makalah mpkt a

22
MAKALAH MPKT A PERBEDAAN INDIVIDUAL Disusun oleh : Christian Yudhistira/ Haqqyana/ M. Asprizal Hirsyam/ Luthfan Fauzan/ Prayogo Hartono/ Sri Dwi Aryani/

Upload: haqqyana

Post on 14-Feb-2015

189 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

mpkt a kebudayaan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Mpkt A

MAKALAH MPKT A

PERBEDAAN INDIVIDUAL

Disusun oleh :

Christian Yudhistira/Haqqyana/

M. Asprizal Hirsyam/Luthfan Fauzan/

Prayogo Hartono/Sri Dwi Aryani/

Page 2: Makalah Mpkt A

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sejak semula penciptaan manusia di dunia ini, manusia sudah dipersiapkan untuk

selalu berinteraksi dengan ciptaan lain yang ada di dunia ini, khususnya adalah manusia.

Interaksinya dengan sesama manusia lain menjadi suatu kebutuhan dasar bagi seseorang

manusia untuk dapat mengembangkan sifat alaminya dan membantu memenuhi kebutuhan

hidup sehari-harinya. Dalam berinteraksi dengan manusia lain, setiap orang pasti dapat

memberikan tanggapan yang berbeda-beda atas apa yang terjadi didalam lingkungan

pergaulannya. Perbedaan tanggapan tersebut dapat didasarkan kepada perbedaan kepribadian

yang dimiliki oleh setiap individu sejak semula. Hal inilah yang membuat setiap orang dapat

dikatakan sebagai pribadi yang unik dan tidak dapat disamakan dengan manusia lainnya di

dunia ini.

Karena keunikannya tersebut, manusia dapat menimbulkan dinamika kehidupan yang

khas didalam setiap interaksinya dengan manusia lain. Dengan dinamika yang terjadi dalam

pergaulannya, maka seseorang dapat semakin memperkaya sinergi positif yang ada pada

dirinya, namun juga tidak dapat dihindari dengan adanya dinamika tersebut maka semakin

mempermudah terjadinya konflik antar individu yang saling berlawanan kepribadian. Untuk

itu dibutuhkan pengenalan dan usaha untuk mengembangkan kepribadian seseorang agar

didalam seseorang berinteraksi dengan manusia lain ia dapat memahami bagaimana cara

bersikap, dan bertindak terhadap orang lain yang dihadapinya. Pengenalan dianggap penting

dan memang harus dilakukan oleh setiap orang agar ia mampu mengenali sifat unggul dan

kekurangan yang ada didalam dirinya, sehinga ia dapat menentukan usaha yang dapat

digunakan untuk mengembangkan sifatnya tersebut.

Dalam usaha mengenal kepribadian seseorang, terdapat beberapa teori kepribadian

yang dapat digunakan untuk memahami keanekaragaman setiap invidu. Salah satu dari teori

tersebut adalah teori Myers-Briggs, dengan model metode yang digunakan adalah Myers-

Briggs Type Indicator (MBTI®). Menurut MBTI, kecenderungan perilaku seseorang dapat

dikategorikan kedalam 4 dimensi, yaitu : 1. (E) Ekstraversion / Introversion (I), 2. (S) Sensing /

Intuition (N), 3. (T) Thinking / Feeling (F), 4. (J) Judging / Perceiving (P). Seseorang tidak

dapat langsung disebut memiliki salah satu dari dimensi perilaku tersebut, namun seseorang

Page 3: Makalah Mpkt A

memiliki seifat yang cendering mendekati salah satu dari dimensu perilaku tersebut dengan

tingkatan tertentu.

Keberagaman kepribadian seseorang didalam suatu pergaulan hidup bukan menjadi

suatu penghalang yang harus dikhawatirkan, namun kita harus dapat menganggap hal tersebut

sebagai suatu batu loncatan untuk dapat memaksimalkan potensi yang ada didalam diri kita.

1.2 Rumusan Masalah

- penjelasan mengenai keempat dimensi perilaku

- komibasi perilaku yang ada didalam diri seseorang

- usaha yang dapat digunakan untuk dapat mengembangkan perilaku dirinya

1.3 Tujuan Penelitian

- mengetahui perilaku yang ada didalam diri seseorang

- mempermudah interaksi dengan orang lain

1.4 Manfaat Penelitian

Page 4: Makalah Mpkt A

BAB IITeori

2.1 MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)

MBTI ini berdasarkan pemikiran C.G Jung (1921-1971) mengenai persepsi, judgment dan sikap yang digunakan oleh setiap tipe yang berbeda dari individu. Persepsi adalah kemampuan psikologis individu untuk sadar pada hal-hal, orang-orang dan ide-ide. Judgment melibatkan berbagai cara untuk menyimpulkan apa yang telah dipersepsikan individu tersebut. Kalau orang berbeda satu sama lain ketika mempersepsikan sesuatu juga ketika melakukan judgment, maka perbedaan ini juga mempengaruhi minat, ketrampilan, nilai-nilai serta reaksi mereka.

MBTI dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan putrinya yang bernama Isabel Briggs Myers (dari merekalah kemudian nama MBTI berasal) pada era Perang Dunia II untuk membantu para pencari kerja menemukan tipe pekerjaan yang paling cocok untuk mereka.

Perbedaan Tes MBTI dengan Tes Inventori yang lain

MBTI berbeda dengan instrumen mengenali tipe kepribadian lain dalam hal:

1. Dirancang untuk mengimplementasikan teori; jadi teori (Jung) harus dimengerti untuk memahami MBTI. 

2. Berdasarkan teori, ada dinamika hubungan yang khusus antar skala, yang kemudian akan mengantar penjelasan tentang 16 tipe karakteristik kepribadian.

3. Deskripsi tipe-tipe ini dan teorinya sebenarnya dapat dijelaskan dalam kerangka perkembangan manusia seumur hidupnya.

4. Skala ini memperhatikan fungsi dasar manusia yaitu persepsi dan judgment yang selalu ada di perilaku manusia, sehingga sangat bermanfaat untuk digunakan dalam hidup sehari-hari.

Tujuan Tes MBTI

Tujuan MBTI adalah untuk mengungkap kepribadian: arah, minat, kecakapan, kemampuan, gaya kerja, ataupun gaya komunikasi.

Aspek-Aspek Atau Dimensi-Dimensi yang di Ungkap Tes MBTI

1. Extrovert (E) vs. Introvert (I). Ekstrovert artinya tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain, dan berfokus pada the world outside the self. Sebaliknya tipe introvert adalah mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menutut interaksi semisal membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif. 

2. Sensing (S) vs. Intuitive (N). Tipe dikotomi kedua ini melihat bagaimana seseorang memproses data. Sensing memproses data dengan cara bersandar pada fakta yang konkrit, factual facts, dan melihat data apa adanya. Sensing adalah concrete thinkers.

Page 5: Makalah Mpkt A

Sementara tipe intuitive memproses data dengan melihat pola dan impresi, serta melihat berbagai kemungkinan yang bisa terjadi. Intutive adalah abstract thinkers.

3. Thinking (T) vs. Feeling (F). Tipe dikotomi yang ketiga ini melihat bagaimana orang berproses mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan.

4. Judging (J) vs. Perceiving (P). Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging disini bukan berarti judgemental (atau menghakimi). Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul.

Dalam MBTI, ada 4 dikotomi mengenai aspek-aspek yang mempengaruhi perilaku seseorang, diantaranya:

1. Bagaimana/dari mana seseorang memperoleh energi; apakah dari luar diri (extravert/E), atau dari dalam diri (introvert/I). 

2. Bagaimana seseorang mendapatkan informasi; apakah melalui panca indra (sensing/S) atau imajinasi (intuiting/N),

3. Bagaimana seseorang membuat keputusan; apakah berdasarkan pemikiran (thinking/T) atau perasaan (feeling/F),

4. Bagaimana orientasi kehidupan seseorang; apakah dengan menilai (judging/J) atau dengan memahami (perceiving/P).

Dalam tes MBTI, kita akan disodori sejumlah pertanyaan yang pada intinya akan mengarahkan kita pada sisi mana kita berada untuk keempat dimensi di atas. Untuk dimensi Extrovert (E) vs. Introvert (I) misalnya, apakah kita cenderung berada pada sisi E atau I. Demikian juga untuk dimensi lainnya. Karena terdapat empat dimensi, maka kemungkinan kombinasinya menjadi 16 tipe : (ENTJ, ISTJ, ENFP, dst). Silahkan lihat dibawah tipe keperibadian pada bagian interpreasi alat tes MBTI.

Manfaat Tes MBTI

1. Bimbingan Konseling

MBTI sangat berguna di dunia pendidikan dan pengembangan karier. MBTI bisa digunakan sebagai panduan untuk memilih jurusan kuliah sampai dengan profesi yang cocok dengan kepribadian.

2. Pengembangan Diri

Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan (Strength) diri kita sekaligus kelemahan (Weakness) yang ada pada diri sendiri. Kita bisa lebih fokus mengembangkan kelebihan kita sekaligus mencari cara memperbaiki sisi negatif kita.

Page 6: Makalah Mpkt A

3. Memahami Orang Lain dengan lebih baik

MBTI membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang kita terhadap orang lain. Kita bisa lebih memahami dan menerima perbedaan. Tidak semua orang berfikir, bersikap dan berperilaku seperti cara kita berperilaku. Jadi terimalah perbedaan yang ada.

Interpretasi Tes MBTI

1. ISTJ (Bertanggungjawab)2. ISFJ (Setia)3. ISTP (Pragmatis)4. ISFP (Artistik)5. INFJ (Reflektif)6. INTJ (Independen)7. INFP (Idealis)8. INTP (Konseptual)9. ESTP (Spontan)10.ESFP (Murah Hati)11.ENFP (Optimis)12.ENTP (Inovatif – Kreatif)13.ESTJ (Konservatif – Disiplin)14.ESFJ (Harmonis)15.ENFJ (Meyakinkan)16.ENTJ (Pemimpin Alami)

2.2 Tipe Kepribadian Manusia

Terdapat empat tipe kepribadian manusia menurut Florence Litteaur dalam bukunya “Personality Plus”. Keempat tipe kepribadian tersebut adalah :

1. Sanguinis (Pembicara)

Tipe orang Sanguinis merupakan pribadi yang menyenangkan jadi tidak salah jika banyak orang yang menyukainya, ingin merasa dirinya dikenal banyak orang, ide-idenya gila tetapi kreatif dan inovatif seperti ide-ide orang sukses, ingin dirinya menjadi trend setter agar orang lain mengikuti jejaknya.

2. Melankolis (Pemikir)

Tipe orang Melankolis merupakan pribadi yang cerdas karena dia selalu berpikir langkah yang akan dambil dalam memecahkan masalah. Akan tetapi pribadi Melankolis ini terlalu lama dalam mengambil keputusan karena dia selalu memikirkannya matang-matang agar dia mendapatkan segala sesuatunya itu sempurna. Perasaannya sensitif, jika dia disakiti dia tidak akan mudah melupakannya. Akan tetapi tipe ini merupakan seorang teman yang setia, tidak suka menghianati teman. Dan juga dia ini ibarat orang yang suka bekerja di balik layar, tidak terlalu ingin dirinya menjadi pusat perhatian.

3. Koleris (Kuat)

Tipe Koleris adalah tipe orang yang berjiwa pemimpin, menyadari kesalahannya dan kemudian memperbaiki kesalahannya, punya kemauan kuat untuk meraih sesuatu yang

Page 7: Makalah Mpkt A

diinginkan, biasanya aktif dalam suatu kegiatan, orang sibuk, menargetkan apa yang akan dicapai.

4. Phlegmatis (Pengamat)

Tipe Phlegmatis merupakan pribadi yang sabar dan yenang dalam menghadapi masalah, emosinya tidak meluap-luap ketika dia bahagia atau sedih, pendiam, mampu bekerja dalam tekanan, tidak suka pertengkaran, hati-hati dalam berucap kepada orang lain, menyenangkan.

Page 8: Makalah Mpkt A

BAB IIIData

1. Masa Kepemimpinan Soekarno

Soekarno memulai karirnya sebagai pemimpin organisasi pada usia 26 tahun, tepatnya 14 Juli 1927. Pada saat itu beliau memimpin sebuah partai politik yaitu Partai Nasional Indonesia (PNI) yang mempunyai arah perjuangan kemerdekaan bagi Indonesia. Sikap Soekarno sebagai pemimpin bangsa pada saat itu sangat menekankan pentingnya persatuan dalam nasionalisme, kemandirian sebagai sebuah bangsa dan anti pejajahan. akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945 Soekarno bersama Muhammad Hatta berhasil memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia menandai berdirinya negara yang berdaulat.

Setelah pemerintahan berjalan di tangan bangsa Indonesia, Soekarno memimpin pemerintahan dan mengalami berbagai fase dalam pemerintahannya. Fase pertama pemerintahan Presiden Soekarno (1945-1959) diwarnai semangat revolusioner, serta dipenuhi kemelut politik dan keamanan. Kepemimpinan Soekarno terus menerus berada di bawah tekanan militer Belanda yang ingin mengembalikan penjajahannya, pemberontakan-pemberontakan bersenjata, dan persaingan di antara partai-partai politik. Sementara pemerintahan dengan metode parlementer, yang sempat dipraktekkan di Indonesia, mengalami jatuh-bangun.

Melihat Negara yang dipimpinnya berada di ambang perpecahan, Soekarno dengan dukungan Angkatan Darat, mengumumkan dekrit 5 Juli 1959. Isinya; membubarkan Badan Konstituante dan kembali ke UUD 1945. Sejak 1959 sampai 1966, Bung Karno memerintah dengan dekrit, menafikan Pemilu dan mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup. Pemerintahan parlementer yang berpegang pada UUD Sementara, juga jatuh-bangun dan bermunculan mosi tidak percaya. Akibatnya, kondisi ekonomi semakin kacau.

Pada fase kedua kepemimpinannya, 1959-1967, Soekarno menerapkan demokrasi terpimpin. Semua anggota DPRGR dan MPRS diangkat untuk mendukung program pemerintahannya yang lebih fokus pada bidang politik. Bung Karno berusaha keras menggiring partai-partai politik ke dalam ideologisasi NASAKOM—Nasional, Agama dan Komunis.

Tragedi pembunuhan tujuh jenderal Angkatan Darat tersebut menimbulkan situasi kekacauan di seluruh negeri dan menyebabkan kondisi politik dan keamanan hampir tak terkendali. Menyadari kondisi tersebut, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret 1966 kepada Jenderal Soeharto. Ia mengangkat Jenderal Soeharto selaku Panglima Komando Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) yang bertugas mengembalikan keamanan dan ketertiban.

Page 9: Makalah Mpkt A

Soekarno, setelah tragedi berdarah tersebut, dimintai pertanggungjawaban di dalam sidang istimewa MPRS tahun 1967. Pidato pertanggungjawabannya ditolak. Kemudian Soeharto diangkat selaku Pejabat Presiden dan dikukuhkan oleh MPRS menjadi Presiden RI yang Kedua, Maret 1968.

2. Masa Kepemimpinan Soeharto

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Presiden Soeharto memulai Orde Baru dengan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukan Soeharto adalah mendaftarkan Indonesia untuk kembali menjadi anggota PBB.

Orde Baru memilih perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer namun dengan nasehat dari ahli ekonomi didikan Barat. DPR dan MPR tidak berfungsi secara efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan militer, khususnya mereka yang dekat dengan Soeharto.

Pada masa Orde Baru, warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Hal ini disebabkan karena keturunan Tionghoa dianggap sebagai pendukung komunis. Sehingga warga keturunan dianggap sebagai warga negara asing dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi. Orang Tionghoa dijauhkan dari kehidupan politik praktis. Sebagian lagi memilih untuk menghindari dunia politik karena khawatir akan keselamatan mereka.

Kelebihan sistem pemerintahan Orde Baru pimpinan Soeharto antara lain adalah suksesnya pelaksanaan swasembada pangan, KB, dan transmigrasi. Indonesia juga mengalami perkembangan GDP per kapita hingga lebih dari US$ 1000 pada 1996. Selain itu, pemerintahan Orde Baru juga sukses melakukan REPELITA (Rencana Pembagunan Lima Tahun).

Meskipun begitu, terdapat beberapa kelemahan yang nantinya menjadi unsur kemunduran pemerintahan Soeharto, yang antara lain adalah maraknya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), pembangunan Indonesia yang tidak merata sehingga timbul kesenjangan pembangunan. Banyak juga terjadi pelanggaran HAM serta semakin bertambahnya kesenjangan sosial antara si kaya dan si miski, serta menurunnya kualitas birokrasi Indonesia dan kualitas tentara karena terlalu sibuk berpolitik.

Berakhirnya pemerintahan Soeharto diawali dengan serangan krisis moneter Asia pada pertengahan 1997, disertai kemarau terburuk semenjak 50 tahun terakhir. Hal ini menyebabkan harga bahan pokok dan komoditas ekspor jatuh di pasar dunia. Sehingga nilai rupiah semakin jatuh sedangkan inflasi meningkat tajam. Para

Page 10: Makalah Mpkt A

demonstran, yang awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto. Di tengah gejolak kemarahan massa yang meluas, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, tiga bulan setelah MPR melantiknya untuk masa bakti ketujuh. Wakil Presiden, B. J. Habibie, kemudian ditunjuk untuk menjadi presiden ketiga Indonesia.

BAB IV

Analisis Data

1.    Presiden Soekarno

Soekarno adalah bapak proklamator dan seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, namun tidak jarang juga menunjukkan kelembutannya dan beliau juga menyukai keindahan.

Soekarno banyak mengambil pelajaran dari orang-orang yang dikaguminya. Dari Gajah Mada, misalnya, Sukarno banyak belajar ilmu politik, ekonomi, nasionalisme, dan kenegaraan. Ia juga belajar cara penyampaian ideologi dari metode dakwah Sunan Kalijaga.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada ideologi yang mendasari negara atau suatu partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik. Gaya kepemimpinan ini cocok untuk diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dari Ir. Soekarno adalah kepercayaan pada dirinya yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, beliau pernah menjadi panutan dan sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan, bukan hanya bagi negara Indonesia saja, tapi juga bagi bangsa-bangsa di benua Asia dan benua Afrika. Selain menjadi sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan, Ir. Soekarno juga menjadi pelopor pergerakan melepas ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).

Berbagai gejolak di tanah air yang terjadi selama kepemimpinan Presiden Soekarno merupakan akibat dari adanya kebhinekaan dan pluralitas masyarakat Indonesia. Serta ketidakpuasan yang muncul di masyarakat memunculkan gerakan-gerakan yang mengarah kepada disintegrasi bangsa melalui pemberontakan-pemberontakan yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), antara lain DI/TII, Permesta dan yang belum terselesaikan sampai dengan saat ini adalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Gerakan Papua Merdeka (GPM).

Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Soekarno berjuang sampai titik darah penghabisan dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Begitu pula pasca kemerdekaan, Sukarno menyerahkan hidup dan matinya demi kesejahteraan Nusantara. Rakyat menjadi orientasi utama dalam setiap kebijakannya, terutama kaum-kaum marjinal. Bahkan Sukarno mengatakan “rakyat harus cukup makan,

Page 11: Makalah Mpkt A

pakaian, hidup sejahtera, dan merasa dipangku ibu pertiwi”. Ideologi Marhaenisme dan penggantinya, Konsep Berdikari, dibuat dan diorientasikan guna mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Namun berdasarkan perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah pada figur sentral dan kultur individu.

Soekarno memimpin bangsa dengan segenap hati dan jiwanya. Sukarno mengakomodasi seluruh lapisan masyarakat, kaya-miskin, pejabat-rakyat. Demua di matanya tidak ada perbedaan. Yang paling penting dari gaya kepemimpinannya adalah sikap keberaniannya. Bahkan ia pernah berkata, “Jika seorang meninggalkan warisan yang benar-benar abadi, hal itu pastilah hasil dari keberanian”. Keberaniannya terlihat ketika ia menyerukan ajakan “Ganyang Malaysia”. Pada saat itu, Malaysia bertindak semena-mena terhadap rakyat Indonesia di perbatasan. Keberanian itu tampak pula saat pembebasan Irian Barat dari tangan Belanda.

Soekarno termasuk sebagai tokoh nasionalis dan anti-kolonialisme yang pertama, baik di dalam negeri maupun untuk lingkup Asia, meliputi negeri-negeri seperti India, Cina, Vietnam, dan lain-lainnya. Tokoh-tokoh nasionalis anti-kolonialisme seperti inilah pencipta Asia pasca-kolonial. Dalam perjuangannya, mereka harus memiliki visi kemasyarakatan dan visi tentang negara merdeka. Ini khususnya ada dalam dasawarsa l920-an dan 1930-an pada masa kolonialisme kelihatan kokoh secara alamiah dan legal di dunia. Prinsip politik mempersatukan elite gaya Soekarno adalah "alle leden van de familie aan een eet-tafel" (semua anggota keluarga duduk bersama di satu meja makan). Dia memperhatikan asal-usul daerah, suku, golongan, dan juga parta

2. Presiden Soeharto

Soeharto adalah sosok pemimpin yang mempunyai visi dan misi yang terorganisasi dengan baik. Target jangka pendek dan jangka panjangnya sangat jelas. Mahir dalam strategi, detailis dan pandai dalam menggunakan kesempatan. Pembawaaannya formal dan tidak hangat dalam bergaul. Soeharto tidak kenal teman, pendukung, atau sekutu lama. Dia sangat ruthless memecat dan minyingkirkan orang yang dia pandang tidak berguna atau tampil sebagai rival.

Gaya kepemimpinan soeharto dinilai sangat otoriter, sehingga soeharto lebih cenderung mmemusatkan perhatiannya ke bidang produksi, tanpa memperhatikan hubungan dengan bawahannya. Sistem otoriter yang dijalankan Soeharto dalam masa pemerintahannya menggambarkan bahwa pemerintahan bagai dimonopoli agar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Soeharto.

Seorang pemimpin disebut sebagai pemimpin yang menjalankan tugasnya secara

otokratis. Pemimpin semacam ini hanya mau memmikirkan tentang usaha peningkatan

efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnya

Page 12: Makalah Mpkt A

pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Dan gaya kepemimpinanya lebih

menonjol otokratisnya.

Gaya kepemimpinan Presiden Soeharto merupakan gabungan dari gaya kepemimpinan Proaktif-Ekstraktif dengan Adaptif-Antisipatif, yaitu gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh ke depan dan sadar akan perlunya langkah-langkah penyesuaian.

Pemerintahan Soeharto yang di sebut Orde Baru memang mengambil alih kekuasaan dalam keadaan politik yang kacau, termasuk ketidakpastian ekonomi rakyat karena harga yang meningkat pesat dan tidak terjangkau oleh daya beli rata-rata masyarakat luas. Karena itu, sampai beberapa tahun kekuasaan beralih masalah ekonomi masih menjadi persoalan yang pelik.

Pemerintahan Soeharto pada waktu itu seperti tidak ada pilihan lain, kecuali mengubah dengan ekstrem fokus pembangunan di bidang ekonomi dengan cara yang luar biasa untuk memacu pertumbuhan ekonomi, dan transformasi menuju industrialisasi. Landasan pembangunan ekonomi Soeharto, pada akhirnya mengakibatkan partisipasi masyarakat dalam sistem pemerintahan dianggap lebih mengganggu proses pembangunan.

Dalam gaya kepemimpinan Pak Harto, unsur manusia sangat menonjol. Bapak  Presiden memiliki kemampuan luar biasa dalam mengelola sumberdaya manusia  Indonesia, sehingga seluruh potensi bangsa dapat bergerak serempak ke arah  kemajuan bersama. Dengan perkataan lain, manajemen gaya Soeharto adalah  manajemen sumberdaya manusia yang sangat handal penuh dengan intrik dan kontoversi, seperti pengambil alihan kekuasaan dari soekarno yang sampai saat sekarang masih menimbulkan pro kontra. Semua usaha keras selama memimpin tercoreng dengan semakin merajalelanya korupsi di zaman pemerintahannya.

Di sisi lain, Soeharto tetap memperhatikan nasib rakyat Indonesia, yang secara makro sangat dipengaruhi oleh dialektika internasioanal. Sebagaimana masyarakat di dunia pada umumnya, di Indonesia pun bentuk kehidupan demokrasi atau keotoriteran pemimpin ditentukan oleh interaksi dari ekonomi, politik, dan sosial. Dalam hal ini Soeharto telah mampu mengelaborasikan kekuatan militer dan birokrasi sebagai modal awal memandu kepemimpinan negara. Secara tidak sadar Soeharto telah mengemas dengan apik.

Idealnya, demokrasi yang dikembangkan pada waktu itu memenuhi bagian terbesar standar universal. Pemenuhan pembatasan kekuasaan lewat pembagian dan pemisahan kekuasaan di antara ketiga cabang pemerintahan (legislatif, eksekutif, dan yudikatif), pengoprasian sistem chek and balences telah melandasi proses demokrasi di dalam kepemimpinan Soeharto. Akibat ketidakmampuan Soeharto melakukan pemerataan ekonomi, terjadinya kecemburuan sosial merebak di mana-mana selama proses transformasi ekonomi berlangsung. Setelah pertumbuhan ekonomi terjadi selama tiga dekade pembanguan jangka panjang, ternyata telah membangun konglomerat elite baik di dalam istana maupun di luar istana. Maka kondisi ekonomi yang di ikuti oleh etatisme corporatisme dan kronitisme yang kuat di jajaran pemerintahan orde baru membuat semakin jauh jarak si miskin dan si kaya.

Page 13: Makalah Mpkt A

Namun disisi lain dari pemerintahannya, banyak kalangan masyarakat sudah terhipnotis dengan gaya kepemimpinan Soeharto yang gemar membangun, dan menjaga stabilitas keamanan negara.

Kejatuhan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998, tiga belas tahun yang silam, telah membuka lembaran baru kehidupan bangsa Indonesia. Ada benang merah yang sangat kuat dari gaya kepemimpinan Soeharto, Ia mewarisi sebuah tradisi politik yang diwarnai penyeragaman. Melalui pendidikan politik terhadap berbagai elemen bangsa, Soeharto mampu mengelola konflik secara konsisten dan meletakan kekuatan lain di luar dirinya sebagai asesoris belaka, menjadi kekuatan demokrasi yang lemah polititical leverage-nya.

Perbandingan Antara Soekarno dan Soeharto

Soekarno menjadikan Indonesia sebagai kekuatan regional yang dihormati, Soeharto menjadikan Indonesia negara yang dipandang secara ekonomi. Soekarno mengajak negara-negara terjajah menggalang kekuatan perlawanan. Soeharto meredakan ketegangan Asia Tenggara yang saling bertikai menjadi akur dalam ASEAN.

Ada keberhasilan, ada kegagalan. Ada perbedaan, tapi ada juga kemiripan sejarah. Karier politik Soekarno, umpamanya, berawal dari kegerahan dirinya menyaksikan imperialisme Hindia Belanda. Soekarno berjuang secara intelektual dan membangun pondasi bangsa. Dia semakin populer pada saat pemerintahan Jepang memanfaatkan kepiawaiannya berpidato sebagai propagandis yang mengampanyekan Asia Raya. Soekarno berjaya membangun konsep keindonesiaan yang pada era Hindia Belanda kedengaran absurd, dan berhasil mengejawantahkannya pada saat-saat terakhir pendudukan Jepang.

Adapun karier Soeharto berawal di militer. Soeharto bergabung dengan barisan laskar Peta (Pembela Tanah Air), terlibat dalam serangkaian operasi militer penting melawan agresi Belanda dan perebutan Irian Barat (sekarang Papua). Soeharto menceburkan diri ke dunia politik dengan bermodalkan pengetahuan militernya.

Soekarno kecewa dengan demokrasi liberal yang menguatkan ego partisan. Baginya, ego partisan adalah ancaman bagi revolusi. Lantas, ia bubarkan Dewan Konstituante dan menunjuk dirinya sebagai sang pemandu demokrasi yang bergotong royong, meskipun faktanya sistem yang ia ciptakan adalah sebuah kediktatoran. Dia, misalnya, meminggirkan faksi-faksi yang menentangnya, dan menempatkan orang-orang yang menyokongnya di parlemen.

Sebaliknya, pada saat kekuasaan Soekarno melemah, giliran Soeharto membersihkan parlemen dari para pendukung Soekarno. Soeharto juga melenyapkan unsur-unsur perbedaan yang berpotensi menimbulkan konflik dengan garis politiknya. Dengan begitu Soeharto berjaya mengekalkan dirinya sebagai penafsir tunggal demokrasi Pancasila secara legal. Tidak jarang perannya bak dewa, sedangkan perkataanya adalah sabda politik yang tegas dan keras. Perbedaan berarti pembangkangan.

Soekarno ketika membubarkan Dewan Konstituante pada tahun 1959 beranggapan “revolusi belum usai”. Kemudian Soekarno mengidentifikasi musuh-musuhnya sebagai kelompok kontrarevolusi, nekolim (neo kolonialis dan imperialis baru), antek asing, dan subversif. Adapun Indonesia adalah pemimpin negara-negara baru melawan para musuh itu.

Page 14: Makalah Mpkt A

Untuk menunjukkan supremasi Indonesia, Soekarno membangun persenjataan militer yang tangguh, memerangi Belanda di Irian Barat, dan melakukan konfrontasi dengan Malaysia. Soekarno juga memerintahkan pembangunan simpang susun Semanggi, stadion Senayan, TVRI, dan Monumen Nasional (Monas). Lantas diselenggarakanlah Pesta Olahraga Negara-negara Kekuatan Baru (Ganefo/Games for new emerging forces) sebagai tandingan Olimpiade. Semua dilakukan ketika ekonomi nasional morat-marit, sedangkan infrastruktur rusak berat.

Meskipun begitu, garis politik mercusuar ini berhasil memasukkan Irian Barat dalam peta nasional dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara kuat secara militer di Asia Timur. Sampai-sampai Federasi Malaysia dan Singapura– karena cemas –kemudian menjalin kerja sama pertahanan dengan Selandia Baru, Australia, dan Inggris (Five power defense agreement).

Sebaliknya, Soeharto yang cara berpikirnya strategis-realis melihat retorika Soekarno tidak membumi, tidak sesuai dengan kondisi nyata rakyat yang melarat. Soeharto memilih bekerja sama dengan kaum teknokrat yang berorientasi kapitalistis. Lantas ia meminta bantuan keuangan kepada negara-negara yang dalam pandangan Soekarno imperialis-kolonialis baru. Slogan baru pada era Soeharto adalah pembangunan lepas landas. Sedangkan musuh baru yang diciptakan Soeharto untuk mengidentifikasi elemen-elemen pembangkangan adalah organisasi tanpa bentuk (OTB), gerakan pengacau keamanan (GPK), subversi, mbalelo dan kiri baru. Dengan kendali media massa yang ketat, slogan-slogan ini berhasil meredam simpati massa terhadap gerakan-gerakan kritis, kedaerahan, atau sektarian.

Modal asing pun mengalir deras dengan nyaman pada era Soeharto. Meskipun eksploitatif dan memberikan keuntungan luar biasa kepada segelintir kroni (kapitalisme kroni), perbaikan ekonomi berlangsung. Kelas menengah baru tumbuh dan berkembang pada awal era ini seiring dengan tampilnya konglomerasi yang dekat dengan Istana.

Soekarno ingin mengelola kemajemukan secara ideologis sambil membubarkan Partai Murba dan PSI. Soeharto mengelola pluralisme politik dengan asas tunggal dan melebur puluhan partai menjadi dua.

Kelemahan Soekarno secara politik adalah ia tidak mengendalikan militer secara penuh. Faksi militer yang menang dalam perebutan kekuasaan bukanlah kelompok yang setia kepadanya sehingga ia terguling. Sebaliknya, Soeharto berhasil menyingkirkan lawan-lawannya di tubuh angkatan bersenjata dan menguasai kepolisian. Dengan demikian, Soeharto mampu mengendalikan aparat yang mampu mengendalikan semua bentuk penolakan dan mengekalkan posisi penguasa tertinggi.

Dengan mengendalikan militer secara opresif, Soeharto berhasil menciptakan periode stabilitas sosial-ekonomi-politik yang panjang. Sebuah kondisi yang tidak berhasil dicapai Soekarno dalam masa 7 tahun kekuasaannya yang singkat (1959-1966). Namun, Soeharto bertanggung jawab atas kebrutalan aparat terhadap simpatisan Soekarno pada awal kekuasannya. Juga terhadap tokoh-tokoh kritis dan pembungkaman keras terhadap aksi ketidakpuasan warga di pelbagai pelosok negeri.

Soekarno akhirnya jatuh karena kemelaratan rakyat yang kurang pangan, sandang, papan. Soeharto jatuh karena harga-harga kebutuhan pokok membumbung tinggi tak

Page 15: Makalah Mpkt A

terkendali. Soekarno terjungkal oleh orang-orang yang ia percaya. Soeharto dijatuhkan oleh kelas menengah yang dibangunnya.

Keduanya dipuji, tapi juga dicaci-maki. Keduanya tidak sempurna, tetapi mereka sangat berjasa bagi eksistensi bangsa Indonesia sampai saat ini dan perjalanan selanjutnya. Soekarno dan Soeharto, suka atau tidak, adalah bagian dari sejarah kita.

BAB V

Kesimpulan