murbarani metpen
TRANSCRIPT
VARIABEL PENELITIAN
MAKALAH
(disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian)
TOPIK 34
Oleh:
Murbarani Indah Lestari
110210302005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSUAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
1 | P a g e
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “ Variabel Penelitian”.
Makalah ini berisikan tentang informasi tentang pengertia, jenis-jenis
tujuan, dan cara merumuskan tujuan penelitian. Diharapkan Makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Rancangan Penelitian.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Jember, 2 Desember 2013
Penyusun
2 | P a g e
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 3
1.4 Manfaat.............................................................................................3
BAB 2. PEMBAHASAN ........................................................................... 4
2.1 Pengertian Variabel Peelitia........................................................... 4
2.2 Jenis-Jenis Variabel Penelitian...................................................... 7
2.3 Perumusan Variabel Penelitian Kualitatif ................................... 10
2.4 Perumusan Variabel Penelitian Kuantitatif ................................ 13
2.5 Perumusan Variabel Penelitian Ptk.............................................. 14
2.6 Perumusan Variabel Penelitian Kebijakan/ Evaluasi ................. 16
2.7 Perumusan Variabel Penelitian Pengembangan ......................... 17
2.8 Perumusan Variabel Penelitian Ex Post Facto ............................ 19
BAB 3. PENUTUP ..................................................................................... 22
3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 22
3.2 Saran ................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24
3 | P a g e
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebelum mengkaji masalah variabel, terlebih dahulu kita bicarakan
masalah konsep. Menurut S. Margono (1997:133) konsep merupakan definisi
yang dipergunakan oleh para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu
fenomena sosial-ekonomi. Lebih lanjut mnurut S. Margono (1997) variabel di
devinisikan sebagai konsep yang mempunyai variabel nilai (misalnya variabel
model kerj, keuntungsn, biya promosi, vilume penjualan, tingkat pendidikan
manager, dan sebagainya). Variabel dapat diartikan sebagai pengelompokan yang
logis dari dua atribut atau lebih.
Dalam praktik penelitian, variabel tersebut harus diberi definisi
operasional untuk memudahkan dalam mengidentifikasi dan melakukan
pengukuran. Hubungan dengan satu variabel dengan satu atau lebih variabel
lainnya, merupakan hipotesis dalam penelitian. Jadi, dipotesis adalah kesimpulan
sementara atau tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis
ini akan memberikan arah dari proses pengumpulan data, dan hendaknya harus
diformulsikan sebagai berikut:
1. Dinyatakan dalam bentuk yang sesderhana mungkin.
2. Konsisten dengan teori yang ada atau konsisten dengan fakta yang
diketahui harus reasonable (masuk akal).
3. Menggambarkan hubungan antara variabel-variabel.
4. Harus meberikan petunjuk bagaimana hubungan itu harus diuji.
Hipotesis yang menyatakan hubungan dua variabel atau lebih disebut
hipotesis relasionel.
Variabel adalah konsep yang mempunyai macam-macam nilai. Badan,
misalnya adalah konsep dan bukan variabel, karena badan ersebut tidak
mempunyai keragaman nilai. Sebaliknya, besar badan adalah variabel. Berat
badan adalah variabel, karena ada keragaman nilai, bisa 45kg, bisa 47,3kg, bisa
4 | P a g e
59,76kg dan seterusnya.seks adalah variabeldan mempunyai dua keragaman yaitu
laki-laki dan perempuan. Status kepemilikan, status perkawinan, permintaan
terhada0p uang konsumsi makanan adalah contoh-contoh dari variabel.
Konsep dapat diubah menjadi variabel caranya adalah dengan memusatkan
pada aspek terentu dari variabel itu sendiri. Misalnya, konsep perilaku
konstrasepsi dapat diubah menjadi variabel penggunaan kontrasepsi. Umumnya,
variabel dibagi atas dua jenis, yaitu veriabel kontinue (continus variable) dan
variabel deskrit (descrete variable). Variabel dapat juga dibagi sebagai variabel
pependen dan variabel bebas. Juga variabel dapat dilihat sebagai variabel aktifdan
variabel atribut.
Maka sangat perlu pemahaman yang dalam mengenai variabel. Mulai dari
apa variabel itu, jenis – jenis variabel dn tentang cara pengukuran dan
penggunaanya. Agar tidak terjadi kesalahan – kesalahan dalam penyusunan
penelitian. Karena jika terjadi kesalahan dalam pengukuran dan penggunaan
variabel, maka data – data yang dicari akan melenceng dari variabel dan hasil
penelitannya tidak akan tepat sasaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
dapatdirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian variabel peelitian
2. Bagaimana jenis-jenis variabel penelitian
3. Bagaimana perumusan variabel penelitian pada penelitian kualitatif;
4. Bagaimana perumusan variabel penelitian pada penelitian kuantitatif;
5. Bagaimana perumusan variabel penelitian pada penelitian tindakan kelas;
6. Bagaimana perumusan variabel penelitian pada penelitian kebijakan/
evaluasi;
7. Bagaimana perumusan variabel penelitian pada penelitian pengembangan;
8. Bagaimana perumusan variabel penelitian pada penelitian ex post facto.
5 | P a g e
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah memberikan informasi tentang:
1. pengertian variabel peelitian
3. jenis-jenis variabel penelitian
3. perumusan variabel penelitian pada penelitian kualitatif
4. perumusan variabel penelitian pada penelitian kuantitatif
5. perumusan variabel penelitian pada penelitian tindakan kelas
6. perumusan variabel penelitian pada penelitian kebijakan/ evaluasi
7. perumusan variabel penelitian pada penelitian pengembangan
8. perumusan variabel penelitian pada penelitian ex post facto
1.4 Manfaat
Sebagai suatu hasil kerja yang dapat dijadikan sebagai bahan wacana dan
pustaka bagi pihak lain yang memiliki ketertarikan dibidang yang sama.
6 | P a g e
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Variabel
Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able yang
berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh
sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata variabel adalah sesuatu yang dapat
berubah; faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.
Dalam ilmu-ilmu natural, variabel-variabel yang digunakan umumnya
nyata dapat diamati, diraba dan dilihat, sehingga kurang menimbulkan keragu-
ragun akan maknanya. Dilain pihak, variabel atau konstrak yang dibangun dalam
ilmu sosial memerlukan definisi yang terang, supaya tidak dapat keragu-raguan,
dan dapat memperterang arti ataupun untuk membuat variabel atau konstrak
tersebut dapat digunakan secara operasional.
Variabel berasal dari kata “vary” yang berarti “berubah” dan “able” yang
berarti “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap
variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah.Secara Teoritis, para ahli
telah mendefinisikan variabel sebagai berikut :
1. Soeharto (1993:106)
variabel adalah kondisi atau karakteristik – karateristik yang
pengeksperimen di mana populasi dikontrol atau diobservasi
2. Menurut Suryabrata dalam Soeharto (1993:106),
variabel adalah sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek
pengamatan peneliti. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai
faktor – faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan
diteliti.
3. Kerlinger (1973)
7 | P a g e
Variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya : tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis
kelamin, golongan gaji, produktifitas kerja, dll.
Variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu
nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu
merupakan suatu yang bervariasi.
4. Hatch & Farhady (1981)
Variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek
dengan obyek yang lain.
5. Arikunto (2010:161)
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.
6. Kidder (1981)
Variabel adalah suatu kualitas ( qualities) dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya.
7. Glass & Hopkins (1984)
Variabel adalah karakter unit observasi yang mempunyai variasi.
8. Bhisma Murti (1996)
Variabel didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi nilai.
Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
9. Sandjaja (2006:81).
Variabel penelitian bisa didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur
memberikan nilai yang bervariasi. Ada pula yang mendefinisikan variabel
sebagai suatu karakteristik dari orang, objek, atau gejala yang memiliki
nilai yang berbeda-beda.
10. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002)
Variabel mengandung pengertian ukuran atau cirri yang dimiliki oleh
anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki
oleh kelompok yang lain.
8 | P a g e
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu.
Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dsb.
11. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007)
Variabel adalah konsep yang mempunyai variabilitas. Sedangkan konsep
adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu. Konsep
yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat
disebut sebagai variable.
Pengertian – pengertian menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pengertian variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).
Pengertian variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang
ditatap dalam suatu kegiatan penelitian, yang menunjukkan variasi, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Dari istilah “variabel” itulah terkandung makna
“variasi”. Variabel juga disebut sebagai kata “ubahan”, karena dapat berubah-
ubah variasi.
Ditinjau dari hadirnya variabel dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1) Peneitian variabel masa lalu
2) Penelitian variabel saat ini
3) Penelitian variabel yang akan datang
a. Penelitian variabel masa lalu
Yang dimaksud penelitian masa lalu adalah penelitian tentang variabel
yang kejiannya sudah terjadi sebelum penelitian dilaksanakan. Contoh penelitian
“ex post facto” terdiri dari tiga kata yaitu ex diartikan dengan observasi atau
pengamatan, post artinya sesudah, dan facto adalah fakta atau kejadian. Arti
keseluruhannya, pengamatan dilakukan setelah kejadian lewat. Guru melakukan
9 | P a g e
setelah kurikulum dikembangkan dengan KTSP , siswa tampak gairah belajar,
kemudian prestasi belajarnya meningkat. Disekolah-sekolah KTSP suah dimulai
sejak beberapa tahun yang lalu.
Dengan kejadian ini guru akan meneliti apakah ada pengaruh penggunaan
KTSP dibanding dengan kurikulum lama untuk materi-materi yang sama. Ketika
sudah dimiliki nilai dari semester tersebut, guru membuka nilai siswa pada
smester 1 yang lalu. Dengan rumus t-test, kedua nilai tersebut duhitung untuk
mengetahui ada perbedaan secara signifikan atau tidak. Dalam penelitian ini guru
tidak melakukan suatu peningkatan kulitas pembelajaran, tetapi hanya
mengkorelasikan nilai yang ada. Berlakunya KTSP bukan merupakan upaya guru
tersebut, tetapi karena kebijakan dari pemerintah, dan guru hanya mencermati
dampak dari adanya kebijakan tersebut.
b. Penelitian variabel saat ini
Penelitiin yang dilakukan terhadap variabel yang kejadiannya “saat ini”
merupakan penelitian yang dikenal dua tahun terakhir yaitu penelitian tindakan.
Dalam penelitian model ini peneliti dengan sengaja memunculkan variabel yang
dikenakan kepada subjek tindakan. Maksud peneliti memberikan tindakan kepada
subjek tindakan adalah mencobakan pemeberian tindakan dan selama proses
berlangsung tindakan yang dicobakan tersebt diamati.
c. Penelitian variabel yang akan datang
Selain penelitian terhadap variabel masalalu yang variabelnya sudah hadir
sebelum penelitian dilaksanakan dan penelitian yang variabelnya ada langsung
diteliti proses kehadiran dan berlangsungnya kejadian, ada juga penelitian yang
menghadirkan variabel, yaitu dengan sengaja membuat agar ada variabel yang
hadir, kemudian diteliti dan dicermati bagaimana dampakanya.
2.2 Jenis-Jenis Variabel
Pada dasarnya variabel dapat dibedakan atas variabel yang kuantitatif dan
kualitatif. Variabel kuantitatif adalah variabel yang nilainya dapat diukur atau
10 | P a g e
dapat dibuat angka, misalnya jumlah penduduk, luas kota, umur, dan sebagainya.
Sedangkan Varibel kualitatif adalah variabel yang nilainya tidak dapat dibuat
angka karena berupa kualitas, misalnya kemampuan siswa, minat, kedisiplinan,
dan sebagainya. Selain itu variabel juga terbagi ke dalam beberapa klasifikasi
berdasarkan :
a. Hasil Jenis dan Sifatnya
1) Variabel kontinue
Variabel kontinue adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam
jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Contoh variabel ini
misalnya berat, tinggi, luas, pendapatan, dan sebagainya. Untuk berat badan
misalnya, kita dapat menulis 75,0kg, atau 76,14kg, dan sebagainya. Luas panen,
bisa 14,2 ha, 14, 49 ha, dan sebagainya.
2) Variabel descrete
Variabel descrete dalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk pecahan atau desimal dibelakang koma. Variabel ini sering juga
dinyatakan sebagai varibel kategori kalau dia mempunyai dua kategori saja
dinamakan juga variabel dikhotom. Misalnya, jenis kelamin, terdiri atas laki-laki
dan perempuan,. Status perkawinan , terdiri atas laki-laki dan perempuan. Status
perkawinan, bisa kawin atauu tidak kawin. Jika ada lebih dari tiga ketgori disebut
juga variabel politom. Tingakt pendidikan adalah variabel politom. Bisa SD,
SMP, SMA, perguruan tinggi dan sebagainya. Jumlah anak merupakn variabel
yang descrete. Jjumlah anak hanya bisa : 3, 4, atau 10. Tidak mungkin ada jumlah
anak : 4,4 ;21/2, dan sebagainya..
3) Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contohnya pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan dalam
mengetik. Variabel independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel
dependenya adalah keterampilan mengetik dan variabel control yang ditetapkan
11 | P a g e
sama misalnya, adalah naskah yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama,
ruang tempat mengetik sama.
4) Variabel dependen dan variabel bebas
Dalam hal ini terdapat dua variabel , misalnya anatara variabel Y dan
variabel X maka jika variabel Y disebabkan oleh variabel X maka variabel y
dinamakan variabel dependen dan variabel X adalah variabel bebas. Variabel
bebas adalah antecedent dan variabel dependen dalah konsekuensi. Variabel yang
tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen. Contoh, jika
dipikirkan ada hubungan anatara konsumsi ddan pendapatan, dimana dengan
bertambahnya pendapatan, konsumsi juga akan bertambah, maka konsumsi adalah
variabel dependen dan pendapatan adalah variabel bebas, dalam model
matematika, hubungan tersebut dapat dinaytakan dalam fungsi, yaitu X = F ( Y)
Dimana: Y = pendapatan (rupiah pertahun)
X = Konsumsi (rupiah pertahun)
F = Fungsi
5) Fariabel moderator dan variabel random
Jika dilihat suatu hubungan antar fariabel, biasanya erdapat sebuah
variabel dependen dan beberapa variabel bebas, dan semua variabel bebas telah
diperkirakan dalam membuat hubungan tersebut. Jika Y adalah variabel dependen
dan variabel ini terantung dari empat variabel bebas X1, X2, X3, dan X4. Makan
fungsinya adalah :
Y = F (X1, X2, X3, X4)
Jika ada fariabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap variabel
dependen tersebut, tetapi diangap mempunyai pengaruh utama, maka variabel ini
dinamakan variabel moderator. Misalnya, variabel yang mempengaruhi
demandterhadap ikan (Y) adalah harga ikan (X1), pendapatan (X2), dan harga
daging (X3), variabel tersebut adalah variabel utama. Jika umur (X4) juga
berpengaruh, tetapi bukanlah sebagai penyebab utama, maka umur merupakan
variabel moderator.
Disamping variabel-variabel tertentu yang nyata-nyata mempengaruahi
variabel dependen, masih terdapat jenis-jenis variabel lain yang tidak dimasukkan
12 | P a g e
dalam persamaan hubungan diatas. Variabel ini dinamakan variabel random, dan
pengaruhnya dapat dilihat berdasarkan error yang timbul dalam mengadakan
estimasi. Pada hubungan-hubungan yang stokhatk, variabel random ini selalu
diestamasikan sebagai pertinggal dari estimasi variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen.
6) Variabel aktif
Variabel yang dimanipulasikan oleh peneliti dinamakan variabel aktif. Jika
seorang peneliti memanipulasikan metode mengajar, cara menghukum
mahasiswa, maka metode mengajar cara menghukum, adalah variabel-variabel
aktif, karena variabel ini dapat dimanipulasikan.
7) Variabel atribut
Ada juga variabel-variabel yang tidak bisa dimanipulasukan ataupun sukar
dimanipulasikan. Ariabel demikian dinamakan variabel stribut. Variabel-variabel
atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti intelegensia, jenis
kelamin, status sosial, pendidikan, sikap, dan sebagainya. Variabel-varaiabel yang
merupakan objek inanimate (inanimate objects) seperti populasi, rumah tangga.
2.3 Variabel Penelitian Kualitatif
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau
gejala sosial dengan lebih menitikberatkan pada gambaran yang lengkap tentang
fenomena yang dikaji daripada memerincinya menjadi variabel-variabel yang
saling terkait.
Secara umum penelitian kualitatif mempunyai tujuan :
1. Menggambarkan dan mengungkapkan
2. Menggambarkan dan menjelaskan
3. Menguji atau memahami
4. Menemukan atau mengembangkan
Adapun langkah-langkah perumusan tujuan penelitian dalam penelitian
kualitatif menurut Sugiyono (2011) yaitu:
13 | P a g e
a. Diawali dari latarbelakang, dikemukakan gambaran keadaan yang
sedng terjadi selanjutnya dikaitkan dengan peraturan/kebijakan,
perencanaan, tujuan, teori, pengalaman.
b. Fokus penelitian, dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian yang
dimaksud adalah batasan masalah.
c. Rumusan masalah, merupakan pertanyaan penelitian yang
jawabannya akan diujuan cari melalui penelitian.
d. Tujuan penelitian, secara umum tujuan penelitian adalah
menemukan, mengembangkan, dan membuktikan. Sedangkan secara
khusus tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan.
Menemukan berarti sebelumnya pernah ada atau belum diketahui.
Dengan metode kualitatif, maka peneliti dapat menemukan
pemahaman luas dan mendalam terhadap situasi sosial yang
kompleks, memahami situasi sosial yang kompleks, memahami
interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat ditemukan
hipotesis.
Menurut Moleong dalam Arikunto (2008; 8-12). Terdapat sebelas
karakeristik penelitian kualitatif yang harus dipenuhi yaitu:
1. Latar alamiah
2. Manusia sebagai alat
3. Metode kualitatif
4. Analisis data secara induktif
5. Teori dari dasar (grounded theory)
6. Deskriptif
7. Lebih mementingkan proses daripada hasil
8. Adanya batas yang ditentukan oleh fokus
9. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data
10. Desain yang bersifat sementara
11. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama
14 | P a g e
Contoh MerumuskanVariabel Penelitian Kualitatif
Judul: “PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
MATA KULIAH PSIKOLOGI UMUM DENGAN MODEL LESSON
STUDY PADA PROGRAM STUDI PGSD FKIP-UMS
Idntifikasi Variabel
Variabel Atribut : Peningkatan Kualitas Pembelajaran Mata Kuliah Psikologi
Variabel Kontrol : Dengan Model Lesson
Variabel Dependen : Pada Program Studi Pgsd Fkip-Ums
Operasionalisasi Variabel Penelitian Pengembangan
a. Disebut Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel Kontrol dengan
meningkatkan kualitas pembelajaran sering dipakai oleh peneliti dalam
penelitian yang bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental
dengan menggunakan model lesson misalnya.
b. Ada juga variabel-variabel yang tidak bisa dimanipulasukan ataupun sukar
dimanipulasikan. Ariabel demikian dinamakan variabel stribut. Variabel-
variabel atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti
intelegensia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, sikap, dan sebagainya.
c. Variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel dependen,
disebutkan bahwa dalam program terentu dengan meningkatkan kalitas
pembelajaran tersebut dengan melibatkan pesert program studi PGSD Fkip
Ums yang akan tergantung oleh kualitas pembelajaran yang berlangsung.
15 | P a g e
2.4 Variabel Penelitian Kuantitatif
Variabel kuantitatif dibedakan menjadi dua jenis variabel yaitu deskret dan
kontinu. Perbedaan secaea umum diantara keduanya adalah; pada variabel deskret
digunakan untuk melihat hasil perhitungan sedangkan pada variabel kontinu untuk
melihat hasil dari pengukuran.
1. Variabel kontinue
Variabel kontinue adalah variabel yang dapat kita tentukan nilainya dalam
jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas. Contoh variabel ini
misalnya berat, tinggi, luas, pendapatan, dan sebagainya. Untuk berat badan
misalnya, kita dapat menulis 75,0kg, atau 76,14kg, dan sebagainya. Luas panen,
bisa 14,2 ha, 14, 49 ha, dan sebagainya.
2. Variabel descrete
Variabel descrete dalah konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk pecahan atau desimal dibelakang koma. Variabel ini sering juga
dinyatakan sebagai varibel kategori kalau dia mempunyai dua kategori saja
dinamakan juga variabel dikhotom. Misalnya, jenis kelamin, terdiri atas laki-laki
dan perempuan,. Status perkawinan , terdiri atas laki-laki dan perempuan. Status
perkawinan, bisa kawin atauu tidak kawin. Jika ada lebih dari tiga ketgori disebut
juga variabel politom. Tingakt pendidikan adalah variabel politom. Bisa SD,
SMP, SMA, perguruan tinggi dan sebagainya. Jumlah anak merupakn variabel
yang descrete. Jjumlah anak hanya bisa : 3, 4, atau 10. Tidak mungkin ada jumlah
anak : 4,4 ;21/2, dan sebagainya.
Ketika melakukan penelitian kuantitatif, yang paling bagus untuk
penelitian adalah menggunakan konsep dimensi. Karena konsep dimensi juga
lebih mudah untuk digunakan dan diterapkan pada semua macam budaya yang
ada. Penghitungan menggunakan konsep dimensi juga lebih mudah untuk
dihasilan dalam bentuk data. Sehungga dapat dianalisa dengan menggunakan
metode statistik akurat.
16 | P a g e
Contoh Merumuskan Variabel Penelitian Kuantitatif
Judul : “TERDAPAT HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI
DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN PENYESUAIAN
SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII PROGRAM AKSELERASI DI
SMP NEGERI 6 SURAKARTA”
Idntifikasi Variabel Kuantitatif
Variabel deskret : Hubungan Antara Kecerdasan Emosi
Variabel Kontinu : Interaksi Teman Sebaya Dengan Penyesuaian Sosial
Operasionalisasi Variabel Penelitian Kuantitatif
a) Dalam variabel deskret yaitu variabel yang dapat kita tentukan nilainya
dalam jarak jangkau tertentu dengan desimal yang tidak terbatas terdapat
pernyataan dimana hubungan antara kecerdasan emosi dpat diukur dengan
menyajikan dengan kuantitas persen (%).
b) Dalam Variabel descrete diamana konsep yang nilainya tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal dibelakang koma, karena
interaksi teman sebaya dan penyesuaian sosial dapat diukur dengan
penilaian sikap setiap individu yang mengamati.
2.5 Variabel Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan Kelas berorientasi pada pemecahan masalah
pembelajaran yang menggunakan siklus-siklus berspiral dari identifikasi masalah,
analisis masalah (pemilihan masalah yang urgen), perumusan masalah yang layak
untuk ditindaki. Setelah itu, dapat dirumuskan hipotesis tindakan, diikuti dengan
perencanaan dan pelaksanaan tindakan, pengumpulan data yang sistematik,
analysis, evaluasi dan refleksi.
17 | P a g e
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
masalah pembelajaran di sekolah (Muslich, hal. 10). Tujuan PTK adalah
meningkatkan dan/atau memperbaiki praktik pembelajaran di sekolah,
meningkatkan relevansi pendidikan, meningkatkan mutu pendidikan, dan efisiensi
pengelolaan pendidikan (Suyanto dalam Basrowi & Suwandi, hal. 54).
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas bukanlah untuk menemukan
pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas. Tujuan penelitian
tindakan kelas adalah untuk memperbaiki praksis secara langsung, di sini dan
sekarang.
Perumusan tujuan PTK harus konsisten dengan hakikat permasalahan yang
dikemukakan dalam bagian-bagian sebelumnya. Sebagai contoh dapat
dikemukakan penelitian tindakan kelas PTK di bidang IPA yang bertujuan
meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi
pembelajaran yang dianggap sesuai, pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar mengajar dan lain sebagainya. Pengujian dan/atau pengembangan strategi
pembelajaran bukan merupakan rumusan tujuan penelitian tindakan kelas PTK.
Ketercapaian tujuan hendaknya dapat diverfikasi secara obyektif.
Contoh Perumusan Variabel Penelitian Tindakan Kelas
Judul: “Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan Metpde Discovery
Pada Siswa Kelas Vi Di Sdn 3 Teluk Palinget Kecamatan Pulau Petak
Kabupaten Kapuas Tahun Pelajaran 2011/2012”
Idntifikasi Variabel
Variabel Kontrol : Pembelajaran Sejarah Dengan Menggunakan Metpde
Discovery
Variabel dependen : Siswa Kelas VI Di Sdn 3 Teluk Palinget Kecamatan
Pulau Petak
18 | P a g e
Operasionalisasi Variabel Penelitian Tindakan Kelas
Variabel Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini,
maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran penemuan (discovery) adalah : Suatu cara mengajar
yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar
pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri.
Agar anak dapat belaiar sendiri.
2. Motvasi belajar adalah: Suatu proses untuk menggiatkan motif-motif
menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan
mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang
mendorong tingkah. lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan
tertentu.
3. Prestasi belajar adalah: Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.
2.6 Variabel Penelitian Kebijakan & Evaluasi
Variabel dalam penelitian kebijakan bersifat khas, yaitu variabel-variabel
lunak dan variabel inilah yang harus dioperasionalisasikan. Pada tahap ini dan
sangat erat kaitannya dengan keseluruhan proses penelitian kebijakan, seperangkat
pertanyaan penelitian akan diformulasikan secara spesifik, dengan cara tertentu,
terutama berkenaan dengan pengaruh variabel-variabel lunak yang dipilih
terhadap masalah sosial.
Untuk mempermudah penjelasan sebagai variabel pengaruh diberi simbol
X dan variabel terpengaruh diberi simbol Y. Variabel pengaruh dapat saja bersifat
berganda, seperti X1, X2, X3 dan seterusnya, sepanjang masih dalam kategori
variabel lunak. Variabel terpengaruh dapat bersifat tunggal atau ganda, seperti Y1,
Y2 dan seterusnya.
19 | P a g e
Contoh Perumusan Variabel Penelitian Kebijakan & Evaluasi
Judul: “Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda pada SMK 5
Makassar”
Identifikasi Variabel
Variabel atribut : Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda
Variabel dependen : SMK 5 Makassar
Operasionalisasi Variabel Penelitian Kebijakan & Evaluasi
Yerdapat variabel yang tidak bisa dimanipulasukan ataupun sukar
dimanipulasikan. Variabel demikian dinamakan variabel stribut, Variabel-
variabel atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti intelegensia,
jenis kelamin, status sosial, pendidikan, sikap, dan sebagainya. Variabel-varaiabel
yang merupakan objek inanimate (inanimate objects) seperti populasi, rumah
tangga.
2.7 Variabel Penelitian Pengembangan
Contoh Perumusan Variabel Penelitian Pengembangan
JUDUL: “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Game Edukasi pada
Mata Pelajaran Sejarah untuk Kelas X Akuntansi SMK Negeri 1 Malang”
Idntifikasi Variabel Pemgembangan
Variabel terikat :Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Game
Edukasi
Variabel bebas :Mata Pelajaran Sejarah untuk Kelas X Akuntansi SMK
Negeri 1 Malang
Operasionalisasi Variabel Penelitian Pengembangan
20 | P a g e
a. Pengembangan media pembelajaran adalah kondisi dimana seseorang sudah
memiliki seperangkat kemampuan dan perilaku diri yang diperlukan pada
setiap pekerjaan yang berkaitan dengan animasi mulai dari manual peta dan
kemampuan pengoperasian komputer berbasis teknologi, baik bagi orang
yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja. Sehingga orang yang sudah
memiliki kriteria tersebut sudah memiliki kriteria kesiapan kerja tersebut
telah mampu untuk bekerja.Seperangkat kemampuan tersebut terdiri atas:
1. Kemampuan bertanggungjawab dalam proses produksi animasi terdiriatas:
displin dalam menyiapkan sketsa gambar sampai mentransferkan gambar
ke komputer, memenuhi standar dalam hal peta dan pengoperasian
komputer berbasis teknologi animasi, fokus dalamdalam setiap pengerjaan
produksi animasi, menghargai fasilitas atau peralatan yang digunakan
untuk produksi animasi.
2. Kemampuan menyesuaikan diri (fleksibel) di lingkungan kerja terdiriatas:
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan situasi kerjaanimasi,
kemampuan dalam menerima perubahan-perubahan yang adapada
lingkungan kerja, kemampuan untuk lebih aktif dalam setiappengerjaan
produksi animasi, kemampuan untuk mentaati danmengikuti setiap
petunjuk pengerjaan produksi, kemampuan untukmelaksanakan tuntutan
dalam proses pengerjaan gambar danmentransferkan ke komputer berbasis
teknologi animasi
3. Kemampuan menguasai keterampilan animasi terdiri atas:
mampumengoperasikan komputer grafis; mampu menggambar bentuk,
teknik dan sketsa; menguasai animasi 2D dan 3D; mampu
memproduksianimasi atau game; mampu membuat videografi dalam
produksianimasi; mampu dan mau mempelajari keterampilan baru di
bidanganimasi;
4. Kemampuan melakukan komunikasi dalam proses produksi animasiterdiri
atas: kemampuan melakukan kerja sama dengan rekan
dalammenyelesaikan produksi animasi, mampu bersikap suportif,
mampumenjalankan prinsip-prinsip berkomunikasi.
21 | P a g e
5. Kemampuan menilai diri sendiri dalam melaksanakan proses
produksianimasi terdiri atas: percaya terhadap kemampuan diri
dalammembuat animasi, mengenali dan memahami diri sendiri
keterampilanyang dimiliki pada bidang animasi.
6. Kemampuan menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja terdiriatas:
mampu menerapkan prosedur K3, mampu mengendalikan stresdan
kelelahan baik pada saat drawing atau mentransfer gambar kekomputer
berbasis animasi, mampu menjalankan tugas sesuaiprosedur.
b. Inventori merupakan satu alat yang berbentuk daftar beberapa itempernyataan
yang harus dijawab oleh responden yang digunakan untukmenaksir dan
menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, sikap tertentu,dst.
2.8 Variabel Penelitian Ex Post Facto
Dasar penelitian ex post facto adalah:
1. Menilai dengan subjek yang berbeda pada variable bebas dan mencoba untuk
menentukan konsekuensi yang berbeda. Contoh: pengaruh orang tua tunggal
dan orang tua lengkap(variable terikat) terhadap pembolosan (variabel bebas).
2. Dimulai dari subjek yang berbeda sebagai variable terikat dan berusaha
menentukan penyebabnya dari perbedaan itu. Contoh: perbandingan siswa
yang latarnya dari sekolah tinggi dengan orang-orang yang drop out(variable
terikat) pada variable bebas seperti motivasi atau kedisiplinan.
Karakteristik Penelitian Ex Post Facto adalah :
1. Data dikumpulkan setelah semua peristiwa terjadi.
2. Variabel terikat ditentukan terlebih dahulu, kemudian merunut ke
belakang untuk menemukan sebab, hubungan, dan maknanya.
22 | P a g e
3. Penelitian deskriptif yaitu menjelaskan penemuannya sebagaimana yang
diamati.
4. Penelitian korelasional, mencoba menemukan hubungan kausal fenomena
yang diteliti.
5. Penelitian eksperimental, dan ex post facto dasar logika yang digunakan
dan tujuan yang ingin dicapai sama yaitu menentukan validitas empiris.
Contoh: jika x maka y. Perbedaan antara penelitian eksperimen dan ex
post facto adalah tidak ada kontrol langsung variable bebas dalam
penelitian ex post facto.
6. Penelitian ex post facto dilakukan jika dalam beberapa hal penelitian
eksperimen tidak dapat dilaksanakan. Hal tersebut adalah:
d. Jika tidak mungkin memilih, mengontrol, dan memanipulasi
faktor-faktor yang diperlukan untuk meneliti hubungan sebab
akibat secara langsung.
e. Jika control semua variable kecuali independent tunggal, tidak
realistik, dan artificial, mencegah interaksi yang normal dengan
variable lain yang mempengaruhi.
f. Jika kontrol secara laboratori untuk beberapa tujuan tidak praktis,
dari segi biaya dan etik dipertanyakan.
Contoh Perumusan Variabel Penelitian Ex Post Facto
Judul: “Analisia Pengaruh Kualitas Layanan Jasa Terhadap Kepuasan
Konsumen Untuk Meningkatkan Loyalitas Konsumen Indosat “
Idntifikasi Variabel Ex Post Facto
Variabel terikat : Analisia Pengaruh Kualitas Layanan Jasa
Variabel bebas : Kualitas jasa, kepuasan pelangan, dan loyalitas pelanggan.
23 | P a g e
Operasionalisasi Variabel ex post facto
Variabel bebas adalah antecedent dan variabel dependen dalah
konsekuensi. Variabel yang tergantung atas variabel lain dinamakan variabel
dependen. Disamping variabel-variabel tertentu yang nyata-nyata mempengaruahi
variabel dependen, masih terdapat jenis-jenis variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam persamaan hubungan diatas. Variabel ini dinamakan variabel random, dan
pengaruhnya dapat dilihat berdasarkan error yang timbul dalam mengadakan
estimasi. Pada hubungan-hubungan yang stokhatk, variabel random ini selalu
diestamasikan sebagai pertinggal dari estimasi variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen.
24 | P a g e
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009).
Variabel dapat klasifikasikan menjadi beberapa penggolongan, yaitu :
berdasarkan sifat, skala, alat ukur pengumpulan datanya dan berdasarkan
hubungan antara dua variabel (Sugiyono, 2009). Variabel merupakan suatu istilah
yang berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata
variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai,
dan nilai itu berubah-ubah.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau
objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek lain. Sedangkan variabel penelitian dapat disimpulkan bahwa
merupakan suatu konsep atau unsur yang memiliki banyak variasi yang dijadikan
sebagai objek penelitian.
Variabel penelitian memiliki banyak jenis yang diklasifikasikan berdasarkan
sebagai Jenis dan Sifatnya:
a. Variabel Diskrit (discrete)
b. Variabel Kontinu
c. Variabel Bergantung (Dependen) dan Variabel Bebas (Independen)
d. Variabel Intervening
e. Variabel Kontrol
f. Variabel Moderat
g. Variabel Aktif
h. Variabel Atribut
25 | P a g e
Variabel – variabel ini perlu dioperasionalkan agar dapat digunakan dalam
sebuah penelitian. Proses ini dikenal dengan nama Operasionalisasi Variabel
Penelitian. Operasionalisasi penelitian adalah proses penguraian variabel
penelitian kedalam sub variabel, dimensi, indikator sub variabel, dan pengukuran.
Pemecahan variabel – variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut
kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi kategori – kategori data yang harus
dikumpulkan oleh peneliti. Setelah dilakukan operasionalisasi ini maka dapat
dilakukan pencarian data sesuai variabel – variabel yang telah ditentukan. Dengan
operasionalisasi maka hasil penelitian nantinya akan sesuai dengan yang
diharapkan.
3.2 Saran
Bagi para pembaca yang ingin mengetahui secara pasti mengenai cara
merumuskan tujuann penelitian, diharapkan dapat membuat rumusan masalah
secara tepat karena hal tersebut sangat berkaitan untuk menyusun tujuan. Bagi
para calon peneliti dan mahasiswa, agar lebih bisa mendalami cara membuat
rumusan tujuan dengan tepat agar dalam penyusunan karya tulis nanti dapat
tertolong dan lebih memudahkan agar proses penelitian dapat berjalan lancar.
26 | P a g e
DARTAR PUATAKA
Sumber buku:
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Nazir, Mohammad. 2009. Metode Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia
Universitas Jember. 2011. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Jember: UPT
Penerbitan Universitas Jember
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuatitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta
Simber Internet:
http://www.bimbingan.org/bagaimana-contoh-variabel-penelitian-kuantitatif.htm
(diakses selasa 10 Des. 13)
http://ian-manoppo.blogspot.com/2012/10/sekilas-penelitian-ex-post-facto.html
(diakses selasa 10 Des. 13)
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00342-MN%20Bab%203.pdf (diakses
02 Desember 2013)
http://eprints.undip.ac.id/34667/6/1734_CHAPTER_III.pdf (diakses 02 Desember
2013)
27 | P a g e