materi 8(kasus khusus io_bobby aradhea s_10334049).doc

14
BAB I PENDAHULUAN Peristiwa interaksi obat terjadi sebagai akibat penggunaan bersama-sama dua macam obat atau lebih. Interaksi dapat menghasilkan efek yang menguntungkan tetapi sebaliknya juga dapat menimbulkan efek yang merugikan atau membahayakan. Meningkatnya kejadian interaksi obat dengan efek yang tidak diinginkan adalah akibat makin banyaknya dan makin seringnya penggunaan apa yang dinamakan “Polypharmacy" atau “Multiple Drug Therapy”. Sudah kita maklumi bersama bahwa biasanya penderita menerima resep dari dokter yang memuat lebih dari dua macam obat. Belum lagi kebiasaan penderita yang pergi berobat ke beberapa dokter untuk penyakit yang Sama dan mendapat resep obat yang baru. Kemungkinan lainnya interaksi obat adalah akibat kebiasaan beberapa penderita untuk mengobati diri sendiri dengan obat yang dapat dibeli di toko-toko obat secara bebas. Interaksi obat yang merugikan menyebabkan ribuan orang harus dirawat di rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian selama satu tahun baru – baru ini disejumlah apotik menunjukkan bahwa hampir dari satu dari empat pasien yang mendapatkanresep pernah mengalami interaksi obat yang berarti pada suatu saat tertentu dalam tahun tersebut. Interaksi demikian menimbulkan gangguan yang serius sehingga kadang2 menyebabkan kematian. Untunglah jumlah interaksi yang menimbulkan kematian ini hanya sebagian kecil dari jumlah interaksi

Upload: dewi

Post on 05-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

BAB I

PENDAHULUAN

Peristiwa interaksi obat terjadi sebagai akibat penggunaan bersama-sama dua

macam obat atau lebih. Interaksi dapat menghasilkan efek yang menguntungkan

tetapi sebaliknya juga dapat menimbulkan efek yang merugikan atau membahayakan.

Meningkatnya kejadian interaksi obat dengan efek yang tidak diinginkan adalah

akibat makin banyaknya dan makin seringnya penggunaan apa yang dinamakan

“Polypharmacy" atau “Multiple Drug Therapy”. Sudah kita maklumi bersama bahwa

biasanya penderita menerima resep dari dokter yang memuat lebih dari dua macam

obat. Belum lagi kebiasaan penderita yang pergi berobat ke beberapa dokter untuk

penyakit yang Sama dan mendapat resep obat yang baru. Kemungkinan lainnya

interaksi obat adalah akibat kebiasaan beberapa penderita untuk mengobati diri sendiri

dengan obat yang dapat dibeli di toko-toko obat secara bebas.

Interaksi obat yang merugikan menyebabkan ribuan orang harus dirawat di

rumah sakit di Amerika Serikat setiap tahun. Penelitian selama satu tahun baru – baru

ini disejumlah apotik menunjukkan bahwa hampir dari satu dari empat pasien yang

mendapatkanresep pernah mengalami interaksi obat yang berarti pada suatu saat

tertentu dalam tahun tersebut. Interaksi demikian menimbulkan gangguan yang serius

sehingga kadang2 menyebabkan kematian. Untunglah jumlah interaksi yang

menimbulkan kematian ini hanya sebagian kecil dari jumlah interaksi obat yang

terjadi. Yang lebih sering adalah interaksi yang meningkatkan toksisitas atau turunnya

efek terapi pengobatan sehingga pasien tidak merasa sehat kembali.

Kadang-kadang interaksi sama sekali tidak memberikan symptom yang dapat

diamati. Penyakit kronik seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung

kemungkinan tidak terkendalikan sebagaimana seharusnya. Jika dokter tidak

mengetahui adanya interaksi obat, ia mungkin mengmbil keputusan pengobatan yang

salah.

Obat yang ada pada saat ini sangat efektif dan sangat berkhasiat. Interaksi

yang terjadi merupakan masalah yang besar. Sangatlah sulit bagi seorang dokter atau

apoteker yang sibuk untuk meluangkan waktu memantau interaksi obat bagi tiap

pasien, walaupun dokter ataupun apoteker yang bersangkutan sedang mencari

berbagai kemungkinan interaksi.

Page 2: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi

- sifat keturunan

- fungsi hati dan ginjal

- usia (yang paling peka adalah bayi dan orang berusia diatas 50 tahun)

- ada tidaknya suatu penyakit

- jumlah obat yang digunakan

- lama pengobatan

- jarak waktu penggunaan antara dua obat

- obat mana yang digunakan mula-mula

Pada interaksi obat melibatkan dua jenis obat yang dikenal sebagai obat

presipitant dan obat objek. Obat Presipitant adalah obat yang mempengaruhi atau

mengubah aksi obat lain. Untuk dapat mempengaruhi aksi / efek obat lain, maka obat

presipitan umumnya memiliki ciri :

a. Obat dengan ikatan protein yang kuat. Hal ini akan menggusur ikatan-ikatan

protein obat lain yang menjadi lebih lemah, sebagai contoh antikoagulan dengan

fenilbutazon.

b. Obat-obat dengan kemampuan menghambat atau merangsang enzim-enzim yang

memetabolisme obat dalam hati. Obat ini memiliki sifat sebagai perangsang enzim

misalnya fenitoin, rifampisin, fenobarbital akan mempercepat eliminasi

(metabolisme) obat yang lainnya sehingga kadarnya dalam darah menurun.

Sedangkan obat yang dapat menghambat metabolisme (enzyme inhibitor)

termasuk fenilbutazon, kloramfenikol, simetidin, alopurinol akan meningkatkan

kadar obat objek sehingga terjadi efek toksik.

c. Obat-obat yang mempengaruhi fungsi ginjal sehingga eliminasi obat-obat lain

dapat dimodifikasi misalnya obat golongan diuretic. Obat Objek adalahobat yang

aksinya atau efeknya dipengaruhi atau diubah oleh obat lain, cirri-ciri :

Memiliki kura dose-response yang curam (narrow therapeutic margin) dan

Dosis toksik letak dekat dosis terapi, yaitu obat-obat dimana perubahan sedikit

saja terhadap dosis (kadar obat) dapat menyebabkan perubahan besar pada

efek klinik yang timbul.

Page 3: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

Obat-obat dengan rasio toksis terapi yang rendah, yaitu antara dosis terapi dan

dosis toksis perbandingannya kecil. Contoh digoksin, warfarin, gentamisin,

sitotoksik, kontrasepsi oral, dan obat-obat SSP.

Dampak Klinis Dari Interaksi Obat

• Interaksi diperkirakan + 7% dari semua ES obat.

• Kematian + 4% dari semua kematian ES obat.

Jenis Interaksi

1. Interaksi farmasetik

Interaksi yang terjadi di luar tubuh, misalnya saat pencampuran obat terjadi

interaksi langsung fisika kimia dan dapat mengakibatkan turunnya titik leleh,

terjadi pengendapan, tidak stabil pada lingkungan yang ada dan inaktivasi.

2. Interaksi farmakokinetik

a) Interaksi Absorpsi

Dapat mempengaruhi:

• Kecepatan absorbsi (Rate of absorption)

Kecepatan absorbsi dipengaruhi oleh adanya makanan / zat lain sehingga akan

mempengaruhi luas permukaan dinding lambung maka partikel obat

mempunyai ruang yang lebih sempit untuk absorbsi. Motilitas saluran cerna

dimana jika motilitas terlalu cepat atau lambat maka kesempatan obat untuk

terabsorbsi akan dipengaruhi. Perubahan flora usus antara lain untuk sintesa

vitamin K.

• Proses Distribusi (Fraction distribut)

Apabila dalam darah terdapat beberapa obat pada waktu yang bersamaan,

maka terdapat kemungkinan persaingan terhadap tempat ikatan protein.

Interaksi pada proses distribusi terjadi bila 2 obat memiliki kapabilitas pada

tempat ikatan protein.

• First-pass metabolism

Metabolisme obat-obatan dapat distimulasi atau dihambat dengan terapi

bersamaan. Induksi enzim memberi dampak lama yaitu efek maksimal setelah

7-10 hari. Inhibisi enzim umumnya lebih cepat dari inducer enzim.

Page 4: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

b) Pergeseran Ikatan Protein

• Object drug :

- diikat protein (tinggi sekali).

- mempunyai volume distribusi (Vd) kecil. Vd = 5 - 5000 L (total)

Ikatan Protein dan Vd Object Drug

-Warfarin:proteinbinding99%danVd=9L

- Fenitoin : protein binding 90% dan Vd=35L

- Tolbutamid : protein binding 96% dan Vd = 10 L

• Precipitant Drugs :

aspirin, sulfa, fenilbutazon, dan valproat (menggeser fenitoin), eritromisin

(menggeser terfenadin), klaritromisin, flukonazol, itrakonazol, ketokonazol,

mikonazol, dsb.

c) Interaksi Metabolik

• Yang klinis terpenting ialah yang merangsang atau menghambat sitokrom

P450 (CYP).

• CYP3A4 = mixed function oxidase terpenting dalam katalisis oksidasi

60% obat.

• CYP3A4 terdapat di dinding lambung, usus kecil, dan hati. Interaksi dapat

terjadi sebelum dan/atau sesudah absorpsi.

• Terdapat > 30 enzim CYP pada manusia.

d) Interaksi Ekskresi

Ekskresi ginjal dari obat aktif dapat juga dipengaruhi oleh terapi obat yang

menyertainya. Ekskresi ginjal dari beberapa obat asam lemah atau basa lemah

dapat dipengaruhi oleh obat lain yang mempengaruhi pH urin karena

perubahan ionisasi dari obat.

3. Interaksi farmakodinamik

Efek obat yang satu dapat berubah oleh obat yang lain pada tempat kerjanya.

Ketika obat-obatan dengan efek farmakologis yang serupa diberikan bersamaan,

biasanya tampak suatu respons aditif atau sinergis. Kedua obat tidak atau dapat

bekerja pada reseptor yang sama untuk menimbulkan efek. Sebaliknya obat

dengan efek farmakologis berlawanan menurunkan respons satu atau kedua obat

tersebut.

Page 5: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

Contoh Interaksi Obat Kasus-Kasus interaksi Obat Yang sering Terjadi Di Rumah Sakit

No Obat Precipitant

(A)

Obat Objek

(B)

Mekanisme Kerja Efek

1. Mibefradil Nifedipin Mibefradil merupakan penghambat

CYP 3A4, sementara Nifedipin butuh

CYP 3A4

Menimbulkan hipotensi dan

bradikardi berat, walaupun

mibefradil sudah dihentikan 24

jam yl. Penderita meninggal.

2. Hypericum Siklosporin,

Carbamazepine,

dll

Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Kadar siklosporin turun, jika

pemakain hypericum dihentikan

maka kadar kembali meningkat

3. Eritromisin Fluoksetin-

Karbamazepin

Eritromisin dapat meningkatkan efek

karbamazepin.

Ataksia Hebat.

4. Fluconazole Dilantin Cyt.-P450 inhibitor Kadar dilantin menurun dalam

darah.

5. Rifampisin Corticostreroid,

Chloramphenicol,

Kontrasepsi,

Siklosporin

Cyt.-P450 induce Kadar Kortikosteroid dalam

darah menurun

6. Mesoridazine Propanolol,

Pindolol,

Quinidine

Menghambat CYP2D6 Meningkatkan kadar

Mesoridazine dalam darah

7. Theophylline Antidepresan Penghambat MAO Perangsangan sistem syaraf

pusat berlebihan disertai

gelisah, tremor

8. Amiodarone Warfarin Interaksi langsung, obat presipitant

diabsorbsi oleh obat objek

Meningkatkan kadar Warfarin

hingga 100% dalam 3-4hari

9. Clindamycin Erythromycin Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Menurunkan kadar clindamycin

Page 6: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

No Obat Precipitant

(A)

Obat Objek

(B)

Mekanisme Kerja Efek

10. Griseofulvin Barbiturat Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Barbiturat menurunkan efek

obat griseofulvin

11. Ketokonazol Cimetidin Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Menurunkan kadar ketokonazol

12. Clobazam Carbamazepin

phenytoin

Meningkatkan metabolisme

clobazam

Meningkatkan metabolisme

Clobazam menjadi N-desmethyl

Clobazam.

13. Sulfonamide Pil KB Menurunkan efektifitas pil KB Meningkatkan resiko kehamilan

14. Amfetamin Antacid Meningkatkan metabolisme

amfetamin

Meningkatkan efek amfetamin

15. Alprazolam Nefazodon Meningkatkan metabolisme

alprazolam

Meningkatkan alprazolam

hingga 2 kali lipat

16. Diuretika Antidepresan Meningkatkan metabolisme

diuretika

Menyebabkan tekanan darah

turun terlalu rendah

17. Susu Tetrasiklin Tetrasiklin terikat oleh kalsium pada

susu sehingga tidak dapat diserap

lagi dari usus kedalam darah

Efek tetrasiklin dapat berkurang

18. Asam folat Pil KB Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Efek asam folat menurun hingga

hilang

19. Makanan Berkafein Obat asma

(turunan

theophyllin)

Efek obat asma dapat meningkat .

Obat asma melebarkan jalan udara

dan memudahkan pernapasan

penderita asma.

Terjadi efek samping yang

merugikan karena terlalu

banyak teofillin disertai gejala

mual, pusing, sakit kepala,

mudah tersinggung, tremor,

insomnia, takhicardia, denyut

jantung tidak teratur.

Page 7: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

No Obat Precipitant

(A)

Obat Objek

(B)

Mekanisme Kerja Efek

20. Makanan

berkarbohidrat

Asetaminophen Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Efek asetaminofen dapat

berkurang

21. Epineprin Anti hipertensi Tekanan darah tidak dapat

dikendalikan dengan baik

Efek obat antihipertensi dapat

diantagonis

22. Captopril Kalium Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Meningkatkan Efek Kalium

dalam tubuh

23. Diuretik Obat diabetes Efek obat diabetes dilawan Kadar gula darah tetap tinggi

24. Kloramphenikol Obat kanker Dapat menekan sum-sum tulang

belakang secara berlebihan

Terjadinya pendarahan hebat

25. Penisilin Esterogen Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Menurunkan efek esterogen

26. Opioid Benzodiazepin Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Gangguan pada sistem syaraf

pusat

27. Alopurinol Petidin Interaksi langsung, obat objek

diabsorbsi oleh obat presipitant

Memproduksi metabolit aktif

hingga pada usia lansia

diberikan dengan dosis kecil.

Page 8: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

BAB III

KESIMPULAN

Peristiwa interaksi obat terjadi sebagai akibat penggunaan bersama-sama dua

macam obat atau lebih. Interaksi ini dapat menghasilkan efek yang menguntungkan

tetapi sebaliknya juga dapat menimbulkan efek yang merugikan atau membahayakan.

Berdasarkan mekanismenya interaksi dibagi menjadi 4 tipe :

1. Interaksi farmasetik

2. Interaksi farmakokinetik

3. Interaksi farmakodinamik

a) Interaksi Absorpsi

b) Pergeseran Ikatan Protein

c) Interaksi Metabolik

d) Interaksi Ekskresi

4. Interaksi metabolik

Page 9: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

BAB IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Harkness Richard. Interaksi Obat, Penerbit ITB Bandung

2. M. D. Lerman Fred. Drug Interaction Index, Medec Books

3. http://www.google.co.id/Pengaruh Metabolisme Obat

4. http://www.google.co.id/Obat_Interaksi

5. http://www.google.co.id/Konsentrasi Plasma Berkorelasi Rendah Terhadap

Respon.

6. http://www.google.co.id/Farmakologi Soetiono

Page 10: Materi 8(Kasus khusus IO_Bobby Aradhea S_10334049).doc

TUGAS INTERAKSI OBAT

KASUS KHUSUS INTERAKSI OBAT

Disusun Oleh :

Bobby Aradhea (10334049)

Dosen Penanggung Jawab :

Dra. Refdanita, Apt

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

JAKARTA

2013