makalah - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa...

18
MAKALAH Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Imbalan Mengajar Disusun Sebagai Salah Satu Bahan Kajian Pada Mata Kuliah Tafsir 2 Dosen Pengampu : Cecep Hilman, S.Pd.I, M.Pd Disusun Oleh : Semester VI (Enam) Dwi Anggina Wulansari SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 2018

Upload: others

Post on 30-Jul-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

MAKALAH

Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Imbalan Mengajar

Disusun Sebagai Salah Satu Bahan Kajian Pada Mata Kuliah Tafsir 2

Dosen Pengampu : Cecep Hilman, S.Pd.I, M.Pd

Disusun Oleh :

Semester VI (Enam)

Dwi Anggina

Wulansari

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SUKABUMI

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2018

Page 2: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan rahmat serta hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan

pembuatan Makalah yang berjudul “Ayat-ayat Al-qur’an Tentang Imbalan

Mengajar”. Shalawat serta salam tak lupa pula kami curah limpahkan kepada

Baginda Alam Rasulullah SAW, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan pembuatan makalah ini masih

banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan saran dan kritikkan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan,

dan dapat memberikan manfaat kepada diri penulis dan pembaca.

Sukabumi, 17 Maret 2018

Penulis

Page 3: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulis 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Ayat-ayat Tentang Imbalan Mengjar 3

1. Surat Al-Baqarah Ayat 261-263 3

2. Surat Al-An’am Ayat 160 10

3. Tafsir Surat Al-An’am Ayat 160 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 13

B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 15

Page 4: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala puji syukur hanya milik Allah sang Khalik, yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang, dan shalawat salam semoga tetap tercurahkan kepada

Rasulullah yang senantiasa kita harap selalu syafa’at beliau kelak di yaumil

qiyamah.

Menurut tafsiran ayat 263 surat Al baqarah menyebutkan Nafkah ata upah

yang terlahir dari niat yang shalih dan pemberi nafkah tidak mengiringinya

dengan menyebut-nyebutnya dan menyinggung perasaan penerima.

Mengambil upah dalam mengajarkan Al Quran atau hadits Nabi SAW,

atau ilmu agama lainnya, maka berhak menerima dari jerih payahnya.

Sebagaimana dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda yang artinya:

“Dari Ibu Abbas r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda, pekerjaan yang lebih

berhak menerima upahnya ialah mengajarkan kitab Allah Ta`ala”. (H.R

Bukhari dan muslim).

Dari hadis diatas bisa disimpulkan bahwa orang yang mengajarkan al

quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan.

Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

Mazhab tentang pekerjaan-pekerjaan Ibadah (ketaatan), sepeti membaca Al

Qur`an, mengajarkan Al Qur`an dan lain sebagainya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penjelasan surat Al Baqarah ayat 261 – 263, Al-An’am ayat

160 yang menerangkan tentang imbalan pendidik atau upah seorang

pengajar ?

2. Bagaimana tafsiran Al Baqarah ayat 261 – 263 yang menerangkan

tentang imbalan pendidik atau upah seorang pengajar ?

Page 5: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

3. Bagaimana Tafsiran Surat Al-An’am Ayat 160 Tentang Pahala Berbuat

Kebajikan ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui penjelasan surat Al Baqarah ayat 261 – 263, Al an’am

ayat 160 yang menerangkan tentang imbalan pendidik atau upah seorang

pengajar.

2. Untuk mengetahui tafsiran Al Baqarah ayat 261 – 263 yang menerangkan

tentang imbalan pendidik atau upah seorang pengajar.

3. Untuk mengetahui tafsiran Surat Al-An’am Ayat 160 Tentang Pahala

Berbuat Kebajikan.

Page 6: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat- Ayat Tentang Imbalan Mengajar

1. Surat Al-Baqarah ayat 261 – 263

كمثل حبهة أنبتت سبع سنابل فى ثل ٱلهذين ينفقون أموٲلهم فى سبيل ٱلله مه

يم ١٦٢( وٲسع وٱلله اء لمن ي ع ي ائة حبهة وٱلله كل سنبة م

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang yang menafkahkan

hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang

menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipat

gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha

Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. Al-Baqarah:261).

Dalam ayat ini Allah swt. menggambarkan keberuntungan orang

yang suka membelanjakan atau menyumbangkan harta bendanya di jalan

Allah, yaitu untuk mencapai keridaan-Nya.

Hubungan antara infak dan hari akhirat adalah erat sekali karena

sebagaimana diketahui, seseorang tak akan mendapat pertolongan apa pun

dan dari siapa pun pada hari akhirat itu, kecuali dari hasil amalnya sendiri

selagi ia masih di dunia, antara lain amalnya yang berupa infak di jalan

Allah. Betapa mujurnya orang yang suka menafkahkan hartanya di jalan

Allah oleh ayat ini dilukiskan sebagai berikut: Bahwa orang tersebut

adalah seperti seorang yang menyemaikan sebutir benih di tanah yang

subur. Benih yang sebutir itu menumbuhkan sebatang pohon dan pohon itu

bercabang tujuh, setiap cabang menghasilkan setangkai buah dan setiap

tangkai berisi seratus biji sehingga benih yang sebutir itu memberikan

hasil sebanyak 700 butir. Ini berarti tujuh ratus kali lipat. Bayangkanlah

Page 7: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

betapa banyak hasilnya apabila benih yang ditanamnya itu lebih dari

sebutir.

Pada akhir ayat ini Allah swt. menyebutkan dua sifat di antara

sifat-sifat-Nya, yaitu Maha Luas dan Maha Mengetahui. Maksudnya,

Allah Maha Luas rahmat-Nya kepada hamba-Nya, karunia-Nya tak

terhitung jumlahnya. Dan Maha Mengetahui siapakah di antara hamba-

hamba-Nya yang patut diberi pahala yang berlipat-ganda, yaitu mereka

yang suka menafkahkan harta bendanya untuk kepentingan umum, untuk

menegakkan kebenaran, dan untuk kepentingan pendidikan bangsa dan

agama, serta keutamaan-keutamaan yang akan membawa bangsa itu

kepada kebahagiaan di dunia dan di akhir. Apabila nafkah-nafkah

semacam itu telah menampakkan hasilnya untuk kekuatan agama dan

kebahagiaan bangsa, maka orang-orang yang bernafkah itu pun akan dapat

pula menikmatinya.

Ajaran-ajaran Islam mengenai infak sangat tinggi nilainya. Selain

mengikis sifat-sifat yang tidak baik seperti kikir dan mementingkan diri

sendiri, infak ini juga menimbulkan kesadaran sosial yang mendalam,

bahwa masing-masing orang senantiasa saling membutuhkan, dan

seseorang tak akan dapat hidup seorang diri. Sebab itu harus ada sifat

gotong-royong, dan saling memberi, sehingga jurang pemisah antara yang

kaya dan yang miskin dapat ditiadakan, persaudaraan dipupuk dengan

hubungan yang lebih akrab.

Menafkahkan harta di jalan Allah, baik yang wajib seperti zakat

maupun yang sunat seperti sedekah, yang dimanfaatkan untuk

kesejahteraan umat, untuk memberantas penyakit, kemiskinan dan

kebodohan, untuk penyiaran agama Islam dan untuk pengembangan ilmu

pengetahuan adalah sangat dituntut oleh agama, dan sangat dianjurkan

oleh syariat. Sebab itu, terdapat banyak sekali ayat-ayat Alquran yang

membicarakan masalah ini, serta memberikan dorongan yang kuat dan

memberikan perumpamaan yang menggambarkan bagaiman beruntungnya

Page 8: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

orang-orang yang suka berinfak dan betapa malangnya orang-orang yang

tidak mau menafkahkan hartanya.

ى ا ولء أذ ثمه ل يتبون ماء أنفقوا من ٱلهذين ينفقون أموٲلهم فى سبيل ٱلله

يهم ول هم يحزنون ١٦١( ند ربهم ول خو لههم أجرهم

“Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian

mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-

nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima),

mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-

Baqarah:26).

Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa pahala dan

keberuntungan yang akan didapat oleh orang yang menafkahkan hartanya

di jalan Allah, ada syaratnya, yaitu bahwa ia memberikan hartanya itu

benar-benar dengan ikhlas, dan setelah itu ia tidak suka menyebut-nyebut

infaknya itu dengan kata-kata yang dapat melukai perasaan orang yang

menerimanya. Orang-orang semacam inilah yang berhak untuk

memperoleh pahala di sisi Allah, dan tak ada kekhawatiran atas mereka,

dan mereka tidak merasa sedih. Ini berarti, bahwa orang yang memberikan

sedekah kepada seseorang, kemudian ia menyebut-nyebut sedekah dan

pemberiannya itu dengan kata-kata yang menyinggung perasaan dan

kehormatan orang yang menerima sedekah itu, maka orang semacam ini

tidak berhak memperoleh pahala di sisi Allah swt.

Ini adalah ajaran yang sangat tinggi nilainya, sebab ada orang yang

menyumbangkan hartanya bukan karena mengharapkan ridha Allah,

melainkan hanya menginginkan popularitas dan kemasyhuran serta puji-

pujian dan masyarakat, disiarkannya infaknya itu dengan cara yang

menyolok, sehingga ia dikagumi sebagai seorang dermawan atau ketika

memberikan sedekah itu ia mengucapkan kata-kata yang tidak

Page 9: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

menyenangkan bagi orang yang menerimanya. Pemberian semacam ini

adalah bertentangan dengan tujuan agama, karena tidak akan menimbulkan

hubungan kasih sayang dan persaudaraan, melainkan menimbulkan

kebencian dan permusuhan. Sebab itu wajarlah jika orang-orang semacam

ini tidak akan mendapatkan pahala di sisi Allah.

Ringkasnya, menafkahkan harta di jalan Allah haruslah dengan

niat yang ikhlas dan maksud yang suci. Atas niat yang ikhlas inilah Allah

akan memberikan pahala, dan masyarakat akan menghargainya.

Pada akhir ayat tersebut Allah swt. menjelaskan bahwa orang-

orang yang berinfak dengan niat yang ikhlas itu, selain akan memperoleh

pahala di sisi Allah, juga tidak dikhawatirkan nasib mereka, sebab mereka

itu pasti akan mendapat pahala dan ridha Allah swt. Dan mereka juga tidak

akan bersedih hati, bahkan mereka akan bergembira nanti di akhirat karena

mereka telah dapat berbuat kebaikan, dan kebaikan itu mendatangkan

pahala bagi mereka. Sebaliknya, orang-orang yang enggan berinfak, nanti

di akhirat akan bersedih hati dan menyesal, sebab tak akan ada lagi

kesempatan bagi mereka untuk berbuat kebaikan. Dan mereka akan

menerima azab dari Allah swt.

غنى ى وٱلله ن صدقة يتبهاء أذ ومغفرة خير م رو قول مه

يم ١٦٦( ح

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang

diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah

Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. (QS.Al-Baqarah:263).

Tafsiran ayat 263 :

Allah menyebutkan empat tingkatan dalam kebajikan:

Tingkatan pertama: Nafkah yang terlahir dari niat yang shalih dan pemberi

nafkah tidak mengiringinya dengan menyebut-nyebutnya dan

menyinggung perasaan penerima.

Page 10: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

Tingkatan kedua: Berkata yang baik, yaitu kebajikan berupa perkataan

dengan segala bentuknya yang mengandung kebahagiaan bagi seorang

muslim, meminta maaf dari orang yang meminta apabila dia tidak

memiliki apa yang diminta, dan sebagainya dari perkataan yang baik.

Tingkatan ketiga: Kebajikan dengan memberi maaf dan ampunan kepada

orang yang telah berlaku buruk kepada anda, baik dengan perkataan

maupun dengan perbuatan. Dua yang terakhir ini lebih utama dan lebih

baik dari tingkatan berikut.

Tingkatan Keempat: Pemberi infak itu mengiringi infaknya dengan

perlakuan menyakitkan kepada penerimanya karena dia telah mengotori

kebaikannya tersebut dan dia telah berbuat baik dan jahat (sekaligus).

Kebajikan yang murni walaupun sangat sedikit adalah lebih baik daripada

kebajikan yang dicampuri oleh keburukan walaupun kebajikan itu banyak.

Ini merupakan ancaman yang keras terhadap orang yang berinfak yang

menyakiti orang yang diberikan nafkahnya tersebut, sebagaimana yang

dilakukan oleh orang-orang yang suka mencela, pandir dan bodoh.

Penjelasan :

Mengambil Upah Mengajar Al Quran bagi orang yang mengajar Al Quran

atau sabda Nabi SAW atau ilmu-ilmu agama, dia berhak menerima upah

dari jerih payahnya atau usahanya. Sebagaimana hadits Rasulullah

menyebutkan:

“Dari Ibu Abbas r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda: Pekerjaan yang

lebih berhak menerima upahnya ialah mengajarkan kitab Allah Ta`ala”.

(H.R Bukhari dan muslim).

a. Pendapat Para Imam Mazhab tentang Upah Dalam Pekerjaan

Ibadah

Upah dalam pekerjaan ibadah (ketaatan) seperti shalat, puasa,haji

dan membaca al-quran diperselisihkan kebolehannya oleh para ulama,

karena berbeda cara pandang terhadap pekerjaan-pekerjaan ini.

Page 11: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

Mazhab Hanafi perpendapat bahwa ijarah dalam perbuatan ta’at

seperti menyewa orang lain untuk shalat, puasa haji, atau membaca

al quran yang pahalanya dihadiahkan kepada orang tertentu, seperti

ibu bapak dari yang menyewa, adzan, qomat, dan menjadi imam,

haram hukumnya mengambil upah dari pekerjaan tersebut. Karena

Rasul SAW bersabda yang artinya ”Bacalah olehmu Al Quran dan

jangan kamu (cari) makan dengan jalan itu”. “jika kamu

mengankat seseorang menjadi muazdin, maka janganlah kamu

pungut dari adzan itu suatu upah”.

Perbuatan seperti adzan, qomat, shalat, haji, puasa, membaca Al

Quran,dan dzikir tergolong perbuatan taqarrub kepada Allah

karenanya tidak boleh mengambil upah untuk pekerjaan itu selain

dari Allah.

Hal yang sering terjadi di beberapa daerah di negara Indonesia,

apabila salah seorang muslim meninggal dunia, maka orang-orang

yang ditinggal mati (keluarga) memerintah kepada santri atau yang

lainnya yang pandai membaca al Quran dirumah atau dikuburan

secara bergantian selama tiga malam bila yang meninggal belum

dewasa, tujuh malam bagi orang yang meninggal sudah dewasa dan

ada pula bagi orang-orang tertentu mencapai 40 malam. Setelah

selesai pembacaan al quran pada waktu yang telah ditentukan,

mereka diberi upah alakadarnya dari jasanya tersebut.

Pekerjaan seperti ini batal menurut hukum islam karena yang

membaca Al Quran bila bertujuan untuk meamperoleh harta maka

tak ada pahalanya. Lantas apa yang dihadiahkan kepada mayit,

sekalipun pembaca Al Quran niat karena Allah, maka pahala

pembacaan ayat Al Quran untuk dirinya sendiri dan tidak bisa

diberikan kepada orang lain, kerena Allah berfirman yang artinya :

“Mereka mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya

dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dia kerjakan”.(Al

Baqarah:282).

Page 12: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

Dijelaskan oleh Sayid Sabiq dalam kitabnya fiqh sunnah, para

ulama memfatwakan tentang kebolehan mengambil upah yang

dianggap sebagai perbuatan baik, seperti pahala pengajar al-quran,

guru-guru disekolah dan yang lainnya diperbolehkan mengambil

upah karena mereka membutuhkan tunjangan untuk dirinya dan

orang-orang yang menjadi tanggungannya, mengingat mereka tidak

sempat melakukan pekerjaan lain seperti berdagang, bertani, dan

yang lainnya dan waktunya tersisa untuk mengajarkan alquran.

Menurut madzab Hambali bahwa mengambil upah dari pekerjaan

adzan, qomat, mengajarkan Al Quran, fiqh, hadits, adalah tidak

boleh, diharamkan bagi pelakunya. Untuk mengambil upah tersebut.

Namun, boleh mengambil upah dari pekerjaan tersebut jika termasuk

kepada mashalih, seperti mengajarkan Al Quran, hadis, dan fiqh dan

haram mengambil upah yang termasuk kepada taqarrub seperti

membaca Al Quran, shalat, dan yang lainnya.

Madzab Maliki, Syafi`i, dan Ibnu Hazm membolehkan mengambil

upah sebagai imbalan mengajar Al Quran dan ilmu-ilmu karena ini

termasuk jenis imbalan perbuatan yang diketahui dan dengan tenaga

yang diketahui pula.

Ibnu Hazm mengatakan bahwa pengambilan upah sebagai imbalan

mangajar Al Quran dan pengajaran ilmu, baik secara bulanan

maupun sekaligus karena nash yang melarang tidak ada.

Abu Hanifah dan Ahmad melarang pengambilan upah dari tilawah

Al Quran dan mengajarkannya bila kaitan pembacaan dan

pengajarannya dengan ta’at atau ibadah. Sementara Maliki

berpendapat boleh mengambil imbalan dari pembacaan dan

pengajaran Al Quran.

Imam Syifi`i berpendapat bahwa pengambilan upah dari pengajaran

fiqh, hadis, menggali kuburan, memandikan mayat, dan membangun

madrasah adalah boleh.

Page 13: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa pengambilan upah menggali

kuburan dan membawa jenazah adalah boleh, namun pengambilan

upah memandikan mayit tidak boleh.

2. Surat Al An’am ayat 160

ر فله بال حسنةجاءمه ثالهاعش زيفلبالسي ئةجاءومه أم لوه م مث لهاإلي ج

ىن لم (061)ي ظ

Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh

kali lipat amalnya; dan barangsiapa membawa perbuatan yang jahat.

maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan

kejahatannya, sedangkan mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)”.

(QS. Al-An’am: 160).

Pada ayat ini diterangkan dengan jelas bahwa barang siapa berbuat

amal baik, maka Allah akan memberikan pahala balasannya di hari akhirat

dengan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan

hanya dibalas setimpal dengan kejahatannya, sebab Allah tidak akan

menganiaya sedikit pun atau merugikan mereka. Yang dimaksud dengan

orang yang beramal baik di sini ialah orang-orang mukmin karena amal

baik orang kafir sebelum masuk Islam tidak akan bermanfaat bagi mereka

di akhirat, seperti yang diterangkan di dalam firman Allah:

مه يشاء مه دي ب ي د الله م ما كاوا ذلك أشركا لحبط عى ل عبادي

(88يعملن)

Artinya:

“Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada

siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya

mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan

yang telah mereka kerjakan”. (Q.S Al An'am: 88)

Page 14: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

Dan yang dimaksud dengan balasan sepuluh kali lipat di sini belum

termasuk apa yang dijanjikan Allah dengan balasan yang jauh lebih

banyak dan berlipat ganda dari itu lagi kepada orang-orang yang

membelanjakan hartanya di jalan Allah sampai 700 kali seperti disebutkan

dalam firman Allah atau hadits qudsi :

شكر حليم) الله يغفر لكم قرضا حسىا يضاعف لكم (٢1إن تقرضا الله

Artinya:

“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya

Allah melipatgandakan (pembalasan semuanya) kepadamu dan

mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas jasa lagi Maha

Penyantun”.(Q.S At Taghabun: 17)

Di dalam hadits Nabi Muhammad SAW. banyak dijumpai tentang

balasan amal baik dan amal jahat sehingga diterangkan juga pahala

balasan terhadap orang-orang yang belum mengerjakannya hanya sekadar

niat dan putusan atau ketetapan hatinya. Hal ini tersebut dalam sebuah

hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu

Hurairah yang menceritakan dengan terjemahannya sebagai berikut:

“Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Allah berfirman kepada

malaikatnya, "Apabila hamba-Ku hendak mengerjakan sesuatu pekerjaan

jahat, janganlah dituliskan (jangan dicatat) sebagai suatu kesalahan

sebelum dikerjakannya. Dan apabila dikerjakannya, catatlah baginya satu

kesalahan (kejahatan). Dan jika ditinggalkannya (tidak jadi diperbuatnya)

karena Aku (karena Allah), maka tulislah baginya satu kebaikan. Dan

apabila ia hendak mengerjakan kebaikan dan tidak dikerjakannya, maka

tulislah baginya satu pahala kebaikan. Dan apabila dikerjakannya, maka

tulislah sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan baginya."

Page 15: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

3. Tafsir Surat Al-An’am ayat 160

Almufradat al lughawiyah :

Firman Allah “palahu asyru amsaliha” yakni, baginya balasan

sepuluh kebaikan. “illa mislaha” yakni, baginya balasan yang seimbang

dengan kejahatannya. “wahum laa yudzlamun” yakni, balasan mereka

tidak akan dikurangi sedikit pun. Sebagian ulama mengatakan bahwa

makna alhasanah (kebaikan) ialah kalimat laa ilaha illallah (tiada tuhan

selain Allah) dan makna dari “assayyiah”(keburukan) ialah asyirk

(kemusrikan) (Tafsir Al-Munir-Dr.Wahbah Az-Zuhaili).

Page 16: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tafsiran ayat 261 Allah mengutamakan dalam menafkahkan harta dijalan

Allah.

2. Tafsiran ayat 262 Allah melarang kita untuk menyebut-nyebutkan harta

yang sudah kita nafkahkan dijalan Allah tersebut. Terlebih dalam hal

pemberian upah untuk jalan ilmu pendidikan, ilmu agama dan lain

sebagainya yang bertujuan untuk ilmu dan agama tersebut.

3. Tafsiran ayat 263 Allah menyebutkan empat tingkatan dalam kebajikan:

a. Nafkah yang terlahir dari niat yang shalih dan pemberi nafkah tidak

mengiringinya dengan menyebut-nyebutnya dan menyinggung perasaan

penerima.

b. Berkata yang baik, yaitu kebajikan berupa perkataan dengan segala

bentuknya yang mengandung kebahagiaan bagi seorang muslim,

meminta maaf dari orang yang meminta apabila dia tidak memiliki apa

yang diminta, dan sebagainya dari perkataan yang baik.

c. Kebajikan dengan memberi maaf dan ampunan kepada orang yang telah

berlaku buruk kepada anda, baik dengan perkataan maupun dengan

perbuatan. Dua yang terakhir ini lebih utama dan lebih baik dari

tingkatan berikut.

d. Pemberi infak itu mengiringi infaknya dengan perlakuan menyakitkan

kepada penerimanya karena dia telah mengotori kebaikannya tersebut

dan dia telah berbuat baik dan jahat (sekaligus). Kebajikan yang murni

walaupun sangat sedikit adalah lebih baik daripada kebajikan yang

dicampuri oleh keburukan walaupun kebajikan itu banyak. Ini

merupakan ancaman yang keras terhadap orang yang berinfak yang

Page 17: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

menyakiti orang yang diberikan nafkahnya tersebut, sebagaimana yang

dilakukan oleh orang-orang yang suka mencela, pandir dan bodoh.

Jadi dari kesimpulan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa

imbalan seorang mengajar menurut surat Al Baqarah ayat 263

memperbolehkan asal tidak menyakiti hati seorang pendidik dengan

menyebut nyebutkan pemberiannya.

4. Pada Surat Al-An’am Ayat 160 ini diterangkan dengan jelas bahwa barang

siapa berbuat amal baik, maka Allah akan memberikan pahala balasannya

di hari akhirat dengan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa

berbuat kejahatan hanya dibalas setimpal dengan kejahatannya, sebab

Allah tidak akan menganiaya sedikit pun atau merugikan mereka. Yang

dimaksud dengan orang yang beramal baik di sini ialah orang-orang

mukmin karena amal baik orang kafir sebelum masuk Islam tidak akan

bermanfaat bagi mereka di akhirat

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan kita mengetahui mengenai ayat-

ayat tentang imbalan mengajar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Page 18: MAKALAH - cecephilmanstaisukabumi.files.wordpress.com€¦ · quran, dapat menerima upah dari apa yang diajarkan. Dalam pembahasan ini kami akan singgung pendapat para Ulama Imam

DAFTAR PUSTAKA

http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/4/30

Syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, Tafsir al-Qur-an al-Karim, , jilid 3

Mahmud Yunus, Tafsir Al Qur’anu Karim, Hidakarya Agung Jakarta, cet 3