131592856 makalah kasus 3 doc

Upload: nurali-ayi

Post on 18-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kasus hiper

TRANSCRIPT

  • ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

    Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem Comunity Nursing Program II

    Disusun oleh TUTOR 7

    M. Zaenudin Wasilah 220110100032

    Iswari Nastiti 220110100043

    Aisah Syayidah 220110100083

    Fabianus Tegar 220110100102

    Endah Rahayu 220110100105

    Hanna khoirotun nisa 220110100034

    Wiwi Karlina 220110100056

    Evi Noviyanti 220110100051

    Djoko Permadi 220110100096

    S. Ratih Herdina 220110100121

    Annisa Labertha 220110100002

    Sonya Putri Perdana 220110100009

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR 2013

    1

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan

    hidayatnya sehingga penyusunan makalah kasus 3 Nusing Community II telah selesai disusun.

    Dalam makalah ini dijelaskan mengenai definisi asuhan keperawatan, Tujuan, Tahapan-tahapan

    sampai intervensi dalam asuhan keperawatan keluarga.

    Makalah yang telah kami susun ini merupakan hasil dari diskusi kelompok kami yang mana telah

    kami sesuaikan dengan sumber-sumber yang ada. Diharapkan disamping dapat menambah

    wawasan keilmuan, juga dapat membentuk mahasiswa yang aktif, kreatif, dan mampu bekerja

    sama dalam menggali, mengkaji, dan mempelajari suatu bahan materi.

    Penyusun berharap makalah ini dapat dijadikan salah satu sumber bagi para mahasiswa

    dalam proses belajar di Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran. Di samping itu,

    semoga makalah ini dapat memperkaya khazanah keilmuan khususnya bagi para mahasiswa

    yang menyusun makalah ini.

    Akhir kata, semoga upaya untuk meningkatkan keilmuan dalam pengetahuan

    keperawatan ini mendapat ridlo Allah subhanahu wa taala.

    Jatinangor, 9 Maret 2013

    2

  • DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    2. Tujuan

    BAB II ISI

    1. Kasus Pemicu

    2. Definisi asuhan keperawatan

    3. Misi

    4. Tujuan

    5. Tahapan-Tahapan

    6. Klasifikasi Intervensi

    7. Hambatan Intervensi

    8. Peka Budaya

    9. Evidance Based

    10. Penentuan Prioritas Masalah

    11. Pengkajian

    12. Diagnosa keperawatan

    BAB III Simpulan

    Daftar Pustaka

    3

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Asuhan Keperawatan keluarga merupakan salah satu kegiatan keperawatan yang

    biasnya bertempatkan dirumah klien, agent memberikan asuhan keperawatan sesuai

    dengan masalah yang dihadapi. Pemberian asuhan keperawatan juga melibatkan beberapa

    disiplin ilmu dari berbagai profesi kesehatan yang ada.

    Pemberian asuhan keperawatan bertujuan Memandirikan klien sebagai bagian dari

    anggota keluarga, menyejahterakan klien sebagai gambaran kesejahteraan klien,

    meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota keluarga, meningkatkan

    produktivitas klien dan keluarga, meningkatkan kualitas keluarga.

    Untuk memberikan asuhan keperawatan juga harus melewati beberapa tahapan

    seperti pengkajian, diagnosa prioritas, hingga implementasi setelah diberikan intervensi

    agent juga mengevaluasi klien.

    2. Tujuan

    Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat memahami

    materi sehingga dapat mengaplikasikan materi yang ada kedalam kehidupan di dunia

    keperawatan. Perawat harus bisa berbaur dengan klien dengan nyaman agar tercipta rasa

    trust sehingga memudahkan pekerjaan kami.

    BAB II4

  • ISI

    1. Kasus Pemicu

    Chair : Sonya putri perdana

    Scriber 1 : Iswari Nastiti

    Scriber 2 : Aisah Syayidah

    Dalam kunjungan berikutnya, perawat Y juga menemukan informasi baru bahwa Tn. A

    (Sunda) dan Ny. B (Aceh) memiliki masalah kesehatan yaitu hipertensi dan DM. Tn A

    bahkan tidak bisa bekerja jika DM dan hipertensinya kambuh. Perawat Y memulai

    tahapan berikutnya setelah pengkajian selesai dilaksanakan. Perawat Y

    mempertimbangkan beban keluarga dalam penentuan diagnosa keperawatan, prioritas,

    dan rencana asuhan keerawatan keluarga dengan mempertimbangkan budaya yang

    dimiliki keluarga. Pertisipasi keluarga dalam membantu anggota keluarga yang sakit dan

    masalah keluarga lainnya yang telah teridentifikasi perlu dioptimalkan.

    STEP 1

    (tidak ada)

    STEP 2

    a. Diagnosa yang mungkin diangkat dalam kasus ini? (iswari)

    b. Peran dan fungsi keluarga? Apa yang harus dilakukan perawat untuk hal tersebut?

    (endah)

    c. Partisipasi keluarga yang bisa diharapkan untuk membantu mengatasi masalah

    keluarga? (fabian)

    d. Intervensi keperawatan? (icha)

    e. Dampak perbedaan kebudayaan? (evi)

    f. Faktor penyebab DM dan hipertensi kambuh? (djoko)

    5

  • g. Tahap apa saja yang dilakukan perawat dalam pengkajian hingga intervensi? (ais)

    h. Apa saja yang perlu dipertimbangkan perawat selain budaya dalam beban

    keperawata? (hana)

    i. Apa saja beban keluarga? (ratih)

    j. Adakah lembaga yang melindungi perawat? (evi)

    k. Adakah cara lain ketika keluarga menolak untuk diintervensi? (endah)

    l. Apa budaya yang bertentangan antara suku sunda dengan suku aceh? (fabian)

    m. Munculnya masalah Tn A itu dari mana? Sosial? Ekonomi? (wasilah)

    n. Manajemen sumber daya keluarga yang bisa membantu untuk menentukan dalam

    intervensi keperawatan keluarga? (djoko)

    o. Apakah evidence based practice tentang peran keluarga Tn A dengan penyakit tn A

    yang kronik? (ais)

    STEP 3

    a. Mekanisme koping tidak efektif berhubungan dengan sosial dan ekonomi rendah

    (endah)

    b. LO

    c. Bisa dengan bantuan orang terdekat atau orang yang dipercaya. Contoh: orang tua,

    teman (wasilah)

    d. Harus memahami bahasa agar tidak salah paham dan persamaan persepsi (hana)

    e. Perseteruan karena individu yang kurang mengerti mengenai budaya masing-masing

    (endah)

    Komunikasi tidak sejalan (fabian)

    Buruknya tujuan, peran, dan fungsi keluarga (icha)

    6

  • f. Karena emosi menyebabkan TD meningkat. Tekanan darah meningkat memicu

    hipertensi sehingga DM kambuh (hana)

    g. LO

    h. LO

    i. Bebannya antara lain: Istri anak tidak mau berkomunikasi, penyakit anak, penyakit

    yang diderita sendiri, dan ekonomi (wiwi)

    j. Perawat dibawah wewenang DEPKES. Perlindungan untuk perawat belum ada (hana)

    k. Intervensi lagi keluarga ketika sudah masuk ke tahap bargaining (iswari)

    l. Karakter aceh: sifat keras, dan berpendirian teguh

    Karakter sunda: rendah hati (icha dan djoko)

    m. Sosial ekonomi merupakan salah satu faktornya. Mekanisme koping tidak efektif

    (wiwi)

    n. LO

    o. Manajemen sumber daya keluarga yang bisa membantu untuk menentuka dalam

    intervensi keperawatan keluarga (djoko)

    p. LO

    STEP 4

    7

  • STEP 5

    Daftar Learning objects

    a. Pengkajian keluarga

    b. Diagnosa keperawatan keluarga

    c. Prioritas masalah keperawatan keluarga

    d. Rencana asuhan keperawatan keluarga

    e. Evidence based practice tentang partisipasi keluarga dalam perawatan keluarga

    dengan penyakit kronis di rumah

    f. Peka budaya dalam pemberian asuhan keperawatan keluarga

    2. Definisi asuhan keperawatan keluarga

    8

    Asuhan keperawatan keluarga

  • Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik

    keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga, pada tatanan

    komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar

    keperawatan, berlandaskan pada etika dn etiket keperawatan, dalam lingkup wewenang

    serta tanggung jawab keperawatan (Kelompok Kerja Keperawatan CHS, 1994;Mc

    Closkey & Grace, 2001)

    Dapat disimpulkan bahwa asuhan kperawatan keluarga adalah kegiatan praktik

    keperawatan kepada klien yaitu anggota dalam suatu keluarga dengan menggunakan

    proses keperawatan yang telah berpedoman pada standar keperawatan yang berlaku, dan

    etika keperawatan , serta dalam lingkup wewenga dan tanggung jawab keperawatan.

    3. MISI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

    Berikut ini adalah misi yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga

    yang berkualitas :

    a. Memberdayakan keluarga untuk membangun setiap anggota keluarganya agar dapat

    memelihara kesehatan yang optimal.

    b. Membina kemitraan penting dilakukan karena dapat menjadikan keluarga yang

    mandiri dan meningkatkan ketahanan keluarga

    c. Meningkatkan peran keluarga dalam prevensi primer, sekunder, dan tersier di bidang

    kesehatan.

    d. Mewujudkan kesehatan merupakan hak setiap individu dalam anggota keluarga.

    e. Memiliki karakter yang kuat dan cerdas dengan mempersiapkan sumber daya

    manusia yang berkualitas dengan peran serta aktif keluarga.

    4. Tujuan asuhan keperawatan keluarga

    Menurut Kozier & Erb, 1995; Friedman, 1998; Mc Closkey & Grace, 2001 tujuan asuhan

    keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :9

  • a. Memandirikan klien sebagai bagian dari anggota keluarga

    b. Menyejahterakan klien sebagai gambaran kesejahteraan klien

    c. Meningkatkan kemampuan hidup sehat bagi setiap anggota keluarga

    d. Meningkatkan produktivitas klien dan keluarga

    e. Meningkatkan kualitas keluarga

    5. Tahapan-tahapan dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga :

    a. Pengkajian

    Pengkajian keluarga

    Identifikasi data demografi dan sosio kultural ktermasuk lokasi

    Agama yang dianut dan hubungannya dengan kondisi kesehatan saat ini

    Lingkungan rumah

    Struktur keluarga

    Fungsi dasar keluarga

    Perkembangan keluarga dan tugas perkembangan yang dilaksanakan

    strategi yang dilakukan keluarga bila stress dan mekaisme koping

    pengkajian pelaksanaan tugas kesehatan keluarga

    bahasa pengantar yang digunakan keluarga

    hubungan keluarga dengan tetangga dan antar keluarga yang berhubungan

    darah

    pendidikan

    system dan sumber pendukung yang tersedia untuk keluarga

    10

  • Pengkajian anggota keluarga

    Pengkajian fisik setiap anggota keluarga

    Pengkajian mental setiap anggota keluarga

    Pengkajian emosional setiap anggota keluarga

    Pengkajian social setiap anggota keluarga

    Pengkajian spiritual setiap anggota keluarga

    Pengkajian terlaksananya tugas individu

    b. DiagnosaKeperawatan

    Pada asuhan keperawatan keluarga bidang garapan keperawatan adalah kesenjangan

    tidak terpenuhinya kebutuhan dasar pada manusia pada tingkat keluarga disebut juga

    sebagai masalah keperawatan. Etiologi dari masalah keperawatan keluarga biasanya

    tidak optimalnya kesehatan keluarga dalam bidang kesehatan.

    Menentukan prioritas masalah :

    Pertimbangan dalam menentukan prioritas masalah :

    Masalah keperawatan keluarga yang dijumpai lebih dari satu

    Sumber daya yang dimiliki keluarga dan komunitas terbatas

    Keterbatasan IPTEK keperawatan yang dikuasai perawatan keluarga

    Berat dan menonjolnya masalah yang dirasakan oleh keluarga berbeda-

    beda

    Waktu yang dimiliki terbatas

    Mengatasi masalah prioritas dapat mengatasi masalah inti tersebut

    11

  • c. Perencanaan

    Merupakan acuan tertulis yang terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang

    dirancanakan dapat mengatasi diagnosis keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi

    kebutuhan dasarnya. Intervensi yang dilakukan perawat bersifat bantuan, higienis,

    rehabilitasi, suportif, preventif, observasi, dan memberikan invormasi yang akurat

    dan memuaskan tentang pengobatan.

    Indikasi untuk intervensi keperawatan keluarga :

    Menurut White and leahey dalam friedman ,1998 :

    Adanya keluarga dengan suatu masalah yang berhubungan diantara anggota

    keluarga yang dipengaruhi

    Adanya anggota keluarga dengan penyakit yang memiliki dampak yang

    merugikan secara nyata terhadap anggota keluarga lain

    Seorang angota keluargadi diagnosa penyakitnya untuk pertama kali

    Perkembangan anak atau remaja secara emosional, tingklah laku, atau fisik

    dalam konteks keluarga yang sakit

    Salah satu anggota keluarga yang mempunyai penyakit kronis pulang atau

    pindah dari suatu institusi keperawatan komunitas

    Anggota keluarga mempunyai penyakit mematikan

    d. Implementasi

    Merupakan suatu bagian aktif dalam asuhan keperawatan . Tindakan ini bersifat

    intelektual, teknis, dan interpersonal berupa upaya pemenuhan kebutuhan dasar klien.

    Tindakan keperawatan meliputi :

    Tindakan keperawatan

    Observasi keperawatan

    12

  • Pendidikan kesehatan atau keperawatan

    Tindakan medis yang dilakukan perawat(tindakan limpah)

    e. Evaluasi

    Merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah

    tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan

    lain

    6. Klasifikasi intervensi keperawatan:

    a. Menurut freedman 1998 :

    Supplemental : perawat secara langsung memberikan pelayanan keperawatan

    yang tidak dapat dilakukan keluarga

    Facilitative :perawat membantu mengatasi hambatan dari keluargadan

    memperoleh pelayanan medis,kesejahteraan social, transportasi, atau

    pelayanan kesehatan dirumah.

    Developmental : Perawat membantu keluarga untuk menolong diri sendiri

    sesuai kemampuannya. Perawat juga menolong keluarga memanfaatkan

    fasilitas kesehatan yang bersumber dari diri sendiri seperti dukungan social

    internal dan eksternal

    Intervensi keluarga dan definisi aktifitas :

    Label Defenisi aktifitasDukungan keluarga Meningkatnya minat keluargadan tujuanMempertahankan proses keluarga Meminimalkan efek gangguan proses keluargaPromise integritas keluarga Meningkatnya daya ikat dan kesatuan keluargaKeterlibatan keluarga Partisipasi keluarga dalam perawatan fisik dan

    emisi pasienMobilisasi keluarga Penggunaan kekuatan keluarga yang

    mempengaruhi kesehatan pasien melalui

    petunjuk positifTerapi keluarga Interaksi dengan keluarga sebagai agen

    13

  • pengubah yang bergerak menuju cara hidup

    yang lebih produktifDukungan saudara kandung Meningkatkan keterlibatan saudara kandung

    pada saat saudara lainnya mengalami sakit

    7. Hambatan dalam intervensi keperawatan keluarga :

    a. Menurut bailon & maglaya 1978

    Infirmasi yang diperoleh keluarga mungkin kurang atau keliru

    Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh sehingga keluarga hanya

    melihat sebagian dari masalah

    Keluarga memperoleh informasi yang diperlukan ,tetapi tidak dapat mengaitkan

    dengan situasi yang sedang dihadapi

    Keluarga tidak mau menghadapi situasi

    Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku

    Kegagalan mengaitkan antara tindakan dan sasaran keluarga

    Keluarga kurang percaya terhadap tindakan yang di usulkan

    Hambatan dalam intervensi keperawatan keluarga menurut buku yang berjudul

    Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat oleh Drs. Nasrul Effendy halaman

    43, dibagi menjadi dua sumber yaitu :

    a. Hambatan dari keluarga

    - Pendidikan keluarga yang rendah akan mempersulit tingkat pemahaman

    keluarga dengan apa yang disampaikan oleh perawat.

    - Keterbatasan sumber-sumber daya keluarga (keuangan, sarana, dan prasarana)

    14

  • Sumber daya keluarga merupakan factor pendukung dalam pola hidup sehat

    yang seharusnya keluarga lakukan.

    - Kebiasaan-kebiasaan yang melekat

    Kebiasaan yang sudah melekat akan sangat sulit untuk dirubah, yang tentunya

    memerlukan proses yang lama.

    - Sosial budaya yang tidak menunjang

    Sosial budaya seseorang yang bertentangan dengan dunia kesehatan akan

    sangat menghambat dalam proses intervensi keperawatan keluarga ini. Karena

    kita akan sulit untuk mengubah paradigma yang sudah membudaya secara

    turun temurun.

    b. Hambatan dari perawat

    - Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi, seperti ; PHN

    Kit, transportasi

    - Kondisi alam (geografi yang sulit)

    Letak geografis suatu keluarga yang dikaji sulit tempuh seperti melewati

    sungai besar tanpa jembatan yang memadai, atau letak rumah dipelosok

    dengan jalan tanpa aspal, dll, akan sangat menghambat perawat dalam

    melakukan intervensi.

    - Kesulitan dalam berkomunikasi (bahasa)

    Ini merupakan factor penting, karena dengan beda bahasa akan besar

    kemungkinan dalam salah persepsi. Dan itu fatal jika salah persepsi itu dalam

    hal proses pengobatan .

    - Keterbatasannya pengetahuan perawat tentang kultur keluarga.

    15

  • Pengetahuan perawat tentang kultur keluarga merupakan suatu modal utama

    yang harus dimiliki perawat untuk masuk kedalam dunia keluarga tersebut dan

    akan memudahkan dalam melakukan intervensi.

    8. Peka Budaya

    Ada tiga pedoman dalam keperawatan peka budaya / transcultural nursing (Andrew and

    Boyle, 1995) yaitu : mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak

    bertentangan dengan kesehatan, mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang

    menguntungkan kesehatan dan merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien

    bertentangan dengan kesehatan.

    a. Cultural care preservation or maintenance

    - Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat tentang proses

    melahirkan dan perawatan bayi.

    - Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien.

    - Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat

    b. Cultural care accomodation or negotiation

    - Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien

    - Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan

    - Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan

    berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik

    c. Cultual care repartening/reconstruction

    - Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan

    melaksanakannya

    - Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya

    kelompok

    - Gunakan pihak ketiga bila perlu

    - Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang dapat

    dipahami oleh klien dan orang tua

    - Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

    16

  • Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing-masing

    melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya

    yang akhirnya akan memperkaya budaya-budaya mereka. Bila perawat tidak memahami

    budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara

    perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari

    efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat

    terapeutik.

    9. Evidence Based Practice

    Evidence Based Practice is the practice of EBP is the integration of individual clinical

    expertise with the best available external clinical evidence from systematic research and

    clients values and expectations.

    Evidence memiliki beberapa level yaitu :

    Randomized controlled double blind studies

    RCT

    Cohort

    Case control

    Seri kasus

    Laporan kasus

    Ide/ opini

    Proses

    Identifikasi pertanyaan EBP :

    Problem/ populasi/ pasien

    Intervensi17

  • Comparison with others

    Outcomes

    Distinctive Featurs of Research Studies

    Design Distintive Features ExamplesExperimental Randomization

    Manipulation

    Control

    Randomized controlled trial

    Quasi-experimental No randomization

    Some manipulation

    Some control

    Non-equvalent control group: posttest

    only or pretest-posttest

    One group: posttest only or pretest-

    posttest

    Untreated control, repeated measures

    Repeated treatment where subjects serve

    as their own controls

    Crossover design

    Time seriesNon-experimental No randomized

    No manipulation

    Little control

    Descriptive :

    - exploratory

    - survey

    - descriptive comparative

    - time dimensional

    Correlational Qualitative No randomization

    No manipulation

    Little control

    Historical research

    Grounded theory

    Ethnographic

    Phenomenological-hermeneutic

    Aspek yang dikritisi

    Author, tahun, negara

    18

  • Design

    Sample technique and sample size

    Intervensi

    Outcomes

    Hasil

    Komentar (kelebihan dan kekurangan)

    Strength of Research Evidence Rating Scheme

    Level Type of EvidenceI Evidence obtained from an experimental study/ randomized controlled trial (RCT) or

    meta-analysis of RCTsII Evidence obtained from a quasi-experimental studyIII Evidence obtained from a non-experimental study, qualitative study, or meta-synthesis

    Quality Rating Scheme for Research Evidence

    Grade Research EvidenceA: High Consistent result with sufficient sample, adequate control, and definitive

    conclusions; consistent recommendations based on extensive literature

    review that includes thoughtful reference ti scientific evidenceB: Good Reasonably consistent results; sufficient sample, some control, with fairly

    definitive conclusions; reasonably consistent recommendations based on

    fairly comprehensive literature review that includes some reference to

    scientific evidenceC: Low/Major flaw Little evidence with inconsistent results; insufficient sample size;

    conclusions cannot be drawn

    The Johns Hopkins Nursing Evidence-Based Practice Process

    PET (Practice Question, Evidence, and Translation)

    19Practice question

  • Practice Question

    Step 1 : Identify an EBP question

    Step 2 : Define the scope of the practice question

    Step 3 : Assign responsibility for leadership

    Step 4 : Recruit an interdisciplinary team

    Step 5 : Schedule a team conference

    Evidence

    Step 6 : conduct an internal and external search for evidence

    Step 7 : Appraise all types of evidence

    Step 8 : Summarize the evidence

    Step 9 : Rate the strength of the evidence

    Step 10 : Develop recommendations for change in systems or processes of care based on

    the strength of the evidence

    Translation

    Step 11 : determine the appropriateness and feasibility of translating recommendations

    inti the specific practice setting

    Step 12 : Create an action plan

    Step 13 : Implement the change

    Step 14 : Evaluate outcomes

    Step 15 : report the results of the preliminary evaluation to decision makers

    20

    Evidence Translation

  • Step 16 : secure support from decision makers to implement the recommented change

    internally

    Step 17 : identify the next steps

    Step 18 : communicate the findings

    10. Penentuan masalah prioritas dengan scoring.

    Ditinjau dari:

    1. Sifat masalah.(skala : 1-3, bobot : 1)

    a. Skor 3 : Tidak atau kurang sehat.

    b. Skor 2 : Ancaman kesehatan.

    c. Skor 1 : Keadaan sejahtera.

    2. Kemungkinan masalah dapat diubah.(skala : 0-2, bobot : 2)

    a. Skor 2 : mudah

    b. Skor 1 : sebagian

    c. Skor 0 : tidak dapat diubah

    3. Potensial masalah untuk dicegah. (skala : 1-3, bobot : 1)

    a. Skor 3 : tinggi

    b. Skor 2 : cukup

    c. Skor 1 : rendah

    4. Menonjolnya masalah. (skala : 0-2, bobot : 1)

    a. Skor 2 : masalah berat harus segera ditangani.

    b. Skor 1 : masalah ada tapi tidak perlu segera ditangani.

    c. Skor 0 : masalah tidak dirasakan.

    Rumus :

    21Total skor yang didapat

    X bobot

    Skor tertinggi

  • 11. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TN. A DENGAN

    DIABETES MELITUS DAN HIPERTENSI

    a. Data Umum

    1. Kepala Keluarga (KK) : Tn. A

    2. Jenis Kelamin : Laki - laki

    3. Umur/ tanggal lahir : 40 tahun

    4. Agama : Islam

    5. Pendidikan : -

    6. Pekerjaan : Buruh

    7. Alamat : Jalan Mawar

    b. Susunan Anggota Keluarga

    N0 Nama Umur Sex Hub

    Dg KK

    Pendd Pekerjaan Status Imunisasi Status

    KesBCG Polio DPT Hepatitis Campak

    1 Tn. A 40 L Ayah - Buruh

    2 Ny. B 33 P Ibu - IRT

    3 An. C 15 P Anak SMP Pelajar

    4 An. E 8 L Anak SD Pelajar

    5 An. F 7 L Anak SD Pelajar

    6 An. D 4 P Anak - -

    22

  • c. Genogram

    Ket :

    = perempuan

    = Laki laki

    = Pisah atau bercerai

    d. Pengkajian :

    Tipe Keluarga : Blended Family

    Suku Bangsa : Tn A = Sunda, Ny. B = Aceh

    Agama : Islam

    Bahasa yang di gunakan : bahasa sunda

    Pantangan : tidak teridentifikasi

    23

    Ny.H

    Ny.B

    An. E

    An. F

    Tn. A

    An. C

    An. D

  • Kebiasaan Budaya yang Berhubungan dengan Masalah Kesehatan: tidak

    teridentifikasi

    Kegiatan Rutin keagamaan di rumah: tidak teridentifikasi

    Pekerjaan Anggota Keluarga:

    Ny. B seorang ibu rumah tangga, suaminya bekerja sebagai buruh, dan anak anak

    nya masih pelajar.

    Tahapan Perkembangan Keluarga :

    Keluarga Tn. A sekarang pada tahap perkembangan dengan anak usia remaja. Tugas

    perkembangan pada tahap ini adalah mengimbangi kebebasan remaja dengan

    tanggung jawab yang sejalan dengan maturitas remaja, memfokuskan kembali

    hubungan perkawinan, dan melakukan komunikasi yang terbuka di antara orangtua

    dengan anak-anak remaja.

    Konflik antar pasangan :

    Masalah yang timbul di keluarga Tn. A mungkin salah satu penyebabnya adalah

    perbedaan budaya dan komunikasi dalam keluarga yang kurang efektif.

    Pola komunikasi Keluarga :

    Komunikasi yang terjadi di keluarga Tn. A mungkin kurang efektif karena setelah

    dilakukan pengkajian keluarga Tn. A mengalami stres marital, kesulitan keuangan

    dam nutrisi keluarga yang kurang sehingga anak anak nya pun sering bolos sekolah

    dan sering mengalami penyakit infeksi.

    Penghasilan Keluarga :

    Penghasilan secara keseluruhan dari keluarga Tn. A secara jelas nya tidak

    teridentifikasi tetapi dari melihat pekerjaan dan kondisi keluarga nya pun, sepertinya

    penghasilan keluarga Tn. A kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan keluarganya.

    Struktur Kekuatan keluarga :

    Dalam melakukan pengambilan keputusan< keputusan terakhir dipegang oleh Tn. A

    Struktur Peran :

    Tn. A tetap berperan menjadi pencari nafkah, Ny. B sebagai ibu rumah tangga dan

    anak anak nya sebagai pelajar.

    24

  • Nilai dan Norma Budaya :

    Tn. A dan Ny. B lahir dari budaya yang berbeda yaitu sunda dan aceh. Meskipun

    dengan kebudayaan yang berbeda Tn. A dan Ny.B tetap saling menghargai satu sama

    lain meskipun terkadang mengalami perbadaan dalam kebudayaan.

    Fungsi Keluarga :

    Fungsi afektif : Tn. A dan Ny. B sangat menyayangi anak anak nya meskipun ada

    anak yang dihasilkan dari istri yang berbeda

    Fungsi Sosial : hubungan antar anggota keluarga Tn. A baik tetapi setelah pengkajian

    didapatkan resiko ketidakefektifan komunikasi terapeutik yang dilakukan keluarga

    Tn. A sehingga anggota keluarga masih kurang tahu tentang penyakit yang diderita

    Tn. A

    Kemampuan Keluarga Mengenal masalah kesehatan :

    Keluarga Tn. A masih kurang peka terhadap timbulnya tanda gejala munculnya

    penyakit yang diderita Tn. A sehingga penyakit yang diderita baru diketahui setelah

    dilakukan pengkajian oleh perawat

    Kemampan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan keperawatan :

    Dalam mengambil keputusan pun keluarga Tn. A masih kurang sigap karena

    memikirkan keadaan ekonomi keluarga yang sangat pas pasan.

    Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :

    Sama dengan poin poin sebelumnya anggota keluarga yang lain masih kurang peka

    dan masih minim penetahuannya mengenai penyakit yang diderita oleh Tn. A.

    Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan rumah yang sehat:

    Mungkin karena keadaan ekonomi yang minim keluarga Tn. A jadi kurang

    memperhatikan keadaan rumah yang sehat sehingga anak anak nya pun bisa

    dikatakan sering mengalami penyakit infeksi.

    Kemampuan Memanfaatkan fasilitas kesehatan :

    Keluarga Tn. A masih ragu untuk menggunakan fasilitas kesehatan diakibatkan

    karena kondisi ekonomi yang rendah.

    Hasil Pemeriksaan Fisik Keluarga Tn. A

    25

  • Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada seluruh anggota keluarga Tn. A

    didapatkan hasil bahwa :

    Tn. A mengalami masalah kesehatan hipertensi dan diabetes melitus sedangkan anak

    anknya mempunyai riwayat penyakit infeksi.

    ANALISA DATA

    Data Masalah Etiologi

    1. Data Subjektif

    Keluarga Tn. A

    tidak mengetahui

    penyakit yang

    sedang diderita oleh

    Tn. A, dan anggota

    keluarga yang lain

    masih kurang

    mengetahui

    bagaimana cara

    merawat Tn. A dan

    tidak tahu

    bagaimana kondisi

    Tn. A saat ini

    2. Data Objektif

    Dari hasil

    pengkajian dan

    riwayat yang

    diderita Tn. A

    sebenarnya Tn. A

    sudah sejak lama

    mengidap penyakit

    ketidakefektifan program

    terapeutik pada keluarga

    Tn. A

    Ketidaktahuan anggota

    keluarga mengenai kondisi,

    pengobatan dan faktor

    faktor resiko pada penyakit

    kronis yang dialami Tn. A

    26

  • ini tetapi Tn. A

    tidak tahu penyakit

    yang diderita dan

    anggota keluarga

    yang lain pun hanya

    mengira sebagai

    penyakit warung

    saja

    12. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    Ketidakefektifan program terapeutik pada keluarga Tn. A berhubungan dengan

    ketidaktahuan anggota keluarga mengenai kondisi, pengobatan dan faktor faktor resiko

    pada penyakit kronis yang dialami Tn. A

    27

  • BAB III

    SIMPULAN

    Setelah mendiskusikan kasus 3 mengenai asuhan keperawatan keluarga anggota tutor

    menjadi paham mengenai pemberihan asuhan keperawatan keluarga yang merupakan bagian dari

    tugas perawat komunitas.

    Diskusi ini juga menunjang untuk melakukan praktikum kami ke keluarga. Sehingga

    mempermudah untuk melakukan tahapan-demi tahapan yang harus dilalui untuk mengkaji

    hingga melakukan implementasi.

    28

  • Daftar Pustaka

    Sudiharto. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan

    Transtruktural. Jakarta: EGC

    Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan pendekatan keperawatan transkultural.

    Jakarta : EGC.

    Slide ibu desy (evidance based practice)

    29