda. Sifat dan tipe organisasi yang telah dipejari, apakah subjek berasal dari desa atau kota, dan tipe-tipe desain pengambilan keputusan yang digunakan, harus sama di Negara-negara yang berbeda untuk mendapatkan perbandingan sebenarnya. Persoalan Ketelitian dan Keyakinan Dalam Menentukan Ukuran Sampel Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan memudahkan untuk menggenarisasikan temuan dari sampel untuk populasi yang diteliti. Dengan kata lain, statistic sampel harus menjadi taksiran yang dapat diandalkan dan mencerminkan parameter populasi sedekat mungkin dalam margin kesalahan yang tipis. Alasan mendasar desain pengambilan sampel adalah untuk meningkatkan probabilitas bahwa statistic sampel akan sedekat mungkin dengan parameter populasi. Meskipun taksiran nilai X rata-rata

Upload: irvan-muhammad

Post on 09-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: metpen

Nama : mohamad irvanuddin ibnu fadhil

Nim : 125020300111084

Pengambilan Sampel Dalam Penelitian Lintas Budaya

Saat sedang melakukan penelitian lintas budaya, adalah hal yang tepat untuk

menentukan poin-poin, sebagai koleksi data dan instrument pengembangan. Seorang

peneliti harus peka terhadap persoalan dan memilih sampel sesuai di Negara-negara

yang berbeda. Sifat dan tipe organisasi yang telah dipejari, apakah subjek berasal dari

desa atau kota, dan tipe-tipe desain pengambilan keputusan yang digunakan, harus

sama di Negara-negara yang berbeda untuk mendapatkan perbandingan sebenarnya.

Persoalan Ketelitian dan Keyakinan Dalam Menentukan Ukuran

Sampel

Sampel yang dapat diandalkan dan valid akan memudahkan untuk

menggenarisasikan temuan dari sampel untuk populasi yang diteliti. Dengan kata

lain, statistic sampel harus menjadi taksiran yang dapat diandalkan dan

mencerminkan parameter populasi sedekat mungkin dalam margin kesalahan yang

tipis. Alasan mendasar desain pengambilan sampel adalah untuk meningkatkan

probabilitas bahwa statistic sampel akan sedekat mungkin dengan parameter populasi.

Meskipun taksiran nilai X rata-rata mungkin tidak secara akurat mewakili rata-rata

untuk populasi, suatu taksiran interval bisa dibuat dimana populasi akan berada,

dengan probabilitas tertentu pada tingkat keyakinan tertentu.

Ketelitian

Ketelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran kita dengan karakteristik

populasi yang sebenarnya. Biasanya kita akan menaksir parameter populasi berada

dalam suatu kisaran, berdasarkan taksiran sampel. Ketelitian adalah fungsi dari

kisaran variabilitas dalam distribusi pengambilan sampel dari rata-rata sampel. Yaitu

jika mengambil sejumlah sampel berbeda dari suatu populasi dan mengambil rata-rata

dari masing-masing sampel, kita biasanya akan menemukan bahwa mereka semua

Page 2: metpen

berbeda, berdistribusi normal dan ada dispersi yang berkaitan dengan sampel.

Semakin kecil disperse atau variabilitas ini, semakin besar probabilitas bahwa rata-

rata sampel akan lebih dekat dengan rata-rata populasi.

Kesalahan standar berubah-ubah secara berkebalikan dengan akar kuadrat

ukuran sampel. Karena itu, jika kita ingin mengurangi kesalahan standar yang terkait

dengan standar deviasi tertentu dari sampel, kita harus meningkatkan ukuran sampel.

Sehingga semakin dekat kita menginginkan hasil sampel yang dapat mewakili

populasi, semakin tinggi ketelitian yang kita perlukan. Semakin tinggi ketelitian yang

disyaratkan, semakin besar ukuran sampel yang diperlukan, terutama jika variabilitas

dalam populasi tersebut sendiri besar.

Keyakinan

Keyakinan menunjukan seberapa yakin bahwa taksiran kita akan benar –benar

berlaku bagi populasi. Semakin sempit kisaran maka semakin rendah keyakinan.

Sehingga ada trade off antara ketelitian dan keyakinan untuk ukuran sampel apapun.

Keyakinan mencerminkan tingkat keyakinan dimana kita dapat menyatakan bahwa

taksiran kita terhadap parameter populasi, statistic sampel akan berlaku. Tingkat

keyakinan membentang antara 0 sampai 100%. Tingkat keyakinan 95% adalah

tingkat yang lazim diterima untuk kebanyakan penelitian bisnis.

Data Sampel, Ketelitian, dan Keyakina Dalam Penaksiran

Ketelitian dan keyakinan adalah isu penting dalam pengambilan sampel

karena ketika menggunakan data sampel untuk menarik kesimpulan tentang populasi,

kita berharap untuk hampir mengenai sasaran dan mengetahui tingkat kemungkinan

kesalahan. Karena taksiran poin tidak menyediakan ukuran kemungkinan kesalahan,

kita melakukan penaksiran interval untuk memastikan penaksiran yang relative akurat

terhadap parameter populasi.

Page 3: metpen

Trade Off Antara Keyakinan dan Ketelitian

Jika menginginkan ketelitian yang tinggi, atau keyakinan yang lebih besar,

atau keduanya, untuk ukuran sampel perlu ditingkatkan. Kecuali terdapat sangat

sedikit variabilitas dalam populasi tersebut sendiri. Tapi bila ukuran sampel tidak

dapat ditingkatkan, karena alasan apapun, maka dengan sampel yang sama cara satu-

satunya untuk mempertahankan tingkat ketelitian yang sama adalah dengan

mengorbankan keyakinan dengan apa kita dapat memprediksi penaksiran. Yaitu

dengan mengurangi tingkat keyakinan atau keyakinan terhadap taksiran kita.

Aspek yang perlu dipertimbangkan ketika membuat keputusan mengenai

ukuran sampel penelitian:

1. Berapa besar ketelitian yang dibutuhkan dalam menaksir karakteristik

populasi yang diteliti, yaitu berapa batas kesalahan yang diperkenankan

2. Berapa besar keyakinan yang benar-benar diperlukan. Artinya berapa besar

peluang yang dapat kita terima dalam hal melakukan kesalahan dalam

menaksir parameter populasi.

3. Sampai tingkat apa variabilitas karakteristik populasi diteliti.

4. Bagaimana analisis biaya manfaat dari meningkatkan ukuran sampel

Data Sampel dan Pengujian Hipotesis

Sebelumnya sudah dibahas mengenai data sampel untuk menaksir parameter

populasi, tetapi data sampel juga dapat dipakai untuk menguji hipotesis mengenai

nilai populasi dan bukan hanya menaksir nilai populasi. Prosedur untuk pengujian ini

menyertakan informasi yang sama seperti dalam penaksiran interval, namun tujuan

dibalik dua metode tersebut agar berbeda.

Semisal ada kasus tentang: uang yang dibelanjakan konsumen di dua took,

yakni toko A dan toko B. yang ingin diteliti adalah apakah konsumen akan

membelanjakan uang yang sama untuk toko A dan toko B. maka di buat dua

hipotesis, yang pertama adalah hipotesis nol: yang menyatakan tidak ada perbedaan

dalam nilai uang yang dibelanjakan oleh konsumen di kedua toko. Dan hipotesis

alternative adalah ada perbedaan uang yang dikeluarkan di kedua toko. Bila diambil

Page 4: metpen

sampel 20 konsumen dan didapatkan rata-rata uang yang dibelanjakan di toko A 105

dengan standar deviasi 10 dan di tokoo B 100 dengan standar deviasi 15. Maka

didapatkan :

Xa-Xb=105-100=5. Sedangkan hipotesis nol tidak ada perbedaan. Oleh karena itu

harus dicari probabilitas dari rata-rata kedua kelompok, yaitu dengan melakukan uji

statistic. Dengan melihat table distribusi t, ditemukan bahwa dengan dua sampel

(masing-masing 20, dengan derajat kebebasan (n1+n2)-2=38) untuk menilai t

signifikan pada tingkat 0,05 nilai kritis seharusnya 2,021. Selanjutnya akan di uji dua

arah untuk mengetahui apakah perbedaan antara toko A dan toko B akan positif atau

negative. Diketahui bahwa probabilitas 90%, nilainya 1,684. Dan dari uji t, diketahui

bahwa nilai t 1,209 jauh dibawah 2,021 ataupun 1,684. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perbedaan 5 yang sudah ditemukan antara kedua toko secara

statistic tidak signifikan. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara jumlah

uang yang dikeluarkan di kedua toko tersebut.

Jadi, data sampel bukan hanya dapat digunakan untuk menaksir parameter

populasi, tetapi juga menguji hipotesis tentang nilai populasi, korelasi populasi dan

seterusnya.

Pentingnya Desain dan Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel

Desain dan ukuran sampel penting untuk membentuk representasi sampel

untuk generalisasi. Bila desain pengambilan sampel yang tepat btidak digunakan,

ukuran sampel yang besar tidak akan bisa untuk digeneralisasikan pada populasi.

Kecuali ukuran sampel memadai untuk tingkat ketelitian dan keyakinan yang

diinginkan, maka akan berguna bagi peneliti untuk menentukan tujuan studi, karena

itu keputusan pengambilan sampel harus mempertimbangkan desain pengambilan

sampel dan ukuran sampel. Tapi ukuran sampel yang terlalu besar juga menjadi

masalah karena kita akan rentan terhadap kesalahan.

Hal yang perlu diingat adalah bahwa dengan ukuran sampel yang tepat adalah

apakah signifikansi statistic lebih relevan daripada signifikansi praktikal. Misalnya

korelasi 0,25 mungkin signifikan secara statistic, tapi karena hal tersebut hanya

Page 5: metpen

menjelaskan 6% varians, maka seberapa berartikah hal tersebut. maka Roscoe (1975)

mengusulkan aturan untuk menentukan sampel;

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk

kebanyakan penelitian.

2. Dimana sampel dipisah kepada subsample (pria/wanita, junior/senior)

ukuran sampel minimal 30 adalah tepat untuk tiap kategori adalah tepat.

3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda ukuran

sampel) lebih besar dari jumlah variable dalam studi.

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan control eksperimen yang

ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan sampel ukuran kecil

antara 10 dan 20.

Efisiensi Dalam Pengambilan Sampel

Efisiensi pengambilan sampel tercapai ketika untuk tingkat ketelitian tertentu,

ukuran sampel dapat dikurangi, atau untuk ukuran sampel tertentu, tingkat ketelitian

dapat ditingkatkan. Beberapa desain pengambilan sampel cara probabilitas lebih

efisien dibanding yang lain. Prosedur pengambilan sampel acak sederhana tidak

selalu merupakan desain yang paling efisien untuk dipakai, beberapa desain

pengambilan sampel cara probabilitas lainya sering lebih efisien. Desain pengambilan

sampel acak berstrata serig lebih efisien, dan desain pengambilan sampel acak

berstrata cara disproporsional tampak lebih efisien daripada desain pengambilan

sampel cara proporsional dalam banyak kasus. Pengambilan sampel klaster kurang

efisien disbanding pengambilan sampel acak sederhana karena biasanya terdapat

lebih banyak homogenitas antara subjek dalam kluster dari pada yang ditemukan

dalam elemen populasi. Pengambilan sampel klaster multi tahap lebih efisien

daripada pengambilan sampel kluster satu tahap jika terdapat lebih banyak

heterogenitas yang ditemukan dalam tahap sebelumnya. Seringkali terdapat trade off

antara efisiensi waktu dan biaya dan efisiensi ketelitian. Dengan demikian, pemilihan

desain pengambilan sampel bergantung pada tujuan penelitian, sekaligus tingkat dan

sifat efisiensi yang diinginkan.

Page 6: metpen

Pengambilan Sampel Dalam Kaitan Dengan Studi

Dalam studi kualitatif, hanya sampel kecil orang, kelompok, atau kejadian

yang tanpa kecuali dipilih, dalam konteks sifat mendalam studi. Tidak mungkin

melakukan pemeriksaan intensif terhadap semua factor. Karena alas an di atas studi

kualitatif menggunakan sampel kecil, yang berarti bahwa generalisasi temuan sangat

terbatas. Prosedur analisis data kebanyakan berupa tipe nonparametric, dan seperti

dijelaskan validitas eksternal rendah. Dalam studi kualitatif mungkin menggunakan

desain pengambilan sampel apa pun, tetapi jika tujuan penelitian semata-mata untuk

mengeskplorasi dan mencoba memahami fenomena, pengambilan sampel yang

mudah hampir selalu digunakan.

Tinjauan Keputusan Ukuran Sampel

Factor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan mengenai ukuran sampel

sebagai :

1. Tingkat ketelitian yang diinginkan (interval keyakinan)

2. Risiko yang bisa diterima dalam menaksir tingkat ketelitian tersebut

(tingkat keyakinan)

3. Besar variabilitas dalam populasi tersebut sendiri

4. Keterbatasan waktu dan biaya

5. Ukuran populasi

Sebagai aturan umum, ukuran sampel antara 30-500 bisa efektif tergantung

pada tipe desain pengambilan sampel yang dipakai dan pernyataan penelitian yang

diteliti. Studi kasus kualitatif biasanya menggunakan ukuran sampel kecil karena

sifatnya yang intensif. Bila studi kualitatif untuk tujuan eksploratif desain

pengambilan sampel yang biasa digunakan adalah pengambilan sampel yang mudah.