metpen kuantitatif.docx
TRANSCRIPT
MAKALAH
“POPULASI DAN SAMPEL”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif yang di bina oleh dosen Dr. H. Sugeng Listyo Prabowo, M. Pd.
Nama : Ahmad Zaky Abroriansyah
NIM : 142710003
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM – MALANG
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia ilmu
secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh. Penelitian
merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara tersendiri sehingga
diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas
masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat
dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan
data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk
memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti
itu, peneliti dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat
diandalkan. Ketidak tepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat
menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur
ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan antara kemungkinan yang paling
relevan dengan pertanyaan serta menghindari adanya bias. Sebab, penelitian ilmiah pada
dasarnya merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan dan
penganalisaan data.
Salah satu bagian dalam penelitian adalah menentukan popolasi dan sampel
penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan menggunakan penarikan sampel,
karena dibandingkan metode sensus penarikan sampel lebih praktis, hemat biaya, dan tidak
banyak menyita waktu maupun tenaga. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut
sebagai penarikan sampel1.
Berdasarkan masalah yang dikemukakan diatas, maka makalah ini akan mengkaji
tentang mengkaji pengertian populasi dan sampel serta ragam dan jenisnya. Agar kita lebih
memahami tentang populasi dan sampel dalam rangka mempelajari metodologi penelitian.
Dalam sebuah penelitian keberadaan populasi dan sampel memiliki peranan yang sangat
penting. hal ini dikarenakan sampel penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data
baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif. Mengingat pentingnya populasi dan sampel
1 Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Kerjasama PPs Universitas Pendidikan Indonesia dengan Remaja Rosda Karya. 2011, hlm,251
dalam suatu penelitian tersebut, maka dibawah ini dibahas pengertian dari populasi dan
sampel, serta ragam/jenisnya.
2. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, bahwasannya pemakalah merumuskan
permasalahan sebagai berikut ini:
1. Bagainama Pengertian Populasi Dan Sampel?
2. Bagainama Teknik-Teknik Pengambilan Sampel?
3. Tujuan
Dari keterangan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, pemakalah
menentukan tujuan antara lain:
1) Mendeskripsikan Pengertian Populasi Dan Sampel.
2) Mendeskripsikan Teknik-Teknik Pengambilan Sampel.
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Populasi Dan Sampel
a) Populasi
Populasi berasal dari kata Population (Bahasa Inggris), yang berarti jumlah
penduduk. Oleh karena itu apabila disebutkan kata populasi, orang kebanyakan
menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan. Hal tersebut ada benarnya
juga, karena itulah makna kata populasi yang sesungguhnya. Kemudian pada perkembangan
selanjutnya, kata populasi menjadi populer, dan digunakan dalam berbagai disiplin ilmu.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya2.
Dalam metode penelitian, kata populasi amat populer yang dipergunakan untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh
karenanya populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang
dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya,sehingga objek-objek itu dapat menjadi sasaran sumber data penelitian. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan unit yang memiliki ciri-ciri yang sama
2 Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2013. Hlm. 117
menurut kriteria penelitian yang sedang dilakukan, disebut populasi (population atau
universe)3.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran
penelitian merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa
disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda
atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.
Contoh: Sebuah penelitian bertujuan mengukur tingkat kepuasan siswa SMA di Kota
Bandung terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro, maka keseluruhan siswa SMA di Kota
Bandung merupakan populasi. Untuk mewawancarai semua pelajar ini mengenai rasa
puasnya terhadap pelayanan jasa Pos dan Giro tentunya sukar dilakukan karena memerlukan
waktu yang lama dan biaya yang besar.
Oleh karena itu peneltian akan dilakukan terhadap beberapa pelajar saja, yang dipilih
menurut suatu cara sampling tertentu. Kumpulan pelajar-pelajar (unit-unit sampling) yang
terpilih oleh sampling tersebut dinamakan sampel (sample).
Hadari Nawawi mengelompokkan populasi dari penentuan sumber data, yaitu:
1) Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya
secara kuantitatif. Misalnya jumlah siswa SMA di Kota Bandung pada tahun 2005
sebanyak 150.000 siswa, terdiri dari 78.000 murid laki-laki dan 72.000 murid
perempuan.
2) Populasi tak terhingga, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat
ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karenanya, luas populasi bersifat tak
terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif. Misalnya, jumlah gelandangan di
Indonesia. Ini berarti harus dihitung jumlah gelandangan di Indonesia dari tahun ketahun,
dan tiap kota. Tidak saja perhitungan terhadap jumlah gelandangan yang ada sekarang,
tetapi juga dilakukan penafsiran jumlah gelandangan di waktu yang datang4.
Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan, populasi
homogen dan populasi heterogen.
3 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cetakan kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2014. Hlm. 137
4 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1983. Hlm. 141.
1) Populasi homogen, yaitu keseluruhan individu yang menjadi anggota pupolasi, memiliki
sifat-sifat yang relatif sama satu sama lainnya.
2) Populasi heterogen, yaitu keseluruhan individu anggota populasi relatif memiliki sifat-
sifat individual, di mana sifat tersebut membedakan individu anggota populasi yang satu
dengan lainnya. Dengan kata lain, bahwa individu anggota populasi memiliki sifat yang
bervariasi, sehingga memerlukan penjelasan terhadap sifat-sifat tersebut, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Pada penelitian sosial yang berobjekkan manusia atau
gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat amat unik dan kompleks
kecenderungan memiliki kategori populasi heterogen5.
b) Sampel
Adakalanya penelitian yang dilakukan tidak dapat menjangkau seluruh populasi,
karena berbagai keterbatasan. Untuk menyiasatinya dilakukan pengambilan dari sebagian
populasi yang dimaksud dalam penelitian. Unit yang terpilih dinamakan sampel. Dengan kata
lain sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih menjadi sasaran penelitian. Penentuan
terpilihnya anggota populasi menjadi anggota sampel memerlukan ketelitian tersendiri,
karena suatu sampel yang baik adalah sampel yang benar-benar mewakili seluruh
karakteristik yang ada pada populasi (representatif). Untuk menentukan sampel yang
representatif ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1) Derajat keseragaman (degree of homogenity) populasi. Populasi homogen cenderung
memudahkan penarikan sampel, sampai pada menentukan besar kecil sampel yang
dibutuhkan. Semakin homogen populasi, maka semakin besar kemungkinan penggunaan
sampel dalam jumlah kecil. Pada populasi heterogen, kecenderungan menggunakan
sampel, besar kemungkinan sulit dihindari, karena sampel harus dipenuhi oleh wakil-
wakil unit populasi. Oleh karena itu, semakin kompleks atau semakin tinggi derajat
keberagaman maka semakin besar pula sampel penelitian yang diperoleh.
2) Derajat kemampuan peneliti mengenai sifat-sifat khusus populasi. Selain mengenal
derajat keberagaman populasi, peneliti juga harus mampu mengenal ciri-ciri khusus
populasi yang sedang atau akan diteliti.
3) Presisi (keseksamaan) yang dikehendaki penelitian. Faktor ketiga ini biasanya
merupakan kebutuhan yang muncul pada penelitian survei atau penelitian kuantitatif
5Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005. Hlm. 100
lainnya. Populasi penelitian amat besar, sehingga derajat kemampuan peneliti dalam
mengenal karakteristik populasi amat rendah. Untuk menghindari kebiasan sampel, maka
dilakukan jalan pintas dengan cara menambah ukuran sampel. Oleh karenanya, apa bila
suatu penelitian menghendaki derajat presisis yang tinggi, maka merupakan keharusan
dari penelitian tersebut menggunakan sampel dengan ukuran yang besar, karena derajat
presisi menentukan besar kecilnya ukuran sampel. Pada permasalahan ini, presisi juga
tergantung pada tenaga, biaya, dan waktu, karena untuk mencapai derajat presisi tinggi,
peneliti harus mengeluarkan banyak tenaga, biaya maupun waktu untuk melayani sampel
dengan ukuran yang besar.
4) Penggunaan teknik sampling yang tepat. Penggunaan teknik sampling juga harus betul-
betul diperhatikan kalau mau mendapatkan sampel yang representatif. Salah dalam
penggunaan teknik sampling, berarti salah pula dalam memperolehs ampel6.
Sampel ditetukan oleh peneliti berdasarkan pertimbangan masalah, tujuan, hipotesis,
metode dan instrumen penelitian, disamping pertimbangan waktu, tenaga dan pembiayaan.
Sebagai mana dijelaskan diatas bahwa sampel terdiri dari subjek penelitian (responden) yang
menjadi sumberdata yang terpilih dari hasil pekerjaan teknik penyampelan (teknik
sampling)7.
c) Kerangka Sampling
Kerangka sampling ialah daftar dari semua unsur sampling dalam populasi
sampling. Sebuah kerangka sampling yang baik mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
1) Harus meliputi semua unsur sampel.
2) Tidak ada unsur sampel yang di hitung dua kali.
3) Harus up to date.
4) Batas-batasnya harus jelas.
Sebuah rencana yang berisi langkah-langkah untuk menentukan banyaknya unit
sampling yang akan dipilih, dan cara memilih unit-unit itu ke dalam sampel disebut rencana
sampling (sampling plan). Dengan perkataan lain, dapat pula dikatakan rencana sampling
adalah sebuah gambaran yang menyangkut kepada:
1) Penentuan populasi sasaran dan penentuan populasi penelitian.
6Ibid,Hlm. 102.7 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cetakan kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
2014. Hlm. 138.
2) Penentuan bentuk dan ukuran satuan sampling.
3) Penentuan ukuran sampel
4) Penentuan cara memilih satuan sampling.
Apabila ke dalam rencana sampling kemudian dimasukan pula rencana analisis,
misalnya saja dimasukan pula rencana bagaimana menghitung rata-rata, persentase, varians,
dan lain sebagainya, maka namanya berubah menjadi rancangan sampling (sampling design).
Jadi rancangan sampling adalah rencana sampling ditambah cara-cara estimasi8.
d) Alasan Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel adalah
sebagai beikut ini:
1) Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam populasi
terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk mengumpulkan
data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia
misalnya.
2) Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih – lebih
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu
cara untuk mengurangi biaya.
3) Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih
cepat.
4) Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin 8Ibid.Hlm. 140
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan
hanya pada sampel.
5) Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat
dipertanggungjawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan,
dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh
jadi peneliti akan menjadi bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan
itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
6) Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada
dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi9.
e) Ukuran Populasi dan Ukuran Sampel
Ukuran populasi (population size) adalah banyaknya unit sampling yang ada dalam
populasi itu. Lambang untuk ukuran populasi adalah N. Jika dalam sebuah populasi terdapat
10.000 unit sampling yang merupakan unit sampling terkecil yang akan dipilih, maka ukuran
populasi itu adalah 10.000, atau N = 10.000. Perhatikan bahwa populasinya hanya sebuah,
hanya 10.000 itu ukurannya.
Hal yang paling banyak dipersoalkan orang ketika melakukan penelitian adalah
ukuran sampel. Ketepatan jenis dan ukuran sampel yang diambil akan sangat mempengaruhi
keterwakilan populasi (representativeness) sampel terhadap populasi. Keterwakilan populasi
akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari hasil penelitian. Secara umum ada
kecenderungan bahwa semakin besar ukuran sampel akan semakin mewakili populasi. Rata-
rata dan simpangan baku sampel akan mewakili rata-rata dan simpangan baku dari populasi10.
2. Teknik-Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Secara umum,
ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / 9 Sangadji, Etta MamangdanSopiah.MetodologiPenelitian. Malang: Andi Yogyakarta. 2010.hlm. 146-14810 Nana Syaodih Sukmadinata. Op.cit. Hlm. 260
probability sampling dan sampel tidak acak atau nonrandom samping / nonprobability
sampling11.
1) Probability Sampling
Probability sampling adalah tehnik sampling yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Pemilihan sampel dengan cara probabilitas (probability) ini sangat dianjurkan pada
penelitian kuantitatif. Dalam Probability sampling, ada 4 macam tehnik yang dapat
digunakan, antara lain12:
a. Sampling acak (random sampling)
Sampling acak adalah sampling dimana eleman-eleman sampelnya ditentuka atau
dipilih berdasarkan nilai probabilitas dan pemilihannya dilakukan secara acak. Sampling acak
ini mempunyai kelemahan, antara lain: sampling jenis ini sukar atau sulit, ada kalanya tidak
mungkin memperoleh data lengkap tentang keseluruhan populasi. Sedangkan ciri sampling
acakan yaitu, setiap unsure dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih.
Dalam penelitian hal penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan responden
yang akan dijadikan sempel, makaa peneliti harus mengetahui jumlah responden yang ada
dalam populasi. Cara ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:
Tentukan jumlah populasi yang dapat ditemui
Daftar semua anggota dalam populasi dan masukkan dalam kotak yang diberi lubang
penarikan
Kocok kotak tersebut dan keluarkan lewat lubang pengeluaran yang telah dibuat
Nomor anggota yang dikeluarkan adalah mereka yang ditunjuk sebagai sampel penelitian
Lakukan terus sampai jumlah yang diinginkan dapat dicapai.
b. Tehnik Klaser/Sampling Daerah/Area sampling (Cluster sampling)
Area sampling ini merupakan sampling menurut daerah atau pengelompokannya.
Tehnik klaser ini memilih sample berdasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek
secara alami berkumpul bersama. Langkah-langkah dalam menggunakan teknik klaser, yaitu:
Identifikasi populasi yang hendak digunakan dalam studi
Tentukan besar sampel yang digunakan
Tentukan dasar logika untuk menentukan klaser
11 Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cet kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014. Hal. 14412 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, cet 17. Bandung: Alfabeta, 2012. Hal 81- 83
Perkirakan jumlah rata-rata subjek yang ada pada setiap klaser
Daftar semua objek dalam setiap klaser dengan membagi antara jumlah sampel dengan
jumlah klaser yang ada
Secara random, pilih jumlah anggota sampel yang diinginkan untuk setiap klaser
Jumlah sampel adalah jumlah klaser dikalikan jumlah anggota populasiper klaser
Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area sampling ini mempunyai
beberapa keuntgungan dan kelemahan, antara lain:
Keuntungan:
1. teknik ini dapat digunakan peneliti yang melibatkan jumlah populasi yang besar dan
tersebar didaerah yang luas,
2. pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang digunakan lebih murah kerana berpusat pada
daerah yang terbatas,
3. generalisasi yang diperoleh berdasarkan penelitian daerah-daerah tertentu dapat berlaku
pada daerah-daerah diluar sampel.
Kelemahan: jumlah individu dalam setiap daerah tidak sama
c. Sampling acakan secara proporsional (Proportionate stratified random sampling)
Teknik stratifikasi ini harus digunakan sejak awal, ketika peneliti mengetahui bahwa
kondisi populasi terdiri atas beberapa anggota yang memiliki stratifikasi atau lapisan yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Ketepatan teknik stratifikasi dapat ditingkatkan dengan
menggunakan proporsional besar kecilnya anggota lapisan dari populasi ditentukan oleh
besar kecilnya jumlah anggota populasi dalam lapisan yang ada. Teknik stratifikasi ini
mempunyai beberapa langkah, yaitu:
Identifikasi jumlah total populasi
Tentukan jumlah sampel yang diinginkan
Daftar semua anggota yang termasuk sebagai populasi
Pisahkan anggota populasi sesuai dengan karakteristik lapisan yang dimiliki
Pilih sampel dengan menggunakan prinsip acak seperti yang telah dilakukan dalam teknik
random diatas
Lakukan langkah pemilihan pada setiap lapisan yang ada, sampai jumlah sampel yang ada
d. Sampling acakan secara tak proporsional menurut stratifikasi (disproportionate
stratified random sampling)
Sampling ini hampir sama dengan sampling stratifikasi, bedanya proporsi
subkategori-kategorinya tidak didasarkan atas proporsi yang sebenarnya dalam populasi. Hal
ini dilakukan karena subkategori tertentu terlampau sedikit jumlah sampelnya. Misal, kita
mengambil populasi tenaga pengajar yang terdiri atas guru besar, lector kepala, lector, lector
muda, dan asisten. Sampel dapat diambil secara merata yakni untuk masing-masing kategori
1/5 atau 20 persen.
Maka peneliti menentukan sampel atas pertimbangan proporsi yang dianggapnya
lebih representatif misalnya:
Guru besar 10%Lektor kepala 20%Lektor 25%Lektor muda 25%Asisten 20%
Bila jumlah sampel cukup besar, maka kepincangan sampling dengan sendirinya
teratasi. Sampling ini tidak memakan banyak waktu dibandingkan dengan sampling secara
proporsional. Sedangkan kelemahan sampling jenis adalah proporsi tiap kategori yang
sebenarnya menurut populasi jadi terganggu.
2) Non Probability Sampling
Tehnik non probability sampling merupakan cara pengambilan sampel yang pada
prinsipnya menggunakan pertimbangan tertentu yang digunakan oleh peneliti. Tehnik ini
dapat dalakukan dengan mudah dalam waktu yang sangat singkat. Tapi kelemahan tehnik ini
adalah hasilnya tidak dapat diterima dan berlaku bagi seluruh populasi, karena sebagian besar
dari populasi tidak dilibatkan dalam penelitian. Dalam tehnik non probability sampling ini
ada 4 macam tehnik memilih sampel, yaitu13:
a. Tehnik memilih sampel secara kebetulan (accidental sampling)
Tehnik ini dikatakan secara kebetulan karena peneliti memang sengaja memilih
sampel kepada siapapun yang ditemui peneliti atau by accident pada tempat, waktu, dan cara
yang telah ditentukan. Sampel aksidental adalah sampel yang diambil dari siapa saja yang
kebetulan ada. Misalnya, menanyakan setiap orang yang dijumpai ditengah jalan untuk
meminta pendapat mereka tentang kenaikan harga. Teknik ini juga mempunyai kelebihan,
metode ini sangat mudah, murah, dan cepat untuk dilakukan. Sedangkan kekurangan teknik
ini adalah sampel ini sama sekali tidak representatif tentu saja tak mungkin diambil suatu
kesimpulan yang bersifat generalisasi.
13 Deni Darmawan. Op, cip. Hal 144
Teknik ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, kelebihan dari tehnik ini adalah
mudah untuk dilakukan dan mudah memperoleh informasi yang diinginkan, sedangkan
kekurangan dari tehnik ini jika orang yang lewat bukan orang yang diharapkan dipilih
sabagai sampel, sehingga akan terjadi bias responden dan bias informasi. Misal, seorang
peneliti berdiri didepan pintu gerbang sekolah dan menanyai setiap siswa yang kebetulan
lewat pintu tersebut antara jam 08.00-10.00 pagi dan dilakukan berulang-ulang beberapa hari
sampai akhirnya informasi yang dicari telah tercapai.
b. Teknik Sampling sistematis
Sampling sistematis yaitu memilih sampel dari suatu daftar menurut urutan tertentu
atau ke-n. Misalnya, anggota populasi yang terdiri dari 100 orang dari setiap anggota itu
diberi no urut 1-100, pengambilan sampel dipilih dari no ganji atau no genap saja atau
mungkin kelipatan dari no tertentu. Cara menentukan daftar individu, yaitu:
Tentuka besar sampel yang diinginkan
Silidiki jumlah populasi, yaitu nama atau data pada daftar itu
Untuk menarik nama pertama cabut suatu nomor secara acakan
Sebagai variasi dapat kita lakukan sebagai berikut, setelah memperoleh sejumlah individu
tertentu, kita ambil lagi suatu nomor baru secara acak untuk memilih jumlah orang
berikutnya dan seterusnya sampai tercapai jumlah sampel yang diinginkan.
Sampling sistematis ini mempunyai keuntungan dan kekurangan, yaitu:
Keuntungan, cara ini mudah dalam pelaksanaannya dan cepat diselesaikan serta
kesalahan tentang memilih individu mudah diketahui dan tidak mempengaruhi hasil
Kerugian, bahwa individu yang berada diantara yang kesekian dan kesekian
dikesampingkan, sehingga cara ini tidak sebaik sampling acakan.
c. Memilih sampel dengan tehnik bertujuan (purposive sampling)
Penelitian tertentu dilakukan secara intensif untuk memperoleh gambaran utuh
tentang suatu kasus. Tehnik ini biasanya dilakukan dalam penelitian kualitatif, penelitian ini
bertujuan mempelajari kasus-kasus tertentu atau pertimbangan tertentu. Misal, penelitian
tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
politik. Teknik ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:
Kelebihan,
Sampel ini dipilih sedemikian rupa, sehingga relevan dengan desain penelitian
Cara ini relatif mudah dan murah untuk dilaksanakan
Sampel yang dipilih adalah individu yang menurut pertimbangan penelitian dapat didekati
Kekurangan,
Tidak ada jaminan sepenuhnya bahwa sempel itu representatif seperti halnya dengan
sampel acakan atau random
Setiap sampling yang acakan atau random yang tidak memberikan kesempatan yang sama
untuk dipilih kepada semua anggota populasi
Tidak dapat dipakai penggolongan statistik guna mengambil kesimpulan
d. Memilih sampel dengan kuota atau jatah (Quota sampling)
Sampling kuota ini merupakan metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri
tertentu dalam jumlah atau kuota yang diinginkan. Misalnya, peneliti ingin mengetahui
kinerja suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah, jumlah sampel ditentukan 500 jika data
belum sampai 500 maka penelitian tersebut belum selesai. Teknik ini juga mempunyai
kekurangan dan kelebihan, yaitu:
Kelebihan,
Dalam pelaksanaannya mudah, murah, dan cepat
Hasilnya berupa kesan-kesan umum yang masih kasar yang tak dapat dipandang sebagai
generalisai umum
Dalam sampel dapat dengan sengaja kita masukan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri
yang kita inginkan
Kekurangan,
kecenderungan memilih orang yang mungkin didekati bahkan yang dekat pada kita yang
mungkin ada biasanya
memiliki ciri yang tidak dimiliki populasi dalam keseluruhannya
e. Memilih sampel dengan cara ”getok tular” (snowball sampling)
Sampling ini adalah teknik penentu sampel yang mula-mula jumlahnya kecil
kemudia membesar. Misal, peneliti akan meneliti siapa provokator kerusuhan. Sampling ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
Kelebihan, Sampling ini digunakan untuk meneliti penyebaran informasi tertentu dikalangan
kelompok terbatas sampling serupa ini sangat bermanfaat
Kekurangan, Dalam penentuan kelompok bermula ada unsur subyektif , jadi tidak dipilih
secara random atau acak dan Penanganannya sukar sekali dikendalikan jika jumlah sampel
melebihi 100 orang
f. Sampling jenuh dan padat
Sampling dikatakan jenuh (tuntas) bila seluruh populasi dijadikan sampel, hal ini
sering digunakan bila jumlah populasi relatif kecil. Misal, semua guru disuatu sekolah.
Sedangkan dikatakan padat bila jumlah sampel lebih dari setengah dari populasi, misalnya
25-30 orang dari populasi 50 orang. Sampling jenuh baik digunakan jika julah populasinya
dibawah 100 orang. tapi, apabila jumlah samplingnya lebih dari 100 orang maka sampling
jenuh tidak praktis lagi dikarenakan biaya dan waktu yang digunakan sangat banyak.
C. KESIMPULAN
1. Pengertian Populasi Dan Sampel
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan objek atau
subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat–syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian. Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Hadari Nawawi
mengelompokkan populasi dari penentuan sumber data, yaitu: Populasi terbatas dan Populasi
tak terhingga.
Sampel adalah bagian dari populasi yang terpilih menjadi sasaran penelitian.
Kerangka sampling ialah daftar dari semua unsur sampling dalam populasi sampling. Adapun
alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel adalah Ukuran populasi,
Masalah biaya, waktu, Percobaan yang sifatnya merusak, Masalah ketelitian dan Masalah
ekonomis.
2. Teknik-Teknik Pengambilan Sampel
1) Probability Sampling
a) Sampling acak (random sampling)
b) Tehnik Klaser/Sampling Daerah/Area sampling (Cluster sampling)
c) Sampling acakan secara proporsional (Proportionate stratified random sampling)
d) Sampling acakan secara tak proporsional menurut stratifikasi (disproportionate
stratified random sampling)
2) Non Probability Sampling
a) Tehnik memilih sampel secara kebetulan (accidental sampling)
b) Teknik Sampling sistematis
c) Memilih sampel dengan tehnik bertujuan (purposive sampling)
d) Memilih sampel dengan kuota atau jatah (Quota sampling)
e) Memilih sampel dengan cara ”getok tular” (snowball sampling)
f) Sampling jenuh dan padat
DAFTAR RUJUKAN
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana, 2005
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, cetakan kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2014.
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1983.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah.Metodologi Penelitian. Malang: Andi Yogyakarta. 2010.
Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2013.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Kerjasama PPs Universitas Pendidikan Indonesia dengan Remaja Rosda Karya. 2011