makalah penyuluhan sl

Upload: angela-tiana

Post on 01-Mar-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SKILL LAB

TRANSCRIPT

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dengan Menggunakan Sistem 3R

Anggela Tiana

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

PendahuluanSampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara didunia. Tidak hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat. Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat. Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.Sampah rumah tangga adalah sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan sehari-hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Sampah ini bersumber dari rumah per rumah atau komplek perumahan. Sampah dapat diolah dengan menggunakan konsep 3R yaitu reduce, reuse dan recycle.

Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah3. Untuk mengetahui cara mengolah sampah4. Untuk mengetahui dampak sampah pada masyarakat dan lingkungan5. Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah

SasaranSasaran makalah ini adalah untuk seluruh masyarakat. Namun pada penyuluhan ini lebih memprioritaskan masalah sampah yang terdapat di rumah tangga.

PembahasanSampah atau waste (Inggris) memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas. Menurut definisi (WHO), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, atau aktifitas manusia lainnya. Bahkan, sampah bisa berasal dari puing-puing bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai.Besarnya sampah yang dihasilkan dalam suatu daerah tertentu sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas, dan tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap barang/material. Semakin besar jumlah penduduk atau tingkat konsumsi terhadap barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. Setiap harinya, kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan menghasilkan sampah dalam volume yang cukup besar. Hal ini disebabkan jumlah penduduk yang cukup besar dan termasuk ke dalam kategori kota besar.Sampah biasanya dibuang ke tempat yang jauh dari pemukiman manusia. Jika tempat pembuangan sampah berada dekat dengan pemukiman penduduk, risikonya sangat besar. Sampah yang dibiarkan menggunung dan tidak diproses bisa menjadi sumber penyakit. Banyak penyakit yang ditularkan secara tidak langsung dari tempat pembuangan sampah. Tercatat lebih dari 25 jenis penyakit yang disebabkan oleh buruknya pengelolaan sampah, salah satunya diare. Selain itu, dampak pengelolaan sampah yang buruk menimbulkan pencemaran terhadap air tanah, udara, dan tanah.Selain pemukiman di kota, sampah juga dihasilkan dari pedesaan. Umumnya, sampah pedesaan sebagian besar berasal dari lahan pertanian berupa sampah organik dan sampah rumah tangga. Sampah organik desa dapat berupa jerami padi, sekam padi, sisa sayuran, atau pun dedaunan.1

Jenis-jenis SampahPengelolaan sampah yang benar mensyaratkan adanya keterpaduan dari berbagai aspek, mulai dari hulu sampai hilir. Aspek hulu meliputi kegiatan pengolahan sampah pada tingkat penghasil sampah tahap pertama, di antaranya rumah tangga, hotel, maupun rumah makan. Langkah yang bisa diambil pada aspek hulu adalah pemilahan sampah berdasarkan jenisnya. Berdasarkan bahan asalnya, sampah dibagi menjadi dua jenis, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Di negara yang sudah menerapkan pengolahan sampah secara terpadu, tiap jenis sampah ditempatkan sesuai dengan jenisnya. Untuk mempermudah pengangkutan sampah ke TPA (tempat pembuangan sampah akhir), sampah dipilah berdasarkan klasifikasinya. Sampah dipilih menjadi tiga, yaitu sampah organik, non-organik, dan B3. Jika proses klasifikasi ini diterapkan, diharapkan akan mempermudah proses pengolahan sampah pada tahap selanjutnya.1. Sampah organik Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang terkandung airnya kecil. Contoh sampah organik kering diantaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedauanan kering.2. Sampah anorganikSampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini bisa berasal dari bahan yang bisa diperbarui dan bahan yang berbahaya serta beracun. Jenis yang termasuk kedalam kategori bisa didaur ulang (recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plaastik dan logam.3. Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun)Sampah B3 merupakan jenis sampah yang dikategorikan beracun dan berbahaya bagi manusia. Umumnya, sampah jenis ini mengandung merkuri seperti kaleng bekas cat semprot atau minyak wangi. Namun, tidak menutup kemungkinan sampah yang mengandung jenis racun lain yang berbahaya.1-4

Tujuan dan Manfaat Pengelolaan SampahPengelolaan sampah merupakan langkah-langkah yang dilakukan dengan tujuan:5a. Mengubah sampah dari material yang tidak berguna menjadi material yang memiliki nilai ekonomisb. Mengolah sampah menjadi material yang tidak membahayakan lingkungan hidup.Sedangkan secara umum manfaat dari pengelolaan sampah yaitu:- Mengurangi volume sampah yang dibuang di TPAKarena sampah dikomposkan di tempat di mana kompos tersebut diambil, dengan sendirinya volume sampah yang diangkut ke TPA akan berkurang.- Menghemat sumber dayaBerkurangnya volume sampah yang diangkut ke TPA juga memiliki implikasi lain, misalnya berkurangnya armada angkutan yang dibutuhkan, tenaga kerja yang dibutuhkan, dan bahan bakar. Semua ini akan menghemat biaya yang diperlukan untuk pengelolaan sampah.- Peningkatan nilai tambah sampahMembuat sampah organik menjadi kompos akan memberikan nilai tambah bagi sampah. Kompos dan pelet memiliki nilai dan tidak berbau- Manfaat untuk lingkunganBanyak orang yang menuding bahwa salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah karena penanganan sampah yang kurang baik.3

Dampak Sampah pada Masyarakat dan Lingkungan1. Dampak PositifPengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif terhadap masyarakat dan lingkungannya antara lain: Sampah dapat dipergunakan untuk menimbun tanah seperti rawa-rawa dan dataran rendah Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk Dapat diberikan untuk makanan ternak melalui proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh yang buruk dari sampah terhadap ternak Berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga atau binatang pengerat Menurunnya insiden penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah Keadaan estetika lingkungan yang bersih menimbulkan kegairahan hidup bagi masyarakat Keadaan lingkungan yang baik mencerminkan kemajuan kebudayaan masyarakat Keadaan lingkungan yang baik akan menghemat pengeluaran dana kesehatansuatu negara sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan lain.

2. Dampak Negatifa) Terhadap Kesehatan Pengelolaan sampah yang kurang baik akan menjadi tempat berkembang biak bagi vektor penyakit seperti lalat atau tikus sehingga insiden penyakit tertentu akan meningkat Insiden penyakit Demam Berdarah Dengue akan meningkat sebab vektor penyakit hidup dan berkembang biak dalam kaleng-kaleng atau ban bekas yang berisi air hujan Kecelakaan-kecelakaan timbul karena pembuangan sampah secara sembarangan, misalnyan luka oleh benda tajam seperti besi, kaca dll. Gangguan psikosomatis seperti sesak nafas, insomnia, stress dan lain-lain.b) Terhadap Lingkungan Estetika lingkungan menjadi kurang sedap dipandang mata Proses pembusukan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu yang menimbulkan bau busuk Pembakaran sampah dapat menimbulkan pencemaran udara dan bahaya kebakaran yang lebih luas Pembuangan sampah ke saluran-saluran air akan menyebabkan aliran terganggu dan saluran air akan menjadi dangkal Bila musim hujan tiba akan menyebabkan banjir dan mengakibatkan pencemaran pada sumber air permukaan atau sumur menjadi dangkal Air banjir dapat menyebabkan kerusakan fasilitas masyarakat, seperti jalan, jembatan, saluran air.c) Terhadap sosial ekonomi dan budaya masyarakat Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan keadaan sosial budaya masyarakat setempat Keadaan lingkungan yang kurang baik dan jorok, akan menurunkan minat dan hasrat wisatawan untuk datang berkunjung ke daerah tersebut Dapat menyebabkan tindakan kriminal di daerah tersebut, terjadinya perselisihan antar warga, atau warga dengan pihak pengelola Angka kesakitan meningkat dan mengurangi hari kerja sehingga menyebabkan produktifitas masyarakat menurun Memerlukan dana yang besar untuk memperbaiki lingkungan yang rusak, sehingga dana untuk sektor lain menjadi berkurang Penurunan pemasukan daerah/devisa akibat penurunan jumlah wisatawan dan diikuti penurunan atau berkurangnya penghasilan masyarakat setempat Menurunkan kualitas dan sumber daya alam dengan demikian akan menyebabkan mutu produksi menurun dan tidak mempunyai nilai ekonomis Penumpukkan sampah di pinggir jalan akan menyebabkan kemacetan lalu lintas sehingga menghambat kegiatan transportasi barang dan jasa.6

Pengelolaan SampahPenanganan sampah, meliputi:1a) Pemilahan dalam bentuk pengelompokkan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan sifat sampah.b) Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu.c) Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.d) Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengambilan sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Tahap Pengelolaan Sampah

PemindahanPewadahanPengumpulan

PengolahanPengangkutanPembuangan Akhir

I. Tahap pengumpulan dan penyimpananSampah disimpan pada tempat sementara, yaitu tempat sampah dikantor, rumah tangga, hotel, restoran dll. Sebaiknya sampah basah dan sampah kering dikumpulkan dalam tempat yang berbeda untuk memudahkan pemusnahannya. Syarat-syarat tempat penampung sementara: Konstruksi harus kuat, tidak mudah bocor Mempunyai tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan Ukuran sesuai sehingga mudah diangkat oleh satu orangDari penyimpanan ini kemudian dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam dipo (rumah sampah). Dipo ini dikelola oleh pemerintah, berupa bak besar untuk menampung sampah rumah tangga.Syarat-syarat rumah sampah/dipo Dibangun di atas permukaan tanah setinggi kendaraan pengangkut sampah Mempunyai dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah Mempunyai lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang lain masuk ke dalam dipo Ada kran air untuk membersihkan Tidak menjadi tempat tinggal/sarang lalat, tikus Mudah dicapai masyarakatCara pengumpulan di dipo ada dua macam:- Sistem duetTempat sampah kering dan tempat sampah basah- Sistem trioTempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakarII. Tahap pengangkutanSetelah dari Dipo sampah diangkut dengan mobil ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah.III. Tahap pemusnahanAda beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan oleh institusi atau individu dan penggunaan teknologi pemanfaatan sampah antara lain: Sanitary Land-fillSistem ini merupakan sistem terbaik, yaitu pemusnahan sampah dengan jalan penimbunan sampah dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis. Dengan demikian sampah tidak berada di alam terbuka sehingga tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat.Sampah semua jenisdiangkut dan dibuang ke suatu tempat yang jauh dari pemukiman. Kemudian sampah ditimbun tanah selapis demi lapis, setelah sebelumnya sampah dan tanah tersebut dipadatkan.Metode Sanitary Land-Filla. Metode Galian Parit (Trench Method)Sampah dibuang pada galian parit yang memanjang. Hasil galian digunakan untuk menutup sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan, kemudian diratakan kembali. Setelah parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit yang terdahulu.b. Metode AreaSampah dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, lereng bukit kemudian ditutup dengan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.4Keberadaan Sampah Saat IniSampai dengan saat ini, sebagian bessar sampah, baik sampah rumah tangga maupun sampah non-rumah tangga masih dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) maupun ke transfer depo yang akhirnya dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah itu dibuang apa adanya, belum atau tidak dipisahkan sesuai dengan jenisnya. Jumlah sampah yang diolah/dikelola dengan benar, presentasenya maasih sangat kecil; sebagian besar masih dibuang begitu saja (disposal). Padahal sampah masih bisa dioptimalkan fungsi dan kegunaannya, dengan cara misalnya (1) di-reuse (dipakai ulang) atau (2) di-recycle (didaur ulang). Proses pengelolaan sampah saat ini, apabila ditinjau dari metode 3R + 1D dapat dijelaskan sebagai berikut.1. ReduceProses meminimalisasi jumlah timbunan sampah dari sumbernya. Mengurangi sampah dengan mengurangi pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu kita butuhkan, misalnya yaitu mengurangi pemakaian kantong plastik. Biasanya sampah rumah tangga yang paling sering di jumpai adalah sampah dari kantong plastik yang dipakai sekali lalu dibuang. Padahal, plastik adalah sampah yang perlu ratusan tahun (200-300 tahun) untuk terurai kembali. Karena itu, pakailah tas kain yang awet dan bisa dipakai berulang-ulang2. ReuseProses memilih dan memilah serta mengoptimalkan fungsi sampah yang masih bisa dimanfaatkan. Memakai dan memanfaatkan kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai menjadi sesuatu yang baru. Sampah rumah tangga yang bisa digunakan untuk dimanfaatkan seperti: koran bekas, kardus bekas susu, kaleng susu, wadah sabun lulur, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi atau cottonbut. Selain itu barang-barang bekas tersebut dapat dimanfaatkan oleh anak-anak, misalnya memanfaatkan buku tulis lama jika masih ada lembaran yang kosong bisa dipergunakan untuk corat coret, buku-buku cerita lama dikumpulkan untuk perpustakaan mini di rumah untuk mereka dan anak-anak sekitar rumah. Itu juga salah satu cara pemanfaatan sampah rumah tangga.

3. RecycleProses mengolah kembali sampah yang masih bisa diproses ulang menjadi barang lain yang bermanfaat, layak dipakai, serta layak jual. Mendaur ulang kembali barang lama menjadi barang baru. Sampah organik bisa di manfaatkan sebagai pupuk dan sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa di gunakan kembali, contohnya: mendaur ulang kertas yg tidak di gunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa di sulap menjadi tempak alat tulis, plastik detergen, susu, bisa di jadikan tas cantik, dompet, dll.4. DisposalProses pembuangan akhir sampah yang memang sudah tidak bisa dimanfaatkan kembali.1-5KesimpulanSampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Apabila setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya masing-masing, maka sisa sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal sedikit berupa limbah non-organik dan inipun masih bisa dimanfaatkan para pemulung.Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Sampah merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.

Daftar Pustaka1. Tim Penulis PS. Penanganan & pengolahan sampah. Jakarta: Seri Industri Kecil; 2005. h. 5-20.2. Purwendro S, Nurhidayat. Mengolah sampah untuk pupuk pestisida organik. Yogyakarta: Penerbit Swadaya; 2006.3. Basriyanta. Memanen sampah. Yogyakarta: Penerbit Kanisus (Anggota IKAPI); 2007.4. Sejati K. Pengolahan sampah terpadu. Yogyakarta: Penerbit Kanisus; 2009.5. Aminah MS, Susanti SR. Meraup duit dari barang seken. Jakarta: Me Book, Grup Puspa Swara (Anggota IKAPI); 2009.6. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006. h.72-4.2