metpen kuantitatif.docx

24
MAKALAH POPULASI DAN SAMPELUntuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif yang di bina oleh dosen Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo, M. Pd. Nama : Ahmad Zaky Abroriansyah NIM : 142710003 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

Upload: hasn-tolky

Post on 16-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metpen Kuantitatif.docx

MAKALAH

“POPULASI DAN SAMPEL”

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif yang di bina oleh dosen Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo, M. Pd.

Nama : Ahmad Zaky Abroriansyah

NIM : 142710003

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM – MALANG

Page 2: Metpen Kuantitatif.docx

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu

secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian

merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga

diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas

masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat

dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang

pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan

data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk

memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti

itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat

diandalkan. Ketidak tepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat

menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur

ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan antara kemungkinan yang paling

relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada

dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan

penganalisaan data.

Salah satu bagian dalam penelitian adalah menentukan popolasi dan sampel

penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan menggunakan penarikan sampel,

karena dibandingkan metode sensus penarikan sampel lebih praktis, hemat biaya, dan tidak

banyak menyita waktu maupun tenaga. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut

sebagai penarikan sampel1.

Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka makalah ini akan mengkaji

tentang mengkaji pengertian populasi dan sampel serta ragam dan jenisnya. Agar kita lebih

memahami tentang populasi dan sampel dalam rangka mempelajari metodologi penelitian.

Dalam sebuah penelitian keberadaan populasi dan sampel memiliki peranan yang sangat

penting. hal ini dikarenakan sampel penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data

baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif. Mengingat pentingnya populasi dan sampel

1 Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Kerjasama PPs Universitas Pendidikan Indonesia dengan Remaja Rosda Karya. 2011, hlm,251

Page 3: Metpen Kuantitatif.docx

dalam suatu penelitian tersebut, maka dibawah ini dibahas pengertian dari populasi dan

sampel, serta ragam/jenisnya.

2. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang diatas, bahwasannya pemakalah merumuskan

permasalahan sebagai berikut ini:

1. Bagainama Pengertian Populasi Dan Sampel?

2. Bagainama Teknik-Teknik Pengambilan Sampel?

3. Tujuan

Dari keterangan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, pemakalah

menentukan tujuan antara lain:

1) Mendeskripsikan Pengertian Populasi Dan Sampel.

2) Mendeskripsikan Teknik-Teknik Pengambilan Sampel.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Populasi Dan Sampel

a) Populasi

Populasi berasal dari kata Population (Bahasa Inggris), yang berarti jumlah

penduduk. Oleh karena itu apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan

menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya

juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan

selanjutnya, kata populasi menjadi populer, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya2.

Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer yang dipergunakan untuk

menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh

karenanya populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang

dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan

sebagainya,sehingga objek-objek itu dapat menjadi sasaran sumber data penelitian. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan unit yang memiliki ciri-ciri yang sama

2 Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2013. Hlm. 117

Page 4: Metpen Kuantitatif.docx

menurut kriteria penelitian yang sedang dilakukan, disebut populasi (population atau

universe)3.

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau

subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian. Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran

penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa

disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda

atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.

Contoh: Sebuah penelitian bertujuan mengukur tingkat kepuasan siswa SMA di Kota

Bandung terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro, maka keseluruhan siswa SMA di Kota

Bandung merupakan populasi. Untuk mewawancarai semua pelajar ini mengenai rasa

puasnya terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro tentunya sukar dilakukan karena memerlukan

waktu yang lama dan biaya yang besar.

Oleh karena itu peneltian akan dilakukan terhadap beberapa pelajar saja, yang dipilih

menurut suatu cara sampling tertentu. Kumpulan pelajar-pelajar (unit-unit sampling) yang

terpilih oleh sampling tersebut dinamakan sampel (sample).

Hadari Nawawi mengelompokkan populasi dari penentuan sumber data, yaitu:

1) Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya

secara kuantitatif. Misalnya jumlah siswa SMA di Kota Bandung pada tahun 2005

sebanyak 150.000 siswa, terdiri dari 78.000 murid laki-laki dan 72.000 murid

perempuan.

2) Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat

ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenanya, luas populasi bersifat tak

terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di

Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ketahun,

dan tiap kota. Tidak saja perhitungan terhadap jumlah gelandangan yang ada sekarang,

tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah gelandangan di waktu yang datang4.

Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan, populasi

homogen dan populasi heterogen.

3 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cetakan kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2014. Hlm. 137

4 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1983. Hlm. 141.

Page 5: Metpen Kuantitatif.docx

1) Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota pupolasi, memiliki

sifat-sifat yang relatif sama satu sama lainnya.

2) Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif memiliki sifat-

sifat individual, di mana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu

dengan lainnya. Dengan kata lain, bahwa individu anggota populasi memiliki sifat yang

bervariasi, sehingga memerlukan penjelasan terhadap sifat-sifat tersebut, baik secara

kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian sosial yang berobjekkan manusia atau

gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat amat unik dan kompleks

kecenderungan memiliki kategori populasi heterogen5.

b) Sampel

Adakalanya penelitian yang dilakukan tidak dapat menjangkau seluruh populasi,

karena berbagai keterbatasan. Untuk menyiasatinya dilakukan pengambilan dari sebagian

populasi yang dimaksud dalam penelitian. Unit yang terpilih dinamakan sampel. Dengan kata

lain sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih menjadi sasaran penelitian. Penentuan

terpilihnya anggota populasi menjadi anggota sampel memerlukan ketelitian tersendiri,

karena suatu sampel yang baik adalah sampel yang benar-benar mewakili seluruh

karakteristik yang ada pada populasi (representatif). Untuk menentukan sampel yang

representatif ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:

1) Derajat keseragaman (degree of homogenity) populasi. Populasi homogen cenderung

memudahkan penarikan sampel, sampai pada menentukan besar kecil sampel yang

dibutuhkan. Semakin homogen populasi, maka semakin besar kemungkinan penggunaan

sampel dalam jumlah kecil. Pada populasi heterogen, kecenderungan menggunakan

sampel, besar kemungkinan sulit dihindari, karena sampel harus dipenuhi oleh wakil-

wakil unit populasi. Oleh karena itu, semakin kompleks atau semakin tinggi derajat

keberagaman maka semakin besar pula sampel penelitian yang diperoleh.

2) Derajat kemampuan peneliti mengenai sifat-sifat khusus populasi. Selain mengenal

derajat keberagaman populasi, peneliti juga harus mampu mengenal ciri-ciri khusus

populasi yang sedang atau akan diteliti.

3) Presisi (keseksamaan) yang dikehendaki penelitian. Faktor ketiga ini biasanya

merupakan kebutuhan yang muncul pada penelitian survei atau penelitian kuantitatif

5Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005. Hlm. 100

Page 6: Metpen Kuantitatif.docx

lainnya. Populasi penelitian amat besar, sehingga derajat kemampuan peneliti dalam

mengenal karakteristik populasi amat rendah. Untuk menghindari kebiasan sampel, maka

dilakukan jalan pintas dengan cara menambah ukuran sampel. Oleh karenanya, apa bila

suatu penelitian menghendaki derajat presisis yang tinggi, maka merupakan keharusan

dari penelitian tersebut menggunakan sampel dengan ukuran yang besar, karena derajat

presisi menentukan besar kecilnya ukuran sampel. Pada permasalahan ini, presisi juga

tergantung pada tenaga, biaya, dan waktu, karena untuk mencapai derajat presisi tinggi,

peneliti harus mengeluarkan banyak tenaga, biaya maupun waktu untuk melayani sampel

dengan ukuran yang besar.

4) Penggunaan teknik sampling yang tepat. Penggunaan teknik sampling juga harus betul-

betul diperhatikan kalau mau mendapatkan sampel yang representatif. Salah dalam

penggunaan teknik sampling, berarti salah pula dalam memperolehs ampel6.

Sampel ditetukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis,

metode dan instrumen penelitian, disamping pertimbangan waktu, tenaga dan pembiayaan.

Sebagai mana dijelaskan diatas bahwa sampel terdiri dari subjek penelitian (responden) yang

menjadi sumberdata yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik penyampelan (teknik

sampling)7.

c) Kerangka Sampling

Kerangka sampling ialah daftar dari semua unsur sampling dalam populasi

sampling. Sebuah kerangka sampling yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :

1) Harus meliputi semua unsur sampel.

2) Tidak ada unsur sampel yang di hitung dua kali.

3) Harus up to date.

4) Batas-batasnya harus jelas.

Sebuah rencana yang berisi langkah-langkah untuk menentukan banyaknya unit

sampling yang akan dipilih, dan cara memilih unit-unit itu ke dalam sampel disebut rencana

sampling (sampling plan). Dengan perkataan lain, dapat pula dikatakan rencana sampling

adalah sebuah gambaran yang menyangkut kepada:

1) Penentuan populasi sasaran dan penentuan populasi penelitian.

6Ibid,Hlm. 102.7 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cetakan kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,

2014. Hlm. 138.

Page 7: Metpen Kuantitatif.docx

2) Penentuan bentuk dan ukuran satuan sampling.

3) Penentuan ukuran sampel

4) Penentuan cara memilih satuan sampling.

Apabila ke dalam rencana sampling kemudian dimasukan pula rencana analisis,

misalnya saja dimasukan pula rencana bagaimana menghitung rata-rata, persentase, varians,

dan lain sebagainya, maka namanya berubah menjadi rancangan sampling (sampling design).

Jadi rancangan sampling adalah rencana sampling ditambah cara-cara estimasi8.

d) Alasan Sampling

Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel adalah

sebagai beikut ini:

1) Ukuran populasi

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak

diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak

mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi

terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan

data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia

misalnya.

2) Masalah biaya

Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.

Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih

bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu

cara untuk mengurangi biaya.

3) Masalah waktu

Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian

populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan

kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih

cepat.

4) Percobaan yang sifatnya merusak

Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat

merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari

tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin 8Ibid.Hlm. 140

Page 8: Metpen Kuantitatif.docx

mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan

hanya pada sampel.

5) Masalah ketelitian

Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat

dipertanggungjawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan,

dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh

jadi peneliti akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan

itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

6) Masalah ekonomis

Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari

hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika

tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada

dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi9.

e) Ukuran Populasi dan Ukuran Sampel

Ukuran populasi (population size) adalah banyaknya unit sampling yang ada dalam

populasi itu. Lambang untuk ukuran populasi adalah N. Jika dalam sebuah populasi terdapat

10.000 unit sampling yang merupakan unit sampling terkecil yang akan dipilih, maka ukuran

populasi itu adalah 10.000, atau N = 10.000. Perhatikan bahwa populasinya hanya sebuah,

hanya 10.000 itu ukurannya.

Hal yang paling banyak dipersoalkan orang ketika melakukan penelitian adalah

ukuran sampel. Ketepatan jenis dan ukuran sampel yang diambil akan sangat mempengaruhi

keterwakilan populasi (representativeness) sampel terhadap populasi. Keterwakilan populasi

akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari hasil penelitian. Secara umum ada

kecenderungan bahwa semakin besar ukuran sampel akan semakin mewakili populasi. Rata-

rata dan simpangan baku sampel akan mewakili rata-rata dan simpangan baku dari populasi10.

2. Teknik-Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai

dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan

sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum,

ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / 9 Sangadji, Etta MamangdanSopiah.MetodologiPenelitian. Malang: Andi Yogyakarta. 2010.hlm. 146-14810 Nana Syaodih Sukmadinata. Op.cit. Hlm. 260

Page 9: Metpen Kuantitatif.docx

probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping / nonprobability

sampling11.

1) Probability Sampling

Probability sampling adalah tehnik sampling yang memberikan peluang atau

kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel. Pemilihan sampel dengan cara probabilitas (probability) ini sangat dianjurkan pada

penelitian kuantitatif. Dalam Probability sampling, ada 4 macam tehnik yang dapat

digunakan, antara lain12:

a. Sampling acak (random sampling)

Sampling acak adalah sampling dimana eleman-eleman sampelnya ditentuka atau

dipilih berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihannya dilakukan secara acak. Sampling acak

ini mempunyai kelemahan, antara lain: sampling jenis ini sukar atau sulit, ada kalanya tidak

mungkin memperoleh data lengkap tentang keseluruhan populasi. Sedangkan ciri sampling

acakan yaitu, setiap unsure dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk dipilih.

Dalam penelitian hal penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan responden

yang akan dijadikan sempel, makaa peneliti harus mengetahui jumlah responden yang ada

dalam populasi. Cara ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui

Daftar semua anggota dalam populasi dan masukkan dalam kotak yang diberi lubang

penarikan

Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat

Nomor anggota yang dikeluarkan adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian

Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.

b. Tehnik Klaser/Sampling Daerah/Area sampling (Cluster sampling)

Area sampling ini merupakan sampling menurut daerah atau pengelompokannya.

Tehnik klaser ini memilih sample berdasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek

secara alami berkumpul bersama. Langkah-langkah dalam menggunakan teknik klaser, yaitu:

Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi

Tentukan besar sampel yang digunakan

Tentukan dasar logika untuk menentukan klaser

11 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cet kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Hal. 14412 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet 17. Bandung: Alfabeta, 2012. Hal 81- 83

Page 10: Metpen Kuantitatif.docx

Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaser

Daftar semua objek dalam setiap klaser dengan membagi antara jumlah sampel dengan

jumlah klaser yang ada

Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaser

Jumlah sampel adalah jumlah klaser dikalikan jumlah anggota populasiper klaser

Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area sampling ini mempunyai

beberapa keuntgungan dan kelemahan, antara lain:

Keuntungan:

1. teknik ini dapat digunakan peneliti yang melibatkan jumlah populasi yang besar dan

tersebar didaerah yang luas,

2. pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang digunakan lebih murah kerana berpusat pada

daerah yang terbatas,

3. generalisasi yang diperoleh berdasarkan penelitian daerah-daerah tertentu dapat berlaku

pada daerah-daerah diluar sampel.

Kelemahan: jumlah individu dalam setiap daerah tidak sama

c. Sampling acakan secara proporsional (Proportionate stratified random sampling)

Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa

kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang

berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi dapat ditingkatkan dengan

menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh

besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Teknik stratifikasi ini

mempunyai beberapa langkah, yaitu:

Identifikasi jumlah total populasi

Tentukan jumlah sampel yang diinginkan

Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi

Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki

Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik

random diatas

Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada, sampai jumlah sampel yang ada

d. Sampling acakan secara tak proporsional menurut stratifikasi (disproportionate

stratified random sampling)

Page 11: Metpen Kuantitatif.docx

Sampling ini hampir sama dengan sampling stratifikasi, bedanya proporsi

subkategori-kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi. Hal

ini dilakukan karena subkategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya. Misal, kita

mengambil populasi tenaga pengajar yang terdiri atas guru besar, lector kepala, lector, lector

muda, dan asisten. Sampel dapat diambil secara merata yakni untuk masing-masing kategori

1/5 atau 20 persen.

Maka peneliti menentukan sampel atas pertimbangan proporsi yang dianggapnya

lebih representatif misalnya:

Guru besar 10%Lektor kepala 20%Lektor 25%Lektor muda 25%Asisten 20%

Bila jumlah sampel cukup besar, maka kepincangan sampling dengan sendirinya

teratasi. Sampling ini tidak memakan banyak waktu dibandingkan dengan sampling secara

proporsional. Sedangkan kelemahan sampling jenis adalah proporsi tiap kategori yang

sebenarnya menurut populasi jadi terganggu.

2) Non Probability Sampling

Tehnik non probability sampling merupakan cara pengambilan sampel yang pada

prinsipnya menggunakan pertimbangan tertentu yang digunakan oleh peneliti. Tehnik ini

dapat dalakukan dengan mudah dalam waktu yang sangat singkat. Tapi kelemahan tehnik ini

adalah hasilnya tidak dapat diterima dan berlaku bagi seluruh populasi, karena sebagian besar

dari populasi tidak dilibatkan dalam penelitian. Dalam tehnik non probability sampling ini

ada 4 macam tehnik memilih sampel, yaitu13:

a. Tehnik memilih sampel secara kebetulan (accidental sampling)

Tehnik ini dikatakan secara kebetulan karena peneliti memang sengaja memilih

sampel kepada siapapun yang ditemui peneliti atau by accident pada tempat, waktu, dan cara

yang telah ditentukan. Sampel aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang

kebetulan ada. Misalnya, menanyakan setiap orang yang dijumpai ditengah jalan untuk

meminta pendapat mereka tentang kenaikan harga. Teknik ini juga mempunyai kelebihan,

metode ini sangat mudah, murah, dan cepat untuk dilakukan. Sedangkan kekurangan teknik

ini adalah sampel ini sama sekali tidak representatif tentu saja tak mungkin diambil suatu

kesimpulan yang bersifat generalisasi.

13 Deni Darmawan. Op, cip. Hal 144

Page 12: Metpen Kuantitatif.docx

Teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, kelebihan dari tehnik ini adalah

mudah untuk dilakukan dan mudah memperoleh informasi yang diinginkan, sedangkan

kekurangan dari tehnik ini jika orang yang lewat bukan orang yang diharapkan dipilih

sabagai sampel, sehingga akan terjadi bias responden dan bias informasi. Misal, seorang

peneliti berdiri didepan pintu gerbang sekolah dan menanyai setiap siswa yang kebetulan

lewat pintu tersebut antara jam 08.00-10.00 pagi dan dilakukan berulang-ulang beberapa hari

sampai akhirnya informasi yang dicari telah tercapai.

b. Teknik Sampling sistematis

Sampling sistematis yaitu memilih sampel dari suatu daftar menurut urutan tertentu

atau ke-n. Misalnya, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang dari setiap anggota itu

diberi no urut 1-100, pengambilan sampel dipilih dari no ganji atau no genap saja atau

mungkin kelipatan dari no tertentu. Cara menentukan daftar individu, yaitu:

Tentuka besar sampel yang diinginkan

Silidiki jumlah populasi, yaitu nama atau data pada daftar itu

Untuk menarik nama pertama cabut suatu nomor secara acakan

Sebagai variasi dapat kita lakukan sebagai berikut, setelah memperoleh sejumlah individu

tertentu, kita ambil lagi suatu nomor baru secara acak untuk memilih jumlah orang

berikutnya dan seterusnya sampai tercapai jumlah sampel yang diinginkan.

Sampling sistematis ini mempunyai keuntungan dan kekurangan, yaitu:

Keuntungan, cara ini mudah dalam pelaksanaannya dan cepat diselesaikan serta

kesalahan tentang memilih individu mudah diketahui dan tidak mempengaruhi hasil

Kerugian, bahwa individu yang berada diantara yang kesekian dan kesekian

dikesampingkan, sehingga cara ini tidak sebaik sampling acakan.

c. Memilih sampel dengan tehnik bertujuan (purposive sampling)

Penelitian tertentu dilakukan secara intensif untuk memperoleh gambaran utuh

tentang suatu kasus. Tehnik ini biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif, penelitian ini

bertujuan mempelajari kasus-kasus tertentu atau pertimbangan tertentu. Misal, penelitian

tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli

politik. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:

Kelebihan,

Page 13: Metpen Kuantitatif.docx

Sampel ini dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dengan desain penelitian

Cara ini relatif mudah dan murah untuk dilaksanakan

Sampel yang dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan penelitian dapat didekati

Kekurangan,

Tidak ada jaminan sepenuhnya bahwa sempel itu representatif seperti halnya dengan

sampel acakan atau random

Setiap sampling yang acakan atau random yang tidak memberikan kesempatan yang sama

untuk dipilih kepada semua anggota populasi

Tidak dapat dipakai penggolongan statistik guna mengambil kesimpulan

d. Memilih sampel dengan kuota atau jatah (Quota sampling)

Sampling kuota ini merupakan metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri

tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Misalnya, peneliti ingin mengetahui

kinerja suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah, jumlah sampel ditentukan 500 jika data

belum sampai 500 maka penelitian tersebut belum selesai. Teknik ini juga mempunyai

kekurangan dan kelebihan, yaitu:

Kelebihan,

Dalam pelaksanaannya mudah, murah, dan cepat

Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai

generalisai umum

Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri

yang kita inginkan

Kekurangan,

kecenderungan memilih orang yang mungkin didekati bahkan yang dekat pada kita yang

mungkin ada biasanya

memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya

e. Memilih sampel dengan cara ”getok tular” (snowball sampling)

Sampling ini adalah teknik penentu sampel yang mula-mula jumlahnya kecil

kemudia membesar. Misal, peneliti akan meneliti siapa provokator kerusuhan. Sampling ini

mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:

Page 14: Metpen Kuantitatif.docx

Kelebihan, Sampling ini digunakan untuk meneliti penyebaran informasi tertentu dikalangan

kelompok terbatas sampling serupa ini sangat bermanfaat

Kekurangan, Dalam penentuan kelompok bermula ada unsur subyektif , jadi tidak dipilih

secara random atau acak dan Penanganannya sukar sekali dikendalikan jika jumlah sampel

melebihi 100 orang

f. Sampling jenuh dan padat

Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila seluruh populasi dijadikan sampel, hal ini

sering digunakan bila jumlah populasi relatif kecil. Misal, semua guru disuatu sekolah.

Sedangkan dikatakan padat bila jumlah sampel lebih dari setengah dari populasi, misalnya

25-30 orang dari populasi 50 orang. Sampling jenuh baik digunakan jika julah populasinya

dibawah 100 orang. tapi, apabila jumlah samplingnya lebih dari 100 orang maka sampling

jenuh tidak praktis lagi dikarenakan biaya dan waktu yang digunakan sangat banyak.

Page 15: Metpen Kuantitatif.docx

C. KESIMPULAN

1. Pengertian Populasi Dan Sampel

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau

subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian. Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Hadari Nawawi

mengelompokkan populasi dari penentuan sumber data, yaitu: Populasi terbatas dan Populasi

tak terhingga.

Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih menjadi sasaran penelitian.

Kerangka sampling ialah daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Adapun

alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel adalah Ukuran populasi,

Masalah biaya, waktu, Percobaan yang sifatnya merusak, Masalah ketelitian dan Masalah

ekonomis.

2. Teknik-Teknik Pengambilan Sampel

1) Probability Sampling

a) Sampling acak (random sampling)

b) Tehnik Klaser/Sampling Daerah/Area sampling (Cluster sampling)

c) Sampling acakan secara proporsional (Proportionate stratified random sampling)

d) Sampling acakan secara tak proporsional menurut stratifikasi (disproportionate

stratified random sampling)

2) Non Probability Sampling

a) Tehnik memilih sampel secara kebetulan (accidental sampling)

b) Teknik Sampling sistematis

c) Memilih sampel dengan tehnik bertujuan (purposive sampling)

d) Memilih sampel dengan kuota atau jatah (Quota sampling)

e) Memilih sampel dengan cara ”getok tular” (snowball sampling)

f) Sampling jenuh dan padat

Page 16: Metpen Kuantitatif.docx

DAFTAR RUJUKAN

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005

Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cetakan kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2014.

Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1983.

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah.Metodologi Penelitian. Malang: Andi Yogyakarta. 2010.

Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2013.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Kerjasama PPs Universitas Pendidikan Indonesia dengan Remaja Rosda Karya. 2011