makalah cl home group 5 mpkt a 05

22
MAKALAH COLLABORATIVE LEARNING MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU, KELOMPOK, DAN MASYARAKAT Dibuat oleh : Kelompok Home Group 5 Aghnia Oktaviany 1306367473 Devi Permata 1306370884 Hafizhah Fadhilla 1306447606 Lisa Christie Lopes S. 1306412994 Mukhammad Al Amin 1306402886 Rahmad Irvan 1306367454 Vina Damayanti 1306370865 BUKU AJAR II MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN TERINTEGRASI A PROGRAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PERGURUAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2013

Upload: vinadama

Post on 21-Nov-2015

203 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Makalah CL Home Group 5 MPKT a 05

TRANSCRIPT

  • MAKALAH COLLABORATIVE LEARNING

    MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU, KELOMPOK, DAN MASYARAKAT

    Dibuat oleh :

    Kelompok Home Group 5

    Aghnia Oktaviany 1306367473

    Devi Permata 1306370884

    Hafizhah Fadhilla 1306447606

    Lisa Christie Lopes S. 1306412994

    Mukhammad Al Amin 1306402886

    Rahmad Irvan 1306367454

    Vina Damayanti 1306370865

    BUKU AJAR II

    MATAKULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN TERINTEGRASI A

    PROGRAM PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN PERGURUAN TINGGI

    FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS INDONESIA

    DEPOK

    2013

  • ABSTRAK

    Manusia memiliki kodrat sebagai makhluk individu, sosial serta makhluk

    budaya. Manusia dapat dikenali dan dipahami secara individual atau personal dan

    juga sebagai bagian kelompok. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki naluri

    untuk hidup secara berkelompok, dan dalam hidup berkelompok dibutuhkan

    adanya interaksi satu sama lain. Karena terdapat keberagaman disetiap individu,

    manusia dituntut untuk dapat membuat pola interaksi dan komunikasi yang baik

    agar terhindar dari perbedaan yang dapat menyebabkan konflik. Memahami seluk

    beluk komunikasi akan membantu individu dalam berkomunikasi dengan anggota

    kelompoknya dan dapat membangun kelompok yang efektif. Dalam interaksinya,

    anggota kelompok merupakan satu kesatuan yang mampu menghasilkan serta

    mengembangkan kebudayaan. Kebudayaan merupakan produk akal budi manusia

    sebagai anggota masyarakat. Dengan demikian, tidak ada satu masyarakat pun

    yang tidak memiliki kebudayaan.

    Kata Kunci : individu; kebudayaan; kelompok; manusia; masyarakat.

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Manusia merupakan satu-satunya spesies makhluk hidup yang memiliki

    keistimewaan dibandingkan dengan spesies lainnya. Keistimewaan tersebut

    berupa akal budi dan kebebasan yang dibekali oleh Sang Pencipta. Keistimewaan

    tersebut tentunya juga menghadirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu pada

    setiap aspek kehidupan manusia.

    Dalam kehidupannya, manusia tidak hanya berperan sebagai makhluk

    individu, tetapi juga sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan

    kehadiran individu lain. Perbedaan sifat manusia sebagai makhluk individu dan

    sosial sangat berkaitan dengan kepribadian dan fungsi biologis dari manusia itu

    sendiri. Keunikan kepribadian dan fungsi biologis manusia mampu membentuk

    suatu kelompok-kelompok sosial yang berbudaya dan berujung pada suatu

    peradaban yang lebih maju. Kemampuan manusia tersebut dapat tercipta karena

    adanya tuntutan kebutuhan hidup yang kuat. Kehadiran individu lain dalam

    kehidupan manusia dinilai mampu menjawab tuntutan-tuntutan yang ada dengan

    cara interaksi yang terjadi antarindividu. Interaksi tersebut berupa suatu

    komunikasi yang dinamis sehingga terjadi pembentukan relasi antarmanusia yang

    kompleks. Kompleksitas yang muncul merupakan akibat dari sifat manusia yang

    unik. Keunikan manusia ini dikarenakan adanya perbedaan antara manusia yang

    satu dengan lainnya.

    Manusia juga memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungannya.

    Hasil adaptasi tersebut dapat berupa kebudayaan yang terbentuk melalui

    serangkaian proses. Peran kebudayaan tersebut menjadi penting dalam

    perkembangan pribadi manusia sebagai bagian dari masyarakat.

    1

  • 1.2 Rumusan Masalah

    Apa pengertian manusia dan perbedaan apa saja yang terdapat pada individu?

    Apa peran manusia di dalam kelompok?

    Bagaimana tahap tahap perkembangan kelompok?

    Apa yang dibutuhkan dalam membentuk suatu kelompok yang efektif?

    Apa peran manusia didalam masyarakat?

    1.3 Tujuan Penulisan

    Penulisan ini bertujuan untuk :

    Memahami pengertian manusia dan berbagai macam perbedaan pada setiap

    individu.

    Mengetahui fungsi otak dan jenis-jenis kecerdasan.

    Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan pada setiap individu

    dalam kehidupan sosial.

    Mengetahui pentingnya interaksi dan komunikasi dalam kehidupan sosial dan

    budaya.

    Memahami konsep masyarakat serta kebudayaan didalamnya

    Mengetahui pengertian, fungsi, pembentukan, dan bentuk masyarakat

    2

  • BAB II

    ISI

    2.1 Manusia

    Manusia merupakan makhluk sempurna yang diciptakan oleh Tuhan.

    Salah satu pendukung kesempurnaan tersebut adalah karena kecerdasan otak yang

    dimiliki oleh manusia. Otak memiliki banyak fungsi yang membuat manusia

    menjadi unggul dibandingkan dengan makhluk lainnya.

    2.1.1 Otak Manusia

    Otak manusia berevolusi dalam tiga periode besar yang membentuk tiga

    buah lapisan yang kemudian disebut sebagai tiga serangkai otak. Tiga serangkai

    otak terdiri atas R-complex (lapisan yang paling tua), Limbic System, dan

    Neocortex. Ketiga lapisan tersebut memiliki karakter dan fungsi yang berbeda,

    tetapi saling berkaitan satu sama lain dalam menentukan perilaku manusia.

    Lapisan R-complex terdiri atas batang otak dan cerebellum. R-complex

    juga dikenal sebagai otak reptil, karena pada reptilian otak ini bersifat dominan.

    Fungsinya sangat vital dan bersifat reflektif, seperti pengatur involunter dari

    jantung, peredaran darah, reproduksi, dan sebagainya yang dibutuhkan untuk

    kelangsungan hidup makhluk maupun spesiesnya. Otak reptil juga

    bertanggungjawab bagi pola perilaku khas bawaan yang penting bagi pertahanan

    diri seperti tempur atau kabur (fight or flight).

    Limbic System merupakan bagian yang berkembang setelah otak reptil.

    Sistem limbik memegang peranan penting dalam emosi, motivasi, pemelajaran,

    dan memori. Sistem limbik yang terdapat pada otak mamalia (otak yang

    berkembang pada awal masa evolusi mamalia) terdiri atas dua struktur penting,

    yaitu Amygdala dan Hippocampus. Amygdala berfungsi sebagai pengidentifikasi

    3

  • rangsangan yang diberikan pada manusia. Hippocampus berperan penting dalam

    mengintegrasikan berbagai rangsangan, membantu membangun ingatan jangka

    panjang dan daerah sekitarnya berperan penting dalam membentuk ingatan

    mengenai fakta-fakta walaupun hanya mengalami sekali saja.

    Neocortex merupakan lapisan teratas yang mengelilingi otak mamalia. Luas

    lapisan ini menentukan banyaknya syaraf dan kompleksitas hubungan antarsyaraf

    yang berkaitan dengan kemmapuan berpikir. Neocortex mengendalikan

    keterampilan berpikir tingkat tinggi, nalar, pembicaraan, dan berbagai tipe

    kecerdasan lainnya. Oleh karena itu, bagian ini sering disebut sebagai otak

    berpikir.

    Otak manusia juga terdiri atas dua belahan, yaitu belahan otak kanan dan

    belahan otak kiri. Kedua belahan tersebut bekerja dalam mengendalikan hemisfer

    tubuh secara silang. Belahan otak kiri bersifat kaku dan sistemastis sehingga

    belahan tersebut memiliki spesialisasi dalam menghadapi masalah sekuensial,

    analitikal, bahasa lisan, operasi aritmatika, penalaran, dan operasi rutin. Belahan

    otak kanan bersifat bebas dan kreatif sehingga belahan tersebut berperan

    dominan dalam mengahadapi masalah holistik, abstrak, bahasa tubuh, pencerahan,

    dan operasi baru. Hasil fungsi yang seimbang dari kedua belahan otak tersebut

    dapat disebut sebagai kreativitas yang mampu sampai pada suatu inovasi yang

    besar.

    2.1.2 Kecerdasan Manusia

    Fungsi otak berkaitan dengan kecerdasan manusia. Kecerdasan manusia

    terbagi dalam tiga jenis, yaitu intelegensi dan IQ, kecerdasan emosional, dan

    kecerdasan spiritual.

    Intelegensi merupakan kemampuan kognitif dalam memecahkan suatu

    masalah dan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan yang dipelajari dari

    4

  • pengalaman. Hasil pengukuran intelegensi disebut sebagai IQ (Intelligence

    Quotient).

    Kecerdasan emosional merupakan kecerdasan yang mendukung fungsi

    intelegensi untuk berfungsi secara optimal. Terdapat lima domain dalam

    kecerdasan emosional, yaitu memahami emosinya sendiri, mengendalikan emosi,

    memotivasi diri sendiri, memahami emosi orang lain, dan menangani hubungan

    dengan orang lain.

    Kecerdasan spiritual muncul karena adanya sifat transendental dalam diri

    manusia. Kecerdasan ini sering berkaitan dengan kehidupan keagamaan walaupun

    tidak identik dengan keberagamaan.

    Berkaitan dengan kecerdasan spiritual, terdapat bagian dalam benak

    manusia yang berkaitan sangat erat dengan pengalaman spiritual yang disebut

    sebagai Titik Tuhan. Bagian ini terletak pada lobus temporal otak yang menjadi

    aktif ketika manusia sedang berpikir transendental.

    2.1.3 Perbedaan Individu

    Dalam kehidupan, manusia memiliki kecenderungan untuk hidup

    berkelompok dengan manusia lainnya. Dalam hidup berkelompok ini manusia

    saling berinteraksi. Kegiatan interaksi ini akan menjadi lebih efektif bila manusia

    tersebut mampu memahami dirinya sendiri dan orang yang dihadapi.

    Memahami diri adalah memahami ciri ciri kepribadian yang dapat

    mempengaruhi sikap, kecenderungan, dan perilaku. Di samping itu, memahami

    diri dapat membantu dalam menangani maupun mengembangkan diri sehingga

    tercapai peningkatan kualitas kemanusiaan, yaitu kepeminpinan, motivasi, empati,

    dan lain sebagainya. Ada berbagai teori kepribadian yang berusaha membangun

    pemahaman mengenai keanekaragaman individu. Salah satunya adalah teori

    kepribadian Myers Briggs.

    5

  • Melalui penelitian yang panjang serta berkala, Myers dan Briggs

    membangun sebuah instrumen test MBTI (Myers Briggs Type Indicator) yang

    mengukur tipe psikologi seseorang. MBTI ini mengidentifikasi dan

    mengkategorisasi kecenderungan perilaku individu dalam empat dimensi, yaitu:

    a. (E) Ekstraversion / Introversion (I)

    Dimensi pertama ini membahas mengenai bagaiman individu

    berinteraksi dengan dunia dan darimana asal energi yang dimilikinya.

    Seorang dengan tipe Ekstravert lebih tertarik dengan objek di luar dirinya.

    Umumnya mereka senang bergaul, bekerja dalam kelompok, dan berada

    dalam keramaian.

    b. (S) Sensing / Intuition (N)

    Dimensi ini membicarakan jeis informasi yang mudah ditangkap

    oleh seseorang. Ada orang yang lebih mudah menangkap informasi melalui

    panca inderanya. Ada pula orang yang lebih tertarik pada arti sebuah fakta

    dibandingkan fakta faktanya sendiri. Orng orang yang memiliki

    kecenderungan sensing disebut sensors dan dalam MBTI ditulis dengan

    inisial S, dan yang intuisi disebut intuitives dengan inisial N.

    c. (T) Thingking / Feeling (F)

    Dimensi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Individu yang

    memiliki kecenderungan thinking biasa disebut thinkers. Mereka bisa

    berfikir panjang sebelum mengambil keputusan.

    d. (J) Judging / Perceiving (P)

    Dimensi keempat ini membahas mengenai gaya hidup. Ada orang

    yang lebih suka hidup dengan cara yang teratur, ada pula yang spontan.

    Orang yang termasuk judging disebut judger. Sedangkan mereka yang

    memiliki kecenderungan perceiving biasa disebut perceivers, lebih suka

    hidup secara spontan dan menyukai kehidupan yang luwes.

    Setelah megetahui keempat dasar kecenderungan dapat ditemukan

    6

  • tempramen dari setiap individu. Tempramen dapat dijelaskan sebagai sebuah

    pola dari perilaku karakteristik yang merefleksikan kecenderungan

    kecenderungan alamiah dari individu. Dengan menetapkan ciri dominan

    dari masing masing dimensi, akan didapatkan tipe tempramen dari

    individu, dengan 16 kombinasi, yaitu:

    Guardians/Tradisionalists (SJ) : ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ

    Artisans/Experiencers (SP) : ESTP ISTP ESFP ISFP

    Idealists (NF): ENFJ INFJ ENFP INFP

    Rationals /Conceptualizers (NT): ENTJ INTJ ENTP INTP

    Macam macam kombinasi tersebut, dikelompokkan kedalam empat

    kelompok besar. Kelompok tersebut adalah sebagai berikut:

    a. Pembimbing /Tradisionalists (Sensing Judgers)

    Kaum sensors percaya pada fakta, data yang telah terbukti,

    pengalaman masa lalu, serta informasi yang ditangkap oleh pancaindera;

    sedangkan Judgers menyukai struktur serta keteraturan; satu hal yang akan

    mempengaruhinya saat mengambil keputusan. Apabila keduanya digabung,

    kedua preferensi ini menghasilkan Sensing Judger, yakni sebuah tipe pribadi

    yang menapak bumi dan tegas yang disebut sebagai Pembimbing

    /Tradisionalis.

    b. Artis/Eksperiencers (Sensing Perceivers)

    Sensors berkonsentrasi pada apa yang dilihat, didengar, diraba,

    dicium, dikecap, dan percaya pada apa yang dapat diukur serta dicatat.

    Perceivers terbuka pada berbagai kemungkinan dan suka hidup secara luwes.

    Apabila digabung, kedua preferensi ini menghasilkan Sensing Perceivers

    sebuah tipe individu yang responsif dan spontan, yang disebut tempramen

    Artis/Experiencers .

    c. Idealist (Intuitive Feelers)

    Kaum intuitif adalah orang orang yang tertarik pada arti, hubungan,

    7

  • kemungkinan- kemungkinan, dan Feelers cenderung memnuat keputusan

    berdasarkan nilai pribadi. Apabila digabung, kedua preferensi ini

    menghasilkan Intuitive Feeler, tipe yang peduli terhadap tumbuh kembang

    orang lain dan memahami dirinya maupun orang lain. Mereka biasa

    disebut sebagai idealis.

    d. Rasional /Conseptualist

    Intuitif cenderung mencari arti dari segala sesuatu dan fokus pada

    implikasinya, sedangkan thinkers mengambil keputusan secara impersonal

    dan logis. Jika keduanya disatukan, kedua prefensi ini menghasilkan

    intuitive thinker, sebuah tipe yang intelektual dan kompeten yang disebut

    rasional/Konseptualis.

    Memahami segala segi dari manusia seperti kemampuannya, faktor

    faktor yang mempengaruhi dirinya, termasuk tipe kepribadiannya akan dapat

    membantu individu dalam memahami dan merencanakan pengembangan dirinya.

    Di samping itu, pengetahuan tersebut dapat membantu individu dalam menjalin

    hubungan antar individu yang harmonis dan efektif karena pada dasarnya

    manusia , selain makhluk individu, ia juga adalah makhluk sosial yang memiliki

    kecenderuangan kuat untuk hidup bersama orang lain. Tanpa kehidupan sosial,

    tampaknya sulit mengharapkan individu dapat berkembang sepenuhnya, sehingga

    ada ungkapan manusia hanya bisa menjadi manusia bila ia hidup bersama

    manusia lain.

    2.2 Manusia sebagai Makhluk Individu dan Kelompok

    Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan untuk hidup secara

    berkelompok atau bersama-sama. Dalam hidup berkelompok dibutuhkan adanya

    interaksi yang sesuai berdasarkan aturan atau norma guna mengatur kehidupan

    kelompok tersebut. Pembelajaran mengenai individu dan kelompok diantaranya

    8

  • terbagi menjadi tahap perkembangan kelompok, kelompok formal dan kelompok

    informal, tipe kelompok berdasarkan efektivitasnya, dan peran persepsi dalam

    hubungan antarpribadi.

    2.2.1 Tahap Perkembangan Kelompok

    Tahap perkembangan kelompok, menurut Tuckman adalah kelompok

    tumbuh dan berkembang melalui serangkaian tahapan yang terbagi menjadi lima

    tahap. Tahap pertama adalah Pembentukan (Forming), pada tahap ini

    masing-masing individu belum mengenal satu sama lain. Tahap Perkembangan

    memiliki tujuan agar setiap anggota dapat melakukan uji peran kepemimpinan,

    menemukan kesamaan dan perbedaan kepribadian, serta membuat beberapa

    pengungkapan awal dalam mencapai tujuan kelompok. Pada tahap ini, anggota

    dan pemimpin kelompok memiliki peran untuk memantapkan misi dan tujuan,

    mengatur jadwal kerja, mengenal satu sama lain, dan menetapkan beberapa norma

    awal untuk bekearja sama.

    Tahap selanjutnya adalah Goncangan (Strotming), artinya kelompok dalam

    kondisi konflik dan kacau yang disebabkan karena belum ditetapkannya cara

    berkomunikasi mengenai perbedaan. Tahap ini dicirikan dengan munculnya rasa

    yang kurang antusias terhadap kelompoknya dan perasaan-perasaan seperti

    resistensi terhadap tugas atau pendekatan yang dilandasi oleh kebencian,

    kemarahan tentang peran dan tanggung jawab, dan adanya perubahan sikap. Pada

    tahap ini, anggota kelompok berperan untuk menahan diri, mengembangkan

    saluran komunikasi, dan membantu anggota lain agar terpusat pada tugas bukan

    pada perbedaan.

    Tahap ketiga adalah Membangun Norma (Norming), di tahap ini anggota

    kelompok berusaha untuk menetapkan dan mematuhi pola perilaku yang telah

    disepakati serta dapat mencapai keselarasan agar tidak terjadi konflik dan saling

    9

  • percaya satu sama lain. Peran anggota kelompok dalam tahap ini adalah

    mendorong untuk mengambil tanggung jawab lebih untuk keberhasilan kelompok

    dan menetapkan tujuan yang menantang.

    Setelah Tahap Membangun Norma adalah tahap Melakukan (Performing).

    Dalam tahap ini status anggota kelompok sudah stabil dan tugas sudah jelas. Pusat

    perhatian lebih kepada tujuan kelompok daripada tujuan individu serta perubahan

    diri yang kontruktif demi kebaikan kelompok. Anggota dan pemimpin kelompok

    berperan agar kelompok melanjutkan tujuan yang sudah tercapai dan

    mempertahankan kohesi dan moral agar tetap sukses.

    Tahap yang terakhir adalah Penangguhan (Adjourning), di dalam tahap ini

    anggota atau pemimpin kelompok berperan untuk berusaha mendiskusikan tugas

    dengan membahas pelajaran yang diperoleh dan membahas cara pemecahan

    masalah.

    2.2.2 Kelompok Formal dan Kelompok Informal

    Setelah membahas mengenai tahap perkembangan kelompok akan dibahas

    mengenai perbedaan kelompok formal dan kelompok informal. Kelompok formal

    adalah kelompok yang memiliki struktur organisasi dengan baik serta terdapat

    peraturan tegas yang telah disepakati untuk mengatur hubungan antaranggota.

    Sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan

    organisasi tertentu. Menurut hasil pengamatan, kelompok informal muncul dari

    adanya kelompok formal. Nilai dan norma yang terdapat pada kelompok informal

    dapat searah, berbeda, atau bertentangan dengan nilai yang berlaku pada

    organisasi formal.

    Selanjutnya adalah pembahasan mengenai tipe kelompok berdasarkan

    efektivitasnya yang menurut Johnson dan Johnson dibedakan menjadi empat

    macam kelompok.

    10

  • Yang pertama adalah kelompok Pseudo, kelompok yang anggotanya

    mendapat tugas untuk bekerja sama namun sebenarnya tidak berminat utuk

    melaksanakannya. Di dalam kelompok ini anggota kelompok saling berbicara

    namun sebenarnya mereka saling bersaing. Kelompok seperti ini tidak akan

    mencapai kematangan karena anggotanya tidak berminat dan tidak komit pada

    kelompoknya.

    Kemudian adalah kelompok Tradisional, kelompok yang anggotanya

    berusaha untuk mendapatkan informasi dari yang lain tetapi tidak bermotivasi

    untuk membagi informasi pada anggota yang lain. Kelompok Tradisional banyak

    dijumpai pada kelas-kelas yang ditetapkan oleh guru dan dosennya.

    Kelompok selanjutnya adalah kelompok yang memilki ciri-ciri lebih baik

    dari kelompok sebelumnya, yaitu kelompok Efektif. Kelompok ini memiliki

    anggota yang komit dalam memaksimalkan keberhasilan dirinya maupun anggota

    yang lainnya. Karakteristik dari kelmpok ini adalah saling bergantung secara

    positif, komunikasi-dua-arah, dan mampu menyatukan para anggota kelompok

    untuk mencapai sasaran operasional yang jelas.

    Yang terakhir adalah kelompok Kinerja-Tinggi, kelompok ini memiliki

    tingkat komitmen yang lebih tinggi tidak hanya kepercayaan tetapi juga respek

    satu sama lain. Namun sangat disayangkan jarang sekali ada kelompok yang

    mencapai tingkat perkembangan model ini.

    2.2.3 Peran Persepsi dalam Hubungan Antarpribadi

    Setelah dua pembahasan tersebut adalah pembahasan mengenai peran

    persepsi dalam hubungan antarpribadi. Persepsi adalah sebuah proses

    mengorganisasi dan menginterpretasikan informasi sehingga menjadi berarti.

    Beberapa faktor yang memengaruhi persepsi adalah karakteristik dari individu

    yang mempersepsi, karakteristik dari target, dan situasi. Biasanya apa yang

    11

  • pertama kali terlihat bergantung pada minat individu atau apa yang lebih familier

    bagi seseorang. Persepsi sangat memengaruhi keyakinan seseorang dalam

    menghadapi sesuatu dan dalam berkomunikasi satu sama lain.

    2.2.4 Peran Komunikasi dalam Hubungan Antarpribadi

    Manusia merupakan bentuk individu, namun selain itu ia ditakdirkan

    sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia memiliki kebutuhan

    yang besar untuk hidup bersama dalam suatu kelompok sehingga dapat

    mengembangkan rasa serta sifat kemanusiannya.

    Kelompok merupakan sekumpulan individu yang memiliki tujuan bersama

    dan berinteraksi atau berkomunikasi satu sama lain, agar tujuan bersamanya dapat

    tercapai. Kelompok efektif adalah kelompok yang individu individu di

    dalamnya menjalankan komitmen mereka untuk dapat memaksimalkan

    keberhasilannya secara keseluruhan.

    Suatu kelompok, dapat menjadi kelompok yang efektif apabila telah

    melakukan tiga hal, yaitu mencapai sasaran, mempertahankan hubungan baik

    antaranggota, dan menyesuaikan diri terhadap kondisi yang berubah dari

    lingkungannya. Suatu kelompok dapat menjadi kelompok yang efektif apabila

    didalamnya terdapat kepemimpinan yang efektif pula. Kepemimpinan sendiri

    merupakan suatu proses pengaruh sosial untuk memindahkan individu dan

    kelompok menuju pencapaian tujuan tertentu. Dalam proses kepemimpinan,

    diperlukan kepemimpinan yang efektif agar tujuan bersama dapat dicapai.

    Kepemimpinan yang efektif memiliki beberapa karakteristik, yakni :

    tertantang pada proses, menginspirasi visi bersama secara jelas, memungkinkan

    orang lain untuk bertindak, menjadi model bagi fungsi dari suatu kelompok, serta

    mendorong berkembangnya semangat kebersamaan. Untuk mewujudkan hal

    tersebut, seorang pemimpin harus memiliki komunikasi yang baik.

    12

  • Menurut Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter (2011), komunikasi

    merupakan proses menggunakan pesan untuk menghasilkan suatu makna. Dalam

    menjalankan komunikasi terdapat beberapa komponen didalamnya. Adapun

    komponen komponen tersebut terdiri atas pengirim atau komunikator, penerima

    atau komunikate, pesan, kode, saluran atau media, umpan balik, encoding dan

    decoding, serta kebisingan.

    Komunikasi memiliki berbagai jenis, namun diklasifikasikan kedalam

    empat jenis dasar komunikasi. Klasifikasi tersebut antara lain : komunikasi verbal,

    komunikasi non verbal, komunikasi tertulis, serta komunikasi visual.

    Komunikasi terjadi dalam konteks suatu keadaan atau situasi, sehingga

    komunikasi memiliki tingkatan tingkatan, yaitu komunikasi intrapersonal,

    komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok, komunikasi publik, komunikasi

    massa, dan komunikasi melalui komputer atau media elektronik lainnya.

    Dalam prosesnya, komunikasi memiliki banyak hambatan sehingga

    komunikasi yang dilakukan tidak berhasil ataupun berjalan secara efektif.

    Hambatan hambatan yang terdapat didalam proses komunikasi dapat berupa

    hambatan fisik, hambatan persepsi, hambatan emosional, hambatan budaya, serta

    hambatan bahasa.

    Dengan mengetahui hal hal diatas, kita semua dapat mengetahui bahwa

    komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia. Komunikasi yang efektif

    dapat membantu individu memecahkan masalah, untuk itu dibutuhkan

    pembelajaran komunikasi secara komprehensif agar dapat membangun

    komunikasi yang efektif.

    Pearson, Nelson, Titsworth, dan Harter (2011) menyampaikan bahwa

    terdapat tujuh keuntungan ketika dipelajarinya komunikasi. Keuntungan

    keuntungan tersebut adalah (1) meningkatkan cara suatu individu dalam

    memandang diri sendiri secara intrapersonal, (2) meningkatkan cara suatu

    individu dalam memandang diri sendiri secara interpersonal, (3) meningkatkan

    13

  • pengetahuan tentang hubungan antarmanusia, (4) mengajarkan seseorang akan

    pentingnya keterampilan hidup, (5) membantu individu dalam menggunakan

    kebebasan konstitusional, (6) membantu individu sukses secara professional, (7)

    membantu individu dalam mengontrol kehidupan di dunia yang semakin beragam.

    Dengan dipelajarinya komunikasi, suatu individu dan kelompok dapat

    terbangun secara efektif karena pada kenyataannya segala kegiatan di kehidupan

    ini membutuhkan komunikasi, dan komunikasi terbukti sangat penting dan bahkan

    menguntungkan bagi individu maupun kelompok.

    2.3 Keterkaitan Manusia dengan Masyarakat

    Manusia dilahirkan dengan naluri untuk hidup bersama dengan individu

    lain. Hal ini karena manusia memiliki kebutuhan psikis untuk bersosialisasi. Oleh

    karena itu, terbentuklah masyarakat, yang secara etimologis berasal dari bahasa

    latin societatis diartikan sebagai sekelompok manusia yang saling berpartisipasi,

    berteman, dan bergaul. Namun secaa lebih mendalam, beberapa ahli

    megemukaakan pendapat yang lebih mendalam yakni adanya golongan-golongan

    yang saling menegaruhi satu sama lain (Hasan Shadily, 1983:47) dan juga

    berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan

    yang terikat oleh suatu rasa identitas yang sama (Koentjaraningrat, 2009:118).

    Selain itu, dalam istilah bahsa Indonesia, terkadang ada beberapa kata yang

    digunakan untuk merujuk kepada kata Masyarakat, yaitu Komunitas,

    Rakyat, Warga, Penduduk, Suku bangsa, dan Bangsa.

    2.3.1 Fungsi Masyarakat

    Secara ringkas, fungsi masyarakat bagi individu antara lain : sebagai

    wadah bagi individu-individu berkumpul dan berinteraksi, tempat di mana

    14

  • individu dapat menunjukkan eksistensinya dan menemukan makna dalam

    kehidupannya (termasuk untuk melakukan reproduksi dan regenerasi), dan juga

    sebagai tempat individu berekspresi dan berkreasi mengembangkan kebudayaan.

    2.3.2 Pembentukkan serta Bentuk Bentuk Masyarakat

    Dalam teori terbentuknya masyarakat, ada tiga teori yang berkembang.

    Pertama, menurut Plato (1976; 65-68), masyarakat tumbuh dan berkembang

    secara mandiri di dalam keteraturan dan hukum alam yang terlepas dari tanggung

    jawab individu. Ketua, ada juga pandangan yang menyebutkan bahwa masyarakat

    dibentuk dari manusia yang berlainan jenis membentuk keluarga dan melahirkan.

    Entitas keluarga ini lama kelamaan membentuk kekerabatan. Kekerabatan inilah

    yang dikenal dengan suku bangsa, dan selanjutnya membentuk kesatuan

    masyarakat yang lebih luas. Sedangkan teori ketiga dikemukakan oleh Herbert

    Spencer (1979) bahwa masyrakat dan manusia (individu) tumbuh secara

    bersama-sama, berkembang . dan menjadi lebih baik menuju individu dan

    masyarakat yang lebih maju.

    Sedangkan dalam masyarakat sendiri, masyarakat cenderung membentuk

    suatu bentuk tertentu yang dapat berbeda satu dengan lainnya tergantung dari sisi

    mana masyarakat tersebut ditinjau, meliputi :

    a. Bentuk masyarakat berdasarkan mata pencaharian, meliputi : Masyarakat

    berburu dan meramu, Masyarakat berladang dan berternak, Masyarakat

    bertani, Masyarakat industri, dan Masyarakat post-industri (era informasi).

    b. Bentuk masyarakat berdasarkan lingkungan tempat tinggal, meliputi :

    Masyarakat agraris, Masyarakat maritime, dan Masyarakat pedalaman.

    c. Bentuk masyarakat berdasarkan modernisasi dan keterbukaan cara piker.

    Meliputi; Masyarakat tradisonal, dan Masyarakat modern.

    Manfaat yang dapat didapat dari memeahami definisi, bentuk, dan fungsi

    15

  • masyarakat adalah:

    a. Membangun rasa senasib sepenanggungan di antara sesama manusia;

    b. Menanamkan kesadaran saling ketergantungan (interdepensi) antaranggota

    masyarakat sehingga tercipta harmonisasi di dalam masyarakat.

    c. Menanamkan rasa toleransi; karena memahami bahwa terdapat

    keanekaragaman masyarakat di seluruh dunia.

    d. Mengukur keberartian individu; karena seorang individu mempunyai makna

    ketika ia menjadi bagian integral dalam kelompok atau masyarakat,

    e. Menanamkan nilai demokrasi; dengan memperhatikan keberagaman dan

    mengembangkan toleransi terhadap keberagaman itu.

    2.4 Manusia dan Kebudayaan

    Secara etimologi, kata "kebudayaan" berasal dari bahasa Sansekerta

    buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti

    "budi"atau "akal". Pengertian kebudayaan yang paling umum dan paling luas

    adalah yang disampaikan oleh E.B.Tylor, di dalam buku "Primitive Culture", yaitu

    keseluruhan kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang serta

    kebiasaan yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat. Dari keseluruhan

    pengertian yang diutarakan, dapat disimpulkan bahwa suatu kebudayaan tampil

    dalam tiga wujud, yaitu wujud pertama berupa ide atau gagasan yang bersifat

    abstrak, sehingga tidak dapat dipahami sebelum ia dinyatakanmelalui wujud

    kedua, yaitu gerak atau aktivitas tubuh, dan/atau melalui wujud ketiga yaitu

    berupa benda-benda konkret. Selain iti kebudayaan merupakan hasilolah pikit

    manusia.

    Secara ringkas, Soekanto (1990:214) mengemukakan kegunaan

    kebudayaan bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur

    hubungan antarmanusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Lebih

    16

  • lanjut, Soekanto menjelaskan hakekat kebudayaan, yaitu kebudayaan terwujud

    dan tersalurkan dari perilaku manusia, kebudayaan telah ada lebh dahulu

    mendahului lahirnya manusia, kebudayaan diperlukan oleh mahasiswa,

    kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan, yang

    diterima atau ditolak, tindakan yang dilarang atau yang diizinkan, dan kebudayaan

    tidak bersifat statis, melainkan dinamis.

    Dari pengertian kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat,

    kebudayaan memiliki tiga wujud : ide, tindakan, artefak. Wujud pertama yaitu

    kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain. Wujud

    kedumeliputi kompleks dari aktivitas serta tindakan berpola dari manusia. Wujud

    ketiga berupa hasil karya manusia yang berwujud benda-benda fisik atau artefak,

    baik berupa benda-benda yang berukuran besar, kecil, dan yang mempunyai nilai

    guna mapun nilai seni yang indah.

    Meskipun kebudayaan yang dimiliki manusia diseluruh dunia beraneka

    ragam, namun menurut C Wissler terdapat cultural universals, yaitu unsur-unsur

    kebudayaan yang sifatnya universal. Terdapat tujuh unsur universal kebudayaan,

    yaitu sistem organisasi social, sistem mata pencahariaan, sistem teknologi, sistem

    pengetahuan, kesenian, bahasa, dan religi.

    Ada unsur kebudayaan yang paling cepat berubah dan ada unsur

    kebudayaan yang lambat dan sukar berubah. Unsut kebudayaan yang paling cepat

    berubah adalah teknologi, sedangkan yang paling lambat atau sukar berubah

    adalah religi. Namun, perubahan suatu unsur kebudayaam sebaiknya terjadi pada

    ketiga wujudnya, karena apabila terdapat ketimpangan perubahan dalam ketiga

    wujud kebudayaan tersebut sering terjadi culture lag atau keterlambatan

    kebudayan.

    Kebudayaan diturunkan melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan

    eksternalisasi. Internalisasi adalah proses panjang seorang individu menanamkan

    segala perasaan, hasrat, dan emosi yang diperlukan. Sosialisasi adalah pola-pola

    17

  • tindakan dalam interaksi dengan berbagai manusia lain di sekitarnya. Enkulturasi

    adalah proses individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta

    sikapnya dengan peraturan yang hidup di dalam kebudayaannya.

    Cara manusia mengembangkan kemampuannya yaitu dengan cara difusi

    dan migrasi manusia, dimana pengertiannya yaitu proses penyebaran kebudayaan

    yang dibawa oleh masyarakat yang bermigrasi. Dalam proses berpindah itulah

    manusia membawa kebudayaannya dan ditiru oleh masyarakat lain. Tetapi,

    kebudayaan tidak secara sederhana disebarkan dengan cara difusi, melainkan ada

    mekanisme asimilasi dan akulturasi, dimana dibutuhkan proses untuk menerima

    kebudayaan yang baru. Adapun akulturasi yaitu pertemuan dua kebudayaan atau

    lebih dimana masing-masing kebudayaan akan melebur dan membentuk

    kebudayaan yang baru. Terakhir yaitu proses inovasi dan penemuan dimana

    proses inovasi mencakup proses penemuan dan penyebaran.

    18

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Memahami segala segi dari manusia, kemampuannya, faktor-faktor yang

    mempengaruhi dirinya, termasuk tipe kepribadiannya akan dapat membantu

    individu dalam memahami dan merencanakan pengembangan dirinya. Di samping

    itu, pengetahuan tersebut dapat membantu individu dalam menjalin hubungan

    antar individu , ia juga adalah makhluk sosial yang memiliki kecenderungan kuat

    untuk hidup bersama orang lain. Tanpa kehidupan sosial, tampaknya sulit

    mengharapkan individu dapat berkembang sepenuhnya, sehingga ada ungkapan

    "manusia hanya bisa menjadi manusia jika ia hidup bersama manusia lain.

    Sebagai makhluk sosial, individu memiliki kebutuhan yang kuat untuk

    hidup bersama dalam kelompok agar dapat mengembangkan kemanusiaannya.

    Individu yang ada di dalam kelompok, melakukan interaksi di antara mereka.

    Melalui interaksinya itu disepakati aturan-aturan atau norma-norma yang

    mengatur mehidupan berkelompok.

    Masyarakat dan kebudayaan adalah dua konsep yang saling berhubungan

    dimana di dalam masyarakatlah kebudayaan dihasilkan oleh manusia atau

    kelompok manusia, dan dari kebudayaan yang dihasilkan itulah suatu masyarakat

    dikenal dan dibedakan dengan masyarakat lainnya. Individu dalam berinteraksi

    dan kelompok dengan individu lain di dalam masyarakat membentuk dan

    mengembangkan kebudayaan, selanjutnya kebudayaan yang merupakan milik

    masyarakat ini mempengaruhi kehidupan individu. Demikianlah individu,

    kelompok, masyarakat dan kebudayaan saling terkait satu sama lain.

    Memahami manusia sebagai individu yang unik ini dapat menumbuhkan

    karakter percaya diri yang positif, toleransi serta saling pengertian antarmanusia.

    Hal ini dikarenakan setiap dari kita menyadari diri sebagai individu yang tidak

    19

  • pernah benar-benar dapat hidup sendiri. Manusia senantiasa cenderung hidup

    dalam kelompok, sehingga interaksi adalah konsekuensi yang wajar dalam suatu

    kelompok. Disinilah peran sikap saling menghormati perbedaan dan keunikan

    masing-masing merupaan modal dasar terciptanya suasana tenteram dan damai.

    Memahami masyarakat dan kebudayaan dapat membangun karakter saling bekerja

    sama dan berkompetisi, karena kemajuan dan kemunduran suatu masyarakat

    sangat tergantung pada individu-individu anggota masyarakat. Oleh karena itu,

    manusia bukan hanya saja makhluk individu, melainkan makhluk sosial yang

    membutuhkab bantuan orang lain dalam lingkup masyarakat.

    3.2 Saran

    Sebagai generasi penerus bangsa, sebaiknya kita sebagai seorang manusia

    harus dapat mengenali diri kita terlebih dahulu sebelum mencoba mengerti hal

    lainnya. selain itu, kita diharuskan menjalani peran baik sebagai makhluk individu,

    sosial, maupun budaya. Hal itu agar mencapai tujuan bersama dalam mencapai

    kesejahteraan dan kebahagiaan.

    3.3 Daftar Pustaka

    Singgih, Evita E, Miranda D.Z, Ade Solihat & Jossy P Moeis. (2013). Mata

    Kuliah Pengembangan Kepribadian Terintegras (MPKT) A Buku Ajar II

    Manusia Sebagai Individu, Kelompok, dan Masyarakat. Depok: Universitas

    Indonesia.

    20