makalah ff theresia 102012165

23
Pelayanan Kedokteran Keluarga dalam Menangani Asam Urat dengan Hipertensi Theresia 102012165/FF33 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 [email protected] Pendahuluan Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integrative, holistic, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Laporan hasil dan Pembahasan Puskesmas : Puskesmas Kebon Jeruk Alamat : Jalan Karamel Raya RT 02/04, Kelurahan Kebun Jeruk I. IDENTITAS PASIEN 1. Nama : Ibu Hayani 2. Umur : 73 tahun Pelayanan Kedokteran Keluarga dalam Menangani Asam Urat dan Hipertensi Page 1

Upload: theresia-sugiarto

Post on 03-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

26

TRANSCRIPT

Pelayanan Kedokteran Keluarga dalam Menangani Asam Urat dengan HipertensiTheresia102012165/FF33Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. [email protected]

PendahuluanDokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integrative, holistic, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.Laporan hasil dan PembahasanPuskesmas: Puskesmas Kebon JerukAlamat: Jalan Karamel Raya RT 02/04, Kelurahan Kebun JerukI. IDENTITAS PASIEN 1. Nama: Ibu Hayani2. Umur: 73 tahun3. Jenis Kelamin: Perempuan4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga5. Pendidikan : tidak bersekolah6. Alamat : Jalan Sang Timur RT 02/ RW04 No 757. Telepon: 081399927047

II. RIWAYAT BIOLOGIS KELUARGAIbu Hayani memiliki kesehatan yang sedang karena ia sering merasa kakinya sakit serta pinggangnya juga terasa sakit, selain itu ia juga mempunya hipertensi yang sudah kronis. Ibu Hayani sebenarnya orang yang bersih tetapi karena dia sudah tua dan terkadang kakinya sakit maka dia kadang malas untuk mandi dan lebih memilih menundanya hingga kakinya sudah tidak sakit lagi. Penyakit yang sering dideritanya adalah sakit pinggang dan terkadang merasa perut nya kembung. Ia tidak memiliki penyakit keturunan. Penyakit kronis yang ia alami adalah asam urat beserta hipertensi karena asam uratnya sudah berjalan selama 3 tahun. Pola makan ibu Hayani sedang karena ia masih mau makan hanya saja dia makan ketika lapar saja dan ia hanya makan roti dan teh ketika pagi hari. Pola istirahat bu Hayani kurang karena ia terkadang susah untuk tidur apalagi jika kaki dan pinggangnya terasa sakit. Di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami kecacatan fisik maupun mental. Ibu Hayani mempunyai 1 suami dan 15 orang anak didalam keluarganya walaupun saat sekarang ia hanya tinggal berdua dengan suaminyaIII. PSIKOLOGI KELUARGAIbu Hayani memiliki kebiasaan buruk yaitu malas mandi dan terkadang tidak mau pergi ke dokter ataupun puskesma karena merasa biarpun kakinya terasa sakit, ia merasa kakinya tidak terlihat ada yang aneh dan merasa tetap normal. Ia juga tidak bisa melarang dirinya sendiri untuk tidak makan daging seperti daging kambing apalagi selagi ada acara seperti Idul Adha. Ibu Hayani biasanya yang menjadi pemberi keputusan dalam segala hal seperti bepergian dibandingkan dengan suaminya yang biasanya hanya nurut pada istrinya saja. Ibu Hayani telah meminum obat Allopurino selama 3 tahun tetapi buruknya ia hanya minum obat jika merasa sakit saja dan tidak meminumnya jika merasa dirinya sudah sehat. Biasanya ia pergi ke puskesmas kebun jeruk untuk meminta resep obat karena kalau ia ingin membeli obat diharuskan membawa resep dari dokter. Pola rekreasi yang dimiliki ibu Hayani sangatlah baik karena ia sering berpergian dengan keluarganya seperti ke Yogyakarta saat Idufl Fitri kemarin dan juga sudah pergi ke Mekah sebanyak lima kali.IV. KEADAAN RUMAH/LINGKUNGANJenis bangunan yang digunakan di keluarga ibu Hayani adalah permanen dengan beralaskan lantai keramik. Luas rumah yang diperkirakan sekita 180 meter persegi dengan panjang 15 meter dan lebar 12 meter. Penerangan di rumah ini sangatah kurang karena remang remang mendekati gelap sehingga susah untuk melihat tulisan di kertas. Kebersihan sedang karena terkadang ibu Hayani jika kakinya sedang tidak sakit akan menyapu rumah tetapi di meja makan atau di meja tamunya agak terlihat berdebu. Ventilasi yang ada di rumah ibu Hayani juga kurang dan tidak begitu banyak terkena sinar matahari. Jendelanya pun hanya ada beberapa. Dapur di rumah ini ada dan cukup lebar dan leluasa untuk memasak. Jamban keluarga juga ada dan biasanya dicampur untuk mencuci piring dan juga untuk mencuci baju. Sumber air minum yang biasa diminum adalah Galon ataupun dus. Sumber pencemaran air ada karena di ujung jalan ga sampai 1 kilometer terdapat kali yang banyak sekali sampah disana dan kotor. Semua hasil nyuci berujung ke kali tersebut. Tempat pembuangan sampah ada tetapi orang orang disana lebih sering membunga di daerah kali. Sanitasi lingkungannya sangatlah kurang.V. SPIRITUAL KELUARGAKetaatan beribadah di dalam keluarga ini sangatlah baik terutama ibu Hayani yang selalu taat beribadah dan menomorsatukan beribadah. Ia sangat percaya bahwa dengan beribadah makan akan diberi kesehatan yang sangat baik.VI. KEADAAN SOSIAL KELUARGATingkat pendidikkan ibu Hayani sangatlah rendah, hal ini disebabkan karena ia sama sekali tidak bersekolah di saat kecil dan suaminya pun hanya lulus SD rakyat. Hubungan antar keluarga sangatlah baik karena saat kami datang kesana, anak dari ibu Hayani ada yang datang bersama dengan cucu cucu nya. Hubungan dengan orang lain pun baik karena hampir seluruh warga ketika ditanya rumah ibu Hayani semuanya dapat menjawab ada dimana. Ibu Hayani dulu suka mengikuti kegiatan sosial seperti kerja bakti tetapi sekarang sudah tidak lagi karena ia merasa dirinya sudah tua dan tidak perlu melakukan hal sperti itu lagi. Keadaan ekonomi keluarga ini sangatlah tinggi, hal ini karena mereka bisa menyekolahkan anak anaknya sampai memiliki gelara Sarjana dan juga sudah bisa pergi ke Mekah sebanyak lima kali.VII. KULTURAL KELUARGAAdat yang berpengaruh di dalam keluara ini adala Betawi, biasanya mereka mengadakan pernikahan keluarga mereka dengan adata Betawi. Anaknya juga da yang menikah dengan suku Cina dimana orang Chinese tersebut pindah agama untuk menikah dengan anak mereka.VIII. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

IX. KELUHAN UTAMAIbu Hayani memiliki keluhan sakit pinggang dan kaki, ia biasanya merasakan saat bangun tidur kaki terasa kaku sampai merintih dan tidak bisa bergerak. Ia biasanya mngalami banyak stress sehingga banyak sekali yang ia pikirkan. Ia juga terkadang merasa perutnya kembung sehingga tidak bisa makan.X. KELUHAN TAMBAHANPerutnya merasa kembung kadang kadang dan tidak ada nafsu makan. Makan yang dimakannya hanyalah roti jika ia sudah merasa kembung dengan perutnya tersebut. Ia juga mengeluh terkadang suka berdebar debar dan mengaku ia mempunya Hipertensi.XI. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANGPenyakit sekarang yang ia derita adalah sakit pinggang dan kaki. Ia meminum obat allopurinol.XII. RIWAYAT PENYAKIT DAHULUIa memiliki penyakit dahulu yaitu asam urat karena ia telah terkena asam urat sejak 3 tahun yang lalu tetapi karena ia tidak minum obat tersebut secara teratur jadi penyakit tersebut seringkali kambuh. Begitu pula dengan hipertensi, ia memiliki obatnya tetapi hanya ia minum jika merasa sakit saja.XIII. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum compos mentis, tekanan darah 140/90 mmHg, pernapasan 19x/mnt, suhu tubuh 36,10c, nadi 103x/mntXIV. DIAGNOSIS PENYAKIT WD : Gout dengan Hipertensi DD : Pseudogout, Osteoathritis, Rheumatoid AthritisXV. DIAGNOSIS KELUARGADi keluarga, Ibu Hayani mengalami Asam Urat disertai dengan Hipertensi, sedangkan Bapak Rojali mengalami sakit Infeksi Saluran Nafas, Ibu Hayani juga meminum obat asam urat serta obat Hipertensi (tetapi obatnya sedang habis. Ibu Hayani jarang kontrol ke dokter atau ke puskesmas. Ibu Hayani memiliki 15 orang anak, 3 orang meninggal dan 1 anak hilang. Anak anak Ibu Hayani sehat semuanya.XVI. ANJURAN PENATALAKSANAAN PENYAKIT Promotif : meningkatkan kesadaran keluarga akan pentingnya kesehatan dan memberikan pengetahuan dan informasi kepada keluarga tentang apa itu Asam Urat dan Hipertensi. Agar keluarga dapat mengerti pentingnya untuk datang ke puskesmas dengan segera, dengan cara : Melakukan promosi atau nasihat tentang gaya hidup yang sehat, makanan sehat, dan melakukan diet yang baik seperti jangan makan makanan seperti daging kambing ataupun jeroan jeroan. Menjelaskan Gejala gejala dari Hipertensi dan asam urat Preventif : Pencegahan dapat dilakukan dengan cara : Menjaga berat badan karena daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Meningkatkan aktivitas aerobic atau olahraga teratur Kelola stres. Jangan terlalu sering memikirkan hal hal terlalu lama karena dapat membuat tekanan darah dapat meningkat dalam hal psikologis. Buah-buahan harus selalu dimakan pada keadaan lambung yang sama sekali kosong. Mengurangi asupan garam, mempertahankan asupan kalium yang adekuat, mempertahankan asupan kalsium dan magnesium yang adekuat Mengurangi asupan lemak jenuh dan kolestrol. Menghindari pemakaian sendi yang berlebihan pada saat terjadi serangan gout Mengistirahatkan sendi yang terserang, bila perlu gunakan bidai atau babat elastic. Melakukan terapi panas (diatermi, ultrasound, atau paraffin bath) untuk mengurangi kekejangan otot dan melancarkan peredaran darah disekitar sendi. Kompres bagian sendi saat terjadi serangan akut dengan air dingin untuk mengurangi nyeri dan menghindari bengkak. Kuratif : Captopril 6,25-50 mg tiga kali sehari Asebutolol 400 mg sekali atau dua kali sehari Kolkisin 0,6 mg dengan konsumsis 2-3x dalam sehari Allopurinol 100 mg dalam sehari Rehabilitatif : Mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran dan arahan dari dokter Hati-hati dalam pengkonsumsian obat agar tidak memperparah penyakit Mengubah gaya hidup dengan pola hidup sehat dan makan makanan yang tidak menyebabkan penyakit tersebut Mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi Berolahraga secara teratur untuk menurunkan berat badan Diet. Makan dengan porsi kecil tetapi sering Penurunan stres dan kelelahan dapat mengurangi gejala pada banyak pasien.

XVII. PROGNOSIS1. Prognosis penyakit : baik, karena tergantung perjalanan penyakit dan pengobatan secara dini.2. Prognosis keluarga : baik dengan makan makanan sehat dan bergizi serta sering membersihkan rumah. Menjaga kebersihan agar makanan yang dimakan bersih dan tidak menyebabkan penyakit.3. Prognosis masyarakat : baik, hipertensi dan asam urat adalah penyakit tidak menular.XVIII. RESUMESeorang perempuan bernama Ibu Hayani berusia 73 tahun, mengeluh sakit pinggang dan terkadang susah bergerak. Hal itu sering terjadi secara tiba tiba dan jika sedang serangan terasa sangat sakit hingga tidak bisa bergerak maupun berdiri. Saya sebagai mahsiswa mencoba menganamnesis, memerikasa tekanan darah dan juga bertanya Tanya tentang kehidupan keluarganya serta lingkungan tempat ia tinggal untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana piola hidup dari ibu Hayani. Dari anamnesis, Ibu Hayani merupakan wanita berusia 73 tahun dan ia hidup hanya berdua dengan suaminya. Ia memiliki anak sebanyak 15 orang dengan 3 anak meninggal dan 1 anak menghilang dari keluarga. Mereka hidup berdua tetapi terkadang anak anaknya datang bersama dengan cucunya dan juga mengajak mereka berjalan jalan. Ibu Hayani tidak bekerja tetapi dulunya ia merupakan petani. Ibu Hayani sering melakukan kegiatan seperti menyapu depan rumah jika ia sedang bangun pagi dan juga merupakan orang yang sangat taat untuk beribadah. Ibu Hayani selalu yang mengambi banyak keputusan dibandingkan dengan suaminya. Kehidupan sehari hari ibu Hayani sangat lah sederhana dimana ia selalu makan roti jika pagi hari. Ia jarang makan, hanya jika lapar saja dia makan dan ia hanya mandi jika ia ingin mandi. Rumah ibu Hayani terlihat sangat remang remang mendekati gelap serta tempat mencuci piring dan juga toilet menjadi satu. Dapur yang dipakai jarang sekali dibersihkan dan juga rumah terlihat berdebu dengan jendela yang sedikit dan tidak begitu banyak. Sumber air yang ia gunakan untuk mencuci adalah dari kali. Untuk mencuci baju pun juga seperti itu.Ibu Hayani memiliki keluhan dimana kaki dan pinggangnya sering terasa sakit. Biasanya jika sakit, ia sampai tidak bisa bangun dan bergerak. Ia juga sudah beberapa kali ke dokter sejak 3 tahun yang lalu dan diberikan obat seperti obat allopurinol. Ia hanya meminum obat tersebut jika ia sakit saja (tidak teratur minum obatnya). Ia biasa membeli minuman dari gallon ataupun beli kardus minuman. Ia sangat rajin beribadah dan merasa kesehatan adalah nomor satu. Ia dan keluarganya sudah pernah pergi ke Mekah sebanyak 5 kali.Ibu Hayani sangat menyukai memakan daging kambing apalagi jika lagi ada acara seperti Idul Adha. Hal ini menyebabkan ketika diperiksa memiliki tekanan darah sampai 140/90 mmHg. Ia jarang memperhatikan pola makannya juga. Kami pun melakukan pemeriksaan fisik dengan alat tekanan darah dan juga memeriksa pernafasan serta nadi ibu tersebut dan didapatkan pernaafasa 19x/menit dan juga nadi 103x/menit. Kami menjelaskan mengenai penyakit yang diderita oleh ibu tersebut dan juga komplikasi komplikasi yang ada serta penyebab dari penyakit tersebut. Kami juga memberikan beberapa nasehat dimana kita menasehati agar jangan makan daging kambing terlalu banyak dan juga banyak beristirahat. Selain itu juga kita beritahu agar jangan terlalu banyak yang dipikirkan karena jika banyak pikiran maka akan menaikkan tekanan darah serta juga bisa menambah penyakit yang lain. Kami juga menasehati agar ia mau datang ke puskesmas untuk kontrol penyakitnya.

Tinjauan PustakaAnamnesisAnamnesis pada Penyakit Asam UratAnamnesis dapat dilakukan secara auto-anamnesis karena keadaan pasien memungkinkan untuk memberikan keterangan. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan kepada pendamping pasien:11. Pasien akan datang dengan keluhan sendi kemerahan disertai nyeri akut seringkali pada ibu jari kaki.2. Berjalan mungkin sulit karena nyeri atau bahkan jika seprai menyentuk kaki.3. Episode biasanya berlangsung mulai dari beberapa hari sampai beberapa minggu.4. Adakah gejala sistemik (misalnya demam)? Jika menggigil harus segera dipertimbangkan artritis septik.5. Gout lebih banyak mengenai pria dibandingkan wanita (10:1) dan paling sering pada usia setengah baya.6. Onset dini menunjukkan adanya penyakit ginjal dan/atau gangguan sistemik.7. Riwayat penyakit dahuluAdakah riwayat serangan sebelumnya atau penyakit mieloproliferatif/limfoproliferatif?8. Tanyakan riwayat kerusakan ginjal atau batu ginjal?9. Obat-obatanApakah pasien menggunakan alopurinol, OAINS, atau kolsikin untuk terapi?10. Sebagian obat berhubungan dengan peningkatan insidensi gout (misalnya siklosporin, diuretik).11. Riwayat keluargaAdakah riwayat gout turunan pada keluarga yang jarang ditemukan?

Pemeriksaan FisikKeadaan umum : Sakit ringan.Kesadaran: Compos mentis.Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 140/90mmHg. RR : 30x/menit. HR : 92x/menit. Suhu : 36,7C.

Tabel 1. Pengelompokan Tekanan Darah dan Hipertensi Berdasarkan Pedoman JNC72

Pemeriksaan fisik yang umumnya dilakukan adalah antropometri yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan indeks massa tubuh.3

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium Aspirasi sendi untuk menegakkan diagnosis.1 Jaringan yang mengalami gangguan biasanya jaringan sekitar sendi sehingga sulit untuk melakukan aspirasi cairan sendi. Aspirasi cairan sendi mengandung kristal jarum monoatrium urat refraktif ganda negatif bila dilihat melalui cahaya polar.4 Pada aspirasi cairan sendi dapat diketemukan cairan yang berwarna putih susu. Cairan ini merupakan manifestasi hitung sel yang dapat meningkat sampai dengan 60.000/L. Pemeriksaan rheumatic factor juga bisa positif. Seperti juga pada penderita gout, rheumatic factor positif pada 10% penderita.4 Pemeriksaan asam urat serum. Biasanya akan memberikan hasil yang meningkat. Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.4 Pemeriksaan LED, hitung leukosit dan CRP. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mendeteksi apakah terjadi inflamasi pada pasien tersebut. Reaksi inflamasi akan terjadi pada penderita gout pada fase akut. Biasanya pada penderita gout mengalami leukositosis dan terjadi peningkatan laju endap darah (LED).4

Pemeriksaan RadiologiPemeriksaan foto polos. Pemeriksaan foto polos ini digunakan karena memberikan hasil yang cukup spesifik dengan biaya yang cukup terjangkau. Pemeriksaaan radiologi ini hanya dapat dilaksanakan pada pasien gout interkritikal. Pada pasien awal tidak dapat dilakukan pemeriksaan karena pasti akan mendapatkan hasil normal. Hal ini disebabkan karena belum terbentuknya kristal urat yang akan memberikan gambaran radiopak.4Perubahan yang radiografis pada penyakit gout ditemukan pada sekitar 50% pasien. Dimana sebagian besar pasien menunjukan kelainan pada sendi metatarsophalangeal yang pertama yaitu sekitar 60% pasien. Selain dari sendi itu, lokasi lain yang sering terjadi radang gout antara lain jari kaki, mata kaki, tangan, dan bursa olecranon. Untuk penyakit gout yang kronis memberikan gambaran erosi tulang berupa lubang yang ireguler didekat namun biasanya tidak mengenai batas artikular. Bisa tampak tofi jika timbul kalsifikasi. Pada penyakit yang akut biasanya diketemukan inflamasi asimetris, artritis erosif yang kadang-kadang disertai nodul jaringan lunak.4EtiologiAsam UratPenyebab gout adalah multifaktor. Ada komponen genetik, tetapi bekerjanya faktor lain penyebab penyakit gout ini dimasukkan kedalam kelainan yang didapat. Faktor etiologi ialah:5 Jenis kelamin (pria>wanita) Riwayat keluarga Diet (daging, alkohol) Keadaan sosio-ekonomi (tinggi>rendah) KehamilanPerempuan yang kadar asam urat normal, kadar asam urat biasanya turun sampai umur kehamilan 24 minggu. Kemudian kembali naik sampai normal setelah 12 minggu setelah melahirkan. Kadar asam urat tinggi bila perempuan tersebut menderita keracunan kehamilan (preeklamsia dan toksemia). Agaknya hal ini berhubungan dengan menurunnya klearens ginjal terhadap asam urat.6 Ukuran tubuh (besar>kecil)Selama ratusan tahun sudah banyak ahli yang mengemukakan bahwa obesitas berhubungan dengan penyakit gout. Juga dilaporkan penderita dengan asam urat tinggi (hiperurikemia) yang berhubungan dengan obesitas adalah sebanyak 3,4% pada penduduk dengan berat badan 20 presentil diatas rata-rata, dan 5,7% pada penduduk yang berat badannya 21-79 presentil. Laporan lain sejalan dengan data tersebut, pada obesitas sering dijumpai hiperurikemia dan gout, dan penderita hiperurikemia biasanya mempunyai berat badan 20% lebih berat dari rata-rata penduduk.6

Kadar asam lemak tinggi (hiperlipidemia):6 Trigeliserida tinggi terjadi pada 75-84% penderita gout. Hiperuricemia terjadi pada 82% penderita yang hiperurikemia.Penderita gout yang juga peminum alkohol, kadar trigliserida tinggi

Hipertensi61. UsiaInsidensi hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur.2. KelaminPada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insidens pada wanita lebih tinggi.3. RasHipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya mortalitas pasien pria hitam dengan diastolik 115 atau lebih 3,3 kali lebih tinggi daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.4. Pola hidupFaktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidensi hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas dipandang sebagai faktor risiko utama. Bila berat badannya turun, tekanan darahnya seringnya turun menjadi normal. merokok dipandang sebagai faktor risiko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner. Hiperkolesterolemia dan hiperglikemia adalah faktor-faktor utama untuk perkembangan aterosklerosis, yang berhubungan erat dengan hipertensi.5. Diabetes melitusHubungan antara diabetes melitus dan hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata ada hubungan antara hipertensi dan penyakit arteri koroner. Penyebab utama kematian pasien diabetes melitus adalah penyakit kardiovaskuler, teruatam yang mulainya dini dan kurang kontrol. Hipertensi dengan diabetes melitus meningkatkan mortalitas.Gejala KlinisHipertensi7 Sakit kepala. Jantung berdebar-debar. Sulit bernapas setelah bekerja keras atau mengangkat beban berat. Mudah lelah. Penglihatan kabur. Wajah memerah. Hidung berdarah. Sering buang air kecil terutama di malam hari. Telinga berdenging. Dunia terasa berputar.Asam Urat8 Trauma kecil dan terlalu banyak makan kesukaan. Makanan yang mengandung banyak asam urat. Minum alkohol. Operasi. Kecapaian. Terjadi serangan nyeri sendi lutut (artritis akut). Biasanya menyerang satu sendi dan disertai keluhan demam. Kemudian keluhan membaik dan disusul masa tanpa keluhan yang mungkin berlanjut dengan nyeri sendi kronis. Penderita terpincang-pincang, kadang-kadang diselingi serangan gout akut yang mungkin disertai keluhan lebih ringan Hampir 85-90% penderita yang mengalami serangan pertama biasanya mengenai satu persendian dan umunya pada sendi antara ruas tulang telapak kaki dengan jari kaki.

Working Diagnosis (WD)Ibu Hayani berusia 73 tahun dengan gejala sakit pinggang dan kaki, didiagnosis terkena penyakit Asam Urat dan Hipertensi

Different Diagnosis (DD)Hipertensi SekunderPenyakit ikutan dari penyakit yang sebelumnya diderita. Adapun penyakit yang memicu timbulnya hipertensi sekunder di antaranya penyakit-penyakit pada ginjal, pada kelenjar adrenal, pada kelenjar tiroid, efek obat-obatan, dan karena kelainan pembuluh darah, serta pada preeklamsia.9

Pseudogout Merupakan sinovitis mikrokristalin yang dipicu oleh penimbunan kristal CPPD yang dihubungkan dengan kalsifikasi hyalin serta fibrokartilago. Ditandai dengan gambaran radiologis berupa kalsifikasi rawan sendi dimana sendi lutut dan sendi-sendi besar lainnya merupakan predileksi untuk terkena radang. Penimbunan kristal CPPD disebabkan peningkatan kadar kalsium atau PPi dari perubahan didalam matriks yang mencetuskan pembentukan kristal atau kombinasi dari keduanya. Pada kelainan ini keluhan nyeri sendi tingkat sedang (tidak seberat nyeri sendi pada gout).10

Faktor ResikoHipertensiFaktor keturunan, faktor lingkungan (faktor lingkungan seperti stres, kegemukan dan kurang olahraga juga berpengaruh memicu hipertensi esensial. Hubungan antara stres dengan hipertensi, diduga terjadi melalui aktivasi saraf simpatis),kegemukan, merokok, alkohol, usia, dan jenis kelamin. 11

Penatalaksanaan PenyakitPromotifMemberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit hipertensi dan asam urat, komplikasi penyakit, dan keteraturan dalam berobat sehingga tekanan darah dapat terkontrol dengan baik dan juga kadar asam urat dapat menjadi normal. Memberi edukasi mengenai pola hidup sehat dengan makanan yang sehat dan bergizi serta olahraga dengan teratur dan ringan. Selain itu juga kurangi stress.

KuratifMeminum obat secara teratur dan juga sering kontrol ke puskesmas. Obat yang dapat diminum adalah Captopril 6,25-50 mg tiga kali sehari ,Asebutolol 400 mg sekali atau dua kali sehari, Kolkisin 0,6 mg dengan konsumsis 2-3x dalam sehari, Allopurinol 100 mg dalam sehari.

PrognosisDengan ibu Hayani dapat meminum obat dengan teratur untuk asam urat serta hipertensi nya maka penyakit ini dapat terkontrol dengan baik. Selain itu juga dengan menjaga pola makan dan olahraga dengan teratur maka akan menjadi sehat. Untuk keluarga dan masyarakat, hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena tidak dapat menyebar ke masyarakat lain.

Daftar Pustaka1. Gleadle J. Gout dan penyakit Paget. Dalam: At a Glande: Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2007.h.194.2. Kowalski RE. Hipertensi: Pembunuh diam-diam. Dalam: Terapi Hipertensi. Bandung: Qanita; 2010.h.43.3. Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Epidemiologi gizi. Dalam: Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC; 2009.h.54.4. Rubenstein, David, Wayne, Bradley J. Penyakit metabolik. Dalam: Kedokteran Klinis. Edisi ke-6. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2007.h.212-213.5. Stringer JL. Analgetik nonnarkotik dan antiinflamasi. Dalam: Konsep Dasar Farmakologi. Edisi ke-3. EGC. Jakarta: EGC; 2008.h.295-6.6. Tambayong J. Hipertensi. Dalam: Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2002.h.95-6.7. Vitahealth. Anda berbakat mengidap hipertensi. Dalam: Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2004.h.12-13.8. Yatim F. Penyakit Tulang dan Persendian (Artritis atau Arthralgia). Edisi ke-1. Jakarta: Pustaka Populer Obor; 2006.h.32-51.9. Dalimartha S, Purnama BT, Sutarina N, dkk. Mengenal penyakit hipertensi. Dalam: Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus +; 2008.h.11-4; 21-2; 37-9. 10. Daud R. Artritis reumatoid. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006.h.1184-7.11. Bahar A, Hipertensi dalam Soeparman, WS. Ilmu Penyakit Dalam, jilid II. 1990. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,hal 613-20.

Pelayanan Kedokteran Keluarga dalam Menangani Asam Urat dan HipertensiPage 9