sl famili folder

32
Laporan Kasus Hipertensi dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga GEREYNO 102008059 I. PENDAHULUAN 1). Latar Belakang Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh nadi mengempis kosong). Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan GEREYNO, 102008059, B6 Rer3_glo [email protected] Page 1

Upload: yudia-mahardika

Post on 12-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 28

TRANSCRIPT

Page 1: Sl Famili Folder

Laporan Kasus Hipertensi dengan

Pendekatan Kedokteran Keluarga

GEREYNO

102008059

I. PENDAHULUAN

1). Latar Belakang

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu

yang lama). Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh

kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan

mengukur tekanan darah kita secara teratur.

Secara umum seseorang dikatakan menderita hipertensi jika tekanan

darah sistolik/diastoliknya melebihi 140/90 mmHg (normalnya 120/80

mmHg). Sistolik adalah tekanan darah pada saat jantung memompa darah ke

dalam pembuluh nadi (saat jantung mengkerut). Diastolik adalah tekanan

darah pada saat jantung mengembang dan menyedot darah kembali (pembuluh

nadi mengempis kosong).

Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada

anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan

anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan

mereka yang tidak memiliki orang tua penderita Hipertensi.

Dalam makalah ini, saya akan membahas tentang hasil kunjungan saya

ke salah satu pasien dari Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua. Kegiatan ini

diadakan untuk melihat langsung keadaan pasien dan keluarganya, serta

lingkungan tempat tinggal mereka.3,4

2). Tujuan

Tujuan dilakukannya kunjungan rumah ialah untuk mengetahui adakah

terdapat hubungan antara keadaan keluarga, lingkungan tempat tinggal dan pola

psikososial pasien dengan penyakit hipertensi.GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 1

Page 2: Sl Famili Folder

Ibu Tarsinah, wanita berumur 59 tahun yang oleh anaknya dia di bawa ke

Puskemas Tanjung duren selatan untuk memeriksa keadaannya yang menderita

hipertensi dengan tekanan darahnya yang dianggap memburuk oleh anak pasien

setelah diberi obat-obatan hipertensi oleh seorang dokter dari puskesmas lain yang

meningkat jadi 180/120 dari yang semula 160/110.

BAB II : ISI

Metode

Metode yang digunakan adalah pendekatan dengan metode wawancara mendalam

dengan pasien serta melihat keadaan rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggal

pasien. Saya sendiri selaku mahasiswa diijinkan untuk melakukan lawatan ke rumah

Ibu Tarsinah setelah mendapatkan data dari Puskesmas Tanjung duren selatan.

Dengan mendapatkan izin dari pasien saya diperbolehkan untuk berkunjung ke rumah

ibu Tarsinah dan melakukan pemeriksaan seperti anamnesis dan pengamatan/survey

lingkungan ( biologis, psikologis, social,cultural dan keadaan lingkungan rumah).

ANALISA KASUS

Seorang Ibu berumur 63 tahun mengeluh sesak napas bila kelelahan setelah

bekerja dan suka gatal-gatal setelah mengkonsumsi ikan, keluhan ini muncul sekitar

10 tahun yang lalu.

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 2

Page 3: Sl Famili Folder

Pada tanggal 20 juli 2010 dilakukan kunjungan rumah untuk melakukan

anamnesis dan melihat lingkungan kondisi pasien. Kondisi pasien tampak sehat.

Tidak ada gangguan pernapasan dan keluhan lainnya. Pada pemeriksaan fisik tidak

didapatkan apa-apa. Dari Anamnesis dan pengmatan diketahui bahwa pasien tinggal

di lingkungan yang cukup bersih.

Analisa Kunjungan Rumah

a. Kondisi pasien

Kondisi pasien dalam keadaan kurang baik, tidak ada gejala lain selain pusing-

pusing dan susah berjalan. Pasien terlihat kurang aktif sehingga wawancara

sendiri harus dilakukan pada anak pasien.

b. Keadaan rumah

1. Lokasi :

Rumah terletak di daerah pemukiman yang lumayan padat yaitu

perumahan di belakang kampus saya UKRIDA, dimana jarak rumah

yang satu dengan yang lain saling berdekatan.

Jl. Guji Baru RT 06 RW 02 No.27, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

2. Kondisi :

Jenis bangunan adalah permanen. Rumah terlihat kurang kokoh sebab

dinding rumah tersusn sebagian dari bata dan sebagian lagi dari kayu,

lantai rumah terbuat dari keramik, atap dari genteng namun tidak

berplafon, keadaan sirkulasi udara dalam rumah kurang baik karena

kurangnya ventilasi yang ada. Kebersihan didalam rumah cukup

bersih, akan tetapi kurang tertata rapi. Banyak barang-barang yang

sudah tidak dipakai di tumpuk saja.

3. Luas rumah : 9 x 3 m2

4. Pembagian rumah :

Rumah dibagi menjadi 2 ruangan saja yaitu terdiri dari 1 ruang tamu

disamping kalo malam hari dijadikan sebagai kamar tidur oleh ibu

Tarsinah dan sekeluarga, ruang keluarga sendiri juga satu fungsi

dengan ruang tamu , 1 dapur yang menjadi satu dengan ruang makan,

toilet keluarga tidak ada dan selama ini keluarga hanya memakai toilet

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 3

Page 4: Sl Famili Folder

umum yang sering dipakai orang-orang di sekitar perumahan ibu

Tarsinah.

5. Ventilasi

Jendela dan sistem ventilasi kurang baik. Sirkulasi udara hanya berasal

dari celah-celah atap dan dari pintu depan rumah ibu Tarsinah.

6. Pencahayaan

Pencahayaan didalam rumah juga kurang baik sebab kuranngya jendela

serta jarak antara rumah ibu Tarsinah dengan tetangganya yang

berdempetan sehingga pencahayaan matahari kalo siang hari jadi

kurang.

7. Sanitasi dasar

Sumber air minum berasal dari air tanah kadang juga ledeng yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, untuk air

minum, dll. Memilik 1 buah kamar mandi yang hanya ditutupi sekat

namun tidak mempunyai toilet keluarga. Seluruh pembuangan air

limbah dibuang pada saluran air.

Identitas Pasien

1. Nama : Ny. TARSINAH

2. Umur : 59 tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

5. Pendidikan : SD

6. Alamat : Jl. Guji Baru RT 06 RW 02 No.27, Jakarta Barat.

Riwayat biologis keluarga

a. Keadaan kesehatan sekarang : Kurang

b. Kebersihan perseorangan : Sedang

c. Penyakit yang sering diderita : Hipertensi

d. Penyakit keturunan : -

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 4

Page 5: Sl Famili Folder

e. Penyakit kronis/menular : -

f. Kecacatan anggota keluarga : -

g. Pola makan : kurang baik

h. Pola istirahat : Baik

i. Jumlah anggota keluarga : 10 orang

Psikologi Keluarga

a. Kebiasaan buruk : Anak ke 9 yang bernama Komar adalah

seorang perokok dan anak yang ke 10

bernama Rokib adalah seorang perokok

dan pemabuk.

b. Pengambilan keputusan : keluarga

c. Ketergantungan obat : Anak terakhir Rokib mantan pecandu

narkoba.

d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : RS Sumber Waras, Puskesmas tanjung

duren selatan

e. Pola rekreasi : Sedang

Keadaan Rumah dan Lingkungan

a. Jenis bangunan : Permanen

b. Lantai rumah : Keramik

c. Luas rumah : 9 x 3 m2

d. Penerangan : Kurang

e. Kebersihan : Sedang

f. Ventilasi : Kurang

g. Dapur : Ada

h. Jamban keluarga : Tidak Ada

i. Sumber air minum : Air Galonan dan air ledeng.

j. Sumbar pencemaran air : ada

k. Pemanfaatan pekarangan : Tidak ada

l. Tempat pembuangan air limbah : AdaGEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 5

Page 6: Sl Famili Folder

m. Tempat pembuangan sampah : Ada

n. Sanitasi lingkungan : Kurang

Spritual Keluarga

a. Ketaatan beribadah : Baik

b. Keyakinan tentang kesehatan : Baik

Keadaan Sosial Keluarga

a. Tingkat pendidikan : Sedang

b. Hubungan antar anggota keluarga : Baik

c. Hubungan dengan orang lain : Baik

d. Kegiatan organisasi sosial : Sedang

e. Keadaan ekonomi : Kurang

Kultural Keluarga

a. Adat yang berpengaruh : Sunda, jawa

b Lain-lain : -

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 6

Page 7: Sl Famili Folder

Daftar Anggota Keluarga

Nama Hub dgn

KK

Umur Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan

kesehatan

Keadaan

gizi

Imunis

asi

KB

Gozali

(ALM)

Ayah - - - - - - - -

Tarsinah Ibu 59 SD Ibu

rumah

tangga

(IRT)

islam Kurang

baik

baik -

Rutiah Anak 40 SD IRT islam baik baik -

Marni Anak 38 SD IRT islam baik baik -

Sumiati Anak 34 SD IRT islam baik baik -

Kusniati Anak 29 SMA IRT islam baik baik -

Rini Anak 26 SMA nganggur islam baik baik -

Tati

Mariat

Anak 24 SMA kerja baik baik -

Komar Anak 21 SMA kerja islam baik baik -

Rokib Anak 20 SMA kerja islam baik baik -

KELUHAN UTAMA

pusing, susah jalan sendiri, agak susah bicara (bicara seperlunya saja).

KELUHAN TAMBAHAN

Tidak ada.

RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU

Kulit gatal-gatal, tapi sembuh setelah diberi salep yang dibeli dari apotik.

PEMERIKSAAN FISIK

Normal, tidak ditemukannya kelainan.

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 7

Page 8: Sl Famili Folder

DIAGNOSIS PENYAKIT

Hipertensi

DIANOSIS KELUARGA

penyakit darah tinggi -

ANJURAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT

1) Promotif : memberi penyuluhan kepada keluarga ibu tarsinah untuk

meningkatkan kesadaran keluarga terutama akan pentingnya kesehatan dan

memberikan pengetahuan dan informasi kepada keluarga tentang Hipertensi.

2) Preventif : Pencegahan dapat dilakukan dengan :

Menjaga keadaan gizi agar tetap baik dengan makan secara teratur

Hindari makanan berlemak, kolesterol, dan berminyak serta kurangi asupan

garam

Menjaga pola tidur yang baik.

Rekreasi keluarga dapat merilekskan pikiran.

3) Kuratif : memberikan terapi obat-obat hipertensi yang tepat, dengan dosis

yang benar, waktu pemberian yang adekuat dan teratur, dan harga yang

terjangkau serta.

4) Rehabilitatif : memperbaiki status hipertensi pasien guna meningkan

kesehatan tubuh, dan rajin control/cek tensi dengan teratur di fasilitas

kesehatan terdekat.

PROGNOSIS

- Prognosis penyakit :

Prognosis pasien yang menderita hipertensi apalagi kalo tingkat yang

cukup berat mungkin biasanya dikatakan buruk. Namun jika pengobatan

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 8

Page 9: Sl Famili Folder

hipertensinya dilakukan sacara rutin dan bertahap maka prognosisnya pun

mungkin akan jadi lebih baik disertai dengan pola makan yang baik pula.

- Prognosis keluarga :

Prognosis untuk penyakit pasien di atas juga kurang baik, sebab dalam

keluarga pasien sendiri dalam faktorpsikologis juga kurang menunjang, karena

anak-anak dari ibu Tarsinah sendiri mempunyai sifat perilaku yang bisa dibilang

agak menyimpang yaitu perokok, pemabuk, bahkan yang lebih parah lagi ada

yang menjadi mantan pecandu narkoba. Keadaan sosial ekonomi keluarga pasien

yang kurang baik juga mungkin menjadi penyebab utama timbulnya hipertensi.

- Prognosis masyarakat :

Prognosis dalam masyarakat umumnya baik sebab lingkungan tempat ibu

Tarsinah tinggal adalah lingkungan yang baik terutama dalam hal sosialisasi.

Hubungan antara anggota keluarga ibu tarsinah dengan para tetangganya pun juga

sangat baik.

HIPERTENSI

Keluhan utama yang diderita oleh ibu Tarsinah adalah hipertensi dengan

gejala berupa pusing dan sering mengalami susah tidur juga. Pemeriksaan fisik yang

diterima di Puskesmas hanyalah pemeriksaan tensi dan didapatkan tensi 180/120.

Sedang dalam keluarga ibu Tarsinah sendiri tidak mempunyai riwayat hipertensi atau

penyakit keturunan lainnya.

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk diagnosis dan evaluasi adalah

riwayat penyakit, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan fisik, laboratorium (darah,

urin, elektrolit, KGD, kolesterol dll.) dan pemeriksaan khusus (EKG, X-Ray thorax

dll).

1. Pemeriksaan Tekanan Darah

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 9

Page 10: Sl Famili Folder

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan

sphygmomanometer, dengan lebar manset standar 12-14 cm, kemudian

balutkan manset tersebut pada lengan atas, pada pasien dengan posisi

berbaring yang sebelumnya sudah istirahat sekitar 10 menit. Penetapan

tekanan darah adalah melalui auskultasi yang diletakkan diatas arteri pada

bagian distal mancet lengan atas. Kemudian tekanan dinaikkan sampai pada

kolom air raksa sphygmomanometer meninggi, kemudian turunkan perlahan-

lahan sampai di dengar 5 bentuk / jenis suara korottkoff.

2. Pemeriksaan Umum / Fisik

Pemeriksaan fisik pada kepala bisa dijumpai adanya muka sembab

pada mata, Moon face pada wajah dan dilakukan juga pemeriksaan

Funduscopy mata. Pada Leher dapat dijumpai tekanan vena jugularis yang

meningkat dan pembesaran kelenjar tiroid. Pada pemeriksaan thorax dapat

dijumpai adanya pembesaran jantung, suara tambahan atau desah, pada

auskultasi paru dapat dijumpai adanya krepitasi dan ronchi basah pada basis

paru. Pada abdomen dapat dijumpai hepatomegali, asites dan ballotement

ginjal. Pada extremitas dapat dijumpai adanya edema pretibial, retromaleolar

dan kelemahan otot.

3. Pemeriksaan Khusus: Biasanya hanya untuk menilai keadaan apakah ada

keterlibatan dengan jantung yaitu lewat EKG.

Working Diagnosis

Diagnosis kerja bagi bapak ini adalah hipertensi primer tipe I (ringan).

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui

penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Klasifikasi pengukuran tekanan darah

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 10

Page 11: Sl Famili Folder

Klasifikasi Tekanan darahTDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prahipertensi 120 – 139 80 – 89

Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99

Hipertensi derajat 2 ≥ 160 ≥ 100

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan 10%

sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum

diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa

faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi.3,4

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang

1) Umur

Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant berumur (31-

55tahun). Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah

cenderung meningkat. Yang man penyakit hipertensi umumnya berkembang

pada saat umur seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung meningkat

khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60

tahun keatas.

2) Jenis kelamin

Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan

dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada perempuan

meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada perempuan

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 11

Page 12: Sl Famili Folder

masa premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada

laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita relatife terlindungi dari

penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana kadar estrogen

menurun setelah menopause.

3) Status gizi

Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan atau

kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit.

Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak

usia dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing

individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.Dimana ini merupakan

faktor penting sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk

pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan

makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini sebagai

penunjang untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan

kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.

4) Faktor psikokultural

Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan antara psiko-kultural, tetapi belum

dapat diambil kesimpulan.Namun pada dasarnya dapat berpengaruh apabaila

terjadi stres, psikososial akut menaikkan tekanan darah secara tiba-tiba yang

mana ini merupakan penyebab utama terjadinya penyakit hipertensi dan

merupakan masalah kesehatan yang layak untuk perlu diperhatikan.

5) Lingkungan tempat tinggal

Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus hipertensi

adalah merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada

dipegunungan. Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir lebih

rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih

tinggi atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan lebih

banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.

Determinan atau faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit Hipertensi

adalah:

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 12

Page 13: Sl Famili Folder

Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam

lingkungan dan kebiasaan makan yang sama.

Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi data pe-nelitian

pada daerah-daerah dimana konsumsi garam tinggi tidak selalu

mempunyai prevalensi tinggi.

Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas

dan hipertensi.4

Penatalaksanaan

Kuratif

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga

mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat

bertambah kuat( Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup

penderita. Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi

( Joint National Committee On Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood

Pressure, Usa, 1988 ) menyimpulkan bahwa obat diuretika, penyekat beta, antagonis

kalsium, atau penghambat ACE dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama

dengan memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.

Pengobatannya meliputi :

Diuretik: HCT 1-2 X 25 mg/ hari atau furosemid 1-2 X 40 mg/ hari.

Kontraindikasi: DM, Gout.

Beta bloker : Propanolol 2-3 X 10 mg / hari. Kontraindikasi : Asma, DM,

Gagal Jantung.

Adrenergik neuron bloker : Reserpin 1-3 X 0,1 mg . Kontraindikasi : ulkus

ventrikuli.

ACE-inhibitor: captopril 2-3×12,5-25 mg.

Dan lain-lain.2

Untuk mempertahankan terapi jangka panjang memerlukan interaksi dan komunikasi

yang baik antara pasien dan petugas kesehatan ( perawat, dokter ) dengan cara

pemberian pendidikan kesehatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam interaksi

pasien dengan petugas kesehatan adalah sebagai berikut :

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 13

Page 14: Sl Famili Folder

Setiap kali penderita periksa, penderita diberitahu hasil pengukuran tekanan

darahnya.

Bicarakan dengan penderita tujuan yang hendak dicapai mengenai tekanan

darahnya.

Diskusikan dengan penderita bahwa hipertensi tidak dapat sembuh, namun

bisa dikendalikan untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas.

Yakinkan penderita bahwa penderita tidak dapat mengatakan tingginya

tekanan darah atas dasar apa yang dirasakannya, tekanan darah hanya dapat

diketahui dengan mengukur memakai alat tensimeter.

Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu.

Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup penderita.

Ikutsertakan keluarga penderita dalam proses terapi.

Pada penderita tertentu mungkin menguntungkan bila penderita atau keluarga

dapat mengukur tekanan darahnya di rumah.

Buatlah sesederhana mungkin pemakaian obat anti hipertensi misal 1 x sehari

atau 2 x sehari.

Diskusikan dengan penderita tentang obat-obat anti hipertensi, efek samping

dan masalah-masalah yang mungkin terjadi.

Yakinkan penderita kemungkinan perlunya memodifikasi dosis atau

mengganti obat untuk mencapai efek samping minimal dan efektifitas

maksimal.

Usahakan biaya terapi seminimal mungkin.

Untuk penderita yang kurang patuh, usahakan kunjungan lebih sering.

Hubungi segera penderita, bila tidak datang pada waktu yang ditentukan.

Melihat pentingnya kepatuhan pasien dalam pengobatan maka sangat

diperlukan sekali pengetahuan dan sikap pasien tentang pemahaman dan

pelaksanaan pengobatan hipertensi.

Promotif (Penyuluhan)

Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang

penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat mempertahankan

hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.Tujuan penanganan hipertensi adalah

menurunkan tekanan darah mendekati nilai normal tanpa menimbulkan efek samping.

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 14

Page 15: Sl Famili Folder

Kepatuhan terhadap terapi harus dipromosikan dengan cara yang murah. Aturan

penanganan meliputi obat anti hipertensi, pambatasan natrium dan lemak dalam diit,

pengaturan berat badan, perubahan gaya hidup, program latihan, dan tindak lanjut

asuhan kesehatan dengan interval teratur.Tindak lanjut secara teratur wajib dilakukan

sehingga proses penyakit dapat dikaji dalam hal pengontrolan dan perkembangannya,

serta penanganan yang sesuai. Riwayat dan pemeriksaan fisik harus dilengkapi pada

setiap kunjungan klinik. Riwayat harus meliputi semua data yang mungkin

berhubungan dengan potensial masalah, terutama masalah yang berhubungan dengan

pengobatan seperti pusing atau kepala terasa ringan ketika berdiri.

Preventif (Pencegahan Hipertensi)

1. Mengontrol pola makan

Kandungan gizi yang diperlukan oleh lansia dengan hipertensi:

1.Karbohidrat

Fungsi karbohidrat adalah penyedia energi. Pada lansia konsumsi gula dibatasi

karena:

Gula tidak mengandung gizi kecuali zat tenaga. Sedangkan pada lansia

konsumsi zat zat gizi lain seperti vitamin, protein dan mineral diutamakan

untuk mencegah proses penurunan fungsi tubuh.

Gula cepat diserap (absorpsi) sehingga mengakibatkan perubahan kadar

gula darah dan memungkinkan terjadinya obesitas (kegemukan) dan

diabetes.

Makanan yang boleh: Beras, kentang, singkong, terigu, gula yang diolah

tanpa garam seperti macaroni, mie, biscuit dll.

Makanan yang tidak boleh: Roti, biscuit dan kue yang dimasak dengan

garam dapur.

2. Protein

Fungsi dari protein sebagai zat pembangun dari sel tubuh. Pada lansia

sebaiknya memilih daging unggas-unggasan daripada daging sapi atau

kambing dan hendaknya tidak makan lebih dari 2 potong daging pada sehari.

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 15

Page 16: Sl Famili Folder

Makanan yang boleh: daging, ikan telur dan susu, semua kacang-kacangan dan

sayuran.

Makanan yang tidak boleh: ikan asin, keju, kornet, ebi, telur asam, pindang,

dendeng, udang, kacang tanah dan sayuran yang dimasak/ diawetkan dengan

garam dapur.

3. Lemak

Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, membentuk tekstur

makanan dan memberi rasa kenyang yang lama. Lemak juga berfungsi sebagai

cadangan energi.

Pada lansia lemak sebaiknya dibatasi , mengingat:

Berkurangnya aktifitas tubuh sehingga kebutuhan energi juga

menurun.

Berkurangnya produksi enzim mengakibatkan pencernaan lemak

tidak sempurna, sehingga membebani usus dan lambung yang akan

mengakibatkan gangguan pada usus.

Lemak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi memicu

penyakit jantung dan pembuluh darah.

Kelebihan lemak akan disimpan sebagai cadangan energi dalam

bentuk timbunan lemak yang menyebabkan kegemukan.

cenderung mengakibatkan kanker usus.

Makanan yang boleh: minyak margarine dan mentega tanpa garam.

Makanan yang tidak boleh: margarine dan mentega biasa.

4. Vitamin

Fungsi dari vitamin yaitu untuk mempercepat metbolisme, mempertahankan

fungsi jaringan tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan

jaringan.

Pada lansia vitamin sangat penting, terutama vitamin B1 agar tubuh selalu

bugar. Contoh makanan: beras merah.

Makanan yang boleh: semua buah yang tidak diawtkan garam/ soda, air putih.

Makanan yang tidak boleh: durian, buah-buahan yang diawtkan oleh garam

dan soda, kopi dan coklat.

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 16

Page 17: Sl Famili Folder

5. Mineral dan Air

Fungsi dari mineral yaitu pembentukan jaringan tubuh, memelihara

keseimbangan asam basa.

Pada lansia, kalsium sangat penting karena , terutama lansia wanita mudah

terjadi ostoporosis akibat menopause. Contoh makanan yang tingggi kalsium

adalah susu, ikan yang dimakan dengan tulangnya, sayuran hijau, kedelai dan

rumput laut.

Lansia hendaknya minum 6-8 gelas sehari mengingat fungsi ginjal menurun

dan melancarkan BAB.

Lansia hendaknya mengurangi natrium dengan cara membatasi garam dapur.

6. Serat

Serat tidak dapat dicerna, maka serat tidak mengandung gizi tetapi tetap

dibutuhkan untuk mencegah sembelit, wasir, kanker usus, penyakit jantung dan

kegemukan bila kekurangan serat.

Serat ada 2 jenis:

Larut dalam air yang berfungsi mengikat kolesterol.

Tidak larut dalam air yang berfungsi melancarkan BAB.

Petunjuk Penggunaan Garam untuk Penderita hipertensi

Untuk penderita hipertensi terdapat 3 diet:

Diet rendah garam 1 : untuk penderita hipertensi berat dianjurkan

untuk tidak menambahkan garam dapur dalam makanan.

Diet rendah garam II: Ditujukan untuk penderita hipertensi

sedang (100-114 mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok the garam

dapur.

Diet rendah garam III: Ditujukan untuk penderita hipertensi

ringan (diastole kurang dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan

½ sendok teh.Tingkatkan konsumsi potasium ( K ) dan

magnesium ( Mg ) pola makan yang rendah potassium

magnesium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 17

Page 18: Sl Famili Folder

tinggi, buah – buahan dan sayuran segar adalah sumber terbaik

bagi kedua nutrisi tersebut.

7. Pencegahan hipertensi dengan istirahat cukup tidak stress

Istirahat dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan otot bekerja

sehingga mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran. Istirahat dengan posisi

badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak. Berusahalah

untuk beristirahat setelah beberapa saat melakukan kesibukan rutinitas.

Oleh karena tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres,

maka hindarkanlah kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan

stres. Rekreasi ke tempat-tempat sejuk, rindang, alam bebas dan daerah yang

berbeda dengan kegiatan sehari-hari dapat pula menjadi pilihan mengurangi

stres.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang

mana dapat dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di

Indonesia.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi itu adalah dari kebiasaan atau gaya

hidup masyarakat yaitu faktor herediter yang didapat pada keluarga, faktor usia, jenis

kelamin, konsumsi garam yang berlebihan, kurang berolahraga, dan obesitas.

Saran

Perlunya upaya penyuluhan agar dari case-finding maupun pendidikan

kesehatan dan penatalaksanaan pengobatannya yang belum terjangkau masih sangat

terbatas. Untuk penderita datang berobat untuk pertama kalinya datang terlambat

dimana sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan agar sedini

mungkin diberi pengobatan.

Selain itu, kebiasaan hidup sehat seperti berhenti merokok, mengurangi berat badan

(bila kegemukan), mengurangi konsumsi garam sehingga asupan sodium kurang dari

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 18

Page 19: Sl Famili Folder

100 mmol/hari, melakukan olah raga 30-45 menit per hari juga dapat mengurangi

resiko terjadinya hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Robins dan Cotran.2010. Dasar Patologis Penyakit, edisi ke 7. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.

2. Sukandar.E.Y.(et all).2009. Iso Farmakoterapi. Jakarta: PT.ISFI Penerbitan.

3. Sudoyo.A.W.2010.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Internal publishing.

4. Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Hipertensi. www.majalahkesehatan.com. 2010. diakses tanggal 24 Juli 2011.

GEREYNO, 102008059, B6Rer3_glo [email protected] Page 19

Page 20: Sl Famili Folder

LAMPIRAN

Gambar 1. Ruang tamu gambar 2. Ruang keluarga

Gambar 3. Dapur Gambar 4. Kamar mandi

20

Page 21: Sl Famili Folder

21

Page 22: Sl Famili Folder

22