makalah sl ff 26
DESCRIPTION
kesehatan ibu dan anakTRANSCRIPT
Kesehatan Ibu dan Anak
Jonathan Karel Gunawan*
10-2010-245
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA
*Alamat Korespendensi:
Jonathan Karel Gunawan
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
No. Telp (021) 5694-2061, e-mail: [email protected]
Pendahuluan
Puskesmas merupakan unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang
berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu. 1
Terdapat berbagai upaya kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Salah satu dari
bentuk upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini
meliputi pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu melahirkan, ibu menyusui dan bayi serta
anak balita. Posyandu turut serta dalam upaya kesehatan ibu dan anak serta peningkatan gizi
keluarga melalui berbagai program yang dilaksanakannya. 1
Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan dalam
rangka pemeliharaan kesehatan ibu dan anak. Dengan semakin meningkatnya peran ibu dan
ayah sebagai figur sentral dalam keluarga, baik menunjang kebutuhan keluarga maupun
fungsi pokok lainnya. 1,2
1
Tujuan umum dari program Kesehatan Ibu dan Anak adalah untuk tercapainya kemampuan
hidup sehat melalui peningkatan kesehatan ibu dan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan dasar bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. 1,2
Tujuan khusus program KIA antara lain:
1. Meningkatkan cakupan pemeriksaan ibu hamil dengan frekuensi pemeriksaan paling
sedikit 4 kali per kehamilan dan sekaligus tercapat cakupan imunisasi TT2 ibu hamil
serta pemberian tablet besi pada ibu hamil.
2. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk bidan di desa meningkat
menjadi dua kali lipat di pedesaan dan perkotaan,
3. Meningkatkan cakupan pemeliharaan pasca persalinan bagi ibu-ibu menyusui.
4. Meingkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada balita.
5. Meningkatkan cakupan anak TK terbina secara teratur. 1,2
Kegiatan KIA meliputi:
1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
a. Periksa 5T + 1K:
i. Timbang berat badan
ii. Tekanan darah
iii. Tinggi fundus uteri
iv. Tetanus toksoid 2 dosis
v. Tablet tambah darah
vi. Konseling dan pemecahan masalah klien
b. Pemeriksaan Hb dan Urin atas indikasi
c. Kemo profilaksis malaria pada daerah endemis
d. Perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan dan nasehat perbaikan
kualitas makan ibu dan hamil di rumah
e. Perawatan payudara mulai trimester I
f. Deteksi dini kehamilan resiko tinggi dengan menggunakan KMS ibu hamil
dan penatalaksanaanya
g. Penatalaksanaan penyulit dan komplikasi kehamilan, persalinan, dan gawat
janin serta memanfaatkan penggunaan KMS ibu hamil dan partogram
2
h. Penyuluhan ibu hamil dan keluarganya mengenai kesehatan ibu dan bayinya
serta tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan.1,2
2. Pelayanan kesehatan pada ibu bersalin dan bayi baru lahir
a. Pertolongan persalinan dengan 3 bersih (bersih tangan, bersih alat dan bersih
tempat).
b. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan dan dukun
terlatih (dukun binaan).
c. Nasehat pemberian ASI dalam waktu 30 menit setelah persalinan kepada ibu
yang ditolong persalinannya.
d. Deteksi dini resiko tinggi dengan menggunakan partogram dan penatalaksana
kegawat daruratan obstetrik dan neonatal.
e. Melakukan rujukan medis dan non-medis
f. Penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai upaya kesehatan ibu
agar ibu dan bayi baru lahir sehat, tidak ada tanda bahaya pada masa nifas dan
masa neonatal. 1,2
3. Pelayanan kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir
a. Bimbingan dan penyuluhan tentang perawatan ibu nifas.
b. Pemeriksaan kesehatan neonatal termasuk pengawasan perawatan bayi baru
lahir di rumah minimal 2 kali kunjungan.
c. Pelayanan kontrasepsi dan KIE.
d. Perbaikan gizi ibu menyusui melalui nasehat pemeberian makanan tambahan
minimal selama menyusui efektif.
e. Deteksi dini resiko tinggi, penyulit dan komplikasi masa nifas dan bayi baru
lahir.
f. Bekerja sama dengan lintas program dan tim kesehatan lain dalam rujukan
khusus
g. Penyuluhan kesehatan kepada ibu dan keluarga mengenai perawatan payudara
dan pemberian ASI eksklusif. 1,2
3
4. Pelayanan kesehatan balita dan pemeliharaan kesehatan anak TK
a. Pemeliharaan kesehatan anak melalui health check up
i. Pmeriksaan pada bayi minimal 4 kali dalam 1 bulan
ii. Pemeriksaan anak pra-sekolah minimal 4 kali dalam 1 bulan
b. Imunisasi dasar lengkap sebelum umur 12 bulan
i. BCG, DPT dan Polio 1 dimulai pada bayi berusia 2 bulan
ii. DPT 2 dan Polio 2 satu bulan kemudian
iii. DPT 3 dan Polio 3 satu bulan kemudian
c. Pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan balita setiap bulan
disertai upaya perbaikan gizi
d. Pemberian PMT secara swadaya masyarakat
e. Pemberian paket perolongan gizi bayi: vitamin A dosis tinggi pada anak balita
setahun 2 kali
f. Pemantauan perkembanhan anak melalu KPSP (kuesioner pra skrining
perkembangan) disertai pembinaan kemampuan dasar perkembangan anak:
i. Pada bayi minimal 4 kali pemantauan
ii. Pada anak balita dan prasekolah 1-6 kali setahun minimal 2 kali
pemantauan
g. Peningkatan optimalisasi perkembangan kemampuan dasar anak melalui
i. Tindakan dini pada blaita dengan retardasi ringan atau retardasi sosial
cultural yang dilakukan di rumah sesuai petunjuk petugas kesehatan
ii. Stimulasi dini tumbuh kembang anak melalui kegiatan penggunan aat
pemaninan edukatif
iii. Menangani rujukan blaita dengan retardasi sedang/berat atau balita
dengan kecacatan yang mempengaruhi perkembangannya disesuaikan
dengan dukungan potensi masayarakat setempat (dinas sosial, panti
anak cacat dan lembaga sosial masyarakat)
iv. Penatalaksanaan standar kasus penyakit pada balita terutama
diare/penuomnia
v. Penatalakasanaan rujukan balita ke tempat pelayanan kesehatan yang
lebih tinggi. 1,2
4
5. Pembinaan kelompok peminat KIA yang dibina oleh kader dan petugas puskesmas
tentang meningkatkan pengetahuan ibu mengenai kesehatan anak. 1,2
6. Pembinaan dukun bayi
a. Pemantauan dan rujukan ibu hamil
b. Pertolongan persalinan tiga bersih
c. Perawatan dirumah ibu nifas dan bayi neonatus secara tepat dan benar
d. Perawatan dan pemeliharaan dukun kit dan peralatan penunjang lainnya
e. Pencatatan dan pelaporan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi yang ditolong. 1,2
7. Pemantauan Wilayah Setempat KIA
a. Pemantauan bulanan hasil kegiatan KIA yang disajikan dalam bentuk grafik
balik, gambar yang dapat menggambarkan kemajuan serta permasalahan
operasional upaya KIA di puskesmas
b. Upaya tindak lanjut dan koreksi perbaikan pelaksanaan kegiatan KIA baik
teknis maupun non teknis
c. Umpan balik hasil pemantauan KIA kepada sektor terkait untuk memperoleh
dukungan non teknis dalam upaya tindak lanjut dan koreksi perbaikan. 1,2
8. Penyuluhan kesehatan masyarakat rujukan kasus
a. Pengadaan sarana dan fasilitas untuk puskesmas dan rawat inap, puskesmas
pembantu dan puskesmas keliling
b. Penyediaan sarana dan obat-obatan untuk kegiatan KIA di puskesmas rawat
inap, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, pondok bersalin, posyandu,
pos obat desa dan dukun bayi.
c. Pengadaan dan penyebaran pedoman pelaksanaan pelayanan standar, buku
pintar bagi tenaga kesehatan, kader dukun bayi dan ibu-ibu kelompok peminat
KIA di desa
d. Pengadaan dan penyebaran kartu ibu, anak, KMS, ibu hamil, partogram,
formulir.buku pencatatan dan pelaporan di tiap jenjang kesehatan. 1,2
9. Kerja sama lintas program dan lintas sektoral1,2
5
10. Konseling dan pemecahan masalah klien
a. Membantu klien dalam mengambil keputusan
b. Memecahkan masalah yang dialami klien 1,2
11. Penemuan kasus secara pasif dan aktif
a. Pasif: mendeteksi kasus-kasus resiko tinggi pada waktu pemeriksaan
kesehatan ibu, anak, dan bayi yang memerlukan pelayanan lebih lanjut
b. Aktif: mengadakan deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan ibu, anak, dan bayi
secara aktif di masyarakat terutama di wilayah desa binaan 1,2
12. Administrasi dan logistik
a. Invertarisasi peralatan medik dan non medik serta fasilitas lainnya
b. Pengadaan dan penyebaran fasilitas kesehatan untuk KIA, seperti kebutuhan
peralatan. 1,2
13. Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan tiap bulan secara rutin, disamping laporan
tribulanan dan semesteran maupun tahunan disesuaikan dengan kebutuhan. 1,2
Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC)
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu
selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC),
selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum
dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus
sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar
minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care(ANC) yang terdiri atas. 1-4
1. (Timbang) berat badan. Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai
pakaian yang seringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester III
dinyatakan ibu kurus kemungkinan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah.
2. Ukur (tekanan) darah. Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada
kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6
3. Ukur (tinggi) fundus uteri. Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan
palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga
panggul,untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid ) TT lengkap untuk mencegah tetanus
neonatorum.
5. Pemberian (tablet besi) minimnal 90 tablet selama kehamilan.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual. Melakukan pemantauan terhadap adanya
PMS agar perkembangan janin berlangsung normal.
7. Temuwicara dalam rangka persiapan rujukan.
Kunjungan Ante Natal Care (ANC)
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan
pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini
tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi
adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan
rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai dengan
standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil. 1-4
1. Kunjungan ibu hamil Kl
2. Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa
kehamilan.
3. Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan
seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama
satu periode kehamilan berlangsung.
4. K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke empat atau lebih
untuk mendapatkan pelayanan Ante Natal Care (ANC) sesuai standar yang
ditetapkandengan syarat:
1. Satu kali dalam trimester pertama (sebelum 14 minggu)
2. Satu kali dalam trimester kedua (antara minggu 14-28)
3. Dua kali dalam trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke-36).
4. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu. 1-4
7
Penyuluhan untuk Semua Ibu Hamil
1. Perlu istirahat cukup.
2. Perlu Imunisasi Tetanus Toxoid (TT).
3. Tiap hari makan hidangan bergizi.
4. Pentingnya KB.
5. Pengenalan tanda bahaya kehamilan:
a. Bahaya anemia.
b. Gangguan akibat kekurangan garam yodium.
c. Pentingnya kolostrum. ASI segera diberikan dalam 30 menit setelah bayi lahir.
d. Pentingnya memelihara kesehatan gigi dan mulut.
6. Anjurkan agar ibu memeriksa kehamilannya minimal 4 kali kepada petugas kesehatan
atau bidan. 1,3
8
Data Pasien
Puskesmas : Grogol I/ Jl. Nurdin I No. 35
Nomor Register : 886/ 13
Data Riwayat Keluarga:
I. Identitas Pasien:a. Nama : Leny Liniawatib. Umur : 38 Tahun (bulan/ tahun)c. Jenis Kelamin : Laki-Laki/ Perempuand. Pekerjaan : Ibu rumah tanggae. Pendidikan : SMEA (tamat/ tidak)f. Alamat : Jl. Semeru Raya RT 10/ RW 10 No. 41
II. Riwayat Biologis Keluarga:a. Keadaan kesehatan sekarang : baik/ sedang/ kurangb. Kebersihan perorangan : baik/ sedang/ kurangc. Penyakit yang sering diderita : mual, muntahd. Penyakit keturunan : -e. Penyakit kronis/ menular : -f. Kecacatan anggota keluarga : -g. Pola makan : baik/ sedang/ kurangh. Pola istirahat : baik/ sedang/ kurangi. Jumlah anggota keluarga : 4 orang
III. Psikologis Keluarga:a. Kebiasaan buruk : -b. Pengambilan keputusan : Bapak/ ibu/ keluargac. Ketergantungan obat : -d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas Grogol I,
Rumah Sakit Tarakane. Pola Rekreasi : baik/ sedang/ kurang
IV. Keadaan Rumah/ Lingkungan:a. Jenis bangunan : permanen/ semi permanen/ gubukb. Lantai rumah : tanah/ papan/ semen/ keramikc. Luas rumah : 6 m2
d. Penerangan : baik/ sedang/ kurange. Kebersihan : baik/ sedang/ kurangf. Ventilasi : baik/ sedang/ kurangg. Dapur : ada/ tidakh. Jamban keluarga : ada/ tidaki. Sumber air minum : ledeng/ air tanah/ air sungai
9
j. Sumber pencemaran air : ada/ tidakk. Pemanfaatan pekarangan : ada/ tidakl. Sistem pembuangan air limbah : ada/ tidakm. Tempat pembuangan sampah : ada/ tidakn. Sanitasi lingkungan : baik/ sedang/ kurang
V. Spiritual Keluargaa. Ketaatan beribadah : baik/ cukup/ kurangb. Keyakinan tentang kesehatan : baik/ cukup/ kurang
VI. Keadaan Sosial Keluargaa. Tingkat pendidikan : tinggi/ sedang/ rendahb. Hubungan antar anggota keluarga : baik/ sedang/ kurangc. Hubungan dengan orang lain : baik/ sedang/ kurangd. Kegiatan organisasi sosial : baik/ sedang/ kurange. Keadaan ekonomi : tinggi/ sedang/ kurang
VII. Kultural Keluargaa. Adat yang berpengaruh : -b. Lain-lain : -
10
IX. Anamnesis Pokok :
Ibu L mengeluhkan rasa mual yang diikuti oleh muntah sejak bulan pertama ia
hamil. Rasa mual dan muntah dialami hampir setiap kali setelah ia makan atau
mengisi perut. Mual dan muntah sempat membaik dan dialami kembali oleh Ibu L
pada bulan keempat sehingga ia datang ke puskesmas. Keluhan mual dan muntah
disertai dengan rasa nyeri pada ulu hati yang dialami oleh Ibu L. Riwayat penyakit
sekarang ketika saya mengunjungi Ibu L adalah Ibu L sedang dalam kondisi sehat,
dan tidak ada yang dikeluhkan. Rasa mual dan muntah di bulan keempat ini
sempat dialami oleh Ibu L pada bulan pertama kehamilannya dan sempat
membaik. Status kehamilan Ibu L adalah G4P2A1. Ini merupakan kehamilan
keempat Ibu L. Pada kehamilan ketiganya, Ibu L sempat mengalami keguguran.
Saat itu Ibu L masih menggunakan Pil KB sehingga ia tidak menyangka bahwa ia
telah hamil. Karena ketidaktahuan dirinya sedang hamil, Ibu L terus melakukan
pekerjaan berat saat itu sehingga ia mengalami kelelahan dan keguguran.
X. Anamnesis Keluarga :
Pada saat saya berkunjung ke rumah Ibu L, suami dan anak-anak Ibu L sedang
tidak berada di rumah. Menurut Ibu L, suami dan kedua anaknya sedang dalam
kondisi yang sehat. Suami Ibu L bekerja sebagai pedagang buah, anak pertamanya
baru saja lulus SMK, sedangkan anak keduanya masih di SD.
XI. Pemeriksaan Fisik:
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 84 kali/ menit
Nafas : 20 kali/ menit
Suhu : 36,6 oC
Saat saya berkunjung ke rumah Ibu L, Ibu L baru saja pulang dari pasar. Dilihat
dari keadaan umumnya, Ibu L sehat dan dapat beraktifitas normal. Pada
pemeriksaan konjungtiva, konjungtiva Ibu L tidak anemis. Pemeriksaan abdomen
dan obstetri tidak dilakukan karena Ibu L meyakinkan saya bahwa dirinya berada
dalam keadaan sehat.
11
XII. Pemeriksaan Penunjang
Menurut ibu L, ia belum pernah melakukan tes laboratorium mengenai keluhan
mual, muntah, serta nyeri pada ulu hati tersebut. Yang ia ketahui adalah rasa mual
dan muntah yang timbul merupakan akibat dari kehamilannya. Sakit maag atau
gastritis memiliki berbagai penyebab dan faktor resiko seperti peningkatan sekresi
asam lambung, bakteri Helicobacter pylori, pola makan yang tidak teratur, dan
OAINS. Untuk mengetahui pasti penyebab nyeri ulu hati pada Ibu L dapat
dilakukan pemeriksaan endoskopi, urea breath test, histopatologi serta kultur
bakteri. Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif, flat-
erosion, raised erosion, perdarahan, edematous rugae. Perubahan-perubahan yang
terjadi berupa degradasi epitel, hyperplasia foveolar, infiltrasi netrofil, inflamasi
sel mononuklear, folikel limpoid, atropi, intestinal metaplasia, hiperplasia sel
endokrin, dan kerusakan sel parietal. Untuk kehamilannya dapat dilakukan
pemeriksaan USG untuk mengetahui kondisi janinnya.
XIII. Diagnosis Penyakit :
Diagnosis dari Puskesmas adalah Ibu L menderita gastritis. Ketika saya
mengunjungi Ibu L, keluhan utama yang ia sampaikan kepada saya adalah bahwa
ia kemarin datang ke puskesmas dengan keluhan mual yang disertai dengan
muntah. Selain itu juga ada rasa nyeri pada ulu hati yang dialami oleh Ibu L.
Diagnosa gastritis hanya dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi
dan histopatologi. Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering
dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis,
bukan pemeriksaan histopatologi. Faktor resiko penderita gastritis antara lain pola
makan yang tidak teratur, konsumsi OAINS secara berlebihan, infeksi
Helicobacter pylori, konsumsi caffeine.
12
XIV. Anjuran Penatalaksanaan Penyakit:
a. Promotif :
i. Cakupan pemeriksaan ibu hamil dengan frekuensi pemeriksaan paling
sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
ii. Penimbangan berat badan ibu hamil.
iii. Pengukuran tekanan darah dan tinggi fundus uteri.
iv. Cakupan imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil.
v. Pemberian tablet besi pada ibu hamil.
vi. Istirahat cukup dan porsi makanan bergizi.
vii. Pentingnya KB.
b. Preventif :
i. Pola makanan bergizi dan teratur (3 kali sehari dengan 2 kali makanan
ringan ditambah 1-2 porsi makanan tambahan untuk ibu hamil).
ii. Konsumsi makanan dalam porsi kecil dengan frekuensi yang lebih
sering.
iii. Menghindari makanan yang dapat merangsang lambung seperti cabai,
lada, dan kopi.
iv. Menghindari stres yang dapat memicu produksi asam lambung
berlebihan.
c. Kuratif :
i. Obat-obatan dari golongan antisida dan proton pump inhibitor dapat
meredakan gastritis.
d. Rehabilitatif :
i. Memulihkan keadaan lambung dengan mengkonsumsi obat-obatan
yang telah diberikan secara teratur.
ii. Menghindari faktor risiko selama dan setelah masa pengobatan untuk
mencegah terjadinya kekambuhan atau komplikasi seperti ulkus gaster.
13
XV. Prognosis:
Prognosis Ibu L baik. Upaya kuratif yang telah dilakukan yaitu dengan
mengkonsumsi obat golongan antasida dari puskesmas akan memulihkan gastritis
yang ia alami. Konsumsi tablet penambah darah dari puskesmas akan
meningkatkan kesehatannya dan mencegah terjadinya anemia karena kekurangan
besi.
Penutup
Program kesehatan ibu dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam masa-masa
kehamilan ibu. Deteksi dini berbagai penyakit pada ibu hamil termasuk gastritis berperan
dalam pencapaian masa kehamilan yang baik, mencakup gizi, kesehatan ibu dan juga janin.
Kegiatan antenatal care akan bermanfaat dalam pencapaian kesehatan ibu selama kehamilan
dan juga setelah kehamilan bagi ibu dan bayi. Ibu hamil yang menerima pelayanan antenatal
dan yang mendapat pertolongan persalinan dan nifas oleh tenaga kesehatan keselamatannya
lebih terjamin dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat pelayanan tersebut.
14
Lampiran
15
16
17
18
19
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas. Dalam: Kesehatan ibu dan
anak. Jilid 2. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1991.h.1-63.
2. Tim Pengelola UPGK. Buku kader posyandu dalam usaha perbaikan gizi
keluarga. Jakarta: Tim Pengelola UPGK; 2006.h.3-97.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman kerja puskesmas. Dalam: Gizi. Jilid 2.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 1991.h.1-155.
4. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.h.243-86.
20