makalah mikrobiologi kelompok 3.docx

31
Tugas Makalah Mikrobiologi Farmasi MORFOLOGI DAN FISIOLOGI ALGAE OLEH : KELOMPOK 3 - FADILLAH AYU LESTARI - MUH. RIDWAN ESI - NABILA SARASWATI HENDRA - PRADANASTI DESMA AYUNDARI - DWIRIZKY ANWAR - AYU NURKUMALA - IGO KALLEH - MINTJE MARIS STELLA - YURIKO SEPTIANNY PUTI R - NUR AFNI RIDWAN - IGA DWI LISTYA JUNIARY - LETY SANDRA - SARWATI KELAS : FARMASI D 2013 DAN FARMASI A 2014 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS HALU OLEO

Upload: lelanocho

Post on 02-Oct-2015

389 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

makalah mikrobiologi

TRANSCRIPT

Tugas Makalah

Mikrobiologi Farmasi

MORFOLOGI DAN FISIOLOGI ALGAE

OLEH :

KELOMPOK 3 FADILLAH AYU LESTARI

MUH. RIDWAN ESI NABILA SARASWATI HENDRA PRADANASTI DESMA AYUNDARI DWIRIZKY ANWAR AYU NURKUMALA IGO KALLEH MINTJE MARIS STELLA YURIKO SEPTIANNY PUTI R NUR AFNI RIDWAN IGA DWI LISTYA JUNIARY

LETY SANDRA

SARWATI

KELAS : FARMASI D 2013 DAN FARMASI A 2014FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul Morfologi Dan Fisiologi Algae

Penulis dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Mikrobiologi Tumbuhan yang telah mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini dikarenakan ketebatasan kemampuan yang penulis miliki baik dari pengumpulan, penyusunan maupun penulisan makalah ini. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan kemajuan penulis kedepannya. Namun besar harapan dari penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Kendari, Maret 2015 Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangAlga (jamak Algae) adalah sekelompok organisme autotrof yang tidak memiliki organ dengan perbedaan fungsi yang nyata.Alga bahkan dapat dianggap tidak memiliki "organ" seperti yang dimiliki tumbuhan (akar, batang, daun, dan sebagainya).Karena itu, alga pernah digolongkan pula sebagai tumbuhan bertalus.

Istilah ganggang pernah dipakai bagi alga, namun sekarang tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kekacauan arti dengan sejumlah tumbuhan yang hidup di air lainnya, seperti Hydrilla.Alga merupakan organisme autotrof sederhana, yang dapat melakukan fotosintesis seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Klasifikasi alga terus-menerus mengalami perubahan seiring berkembangnya filogenetik molekular. Saat ini, alga diklasifikasi ke dalam kingdom Protista dan domain Eukariot. (Barsanti and Gualtieri, 2006).

Alga berperan penting sebagai produsen dalam rantai makanan, khususnya di ekosistem perairan. Makhluk hidup aquatik lain bergantung secara langsung pada alga sebagai produsen dan menyuplai ketersediaan oksigen. Alga juga banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia, misalnya untuk pakan ternak, protein sel tunggal, produksi alginat, dan lain sebagainya (Anonim, 2011).B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud tanaman Algae ?2. Bagaimana morfologi tanaman Algae ?3. Bagaimana fisiologi tanaman Algae ?4. Bagaimana peranan tanaman Algae dalam bidang Farmasi ?C. Tujuan1. Dapat mengetahui tanaman Algae2. Dapat mengetahui morfologi tanaman Algae3. Dapat mengetahui fisiologi tanaman Algae 4. Dapat mengetahui peranan tanaman Algae dalam bidang FarmasiBAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Tanaman AlgaeAlgae adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Ukuran algae beragam dan beberapa micrometer sampai beberapa meter panjangnya. Algae tersebar luas di alam dan dijumpai hampir disegala macam lingkungan yang terkena sinar matahari. Dalam dunia tumbuhan ganggang termasuk kedalam dunia Thallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Alga mempunyai zat warna yaitu: fikosianin (biru); klorofil (hijau); fikosantrin (pirang/coklat); fikoeritrin (merah); karoten (keemasan); dan xantofil (kuning). Ganggang bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri).Hampir semua ganggang bersifat eukaryotik. Habitat hidupnya di air tawar, laut dan tempat-tempat yang lembab.Kebanyakan alga adalah organisme akuatik yang tumbuh pada air tawar atau air laut. Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (lengan mcnggunakan senyawa organik sebagai sumber karbon, jadi berubah dan metabolisme fotosintesis menjadi metabolisme pernafasan dan perubahan bergantung pada keberadaan matahari.Struktur dan Organisasi Sel AlgaSecara anatomi sel, alga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: (1) Membran plasma, (2) Sitoplasma dan Organel Sel, serta (3) Inti Sel (Nukleus), seperti yang ditunjukkan pada gambar 1 (Anonim, 2011; Haas et al., 2009).

Gambar 1.Struktur sel alga.

1.1. Membran PlasmaMembran plasma terletak paling luar dan tersusun oleh lipoprotein (gabungan lipid dan protein). Membran plasma bersifat selektif permeabel, yang berarti hanya dapat dilewati oleh molekul tertentu saja dan bertanggungjawab dalam transportasi zat dari dalam sel ke lingkungan (Barsanti and Gualtieri, 2006).

Sel alga memiliki dinding sel di luar membran sel. Sebagian besar dinding sel alga tersusun atas selulosa, meskipun terkadang mengandung silika atau kalsium karbonat. Sebagian alga juga memiliki dinding sel yang mengandung manan, xylan, asam alginat, agaros, dan lain sebagainya. Dinding sel dapat berbentuk filamen, seperti pada fungi, atau tersusun atas plat-plat yang disekresikan oleh badan golgi. Terdapat kelompok tertentu yang tidak memiliki dinding sel padat, tetapi selnya dilindungi oleh pelikel protein yang fleksibel di bawah membran plasma. Materi dinding sel diproduksi dan disekresi oleh badan golgi.

1.2. Sitoplasma dan organel selBagian cair di dalam sel disebut dengan sitoplasma. Pada sitoplasma terdapat organela yang mempunyai fungsi tertentu (Graham and Wilcox, 2000). Organel sel tersebut antara lain :

a. Retikulum Endoplasma (RE)

Retikulum endoplasma merupakan jalinan saluran, dibatasi oleh membran yang kontinyu dengan selubung luar nukleus. Fungsi RE adalah sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.

b. Ribosom (Ergastoplasma)

Ribosom terdiri dari subunit protein besar dan kecil. Sebagian ribosom melekat sepanjang RE, sebagian lain bebas di sitoplasma. Fungsi ribosom adalah sebagai tempat sintesis protein.

c. Mitokondria (The Power House)

Mitokondria mempunyai dua lapis membran. Membran dalam yang berlekuk-lekuk dan disebut krista. Fungsi mitokondria merupakan pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi). Mitokondria pada alga mempunyai 2 tipe, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2 : 1) Flat lamellar cristae (pada Rhodophyta, Crytophyta, Euglenophyta, dan Chlorophyta) dan 2) tubular cristae (pada Chrysophyta, Raphidophyta, Prymnesiophyta, Eustigmatophyta, dan Xanthophyta.

Gambar 2. Tipe mitokondria yang terdapat pada alga (a) flat lamelar cristae dan (b) tubular cristae (sumber: Chapman, 1941)

d. Lisosom

Lisosom adalah penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler.

e. Vakuola Kontraktil

Sebagian besar alga berflagela mempunyai dua vakuola kontraktil pada bagian anterior sel, yaitu diastole (saluran masuk) dan sistole (saluran pengeluaran), fungsinya untuk membuang sisa produk dari sel.

f. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)

Organel ini melaksanakan fungsi produksi dan sekresi polisakarida.

g. Sentrosom (Sentriol)

Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.

h. Plastida

Plastida merupakan tempat fotosintesis serta jalur biokimia asam amino aromatik, heme, isophrenoids, dan asam lemak. Plastida utama pada alga adalah kloroplas. Kloroplas mengandung sistem membran yang bernama tilakoid, yang sering membentuk tumpukan membran yang disebut grana. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di membran tilakoid dan stroma. Plastida dibedakan menjadi tipe primer dan sekunder. Plastida tipe primer hanya diselubungi oleh dua lapis membran, sedangkan plastida sekunder dikelilingi empat atau tiga lapis membran. Plastida sekunder secara fisik tidak terletak di sitoplasma sebagaimana plastida primer, tetapi terletak di lumen sistem endomembran (Haas et al., 2009).

Selain klorofil, terdapat pigmen lain dalam plastida. Pigmen ini menyerap panjang gelombang yang berbeda dari klorofil. Hal ini berguna pada alga yang hidup di perairan lebih dalam, yang tidak mampu ditembus oleh spektrum cahaya biru. Pigmen-pigmen tersebut adalah:

a. Fikosianin (pigmen warna biru)

b. Xantofil (pigmen warna kuning)

c. Karoten (pigmen warna keemasan)

d. Fikosantin (pigmen warna cokelat)

e. Fikoeritrin (pigmen warna merah).

i. Mikrotubulus

Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai rangka sel. Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan. Selain itu, mikrotubulus berguna dalam pembentakan sentriol, flagel dan silia.

j. Stigma atau bintik mata

Stigma merupakan area sitoplasma dengan konsentrasi pigmen tinggi (biasanya karoten). Stigma terdapat di dekat pangkal flagela. Stimulasi stigma oleh cahaya akan menstimulasi flagela pula, sehingga terjadi gerakan mendekati sumber cahaya.1.3. Inti Sel (Nukleus)Nukleus mengandung bahan genetik sel dan dikelilingi oleh membran ganda. Nukleus terdiri dari selaput inti (karioteka), nukleolus, kromosom, dan bahan pendukung atau karyolimph (Graham and Wilcox, 2000).

Alga uniseluler dan sel reproduksi alga multiseluler memiliki flagela. Flagela terdapat di bagian apikal, lateral, ataupun posterior sel. Flagela dapat berupa satu berkas cambuk, ataupun memiliki struktur berambut atau sisik. Pergerakan dapat ke samping atau spiral.

Gambar 3. Tipe flagela pada algae (a) fibrous solid hair, (b) tubular hair. (Chapman, 1941)

Terdapat dua tipe flagela, seperti yang ditunjukkan pada gambar 5, yaitu fibrous solid hair dan tubular hair. Fibrous solid hair mengelilingi flagela, meningkatkan luas permukaan, dan efisiensi dari tenaga penggerak. Tersusun atas glikoprotein dan terdapat pada Euglenophyta dan Dinoflagellata. Tubularhair tersusun atas protein dan glikoprotein, terdapat pada: Chrysophyta, Phaeophyta, dan Chlorophyta (Chapman, 1941).Klasifikasi AlgaAlga dapat diklasifikasi menjadi beberapa kelompok. Berbagai karakteristik digunakan untuk mengklasifikasi alga, salah satunya yaitu keberadaan pigmen klorofil, cadangan karbon dan komponen dinding sel seperti yang ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi kelompok alga berdasarkan pigmen fotosintesis, cadangan karbon dan komponen dinding sel (Madigan et al., 2003 dan Graham et al., 2000).

KelompokAlgaPenamaanUmumMorfologiPigmen FotosintesisContohCadangan KarbonDinding SelHabitat

ChlorophytaAlga HijauUniseluler,berbentuk daunKlorofil a dan b, karotenoid, xantofilChlamydomonasPati(a-1,4 glukan),sukrosaSelulosaAir tawar, tanah, laut

EuglenophytaEuglenoidUniseluler,berflagelKlorofil a dan b, karotenoid, xantofilEuglenaParamilon(b-1,2 glukan)Membran protein di bawah membran plasmaLaut

DinoflagellataDinoflagelataUniseluler,berflagelKlorofil a dan c, karotenoid,xantofilGonyaulax,PfiesteriaPati(a-1,4 glukan)SelulosaAir tawar, laut, tanah

ChrysophytaAlga keemasan, diatomUniselulerKlorofil a dan c, karotenoid,NitzschiaLemakDua lapisan yang tersusun dari silikaLaut

PhaeophytaAlga coklatFilamenberbentuk daun, umumnya berukuran makro & seperti tanamanKlorofil a dan c, karotenoid, xantofilLaminariaLammarin(b-1,3 glukan), manitolSelulosaLaut

RhodophytaAlga merahUniseluler,filament berbentuk daunSelulosaLaut

2.1. ChlorophytaChlorophyta atau alga hijau merupakan kelompok yang besar dan berragam. Sebagian besar alga hijau mempunyai habitat di air tawar, meskipun beberapa kelompok alga yang lain ditemukan di tanah. Beberapa alga hidup sebagai simbion pada liken. Alga hijau mengandung klorofil a dan b yang memberikan karakteristik berwarna hijau serta cadangan karbon berupa pati yang terdapat di dalam kloroplast. Chlorophyta mempunyai dua sub kelompok, yaitu chlorophyta (contoh : Volvox dan Dunaliella) dan charophyta (contoh : Chara sp.), kelompok alga yang mempunyai kemiripan dengan tanaman. Gambar 4 menunjukkan contoh chlorophyta dan charophyta (Graham and Wilcox, 2000).

Gambar 4. (a) Sel Dunaliella, uniseluler dan berflagel, serta (b) Caulerpa sp., multiseluler dan mempunyai kemiripan dengan tanaman (Graham et al., 2000)

Alga hijau mempunyai morfologi yang bervariasi, dari bentuk uniseluler sampai filamen, sel tunggal yang saling bergabung membentuk koloni sebagai agregat sel. Ostreococcus tauri, uniseluler fitoplankton laut, merupakan eukariot terkecil dari kelompok alga hijau. Sel O. tauri mempunyai diameter 1 m dan mengandung genom eukariot fototropik terkecil sekitar 12,6 Mbp. Contoh alga hijau yang berbentuk koloni adalah Volvox yang tersusun dari ratusan sel flagel, beberapa bersifat motil dan berperan dalam fortosintesis, sedangkan yang lain berperan dalam reproduksi. Sel dalam koloni Volvox dihubungkan oleh benang tipis sitoplasma sehingga koloni bergerak secara terkoordinasi. Gambar sel O. tauri dan Volvox dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Sel uniseluler Ostreococcus tauri (a) dan sel koloni Volvox (b) (Graham et al., 2000).

2.2. EuglenophytaEuglenophyta mencakup sebagian besar uniseluler berflagel, dan beberapa spesies yang berkoloni. Euglenophyta terdistribusi secara luas di perairan air tawar dan laut, serta bersifat autotrof dengan mengandung klorofil a dan b. Euglena merupakan salah satu contoh kelompok Euglenophyta yang mempunyai panjang sel 15 m. Euglena memiliki struktur yang disebut eyespot, tempat yang peka terhadap cahaya. Euglena dapat merespon kondisi lingkungannya dengan bergerak ke arah cahaya untuk melakukan fotosintesis. Jika cahaya tidak tersedia untuk terjadinya fotosintesis, maka euglena akan menjadi kemoorganotrof dan menggunakan cadangan karbon yang tersedia dalam sitoplasma. Euglenoid menyimpan cadangan energi dalam bentuk paramylon, salah satu jenis polisakarida (Rogers, 2011).

Banyak Euglena yang juga memakan sel bakteri lain melalui fagositosis, yaitu sebuah proses pengambilan partikel dengan cara bagian membran sitoplasma yang fleksibel akan melingkupi partikel dan membawanya masuk ke dalam sel.

Gambar 6. Organela pada sel Euglena.

2.3. DinoflagellataDinoflagellata merupakan organisme akuatik uniseluler dengan ukuran sel antara 5-2000 m dan berflagel. Beberapa Dinoflagellata hidup bebas dan yang lain hidup bersimbiosis dengan hewan membentuk batu karang. Sebagian Dinnoflagellata bersifat autotrof, dengan kandungan klorofil a dan c, serta sebagian lain termasuk predator. Cadangan karbon berupa pati (a-1,4-glukan) dan terdapat pada sitoplasma. Dinoflagellata merupakan komponen penting dalam rantai makanan di ekosistem perairan karena berperan sebagai produsen (fitoplankton) dan mampu menghasilkan lumminescence (Rogers, 2011).

Beberapa kelompok Dinoflagellata dapat menghasilkan toksik yang dapat membunuh ikan maupun patogen pada manusia. Pfiesteria, seperti yang terlihat pada gambar 9, merupakan salah satu contoh Dinoflagellata yang dapat menghasilkan toksik. Meskipun mampu melakukan fotosintesis, Pfiesteria lebih dikenal sebagai patogen pada ikan dan juga patogen pada manusia. Neurotoksin yang dihasilkan Pfiesteria akan menginfeksi bahkan membunuh ikan, dengan cara mempengaruhi sistem gerak dan merusak kulit.

Gambar 7. Pfiesteria, kelompok autotrof bersifat patogen pada ikan dan manusia. (Rogers, 2011)

2.4. ChrysophytaChrysophyta mempunyai habitat di laut dan air tawar, serta sebagian besar berbentuk uniseluler. Beberapa spesies bersifat kemoorganotrof dan mensuplai nutrisi yang dibutuhkan dengan mekanisme fagositosis atau transportasi senyawa organik melalui membran sitoplasma. Chrysophyta disebut juga dengan alga keemasan karena secara fisik berwarna keemasan. Hal ini dikarenakan alga keemasan memiliki pigmen kloroplast yang didominasi dengan fukosantin. Selain itu, klorofil c lebih mendominasi daripada klorofil a, dan tidak memiliki fikobiliprotein seperti yang terdapat pada alga merah (Rogers, 2011).

2.5. PhaeophytaPhaeophyta atau alga coklat mempunyai habitat di laut serta bervariasi dalam bentuk dan ukuran, dari filamen kecil sampai dengan ukuran besar yang mempunyai diameter 1-100 m (contoh : Laminaria dan Macrocystis). Alga coklat memiliki banyak kegunaan. Salah satu kegunaannnya yaitu sebagai sumber algin yang digunakan sebagai stabiliser dalam industri roti dan es krim. Bahkan, spesies tertentu dapat di konsumsi seperti sayuran, sebagai contohnya Laminaria seperti yang ditunjukkan pada gambar 8 (Rogers, 2011).

Gambar 8.Alga coklat (a) Laminaria dan (b) Mycrocystic.

2.6. RhodophytaRhodophyta atau alga merah mempunyai habitat di daerah perairan, akan tetapi terdapat beberapa spesies yang ditemukan pada habitat air tawar dan terestrial. Alga merah merupakan organisme fototropik serta mengandung klorofil a dan b. Warna kemerahan pada alga merah dihasilkan oleh pigmen fikobilin (fikoritrin dan fikosianin), pigmen tambahan yang menutup warna hijau dari klorofil. Pada tempat yang gelap dan tidak tertembus cahaya, sel akan memproduksi lebih banyak fikoritrin dan menghasilkan warna merah yang lebih gelap, sedangkan pada spesies permukaan akan mengandung sedikit fikoritrin, bahkan dapat berwarna hijau. Cadangan karbon berupa floridean starch (a-1,4 dan a-1,6-glukan) yang terletak pada bagian sitoplasma (Rogers, 2011)

Sebagian besar spesies alga merah merupakan multiseluler dan tidak memiliki flagela. Beberapa spesies dianggap sebagai rumput laut dan sumber agar, agen pemadat yang digunakan dalam media bakteriologi, mengentalkan dan agen penstabil yang digunakan pada industri makanan. Beberapa spesies berbentuk filamen, menyerupai daun, maupun menyimpan kalsium karbonat, coralline (menyerupai koral). Beberapa coralline berperan penting dalam perkembangan karang laut.

Contoh alga merah yaitu Corallina, berperan dalam pembentukan karang laut bersama-sama dengan hewan koral. Selain itu, spesies Galdieria yang tumbuh pada lingkungan dengan pH rendah dan suhu tinggi, seperti pada sumber air panas. Sel Galdieria berdiameter 25 m dan berwarna hijau karena mengandung sedikit pigmen fikoritrin. Morfologi Corallina dan Galdieria dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Morfologi alga merah (a) Corallina dan (b) Galdieria.

B. Morfologi tanaman AlgaeSelain tubuh berbentuk Thallus ciri lainnya adalah bahwa dinding selnya dilapisi lendir dan bersifat autotrof yang dapat hidup sendiri tanpa tergantung pada makhluk lain. Secara ekologi makro alga mempunyai beberapa fungsi penting didaerah pesisir. Alga (Ganggang) termasuk tumbuhan tingkat rendah yang berukuran makroskopis, dan susunan kerangka tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, sehingga keseluruhan tubuhnya dikenal dengan nama Thallus. Beberapa tumbuhan mempunyai bentuk kerangka tubuh menyerupai tumbuhan berakar, berbatang dan berdaun atau berbuah, tetapi semua bentuk tubuh tumbuhan tersebut sebetulnya hanyalah thlallus.Bentuk rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis algae yang sel-selnya membentuk koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari 500 - 60.000 sel. Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa. Algae multiseluler (makroskopik) mempunyai ukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan mata biasa. Pada algae makroskopik biasanya mempunyai berbagai macam struktur khusus. Beberapa jenis algae mempunyai struktur yang disebut hold fast, yang mirip dengan sistem perakaran pada tanaman, yang berfungsi untuk menempelnya algae pada batuan atau substrat tertentu, tetapi tidak dapat digunakan untuk menyerap air atau nutrien. Algae tidak memerlukan sistem transport nutrien dan air, karena nutrien dan air dapat dipenuhi dari seluruh sel algae. Struktur khusus yang lain adalah bladder atau pengapung, yang berguna untuk menempatkan algae pada posisi tepat untuk mendapatkan cahaya maksimum. Tangkai atau batang pada algae disebut stipe, yang berguna untuk mendukung blade, yaitu bagian utama algae yang berfungsi mengabsorbsi nutrien dan cahaya.

Tubuh alga berupa thallus dan memiliki struktur yang sangat bervariasi kadang-kadang menyerupai kormus tumbuhan tinggkat tinggi. Bentuk thallus alga makroskopis bermacam-macam antara lain bulat, pipih, gepeng bulat seperti kantong dan seperti rambut. Thalli ada yang tersusun uniseluler dan multiseluler. Percabangan thallus ada yang dichotomus (bercabang dua terus menerus), pectinate (sederet searah pada satu sisi thallus utama ), pinnate (bercabang dua-dua pada sepanjang thallus utama secara berseling), ferticinate (cabangnya berpusat melingkari aksis atau sumbu utama), dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi thalli juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras mengandung zat kapur (calcareous), lunak seperti tulang rawan (cartilaginous) dan berserabut (spongious). C. Fisiologi tanaman AlgaePada umumnya algae bersifat fotosintetik, menggunakan H2O sebagai donor elektron, pada keadaan tertentu beberapa algae dapat menggunakan H2 untuk proses fotosintesa tanpa menghasilkan O2. Sifat fotosintetik pada algae dapat bersifat mutlak (obligat fototrof), jadi algae ini tumbuh di tempat-tempat yang terkena cahaya matahari. Beberapa algae bersifat khemoorganotrof, sehingga dapat mengkatabolisme gula-gula sederhana atau asam organik pada keadaan gelap. Senyawa organik yang banyak digunakan algae adalah asetat, yang dapat digunakan sebagai sumber C dan sumber energi. Algae tertentu dapat mengasimilasi senyawa organik sederhana dengan menggunakan sumber energi cahaya (fotoheterotrof). Pada algae tertentu dapat tidak terjadi proses fotosintesa sama sekali, dalam hal ini pemenuhan kebutuhan nutrisi didapatkan secara heterotrof. Pada umumnya algae yang dapat melakukan fotosintesa normal, dapat tumbuh baik dengan cepat dalam keadaan gelap, dengan menghabiskan berbagai senyawa organik hasil fotosintesa. Pada keadaan gelap, proses fotosintesa berubah menjadi proses respirasi. Pada algae heterotrof, pemenuhan kebutuhan energi berasal dari 45 bahan organik yang ada di sekitarnya. Algae yang tidak berdinding sel dapat memakan bakteri secara fagotrofik. Algae leukofitik adalah algae yang kehilangan kloroplas. Hilangnya kloroplas tersebut bersifat tetap, atau tidak dapat kembali seperti semula. Hal ini banyak terjadi pada algae bersel tunggal seperti diatomae, flagelata, dan algae hijau nonmotil. Algae leukofitik dapat dibuat, misalnya Euglena yang diperlakukan dengan streptomisin atau sinar ultra violet. D. Peranan tanaman Algae dalam bidang FarmasiAda 3 komponen zat utama yang terkandung dalam alga, yaitu (1) Karbohidrat, (2) protein, dan (3) Triacyglycerols. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, protein dapat diolah menjadi produk makanan dan kecantikan, dan Triacyglycerols dapat diubah fatty acid. Kombinasi dari pemanfaatan 3 komponen diatas dapat menghasilkan makanan ternak.

Alga dapat diproduksi menjadi makanan yang dikonsumsi manusia, makanan ternak, dan pupuk. Alga sangat besar perananya dalam biogeochemistry, yaitu sebagai bagian penting dari siklus N (nitrogen), O (oksigen), S (Belerang), P (phosphate), dan C (karbon). Alga memainkan peranan penting dalam bioteknologi, seperti menyerap polusi dan pencemaran yang berlebihan. Alga juga dapat dimanfaatkan pada bidang farmasi sebagai bahan pembuatan obat-obatan, seperti adanya kandungan zat anti HIV dan anti Herves.

Selain itu alga juga dapat diproses menjadi menjadi minyak nabati, yang selanjutnya diproses menjadi biodiesel. Setelah diambil minyaknya, sisa ekstraksinya yang berupa karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, baik dalam bentuk methanol maupun ethanol.Alga sangat bermanfaat bagi ekosistem. Di ekosistem, alga berperan sebagai produsen. Alga menyediakan makanan bagi ikan, katak, hingga manusia. Alga juga menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh kita.Salah satu manfaat alga adalah sebagai bahan makanan. Rumput laut merupakan bahan makanan penting bagi manusia. Rumput laut biasa diolah menjadi agar-agar atau dikeringkan. Selain lezat, rumput laut bermanfaat bagi kesehatan karena tinggi serat dan mengandung vitamin A, B1, B2, B6, niasin, serta vitamin C. Rumput laut juga kaya akan kandungan yodium, potasium, besi, magnesium, dan kalsium.Alga coklat, terutama Srgassum, menghasilkn alginat yang bersifat kental dan tidak beracun. Alginat berfungsi pengemulsi, penyetabil, dan bahan pengikat produk kapsul, produk kosmetik, dan produk makanan (seperti es krim). Oleh karena itu Sargassum merupakan jenis alga yang umum dimanfaatkan dalam industri kosmetik, makanan, dan farmasi.Selain bermanfaat bagi ekosistem, alga juga mempunyai kerugian bagi ekosistem, Blooming algae atau ledakan alga biasa terjadi di wilayah perairan seperti kolam, danau, dan laut. Beberapa kasus ledakan alga disebabkan masuknya pupuk, terutama yang mengandung fosfor dan nitrogen, kedalam perairan. Pupuk menyebabkan alga tumbuh terlalu subur. Semakin banyak alga yang tumbuh di perairan, jumlah kematian alga di wilayah itupun menjadi semakin tinggi. materi organik dari alga mati merupakan makanan bagi bakteri. Dengan demikian,ketika semakin semakin banyak materi organik dari alga yang sudah mati, semakin meningkat pula jumlah bakteri pada area tersebut. Aktivitas bakteri ketika mendekomposisi materi organik banyak meggunakan oksigen terlarut. Akibatnya jumlah oksigen terlarut di air menurun. Kurangnya oksigen terlarut akn menyebabkan kematian pada ikan dan organisme air lainnya. Ledakan alga juga dapat berbahaya jika alga memproduksi neurotoksin, racun yang mempengaruhi saraf. Racun ini berbahaya bagi penghuni perairan.Budidaya alga dapat dioptimalkan menggunakan sistem terpadu. Pada sistem ini alga dikembangkan dan dibudidayakan berdekatan dengan power plant (pembangkit tenaga). Panas dan sisa pembakaran dari power plant yang mengandung karbondioksida disalurkan ke tempat pengeringan alga yang sudah dipanen, kemudian dialirkan ke tempat pembudidayaan alga.Pengoptimalan alga juga dapat dilakukan pada pengolahan pasca panen. Seperti yang telah dijelaskan, alga mempunyai tiga komponen biomasa utama, yaitu karbohidrat, protein, dan minyak nabati. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol. Protein dapat diolah menjadi produk makanan dan kecantikan. Minyak nabati dapat digunakan untuk memproduksi bermacam-macam produk, salah satunya adalah biodiesel.Algae yang menguntungkan bagi kehidupan manusia adalah:

1. Pembebas energi, banyak terdapat pada divisi Chlorophyta yang memiliki klorofil.

2. Penyusun biomassa

3. PST (Protein Sel Tunggal) contohnya divisi chlorophyta yaitu Chlorella sp.4. Pengolahan limbah.

5. Pembuat agar, contohnya divisi Rhodophyta marga Gelidium.

6. Pembuat makanan, contohnya divisi Rhodophyta marga Poriphyra untuk pembuatan sushi.

7. Penghasil O2 yaitu kemampuannya sebagai organisme autotrof, namun hanya algae yang mempunyai klorofil yang mampu berfotosintesis divisi chlorophyta.Algae yang merugikan kehidupan manusia adalah :1. Blooming algae. Merupakan salah satu peranan merugikan dari algae dimana suatu ekosistem air terjadi peledakan biomassa algae yang dapat menutupi perairan sehingga organisme dibawahnya tertutup cahaya matahari khususnya produsen sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis

2. Penyebab penyakit, contohnya di Amerika Serikat disebut dengan istilah Pasang Merah, oleh divisi pyrrophyta (genus Gymnodium dan Gonyaulaz) yang menyebabkan keracunan, kelumpuhan hingga kematian.

BAB III

PENUTUPA. KesimpulanBerdasarkan pada data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:Alga adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Algae uniseluler (mikroskopik) dapat betul-betul berupa sel tunggal, atau tumbuh dalam bentuk rantaian atau filamen. Ada beberapa jenis algae yang sel-selnya membentuk koloni, misalnya pada Volvox, koloni terbentuk dari 500 - 60.000 sel. Koloni-koloni inilah yang dapat dilihat dengan mata biasa. Algae multiseluler (makroskopik) mempunyai ukuran besar, sehingga dapat dilihat dengan mata biasa. Pada algae makroskopik biasanya mempunyai berbagai macam struktur khusus. Beberapa jenis algae mempunyai struktur yang disebut hold fast, yang mirip dengan sistem perakaran pada tanaman. ada 3 komponen zat utama yang terkandung dalam alga, yaitu (1) Karbohidrat, (2) protein, dan (3) Triacyglycerols. Karbohidrat dapat difermentasikan menjadi alkohol, protein dapat diolah menjadi produk makanan dan kecantikan, dan Triacyglycerols dapat diubah fatty acid. Kombinasi dari pemanfaatan 3 komponen diatas dapat menghasilkan makanan ternak.B. SaranSaran penulisan makalah ini agar dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh pembaca untuk mendalami dan memahami tentang penjelasan mengenai Morfologi dan Fisiologi Algae dan Lichen. DAFTAR PUSTAKAAchmad, 2012, Thallophyta, http://achmadnanank.blogspot.com/2012/04/makalah -thalopyta.html, Diakses 10 November 2013.

Jati, W., 2007, Actif Biologi, Ganeca, Jakarta.

Kimball, J. W., 2002, Biologi, Erlangga, Jakarta.

Mey, 2010, Thallophyta (Tumbuhan Talus), http://meynyeng.wordpress.com/2010 /04/29/Thallophyta-tumbuhan-talus-2/. Diakses 6 November 2013.

Prabowo, 2011, Thallophyta (algae). http://junwarhp18biologi.blogspot.com/20 11 /03/t hallophytaalgae.html. diakses 6 November 2013.

21