makalah evolusi kel 2.docx

Upload: reski

Post on 08-Jan-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TEORI DARWIN DAN NEODARWINISME

A. Teori Darwin Tentang EvolusiMenurut Darwin evolusi terjadi karena adanya seleksi alam (faktor alam yg mampu menyeleksi makhluk hidup. Adaptasi merupakan penyebab terjadinya seleksi alam (mekanisme seleksi alam). Ia juga mengoreksi pendapat Lamarck tentang jerapah. Jerapah yang berleher panjang berasal dari yang berleher panjang pula, sedangkan yang berleher pendek musnah. Faktor yang menyebabkan evolusi (mekanisme evolusi adalah seleksi alam). Dari teori yang ada, Darwin menyusun bukti-bukti dan mengemukakan suatu teori untuk menjelaskan bagaimana evolusi tersebut berlangsung. Ia menjelaskan data, yang dikatakannya sebagai bukti, sebagai berikut : 1) Kecepatan reproduksi semua spesies (jenis) melebihi kecepatan penambahan persediaan makanan. 2) Semua organisme menunjukkan variasi, tidak ada dua individu dlm satu jenis yg persis sama. 3) Semakin banyak individu memiliki peluang untuk hidup, tetapi karena keterbatasan makanan, tiap individu harus berjuang mempertahankan hidup, yang didukung oleh : ukuran tubuh, kekuatan, kemampuan lari, atau ciri apapun untuk bertahan yang menyebabkan individu punya kelebihan tehradap yang lain. 4) Ciri yang mendukung kemampuan bertahan hidup akan diwariskan kepada generasi berikutnya. 5) Sepanjang masa geologik, variasi-variasi yang mampu bertahan akan menghasilkan perbedaan yang kian nyata, dan terbentuklah jenis baru.

Selanjutnya Darwin menyatakan inti (konsep pokok) teori evolusi dapat dibagi menjadi beberapa pokok berikut ini : 1) Variasi pada tumbuhan dan hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam penampakan fenotip organisasi tersebut. 2) Rasio pertambahan terjadi secara geometrik, yaitu jumlah setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak individu yang tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan proses persaingan.

3) Struggle for existance (usaha yang keras untuk bertahan ) merupakan suatu usaha individu organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak sesuai untuk kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun individu-individu dengan variasi yang menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya dan memperbanyak diri dengan berproduksi. 4) The survival of fittest, ketahanan didapat dari organisme yang memiliki kualitas paling sesuai dengan lingkungan. Individu-individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi tersebut kepada generasi berikutnya.

B. Fakta Variasi Pada Makhluk Hidup

Darwin mempelajari variasi yang terdapat pada berbagai burung jenis merpati yang dipelihara (domestikasi) oleh para penggemar burung di Inggris. Darwin menemukan berbagai variasi, seperti : merpati gundul, merpati jambul, merpati pos, merpati ekor merak, pouter, dsb. Semua variasi itu dinyatakan sebagai peristiwa spesiasi (pembentukan spesies baru) yang berasal dari moyang merpati, yaitu merpati liar (rock pigeon) yang masih banyak hidup di Inggris.Selanjutnya ia juga melakukan observasi tentang asal-usul burung di kepulauan Galapagos. Sasaran pengamatannya adalah burung finch (emprit branjangan). Darwin menemukan fakta bahwa berbagai spesies finch, berdasarkan pada tempat hidup (habitat khusus) dan jenis makanannya, terdapat variasi pada struktur paruh mereka. Menurut Darwin, burung Finch yang terdapat di Kepulauan Galapagos semula berasal dari satu spesies burung yang ada di daratan Amerika Selatan, yang bermigrasi ke Kepulauan Galapagos. Variasi terjadi akibat kondisi geografis dan lingkungan, terutama makanan sehingga mengakibatkan keturunan burung Finch (pipit) mengalami perubahan morfologi/bentuk dan fungsi. Perubahan yang terjadi misalnya pada bentuk paruh. Paruh burung Finch yang semula tebal dan kuat yang sesuai untuk memakan biji-bijian mengalami perubahan menjadi paruh untuk memakan serangga (peruh tebal, lurus, dan berlidah pendek) dan memakan madu (berparuh lurus agak panjang). C. Pendapat MalthusMalthus menyatakan bahwa kenaikan produksi bahan makanan seperti fungsi deret hitung, sedangkan kenaikan jumlah penduduk (populasi) menurut fungsi deret ukur. Karena pertumbuhan makanan tidak sebanding dengan pertumbuhan populasi, maka setiap individu makhluk hidup harus berjuang untuk mendapatkan makan sebagai prasyarat untuk mempertahankan hidup.

D. Teori Seleksi Alam Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya Charles Darwin mengemukakan teori evolusinya dalam buku yang berjudul On The Origin of Species by Means of Natural Selection atau Asal Mula Spesies yang Terjadi Melalui Seleksi Alam. Buku ini diterbitkan pada tanggal 24 November 1859. Buku Darwin tersebut mengandung dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-spesies yang hidup dimasa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif.Seleksi alam yang dimaksud dengan teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.Hukum seleksi alam dilatarbelakangi oleh Teori tentang seleksi alam yang dikemukakan ahli-ahli Evolusi, diantaranya adalah:

Seleksi alam dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Seleksi Stabilisasi (stabilizing selection), pada seleksi tipe ini, fenotip yang ekstrim yang selalu terseleksi. 2. Seleksi Mengarah (directional selection), seleksi mengarah mengakibatkan frekuensi alel akan mengarah kepada salah satu ekstrim dari kisaran salah satu ciri. 3. Seleksi Memisahkan (diversifying/distruptive selection), pada keadaan tipe seleksi ini selalu tertuju pada individu heterozigot.

E. Teori NeoDarwinianismeTeori evolusi Neo-Darwinisme mengatakan bahwa kehidupan berkembang atau berevolusi melalui dua mekanisme alamiah: seleksi alam dan mutasi. Pada dasarnya teori ini menekankan bahwa seleksi alam dan mutasi adalah dua mekanisme yang saling melengkapi. Sumber dari perubahan secara evolusi adalah mutasi acak yang terjadi dalam struktur genetik makhluk hidup. Sifat yang dihasilkan dari mutasi ini kemudian dipilah dengan mekanisme seleksi alam, dan dengan cara inilah makhluk hidup berevolusi. Sejarah, Perkembangan, dan Keruntuhan Teori Neo-Darwinisme1. SejarahSaat buku yang ditulis oleh Darwin berjudulThe Origin of Spesiesmeluap di penjuru dunia, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel menemukan hukum penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke-19, penemuan Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran ilmugenetika.Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan.Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya adalah kerumitan luar biasa dari kehidupan dan ketidakabsahan mekanisme evolusi yang diajukan Darwin.Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang dalam keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan mengangkat kembali teori ini pada kedudukan ilmiah.Teori Darwin terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika yang ditemukan pada perempat pertama abad ke-20. Kelompok yang setuju akan teori Darwin mengadakan sebuah pertemuan yang diadakan oleh Geological Society of America pada tahun 1941. Ahli genetika G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli zoologi Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis Ronald Fisher dan Sewall Right hadir dalam pertemuan tersebut. Setelah pembicaraan panjang akhirnya mereka menyetujui untuk menambahkan teori Darwin menjadi Neo Darwinisme.Untuk menghadapi fakta stabilitas genetic kelompok ilmuwan ini menggunakan konsep mutasi yang diperkenalkan oleh ahli botani asal Belanda, Hugo de Vries pada awal abad ke-20. Mutasi adalah kerusakan yang terjadi untuk alas an yang tidak diketahui dalam mekanisme penurunan sifat pada makhluk hidup.

2. PerkembanganMutasi genetik memiliki peranan yang tidak sedikit dalam teori evolusi. Dr. Simpson, dalam bukunya, Life: An Introduction to Biology, menuliskan: Mutasi adalah sesuatu yang luarbiasa dalam evolusi. Selanjutnya, Dr. Simpson menegaskan, tanpa mutasi gen, tidak akan terjadi evolusi. Dengan demikian, mutasi gen bertanggungjawab pada kemajuan teori evolusi.Menurut kamus Webster, mutasi merupakan perubahan mendasar dan signifikan, atau perubahan fundamental dalam sifat hereditas yang menghasilkan individu baru yang berbeda dengan orangtuanya. Jadi, mutasi merupakan perubahan sifat keturunan yang disebabkan oleh perubahan materi genetik. Perdebatan masih berlanjut, apakah perubahan yang bersifat merusak atau membahayakan dapat disebut sebagai mutasi, atau apakah perubahan yang hanya bersifat menguntungkan untuk organisme yang dapat menciptakan makhluk hidup.Seiring berjalannya waktu, para ahli evolusi akhirnya menerima teori mutasi deVries dan juga teori seleksi alam Darwin. Kedua teori ini menjadi penjelasan mekanisme evolusi. Selama tahun 1920-an dan 1930-an, para peneliti mulai menyadari bahwa kombinasi ide dari Darwin dan deVries tidak cukup untuk mendukung penjelasan mekanisme evolusi. Para peneliti akhirnya menyerah untuk mengungkapkan bagaimana evolusi terjadi, namun mereka percaya akan mampu memecahkan misteri tersebut suatu saat nanti. Sebuah pernyataan dari professor George H. Parker dari Universitas Harvard mengilustrasikan perasaan para ahli pada tahun-tahun tersebut, yaitu: karena para ahli belum mengetahui bagaimana evolusi itu terjadi, bukan berarti kita menentang evolusi itu sendiri.Pada akhirnya, para ahli evolusi tidak menemukan bukti lainnya, sehingga mereka kembali menerima teori mutasi yang digabungkan dengan seleksi alam, menjadi suatu mekanisme evolusi ganda. Pada saat ini, para ahli evolusi telah mempelajari mengenai evolusi, sehingga menjadi jelas bahwa variasi biasa maupun rekombinasi karakteristik yang ada dapat menghasilkan kemajuan evolusi alam.Fenomena mutasi menjadi komponen paling penting dalam model evolusi. Masing-masing perubahan yang melalui proses seleksi alam harus memiliki kegunaan positif di dalam lingkungan, sehingga berkontribusi terhadap proses evolusi. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian lebih jauh mengenai mutasi gen.3. KeruntuhanAda sebuah fakta ilmiah yang seketika meruntuhkan teori ini sepenuh-nya: Mutasi tidak menyebabkan makhluk hidup berkembang; sebalik-nya, selalu merugikan mereka. Alasannya sangat sederhana: DNA memiliki struktur yang sangat kompleks dan pengaruh acak hanya dapat mengakibatkan kerusakan kepadanya. Ahli genetika dari Amerika, B.G. Ranganathan menjelaskan sebagai berikut: Mutasi bersifat kecil, acak, dan merugikan. Mereka jarang sekali terjadi dan kemungkinan terbaik adalah bahwa mereka tidak berpengaruh. Keempat ciri dari mutasi ini berimplikasi bahwa mutasi tidak dapat membawa kepada perkembangan evolusioner. Suatu perubahan acak dalam sebuah organisme yang sangat terspesialisasi akan tak berpengaruh, atau merugikan.Henry M. Morris, seorang ahli evolusi, juga menambahkan, Tidak ada cara yang mengontrol mutasi untuk menghasilkan karakteristik yang dibutuhkan. Ini salah satu fakta yang membuktikan bahwa mutasi bersifat acak. Professor Waddington mengatakan: mutasi jarang terjadi, mungkin hanya satu dari jutaan hewan, atau satu kali dalam kehidupan. Francisco J. Ayala menulis dalam Philosophy of Science bahwa: kemungkinan terjadinya mutasi pada organisme yaitu antara satu dari sepuluh ribu dan satu dari sejuta gen per generasi. Para ahli evolusi mengakui pada setiap penelitian biologi diketahui bahwa: mutasi jarang terjadi, dan ketika benar terjadi, maka mutasi ini bersifat acak. Oleh sebab itu, para ahli selanjutnya berpusat pada seberapa sering mutasi baik terjadi.Tidak mengejutkan bahwa sejauh ini tidak ada contoh mutasi yang bermanfaat. Semua mutasi terbukti merugikan. Telah dipahami bahwa mutasi, yang ditampilkan sebagai sebuah mekanisme evolusioner, sebenarnya merupakan peristiwa genetik yang merugikan makhluk hidup, dan menjadikan mereka cacat (efek mutasi paling umum pada manusia adalah kanker). Tak diragukan, sebuah mekanisme yang merusak tidak mungkin menjadi mekanisme evolusioner.Para ahli evolusi melakukan penelitian lebih jauh mengenai mutasi. Hermann J. Muller, Nobel Laureate, dan beberapa ahli genetika lainnya menyatakan dalam American Scientist bahwa: mutasi bersifat acak, dan 99% dari mutasi tersebut membahayakan. Henry M. Morris meringkas efek buruk dari mutasi, sebagai berikut: mutasi yang bermanfaat memiliki karakteristik yang tersebunyi pada gen (materi genetiknya) namun tidak terekspresi, sehingga para ahli ragu bahwa mutasi benar-benar terjadi.Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun bentuk-bentuk transisi yang diasumsikan teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi bertahap pada makhluk hidup dari spesies primitif ke spesies lebih maju. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh George Gaylord Simpson dari Universitas Harvard pada awal tahun 1944, yaitu: bentuk-bentuk transisi berkelanjutan tidak dapat dilihat secara nyata. Oleh karena itu, hal ini tidak dapat menghubungkan suatu kejadian dari spesies tertentu, dan dibutuhkan suatu penjelasan yang lebih khusus dari para ahli paleontologi.