exo ff part 3

230
Author : Dindong L.Kim (@adinda_elements) Main Cast : - OH SEHOON - LEE HYO AKH (OC) Support Cast : - BYUN BAEKHYUN - SEO SANG AKH (OC) - Akan bertambah sesuai chapternya Genre : Romance ,Friendships, Comedy Ratting : PG 16 Length : Chaptered Disclaimer : THIS FF IS MADE BY DINDONG L.KIM all cast hanya saya pinjam untuk dijadikan pemeran di FF ini. PLAGIATOR ?? JUST GO AWAY ^_^ AND SILENT READERS ?? kalian mau saya ngapain, agar kalian berhenti menjadi Silen reader ?? ^_^ ALUR IS PURE MINE Dindong Notes : happy reading ajha ya ^^ Warning : Typo bertebaran (maklum saya juga manusia),, Cerita Gaje,, Alur juga kecepetan ^^ -Author Pov-

Upload: prilly-priskylia

Post on 02-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

MM;

TRANSCRIPT

Author : Dindong L.Kim (@adinda_elements)

Main Cast :

-          OH SEHOON

-          LEE HYO AKH (OC)

Support Cast :

-          BYUN BAEKHYUN

-          SEO SANG AKH (OC)

 

-          Akan bertambah sesuai chapternya

Genre : Romance ,Friendships, Comedy

Ratting : PG 16

Length : Chaptered

Disclaimer :

THIS FF IS MADE BY DINDONG L.KIM all cast hanya saya pinjam untuk dijadikan pemeran di FF ini. PLAGIATOR ?? JUST GO AWAY ^_^ AND SILENT

READERS ?? kalian mau saya ngapain, agar kalian berhenti menjadi Silen reader ??

^_^ ALUR IS PURE MINE

Dindong Notes :

happy reading ajha ya ^^

Warning : Typo bertebaran (maklum saya juga manusia),, Cerita Gaje,, Alur juga kecepetan ^^

-Author Pov-

 “BRAK” pintu itu terbuka dengan tidak elitnya, menampakkan sesosok yeoja dengan senyum sumringah terukir di wajahnya.

Masih dengan senyuman, yeoja itu langsung berlari masuk ke dalam rumah minimalis berwarna biru muda. “LEE HYO AKH” teriak yeoja itu kepada yeoja lainnya yang sedang sibuk dengan adonan kue. Dengan jurus entah apa namanya, yeoja yang berperilaku tak seperti yeoja pada umumnya, langsung mendekati HYO AKH yang sedang mengaduk adonan kuenya.

“wae ??” balas Hyo Akh malas karena sudah bosan dengan sikap temannya yang satu ini

“coba kau tebak, coba kau tebak” jawab yeoja yang ditanya dengan antusias, padahal ia tidak sama sekali memberikan unsur jawaban di perkataannya –“.

“Baekhyun ??” lanjut Hyo Akh dan yeoja yang ada di depannya langsung mengangguk dengan heboh, seperti seekor kucing yang baru di belikan sebuah bola bulu >.<

“kenapa lagi dengan ‘pangeran’ mu itu ? SEO SANG AKH ?” ucap Hyo Akh dengan penekanan pada kata ‘pangeran’

“besok, besok, besok. Dia akan masuk sekolah” pekik Sang Akh dengan antusias. Hyo Akh tersenyum, ia tahu kebiasaan temannya yang sangat terobsesi dengan model remaja pria yang bernama ‘BYUN BAEKHYUN’. Hampir setiap hari Sang Akh selalu menceritakan semua berita tentang Baekhyun kepadanya, dan hampir hafal pula oleh Hyo Akh semua tentang Baekhyun. Tapi sayang, Hyo Akh bukanlah salah satu penggemar dari Baekhyun.

“oh, baguslah kalau begitu” dengan santainya, Hyo Akh menuangkan adonan kuenya ke dalam loyang cetakan kue dan segera memasukkannya ke dalam oven. 40 menit adalah waktu yang di set Hyo Akh pada ovennya.

“What the ? YA.!! Sebenarnya apa hobimu, eoh ?? Baekhyun yang tampannya tiada tara, selalu kau hiraukan. Aku heran, apa kau benar – benar yeoja asli ?? atau …..”

“Pletak” sebuah jitakan hangat diterima oleh Sang Akh dan dalang di balik itu semua adalah LEE HYO AKH.

“atau apa, eoh ? kau ini.!!” Sungut Hyo Akh setelah menjitak kepala Sang Akh

“bukankah aku benar ?? selama menjalin tali persahabatan denganmu, telingaku belum pernah mendengar curhatan tentang seorang namja. ” sahut Sang Akh setelah meredekan bekas jitakan yang diberikan Hyo Akh di dahinya.

“geurae. Tapi, bukan berarti kalau aku abnormal. itu semua karena, semua namja yang kulihat tak pernah menarik perhatianku. Termasuk, Pangeran baekhyunmu itu” seketika itu juga wajah Sang Akh menjadi merah padam dan di detik selanjutnya mereka berdua telah berlari kesana kemari.

Sang Akh yang tidak terima tentang pernyataan yang baru saja di ucapkan oleh sahabatnya langsung murka dan berusaha untuk mengejar Hyo Akh. Namun, bukan Hyo Akh namanya kalau tidak bisa lari dari amukan seorang Sang Akh.

-Celebrity Love-

-Lee Hyo Akh POV-

“Tipkkk” kumatikan alarm yang berbunyi. Oh GOD, it’s still 5 o’clock. Bolehkah aku menambah jam tidurku 1 jam lagi ?. kurasa tidak, karena aku tidak mau naga yang bersemayam di rumah ini menyemburkan api kemarahan melalui mulutnya.

Dengan malas, kutapaki lantai rumahku yang dingin ini dan segera masuk ke dalam kamar mandi, sekedar untuk membersihkan diri.

-Skip-

“Eonnie” panggilku kepada eonniku tercinta a.k.a naga, yang sedang duduk santai di sofa sembari menikmati acara gosip yang di tayangkan di sebuah stasiun televisi swasta.

“kau mau berapa ??” tanyanya to the point. Hehe, tau sekali dia kalau uang saku yang diberikan eomma sudah habis 2 hari yang lalu olehku.

“berikan aku secukupnya saja, untuk membeli bahan – bahan membuat kue” balasku dengan semangat sembari menadahkan tangan kananku dan beberapa saat kemudian, beberapa helai uang telah tertata rapi di atasnya.

“gomawo eonnie. Kau memang yang terbaik” eonniku tersenyum dan langsung mengibas – ngibaskan tangan kanannya di depanku, sebuah pertanda yang menyuruhku untuk segera berangkat ke sekolah.

“Hyo Akh” sahut eonniku ketika aku hendak keluar rumah.

“tolong katakan kepada Sang Akh. Cepat kembalikan kameraku, karena akhir pekan ini, Aku ingin pergi ke salah satu tempat wisata alami” lanjutnya dan aku hanya menganggukan kepala tanda mengerti.

“pergilah, nanti kau terlambat”

“nde, Annyeong eonnie” ucapku dan segera keluar dari rumah.

Setelah berada di luar rumah, aku baru mengingat satu kesalahan yang sangat fatal sedang kulakukan. Kalian tau apa ??

Tidak tau ??

Serius ??

Sedikitpun ??

Hmm, baiklah. Satu kesalahan yang telah kulakukan adalah, bahwasanya aku lupa memperkenalkan diri sendiri kepada kalian semua *Reader tumbang seketika / Hyo Akh ketawa ketjeh (?)*

Annyeong haseo yeorobun, Naneun Lee Hyo Akh imnida. Kalian bisa memanggilku dengan panggilan Hyo Akh. Sekarang aku sedang menimba ilmu di Swoollim High School kelas XII C. Sebenarnya jarak antara sekolah dan rumahku tidak terlalu jauh. Kalian mau tau berapa jaraknya ??

Jaraknya tidak lebih dari 1 km, makanya kedua orang tuaku menyekolahkanku disini bersama dengan eonniku yang juga sedang menimba ilmu di Universitas Kyunghee jurusan teknisi komunikasi. Sebenarnya sekolahku itu memiliki sebuah rahasia yang sudah diketahui oleh kalangan umum. Kalian mau tau apa rahasianya ?? kalau mau tau, jangan lupa RCL ne ??

“HYO” pekik seseorang dan dengan segera aku menolehkan kepalaku ke arah sumber suara. Dan benar sekali, lagi – lagi dia. Dengan cepat, kuselipkan kotak kecil yang sedari tadi ku pegang ke dalam saku rok ku, semoga saja penciumannya tidak setajam seperti biasanya.

“hari ini kau membuat apa ??” tanyanya

“ck, Seo Sang Akh. Kenapa hidungmu itu sangat bisa mendeteksi kue buatan ku, eoh ??” balasku kesal dan segera memberikan kotak kecil yang kuselipkan di saku rok ku, sementara ia hanya membalas dengan sebuah senyuman. Sungguh, yeoja yang pintar sekali berakting.

“Gomawo Hyo. Kau tau, semua kue buatanmu sangat enak. Bahkan eommaku selalu memuji setiap karyamu itu. Kenapa kau tidak mencoba untuk membuka sebuah toko kue ??” ucap Sang Akh dengan mulut yang di penuhi dengan kue cupcake buatanku. Yeoja ini kalau sudah menyangkut makanan, sungguh sangat berbeda dengan aslinya. Tapi, mau apalagi. Itulah Sang Akh. Si maniak makanan manis dan pecinta Baekhyun. Itulah ciri khas Seorang Seo Sang Akh.

“ya. Kau tau  kan. Eomma, Appa dan eonnieku tak pernah memberiku izin untuk mendirikan sebuah toko kue atau menyewa sebuah ruangan untuk di jadikan toko kue. Mereka baru akan memberiku izin, setelah aku lulus dari masa senior high school ini.” Sang Akhpun hanya membalas dengan anggukan kepala, setelah mendengar pernyataan yang keluar dari mulutku.

“HUAAAA >.< MEREKA DATANG” teriak seorang siswi yang berada di hadapanku dan Sang Akh sembari menunjuk ke arah kami berdua. Tidak, arah telunjuk siswi itu sebenarnya bukan mengarah ke kami. Melainkan ke arah yang ada di belakang kami. Karena penasaran, akupun menoleh dan mendapati kerumunan siswi – siswi disana. Siapa lagi yang datang ??, pikirku.

“HYAAA.!!! Itu itu itu…. itu Byun Baekhyun” ucap Sang Akh yang berada di sebelahku dengan histeris.  Yap, itulah Sang Akh. Semua yang menyangkut dengan baekhyun, pasti akan di tanggapinya dengan sikap yang berlebihan.

Lama kelamaan kerumunan siswi – siswi itu mulai mendekat ke arah kami –re : aku dan Sang Akh-. Mengelak ?? tentu saja akan kami lakukan. Namun na’asnya, pada saat kami hendak

mengelak dari kerumunan siswi – siswi tersebut yang ada kami juga ikut tenggelam di dalam kerumunan siswi – siswi itu.

“Baekhyun-a, kau sungguh tampan hari ini”

“kenapa kalian berdua berwajah mirip seperti malaikat ??”

“beruntung sekali kedua orang tua kalian”

“NIKAHI AKU”

“Pacari aku”

“Ibuku telah memberikan restu kepada kita sehun-a”

“OH SEHOON.!!! AKU INGIN MELIHAT SENYUMMU.!!!”

Itulah Sekelebat teriakan – teriakan yang di lontarkan oleh siswi – siswi itu, sementara yang di teriaki hanya mengangguk sambil melambai – lambaikan tangannya  ditambah senyum manis yang menurutku adalah senyum palsu. Merasa sudah tidak tahan dengan semua kesesakan ini, aku ingin cepat – cepat keluar dari sini. Tapi…… kemana sahabatku itu ???

“permisi permisi… Miss Universe tahun 2018 ingin keluar. Tolong berikan jalan.!!!” Sebuah suara yang tidak asing tertangkap oleh indera pendengaran ku. Akupun hanya bisa menggeleng – gelengkan kepala, tatkala mengetahui siapa yeoja yang mengatakan dirinya seorang miss universe.

“Oh God.. aku harus mengeluarkan Sang Akh dari kerumunan ini, sebelum tingkahnya semakin menjadi – jadi” gumamku yang hendak menarik pergelangan tangan Sang Akh agar bisa pergi dari kurumunan para siswi ini.

Namun sayang, niat hanyalah niat. Pada saat tanganku sudah mencengkram tangan Sang Akh. Tiba – tiba seorang yeoja mendorong paksa agar bisa masuk ke dalam kerumunan ini dan menyebabkan cengkramanku terlepas. Parahnya lagi, karena dorongan yeoja itu. Sang Akh hampir terjatuh, namun….

“Gwenchana ???” tanya Namja berambut coklat kepirang – pirangan yang kuyakini bernama Baekhyun. Bukannya menjawab, Sang Akh hanya mematung, tatkala melihat kedua tangan Baekhyun yang melingkar di pinggangnya untuk menahannya agar tidak jatuh dari dorongan yeoja tadi. Melihat kejadian itu, kerumunan siswi – siswi yang berada di sekeliling baekhyun dan 1 namja lainnya semakin bertambah ribut.

Bahkan indera pendengaranku juga mendengar, beberapa pernyataan pedas yang ditujukan untuk Sang Akh. Oh, GOD. Aku harus menjauhkan Sang Akh dari baekhyun, sebelum kerumunan siswi ini semakin bertambah menjadi – jadi.

“PRIIITTTT” peluit Kang Saem membuat kerumunan para siswi itu menjadi diam. “Ini kesempatan” gumamku dan segera menarik tangan Sang Akh agar bisa menjauh dari kerumunan itu. Dengan sekuat tenaga, aku berlari meninggalkan kerumunan itu tanpa melihat ke arah belakang. Setibanya di lorong sekolah yang sepi, kulepaskan genggamanku dari tangan Sang Akh dan segera menghirup oksigen sebanyak – banyaknya.

“Neo..!! Gwenchana ???” tanyaku kepada Sang Akh, namun dia hanya diam.

“YAA.!! KAU KENAPA SEO SANG…..” Ucapanku terpotong karena mendapati seorang namja yang sedang mengambil oksigen secara tidak teratur. Sang Akh eodiya ?? pikirku

Kulihati lekuk wajah namja itu, sepertinya aku mengenalnya. Tapi siapa ??

Ku ketuk – ketukkan telunjuk tangan kananku ke arah daguku, menandakan kalau aku sedang berpikir. “kau” ucap namja itu sembari menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan dan hanya ku balas dengan tatapan penuh tanda tanya.

CUP

Sebuah bibir berwarna merah muda dan tipis milik namja itu telah berhasil menggapai bibirku. OMO, ini first kiss ku. Hyaaa >.< kenapa first kiss ku harus dengan namja yang tidak ku kenal ??. dengan sekuat tenaga, kudorong badan namja itu hingga terhempas ke dinding. Dia sedikit meringis namun beberapa saat kemudian, senyuman evil terlukis di wajahnya yang tampan itu. Cih, aku benci senyuman seperti itu.

“apa yang kau lakukan ??” bentakku penuh amarah

“OH SEHOON, bukankah nama itu tidak asing di telingamu ??” what the Hell ?? kenapa dia malah menyebut kan nama orang yang tidak ku kenal ?? memang siapa itu si Oh Sehoon ?? artiskah ?? bahkan aku tidak pernah melihatnya di stasiun tv manapun.

“aku tidak pernah tau dengan orang yang bernama seperti itu. Apa itu benar – benar nama orang ?? atau jangan – jangan itu adalah nama kue terbaru ??” tebakku asal dan namja itu langsung menyudutkanku. Mengurungku di antara tangan – tangan kekarnya, dan yang lebih sialnya, sekarang punggungku telah resmi menyentuh dinding. “DAMN” umpatku dalam hati.

Di dekatkannya wajah tampan miliknya ke wajahku. Hei, apa ia akan menciumku lagi ?? dengan cepat, ku alihkan pandanganku ke arah samping kanan, agar ia tidak bisa menciumku lagi.

“ini baru awal dari semuanya, nona” ucap namja itu tepat di telingaku. Dan sungguh, itu membuatku merasa geli.

“awal dari apa, eoh ?? kuharap, ini adalah pertemuan pertama dan terakhir kita..” ujarku dan langsung menginjak kakinya dengan keras.

Setelah merasa ada ruang untuk pergi, akupun berlari meninggalkan namja itu yang masih sibuk dengan kakinya yang baru saja ku injak. “jangan harap kita bisa bertemu lagi.!!!” Teriakku.

-Celebrity Love-

 “HYO AKH.!!!” Aku dikejutkan oleh suara cempreng nan khas milik Sang Akh. Dasar anak ini, kemana saja dia ?? kutatap ia dengan tatapan yang menyiratkan kalau aku sedang marah dengannya.

“kau ?? darimana saja kau, eoh ??” ketusku dan ia hanya tersenyum.

“bukankah yang pergi itu kau ?? dan kau juga yang menyeret sehun, kan ??” balasnya santai sembari memakan cupcake yang kubuat tadi. Tunggu, apa Sang Akh mengatakan sehun ?? sehun, OH SEHOON. Bukankah kedua nama itu hampir sama ??

“sehun itu siapa ??” pertanyaan itu keluar dengan mulusnya dari mulutku.

“sehun, Oh Sehoon. Apa kau benar – benar tidak mengenalnya ?? dia itu tampan, kaya, terkenal dan juga cerdas. Apa kau yakin tidak mengenalnya ??” Sang Akh menanyakan pertanyaan itu seolah – olah, aku adalah yeoja yang benar – benar tertinggal oleh dunia peremajaan (?)

“satu tambahan lagi. Dia juga namja yang kurang ajar” lanjutku dengan volume yang agak besar dan itu, membuat semua siswi yang berjalan melewatiku. Menatapku dengan sinis. Apa salahku ??

Seketika itu juga, Sang Akh langsung mencubitku di bagian pinggang. Dan jujur, cubitan Sang Akh itu sangat perih sehingga membuatku sedikit meringis kesakitan. “wae ??” tanyaku tak terima atas perlakuan Sang Akh.

“lebih baik kita teruskan saja pembicaraan ini di rumah. Aku tidak ingin kau di bully oleh fans – fans sehun” bisik Sang Akh dan sebuah anggukan adalah jawaban yang pas untuk ku lakukan.

“Cha~~ ayo kita ke kelas” lanjut Sang Akh dan langsung merangkul ku.

“Sang Akh” panggilku dan ia langsung menatapku. “bagaimana bisa kau pergi dari baekhyun ??” tanyaku dan ia hanya mengedipkan sebelah matanya.

“itu rahasia dan kau tidak boleh tau” aku memanyunkan bibirku tatkala mendengar jawabannya

-Celebrity Love-

 “YA.!! KEMBALIKAN PENAKU.!!!”

“JANGAN MENGGANGGUKU”

“apa kalian tahu berita terbaru tentang baekhyun ??”

“kau tau ?? OH SEHOON semakin hari semakin tampan saja”

“apa yang kalian perbincangkan ??”

“lebih terkenal siapa ?? baekhyun atau Sehun ??”

Ya, ya. Itulah beberapa keributan yang terjadi di kelasku. Kalian tau ? hari ini guru bahasa jepang kami sedang mengambil cuti dan itu menyebabkan kelas kami harus kosong dari guru. Semua siswa mulai mengeluarkan suaranya masing – masing dan menyebabkan kelas ini menjadi sangat ribut.

Sementara aku, sedari tadi mataku tidak lepas – lepasnya dari gedung bertingkat empat yang berada di samping kelasku. Oh, kalian mau tau rahasia besar sekolahku itu ??

Benarkah ??

Apa kalian masih ingin mendengarnya ??

Hmm, rahasia itu adalah. Ruangan belajar yang ada di sekolahku ini di bagi menjadi dua gedung. Gedung yang pertama dan bentuknya yang biasa – biasa saja adalah merupakan gedung tempatku menuntun ilmu sekarang ini dan gedung yeng satu lagi merupakan…..

Ehemm ehemm, merupakan gedung sekolah yang memang dibuat sebagus dan semegah mungkin, agar semua siswanya bisa nyaman berada disana. Kalian tau siapa saja, siswa yang ada di gedung itu ??

Mereka semua adalah selebritis. Tolong dicatat, bukan 1 atau 2 selebritis yang ada disana. Melainkan hampir seluruh selebritis yang berumur antara 15 – 18 tahun bersekolah di gedung itu. Sungguh amazing bukan ?? bahkan baekhyun yang digilai oleh Sang Akh juga berada di gedung itu. Maka dari itu, kebanyakan siswa di sini lebih memilih untuk sekolah disini karena mereka dapat bertemu dengan idola mereka.

Berbeda denganku yang memilih sekolah ini karena, sekolah ini hanyalah satu – satunya sekolah yang berada di dekat rumahku.

Kurasa penjelasan tentang sekolahku sudah tuntas, bukan ?? hmm, sepertinya aku harus berhenti menceritakan tentang sekolahku ini. Karena, guru matematika ku baru saja masuk ke dalam kelas.

-Celebrity Love-

 “HYO AKH.!!” Lagi – lagi suara itu. Aku tau siapa pemiliknya. Dengan sigap, aku langsung menatap yeoja yang baru saja memanggilku.

“hari ini kau pulang sendiri dulu, ne ??” balasnya dengan senyum sumringah dan langsung pergi meninggalkanku. Pasti dia akan menguntit baekhyun lagi. Dasar anak itu. Apa dia tidak punya pekerjaan lain, selain mengikuti segala sesuatu yang berbau baekhyun ??

“so, pulang sendiri ?? no problem” gumamku sembari mengeratkan sandangan tas punggungku dan langsung berjalan menuju gerbang sekolahku.

-Celebrity Love-

 “permisi, apa pewarna kuenya tidak ada yang berwarna coklat tua ??” tanyaku kepada salah seorang pegawai di supermarket ini dan ia menjawab dengan gelengan. Baiklah, tart rasa strawberry apa salahnya ?? dan aku langsung pergi menuju kasir supermarket ini untuk membayar semua barang belanjaanku.

Proses pembayaranpun telah selesai dan aku langsung pergi meninggalkan supermarket itu.

“Hmm, kurasa Sang Akh akan cinta dengan percobaanku kali ini” gumamku sembari melihat bahan – bahan membuat kue yang ada di dalam kantong plastik belanjaanku.

Karena terlalu asik melihati isi yang ada di plastik belanjaanku, akupun tak terlalu memperhatikan arah jalanku. Dan karena itu, sebuah tabrakan pun terjadi.

“aigoo, barang – barangku” ucapku penuh dengan nada khawatir karena melihat semua bahan yang baru ku beli tadi, jatuh berserakan seperti barang tak berguna di jalanan.

Pada saat aku hendak memunguti semua bahan – bahan itu, tiba – tiba sebuah tangan kekar yang datangnya entah dari mana langsung melingkar di tubuhku, menarikku ke dalam dada si pemilik tangan itu.

Ingin sekali rasanya memberontak agar bisa keluar dari pelukannya. Namun sayang, indera pendengarku telah mendengar bunyi – bunyian yang kuyakini ,kalau semua itu berasal dari kamera.

“kumohon. tolong aku dari kejaran para paparazzi ini” lirih si pemeluk (?) tepat di telingaku.

Tunggu, sepertinya aku mengenal suara ini. Tapi siapa ??

“dia siapamu ??”

“apa yang kalian lakukan disini ??”

“apa ini yeojamu ??”

Itulah pertanyaan – pertanyaan yang dapat di tangkap oleh indera pendengarku. Sepertinya, orang yang memelukku ini adalah seorang selebritis. Aku Cuma berharap, walaupun dia selebritis. Semoga saja dia tidak terlalu tua (?) >.<

“kumohon, jangan mengganggu acara kencan kami. Yeojaku sangat tidak ingin wajahnya dilihat oleh publik” ujar orang yang sedang memelukku dengan ramah dan di detik kemudian, ia langsung menarik pergelangan tanganku agar menjauh dari paparazzi – paparazzi itu.

YA.!! Apa yang dia katakan ?? yeojanya ?? sebenarnya siapa dia ??

-To Be Continued-

Annyeong yeorobun ^_^

Remember me ??

Itu lhoh, yang bikin ff I’m Your Maid ingat kan ??

Oea, sekedar pemberitahuan.

Ff I’M Your Maid akan di share hari minggu (mudah – mudahan)

Hmm, gimana dengan ff yang ini ??

Pengen dilanjutkah ???

Kalau saya mah terserah para reader.. kalau responnya baik, saya akan lanjutin ff ini..

Kalau tidak, ya.. ff ini akan menjadi konsumsi (?) pribadi saja

Chapter 2

-Still Lee Hyo Akh POV-

kulihat ke belakang, dan benar. Banyak sekali paparazzi yang mengejar kami. Sebenarnya siapa namja ini ? sampai – sampai banyak paparazzi yang mengikutinya ?? semoga saja dia bukan ajjushi mesum yang ingin mencari kesempatan.

“belok disini” ucapnya seraya menarik tanganku menuju sebuah jalan kecil yang terhimpit diantara dua gedung yang menjulang tinggi ke arah langit. Karena jalan ini terlalu sempit, namja itupun langsung menyeretku menuju ke pelukannya, membuat wajahku menempel di dada bidangnya. Ingin sekali rasanya bagiku untuk memaki namja ini yang seenaknya saja memperlakukanku.

Namun, itu semua harus ku redam ketika mendengar suara derap langkah dari samping kiriku. Mungkin itu derap langkah para paparazzi yang sedang mengejar namja ini. Dan lagi, kegeramanku terhadap namja ini semakin menjadi – jadi ketika ia semakin mengeratkan pelukan ini. Sial.!!! Ternyata dia sedang mencari kesempatan dalam kesempitan.

“mungkin dia lari kesana” teriak salah seorang namja yang kuyakini bahwasanya dia adalah seorang paparazzi dan beberapa saat kemudian, derap langkah kepergian para paparazzipun terdengar. Kuhembuskan nafas legaku dan segera melepaskan tautan yang sedang berlangsung ini.

Setelah terlepas, kutatap namja yang sedari tadi selalu memperlakukanku dengan seenaknya. Pada saat mataku melihat wajah namja itu, jantungku seperti bekerja dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Tanganku mengepal kuat, rahangku juga mengeras. Ingin sekali rasanya ku layangkan bogem mentah ke wajah namja ini. Entah seperti apa bentuk wajahku sekarang ini –re : Hyo Akh sekarang sedang marah-.

“well, aktingmu tidak terlalu buruk” ucap namja itu dengan santainya sembari memutar – mutar topinya dengan telunjuk tangan kanannya.

“Oh Sehoon. Kenapa harus kau ?? kenapa dunia ini sempit sekali ?? padahal aku berharap tidak akan bertemu denganmu lagi. Tapi kenapa ?? kenapa sekarang aku malah…..” ucapanku terpotong karena sentuhan telunjuk sehun di bibirku dan jujur, itu membuat jantungku kembali berdetak lebih cepat.

“Haish -_- kenapa kau cerewet sekali, eoh ?? dari semua fansku, mungkin hanya kau yang terlalu cerewet” kutepis telunjuknya yang menempel di bibirku. Enak sekali dia mengatakan kalau aku adalah fansnya.

“terserah apa katamu. Yang jelas, tolong catat di kepalamu kalau aku tidak mungkin dan tidak akan pernah menjadi fansmu” bentakku seraya menginjak kaki kanannya dan segera pergi meninggalkan namja itu. Indera pendengarku juga mendengar rintihan namja itu. Haha, siapa suruh dia memperlakukanku dengan semaunya dan dengan cepat, kutinggalkan ia yang sedang merintih kesakitan.

-Lee Hyo Akh POV End-

-Oh Sehoon POV-

“terserah apa katamu. Yang jelas, tolong catat di kepalamu kalau aku tidak mungkin dan tidak akan pernah menjadi fansmu” ucapnya sembari menginjak kakiku dan segera pergi meninggalkanku.

“AUWWW” rintihku seraya mengusap kaki ku yang telah menjadi korban penginjakan (?). berani sekali yeoja itu memperlakukan super model sepertiku dengan seenaknya. Awas saja dia, akan ku beri perhitungan segera.

Kuperhatikan punggungnya yang lama kelamaan semakin kecil dan beberapa saat kemudian menghilang di perbelokan. Bukan hanya itu, mataku juga menangkap sebuah kertas yang terjatuh dari tas yeoja itu. Dengan sigap, ku ambil kertas itu dan segera membacanya.

Oh, ternyata ini hasil cek kesehatan ??

Hmmm, namanya tidak terlalu bagus. “Lee Hyo Akh” gumamku sembari memegangi kertas itu dan beberapa saat kemudian sebuah ide gila terbesit di otakku.

Dengan cepat, kusambar handphoneku yang ada di saku celana kiriku dan segera menekan beberapa digit angka. Setelah selesai menulis beberapa deret angka, akupun menekan tombol hijau di handphoneku dan terdengarlah secercah suara namja.

“Yeoboseyo”

“Yeoboseyo, Hyung” ucapku bersemangat

“wae Hun ??”

“aku ingin semua jadwal untuk besok di kosongkan kecuali jadwal yang ……………….”

-Oh Sehoon POV End-

-Lee Hyo Akh POV-

“BRAKK” kubuka pintu rumah dengan keras dan menyisakan suara yang dapat memekakkan telinga.

“YA.!!! Lee Hyo Akh.!!! Apa kau ingin merusak pintu, eoh ?? kau pikir pintu itu murah, eoh ??” bentak eonnieku yang ternyata sudah berada di rumah. Kuhiraukan bentakannya dan segera memasuki kamarku dengan kaki yang memang sengaja di hentak – hentakkan.

“BRAKK” lagi – lagi ku hempaskan pintu dengan kasarnya sebagai alat pelampiasan atas perlakuan namja tadi. Dan lagi, telingaku mendengar bentakan eonnie yang tidak ada ujungnya. Untung saja dia di luar kamarku, kalau di dalam, akan ku banting badan tirusnya itu dan langsung melakban bibirnya *dongsaeng durhaka*.

Kuhempaskan badanku ke atas kasur dan langsung menutup wajahku dengan bantal.

“AAAAAAAAAAAAAA” teriakku yang teredam oleh bantal itu.

“Kenapa harus dia ??” rutukku dan beberapa saat kemudian pandanganku mulai kabur.

-SKIP-

“YA.!!! Princess Aurora, it’s time to wake up.!!!!” sebuah teriakan yang menggema membuat mataku terbuka lebar dan terpampanglah sesosok yeoja yang sedang membawa beberapa majalah di pelukannya.

Ku usap kedua mataku dengan lembut agar rasa kantukku menyurut, sementara yeoja yang membangunkanku langsung mengambil posisi yang nyaman di lantai kamarku.

“apa yang kau lakukan disini ??” tanyaku dan segera mensejajarkan posisi duduk kami

“bukankah kau ingin mengetahui tentang Oh Sehoon ?? lihatlah ini, aku sudah membawa beberapa majalah yang memiliki edisi khusus tentang sehun. Sebaiknya kau mencuci wajahmu dulu Hyo” perintahnya dan akupun segera pergi menuju kamar mandi untuk melaksanakan apa yang di perintah yeoja itu yang tidak lain merupakan Seo Sang Akh.

-Lee Hyo Akh POV End-

-Author POV-

Seperti biasa, Hyo Akh bangkit dari tidurnya jam setengah enam dan segera mempersiapkan segala keperluannya untuk sekolah.

Pada saat Hyo Akh sedang asik mengikat tali sepatunya, tiba-tiba sebuah tangan putih nan halus menepuk bahunya. Membuat Hyo Akh memalingkan wajahnya ke orang yang telah menepuk bahunya.

“mana hasil test kesehatanmu ?? aku ingin mengirimnya ke eomma” ucap si pemilik tangan yang ternyata adalah kakak Hyo Akh dan yeoja yang di tanyai langsung mengobrak – abrik isi tasnya.

Hyo Akh heran, kemana perginya kertas kecil itu ? apa mungkin tertinggal di kelas ? atau, apa mungkin terjatuh di jalan waktu ia pulang kemarin ? banyak sekali argumen yang terlintas di otak Hyo Akh tentang perginya kertas hasil test kesehatannya.

Kemudian ia menatap eonnienya dengan tatapan yang, eummm. Sulit untuk dindong artikan.

“eonnie, sepertinya aku meninggalkannya di kelas. Bagaimana kalau kau mengirimnya besok ??” bohong. Yang dikatakan Hyo Akh adalah sebuah kebohongan karena, hasil tesnya itu tidak tertinggal di sekolah melainkan telah lenyap.

Dengan mudahnya eonnie Hyo Akh percaya dengan ucapannya dan segera menyuruh Hyo Akh untuk pergi ke sekolah. Setelah berpamitan, Hyo Akhpun segera pergi dari rumahnya.

Selama di perjalanan menuju sekolahnya, Hyo Akh hanya tenggelam di dalam pemikirannya sendiri tentang kemana hilangnya kertas kecil nan berbahaya itu. Ia harus menemukan kertas itu, karena kalau mengecheck ulang membutuhkan waktu 1 minggu lagi. Sedangkan eommanya sudah sangat khawatir dengan keadaannya.

Tiba-tiba, sebuah pemikiran gila terlintas di otaknya. ‘apa mungkin kertas itu jatuh pada saat ia sedang bersama namja idol yang gila itu ?’ iapun menggelengkan kepalanya dengan cepat agar pemikiran aneh itu segera keluar dari otaknya.

Tanpa terasa, ternyata Hyo Akh telah sampai di sekolahnya. Tanpa melihat ke arah kiri dan kanan, Hyo Akh langsung saja menyebrangi jalan raya agar ia bisa cepat sampai di kelasnya.

“CKII_____TTTT” sebuah mobil dari arah selatan hampir saja menabrak Hyo Akh, kalau saja ia tidak menginjak pedal rem dengan cepat, mungkin badan Hyo Akh akan terpental.

Hyo Akh yang shock akan kejadian yang akan menimpanya hanya bisa menundukkan badannya, menandakan kalau ia meminta maaf atas kesalahannya yang tidak melihat ke arah kiri dan kanan sebelum menyebrangi jalan. Dengan cepat, ia berlari menuju kelasnya yang berada di area lebih dalam sekolahnya.

Setibanya di kelas, Hyo Akh segera menghempaskan badannya ke kursi dan menenggelamkan wajahnya di atas meja. Ia ingin mendapatkan sebuah kedamaian. Tapi sayang, Tiba – tiba secercah suara cempreng datang untuk memekakkan telinganya. Dengan malas, Hyo Akh menegakkan kepalanya dan menatap yeoja bersuara cempreng dengan tajam. Sementara yang di tatap hanya tersenyum.

“Seo Sang Akh. Bisakah kau bersikap seperti yeoja yang lain ?? suaramu yang cempreng itu mengganggu ketenanganku” dengan lesu Hyo Akh berucap kepada Sang Akh.

“mianhae, nae chinguya ^_^ aku tidak bisa menstabilkan suaraku kalau sudah menyangkut baekhyun” balas Sang Akh dan segera mengambil tempat di samping Hyo Akh.

“ye ? memang ada apa lagi dengannya ? bukankah kemarin ia sudah sekolah ??” balas Hyo Akh dan sebuah senyuman yang terang benderang menghiasi wajah Sang Akh.

“kau tau ?? hari ini baekhyun dan sehun masuk. Aku tidak tau, kenapa mereka bisa masuk sekolah 2 hari berturut – turut. Biasanya idol seperti mereka hanya masuk sekolah 1 kali seminggu” dengan antusiasnya Sang Akh menjelaskan dengan kata – kata yang tata letaknya tidak menurut aturan.

Hyo Akh hanya mendengus kesal ketika mendengar nama sehun. Pantas saja di kelas tidak ada yeoja lagi selain dirinya dan Sang Akh, ternyata mereka semua sedang menyambut kedatangan pangeran yang tak tau aturan itu.

“tunggu. Kalau baekhyun datang ke sekolah. Kenapa kau tidak ikut menyambutnya seperti yang lain ??” tanya Hyo Akh kepada sahabatnya.

“hehe, kau kan tau. Aku tidak bisa menstabilkan sikapku kalau berada di dekat baekhyun” Hyo Akh kembali mendengus mendengar jawaban Sang Akh

“benarkah ? lalu, bagaimana caramu mengambil fotonya ? bukankah itu berarti kau harus menatap wajahnya dan juga harus berada di dekatnya ??” Sang Akh mengernyit ketika mendengar ucapan Hyo Akh.

“eumm, masalah itu. Aku, maksudku bukan aku yang mengambil fotonya. Aku hanya mendownload semua foto itu dan setiap kali mengikuti baekhyun, aku selalu berusaha menjaga jarak. Mungkin sekitar 5 sampai 8 meter darinya” sesal Sang Akh karena kebodohannya yang tidak bisa berada di dekat Baekhyun.

“BRAKK” pintu kelaspun terbuka dengan cukup keras dan tampaklah segerombolan yeoja masuk ke dalamnya. Hyo Akh dan Sang Akh hanya menatap nanar ke arah yeoja – yeoja itu yang terlihat seperti preman pasar pada saat membuka pintu kelas tadi.

Segerombolan yeoja tadi langsung membentuk sebuah lingkaran besar di depan kelas dan keributanpun di mulai.

“Lihat yang ini, sehun seperti tersenyum ke kameraku”

“tersenyum ? hei, dia tidak tersenyum melainkan meledekmu”

“uwahhh, aku suka foto yang ini”

“tidak ada yang lebih tampan dari seorang Oh Sehoon”

“YA.!!! Baekhyun juga tampan. Apa kau tidak lihat senyumannya ?”

Itulah beberapa bunyi yang terdengar dari segerombolan yeoja tadi. Hyo Akh dan Sang Akh hanya bisa menghela nafas bosan.

“Hyo Akh, aku kembali ke kelas dulu, ne ? Annyeong” pamit Sang Akh kepada Hyo Akh dan segera meninggalkan kelas XII A 3 dan beberapa saat kemudian Kang seonsaenimpun memasuki kelas.

-Celebrity Love-

“HUAAA >< ini lebih menyenangkan daripada mengikuti baekhyun” dengan santainya Sang Akh merebahkan badannya di atas hamparan rumput hijau yang berada di halaman sekolahnya.

“benarkah itu ? benarkah seorang Seo Sang Akh lebih menikmati tidur di hamparan rumput hijau daripada mencari news terupdate tentang Byun Baekhyun ??” karena tidak percaya dengan ucapan Sang Akh, Hyo Akhpun langsung angkat suara.

“hei, semaniak apapun sikapku terhadap baekhyun, yang namanya tidur adalah favorite semua orang tak terkecuali denganku” ucap Sang Akh seraya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

Ya, inilah kegiatan rutin dua sahabat ini yaitu menghabiskan waktu berdua, di halaman sekolah pada saat semua jam pelajaran telah usai. Setidaknya tidak akan ada yang melihat Sang Akh tidur – tiduran di rumput. Bukankah ia akan malu kalau ada yang melihat ? makanya, mereka lebih memilih membiarkan semua siswa yang ada di sekolah pergi sebelum melaksanakan rutinitas ini.

“apa kau yang bernama Lee Hyo Akh ??” sebuah suara yang merdu namun terkesan berat datang mengindahkan telinga, membuat Hyo Akh yang sedang membaca buku sambil bersender ke pohon mendongak menatap si pemilik suara. Sementara Sang Akh ? ia telah hanyut di dalam bawah sadarnya atau lebih tepatnya tertidur.

“nde, waeyo ??” balas Hyo Akh masih menatap namja yang berdiri di hadapannya

“igeo, seseorang menitipkan ini kepadaku untuk di berikan kepadamu” balas namja itu sembari memberikan secarik kertas dan tanpa basa basi, Hyo Akh mengambil kertas itu dan membacanya.

To : Lee Hyo Akh

hei…

apa kau kehilangan sesuatu ?

seperti sebuah hasil test.

Kalau iya, segera temui aku di gerbang sekolah.!

Setelah membaca surat itu, Hyo Akh kembali mendongakkan kepalanya dan menatap namja yang ada di depannya dengan heran.

“dari siapa ?” ucapnya sembari memperlihatkan kertas itu kepada namja yang ada di hadapannya

“aku tidak bisa memberitahumu. Sebaiknya kau cepat karena dia, bukanlah tipe orang yang suka menunggu” balas namja yang ada di depan Hyo Akh. Ingin sekali rasanya Hyo Akh pergi. Tapi, bagaimana dengan Sang Akh ? ia masih tidur.

Seakan mengerti dengan jalan pikir Hyo Akh, namja yang ada di hadapan Hyo Akhpun kembali angkat suara. “biar aku yang menjaganya” ucapnya dengan mantap, bahkan sebuah senyum manis juga terukir di wajah tampannya.

Seketika itu juga, senyum Hyo Akh mengembang. Dengan cepat ia masukkan buku yang belum selesai di bacanya ke dalam tasnya dan segera pergi meninggalkan Sang Akh dan namja itu. Namun, baru beberapa langkah ia pergi, Hyo Akh berbalik.

“gomawo baekhyun-shi” ucap Hyo Akh dan kembali pergi

-Celebrity Love-

“Hosh Hosh Hosh” itulah deruan nafas Hyo Akh ketika sampai di gerbang sekolahnya. Masih dengan nafas yang belum teratur, Hyo Akh melihat ke arah kiri dan kanan. ‘tak ada siapapun’ pikirnya, namun beberapa saat kemudian Hyo Akh terperanjat karena mendapati mulutnya di tutup dengan sapu tangan. Ia meronta – ronta tapi sayang, lama – kelamaan pandangannya mulai kabur dan tepat di detik ke sepuluh. Hyo Akh tak sadarkan diri.

Orang yang membekap Hyo Akh, langsung menyeret badan Hyo Akh ke dalam sebuah mobil van yang terletak di samping gedung sekolah. Dan di dalam sana ternyata sudah duduk seorang

namja. Namja itu langsung menyuruh orang suruhannya pergi, meninggalkan ia bertiga bersama Hyo Akh dan supirnya.

“kita lihat, seberapa naifnya dirimu” ucap namja itu sembari menutup pintu vannya.

-Celebrity Love-

“Eungghhh” akhirnya Hyo Akh terbangun dari tidurnya. Setelah berhasil mengumpulkan nyawanya, Hyo Akh terbelalak mendapati tempat beradanya sekarang. dimana ini ? pikirnya.

“kau sudah bangun ?” ucap seorang namja yang berdiri di ambang pintu. Hyo Akhpun menyipitkan matanya agar dapat melihat dengan jelas wujud namja itu. Menyesal. Ya, itulah perasaan Hyo Akh sekarang ini. Ia menyesal karena mau saja datang ke gerbang sekolah atas perintah sebuah kertas. Andai saja tadi ia tidak datang, mungkin sekarang ia sedang memasak kue.

“mau apa lagi kau ?” sungut Hyo Akh sembari bangkit dari posisi duduknya.

“kau ingat dengan ini ?” sebuah kertas berwarna putih dilambai – lambaikan oleh namja itu tepat di hadapan Hyo Akh. Bukankah itu hasil kesehatanku ? bagaimana bisa ? rutuk Hyo Akh dalam hati. Dengan cepat, Hyo Akh mengambil kertas itu. Namun, namja itu malah menaik – naikkan tangannya di udara, membuat tangan Hyo Akh tidak dapat menggapai kertas itu.

Lama acara perebutan kertas itu berlangsung sampai….

“kau benar – benar menginginkan ini ??” tidak ada jawaban, yang ada hanya tatapan tajam yang berasal dari mata Hyo Akh. Sehun mendengus dan kembali angkat suara. “kau mau atau tidak ?? kalau tidak, aku akan merobeknya” lanjut sehun sarkatis dan langsung membuat kedua mata Hyo akh terbelalak.

What ? merobek nya ? enak saja dia, Hyo Akh membatin.

“ANDWEEEE.!!!!!!!” Teriak Hyo Akh “YA.!!!! Apa maumu, eoh ??” dengan angkuhnya Hyo Akh berkata. Apakah ini benar ?? apakah seorang Lee Hyo Akh bisa mengeluarkan suara selantang itu ?? mungkin ada setan atau sejenisnya yang masuk ke dalam tubuh Hyo Akh, sampai – sampai ia berkata seperti itu.

Sebuah senyum kemenangan tercetak di wajah sehun. Inilah moment yang paling ia tunggu. Dengan segera, sehun menyelipkan kertas itu ke dalam saku celananya dan langsung menggenggam erat pergelangan tangan kanan Hyo Akh. Ingin sekali Hyo Akh menuntut sehun, karena mengingat setiap perlakuan sehun yang seenaknya saja memperlakukannya.

“ikut aku” sehunpun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, begitupula dengan Hyo Akh yang senantiasa mengikutinya, dikarenakan tangannya masih di genggam oleh sehun.

“duduk disini.!!” Perintah sehun dan lagi, Hyo Akh hanya bisa menurut. Mau apa lagi namja ini ?? rutuk Hyo Akh dalam hati.

“kau mau melakukan apa sehun-shi ??” sehun hanya mengerlingkan matanya dan langsung meninggalkan Hyo Akh yang masih duduk menghadap ke sebuah cermin. Aneh sekali.

Pada saat Hyo Akh hendak menyusul sehun, tiba – tiba 4 orang yeoja datang. Dua diantaranya langsung memegangi kedua pergelangan tangan Hyo Akh, sementara 2 yeoja lainnya malah asik bermain – main dengan bedak, eyeliner beserta beberapa jenisnya.

“YA.!!! APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN PADAKU ???” bentak Hyo Akh. Namun keempat yeoja itu hanya bersikap acuh. Hyo Akhpun merasakan kalau ada hawa buruk di sekitarnya. Hawa apa ini ? pikirnya dan seketika itu juga mata Hyo Akh terbelalak, tatkala melihat dua orang yeoja sedang memoleskan bedak dan sejenisnya ke wajah polos dan bersih miliknya.

“YA.!!! HENTIKAN, HENTIKAN SEMUA INI.!!!!”

-Celebrity Love-

Tak terasa, langit senja kembali menyapa bumi tercinta. Membangunkan sesosok yeoja yang sedang tertidur dengan pulasnya di tengah hamparan rumput hijau di sekolahnya.

“HUAAAAA~~” ia menguap dan langsung melakukan sedikit peregangan dengan badannya. Sesudah itu, kedua tangannya segera mengusap matanya, supaya semua nyawanya yang sempat terbang sewaktu ia tidur dapat kembali lagi.

“akhirnya kau bangun juga” suara yang berat namun terkesan lembut terdengar oleh indera pendengar yeoja itu. Dengan cepat, yeoja itu menoleh ke sampingnya dan JENG JENG….

“ka…ka..kau ??” gugup yeoja itu seraya menunjuk ke arah namja yang sedang bersender pada sebuah pohon. Namja itu hanya terkekeh melihat wajah dungu milik yeoja itu, sementara yang di ejek masih tidak percaya dengan kenyataan yang sedang berlangsung.

“just call me baekhyun” mata yeoja itu membesar ketika mendengar perkenalan singkat namja bernama baekhyun itu.

“jinjja ? apa dia benar – benar baekhyun ? bagaimana bisa ? mana mungkin Hyo Akh berubah menjadi seorang baekhyun ? ini sungguh aneh” batin yeoja itu dalam hati, masih dengan jari telunjuk yang mengarah ke baekhyun.

Baekhyun yang merasa di abaikan, langsung menurunkan telunjuk yang sedari tadi menunjuknya.  “bagaimana denganmu ?” yeoja itu kembali menunjuk. Namun bukan ke arah baekhyun, melainkan ke arah dirinya sendiri dengan wajah yang penuh dengan tanda tanya.

“maksudku namamu. Siapa namamu ??” baekhyun kembali bertanya, sementara yeoja yang ada di depannya hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Oh ayolah, bahkan menyebutkan siapa namanya sendiri ia lupa.

“eummm, aku… aku.. eh ? maksudku na… namaku…”

“hei, come on.! Aku tidak akan memakanmu. Hanya menyebutkan namamu saja. Apa susahnya, eoh ?? atau, kau memang tidak mempunyai nama ??” bosan baekhyun karena sedari tadi hanya menengarkan kata – kata aku, namaku dan eumm dari yeoja yang ada di depannya.

“Seo…Seo….Seo Sang Akh imnida” akhirnya kata – kata itu keluar juga dari mulut Sang Akh. Walaupun ia harus menahan debaran jantungnya yang tidak karuan. Ya, setidaknya untuk saat ini. Bunyi kekacauan yang berasal dari dalam tubuhnya belum terdengar oleh baekhyun.

Sebuah senyum bak malaikatpun terlukis di wajah tampan baekhyun, di tambah langit sore yang sudah berwarna keoranyean semakin meninggikan kadar ketampanan baekhyun berpuluh – puluh kali lipat. Tanpa Sang Akh sadari, mulutnya sudah terlalu besar terbuka gara – gara melihat wajah baekhyun.

Dengan gerakan cepat, baekhyun menutup mulut Sang Akh yang terbuka. “jangan seperti itu. Kalau air liurmu jatuh, bagaimana ?? bukankah itu terkesan jorok ??” ejek baekhyun dan wajah Sang Akh langsung memanas. OMO >.< dia memegangku, Jerit Sang Akh dalam hatinya. Ingin sekali rasanya Sang Akh berteriak di ujung tebing untuk mengapresiasikan rasa senangnya yang sudah mencapai puncaknya.

“Hyo Akh sedang mempunyai keperluan. Karena ia tidak tega membangunkanmu makanya, dia menyuruhku agar menjagamu.” Bohong. Perkataan baekhyun yang barusan merupakan sebuah kebohongan. Bukankah kita sama – sama tau kalau baekhyun sendiri yang mengajukan dirinya untuk menjaga Sang Akh ? sungguh pintar sekali namja itu merangkai kata – kata kebohongan.

Sang Akh hanya mengangguk dan langsung berdiri, Begitupula dengan baekhyun.

“eumm, baekhyun-shi. Gomawo” ucap Sang Akh. Walaupun tak segugup tadi, namun sesuatu yang ada di dalam dirinya masih berdegup dengan kencang dan tak karuan. Dengan cepat, Sang Akh langsung berlari meninggalkan baekhyun karena ia tak tahan. Tak tahan dengan detakan jantungnya yang lama kelamaan semakin mengencang pada saat matanya melihat wajah sempurna dari seorang byun baekhyun.

Sungguh, sebenarnya Sang Akh sangat senang dapat melihat baekhyn dengan jarak kurang dari 2 meter. Tapi sayang, jantungnya itu memang tidak bisa di ajak berkompromi. Tak terasa, ternyata seiring dengan larinya. Air mata Sang Akh terjatuh. Terjatuh dengan bebasnya gara – gara kebodohannya sendiri yang tidak bisa menstabilkan detak jantungnya sendiri, pada saat berada di dekat baekhyun.

“bodoh. Kau bodoh. Kau sangat bodoh Seo Sang Akh.!!!” Rutuknya di dalam hati

Baekhyun yang menatap punggung Sang Akh hanya dapat menggeleng – gelengkan kepalanya gemas. Gemas akan tingkah konyol yeoja yang baru saja ia temui. Setelah punggung Sang Akh menghilang dari pandangannya, baekhyun langsung mengalihkan matanya ke arah handphone touchscreen miliknya.

“kau lucu” ucapnya seraya melihat sebuah foto seorang yeoja yang sedang tertidur dengan pulasnya. tanpa menunggu lama, baekhyun juga ikut meninggalkan tempat itu.

-Celebrity Love-

“aku benci seperti ini” rutuk Hyo Akh ketika melihat dirinya sendiri di pantulan sebuah cermin.

“kau siap ?” tanya seseorang yang baru saja menampilkan dirinya dari pintu. Kalian bisa menebak siapa orang itu, siapa lagi kalau bukan superstar kita yaitu OH SEHOON. Hyo Akh mendengus kesal dan langsung menatap sehun dengan penuh amarah.

“bukankah seperti ini lebih cantik ??” puji sehun sembari mengelus rambut Hyo Akh. Tak ada jawaban apapun yang di keluarkan Hyo Akh. Sementara sehun ? “kajja. Mereka sudah menunggu kita” ucap namja itu dan kembali menarik pergelangan tangah Hyo Akh.

—To Be Continued—

So, what do you think about this ff ??

Isilah kolom komentar setelah membacanya, supaya semangat saya untuk melanjutkan ff ini tidak pudar. Ok ??

Mianhae kalau banyak typo ^_^

Author : Dindong L.Kim (@adinda_elements)

Main Cast :

-         OH SEHOON

-         LEE HYO AKH (OC)

Support Cast :

-         BYUN BAEKHYUN

-         SEO SANG AKH (OC)

-         LEE HYE JIN (OC)

 

-         Akan bertambah sesuai chapternya

Genre : Romance ,Friendships, Comedy

Ratting : PG 16

Length : Chaptered

Disclaimer :

THIS FF IS MADE BY DINDONG L.KIM all cast hanya saya pinjam untuk dijadikan pemeran di FF ini. PLAGIATOR ?? JUST GO AWAY ^_^ AND SILENT READERS ??

kalian mau saya ngapain, agar kalian berhenti menjadi Silen reader ??

^_^ ALUR IS PURE MINE

Dindong Notes :

happy reading ajha ya ^^

Warning : Typo bertebaran (maklum saya juga manusia),, Cerita Gaje,, Alur juga kecepetan ^^

Chapter 1 I Chapter 2

Preview Last Chapter :

“aku benci seperti ini” rutuk Hyo Akh ketika melihat dirinya sendiri di pantulan sebuah cermin.

“kau siap ?” tanya seseorang yang baru saja menampilkan dirinya dari pintu. Kalian bisa menebak siapa orang itu, siapa lagi kalau bukan superstar kita yaitu OH SEHOON. Hyo Akh mendengus kesal dan langsung menatap sehun dengan penuh amarah.

“bukankah seperti ini lebih cantik ??” puji sehun sembari mengelus rambut Hyo Akh. Tak ada jawaban apapun yang di keluarkan Hyo Akh. Sementara sehun ? “kajja. Mereka sudah menunggu kita” ucap namja itu dan kembali menarik pergelangan tangah Hyo Akh.

^_^ Chapter 3 ^_^

-Author POV-

“Bodoh Bodoh Bodoh” Sang Akh kembali memukul – mukul kepalanya dengan skala kecil sebagai rasa penyesalan atas kebodohannya yang telah bersikap kikuk dan bodoh di depan baekhyun.

Air mata penyesalanpun tak luput dari acara tersebut. “andai saja aku memiliki keberanian seperti Hyo Akh. Mungkin, sekarang aku bisa mendapatkan foto laki – laki itu” Sang Akh pun menutup seluruh permukaan wajahnya dengan bantal.

“KNOCK KNOCK KNOCK” dari arah pintu kamar Sang Akh, terdengar sebuah ketukan.

“siapa ?” ujar Sang Akh dengan suara yang dibuat senormal mungkin.

“ini ibu Akh. Keluarlah sebentar ! ada hal yang penting ingin ibu bicarakan” balas ibu Sang Akh. Mendengar itu, Sang Akhpun langsung membersihkan sisa air matanya.

“ada apa bu ?” tanya Sang Akh ketika sudah bertatap muka langsung dengan ibunya.

‘oh tidak. Sepertinya ibu tau kalau aku baru saja menangis’ Sang Akh membatin ketika ibunya memperhatikan wajahnya yang terlihat lusuh itu.

“apa kau menangis ?”

“tidak tidak. Aku tidak menangis bu,ini hanya efek dari bangun tidur” bohong Sang Akh sembari menunjuk ke arah matanya yang agak sembab. Ibunya pun mengangguk.

“oh iya. Tadi ibu ingin membicarakan hal apa ? sepertinya penting sekali” Sang Akhpun berusaha mengalihkan arah pembicaraan.

“hmm, jadi begini. Nanti malam, ibu dan ayah akan pergi ke Busan untuk melihat adik beserta nenekmu. Dan, mungkin. Kami akan menginap di sana sekitar seminggu. Berhubung kau sudah kelas tiga, ibu titipkan di rumah Hyo Akh saja ya ?” Sang Akhpun hanya bisa mengangguk .

-Celebrity Love-

“sehun-ssi. Aku tak bisa, terlalu banyak orang” sehunpun mengarahkan pandangannya ke arah Hyo Akh yang berada tepat disampingnya.seakan hal itu lumrah dilakukan, sehunpun menangkupkan kedua tangannya di wajah Hyo Akh.

“tenanglah. Mereka tidak akan memakanmu. Yang kau butuhkan hanya, tetap melihat ke mataku dan semuanya akan berjalan dengan lancar” Hyo Akhpun lagi – lagi menelan ludahnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahan melihat mata sehun yang, hmm. Menakutkan baginya ?

“cobalah” bisik sehun tepat di telinga kiri Hyo Akh.

Hyo Akhpun menatap kedua mata sehun, tanpa ia ketahui. Ternyata sehun sudah memegang kedua tangannya kemudian ia menelungkupkan kedua tangan mungil itu tepat di wajahnya yang tampan. Hyo Akh baru tersadar akan apa yang dilakukan sehun kepadanya, ia hendak melepaskan tangannya yang menangkup sempurna di wajah sehun. Namun namja itu menahannya.

“lepaskan” ucap Hyo Akh dengan suara seperti bergumam

“tersenyumlah dan hari ini akan selesai dengan semestinya” sehun mengalihkan pembicaraan, setelah itu sebuah senyum manis langsung tercetak di wajahnya. Melihat senyum itu, Hyo Akh merasakan darahnya yang mulai berdesir dan berkumpul di area wajahnya membuat sepasang rona merah yang sehun tunggu sedari tadi.

“CLICKK”

Cahaya yang terang dan menyilaukan berlalu dengan cepatnya. Apa kalian tau cahaya apa itu ? itu merupakan cahaya Blitz kamera.

“nice shoot” ucap seorang namja paruh baya yang berada di belakang sebuah kamera. Senyum manis sehunpun luntur seketika, meninggalkan lengkungan smirk yang sangat ditakuti oleh Hyo Akh.

Dengan gerakan cepat, Hyo Akh melepaskan kedua tangannya dari pipi tirus sehun. Hyo Akh menatap kedua telapak tangannya yang baru saja memegang kulit putih susu itu. Lagi, jantungnya kembali berdetak lebih cepat dari biasanya tatkala kedua tangan sehun yang kekar memegang kedua pergelangan tangannya.

Hyo Akh kembali menatap sehun.

“CLICKK” Kilatan Blitzpun kembali berlalu, membuat Hyo Akh yang belum terbiasa dengan itu mengerjapkan matanya berkali – kali untuk menormalkan penglihatannya.

“nice shoot” namja paruh baya itu kembali bersuara. “bukankah seperti ini lebih bagus ? YA, nona. Kau beruntung karena telah di audisi langsung oleh sehun dan ternyata pilihan sehun memang tidak sia – sia. Kau melaksanakan tugasmu dengan baik. Two thumbs to you” Hyo Akhpun kembali menatap sehun yang telah pergi. Iapun hendak menyusul sehun, namun gerakannya terhenti ketika merasakan tangannya di tahan.

Hyo Akh berbalik dan mendapati seorang yeoja yang sangat cantik sedang memegang tangannya. “sehun benar. Kau cantik” puji yeoja tersebut dan langsung membuat Hyo Akh salah tingkah. “perkenalkan. Namaku Im Yoona, aku manager sehun” nama yang bagus untuk orang secantik dirimu, Hyo Akh membatin.

“perkenalkan aku——”

“Lee Hyo Akh ? benar ?” Yoona menimpali perkenalan diri Hyo Akh yang belum selesai. Senyum kikukpun tercetak di wajah Hyo Akh, membuat Yoona tertawa geli melihatnya.

“Igeo. minumlah” Hyo Akh dan Yoona yang baru saja mengenalpun melihat kearah sehun yang sedang memegang dua kaleng minuman dingin. Salah satunya ia berikan kepada Hyo Akh, sementara yang satunya lagi telah ia konsumsi.

“hei, bagaimana denganku ?” Yoona merajuk seraya mengeluarkan muka kesalnya yang membuat Hyo Akh sedikit terkekeh melihatnya. “kau bisa meminta Siwon Hyung untuk membelikannya” Yoonapun memukul lengan sehun pelan.

“oh. Bagaimana denganmu Hyo Akh ?” Yoonapun mengalihkan objek pembicaraannya kea rah Hyo Akh.

“ne ? maksud anda Yoona-ssi ?”

“aigo, panggil saja aku dengan sebutan Yoona eonnie. Arra ?” Hyo Akhpun mengangguk. “maksudku tadi, kau akan pulang dengan siapa ?”Yoona melanjutkan kata – katanya. Hyo Akhpun tampak mulai berpikir,dan tepat pada saat ia hendak memberikan jawaban atas pertanyaan Yoona tadi, sehun langsung mengalungkan lengannya di bahu Hyo Akh.

“aku yang akan mengantarnya pulang, noona. Kau pulanglah duluan” Yoonapun menganggu singkat dan segera meninggalkan dua insan tersebut. ‘semoga saja sehun memperlakukanmu dengan baik’ Yoona membatin seraya mengulas senyum tipis nan manis.

“aku akan pulang sendiri” Hyo Akh melepaskan lengan sehun yang berada di bahunya dan langsung pergi meninggalkan sehun. Merasa tidak terima, sehunpun berlari menyusul Hyo Akh dan langsung menarik lengannya.

Hyo Akh tersentak kaget, keseimbangannya mulai oleng dan ‘HAP’ tubuhnyapun ambruk di dada sehun. membuat jantungnya kembali bergemuruh.

“CLICKK”

Kilatan cahaya Blitz kembali muncul. Hyo Akhpun berusaha mengontrol detakan jantungnya yang tidak karuan, dan dengan cepat ia melayangkan tatapan tak senangnya kearah fotografer yang selalu memotretnya dengan sehun sedari tadi. Sang Fotografer hanya mengedikkan bahunya dan berkata “ternyata aku membutuhkan satu foto lagi”

Hyo Akh hanya mendengus sebal, tapi tidak dengan sehun. Ia menyahut perkataan fotografer tadi “apa kau masih membutuhkan foto lagi ? aku sudah mempersiapkan pose yang lain” Hyo Akh menatap ngeri kepada sehun dan segera melanjutkan langkahnya. Sehunpun mengikuti.

Setibanya Hyo Akh di ruang make up, ia mengambil tissue kemudian membasahinya dengan air wastafel yang ada di ruang make up. Setelah itu ia mengusapkan tissue itu ke wajahnya. Sedikit demi sedikit, make up yang tadinya memenuhi wajah Hyo Akh luntur dan hanya meninggalkan wajah polos nan cantik miliknya.

Dengan kasar, Hyo Akh melepaskan wig yang dari tadi menutupi rambutnya. Ia melemparkan wig itu ke atas sofa dan segera menghempaskan dirinya sendiri ketas sofa tersebut. Sehun yang baru saja sampai di ambang pintu ruang make up, langsung menutup pintunya dan segera berjalan kearah Hyo Akh yang sedang memijit – mijit pelipisnya.

“kau seharusnya tetap memakai wig ini” sehun mengambil wig yang ada di sebelah Hyo Akh dan memasangnya dengan asal di atas kepala Hyo Akh. Sementara korban di balik semua itu hanya mendengus sebal, membiarkan sehun memperlakukannya dengan sesuka hati.

Tiba – tiba, Hyo Akh teringat sesuatu. “YA!!!! Aku sudah melakukan permintaanmu. Sekarang, kembalikan hasil test kesehatanku dan kumohon segeralah menghilang dari kehidupanku. Kembailah ke duaniamu yang luar biasa sempurna dan mewah itu” mendengar pernyataan Hyo Akh, sehun hanya menyunggingkan senyumnya atau itu lebih mendekati smirk ?

Sehunpun mengambil tas sekolahnya dan segera mengambil selembar kertas berwarna putih. Iapun memberikan kertas putih itu dengan senang hati kepada Hyo Akh, begitupula dengan Hyo Akh yang menerima kertas itu dengan perasaan senang.

“bagaimana dengan pakaianku ? kau meletakkannya dimana ? tidak mungkin aku pulang dengan pakaian seperti ini” sehun tidak menanggapinya, ia tengah asik memainkan handphonenya. Merasa di acuhkan, Hyo Akhpun mengambil handphone sehun dan namja itupun menoleh kearah Hyo Akh. Senyum kemenangan terukir di wajah Hyo Akh.

“tadi, salah seorang staff tidak sengaja menumpahkan kopi di seragammu dan iapun segera mengantarkan seragam tersebut ke tempat laundry” Hyo Akh terkejut ketika melihat ekspresi sehun yang mengatakan deretan kata – kata itu dengan entengnya, bahkan wajahnyapun tidak mengepresikan apapun. Masih datar seperti biasanya.

“OH SEHUNNNNN >.< BAGAIMANA AKU PULANG SEKARANG ?? TIDAK MUNGKIN AKU PULANG MENGENAKAN DRESS DI ATAS LUTUT SEPERTI INI. BISA – BISA AKU MENJADI KORBAN PEMERKOSAAN DI JALAN NANTI” sehun menutup matanya ketika mendengar teriakan yang keluar dari bibir tipis milik Hyo Akh. lagi, sehun mengacak isi tas sekolahnya. Kemudian, ia mendapati sebuah sweater panjang miliknya dan langsung melemparnya kearah Hyo Akh.

“pakai itu. Besok, pagi – pagi sekali seragammu akan di antar kerumahmu dan ambillah tasmu. Kita akan pulang sekarang” sehun menyandang tasnya dan segera berjalan pergi melewati Hyo Akh. Yeoja itu masih belum mengerti apa maksud dari perkataan sehun. Pada saat sampai di ambang pintu, sehun membalikkan badannya. Ia masih melihat posisi Hyo Akh sama seperti sebelumnya. Namja itu mendengus bosan.

“akan kuantar kau pulang. Cepatlah ambil tasmu, ini sudah larut” dengan gerakan cepat, Hyo Akhpun mengambil tasnya yang di gantungkan disamping cermin besar tempat para artis biasanya bermake up. Ia pun segera berlari menyusul sehun yang kembali memulai langkahnya.

-Celebrity Love-

Hening. Tak ada yang memulai pembicaraan diantara keduanya. Keduanya sama – sama larut dalam pemikiran masing – masing sampai akhirnya sebuah suara berdehem memecahkan suasana tak enak itu. Hyo Akhpun langsung menoleh kesebelahnya, mendapati sehun yang baru sajaberdehem.

“ada satu hal penting yang harus kau ketahui” Hyo Akhpun mengernyit. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran sehun yang sering berubah – ubah. Tapi apa masalahnya ? bukankah setelah ini mereka tidak akan bertemu lagi ? jadi, untuk apa memikirkan jalan pemikiran sehun yang sering berubah – ubah ? itu bukan urusannya.

“apa itu ?” Hyo Akhpun kembali mengalihkan pandangannya kearah jalanan yang menurutnya lebih menarik daripada wajah sehun.

“kau sudah terikat denganku” mata Hyo Akh terbelalak ketika mendengar ucapan sehun. Hyo Akhpun kembali mengganti objek penglihatannya kearah sehun. Memandang namja itu dengan tatapan penuh tanda Tanya.

“maksudmu ?”

Sehun tersenyum penuh arti, sementara Hyo Akh tidak mengerti apa arti dibalik senyum itu.

“kau sudah terikat dengan beberapa kontrak. Lebih tepatnya, mulai dari sekarang kau telah resmi menjadi seorang model dan satu hal lagi hidupmu akan berubah 180o.” Hyo Akh kembali mengernyit. Ia sama sekali tak mengerti arti dari perkataan sehun. Melihat itu, sehun hanya mengeluarkan smirknya.

“ Kau ingat yeoja yang bernama Im Yoona tadi ? ia merupakan salah satu managerku dan kau juga harus memiliki seorang manager untuk mengatur schedulemu. Tak peduli siapa dia, apapun jenis kelaminnya, berapapun umurnya. Asalkan ia bisa merahasiakan identitasmu, maka hidupmu akan berjalan dengan semestinya” sehun menjelaskan, tapi otak Hyo Akh masih terlalu kaku untuk menangkap maksud dari perkataan sehun.

“oh. Kau juga harus tau. Setiap kau melakukan schedulemu, jangan pernah lupakan wig itu. Benda itu akan membuatmu merasa aman, karena para paparazzi tidak akan mengusik kehidupan pribadimu. hanya wig itu yang dapat menyembunyikan wajah aslimu dan satu hal lagi. Aku akan berusaha menjagamu dari amukan para fansku, kalau – kalau mereka mengetahui identitas aslimu.” sehun berkata dengan bijaknya. Membuat Hyo Akh lagi – lagi harus memutar otaknya. ‘namja ini benar-benar susah untuk di tebak’ batin Hyo Akh.

-Celebrity Love-

“haha.. Eonnie kalah” suara tawa Sang Akh menggema di ruangan itu. Hye Jin yang merupakan korban, hanya bisa pasrah pada saat Sang Akh melumuri wajah cantiknya dengan bedak putih. Tawa kepuasanpun tak henti – hentinya keluar dari mulut Sang Akh.

“CKLEK”

“aku pulang” sebuah suara yang familiar terdengar dari arah pintu ruang depan. Hyo Akh dan Hye Jin yang sedang asik bermain kartupun menghentikan aktifitasnya, menatap kearah yeoja yang baru saja pulang entah dari mana. Sang Akh melihat kearah jam dinding yang telah menunjukkan pukul setengah sebelas malam. ‘riwayatmu tamat sobat’ Sang Akh membatin.

Hye Jinpun berdiri dari posisi duduknya. Ia bersidekap dada menatap kearah adiknya yang baru saja pulang ke rumah. Tatapan dingin Hye Jin terus saja menghujami tatapan polos Hyo Akh seakan meminta penjelasan atas kesalahan yang telah ia lakukan, yaitu pulang telat.sangat telat.

Hyo Akh yang mengerti arti dari tatapan eonnienya hanya mengangguk singkat dan segera berjalan menuju kamarnya. Hye Jin menghela nafas sebalnya, Sang Akh yangmerasakan suasana yang mencekam tadi hanya dapat menyusul Hyo Akh ke kamarnya. Merasa jengah, Hye Jinpun menghempaskan badannya ke atas sofa yang ada di dekatnya, memijit pelipisnya dengan pelan.

-Celebrity Love-

“Hyo Akh, aku masuk ne ?”

“masuklah. Aku tidak menguncinya” dari dalam terdengar sahutan yang mempersilahkan Sang Akh untuk masuk ke dalam kamar itu.

“apa penyebabnya ?Hye Jin eonnie khawatir padamu” Sang Akh langsung mengambil tempat untuk duduk, dan tempat yang paling tepat adalah ranjang Hyo Akh. Hyo Akh yang baru saja mengganti pakaiannya dengan baju rumah, juga ikut duduk di sebelah Sang Akh. Ia menghembuskan nafas erat sebelum memulai penjelasannya.

“tadi, a—aku—-” Hyo Akh hendak mengatakan penyebab kenapa ia pulang sangat telat. Tapi,dilain sisi ia takut memberitahukan itu kepada Sang Akh. Takut kalau-kalau sahabatnya itu mengeluarkan ekspresi yang tak terduga karena mendengar penjelasannya. Dilain sisi, ia juga takut kalau Sang Akh menganggapnya hanya mengada – ada cerita.

“bicaralah. Kulihat wajahmu sangat tak enak untuk di pandang” Hyo Akh mencibir ketika mendengar ucapan Sang Akh dan langsung memukul pelan lengan itu. Tapi, sedetik kemudian raut kebimbangan kembali tercetak di wajah Hyo Akh, membuat Sang Akh harus memutar otaknya lagi agar yeoja di depannya kembali ceria.

“baiklah, kurasa kau memiliki masalah yang cukup besar sobat. Tapi ingat, sebesar apapun masalahmu kau masih memiliki aku dan Hye Jin eonnie. Jangan pernah memendam semuanya sendiri, itu akan terasa lebih menyakitkan daripada di tusuk beribu – ribu pisau” Hyo Akh kaget mendengar pernyataan Sang Akh, menurutnya memang pernyataan itu yang ia butuhkan saat ini. Dengan cepat, Hyo Akh memeluk sahabatnya itu, menumpahkan semua keluh kesahnya dengan meneteskan beberapa butir air mata, sementara Sang Akh. Ia hanya bisa mengusap – usap punggung sahabatnya.

“ingat. Berceritalah disaat hatimu telah tenang. oke ??” Sang Akh mengacungkan kedua jempolnya ketika Hyo Akh melepaskan pelukannya. Senyum manispun tercetak di wajah Hyo Akh.

“kau memang sahabatku”

-Celebrity Love-

“Eonnie!!! Kami berangkat ke sekolah dulu, ne ? Annyeong” teriak duo Akh dari ambang pintu, sementara orang yang di teriakinya hanya menganggung singkat dan mengulas senyum tipis di wajah cantiknya. Ya, Hye Jin tidak merasa kesal lagi dengan Hyo Akh karena tadi malam Sang Akh sudah menjelaskan semuanya. Tentang Hyo Akh yang sedang membutuhkan waktu untuk sendiri.

“bagaimana ? apa kau siap mengatakannya sekarang ?” Hyo Akh menoleh ke sampingnya. Menampakkan sosok Sang Akh yang sedang tersenyum lebar kepadanya. Sebuah gelengang kecilpun Hyo Akh berikan sebagai ucapan ketidak setujuannya.

“baiklah, kalau itu yang kau inginkan. Tapi ingat, jangan perlihatkan lagi wajah jelek mu tadi malam di sekolah. Arra ??” Hyo Akh mengangguk singkat dan senyum lebarpun masih terlukis di wajah Sang Akh.

‘aku tak tau. Entah apa jadinya seorang Lee Hyo Akh tanpa bantuan seorang Seo Sang Akh’

-Celebrity Love-

-Lee Hyo Akh Point Of  View-

“Huuhhh” kuhembuskan nafas bosanku dengan kasar sampai – sampai yeoja yang duduk disampingku menoleh dan menatapku dengan tatapan tak suka. Oke, itu biasa bagiku karena aku juga tak terlalu dekat dengan yeoja ini. Untuk apa dekat dengannya ? toh, dia juga tidak pernah mengajakku berbicara.

Yeoja itupun beranjak dari duduknya, mengambil tempat di sebelah yeoja yang sedang memainkan Ipadnya. “KYAAAA” tiba- tiba yeoja yang bermain dengan Ipadnya tadi memekik, membuat seisi kelas menoleh kearahnya. Untung saja guru bahasa jepang itu sedang cuti, kalau tidak. Aku yakin, yeoja yang memekik tadi akan di tendang keluar oleh sensei.

“ada apa ??” Tanya yeoja yang duduk disampingku tadi dengan wajah antusiasnya. Aku tak peduli dengan pembicaraan mereka, mungkin yeoja yang memekik tadi mendapatkan sebuah berita yang mengejutkan dari idolanya dan aku sangat tidak tertarik dengan itu.

Andai saja Sang Akh ada di kelas ini, pasti aku tak segalau ini.

“sehun oppa. Baru kali ini dia berfoto semesra ini dengan seorang wanita” mataku terbelalak ketika mendengar nama sehun. Tunggu, foto ? mesra ? seorang yeoja ?. oh tidak, jangan – jangan ?

“jinjja ??” hampir seluruh yeoja yang berada di kelasku datang mengerumuni tempat yeoja yang memekik tadi. Ingin sekali rasanya bagiku untuk ikut berbaur dengan yeoja – yeoja itu. Tapi tak mungkin, disana sangat penuh oleh gerombolan yeoja dikelasku.

Sekarang, aku hanya bisa berdo’a di dalam hati. Semoga foto sehun itu, bukan merupakan foto yang kemarin. Kalaupun iya, aku berharap semoga mereka tidak mengenaliku.

Sebagai penetral rasa kacau yang ada di hatiku, kupasang headsetku dan menyambungnya ke ipodku. Lagu 3.6.5 exo merupakan tracklist pertama yang ada di ipodku. Kunikmati setiap lirik lagu itu sembari menutup kedua mataku dan tidak menghiraukan kegaduhan yang tadi.

Semoga saja mereka tidak tau.

-Lee Hyo Akh Point Of  View End-

-Celebrity Love-

-Author Point Of  View-

“Hyo Akh” sapa Sang Akh sembari menyembulkan kepalanya dari pintu kelasku. Dengan berlari kecil, Sang Akh menghampiri Hyo Akh yang sedang memasukkan bukunya ke dalam tas. Yeoja super cerewet itu mengambil tempat duduk di samping Hyo Akh.

“temani aku keatap.  Ada Hot News yang harus kau ketahui” Hyo Akh hanya memiringkan kepalanya, dengan kesal Sang Akh menarik pergelangan tangan Hyo Akh dan menariknya menuju atap.

Setibanya di atap, Sang Akh  melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Hyo Akh. Gadis super cerewet itu menatap penuh selidik kearah sahabatnya. Sang Akh mengambil handphonenya, bermain dengan benda segiempat itu sebentar kemudian memperlihatkan foto yang tertera di layar handphone tersebut kepada Hyo Akh.

Hyo Akhpun menyipitkan matanya agar dapat melihat foto itu dengan jelas dan saat penglihatannya dapat melihat dengan jelas bentuk foto itu, matanya terbelalak kaget. Ia menatap Sang Akh dengan tatapan yang berusaha memberikan penjelasan.

“apa kau bisa menjelaskan foto ini ?”Tanya Sang Akh masih dengan tangan yang memegang handphonenya yang menampilkan sebuah foto dua orang remaja.

“i—itu siapa ? aku ti—tidak mengenalnya” bohong Hyo Akh dengan tatapan yang di alihkan kearah sepatunya. Sang Akhpun berjalan mendekat kearah Hyo Akh dan menempelkan handphonenya tepat diwajah Hyo Akh. Hyo Akh kaget bukan main.

“kau yakin tidak mengenalnya ? oh tunggu, mungkin gadis yang ada di foto ini adalah kenalanku” ucap Sang Akh dengan nada kesal.

“a—-aku bisa menjelaskannya. I—ini ti—dak se—seperti yang k—au pi—kirkan”  Hyo Akh menjawab dengan terbata – bata, membuat Sang Akh yakin tentang pemikirannya.

Sang Akhpun menurunkan handphonenya dari wajah Hyo Akh, kemudian menatap gadis itu dengan tatapan sendu. “kenapa ? kenapa kau menyimpan rahasia sebesar ini sendirian ?” Tanya Sang Akh yang disertai dengan menetesnya cairan bening dari mata bulat miliknya.

“mianhae” Hyo Akhpun mendongakkan kepalanya dan ternyata gadis itu juga menangis. Meneteskan cairan yang mengisyaratkan kerapuhan.

“tunggu. Apa masalah ini yang membuatmu pulang telat tadi malam ??” Hyo Akh mengangguk lemah

“sudah kuduga. Kau tau ? foto ini sudah tersebar sejak tadi pagi. Aku sengaja tidak memberitahukannya kepadamu, karena kuyakin kau tak akan pernah tertarik dengan ini. Tapi aku salah, sungguh salah. Fans – fans sehun mulai bertindak brutal. Tadi pagi, waktu aku baru meletakkan tas di mejaku. Aku mendengar banyak dari fans sehun yang mengutuk yeoja di foto ini.. karena penasaran, aku kembali melihat foto itu dan kenyataan pahit yang kuterima adalah aku baru menyadari kalau gadis yang ada di foto itu adalah sahabatku” Sang Akh berucap panjang lebar, sampai – sampai ia tidak ingat kalau sedari tadi air matanya telah sukses turun melewati pipinya.

“aku mengkhawatirkanmu” lirih Sang Akh diikuti dengan isakannya yang telah mulai mendominan tangisnya. Bagaimana dengan Hyo Akh ? gadis itu juga ikut terisak dan juga ikut meneteskan bulir putih tersebut.

Diam, hening————-

Tak ada yang bersuara, yang ada hanya terpaan angin yang berhembus kesana kemari————

“sehun” Hyo Akh berujar, membuat Sang Akh mendongak menatapnya..

“sehun berjanji akan menjagaku” Hyo Akh tersenyum setelah mengatakan itu, membuat hatinya yang semula sesak menjadi sedikit lega. Sang Akh yang melihat senyum tulus Hyo Akh juga ikut tersenyum.

“aku percaya padanya” Sang Akh menimpali dan tepat pada saat dia selesai mengatakan itu, pintu atap pun terbuka.

“KAU ???” heran Sang Akh dan Hyo Akh bersamaan ketika melihat seseorang yang baru saja datang.

 

-To Be Continued-

MIANHAE FOR LONG UPDATE >.<

SEHARUSNYA INI FF DI SHARE HARI MINGGU KEMARIN, TETAPI BERHUBUNG MODEM LAGI RUSAK MAKANYA DI PENDING. INIPUN SHARENYA DI WARNET

BO’ -_- *capslock digigit Chanyeol*

Keep Comment Yaw ^_^

See You di I AM YOUR MAID CHAPTER 9 A ^_^

note : mian buat posternya -_- datanya ketinggalan di rumah >.<

^_^ Chapter 4 ^_^

-Author Point Of View-

“KAU ???” heran Sang Akh dan Hyo Akh bersamaan ketika melihat seseorang yang baru saja datang. Sementara orang itu hanya terus berjalan kearah Hyo Akh dan Sang Akh.

“sehun menunggumu di gerbang” ucap orang itu seraya menggerakkan kepalanya kearah gerbang utama. Duo Akh segera mengikuti arah gerakan kepala orang yang ada di depannya, dan benar. Sehun ada disana, berdiri layaknya majikan yang sedang menunggu budaknya.

“ada apa ?” namja yang ada di depan duo Akh hanya mengedikkan bahunya sebagai pertanda ketidak tahuannya atas pertanyaan Hyo Akh.

“kau tau ? dia sangat benci dengan penolakan. Sebaiknya kau cepat” namja itu berucap membuat bulu yang ada di sekitar leher Hyo Akh meremang dan tanpa berpikir panjang, ia berlari meninggalkan Sang Akh dan namja itu diatap. Berdua, ya hanya berdua.

Sepeninggal Hyo Akh, Sang Akh berniat untuk kembali ke kelasnya. Namun, pada saat ia melewati namja tadi tangannya tertahan. Dan kalian tau siapa yang menahannya ? siapa lagi kalau bukan namja itu.

“maaf, aku harus pergi” Sang Akh berujar masih dengan arah badan yang berlawanan dengan namja itu.

Namja itu tidak menghiraukan perkataan Sang Akh, dengan sekali sentakan dia membuat Sang Akh berbalik dan langsung membuat jarak keduanya semakin sempit. Bahkan sekarang mereka dapat merasakan nafas satu sama lain.

“apa yang kau takutkan ?” Sang Akh tidak mampu menjawab. Ia hanya bisa melihat kearah sepatunya, berusaha mengontrol detak jantungnya yang tidak karuan

-Celebrity Love-

Hyo Akh berlari secepat yang ia bisa menuju gerbang utama sekolah. Setibanya di gerbang, ia telah di sambut oleh seorang namja yang bersender di mobilnya seraya melipat kedua tangannya di atas dada bidang miliknya. *berbelit amat sih ndong -_-*

“HOSH HOSH HOSH” Hyo Akh mengatur nafasnya yang kurang teratur, merasa kadar oksigen di dalam paru – parunya sudah terpenuhi. Ia mendongakkan kepalanya, menatap tepat kearah namja yang sedang bersender pada mobilnya.

“ada apa ? ini belum jam pulang sekolah” sehun menaikkan satu alisnya keatas dan tanpa di duga, ia membuka pintu mobil itu.

“masuklah sebelum ada yang melihat” sehunpun masuk ke dalam pintu yang ia buka tadi. Sementara Hyo Akh, ia hanya menatap sehun dengan tatapan penuh tanda Tanya. Sehun mendengus sebal dan segera menarik pergelangan tanganHyo Akh, membuat yeoja itu tersentak kaget dan langsung terjatuh kedalam pelukan sehun.

“BRAK” dengan cepat, sehun menutup pintu mobil itu dan langsung menyuruh supirnya untuk segera menjalankan mobilnya. Mobilpun berjalan, begitupula dengan Hyo Akh yang baru tersadar akan apa yang telah terjadi, iapun mendorong sehun sekuat tenaganya, membuat acara peluk memeluk itu terlepas.

Entah sadar atau tidak, tapi sehun merasakan sesuatu dari dirinya telah menghilang pada saat pelukan itu terlepas. Sehunpun tak tau, perasaan apa itu. Berbeda dengan Hyo Akh yang menatap sehun dengan tatapan ingin membunuhnya.

“kau mengajakku bolos ??” Hyo Akh berkata dengan tetap menatap sehun dengan tatapan ingin membunuhnya. Sementara yang ditatap hanya mengeluarkan smirknya. “bukankah membolos lebih baik daripada mendengar ocehan guru – guru itu ??”

“turunkan aku disini. Aku ingin kembali” sehun menatap sengit kearah Hyo Akh, menyuruh wanita itu untuk menutup mulutnya rapat – rapat dan tidak mengomel lagi. Namun Hyo Akh tak takut dengan tatapan itu, nasehat Sang Akh yang semalam sangat membantunya.

Sehunpun mencondongkan badannya kearah Hyo Akh, menghapus semua jarak yang memisah mereka. “patuhlah atau tidak sesuatu yang tak kau duga akan terjadi” bisik sehun tepat di telinga Hyo Akh, membuat nyali yeoja itu menciut. Sehunpun kembali ke posisi semula, menatap Hyo Akh dengan tatapan nakalnya. ‘Oh TUHAN, selamatkan aku’ Hyo Akh membatin seraya menatap kearah sehun, yang mengisyaratkan kalau ia akan patuh kepada sehun.

“bagus, untuk sementara kau aman” mata Hyo Akh langsung membulat mendengar perkataan sehun. ‘apa ? untuk sementara ? YA.!! Apa dia sedang memikirkan hal yang tidak – tidak ??’ lagi, Hyo Akh kembali membatin dan segera mengalihkan pandangannya kearah jalanan. Membuat sehun tertawa kecil dengan sikapnya.

-Celebrity Love-

Mobil berwarna hitam itu berhenti tepat di depan sebuah gedung yang megah, membuat Hyo Akh berdecak kagum melihatnya.  Sementara sehun ? dengan santainya ia masuk ke dalam gedung itu. Hyo Akhpun keluar dari mobil, mengucapkan terima kasih kepada supir yang telah mengantarnya dan sehun kemudian ia berlari mengejar sehun yang sudah terlebih dahulu memasuki gedung mewah itu.

Kekaguman Hyo Akh masih berlanjut ketika ia memasuki gedung itu. “YA.!!! HYO AKH, CEPATLAH” lamunan Hyo Akhpun bubar seketika dan langsung mengejar sehun yang telah

berada beberapa meter di depannya. Setibanya Hyo Akh di sebelah sehun, sehunpun kembali melanjutkan jalannya.

“aku takut mendapat skor” Hyo Akh berkata membuat sehun menoleh kepadanya.

“maksudmu ?”

“bukankah kau tau ? kalau sekolah kita akan memberikan skor pelanggaran kepada siswa yang membolos. Dan kau tau apa ? hari ini adalah hari pertamaku membolos. Kau membuat skor sempurnaku menjadi hancur” Hyo Akh mencibir seraya melipat tangannya di atas dada. Sehun hanya mengedikkan bahunya.

“setidaknya kau memiliki teman membolos bukan ?” Hyo Akh tidak menanggapinya. Ia masih kesal dengan sehun.

-Celebrity Love-

“akhirnya kalian datang juga” sehun dan Hyo Akh yang baru memasuki ruangan yang dipenuhi dengan perangkat kamera beserta sejenisnya (?) langsung disambut oleh Yoona.

“eonnie, sebenarnya ada apa ini ?” Hyo Akh berjalan mendekati Yoona, begitupula dengan sehun. Yoona hanya tersenyum manis, kemudian ia mengusap puncak kepala Hyo Akh pelan.

“antarkan dia sehun-a. Ahjussi tua itu sudah menunggunya dari tadi” sehun mengangguk kemudian menarik tangan Hyo Akh melewati Yoona. ‘tunggu, Ahjussi tua ?? YA.!! Apa yang mereka bicarakan ?? atau jangan – jangan —–’ pikiran Hyo Akhpun telah melayang – melayang. Mencoba menerka- nerka, kemana ia akan dibawa oleh sehun.

Setibanya di ruang make up, sehunpun mendudukkan Hyo Akh di depan sebuah cermin besar. Setelah itu, sehunpun juga ikut duduk di sebelah Hyo Akh dan beberapa saat kemudian datanglah beberapa orang yeoja yang ditangannya berisi alat – alat make up. Hyo Akh pasrah dan membiarkan yeoja – yeoja itu menghias wajahnya dan juga penampilannya.

-Celebrity Love-

“pakai ini” sehun melemparkan sebuah seragam sekolah kepada Hyo Akh. Yeoja itupun langsung mengambil seragam yang di lempar sehun dan langsung menatap sehun dengan pandangan yang menyiratkan ketidak mengertian.

Sehun berdecak dan langsung mendorong Hyo Akh menuju kamar ganti.

Beberapa menit berlalu, Hyo Akhpun keluar dari kamar ganti. Ia sudah memakai seragam yang di suruh sehun tadi, tanpa Hyo Akh sadari. Ternyata sehun juga memakai seragam yang bercorak sama dengannya.

“pemotretan ?” tanya Hyo Akh kepada sehun, namun namja itu tidak menjawab dan langsung menarik tangan Hyo Akh keluar dari ruang make up tersebut.

‘kenapa dia hobi sekali menarik tanganku ?’ Hyo Akh membatin seraya mengeluarkan wajah kesalnya.

Setibanya sehun di tempat yang mempunyai background putih, ia melepaskan tangan Hyo Akh. Dapat Hyo Akh lihat, sekarang sangat banyak orang di depannya. Mulai yang memegang botol air mineral, alat – alat make up, kamera, sampai orang – orang yang tidak memegang apa – apa dan hanya melihat mereka.

Dari semua orang yang dilihat Hyo Akh, ia mendapati Yoona tersenyum kearahnya sembari menggumamkan kata ‘Fighting’. Hyo Akh mengangguk singkat menanggapi semangat dari Yoona dan kembali fokus dengan orang – orang di hadapannya.

Tangan Hyo Akh bergetar, dengan cepat iapun meremas ujung seragam yang ia kenakan sebagai penyalur rasa gugupnya. Ingin sekali rasanya Hyo Akh lari dari tempat itu, tapi tidak mungkin. Ia sudah terikat kontrak dengan pemotretan ini.

Tiba – tiba, Hyo Akh tersentak kaget karena merasakan ada sebuah (?) tangan yang dingin menggenggam tangannya yang sedang meremas ujung pakaiannya. Hyo Akhpun menatap namja yang ada di sampingnya.

“tenanglah, jangan gugup. Anggap mereka sebagai buah – buahan yang kau sukai” sehun tersenyum manis setelah mengatakan itu. Membuat Hyo Akh merasa tingkat kegugupannya mulai mereda. Iapun membalas senyum sehun dan kembali menatap orang – orang yang ada di hadapannya. Sehunpun melepaskan genggamannya.

“baiklah. Kali ini kalian akan mengiklankan sebuah seragam sekolah. Berusahalah seceria mungkin supaya iklan ini menjadi lebih menarik. Dan ya, Oh Sehun. Tersenyumlah. Banyak dari staff kami menerima e-mail yang menyuruhmu untuk tersenyum. Arra ?” ahjussi yang ada di depan Hyo Akh dan sehun menjelaskan konsep pemotretan dengan singkat dan padat. Membuat Hyo Akh yang pemula mengerti dan mengangguk singkat, begitupula dengan sehun.

“sehun, aku tak tau harus berpose seperti apa” sehun yang mendengar itu hanya menatap sekilas kearah Hyo Akh.

“pikirkan hal yang menyenangkan” sehunpun menyudahi ucapannya dengan senyum manis. Membuat Hyo Akh kembali merasakan detak jantung yang tak normal. ‘Oh GOD, kenapa namja ini hobi sekali mempermainkan detak jantungku ?’ Hyo Akh membatin dan langsung mengalihkan pandangannya kearah kamera yang ada di depannya.

-Celebrity Love-

Hyo Akh merebahkan badannya di atas sebuah sofa yang terletak di ruang make up dan beberapa saat kemudian, sehun juga melakukan apa yang dilakukan Hyo Akh. Sehun menatap Hyo Akh

yang sedang mengelap keringat di wajahnya. Merasa ada yang menatap, Hyo Akhpun menoleh kesampingnya.

“wae geurae ?” Sehun menggeleng dan langsung menyenderkan kepalanya di senderan sofa itu sembari menutup matanya.

“pakai ini. Kau terlihat sangat menjijikan” Hyo Akh meletakkan selembar tissue di wajah sehun, membuat sehun kembali membuka matanya. Iapun mengambil tissue itu dan menyerahkan kepada Hyo Akh.

“aku terlalu lelah untuk membersihkannya” Hyo Akh mengambil tissue itu dan segera mengubah arah badannya menatap sehun. Dengan gerakan lembut, Hyo Akh membersihkan wajah sehun yang dipenuhi keringat dengan tissu itu.

“kau lebih tampan sekarang” Hyo Akh menjauhkan tangannya dari wajah sehun, membuat sehun kembali merasa kehilangan. Entah apa itu, yang jelas sehun merasa sedikit kecewa setelah tangan Hyo Akh menjauh dari wajahnya.

“kenapa ??” Tanya Hyo Akh ketika melihat tatapan sehun yang begitu ambigu baginya. Sehun hanya menggeleng pelan dan segera beranjak dari duduknya. Berjalan dengan gaya coolnya kearah pintu keluar ruang make up.

Pada saat sehun sudah keluar dari ruang make up, tiba-tiba seorang namja yang dikenal Hyo Akh masuk kedalam ruang make up dengan senyum yang sumringah. Namja itu segera duduk di sebelah Hyo Akh dan melempas tas sekolahnya ke sembarang arah.

“apa yang kau lakukan disini baekhyun-ssi ?” Hyo Akh bertanya seformal mungkin karena ia tidak begitu mengenal namja yang ada di sampingnya. Baekhyunpun menoleh kesamping menatap wajah Hyo Akh.

“kau memiliki teman yang aneh” Baekhyun mencibir. Membuat Hyo Akh harus memutar otaknya supaya mengerti maksud dari cibiran baekhyun.

Baekhyun mendesah, kenapa yeoja yang ada disampingnya ini sangat lambat mencerna perkataannya. “Sang Akh…. Seo Sang Akh. Apa yang ia takutkan padaku ?? kenapa dia lari setiap melihatku ketika semua yeoja ingin mendekatiku ?? sungguh, aku tak mengerti dengan jalan pikirannya” Baekhyun tampak sedikit frustasi ketika mengatakan deretan kata – kata itu.

“untuk apa kau memikirkannya ??” tiba – tiba Hyo Akh spontan bertanya seperti itu, membuat baekhyun tersentak dan mulai memikirkan arti di balik perkataan Hyo Akh.

‘benar juga yang dikatakan Hyo Akh… Apa yang sebenarnya kupikirkan ?? memang dia siapa ?? jangankan yeojaku, temanku saja dia bukan.. tapi kenapa ?? kenapa setiap melihat tatapannya yang sendu selalu membuat hatiku juga ikut merasakan kesenduannya ?? ini aneh. Sungguh aneh’ Baekhyun terlarut dalam peikirannya sendiri.

“Hyo Akh, kau masih mempunyai beberapa pemotretan lagi dengan sehun” seorang staff datang ke ruang make up, untuk menyuruh Hyo Akh  segera pergi ke tempat pemotretannya tadi. Hyo Akh mengangguk, kemudian staff itu kembali pergi.

Hyo Akh menatap Baekhyun yang masih larut dalam dunianya sendiri. “percayalah. Dibalik ketakutan itu ada sebuah perasaan yang indah” Hyo Akh memukul pundak baekhyun pelan dan segera menyusul staff tadi.

-Celebrity Love-

“Apa ?? sekarang sudah jam 8 malam ??” Hyo Akh kaget bukan kepalang ketika menerima kenyataan kalau hari ini, ia kembali pulang telat. Sehun yang mendengar itu hanya menutup matanya supaya telinganya tidak terlalu sakit mendengar suara teriakan itu *Lhoh, apa hubungannya coba ??*

“tenanglah, sehun akan mengantarmu pulang” Yoona mencoba menenangkan Hyo Akh. Gadis itu menatap Yoona dengan tatapan yang sulit diartikan. Tersenyum manis adalah cara Yoona untuk membalas tatapan ambigu milik Hyo Akh.

“gantilah pakaianmu” Hyo Akh mengangguk singkat ketika mendengar perintah dari Yoona. Iapun segera menyambar seragamnya yang tergantung di samping cermin besar itu dan segera berlari menuju ruang ganti.

“kau juga” sehunpun tak luput dari perintah Yoona.

“Noona keluarlah. Aku akan mengganti baju disini saja” Yoona mengangguk singkat dan segera pergi meninggalkan ruang make up. “jangan berbuat yang macam – macam” Yoona berpesan dan langsung menutup pintu ruang make up. Sehun hanya mencibir mendengarpesan Yoona.

‘memang kau pikir aku siapa ? aku bisa mengontrolnya sendiri’ sehun membatin dan segera mengganti pakaiannya.

Selang beberapa menit Hyo Akhpun telah selesai mengganti pakaiannya, ia keluar dari ruang ganti dan pada saat ia telah selesai menutup pintu ruang ganti, iamendongakkan kepalanya.

‘BLUSHH’ rona merah itu kembali memenuhi kedua pipi Hyo Akh dan ketika kewarasannya telah terkumpul sepenuhnya, Hyo Akh reflek melempar sehun dengan seragam yang ia gunakan sewaktu pemotretan tadi.

“apa yang kau lakukan ??” Tanya Hyo Akh seraya menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan miliknya. Sehun mendengus sebal dan tidak menghiraukan Hyo Akh. Namja itu kembali larut dalam kegiatannya yang berusaha membuka kancing teratas baju seragam yang ia gunakan tadi. ‘kenapa ini sulit sekali ?’ sehun membatin.

“ah, aku menyerah” sehun berucap frustasi. Ia sungguh jengkel dengan kancing baju yang tak mau lepas itu. Andai saja disana ada gunting, pasti sehun sudah menggunting habis baju itu. Tapi kenyataannya, tak ada benda tajam yang dapat ia gunakan untuk membabat habis baju itu.

“YA.!!! Kenapa kau menutup wajahmu ?? aku tidak berbuat apa – apa. Ini semua karena ulah kancing baju ini yang tak mau terlepas” sehun menunjuk kearah kancing teratas baju seragamnya yang tak mau terlepas. Hyo Akhpun menjauhkan telapak tangannya dari wajahnya dan menghembuskan nafas lega.

“Fiuhh, kupikir kau akan bertindak yang tidak – tidak” sehun mengernyit ketika mendengar Hyo Akh.

“maksudmu ??”

“tidak – tidak.. maksudku, eumm maksudku” sehun menaikkan satu alisnya, menunggu setiap kata yang dilontarkan Hyo Akh.

“sudahlah, jangan pikirkan lagi. Oh, Apa kau perlu bantuan ?? jujur saja, aku ingin pulang secepatnya” sehun mengangguk singkat. Melihat itu, Hyo Akh langsung melangkahkan kakinya kearah sehun.

“kau seperti anak kecil. Melepaskan kancing ini saja tidak bisa” ejek Hyo Akh ketika tangannya sudah memegang kancing yang tidak bisa sehun lepaskan tadi.

Apa kalian tau ?? pada saat Hyo Akh berusaha melepaskan kancing itu, sehun selalu menatap wajah mungilnya yang hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.

“selesai” Hyo Akhpun melepaskan tangannya dari kancing baju sehun dan dengan cepat, sehun langsung menahan pinggang Hyo Akh yang hendak menjauh. Membuat gadis itu tetap pada posisi ketika ia melepaskan kancing baju sehun kemudian ia mendongakkan kepalanya, menatap kedua bola mata milik  sehun untuk menyuruhnya melepaskan pegangannya.

Sehun hanya mengeluarkan smirknya dan sesudah itu, entah dalam keadaan sadar atau tidak, sehun mengecup hidung Hyo Akh sekilas dan langsung melepaskan tangannya dari pinggang Hyo Akh. Walaupun itu hanya di hidung, tapi Hyo Akh merasakan jantungnya benar – benar berdetak dengan gila di dalam sana. Ia menatap sehun.

“gomawo” sehun menghapus smirknya tadi dengan sebuah senyum manis. Kemudian namja itu langsung memasang seragamnya. Seragam yang ia pakai ketika datang ke studio bersama Hyo Akh tadi.

“kau lagi – lagi mempermainkannya Oh Sehoon” batin Hyo akh.

-Celebrity Love-

“terima kasih atas tumpangannya sehun” Hyo Akh membungkukkan badannya seraya melemparkan senyum manis andalannya kearah sehun yang berada di kursi kemudi.

Sehun juga membalasnya dengan senyuman, hanya senyum singkat tapi. “jangan lupa bawa wigmu ke sekolah. Ada kemungkinan kau memiliki schedule besok” Hyo Akh mengangguk singkat dan sehunpun segera menginjak pedal gas mobilnya.

Hyo Akh berjalan menuju pintu rumahnya dan ketika tangannya mencapai ganggang pintu. Pintu itu terbuka,padahal Hyo Akh belum membukanya. Dan di hadapannya, tampaklah dua orang yeoja yang sedang menatap Hyo Akh dengan tatapan yang ingin meminta sebuah penjelasan.

“hari ini atau tidak ada esok bagimu” ucap Hye Jin dengan nada yang sengaja dibuat sedingin mungkin supaya Hyo Akh menceritakan semuanya sekarang dengan jelas. Sang Akhpun menimpali dengan sebuah anggukan.

Hyo Akh akhirnya menyerah, “aku akan menjelaskannya sekarang” ucapnya dan segera masuk kedalam rumah.

Hye Jin dan Sang Akh pun saling menatap. ‘kita berhasil. Tidak sia – sia aku memberimu makan tadi siang’ bisik Hye Jin kepada Sang Akh seraya tersenyum jahil. Berbeda dengan Sang Akh yang sebal dengan perkataan Hye Jin tentang memberi makan. Memangnya dia hewan ? diberi makan, kemudian mau melakukan apapun setelahnya ? rutuk Sang Akh.

“sudahlah, aku hanya bercanda. Cepat susul dia” perintah Hye Jin dan Sang Akhpun mengangguk.

-Celebrity Love-

“jadi begitu ceritanya” Hyo Akh mengakhiri penjelasannya. Hye Jin dan Sang Akh mengangguk mengerti.

“jadi, waktu kau bilang surat mu tertinggal. itu bohong ?” Hyo Akh mengangguk.

“bagaimana perkembangan di sekolah Sang Akh ? apa mereka tau ?” Hye Jinpun mengalihkan pertanyaannya kearah Sang Akh yang asik mengutak – atik ponselnya.

“kurasa aman eonnie. Kau kan tau, wig itu dapat menutupi wajah asli Hyo Akh. Oh, make upnya juga berpengaruh cukup besar” terang Sang Akh seraya memperlihatkan foto Hyo Akh pada saat pemotretan pertamanya.

“kurasa juga begitu” Hye Jin akhirnya dapat bernafas lega setelah merasa dongsaeng kesayangannya bisa aman dari amukan fans sehun.

“kurasa tidak untuk beberapa bulan ke depan eonnie” sanggah Sang Akh, membuat dua kakak beradik tak mirip itu menatap kearahnya.

“dulu, seorang siswi di sekolah kita juga pernah mengalami yang seperti ini. Entah angkatan tahun berapa, akupun tak tau. Yang jelas, dibulan – bulan pertama ia memang aman. Tak ada seorang fanspun yang mengusik kehidupan pribadinya. Sampai pada bulan ke 3, fans dari idola tersebut mulai curiga. Maka, terbentuklah sebuah kelompok sesaeng fans yang selalu mengikuti idola itu kemana – mana. Singkat cerita, akhirnya sesaeng fans itu mengetahui wajah asli siswi itu. Dan keesokannya, para sesaeng fans mulai mencari identitas asli siswi itu. Kalian tau ?? identitas siswi itu mulai di temukan” Hyo Akh dan Hye Jinpun tegang mendengar penjelasan Sang Akh.

“lanjutkan” pinta Hye Jin

Sang Akh mengambil oksigen terlebih dahulu sebelum melanjutkan perkataannya,.

“setelah para sesaeng fans mengetahui identitas asli siswi itu, mereka semua membagikan identitas itu kepada seluruh fans idola tersebut. Banyak yang mengumpat ketika mengetahui jati diri wanita yang telah dekat dengan idola mereka. Esok harinya, pembullyan tanpa ampun di terima oleh siswi itu. Tak ada kata maaf baginya, semua fans idola itu bertindak dengan brutal. Sangat brutal. Mulai dari mencoret meja siswi itu, melemparinya dengan telur busuk, menerornya melalui loker, mengasingkannya dari peradaban sampai pada akhirnya siswi yang di bully tersebut merasa frustasi. Dan jalan terakhir yang ditempuhnya adalah bunuh diri. Dan apa kalian tau dalang di balik ini semua ?? tidak lain dan tidak bukan adalah idola dari fans – fans itu. Andai saja dari awal ia tidak menyuruh siswi itu menyamar dan menjelaskan semuanya dengan baik – baik pada fansnya pasti dampaknya tidak akan separah itu.” Hye Jin Dan Hyo Akhpun saling menatap.

“intinya, kau harus mengantisipasi semua itu sebelum semuanya terlambat. Aku dan Hye Jin eonnie akan berusaha semaksimal mungkin agar fans sehun yang ada di sekolah benar – benar tidak mempercayai kalau yeoja yang baru – baru ini berfoto dengan idola mereka, bukan merupakan siswi dari sekolah kita. Dan selanjutnya, kau bisa berdiskusi dengan sehun” Hyo Akh mengangguk mengerti.

“aku menyayangi kalian” ucap Hyo Akh seraya memeluk Hye Jin dan Sang Akh.

Setelah pelukan itu lepas, Hye Jin segera pamit undur diri sebentar karena ponselnya berbunyi dan ia harus menjawabnya. Sebelum Hye Jin meninggalkan duo Akh, Sang Akh terlebih dulu menyenggol lengan Hye Jin pelan. “Luhan lagi ??” Sang Akhpun menaik turunkan alisnya. Hye Jin mencibir dan segera meninggalkan duo Akh.

Merasa ucapannya tadi terlalu panjang, Sang Akhpun beranjak dari duduknya dan segera berlalu menuju dapur untuk sekedar memenuhi dahaganya. Tanpa ia sangka, ternyata Hyo Akh juga mengikutinya menuju dapur.

“kenapa kau mengikutiku ??” Tanya Sang Akh ketika hendak meneguk segelas air putih.

“tadi, apa yang terjadi antara kau dan baekhyun ???” Hyo Akh bertanya dengan raut wajah serius. Sang AKh tersentak kaget dan langsung meletakkan gelas yang berisi air putih itu di sebelah kulkas.

“Aku————–”

-To Be Continued-

So what ??

Gimana ?? masih gaje ??

Mianhae karena saya tidak menepati janji -_-

Karena,  minggu kemarin itu saya harus share I Will Protect You, Hunnie.. dan buktinya ?? saya tidak share apapun dikarenakan masih drop gara – gara nilai Mid yang ASDJHVASDAKHDVAB banget -_-

Dan untuk masalah pemberian password pada ff saya, saya sudah merealisasikannya..

Dan yang akan di protect itu adalah 2 buah side story dari Naughty Boys ^_^

Untuk pempublishan, mungkin akan saya publish akhir minggu ini dan bagi yang ingin membaca kedua side story itu silahkan mention saya jikalau Naughty Boys chapter ke 2 sudah di publish..

Dan untuk Sider, saya harap kalian bisa bertaubat..

Gomawo atas perhatiannya ^_^

Parallel body

AUTHOR: avyhehe / @a_vy

LENGTH: Oneshoot

GENRE: Mistery, Fantasy

RATED: PG-13

Tokoh: Kim Jongin (EXO)

Others: Chanyeol, Kris, and other exo members

Disclaimer: Me and other who inspired me

A/N: FF debut saya disini, mian rada gaje.

Kritik dan saran dimari ~

-

DON’T BE A SILENT READER!

-

Jika kau terbangun pada suatu pagi,

dan melangkah ke cermin untuk mematut dirimu,

bagaimanakah responmu,

bila wujudmu telah berubah

…seutuhnya?

-

P.S. : all written in Jongin’s point of view

-

Aku tergeragap saat terbangun di suatu pagi, mendapati ranjangku berguncang hebat. Ternyata tak hanya ranjangku, ruang kamarku yang tak begitu besar dan lampu yang menggantung di langit-langit kamar pun juga ikut berguncang.

Aku segera bangkit, menyibak selimut yang menyelimutiku, mengulet sebentar untuk mengumpulkan nyawa, dan baru tersadar sebuah gempa berskala 3 skala ritcher mengguncang seisi kota bahkan satu negara, setelah mendengar sekilas berita dari sebuah televisi yang menyala di ruang tengah rumahku.

Menyadari gempa bisa saja bertambah hebat, aku berlari menuju ruang tamu dengan gerakan terhuyung karena belum sadar sepenuhnya.

“Jongin!! cepat keluar! gempanya mengerikan!”

Kudengar eomma berteriak dari luar rumah, membuatku bergegas menghampiri pintu depan. Namun saat jarakku tinggal semeter dari muka pintu, aku terpeleset sebuah bola tenis yang teronggok di depan pintu. Tak sanggup menyeimbangkan tubuhku, aku jatuh berdebam di atas lantai , mengerang keras. Seketika kepalaku terasa pening karena tengkukku menghantam permukaan lantai saat jatuh. Aku pun terjatuh pingsan dengan kondisi tubuh terlentang, tidak menghiraukan eomma yang terus berteriak dari luar, dengan suara yang lama kelamaan memudar dan akhirnya menghilang.

“Jongin! Jongin! cepat keluar!!”

Saat terbangun dari pingsanku, kurasakan pegal dan linu yang menjalari tengkuk hingga punggungku, membuatku teringat pada insiden terpeleset di depan pintu karena ulah bola tenis yang terkutuk itu.

Cahaya matahari yang menyeruak masuk dari jendela di sudut ruangan membuatku mengerang dan mengeratkan selimut yang membungkus tubuhku. Tunggu, selimut?

Aku membuka mata secara tiba-tiba, dan ledakan cahaya yang silau membuatku menyipitkan mata. Aku berusaha terbiasa dengan sinar matahari pagi itu, dan saat mataku telah berfungsi dengan benar, alangkah terkejutnya diriku saat mendapati tubuhku sudah berada di atas ranjang, lengkap dengan bantal, guling, dan selimut. Padahal kemarin aku terkapar di depan pintu ruang tamu dengan kondisi rumah yang berguncang hebat. Namun yang benar-benar membuatku terkejut adalah… aku tidak mengenali kamar ini.

Kusapukan mataku ke seluruh bagian kamar, benar-benar syok saat menyadari kamar ini bukanlah kamar dimana aku biasa terbangun, yang bercatkan abu-abu muda. Alih-alih berwarna abu-abu muda, kamar ini  malah bercatkan putih polos dengan poster-poster band luar yang menempel di dindingnya. Bahkan perabotan yang mengisi kamarku kini bentuknya berbeda, juga tertata rapi, tidak seperti kamarku yang dulu sangat berantakan.

Agak malas, kulangkahkan kakiku menghampiri cermin setubuh di sudut ruangan. Aku sangat terkejut dan jantungku nyaris melompat keluar saat mendapati refleksi diriku yang begitu aneh, dan… sangat berbeda.

Tubuhku yang sekarang lebih tinggi beberapa senti, dengan model rambut yang berbeda. Mata, hidung, mulut, bahkan lingkar wajahku pun semuanya berubah. Mataku membelalak tak percaya dan mulutku menganga lebar. Aku lalu meraba sekujur wajah dan tubuhku dengan kedua tanganku.

Menyadari teksturnya benar-benar berbeda dengan tekstur tubuhku yang sebelumnya, kali ini aku menampar pipi kiri dan kananku keras-keras.

“Dafuq!!!” umpatku saat menatap cermin kembali, mendapati refleksi diriku di pantulannya tetap tidak berubah.

Aku mengacak-acak rambutku frustasi, tidak mengerti apa yang tengah terjadi, berharap ini semua adalah mimpi atau efek error karena sebelumnya aku terjatuh pingsan dengan tengkuk menghantam lantai. Namun meski beranggapan begitu, keadaan di sekitarku bahkan diriku sendiri tidak kunjung kembali seperti keadaan asalnya. Kembali menjadi Kim Jongin yang dulu. Ditengah kesibukanku berpikir dan merenung, sebuah teriakan mampir di kedua daun telingaku.

“Chanyeol!! Chanyeol! bangun!!”

Disusul dengan suara gedoran pintu kamar di sampingku, akupun menghampiri pintu kamar dengan malas. Setibanya di depan pintu, alisku menyatu, dan aku benar-benar kebingungan. Siapakah yang menggedor-gedor pintu itu? dan siapa itu… Chanyeol?

Krieettt…

Saat pintu di hadapanku terbuka lebar, seorang wanita menghambur masuk dan menjitak kepalaku. Aku mengaduh, dan saat kutatap wanita itu aku benar-benar sangat bingung, karena aku tidak mengenali sosoknya.

Wanita itu mendecak sambil berkacak pinggang. “Ya!! kau pikir ini sudah jam berapa?! kau sudah telat berangkat ke sekolah, Park Chanyeol!”

Mataku membulat, bukan karena wanita itu mengomeliku, tapi karena wanita itu memanggilku dengan sebutan ‘Park Chanyeol’. Aku sudah ingin membuka mulutku dan hendak mengatakan namaku yang sebenarnya adalah Kim Jongin, namun wanita itu sudah menggenggam erat tanganku terlebih dahulu dan menyeretku menuju lantai bawah. Dia mendorong tubuhku masuk ke kamar mandi, dan saat menyadari aku hanya diam terpaku di depan pintu kamar mandi, dia menendang pantatku keras-keras sehingga tubuhku terlempar masuk dan nyaris saja menabrak kloset di dalam kamar mandi. Sejenak aku begitu ngeri dengan kekuatan super wanita ini.

“Eomma sedang sebal hari ini karena petugas penagih hutang baru datang tadi pagi. Jadi, jangan menambah rasa sebalku dengan bertingkah bodoh, Chanyeol!” wanita itu mulai mengomel lagi, dan kali ini dia menutup pintu kamar mandi yang kutempati dengan membantingnya, membiarkanku sendirian di dalam ruangan lembab itu.

“…”

Tidak tahu apa yang harus kukatakan. Aku menggerutu tidak jelas, menghampiri kloset di sudut ruangan, lalu duduk diatas permukaannya yang tertutup sambil memangku wajahku dengan kedua tangan. Kali ini aku benar-benar butuh merenung, merenungkan kejadian aneh yang baru saja menimpaku. Kenapa aku terbangun dengan tubuh orang lain? Apakah rohku sedang berwisata dan memasuki tubuh orang lain? atau… apakah  ini hanya halusinasiku saja, mengingat kemarin aku jatuh pingsan setelah tersandung bola tenis?

Aku menggeleng keras saat mendapati jawaban-jawaban tak berdasar itu muncul di kepalaku, namun tiba-tiba aku membelalak.

mungkinkah… dunia  berubah seutuhnya setelah gempa mengguncang seisi negara, membuat penduduknya tidak stabil bahkan sampai bertukar tubuh?

“CHANYEOL!!!”

Teriakan cempreng wanita diluar kamar mandi menyadarkanku yang sudah tenggelam terlalu dalam dengan pikiranku. Wanita itu kembali menggedor-gedor pintu kamar mandi sambil mengomel panjang lebar. “Cepat keluar!! kau ingin ketinggalan pelajaran di hari pertamamu kuliah, huh?!” teriaknya dari luar. “Pagi ini tidak ada sarapan untukmu, Chanyeol! Aku marah padamu! kau makan saja rerumputan yang kautemui sepanjang jalan!”

Terbangun dengan mata mengerjap-ngerjap, menatap langit-langit kamar yang selalu berbeda pada pergantian hari yang baru sudah menjadi makananku sehari-hari. Lama-kelamaan aku terbiasa dengan perubahan aneh ini. Terbiasa, walaupun aku sendiri tidak bisa menerimanya.

Aku selalu saja terbangun dengan tubuh yang berbeda, sosok yang berbeda, pada tempat yang berbeda setiap harinya–Namun pada waktu yang sama; yaitu keesokan harinya setelah aku tertidur lelap di malam hari. Setiap harinya aku harus bisa beradaptasi dengan lingkunganku yang baru, dengan orang-orang yang tidak kukenal tapi mereka mengenalku. Mengenalku? hmm… aku juga tidak yakin, karena mereka mengenalku sebagai sosok yang selalu ‘lain’, bahkan mereka memanggilku dengan nama yang selalu terdengar asing di telingaku, bukan dengan nama ‘Kim Jongin’ yang selalu melekat padaku selama beberapa tahun terakhir.

Aku bangkit, menyibakkan selimut dengan corak dan warna yang sama sekali berbeda dengan selimutku yang kemarin, berjalan gontai mengitari seluruh sudut kamar untuk mengenalinya. Aku memang harus mengenali keadaan sekitarku setiap harinya, agar bisa bersikap wajar dan tidak membuat curiga orang-orang yang ‘mengenalku’ dengan tubuh ini, bahkan aku bisa mengakses secuil memori dari tubuh orang yang kutempati sekarang. Mengakses tentang masa lalunya, orang yang dicintainya, bahkan warna celana dalam kesukaannya jika aku mau.

Nafasku berhembus keras saat menyadari tak ada sebuah cermin pun di kamar ini, mungkin si pemilik kamar–atau orang dengan tubuh yang kutempati saat ini–tidak suka berkaca. Padahal setiap harinya aku selalu berkaca sesaat setelah terbangun, merasa memiliki keharusan untuk mengenali tubuh seperti apa yang kutempati setiap aku terbangun di pagi hari, mengingat setiap harinya tubuhku selalu berganti dengan yang baru.

Aku merasa sangat kesal saat tak mendapati satupun cermin, namun ada hal lain yang menarik perhatianku, yaitu sebuah pintu lain di sudut kamar. Aku membuka pintu itu perlahan, membuatnya berderit pelan, dan ternyata pintu itu menghubungkanku dengan kamar mandi mewah lengkap dengan bathtub-nya. Aku berdecak kagum, karena ini kali pertamanya aku terbangun di dalam kamar yang begitu mewah, bahkan memiliki kamar mandi sendiri. Dengan semangat membara, aku langsung melangkah masuk ke kamar mandi dan menjelajahi setiap sudutnya.

Alangkah bahagianya diriku, saat mendapati kamar mandi itu memiliki sebuah cermin lebar yang menempel di salah satu dinding. Aku langsung mendekatinya, berdiri di hadapannya untuk mengetahui refleksi tubuhku.

Senyum lebar tersungging di wajahku, mendapati wujudku yang hari ini begitu tampan, dengan tubuh tinggi dan atletis. Tapi tunggu… kenapa rambutku berwarna pirang menyala? eww… hidungku mengkerut jijik menyadari warna rambutku yang terasa begitu norak.

Tapi setidaknya aku harus bersyukur, karena selama berpindah-pindah tubuh tidak sekalipun tubuh yang kutempati berwajah jelek. Saat pertama kalinya aku terbangun, aku mendapati diriku terbungkus sebuah tubuh yang bernama Park Chanyeol, seorang mahasiswa baru di sebuah universitas ternama Seoul. Esoknya aku terbangun dengan tubuh Do Kyungsoo, seorang mahasiswa baru juga. Besoknya tubuhku berganti lagi menjadi Oh Sehun, besoknya lagi menjadi Xi Luhan. Besoknya lagi, menjadi seorang Byun Baekhyun. Oh Sehun, Xi Luhan, dan Byun Baekhyun juga seorang mahasiswa baru. Tunggu! Ada sebuah kesamaan dari segelintir orang-orang itu. Kenapa mereka semua berstatus ‘mahasiswa baru’? bahkan diriku yang lama pun, yang tak lain adalah Kim Jongin, besok akan menyandang status itu karena aku telah diterima di sebuah universitas ternama di Seoul.

“Gege!!” teriak sebuah suara kecil dari luar kamarku, membuatku terkesiap. Aku melangkah keluar kamar mandi dan menghampiri pintu kamar. Dahiku mengernyit saat mendapati panggilan yang aneh itu. Gege? kenapa hari ini namaku aneh sekali?

Aku membuka pintu dan mendapati seorang gadis kecil lucu dengan rambut dicepol dua di kiri dan kanan, seperti boneka China. Gadis itu tersenyum ke arahku sambil menyodorkan sebuah baki berisi susu dan roti keju.

“Kris gege, makanlah! mama dan baba sudah berangkat kerja tadi pagi. Aku membawakan roti ini khusus untukmu dari meja makan!” Gadis itu tersenyum lebar, sambil tetap menyodorkan baki berisi sarapan itu ke arahku.

Oh, ternyata hari ini namamu adalah Kris. Lalu ‘gege’ itu apa? nama lengkapku? tidak, mungkin itu adalah panggilan semacam ‘oppa’ atau sejenisnya. Pandanganku lalu terpaku pada plat nama elegan yang tertempel di depan pintu kamar ini, bertuliskan ‘Kris Wu’. Nah, mungkin itu adalah nama lengkap asliku hari ini.

“Gege!” gadis kecil itu menarik ujung T-shirtku, membuatku menghentikan kesibukanku menerka-nerka identitas diriku dan memalingkan mukaku ke arahnya. Aku melempar senyummu yang paling manis ke arahnya, lalu meraih baki yang dipegang kedua tangan kecilnya itu dengan satu tanganku. Kutepuk-nepuk kepala gadis itu dengan sebelah tanganku yang bebas.

“Terimakasih…” ucapku pada gadis itu, dan seketika kata-kataku terhenti saat menyadari aku tidak mengenalnya, bahkan tidak mengerti namanya. Kupejamkan kedua matamu, berusaha mengakses potongan memori dari tubuh yang kuhuni ini. “… Yi Wen?” kataku kemudian pada gadis itu, sesaat setelah kembali membuka mataku.

Gadis itu menggembungkan pipinya sebal. “Tidak biasanya gege memanggilku dengan nama asliku, biasanya kau memanggilku dengan sebutan meimei.” katanya sebal, lalu mengibaskan sebelah tangannya. “Sudahlah, cepatlah berganti baju, gege. Mama bilang hari ini gege sudah menjadi… apa ya itu namanya… engg, mahasiswa baru?”

Mataku sontak membulat saat gadis kecil itu mengucapkan kata ‘mahasiswa baru’. Ok, entah ini suatu kebetulan atau apa, tapi hari ini aku menyandang status itu lagi. Itu artinya saat aku melangkah memasuki kampusku, lagi-lagi aku harus menyapa semua orang yang kutemui dan mengajaknya  berkenalan. Karena ini hari pertamaku kuliah, tentu saja.

“Gendong!!” gadis itu berteriak lagi, mengangkat kedua tangan kecilnya ke atas dan mengarahkannya padaku. Matanya yang bulat dan pipinya yang chubby membuatmu gemas dan mendecak kesal.

“Aissshh…manja sekali…” aku pun meletakkan baki yang kupegang dengan sembarangan di atas lantai, meraih tubuh kecil gadis itu lalu menggendongnya. Gadis kecil itu tertawa dan memukul-mukul pundakku saat aku memanggulnya seperti memanggul sebuah karung beras.

“DAFUQ!!” umpatku sekali lagi, saat mendapati diriku berdiri di depan sebuah gedung fakultas yang sama seperti sebelum-sebelumnya. Fakultas ini adalah fakultas seni, di dalam kampus yang sama, dengan jurusan yang sama pula seperti yang ku datangi pada hari-hari sebelumnya. Aku berjalan memasuki halaman gedung itu  sambil menampar-nampar pipiku, merasa heran dengan semua kebetulan ini. Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Oh Sehun, Xi Luhan, Byun Baekhyun… orang-orang dengan tubuh yang sebelumnya kuhuni, juga seorang mahasiswa baru di tempat ini. Apakah semua ini hanyalah kebetulan? Apakah nasib mempermainkanku? pertanyaan-pertanyaan itu terus berdesing di benakku seakan meminta jawaban, membuatku pusing.

Saat kakiku menyusuri taman di depan gedung fakultas, kudapati beberapa orang gadis berteriak heboh saat melihatku, terpesona oleh penampilanku. Ani, lebih tepatnya penampilan pemuda bernama Kris Wu ini. Aku menyibakkan poni pirang yang menutupi sebelah mataku, dan hal yang kulakukan itu malah membuat teriakan di sekelilingku semakin histeris. Hidungku mengeluarkan dengusan keras, merasa terganggu, tapi aku tetap berjalan dengan pandangan lurus ke ke depan, ke sebuah pintu masuk gedung yang terbuat dari kaca. Aku terus berjalan lurus… sampai tiba-tiba tanah tempatku berpijak berguncang hebat.

“Kenapa ini?!”

“Tidak tahu!”

“KYAAAA… Gempa!!!”

Teriakan-teriakan orang di sekitarku membuatku tersadar akan apa yang tengah terjadi. Beberapa gadis dan lelaki yang sama-sama mahasiswa baru sepertiku berlarian tak tentu arah di halaman depan fakultas, berlari menjauh dari gedung-gedung di sekeliling mereka, sekedar berjaga-jaga

agar tidak tertimpa gedung-gedung itu bila gempa yang menguncang semakin bertambah hebat. Lalu dari pintu masuk gedung di hadapanku yang terbuat dari kaca, kulihat segerombolan orang menyeruak keluar saat gedung itu mulai berguncang hebat dan beberapa retakan mulai terlihat di permukaan dindingnya. Gerombolan orang itu berlari ke arahku, menghambur keluar dari gedung, tidak memperdulikan tubuhku yang masih berdiam terpaku di tempatku berdiri saat ini. Orang-orang itu dengan kalap menyenggol dan menabrak-nabrak tubuhku seperti sedang kerasukan setan.

Tiba-tiba seseorang bertubuh besar menabrakku, membuat tubuhku terpental keras ke belakang dan kehilangan keseimbangan. Saat tubuhku terjatuh ke tanah akibat tabrakan itu, kurasakan tengkukku menghantam sebuah batu besar yang berfungsi sebagai penghias taman, membuatku memekik keras.

Aku merasakan kepalaku terasa berat dan pandanganku mengabur. Setelah itu, yang bisa kulihat hanyalah kegelapan yang mulai menyelimutiku.

“KIM JONGIN!!!” sebuah tamparan keras mendarat di pipiku, membuatku terbangun seketika.

“KIM JONGIN!! bangun! ini hari pertamamu kuliah!”

Mataku membulat, saat mendapati sosok yang berteriak di hadapanku adalah orang yang sangat kukenal. Sosok itu terus menampari kedua pipiku meski mataku telah terbuka dengan sempurna, membuatku berteriak kesal dan menepis tangannya.

“Eomma! hentikan! tamparanmu itu bisa membunuhku!” teriakku.

“Haishhh, tidak berterimakasih setelah dibangunkan, malah marah-marah sendiri.” gerutu wanita di hadapanku itu sambil mendecak kesal. Dia lalu melemparkan handuk berwarna putih ke wajahku, mendorongku keluar kamar dan memasukkanku secara paksa ke dalam kamar mandi yang terletak tidak jauh dari kamarku.

Aku terhenyak, saat menyadari kini aku berada di dalam kamar mandi yang sangat kukenal, dan… tunggu! kalau aku tidak salah dengar, wanita tadi memanggilku dengan nama Kim Jongin?!!

Aku menghampiri sebuah cermin yang tergantung di atas wastafel di sudut lain ruangan dan memekik kaget saat mendapati wajahku sudah kembali seperti semula, kembali menjadi diriku yang seharusnya. Seorang Kim Jongin. Bukan dengan wajah Park Chanyeol, Do Kyungsoo, Oh Sehun, Xi Luhan, ataupun Kris Wu.

Sambil mengacak rambutku frustasi, aku berteriak lantang memanggil seseorang dari dalam kamar mandi. “Eomma!!” panggilku.

“Waeyo?” respon suara wanita dari arah luar.

“Apa kemarin pagi ada gempa??” tanyaku memastikan.

“Yang benar saja!! tidak ada gempa kemarin pagi, mungkin kau hanya bermimpi. Salahkan dirimu sendiri karena kau tertidur seperti orang mati, membuatmu bermimpi buruk seperti itu!”

Aku terhenyak mendengar jawaban itu. Tidak ada gempa? lalu bagaimana… bagaimana aku bisa menjelajahi tubuh orang lain dan terbangun di tempat yang berbeda? Ah, sudahlah! tepisku dalam hati. Mungkin benar kata eomma, aku hanya bermimpi, dan saat aku berkelana memasuki tubuh orang lain pun, hal itu juga hanya sekedar mimpi.

Tapi kenapa mimpi itu terasa begitu… nyata?

Sinar matahari bersinar cerah, menerpa seluruh permukaan di bumi dan memberikan warna pada benda-benda yang terkena sapuannya. Aku melangkahkan kakiku memasuki kampusku yang baru, menyapa setiap orang yang lewat di hadapanku. Ya, hari ini adalah hari pertama aku masuk kuliah, karena aku adalah seorang mahasiswa baru.

Tiba-tiba pandanganku tertumbuk pada segerombolan lelaki yang sedang berbincang-bincang seru di depan pintu masuk gedung fakultas. Aku pun menghampiri mereka, berniat menyapa orang-orang itu dan hendak mengajak mereka berkenalan, mengingat mereka semua adalah sesama mahasiswa baru sama sepertiku.

Namun aku langsung berteriak keras, saat kudapati segerombolan lelaki itu adalah orang-orang yang sangat kukenal dengan jelas.

“Chanyeol?! Kyungsoo?! Luhan?! Sehun?! Baekhyun?! Kris?!!”  teriakku sambil menuding mereka satu-persatu dengan telunjukku. Setelah meneriakkan nama-nama itu, tubuhku terasa limbung. Beruntung, sebuah tangan yang besar menahan tubuhku sebelum aku sempat terjatuh.

Teriakanku itu sukses membuat kelima lelaki di hadapanku, ditambah seorang lelaki yang kini menahan tubuhku agar tidak limbung, membelalak kaget karena aku menyebutkan nama mereka masing-masing dengan benar.

“Siapa kau?? Bagaimana kau mengenali kami??”

-

______________

The End

______________

-

Gaje yahh? hahahaha…

Pertamanya bingung mau dikasih judul apa, ujung2nya FF ini saya kasih judul ‘Parallel Body’, soalnya Kai disini seakan2 punya banyak tubuh, atau lebih tepatnya berpindah-pindah tubuh, ya gitulah… /PLAK/ (bingung sendiri ngejelasinnya ^_^;)

butuh kritik dan saran, jadi dimohon komennya

komen?

Wedding Dress

Title : Wedding Dress

Author : Azzahra

Genre : Romance

Length : One-Shoot

Rating : G ( Aman untuk dikonsumsi oleh semua umur )

Main Cast : EXO’s Luhan | GG’s Yoona

Support Cast : GG’s Taeyeon

: EXO’s Kris

Disclaimer : Please don’t bashing my FF J if you don’t like  , I hope you can like all of my FF :p hehe And please, after you read my FF Don’t forget for comment this FF J Gomawoyo J

Author Note : Annyeong chingudeul ^^ author datang kembali ada yang kangen gak ? :p Pasti ada deh :p *pede amat lu thor :p* Aku kembali membawa FF Mian, kalau FFku ini sangatlah geje :D  sama gejenya seperti FFku yang biasanya J harap dimaklumi saja ya , Author kan masih belajar xD .. Mian karna typo sangat bejibun , dan selalu ada dimana-mana

Oiya , ini karya author sendiri looh

So, Please.. don’t bashing oke ?

Okee.. Kajja! Kita langsung cuusss ajaa

And don’t forget comment yaa J

AUTHOR POV

“Chagi.. buka pintunya “ teriak seorang namja pada yeoja chingunya sambil mengetuk pintu apartmentnya

“Ne.. sebentar chagi , aku lagi pake sepatu~” jawab seorang yeoja pada namja chingunya ,dia pun langsung berlari membukakan pintu untuk namja chingunya

“Apa kamu sudah siap yoona-ssi ?” Tanya namja itu pada yeoja chingunya. Ya, yeoja itu bernama yoona.

“Siap luhan-ssi” jawab yoona dengan nada tegas pada namja chingunya-luhan-

“Keureom, kajja! Kita berangkat “ kata luhan sambil menarik tangan yeoja chingunya itu

“Kajja!” jawab yoona

Saat di mobil kami saling bercanda. Sepasang couple deer itu adalah couple terkompak yang ada di kampusnya. Mereka menduduki peringkat pertama couple terkompak loh hebatkan ? hehe

Tinggal sekitar 1 minggu lagi mereka akan menikah J Makanya, hari ini mereka berencana untuk fitting baju untuk mereka pakai saat menikah.

@Butik Baju Pengantin

“Selamat Datang J Gaun seperti apa yang akan kalian beli ?” Tanya seorang desaigner baju

“Kami mencari gaun putih panjang untuk pernikahan kami. Boleh kami lihat beberapa gaun taeyeon-ssi ? “ Tanya luhan pada taeyeon – desaigner-

“Silakan J ayo ikuti saya J” jawab taeyeon sambil berjalan

“Hahahaha, taeyeon-ah jangan bertindak seperti itu -_- “ kata yoona sambil tertawa

“hehe, biarlah akan aku anggap kau seperti tamu “ jawab taeyeon

“baiklah.. perlakukan aku dan luhan sebaik-baiknya ya J haha” kata yoona

“okeyJ saya sudah mempersiapkan  gaun yang indah untuk kalian berdua J” kata taeyeon sambil berjalan

“oyah ? mana ? kami ingin melihatnya “ kata luhan

“disini J silakan J “ kata taeyeon mempersilakan dua orang yang saling mencintai itu

“ waah.. cantiknya J kamu hebat taeyeon J “ kata yoona memuji taeyeon

“Kamsahamnida~ hehe” jawab taeyeon sambil menundukan badannya :p

“Iya, sangat cocok untukmu yoona-ssi J coba pakai .. aku ingin melihatmu mengenakan gaun ini” kata luhan sambil menggunakan muka cutenya itu

“Yak! Jangan menampakkan wajah ynag seperti itu -_- aku tak kuat melihatnya -_-“ jawab yoona

“hehehehe, sudah cepat pakai J “ kata luhan sambil tersenyum

“ne.. ayo taeyeon , bantu aku memakai gaun ini .. “ kat aluhan sambil menarik tangan taeyeon

“Okey J” jawab taeyeon

AUTHOR POV END

15 Menit kemudian~ *lamabangetyak-_-

LUHAN POV

Oh my god , calon istriku ini cantik sekali .. Tanpa olesan make up sajasudah seperti bidadari yang jatuh dari surga , apalagi jika ia memakai make up nanti ? Untung saja aku tidak salah pilih J

“Yaa! Chagii, jangan hanya melamun -_- komentari ! “kata yoona

“sepertinya tidak ada yag perlu aku komentari. Karena kamu sangatlah cantik J tidak ada yang kurang darimu J “ kataku

“aww.. gomawo chagii “ kataku sambil mengecup pipi luhan

“eyyy.. :p “ kataku

“ekhemm..” kata taeyeon yang sedari tadi memandangi kita

“hehehe.. mian taeyeon-ssi aku lupa -_-“ jawab yoona agak malu – malu

“tak usah malu  , bukan kah kalian pernah kiss di depan seluruh murid kampus ?” kata taeyeon sambil meledek

“Yak! Taeyeon-ssi , jangan dibahas lagii -_- aku maluuu~” kata yoona sambil memukul pundak taeyeon

“wleee” kata taeyeon sambil berlari

“Aaah.. sial, kalau aku ga pake gaun gini udah aku bunuh kamu taeyeon -_-“ kata yoona

“aah.. dasar kalian berdua -_- selalu saja berantem” kataku sambil menggerutu

LUHAN POV END

YOONA POV

1 Minggu kemudian~

Lebih tepatnya hari saat aku dan luhan menikah. Hari itu adalah hari bahagia antara aku dan luhan , dimana aku akan berdiri diatas gereja dan mengucap janji suci , janji yang akan kami ucapkan untuk sekali seumur hidup J

Aku pun berjalan , berjalan sambil menyusuri gereja itu didampingi dengan ayahku yang bernama Wu Yi Fan ( Kris ) , saat sampai tangan ku disambut oleh satu tangan yang akan menjadi suamiku untuk suami yang pertama dan terakhir .

*SKIP

Kami berdua mengucap janji suci, setelah mengucap janji suci , semua orang yang berada di gereja bertepuk tangan .

Luhan pun memasangkanku sebuah cincin yang kami pilih saat itu, cincin itu sangatlah indah J dan tentunya sangat cocok di tanganku dan tangan luhan J

Setelah memasangkan cincin , Luhan memajukan badannya lalu memajukan kepalanya ke depan kepalaku dan ……. GREB~ *gaenak banget ya tulisannya greb -_-

-          CHU – J

……………………………………………………………END…………………………………………………………………………….

Ooooh my god , akhirnyaa FF  author ini beres jugaaa *sambil elap keringet* walaupun ceritanya  yaa sama seperti FF biasa yang author bikin yaitu gaje  .. tapi harap hargai ya .. Gini – gini juga hasil kerja keras  author sendiri loh Sampe badan pegel – pegel gini -_- ada yang mau mijitin ? hehee maaf ya kalau geje gini .. tapi .. dibalik semuanya itu author cukup bangga sih , bisa bikin FF lagi^^ J

Jadii, jangan lupa comment ya aku ingin tau tanggapan dari kalian semua gimana sih FF author ini J Gomoawo J Saranghae all :p hehe

Just a Simple Message

Title : Just a Simple Message

Author : Azzahra

Genre : Romance , Friendship J

Length : Drabble

Rating : G ( Aman untuk dikonsumsi oleh semua umur )

Main Cast : EXO ’ s Luhan , GG ’ s Yoona

Support cast : – Cari di ceritanya yaa

Disclaimer : Please don’t bashing my FF J if you don’t like  , I hope you can like all of my FF :p hehe And please, after you read my FF Don’t forget for comment this FF J Gomawoyo J

Author Note : Annyeong chingudeul ^^ author datang kembali ada yang kangen gak ? :p Pasti ada deh :p *pede amat lu thor :p* Aku kembali membawa FF Mian, kalau FFku ini sangatlah geje :D  harap dimaklumi saja ya , Author kan masih belajar xD .. Oiyah, buat FF ini author terinspirasi dari drama korea Rooftop Prince  :D taukan ? pasti tau deh , hehe .. FF ini tuh diambil dari episode berapa yah ? ahh .. lupa pokonya , tapi di FF ini ngga ada bagian yang Park Ha nya ngubur hpnya ditanah .. Sama author sengaja diilangin biar gak terlalu sama  oiyah , mian juga karna typo sangat bejibun , selalu ada dimana-mana

Oiya , ini karya author sendiri looh

Dan FF ini akan di post di web exoshidae

Please.. don’t bashing oke ?

Okee.. Kajja! Kita langsung cuusss ajaa

Oiyah buat kalian semuanya .. Don’t Forget Comment yaa J biar author tau harus kayak gimana sih FFnya J

Author POV

Hari itu sedang ada acara pensi sekolah. Semua murid sekolah diwajibkan hadir diacara itu. Dan sekolah telah menentukan dresscode untuk acara pensi adalah untuk yeoja : dress putih sedangkan untuk namja : kemeja putih , dengan jas putih , serta celana putih.

“Yoona-ssi” teriak seorang yeoja sambil melambaikan tangan yang tak lain adalah tiffany

“Tiffany!” Balas yeoja itu sambil  melambaikan tangannya

“Wah.. kamu terlihat sangat cantik mengenakan dress ini J “ kata tiffany memuji yoona

“ehehe, gomawo tiffany-ssi J kamu juga terlihat sangat cantik tapi aku sangat tidak nyaman mengenakan dress ini -_- aku sangat ingin memakai celana “ kata yoona sambil menggerutu

“aish, jinjja.. sahabatku ini tak pernah berubah  -_- yak! Kau ini seorang yeoja -_- cobalah berpakaian seperti seorang yeoja -_-“ kata tiffany menasihati yoona

“hehe, tapi kan itu butuh proses -_- dan memakan waktu yang lumayan lama , dari pada buang buang waktu m

ending aku tampil seperti biasanya saja -_- :p “ kata yoona sampil menjulurkan lidahnya

“yeh, kamu ya -_- eh..eh.. luhan dating tuh !” seru tiffany

“mana ? mana ? “ Tanya yoona sambil mencarinya di setiap sudut taman sekolah

“ itu tuh “ kata tiffany sambil diam diam menunjuk kea rah luhan karena dia tidak ingin ketahuan oleh namaj chingunya bahwa ia menunjuk luhan

“Oh iya benar .. Aku pergi dulu ya :p ingin berbicara dengannya “ kata yoona sambil pergi

“ okey J sukses PDKTnya yoon :p “ kata tiffany mengolok olok

YOONA POV

Saat ini aku akan mendatangi namja itu untuk mengobrol. Ya, luhan namja itu adalah cinta pertamaku – kami berdua adalah sahabat kecil- tapi aku selalu saja memendam perasaan ku ini . Tak pernah sekalipun aku memberitahunya atau menunjukannya tentang perasaan ku ini . Setiap malam aku selalu membuat draft pesan di hp yang bertuliskan

To : My Deer~

 

Saranghae..

Ya.. itulah sebuah pesan yang setiap malam aku tulis di handphone ku . Namun aku tak pernah berani mengirimnya L

“Luhan-ssi” kataku pada luhan

“eh yoona, ternyata kamu sudah datang J waahh.. apa kamu benar benar yoona ? “ kata luhan

“iyalah -_- kamu pikir aku siapa -_- “ kata yoona

“aku pikikr kamu bukan yoona, karna biasanya kamu itu memakai celana dan kaos. Dan biasanya kamu juga terlihat sangat sangat tomboy.. Tapi sekarang ? oh my god, kamu terlihat seperti benar benar seorang yeoja :p “ kata luhan tak percaya

“Aish , kamu ini -_- “ kata yoona kesal

“hehe, mian yoona – ssi .. Apa kamu mau juice ? biar aku ambilkan J “ kata luhan

“ne luhan – ssi” jawab yoona sambil tersenyum

Oh tuhan , kenapa saat ini jantungku berdebar sangat kencang ? apa yang terjadi ? apa ini karena tadi luhan memujiku ? tapi masa iyasih? -_- ah sudah lah , jangan kau pikirkan yoona-ssi .. Tanpa sadar , sambil menungguluhan kembali yoona mengambil handphonenya lalu mengetik ..

To : My Deer~

 

Saranghae..

KIRIM –

Omo! apa yang baru saja aku lakukan ? aku mengirim pesan itu ? oh , apa yang akan terjadi ? harga diri guee -_- Aish, mending aku pergi saja ! Aku sangat malu .. Saat aku hendak pulang , tiba – tiba ………….“Yoona-ssi, kau mau kemana ?” suara itu sangatlah jelas bahwa itu adalah suara milik seorang namja yang aku sukai

Oh my god , apa yang harus sekarang aku lakukan ? Sudahlah , aku abaikan saja . Aku pun langsung berlari tanpa memperdulikannya yang memanggilku sedari tadi .

YOONA POV END

LUHAN POV

Kenapa dia malah berlari ? Apa yang salah ? Oh iya, aku hampir lupa . Tadi kan hp ku bergetar , siapa yag yang nge sms saat – saat pensi sekolah -_-

Aku pun membuka pesan itu , ternyata itu pesan dari …..

Form : My Yoongie

 

Saranghae..

Omo! Pantas saja tadi yoona langsung berlari seperti itu -_- ternyata dia mengirimiku sms ini -_- lagian kenapa dia tidak bilang padaku dari dulu saja sih ? aku juga kan sudah menyukainya sejak dulu -_-

Apa aku harus membalas smsnya sekarang saja ?

To : My Yoongie

Nado Saranghae , yoona-ssi..

Kenapa kamu baru berkata ini sekarang ? Padahal aku sudah menyukaimu ..

Bahkan aku menykaimu sejak kita masih kecil dulu J

 

Good night my yoongie ^^

Aku sudah mengetik panjang lebar untuk membalas sms dari yoongie ku itu .

Tapii, bukan kah itu terlalu frontal ?

Aku mengahpus kembali sms ku itu ..

To : My Yoongie

 

Apa kamu salah kirim deer ?

Aiish , masa iya sih aku membalasnya dengan kata seperti itu ? -_-

Aku yakin , pasti dia besok marah -_-

Aah , sudahlah tidak usah aku jawab saja pesan darinya , lebih baik aku bertanya langsung saja besok..

LUHAN POV END

YOONA POV

Keesokan harinya di sekolah ..

“ Yoona – ssi “ teriak seorang namja yang sangat kukenal yaitu LUHAN -_-

Oh my god , itu luhan . Apa dia membaca pesanku semalam ? Apa yang akan dia katakan ? Apa dia akan menerimaku ? Atau dia akan menolakku atau bahkan dia akan bertanya bahwa aku salah  kirim ?

Aish , molla .. Biar saja lah , semoga dia tidak melakukan suatu hal yang membuatku malu -_-

“ eh , luhan J “ jawabku pura – pura santai

“ Nado Saranghae , yoona-ssi..

Kenapa kamu baru berkata ini sekarang ? Padahal aku sudah menyukaimu ..

Bahkan aku menykaimu sejak kita masih kecil dulu J “

Eh ? Luhan ? Luhan ? Luhan tiba – tiba berkata seperti itu ?

“ N..n..Ne ?” kataku gugup

“ ya, aku juga mencintai mu .. aku sudah membaca pesanmu semalam , tadinya aku akan membalasnya .. Tapi menurutku lebih baik aku mengatakannya  besok saja saat masuk sekolah , Apa kamu menolakku ? “ kata luhan

“ Aniyaa .. Aku juga sangat mencintaimu J Aku juga mencintaimu sudah sejak aku kecil dulu J “ Jawabku senangr

“Kalau begitu , tentu kau mau jadi yeoja chingu ku kaan ? “ Kata luhan sambil menggoda ku

“ Neeee chagii “ balasku sambil mencium pipinya J

“eh ? “ kata luhan

“ Kamu tidak suka deer ? Yasudah “ Jawabku agak kesal

“aniyaa chagii J Lagi dong “ kata luhan menggodaku

“huh “

-CHU-

 

END ~

Ooooh my god , akhirnyaa FF  author ini beres jugaaa *sambil elap keringet* walaupun ceritanya  yaa sama seperti FF biasa yang author bikin yaitu gaje  .. tapi harap hargai ya .. Gini – gini juga hasil kerja keras  author sendiri loh Sampe badan pegel – pegel gini -_- ada yang

mau mijitin ? hehee maaf ya kalau geje gini .. tapi .. dibalik semuanya itu author cukup bangga sih , bisa bikin FF lagi^^ J

Jadii, jangan lupa comment ya aku ingin tau tanggapan dari kalian semua gimana sih FF author ini J Gomoawo J Saranghae all :p hehe

Title : This is a great hairstyle hyung!!

Author :Baconyeojachingu

Main casts :

-          Oh Sehun EXO

-          Xi Luhan EXO

-          Other EXO’s member

Genre : Brothership, friendship, comedy, absurd, garing, deelel

Rated :G, tidak baik untuk anak di atas 17 tahun, karena tokoh dalam ff ini masih balita #plak

A YO! READERDEUL!!! THE SOTOY AUTHOR IS BACK!! Masih ada yang ingat ff BaekYeol I am still a kids? Masih dong ya? Kan belum lama juga di post nya itu ff.

Nah, apa urusannya itu ff sama ff ini? ada dong! FF ini adalah side story dari ff I am still a kids. Seharusnya itu namanya sequel ya? Iya sih, seharusnya sequel. Tapi apa masih bisa disebut sequel kalo main cast nya udah ganti? Maka dari itu, menurut saya namanya lebih baik side story daripada sequel, hehehehhehe ^^ #gapenting

Karena waktu di I am still a kids kemaren banyak yang nyinggung-nyinggung soal HunHan, tiba-tiba aja di kepala saya muncul Bohlam jaman batu setengah redup kkkkkkkk~~~~ XDDDD dan jadilah ff ini!! bagi yang belum baca I am still a kids monggo dibaca dulu, soalnya kan ini agak nyambung ke sana, tapi kalo gak mau juga ga papa, pasrah mah eike, hahahahahahaha XD. The last, always remember DON’T BE SIDERS, DON’T BE PLAGIATOR, AND DON’T BASH ME!!

BACONYEOJACHINGU PRESENT

ENJOY IT

d>.<b HunHan d>.<b

“My twin~~~~ kau mau mengganti warna rambutmu? Lalu bagaimana denganku?” Luhan merengek, memandang Baekhyun dengan puppy eyes andalannya.

“Apa sih hyung. Kau juga harus mengganti warna rambutmu. Warna pelangi sepertiku lebih bagus.” Kali ini Sehun.

“Bagus darimana? Rambut seperti kemoceng itu kau bilang bagus?” mata bulat D.O melotot sinis tidak setuju dengan opini Sehun.

“Kami pergi dulu ya, dah!!” semua mata mengalihkan pandangan pada Baekhyun dan Chanyeol yang kini sudah saling berangkulan dan melenggang meninggalkan dorm.

“Ya!! Kalian jangan lama-lama. Hari ini kita masih punya banyak jadwal!” Suho berteriak dan hanya dijawab oleh lambaian jempol Chanyeol dari ambang pintu masuk dorm.

Selepas Suho menyelesaikan ucapannya, Luhan malah tertawa terbahak-bahak. Mulutnya terbuka lebar, kalian harus yakin, kalian bisa memasukkan kepalan tinju Kris ke sana.

“HAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHA!!! Kenapa aku baru sadar kalau rambut Sehunie itu seperti kemoceng? Iya benar! D.O benar! Warna kemoceng yang kami buat waktu sd memang warna-warni persis rambut Sehunie, hahahhahahahahhahahahahahahahha XD”

“Kemoceng dari tali plastik kan hyung Ahahahahahhahahahahahaha XDDD”  Kai dengan nistanya ikut tertawa sampai-sampai hidung peseknya kembang kempis, Kris tertawa sambil menyemburkan api (?), mata bulat D.O hilang entah kemana, dan Sehun? Magnae cadel s itu hanya menatap datar pada hyungdeul nya.

Saat Sehun melangkahkan kakinya pergi, tiba-tiba saja tawa para member EXO menghilang sekejap. Mulut lebar Luhan terkatup rapat, lubang hidung Kai berhenti kembang kempis, api dari mulut Kris berganti dengan asap knalpot, mata bulat D.O tiba-tiba sudah kembali ke tempat semula. Mereka memiliki pemikiran yang sama, “Apa yang barusan tidak lucu?”

Mereka mengerjap lalu saling menatap heran. Detik berikutnya mereka mengangkat bahu masing-masing acuh lalu bubar dari TKP.

d>.<b HunHan d>.<b

                Suasana dorm EXO sedang dilanda keheningan. Pasalnya mereka baru saja pulang setelah seharian bekerja dari satu stasiun tv ke stasiun tv lainnya hingga kini sebagian besar dari member EXO lebih memilih beristirahat di kamar masing-masing.

Di ruang tv dorm EXO, hanya tersisa BaekYeol, Chen, Kai, Luhan, dan D.O.  BaekYeol asyik bermesraan melahap es krim rasa pisang kesukaan Chanyeol. Sejak insiden itu, Baekhyun dan Chanyeol sepakat untuk membeli es krim rasa pisang, padahal sebelumnya Baekhyun hanya mau makan es krim rasa strawberry. Yah begitu lah anehnya hubungan BaekYeol.

Chen asyik melantunkan lagu Baby don’t cry dengan suara cemprengnya yang melengking kemana-mana. Kai sibuk mengotak-ngatik channel tv, Luhan sedang berheboh ria dengan fan art HunHan yang begitu mengerikan menurutnya, dan D.O sendiri lebih memilih tidur di sofa

dengan menutup wajahnya, sekalian menutup telinga menghindari polusi suara yang disebabkan oleh Chen.

Di tengah damainya ruangan itu, tiba-tiba seorang namja tampan berwajah sok cool keluar dari kamarnya. Baekhyun menoleh, “Eoh, Sehun-a, kau mau es krim?” sejak tadi Baekhyun sama sekali tidak menawarkan es krim nya pada siapa pun, dan kali ini ia menawari Sehun? Ada apa dengan Baekhyun?

“Lambut kemoceng nggak thuka makan eth klim.” Cadelnya kambuh bahkan sekarang bertambah dengan cadel r. Baekhyun hanya memandangnya cengo. “Apa yang dikatakannya? Ada yang bisa menerjemahkan untukku?” Baekhyun memandang satu persatu member EXO yang saat itu berada di TKP, dan semua orang hanya menatapnya datar, seolah tidak tertarik bahkan sekedar untuk menjawab ucapan Baekhyun.

“Sehunie coba lihat Fan-art hunhan ini lucu sekali, kkkkkkkk~~~” Luhan mengisyaratkan Sehun agar mendekat ke arahnya namun dengan pandangan yang masih fokus ke layar I-Pad nya.

“Fan alt? lambut kemoceng tidak tau apa itu fan alt..” Sehunie tidak menatap Luhan yang mendadak mendongak menatap Sehun  mendengar ucapannya itu. Walaupun cadel, Luhan mengerti dengan jelas apa yang dikatakan namja itu, karena bisa dibilang dia sudah terbiasa dengan bahasa cadel Sehun.

Mengabaikan Luhan yang masih menatapnya, sehun berjalan ke arah dapur, mengobrak-abrik isi kulkas dan mengambil sembarangan susu strawberry kotak yang ada di dalamnya. Baekhyun sang pemilik yang menyaksikan-yang kebetulan saat itu duduknya menghadap dapur hingga dapat melihat dengan jelas kegiatan Sehun di sana-dibuat terbelalak saat melihat susunya ditenggak tanpa permisi oleh si magnae.

“CADEL!!! ITU SUSUKU!!!” pekik Baekhyun yang langsung saja dihadiahi door prize berupa bantal terbang dari D.O eomma yang kebetulan sedang dilanda virus galau akibat Suho yang kini merebut posisinya sebagai eomma EXO.

“HUWAAAAAAA….. CHANNIE… SI CADEL MEMINUM SUSUKU.. EOTTEOKKHAE??? HUWAAAAAA..” Baekhyun merengek berguling-guling di lantai. Chanyeol yang melihat soulmate nya itu dalam keadaan yang mengkhawatirkan segera mendekat membujuk Baekhyun sebisanya. Bahkan ia memarahi Sehun karena dia membuat Baekhyun menangis.

“Hei Oh sehun kenapa kau meminum susu Baekkiku? Dasar! Ayo sekarang minta maaf.”

“Pelit thekali kau hyung! Thuthunya juga mathih ada. Lagipula, lambut kemoceng kan tidak pelnah minum thuthu.” Chanyeol memandang Sehun dengan ekspresi siap menangis. Pasalnya dia sama sekali tidak mengerti maksud perkataan Sehun. Thuthu? Apa lagi itu thuthu? Tampaknya Chanyeol harus membeli kamus bahasa cadel setelah ini.

“Sudah Baekki jangan nangis lagi, nanti bagaimana kalau Channie belikan susu yang lebih besar.”

Tangis Baekhyun sedikit mereda mendengar bujukan Chanyeol, “Sebesar apa?” tanyanya dengan bibir yang mengerucut lucu.

“sebesarrrrr iniii” Chanyeol membentuk persegi yang amat besar dengan kedua tangannya membuat Baekhyun segera terduduk dengan wajah yang sudah kembali cerah.

“Jeongmal?” Chanyeol mengangguk mmebuat Baekhyun bertepuk tangan girang berkali-kali.

“Oh iya, dari tadi aku mendengar Sehun terus mengatakan rambut kemoceng, siapa yang dimaksudnya?” kali ini Chen sudah berhenti melengkingkan suaranya. Ia beralih mengajukan sebuah pertanyaan pada siapa saja yang mau menjawab.

“Memangnya hyung tidak lihat thiapa yang lambutnya thepelti kemoceng?” Selesai dengan ucapannya Sehun masuk ke dalam kamar, membanting pintu kamar kuat.

Chen melongo heran. Sedetik kemudian dia malah terbahak-bahak sambil memegangi perut kecilnya. Dia berguling-guling di lantai saat menyadari siapa rambut kemoceng yang dimaksud. Tangannya memukul-mukul lantai lebih heboh, lubang hidungnya terbuka dan tertutup dalam tempo yang cepat, mulutnya terbuak lebar, hampir saja ludahnya berhamburan di sudut bibirnya.

“Apa itu lucu Channie?” Baekhyun melirik Chanyeol dengan ekor matanya. Dan namja tinggi di sebelah Baekhyun itu pun hanya mengedikkan bahunya pertanda tidak tau. Baginya, tawa Chen sekarang ini kedengaran lebih mirip dengan ringkikan kuda kawin lari -_-

“Mungkin dia sedang mencoba untuk homoris hyung.” Ucap Kai dengan pandangan yang masih fokus pada televisi.

Di tengah perbincangan member EXO itu, Luhan termenung dengan pemikirannya. Apa Sehun marah karena Luhan telah menertawai rambutnya itu? Sejak tadi Sehun terus saja mengungkit-ungkit masalah rambut kemoceng, apa mungkin Sehun marah?

Masih berkutat dengan pikirannya, tiba-tiba Sehun keluar lagi dari kamarnya. Ia melemparkan sebotol air mineral yang langsung ditangkap Chen saat itu juga, “Minumlah, kalau hyung thudah lelah meneltawai thi lambut kemoceng.” Ucapnya lalu emnutup pintu lagi.

Chen melongo mendengar ucapan Sehun barusan. Tawanya yang meledak-ledak terhenti, mendadak kepalanya dipenuhi berbagai pertanyaan yang entah apa.

Luhan tersadar. Ia segera bangkit dari duduknya, berjalan menuju kamar, dan masuk ke dalam. Di sana, ia melihat Sehun sedang berbaring telungkup dengan kepala yang dilesakkan ke dalam bantal. “Sehunie~~~ kau sedang apa?” sapa Luhan bermaksud meramah-ramahkan diri.

“Maaf ya, thi lambut kemoceng tidak mau diganggu.” Ucapnya tanpa melihat ke arah Luhan. Ia kukuh memejamkan mata, tidur.

“Eoh Sehunie marah ya?”

“Nggak kok. Thi lambut kemoceng gak thuka malah-malah. Thi lambut kemoceng olangnya thabal, buktinya walaupun diejek hyungdeulnya dia tetap tidak malah pada hyungdeulnya.” Luhan mengulum bibirnya mati-matian menahan tawa. Menurutnya tingkah Sehun sekarang sungguh aneh. Apa masih ada tingkah seorang berumur hampir dua puluh begini?

“Eum, ya sudah, kalau begitu aku pergi sama Xiumin hyung dulu ya, dia mengajakku minum buble tea, hehe.” Luhan berjalan pelan, lalu melirik lagi ke arah Sehun untuk melihat reaksinya, namun nihil. Namja itu tetap dalam posisinya semula, tak bergeming sedikit pun. Luhan mempoutkan bibirnya sebal, bibirnya bergumam tidak jelas lalu menutup pintu. Minum buble tea dengan Xiumin? Semuanya bohong. -_-

d>.<b HunHan d>.<b

                Hari ini adalah hari kedua Sehun bersikap aneh. EXO baru saja sampai di dorm pukul sebelas malam setelah mengikuti semua jadwal yang begitu padat. Mereka tentu sangat kelelahan, tapi tidak dengan Luhan. Lelahnya ia kesampingkan, karena sekarang ia sedang fokus pada Sehun. Satu hari ini, yang ada di kepalanya hanya Sehun, Sehun, dan Sehun. Namja itu bersikap cuek padanya, namun saat ditanya apakah dia sedang marah atau kesal, dia selalu menidakkan.

Sehun selalu mengungkit-ngungkit kata ‘rambut kemoceng’ dalam setiap ucapannya, baik itu pada Luhan maupun pada member lain. Luhan mulai berpikir bahwa Sehun marah padanya karena dia menertawakan rambut Sehun saat D.O mengejeknya dengan sebutan rambut kemoceng.

Luhan duduk termenung di sofa ruang tengah dorm. Beberapa member sudah masuk ke kamar mereka masing-masing. “Kau kenapa  hyung??” Luhan mendongakkan kepalanya, menatap D.O yang tengah berdiri dengan nampan di tangannya.

“Ya, kebetulan sekali. Sini kau!” Luhan mengisyaratkan agar D.O mendekat, dan D.O pun yang tidak tahu menahu hanya meletakkan nampannya di meja lalu duduk tepat di samping Luhan.

Luhan memandang D.O penuh dengan pengintimidasian. Matanya disipitkan dengan ekor yang mendelik tajam membuat D.O kebingungan. Menurutnya, dia sama sekali tidak punya salah apa pun pada Luhan hingga dia sendiri merasa tidak layak mendapatkan tatapan tidak nyaman begitu dari Luhan.

“Kau tau, gara-gara kau Sehun marah padaku.”

Mata bulat D.O makin bulat mendengar tudingan Luhan terhadap dirinya. “Kenapa kau menyalahkanku?”

“Memangnya bukan kau yang menyebut Sehun rambut kemoceng?”

“Iya itu memang aku. Jadi kenapa dia marah padamu??”

“Karena ucapanmu, aku jadi menertawakannya babo!!”

“Itu masalahmu. Aku tidak menyuruhmu tertawa. Selamat malam tuan Xi.” D.O hanya mengangkat bahunya tidak peduli lalu bangkit dari duduknya. Sementara Luhan hanya menatapnya cengo.

Namun belum sempat D.O beranjak jauh dari tempatnya, Luhan segera ikut berdiri. Ia berdiri tepat di depan D.O hingga namja yang lebih pendek daripadanya itu menghentikan langkahnya. Dengan cepat Luhan merebut nampan di tangan D.O membuat namja bermata bulat itu menatapnya heran. “Aku tidak mau tau. Kau harus tanggung jawab!”

D.O memutar bola matanya bosan. Setelah posisinya sebagai eomma direbut Suho, belum lagi dia harus membersihkan dorm, memasak, dan meladeni setiap member yang merengek setiap waktu, dan sekarang Luhan malah meminta pertanggung jawaban atas apa yang tidak pernah D.O lakukan. apa D.O tidak bisa tenang barang sehari saja?

“Pokoknya eomma harus cari jalan keluar supaya Sehunie mau bicara lagi sama Hannie..” D.O menatap tidak percaya pada Luhan dengan puppy eyes yang menghiasi wajah imutnya. Bibirnya mengerucut, matanya berkaca-kaca membuat naluri keibuan D.O bangkit.

“Ya sudah, kita akan cari jalan keluarnya.” D.O tersenyum manis ke arah Luhan, sangat berbeda jauh dengan sikapnya di awal tadi.

Kedua mata Luhan membulat sempurna. Dia melompat-lompat riang lalu memeluk D.O erat. Sangat erat bahkan sampai-sampai D.O memukul kepalanya karena kehabisan nafas. Luhan tau, kalau D.O sudah turun tangan maka semuanya akan selesai. Dia percaya D.O. Dia yakin D.O bisa mengubah semuanya seperti semula.

“Sekarang bangunkan semua penghuni dorm kecuali Sehun.” Perintah D.O yang hanya diangguki semangat oleh Luhan. Dia bergegas masuk dari kamar satu ke kamar lainnya untuk melaksanakan perintah D.O tadi.

d>.<b HunHan d>.<b

                Hari masih sangat pagi. Bahkan matahari belum muncul di peraduannya. Jam yang tertempel di dinding baru saja menunjukkan angka 4.30 KST, namun member EXO sudah berbuat rusuh di dorm mereka. Semuanya dipaksa bangun oleh D.O dan Luhan hanya untuk melaksanakan rencana bodoh mereka. Kris-salah satu member yang paling sulit bangun-terus menguap sambil tidur bersandar di pundak setiap orang yang berdiri di sampingnya. Alhasil, semua member menjauh dari Kris, selain karena kepalanya yang berat, juga semua member EXO menghindari salivanya yang meleleh dari sudut bibir Kris. Catat, walaupun dia tampan, tapi tentu salivanya juga bau dan menjijikkan.

Chanyeol terus menguap karena semalam dia sama sekali tidak bisa tidur. Baekhyun memasang pemanas dengan suhu maksimal di kamar mereka. Bahkan dia sudah melepas kaos nya, namun sama sekali tidak mempan.

D.O masih berkoar-koar di depan semua member EXO, namun tak ada satu pun diantara mereka yang tertarik untuk mendengarkan. Semuanya sibuk untuk mencuri-curi waktu memejamkan mata. Namun..

“Maka dari itu, aku ingin kita semua mengganti warna rambut seperti Sehun.”

“MWO????” semua mata yang ada di ruangan itu terbuka lebar. Bahkan Kris yang sudah hampir sampai di alam mimpinya, segera kembali secepat kilat. Mereka mulai mengumpat pelan, merutuki ucapan D.O barusan. Mereka memang tidak mendengar ucapan D.O sebelumnya, mereka juga tidak tau kenapa mereka harus mengganti warna rambut, namun tetap saja mereka tidak setuju kalau harus mengganti warna rambut seperti Sehun. Bukankah kemarin D.O mengatakan rambut sehun rambut kemoceng? Lalu kenapa sekarang malah menyuruh member EXO mengganti rambut menjadi seperti itu?

“Yang benar saja! Bagaimana mungkin kau meminta kami mengganti rambut dengan warna tali plastik seperti itu.” Ucapan Chen diangguki semua member kecuali D.O dan Luhan.

“Makanya dengar dulu aku sampai selesai.” D.O menggertak giginya membuat bisikan-bisikan di antara para member terhenti.

d>.<b HunHan d>.<b

                Sehun menguap berkali-kali. Ia berjalan keluar kamar dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka. Ia menggaruk rambut warna-warninya hingga makin berantakan. Dorm terasa sepi. Sehun menghentikan langkahnya sebentar, berusaha mengumpulkan kesadaran di depan pintu kamarnya.

Ia menguap lagi, dan kali ini ia mengikuti instingnya untuk berjalan menuju dapur. Perutnya sudah menggelar konser tunggal di dalam perut mungil Sehun, lapar dan dahaga membuatnya berinisiatif untuk segera menuju meja makan.

“Kau yakin kan warnanya akan hilang?” Sehun menghentikan langkahnya saat tak sengaja mendengar sebuah suara yang berasal dari dapur. Ia yakin itu adalah suara magnae EXO M, Tao.

“Tenang saja, kalau terkena air warnanya pasti hilang.” Kali ini suara D.O.

“Ayo, semuanya cepat ke meja makan.”

Sehun mengambil langkah mundur saat mendengar suara Suho. Sehun terus mundur sampai tubuhnya benar-benar tersembunyi di balik dinding yang membatasi ruang makan dan ruang tengah. Sehun diam sejenak di tempatnya, otaknya memproses kalimat-kalimat yang baru saja dia dengar. Selanjutnya, ia melongokan kepala ke ruang makan dan seketika itu juga mata sipitnya melebar sempurna. Semua hyungnya berambut warna-warni sekarang. Ada apa ini?

Sehun menegakkan tubuhnya seperti semula. Detik berikutnya, Sehun mengambil langkah maju masuk kembali ke ruang makan. Ia memasang ekspresi biasa seolah-olah dia tidak mendengar apa pun tadi.

“Pagi Sehun!!!” semua hyungnya menyapa Sehun bersamaan, mereka memasang wajah seimut mungkin seperti instruksi D.O. Bahkan Kris berhasil mngekspresikan wajah imut setelah berlatih mati-matian tadi.

Sehun diam. Hanya berdehem pelan sebagai balasan dari hyungdeulnya lalu mengambil posisi duduk di tempat yang kosong. Di samping kirinya ada Kai dan di samping kanannya ada Suho. Sehun tidak mempedulikan tatapan semua orang yang tertuju padanya. Ia menyumpit lauk ke mangkuknya lalu memulai sarapannya dalam keheningan.

Hyungdeulnya masih menatap Sehun yang mulai memasukkan suapan demi suapan nasi ke dalam mulutnya. Semua berlangsung dalam keheningan sebelum  Kai memutuskan untuk buka suara lebih dulu. “Hei kau tidak bisa lihat kami mengganti warna rambut kami?”

Sehun mendongak sejenak. Melihat kepala Kai datar lalu kembali berkutat pada makanannya. “Memangnya aku tidak punya mata?”

Kai mencibir kesal ke arah Sehun. Kai mulai menikmati sarapannya diikuti oleh member lain, namun Luhan kembali bersuara hingga perhatian member lain tersita lagi.

“Ya, Oh Sehun. Ternyata rambut warna warni begini tidak terlalu buruk. Aku terlihat tampan dengan gaya rambut ini.” Sehun menatapnya masih datar lalu berujar, “Baru tau ya?”

Chanyeol menundukkan kepalanya dalam. Pasalnya, Chanyeol sangat mudah tertawa hanya karena hal-hal kecil termasuk kejadian barusan. Dia menahan tawa hingga bahunya bergetar. Namun dengan cepat, Baekhyun segera mendaratkan sendok makan ke kepala pelangi Chanyeol hingga namja jangkung itu mengaduh kesakitan.

“Apa kau masih marah pada kami? Apa hatimu begitu sakit saat dikatai rambut kemoceng? Sesakit itukah?” D.O menatap lekat ke arah Sehun, sementara orang yang dimaksudnya hanya menatap datar ke arahnya.

“Sudahlah Sehun-a. Maafkan kami ya? Toh, sekarang kau sudah bisa lihat sendiri, si rambut kemoceng bukan hanya kau. Kami semua juga rambut kemoceng, jadi jangan marah lagi ya?” Suho merangkul pundak Sehun berusaha beramah tamah.

“Thebenalnya aku nggak malah lho hyung.”

“Mwo?”

“Aku juga akan maafin hyungdeul. Tapi..”

“Tapi apa..” hyungdeulnya berteriak bersamaan membuat Sehun terpaksa menutup telinganya. Ia mengambil segelas air putih yang ada di atas meja makan, lalu..

BYUURR..

Kai terpaksa menutup matanya saat Sehun menumpahkan segelas air itu ke kepalanya. Semua member EXO terlonjak kaget dengan perlakuan Sehun.

“Rasakan! Siapa suruh kau tertawa paling keras weeek!!” Sehun memeletkan lidahnya lalu bangkit dari kursi menghindari Kai yang nampaknya sedang murka.

“YAA!!! KEMARI KAU OH SEHUN!!” Kai berteriak heboh masih dengan matanya yang tertutup, bahkan sangat pedih karena sekarang pewarna rambutnya mengalir masuk ke mata. Luntur karena terkena air. “Aish, jinjja, mataku sakiiiitt” Kai merengek heboh membuat suasana panik seketika. D.O segera berlari mengambil handuk sementara member lain mengerubungi kai. Sang tersangka Sehun hanya berdiam di pintu dapur dengan tatapan puas.

“AWAS KAU OH SEHUUUNNN!!!” Kai masih berteriak heboh saat D.O mulai mengelap wajahnya dengan handuk basah.

“Aigo eotteokhae? Apa Kai akan mati?”

PLAK!!

Chanyeol meringis kesakitan saat kepalanya dihantam pukulan dari sembilan orang. Baekhyun yang melihat soulmate sejatinya teraniaya segera memicingkan mata pada semua member. “JANGAN SAKITI CHANNIE-KU!!!!!” Teriaknya heboh namun tak direspon oleh member lain. Mereka lebih sibuk mengurusi Kai yang berderai air mata.

“Dan kau Luhan hyung! Kalau kau tak mentlaktilku thekalang juga, aku tidak akan memaafkanmu.” Sehun berdiri sambil melipat tangan di dada.

Luhan membulatkan matanya tak percaya. “T..Tapi Kai..”

“Kau lebih memilih Kai?”

“Aniyo.” Luhan menggeleng cepat. “Mianhaeyo Kai. Aku pergi dulu.” Luhan segera menghambur ke arah Sehun.

“Kami pergi hyung!!!” Sehun merangkul pundak Luhan lalu menariknya paksa.

“YA!!!!! KALIAN CEPAT PULANG! KITA MASIH PUNYA BANYAK JADWAL!!” Seperti biasa ini suara Suho.

“Hyung, kurasa kau bisa menggantikan manager hyung!” ucap Tao malas lalu ikut meninggalkan dapur.

“Dasar leader tidak modal. Padahal kan itu kalimatnya kemarin pada kita.” Baekyeol menatap sinis ke arah Suho lalu pergi.

“YAAAAAAA!!!!”

END

Mian, saya lagi bad mood sumpah!!! Ini pasti jelek bgt deh ff nya. Maaf ya, maaf #bow.

Tapi seperti biasa, kalau uda terlanjur baca mbok ya dikomen toh, hehe. The last, sorry for typo. Saya gak mood buat baca ulang, hehe.

Title:  I Think I Will Very busy To Apologize

Cast: Oh Sehun

Jung Yoonhee

Subcast: Kris, Kai, SEhun and Yoonhee’s mom

Genre: Comedy, Romance,

Rating :G

Author’s note: Ok jika comedynya ngga kebawa sama sekali. FAnfic ini memang absurd sekali.

NO PLAGIAT! NO SIDERS!

Saya mohon komentar, kritik dan saran. Sorry for typo, saya malas ngedit

HARGAI KARYA ANAK BANGSA!!!

“Ahgassi bangun. Ireona. Palli ireona.”

“Aku masih ngantuk Lee ahjumma” katanya mengerang.

“Bangun ahgasshi. Nyonya menunggu anda dibawah” yeoja itu bangun keluar kamar dan dengan gontai menuruni tangga.

“Eomma ada apa?” tanyanya pada sang eomma sambil mengucek matanya. Di belokan tangga. Lalu ia membuka matanya. Mendapati sang emma dengan seorang ahjumma dan namja.

“Ah teman eomma? Kukira eomma sedang masak makanan yang sangat enak dan sudah jadi. Jadi eomma membangunkanku untuk makan bersama. Ternyata Cuma teman eomma ya. Ya sudah, aku tidur lagi ya?” tanya sang anak.

Namja yang sedang duduk memperhatikan yeoja yang turun itu. yeoja itu menggunakan baju piyama lengkap. Piyama lengan panjang yang cukup besar dibadannya dan celana panjang. Dengan memeluk guling bergambar karakter dalam komik naruto dengan latar berwarna biru. Yeoja itu membalikkan badannya untuk kembali kekamarnya.

Sehun POV

“Kau mau kemana Yoonie? Ia teman eomma dan anaknya yang ingin di jodohkan denganmu” kata Jung eommonim. Membuat Yoonhee menuruni tangga cepat dan menghampiri sang eomma.

“Dijodohkan? Eomma aku tak hidup dijaman Joseon tahu! Lagipula umurku masih 21 tahun. Eomma eomma…………” rengek Yoonhee. Membuat kami yang berada disini tertawa.

“Maaf, anakku yang satu ini memang pemalas. Jam 9 pagi baru bangun tidur. Didepan tamupun ia masih menggunakan piama dan berantakan” kata Jung eommonim.

“Eomma, inikan weekend. Lagipula dari Senin sampai Sabtu aku belajar mati matian agar lulus dan diterima di unversitas Kingsford jurusan Business and Management” kata Yoonhee

“Kau mandi, dan pakai baju yang rapih, lalu kembali kesini. Lalu nanti kita akan makan” suruh eomma.

“Makan? Ok. 10 menit lagi aku kesini dengan pakaian rapih” kata yeoja itu sambil berlari menuju kamarnya.

Aku dan eomma sudah duduk diruang makan. Tak sampai 10 menit ia sudah turun kebawah. Dengan celana denim biru. Sweater tipis warna krem pastel. Rambut yang sebahu ia gerai. Hm.. seperti penyanyi Jepang. Ah iya, namanya YUI. YUI Yoshioka.

“Kau mau kemana?” tanya eomma.

“Taman. Wae?”  kata Yoonhee sambil duduk dikursinya.

“Sekarang masih pertemuan informalnya. Pertemuan formalnya besok sabtu”

“Nyonya Jung. Bagaimana kalau kita biarkan Sehun mengantar Yoonhee?” tanya eomma.

“Ide bagus! Itu dapat membuat mereka berdua dekat” Yoonhee hanya diam. Ia mengamati dirikuku yang duduk didepannya. Sepertinya ia sepertinya tak mengingatku.

Ia mengambil nasi, kimchi dan beef teriyaki. Lalu makan dengan lahap. Cepat cepat. Menanggalkan tata krama dalam makan. Ckck.. ia masih sama seperti dulu.

“Jangan makan cepat-cepat Yoonie. Nanti kau tersedak. Cepat cepat sekali sih”

“Aku ingin cepat sampai taman eomma” jawab Yoonhee polos dengan pipi yang menggelembung karena penuh dengan makanan. Jung eommonim berdecak kesal.

Ketika Yoonhee selesai. Ia bangkit.”Aku kekamar sebentar eomma” katanya sambil berlari menaiki tangga. Lalu kembali dengan tas yang cukup besar.

“Namamu Sehun kan? Hmm.. kkajja Sehun” katanya sambil menarikku yang baru saja bangkit.

“Kami pergi dahulu eomma, ahjumma, anyeong!” kata Yoonhee sambil menarikku keluar dari rumah.

“Hmm… sehun-ssi kau bawa kendaraan?”

“Ya, mobil itu” kataku sambil menunjuk mobilku.

“kkajja!” lalu aku menuntun yeoja itu masuk.

“Kita mau kemana?”

“Taman Jeongwon” katanya. Lalu aku menjalankan mobil menuju taman itu.

“Kau kupanggil apa ya? Ahjusshi atau oppa?” tanya Yoonhee polos.

“Ahjusshi? Apakah aku terlalu tua untuk umur 23?” decakku kesal.

“Oh. Oppa suka komik Naruto ngga?” katanya sambil mangut mangut.

“Naruto? Aku suka banget! Kalo kamu?” mata Yoonhee berubah menjadi berbinar binar.

“Aku juga suka! Jagoan oppa siapa?”

“Neji”

“Aku Neji, oppa copy-paste deh. Oppa yang lain aja”

“Aku neji. Oh Neji!” lalu ia diam. Sepertinya ia sedang mengingat sesuatu.

“Oh Neji? Kau Se oppa kan? Pengila Neji?”

“Iya. Kau baru ingat?”

“Iya. Dulu kau jelek banget sih -_-. Sekarang ganteng. Jadi pangling” sialan bocah ini….

“Sialan kau! Tak apa lah yang penting sekarang aku ganteng”

“Iya. Kalo di bandingin yang sekarang sama dulu. Tapi kalo dibandingin sama yang lain.. standar”

“Kau juga. Sekarang tak sepecicilan dulu”

“Iya tah? Nggak ah. Kata Jong oppa sama Seo eonnie, aku tambah pecicilan” jawabnya polos. Membuat Sehun berdecak kesal. Ternyata yeoja ini hanya berubah tubuh dan kepintaran saja. Kelakuan masih polos kayak dulu -_-.

“Aish..” dengusku kesal.

“Hmm.. oppa… Oppa masih cedel S nggak kayak dulu?” tanyanya polos membuatku malu.

“Nggak dong! S. Sehun. Bisa kan?” banggaku.

“Oh.. kukira masih”

“Whateverlah. Hmm.. kkhajja turun. Kita sudah sampai” la dan aku turun. Lalu berjalan sampai di tengah keramaian taman. Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari tas yang ia bawa. Gitar. Ia menyetel gitarnya sampai terdengar enak. Lalu ia mulai menyanyikan sebuah lagu.

 

I’ll be kimi no koto

(Aku akan, aku)

Omoi dashite ita n da

(Mengingatmu)

Tabidachi wo kimeta n da ne

(Kau sudah memutuskan untuk keluar, kan?)

Together itsu datte ouen shiteru yo

(Bersama, aku akan selalu mendukungmu)

Beberapa pengunjung mulai mendekatinya. Masih sepi. Ia tersenyum manis.

Moshi kujike sou ni nattara nee

(Jika kau ingin menyerah)

Heya ni komotteru dake ja dame sa

(Kau tak boleh bersembunyi di dalam kamar, OK?)

 

Machi wo aruite

(Berjalan melewati jalan raya)

Kyou no you na

(Lalu kembali)

Kimochi torimodoshite Oh baby try

(Apa yang kau rasakan hari ini, oh baby try)

 

Nando datte “play you”

(Kau hanya “play you”)

Yaru shikanai n dakara

(Melakukan itu, setiap waktu)

I’ll be kimi iro ni

(Aku akan menjadi apapun yang kau butuhkan)

Nurikaete yukeba ii

(Apa kau telah menodai dirimu sendiri)

Mayou koto mo sorya aru kedo sa

(Akan ada waktu dimana kau tersesat, tapi)

Together itsu datte ouen shiteru yo

(Bersama, aku akan selalu mendukungmu)

Anak anak. Dan remaja, orang dewasa, keluarga dan yang lain mengerubunginya. Semakin banyak. Senyum Yoonhee mengembang semakin lebar. Dan semakin manis.

 

Moshi kodoku ni make sou nara nee

(Jika kau merasa kesepian)

Suki na uta wo kiite mite hoshii

(Cobalah dengarkan lagu kesukaanmu, ok?)

 

Hitogomi ni

(Walaupun)

Magireta tte

(Kau tersesat di keramaian)

Mitsukedasu kara Oh baby try

(Kau pasti akan menemukanku, oh baby try)

 

Egao tte “play you”

(Tersenyumlah, “play you”)

Chikara ni naru n dakara

(Memberimu kekuatan)

Ramai sekali. Banyak orang. Sampai sampai 2 baris didepan duduk. Agar yang dibelakang melihat. Senyum di bibir Yoonhee mengembang lebar sekalii!!!!. Manis sekali.

 

I’ll be kimi no koto

(Aku akan, aku)

Omoi dashite ita n da

(Mengingatmu)

Tabidachi wo kimeta n da ne

(Kau sudah memutuskan untuk keluar, kan?)

Together itsu datte ouen shiteru yo

(Bersama, aku akan selalu mendukungmu)

 

Itsuka dareka wo sotto

(Ketika kau terdiam)

Aishite yuku toki

(Jatuh cinta pada seseorang)

Mamoreru yuuki wo

(Keberanian untuk melindungi mereka)

Kimi no naka ni sodatete yuku n da

(Kau akan berkembang)

 

I’ll be sasai na shitsubou wo

(Aku akan ada, setiap waktu)

Kurikaesu tabi ni kitto

(Pengalamanmu sedikit mengecewakan)

Yasashisa ni fureaeru

(Kau pasti akan menemkan kebaikan)

Jinsei wa suteta mon ja nai rashii

(Hidup tidak seburuk itu)

 

I’ll be kimi iro ni

(Aku akan menjadi apapun yang kau butuhkan)

Nurikaete yukeba ii

(Apa kau telah menodai dirimu sendiri)

Mayou koto mo sorya aru kedo sa

(Akan ada waktu dimana kau tersesat, tapi)

Together itsu datte ouen shiteru yo

(Bersama, aku akan selalu mendukungmu)

(YUI- I’ll Be)

Tepuk tangan meriah ketika lagu itu selesai. Ketika para pengunjung mengeluarkan uang. Dan ketika hendak memberi..

“Tidak. Aku bernyanyi untuk menghibur bukan untuk uang. Jika orang yang mendengar lagu yang kunyayikan senang. Saya, penyanyi jalanan sangat senang. Dan uang itu……… lewat” katanya. Membuat semua orang disitu terpukau.

‘Bagaimana yeoja itu bisa tumbuh begitu bijaksana, baik, ramah. Dan terlalu…. idealis’

“Noona, noona” kata seorang anak menerobos menuju dirinya. Orang tuanya mengejar dibelakang. Kesulitan menerobos masuk. Lalu sang anak memegang pundak Yoonhee. Karena sendari tadi ia duduk bersila. Membuat ia terkaget.

“Hmm.. ada apa? Ingin noona nyanyika sebuah lagu? Nama kamu siapa?”

“Nama aku Joo In noona.. nyanyiin lagu untuk aku,hmm… sousa kanashimi wo yasashisa ni lagunya naluto, noona taukan?”

“Tentu saja.. noonakan suka banget sama naruto”

“Aku juga! Kau ingin seperti Naluto kalo udah gede noona!”

“jeosong-hamnida ahgassi” kata sang orang tua sambil membungkuk.

“Tidak apa, ahjussi, ahjumma, iyakan JooIn? JooIn duduk sini ok? Noona nyanyi lagunya ok?” lalu JooIn duduk disebelah Yoonhee.

sousa kanashimi wo yasashisa ni(Merasakan sebuah hati yang sedih)

jibun rashisa wo chikara ni(Tanpa sebuah kekuatan)

mayoinagarademo ii arukidashite(Tetapi bingung untuk melangkah yang lebih baik lagi)

mou ikkai mou ikkai

(Sekali lagi sekali lagi )

 

dareka no kitai ni zutto kotae(Ingin datang pada seseorangyang bisa menjawabnya)

homerarerunoga suki nano desuka?(Apakah seka akan sebuah pujian? )

naritai jibun wo surikaetemo(Berusaha ingin mengubah diri sendiri) 

egao wa itsudemo suteki desuka?

(Tetapi sampai kapan kamu menyukai wajah yang seperti ini?)

hajimaridake yume mite okiru(Ketika terbangun ini adalah hanya awal suatu mimpi)

sono saki nara itsuka

(Suatu hari itu akan menjadi yang terdepan)

jibun no ude de

(Dengan tangan sendiri)

 

Souda daiji na mono wa itsumo(Sampai kapan pun juga itu akan menjadi hal yang berharga)

katachi no nai mono dake(Hanya dari sesuatu hal yang tidak terbentuk)

te ni iretemo nakushitemo(Sesuatu yang sudah ku genggam tidak akan hilang)

kizukanumama

(akan kugenggam selamanya)

 

sousa kanashimi wo yasashisa ni(Merasakan sebuah hati yang sedih)

jibun rashisa wo chikara ni(Tanpa sebuah kekuatan)

mayoinagarademo ii arukidashite(Tetapi bingung untuk melangkah yang lebih baik lagi)

 

dakara daiji na mono wa itsumo

(Lalu jadikanlah hal itu menjadi hal yang penting dalam hidupmu)

katachi no nai mono dake(Hanya dari sesuatu hal yang tidak  terbentuk)

Te ni iretemo nakushitemo(Sesuatu yang kugenggam tidak akan hilang)

kizukanumama

(Dan akan ku genggam selamanya)

 

sousa kanashimi wo yasashisa ni(Merasakan sebuah hati yang sedih)

jibun rashisa wo chikara ni(Tanpa sebuah kekuatan)

kiminara kitto yareru shinjite ite(Aku pasti yakin dan percaya)

mou ikkai mou ikkai(Sekali lagi sekali lagi)

mou ikkai mou iikai?

(Sekali lagi sekali lagi)

“Ghamsahammida noona” JooIn berkata sambila membungkukkan badannya yang mungil. Telihat lucu sekali…

“Neomu kyopta!!!!” kata Yoonhee sambil mengacak rambut Joo In.

“Joo In.. ini lihat noona punya apa?” tanya Yoonhee. Lalu tangannya mengeluarkan sesuatu dalam tas gitarnya.

“Plestel naluto? Kyaa! Kyopta!!!! Gomawo noona” lalu Yoonhee memasukkan gitarnya kedalam tas.

“Noona pergi dulu? Kkajja Se oppa” katanya sambil menarik tanganku yang sendari tadi hanya melihatnya.

“Se oppa! Ayo kita naik sepeda”

“Aniya…” tolakku halus.

“Ayolah oppa….” manja Yoonhee sambil menggoyangkan tanganku dan beraegyo.

“Kau tahu aku phobia sepedakan?” tanyaku lirih. Membuat Yoonhee melonggarkan genggamannya.

“Mian oppa… ya sudah, ayo kita ke kedai es krim yang sering kita singgahi!” katanya ceria. Menutupi kekecewaan dan rasa bersalahnya.

“Masih ada? Padahal sudah jarang kita singgahi sejak kita lulus SMA”

“Tak juga, setelah kau pergi ke Amerika, aku suka kesini bersama 3 temanku, Duizang gege, Jong oppa dan Seo eonnie” katanya membuatku cemburu. Apakah yeoja ini tak menyadari perasaanku?

Dan akhirnya tiba ice cream chocho mint dan chocho hazelnut with cream didepan kami, ice cream kesukaan kami dan selalu kami pesan saat kami masih sering ke kedai ini.

“Bagaimana di Amerika oppa?”

“Biasa saja” jawabku datar sambil menyendokkan chocho hazelnut with cream masuk kedalam mulutku. Aku masih kesal dengan jawabannya tadi.

“Biasa? Ceritakan”

“Tak ada yang pantas untuk diceritakan” jawabku lagi. Yeoja itu menyendokkan Chocho cream kedalam mulutnya dengan kesal.

“Kalau dirimu?” tanyaku.

“Seru. Aku sering jalan jalan bersama Jong oppa, Duizang gege dan Seo eonnie”

“Ceritakan!”

“Terlalu banyak. Sudah aku malas menceritakannya”

“Kau marah?” Yoonhee menggeleng.

“Oppa yang marah” katanya sambil cemberut.

Author POV

“Eomma… siapa orang didepan eomma itu?”

“Kau tak ingat? Oh eommonim dan Sehun” dan yeoja itu langsung berlari kedepan namja itu

“Sehu oppa? Kau jahat. Kau ingkar janji. Dasar pembohong!” Sehun langsung terbuyar lamunannya.

“Mian, kan aku sudah bilang. Luhan hyung memintanya”

“Tapi kan aku yang memintanya duluan!” Yoeja itu membelakangi Sehun. Sehun menghela nafas berat dan meyakini sesuatu. sekarang ia akan sibuk minta maaf kepada yeoja didepannya. Dan sepertinya.. akan sangat sulit.

END

Title                    : I want to read too, Hyung!

Author : @kim_mus2

Main Casts : Oh Sehun

Other Cast : Suho, D.O a.k.a Kyungsoo, Luhan, Chen, Tao & Kai

Length : Oneshot

Genre : Brothership, Family, Comedy

Disclaimer : Semua cast adalah milik Tuhan dan orang tuanya tapi ide cerita ini murni 100%  milik dan hasil imajinasi author.

Author’s Talk : Annyeong readers… mian kalo ff ini gaje beuutt…ini mah Cuma menyalurkan keisengan author semata hohoho. By the way, anyway, busway#bahasa gaul jadul kkk#

Happy Reading aja deh ya chingudeul

(Author’s Side)

Di malam minggu yang panjang, dorm Exo diliputi kesunyian. Kemanakah mereka? Hey Guys! I can’t hear you!!! Mari kita coba intip ke dalam dorm yuu…

Tap…tap…tap… (efek suara langkah kaki Sehun)

“Hoaaammmm…sudah jam 12 malam rupanya? Apa hyungdeul sudah pada tidur ya?” gumam Sehun yang berjalan menuju kulkas untuk mengambil air minum sambil mengucek-ngucek matanya yang masih mengantuk. Sebenarnya Sehun bukan mengantuk karena kurang tidur, tapi justru karena tidurnya over dosis dari jam 12 siang sampai 12 malam. Bisa dibilang, hari ini Sehun jadi sleeping prince seharian. Lumayan lah, mumpung jadwal sedang kosong.

(Sehun’s Side)

Waah… D.O hyung sepertinya sedang asyik baca tuh di meja makan. Jailin ah…

“Hyung!!! Ikannya gosong tuh!!!”

“Eh sumpeh lu? Mana? Mana? Mana ikan gue yang gosong? Gue musti masak lagi, oh No!!!”

Iih Kyungsoo hyung parah banget, masa dibohongin gitu aja percaya sih? Masa iya, goreng ikan tengah malem begini? Emangnya mau dinner bareng drakula? Drakula juga ga makan ikan kaleee…aahh jadi ngawur nih. Oke deh, kalau Kyungsoo hyung udah begini, gak ada jalan lain.

“Hyung! Coba liat aku!”

“Mworagoo?”

“Senyum Hello Kitty!!! ^O^” terpaksa ku pasang wajah terimutku demi kau hyung.

“Aigooo….jeongmal kyeopta Sehuniee…”

Heuuu…. kalau udah acting hello kitty aja, sembuh deh otaknya. Ngomong-ngomong, Kyungsoo hyung baca buku apaan sih tadi?

“Hyung! Itu buku apa? Mau liat dong, ya..ya..ya..” pintaku sambil memasang wajah hello kitty lagi.

“Aaah…buku ini ya? ini buku kumpulan resep Chef Farah Quinn yang seksi itu loh…masa gak tahu sih? Gak gaul ah elu mah! Makanya, baca dong biar gaul kayak gue!”

“Ooohh…masakan lagi toh?  Males ah, yang kayak gitu mah ga gaul hyung! Aku mau ke kamar lagi yoo.”

“Yaa…ya…ya… Sehunie jebal dorawa! Aku kan belum menjelaskan detail resep-resepnya!”

Ah Kyungsoo hyung omongannya masakan mulu, ga asik. Biarin aja lah, dia mau ngomel-ngomel ke, mau bakar dapur ke, ga peduli deh. Yang penting aku bisa tidur lagi.

Tap…tap…tap…

Eh stop dulu deh, jangan ke kamar dulu, takut ah Suho hyungnya belum masuk kamar. Kayanya Suho hyung juga lagi baca buku deh. Samperin aahh…

“Hyung! Lagi baca apa?” tanyaku antusias.

“Aah Sehunniee… kau sudah bangun? Ini loh saeng… aku sedang asyik baca buku-buku public speaking gitu, kan aku musti banyak ngomong yang keren-keren kalo diwawancara.”

“Eoh…Arasseo…arasseo…daebak hyung! Daebak! Lanjutkan deh ya bacanya.” Ujarku sambil manggut-manggut dan ngacungin dua jempol

“Loh…mau kemana lagi? Mendingan kita baca bareng hunnie…”

“Males ah hyung, aku mau tidur saja ya…”

Tap…tap…tap…

Waah kamar Luhan Hyung lampunya masih nyala. Pintunya juga kebuka sedikit. Ngintip dikit ah… Loh, ko Kai, Tao Hyung, sama Chen hyung ada di dalam juga? Sedang baca buku apa sih mereka? Jadi penasaran nih, semua orang pada baca buku, aku juga mau ikutan dong.

(Author’s Side)

“Luhan hyung demen yang kaya gimana?” tanya Chen.

“Yang gede dong hahaha. Nih yang ini nih, elu Chen?”

“Yang biasa aja ah, yang gede kaya gini tuh biayanya mahal hyung.” Jelas chen sambil masang muka sok tahu dan Luhan pun memperhatikan penjelasan dongsaengnya itu dengan seksama. Sementara Tao dan Kai hanya memperhatikan percakapan kedua hyungnya itu.

“Nih hyung biar aku kasih tahu ya, yang mahal tuh yang item.” Ujar Kai sambil mengambil alih buku yang dipegang Luhan dan Chen.

“Ah masa sih Kai? Yang putih lebih eksotis menurutku” sanggah Tao.

“Coba lihat ini, teksturnya bagus, pasti lembut banget, terus enak dijadiin temen bobo.” Lanjut Tao mencoba meyakinkan.

Ceklek…

“Hyungdeul…kalian lagi baca apaan sih? Ko aku gak diajak-ajak? Sebel ih!” protes Sehun sambil manyun-manyunin bibirnya yang kecil, merah, dan selalu lembab itu.

“Anak dibawah umur ga boleh baca Sehunniee.” Jawab Luhan dengan santai.

“Lah? Emangnya baca apaan sih hyung? Aku kan udah gede, jangan pelit gitu dong hyung!” rengek Sehun.

“Isi buku ini ga cocok buatmu Hun, mendingan kamu main Hello Kitty aja sama Kyungsoo.” Chen menimpali dengan santai sambil terus membuka halaman buku itu.

“Bener tuh Hun! Belum saatnya kamu baca yang kayak ginian.” Jelas Tao dengan mantap.

“Terus, kenapa Kai boleh ikutan nimbrung? Dia kan seumuran sama aku hyung!” lagi-lagi Sehun protes.

“Hehehe… aku kan memang sudah lama suka sama yang beginian Hun” Jawab Kai sambil nyengir-nyengir kayak kuda.

“Aaarrgghhh….molla…molla…hyungdeul pada ga asyik! Masa aku aja yang ga boleh baca? Salahku apa huh?!”

Buuugg!!!

Sehun menutup pintu kamar Luhan dengan kasar.

Tanpa memperdulikan Sehun yang marah besar, Luhan, Chen, Kai dan Tao kembali melanjutkan percakapan mereka.

“Jadi mau yang mana hyung?” Tanya Kai pada hyungdeulnya.

“Aku mau yang putih dan gede.” Jawab Luhan mantap.

“Kalau aku yang putih juga tapi ukuran tubuhnya yang sedeng aja, jangan kegedean atau kekecilan.” Papar Chen dengan detail.

“Aku mau yang kaya Luhan hyung aja Kai, putih dan gede. Uwooowww… pasti asyik banget diajak maen.” Jawab Tao dengan mata yang berbinar-binar.

“Okey deh hyungdeul! Aku mau yang item aja biar exotic gitu hehehe.“ Ujar Kai girang karena hyungnya pada suka yang putih.

“Ngomong-ngomong lokasi petshopnya dimana sih Chen?” Tanya Luhan masih bingung.

“Ya ampyun deh hyung! Masa gak tahu sih? Tempat jual kucing anggora terlaris dan berkualitas tinggi tuh ya di petshop seberang apartemen kita.” Jelas Chen.

“Oooohhhh….” Kai, Luhan, dan Tao membunyikan suara yang sama dengan serempak.

“Jadi, kalian ga pada tahu? Ya ampuuun!” keluh Chen sambil menepuk dahinya.

Di ruang tengah dorm Exo

Sehun yang marah besar karena hyungdeulnya tidak mengijinkannya membaca buku, terus saja manyun sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai saking kesalnya. Suho yang melihat kelakuan maknaenya itu merasa risih dan akhirnya mendapat sebuah ide untuk meredam amarah sang maknae.

“Sehunniee… kau kenapa? Aku punya buku bagus loh buatmu. Mau baca?” tawar Suho.

“Jinjjayo hyung? Mau…mau…mau…! Hyung baik deh, ga kayak Luhan hyung, Chen hyung, Tao hyung sama Kai, pelit banget! Sebel!” si maknae malah curhat colongan.

“Jeng…jeng…jeng… ini dia bukunya!” ujar Suho sambil memamerkan barisan gigi putihnya.

“Wow! Covernya bagus hyung! Judulnya, Handsome Alien from Exo Planet. Keren hyung, keren! Aku suka buku-buku kayak gini. Apalagi tokohnya handsome, kan kayak aku banget hahaha. Saranghaeyo hyung!” Sehun terus mengoceh saking senangnya mendapat sebuah buku.

Akhirnya Sehun membaca buku dengan riang. Tapi, saat Sehun sampai pada halaman tengah buku…

“Suho hyung! Buku catatan apa ini? Ko bisa nyelip di tengah-tengah buku ‘Handsome Alien’ ini?” tanya Sehun polos.

“Buku apa? Seingatku, aku gak pernah nulis-nulis note gitu. Coba bacakan tulisannya Hun!” Jawab Suho dengan santai.

“Disini ditulis, Teknik-Teknik Jitu Meningkatkan Keperkasaan by Suho” Sehun membacanya dengan datar karena tak bisa mencerna makna dari tulisan itu.

“Mwo? Mwo? Coba ulangi lagi itu buku apa Hun?” tanya D.O yang entah sejak kapan berada di ruangan itu.

“Andwaee Sehunie!!! Andwaee!!! Jangan dibaca! Serahkan buku itu padaku! Kamu juga Kyungsoo, pokonya kalian gak boleh baca!”  Suho langsung merebut buku keramatnya dari tangan Sehun dan berlari meninggalkan ruang tengah.

“Wae hyung?! Wae?!!!” Sehun dan Kyungsoo mengejar Suho untuk meminta penjelasan. Tapi sayangnya sang leader bergerak cepat ke dalam kamar dan mengunci pintunya.

“Hyung jahat! Aku juga mau baca….whuuaaaa….oaaakkkk…oaakkkkk….hiks hiks….” Sehun menangis histeris dan membuat Kyungsoo kewalahan meredakan tangisannya itu, sampai akhirnya mereka berdua pun tertidur di depan kamar Suho.

THE END

Author             : Cho_Gina / @nanaghina

Cast                 :

- Byun Baekhyun

- Park Chanyeol

- Do Kyungsoo

- Another EXO member

Length             : Twoshoot

Genre              : Brothership

Rating              : General

Personal WP    : Yeogi!

Yeah this is my new fanfiction! hope all of you like it~ sorry for the short hehehe^^

don’t forget to RCL because it’s my oxygen kkkk~

~~Happy reading~~

Pagi itu dorm EXO terasa sepi. Padahal keduabelas alien itu lengkap berada di sarangnya. Entah apa yang terjadi.

Hal ini juga yang membuat sang eomma—D.O—dapat menyiapkan sarapan dengan tenang. Tetapi ia juga merasa heran. Pasalnya ia sudah terbiasa mendengar keributan-keributan kecil hingga keributan besar yang sulit untuk ditanggulangi. Entah itu diperbuat oleh para maknae asli maupun palsu (read : Baekhyun & Chanyeol).

“Dyo-ah, apa sudah selesai sandwich dan sosisnya?” ternyata mama EXO-M juga ada disana pemirsah!

“Ajik to, hyung.” (belum)

“Susunya juga belum. Oh kau sudah bangun. Duduklah, sebentar lagi selesai.” Lay yang sedang mengisi dua belas gelas dengan susu menghentikan aktivitasnya sejenak melihat seseorang datang.

D.O menoleh melihat orang yang Lay maksud. “Eoh, Baekki hyung. Sepertinya aroma makananku sangat harum. Padahal belum dibangunkan tapi hyung sudah bangun. Kekasihmu mana, hyung?”

Baekhyun menggeleng pelan menjawab D.O. Ia diam saja tidak menanggapi omongan D.O dengan panjang lebar dan heboh seperti biasanya.

Lay dan D.O saling pandang melihat Baekhyun yang murung.

“Hyung kenapa? Kalian sedang bertengkar?”

Baekhyun menggeleng.

“Si happy virus itu marah padamu?”

Baekhyun kembali menggeleng.

“Atau hyung yang marah padanya?”

Kali ini Baekhyun tidak menggeleng. Tetapi ia menatap D.O dan Lay dengan pandangan yang dapat diartikan sebagai aku-mohon-kalian-diam. Tidak tajam, tetapi cukup untuk membuat kedua namja di hadapannya kembali kepada aktivitas masing-masing.

Akhirnya D.O dan lay sudah menyelesaikan pekerjaan mereka. Lalu mereka berdua berhamburan pergi untuk membangunkan memberdeul.

Suasana sarapan di dorm EXO benar-benar tidak seperti biasanya. Baekhyun sama sekali tak berkutik. Dan Chanyeol pun sepertinya belum mengumpulkan seluruh nyawanya hingga ia terlihat sesekali hampir menjatuhkan kepalanya.

Bagaimana dengan member lain? Sepertinya mereka sama saja seperti Chanyeol. Atau memang orang-orang seperti Suho yang sangat menghargai makanannya.

“Apa ini perasaanku saja? Kenapa sepi sekali? Auwwh sungguh membosankan.” Kai tiba-tiba bersuara.

Tetapi sepertinya tidak ada yang berencana menanggapi perkataan si dansheen masheen EXO. #poorkai

Acara sarapan selesai dan kini mereka bergegas meninggalkan meja makan tanpa sedikitpun rasa bersalah. Kini hanya tersisa D.O, Suho, dan Baekhyun. Ya, karena memang kali ini adalah giliran D.O dan Suho untuk mencuci piring.

Lalu Baekhyun? Apa yang namja itu lakukan disana?

D.O bergegas mengambil 12 piring, 12 gelas, dan beberapa peralatan lainnya yang berserakan di meja untuk dicuci. Sungguh merepotkan! Tapi sepertinya jiwa eomma yang namja itu miliki sangat besar sehingga ia tidak suka mengeluh. Kecuali disaat moodnya sedang buruk atau karena terlalu lelah tentunya.

Baekhyun mengikuti D.O kearah wastafel sementara Suho membersihkan meja dan ruang makan yan kembali kotor-__-

“Eoh hyung! Sedang apa disini? Tidak menonton pororo bersama Chanyeol hyung menemani Sehunnie seperti biasanya?” D.O terkejut mendapati Baekhyun di sebelahnya.

Sungguh, namja ini terlalu banyak bicara. Pikir Baekhyun.

“Tidak. Sini biar kubantu.”

Mata D.O yang notabene sudah besar itu kini semakin membesar. Pasalnya ia pikir Baekhyun sangat aneh. Biasanya namja itu akan memberikan berbagai alasan agar tidak melakukan piket cuci piring, buang sampah, dll.

= = ^^ = =

“Byunbaek!!! Pororonya sudah mulai!! Kemarilah~” Chanyeol berteriak dengan suara bass nya.

Sementara di dapur

“Baekhyunnie, Chanyeol memanggilmu.” Ucap leader EXO-K tanpa menoleh kepada orang yang ia panggil namanya.

“Arayo, hyung.” Baekhyun masih membantu D.O dan pura-pura sibuk.

“Sudah hyung pergi saja. Ini memang tugasku hyung.”

“Shireo.” Baekhyun menjawab D.O dengan singkat dan nada sedikit manja tetapi menekan. Yang sontak membuat D.O yang semula akan bicara lagi, kini langsung bungkam.

= = ^^ = =

“Ah hyung! Sampai kapan hyung akan mengikutiku?? Apa hyung ingin ikut ke kamar mandi juga, eoh?” D.O heran. Sedari selesai mencuci piring hingga sekarang, Baekhyun mengekorinya kemanapun.

“Ya~ turunkan suaramu. Ani aku akan disini saja.” Baekhyun dengan santainya tiduran di kasur D.O.

“Geure.”

“Aaahh apa aku akan terus menjauhi Yeolli? Cih, tapi dia memang sangat menyebalkan!” Baekhyun menggerutu sambil menggulingkan tubuhnya kesana kemari.

D.O keluar dari kamar mandi lalu menghampiri hyungnya yang terkenal sangat heboh itu. “Hyung bisa cerita padaku kalau mau. Jangan memendamnya sendiri hyung. Karena akan menyiksamu.” D.O mencoba berkata bijak.

Sedangkan orang yang diajak bicara malah tidur membelakanginya.

D.O pun kini ikutan tiduran di sisi lain tempat tidurnya. “Hyung. . .”

Baekhyun pun akhirnya menoleh. “Eung.. D.O-ah, apa ra—“

CEKLEK BRAKK

“Byun—YA BYUNBAEK NEO MWOANEUNGGOYA?!?!”

TuBiCo

A/N :

chingudeul maaf ya buat yang nunggu FF ku yang Between The Boys~ chap 4 udah ada kok tapi belum sempet publish nya hehehe mian T.T doakan aku yang sibuk ini *apasiih*

Nah ini ff nya fluff jadi semoga enak dibaca yaaa^^ Thanks for all

Hope you guys enjoy and give me RCL

*Bow with Chanyeol*

Previous Part

D.O pun kini ikutan tiduran di sisi lain tempat tidurnya. “Hyung. . .”

Baekhyun pun akhirnya menoleh. “Eung.. D.O-ah, apa ra—“

CEKLEK BRAKK

“Byun—YA BYUNBAEK NEO MWOANEUNGGOYA?!?!”

◦○◦○◦○◦

“Yak yak yak! Apa yang kau lakukan eoh? Aku sedang tidak mau menonton acara itu. Keluar kau, Park Chanyeol!”D.O dan Baekhyun yang terkejut mendengar teriakan seseorang yang baru saja membuka pintu itu segera menoleh dengan wajah heran dan terkejut.

Mereka berdua yang semula sedang berbaring kini segera mendudukkan badannya di kasur.

“K-kau-kau sedang apa bersama Kyungsoo? Kenapa tidak mengajakku juga?” Chanyeol yang masih penasaran itu terus saja menatap D.O dan Baekhyun curiga.

“Kali ini bukan urusanmu! Sudah sana temani Sehunnie.” Baekhyun yang entah kenapa menjadi emosi. Chanyeol masih menatapnya heran. ‘Kenapa jadi Byunbaek yang marah?’ pikir Chanyeol.

“Tapi aku penasaran Byunbaek..”

“Ani ani ani. Cepat keluar. Ini urusan namja imut.” Baekhyun benar-benar malas melihat wajah Chanyeol yang masih membuatnya kesal itu. Kadang ia berpikir kalau sebenarnya hal yang membuatnya marah dengan Chanyeol itu bukanlah hal yang sangat penting, tetapi mungkin memang ia sedang sering merasa kelelahan maka emosinya jadi tidak stabil seperti wanita PMS-_-

Baekhyun berbalik menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan posisi telungkup. D.O yang merasa suasana di kamar ini menjadi canggung karena Baekhyun dan Chanyeol, ia pun member isyarat kepada Chanyeol untuk lebih baik segera keluar dari kamar.

Chanyeol merasa ada yang aneh dan mengotot tidak ingin keluar, tapi D.O memberi isyarat dan mencoba menjelaskan bahwa ia tak perlu khawatir. Ya, Chanyeol sangat menyayangi Baekhyun seperti kepada saudara-saudara EXO nya yang lain. Ia khawatir jika Baekhyun sedang memiliki masalah atau apapun itu yang disembunyikan darinya.

CEKLEK

‘Pintu tertutup kembali dan itu berarti Chanyeol sudah keluar.’ Pikir Baekhyun

“Apa ia benar-benar sudah keluar?” Baekhyun dengan suara yang tidak begitu jelas karena ia masih menyembunyikan wajahnya di bantal.

“Eo-eo, hyung.” Suara D.O terdengar agak kaku.

Lalu namja bermata sipit itu menolehkan wajahnya ke kiri—ke arah D.O. “Aku masih kesal dengannya.”

“Eo hyung.” D.O bingung harus menjawab apa. Sepertinya sesi curhat Baekhyun akan segera dimulai.

“Aku memang lelah menjaga jarak dengannya. Sikapku juga memang seperti anak kecil. Tapi, kau lihat kan? Bahkan si tiang itu tidak menyadari apapun. Dia memang tidak peka. Aku jadi terlihat seperti pihak antagonis yang disakiti.”

“Hyung, memang sebenarnya ada apa? Cerita padaku~” d.o mengeluarkan suara manjanya lalu ikut berbaring dengan posisi menghadap baekhyun.

“Anyia.. geunyang.. amugeotdo eopseosso.” (tidak..hanya..tidak ada apa-apa) Baekhyun menggelengkan wajahnya perlahan.

“Amugeotdo mwoga (apanya yang tidak apa-apa)? Ya sudah kalau begitu kehadiranku tidak berguna disini. Aku tidak dapat meringankan bebanmu, hyung.” D.o mencoba bangun berpura-pura ngambek dan memutar matanya berlagak kesal.

Baekhyun menarik tangan d.o sehingga namja itu kembali terjatuh ke kasur. “Aigoo aigoo akting ngambekmu sangat buruk Kyungsoo-ya.”

“Ayo hyung..” Kyungsoo kembali merengek. Sepertinya sangat aneh untuk ditunjukkan oleh seorang Kyungsoo yang selalu terkesan cool dan pendiam. Namun sesungguhnya tidak. Ia juga termasuk orang yang dekat dengan namja seberisik Bacon.

“Haha aku malu menceritakannya padamu Kyungsoo. Ini sungguh hal yang sangat tidak penting.”

d.o tidak menjawab. Tetapi matanya menatap baekhyun menuntut penjelasan. Tidak, bukan dengan sorot mata yang tajam.

“Geure geure.. kau ingat saat kita di Shim Shim Ta Pa? Lalu Tao bilang kalau ada yang rambutnya bau dibanding Kai yang memakai rambut sambungan. Apa kau tahu, Kyungsoo-ah? Sejak saat itu Yeolli selalu mengataiku sambil tertawa-tawa kalau rambutku bau.”

d.o lagi-lagi diam. Ia ingin menjadi pendengar yang baik dan mendengarkan semua unek-unek Baekhyun hingga selesai baru memberi saran.

“Mungkin karena faktor jadwal padat yang membuatku mudah lelah sehingga emosiku menjadi tidak stabil, aku jadi kesal setiap saat ia membuat lelucon konyol itu. Akh! Aku memang payah, bukan?”

“Anyi. Kau tidak payah, Byunbaek. Si tiang ini yang payah. Maafkan tiang ini, Byunbaek.” Tiba-tiba seseorang yang Baekhyun sebut sebagai tiang itu muncul di hadapannya. Ia bukan lagi terkejut. Tetapi, sangat sangat terkejut.

Kalau begitu dari tadi namja itu mendengar percakapannya dengan Kyungsoo? Ya, tentu saja. Kyungsoo yang kepalang bingung hanya diam saat Baekhyun menatapnya tajam dan terkejut. Ia melakukan ini bukan karena membela salah satu, tapi ia tidak ingin kedua hyung nya yang sudah seperti saudara itu saling mendiamkan lama-lama. Walaupun sebenernya hanya Baekhyun yang mendiamkan Chanyeol, dan tidak sebaliknya.

“Maaf aku mendengar semua perkataanmu..” Chanyeol dengan waut wajah aneh berjalan mendekat ke ranjang d.o.

“Baguslah! Aku sudah bosan. Susah untuk mendiamkanmu, Yeolli-ah.” Baekhyun berbicara masih dengan tampang garangnya.

“Mian, Byunbaek-ah. Aku tidak mengerti kenapa kau mendiamkanku sejak saat itu. aku pikir kau hanya sedang lelah. Ternyata itu kesalahanku.” Chanyeol semakin mendekat dengan posisi Baekhyun sekarang.

“Eo! Itu salahmu Park Dobi!”

“Yaa~ kekasihku jangan marah.” Chanyeol menoel pipi Baekhyun karena namja imut itu membuang mukanya ke samping.

“Cih mwoya.”

“Sepertinya aku akan benar-benar kering lalu tertiup angin dan menghilang begitu saja dari sini.” Seorang namja bermata belo berkomentar dengan suara yang terdengar lebih ke mendesis.

Kedua namja yang lebih tua itu cepat menoleh kea rah sumber suara lalu mereka tertawa keras. Tertawa karena ucapan Kyungsoo, karena baru sadar dengan apa yang mereka lakukan sedari tadi. Lalu Kyungsoo ikut tertawa. Mereka tertawa dengan sikap mereka sendiri yang terkadang memang seperti anak-anak.

“Kyaaa aku sangat menyayangi kalian.” Baekhyun bergeser dari posisi duduknya lalu menarik kepala d.o ke pelukannya dan juga merangkul Chanyeol. Mereka bertiga berpelukan dengan posisi aneh namun sepertinya pelukan itu membuatnya menjadi nyaman.

Kai yang kebetulan akan mengambil bajunya dan masuk ke kamarnya dan d.o terkejut melihat ada tiga orang yang berpelukan.

“KYAAA HYUNG IKUT PELUK!!” Kai berteriak sangat menggelegar sehingga mengundang rasa penasaran makhluk planet EXO lainnya yang berada di luar kamar KaiSoo.

“KYAA!!”

“OH DONGSAENGDEUL!!”

“IKUU~T”

“YEHEEYY!!

Para alien tampan itu berdatangan dan ikut berpelukan sehingga menjadi gundukan yang sangat besar. Yang paling kasihan adalah dua namja mungil yang berada di posisi paling bawah. Kyungsoo dan Baekhyun. Semoga tulang mereka baik-baik saja.

◦○◦  End ◦○◦

Leave your RCL, because they’re my oxygen!SIDERS OUT!

APPRECIATE OUR WORK!

 

Chit chat :

Maaf yaa ini geje banget. Bagian 2 yang aslinya ilang entah kehapus atau gimana. Dan jadinya gini. Aku ga mau readerdeul kecewa kalo ga dilanjutin. Tapi jujur aku udah ga dapet feel nya. Jadi aku harap kalian suka dan memberikan komentar kalian yang sangat aku nantikan.Sekali lagi Makasih dan maaf. Mohon pengertiannya ya T.T

Title : MOS Chap 1

Lenght : Chaptered

Rating : menurut readers apa?

Genre : Life, school, friendship, comedy (dipertanyakan)

Author : Zhyagaem06/Kim Haneul

Cast : Kai, Sehun, Tao, Kris, Suho, Luhan, Xiumin, Baekhyun, Chanyeol (EXO)Minho, Onew (SHINee)Kyuhyun, Donghae (SuJu)Yoona, Seohyun, Taeyeon, TiffanyKrystal, Sulli (F(x))Suzy (Miss-A)Hwayoung, Jiyeon (T-ara)

Discalimer : andaikan semua cast namja itu milikku#ngarep. Semua cast diatas milik orang tuanya dan agency masing-masing, tapi kalau jalan cerita milik saia.

A/N : Ini FF pertama saya, mian ya kalau jelek trus juga castnya bejibun^^. Oh ya FF ini juga saya kirim dibeberapa page lainnya kayak-à korea fanfic lover, fanfiction korea, sama readingkoreafanfic dan juga di Wp pribadi saya http://zhyagaem06.wordpress.com/, tapi kalau di wp saya dan page lainnya nama authornya Zhygaem06 sedangkan disini nama pena saya Kim Haneul. Saya juga sebenarnya udah ngirim FF tapi freelance yang judulnya Autumn In Love, tapi kayaknya gak bakal saya lanjut deh soalnya gak ada yang komen satupun T.T, dan sebagai gantinya saya buat FF ini

Jadi kalau ada yang nemu FF yang sama tapi beda blog langsung liat authornya yang pasti sama, kalau ada FF yang sama persis tapi authornya beda, dijamin itu Plagiat.. OKK.. selamat membaca(?)

Warning : Typo bertebaran

**

“Wah ada orang gila pagi-pagi”

“Gembel nyasar”

“Orang galau jalan pagi(?)”

“Eh, kampret berani ya lhu ngatain gue, mau gue gibeng?”

“Atau mau ngerasain wushu gue?”

“Atau pengen nyobain ramyun ketek gue(?)”

“Kabuuur” anak-anak kecil yang sedari tadi berkumpul dijalanan langsung lari terbirit saat ngeliat tiga orang yang mereka ejekin udah siap pengen nabok mereka dengan jurus masing-masing, yang pengen ngegibeng udah mengepalkan tangan sambil menatap mereka tajam, yang pengen ngewushu(?) udah siap dengan jurus panda terbang dan yang pengen ngasih mereka ramyun ketek(?) malah ngupil. Maka dari itu mereka langsung pda ngacir, kalau digibeng atau kena wushu sih gak apa-apa ini dikasih ramyun ketek? Apa banget coba.

“Sial gara-gara MOS kita disangkain orang gila”umpat yang pengen ngewushu yang ternyata bernama Tao

“Iya, bener-benr deh nhie MOS nyusahin udah disuruh dandan aneh gini, eh malah disuruh jalan kaki kesekolah hanya buat ngitung berapa langkah kaki kita sampai disekolah” lanjut Kai merhatiin penampilannya dan kedua temannya yang bener-bener ancur. Atasan pake baju kemeja, bawahannya celana training lah sepatunya sepatu pantopel, itu tuh sepatu yang sering dipake sama orang kantoran

“tambahan masa kita disuruh tulis hewan kesukaan kita sih, emang tuh si vampir cina(?) ngajak berantem” tambah Sehun, ia memperhatikan karton besar yang tergantung dilehernya yang bertuliskan nama hwan kesukaan, dia nulis hewan kesukaannya kupu-kupu#yangdiMAMA#plak, Tao nulis panda dan Kai nulis kodok? Apa bagusnya?

“Udahlah mending kita cepet-cepet, lho mau ntar kalau kita terlambat disuruh traktir si ‘bulet’”?” tanya Tao sambil komat kamit ngitung udah berapa langkah kakinya dia

“ENGGAAKK” teriak SeKai, mereka pun mengikuti Tao yang sudah berjalan didepan mereka, tapi kedua bocah (?) itu gak ngitungin karena mereka berangkat bareng Tao udah pasti jumlah langkah kaki mereka sama kayak Tao. Emang disini Tao Cuma dimanfaatkan sama kedua evil magnae itu#plakdigamparSeKai

**

Akhirnya setelah perjalanan panjang dan melelahkan-bagiTao- akhirnya ketiga namja kece itu sampai juga di sekolah baru mereka SM High School, pas mereka tiba digerbang mereka udah dicegat sama dua orang makhluk ganteng yang satu tinggi yang satu pendek, Chanyeol sama Baekhyun mereka merupakan panitia dan pengurus OSIS

“Wait beberapa minute” ucap Chanyeol dengan bahasa inggrisnya yang amburadul(?) sambil mamerin gigi putihnya yang bersilau karena terkena cahaya matahari itu(?)

Kai, Sehun sama Tao yang emang udah tahu kalau mereka dicegat buat ditanyai soal langkah kaki mereka kesekolah Cuma bisa pasrah denger perintahnya Chanyeol.

“Kalian kesini pasti jalan kaki kan?” tanya Baekhyun#namjachinguauthoryangunyunyanaujubilah#plakokelupakan

“Iya sunbae” jawab mereka bertiga hampir berbarengan

“Kalau begitu berapa langkah kaki kalian dari rumah sampai kesini”

“7656” jawa Tao langsung sambil pasang evil smile kedua sobatnya itu, Kai dan Sehun yang gak nyangka Tao bakal langsung jawab hanya bisa saling pandang

“Kalau lho berdua?” tanya Baekhyun

“Em kalau gue…” Kai mikir “7657” lanjut Kai sambil nyegir

“Masa? Cuma beda satu sama dia?” heran Bekhyun sambil nunjuk Tao

“Iya, abis tadi pas kita mau ke gerbang dia lompat niruin jurusnya kungfu panda kita kan jalan biasa sunbae” jawab Kai wataos, dia gak sadar kalau ada panda yang lagi melototin dia. Baekhyun sama Chanyeol Cuma manggut-manggut aja walaupun dalam hati mereka heran ngapain tuh anak pake niruin jurus kungfu panda?

“Kalau elhu?” tanya Chanyeol sama Sehun

“Ya sama kayak Kai, saya kan berangkatnya bareng mereka Cuma saya gak niruin jurus kungfu panda” jawab Sehun sambil lirik-lirik Tao yang mukanya keliatan kusut kayak baju belum disetrika, habis dari tadi dia mulu yang dijadiin sasaran alasan kedua sahabatnya

“Beneran nih?” tanya BaekYeol kurang yakin

“Bener sunbae”

“Yaudah lhu bertiga boleh masuk” ucap Chanyeol nyuruh mereka buat masuk, Kai Sehun dan Tao pun masuk ke dalam area SM High School samar-samar terdengar suara cekikika dari BaekYeol

‘Pantesan aja dia nulis hewan kesukaannya panda’

‘Iya jangan-jangan dia itu sebenarnya panda salah cetak trus terdampar deh disini kekekke’

Telinga Tao panas denger pergunjingan(?) antara kedua sunbaenya itu pun langsung melampiaskan kemarahannya sama Kai

PLEETTAK. Tao jitak kepala Kai dengan sangat sadis, tapi kenapa Cuma Kai? Ternyata Sehun yang udah tahu Tao bakal ngejitak(?) langsung kabur ninggalin Kai

**

“Siapa aja yang udah dateng?” tanya seorang namja berwajah tegas dan berambut pirang sama orang-orang yang ada di ruang OSIS, dari  tagnamenya dapat diketahui dia bernama Kris, si ketua OSIS SM High School

“seperti yang lhu liat ada gue Suho cowok cakep gak ketulungan, tuh si bantet, ada si ikan lohan, si kodok, ayam sama noh tiga macan, si virus sama baekteri lagi nyegat anak-anak baru, nanyain berapa jumlah langkah kaki mereka dari rumah kesini” jawab Suho watados#diakirakebunbinatangkaliyee-____-

“Woy enak aja lhu ngata-ngatain kita” ucap Xiumin kagak terima sambil menggembungkan pipinya yang kayak bakpao itu diikuti tatapan angker dari yang lainnya minus ayam dan Kodok#plak

“Yoona udah ada belum?” tanya Kris gak meduliin yang lain

“Belum dateng” jawab si ikan lohan#plakdigamparexotic# iya deh ganti maksudnya Luhan

“Ihh ngapain si lho nanyain si oon itu?” ucap Tiffany ketua dari tiga macan#-___- sebel

“Emang kenapa dia kan sekretaris OSIS” balas Kris heran

“Lagian kenapa juga harus dia yang jadi sekretarisnya dia kan oon banget” ucap Tiffany lagi

“Walaupun oon dia cantik banget, wajahnya imut senyumnya manis banget” ucap Kris sambil senyam-senyum sendiri bayangin wajah Yoona. Tiffany sebel setengah hidup sellau aja Kris dengan mudah bilang Yoona cantik, sedangkan dia? Gak pernah sekalipun Kris bilang dia cantik, padahal kata orang Tiffany itu kalau senyum cantik ada ‘eye semile’nya, tapi Kris waktu itu naya ‘Kenapa sih setiap kali lhu senyum mata lhu melengkung gitu kayak ketarik? Lhu punya penyakit langka ya?’#Kriskepomasaeyesmileajagaktahu-_____-pertanyaan itu berhasil buat Tiffany nangis semaleman, Taeyeon yang ada disamping Tiffany langsung nenangin Tiffany yang keliatan sebel banget sambil ngelus punggungnya#siapayangTaeNyshipperabadikanmomentini

Tiba tiba pintuterbuka dan tampaklah seorang cewek cakep yang nyegir kearah mereka

“Gue telat ya?” tanyanya polos

“Engg…”

“Iya lhu tuh gimana sih?? Sekretaris OSIS tapi datengnya telat” omela Tiffany begitu tahu siapa yang dateng , siapa lagi kalau bukan Yoona cewek yang jadi pembicaraan dari tadi plus cewek yang ditaksir sama Kris

Kris langsung natao Tiffany tajam, gak terima Tiffany ngebentak Yoona dan gak terima Tiffany motong ucapannya dia, secara dia itukan ketua OSIS yang ganteng, cool, berwibawa masa mau bicara langsung diintrupsi gitu apa kata dunia?#iklanlewat____

Tiffany yang ditatap tajam begitu langsung sembunyi dibalik punggung Taeyeon dan Taeyeon langsung natap Kris dengan tatapan kayak Ahjumma murka(?)

“Emm sorry tadi gue berangkatnya bareng Kyuhyun oppa , dia susah banget dibanguninnya jadinya telat” ucap Yoona garul-garuk kepala, pundak, lutut, kaki, lutut, kaki#lohkokmalahnyanyi??abaikan

“Kyuhyun sunbae” Seohyun yang dari tadi asik sama keroronya langsung semangat pas denger nama Kyuhyun, tapi langsung mingkem lagi pas liat aura neraka Tiffany tertuju kedia

“Iya gak apa-apa kok” ucap Luhan senyum malaikat ke Yoona tapi dibalas senyum neraka sama Kris trus dikaih senyum terima kasih sama Tiffany#okguetahuyanginigaring

“Yaudah deh, kita langsung siap-siap aja. MOS udah mau dimulai tuh” ucap Suho selaku wakil ketua OSIS, semuanya langsung keluar dari ruang OSIS kecuali Suho yang harus bangunin Minho yang lagi asik bikin pulau sama Onew yang lagi ngeliatin peternakan ayam lewat TV

**

Tao Kai sama Sehun kini sedang berada ditengah lapangan, tepatnya tempat buat MOS, mataharinya udah tinggi banget pas buat ngegosongin(?) kulit Tao sama Sehun yang putih, tapi kasihan sama Kai, bisa bisa kulitnya jadi kayak arang karena berdiri dibawah sinar matahari#plakdiceburindikaliciliwungsamaKaiT.T

Gak berapa lama para anggota OSIS udah memasuki panggung dengan Kris didepan

“Wah itu Noona gue, Noona, Noo…Hmmmpp” Sehun yang ngeliat Noonanya yang merupakan salah satu anggota OSIS langsung teriak-teriak gaje, teriakannya itu bikin semua siswa baru dan anggota OSIS tertuju kedia dan tanpa aba-aba tanpa komando dan gak ada yang nyuruh kecuali author yang tulis(?) Kai sama Tao langsung ngebekep mulut Sehun kayak nyulik anak-anak SD, apalagi Tao dia yang paling semangat ngebekep mulut Sehun, maklum tadi Sehun belum dapet ‘jatah’ dari dia

“Apaan sih lho berdua?” tanya Sehun sambil melepaskan telapak tangan kedua temannya itu

“Lagian sih lhu kayak orang gila stress, neriakin noona lhu, iiiuuhh kamseupay” ucap Kai#Kaikorbansinetron#plak

“Tapi dia kan beneran noona gue, salah gitu kalau gue teriyaki(?)#salahsalah maksudanya teriakin?? Masalah buat elhhoo??” ucap Sehun sewot ala Soimah. Kai muter kedua bola matanya bosan

“Ya…ya…ya gue tahu dia noona lhu, lhu juga berhak neriakin dia, tapi liat sikon dong orang mana percaya kalau lhu adiknya Yoona noona dandanan lhu aja kayak gembel begini beda sama noona lhu yang cantik tapi rada rada…. you know lah lho  gak bisa pungkirin itu kan? Atau sekarang IQ lhu udah sama levelnya sama noona lhu, yaampun ternyata itu emang penyakit keturunan ya” oceh Kai, Sehun langsung naik pitam

“Eh item, jangan ngejelekin noona gue ya, gue tahu noona gue emang oon, telmi, lemot, loading, lola#yaelahhunitumahsamaaja# tapi lhu gak usah ngejelekin gitu dong, lagisan gue gak mungkin oon kayak noona gue, gue dilahirin buat jadi orang tertampan didunia beda sama Hyung dan noona gue yang evil sama oon itu” balas Sehun tanpa sengaja dia pun juga ikut-ikutan ngejelekin noonanya-_______________-

“LHO BERDUA LARI KELILING LAPANGAN 30 KALI” tanpa author jelasin udah pada tahu kan itu siapa??

**

Kai sama Sehun lagi dihukum lari sama Yoona, karena tuh cewek udah dneger percakapan Sehun sama Kai yang ngejelekin dia. But where Tao?

Ternyata oh ternyata Tao sedang menjalankan aksi PDKT sama seorang yeoja yang juga merupakan siswi baru namanya Hwayoung, Tao sama sekali gak meduliin kedua temannya yang lagi menderita dan disinilah Tao ditaman belakang sekolah sambil main kejar-kejaran ala india#plak enggak dink, maksudnya lagi ngobrol berdua bareng Hwayoung

“Hwayoung kamu dari SMP mana?” tanya Tao basa-basi, ia tersenyum manis”

“Dari SMP Core Contest” jawab Hwayoung, Tao mengernyitkan dahi, ia seperti merasa asing dengan nama sekolah itu

“Itu sekolah apa ya kok aku baru denger?” tanya Tao bingung

“Oh, sekolah aku itu emang sekolah khusus”

“Khusus apa?”

“Khusus buat orang-orang kidal” jawab Hwayoung  kalem

“Jadi kamu kidal?” tanya Tao setengah kaget

“Iya, liat nih aku bisa muterin bola basket pakai jari telunjuk tangan kiri” ucap Hwayoung sambil mamerin keahliannya muetuerin bola basket yang entah didapat dari mana pakai telunjuk tangan

kiri. Tao terkesiap dia aja muterin bola baket pakai telunjuk tangan kanan aja belum tentu bisa apalagi tangan kiri? Meliahat kelebihan Hwayoung yang luar biasa itu#yeeitumahbukankeahliantapikelainan#authortiba-tibajadijudes U,U bikin Tao makin suka sama cewek imut itu#TaojanganselingkuhinauthrdongT.Tnangis dipojokan. Tapi disis lain Tao juga ngerasa kalau dia gak punya kelebihan apa-apa yang bisa ditunjukin ke Hwayoung, saat itu dia berpikir keras kelebihannya yang bisa ditunjukkin ke Hwayoung. Wushu? Aah itu mah bahaya gimana kalau Hwayoung gak sengaja kena pukulannya, mana dia gak bawa tongkat lagi, tiba-tiba ia teringat ucapannya Kai si playboy diantara mereka bertiga

‘Kalau lhu pengen deketin cewek salah satu caranya lhu harus samain hobi atau bakat lhu sama doi supaya dia ngerasa lhu itu jodohnya dia karena punya kesamaan’

Tao langsung senyum-senyum sendiri kayak orang gila, bikin Hwayoung yang ada disebelanya jadi bingung sendiri

“Tao kamu kenapa, kok senyum-senyum?” tanya Hwayoung takut-takut si Tao kerasukan arwah penunggu pohon nangka yang ada disitu

“Eh, enggak kok Hwayoung aku juga kidal loh” ucap Tao

“Hah beneran? Bererati kamu bisa muterin bola basket ini pakai telunjuk tangan kiri dong”{ Hwayoung seneng bukan main akhirnya dia nemuin orang yang juga kidal kayak dia

“Bukan muetrin bola pake tangan kiri tapi kayak gini” ucap tao sambil megedipkan mata sebelahnya dengan gaya imut, tapi buka kesan imut yang didapat tapi lebih ke orang kena stroke kompleks mix sama penyakit ayan dan TBC. Hwayoung mangap gak tahu harus ngmong apa

“Kebanyakan orang hanya bisa ngedipin mata sebelah kanannya doang, kalau akumata kiri” ucap tao masih kedip-kedip, Hwayoung langsung pingsan

**

“Sunbae minta tanda tangannya dong” ucap Suzy dan Sulli pada seorang kakak kelas yang lagi duduk dipojokan tangga sambil makan ayam, udah pada kan siap? Yaps seratus buat yang jawab Ipin eh salah maksudnya Lee Jin Ki atau biasa dipanggil Onew, si cowok penyuka ayam ini suka semua jenis masakan ayam dari ayam goreng, ayam bakar, ayam madu, ayam tiren, sampai ayam-ayaman sawah juga dia suka

“Kasih gak ya? Chiki kasih gak?” tanya Onew pada boneka ayam kesayangannya#-__-

“Kak ayo dong, ini perintah dari kak Kris” ucap Sulli melas dia hampir mau nangis soalnya tadi dia sama Suzy gak sengaja nabrak Yoona sampai Yoona harus UKS karena kecebur comberan-__-#gakelitamat. Yoonanya sih udah maafin  tapi Kris? Karena Kris naksir Yoona jadi Kris yang marah pas tahu calon pacarnya kecebur comberan, dan akhirnya dia nyuruh Suzy sama Sulli buat kumpulin tanda tangannya semua pengurus OSIS tanpa kecuali dan batas waktunya sampai

siang, kalau enggak bakal dihukum. Onew yang ngeliat wajah kucel kedua cewek itupun merasa kasihan dia pun nganguk dngan senyuman evil chicken smile(?)

“Boleh” wajah kedua cewek imut itu langsung cerah kayak disinarin lampu 100 watt

“Tapi ada syaratnya” lampu berkapasitan 100 watt itu langsung redup begitu mendengar ucapan Onew

“yah kok pake syarat sih kak?” kelus Suzy

“jadi gak mau nih?” tanya Onew

“Eh mau kok kak, mau” ucap keduanya pasrah, yang penting dapet tanda tangan

“Ok, syaratnya gampak kok, kalian liat dua manusia itu kan?” Onew nunjuk dua orang cowok yang lagi duduk berdua didekat lapangan, Suzy ama Sulli nganguk

“Bikin mereka berdua berantem hahaha” ucap Onew sambil tertawa dengan songongnya kemudian ninggalin Suzy ama Sulii yang Cuma bisa saling pandang

T.B.C

Hehehe sampai situ dulu ya, mian kalau kependekan trus gak bagus

Jangan lupa RCL ya tapi kalau yang mau komen juga gak apa-apa^^

Title : MOS Chap 2

Lenght : Chaptered

Rating : menurut readers apa?

Genre : Life, school, friendship, comedy (dipertanyakan)

Author : Zhyagaem06

Cast : Kai, Sehun, Tao, Kris, Suho, Luhan, Xiumin, Baekhyun, Chanyeol (EXO)Minho, Onew (SHINee)Kyuhyun, Donghae (SuJu)Yoona, Seohyun, Taeyeon, Tiffany (SNSD)Krystal, Sulli (F(x))Suzy (Miss-A)Hwayoung, Jiyeon (T-ara)

Discalimer : andaikan semua cast namja itu milikku#ngarep. Semua cast diatas milik orang tuanya dan agency masing-masing, tapi kalau jalan cerita milik saia.

A/N : Ini FF pertama saya, mian ya kalau jelek trus juga castnya bejibun^^. Oh ya FF ini juga saya kirim dibeberapa page lainnya kayak-à korea fanfic lover, fanfiction korea, sama readingkoreafanfic , jadi kalau ada yang nemu FF yang sama tapi beda blog langsung liat authornya yang pasti sama, kalau ada FF yang sama persis tapi authornya beda, dijamin itu Plagiat.. OKK.. selamat membaca(?)

**

Kai ama Sehun tinggal nyelesain satu putaran lagi tapi badan mereka udah lemes banget

“Ayo…ayo semangat tinggal satu putaran lagi” semangat Baekhyun sambil goyangin badannya, ngangkat tangannya belagak kayak anggota cherss#benergaktulisannya??

“Apaansih lhu? Kayak orang gila aja, bikin malu tauk” omel Chanyeol yang lagi asik sama I-padnya, Baekhyun langsung menatap Chanyeol sinis

“Emang kenapa lhu malu gitu punya temen kayak gue?” tanya Baekhyun

“Iya gue malu pnya temen yang kagak waras kayak lhu” ucap Chanyeol santai, dia gak tahu pertanyaannya itu buat Baekhyun naik darah

“Trus kenapa lhu mau temenan sama gue?”

“Itu karena gue kasihan aja sama lhu” jawab Chanyeol, entah apa yang membuat dia jadi kayak gitu, I-padkah??

“Ok, fine, yaudah kalau gitu lhu gak usah temenan lagi sama gue, lhu pikir gue juga gak malu punya temen kayak lhu? Udah kayak tiang listrik suka sneyum-senyum gak jelas lagi, mana kalau lhu ngutan diwarungnya mpok Boa, lhu selalu minjem uang sama gue, gak tahu malu banget lhu” cerocos Baekhyun berasap-asap(?). Chanyeol yang denger itu langsung marah dia gak terima dikatain begitu sama Baekhyun apalagi didepan siswa baru, mau ditaru dimana mukanya dia?#dikamarauthoraja*dibakarreaders

“Eh biasa aja dong lhu nanggepinnya, gak usah bawa-bawa utang gue dong, lagian setiap kali gue minjem uang gue bayar kan” balas Chanyeol

“Iya lhu bayar tapi nyicilkan sampai-sampai ada yang belum elhu bayar sampai sekarang, nih daftar utang lhu yang belum lunas” Baekhyun melemparkan buku kecil yang berisi semua daftar hutang Chaneyol ke sipunya hutang, Chanyeol ambil tuh buku dan ngeliat daftar utangnya yang bejibun, matanya melotot O_O

“Gak salah nih? Masa utang gue segini banyak? Wah lhu nambah-nambahin ya? Korupsi ya lhu?” tuduh Chanyeol

“Enak aja lhu ngatain gue korupsi semua itu emang utang lhu gak gue tambahain apalagi ngurangin” balas Baekhyun

“Ah bohong lhu”

“Itu beneran odong”

“Apa lhu kate, cari mati ya lhu?”

Semua anak baru termasuk Kai dan Sehun yang udah selesain 30 kali puatan lari hanya terheran-heran sama pertengkaran kedua kaka kelas itu. Sedangkan Chanyeol dan Baekhyunmasih terus adu mulut sambil toyor-toyoran kepal

“Udah ah cabut” ajak Kai ke Sehun, merekapun hendak meninggalkan lapangan namun terhenti saat seorang cewek cantik menghampiri mereka.

“Kai…” sapa cewek itu sambil tersenyum, sedangkan yang disenyumin gak ngebales malah yang gak disenyumin yang ngebales senyum cewek itu. Kai menatap cewek itu datar gak ada niat sama sekali buat ngebales teguran cewek itu

“Ini buat kamu” cewek itu menyodorkan sebuah minuman isotonik buat Kai, tapi bukannya diteima malah dipelototin aja tuh botol, Sehun yang ada disamping Kai Cuma bisa nelen ludah ngeliat betapa segernya minuman itu

“Gak usah, makasih” ucap Kai sambil berlalu dari hadapan cewek itu.

“Emh, maafin Kai ya..” ucap Sehun pada cewek itu, cewek itu hanya mengaguk namun wajahnya masih terlihat sedih “emh, daripada mubazir mending minuman itu buat gue” ucap Sehun sambil pasang senyum hello kitty, cewek itu hanya pasrah sambil ngasih minuman itu ke Sehun.

**

Chanyeol sama Baekhyun masih betah sama aksi berantemnya mereka, gak meduliin tatapan aneh para siswa baru, masalahnya ini soal harga diri

Onew yang kebetulan lewat situ langsung kaget pasa liat BaekYeol berantem, dikira Onew mereka berantem karena kedua anak baru  yang disuruhnya tadi, dia bener-bener kagum sama kedua anak baru itu yang baru beberapa menit disuruh udah menunaikan(?) tugasnya dengan baik… Pas saat itu Suzy sama Sulli langsung dicegat sama Onew

“Wah lhu berdua hebat bisa bikin mereka berantem gitu gue aja dari kelas 1 berusaha bikin mereka berantem gak pernah berhasil” Onew langsung ngambil note yang dipegang Suzy sama Sulliterus dibubuhi(?) tanda tangan, Suzy sama Sulli awalnya terheran-heran plus bingung tapi pas mereka ngeliat BaekYeol lagi pada berantem mereka langsung ngucap syukur dalam hati, gak perlu susah susah bikin mereka berantem eh udah bernatem dengan sendirinya

“Nih buku lhu berdua udah kasih ttd sama ada plusnya” ucap Onew memberikan kedua note itu pada Suzy dan Sulli kemudian pergi bersama ayam-ayamnya(?) Suzy sama Sulli langsung

senyum-senyum kesenangan merekapun membuka lembaran notenya buat ngeliat bentuk tanda tangan onew dan mata mereka nyaris keluar pas ngeliat tanda-tangan Onew yang berbentuk ceker ayam dan dikasih stiker ayam lagi boker#-___-

**

Saat ini geng Tiga Macan#engga dink maksudnya geng Twinkle lagi berkumpul diruangan yang dijadiin tempat latuhan vokal. Mereka lagi binik rencana buat ngerjain Yoona, karena Tiffany gak rela kalau sampai Kris jadian sama Yoona.

“Pokoknya kita harus cari cara supaya Kris gak deket-deket lagi sama Yoona” ucap tiffany penuh penekanan, Taeyeon Cuma manggut-manggut aja, dia sih apa yang diomongin Tiffany di iya-iyain aja, padahal leader di Gank itu dia, kenapa dia malah nurut sama Tiffany

Sementara Seohyun sedang grasa grusu gak jelas ditempatnya, mendengar rencana Tiffany yang bakal ngerjain Yoona. Tiba-tiba ponsel yang digenggam Seohyun bergetar membuat siempunya kaget, Seohyun pun melihat nama yang tertera di loayar ponselnya.

“Emhh, Fany , Taeng gue keluar bentar ya” izin Seohyun langsung ninggalin ruangan vocal

“Yeoboseo…”

“Halo chagiya…” terdengar suara seorang namja dari seberang sana(?)

“Ne, oppa ada apa?” tanya Seohyun sambil senyam-senyum sendiri kayak orang gila#plak

“Aku kangen nih chagiya”

“Loh bukannya semalem kita baru ketemu?”

“Iya, tapi entah kenapa aku galau gak ketemu kamu seharian ini, kamu pasti lagi sibuk sama MOS ya?”

“Iya oppa, mana MOSnya satu minggu lagi, oh ya oppa, kata Yoona tadi dia bareng oppa kesekolah, oppa lagi disekolah ya sekarang?”

“Iya, tepatnya lagi nongkrong bareng anak-anak”

“Oh”

“Kok Cuma Oh doang?”

“Trus oppa maunya apa?”

“Eh Seo…” tanpa menunggu balasan dari si penelepon Seohyun langsung mutusin sambungan telepon pas denger ada yang negor dia, takut-takut itu Tiffany atau Taeyeon yang mergokin dia lagi telpon-telponnan sama oppa-nya Yoona, musuh besar Tiffany.

“Huh sial” desah seorang namja yang berada dibalik tembok sambil memperhatikan Seohyun yang kini sedang bersama namja lain

“Eh, Luhan?” Seohyun kaget hampir aja dia ngeluarin penyakit latahnya#authordijitakKeroro

“Hehehe, gue ngagetin ya?” tanya Luhan sambil cengengesan(?)

“Udah tahu nanya” balas Seohyun

“Hehehe, mian deh, habisnya tadi gue penasaran emangnya lhu teleponan sama siapa? Sama pacar lhu ya?” tanya Luhan penuh selidik. Seohyun langsung beku kena kekuatan forstnya Xiumin#plak, soalnya gak ada satu pun orang yang tahu kalau dia punya pacar termasuk TaeNy bisa gawat kalau sampai kedua temannya tahu kalau dia pacaran sama kakaknya Yoona, bisa kena teriakan kerasnya Tiffany deh dia

“Emh, bukan, gue mana punya cowok, tadi itu gue lagi teleponan sama bonyok#bahasa apa ini?plak” jawab Seohyun bohong. Luhan Cuma menganguk-angukan kepala

Sementara itu dibalik tembok putih itu seorang namja yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kyuhyun mendengar jelas penuturan Seohyun yang tak mengakuinya sebagai pacar, tak terasa air mata menetes dari matanya, ini pertama kalinya si Evil itu menangis#yaelahcengenamatbang#plak apalagi saat melihat angelnya lagi tertawa bersama si lucifer, makin sakit hati deh dia

“Seo kok kamu jahat banget sih sama oppa, kenapa gak ngakuin oppa sabagi pacar kamu?” lirih Kyuhyun sambil mewek. Tiba-tiba ada seorang namja cebol(?) lewat di depan Kyu

“Wah ada evil mewek foto ah” namja itu langsung mengabadikan moment terlangka itu diponselnya, membuat Kyu menoleh.

“Eh ikan apa-apaan lhu, moto-moto gue? Kalau emang ngefans bisa minta baik-baik kan “ Kyu menghampiri orang yang tak lain adalah Donghae sambil berusaha mengambil hp Hae yang udah diumpetin dibalik kolor#-_-

“Eh, gak usah grepe-grepe gue juga kenapa sih, entar gue hapus foto lhu deh” ucap Hae “Emang tadi lhu kenapa sih mewek gitu?”

Kyuhyun tidak menjawab dia malah mengalihkan pandangannya pada Seohyun dan Luhan yang masih pada bercanda. Hae gak bisa berkata apa-apa dia hanya bisa menepuk-nepuk pundak Kyu

“Sabar ya bro, itumah resiko elhu kalau Backstreet” ucap Hae

“Bukannya gitu, gue sih gak masalah dia mau ngobrol sama cowok lain aatau enggak, tapi tadi dia gak ngakuin gue didepan Luhan, gue kan sakit hati Hae” Kyu mau mewek lagi

“Yaeleh namanya juga pacaran diam-diam, dimana-mana kalau lhu backstreet lhu pasti gak bakal ngakuin pacar lhu keorang lain” nasehat Hae#siikan bijakbangetya#

“Bilangin juga dong sama adik lhu, si ikan Lohan itu jangan deketin Seohyun, elhu kan raja ikan, pasti dia bakal ngedengerin lhu kan”

“Siip, entar gue bilangin, tapi ada syaratnya” Hae langsung pasang senyum manisnya

“Apa?”

“Sampein salam gue ke si Rusa” ucap Hae

“Siip, itu mah kecil” ucap Kyu udah gak sedih lagi

“Yaudah ke kantin yuk” Hae merangkul Kyu mengajaknya untuk ke kantin

“Ayok” mereka pun berjalan sambil berangkulan ke kantin

**

“Kai elhu mau kemana sih?” tanya Sehun yang sekarang berada dibelakang Kai

“Mau ngambil ponsel gue” jawab Kai sekenanya

“Emang ponsel lhu dimana?”

“Sama Noona gue”

“Seohyun Noona?”

“Yaiyalah, terus siapa lagi?” Kai kesel juga sama pertanyaan gak penting Sehun

“Terus kita gak jadi nyari Tao nih?” pertanyaan Sehun ini bikin Kai berhenti kemudian menatap Sehun dalam.

“Lhu bawa ponsel gak?” tanya Kai, Sehun menggeleng

“Nah maka dari itu gue mau ngambil ponsel gue yang gue suruh charge sama Noona gue, buat ngehubungin Tao, ngerti?” tanya Kai. Sehun yang dapat tatapan mautnya Kai Cuma nganguk-nganguk doang

Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka, dan dari kejauhan mereka melihat Seohyun sedang berdiri didepan ruang vocal bersama Luhan, tanpa basa-basi Kai sama Sehun langsung nyamperin

“Noona” ucap Kai sambil nepuk bahu Seohyun, membuat Seohyun kaget untuk kedua kalinya. Sementara Luhan memperhatikan Kai dan Sehun dari ujung kaki sampai ujung kepala

“Ya Kai jangan ngegetin Noona gitu dong” omel Seohyun sambil menjitak kepala Kai#kasihankkamjong(elus-eluskepalaKai)dibakarreader. Sehun malah cekikikan gak jelas ngeliat Kai disiksa sama Noonanya

“Ampun Noona..” ringis Kai sambil mengusap-usap kepalanya yang kena jitak Seohyun

“Mau ngapain kesini?” tanya Seohyun

“Mau ngambil ponsel aku yang numpang di charge”

“Oh, yaudah tunggu benatr ya” Seohyun pun masuk kembali kedalam ruangan vocal, dan tersisalah(?) Luhan, Sehun dan Kai di disitu. Luhan terus merhatiin Kai  bikin Sehun cemburu#plak

“Bang ngapain liatin kita begitu?” tanya Kai dengan nada ngajak berantem

“Eh, sopan dong lhu, imut-imut begini gue sunbae disini” balas Luhan dengan muka sangar, tapi ya tetep ya kalau orang mukanya udah imut gitu mau disangarin kayak gimana juga gak bakal ngaruh. Kai pun mingkem begitupun dengan Sehun, karena biar bagaimanapun mereka masih junior, sedangkan Luhan udah Senior apalagi masih dalam kegiatan MOS.

In Ruang Vocal

Seohyun dengan buru-buru melepas ponsel adiknya yang sedang dicharge, membuat Tiffany dan Taeyeon heran.

“Ponsel siapa itu Seo?” tanya Taeyeon, akhirnya Taeyeon kebagian dialog juga#plak

“Adik gue” jawab Seo kemudian berjalan keluar ruangan, Tiffany sama Taeyeon yang penasaran pun mengikuti Seohyun. Begitu mereka keluar mereka kaget pas ngeliat ada dua anak cowok dengan dandanan ala MOS lagi berdiri di depan ruang latihan vocal, tiba-tiba aja jantung Taeyeon dag dig dug jedeerr#-__- pas liat Kai.

“Ini ponsel kamu, lain kali kalau mau kesekolah di charge dulu” Seohyun pun memberikan ponsel yang dipegangnya sama Kai.

“Makasih ya Noona, Noona emang baik deh” Kai nyubit pipi Seohyun

“Seo, kenalin dong adik lhu sama kita” bisik Taeyeon

“Eh, Kai, Sehun kenalin ini temen-temen Noona” Seohyun memperkenalkan semua yang ada disitu satu persatu

“Taeyeon”

“Kai sunbae” Kai dan Taeyeon pun bersalaman

“Ah, jangan panggil sunbae dong, panggil Noona aja” ucap Taeyeon malu-malu anak kucing#plak.

“I..iya Noona” Kai pun menuruti pemintaan Taeyeon

“Kai, kayaknya Taeyeon sunbae naksir elhu deh” bisik Sehun

“Iya, gue juga ngerasanya kayak gitu” balas Kai juga berbisik

“Eh, ngapain lhu berdua bisik-bisik gitu?” bentak Tiffany langsung bikin Kai dan Sehun saling jedukkan(?) kepala.

‘Wah, kayaknya Taeyeon ada feeling nih sama adiknya Seo, si Suho ada saingan dong’ batin Luhan merasakan aura Lovey Doveynya T-ara#plak yang berasal dari Taeyeon

“Yaudah Noona kita pergi dulu ya, mau nyari Tao” pamit Kai sambil berlalu bersama Sehun, sementara Taeyeon masih terus menatap punggung Kai yang sudah mulai menjauh.

“Gue juga pamit deh” Luhan pun pergi meninggalkan Gank Twinkle, dia mau langsung laporan sama Suho perihal naksirnya Taeyeon sama adiknya Seohyun

“Seooo” Taeyeon langsung jerit histeris sambil meluk Seohyun

“Apa si Taeng” Seohyun bingung sama kelakuan sahabatnya yang tia-tiba jadi autis#plak

“Lhu kenapa gak pernah bilang kalau lhu punya adik gantengg” tanya Taeyeon

“Ah itu, hehehe lhu gak nanya” jawab Seohyun

“Pokoknya lhu harus bantuin gue deketin adik lhu ya” Taeyeon langsung pasang Agyeonya sama Seohyun

“Ihh, apaan sih bukannya kita mau bikin rencana buat ngerjain Yoona, kenapa jadi melenceng gini” Tiffany sebel

“Dipending dulu deh, Tiff, yaaa” Taeyeon mencoba membujuk Tiffany, supaya dia punya kesempatan buat deketin Kai.

“Pokoknya gak bisa, rencana awal yang udah gue susun harun dilaksanain” ucap Tiffany kekeuh

“Yaaa”

“Pokoknya gak ada penolakan” Tiffany pun kembali masuk kedalam ruang latihan vocal

“Tenang Taeng, entar PDKTnya tanpa sepengetehuan Tiffany aja” Seohyun menenangkan

**

Sekarang kita ganti scene ya, kita beralih ke kantin dimana ada 4 orang cowok ganteng lagi nongkrong, sebenarnya sih berlima bareng Luhan, cuma Luhan yang lagi menuju kesini ternyata bertemu sama pak Sooman, kepala sekolahnya SM High School dia lagi disuruh beli soto babat yang didepan sekolah#dikoreaadasotoya

“Gimana udah dapat kecengan baru gak?” tanya Minho membuka pembicaraan, mereka berlima emang terkenal dengan julukan ‘penakluk wanita’ jadi jangan heran kalau setiap tahun ajaran baru mereka pasti langsung nyari pacar yang notabene adalah adik kelas

“Sorry bro, gue gak mau selingkuhin chiki lagi” jawab Onew sambil memeluk erat boneka ayamnya “udah cukup tahun kemarin gue cuekin dia karena ngejar-ngejar Victoria” Onew makin erat memeluk boneka ayamnya, bayangan di saat dia nyuekin(?) boneka ayamnya terlintas dikepalanya.

‘Sarap’ batin Suho Minho sama Xiumin.

“Kalau lu Ho?” Minho beralih ke Suho ngebiarin Onew ‘pacaran’ dulu

“Kalau gue sih masih setia sama Taeyeon” jawab Suho pede selangit

“Gaya lhu Ho, elhu kan sering ditolak sama Taeyeon” ejek Xiumin sambil makan bakpao

“Diem lhu bantet gak usah ikut-ikutan” balas Suho gak terima, walaupun yang di bilang Xiumin ada benernya juga sih, dari kelas 1 Suho ngejar-ngejar Taeyeon tapi gak pernah direspon, 15 kali Taeyeon ditembak gak pernah diterima, tapi Suho gak bakal nyerah sebelum taeyeon berhasil didapetin dia gak bakali berhenti buat ngejar Taeyeon, Suho belum tahu kali yaa kalau Taeyeon udah kepincut(?) sama Kai kekeke~#evillaugh

“Lhu sendiri gimana Min?” tanya Onew yang sudah selesai pacaran sama boneka ayamnya, sekaligus mengalihkan pembicaraan agar tak terjadi  peperangan antara Xiumin dan Suho, kan berabe kalau mereka berantem terus ngeluarin kekuatan masing-masing, Minho sama OEnew kan gak punya kekuatan.#kenapajadirandomgini?

“Ada tuh di jalan Pagoda no. 18” jawab Xiumin santai sambil terus makan bakpao, author heran Xiumin kok setiap kalai ngomong makan mulu sih?

“Wah ajib bener lhu, min bahkan lhu udah tahu rumahnya” Minho mulai tertarik sama yang dibicarain Xiumin, gak nyangka temen mereka yang sebulet bakpao ini#dibekuinXiumin bisa langsung dapet cewek padahal MOS baru berlangsung satu hari

“Iya dong, itumah keahlian gue bisa langsung tahu tempatnya”

“Emangnya ciri-cirinya kayak gimana siapa tahu kita bisa nemu disini” Suho akhirnya ikut-ikutan juga introgasi Xiumin

“Emh kayaknya gak ada disini deh, soalnya cabangnya baru aja dibuka dijalan pagoda itu”

WTF. Apa maksud Xiumin nih? Cabang? Apa hubungannya cewek sama cabang? Pikiran mereka langsung berseliweran(?) kemana-mana, jangan-jangan cewek yang dimaksud Xiumin itu cewek yang…. ah gak boleh su’udzon dulu

“Apanya yang dibuka Min?” tanya Onew

“ Ihh, masa lhu gak tahu sih, toko kue terkenal yang ada di Jepang itu baru aja buka cabang pertamanya di Korea, tepatya di jalan pagoda itu, nama toko kuenya Valensia, makanya entar malam gue mau kesana, mau beli kue sebanyak-banyaknya”

GUBRAK.. Ketiga cowok ganteng itu langsung jungkir balik dari kursi mereka masing-masing begitu mendengar ucapan Xiumin, ternyata yang diomongin Xiumin dari tadi itu toko kue

“Yaelha min, kita kira apaan” ucap Minho sambil berdiri bersama kursinya

“Loh, emang kalian pikir apaan?” tanya Xiumin pasang tampang polos

“Taukh, ah gelap” ucap Suho kesel, soalnya dia tadi yang paling penasaran, ettdah tahunya malah toko kue yang diomongin, dasar Xiumin emang gak bisa jauh-jauh dari makanan.

“Woy bro..” tiba-tiba Luhan datang dan langsung duduk di sebelah Minho tepat didepan Suho, dia langsung nyambar minuman Minho yang baru diminum setengah

“Minuman gue tuh” Minho langsung jitak Luhan

“Mian, abisnya gue haus banget sih” ucap Luhan cengengesan, ini Luhan kok suka banget cengengesan gak takut kering apa tuh gigi?#plak

“Emang lhu abis dari mana?” tanya Suho

“Gue disuruh beli soto babat sama pak Sooman, gila tempatnya jauh banget” ucap Luhan sambil mengusap keringatnya yang terus mengalir dari pelipisnya

“Soto babat? Emang di korea ada soto ya?” tanya Minho tidak mengerti

“Ya, maka dari itu karena sotonya gak ada, gue beli langsung deh ketempat asalnya di indonesia” jawab Luhan

“What? Lhu naik apaan kesana, gak mungkin kan elhu naik pesawat, dan elhu kayaknya juga cepet banget nyampenya”

“Gue minjem naganya Kris , gila ya indonesia panas banget coy, gue aja sampe keringetan gini”

“-____-”

“Eh, iya gue ada kabar buruk buat lhu nie Ho” Luhan yang udah berhasil mengatur nafasnya membuka suara.

“Kabar buruk buat gue?” tanya Suho merinding, jangan-jangan malaikat penjemput nyawa ngirim salam ke dia lewat Luhan, dia kan belum nikah sama Taeyeon, masa udah mau dipanggil sih? Andwee

“Iya, lhu bakal ada saingan buat dapetin Taeyeon” ucap Luhan langsung bikin Suho sesek nafas, kenapa semua ini terjadi padaku ya tuhan? Teriak Suho dalam hati, gak ada saingan aja susahnya minta ampun gimana kalau udah punya saingan? Makin ribet

“….” Suho diam gak bersuara, entah mengapa mendengar ucapan Luhan dia jadi lemes mendadak

“Lhu tahu dari mana Han?” tanya Xiumin, kai ini bakpaonya udah abis sekarang dia lagi makan sushi

“Tadi gue sama Seohyun kan ngobrol di ruang vocal trus ada anak baru yang diketahui adalah adik Seohyun nyamperin mintain ponselnya, pas itu Taeyeon dateng dan secara pengamatan gue kayaknya dia demen(?) sama adenya Seohyun, dia langsung jadi centil gitu mana waktu kenalan dia nyruh adiknya Seohyun itu manggil dia Noona bukan sunbae” cerita Luhan panjang lebar, bikin hati Suho makin galau tak karuan

“Emang orangnya kayak gimana sih? Sampe sih Taeyeon langsung lope-lope gitu sama tuh anak?” tanya Onew

“Wiih, lhu belum liat aja, walaupun dandanannya ancur tapi gak nyembunyiin ke-kerenan-nya men, dia itu ganteng, tinggi, kulitnya yang coklat memberikan kesan seksi book” ucap Luhan kayak tante-tante yang lagi ngenalin brondong sama temen-temennya#dirajamLuhan

“Wah, saingan lhu berat Ho” Xiumin menepuk-nepuk pundak Suho yang lagi galau setengah mateng.

“Iya bro, udah tinggi seksi pula” Suho serasa pengen nangis, dia gak bisa ngebayangin gimana dia mau bersaing sama anak baru yang diceritain Luhan itu.

“Tapi gimana sama tuh cowok dia juga naksir gak sama Taeyeon?” tanya Minho mencoba mencari celah agar Suho galaunya  berkurang dikit

“Menurut pengamatan gue tuh anak…………………..” Luhan ngegantungin ucapannya, mencoba mikir

“Kayaknya sih, gak terlalu respon si Taeyeon” ucapan Luhan bagaikan air dipadang sahara buat Suho

“Beneran?” tanya Suho, wajahnya bersinar banget kayak diterangin bohlam 100 watt

“Iya, habis dia biasa aja sama si Taeyeonnya”

“Tapi lhu tetap harus usaha lebih keras lagi soalnya kan, bisa aja tuh anak ada feeling sama Taeyeon Cuma masih ragu karena Taeyeon itu kakak kelas” ucap Minho diikuti anggukan ketiga temannya yang lain

“Ok, gue bakal berusaha lebih keras lagi buat dapetin Taeyeon” Suho mengangkat tangannya tinggi-tinggi keatas. Bikin muka keempat temannya langsung masa gak jelas

“Ho, ketek lhu keliatan tuh” celetuk Luhan, Suho pun melihat kearah ketiaknya dan betapa kagetnya dia saat tahu kalau ternyata seragamnya robek dibagian ketek dan memperlihatkan keteknya dengan bulu-bulu yang lebat#plak

“Huaaa…”Suho langsung lari tunggang-langgang, nabrak sana-sini

**

Semua pengurus Osis kini berkumpul diruangan Osis#yaiyalahdiruanganOsisnamanyajugapengurusOsis,masangumpuldiruanganpemeriksaan(?)#plakauthorstrees

Mereka kini sedang mendengarkan ceramah panjangnya pak Siwon, guru pembina Osis sekaligus guru olahraga  yang emang doyan banget ceramah, mendingan ya tuh guru jadi Ustad aja, supaya bisa ceramah di masjid(?). Mereka kena omelan karena Pak Siwon mergokin Chanyeol sama Baekhyun lagi berantem didepan murid baru, dua orang berbuat semua kena imbasnya

“Benar-benar memalukan” ucap pak Siwon, menatap sangar semua pengurus Osis terutama si BaekYeol “Kalian tahu kan bagaimana reputasi sekolah kita dimata warga Seoul, kita ini sekolah terpandang, masa pengurus Osisnya berantem didepan murid baru? Kalau murid baru itu ngomong sama orang tua mereka gimana? Trus kalau orang tua mereka complain gimana??” Semua pengurus Osis menutup muka mereka karena tiba-tiba aja ada hujan lokal didepan mereka

“Lhu berdua sih” Kris nyenggol BaekYeol, sedangkan kedua manusia unyu itu hanya meringis, kemudian bertatapan kesal kembali

‘Gue jadi merasa bersalah nih, kan gue yang nyuruh tuh anak dua buat bikin sih Baekhyun sama Chanyeol berantem’ batin Onew sedih

“Onyu, kenapa mukanya muram durja (?) begitu?” tanya Yoona yang duduk tepat disebelah Onew, Yoona emang kalau manggil Onew biasanya jadi Onyu#unyu aja sekalian

“Eh, gini Yoong, aku merasa bersalah banget, gara-gara aku kita semua dimarahin pak Siwon” ucap Onew

“Emang Onyu salah apa?” tanya Yoona polos

“Emh, gue bakal jujur nih, tapi Yoona jangan kasih tahu sama temen-temen yang lain apalagi Chanyeol sama Baekhyun” Onew memberikan syarat pada Yoona, karena biar bagaimana Onew juga harus hati-hati kasih tahu semuanya sama Yoona, Yoona kan terkenal dodolnya minta ampun#authordigebukkinYoonadickt, author juga heran sama Onew udah tahu Yoona orangnya dodol masa ngebongkar rahasianya sama Yoona sih??

“Iya” Yoona menganguk patuh

“Pssstttt..” Onew membisikkan semuanya pada Yoona

“Gitu Yoong, gue jadi merasa bersalah”

“Oh gitu, yaudah Onew tunggu disini ya” Yoona tiba-tiba aja berdiri dari duduknya

“Eh, Yoona mau kemana?” seru Onew bingung, tapi Yoona gak ngubris dia malah berjalan kedepan nemuin pak Siwon, sesampainya didepan Yoona membisikkan sesuatu tapi bukan Syahrini ditelinganya pak Siwon.

“Onew, jadi kamu berdua yang bikin Baekhyun sama Chanyeol berantem?” pak Siwon langsung berasap tebel, sedangkan Onew nepok jidatnya sendiri, semua pengurus Osis langsung pada bingung

“Yoong kok lhu kasih tahu pak Siwon sih?” bisik Onew geregetan sama Yoona yang udah duduk disebelahnya

“Loh, kan tadi Onyu bilang jangan kasih tahu sama temen-temen yaudah gue kasih tahu aja sama pak Siwon”

“Onew, Chanyeol, Baekhyun maju sini kalian” panggil pak Siwon sedangkan yang dipanggil pasrah maju kedepan

“Kamu ya Jinki, ngapain kamu nyuruh anak baru bikin mereka berantem hanya buat dapetin tanda-tangan?” pak Siwon memulai omelannya pada Onew, sedangkan Chanyeol sama Baekhyun Cuma pasang tampang bego, mereke kan berantem bukan karena anak baru

“Emh, itu pak…anu” Onew gugup

“Pak, kita berantem bukan karena anak baru, tapi karena si Baekhyun nambah-nambahin utang saya” ucap Chanyeol

“Iya pak, habis Chanyeol ngatain saya gak waras sih” lanjut Baekhyun kesal

“Oh, jadi tuh anak baru gak ngelaksanain perintah gue, sial, dapet tanda tangan Cuma-Cuma kan mereka” Onew mengepalkan tangannya, ternyata oh ternyata

“Jadi bukan karena anak baru itu?” BaekYeol menganguk, semua pengrurus Osis menghela nafas lega, mereka gak bakalan di hukum dong

“Kalau begitu kalian semua saya hukum”

Semuanya langsung pada melotot ala D.O O.O

“Loh kok dihukum pak?” tanya Suho

“Ya karena, ternyata mereka berantem bukan karena anak baru, kalau karena anak baru itu kalian gak saya hukum, karena itu masih ada keringanannya, tapi ini berantemnya karena masalah utang, apa kata dunia?”#siwonngiklan#perasaandarichaptersatuapakataduniamuludeh

“Yaa pak” ucap mereka semua lemes

“Dan hukuman kalian adalah………..”

Semuanya nampak serius, mereka udah nerka-nerja hukaman apa yang bakal dijatuhin(?) sama mereka, disuruh lari keliling lapangan, atau bersihin kamar mandi atau bisa jadi disuruh bersihin gereja yang ada didepan sekolah

“Kalian akan melaksanakan MOS di pulau Jeju, besok bersama dengan para murid baru”

Hening, gak ada yang bersuara, itu hukuman atau apa?

“Yang bener pak?” Kris yang pertama kali bersuara

“Iya, makanya sebelum pulang diumumin dulu supaya mereka besok tinggal siap-siap, ingat jam 6 tepat semuanya sudah harus berkumpul disini, tidak ada yang boleh telat”

Semuanya nampak antusias, gak nyangka hukuman mereka adalah hukuman terindah yang pernah didapat dari bapak berotot ini

To Be Continued

Hai-hai bertemu lagi dengan saya pacarnya Luhan#dilemparmercon

Gimana part 2nya? Gaje kah? Ancurkah?

Hehe kali ini partnya rada panjang karena saya juga lagi semangat bikinnya

Jangan lupa comment ya ^^

Title                 :  Hello Exo-K version (Saat Kai over Dosis Ngaca Sekuel)

Author            : Park hana

Cast                : Exo-K member

Length           : Oneshoot

Genre             : Comedy, Absurd, MV Parody.

Rating            : G

Hai hai author sang pembela kebenaran dan keadilan diseantero Exo planet datang. Akuhadir lagi dengan FF absurd yang gaje banget tentang kehidupan para member exo yang bukan sebenarnya karena semua kejadian di ff aku hanya rekayasa aku semata dan ini hanya untuk kebutuhan komedy ==” *gubrak

Kali ini aku bawa Sequel Saat Kai over dosis ngaca, jadi ini kelanjutannya karena yang entah mengapa pada minta sequel untuk menjelaskan bagaimana nasib Chanyeol yang tersedak sikat gigi==” FF ini juga aku buat untuk Chanyeol special Birthday XD

Ah dari pada banyak ngomong kan gak enak juga, jadi lebih baik kita cekidot ajah. Happy reading yah. Dan jangan copy paste tulisan saya tanpa seijin saya ^^.

Hello (Shinee) Exo version

Onew                         by Suho Jonghyun      by D.O Key                 by   Baekhyun Minho             by   Kai Taemin           by   Sehun

 

 

Dorm Exo-K itulah tempat cerita ini berasal, cerita tentang 6 anak manusia  unyu-unyu yang mencoba perutungan menjadi artis ibu kota. Sang dedengkot SM president Lee soo man yang merupakan pamannya Sunny SNSD percaya bahwa 6 anak unyu-unyu ini bisa menjadi artis papan atas Korea seperti para Senior mereka.

Cerita ini dimulai saat sang Dancing machine itulah sebutannya, siapa yang tidak kenal dia karena dia adalah orang yang paling banyak nongol diteaser Exo dan berjodet ria ala-ala Michael jacson sambil megang ehempnya *plak yadong . orang ini tidak lain dan tak bukan adalah Kim Jongin dan nama panggung nya Kai atau biasa dipanggil kkamjong karena badannya yang agak-agak gak putih, inget Kai itu gak item dia Cuma gak putih *plak sama aja. Kai sang pemilik hidung minimasil dan pemilik jidat lebar yang kata dia seksi nauzdubillah itu adalah akar dari maslah ini, karena apa kalian tahu? (reader:  Banyak cincong neh author!).

Kai sang pemilik hidung minimalis ini menyita banyak perhatian Suho, Baekhyun, D.O dan Sehun karena dia mual saat sedang bercermin (Yaiyalah ngacanya berjam-jam). Setiap ada akibat pasti ada sebab, nah disebabkan karena terlalu sibuk dengan prasangka Kai dihamili Taemin sehingga para member exo-k lupa pada seorang member mereka yang kece, tinggi, langsing, dan orang paling kaya dengan gigi ==” siapa lagi dia kalau bukan si happy salma *eh maaf salah Happy virus Park Chanyeol.

Karena terlalu asik berspekulasi itulah mereka sampai melupakan Chanyeol yang sangat malang yang terkunci dikamar mandi, bahkan bukan hanya terkunci saja tapi bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga langsung kepleset pula eh udah gitu ketiban Xiumin, Chanyeol yang malang pingsan karena TERSEDAK SIKAT GIGI (bacanya ala-ala pembawa acara Gosip Si*let)==”

Mereka baru sadar Chanyeol hilang setelah baekhyun merasa ada suatu yang hilang didalam dirinya, karena menurut  Baekhyun Chanyeol itu separuh baekhyun ==” (Noah- separuh aku) *plak

Karena insiden tersebut mengakibatkan Chanyeol harus dibedah karena Dokter tak bisa mencabut sikat gigi tersebut dikarenakan takut tangannya merasakan guratan gigi Chnyeol yang sangat amat teramat terasah dan bahkan menurut  gossip yang beredar gigi Chanyeol setajam SILET.

Jadi inti cerita ini adalah Para member Exo-K berencana menjenguk Chanyeol yang sedang terbaring lemas dan giginya yang masih diperban (nah loh ko giginya yang diperban?) dirumahnya, yah karena kejadian tersebut jadinya Chanyeol diberi libur oleh SM. *Prok prok prok musibah membawa libur

Dan begini lah cerita para member exo-K menjenguk Chanyeol yu ah cekidot *serasa OVJ ==”

~~~Suho~~~

Suho kini sedang duduk dibalkon kamarnya sambil menikmati angin semiliwir, dia berpikir apa yang akan dia bawa untuk menjenguk sang dongsaeng yang sedang sakit dan agar dia senang, karena malu donk leader tertampan plus paling kaya ngejenguk orang gak bawa apa-apa? Apa kata dunia nanti? Itulah isi otaknya sekarang. Suhopun terus berpikir sambil meminum kopinya.

Setelah 5 jam berpikir sampai sampai menghabiskan 30 bungkus kopi==” akhirnya sebuah ide cemerlang terlintas diotaknya yang katanya merupakan mahasiswa pintar itu. sebuah bohlam 100 watt kini berada tepat diatas kepalanya.

“Aha akhirnya aku menemukanmu” ucap Suho girang sambil joget dan nyanyi lagu JYJ found you Yang merupakan Soundtrak Sunkyungkwan scandal.

Setelah dirasa staminanya mulai menurun *maklum factor umur * akhirnya Suho bergegas masuk kedalam kamarnya dan bersiap-siap.

Setelah 1 jam dia berdandan, maklumlah sekarangkan dia seleb jadi harus kece donk apalagi dia itu leader.

Suho memutar-mutarkan badannya didepan kaca dan tersenyum “WOW ternyata benar aku mirip Choi Siwon hyung” ujarnya takjub dengan wajahnya sendiri.

“Yaelah Hyung baru nyadar kalau hyung mirip Thiwon Thanbae?”  ujar seseorang yang sedang sibuk tiduran sambil smsan.

“Ya nih aku baru sadar ternyata aku ganteng pake banget lagi” narsis Suho sambil kedip-kedip gaje didepan cermin.

“Ya hyung, hyung itu banyak banget persamaanya ma Siwon hyung sama-sama kaya, ganteng, berwibawa dan lain-lain,  bedanya Cuma satu loh hyung”

“Apa emang bedanya?” tanya Suho penasaran

“Mau tahu?beneran nih mau tahu?” tanya Sehun dan langsung membuat Suho penasaran.

“Ok deh hyung kalau mau tau  ceban dulu dong” ucap Sehun dengan senyum ala pepsodent.

Suhopun kini mulai mengeluarkan uang sepuluh ribuan dan diberikan kepada Sehun yang membuat Sehun tersenyum lebar selebar jalan tol==”

“Asik lumayan buat beli pulsa” ucap Sehun sambil memasukan uang tersebut kekolornya==”

“Jadi bedanya aku ma Siwon hyung apa?” tanya Suho penasanran

“Bedanya itu Cuma satu hyung tapi fatal banget,  hyung ma Siwon hyung Cuma beda ditinggi aja, ya you know that so well lah hyung” ucap Sehun dan langsung berlari karena takut kena damprat Suho.

 

Suho kini tengah berdiri didepan sebuah pintu yang sudah pasti itu adalah pintu kamar Chanyeol. Dan ternyata eh ternyata suho datang tidak dengan tangan hampa Saudara saudara karena sekarang dia sedang memegang sebuah bunga.

Sebelum mengetuk pintu terlebih dulu Suho mencium bunga tersebut “Ah wanginya semeriwing” ucap Suho senang.

Suhopun mengetuk pintu dan kemudian dia membuka pintunya dan kini dia bisa melihat sesosok tubuh yang sedang terbaring di kasur .

Suhopun mendekati Chanyeol dan duduk dipinggirnya sambil senyum-senyum sendiri “Hai Chanyeol apa kabarmu?” tanya Suho

“Baik hyung” ucap Chanyeol datar karena menurut dokter pembedahan pada Hanyeol mengakibatkan kotak tertawa Chanyeol tergores sehingga kotak tertawa Chanyeol juga sedang dalam masa penyembuhan.

“Ini Yeol aku bawakan bunga” Suho kini mnyerahkan bunga yang dia bawa poada Chanyeol.

“Gomawo hyung” ucap Chanyeol senang lalu saat Chanyeol hendak mencium bunganya sebuah Lebah terbang lalu hinggap dihidung Chanyeol dan sekarang sang lebah sedang berpose bak seorang model terkenal lalu lebah itu menatap Chanyeol dan mengarahkan pant*tnya yang berduri pada chanyeol yang membuat Chanyeol menelan ludahnya sedangkan Suho kini tengah memegang sebuah raket yang entah dari mana dia dapatkan, dan kini suho tengah mengarahkan raketnya menuju sang lebah. Dalam hitungan ke tiga yang dia hitung dalam hati dia langsung menabok sang lebah yang sedang berpose di atas hidung Chanyeol menggunakan raket tersebut.

Plak!!!

“AWWWWWWW”

Teriakan yang memekakan telinga itu kini terdengar di dalam kamar Chanyeol yang entah berasal dari sang lebah atau dari Chanyeol.

~~~D.O~~~

Sang umma yang sangat perhatian dan sayang pada anakk-anaknya ini kini tengah dangdutan ria di dapur , sang umma dangdutan sambil membuat sesuatu yang manis yang akan diberikan pada sang anak yaitu Coklat.

Dia mendapat ide untuk mengirimi Chanyeol coklat saat dia melihat ABS sang anak bungsu Kai yang baru selesai mandi. Dan yang ada dipikirannya saat itu adlah

“Ternyata benar kata orang kalau coklat bisa membuat suasana hati jadi bahagia’ *Yadong lagi ok jangan dibayangin

Sambil membuat coklat D.O terus menyanyi sampai-sampai satu album MAMA Exo-k dan Exo-M dinyanyikan.

Setelah coklat jadi dia melihat coklat tersebut dan mataya tampak bling-bling karena puas dengan bentuk coklat yang dia buat. Coklat berbentuk bibir dan ABS Kai itu berhasil membuat mata D.O bersinar dan kini pipinya tampak bersemu merah karena takjub dengan karyanya sendiri.==”

“Aku itu seniman sejati, wuah aku hebat, tampan, suara bagus jago masak, kebapaan plus keibuan, lengkap deh. Yang jadi istriku nanti pasti bahagia dunia akhirat” .*D.O lagi promosiin diri

D.O kemudian menaruh coklat tersebut didalam sebuah kotak berwarna pink dan diberi hiasan dengan warna yang senada.

“Wuah this is it coklat bentuk bibir dan ABS Kai ala chef D.O queen” ucap D.O

***

D.O kini tengah berada didepan rumah Chanyeol dan saat dia hendak mengetuk pintu tiba-tiba dia melihat seorang anak yang sedang main gelembung busa.

D.O pun terpaku melihat balon tersebut karena semalam dia baru saja nonton spongebob episode meniup gelembung,

“Aku ingin membuat gelembung berbentuk gajah seperti spongebob dan Patrick” ucap D.O dengan wajah mupeng.

Anak kecil yang melihat muka mupeng DO akhirnya merasa kasihan pada DO  “Kasihan kaka itu kayanya masa kecil dia kurang bahagia deh” batin si anak Sotoy  dan langsung menghampiri D.O

“Kaka mau main ini?” tanya sang anak dan D.Opun mengangguk so imut.

Karena kasihan pada D.O akhirnya sang anak tersebut memberikan cairan gelembungnya pada D.O yang membuat D.O kegirangan.

Sekarang D.O menarik napasnya lalu dia mulai menari menari dari balet sampai jaipong  lalu saat dirasa tariannya cukup diapun mulai meniup gelembungnya dan tak berapa lama munculan sebuah gelembung berbentuk bulat.

“Ah kenapa bentuknya bulat?” kesal D.O sambil menghentakan kakinya ala-ala di MV MAMA tapi kalau di MV Mama yang bergetar itu tanah kali ini yang bergetar adalah bibir D.O.

Sang anak hanya cengo melihat D.O “Si kaka ini stres atau apa yah? Bentuk gelembung kan emang bulet?” batin anak itu yang prihatin dengan D.O karena ganteng-gangteng otaknya konslet.*plak

“Akh mungkin narinya kurang semangat” ucap D.O yang membuat anak itu menggeleng-gelengkan kepalanya prihatin dengan sikap D.O

Selama berjam-jam D.O terus berusaha meniup gelembung tapi selama itu pula bentuk gelembungnya hanya bulat, tidak berbentuk gajah seperti yang dia inginkan. Karena asik meniup

gelembung D.O sampai lupa tujuan dia yang sebenarnya adalh menjenguk Chanyeol bukan meniup gelembung.

~~~Baekhyun~~~

Baekhyun kini sedang memandangi sebuah kotak kecil yang berisi sebuah cincin, dia menatap kotak tersebut dengan seburat senyum dibibirnya.

Dia menaruh cincin tersebut dikantong celananya agar menjadi Surprise bagi sang Soulmate.

Baekhyun adalah orang yang paling merasa menyesal karena sebagai soulmate sehati seperjuangan sehidup tapi tak semati, dia adlah orang yang paling sedih mengetahui Chanyeol pingsan Karena tersedak sikat gigi.

“Aku mau minta maaf pada Chanyeol dan semoga dia mau menerima maafku” ucap Baekhyun dengan mata bersinar-sinar.

Baekhyun mulai mengetuk kamar Chanyeol dan setelah terdengar perintah masuk dari sang pemilik kamar akhirnya Baekhyunpun masuk kesana.

Baekhyun dan Chanyeol saling berpandangan dan dari mata mereka kini terlukis suatu kerinduan yang sangat dalam. Baekhyun mulai melangkahkan kakinya mendekati Chanyeol dan setelah baekhyun berada tepat di pinggir Chanyeol Sebuah senyuman terlukis dibibir tipis Baekhyun “Yeol” panggil Baekhyun mesra membuat Chayeol tersenyum sumringah karena sejujurnya dia sangat merindukan suara sang Soulmate.

“Baek” balas Chanyeol dengan malu-malu

Baekhyun mulai memegang lengan Chanyeol dan menatapnya sendu “Yeooooollllllllllllllll” ucap Baekhyun mesra dengan senyum  yang so imut dan malu-malu.

“Apahhhhh baek????” balas Chanyeol dengan senyum yang sama so imutnya dengan senyum baekhyun.

“Yeol tahu gak aku bawa apa?” tanya Baekhyun

“emhhhh bawa apa yah? Ah aku gak tahu ah baek” jawab Chanyeol manja.

“emh aku bawa ini buat kamu” Baekhyunppun mengeluarkan sebuah kotak kecil dan saat dia membuka kotak tersebut mata Chanyeol membulat lebar dan matanya kini berkaca-kaca karena terharu.

“Kau memberiku cincin baek?’ tanya Chanyeol tak percaya dan Baekhyunpun mengangguk dengan imutnya.

“Hooh aku tuh pengen kamu cepet sembuh jadi aku kasih kamu cincin, sini aku pasangin di jari manis kamu” ucap Baekhyun sambil mencoba memasangkan cincin tersebut di jari Chanyeol.

Chanyeol kini terpaku setelah melihat begitu baiknya Soulmatenya itu padanya.

“Baek cincin ini bagus sekali, ini pasti mahal yah aku jadi gak enak”

Baekhyun kini mengarahkan telunjuknya kebibir Chanyeol “Gak usah khawatir yeol, ini gratis” Chanyeol kemudian menyipitkan matanya setelah mendengar kata gratis.

“maksud kamu?” tanya Chanyeol bingung

“Selama kamu sakit aku kangen kamu yeol dan oleh karena itu aku putusin buat tidur dikasurmu, dan tak menyangka aku menemukan sebuah amplop dibawah bantalmu yeol. karena penasaran aku buka saja dan ternyata itu uang dan aku merasa bahawa Tuhan serasa kejatuhan durian tapi duri nya sangat lembut membuatku terbang keawang-awang apalagi melihat jumlah uang yang ada di dalam amplop tersebut membuatku merasa sangaaaaaaattt bahagia Yeol. oleh karena aku bingung uang itu mau aku belikan apa jadi aku beliin aja cincin buat kamu yeol, kamu senang kan?aku baikkan? Kau beruntung loh punya Soulmate kaya aku yang udah ganteng baik pula dan tak pelit pula”

“Senang banget Baek dan emh makasih yah udah pake uang gaji yang aku simpen  buat beli cincin ini” ucap chanyeol dengan senyum yang dipaksakan serta wajah yang datar.

~~~Kai~~~

Kai kini tengah memarkirkan mobilnya ang berwarna merah padam (bayangin mobil Minho di MV Hello) didepan rumah Chanyeol, Niat Kai kesana apalagi kalau bukan untuk menjenguk hyungnya, pemilik hidung minimalis ini berencana meminta maaf pada hyungnya karena Kai merasa bersalah atas kecelakaan yang di alami oleh Chanyeol.

Sebelum dia keluar dari mobilnya terlebih dahulu dia melakukan kegiatan rutin ialah mengaca di kaca Spionnya ==”. Kai memadangi wajahnya sambil sesekali membenarkan tatanan rambutnya.

“Tuhan tampaknya beanr-benar mencintaiku karena dia dengan baiknya memberikanku wajah setampan ini dan bisa dibiang hampir sempurna. Semua orang sekorea juga tahu aku sama Wonbin masih gantengan aku dikit, tapi banyaknya tetep di Wonbin sih gantengnya ck ck ck ck” Ucap Kai sambil cekikikan

“Coba lihat saja rahangku sangat berkarakter, kulitku gak terlalu putih jadi agak-agak sexy gimana gituh ditambah ABS aku yang kaya coklat, uh kenapa yah aku bisa mendapatkan semua kelebihan ini. Aku kan jadi merasa minder karena orang lain tak setampan aku!!” Puji Kai lagi pada dirinya sendiri.

Tak berapa lama kemudian Kai menoleh pada sebuah Boneka teddy bear besar yang sedang duduk dikursi di pinggirnya.

Kai memandangi boneka Bear tersebut dan tersenyum “Hei, Aku tampankan?” tanya Kai pada Sanga boneka

“Iya kau sangat tampan Kim Jong-in” ucap Jongin yang sekarang sedang memegangi Boneka itu dan menggerakkan boneka tersebut agar seolah-olah bisa berbicara.

“Akh terimakasih aku tahu aku tampan” Kaipun mencium boneka tersebut lalu memegangi tangan boneka bear itu kemudian menaruh tangan boneka bear tersebut kewajah boneka tersebut, agar terlihat kesan boneka tersebut malu dicium oleh Kai.

Setelah puas kemudian Kai mulai melakukan ancang-ancang untuk keluar mobil tapi kali ini tersirat sebuah ide cemerlang baginya untuk memperlihatkan sedikit acrobat, Kai berencana eluar dari mobil dengan cara melompat dari mobil keluar mobil. Yah tujuannya agar terlihat keren. *Padahal gak ada yang lihat juga==”

Kai mulai mengambil ancang-ancang kemudian dia melompat namun benar-benar malang tak dapat ditolak, sial tak dapat dihindari dan entah itu hari sial bagi Kai atau memang ini adalah sebuah takdir yang Tuhan tuliskan untuk sang pemilik hidung minimalis ini karena saat dia meloncat keluar naas bagi diri Kai sebab dia menginjak kulit pisang yang entah berasal dari mana sampai mengakibatkan dia terjatuh.

Namun bukan Kai namanya jika tidak menunjukan sisi kerennya, karena walaupun sedang erjatuh Kai masih menunjukkan gaya slow motion ala-ala di film Patrick eh maaf maksudnya matrix.

“Awwwww” itulah ringisan yang keluar dari mulut sang pemilik hidung minimalis ini, kepalanya yang sangat berharga kini terbentur badan mobil bahkan bukan hanya kepalanya saja karena pantatnyapun yang termasuk lumayan bahenol pun harus berciuman dengan aspal dijalanan rumah Chanyeol.

***

“Hyung aku mohon maafkan aku yang tampan ini!” ucap Kai pada Chanyeol namun kini Chanyeol hanya memandang Kai datar

“Emh bisa diaturlah asal…..” potong Chanyeol

“Asal apa hyung, apapun permintaan hyung aku jabanin deh hyung asal jangan minta melebihi kegantengan aku aja karena itu takkan pernah mungkin”

Pletak~~~~

Sebuah jitakan kini mendarat mulus di kepala Kai yang membuat Kai meringis kesakitan lalu mengusap-ngusap kepalanya.

“Hyung kenapa ini kemarin waktu aku sakit aku dibulli Suho hyung, baekhyun hyung bahkan umma D.O juga menggetok kepalaku ini dan sekarang hyung juga ngegetok kepala aku, ini pembullian digrup hyung sumpah yah hyung aku mau nelepon Sooman biar gaji kalian dipotong, gini-gini juga walaupun hiding aku minimalis, jidat aku agak lebar, kulit aku coklat seksi dan wajahku ganteng gak ketulungan tapi aku ini dancer favorit om Sooman jadi dia pasti gakkan terima aku dibuli dama kalian” penjelasan yang panang lebar itupun berhasil membuat Chanyeol semakin pusing karena dia terlalu pusing mendengar ocehan Kai tentang dirinya sendiri yang menurutnya ganteng==” *sejak kapan Kai narsis gini yah ??? *plak

Kai yang sudah menyelesaikan kata-katanya kini melirik kearah Chanyeol dan ajaib bagi Kai karena sekarang Chanyeol sedang asik mendengarkan lagu dan telinganyapun ditutup menggunakan Headset yang membuat Kai menatap Chanyeol tajam.

“Hyung tega banget dehgak dengerin omongan aku” ucap Kai yang membuat Chanyeol tersenyum

“Oh kamu udah selesai ngomong Kai?” tany Chanyeol yamg membuat Kai mendengus kesal.

“OK hyung athu thamu end” ucap Kai dengan kesal dan entah kenapa sekrang Kai menggunakan bahasa Cadel ala-ala Sehun.

“Oteh athu thamu end, tapi athu thamu gak pelnah jadian” ucap Chanyeol sambil menjulurkan lidahnya dan ikut-ikutan menggunakan bahasa Cdel sehun.

Sementara itu sekarang Sehun yang sedang betelepon ria dengan Luhan ditelepon tengah bersin-bersin karena bahasa cadelnya dipake oleh kedua hyung nya.

~~~Sehun~~~

Sehun sang maknae yang paling imut di exo kini tengah duduk melamun sambil menahan dagu menggunakan kedua tangnnya. Dia menghela napasnya panjang dan terdengar suatu desahan yang menandakan dia sedang dilanda kegalauan.

“Hun kemu kenapa maknae?” tanya sang leader yang tak tega melihat makanaenya merenung menghayati kegalauannya.

“Athu lagi galau hyung” jawab Sehun

Suhopun menghampiri Sehun dan duduk dipinggirnya lalu mengusap kepala Sehun “Galau kenapa? Kamu gak punya pulsa buat nelepon Luhan hyung?” tanya Suho dan Sehunpun menggeleng.

“bukan karena Luhan, kalau gitu kamu kangen pengen ketemu Luhan?” tanya Suho lagi dan Sehunpun menggeleng lagi yang membuat Suho semakin meemutar dan memeras otaknya untuk menemukan jawaban terpendam dari hati sang maknae.

“Kalau gituh kamu mau beli bubble tea?” dansekali lagi Sehunpun menggeleng.

“lalu kamu galau kenapa?”

“Athu galau mau ngathih apha thama Chanyeol hyung, than Thanyeol Hyung agi Thatit jadi athu mau jenguk Dia, ngelti than Hyung?” tanya Sehun dan kali ini Suho yang menggeleng, karena tak mengerti apa yang diucapkan sang maknae barusan.

“Ah hyung lemot deh” ucap Sehun yang langsung berdiri meninggalkan Suho yang sedang terdiam mematung.

“Dasar maknae, bilang aku lemot. Bukan aku kali yang lemot tapi omongan dia kali yang kaya makhluk planet yang gak bisa dicerna dengan akal sehat serta tak bisa di artikan menggunakan kamus dan terutama tak bisa dijelaskan secara ilmiah” cerocos Suho pnjang lebar tentang sehun dan gaya bicara cadelnya ==”

***

Sehun kini sedang berdiri didepan kamar  Chanyeol sambil membawa sebuah boneka lukis yang dia likes sendiri(lihat aja boneka/patung yang Taemin liat di Mv hello karena aku gak tahu itu apa namanya). Sehun pun mengetuk pintu dan setelah terdengar suara Chanyeol yang menyuruhnya masuk, Sehunpun langsung membuka pintu dan nyelonong masuk.

Sehun yang melihat Chanyeol langsung berlari menghampiri Chanyeol dan memeluknya melampisakan semua kekangenannya pada sang hyung.

“Hyung athu thangen banget hyung” ucap Sehun sambil memeluk Chanyeol erat yang membuat Chayeol hampir merasakan seperti akan mati karena tidak bisa bernapas.

“Se…hun… le..pas…kan…se….sak…..” ucap Chanyeol dengan susah payah.

Sehunpun kini melepaskan pelukannya dan menatap Chanyeol dengan mata yang berkaca-kaca “Hyung” ucap Sehun dengan lirih sambil megelap ingusnya *Plak

“Sehun hyung kangen kamu”

“Athu juga thengen hyung” kini air mata mulai mengalir di mata keduanya

“Hyung jangan nangith athu jadi pengen nagisth juga” ucap Sehun sambil menepuk bahu Chanyeol

“Aku nangis karena sakit” ucap Chanyeol sambil tersu nangis.

“Hyung, Thehun yakin Hyung pathi thembuh pelcaya pada ahtu hyung. Thalau hyung udah thembuh nanti athu, hyung ma baethhyun hyung thitha beltiga bithin onal lagi didolm thelus thita

bulli lagi si item Kai thelus thita beli bubble tea, thitathita thita …” Sehun tak meneruskan kata-katanya karena terlanjur sedih dan tak mampu meneruskan kata-katanya..

“Sehun kamu tahu gak kenapa aku nangis?” Sehunpun menggeleng ketika ditanya Chanyeol

“Kamu dudukin tangan aku sehun, kan sakit pan*at kamu tajem banget hun”  Sehun yang mendengar kata-kata Chan yeol barusan langsung berdiri dan tersenyum  kudavsambil menunjukan hurup V.

“Oh ya Hyung athu bawa ini buat hyung, hyung tahu gak athu bithin ini thendili, ahu gambal ini dengan thepenuh hati dan dengan hati yang dipenuhi cinta athu buat hyung, walalupun athu gak bitha gambal athu teta beruthaha buat gambal ini thalna athu yathin thalau hyung pathi thuka, jadi hyung bagaimana? Thalya athu baguth than???”

Sehun kini menunjukan karya yang dia buat yang berupa boneka lkis yang tadi dia bawa pada Chanyeol namun kali ini Chanyeol  menangis kembali yang membuat Sehun bingung, kenpa lagi Chanyeol.

“Hyung theneapa nagith?hyung pathi telhalu ma athu ya hyung? Udah hyung jangan nangisth athu than Thayang hyung! Ini tanda thayang athu ma hyung” Sehunpun menepuk-nepuk bahu Chanyeol pelan berusaha menenangkannya.

“aku…..” ucap Chanyeol sambil nangis “Aku gak ngerti kamu ngomong apa, jadi bisa gak kamu ngomong pake bahasa manusia hun!!!!” mendengar ucapan Chanyeol barusan sehunpun hanya bisa membulatkan matanya karena dia kira Chanyeol terharu padanya tapi ternyata Chanyeol tak mengerti satupun kata-kata Sehun.

END

gimana? gak jelaskan? absurdkan? hoh tapi inilah isi otak saya XD

makasih buat yang baca sama comment^^

Title                       : The Wind’s Hum

Author                  : Sehunblackpearl

Genre                   : Romance; schoollife

Cast                       : Oh Sehun (EXO)

Lee Eunmi (OC)

Length                  : Oneshoot

 

WARNING : No SIDERS, No plagiators, no bash. Kalo ada yang melakukan yang author larang di atas, author kutuk jadi monyet Ini ga main-main loh.

 

Kemarin sepanjang malam di rumah pengembara burung gagak menggauk-gauk.

“Hari ini berjalan berapa batu lagi ke mana?”

“Ke gunungkah? Ke ladangkah?”

Karena tiada ajakan aku tak pergi.

Jangan ditanya, rumahku ada di Jeongju Kwaksan

Tempat kereta pergi dan kapal singgah

Di tengah jalan simpang aku berdiri.

Jalannya banyak bercabang-cabang

Tapi tiada satu pun arah kutuju

Senandung angin yang tak lelah goda jiwaku. Setiap malam, sebelum aku lelap, senandung tua itu, menyelinap melalui jendela kayu yang tak pernah tertutup rapat di kamar tidurku yang tak luas. Buai aku hingga sampai batas sadar dan tak, jagaiku hingga mimpi terakhir.

Senandung bodoh itu, muncul di wajah ibu saat aku menatap keriput yang mulai tampak jelas menggambar di wajah tua wanita itu. Tersenyum menggodaku saat aku memandangi langit-langit kamarku yang rapuh. Melambai seolah mengejek saat aku termenung di bawah senja. Mengusik hatiku yang duka setiap saat, setiap waktu, setiap nafas yang berhembus.

“Nilai serendah ini, apa yang akan kau lakukan setelah lulus SMU?” kata-kata guru bahasa inggris tadi pagi mulai mendengung dalam telingaku. Ya, nilaiku rendah. Lalu apa? Bukan berarti aku tidak punya tujuan kan? Aku tidak pernah berencana mengambil jurusan bahasa inggris, bodoh. Tapi mereka tidak akan mengerti. Guru-guru tolol itu tidak mengerti. Nilai yang tinggi bukan penentu jalan hidup yang akan ditapaki setiap orang.

“Dasar tidak tahu diri. Kau tahu kan keluargamu itu miskin? Kalau nilaimu serendah ini, lalu apa lagi hargamu?” Aku tahu kehidupan ini memang hanya milik mereka yang memiliki kuasa dan kejayaan dalam genggamannya. Tapi sebegitu hinanyakah aku? Karena aku tidak terlahir kaya maka aku tidak berharga? Karena aku tidak memiliki nilai tertinggi maka aku dianggap tidak bernilai? Oh, karena tasku tidak terbalut intan maka aku tak berguna. Karena sepatuku hanya sepatu putih yang sudah dua tahun tak diganti. Karena ibuku tidak memberikan donasi besar pada sekolah brengsek mereka ini maka aku bukan siapa-siapa. Dan karena tubuh ayahku mungkin sudah membeku kedinginan di dasar lautan sana atau mungkin sudah tak bersisa hingga

tulang, menjadi makanan ikan? Maka mereka tak perlu memandangku. Maka aku hanya menjadi ulat kecil di ladang teh yang akan segera mereka panen. Maka aku harus disingkarkan dari jarak pandang mereka.

“Brengseeeek.” kutendang gerbang dingin yang menjadi penghalang seluruh murid SMU Hannyoung dengan masa muda itu dengan segenap tenaga yang mampu kukumpulkan di kakiku. Aku miskin dan bodoh. Tidak perlu menghabiskan waktuku belajar di sekolah bodoh ini. Lagipula sekolah seperti apa yang mengurung siswanya sampai malam? Sekolah brengsek. Kutendang gerbang tak berperasaan itu sekali lagi sebelum akhirnya aku memutuskan untuk berlari menjauh dari bangunan sekolah brengsek itu sebelum guru yang lebih brengsek lagi menangkapku membolos kelas malam yang tidak kalah brengsek..

Seperti yang kukatakan, aku miskin dan menurut mereka aku ini bodoh, jadi aku tidak perlu menghabiskan waktu berhargaku membaca buku-buku tebal yang tidak membuatku pintar itu kan? Makanya hari ini kuputuskan untuk membolos saja. Aku ingin sedikit bernafas. Aku langsung berlari menuju bar tempat teman-temanku sudah menungguku.

“Yo Eunmi. Kenapa kau lama sekali?” Aram langsung mendatangiku begitu melihat sosokku memasuki bar.

“Haha sekolah brengsek dan guru menyebalkan. Kau taulah.” Ujarku sambil memutar bola mataku.

“Iyeeuw.” Timpalnya menunjukkan ekspresi seolah ia ingin muntah.

“A-yo. Lama tidak melihatmu, bodoh.” Teman-temanku satu per satu menyapaku begitu aku mendekat ke meja tempat mereka sudah menghabiskan beberapa botol minuman.

“Yaaa beraninya kalian menghabiskan semua minuman itu tanpaku?” aku menunjuk botol-botol kosong yang berdiri di meja mereka.

“Ooooh slow down baby. Murid sekolah elit tidak boleh minum alkohol.”

“Juga tidak boleh membolos.”

“Apa-apaan kalian. Peraturan sialan itu tidak berlaku untuk kakakmu ini brengsek.” Jawabku sambil menjitak kepala mereka. “Sekarang beri aku minum sebelum aku marah.”

“Duduk dan bersenang-senanglah jalang.”

Ini adalah duniaku. Tanpa peraturan brengsek yang membelenggu. Dunia dimana aku bisa bicara sepuasku tanpa ada yang menegor saat mereka merasa aku kurang santun. Aku bisa berpesta, minum, bersenang-senang sepuasku. Aku tidak perlu khawatir dengan kertas ujian brengsek yang tidak penting itu. Tidak ada peraturan cara memakai baju yang benar. Biar kuberitahu. Ibuku mengajariku cara memakai baju, sialan. Kalian tidak perlu mengajariku lagi. Memang di sinilah aku seharusnya berada. Bersama teman-teman golongan tidak terpelajar. Menggila dan

membuat keributan. Bukan di ruang hening yang menyesakkan itu. Sialaaan. Malam ini pesta. Lupakan segala kesusahan. Di dunia gemerlap ini, kita hilang tujuan. Tapi aku, sejak awal aku memang tidak punya tujuan. Sekali lagi sajak itu menyusup melalui celah di seragam putihku, menyelinap ke dalam ruang hati yang hampa. Lagi, aku hanya dapat menatap kosong ke arah yang tak kutahu. Di tengah jalan simpang aku berdiri. Jalannya banyak bercabang-cabang. Tapi tiada satu pun arah kutuju. Tiada arah yang dituju. Tiada arah yang dipandang. Tiada suka yang digenggam. Tiada cinta yang dinanti. Maka dengan pesta malam ini, aku tidak kehilangan apa-apa. Bahkan kehormatan pun tidak. Sejak awal memang kehormatan itu tidak ada dalam diriku.

Sementara teman-temanku yang tidak berpendidikan itu bermain billiar, aku memilih duduk meminum alkohol sebanyak yang kubisa. Yang kubutuhkan hanya minuman keras dan aku bahagia. Aku dapat menghilang bersama kegelapan. Bersembunyi di balik hitam yang lara. Tidak ada yang tahu. Bahkan sajak tolol itu tidak dapat mengintipku dalam dunia gelapku yang lebih bahagia. Masih dengan tangan kanan menggenggam botol bir, aku memandang teman-temanku yang tertawa tanpa beban. Ya. Memang begitulah masa muda itu seharusnya. Tertawa di bawah cahaya gemerlap bersama orang yang membuatmu tertawa. Bukan menghabiskan malam meringkuk dengan wajah tertekuk di hadapan meja belajar, berusaha memecahkan soal matematika dan fisika yang tidak akan pernah membuatmu merasa berguna. Aku ingin hidup seperti itu. Seperti mereka. Terlepas dari segala beban yang membuat uban cepat muncul di antara rambut hitam yang tumbuh di kepala. Aku ingin seperti mereka. Bebas.

“Bersenang-senang manis?” tiba-tiba suara yang tidak kukenal berbisik tepat di telingaku. Bukan karena mabuk maka suara itu tidak kukenal, tapi aku memang tidak tahu siapa pemilik suara itu. Aku menatap dari belakang telingaku. Seorang pria dengan seragam SMA duduk manis dengan satu kaki dilipat di atas kaki satunya. Tangannya ia biarkan menyentuh leherku semaunya.

Aku kembali menatap teman-temanku. Meneguk minumanku lagi langsung dari botolnya, tidak menghiraukan pria yang menunggu jawaban di belakangku.

“Aku suka gadis dingin sepertimu.” Bisiknya lagi di telingaku. Tubuhku bergidik serasa digelitik saat nafas hangatnya terasa di ambang telinga. Segala bulu berdiri dan aku bergetar saat cuping telingaku digigitnya mesra.

“Enyahlah.” aku memindahkan posisi dudukku sedikit menjauh darinya. Dia ikut berpindah, duduk di tempat aku duduk tadi.

“Lucu sekali kau menyuruhku enyah tapi memberi ruang untuk aku duduk di sebelahmu.” Matanya berkilat oleh nafsu dan dia menempelkan pantatnya tepat di ruang kosong di sampingku. Aku diam menolak menatap wajahnya.

“Kau… Lee Eunmi. Bukankah harusnya sekarang ini sedang duduk di depan meja mendengarkan guru Park menerangkan soal bahasa inggris bersama teman-teman lainnya?” Aku terkejut mendengar kata-katanya. Kali ini kualihkan pandanganku ke arahnya. Seragam yang ia kenakan adalah seragam SMA Hannyoung yang sama denganku. Dan wajahnya, memang adalah salah satu wajah dari sekian teman sekelasku yang tidak begitu akrab denganku karena perbedaan status. Orang kaya brengsek.

“Oh Sehun yang hebat. Ternyata rahasia prestasimu sebagai nomor satu terbawah itu ada di sini.” Balasku mengejek. Kuberikan dia tatapan sinis yang bisa membekukan es.

“Murid peringkat atas yang prestasinya mulai menurun sepertimu tidak berhak mengatakan itu padaku. Bukankah kita sama Nona Peringkat Tiga?”

“Aku tidak sama denganmu brengsek.” Sekali lagi, kuteguk minumanku langsung dari botolnya kembali memandangi teman-temanku yang masih bermain billiard sambil sesekali menciumi Aram atau menyentuh bokongnya.

“Aku tahu teman-temanmu itu. Mereka setiap malam ada di sini.” Bisiknya lagi tiba-tiba, kali ini sambil menciumi leherku dan aku membiarkannya. “Apa mereka tidur dengan gadis itu?” diraihnya botol minuman di tanganku dan diletakkannya kembali ke meja. Kedua tanganku digenggamnya.

“Tidak tahu.” Jawabku singkat, memandangi teman-temanku yang sedang dibicarakannya. Aku dan teman-temanku. Hanya ada dua wanita di antara kami, sisanya pria lima orang. Aram, aku tahu dia tidur dengan mereka berlima secara bergantian. Dan mereka tidak keberatan berbagi wanita. Lucu bagaimana sampai sekarang aku tidak membiarkan mereka menyentuh seincipun dari rambutku. Tapi aku membiarkan Oh Sehun menciumi leherku, menjilat dan menggigitnya sesuka hatinya.

“Tapi aku tidak pernah melihatmu bersama mereka. Ini pertama.” Tangan nakalnya mulai meyusup dari leher ke balik kemejaku yang masih terkancing dengan baik. Aku masih tidak bergeming membiarkan tangan dan bibirnya bermain-main dengan tubuhku di tempat terbuka. Aku tahu tidak akan ada yang peduli karena ini memang tempat yang sesukanya. Tangannya yang lain pun menemukan jalannya ke balik rokku, menyentuh pahaku, membuat tubuhku bergetar lebih, seolah tersengat listrik. Wajahnya mendekat ke wajahku dan detik berikutnya bibir kami bertemu. Tidak tahu mungkin kepenatan dan rasa lelah yang membuatku pasrah membiarkannya bekerja sesukanya dengan tubuhku. “Apa mereka membayarmu untuk seks? Aku akan membayarmu lebih. Habiskan malam ini denganku saja.” Aku terkejut mendengar kata-kata yang terucap dari mulutnya tepat di leherku. Apa aku terlihat seperti wanita yang menawarkan seks untuk bayaran? Aku terlihat seperti wanita jalang?

“Aku bukan pelacur.” Teriakku sambil melepaskan kedua tangannya dari tubuhku. Aku berdiri. Orang-orang melihati kami karena teriakanku. Sehun menatapku terkejut dengan aksi tiba-tibaku. Dan teman-temanku berhenti bermain billiard, berjalan mendekati kami.

“Wooaa, santai. Kenapa kau tiba-tiba berteriak?” ujarnya, menarik tanganku meminta aku duduk kembali. “Ayo kita lanjutkan lagi.”

“Brengsek. Aku bilang aku bukan pelacur.” Teriakku, kali ini sambil mendaratkan tamparan kasih sayang ke pipi putihnya.

“Kalau bukan lalu kenapa kau di sini dan membiarkanku menyentuhmu?” Aku terdiam. Memang aku tadi bersikap murahan. Aku tidak mencegah satu pun dari kegiatannya. Sekarang aku menyesalinya. Tapi aku bukan pelacur, demi Tuhan. Meski aku bersikap murahan tadi.

“Eunmi-yah. Ada apa?” tanya Aram yang kini sudah berdiri di depanku.

“Yo man. Apa kau mencoba berbuat macam-macam dengan teman kami?” Jongdae, ikut berdiri di samping Eunmi. Diikuti empat lagi temanku.

“Dia temanmu?” Sehun sedikit membelalakkan matanya terkejut. “Ya Lee Eunmi, tidak kusangka teman-temanmu seperti ini.” Katanya lagi tertawa mengejekku. “Cih, apa yang akan dikatakan sekolah kalau Nona peringkat tiga ini ternyata bermain di bar bersama teman-temannya?”

“Itu bukan urusanmu brengsek. Sekarang enyah dari pandanganku. Dan satu lagi, aku bukan wanita murahan. Aku tidak menjual tubuhku untuk uang yang kau tawarkan.” Oh Sehun diam.

“Apa maksudmu? Kamu memperlakukan teman kami Eunmi seolah pelacur?” teriak Aram marah pada Sehun.

“Bro, dia itu masih perawan. Jangan macam-macam dengannya. Atau kami bikin mati kau.” Temanku yang lain menimpali. Bodoh, mereka tidak perlu mengatakan itu. Itu akan membuatku terlihat lebih bodoh di mata Sehun. Kulihat ekspresi terkejut Sehun yang tak berusaha disembunyikannya sedikitpun.

“Aku pulang.” Kataku sambil mengambil ransel dan jas yang kuletakkan di bangku bar. Ini betul-betul memalukan.

“Ya Lee Eunmi…” kudengar mereka berteriak memanggil namaku tapi tak kuhiraukan. Aku lelah. Aku ingin pulang, berbaring di rumah.

—__—

Satu lagi hari yang harus kami habiskan di depan meja, dengan buku-buku tebal terletak di atasnya untuk kami pelajari sampai kami menguasai segala yang ditulis oleh siapapun orang yang cukup gila mengarang buku itu. Sedikit memaksakan diri, aku berkonsentrasi dengan bahan ajar yang diberikan guru Cha tadi. Ujian semester sudah di depan mata. Aku tahu aku tidak cukup melakukan segala sesuatu dengan baik semester ini dan banyak guru yang menegorku dengan nilai yang tidak kunjung membaik. Tetap saja aku harus menguasai segala yang diajarkan guru semester ini atau peringkatku akan menjadi lebih buruk dari yang bisa kubayangkan.

“Belajar tekun Lee Eunmi?” tanya suara yang kuyakini sebagai milik Sehun dari belakangku. Aku mengacuhkannya dan tidak menglihkan pandanganku dari buku paket biologi. “Waaah kau serajin ini lalu kenapa kemarin ditegur guru hampir semua guru ya?” celotehnya masih tetap tidak berpindah dari tempat duduk di belakangku. “Dengan penampilan seperti ini di sekolah siapa sangka ternyata kau menghabiskan malam-malammu di bar bersenang-senang dengan

teman-temanmu?” Aku langsung memutar kepalaku mempertemukan pandangan mata kami. Hitam bertemu hitam. Aku menatapnya sengit.

“Untuk informasimu, aku tidak berkeliaran di bar setiap malam sepertimu yang suka menghamburkan uang.” sergahku sengit mengacung-acungkan pulpenku tepat di depan matanya. “Satu lagi. Anggap saja kita tidak pernah bertemu di bar semalam.” Kemudian aku berbalik, berhadapan dengan buku paketku, lagi.

“Oh, apa kau malu dengan kejadian semalam?” wajahku memanas seketika begitu mendengar tanggapan langsungnya. Si bodoh ini, tidak tahu batasnya.

“Kubilang lupakan, aiisssh bocah ini.” kujitak kepalanya pelan sambil mencibirkan bibirku. Aku tidak ingin mengingat bagaimana aku membuat diriku sendiri terlihat bodoh kemarin malam.

“Aku minta maaf.” Ujarnya tiba-tiba lembut, matanya menatap wajahku sayu. Wajahku memanas dengan kelembutan tiba-tibanya itu. Apa-apaan bocah ini. “Aku tidak tahu kalau kau, uuum kau tahu.” Dia menggosok-gosok belakang lehernya dan wajahnya jadi terlihat salah tingkah.

“Ya, apa-apaan. Tiba-tiba saja bersikap seperti ABG labil ingin menyatakan cinta. Kau membuatku merinding.”

“Aiiisssh aku minta maaf dengan tulus bodoh.” Katanya sambil menarik poniku tanpa kekuatan. “Lagi pula siapa yang mau menyatakan cinta pada perawan tanpa pengalaman sepertimu?”

“Kubunuh kau.” Ujarku mengacungkan pulpenku tepat di depan wajahnya sekali lagi. “Lagi pula aku tidak melihat ketulusan di matamu.”

“Aku harus bagaimana supaya terlihat tulus?”

“Berlutut lalu cium kaki sambil katakan maaf seribu kali.” Kataku bercanda. Sehun langsung menjatuhkan kakinya ke lantai. Ditundukkannya kepalanya dan bersiap mencium kakiku. “Ya, Oh Se Hun kau serius mau melakukannya?”

“Oh.” Dianggukkan kepalanya. Kepalanya mulai mendekat ke kakiku. Aku diam saja, tak bergeming di tempat dudukku menyaksikan Sehun melakukan hal gila yang kusuruh. Beberapa anak lain melihati kami berdua, tapi tidak kami hiraukan. Apa dia serius? Gerakannya terhenti tiba-tiba tepat di depan sepatuku.

“Dalam mimpimu.” Tiba-tiba dia bangkit dan menjitak kepalaku kemudian berlari menjauh. Dilemparkannya bungkusan coklat ke arahku yang kutangkap dengan sukses. “Permintaan maaf, coklat untuk gadis perawan.” Dia mengedipkan matanya sebelum berbalik dan menghilang di balik pintu kelas.

“Ya. Paboya Oh Sehun. Berhenti kau. Aiissshh jinja uurrgghh.” Si bodoh itu. Dia tidak perlu menekankan kata perawan.

—__—

Sejak hari itu aku menghabiskan begitu banyak waktuku dengan Oh Sehun. Masalah sekolah tidak kupikirkan lagi. Setiap malam, setiap hari kuhabiskan di bar dengan Sehun atau teman-temanku. Waktu yang kuhabiskan dengan mereka membuatku lebih tenang dan sejenak melupakan kepenatan yang biasanya membuat dadaku sesak. Mereka memberikan ruang untuk aku dapat bernafas dan aku merasakan nyaman yang tak pernah kurasa sebelumnya.

Tapi tidak pernah ada kebahagiaan yang selamanya. Aku dihadapkan lagi dengan kenyataan aku masih siswa SMA Hannyoung dan kami sudah memasuki masa ujian. Aku memang lupa dengan sekolah satu minggu terakhir ini, dan aku tidak mempelajari sedikitpun materi pelajaran. Jika tidak melakukan sesuatu, maka aku tidak akan berhasil dalam ujian. Membuat contekan menjadi satu-satunya pilihanku. Aku tidak bisa kalau nilaiku rendah.

Hari ini, hari terakhir ujian. Aku duduk di bangkuku menunggu kertas ujian dibagikan. Aku sudah melakukan segalanya dengan baik selama ujian kemarin. Ini hari terakhir dan setelah ini aku bebas. Kuterima kertas ujian yang diberikan teman yang duduk di depanku dan membagikan sisanya kepada yang di belakangku.

Setengah jam ujian berlangsung. Kulihat semua murid sibuk dengan kertas ujiannya masing-masing. Kecuali orang yang duduk di sampingku, Oh Sehun. Dia sudah meletakkan kepalanya di atas lengannya di meja, tertidur pulas. Si bodoh itu, begitu kertas ujian dibagikan langsung mengisi kertas jawabannya tidak tahu dengan jawaban apa. Karena kurasa dia sembarang memilih jawaban. Dia bahkan tidak membuka kertas soalnya. Pantas saja menjadi peringkat satu terbawah. Hidupnya hanya bermodal wajah gantengnya itu. Guru Park, pengawas ujian kami berjalan mengelilingi kelas, matanya tidak lepas mengawasi kami yang sedang mengerjakan soal-soal ujian tidak berguna itu. Aku tahu dia berjalan, tapi aku tidak perduli. Kuputuskan membuka kertas contekanku yang sudah kubuat sekecil mungkin, tapi masih dapat kubaca. Aku bisa mengerjakan ujian dengan baik dengan adanya kertas itu.

Aku masih sibuk dengan kertas contekanku ketika temanku, Daeun yang duduk tepat di depan bangkuku berusaha mengambil kertas contekan di tanganku. Aku belum selesai, tentu saja kertas itu tidak akan kuberikan. Aku menghabiskan banyak waktu mengerjakan contekan itu dan dia seenaknya hanya meminta. Kutahan kertas kecil itu di tanganku, jangan sampai jatuh ke tangannya. Tapi Daeun yang keras kepala berusaha merebutnya dari tanganku. Akhirnya kami tarik menarik dan, plukk. Kertas itu lepas dari tangan kami berdua. Jatuh tepat di samping bangkuku, sial. Daeun langsung menghadap depan pura-pura sibuk dengan kertas ujiannya. Begitu juga denganku. Aku memegang kertas ujianku dan bersikap seolah aku sedang sibuk memikirkan jawaban untuk soal yang rumit.

Guru Park, yang matanya setajam elang langsung menyadari ada kertas yang jatuh. Dengan gaya soknya ia berjalan ke dekatku dan memungut kertas kecil itu. Kusirik dia melalui ujung mataku, dia membuka kertas contekan itu dan membacanya.

“Pasti menghabiskan banyak waktu untuk membuat contekan ini.” Katanya melemparkan kertas itu ke mejaku. Aku diam masih sibuk dengan kertas ujianku. “Kalau kau punya begitu banyak

waktu seharusnya kau habiskan untuk belajar bodoh.” Ujarnya lagi agak keras sambil memukul bagian belakang kepalaku. Aku masih diam. “Sekarang berikan semua contekanmu dan keluar.” Katanya masih memukul kepalaku. Si brengsek ini. “Ayo cepaat.” Bentaknya.

“Kenapa harus?” jawabku, menatapnya dengan mata menantang, tangannya kusingkirkan dengan kasar dari kepalaku. Tidak terima dengan perlakuannya.

“Karena kau menggunakan contekan. Saat semua orang belajar untuk ujian, kau malah dengan enaknyanya hanya memakai contekan seperti ini.” Bentaknya lagi tidak kalah keras dengan bentakannya sebelumnya.

“Itu bukan punyaku.”

“Apa? Jelas-jelas ini punyamu. Kau masih menyangkal?”

“Aku tidak membuat contekan.” Jawabku, walaupun suaraku sedikit bergetar tapi aku tidak gentar menghadapi guru brengsek itu.

“K..kau pikir aku bodoh hah?” teriaknya lagi penuh emosi. Matanya menyiratkan kemarahan tapi aku tidak peduli. Aku tidak akan diam saja diperlakukan seperti ini dua kali oleh si brengsek ini. “Sekarang berdiri kau.” Aku tidak mau menuruti perintahnya. “Ayo cepat berdiri.”

“Aku tidak mau.” Jawabku lagi, menatapnya tajam.

“Berdiri.” Teriaknya sekali lagi lebih keras membuat aku terpaksa menelan ludahku dan berniat menuruti perintahnya.

“Itu punyaku.” Kudengar suara Sehun di samping guru Park berbicara dan kemudian suara meja ditendang hingga bergeser dari tempatnya semula. Aku duduk lagi ke bangkuku, menatap Sehun yang duduk di bangkunya dengan wajah bosan. “Berisik sekali mempermasalahkan contekan seperti itu dan menuduh orang yang salah.” Wajah guru Park berubah merah. Mungkin karena malu. Mungkin juga emosi. “Bersikeras menyalahkan siswi yang tidak ada hubungannya. Betul-betul khas guru. Menyalahkan hanya orang yang ingin dianggapnya bersalah.” Sambungnya dengan nada dan wajah meremehkan.

“Kau…” geram guru Park. Aku tidak berharap Sehun menolongku seperti itu. Tapi tetap saja aku senang melihat wajah guru Park yang menyebalkan itu berubah merah seperti itu. “Sekarang tinggalkan ruangan ini.” Teriaknya pada Sehun.

Sehun, dengan santai berdiri dari bangkunya. “Dengan senang hati.” Ujarnya kemudian menendang mejanya yang tidak bersalah lagi, dan meninggalkan ruangan ujian. Aku hanya diam di bangkuku. Kenapa dia melakukan itu? Apa dia menganggap lucu segala yang ada di dunia ini? Pasti dia sekarang sedang menertawakan aku yang terlihat bodoh tadi. Dia pasti melakukannya karena ingin mengolok-olokku. Karena dia juga hanya anak manja brengsek yang menertawakan nasib anak miskin sepertiku yang setiap malam ditarktir teman-temannya ke bar. Brengsek, dia pikir ini lucu?

—__—

Pulang ujian, pukul dua belas. Aku langsung meninggalkan bangunan sekolah yang tidak pernah berubah dalam pikiranku itu. Dia memang tidak pernah berubah. Tetap brengsek, seperti bagaimana dia selama ini. Aku pergi ke daerah Nonamdong, tempat ibuku memiliki warung pinggir jalan. Seperti yang kukatakan sebelumnya. Aku ini anak miskin. Ayahku nelayan di derah pesisir (?) dulu dan sudah meninggal sejak lama sekali tenggelam di lautan tanpa pernah ditemukan jasadnya. Aku dan ibu kemudian pindah ke Seoul dan hidup sangat miskin di ibukota itu. Ibu berganti profesi berkali-kali. Demi mencari pekerjaan yang dapat menjamin kelangsungan hidup kami. Dan akhirnya selama lima tahun terakhir ini, ibu memutuskan untuk membuat warung pinggir jalan sebagai solusi untuk segala masalah keuangan kami. Tapi tetap saja kami ini sangat miskin dan berkekurangan ditambah biaya sekolahku yang mahal.

“Eomma.” Panggilku pada wanita tua yang sedang sibuk menggoreng entah apapun itu yangsedang digorengnya.

“Dal-ah…” ekspresi terkejut jelas tergambar di wajah tua eommaku. “Kenapa kau ada di sini? Bukankah kau harusnya di sekolah?”

“Kami sedang ujian. Kenapa aku harus di sekolah?” jawabku malas, mengistirahatkan pantatku di salah satu bangku yang dekat dengan eomma.

“Oh, jadi kalian sedang ujian.” Eomma mengangguk kemuadian kembali berhadapan dengan wajannya lagi. “Bagaimana ujianmu tadi?” tanyanya masih sambil memunggungiku.

“Buruk.” Jawabku singkat. Kupandangi punggung eomma yang semakin hari terlihat lemah itu. Punggung yang telah terlalu banyak menanggung beban. Punggung yang setiap hari telah lelah bekerja, tapi tetap saja hanya menghasilkan sedikit uang.

“Buruk? Wae?” ibu meletakkan sumpit yang digunakannya untuk menggoreng dan kembali menghadapku. “Bagaimana bisa buruk?” rasa lelah terpancar jelas dari sinar matanya.

“Aku tidak bisa melakukannya.”

“Kenapa kau tidak bisa?”

“Ya karena tidak bisa. Sekarang berikan uangku. Aku harus membayar tagihan teleponku. Kalau tidak dia akan diputus.”

“Wae? Kenapa kau tidak bisa di ujianmu? Apakah itu terlalu susah?”

“Hentikan itu eomma.” Bentakku tiba-tiba, berdiri dari bangku yang kududuki hingga bangku itu jatuh. Eomma terkejut melihat reaksiku yang tiba-tiba. “Kau pikir sekolah di sana itu mudah? Semua murid di sana adalah anak-anak kaya dari Gangnam. Mereka membayar guru privat untuk setiap mata pelajaran. Jadi bagaimana kau mengharapkanku untuk mengalahkan mereka? Sementara kau hanya dapat memberikanku sedikit uang. Bahkan untuk membayar biaya sekolah

di sana kau sudah hampir mati. Jadi bagaimana kau mau aku mengalahkan mereka? Aku jadi murid paling menyedihkan di sana. Yang benar saja?” kutumpahkan segala kekesalanku pada eomma, tidak peduli dengan raut wajahnya yang terlihat sedih. “Lupakan saja.” Kataku kemudian berbalik dan meninggalkan hadapannya sambil menghentakkan kakiku. Aku berjalan menjauhi warungnya. Kudengar suaranya yang lemah memanggil namaku.

“Eunmi-yah, kau mau ke mana? Kau melupakan uangmu. Eunmi, ini uangmu aku sudah menambahinya jika kau merasa krang.”

Aku tidak menghiraukan panggilannya yang semakin lama terdengar semakin jauh dan lemah. Aku merasa buruk telah melakukan hal yang tidak pantas seperti ini terhadap eomma. Dia pasti sedih. Setelah segala pengorbanannya untukku selama ini, ternyata aku malah melakukan hal yang tidak pantas padanya. Padahal itu semua bukan salahnya. Tapi aku mau bagaimana lagi? Aku juga sangat sedih dan frustasi.

Aku terus berjalan tanpa mempedulikan arah. Menjauh dari warung pinggir jalan eomma yang kecil. Menjauh dari wajah lelah eomma. Pasti dia sangat sedih. Aku ini anak durhaka yang sangat jahat. Sambil berjalan, air mata membasahi pipiku. Aku tidak berniat menghapusnya sama sekali. Aku melanjutkan langkahku, tidak tahu ke mana dan apa yang dituju.

 

“Hari ini berjalan berapa batu lagi ke mana?”

“Ke gunungkah? Ke ladangkah?”

Di tengah jalan simpang aku berdiri.

Jalannya banyak bercabang-cabang

Tapi tiada satu pun arah kutuju

—__—

“Masuklah.” Ujar pria setengah baya itu padaku, membuka lebar-lebar pintu rumahnya yang besar untukku. Kulangkahkan kakiku memasuki bagian dalam rumah yang lebih besar daripada yang kubayangkan. Tentu saja, rumah di Gangnam sudah pasti besar dan elit. Jauh berbeda dengan rumahku yang mungkin hanya sebesar kandang anjing orang ini.

“Buat dirimu nyaman.” Ujarnya sambil menuntunku masuk ke bagian dalam rumah. Aku terus melangkah ke dalam rumah itu dengan tangan pria itu masih tertempel di punggungku menuntunku ke bagian dalam rumah agar aku tidak tersesat di rumah istana itu. “Ah, duduklah di sini.” Perintahnya menunjuk pada sofa yang terlihat sangat mahal. Aku mendudukkan diriku di sofa yang ditunjuknya. Aku menatap rumah mewah itu dengan rasa kagum yang tidak bisa kusembunyikan. Kupandangi sekeliling ruang tamu yang sangat luas itu. Lukisan terpajang di sana sini menambah kesan mewah. Vas yang terlihat mahal, potret diri, dan segala barang yang

tidak pernah ada di rumahku yang sangat kecil. “Kalau kau mau, kau boleh melihat-lihat dulu.” Kata pria itu lagi masih sambil tersenyum.

“Paman, kau membawa wanita asing lagi?” tiba-tiba suara yang sangat kukenal bertanya dari tangga tepat belakangku. Aku segera berbalik menatap orang yang sudah sangat kuingat wajahnya karena berapa minggu terakhir ini aku menghabiskan setiap malam dengannya, tentu saja dengan teman-temanku juga. Bahkan tadi pagi dia mengakui contekan yang kubuat adalah miliknya. Oh Se hun, berdiri di tangga tepat di depan mataku. Mata Sehun membelalak begitu melihat wajahku, ekspresi terkejut di wajahnya kurasa tidak jauh berbeda dengan yang di wajahku.

“Oh, Sehun-ah. Keponakan kebanggaanku.” Ujar pria setengah baya itu melangkah mendekati Sehun lalu dipeluknya Sehun. Wajah pemuda itu datar tanpa ekspresi saat dipeluk pamannya tapi matanya tetap tidak dialihkannya dariku. “Seperti biasa. Jangan beri tahu bibi dan orangtuamu, ne?” kata pria itu pada Sehun. Sehun hanya diam, tak bergeming. “Baiklah aku buatkan minuman dulu untuk nona cantik tamu kita.” Pria itu berlalu dan menghilang di balik pintu yang kurasa menuju dapur.

“Pulang.” Ujar Sehun masih menatapku dingin.

“Mwo?”

“Kubilang pulang.”

“Kenapa aku harus mau kau suruh pulang? Yang membawaku ke sini pamanmu dan bukan kau.” Ujarku mencemooh. Uuugh betapa tidak tahu malunya aku.

“Kau tahu untuk apa kau dibawanya ke sini?”

“Tentu saja aku tahu. Dia membayarku untuk seks.” aku menjawab sambil memalingkan wajahku darinya, berusaha menyembunyikan merah yang mungkin sudah menjalar di sekujur pipiku.

“Aku tidak percaya kau mengatakannya.” Ya aku sendiri tidak percaya aku mengatakannya. “Kau dibayar untuk seks?” Sehun mencekal tanganku dan memaksa mataku untuk menatapnya.

“Ya benar.” Tantangku.

“Jadi kau juga sama seperti yang lainnya. Murahan.” Nada mengejek yang jelas terdengar dari suaranya tidak bisa kuabaikan.

“Ya memang beginilah aku. Aku ini memang sangat murah dan aku tidak akan menyangkalnya.”

“Kau butuh uang?” tanyanya lagi padaku masih dengan nada dingin. “Tapi kau tidak harus melakukan ini kan?”

“Ya aku harus melakukan ini. Memangnya selain ini apa lagi yang bisa kukerjakan? Aku ini sangat miskin jadi aku harus melakukan ini untuk mendapat uang jajan. Tidak sepertimu yang kelebihan uang. Setiap malam ke bar, membayar minuman semua orang. Kau bahkan tidak menghargai sekolahmu, dengan sengaja mengakui contekan yang kubuat adalah milikmu. Kau menganggap lucu semua ini kan? Kau pasti menganggap aku ini hiburan yang sangat menarik kan? Pasti sekarang kau sedang menertawakanku dalam hatimu.” aku mengeluarkan semua keluhanku pada Sehun dalam satu detak jantung.

“Aku tidak peduli apa katamu. Pulang.”

“Tidak.”

“Aku bilang pulang.”

“Aku tidak mau.” Teriakku sambil mendorong Sehun menjauh dariku. Hening. Aku tidak tahu apakah paman Sehun mendengar teriakanku.

“Baiklah terserahmu saja.” Ujarnya akhirnya. “Jujur saja beberapa minggu terakhir ini, aku mulai menyukaimu karena aku melihatmu tidak seperti wanita lainnya di sana. Kau senang dengan dunia malam tapi kau bukan wanita murahan bahkan kau tidak membiarkan teman-temanmu menyentuhmu. Makanya aku melakukan segala yang kau sebutkan tadi itu. Bagaimana bisa kau tidak mengerti? Bahkan hal sejelas itu saja kau tidak bisa sadar. Aku tidak pernah tahu kau sebodoh itu. Tapi sekarang aku tahu. Kau sama saja dengan yang lain. Maaf aku sudah salah paham dan seenaknya menyukaimu.” Lalu dia kembali berbalik dan menaiki tangga. Meninggalkanku sendiri di ruang tamu yang luas itu.

Aku duduk di sofa empuk itu sekali lagi. Merenungkan kata-katanya lagi. Oh Sehun, dia menyukaiku? Makanya dia mau mengakui contekan itu miliknya. Itukah alasannya? Lalu kenapa dia bisa menyukaiku? Oh, tadi dia bilang karena aku tidak murahan. Tapi sekarang aku bersikap murahan seperti ini. Bahkan aku melakukannya dengan pamannya. Apa dia masih menyukaiku? Tadi dia terdengar sangat kesal.

“Sedang memikirkan apa?” tiba-tiba pria setengah baya itu, paman Sehun sudah berdiri lagi di hadapanku dengan gelas di tangannya.

“Oh, tidak.” Jawabku singkat. Aku terdiam sebentar, pria itu meletakkan gelas yang digenggamnya ke atas meja. Matanya intens tetap menatapku. “Maaf, aku mau pulang saja.” Kuraih tasku dan hendak pergi.

“Kau mau kemana?” pria itu menangkap tanganku dan menahanku agar tidak pergi.

“Maaf saya tidak bisa melakukan ini.”

“Wae? Bayaranmu kurang tinggi?”

“Tidak begitu. Tapi saya tidak bisa…”

“Apa maksudmu tidak bisa? Bukankah tadi kau sendiri yang sudah setuju hah?” tamparan keras mendarat di pipiku.

“Maaf, tapi saya tidak bisa. Saya masih di bawah umur.”

“Apa-apaan? Yang lainnya juga semua di bawah umur. Kemari.” Ditariknya rambutku dengan kasar kemudian dia menghempaskanku ke sofa tempat aku duduk tadi.

“Jangan…” aku berusaha menahan tangannya saat dia membuka paksa kancing kemejaku.

“Jangan heh? Lihat apa yang akan kulakukan.Kau pikir kau bisa bermain-main dengan orang dewasa seperti ini? Setelah setuju, tiba-tiba bilang tidak mau dan ingin pulang hah?” dibentaknya aku dengan sangat kasar, tangannya masih bekerja dengan bajuku. “Kerja dulu kau baru pulang.” Sekali lagi dia menampar wajahku. Padahal sewaktu bertemu di jalan tadi dia sangat ramah, kenapa tiba-tiba jadi sangat kasar? Dasar orang dewasa brengsek.

“Hentikan itu.” Aku menangis memohon tapi dia seolah tuli dan tidak mau mendengarku sedikit pun. “Sialan. Oh Sehun tolong aku.” Mulutku bekerja sendiri meminta pertolongan Sehun.

“Lepaskan tangan kotormu itu paman brengsek.” Tiba-tiba tubuh pria tua itu terjungkir ke samping. Sehun berdiri di depan sofa dengan satu kakinya terangkat di udara, bekas menendang pamannya. Aku segera berdiri dan sembunyi di balik Sehun.

“Apa-apaan kau?” pria itu bermaksud menarikku dari belakang Sehun tapi dihentikan pemuda itu.

“Aku sudah menelepon bibi dan katanya malam ini dia tidak jadi lembur. Dia mengutukmu. Dan lihat saja akan bagaimana kau besok saat kuadukan pada orangtuaku kau mau memperkosa pacarku.” Suara Sehun dingin dan memerintah. Pamannya terdiam. “Ambil tasmu. Kita pergi.” Perintah Sehun padaku dan langsung kuturuti.

Sehun menarikku keluar dari rumahnya yang bagaikan istana itu. Masih sambil diam. Dia memboncengku dengan sepeda motornya dan pergi tidak tahu entah kemanapun juga. Aku membiarkannya membawaku.

“Bodoh.” Katanya tanpa memandangku. Matanya masih terpaku pada jalanan di hadapan kami. “Ternyata kau ini juga pengecut.” Sambungnya.

“Memang aku bodoh.” Ujarku. “Maaf dan terima kasih.” Aku tersenyum dan memeluknya lebih erat. Aku senang dia menolongku.

“Bodoh.” Kudengar dia menjawab tapi aku yakin meski dia mengataiku bodoh pasti saat ini dia tersenyum.

“Ngomong-ngomong aku tidak bisa memaafkan kebodohanmu itu, membiarkan pamanku membayarmu untuk seks.” Ujar Sehun sambil menggigit jagung bakar (?) miliknya. Setelah

menyetir cukup lama, Sehun memutuskan untuk membawaku ke warung penjual jagung bakar dekat pantai. “Setelah segala yang kulakukan untukmu, termasuk membayar biaya bar setiap malam dan mengakui contekanmu sebagai milikku, ternyata begini kau membalasnya? Dengan menggoda pamanku.”

“Aku kan sudah minta maaf. Lagipula aku tidak menggoda pamanmu.”

“Tetap saja aku tidak memaafkanmu.”

“Wae?”

“Kau tidak terdengar tulus.”

Aku mengernyitkan dahiku. Kenapa dia bilang aku tidak terdengar tulus? “Lalu harus bagaimana agar aku terdengar tulus? Maafkan aku yang mulia.” Ujarku sambil membungkuk. “Begitu?”

“Tetap saja tidak tulus.”

“Lalu harus bagaimana?”

“Kau mau kumaafkan?”

“Ne.” Kuanggukkan kepalaku agak semangat.

“Aku mau kau melakukan sesuatu untukku kalau begitu.

“Apa?”

“Kau yakin mau?”

“Ne, memangnya apa?”

Sehun menyeringai padaku. Tiba-tiba aku merasakan firasat buruk. Dia menarik tubuhku mendekat padanya. “Kalau begitu hibur aku malam ini dengan tubuhmu.” Bisiknya tepat di telingaku. Tubuhku bergetar merasakan nafasnya yang terasa menggelitik telingaku. “Dengan begitu kau akan kumaafkan. Kau mau?” Tanpa diperintah oleh otakku, kepalaku mengangguk begitu saja membuat senyum puas terlukis di wajah tampan Sehun. Astaga, apa yang sudah kusetujui untuk kulakukan pada Sehun?

 

Kemarin sepanjang malam di rumah pengembara burung gagak menggauk-gauk.

“Hari ini berjalan berapa batu lagi ke mana?”

“Ke gunungkah? Ke ladangkah?”

Senandung angin itu kembali bernyanyi di otakku. Tapi aku tidak takut dan sepi mendengarnya bernyanyi sendiri di telingaku. Aku tahu melanjutkannya.

 

Kemanapun aku akan melangkah

 asalkan pria tinggi berambu tcoklat ini tetap di sampingku

 Apapun akan kulakukan untuknya seperti

 dia melakukan apapun untukku

Aku ingin bahagia bersamanya selamanya

Komen kalian semacam makanan author Komen komen komen

Tittle : “When I’m Being a Fans…”

Author : Seo Yuri

Main Cast :

♪ Seo Yuri (OC)

Support Cast :

♪ Park Chan Yeol Exo-K

♪ Other Cast

Length : One Shoot

Rating : PG 16

Summary :

“Saeng-il Chukae Park Chanyeol”

Aku terbangun dari mimpi panjangku setelah mendengar bunyi jam weker yang sangat mengganggu pendengaranku itu.

Setelah memastikan jam weker itu tidak akan berbunyi lagi, dengan langkah gontai aku pun segera bergegas ke kamar mandi.

“Eomma, nan kalkhae-yo.” ucapku berpamitan dengan Eomma-ku.

“Ne, hati-hati dijalan ya.”

Tanpa menjawab ucapan Eomma, aku pun menutup pintu rumahku dan berjalan menuju halte.

Tapi ada 1 hal yang menyita perhatianku, aku melihat orang-orang sedang berkumpul di depan sebuah rumah.

“Apa yang sedang mereka lakukan?” ucapku, karena penasaran aku pun mendekati sekumpulan orang itu.

“Kapan mereka akan kembali?”

“Entahlah, aku harap aku bisa bertemu GD.”

Samar-samar aku mendengar pembicaraan sekumpulan orang itu.

Apa ini rumah artis? Entahlah, aku tidak terlalu peduli.

Aku pun memilih untuk melanjutkan perjalananku yang sempat tertunda tadi, tapi sekali lagi langkahku terhenti karena kedatangan sebuah mobil yang sukses menghalangi jalanku.

Dan sekarang aku bisa mendengar yeoja-yeoja yang dibelakang sana yang sedang berteriak. Dengan cepat kuedarkan pandanganku kebelakang.

Ada yang sedang berteriak kegirangan, ada yang sampai melompat-lompat, bahkan ada yang sampai menangis dan pingsan.

Mereka berteriak tanpa memperdulikanku yang sudah berusaha mati-matian untuk menutup telingaku.

Sial! Suaranya masih saja terdengar, teriakan mereka benar-benar sangat menggangguku.

Tanpa memperdulikan siapa yang sedang berlalu dihadapanku, aku pun segera menerobos sekumpulan orang itu untuk mencari jalan keluar dari segala kebisingan mereka ini.

Setelah berusaha cukup lama, akhirnya aku bisa keluar dari tempat itu.

Apa kau tahu? Berlama-lama disana mungkin akan membuatku kehilangan pendengaranku. Hanya sebentar saja telingaku sudah dibuat sakit oleh mereka.

“Aish… Jinjja… Para fans itu benar-benar tidak bisa membaca situasi, pagi-pagi seperti ini malah berteriak histeris. Bagaimana kalau ada yang—“

Tunggu, tadi aku bilang apa? Fans? Dengan cepat kuputar balik badanku ini, sekarang yang kulihat hanyalah sekumpulan orang yang masih saja berteriak seperti tadi.

Tapi sekarang bukan itu yang mengganggu pikiranku, bukan mereka—

Hanya saja sesuatu yang bernama Fans itu.

Ne, itu yang menyita perhatianku sekarang.

#Teng…Teng…Teng,,, suara bel nih ceritanya.

Tanpa terasa bel sudah berbunyi, ini artinya saatnya untuk pulang.

Aku pun segera membereskan buku-bukuku yang berserakan dimeja. Tiba-tiba Yoon Ra berlari ke mejaku.

“Yuri-ah, nanti temani aku ke perpustakaan ya?”

Dan disinilah aku sekarang berada, aku diperpustakaan.

Bosan hanya melihat Yoon Ra yang sibuk memilih buku yang akan dipinjamnya, aku pun memutuskan untuk membuka laptopku dan membaca sedikit berita terbaru.

Ah… Great, teaser member EXO selanjutnya akan keluar.

Aku benar-benar tidak sabar menunggunya. Dan tanpa kusadari, aku menarik sudut dibibirku yang membuatku tersenyum.

“Teaser EXO?” Tanya Yoon Ra sambil meletakkan bukunya dimeja dan memilih duduk disampingku. Aku hanya bisa tersenyum menanggapi pertanyaan Yoon Ra.

“Kau bahkan menunggu Teasernya? Ya ampun, bagaimana bisa kau menyukai grup yang bahkan belum debut itu.” ucapnya yang kini membuatku terdiam seribu bahasa.

Menyukai? Aku menyukai mereka?

“Dari pada menunggu teaser mereka yang begitu banyak itu, lebih baik aku mencari tahu kapan Super Junior comeback, aku benar-benar tidak sabar menunggu mereka comeback. Aku benar-benar sangat menyukai suara Yesung Oppa, kyaa… suaranya membuatku tidak bisa tidur se—“

Aku tidak tahu apa lagi yang dibicarakannya, bukannya tidak tahu hanya saja aku tidak mendengarnya.

Karena otakku sekarang sedang berpikir sesuatu. Fans? Dia juga seorang Fans?

Aku pun melihat sekumpulan orang yang terlihat seperti sedang berbaris didepan sebuah gedung pertunjukan itu.

“Mereka sedang apa?” tanyaku bingung.

“Mereka? Oohh… mereka sedang mengantri untuk mendapatkan ticket. Minggu depan kan 2PM akan konser disini, makanya para fans sudah sibuk mengantri sekarang.”

Dan sekali lagi, kata Fans berputar diotakku.

Setelah selesai mengerjakan tugas, aku pun pergi keruang tengah dan bergabung bersama Appa dan Eomma serta Dongsaengku untuk menonton TV.

Sedang asyik-asyiknya menonton, tiba-tiba ada berita singkat.

Sial!! padahal tadi sedang seru-serunya. Berita ini benar-benar membuat moodku menjadi buruk.

Dengan berat hati aku pun berjalan meninggalkan ruangan tengah itu, tapi sebuah suara menginterupsi langkahku.

“Para Fans yang sudah tidak sabar bertemu dengan idola mereka pun langsung menyerbu masuk kedalam Hall—“

Seketika aku menoleh kebelakang. Lagi-lagi kata Fans.

Aku pun menghempaskan badanku kasar ke kasur. Hari ini begitu banyak kata Fans diotakku, semuanya seolah sedang berputar-putar menghantuiku yang butuh ketenangan sekarang.

Melihat komputerku yang sedang menganggur, aku pun memutuskan untuk melakukan sesuatu agar kata Fans menghilang dari otakku.

Aku pun membuka twitterku, ada begitu banyak temanku yang sedang online. Bahkan sudah ada yang mengajakku untuk berbicara.

Sedang enak-enaknya chatting sebuah tulisan menghentikan aktivitasku sejenak.

ShinJiHyun^^: “aku sangat suka dengan K-Pop, aku itu elf aku fans dari Suju. Bagaimana denganmu?”

Kali ini untuk pertama kalinya yang menyita perhatianku bukan sesuatu tentang fans—,

Tapi pertanyaannya. Bagimana denganku? Apa aku seorang fans? Tapi tetap saja pertanyaan itu mengarah pada biang keladi kegalauanku hari ini.

Fans? Sebenarnya apa itu fans?

Kulihat teman chattingku mulai mengirimiku beberapa pesannya, tapi aku sama sekali tidak menanggapinya. Aku masih terlalu sibuk bergelut dengan pikiranku sendiri.

Kenapa kata Fans benar-benar sangat menggangguku hari ini? Sebenarnya apa yang membuatku begitu tertarik kepada kata Fans?

Fans? Fan itu kipas, kan? Jadi kalau Fans itu kipas yang banyak?#LOL.. abaikan ini.

#back to the story~

Fans?

Apakah orang yang mengaku dirinya fans, itu fans?

Apakah orang yang menjerit histeris ketika bertemu dengan idolanya itu fans?

Orang yang rela mengantri berjam-jam hanya untuk mendapatkan tiket, orang yang memiliki semua album idolanya, yang menempelkan poster-poster idolanya di kamar, orang yang selalu mengikuti semua berita tentang idolanya.

Apakah mereka bisa disebut fans?

Lalu… bagaimana dengan orang diluar sana, yang selalu membahas tentang idolanya didunia maya? Apakah itu juga bisa disebut fans?

Seketika senyum merekah diwajahku. Hei!! Aku sudah berpikir keras dan akhirnya aku mendapatkan jawabannya.

Dengan cepat aku pun membalas pesan teman chat-ku— yang mungkin lagi kesal karena kuacuhkan beberapa lama.

SeoYuRi2728^^: “A— Aku… aku Exotic—aku fans EXO. Ne, aku Exotic!!!”

Ya benar, ku rasa aku juga seorang fans—lebih tepatnya fans Exo—Exotic.

Awalnya aku memang tidak meng-kalim diriku seorang fans, tapi itu karena aku masih bingung tentang fans.

Dan sekarang dengan yakin aku akan mengatakan pada dunia bahwa aku ini juga seorang fans.

Aku memang tidak menjerit histeris ketika bertemu dengan Exo, bukannya tidak—hanya saja mereka belum debut, bagaimana bisa aku bertemu dengan mereka.

Aku juga belum mengantri untuk mendapatkan ticket, aku belum memiliki semua album mereka, aku juga tidak mempunyai poster mereka untuk ku tempel dikamar.

Ya alasannya karena mereka belum debut.

Tapi aku mempunyai semua video teaser Exo yang sudah keluar, aku juga selalu mengikuti semua berita tentang Exo.

Apa kau lupa? Aku bahkan menunggu teasernya.

Dan sekarang aku tidak perlu berdiam diri layaknya boneka saat semua temanku sedang berbicara tentang idolanya, karena mulai sekarang aku juga mempunyai idola—Exo.

Terasa begitu aneh untuk teman-temanku saat melihat perubahan sifatku yang sebelumnya tidak peduli dengan obrolan mereka—dan sekarang malah menjadi yang paling heboh diantara mereka.

Tapi untukku, ini semua mengagumkan—begitu menyenangkan, aku sangat bersemangat saat berbicara tentang Exo, getaran demi getaran berdesir pelan dihatiku saat ku sebutkan nama Exo—semangat di hatiku begitu besar, seakan-akan sedang membara, mulut ku seakan tidak bisa berhenti berbicara jika semua itu mengenai Exo.

Sebuah pengalaman baru, tapi sangat kunikmati.

“Yuri-ah, neo gwenchana?” ucap Yoon Ra sambil memegang dahiku lama.

“Waeyo? Naneun gwenchana.” ujarku tersenyum sambil melepaskan tautannya pada dahiku.

“Anniya, hanya saja kau hari ini sangat aneh—kau seperti orang lain saja.” ucap Da Hye menambahkan.

“Ne, terdengar aneh saat kau gencar-gencarnya membahas Exo, padahal kami semua sedang membahas tentang comebacknya Suju.” ujar Min Ra sambil menatapku aneh.

“Mwoya?? Kenapa kalian semua menatapku seperti itu—aku hanya menyukai Exo.” ujarku mencoba membela diri.

“Exo? Group yang bahkan belum debut itu? Bagaimana bisa?” ucap mereka bersamaan. Sementara aku hanya bisa mengangkat bahuku pelan.

Kenapa aku bisa menyukai Exo? Aku juga tidak tahu, Molla-yo~

Lagipula siapa yang bilang menjadi fans itu perlu alasan, lihat saja orang-orang dihadapanku ini.

Jawaban Yoon Ra : “Suju? Ah… aku hanya menyukainya.” Itu bukan alasan.

Da Hye : “Aku? Tentu saja karena Eunhyuk Oppa~ akh… aku tidak sabar menunggu comeback Eunhyuk Oppa~” Ini juga bukan alasan, kan?

Lalu bagaimana dengan Min Ra : “Molla-yo~… menjadi fans tidak perlu alasan, kan?” nah, sudah ku bilang mereka juga tidak punya alasan.

Jadi aku juga tidak perlu memiliki alasannya.

Aku hanya menyukainya, senang jika melihat teaser mereka keluar. Jadi apa salahnya kalau aku ini seorang Exotic??

Setelah menjadi Exotic, aku baru menyadari bahwa menjadi Fans itu tidak mudah.

Terkadang aku dianggap orang gila oleh orang lain.

“Yeyyy…”.teriakku senang saat melihat teaser Exo sudah keluar.

Tapi aku merasa ada yang menarik-narik ujung bajuku—aku pun menoleh kebawah, terlihat Yoon Ra sedang menunduk sambil terus menarik ujung bajuku.

“Yuri-ah, bisakah kau lebih tenang sedikit? Semua orang menatapmu.” ujar Yoon Ra sambil berbisik.

Aku pun dengan cepat mengerahkan pandanganku ke seluruh penjuru, benar saja sekarang semua orang menatapku dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Aku lupa kalau aku sedang di perpustakaan—pasti semua orang menganggapku orang gila.

“Jeongsonghamnida… Jeosonghamnida…” ujarku sambil menunduk berkali-kali.

Aku benar-benar malu, walaupun ini bukan yang pertama kalinya. Aku bahkan pernah dikeluarkan dari kelas hanya karena ketahuan bermain ponsel saat pelajaran berlangsung.

Kadang kala aku harus menunggu berhari-hari untuk melihat teaser Exo.

“Aish… jinjja… kenapa waktunya berjalan sangat lama?” ujarku sambil menatap jamku tajam— berharap waktu akan berjalan lebih cepat saat kutatap.

Tapi nihil, hal itu tidak akan pernah terjadi.

“Aku harus menunggu berapa lama lagi?” aku pun membuang jamku sembarangan.

#PRANGG…

Sial!! kenapa malah jatuh ke lantai, padahal aku sudah memprediksikan bakal jatuh ke kasur.

Dengan cepat aku pun mendekati jam weker kesayanganku itu. Untuk saja masih bisa digunakan.

1 jam berlalu. Aku masih dengan setia menunggu didepan komputerku.

2 jam berlalu—sekarang aku pindah kekasurku sambil membuka Laptop.

3 jam berlalu, aku pun berjalan-jalan gak jelas disekitar kamarku. Aku bosan.

4 jam berlalu. Aku sudah puas berjalan, bahkan kakiku sudah sakit. Aku mencoba untuk berbaring—tapi berbaring terasa membosankan untukku.

5 jam berlalu—

“Aish… kenapa aku malah ketiduran. Ah… teaser… teaser…” ujarku panik sambil membuka laptopku kembali.

Ada kalanya pula aku harus kecewa ketika peluncuran teasernya diundur.

“ke… kenapa harus diundur? Ah… kenapa harus diundur.” ucapku sambil berguling-guling gak karuan dikasurku.

Aku juga harus bersaing dengan fans-fans lainnya untuk menjadi yang pertama melihat teaser Exo.

“Mwo?? Haha… jadi kau meremehkanku?”

“Baiklah, kita lihat siapa yang lebih cepat.” ucapku sambil melemaskan otot-otot di bahu dan pergelangan tanganku. Aku memutar-mutar kepalaku—maksudnya untuk melemaskan otot kepala sih.

Dan dengan sigap aku pun meletakkan tangan kananku pada mouse dan mataku sekarang tertuju layar computer. Ah iya… aku juga tidak lupa menyiapkan pengikat kepala yang sudah bertuliskan “Teaeser EXO, I’m coming!!!”

Tapi terkadang semuanya tidak berjalan mulus seperti yang ku inginkan,

“Yuri-ah, bantu Eomma menyiapkan makan malam.” teriak Eomma dari dapur.

“Ne, Eomma. Tunggu sebentar, ya.” ujarku tanpa merubah posisiku sama sekali.

“Yuri-ah… Palli-wa. Palli.” teriak Eomma lagi.

Aku pun menoleh kebelakang sebentar. Baiklah, masih tersisa 30 menit. Aku harus cepat. Aku pun segera bergegas ke dapur.

Ada saatnya aku harus kecewa ketika aku kalah bersaing dengan para fans lainnya—yah, kalah dalam melihat teaser EXO. Sudah jangan dibahas lagi. Aku kesal.

“Mwo?? Sudah 30 menit? Kenapa waktunya jadi cepat begini. Aku harus cepat.” ucapku tergesa-gesa menuju kamarku.

Karena berlari saat menaiki tangga, sekarang aku hanya bisa berdiri diambang pintu sambil berusaha mengatur nafasku yang masih tidak karuan ini.

Seketika manik mataku pun menangkap sebuah sinar dari kamarku, aku menoleh sebentar—oh, itu komputerku.

Dan sekarang sedang terpampang gambar EXO yang menunjukkan teaser EXO akan keluar sekitar 5 detik lagi.

Dengan santai, aku pun mengipas-ngipasi wajahku dengan tangan.

Tapi seketika aktifitasku terhenti, dengan sigap aku pun menoleh kearah komputerku, apa kau tidak salah lihat? 5 detik lagi.

4 detik.

“AN

3 detik.

“DWAE”

2 detik.

Aku pun berlari menuju komputerku, aku sudah tidak peduli dengan apapun yang ada dihadapanku.

Aku hanya menerobos masuk saja. Tapi semua diluar perkiraanku, aku malah terjatuh tersungkur dilantai dengan posisi yang sangat jelek untuk dilihat karena bajuku tersangkut ganggang pintu.

1 detik. Sekarang yang terlihat hanyalah tanganku yang mencoba meraih mouse dan menclick teaser EXO.

Dengan cepat pula, aku menaikkan badanku kekursi dan menatap tajam komputerku dengan senyum yang merekah.

Tapi senyumanku luntur seketika setelah melihat tulisan dilayar ini.

“Congratulation, kau menjadi viewer ke-2728”

“ANDWAEEEEEE”

Ya, semuanya memang tidak pernah berjalan mulus. Tapi adakalanya juga aku yang menjadi pemenangnya. Yeyyy…^^

“27, 26, 25, 24…” aku menghitung mundur waktu peluncuran teaser EXO yang baru sambil berjalan menuju rumahku.

“17, 16, 15…” aku pun memutuskan untuk berhenti didepan perkarangan rumah tetanggaku.

“6, 5, 4…” aku menyipitkan mata dan memosisikan tanganku pada layar ponselku.

Aku harus menjadi yang pertama—harus. Sudah cukup aku gagal berkali-kali—mengingat terakhir kalinya aku berakhir naas.

“3, 2, 1” dengan cepat aku pun menekan tombolnya sambil menutup mata.

Jujur saja aku sangat gugup. Bagaimana kalau aku gagal lagi, bagaimana kalau aku bukan yang pertama lagi, bagaimana kalau tiba-tiba teasernya diundur, bagaimana, bagaimana dan bagaimana.

Semuanya berputar diotakku sekarang. Dengan perlahan aku pun membuka mataku sambil mengintip melihat layar ponselku.

“Omo… AHHHH… DAEBAK… OMO…OMO…DAEBAK…JINJJA DAEBAK.” ujarku sambil melompat-lompat kecil.

“INI BENAR-BENAR DAEBAK.  AHHHH…” jeritku sekuat tenaga.

Tapi tiba-tiba aku merasa ada sesuatu yang membasahi tubuhku.

Basah? Memangnya hujan? Kulihat badanku basah semua dengan cepat aku pun melihat keatas.

“Berisik…” ucap Kim Ahjumma kasar sambil melotot padaku.

Aku pun hanya bisa nyengir sambil mencoba menyingkir dari tempat itu secepat mungkin. Tapi mungkin aku memang sedang sial.

Aku tidak melihat tiang listrik didepanku—dan sialnya, aku menabraknya hingga membuatku terjatuh berbaring.

Sekarang kulihat ada begitu banyak burung diatas kepalaku.

Walaupun semua orang memandangku dengan tatapan yang susah untuk dijelaskan, mereka menganggapku gila. Bahkan aku sampai harus disirami air dan terjatuh seperti

ini. Tapi aku tidak pernah menyesal melakukan semua itu.

Aku pun memandang layar ponselku sekali lagi. Dengan posisi yang masih terduduk akupun tak henti-hentinya tersenyum.

“Congratulation, you’re the first viewer”

 

Menjadi Fans itu tidak mudah bukan, aku yakin kalian sudah pernah mengalami masa pahitnya menjadi fans.

Sama sepertiku saat ini, ketika Showcase EXO sedang berlangsung—seharusnya aku sekarang berada di studio dan melihat showcase EXO.

Tapi yang terjadi—aku malah berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun.

Ada kalanya aku harus bersedih karena kehabisan ticket showcase mereka. Aku kehabisan ticket EXO.

“Huah… EXO… aku mau lihat EXO… Huah… Chanyeol-ssi, kapan aku bisa bertemu denganmu? Hiks…” teriakku sambil terus-terusan menangis.

Tapi bukankah ada kesempatan lain?

“Aku pasti bisa bertemu dengan mereka lain kali, kali ini aku tidak akan kehabisan ticket. Aku berjanji. Park Chanyeol, kita pasti akan bertemu.” ucapku sambil melihat poster Park Chanyeol dan menghapus jejak air mataku.

Tapi semuanya tidak akan menyenangkan jika tanpa usaha.

“Ahjussi, ayolah coba dulu susu ini. kau akan jadi sehat jika membeli susu ini.” ucapku sambil memohon.

“Apa aku terlihat kurang sehat untukmu?” ucap Ahjussi itu memperlihatkan perut gemuknya—yang kelewatan gemuk sih.

Aku hanya bisa menelan paksa ludah dimulutku ini dan menatap takjub si Ahjussi.

#BLAMM

Dan pintupun tertutup untukku.

Aku sudah berkeliling untuk menjual susu segar ini. tapi mencari uang memang susah, ya? Daritadi semuanya menolak untuk membeli susuku.

#rumah pertama.

“Ini susu diet, badanmu pasti akan menjadi bagus jika meminum susu ini.” ujarku pada ahjumma yang sudah kurus kering itu.

#rumah kedua.

“Adik kecil, ini susu untuk membentuk otot—kalau kau minum susu ini, kau akan mempunyai badan yang six pack.”

#rumah ketiga.

“Mencegah eosteoporosis itu harus sejak dini, kalau kakek meminum ini. pasti kakek tidak akan terkena eosteoporosis.” ujarku pada kakek yang memang sudah terkena eosteoporosis.

#rumah keempat.

“Ahjussi, ayolah coba dulu susu ini. kau akan jadi sehat jika membeli susu ini.” ujarku pada ahjussi berbadan gemuk yang membuatku menggeleng takjub.

Yah… memang daritadi juga yang kutawari orangnya tidak ada yang beres si.

“Aish… Molla… Molla. Molla… kenapa susah sekali mendapat uang. Uang jajanku sudah habis untuk membeli album EXO. Sekarang aku harus membeli ticket konser dengan apa.”

“Ah… aku bisa jadi gila…”runtukku sambil mengacak rambutku kasar.

Tapi aku tidak boleh menyerah secepat itu bukan? Tidak, ini masih permulaan. Aku harus lebih berusaha.

“Gomawo Ahjussi~” ucapku sambil membungkukkan badanku dihadapan Ahjussi yang membeli koranku.

Ne, sekarang aku jadi pengantar Koran. Kurasa pekerjaan ini lebih mudah daripada harus menjual susu.

Setidaknya aku sudah mendapatkan banyak uang hari ini. Waktunya untuk pulang.

Seperti yang kubilang, semua hal tidak akan berjalan semulus yang kau pikirkan.

Setelah seminggu menjadi pengantar Koran, aku sudah mempunyai pelanggan loh..^^

Aku berjalan pelan sambil bersenandung kecil—lagu EXO.

Tapi langkahku terhenti melihat bahaya yang akan menyerangku diujung jalan sana—anjing liar. Aku benar-benar takut pada anjing liar.

Bagaimana kalau mereka terkena rabies? Bagaimana kalau aku digigit?

Lalu bagaimana kalau aku tertular rabiesnya? Aku harus bagaimana?

Bagaimana kalau nanti Chanyeol tidak mau bertemu denganku karena aku terkena rabies? Andwae… itu tidak boleh terjadi.

“Guk…Gukk…”aku sudah bisa mendengar suara anjing itu.

Dengan cepat aku pun berbalik badan, dan dengan cepat juga aku berlari menjauhi anjing itu.

Tapi seperti biasa, aku memang selalu sial. Anjing itu sekarang malah mengejarku.

Aku harus berpacu cepat dengan anjing itu agar aku tidak terkena rabies dan bisa bertemu dengan Chanyeol.

Seakan-akan mengikuti lomba marathon—aku bahkan belum pernah mengikuti lomba itu.

Aku harus bagaimana?

“Pergi kau Anjing jelek!!! Pergi.” Teriakku pada anjing liar itu—sekarang aku sedang berada di atas pohon.

Jadi aku aman, anjing itu tidak akan bisa naik.

Keundae… aku harus diatas pohon berapa lama lagi? Ini bahkan sudah malam.

“Eomma.. aku mau pulang!!!”

Tapi Tuhan memang tidak pernah tidur.

#BRUKK..

Aku pun terjatuh dari atas pohon.

“Aish… sakit sekali…”ringisku sambil merapikan bajuku.

“Mwoya? Kenapa anjing ini masih disini?” ujarku sambil menjauh dari anjing liar yang sedang tertidur itu.

“Bukankah anjing itu indra pendengarnya tajam sekali? Kenapa dia tidak bangun ya?” ujarku bingung sambil mendekati anjing itu.

Sekarang aku tidak takut padanya lagi. Dia sedang tertidur, jadi dia tidak akan menyerangku.

“Aigoo, neomu kyeopta.” ujarku sambil berjongkok dan mengelus anjing itu pelan.

“Guk…err…gukk..” anjing itu sedikit sadar—membuatku tersentak kaget. Tapi dia tertidur lagi, haha.. benar-benar menggemaskan.

“Ah iya… aku masih punya susu.” ucapku sambil mengambil susu dari saku jaketku. Aku pun meletakkan susu itu dihadapan anjing liar itu.

“Selamat malam, anjing kecil…” ucapku sambil mengelus anjing itu pelan.

Aku pun bisa pulang dengan aman hari ini.

Aku memang sudah mendapatkan uang dan bisa membeli ticket konser EXO. Tapi aku tidak sanggup harus mengantri untuk mendapatkan ticket.

Aku bahkan sudah sengaja datang pagi-pagi hanya untuk mengantri. Tapi semua diluar perkiraanku—sebenarnya perkiraanku tidak pernah betul si.

“Ige mwoya? Ini bahkan masih jam 5 pagi. Kenapa orangnya sudah sebanyak ini?” ucapku sambil menatap takjub orang-orang yang sedang berbaris itu.

Kini aku hanya bisa menelan ludah ku kasar sambil berjalan sempoyongan menuju barisan yang entah sejak kapan dibuat itu.

Meskipun harus berdesak-desakan, berlari-larian, bahkan harus menentang badai sekalipun. Aku masih tetap berdiri dibarisan—tidak mau kalah dengan fans lainnya.

Kali ini aku harus bisa melihat EXO—harus titik ga pakai koma, ok?

Dan sepertinya usahaku tidak sia-sia. Lihatlah, sebentar lagi giliranku.

4 orang lagi—entah kenapa aku jadi deg-degan.

3 orang lagi—ayolah, kenapa hatiku jadi ga karuan gini?

2 orang lagi—jantungku semakin cepat memompa.

1 orang lagi—sekarang giliran Yoon Ra (yang entah sejak kapan menjadi exotic juga) yang mendapat tiketnya

Giliranku… aku pun maju dengan percaya diri ke loket ticketnya, dengan senyuman yang merekah aku pun memesan ticket.

Tapi yang kuterima hanyalah cengiran halus dari si penjual ticket. Aku hanya bisa mengernyit heran melihat ekspresi si penjual ticket.

‘Mwoya? Kenapa dia malah nyengir ga jelas?’runtukku dalam hati.

Ku lihat tangannya bergerak kebawah—seakan-akan mengambil sesuatu. Benar, dia memang mengambil sesuatu.

Dia pun meletakkan benda itu tepat di hadapanku. Sedangkan aku hanya bisa membulatkan mataku sambil menatap tulisan di benda itu tajam.

“Ticket Habis”

Ok, aku memang sering sial. Tapi tidak bisakah, kali ini saja. Kumohon… jangan membuatku merasa menjadi orang paling sial di dunia.

Ku mohon—berilah aku sedikit keberuntungan.

Ku mohon—aku benar-benar ingin bertemu Exo—Park Chanyeol, aku benar-benar ingin bertemu dengannya.

Ku mohon—

Ini bercanda, kan?

Seseorang, kumohon…

“Yuri-ah, gwencahana-yo?”ujar Yoon Ra sambil melambai-lambaikan tangannya tepat dihadapanku.

Aku pun menangkap tangannya—tanpa menoleh kearahnya sama sekali.

“Gwenchana-yo Yoon Ra-ya, naneun Gwenchana.” ujarku sambil menatap jalan datar.

“Aniya, aku tau kamu pasti kecewa, kan?” ujarnya lagi.

“ani. Aku tidak kecewa kok. Sama sekali tidak.” ucapku datar dan tetap dengan posisiku tadi.

“Geumanhae Yuri-ah, aku ini sudah berteman denganmu dari kecil. Tidak kau beritahu pun aku sudah tau kalau kamu itu kecewa, sedih bahkan galau akut. Berhentilah bersikap sok kuat dihadapanku.” ujarnya sambil memegang tanganku erat.

Aku hanya bisa menoleh kearahnya dan tersenyum kecut.

“Ne, kau benar. Ah.. aku memang paling tidak bisa acting dihadapanmu. Lee Yoon Ra benar. Aku ini kecewa, sedih bahkan galau akut. Kau benar-benar hebat Lee Yoon Ra.” ucapku sambil memegang bahu Yoon Ra dan tersenyum kecut.

“Aku bahkan ingin berteriak sekarang—aku sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi aku—“

“Anniya Yuri-ah, kau sudah melakukan yang terbaik. Tidak mendapat ticket hari ini, kau masih bisa mencoba lain kali, kan?” ucapnya menenangkanku.

“Lagipula apa kau lupa? Aku mendapatkan ticketnya, kalau kau mau aku bisa memberikannya padamu.” ucapnya yang sukses membuatku menatapnya tak percaya.

“Aku memang Exotic, tapi kurasa dibanding denganmu—aku masih kalah Exotic.” Yoon Ra semakin mengeratkan pegangannya pada tanganku.

“Lagipula Suju sebentar lagi Comeback.” ujarnya sedikit menggantung.

“Yoon Ra-ya.” ucapku tak percaya.

“Pastikan kau harus mendapat ticket Suju, ya?” ucap Yoon Ra sambil tersenyum.

“Ne, Gomawo Yoon Ra-ya. Kau memang sahabatku yang paling baik.” ucapku sambil memeluk Yoon Ra.

Semuanya memang akan indah pada waktunya. Tuhan sudah merencanakan takdir yang indah untukku.

 

“Wah… ramai sekali..” aku menatap kagum Hall pertunjukkan Exo. Tempatnya luas, besar, cantik, megah—dan jangan lupakan tentang Fans yang datang.

Banyak sekali yang datang hari ini.

“P-21… P-21… dimana P-21 ya?” P-21 adalah no urut kursiku, tapi sampai sekarang aku masih belum menemukannya.

Aku sudah mencari kedepan, bahkan sekarang aku hampir menuju tempat duduk terbelakang—tapi aku belum juga menemukannya.

“Aigoo, kenapa susah sekali mencarinya. Ini bahkan sudah paling terakhir.” keluhku, namun tiba-tiba manik mataku melihat dua buah kursi yang masih kosong—siapa tahu itu P-21.

Aku pun sedikit berlari, kakiku sudah sakit. Aku benar-benar butuh duduk, semoga saja itu P-21.

Sedikit lagi sampai, 1 meter lagi.

#BRUAKKK

Aku merasa badanku terhempas. Kaget, tentu saja aku kaget—aku bahkan shock.

“Mwoya? Apa tadi aku ditabrak Bis?” ucapku asal sambil mencoba untuk berdiri. Aku pun melihat kedepan, shock—aku kaget untuk kedua kalinya.

“Siapa yang kau bilang Bis?” ucap seorang Ahjussi yang terlihat mirip dengan Ahjussi yang kutawari susu waktu itu—tentu dengan perut gemuknya, ingat itu.

Aku hanya bisa bergidik ngeri saat dia melangkah kearah 2 kursi kosong itu.

‘Aish… semoga saja itu bukan P-21’mohonku dalam hati.

Tapi seperti yang kulihat, tidak ada kursi kosong lagi—itu P-21.

Aku hanya bisa menahan diri untuk tidak berteriak, aku hanya bisa berusaha mendapatkan asupan oksigen, aku tidak bisa protes. Tidak—selama Ahjussi ini disampingku.

Seseorang, siapa saja—kumohon…

Bertukar tempatlah padaku. Aku tidak bisa bernafas, sungguh—ini benar-benar sempit.

Tidak bisakah kau membayangkan bagaimana bisa kursi itu muat untuk menampung perut gembul dari Ahjussi itu.

Lagi pula untuk apa Ahjussi itu datang kesini? Memangnya dia juga Exotic?

Tunggu… Ahjussi itu juga Exotic?

Benar, tidak ada yang bisa melarang Ahjussi itu menjadi Exotic. Aku tahu itu. Arrayo~

Tapi… ahjussi itu juga harus mengerti perasaanku—abaikanlah rasa sesak ini, gwenchana aku bisa mengerti.

Keundae, bisakah Ahjussi tidak menutupi penglihatanku dengan Popcornnya?

Popcorn? Ya, Ahjussi itu membawa Popcorn—entah buat apa, memangnya sekarang sedang dibioskop? Molla~ aku tidak mau peduli.

Tapi kumohon, aku mau melihat pertunjukan Exo dengan tenang.

Ku mohon mengertilah.

#PROKKK…

Aku mendengar tepuk tangan yang meriah dari penonton lain. Oke, aku tahu pertunjukan sudah dimulai. Tapi yang kulihat hanyalah Popcorn—abaikanlah Popcorn itu, aku kesal.

Aku pun hanya bisa berusaha mencari celah dari balik Popcorn itu agar bisa melihat dengan jelas si biang keladi keributan tadi.

“We Are One.. Annyeonghaseyo.. Exo-K imnida”

“Omona, itu Park Chanyeol.. Park Chanyeol… Ahh… itu benar-benar Park Chanyeol. Park Chanyeol aku disini. Chanyeol-ssi Saranghamnida. Chanyeol-ssi Saranghae..” teriakku histeris sampai berdiri dari tempat dudukku.

Aku benar-benar senang, akhirnya… ne… akhirnya aku bisa melihatnya, aku bisa bertemu dengannya. Aku benar-benar senang.

Tapi tiba-tiba sebuah suara menginterupsi teriakanku.

“Sehun-ah, Aigoo… Sehun… Neomu kyeopta… Sehun-ah… Saranghae…”ujar sipemilik suara itu—ikut berdiri sepertiku yang berhasil membuatku terduduk kembali dan menatapnya tak percaya.

Ahjussi itu benar-benar membuatku harus menatapnya takjub, berkali-kali aku harus memaksa menelan ludahku. Aku hanya bisa menggeleng-geleng gak percaya.

‘Daebak… jinjja Daebak’ ujarku dalam hati.

Suaranya bahkan lebih besar dariku.

Aku seorang remaja putri sedangkan dia seorang Ahjussi yang sudah berumur.

Aku berteriak histeris, tapi dia bahkan lebih histeris dibandingkan denganku.

Aku bahkan masih menggunakan embel-embel akhiran ‘-ssi’ untuk Chanyeol, tapi Ahjussi ini bahkan sudah menggunakan kata ‘-ah’ untuk Sehun.

Tidak ada kata lain selain Daebak diotakku sekarang.

Exo benar-benar sudah meracuni otak semua orang didunia ini.

Tidak hanya remaja, bahkan Ahjussi ini pun tergila-gila karena pesona Exo. Exo benar-benar hebat. Jinjja Daebak!!!

Aku tidak akan kalah bersemangat dengan Ahjussi ini, tidak akan.

Aku pun berdiri, setidaknya berdiri agak jauh dari Ahjussi itu—kalau tidak nanti aku bisa terjatuh lagi, mengingat kakiku masih sakit.

Aku pun mulai berteriak.

“Park Chanyeol, Saranghae. Nan jinjja saranghae. Exo fighting!! Exo Saranghae!! Fighting!! Hwaiting!!”

Aku merasa ada yang menatapku, dengan cepat aku pun melihat kesampingku—ahjussi itu sedang menatapku dengan ekspresi yang sulit untuk dimengerti.

Aku bergidik ngeri, kenapa dia menatapku seperti itu? Apa dia mau menyerangku lagi?

Tapi tiba-tiba Ahjussi itu tersenyum melihatku, membuatku tanpa sadar membalas senyumannya.

Tanpa janjian atau apapun, kami pun bersama-sama berteriak.

“EXO FIGHTING!!!!!”

Tidak ada yang bisa melarangku untuk menjadi Exotic—begitu juga dengan Ahjussi yang entah sejak kapan menjadi temanku ini.

Ne, sebagai sesama Exotic bukankah kita harus saling mendukung. Bukannya saling mem-bash satu sama lain. Bukankah begitu—Exotic?

 

Aku ikut berbaris untuk mendapatkan tanda tangan Exo, tentunya dengan mengantri cukup lama.

Akhirnya giliranku juga, mulai dari Suho yang memberikanku senyuman cerahnya, Aigoo uri Guardian.

Lalu dengan Sehun si magnae yang memberikanku Ppuing-ppuingnya yang membuatku jiwaku melayang.

Dan juga Kai yang menunjukkan senyum sexynya. Sedangkan aku hanya bisa menutup mataku, aku masih kecil—tidak boleh melihat yang sexy-sexy. Aigoo Kai berhenti menggodaku.

Baekhyun yang memberikanku senyuman manisnya. Ahh… Baekhyun kau begitu silau dimataku.

D.O yang menatapku dengan khas mata belonya. O.O.. Aku hanya bisa menatap takjub matanya, bagaimana bisa dia memiliki mata sebulat itu.

Dan inilah waktunya… Park Chanyeol, melihatnya saja sudah membuat hatiku seakan-akan meleleh. Jantungku serasa sedang terbakar.

Udara… udara… aku bahkan lupa caranya bernafas.

“Nama?” ucapnya dengan suara beratnya yang membuat jiwaku melayang ke Surga.

“Nama?” ucapnya lagi… tapi aku masih terhanyut oleh pesonanya. Kenapa dia bisa terlihat begitu sempurna dimataku? Aku suka matanya yang besar.

Aku suka hidungnya, aku suka mulutnya, aku suka telinganya—ya, dia memiliki telinga yang sama sepertiku. Aku suka caranya tersenyum, tertawa bahkan caranya berbicara.

Aku suka semua yang ada pada dirinya, semua terlihat begitu sempurna untukku.

Benar-benar sempurna.

“Nama?” tanyanya lagi, dan kini berhasil membawaku kembali dari Surga dan kembali ke Bumi.

“Ne?”

“Haha… kau ini lucu sekali…” ucapnya sambil menahan tawa.

Sedangkan aku hanya bisa menahan malu dan ikut tertawa bersamanya—walaupun aku tidak tahu apa yang lucu, hanya saja melihatnya tertawa membuatku tanpa sadar ikut tertawa bersamanya.

Dia pun menyudahi tertawa membuatku sedikit berdengus sedih.

“Nama?” ucapnya untuk kesekian kalinya.

“Yuri—Seo Yuri…” ujarku menegaskan.

“Yu… Myurin?” ucapnya seperti bertanya, mungkin karena disini terlalu ramai—Chanyeol jadi tidak bisa mendengar dengan baik.

“Anniya, Yuri… Seo… Yu… Ri…”

“Myurin? Oh… Myurin… Arraseo…”ucapnya sambil menandatangani buku Exo-ku.

“Ne?” aku hanya bisa mengerjapkan mataku bingung, secara tidak langsung Chanyeol sudah memberikan nama baru untukku. Myurin. Bagus juga.

“Semoga kita bisa bertemu lagi, Myurin-ssi.” ucapnya sambil tersenyum menatapku.

Aku hanya bisa terdiam mematung, senyumnya—omona, aku merasa seluruh tubuhku kaku.

Aku bahkan sudah tidak bisa berjalan, sampai kurasakan ada yang mendorong paksa tubuhku. Aku pun terdorong kedepan—tapi tidak sampai terjatuh.

Aku pun berbalik dan melihat Chanyeol sedang memandangku dengan mata bulatnya.

“Gwenchana?” tanyanya khawatir.

“N…Ne…” balasku terbata-bata. Dia pun hanya bisa tersenyum untuk kesekian kalinya.

Chanyeol pun segera menandatangani buku Fans lainnya—yang sudah merecokinya dengan begitu banyak kata-kata gombalan yang membuatku hampir muntah.

Dia juga tersenyum pada Fans itu, sedikit terbesit rasa kecewa dihatiku.

Dia tidak tersenyum hanya untukku, tentu saja. Dia tersenyum untuk semua orang—fansnya.

Tapi ada satu hal yang membuatku kembali tersenyum.

Bukankah aku juga Fansnya?

Aku memang tidak membeli album Exo sampai habis—seperti yang dilakukan Fans lain diluar sana.

Aku juga hanya memiliki 2 poster Exo—1nya poster Exo dengan 12 personilnya, 1nya lagi poster Park Chanyeol.

Tidak seperti Fans lainnya yang menempelkan poster Exo sampai sekamar penuh.

Dibanding dengan para Fans lain, aku memang berada diurutan yang jauh.

Tapi bukankah tidak ada tingkatan untuk Fans? Tidak ada, Fans adalah fans. Tidak ada yang bisa meng-klaim dirinya Fans level 1 atau level 100—memangnya ini game.

Bukan, ini bukan game.

Entah secara langsung atau tidak, tapi satu hal yang ku tahu. Senyumannya, ya.. senyumnya juga ditujukan untukku.

Karena aku ini… Fansnya.

“Ne, semoga kita bisa bertemu lagi Chanyeol-ssi.”

Terkadang aku merasa menjadi orang yang paling beruntung.

“Wah… Yuri-ah, kau bahkan mendapatkan jaket unlimitednya Chanyeol… kya… kau beruntung sekali.” ujar Da Hye histeris.

“Tentu saja, ini semua berkat Yoon Ra.” ucapku sambil merangkul Yoon Ra.

“Yoon Ra-ya… gomawo-yo. Jeongmal gomawo-yo.”

“Ne, arraseo… apa sih yang enggak buat uri Yuri ini.” ucap Yoon Ra sambil mencubit pipiku gemas.

“tapi ingat Comeback Suju sebentar lagi, ok?” ucapnya mengingatkanku.

“Ok. Siap Bos…”ucapku sambil meletakkan tanganku ke ujung alis mataku—seakan-akan sedang memberi hormat.

Jika saja semua orang mempunyai pikiran dan perasaan yang sama denganku, pasti akan sangat menyenangkan.

Tapi tidak, sudah kubilang—semuanya tidak akan berjalan semulus yang kuinginkan.

“Jangan pernah membawa buku itu kekelas lagi, aku muak melihatnya. Exo? Apa itu Exo? Hanya menjadi Public figure aja sudah bangga. Aku juga bisa.” ucap seorang namja yang mencari masalah denganku, siapa lagi kalau bukan si ketua kelas—Jung Ah In jelek.

“Berhenti menjelek-jelekkan Exo. Dan kau tidak akan pernah bisa menjadi seperti mereka. Menjadi  jari tengah mereka saja tidak bisa. Tidak akan bisa.” ucapku membela Exo.

“Kau!! Aish… Jinjja, anak ini. Apa yang bisa dibanggakan dari mereka. Hanya berdiri dipanggung, menari seperti robot, berpura-pura menyanyi. Aku juga bisa seperti itu. Bahkan bayi pun bisa melakukannya.” ucapnya lebih merendahkan Exo lagi.

Aku benar-benar sudah tidak bisa menahan emosi lagi, tidak setelah dia mengatakan hal itu.

“Jung Ah In jelek, jangan pernah menjelek-jelekkan Exo dihadapanku.”

“Dan kau Tuan Puteri Seo Yuri, berhenti membangga-banggakan robot pencari uang itu.”

“Mwo? Robot pencari uang?

“Ne, mamangnya salah. Ah, apa aku harus bilang mereka Kurcaci jelek, Alien yang tersesat, Hama tanaman?” ucapnya yang membuat emosiku semakin memuncak—sudah mencapai klimaksnya.

Tidak bisa ku biarkan lagi.

“Kau—“

#Brakk

Belum sempat kuselesaikan ucapanku, suara gebrakan meja sudah menginterupsi aktifitasku dan si ketua kelas jelek ini.

“Kalian berdua diam.” ucap Kepala sekolah yang ada dihadapan kami berdua ini.

“Ne.” ucap kami serempak sambil menundukkan kepala dalam.

Tidak masalah jika aku harus dihukum berdua dengan si Babo ini.

Tapi kumohon, jangan membuatku tambah emosi dengan mengganggu barang-barangku.

Ku mohon—

 

“Hiks… nan otokkhae, ini sudah rusak. Aku harus bagaimana? Hiks…” ujarku sambil menatap nanar buku Exo-ku.

“Buat apa menangisi buku seperti itu, tidak ada gunanya. Cih.” ucap si Babo itu.

“KAU DIAM!!! Hiks… aku akan memperbaikinya, mana lem… lemnya dimana?” aku menangis sepuas-puasnya. Aku bahkan sudah tidak peduli dengan semua orang yang menatapku aneh.

Bagaimana mereka tidak menatapku aneh.

Sekarang aku sedang di WC Pria karena di hukum oleh Kepala Sekolah, dan aku juga sekarang sedang terduduk sambil menghentak-hentakan kakiku kasar ke lantai sambil menangis sekeras-kerasnya.

Dan parahnya lagi, aku mencari Lem—tidak ada Lem di WC.

“Huah… ini sudah rusak… aku sudah susah-susah mendapatkannya, tapi kau menghancurkannya. Aku harus bagaimana? Chanyeol-ssi, nan ottokahae-yo? Huah… Hiks… Hiks…” aku menangis tanpa henti.

Terlalu sakit ketika melihat sesuatu yang sudah kita dapatkan dengan susah payah malah harus hancur didepan matamu.

Terlalu sakit, aku bahkan ingin sekali memukul si Babo itu karena sudah menghancurkan barang berhargaku.

Aku benar-benar kesal, jangan harap aku mau meminjamkannya tugas lagi.

Terkadang aku harus menahan emosi menghadapi orang-orang seperti si Babo itu—walau pun biasanya aku kelepasan sih. Tapi aku tidak peduli, siapa suruh mencari masalah ke

kandang singa.

Tapi aku harus bagaimana menghadapi perubahan hati teman-temanku.

“Da Hye-ah… Nanti temani aku ke toko buku, ya? Aku mau membeli majalah inkigayo. Hari ini Exo menjadi Cover utama majalah itu.” ajakku pada Da Hye yang juga entah sejak kapan meng-klaim dirinya Exo.

Cih… begitu juga dengan Min Ra. Padahal awalnya mereka bersih keras tidak akan berpindah hati ke Exo, tapi akhirnya pindah juga.

“Aigoo, uri Yuri ini benar-benar suka sekali dengan Exo, ya? Bahkan majalahnya pun harus kau koleksi.” ucapnya yang membuatku mengernyit bingung.

“Ne? bukankah kau juga begitu?” tanyaku cepat, tapi Da Hye menggeleng.

“Bukankah kau Exotic? Memang apa salahnya mengumpulkan majalah?”

“Ne, aku memang Exotic. Tapi tidak se-Exotic kau. aku malas menunggu Come back mereka yang terlalu lama. Lebih baik menunggu Come back Suju, Eunhyuk Oppa—“ dan bla… bla… bla… baiklah Da Hye, kau ku black list dari teman Exotic-ku.

Aku pun menoleh kearah Min Ra dan tersenyum penuh harap.

“Min Ra-ya, coba lihat Video ini—disini Exo terlihat sangat keren.” ucapku sambil menyodorkan Ponselku pada Min Ra. Dia pun melihat sebentar dan mengembalikan ponselku.

‘Mwoya? Dia bahkan belum melihat dengan jelas.’runtukku dalam hati.

“Ne, Exo sangat keren disini.” ucapnya sambil tersenyum padaku.

Aku pun membalas senyumannya. Min Ra-ya, kau memang teman Exotic-ku yang paling setia.

“Yuri-ah… kau tahu? Aku sudah bisa mengontrol rasa ingin teriakku saat melihat video Exo.” ucapnya yang membuatku menatapnya heran.

“Ne?”

“Tapi aku sekarang tidak bisa mengontrol perasaanku saat melihat video BTOB. Kya.. membicarakannya saja sudah membuat hatiku bergemuruh. Aku harus bagaimana? BTOB benar-benar keren. Suaranya… Aish… benar-benar mem—“ucapnya panjang lebar.

Aku hanya bisa menatap Da Hye dan Min Ra yang masih bergelut dengan imajinasi yang dibuatnya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Aku pun membalikkan badanku dan berjalan menjauhi mereka.

“Ternyata sama saja.” ucapku singkat dengan raut wajah yang kecewa.

Kecewa? Ya… tentu saja aku kecewa.

Seperti yang kubilang tadi jika saja semua orang mempunyai pikiran dan perasaan yang sama denganku, pasti akan sangat menyenangkan.

Tapi kenyataan memang selalu berbanding terbalik dengan yang kupikirkan.

Bahkan teman-temanku juga sama saja. Mereka bahkan mengkhianati Exo—hanya karena kelamaan menunggu comeback mereka.

Aku memang tidak bisa melarang mereka menyukai band lain. Tidak akan pernah bisa.

Mereka punya hak untuk menyukai Band lain.

Hanya saja aku merasa kecewa. Tidak apa-apa, kan?

Aku juga punya hak untuk kecewa, loh.

Ini hanya perasaan sesaat, tidak apa-apa. Tenang saja.

Aku hanya merasa kecewa jika ada yang menjelek-jelekkan Exo, merasa sedih saat melihat fans-fans mulai meninggalkan mereka dan berpindah hati ke band lain.

Itu hal yang sangat wajar, kan? Tentu saja, itu resiko menjadi seorang Fans. Dan aku siap untuk melewati hal itu.

26 November 2012, 14.00 KST.

Kalian tahu ini hari apa? Ayo tebak. Tidak ada yang tahu atau malu untuk menjawab nih?

Udah deh, aku aja yang jawab ya#abaikan ini.

Iya, benar… hari ini H-1 ulang tahun uri Happy Virus, Park Chanyeol. Yeyyy…

Apa kalian sudah menyiapkan hadiah untuk Park Chanyeol? Kalau sudah bagus, kalau belum ayo cepat beli.

Aku? Tentu saja aku sudah memikirkannya.

Anniya, aku tidak memberikannya hadiah—aku hanya akan memberikannya sesuatu yang special.

Sesuatu yang dibuat olehku dengan kasih sayang yang melimpah. Kyaa… membayangkannya saja sudah membuat hatiku meleleh.

Mwo? Kau mau tahu? kasih tau ga ya? Kalau aku ga mau kasih tau gimana?#gapentingbanget.

Oke deh, aku kasih tau.

Aku memang tidak memberikannya hadiah, tapi sesuatu yang akan begitu berarti di hari ulang tahunnya ini.

Coba kalian pikir, bagaimana jadinya pesta ulang tahun tanpa sebuah kue.

Great, pintar… tepuk tangan untuk kalian semua.

#PROKK-PROKK*tepuk nyamuk

Ne, aku akan membuat kue ulang tahun untuk Chanyeol—uri Park Chanyeol.

Mungkin pihak SM sudah menyiapkan kue untuk Ulang tahunnya Chanyeol, tapi tidak ada salahnya kan jika aku memberikannya kue?

Kalau masalah memakan kue si, aku yang paling jago. Tapi kalau dalam masalah membuat kue, mungkin masih harus belajar kali ya.

Tapi tenang saja, aku sudah memikirkan ini dari jauh-jauh hari.

Aku bahkan sudah belajar membuat kue dari bulan lalu, dan kurasa hasilnya tidak terlalu mengecewakan. Hanya saja kue itu membuat Dongsaeng-ku bolak-balik WC berkali-kali.

Karena memang yang dia makan itu Produk gagal-ku, jadi wajar saja dia sakit perut. Hihihi#senyum evilnya Kyuhyun.

Tapi tenang saja, aku tidak akan memberikan Chanyeol produk gagalku. Tidak akan, aku sudah berlatih siang dan malam untuk membuat kue ini.#paginya sekolah.

Aku tidak boleh gagal, tidak boleh… harus berhasil.

26 November 2012, 18.00 KST.

Aku hanya bisa terduduk di dapur sambil melihat oven dan merengut kesal. Bukan karena Ovennya rusak atau pun kue ku gagal untuk ke-100 kalinya.

Hanya saja sekarang sedang mati lampu, aku harus mengocok telurnya dengan apa? T.T

Note: Siapa tahu aja kan di Korea juga ada pemadaman lampu bergilir, wkwk.

26 November 2012, 20.00 KST.

#BRUKK

“Aigoo, kepalaku sakit sekali.” ucapku meringis kesakitan sambil memegang kepalaku yang kepentok meja.

“Ah iya, sekarang sudah jam berapa?”

“Mwo?? Jam 8… aku bahkan belum melakukan apa-apa. Ottokhae…”ucapku panik.

“tenangkan dirimu Seo Yuri, jangan panik. Tarik nafas, hembuskan… tarik nafas hembuskan.” ucapku sambil memperagakannya, tapi gagal aku masih saja tetap panik.

“Aku harus bagaimana? Hiks…”ucapku pasrah.

Tapi aku tahu aku tidak boleh menyerah secepat itu, masih ada waktu, kan? Masih ada 4 jam. Pasti ada yang bisa kulakukan.

Ayolah berpikir… berpikir… berpikir.

‘Chanyeol sangat menyukai Pisang’

Aku tiba-tiba teringat pada artikel yang sempat kubaca.

Ah benar, Chanyeol sangat suka pisang. Aku bisa membuat selai pisang.

Aku pun mulai mulai mengupas kulit pisang yang kebetulan ada dihadapanku ini.

26 November 2012, 20.30 KST.

“Ah, aku hanya perlu mengaduk sampai mengental. Tapi… aku harus mengaduk berapa lama lagi? Tanganku bahkan sudah pegal. Aku tidak boleh mengeluh, tidak boleh. Ingat ini untuk Park Chanyeol, ingat itu Seo Yuri.”

26 November 2012, 21.00 KST.

“Selainya sudah jadi, tapi masih mati lampu. Aku harus bagaimana?”ucapku panik.

Tapi tiba-tiba manik mataku menangkap sesuatu, sesuatu yang sering digunakan untuk mengocong telur—tentunya tanpa menggunakan listrik.

Apalagi kalau bukan Pengocok, haha…

“Haruskah?” ucapku ragu-ragu—tentu saja, mengocok telur sampai mengembang saja memerlukan waktu 15 menit itupun memakai pengocok listrik.

Dan kini aku harus menggunakan pengocok manual, yang benar saja.

“Ini demi Park Chanyeol bukan? Aku harus berusaha.” ucapku meyakinkan diri sendiri.

Aku pun memakai pengikat kepala yang entah sejak kapan muncul dihadapanku ini.

“Cake to Park Chanyeol!!”

 

26 November 2012, 23.00 KST.

“Akhirnya selesai juga kuenya, Fiuh…”ucapku sambil mengelap peluh yang sudah mengalir dari ujung pelipisku.

Setelah berjuang mengocok telur yang menguras tenagaku itu, Tuhan berbaik hati padaku. Lampunya hidup… Yeyyy…

Tapi tetap saja, harusnya kan lampunya hidup dari tadi. Setidaknya aku tidak perlu mengocok telur dengan cara manual seperti ini.

Gwenchana, semua ini demi Park Chanyeol. Ok, Park Chanyeol. Ingat itu.

Setelah selesai berkemas-kemas, aku pun segera bersiap-siap untuk pergi ke Kantor SM—aku mendengar kalau ulang tahun Chanyeol akan diadakan di Kantor SM langsung dan juga dimulai jam 12 malam.

Bukankah itu sangat keren, tepat pada pergantian hari, pesta ulang tahun Chanyeol akan dilangsungkan. Jinjja Daebak!!!

26 November 2012, 23.30 KST.

“Ahjussi, bisakah bis ini berjalan lebih cepat.”

30 menit lagi, aku harus cepat.

“Jeosonghamnida agashi, tapi bis ini bahkan tidak berjalan dari tadi.” ucap si Ahjussi yang berhasil membuatku membelalakan mata.

“Mwo??” dengan cepat aku pun menatap keluar. Benar, bis ini bahkan tidak berjalan.

Bukannya tidak mau berjalan, hanya saja sekarang sedang macet.

‘kenapa malah macet?’ runtukku dalam hati.

“A… Aku turun disini saja.” ucapku cepat dan dengan cepat pula aku keluar dari bis itu—tidak lupa aku membawa kotak kue untuk Chanyeol.^^

Aku pun berjalan dengan langkah yang sengaja kubesar kan.

Aku tidak boleh terlambat. Harus tepat waktu.

“untung saja aku cepat menyadari macet, kalau tidak aku pasti sekarang masih terkurung di bis—“ ucapanku terhenti saat melihat bis yang tadi kutumpangi melintas dihadapanku.

“Mwoya? Tadi masih disitu, kenapa sekarang—“ ucapku sambil melihat kebelakang sana.

“Aish… bahakan dalam keadaan segenting ini pun aku masih bernasib sial.” ucapku sambil menghentakkan kakiku ke jalan.

“Auw.. Appo~” ringisku.

“tidak ada waktu untuk mengasihani diri sendiri, aku harus cepat.” ucapku sambil melanjutkan perjalananku dengan langkah yang terpincang-pincang.

27 November 2012, 24.00 KST.

Aku sampai di Kantor SM tepat jam 12 malam, hehe aku tepat waktu, kan?

Bisa kulihat di depan sana masih banyak sekali yang mengantri untuk masuk kedalam, terlalu banyak—aku tidak akan bisa menerobos masuk dengan gampang.

Aku pun mendekati para Fans itu.

“Buka pintunya, ini baru tepat jam 12… kenapa kalian menutup pintunya?”

“Buka pintunya, aku mau bertemu Chanyeol.”

“Chanyeol-ah, buka pintunya… aku mau masuk.”

Aku hanya bisa terdiam mendengar perkataan mereka.

Pintu masuknya ditutup? Para Fans yang masih di luar tidak boleh masuk?

Aku juga Fans, dan sialnya… aku Fans yang masih diluar.

“su… sudah di… tu…tutup?” ucapku terbata-bata.

Bagaimana bisa? Aku belum masuk kedalam, bagaimana bisa pintunya ditutup secepat itu.

Setidaknya biarkan aku masuk dulu.

Aku tidak bisa membiarkan hal ini terjadi. Pasti ada cara lain untuk masuk.

Dengan cepat aku pun berbalik arah, bukan mendekati puntu masuk SM, tapi aku menuju pintu belakang SM. Siapa tahu aku bisa masuk lewat sana. Hehe.

Sekarang aku sudah ada di belakang gedung SM, seharusnya sekarang aku bisa masuk kedalam. Tapi aku malah menghentikan langkahku dan hanya bisa terdiam menatap gedung SM.

Bukan penjagaan ketat yang kulihat—bukan. Disini bahkan tidak ada siapa pun—begitu sepi.

Hanya saja…

“Mwoya? Kenapa ada tembok setinggi ini di pintu belakang SM?”ucapku sambil menatap takjub tembok tinggi itu. Tembok itu tingginya sekitar 2 meter atau mungkin setinggi Chanyeol.

Molla~ aku tidak tau.

Aku sudah berusaha memanjat. Tapi tetap saja, sangat susah. Aku harus terjatuh berkali-kali.

Aku tidak bisa pergi dari tempat ini, tidak boleh—karena sekarang Kue untuk Chanyeol sudah ada diatas Tembok itu.

Meninggalkan tempat ini, sama saja dengan membuang Kue untuk Chanyeol. Dan itu merupakan hal yang tidak akan mungkin ku lakukan. Ingat itu.

#BRUKK

Akhirnya aku bisa masuk juga. Setelah membersihkan debu yang menempel pada bajuku, aku pun melihat kebelakang dan tersenyum kecil.

‘untung saja ada pohon itu.’ ucapku dalam hati.

Ne, aku bisa melewati tembok itu karena pohon itu.

Aku juga bingung untuk apa Pohon sebesar itu ditanam di belakang Gedung SM.

Apa mungkin ini sengaja ditanam untuk memudahkan para penyusup—sepertiku masuk?

Molla~

Tak apalah, aku justru sangat berterima kasih pada orang yang menanam pohon ini—setidaknya aku bisa melewati tembok ini.

Dengan cepat aku pun berjalan mendekati pintu belakang SM yang juga sedang sepi itu.

Dengan senyum yang merekah aku pun memegang ganggang pintu belakang SM, aku mencoba memutarnya ke kanan—gagal.

Ku coba putar ke kiri—gagal juga.

“Waeyo? Kenapa ini tidak bisa dibuka?” ucapku tetap mencoba membuka pintu itu.

Aku bahkan sampai memukul, menendang dan berusaha mendobrak pintu itu. Tapi hasilnya nihil—tidak pernah terbuka.

Pantas saja tidak ada penjagaannya, pintunya super duper susah untuk diterobos.

Aku harus bagaimana?

Pintu depan dijaga ketat. Pintu belakang ada tembok aneh dan pintunya tidak bisa diterobos.

Aku harus bagaimana?

Senang—yang benar saja.

Kecewa—tentu saja.

Sedih, kecewa, bingung, panik, galau—semuanya menjadi paket lengkap untukku hari ini.

Kenapa harus seperti ini terus. Tidak bisakah aku menghabiskan hari ini dengan senyuman.

Ini bahkan sudah jam 00.30 KST, sudah tanggal 27 November.

“S…Saeng-il Chu…kae Chanyeol-ssi… Hiks” ucapku terbata-bata.

Tanpa terasa aku menjatuhkan air mataku. Pupus sudah harapan ku.

“Hiks…Saeng-il Chukae Chanyeol-ssi…”

“Chanyeol-ssi… Saeng-il Chukae… hiks..”

Kenapa aku tidak pernah mendapatkan hari sempurna? Kenapa tidak ada 1 pun hariku yang berakhir bahagia?

Aku benar-benar ingin merayakan ulang tahun Park Chanyeol.

Aku bahkan sudah memikirkan hari ini sangat lama.

Tapi kenapa semuanya harus berakhir menyedihkan seperti ini?

#BRUAKKK

Aku mendengar seperti ada yang jatuh, tapi aku tidak peduli.

Aku lebih memilih berjongkok disamping pintu belakang SM ini dan menatap Kotak Kue yang kusiapkan untuk Chanyeol nanar.

Aku merasakan ada yang berjalan mendekatiku, tapi aku masih tidak berpindah posisi—masih dengan posisi tadi.

Tidak, dia tidak berjalan mendekatiku—tapi mendekati pintu.

Untuk apa dia mendekati pintu itu? Apa dia juga penyusup?

“Mwoya? Kenapa pintunya tidak bisa dibuka?” ucapnya dengan suara beratnya.

Seorang namja—suaranya membuatku mendongkakkan kepala untuk melihatnya.

“Kau juga seorang penyusup?”tanyaku langsung. Sedangkan dia hanya terdiam.

Aku tidak tahu bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. Mungkin dia akan menganggapku ini orang sok tahu atau apa pun—aku tidak peduli.

Dia memakai masker dan menggunakan Jaket untuk menutupi kepalanya, sangat sulit untuk ku melihat wajahnya.

Lagi pula untuk apa aku melihat wajahnya?

“Apa kau seorang penyusup?” Tanya namja itu dengan suara yang pelan dan dia juga memilih berjongkok bersamaku.

“Ne.”

“Lalu kenapa kau malah berjongkok disini?” tanyanya polos.

Aku hanya bisa menatapnya heran—bukankah seharusnya dia sudah tau jawabannya.

Aku pun menatapnya tajam lalu melihat kearah pintunya.

Seakan menerima sinyal dariku, dia pun hanya mengangguk mengerti.

“Kalau begitu kita senasib, aku juga ingin masuk. Tapi pintunya ditutup—atau pintunya rusak, ya? Entahlah… aku tidak tahu.” ucapnya santai.

Dia juga mau masuk? Wah berarti dia juga Fans Chanyeol, ternyata Fans Chanyeol ada yang namja juga ya.

Entah kenapa aku malah tersenyum mendengar ucapannya.

“Kenapa kau malah tersenyum?”tanyanya lagi.

“Anniya, aku hanya senang. Ternyata Park Chanyeol bukan hanya merebut hati para yeoja—bahkan seorang namja sepertimu juga bisa nge-Fans dengan Park Chanyeol.” ucapku tanpa menatapnya sama sekali.

“Fans? Kau Fans?”

“Ne, tentu saja. Kau juga seorang Fans, kan?” Tanya ku, tapi dia hanya terdiam.

Aku pun menatap kelangit, ada begitu banyak bintang. Sangat cantik.

Aku tersenyum kecil dan menghela nafas berat.

“Bintang-bintang itu curang. Kenapa dia harus muncul saat suasana hatiku tidak bagus? Aku jadi tidak bisa menikmati keindahannya secara maksimal, kan?” ucapku asal-asalan.

“Ne? kenapa suasana hatimu tidak bagus?”

Apa aku harus menjawab pertanyaannya? Aku bahkan tidak mengenalnya.

Baiklah, mungkin kalian akan menganggapku orang gila karena bercerita mengenai suasana hatiku pada orang yang bahkan belum ku kenal itu.

Aku sudah tidak peduli, aku hanya ingin membagi kekesalanku saja. Siapa tahu, rasa sakit hati ini akan pergi.

“Sebagai sesama Fans, seharusnya kau tau kan betapa sulitnya menjadi Fans?” ucapku sambil menatapnya lembut.

Ah… aku baru menyadari namja ini memiliki mata yang besar dan bulat—mengingatkanku pada Chanyeol.

“Diluar sana ada banyak sekali Fans yang mengantri untuk bisa masuk kedalam. Tapi pintunya sudah ditutup, mereka tidak bisa masuk—begitu juga dengan aku dan kau.” lanjutku sambil menunjuk dia.

“Dan kau lihat tembok tinggi di sana?” aku menunjuk tembok aneh tadi.

“aku sudah berusaha mati-matian untuk bisa memanjat tembok itu. Aku bahkan harus memanjat pohon segala. Memangnya kau tidak kesulitan saat masuk tadi?” Tanya ku sambil melihat kearahnya.

“Ah… benar kau memiliki tubuh yang sangat tinggi, jadi mudah saja bagimu untuk memanjat tembok itu.”

“Jadi ini yang merusak suasana hatimu?” Tanya namja itu.

“Anniya. Bukan itu.” aku menggeleng pelan.

“Lalu?”

“Hari ini ulang tahunnya Park Chanyeol, aku bahkan sudah menyiapkan hadiah untuknya. Tapi aku bahkan tidak bisa masuk kedalam. Disaat dia sedang merayakan ulang tahunnya, aku malah berjongkok disini dan bercerita mengenai suasana hatiku denganmu. Bukankah itu terdengar konyol?” ucapku sambil mencoba untuk tertawa, tapi gagal—aku malah merasakan air mataku jatuh tanpa aba-aba.

Dengan cepat aku menghapus air mataku.

“Haha… kenapa aku malah menangis. Dasar bodoh. Aku ini memang bodoh.” ucapku sambil mencoba untuk menahan tangisku—gagal lagi.

“Kenapa aku tidak pernah mendapatkan hari sempurna? Kenapa tidak ada 1 pun hariku yang berakhir bahagia?

Aku benar-benar ingin merayakan ulang tahun Park Chanyeol.

Aku bahkan sudah memikirkan hari ini sangat lama.

Tapi kenapa semuanya harus berakhir menyedihkan seperti ini?

Aku tahu ini memang salahku.

Seandainya saja tadi aku tetap menunggu didepan, aku tidak perlu berjongkok disini dan menangisi kebodohanku. Siapa tahu tiba-tiba pintunya terbuka dan aku bisa masuk kedalam.” Aku menarik nafas panjang.

“Tidak. Seharusnya tadi aku datang kesini dengan Bis. Ne, seharusnya aku tidak turun dari Bis itu dan malah berjalan kaki kesini. Pasti aku masih bisa masuk.”

“Seandainya tadi tidak mati lampu, tidak. Seandainya aku menyadari lampunya akan mati sangat lama. Seharusnya aku sudah memperhitungkannya dari awal. Seharusnya aku bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Setidaknya aku bisa mengocok telurnya dengan cara manual sejak awal. Ne, aku pasti tidak akan terlambat. Aku sudah berlatih begitu keras. Tapi kenapa semuanya harus berakhir seperti ini?”

“Seharusnya ak—“perkataanku terhenti saat kurasakan ada tanganyang menyeka air mataku.

“Berhenti mengatakan kata Seandainya dan Seharusnya. Aku bosan mendengarnya. Ini bukan salahmu, kau sudah melakukan yang terbaik. Aku yakin Park Chanyeol pasti akan sangat terharu mendengar kerja kerasmu ini.”ucapnya menenangkanku.

Entah kenapa aku sedikit merasa lega mendengar perkataannya ini.

“Lagi pula, jika gagal tahun ini—kau masih bisa datang tahun depan. Uljima~ kau lebih cocok tersenyum seperti tadi dari pada menangis seperti sekarang.” Dengan cepat aku pun menghapus air mataku.

“mianhae-yo… aku sudah tidak sopan menangis dihadapanmu. Jinjja Mianhae.” sesalku.

Aku benar-benar sangat malu, bagaimana bisa aku menangis dihadapan namja yang tidak ku kenal ini.

“Gwenchana… jadi bagaimana dengan kuemu itu?” ucapnya yang membuatku terdiam.

Ah benar… bagaimana dengan kuenya? Kue itu pasti tidak akan sampai ke tangan Chanyeol.

“Molla-yo~” ucapku singkat.

“Aish… aku tiba-tiba merasa lapar, apa kue ini boleh untukku saja?”

“sebenarnya itu untuk Park Chanyeol…Ambil saja, anggap saja sebagai ucapan terima kasihku padamu karena sudah membuat suasana hatiku lebih baik.” ucapku sambil tersenyum manis.

“Apa kau yakin?” tanyanya, aku hanya mengganggukkan kepalaku.

Dia pun membuka kotak kue itu.

“Wah~ kuenya bagus sekali, dan terlihat enak. Kau benar-benar hebat. Kau bahkan menulis angka 21 disini.” pujinya.

“Gomawo~ah… 21 itu angka favorit Chanyeol.” ucapku sambil tersenyum.

“Jinjja? Kebetulan sekali, angka fovoritku juga 21.” ucapnya.

Dia pun memakan kuenya.

“Selai pisang?”

“Ne, karena Chanyeol suka pisang. Waeyo? Kau tidak suka pisang?” tanyaku hati-hati.

“Anniya… aku suka pisang. Sangat suka pisang. Dan ini benar-benar enak.” ucapnya tanpa menoleh kearahku sama sekali.

Sepertinya namja ini sudah melepaskan maskernya, tapi dia belum melepaskan jaket yang melindungi kepalanya.

Karena disini sangat gelap dan posisiku yang membelakangi satu-satunya penerangan disini—membuatku susah untuk melihat dengan jelas wajah namja di sampingku ini.

“Gomawo~” ucapnya yang membuatku kaget.

“Ne?”

“Gomawo untuk kue ini… kebetulan sekali hari ini adalah ulang tahunku.” ucapnya yang membuatku mengernyit heran. Dia pun menoleh kearahku.

Mata itu, hidung itu, mulut itu, aku tidak bisa melihat telinganya karena masih tertutupi jaketnya.

Tanpa sadar aku menutup mulutku tidak percaya, perlahan tapi pasti air mata mengumpul di pelupuk mataku—dan mulai berjatuhan secara kompak.

Ini bukan air mata kesedihan—bukan, air mata kesedihanku sudah habis tadi.

Ini air mata kebahagiaan—keberuntunganku hari ini.

Dia pun membuka jaketnya—aku bisa melihat telinganya sekarang.

Wajahnya—aku bisa melihatnya dengan jelas sekarang, bahkan sangat jelas.

Aku hanya bisa menahan diri untuk tidak berteriak sekarang.

“Jadi, mana nyanyian ulang tahun untukku?” ucapnya sambil tersenyum dengan memperlihatkan deretan gigi putihnya yang berjejer rapi.

Senyuman yang sangat sering kulihat.

Hari ini, untuk pertama kalinya dalam hidupku. Aku bersyukur mendapatkan kesialan yang bertubi-tubi. Bahkan aku bersyukur sudah menangis tadi.

Walaupun aku terlihat menyedihkan, semua orang menganggapku seperti orang gila. Bahkan jika kau akan mendapatkan kesialan lagi—aku tidak akan peduli.

Walaupun harus menunggu lama, walaupun semua tidak akan berjalan semulus yang kuinginkan. Aku tidak akan pernah peduli.

Karena aku tidak akan pernah menyesal melakukan hal itu.

Karena aku Exotic—Fans Exo..

“Saeng-il Chukae Park Chanyeol”

Yeyy^^…

Uri Happy Virus Ulang tahun ya..

walau telat 1 hari…

tapi Saeng-il Chukae Chanyeol-ssi…