makalah spss blok 26

20
Hubungan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol di Dusun N Periode 2 Juni – 3 Juli 2014 Antonius Jonathan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA* 102011182 Email : [email protected] Abstrak Akhir-akhir ini di zaman modern ini, gaya hidup telah berubah sangat cepat. banyak hal terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, seperti merokok, stres, selain indeks massa tubuh, dan jenis kelamin. Era globalisasi yang cepat yang meningkatkan faktor yang dapat mempengaruhi kolesterol seperti kelebihan berat badan, banyak stres, merokok aktif, dan masih banyak lagi. Tapi kita hanya mengambil beberapa dari beberapa faktor. Semua faktor yang kita pelajari dalam penelitian ini, analisis akan dilakukan pada kelompok sampel dari 130 orang yang akan mewakili populasi tentang apa yang kita pelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti jenis kelamin, merokok, BMI, dan stres dapat mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Desain penelitian adalah studi deskriptif analitik cross-sectional. Data dianalisis menggunakan SPSS program komputer statistik matematika, dan dianalisis dengan uji ANOVA satu arah t- test, uji chi-square dan uji Fisher. Uji ANOVA menunjukkan p = 0,445 diperoleh sehingga dikatakan bahwa faktor-faktor seperti merokok, BMI, gender dan stres tidak mempengaruhi kolesterol total (P> 0,05, sehingga faktor-faktor ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam kolesterol total). Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan hasil penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total sebesar merokok, BMI, jenis kelamin, dan stres. Jadi mudah-mudahan studi ini dapat bermanfaat untuk studi yang serupa di kemudian hari. 1

Upload: antonius-joo

Post on 12-Dec-2015

223 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tugas penelitian SPSS blok 26

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah SPSS blok 26

Hubungan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol

di Dusun N

Periode 2 Juni – 3 Juli 2014

Antonius Jonathan

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA*

102011182

Email : [email protected]

Abstrak

Akhir-akhir ini di zaman modern ini, gaya hidup telah berubah sangat cepat. banyak hal terkait dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, seperti merokok, stres, selain indeks massa tubuh, dan jenis kelamin. Era globalisasi yang cepat yang meningkatkan faktor yang dapat mempengaruhi kolesterol seperti kelebihan berat badan, banyak stres, merokok aktif, dan masih banyak lagi. Tapi kita hanya mengambil beberapa dari beberapa faktor. Semua faktor yang kita pelajari dalam penelitian ini, analisis akan dilakukan pada kelompok sampel dari 130 orang yang akan mewakili populasi tentang apa yang kita pelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah faktor-faktor seperti jenis kelamin, merokok, BMI, dan stres dapat mempengaruhi kadar kolesterol total seseorang. Desain penelitian adalah studi deskriptif analitik cross-sectional. Data dianalisis menggunakan SPSS program komputer statistik matematika, dan dianalisis dengan uji ANOVA satu arah t-test, uji chi-square dan uji Fisher. Uji ANOVA menunjukkan p = 0,445 diperoleh sehingga dikatakan bahwa faktor-faktor seperti merokok, BMI, gender dan stres tidak mempengaruhi kolesterol total (P> 0,05, sehingga faktor-faktor ini tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam kolesterol total). Oleh karena itu kita dapat menyimpulkan hasil penelitian ini tidak menunjukkan hubungan yang signifikan antara kadar kolesterol total sebesar merokok, BMI, jenis kelamin, dan stres. Jadi mudah-mudahan studi ini dapat bermanfaat untuk studi yang serupa di kemudian hari.

Kata kunci : kolesterol, indeks masa tubuh, total kolesterol, stress, studi analitik.

Abstract

Lately in this modern time, lifestyle has change very fast. many thing is associated with factors that can affect cholesterol levels in the blood, such as smoking, stress, in addition to the body mass index, and gender. Era of rapid globalization that increase the factor that can affect cholesterol such as overweight, lot of stress, active smoking, and many more. But we only took some of few factor. All factor that we learn in this study, the analysis will be performed on a sample group of 130 people who will represent the population about what we studying. This study aims to determine whether factors such as gender, smoking, BMI, and stress can affect a person's total cholesterol. The study design was cross-sectional descriptive analytic study. Data were analyzed using SPSS statistic math computer program, and were analyzed by ANOVA test, one-way t-test, chi-square test and Fisher test. ANOVA test shows the obtained p = 0.445 so it is said that factors such as smoking, BMI, gender and stress did not affect total cholesterol (P> 0.05, so these factors do not have significant difference in total cholesterol). Therefore we can conclude the results of this study have not shown a significant relationship between total cholesterol levels by smoking, BMI, gender, and stress. So hopefully this study can be usefull for future studies that similar to this case.

Key Words : Cholesterol, Body mass index, smoking, total cholesterol, stress, analytic studies.

1

Page 2: Makalah SPSS blok 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kolestrol sudah menjadi sesuatu yang dipandang buruk di mata masyarakat,

dimana masyarakat beranggapan bahwa mempunyai kolestrol merupakan sesuatu hal

yang buruk. Kolestrol itu sendiri sebenarnya bukanlah sesuatu yang buruk, bilamana

kadar yang terdapat dalam tubuh sesuai dengan kadar normalnya. Tidak kekurangan

maupun kelebihan. Kolesterol tinggi merupakan salah satu permasalahan gizi yang ada di

Indonesia. Menurut survei KRT (1992) dilaporkan bahwa penyakit jantung merupakan

penyebab kematian utama (16,5%) dari total angka kematian. Hampir pada semua kasus

disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol. Faktor yang

mempengaruhi tinggi rendahnya kolesterol yang utama adalah keturunan, makanan, berat

badan, aktivitas fisik, umur dan jenis kelamin, alkohol dan rokok. 1

Kolestrol ini merupakan prekusor dari steroid, yang karenannya kadar kolestrol

yang terlalu rendah bukan merupakan hal yang baik. Tetapi terlalu tingginya kolestrol itu

sendiri pun juga tidak baik karena dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Faktor-

faktor yang mempengaruhi kolestrol itu sendiri salah satunya adalah jumlah lemak yang

kita konsumsi, dikarenakan kolestrol merupakan hasil metabolisme dari lemak. Masih

banyak faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi kadar kolestrol tersebut seperti,

usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penghasilan, pekerjaan, kadar hemoglobin, dan

lainnya, tetapi belum diketahui hasil pastinya.

1.2 Permasalahan

Dari latar belakang yang ada maka permasalahan penelitian kita adalah untuk

melihat apakah ada korelasi antara keempat faktor tersebut terhadap kadar kolesterol

dalam tubuh.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum untuk melihat apakah adanya hubungan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kadar kolesterol

2

Page 3: Makalah SPSS blok 26

Tujuan khusus :

- Melihat hubungan rokok terhadap kadar kolesterol

- Melihat hubungan jenis kelamin terhadap kadar kolesterol

- Melihat hubungan indeks masa tubuh terhadp kadar kolesterol

- Melihat hubungan stress terhadap kadar kolesterol

1.4 Manfaat penelitian

1. Bagi peneliti

Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam perkuliahan khususnya dalam bidang

bidang penelitian serta memberi bahan masukan dan perbandingan bagi penelitian

lanjut yang serupa.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kadar

kolesterol dan diharapkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan mengenai kolestrol dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga

penyakit yang disebabkan kadar kolestrol yang berlebih dapat lebih di kurangi dan

terkontrol.

3

Page 4: Makalah SPSS blok 26

Bab II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

A. Kolestrol

Kolestrol adalah metabolit yang menganduk lemak sterol yang ditemukan pada

membrane sel dan disirkulasikan dalam plasma darah. kolestrol merupakan sejenis

lipid yang merupakan molekul lemak atau yang menyerupainya. Kolestrol merupakan

komponen structural membrane sel dan merupakan senyawa induk dari hormone

steroid, citamin D3, dan garam empedu. Kolestrol disintesis secara de novo di dalam

hati dan sel epitel usus dan juga dapat diperoleh dari lipid makanan. Sintesis kolestrol

secara de novo bergantung pada jumlah kolestrol dan trigliserida dalam lipid

makanan. Biosintesis kolestrol diawali dengan asetil-CoA dalam proses yang sangat

rumit melibatakan 32 macam enzim, beberapa diantaranya dapat larut dalam sitosol

dan yang lainnya terikat pada membrane RE. penyusun kerangka karbon dasar pada

kolestrol adalah isoprene. Pencernaan dan penyerapan lipid pada makanan dapat

berlangsung dengan sempurna hanya jika terdapat garam empedu dalam jumlah yang

memadai. Garam empedu disintesis dalam hati dari kolestrol dan melewati saluran

empedu, masuk ke dalam usus dua belas jari dan kemudian masuk ke dalam usus

halus bagian atas (jejenum). Penyerapan kembali misel gram empedu terjadi di dalam

usus halus bagian bawah (ileum) dan dari sini sebagian besar garam empedu akan

kembali ke dalam hati melalui darah. Kolestrol berlebih dilarutkan dalam misel garam

empedu. Tingginya kadar kolestrol dalam tubuh menjadi pemicu munculnya berbagai

penyakit, akan tetapi tidak semua kolestrol berdampak buruk bagi tubuh, hanya

kolestrol yang termauk kategori LDL saja yang berakibat buruk, sedangkan jenis

kolestrol HDL merupakan kolestrol yang dapat melarutkan kolestrol LDL dalam

tubuh. Batas normal kolestrol dalam tubuh adalah 160-200 mg.1, 2

B. Index Massa Tubuh (IMT)

4

Page 5: Makalah SPSS blok 26

C. Rokok

D. Jenis Kelamin

Lebih banyak pria termasuk kategori kelebihan berat badan dibandingkan

wanita, sementara kebanyakan wanita termasuk kategori obesitas. Distribusi lemak

tubuh juga berbeda berdasarkan jenis kelamin, pria cenderung mengalami obesitas

visceral dibandingkan wanita. Proses-proses fisiologis dipercaya dapat berkonstribusi

terhadap meningkatnya simpanan lemak pada perempuan. Prevalensi penduduk

merokok setiap hari tinggi pada kelompok usia produktif (16-24 tahun). Pada saat ini

prevalensi perokok pada laki-laki 11 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan, tetapi

rata-rata rokok dihisap oleh perokok perempuan lebih banyak dibandingkan dengan

laki-laki.5

E. Stress

Seseorang yang mengalami stress atau tekanan, kadar kolesterol darahnya lebih

tinggi dibandingkan saat tidak mengalami tekanan.6 Telah lama diketahui bahwa stress

termasuk etiologi dari penyakit jantung koroner. Stress ini bisa emosional, berkaitan

dengan pekerjaan , social, cultural, herediter, dan stressor fisik. Orang dengan

hiperkolesterolemia mempunyai resiko lebih tinggi menderita penyakit jantung

arterosklerotik daripada orang dengan kadar normal. Sebaliknya, hasil studi

menunjang adanya sifat protektif dari lipoprotein tertentu yang disebut high density

lipoprotein (HDL), yang ternyata dapat menghambat atau mencegah perkembangan

arterosklerosis. Kadar HDL serum wanita lebih tinggi dari kadar pada pria, sesuai

dengan hasil studi yang menunjukkan bahwa estrogen berfungsi menaikkan kadar

HDL, sementara androgen cenderung menurunkan kadar HDL. Selama stress, kadar

kolesterol serum meningkat. Ada penelitian yang menunjukkan antara stress menahun

dengan tekanan darah. Stress meningkatkan tekanan darah, yang pada gilirannya

melemahkan dan merusak pelapis pembuluh darah, menyediakan tempat bagi

mengendapnya lipid sehingga terbentuk plak kolesterol.6 Dari salah satu jurnal

disebutkan bahwa IMT menjadi salah satu penentu pengukuran untuk obesitas yang

dimana kadar kolesterol yang meningkat menjadi faktor terjadi obesitas.7

5

Page 6: Makalah SPSS blok 26

2.2 Kerangka Konsep

Berdasarkan pada masalah dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini,

maka kerangka konsep dalam penellitian dapat digambarkat sebagai berikut :

2.3 Hipotesis

Hipotesis alternatif :

- Ada hubungan antara umur terhadap kadar kolesterol total.

- Ada hubungan antara jenis kelamin terhadap kadar kolesterol total.

- Ada hubungan antara kerja terhadap kadar kolesterol total.

- Ada hubungan antara penghasilan terhadap kadar kolesterol total.

- Ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kadar kolesterol total.

- Ada hubungan antara hemoglobin terhadap kadar kolesterol total.

Ho :

- Tidak ada hubungan antara umur terhadap kadar kolesterol total.

- Tidak ada hubungan antara jenis kelamin terhadap kadar kolesterol total.

- Tidak ada hubungan antara kerja terhadap kadar kolesterol total.

- Tidak ada hubungan antara penghasilan terhadap kadar kolesterol total.

- Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap kadar kolesterol total.

- Tidak ada hubungan antara hemoglobin terhadap kadar kolesterol total.

6

Variabel Independent

1. Umur 2. Jenis kelamin3. Kerja4. Penghasilan5. Tingkat pendidikan6. Hemoglobin

Variabel Dependent

Total kolesterol

Page 7: Makalah SPSS blok 26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan studi cross sectional.

Dalam penelitian ini digunakan variabel dependent (terikat) dan variabel independent

(bebas). Variabel terikat adalah total kolesterol. Variabel bebas berupa jenis kelamin,

usia, pekerjaan, penghasian, tingkat pendidikan, serta kadar hemoglobin. Pengolahan

data dilakukan dengan menggunakan SPSS 22 ( Statistical product and Service Solution )

dan digunakan uji statistik yang sesuai. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat

untuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti baik variabel katagorik maupun

variabel numerik. Analisis bivariat yang digunakan bertujuan untuk melihat hubungan

dari masing-masing variabel independen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada wilayah kerjs Puskesmas X, Kecamatan Y. Pengumpulan

data dimulai pada tanggal 2 Mei 2015 sampai dengan 3 Agustus 2015.

3.3 Sumber Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu :

a.Data Primer

Sumber yang digunakan adalah sumber data primer dari pengukuran untuk variabel

kadar kolesterol, kuesioner untuk variabel merokok, IMT, jenis kelamin dan stress.

3.4. Populasi

Populasi disini adalah semua warga yang berusia 60 tahun berdomisili di dusun N dalam

kurun waktu 2 Juni - 3 Juli 2014 di wilayah dusun N, desa K dengan jumlah populasi

sebanyak 130 orang.

3.5. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Kriteria inklusi yang dipilih adalah :

a. Seluruh warga yang berusia 20 – 45 tahun.

7

Page 8: Makalah SPSS blok 26

Yang dijadikan sebagai kriteria eksklusi adalah :

a. Orang yang menolak untuk melakukan penelitian sebanyak 6 orang.

b. Orang yang mengkonsumsi obat penurun kadar kolesterol sebanyak 4 orang.

c. Sampel sebanyak 130 orang warga.

3.6 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik

pengambilan sampling berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam

pengambilan sampelnya. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 130

orang.

Variabel independen (variabel bebas), adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya

variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah rokok, indeks

masa tubuh, jenis kelamin, dan stres. Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam

penelitian ini, yang menjadi variabel dependen adalah kadar kolesterol.

BAB IV

8

Page 9: Makalah SPSS blok 26

HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat

Penelitian dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang. Kemudian

dicari karakteristik subjek menurut jenis kelamin, rokok, stress, dan index massa tubuh

(IMT).

Tabel 2. Sebaran Subjek Berdasarkan IMT, Rokok, Jenis kelamin, dan Stress.

Tabel 3. Hubungan kadar kolesterol dengan factor-faktor yang mempengaruhinya.

4.2 Analisa Bivariat

Analisis Bivariat Analisis bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara

varibel bebas dan variabel terikat. Analisis bivariat dilakukan pada variabel yang telah

dikategorikan dengan menggunakan uji chi square (X2), menggunakan α = 0,05 dan 95%

Confedence Interval (CI).7

Uji chi square (X2) digunakan bila data penelitian berupa frekuensi-frekuensi dalam

bentuk kategori baik itu nominal atau ordinal, uji ini juga digunakan untuk menentukan

signifikansi dua variabel atau lebih.7

Rumus: Oij : Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-I

pada kolom ke-j Eij :Banyak kasus yang diharapakan di bawah Ho untuk dikategorikan

dalam baris ke-I pada kolom ke-j X2 : Nilai chi square r : Jumlah baris, k : Jumlah kolom

Selain itu untuk menghitung estimasi besar risiko masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat dihitung digunakan nilai Odds Ratio (OR).7,8

Rumus: OR : Odds ratio risiko terhadap kejadian BBLR a/b : rasio antara banyaknya

kasus yang terpapar dan kasus yang tak terpapar c/d : rasio antara banyaknya kontrol yang

terpapar dan kontrol yang tak terpapar Interpretasi : OR < 1 : Merupakan faktor protektif OR

= 1 : Tidak ada hubungannya/ pengaruhnya OR > 1 : Merupakan faktor risiko.7,8

9

Page 10: Makalah SPSS blok 26

1. Faktor indeks masa tubuh terhadap kadar kolesterol

2. Faktor rokok terhadap kadar kolesterol

3. Faktor jenis kelamin terhadap kadar kolesterol

4. Faktor Stress terhadap kadar kolesterol

10

Page 11: Makalah SPSS blok 26

BAB V

PEMBAHASAN

Dari data diatas didapatkan bahwa orang dengan IMT <18,5 atau underweight ada 19

orang (14,6%) dan 3 orang diantaranya memiliki kadar kolesterol normal dan ada 16 orang

dengan hiperkolesterolemia. Dan pada orang yang normal weight atau dengan IMT 18,5-25

ada 79 orang (60,8%) dan 2 diantaranya memiliki kolesterol normal dan ada 77 orang dengan

hiperkolesterol. Sedangkan pada 32 orang dengan IMT >25 atau over weight ada 3 orang

yang kolesterolnya normal dan 29 orang dengan hiperkolesterolemia, serta tidak didapatkan

hubungan yang bermakna dari indeks massa tubuh (IMT) seseorang dengan kadar kolesterol

yang dimilikinya (p>0,05).

Hubungan merokok dengan kadar kolesterol seseorang ditemukan bahwa dari 107

orang (82,3%) orang yang tidak merokok ditemukan 6 orang yang memiliki kadar kolesterol

normal dan 101 orang memiliki hiperkolesterolemia, dan dari 23 orang (17,7%) yang

merokok ditemukan 2 orang yang kadar kolesterolnya normal dan 21 orang yang

hiperkolesterolemia, serta dengan menggunakan uji Fisher ditemukan tidak ada hubungan

yang bermakna antara merokok dengan kadar kolesterol seseorang (p>0,05).

Dari penelitian hubungan antara jenis kelamin dan kadar kolesterol, ditemukan bahwa

dari 89 orang (68,5%) laki-laki ada 6 orang yang kolesterolnya normal dan 83 orang

diantaranya hiperkolesterolemia, dan dari 41 orang (31,5%) perempuan ada 4 orang

diantaranya yang kolesterolnya normal dan 39 orang diantaranya yang hiperkolesterolemia.

Dan dengan menggunakan uji Fisher menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara

jenis kelamin dan kadar kolesterol (p>0,05) yang dimilikinya.9

Dari data didapat hubungan antara stress dan kadar kolesterol didapatkan bahwa dari

58 orang (44,6%) yang tidak mengalami stress ada 4 orang yang kolesterolnya normal dan

54 orang mengalami hiperkolesterolemia dan dari 72 orang (55,4%) yang mengalami stress

ada 4 orang yang normal kadar kolesterolnya dan 68 orang yang tinggi kolesterolnya, dari uji

Fisher ditemukan tidak adanya hubungan yang bermakna (p>0,05) antara stress dan kadar

kolesterol.9

11

Page 12: Makalah SPSS blok 26

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari tujuan penelitian untuk mengetahui apakah adanya hubungan antara kadar

kolesterol dengan factor-faktor seperti indeks massa tubuh (IMT), rokok, jenis kelamin, dan

stress didapatkan hasil penelitian dengan jumlah sampel sebanyak 130 orang ditemukan

bahwa dari 79 orang (60,8%) yang nomal weight ada 77 orang yang hiperkolesterolemia, dan

dari 107 orang (82,3%) yang tidak merokok didapatkan 101 orang yang hiperkolesterolemia,

dan dari 41 orang (31,5%) perempuan didapatkan 39 orang yang hiperkolesterolemia, dan

pada 58 orang (44,6%) yang tidak mengalami stress ada 54 orang yang hiperkolesterolemia,

ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol yang

tinggi dengan indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, jenis kelamin, dan stress.

Saran

1. Bagi peneliti : agar dapat menambah wawasan tentang hubungan faktor resiko dengan

kadar kolesterol.

2. Bagi masyarakat : mengurangi dan mencegah terjadinya hiperkolesterolemia adalah

dengan mengurangi mengkonsumsi makanan yang berlemak dan berkolesterol tinggi,

tingkatkan asupan buah dan sayuran, olahraga yang teratur, ubah gaya hidup

mengkonsumsi alcohol dan merokok, mengkontrol berat badan yang dapat

disesuaikan dengan standar IMT, dan jangan lupa untuk check up rutin ke dokter.

12

Page 13: Makalah SPSS blok 26

DAFTAR PUSTAKA

1. Kuchel P, Ralstn GB. Schaum’s Easy Outlines: Biokimia. Jakarta: Erlangga; 2006.h.77-86.

2. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis.

Jakarta: EGC; 2000.h.478-9.

3. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan msyarakat. Jakarta: EGC;

2009.h.206-10

4. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA. Lecture notes: kardiologi. Jakarta:

Erlangga; 2003.h.108-9.

5. Carpenito LJ. Diagnosis keperawatan: aplikasi pada praktek klinis. Jakarta: EGC;

2009.h.543.

6. Hastuti HT. Hubungan antara tingkat konsumsi gizi, olahraga, serta indeks massa tubuh

dengan kadar LDL kolesterol. Diunduh dari: http://eprints.undip.ac.id/13191/1/1340.pdf

7. Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi ke-4. Jakarta:

Sagung Seto; 2012.

8. Dahlan MS. Statistic untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariate, dan multivariate,

dilengkapi aplikasi dengan menggunakan spss. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit Salemba

Medika; 2012.

9. Dahlan MS. Penelitian diagnostic: dasar-dasar teoritis dan aplikasi dengan program spss dan

stata. Jakarta:Penerbit Salemba Medika; 2009.

13

Page 14: Makalah SPSS blok 26

Lampiran

Frequencies

Korelasi

Chi-square

T-test

Oneway Annova

14