majalah balipost edisi 71

52
RP 20.000 RP 20 00 R RP R 2 0 20 0 0 0 00 0 00 Berharap Komitmen Mega 71 | 5 - 11 Januari 2015

Upload: e-paper-kmb

Post on 07-Apr-2016

292 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah balipost edisi 71

RP 20.000RP 20 00RRPR 2020 0 0000000

Berharap Komitmen

Mega

71 | 5 - 11 Januari 2015

Page 2: Majalah balipost edisi 71
Page 3: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN�Lingkungan Pengaruhi Siswa Putus Sekolah 18

MANCANEGARA�Film yang Membuat Panas 20DAERAH�Di Bangli Banyak Jalan Rusak Anggaran Tetap Minim 22

KESEHATAN�Menular Melalui Udara Curigai Pneumonia, Jika Anak Sesak dan Batuk 24LENSA�Peternakan Sapi 26

OLAHRAGA� Misteri Baju Olimpiade 28LINGKUNGAN� Rawan Bencana, Buleleng Tertinggi di Bali 36PARIWISATA� Berburu Hotel Murah di Pulau Dewata 38

TRADISI� “Bumi Sudha” Mengharmoniskan Jagat, Antisipasi Bencana Alam 44PROPERTI� Kayu Semakin Sulit ”Parket Laminate” Jadi Trend 46WISATA� Yeh Pulu Gambarkan Kehidupan Masyarakat Bali Kuno 48PROFIL� dr. Nyoman Sri Trisnawati, M.Kes. Menuju Pelayanan CEMPAKA 48

OPINI� Kemandirian Beras 6BALI SEPEKAN�Hotel Jimbarwana Nunggak PBB Empat Tahun 7LAPORAN UTAMA�Jokowi Mesti Jaga Alam Bali 8

�Bali Memilih Tak Memilih 9�Berharap Komitmen Megawati 10KARIER� Minim Ketertarikan pada Agama Dirjen Bimas Hindu Ingin Tingkatkan Pembinaan Umat 12PEMERINTAHAN�Evaluasi APBD Badung Triwulan IV 2014 Efisiensi 16,31% dari Belanja Rp 3,6 T 14POLITIK�Menelisik Rekening Gendut Birokrat 16�Hukum Diskriminatif bagi Pejabat 17

Page 4: Majalah balipost edisi 71

4

5 - 11 Januari 20154

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Apresiasi Menteri Berani

Antisipasi BencanaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memprediksi Januari

2015 merupakan puncak terjadinya bencana di sebagian besar wilayah Indonesia. Sebagaimana diberitakan Bali Post, Senin kemarin, diprediksi lebih dari 90% bencana di Indonesia adalah bencana hidrometeorologi yaitu banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, cuaca ekstrem, kebakaran hutan dan lahan.

Bencana alam terkait erat dengan perilaku manusia terhadap alam. Ba-gaimana manusia memperlakukan alam begitulah alam nanti akan menurunkan berkah atau bencana. Di Bali sudah kita saksikan secara kasat mata bagaimana kerusakan lingkungan semakin parah. Ini tentunya potensi besar datangnya ben-cana. Karenanya, harus dilakukan langkah-langkah antisipatif oleh pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Beberapa peristiwa longsor dan banjir sudah terjadi di Bali. Sebelumnya kekeringan panjang kita alami.

Kalau BNPB sudah memberi warning seperti itu, langkah-langkah apa yang harus dilakukan di Bali? Jangan menungga atau menganggap angin lalu.

I Wayan BramantiastraKarangasem

Gerakan menenggelamkan kapal pencuri ikan oleh Menteri Kelautan men-jadi trending topic di mana-mana. Banyak kalangan menyebut hal tersebut

sebagai langkah berani karena berhadapan langsung dengan negara lain. Dan keberanian menteri seperti inilah sejatinya diperlukan oleh bangsa ini.

Kerugian negara akibat penangkapan ikan ilegal oleh para pencuri di perairan kita diperkirakan mencapai Rp 300 triliun. Tentu nominal ini sangat fantastis. Langkah ini patut diikuti oleh menteri yang lain. Harus ada gebrakan berani lainnya dari para menteri. Sebab kita perlu menteri-menteri pendobrak yang berani bertindak demi menjaga perekonomian bangsa ini.

I Wayan SutarsaBr. Piakan, Desa Sibangkaja

Abiansemal Badung

Page 5: Majalah balipost edisi 71

5

5 - 11 Januari 2015 5

PEMBANGUNAN fasilitas pariwisata Bali membunuh identitas pariwisata budaya. Bahkan pembangunan fasilitas pariwisata Bali terke-san “alpaka guru” karena menyimpang dari budaya Bali. Pandangan ini tampaknya sejalan dengan makin berjejalnya fasilitas pariwisata di Bali. Banyak fasilitas pariwisata di Bali meninggalkan identitas Bali.

Menyikapi makin tidak terkontrolnya pembangunan fasilitas pariwisata di Bali, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuesioner dan wawancara via telepon. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, ternyata 61,99 persen responden berkeyakinan bahwa penumpukan pembangunan fasilitas pariwisata di Bali akan mempercepat kehan-curan budaya Bali. Bahkan, kehancuran ini makin terbuka ketika pejabat terlalu ringan tangan merekomendasikan izin-izin pemban-gunan fasilitas pariwisata tanpa mendengar aspirasi pelaku pariwisata termasuk masyarakat Bali yang menjadi penyangga budaya Bali. Selebihnya, 35,96 persen responden mengatakan pembangunan fasili-tas pariwisata Bali saat ini belum menjadi ancaman. Yang justru harus dipikirkan adalah pemerataan pembangunan fasilitas pariwisata.

Sepanjang ada zone–zone yang jelas dalam pembangunan fasilitas penunjang kepariwisataan, responden yakin pembangunan ini tak akan mempercepat kehancuran. Sedangkan, 2,05 persen mengaku tak tahu tentang perkembangan di sektor pariwisata. Mereka berharap Bali tetap menjaga identitas dirinya dengan melakukan pengaturan terhadap bentuk, arsitektur dan zone yang layak dikembangkan untuk pembangunan fasilitas pariwisata.

� Dira Arsana

’’Membunuh’’ Budaya Bali

Page 6: Majalah balipost edisi 71

6

Kemandirian beras, nampak-nya merupakan hal penting yang harus dilihat dalam konteks keindonesiaan. Nasi

merupakan makanan pokok dari rakyat Indonesia. Keperluan dasar dari rakyat adalah tersedianya makanan pokok itu agar mereka dapat berinteraksi secara sosial. Maka, dalam konteks kemandi-rian beras, itu merupakan pilihan pertama bagi Indonesia, yang kalau digabungkan dengan pilihan mengem-bangkan perikanan kelautan, menjadi kombinasi yang paling bagus. Para ahli menyebutkan bahwa mengkonsumsi ikan akan mencerdaskan. Indonesia pernah menyatakan diri sebagai negara berswasembada beras pada tahun 1984, tetapi pada saat itu sektor perikanan kelautan belum diperbincangkan. Jika sekarang Indonesia mampu ber-swasembada beras, dengan perikanan laut yang mendukung, hasil ini jauh melampaui dari apa yang didapatkan tahun 1984. Sebagai negara pertanian, mayoritas masyarakat Indonesia tidak terlalu sulit mencari buah dan sayuran sebagai pelengkap konsumsi makanan sehari-hari.

Menjadikan negara yang berswasem-bada beras dalam waktu tiga tahun, mungkin mudah secara teori. Misalkan, asal tersedianya bendungan, penyuluh pertanian handal, tidak menganaktiri-kan petani, dalam waktu tiga tahun hal itu bisa dilakukan. Saat menberikan pidato pembukaan itu, Presiden Joko Widodo juga menyebut-nyebut soal pembangunan bendungan sebanyak 49 di seluruh Indonesia. Namun, yang ser-ing menjadi penghambat pembangunan itu adalah tidak adanya saling pemaha-man antarkementerian. Seolah tidak ada saling mendukung rencana kerja dalam waktu yang ditetapkan.

Atau bisa jadi, perintah proyek yang dilakukan itu tidak dipahami dengan baik. Modelnya bisa dilihat pada tataran paling bawah. Bagaimana mungkin bisa meningkatkan produksi beras apabila lahan-lahan persawahan secara mudah dibuldoser untuk dijadikan perumahan. Air untuk persawahan mati akibat di-

hambat oleh pembangunan hotel, atau sumber air sengaja disedot untuk suplai air hotel. Sungai pun dieksploitasi untuk kepentingan bisnis, juga bibir jurang. Sementara tidak ada proyek untuk membuat persawahan baru atau proyek untuk pembuatan irigasi sangat lambat. Ini merupakan paradoks dari cita-cita pembangunan yang memprioritaskan menghasilkan beras sebagai hasil utama Indonesia di masa depan.

Di samping kerakusan, penyebabnya adalah tidak adanya saling pengertian antara kementerian, terutama pada ja-jaran paling bawah.

Hobi blusukan Presiden bisa sebagai metode untuk menjalankan pemerin-tahan. Sektor pertanian, “lahan” peng-hasil beras (seperti yang dicita-citakan presiden) itu ada pada basis blusukan

presiden. Ia ada pada tingkat paling bawah, bahkan bersentuhan dengan kemiskinan dan kemarginalkan. Banyak petani yang miskin di Indonesia dan sektor pertanian seolah terpinggirkan. Karena itu, orientasi blusukan presiden sekarang haruslah pada petani sawah ini, menanyakan tentang masalah-masalah yang ada di lapangan, “ketidakadilan buldoser” yang meratakan sawah men-jadi perumahan, penghentian air sawah dan penyedotan sumber air untuk men-galiri hotel.

Dengan cara blusukan juga presi-den akan tahu sejarah sebuah lahan persawahan yang kemudian berubah menjadi kompleks kantor pemerin-tahan. Dengan metode yang sama juga presiden tahu bagaimana latar belakang kompleks perumahan. Bali juga bisa dilihat sebagai “percontohan” krisis persawahan sekaligus bisa dipakai model untuk menyetopnya kelak apa-bila presiden berhasil melakukan itu. Blusukan dalam hal ini dipakai sebagai survei yang sangat berguna sebagai masukan, bukan saja kepada presiden sebagai pemimpin negara, tetapi juga para menterinya untuk membuat kebi-jakan secara tepat. Bukan tidak mung-kin hal ini akan ditiru oleh bawahan presiden.

Secara akademis, blusukan itu meru-pakan metode kualitatif, yang bermakna melihat secara langsung ke masyarakat, merasakan kehidupan sosial mereka dan mencoba memahami bagaimana cara masyarakat berpikir. Akan lebih komplit apabila misalnya, presiden mau datang, bermalam, sambil ikut melakukan ak-tivitas sosial.

Bagi desa yang mayoritas sumber dayanya dari pertanian sawah, harus dimaksimalkan dan diberikan rangsan-gan untuk meningkatkan hasil swadaya tersebut. Juga memungkinkan adanya kerja sama antardesa yang berkaitan dengan wilayah kabupaten atau kota, lewat apa yang disebut dengan kawasan perdesaan.

Penulis, dosen FISIP Universitas Udayana

O P I N I

5 - 11 Januari 20156

Kemandirian Beras

Oleh GPB Suka Arjawa

Page 7: Majalah balipost edisi 71

7

5 - 11 Januari 2015 7

B A L I S E P E K A N

SEORANG calon pamangku I Gede Sika (38), asal Banjar Bayad Desa Pakraman Bayad Desa Kedisan Keca-matan Tegallalang, Gianyar, mengamuk Minggu (21/12). Hal tersebut diduga warga akibat gangguan kejiwaan dan mental yang dialaminya pascadipilih menjadi pemangku di Pura Prajapati di Desa Pakraman Bayad. Sika yang mengamuk dengan mengayun-ayunkan tongkat itu sempat membuat resah warga masyarakat setempat. Bahkan, warga sempat ngulkul bulus (membunyikan kentongan bertalu-talu tanda bahaya), mencoba menghentikan aksi tersebut. Karena tak ada yang berani mendekati, takut menjadi korban, satu peleton Dalmas Polres Gianyar diturunkan guna mengamankan Sika. Sejumlah petugas Satpol PP yang biasa menangkap orang gila juga diturunkan, namun tak bisa berbuat banyak.

� Agung Darmada

MASUKNYA pemilik modal (inves-tor) di bidang perikanan dan kelautan akhir-akhir ini ditengarai tidak mem-berikan keuntungan bagi nelayan lokal di Buleleng. Bahkan justru merugikan nelayan lokal. Untuk itu mulai tahun 2015 mendatang, Pemkab Buleleng akan menghentikan penerbitan izin usaha di bidang perikanan. Terobosan yang dilakukan pemkab ini nampak-

nya sejalan dengan kebijakan pemer-intah pusat yang mulai melindungi keberadaan nelayan lokal di tanah air. Rencana penghentian penerbitan izin usaha perikanan ini diungkapkan Bu-pati Buleleng Putu Agus Suradnyana saat bertatap muka dengan sejumlah nelayan di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak, belum lama ini.

� Mudiarta

KEADAAN trotoar di Jalan Nusan-tara sangat memprihatinkan. Tingginya curah hujan yang mengguyur Bangli belakangan ini membuat trotoar am-buradul. Paving menjadi lepas, penutup got terbuka. Hal ini merupakan peman-dangan buruk dalam kota. Salah seorang warga, Ketut Sanih, Minggu (21/12) mengatakan rusaknya trotoar ini sudah berlangsung sejak lama. Ada sekitar dua puluh hari lalu. “Sampai sekarang masih seperti ini,” katanya. Sanih berharap, rusaknya trotoar ini segera ditangani agar air tidak meluap lagi.

� Sosiawan

SELAIN masalah karyawan dan pen-gelolaan, Hotel Jimbarwana juga didera permasalahan pajak. Tidak saja pajak Hotel dan Restoran (PHR), pajak lain yang belum tersetor dari pengelola adalah Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sum-ber terpercaya mengatakan hotel pelat merah itu nunggak PBB hingga empat tahun. Sedangkan untuk PHR, hanya belum terbayar tahun ini, namun juga sempat nunggak. Kepala Dinas Penda-patan Jembrana Dewa Gede Kusuma saat dikonfirmasi membenarkan adanya tung-gakan PBB Hotel Jimbarwana itu.

� Surya Dharma

PROYEK pembangunan dua buah kantor camat saat ini penyelesaiannya molor. Untuk itu, Bupati Karangasem I Wayan Geredeg bakal menerapkan aturan dan kemungkinan nantinya kontraktor itu bakal dikenai sanksi blacklist (masuk daftar hitam) rekanan. Hal itu disampaikan Bupati Geredeg saat ditemui usai evaluasi pembangu-nan di Balai Masyarakat Abang, Jumat (19/12). Menurutnya, sanksi blacklist itu nantinya akan diterapkan sesuai aturan yang berlaku. Tentunya dengan melewati tahapan teguran tiga kali dan jika tetap tak bisa menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu sesuai kon-trak kerja, nanti kena denda. Proyek dua buah gedung kantor camat megah itu, yakni pembangunan kantor camat baru di Abang dan proyek gedung kan-tor Camat Sidemen.

� Budana

Warga Desak Perbaiki Trotoar Amburadul

Bupati Buleleng Stop Izin Usaha Perikanan

Hotel Jimbarwana Nunggak PBB Empat Tahun

Proyek Kantor Camat Molor

Calon Pamangku Ngamuk

MBP/olo

MBP/sos

Page 8: Majalah balipost edisi 71

8

8 5 - 11 Januari 2015

L A P O R A N U T A M A

Sepanjang tahun ini (2014) Bali mendapat serangan yang menim-bulkan pro-kontra. Berawal dari keluarnya Perpres 51 tahun 2014.

Perpres tersebut dinilai telah mengancam Bali dari sisi laut. Perpres yang ditanda-tangani Presiden SBY pada 30 Mei 2014 mengizinkan untuk merevitalisasi dan mereklamasi Teluk Benoa seluas maksimal 700 hektar.

Badung dan Kota Denpasar telah me-nyatakan sikap terkait rencana itu. Kota Denpasar tegas menolak reklamasi, sebab dikhawatirkan akan menimbulkan banjir rob di wilayah tersebut. Sementara sikap Badung tercermin dalam RTRW yang telah dimiliki, yakni Teluk Benoa adalah ka-wasan konservasi. Artinya tidak boleh ada pembangunan apapun di kawasan tersebut, apalagi menguruk laut.

Itu baru ‘’bom’’ di laut. Ada pula aturan yang dikhawatirkan mengoyak sendi-sendi keyakinan masyarakat Bali melalui Pera-turan Pemerintah Nomor 50/2011. Salah satunya dengan dimasukkannya kawasan Besakih dan Gunung Agung sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Dengan ditetapkannya hulunya Bali masuk dalam KSPN, maka lambat laun kawasan itu akan diserbu investor.

Terakhir adalah Undang-undang No-mor 6 tahun 2014 tentang Desa. Untuk penerapan undang-undang ini Bali harus memilih antara desa adat dan desa dinas untuk didaftarkan ke pusat. Kompensasinya masing-masing desa yang memenuhi syarat (penduduk 5.000 jiwa) akan mendapat bantuan Rp 1,4 miliar.

Atas persoalan itu, masyarakat Bali yang telah memenangkan Jokowi pada Pilpres lalu berharap pada Presiden untuk menjaga alam Bali. Dalam menjaga budaya dan alam Bali, Jokowi harus mendengarkan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Krama Bali sebagai penjaga dan pelestari budaya Bali telah melakukan berbagai upaya un-

tuk menjaga kearifan lokal yang d imi -liki. Demikian pula masyarakat Bali selalu menjaga kerukunan antarwarga. Toleransi ini jangan men-jadikan pusat seenaknya ‘’mengatur’’ Bali tanpa mem-perhatikan aspirasi masyarakat.

Seperti penetapan Besakih se-bagai KSPN. Penetapan ini tentu sangat bertentangan dengan konsep orang Bali yang sangat menyucikan kawasan tersebut termasuk Gunung Agung. ‘’Usulan Pura Besakih masuk KSPN tidak sesuai dengan status Pura Besakih sebagai kawasan strategis untuk kepentingan sosial dan bu-daya dalam Perda RTRWP,’’ kata pengamat tata ruang yang juga akademisi Unud Dr. Putu Rumawan Salain.

Dalam Pasal 83 Perda RTRWP disebut-kan kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan sosial budaya Bali mencakup kawasan radius kesucian Pura Sad Kahyan-gan berdasarkan konsepsi Rwa Bhineda, Tri Guna, Catur Lokapala, Sad Winayaka/Padma Bhuana mencakup: Pura Lempuy-ang Luhur, Pura Andakasa, Pura Batukaru, Pura Batur, Pura Goa Lawah, Pura Luhur Uluwatu, Pura Pucak Mangu, Pura Agung Besakih, Pura Pusering Jagat, dan Pura Kentel Gumi.

Akademisi yang memang getol meng-kritisi pelanggaran tata ruang ini menambah-kan, kawasan Pura Besakih juga mempunyai fungsi strategis daya dukung lingkungan hidup, sehingga harus dipertahankan jangan sampai masuk KSPN. Ketika sudah masuk KSPN, kewenangan mengatur kawasan Pura Besakih ada di pemerintah pusat. Serta bisa saja ditunggangi kepentingan investor dengan membangun akomodasi pariwisata dengan melabrak tata ruang, apalagi dulu

juga sempat beredar wacana dibangun lapan-gan golf di kawasan Besakih.

Apa yang dikhawatirkan Rumawan memang beralasan. Sebab pada PP 51/2011 menyebutkan KSPN merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengemban-gan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih as-pek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan bu-daya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung ling-

kungan hidup, serta pertah-a n a n d a n

keamanan.Sep-

erti pada pasal 25 menyebut-kan fasilitas yang bisa diban-gun mel iput i pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pari-wisata. Termasuk prasarana umum di antaranya fasilitas olahraga, fasilitas re-kreasi, fasilitas iba-dah, dan lain-lain. Termasuk fasilitas pariwisata meliputi fasilitas akomoda-si, dan lain-lain.

� Rindra

Jokowi Mesti Jaga Alam BaliBom Bali I dan II mengoyak Bali. Itu telah dicatat dunia sebagai kejahatan luar biasa. Namun, Bali bisa pulih dalam dua tahun. Sebab peristiwa itu hanya berakibat kerusakan fisik dan citra tidak aman. Tidak demikian halnya dengan rencana reklamasi Teluk Benoa, KSPN Besakih dan UU tentang Desa. Ketiga aturan yang bermuara dari pemerintah pusat diyakini menjadi ‘’bom’’ yang bisa mengoyak budaya, adat-istiadat dan lingkungan Bali serta su-lit untuk dipulihkan seperti sediakala.

Presiden Jokowi

aga kal

mi -ikian yarakat

menjagaantarwarga. i jangan men-sat seenaknya ’ Bali tanpa mem-aspirasi masyarakat.penetapan Besakih se-N. Penetapan ini tentuentangan dengan konsep yang sangat menyucikan rsebut termasuk Gunung Usulan Pura Besakih PN tidak sesuai dengan Besakih sebagai kawasantuk kepentingan sosial dan bu-Perda RTRWP,’’ kata pengamat

yang juga akademisi Unud Dr.wan Salain.asal 83 Perda RTRWP disebut-

an strategis provinsi dari sudut n sosial budaya Bali mencakup dius kesucian Pura Sad Kahyan-arkan konsepsi Rwa Bhineda,

Catur Lokapala, Sad Winayaka/uana mencakup: Pura Lempuya -Pura Andakasa, Pura Batukaru, Pura Goa Lawah, Pura Luhur

ura Pucak Mangu, Pura Agungura Pusering Jagat, dan Pura

mi.isi yang memang getol meng-ggaran tata ruang ini menambah-n Pura Besakih juga mempunyai egis daya dukung lingkungan

ngga harus dipertahankan jangan uk KSPN. Ketika sudah masuk

wenangan mengatur kawasan h ada di pemerintah pusat. Serta tunggangi kepentingan investor mbangun akomodasi pariwisata labrak tata ruang, apalagi dulu

menyebutkan KSPN merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisataatau memiliki potensi untuk pengemban-gan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih as-pek, seperti pertumbuhanekonomi, sosial dan bu-daya, pemberdayaansumber daya alam,daya dukung ling-

kungan hidup, serta pertah-a n a n d a n

keamanan.Sep-

erti pada pasal 25menyebut-kan fasilitasyang bisa diban-gun mel iput ipembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pari-wisata. Termasuk prasarana umum di antaranya fasilitas olahraga, fasilitas re-kreasi, fasilitas iba-dah, dan lain-lain.Termasuk fasilitas pariwisata meliputi fasilitas akomoda-si, dan lain-lain.

� Rindra

akini menjadi ‘’bom’’ yang gan Bali serta su-

Presiden Jokowi

Page 9: Majalah balipost edisi 71

9

PERTENGAHAN Januari 2015 merupakan deadline bagi daerah ka-bupaten di seluruh Indonesia untuk mendaftarkan jumlah desanya ke pusat sehubungan penerapan Undang Undang No. 6 /2014 tentang Desa. Pendaftaran itu suatu keharusan agar bisa menentukan program pembangu-nan dan penyaluran anggarannya ke depan. Mungkin kebanyakan daerah di Indonesia tidak menjadi persoalan tentang mendaftarkan desanya ke pusat, tetapi sangat berbeda halnya dengan Bali. Bali dengan sembilan daerah kabupaten/kota, selama ini memiliki dua jenis desa yakni desa dinas dan desa adat yang berjalan berdampingan tanpa ada masalah. Desa dinas fokus pada pen- a n g a n a n administrasinya dan desa adat mengu- rus s is i

b u d a y a dan aga-

manya. Meng-haruskan mendaftar-

kan salah satu, apakah desa adat atau desa dinas, menjadikan

pembahasan dan perdebatan soal ini di masyarakat luas menjadi “panas”.

Mencermati gejolak rasa dialami masyarakat Bali soal memilih salah satu desa ini, dipahami sangat berat. Bagaimana tidak, dua desa (adat dan dinas) ini sudah lama hidup berdamp-ingan serta berjalan dengan baik sesuai dengan tugasnya, tiba-tiba salah satu darinya harus dihilangkan. Ibarat suami istri yang sudah hidup rukun, kemudian mesti “dibunuh” salah satunya, maka dipastikan hidup satu “belahan jiwa” itu akan pincang dan merana. Tentu sangat masuk akal bila tim khusus masing-masing kabupaten di Bali saat dengar pendapat dengan Pansus UU Desa DPRD Bali belum lama ini, tidak berani bersikap. Terungkap dari mer-eka yang hadir, secara pribadi mereka semua ingin agar desa adat dikuatkan untuk mampu membentengi Bali ke depan. Demikian halnya Bupati Gi-anyar AA Beratha yang satu-satunya bupati yang hadir saat dengar pendapat itu juga menginginkan secara pribadi desa adat semakin kuat. Mengingat hanya desa adatlah merupakan benteng

terakhir dalam penyelamatan Bali, baik dari sisi lingkungan, manusia Bali, budaya termasuk agama Hindu yang dianut sebagian besar masyarakatnya.

Memilih pada dasarnya tidaklah su-lit. Intinya tidak sekadar memilih tapi mesti cermat dan cerdas memikirkan apa dampak atas pilihan itu. Pilihan yang diambil haruslah memberikan dampak yang sangat baik untuk Bali ke depan. Rumitnya persoalan sebagai dampak atas pilihan itu, menjadikan Badung dan Denpasar termasuk ka-bupaten lainnya tidak ada tanda-tanda menjatuhkan pilihan. Badung misalnya lewat Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMD) I Putu Gede Sridana seper-tinya sudah memutuskan membiarkan kondisi desa adat dan desa dinas seperti sekarang ini. Pemerintahan Badung ru-panya sudah merasakan dua jenis desa yang ada sekarang sudah dalam posisi harmonis yang justru akan menimbul-kan dishamonis bila harus meniadakan salah satunya.

Belum adanya kebulatan tekad daerah kabupaten/kota dalam menentu-kan pilhan tidak lepas atas keberadaan kewilayahan. Ada beberapa desa adat pada satu desa dinas. Ada juga satu desa adat yang mewilayahi beberapa desa dinas. Termasuk kemungkinan desa dinas pada satu daerah, tetapi dia madesa adat pada kabupaten lainnya. Dalam UU Desa menyebut satu desa itu minimal terdiri atas 1.000 KK atau sekitar 5.000 jiwa. Itulah sebabnya dalam dengar pendapat di DPRD Bali itu, persoalan wilayah dan penduduk ini juga menjadi bahasan sangat pelik. Bila ada satu desa adat dengan jumlah KK sedikit, tentu sangat riskan untuk menggabungkannya dengan desa adat lainnya untuk memenuhi kuota sesuai UU Desa. Desa adat masing-masing sudah mempunyai Tri Kahyangan, Pura Desa—Puseh dan Dalem ter-masuk kuburan dengan Pura Dalem Prajapatinya. Apakah mungkin krama desa mau Pura Desanya di-marger atau digabung dan tapakan Ida Batara yang ada di Pura Dalem disatukan. Kondisi seperti ini akan sulit serta cenderung menimbulkan konflik di atas panatisme

krama desa adat masing-masing atas sungsungan-nya.

Kehadiran UU Desa pada 2014 ini memang terasa “mengganggu” eksis-tensi Bali ke depan. Apalagi menghar-uskan memilih salah satu desa didaft-arkan. Kata “harus” memberikan kono-tasi tekanan pusat atas daerah dengan menghilangkan musyarawah mupakat. Tidakkah ada tawar menawar yang mesti diberikan kepada Bali khususnya yang saat ini dalam kegalauan untuk menentukan pilahan yang bagai makan buah simalakama itu?

Prof. Dr. I Nyoman Budiana, S.H., M.Si, misalnya menyarankan agar daerah Bali meminta pengecualian ke pusat terkait kasus ini. Pengecualian seperti penerapan UU Pornografi dan UU No 1 Tahun 1974 tentang perkaw-inan yang mengatur harus meminang? Inilah ujian bagi pemimpin Bali untuk mampu dan mau mengusulkan agar UU Desa 2014 ini tidak diberlakukan untuk kepentingan lebih luas mencegah konflik di Bali.

Pengecualian bagi Bali atas UU Desa ini akan mampu menenangkan dan menghilangkan keresahan dan kegalauan masyarakat. Desa adat tetap dengan otonominya untuk mengatur diri sendiri menyangkut pelaksanaan kegiatan kehidupanannya sesuai desa, kala, patra. Ini penting agar desa adat sebagai benteng terakhir pertahanan menjaga ajegnya Bali (budaya, manu-sia dan agamanya--Hindu) masih tetap rapat, tidak semakin terbuka dengan intervensi luar termasuk pemerintah. Apalagi selama ini bersanding dengan desa dinas tidak ada persoalan krusial dan justru saling mendukung. Misalnya, bila ada salah satu kegiatan/pembangu-nan yang tidak kuasa ditolak desa dinas, maka desa adat bisa mengambil peran dan mem-back-up-nya. Ketika kondisi sekarang ini tidak ada persoalan, maka sebuah kewajaran daerah kabupaten/kota tidak bersikap alias “diam” terkait kasus memilih salah satu jenis desa yang ada. Sikap “diam” itu sebenarnya juga sebuah pilihan yakni memilih un-tuk tidak memilih demi kebaikan Bali.

� Alit Purnata

5 - 11 Januari 2015 9

Bali Memilih Tak Memilih

pusat sehubungan penerapan Undang No. 6 /2014 tentanPendaftaran itu suatu keharubisa menentukan program pemnan dan penyaluran anggaradepan. Mungkin kebanyakandi Indonesia tidak menjadi ptentang mendaftarkan desanya tetapi sangat berbeda halnyaBali. Bali dengan sembilankabupaten/kota, selama ini mdua jenis desa yakni desa didesa adat yang berjalan berdamtanpa ada masalah. Defokus pada pen- a nadministrasinya daadat mengu- r

bda

manyaharuskan me

kan salah satu, apakadat atau desa dinas, me

pembahasan dan perdebatandi masyarakat luas menjadi “p

Mencermati gejolak rasa masyarakat Bali soal memilsatu desa ini, dipahami sangBagaimana tidak, dua desa (adinas) ini sudah lama hidup bingan serta berjalan dengan badengan tugasnya, tiba-tiba sadarinya harus dihilangkan. Ibaristri yang sudah hidup rukun, kmesti “dibunuh” salah satunydipastikan hidup satu “belahaitu akan pincang dan meransangat masuk akal bila timmasing-masing kabupaten di Bdengar pendapat dengan PanDesa DPRD Bali belum lama iberani bersikap. Terungkap deka yang hadir, secara pribadisemua ingin agar desa adat diuntuk mampu membentengi depan. Demikian halnya Buanyar AA Beratha yang satubupati yang hadir saat dengar pitu juga menginginkan secaradesa adat semakin kuat. Mehanya desa adatlah merupakan

Page 10: Majalah balipost edisi 71

L A P O R A N U T A M A

Lolos tidaknya rencana rekla-masi Teluk Benoa kini tergan-tung pada kebijakan pemerintah pusat. Masyarakat Bali berharap

banyak pada Presiden Jokowi agar mend-engar aspirasi rakyat Bali. Demikian pula harapan serupa ditambatkan pada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Sebab, investor yang berencana menguruk laut lebih dari 700 hektar tersebut, telah memohon izin ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta.

Lalu bagaimana dengan Megawati? Apakah masyarakat Bali juga menitip-

kan harapannya pada Ketua Umum PDI Perjuangan tersebut? Tentu

ya. Sebab partai politik yang menguasai pemerintah saat ini adalah kader PDI-P. Apalagi pada Pileg maupun Pilpres lalu, suara PDI-P menjuarai di Bali. Tentu tidak berlebi-

han apabila masyarakat Bali menggantungkan harapan pada

Megawati dan Jokowi. Pascabertemunya Mega-

wati dengan Tommy Winata, masyarakat juga masih ber-harap agar Mega tetap pada

komitmennya menjaga Bali seperti yang sering

diungkapkan ketika kampanye pada Pil-gub, Pileg maupun Pilpres.

Plt. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kr i s t iyan to t e -l a h m e m b e r i pernyataan bahwa pertemuan Mega dengan Tommy

Winata tidak mem-bahas kepentingan dan kelangsungan bisnis pengusaha kondang terse-

but. Hasto juga menampik anggapan pertemuan dilakukan dalam rangka melobi Megawati untuk memastikan in-vetasi Tommy Winata di sejumlah daerah termasuk di Bali tetap dipertahankan. “Nggak ada Mas. Pertemuan murni mem-bicarakan keterlibatan beliau (Tommy Winata) dalam aksi sosial di acara PDI-P,” kata Hasto.

Hasto juga menampik pertemuan me-nyinggung soal kelangsungan dari nasib Peraturan Presiden No.51/2014 tentang rencana tata ruang kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita), yang salah satu poin terpent-ingnya adalah mengubah peruntukkan Perairan Teluk Benoa dari kawasan kon-servasi perairan menjadi zona budi daya yang dapat direklamasi maksimal seluas 700 Hektar.

Perpres yang ditetapkan tertanggal 30 Mei 2014 tersebut merevisi Peraturan Presiden No.45/2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Sarbagita yang me-masukkan kawasan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi perairan.

Pascapergantian kepemimpinan, nasib Perpres tersebut terancam dibatalkan setelah sejumlah pihak meminta agar Presiden Joko Widodo mencabut perpres tersebut. “Isu dari mana itu. Tidak benar Mas. Kita hanya membicarakan bantuan kemanusiaan,” tegasnya.

Mantan Deputi Tim Transisi pemerin-tahan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu men-jelaskan pertemuan Megawati, dirinya dengan Tommy Winata hanya pertemuan biasa. “Nggak ada apa-apa. Pertemuan biasa saja,” imbuhnya.

Tommy Winata, awal pekan, bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati. Pertemuannya berlangsung di Kantor DPP PDI-P Lenteng Agung, Jakarta. Pertemuan yang berlangsung tertutup tersebut juga dihadiri sejumlah kader PDI Perjuangan.

� Hardianto

Berharap Komitmen Megawati

olmtunpu

banyak padengar aspirharapan serKelautan dSebab, invelaut lebih dmemohon idan Perikan ( )

agaimana denganasyarakat Bali j

arapannya pada KDI Perjuangan terya. Sebab partai menguasai pemeadalah kader PDpada Pileg malalu, suara PDIdi Bali. Tentu t

han apabila masmenggantungkan

Megawati dan JokPascabertemu

wati dengan Tommasyarakat jugharap agar Meg

komitmennBali sepert

diungkakampangub, PiPilpres

Plt.JenderPerjuaKr i s tl a h pernypertedeng

Winatbahadan kbisnkon

Lalu baApakah m

kan haPD

y

hm

M

wmh

Susi Pudjiastuti

10

Page 11: Majalah balipost edisi 71

29 Desember 2014 - 4 Januari 2015 11

SATU dari tiga ‘’bom’’ yang dikhawatirkan akan menghancurkan Bali adalah Undang-Undang No. 6/2014 tentang Desa. Sebab undang-undang ini akan menjadi ancaman terhadap keberlangsung desa adat. Sebab kekhasan Bali dalam mengatur palemahan, pawongan dan parahyangan akan semakin terdegradasi. Karenanya, tak salah kalau banyak akademisi, tokoh adat, bupati dan kalangan dewan menghendaki agar Bali tetap dikelola seperti sekarang. Jangan sam-pai memilih desa adat karena tergoda insentif Rp 1,4 miliar, dengan mengorbankan harmonisasi yang telah tercipta di Bali.

Bupati Gianyar A.A. Gde Agung Bharata juga menyampaikan pandangannya terhadap UU Desa. Pada pertemuan dengan Pansus UU Desa di DPRD Bali, ia mengatakan; yang sudah harmonis jangan dirusak. Biarkan seperti sekarang. Sekarang tidak ada masalah. Tidak ada tumpang tindih antara desa adat dan desa dinas. Komposisi adat dan dinas sudah sangat sempurna.

Wakil Badung pada pertemuan itu juga menyatakan hal serupa. Kepala BPMPD Badung Putu Gede Sridana menegaskan, Badung tidak ingin memilih salah satu apakah desa dinas atau desa adat. Sebab, apa pun pilihan itu akan membuat rumit pengaturan di masyarakat dan juga menimbulkan berbagai permasalahan. Untuk itu, Badung ingin mempertahankan apa yang sudah ada saat ini. “Badung ingin tetap seperti sekarang, ada desa dinas, ada desa adat. Jadi kami tidak memilih,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Wakil Kota Denpasar Ketut Mister. Kata dia, Kota Denpasar juga sejauh ini belum menentukan pilihan. “Kita belum (memilih). Kami ingin seperti yang sekarang (desa dinas dan adat berdampingan) tetap dipertahankan,” katanya. Ia juga menegas-kan antara desa dinas dan desa adat di Bali faktanya tidak ada tumpang tindih dalam menjalakan fungsi koordinatif dan konsultatif.

Kalangan suling juga ada yang menyampaikan kekhawatiran itu. Sulinggih asal Bumi Makepung Ida Bujangga Rsi Hari Anom Palguna dari Gerya Batur, Tegal Cangkring, juga mendukung mendaftarkan desa dinas ketimbang mendaftarkan desa adat. Sulinggih asal Bali barat ini memiliki sejumlah alasan dengan mengetahui sepintas dari isi UU Desa 6 tahun 2014. Ida Bujangga Rsi mengatakan, kalau desa pakraman di daftarkan maka keberadaan desa pakraman atau desa adat di Bali ini nantinya akan bisa diatur oleh negara, tidak otonom lagi. Sebab, desa adat masuk dalam undang-undang.

Menurutnya apa yang ada selama ini nampaknya sudah bisa berjalan dengan cukup bagus namun demikian, ke depannya desa adat memang harus perlu diperkuat.

Beda dengan pernyataan Ida Pedanda Bajing ketika diundang Pan-sus ke DPRD Bali. I Ida Pedanda Gde Putra Bajing dalam paparannya mendukung penuh didaftarkannya desa adat atau desa pakraman. Alasannya mendukung mendaftarkan desa adat bukan lantaran orientasinya pada wacana alokasi dana pusat yang mencapai Rp 1,4 miliar. Namun lebih bertujuan untuk memperkuat, mempertahankan, desa adat di Bali dalam rangka pelestarikan adat dan budaya Bali. “Kalau Bali ini tanpa ada desa adat, Bali ini tidak akan berarti apa-apa. Sekali lagi kita tidak berbicara uang tetapi bagaimana menjaga Bali ini ke depan tetap ajeg,” ujarnya.

� Pusat Data

Jangan SampaiTerbeli

Page 12: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201512

K A R I E R

’’SILAKAN masuk Mas,’’ ucap Prof. Drs. I Ketut Widnya, M.A., M.Phil., Ph.D. singkat kepada Majalah Bali post, saat menyapa dan mempersilakan masuk ke ruang kerjanya, di suatu siang yang terik, di kantornya di Jl. M.H. Thamrin No.6 Lantai 14, Jakarta Pusat, Kamis (18/12) lalu. Setelah menunggu cukup lama sekitar 30 menit, dengan langkah pelan, akhirnya Majalah Bali post pun menerima tawaran masuk ke ruangan yang besarnya kurang lebih sebesar lapangan bulu tangkis.

Serius tapi ramah, begitulah kesan pertama ketika berkunjung ke ruang kerja pria kelahiran Serangan, Den-pasar Selatan, Kota Denpasar, Bali tersebut. Selain itu, ia juga terkesan tak memberi jarak dan batasan informasi ketika berbincang, meskipun status sosialnya sekarang mejadi pejabat eselon satu di Kementerian yang kini dipimpin oleh Lukman Hakim Saifud-din. Sehingga waktu sekitar satu jam untuk melakukan sesi wawancara, terasa singkat sekali.

‘’Saya kira ini mustahil ketika ditelepon Kabiro ditunjuk menjadi Dirjen Bimas Hindu pada 16 Oktober 2014 lalu,’’ kata Ketut dengan wajah sumringah saat menceritakan awal mulanya menjabat sebagai pejabat eselon satu di lingkungan Kementerian Agama. Selanjutnya, atas kabar baik tersebut, ia yang tengah beranjangsana ke seorang pendeta, langsung bergegas pontang-panting mencari tiket untuk ke Jakarta, karena pagi harinya ia akan di-lantik menjadi pejabat teras di lingkun-gan Kementerian Agama. ’’Awalnya saya takut tidak dapat tiket pesawat ke Jakarta, karena penerbangan ke Jakarta-Denpasar, Denpasar-Jakarta kan padat. Tapi akhirnya dapat tiket juga. Malam itu juga saya berangkat, padahal ada undangan dari Kedutaan Besar India di Bali,’’ jelas pria yang hobi bermain tenis tersebut.

Ketut menuturkan, menjadi seorang

Dirjen bukanlah cita-cita yang diidam-kanya. Karena itu merupakan sesuatu hal yang mustahil, mengingat ia sendiri lahir dari keluarga nelayan miskin di Desa Serangan, sebuah desa yang terle-tak di wilayah Denpasar Selatan. Dulu, tak banyak masyarakat di desanya yang bisa melanjutkan sekolah menengah, selepas lulus sekolah dasar.

Suami Ni Made Suci ini justru men-ganggap, jabatan yang kini diembanya bukanlah sebuah hal yang bernilai. Ia justru menganggap jabatan yang dimilikinya saat ini merupakan sebuah amanah yang besar, yang akan ia jaga dengan sebaik-baiknya, karena hal ini merupakan anugerah dari buah kerja kerasnya yang tak pantang menyerah sedari kecil. ’’Saya tidak ada orientasi (jadi Dirjen), pokoknya saya bekerja saja, mengalir saja, kalau memang akh-irnya sampai di sini (jadi Dirjen), kita terima saja karena sekarang kan berat sekali jadi pemimpin di sini,’’ ujarnya merendah.

Oleh karena itu, saat menerima pekerjaan yang berat dan keras sep-erti sekarang ini, bukanlah sesuatu hal yang baru bagi Ketut. Pasalnya, selepas lulus sekolah dasar dulu, ia sudah terbiasa hidup keras dengan cara bersekolah sembari bekerja hingga saat sekolah di Perguruan Guru Agama (PGA) Hindu, serta pada saat kuliah di Universitas Hindu Indonesia (UHI). ‘’Waktu di SMP saya juga bekerja mengambil-ambil bola tenis di KONI Bali. Jadi kan saya masuk siang, pagi mengambil-ambil bola ibu-ibu yang main tenis di sana. Saya juga pernah kerja di pertamanan, ikut orang, Pak Tampono namanya,’’ tutur ayah tiga orang anak ini.

Selanjutnya katanya, pada saat men-jalani Pendidikan Guru Agama (PGA) Hindu, hingga lulus dari kuliah, ia terus mengembangkan bakatnya menjadi seorang jurnalis di sebuah harian lokal di Bali, yang kini sudah tidak beropera-

sional lagi. ’’Pada saat di PGA liputan lebih banyak di desk olahraga, setelah kelas 3 saya menulis banyak artikel seperti mimbar Agama Hindu, soal kebudayaan dan lain-lain. Saya terus jalani hidup sebagai wartawan (selama mahasiswa). Dari sanalah saya bisa membiayai sekolah karena waktu itu ja-rang ada beasiswa, Depertemen Agama belum memberikan beasiswa,’’ jelas pria yang mengaku pernah bergabung menjadi wartawan Bali post tersebut.

Dari bakatnya menulis inilah, ke-mudian yang mengantarkan mantan Direktur Pasca Sarjana IHDN Denpasar tersebut menjadi seperti sekarang ini. Diawali menjadi pegawai negeri biasa, yang kerap disuruh menulis pidato sambutan, hingga dipercaya menjadi seorang pembina masyarakat Hindu di Kalimantan Barat. ‘’Di sini (Ditjen Bi-mas Hindu Kementerian Agama) dulu 7 tahun di Pontianak, Kalimantan Barat 6 tahun, setelah di Pontianak saya dapat beasiswa dari Kedubes India, tahun 1990 saya tamat S-2, terus saya lanjut ke S-3 di India juga. Mulai tamat S-2 dipindah dari pembina masyarakat menjadi dosen di Institut Hindu Dharma Negeri(IHDN) Denpasar,’’ urainya. Selanjutnya set-elah lulus S-3 di India, ia dipercaya menjadi Direktur Pasca Sarjana di kampus yang sama. Setelah kurang lebih empat tahun menjabat, ia ke-mudian dipercaya menjadi Ketua Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram, sebelum akhirnya ditunjuk Rektor IHDN menjadi Direktur Pasca Sarjana kembali di kampus yang terletak di Kota Denpasar tersebut. ‘’Dari bulan Juni - Oktober 2014, jadi Direk-tur Pascasarjana, November dilantik jadi Dirjen, jadi itulah perjalanan karier singkat saya,’’ tukasnya.

� Kuswandi

Minim Ketertarikan pada Agama

Dirjen Bimas Hindu Ingin Tingkatkan Pembinaan Umat

budayaan dan lain lain. Saya terus ani hidup sebagai wartawan (selama hasiswa). Dari sanalah saya bisa mbiayai sekolah karena waktu itu ja-

ng ada beasiswa, Depertemen Agama lum memberikan beasiswa,’’ jelas a yang mengaku pernah bergabung njadi wartawan Bali post tersebut.Dari bakatnya menulis inilah, ke-

udian yang mengantarkan mantan rektur Pasca Sarjana IHDN Denpasar sebut menjadi seperti sekarang ini. awali menjadi pegawai negeri biasa, ng kerap disuruh menulis pidato mbutan, hingga dipercaya menjadi orang pembina masyarakat Hindu di limantan Barat. ‘’Di sini (Ditjen Bi-s Hindu Kementerian Agama) dulu 7 un di Pontianak, Kalimantan Barat 6 un, setelah di Pontianak saya dapat

asiswa dari Kedubes India, tahun 1990 ya tamat S-2, terus saya lanjut ke S-3 India juga. Mulai tamat S-2 dipindah ri pembina masyarakat menjadi dosen Institut Hindu Dharma Negeri(IHDN) npasar,’’ urainya. Selanjutnya set-h lulus S-3 di India, ia dipercayanjadi Direktur Pasca Sarjana di

mpus yang sama. Setelah kurangih empat tahun menjabat, ia ke-

udian dipercaya menjadi Ketua kolah Tinggi Agama Hindu geri (STAHN) Gde Pudja

ataram, sebelum akhirnya unjuk Rektor IHDN menjadirektur Pasca Sarjana kembali kampus yang terletak di Kotanpasar tersebut. ‘’Dari bulan

ni - Oktober 2014, jadi Direk- Pascasarjana, November antik jadi Dirjen, jadi itulah rjalanan karier singkat saya,’’kasnya.

� Kuswandi

Page 13: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 13

MENJADI seorang Dirjen Bimas Hindu menurut Ketut bu-kanlah perkara yang mudah, pasalnya jabatan Dirjen yang kini diembannya punya tugas yang berat sekali mengenai masalah pembinaan umat. ‘’Kalau sekarang jadi Dirjen bisa saja, tapi yang penting kan buat sejarah bina umat, itu yang terpenting, bukan Dirjen itu dengan segala fasilitasnya, tapi yang terpenting tanggung jawabnya. Kalau kita tidak merasa punya tanggung jawab bina umat ya salah sekali,’’ tegasnya dengan nada berapi-api. Hal ini sangat cocok dengan filosofis hidupnya yang sangat mencintai pekerjaan bukan mencintai jabatan.

Selain itu, menjadi Dirjen Bimas Hindu imbuhnya, berarti harus bisa membimbing, melaksanakan administrasi, pendidikan, keg-iatan keagamaan, dan yang terpenting katanya,

bagaimana bisa membawa umat supaya bisa

pandangannya satu terhadap ajaran agama. ’’Itu yang paling sulit karena sekarang umat Hindu tingkat pemahaman agama boleh di biang kurang, ini yang harus lebih banyak disentuh di bina, karena mereka kurang pemahaman agamanya,’’ ucapnya.

Namun, dengan segala keterbatasannya seperti minimnya anggaran untuk pembinaan umat dibanding untuk pendidikan, Ketut berjanji akan berusaha memaksimalkan hal yang ada menjadi lebih efektif. ’’Anggaran Ditjen Bimas Hindu Tahun 2015 kurang lebih Rp 679 miliar, 80 persennya untuk pendidi-kan, sisanya untuk yang lain. Oleh karena itu kita mungkin akan membuat kelompok, melakukan gerakan dharma wacana ke

seluruh Indonesia dengan maksud supaya ada perubahan. Kalau sudah ada beberapa kelompok yang ahli memberi-kan penerangan, nanti bisa akan ada perubahan, paling tidak ada kesadaran untuk mengerti agama itu. Apalagi

yang tua, mereka tidak punya pegangan, kalau men-cari pegangan ke mana, mungkin dari membaca, tapi kan tidak semua orang bisa membaca, sebagian besar mendengar. Pokoknya kita akan melakukan

revolusi mental supaya mental mereka ada pe-rubahan ke agama,’’ tandasnya.

Selain itu, untuk mengatasi kendala yang lain seperti sumber daya manusia pembina masyarakat yang masih rendah pemahaman agamanya, ren-cananya ke depan, di era kepemimimpinannya, Ketut akan membuat standar pendidikan bagi para pembina masyarakat Hindu menjadi lebih tinggi pendidikanya dari sekarang. ‘’Nanti kita akan anjurkan bahwa pembina masyarakat itu paling tidak S-2 keagamaan, karena itu ujung tombak. Karena Dirjen ini kan di pusat, 1 tahun

belum tentu ke daerah 2 kali, paling 1 kali ke daerah berikan pembinaan. Jadi yang sehari-hari kenal detail umatnya, mengenal berapa jumlah umat, polanya umat, tingkat pemahaman umat

bagus apa tidak ini kan pembina masyarakat yang tahu peta umatnya,’’ tukasnya.

Dengan peran yang begitu sentral, jika dita-mbah pengetahuan dan pendidikan agama yang

lebih tinggi, maka diharapkan para pembina umat Hindu yang ada di seluruh provinsi di Indonesia,

dapat menularkan pengetahuan, meningkatkan wawasan serta menambah keimanan umat Hindu yang masih minim ketertarikanya dengan agama. ‘’Di

Hindu orang ketertarikan pada agama masih dominan, membawa mereka untuk tertarik itu tugas yang berat

sekali, apalagi zaman sekarang. Untuk menjadikan orang tertarik, ini tugas berat. Tentu harus bekerja sama dengan

Parisada, harus bersinergi, Parisada dengan sayapnya, bers-inergi dari pusat ke daerah,’’ pungkasnya.

� Kuswandi

Akan Maksimalkan Anggaran

Buat Standar Pendidikan Lebih Tinggi

Page 14: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201514

P E M E R I N TA H A N

PEMERINTAH Kabupaten Badung sangat konsisten melaku-kan fungsi monitoring, evaluasi dan pengawasan (Monev) terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerahnya. Selain melakukan inspeksi fisik di lapangan, secara berkala juga dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan APBD dilihat dari segi serapan ang-garan, capaian penyelesaian secara fisik dan administrasi keuangan. Dalam rapat evaluasi triwulan IV pelaksanaan APBD Badung TA 2014, Senin (22/12) di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung yang dihadiri langsung Bupati Badung A.A. Gde Agung didampingi Wakil Bupati Badung I Made Sudiana dan dipandu oleh Sekda Badung Kompyang R. Swandika serta dihadiri segenap Pimpinan SKPD, PPK, PPTK serta Bendahara di lingkungan Pemkab Badung terungkap bahwa dari 3,6 triliun total belanja tahun 2014 melalui pelaksanaan tender proyek secara terbuka dan akuntabel melalui Unit Layanan Pengadaan Barang dan Jasa (ULP) berhasil dilakukan efesiensi anggaran belanja barang dan jasa sebesar 16,31% dengan nilai mencapai sekitar Rp 193,9 miliar lebih. Sedangkan serapan anggaran mencapai 81,14 % dan capaian fisik mencapai 93,17% hingga pertengahan Desember ini. Namun demikian diharapkan nanti menjelang tutup anggaran tahun 2014 baik capaian fisik, serapan anggaran akan meningkat.

Dalam pengarahannya Bupati Gde Agung memberi apresiasi atas kinerja dan kerja keras yang dilakukan seluruh jajaran SKPD Badung yang telah melaksanakan program kegiatan melalui ang-garan APBD TA 2014 dengan baik. Namun Bupati menilai masih ada kelemahan yang perlu diperbaiki ke depan yakni berkenaan dengan laporan. “Prestasi-prestasi dan capaian-capaian yang diraih selama ini, tidak termonitor oleh pemerintah atasan karena kurangnya pelaporan. Saya tekankan biasakan membuat laporan,” tegasnya. Selain itu Bupati memerintahkan SKPD terkait, lurah, perbekel untuk menyadarkan masyarakat yang mengajukan pro-posal untuk membuat laporan pertanggungjawabannya. Untuk itu perlu dilakukan pendampingan. Ditambahkan, mulai tahun 2012 lalu Badung telah memberlakukan pencairan Bantuan Keuangan Khusus dan hibah secara on line. Dengan sistem on line ini lun-curan dana tersebut dapat dimonitor langsung oleh BPD dan BPK, karena ada akses khusus BPK ke BPD dan Pemkabp. Badung “Dengan sistem ini, tak akan ada penyunatan dana hibah oleh aparat, karena langsung masuk ke rekening penerima,” jelasnya. Di bagian lainnya, Bupati menjelaskan, dari besaran APBD Badung TA 2014 sebesar 3,6 triliun, terhitung hingga tanggal 22 Desember 2014 untuk realisasi keuangan sebesar 81,14 persen dan realisasi belanja modal 74,31 persen, belum termasuk efesiensi yang terhitung 16,31 persen. Sementara pencapaian realisasi fisik sudah mencapai 93,17 persen. “Ini cukup mengembirakan, namun dari catatan terjadi ketimpangan. Dan kelemahan tersebut bisa terjadi pada pihak penyediaan barang dan jasa, yang kurang cekatan memperhatikan administrasi keuangan. Hal ini agar menjadi perhatian dari PPK,” jelas Bupati. Di akhir pengarahan-nya, Bupati mengharapkan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Badung untuk tetap memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat, di lain pihak diharapkan masyarakat Badung agar lebih ulet. “Mari kita berdayakan budaya melayani bukan dilayani,” pungkas Bupati.

Sementara itu Sekda Badung Kompyang R. Swandika me-

nyampaikan, terkait dengan hibah untuk tahun 2013 sebesar 96,8 M, dari jumlah tersebut 45,5 M dialokasikan untuk masyarakat se-suai proposal dan difasilitasi oleh DPRD. Untuk 2014 besar pagu anggaran yang sudah ditetapkan 102 M, dari anggaran tersebut 61,6 M difasilitasi dewan yang diarahkan untuk pembangunan infrastruktur pedesaan yang tidak terakomodir dalam musrenbang maupun di APBD. Di bagian lain Sekda mengatakan, bahwa Badung sudah bisa memulai untuk RUP (Rencana Umum Pen-gadaan) serta monitoring dan evaluasi secara online. Di samping itu dijelaskan Bupati telah menerbitkan Peraturan Bupati tentang Akrual Basis yang diharapkan terhitung 1 Januari 2015 Badung akan menerapkan metode akuntansi berbasis akrual basis. “Yang artinya bahwa hak-hak kita sepanjang sudah memenuhi kreteria yang sah menurut sistem akuntansi bisa dicatatkan dalam sistem akuntansi kita,” jelasnya. Terkait penerapan sistem ini SKPD telah mengikuti Bimtek yang diselenggarakan BPKP Pusat, dalam upaya penguatan SDM dalam rangka pengelolaan keuangan dan aset dan ini nantinya menjadi bagian terpenting dalam menentu-kan untuk mendapatkan opini BPK. “Terkait dengan hal tersebut, Badung juga telah membangun e-SAKIP, sebagai sebuah piranti untuk memfasilitasi SKPD, bahwa setiap kegiatan di SKPD harus bersenyawa dengan SPM dan ekuel dengan RPJM dan muara dari semua ini adalah kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Rapat evaluasi APBD 2014 diawali dengan penyampaian laporan dari Asisten Pemerintahan dan Kesra I.B.A. Yoga Se-gara selaku Ketua Tim Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Hibah Bansos terkait tindak lanjut atas rekomendasi BPK, dan tindak lanjut atas koordinasi dan superpasi KPK terkait dengan pertanggungjawaban hibah 2013, sekaligus realisasi hibah 2014. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dewa Made Apramana yang ditugaskan sebagai fungsi pengendalian pembangunan dan pelelangan melalui Unit Layanan Pengadaan menyampaikan realisasi fisik APBD 2014. Dan Asisten Administrasi Umum I Gst. Ngr. Darmawan menyampaikan serapan anggaran, e-SAKIP dan perjalanan dinas.

� Dedy

Evaluasi APBD Badung Triwulan IV 2014

Efisiensi 16,31% dari Belanja Rp 3,6 T

Bupati Badung A.A. Gde Agung memberikan pengarahan saat rapat evaluasi triwulan IV pelaksanaan APBD Badung TA 2014,

Senin (22/12) di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung.

Page 15: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 15

K O M I T M E N

SEBAGAI satu-satunya partai baru peserta pemilu legislatif (pileg) 2014, partai NasDem (Nasional Demokrtat) menorehkan prestasi politik yang mengagumkan dengan meraih hampir 7 persen suara sah nasional. Partai besutan Surya Paloh ini berhasil mencuri hati publik dan menawarkan cara berpolitik baru yang bebas dari transaksional politik serta menggaungkan gerakan peruba-han atau restorasi Indonesia.

Pencapaian NasDem di Bali juga cukup mengembirakan dengan mampu meraih total 19 kursi legislatif yakni 17 kursi di DPRD kabupaten/kota dan 2 kursi di DPRD Bali. Di DPRD Kota Denpasar dimana persaingan politik sangat ketat, NasDem juga mampu meloloskan satu kadernya yakni AA Ngurah Gede Widiada yang juga Ketua DPD Partai NasDem Kota Denpasar.

“Tahun 2014 merupakan awal perjuangan NasDem di parlemen. Di Kota Denpasar, NasDem mampu meloloskan satu kadernya dan kami megucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Denpasar atas keper-cayaan ini. Dan menyongsong tahun 2015 ini, NasDem terus meningkatkan pengabdian untuk masyarakat” kata AA Ngurah Gede Widiada saat ditemui di Puri Paguyangan, Denpasar belum lama ini.

Kendati NasDem di DPRD Denpasar hanya mendapat satu kursi dan bergabung dengan Fraksi PDI-P di legislatif, posisi NasDem ini diyakini memberi warna baru di legislatif serta membawa spirit baru dengan gerakan perubahannya untuk memperjuang-kan kepentingan rakyat, bukan kepentingan pribadi, golongan atau kelompok. “Kami ingin membawa spirit perubahan. NasDem ingin melihat dan mengimplementasikan cara-cara berpolitik sesuai filosofis orang Bali yakni Tri Kaya Parisudha, dimana terjadi keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan. NasDem ingin menunjukkan keteladanan berpolitik di tengah suasana politik yang ambivalen, transaksional serta komunikasi politik yang sekadar ambilaven juga dan doubel standar. NasDem melihat cara-cara berpolitik seperti ini sudah usang, tidak lagi menjadi suatu yang membangga-kan bagi rakyat dan kami ingin mengubah hal tersebut,” kata Gung Widiada.

Sebagai kader NasDem yang dipercaya-kan oleh masyarakat Denpasar duduk seba-gai wakil rakyat di DPRD Kota Denpasar,

Gung Widiada menegaskan komitmennya melakukan gerakan perubahan, restorasi Indonesia dan mengimplementasikan spirit revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Misalnya bagaimana mengawal postur APBD Kota Denpasar tahun anggaran 2015 agar sebesar-besarnya digunakan untuk kepentingan rakyat dan agar ada efisiensi untuk kegiatan-kegiatan yang tidak bersentuhan langsung dengan kepentingan rakyat, salah satunya menge-fisienkan anggaran perjalanan dinas.

Mewujudkan efisiensi ini, NasDem juga ingin mengintrospeksi budgeting kelem-bagaan di legislatif dan tidak menggunakan beberapa fasilitas yang memang disediakan untuk anggota Dewan. “Kami di NasDem tidak ingin memanfaatkan beberapa fasilitas kekuasaan yang diberikan di DPRD Kota Denpasar, antara lain menyangkut fasilitas kendaraan. Lebih baik kami gunakan dengan pinjam pakai. Anggaran untuk perjalanan dinas seperti kunker (kunjungan kerja) ke luar daerah juga kita akan efisienkan dan pangkas. Kita alokasikan dana tersebut kem-bali untuk pembangunan dan kepentingan rakyat. Sebab selama ini anggaran kunker yang terlalu besar dan seringnya anggota Dewan melakukan kunker ke luar daerah terus mendapat sorotan dan atensi publik.

Jadi NasDem harus peka atas masalah ini,” ujarnya.

Selaku wakil rakyat, Gung Widiada tentu menjadi jembatan aspirasi antara rakyat den-gan pemerintah dan terus secara aktif menja-lin komunikasi dengan masyarakat termasuk mengawal program-program pemerintah Kota Denpasar agar benar-benar pro rakyat. Misalnya menyangkut dana hibah bansos yang disalurkan ke masyarakat jangan sam-pai menjadi alat politik dan dipangkas oleh oknum tertentu. “Kami informasikan fasilitas untuk rakyat yang sudah mampu dimasukkan dalam kebijakan pemerintah kota, sehingga hal itu tidak menjadi alat komunikasi politik. Dalam konteks pembangunan di Kota Den-pasar, Gung Widiada mengapresiasi kinerja Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharma Wijaya Mantra dan Wakil AA Ngurah Jaya Negara yang telah mampu menyeim-bangkan pembangunan fisik dan non fisik terutamanya menyangkut pembangunan mental karakter generasi muda serta meng-galakkan kegiatan-kegiatan kebudayaan sehingga menjadikan Denpasar sebagai Kota Berwawasan Budaya. “Kami apresiasi pemerintahan Rai Mantra dan Jaya Negara berinvestasi membangun kekuatan karakter generasi muda, menggalakkan kegiatan kesenian dan kebudayaan. Kekuatan budaya ini harus kita jaga demi ajegnya Bali,” ucap panglingsir Puri Paguyangan itu.

Gung Widiada menambahkan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh juga menaruh perhatian besar terhadap ter-jaganya adat budaya Bali. “Bapak Surya Paloh berharap, masyarakat Bali dengan kekuatan budayanya mampu tetap menjaga Bali. Tidak terlalu riuh dengan hiruk pikuk politik di nasional. Sebab, budaya Bali bisa menjadi modal sosial untuk mengawal Bali, menjaga kenyamanan dan kedamaian Bali. Beliau berpesan dan berharap Bali agar jadi pulau perdamaian yang punya keunggulan di tingkat dunia,” katanya. Menyongsong Tahun Baru 2015 ini, Gung Widiada berharap semua elemen masyarakat Bali memiliki spirit baru untuk ikut berkontribusi mengisi pembangunan di segala bidang. “Tahun Baru ini momentum kita untuk terus memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas diri. Kita harus terus berkarya untuk nusa dan bangsa,” pung-kasnya.

� Widana

AA Ngurah Widiada

Jalankan Revolusi Mental dan Restorasi Indonesia

Page 16: Majalah balipost edisi 71

16

5 - 11 Januari 201516

P O L I T I K

Pagi itu, sesorang jaksa di Kejari Negara menyimak isi surat kaleng yang dilayangkan seseorang ke kantornya. Isinya menyebutkan

adanya indikasi gratifikasi aliran dana ke sejumlah anggota DPRD Jembrana. Dana ini diduga disalurkan melalui salah satu staf di DPRD Jembrana berinisial YA. Surat kaleng ini pun ditindaklanjuti. Aliran dana atau transaksi dengan total Rp 3,5 miliar pun ditelisik.

Kasus ini mengindikasikan adanya pungli dan bisnis tak sehat birokrat di negeri ini. Birokrat yang punya kuasa sering kali memanfaatkan semua celah untuk menda-patkan uang. Modusnya pun beragam. Aksi ini akhirya membuat rekening mereka tum-buh tak wajar. Rekening mereka ditengarai terlalau gendut untuk ukuran pejabat. KPK pun turun tangan menelisik rekening gendut sejumlah orang di negari ini.

Namun, untuk kasus di Jembrana, Kasi Pidsus Kejari Negara, I Putu Sauca Arim-bawa Tusan mengaku tidak menemukan aliran yang secara khusus disebutkan untuk keperluan tes CPNS. Pihaknya hanya me-nemukan transaksi dicantumkan sebagai bentuk bisnis properti, bisnis jual-beli mobil, termasuk ada beberapa pembelian pulsa.

Untuk memverifikasi mengenai korban yang disebutkan menyetorkan uang itu, pihaknya juga telah memeriksa pihak BKD Jembrana. Pihaknya juga telah meminta sejumlah data dari BKD. ‘’Setelah dico-cokan dari nama pendaftar yang diterima dari BKD, tidak ada ditemukan nama para korban sebagai pendaftar,’’ ujarnya. Dampaknya, kasus rekening gendut ini pun terancam kandas.

Namun, langkah para jaksa di Kejari Jembrana tak sejalan dengan apa yang dilakukan Komisi Pemberantasan Koru-psi (KPK). Kini, lembaga anti rasuah ini sedang membidik sejumlah peat daerah yang ditengarai memiliki rekening gen-dut. Berdasarkan data Laporan Hasil Analisis(LHA) yang diserahkan oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan ke KPK, sejumlah petinggi negeri ini memiliki

saldo rekening yang tak wajar. Menurut Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengatakan data yang kini dikantonginya merupakan data intelijen yang sangat raha-sia, sehingga tidak bisa diungkap ke publik. ’’Data intelijen itu masih perlu kajian kajian lagi. LHA yang dikirim dari PPATK kepada KPK atau lembaga lain harus bersifat raha-sia,’’ kata Bambang.

Yang pasti, selama ini, kata Bambang, dalam rangka membantu proses penye-lidikan maupun proses penyidikan terkait dugaan tindak pidana yang sedang ditan-gani, KPK selalu bekerja sama dengan pihak PPATK.’’ Ada yang kita minta (LHA) tentu itu jadi prioritas. Ada juga yang dikirim. Yang dikirim itu kita pelajari,’’ jelas mantan pendiri Indonesia Corruption Watch tersebut.

Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan dikabarkan telah menyerahkan Laporan Hasil Analisis(LHA) dan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) terkait dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)

dengan tindak pidana asal korupsi yang menyangkut pejabat pemerintah daerah kepada Kejaksaan Agung dan dan KPK. LHA dan LHP tersebut sudah diserahkan sejak akhir 2012 sampai dengan awal 2014. Dari 10 LHA tersebut Kejaksaan Agung tengah mengusut 8 LHA, sementara sisanya diusut KPK.

Dari informasi yang dihimpun, dari 10 LHA yang dikirimkan, terdapat nama seorang kepala daerah berinisial NA dan seorang mantan kepala daerah berinisial FB. Belum diketahui secara persis apakah keduanya terindikasi melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang.

Yang pasti, LHA dan LHP merupakan hasil analisis PPATK terhadap sebuah tran-saksi rekening yang dimiliki seseorang, yang terindikasi mencurigakan, sebab tidak sesuai dengan profil pendapatannya, yang biasanya bermuara terindikasi tindak pidana korupsi dan pencucian uang.

� Suryadarma/Wandi

Menelisik RekeningGendut Birokrat Bambang

Widjojanto

Page 17: Majalah balipost edisi 71

17

Hukum harus ditegak-kan dengan landasan konsistensi dan kete-

gasan. Ketika secara aturan memang sudah

memadai untuk menindak para pejabat yang terli-bat kasus korupsi maka

mestinya aparat penegak hukum segera mengam-bil tindakan, tidak harus

menunggu habis masa ja-batan atau setelah tidak

menjabat lagi

5 - 11 Januari 2015 17

PENEGAKAN hukum terhadap pejabat yang tersandung kasus korupsi berbelok-belok dan sarat kejutan. Hukum diskrimi-natif bagi pejabat pun menjadi model di Bali. Idealnya, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi jangan tersandera kepentingan politik dan kekuasaan.

Pandangan ini dilontarkan pengamat hukum Dr. Ida Bagus Radendra Suastama S.H., M.H. kepada Majalah Bali Post. Menurutnya Walaupun hukum berkaitan dengan politik, tapi dalam rangka pen-egakan hukum mestinya tidak dikaitkan dengan politik atau kekuasaan agar hukum tidak bersifat tebang pilih dan diskrimi-natif. ‘’Mestinya penegakan hukum dan pemberantasan korupsi di Bali jangan tersandera kepentingan politik dan kekua-saan,” ujarnya.

Hukum harus ditegakkan dengan lan-dasan konsistensi dan ketegasan. Ketika secara aturan memang sudah memadai untuk menindak para pejabat yang terlibat kasus korupsi maka mestinya aparat pen-egak hukum segera mengambil tindakan, tidak harus menunggu habis masa jabatan atau setelah tidak menjabat lagi. Misalnya, dalam kasus dugaan korupsi di Dermaga Gunaksa Klungkung dimana mantan Bupati Klungkung Wayan Candra ditetapkan seba-gai tersangka setelah selesai menjabat.

Untuk itu, aparat penegak hukum harus mulai mengubah paradigma dan melakukan revolusi mental dalam penegakan hukum. Revolusi mental haruslah dimaknai sebagai perubahan cara pandang seluruh komponen penegak hukum dari yang tebang pilih menjadi non diskriminatif. Siapapun dia, jika melanggar hukum, maka demi keadilan dan kepastian hukum, haruslah diproses sesuai ketentuan. Hanya dengan cara itulah kewibawaan hukum dan kepercayaan pub-lik kepada dunia hukum bisa dikembalikan seperti seharusnya.

Anggota Komisi I DPRD Bali yang membidangi hukum, pemerintahan Nyo-man Tirtawan menilai lambatnya penun-tasan kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat tak terlepas dari adanya faktor kekuasaan dan kepentingan politik. Ia juga menyayangkan tidak adanya ketegasan dari

pimpinan pemerintahan ketika ada pejabat yang tersandung kasus korupsi. Misalnya, kasus Art Center yang melibatkan dua pe-jabat Pemprov Bali. Kendati telah menjadi terdakwa kedua pejabat ini masih menjabat dan belum dicopot oleh gubernur.

Tirtawan menegaskan sudah semestinya gubernur melakukan bersih-bersih di pe-merintahannya dari pejabat-pejabat yang tersandung kasus korupsi. Jika pejabat yang tersandung kasus korupsi tetap dipertah-ankan akan menjadi duri dalam daging dan mencoreng citra pemerintah. “Kami tunggu komitmen dan bukti nyata Gubernur untuk mencopot dua pejabat yang sudah menjadi terdakwa korupsi ini. Kalau itu ternyata tidak dilakukan, kami akan pertanyakan ada apa. Apa ada niat melindungi koruptor untuk kepentingan tertentu,” ujar politisi NasDem asal Desa Bebetin, Sawan, Bule-leng itu.

Dua kasus yang ditangani pengadilan Tipikor Denpasar adalah contohnya. Kasus Ida Bagus Putu Sutika alias Aji Rarud. Pria yang dipercaya menjadi Ketua Simantri Lembu Rarud, Dusun Penatahan, Desa Batu Agung, Jembrana, itu hanya korupsi Rp 10 juta. Namun, ia langsung ditahan oleh pengadilan ketika memasuki sidang perdana. Beda dengan kasus art center. Dua terdakwa yang merugikan keuangan Negara ratusan juta rupiah malah ditetapkan sebagai tahanan kota. Sampai sidang kedua, mereka tetap tahanan kota.

� Miasa/Widana

Hukum Diskriminatifterhadap Pejabat

IB Radendra

Page 18: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201518

P E N D I D I K A N

Sejatinya, masalah biaya kini sudah tidak selamanya menjadi kendala masyarakat untuk menyekolahkan anak-anaknya. Dengan adanya program Wajib Belajar

Sembilan Tahun, anak-anak dapat terbantu untuk tetap bersekolah dan orangtua pun diringankan masalah biaya pendidikan. Meski begitu, ternyata masih banyak kasus putus sekolah di Kabupaten Karangasem. Pada tahun 2014 ini ada sebanyak 622 anak yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. Kondisi lingkungan di sekolah ternyata mempengaruhi psikologi siswa sehingga memilih tidak bersekolah lagi.

Sesuai dengan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Karangasem, kasus putus sekolah terjadi pada tingkat SD (236 anak), tingkat SMP 144 dan tingkat SMA/SMK (242). Jumlah yang sangat tinggi tersebut sungguh sangat mengherankan di tengah tingginya anggaran pendidikan yang terus ditingkatkan tiap tahun.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah-raga (Disdikpora) Kabupaten Karangasem I Gede Ariyasa mengatakan, biaya sekolah tidak menjadi penyebab anak-anak di Kabupaten Karangasem menjadi putus sekolah. Menurutnya, di lapangan paling sering ditemui anak putus sekolah karena pengaruh lingkungan. Ia mengakui masih banyak daerah yang belum menyadari kepentingan pen-didikan untuk masa depan anak.

Rata-rata anak putus sekolah mendapatkan dorongan mengambil pekerjaan guna memenuhi kehidupan sehari-hari sehingga meninggalkan pendidikan di sekolah. “Kalau dibilang karena faktor ekonomi, kurang pas juga karena kompleks sekali masalahnya. Kebanyakan masalah budaya di keluarga. Jadi, ada anak yang diajak orangtu-anya ke tempat kerja,” tuturnya.

Dari sekian banyak kasus putus sekolah, ia mengakui paling banyak terjadi di Kecamatan Kubu terutama di daerah-daerah yang sangat jauh dari akses pendidikan. Seperti di Desa Munti Gunung, wilayah yang luas mencapai ratusan hektar tersebut kini sudah memiliki lima sekolah filial (kelas jauh) dan satu SMP satu atap untuk mengatasi banyaknya siswa yang putus sekolah.

Kepala Dusun Munti Gunung Kangin I

Nyoman Gemuh mengungkapkan, sebelum ada sekolah filial memang jarak sekolah yang jauh sering menjadi pemicu terjadinya putus sekolah di Munti Gunung. Namun, saat ini sudah teratasi dengan keberadaan sekolah filial yang semakin dekat dengan permukiman masyarakat di Munti Gunung.

Meski begitu, sampai saat ini pihaknya men-gaku masih ada kasus putus sekolah di desanya. Kebanyakan kasus putus sekolah terjadi kar-ena adanya ajakan untuk bekerja. Bahkan, tidak sedikit siswa yang tidak sekolah karena mengikuti orangtuanya menggepeng di Denpasar. Untuk mengatasinya, guru-guru SD terpaksa harus men-datangi siswa dan membujuknya agar kembali bersekolah. “Kalau sudah usia sekolah, anak-anak di sini masuk sekolah semua. Tapi, saat berjalan sekitar kelas III bahkan kelas VI ada yang putus sekolah itu masalahnya,” bebernya.

Ajakan untuk bekerja tidak satu-satunya pemicu terjadinya putus sekolah. Beban yang amat berat dirasakan anak-anak asal Munti Gu-nung saat menimba ilmu malah datang dari ling-kungan sekolah itu sendiri. Banyak siswa yang berasal dari Munti Gunung selalu dicap sebagai gepeng sehingga menjadi bahan olok-olokan. Hal ini dirasakan siswa yang sudah memasuki jenjang sekolah menengah. Bullying yang dilaku-kan baik dari sesama siswa atau pun dari tenaga pendidik menyebabkan psikologi siswa menjadi terganggu.

Masalah tersebut sering menjadi pemicu anak-anak asal Munti Gunung untuk berhenti ber-sekolah dan memilih langsung bekerja. Keluhan tersebut dirasakan baik para siswa yang belajar ke daerah lain atau masyarakat yang merantau. “Saya merasakan sendiri, sebutan gepeng sudah melekat kepada orang dari Munti Gunung seh-ingga dijadikan olok-olok,” ceritanya.

� Dedy Farendra

Lingkungan Pengaruhi Siswa Putus Sekolah

Kendala biaya tidak selamanya menjadi pe-nyebab siswa putus sekolah. Kondisi lingkungan

di sekolah ternyata mempengaruhi psikologi siswa sehingga memilih tidak bersekolah lagi.

MBP/dok

Page 19: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 19

DI Kabupaten Klungkung masih banyak siswa yang tidak bisa melan-jutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Bahkan, tidak sedikit siswa yang tidak dapat menempuh Wajib Belajar Sembilan Tahun. Dari data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Klung-kung, siswa yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi kebanyakan diakibatkan masalah ekonomi. Siswa harus meninggalkan bangku sekolah untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kadisdikpora Kabupaten Klungkung I Nyoman Mudarta mengakui saat ini pihaknya sedang berjuang untuk meningkatkan angka partisipasi sekolah (ASP) di Kabupaten Klungkung. Sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klungkung tahun 2013, hanya 94 persen siswa SD yang melanjutkan pendidikan ke tingkap SMP. Sedangkan yang melanjutkan ke tingkat SMA/SMK hanya 71 persen dan keperguruan tinggi hanya 11 persen.

Pihaknya mengakui banyak faktor yang mempengaruhi siswa seh-ingga tidak dapat melanjutkan sekolah. Namun, kebanyakan disebabkan karena permasalahan ekonomi. “Permasalahan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap jenjang pendidikan siswa. Kecamatan Nusa Penida yang paling banyak terjadi siswa yang tidak melanjutkan sekolah karena jumlah masyarakat miskin juga paling banyak,” bebernya.

Untuk itu, Disdikpora Kabupaten Klungkung berupaya untuk menin-gkatkan persentase ASP dengan pemberian beasiswa untuk siswa kurang mampu. Mengingat jumlah ASP di tingkat SMA/SMK paling kecil, tahun 2015 ini Disdikpora telah mengalokasi anggaran untuk beasiswa kepada 600 siswa kurang mampu yang mau melanjutkan ke pendidikan ke tingkat SMK.

Program yang mulai dilaksanakan tahun 2014 tersebut akan terus diadakan tiap tahun-

nya hingga mencapai jumlah 3 ribu beasiswa selama lima tahun terakhir. “Dengan men-garahkan ke SMK selain mendapatkan pendidikan formal seperti di SMA, juga mendapatkan keterampilan untuk bekerja

setelah tamat nanti jadi bisa segera mem-perbaiki kesejahteraan,” ujarnya.

Sementara untuk siswa yang harus bek-erja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, Disdikpora mengarahkan ke Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) untuk mengikuti program pendidikan ke-

setaraan atau kejar paket sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh.

“Sudah banyak yang lulus pa-ket, meski bekerja tetap bisa

mendapatkan pendidikan dan bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih ting-gi,” ucapnya.

� Dedy Farendra

Lulusan SD di Klungkung

94 Persen Melanjutkan Sekolah

Page 20: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201520

M A N C A N E G A R A

Skandal Sony Pictures mengaki-batkan hubungan Korea Utara (Korut) dan Amerika Serikat (AS) kian panas. Sejak Wash-

ington menuding Pyongyang berada di balik serangan cyber yang memaksa Sony Pictures membatalkan penayangan The Interview pada Hari Natal, pemer-intahan Kim Jong-un menebar berbagai ancaman terhadap AS.

Dalam surat ancamannya, Korut memperingatkan seluruh penduduk AS untuk waspada. Hal ini karena mereka

tidak hanya akan menyerang Gedung Putih dan Pentagon alias markas Depar-temen Pertahanan, namun juga seluruh wilayah Negeri Paman Sam. “Militer dan rakyat DPRK (Korut) sangat siap berkonfrontasi dengan AS dalam se-gala bentuk perang apa pun, termasuk cyber,” terang Korean Central News Agency (KCNA).

Pyongyang menuding Presiden AS Barack Obama menebarkan rumor. Se-bab, Korut tidak pernah berada di balik peretasan Sony Pictures seperti tuduhan

Washington. “Tapi, kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya ke-pada para peretas Sony Pictures meski tidak mengenal mereka. Mereka telah melakukan hal yang benar,” lanjut KCNA yang mengutip komentar pejabat senior Korut.

The Interview, film parodi tentang kisah fiksi pembunuhan Kim Jong-un, seharusnya akan tayang pada 25 Desem-ber. Tetapi, serangan cyber terhadap Sony membuat cuplikan The Interview muncul di internet dan memantik

amarah sekelompok masyarakat. Teru-tama masyarakat Korut yang tidak bisa menerima skenario matinya pemimpin mereka di tangan dua wartawan AS.

Selain bocoran The Interview, se-rangan cyber terhadap Sony itu men-gakibatkan tersebar luasnya cuplikan beberapa film Holywood lain. Naskah film terbaru James Bond pun kini bisa bebas dibaca di internet. Bukan hanya itu, beberapa e-mail pribadi antara tokoh film dan produser, serta surat elektronik penting sejumlah lembaga keuangan

juga bocor ke muka publik.Obama sempat memberikan tangga-

pan resmi terkait dengan skandal Sony Pictures. Dia menyayangkan keputusan Sony Pictures yang membatalkan pre-miere alias penayangan perdana The Interview di seluruh bioskop AS karena ancaman kelompok-kelompok tidak jelas. Kelompok-kelompok itu men-gancam melancarkan serangan mirip 11 September 2001 alias 9/11 jika The Interview tetap tayang pada Natal.

Soal tudingan tersebut, Korut menya-takan bersedia menginvestigasi skandal peretasan itu bersama AS. Pyongyang tidak yakin dengan laporan FBI dan intelijen AS yang menyebut adanya identitas Korut pada peretas. Sayang-nya, AS tidak menanggapi ajakan Korut untuk bersama-sama menelusuri kasus tersebut. Obama juga memilih berpegang teguh pada laporan FBI dan intelijennya.

Partai Republik lantas mendesak Obama menjatuhkan sanksi baru ter-hadap Korut. Gagasan itu sempat memantik amarah Pyongyang. Mereka berjanji tidak tinggal diam bila Wash-ington benar-benar menjatuhkan sanksi baru. Namun, Obama tidak menganggap serangan cyber itu sebagai ancaman perang.

“Saya rasa, ini tidak berkaitan den-gan perang. Menurut saya, ini adalah vandalisme. Vandalisme yang mengha-biskan biaya tidak sedikit. Sangat ma-hal,” tegas Obama. Dalam pidato ken-egaraannya, politikus Partai Demokrat itu berencana mencantumkan kembali Korut dalam daftar negara-negara pen-dukung terorisme.

“Kami memiliki kriteria yang sangat jelas untuk bisa memasukkan sebuah negara ke dalam kategori negara pen-dukung terorisme atau bukan. Kami juga tidak menilai hanya berdasar kabar dari media. Kami akan melakukan pen-injauan sistematis tentang ini semua,” kata Obama lebih lanjut. Apakah sebuah film fiksi mampu memantik Perang Dunia III?

� Gugiek Savindra

Film yang Membuat Panas

Page 21: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 21

SUATU hari pada tahun 1929, seorang penduduk desa yang sedang memperbaiki selokan di area dekat Chengdu, Sichuan menemukan artefak berupa batu giok dan batu kuno. Ia melaporkan temuannya itu namun tak ada yang tahu dari mana gerangan asalnya.

Hingga akhirnya pada 1986, 57 tahun kemudian, para Arkeolog menemukan harta karun dari Zaman Perunggu dari 2 lubang. Ada batu-batu giok, sekitar 100 gading gajah dan patung perunggu mengagumkan setinggi 2,4 meter. Hal ini menunjukkan kemampuan teknis luar biasa yang tak ada tandingannya di seluruh dunia, pada masanya. Demikian diungkap Peter Keller, seorang ahli ge-ologi sekaligus Presiden Bowers Museum di Santa Ana, California yang sedang memamerkan temuan tersebut.

Harta karun tersebut, yang diduga sengaja dirusak dan dikubur seakan-akan

adalah bagian dari ritual pengorbanan, adalah peninggalan dari sebuah per-adaban yang hilang, yang kini disebut sebagai Sanxingdui, kota yang dikelil-ingi tembok di tepian Sungai Minjiang. “Itu adalah sebuah misteri besar,” kata Keller.

Para ahli kini menemukan jawaban atas misteri penyebab hilangnya per-adaban tersebut yakni sebuah gempa bumi dahsyat yang terjadi sekitar 3.000 tahun yang lalu. Gempa tersebut diduga menyebabkan longsor katastropik, yang menghilangkan akses ke sumber utama air bersih, sehingga menyebabkan kebu-dayaan Sanxingdui harus berpindah ke lokasi yang baru.

Peristiwa itu diduga mendorong ke-budayaan kuno di Tiongkok itu untuk berpindah makin dekat ke aliran sungai yang baru. Demikian ujar salah satu penu-lis studi, Niannian Fan, ahli dari Tsinghua

University, Chengdu. Para arkeolog kini yakin, kebudayaan tersebut terpecah antara 3.000 sampai 2.800 tahun yang lalu. “Penjelasan awal bahwa ia akhirnya punah akibat perang dan banjir, keduanya tidak meyakinkan,” kata Fan.

Sekitar 14 tahun lalu, para arkeolog menemukan reruntuhan sebuah kota kuno lain yang disebut Jinsha yang terletak di dekat Chengdu. Meski situs itu tak memi-liki kerajinan perunggu mengesankan ala Sanxingdui, namun di sana ditemukan mahkota emas yang diukir dengan motif ikan, panah, dan burung, mirip dengan karya dari emas yang ditemukan di Sanx-ingdui. Temuan itu membuat sejumlah ahli yakin, orang-orang dari Sanxingdui mungkin pindah ke Jinsha. Peninggalan seperti ini memang menyimpan banyak misteri sekaligus ilmu pengetahuan.

� Gugiek Savindra

Misteri Peradaban Sanxingdui

Page 22: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201522

D A E R A H

Komisi III DPRD Bangli me-nyoroti kualitas proyek jalan yang dituding kurang bagus serta kecilnya anggaran peme-

liharaan jalan. Padahal, kondisi sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bangli banyak yang rusak saat ini, sehingga membu-tuhkan dana pemeliharaan yang besar. Namun, sayang masalah anggaran untuk jalan nampaknya ke depan semakin sulit. Apalagi daerah ini dalam waktu dekat akan menggelar pilkada yang sudah tentu membutuhkan anggaran yang cukup besar dan atas kondisi itu tak tertutup kemung-kinan akan mempengaruhi anggaran untuk jalan.

Dalam rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bangli den-gan Dinas Pekerjaan Umum (PU) masalah infrastruktur terutama yang menyangkut perbaikan jalan menjadi salah satu hal utama yang dibahas. Seperti yang dis-ampaikan anggota Komisi III Wayan Subagan. Selain menyorot kualitas proyek yang dituding kurang bagus, Subagan juga menyayangkan kecilnya anggaran dana pemeliharaan jalan. Padahal, menu-

rutnya kondisi sejumlah ruas jalan di Kabupaten Bangli banyak rusak, sehingga membutuhkan dana pemeliharaan yang banyak. Apalagi saat musim hujan tiba, dipastikan akan ada banyak jalan yang ru-sak akibat digerus banjir. “Harapan kami dana pemeliharaan jalan agar dianggarkan lebih,” katanya.

Hal yang sama juga disampaikan ang-gota dewan lainnya Satria Yudha. Dia mengungkapkan bahwa pemeliharaan jalan yang dilakukan Dinas PU selama ini terkesan tambal sulam. Buktinya, ada beberapa ruas jalan yang belum lama diperbaiki kondisinya sudah rusak. Selain soal pemeliharaan jalan, kecilnya serapan APBD tahun 2014 juga dipertanyakan Satria Yudha. Wakil rakyat asal Susut ini mengaku bahwa pihaknya sampai seka-rang tidak pernah mendapatkan tembusan serapan penggunaan dana terkait kegiatan fisik di PU. Sementara itu, Komisi III da-lam kesempatan itu juga mempertanyakan program yang akan menjadi prioritas PU di tahun anggaran 2015 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Kadis PU Ida Bagus Wediatmika yang juga di-

dampingi sejumlah kabidnya menjelas-kan, anggaran pemeliharaan rutin yang boleh dibiayai nilainya Rp 23 juta per satu kilometer. Dana pemeliharaan itu hanya diperbolehkan untuk perbaikan bahu jalan. Jika terdapat jalan berlubang, maka pihaknya tidak boleh menambalnya dengan anggaran tersebut. Dikatakannya saat ini kondisi jalan yang bagus di Ban-gli hanya 51 persen, sementara sisanya masih rusak.

Sementara terkait serapan penggunaan dana terkait kegiatan fisik di PU, diakuin-ya bahwa serapan anggaran tahun 2014 memang kecil. Pihaknya mengakui ada ada sekitar tiga proyek binamarga yang tidak jalan. Itu terjadi dikarenakan adanya aturan tender saat ini yang dinilainya cukup berat. Dimana satu rekanan tidak diperkenankan mengambil proyek lain, bila proyek yang dikerjakannya belum kelar. Terkait adanya harapan dewan yang menginginkan dana pemeliharaan jalan dapat diangarkan lebih besar, pihaknya pun mengaku sepakat.

� Swasrina

Di Bangli Banyak Jalan Rusak

Anggaran Tetap Minim

Page 23: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 23

RENCANA Pemerintah Kabupaten Bangli untuk menghotmik seluruh jalan desa di tahun 2015 nampaknya tidak akan bisa terealisasi seratus persen. Pasalnya, pada tahun 2015 nanti sejumlah anggaran tersedot untuk mendanai beberapa kegia-tan salah satunya yakni untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada). “Kita targetkan tahun depan semuanya sudah digarap. Tetapi kemungkinan tidak bisa semuanya, karena anggaran kita tersedot untuk pilkada,” ungkap Bupati Bangli Made Gianyar belum lama ini.

Diakuinya tak hanya untuk pilkada, sejumlah anggaran juga tersedot untuk kegiatan Porprov dan kegiatan Pemda. Meski demikian, Gianyar mengaku akan memprioritaskan anggaran yang ada untuk jalan yang kondisinya sudah rusak parah. Dikatakan pada tahun 2014 ini sejatinya ada banyak jalan desa yang sudah digarap. Di Kecamatan Tembuku misalnya, perbaikan jalan dengan aspal hotmik sudah mencapai 90 persen. Se-mentara Bangli-Susut baru mencapai 70

persen. Sedangkan untuk Kintamani baru mencapai 65 persen. Gianyar mengakui, capaian penghotmikan ruas jalan di Kin-tamani masih rendah dibandingkan tiga kecamatan lainnya.

Itu dikarenakan ruas jalan yang ada di Kintamani tergolong cukup panjang. Untuk sisa jalan yang belum diperbaiki, pihaknya berencana akan melanjutkan-nya di tahun 2015 mendatang. Dengan anggaran yang ada, jalan-jalan desa sep-erti yang ada di Tembuku, Susut maupun Bangli dipastikan sudah bisa diselesaikan semuanya. Sementara untuk Kintamani kemungkinan belum bisa sepenuhnya diperbaiki karena selain jalan yang rusak sangat panjang juga anggarannya yang tidak mencukupi.

Sementara itu seperti yang diberita-kan sebelumnya, salah satu ruas jalan desa yang kondisinya rusak parah ada di Dusun Penyebeh menuju Padpadan, Desa Pengotan Bangli. Bebatuan as-pal di jalan selebar kurang lebih tiga meter itu banyak yang berhamburan

hingga membuat permukaan jalan menjadi tidak bergelombang dan tidak rata. Tak hanya itu, lubang berukuran cukup besar yang berada di tengah-tengah jalan juga berubah menjadi kolam lumpur akibat dipenuhi genan-gan air hujan.

Selain di sepanjang Dusun Penyebeh menuju Padpadan, jalan berlubang yang kondisinya sangat parah, juga banyak ditemukan di Dusun Besenga menuju Dusun Yoh, Pengotan. Bahkan karena saking rusaknya, jalur tersebut nyaris tidak bisa dilalui kendaraan. Siswa di dusun tersebut yang sehari-harinya bersekolah ke SMP 4 Bangli di Desa Pengotan, terpaksa harus memutar jalan menuju Sekardadi, Kintamani. Mengin-gat jalan tersebut juga merupakan satu-satunya akses terdekat untuk membawa hasil bumi ke pasar, warga pun berharap kedepan jalan tersebut diberikan prioritas untuk segera diperbaiki.

� Swasrina

Kondisi jalan rusak di Dusun Penyebeh menuju Padpadan,

Desa Pengotan Bangli.

Hotmik Tersedot Pilkada

Page 24: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201524

K E S E H ATA N

Pneumonia adalah radang pada paru-paru. Penyakit ini banyak diderita balita baik bayi maupun anak-anak. Angka kejadiannya

mencapai enam juta kasus per tahun di dunia. Realitas itu menyebabkan pneumonia perlu mendapat perhatian khusus. Kematian balita akibat pneumo-nia sendiri mencapai dua juta setahun, sehingga bisa dihitung per hari 400 balita meninggal di seluruh dunia. Data tahun 2011 telah terdapat 1,3 juta balita meninggal. Di tahun 2013 terdapat 1,1 juta balita meninggal.

Indonesia berada di peringkat keenam dunia terkait kasus pneumonia ini. Tahun 2012, pneumonia menjadi penyebab kedua kematian pada balita di Indonesia atau sebanyak 13,2%. Sedangkan 17,2% akibat diare.

Dokter Pulmonologi anak RSUP Sanglah dr. Ida Bagus Subanada, Sp. A(K) mengatakan penyebab pneumonia beragam. Dua menjadi penyebab terban-yak yaitu virus dan bakteri. “Menghirup minyak tanah, tenggelam kemudian menghirup air kolam atau laut bisa men-jadi salah satu penyebab pneumonia,” ujarnya .

Biasanya balita pneumonia mem-punyai tanda dan gejala yang susah dibedakan dengan penyakit pernapasan lainnya. Karena itu, untuk memastikan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan fisik stetoskop. Tanda yang muncul biasanya batuk, pilek, demam, nafas cepat, kemudian 3-4 hari muncul sesak nafas. Pemeriksaan menggunakan alat stetoakop akan terdengar suara “krek.. krek..” pada paru-parunya.

Daya tahan tubuh anak mempengaruhi kondisi seorang anak yang menderita pneumonia itu. Jika anak yang daya tahan tubuhnya baik ditambah penan-ganan baik, maka anak itu bisa bertahan bahkan sembuh. “Namun jika daya tahan tubuhnya kurang bagus, ditambah keterlambatan penanganan, 5-7 hari bisa meninggal,” terangnya. Maka dari itu pengobatan pun dilakukan minimal selama tujuh hari. Dikatakan, umum-nya penderita pneumonia bisa sembuh, namun ada beberapa meninggal. Keter-lambatan penanganan menjadi salah satu faktor penyebabnya.

Pneumonia itu sendiri dibagi menjadi tiga kategori yaitu pneumonia ringan, pneumonia berat, dan pneumonia sangat berat. Pneumonia ringan menunjukkan gejala batuk, nafas cepat, sesak nafas,

pilek. Jika seperti ini biasanya hanya dilakukan rawat jalan. Sedangkan, pneu-monia berat ditandai gejala yang sama dengan pneumonia ringan ditambah tarikan-tarikan di bawah tulang rusuk. Diantara tulang rusuk saat bernafas, merintih, pernafasan cupang hidung (lubang hidung kembang kempis), dan harus dirawat inap di rumah sakit. Sedangkan pneumonia sangat berat ditandai munculnya warna kebiruan pada ujung jari, mukosa pipi, kejang-kejang, tidak bisa minum, tertidur terus, hingga kepala mengangguk-angguk. “Biasanya yang tidak diketahui orang tua pasien, yaitu cekungan pada tulang rusuk karena memakai baju apalagi baju tebal-tebal,” ujarnya. Ia mengimbau semua orang tua, jika anak menderita batuk, pilek, sesak napas curigai pneumonia. Ini penting agar anak itu cepat diperiksa dan menda-pat penanganan.

Pneumonia merupakan penyakit yang bisa menular melalui udara seperti batuk-batuk, tidak mencuci tangan memakai sabun sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. “Satu orang batuk, pilek da-lam suatu rumah, maka satu isi rumah akan tertular. Mobilitas tangan yang tinggi seperti memegang kran juga dapat menularkan penyakit. Penularan cara ini disebut droplet infection,” paparnya.

Kondisi memburuk, yang dialami penderita pneumonia bisa saja terkena pa-paran asap rokok. Alasannya asap rokok merusak daya tahan tubuh alamiah di salu-ran nafas. Akibatnya penderita pneumonia menjadi gampang sakit. Ini merupakan resiko yang dialami penderita pneumonia akibat paparan asap rokok. Faktor risiko lainnya misalnya bayi dengan status gizi buruk, terinfeksi HIV/AIDS, BBLR (Be-rat Bayi Lahir Rendah), belum imunisasi mempermudah balita sakit.

� Cittamayadr. Ida Bagus Subanada, Sp.A (K)

Menular Melalui Udara

Curigai Pneumonia, Jika Anak Sesak dan Batuk

Page 25: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 25

MANUSIA lahir sudah membawa bekal sistem pertahanan tubuh masing-masing. Sistem pertahanan tubuh men-jaga tubuh terhadap pengaruh luar dan dalam. Tugasnya menstabilkan kondisi badan akibat pengaruh luar dan dalam. Pengaruh dari luar misalnya fisik (partikel polutan), kimia (zat kimia yang bereakasi terhadap tubuh), biologi (mikrobiologi). Sedangkan, pengaruh dari dalam seperti asupan makanan termasuk juga pikiran, emosi, perasaan, keinginan, kemauan, kepentingan. Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Tjokorda Gde Dharmayuda, Sp.PD, KHOM, mengatakan hal itu.

Tubuh jika terpapar pengaruh tersebut akan menimbulkan reaksi berlebih atau reaksi kurang. Jika sistem pertahanan tu-buh kuat, maka akan menimbulkan reaksi berlebih. Namun jika sistem pertahanan tubuh kurang maka tubuh akan menjadi lemah. Reaksi yang ditimbulkan tersebut harus distabilkan agar kembali normal.

Dan jika reaksi tubuh tidak bisa dista-bilkan, maka akan timbul hiperreaktif, hipersensitif disebut auto imun. Jika reaksi tersebut tidak diketahui penyebab-nya dan tidak bisa distabilkan maka akan timbul reaksi tubuh seperti kulit kaku, hidung tersumbat, hidung meler, anemia, sistemik lupus eritematosus.

Cara penanganan pasien lupus adalah menstabilkan sistem imunnya. Termasuk melakukan terapi agar pasien dapat bersikap tenang menghadapi penyakit-nya. Reaksi tubuh berlebih justru dapat menimbulkan sakit, apalagi ditambah pemikiran pasien tidak sehat.

Dewasa ini mulai dikembangkan sistem imum untuk menstabilkan reaksi tubuh. Yang namanya imun adalah modulator berupa obat diminum secara terus-menerus. Selain itu terapi juga harus terus dilakukan.

Pada umumnya penderita Lupus memiliki butterfly rash atau ruam merah berbentuk kupu-kupu di pipi. Model seperti itu serupa dengan pipi Serigala, tetapi berwarna putih. Penyakit ini da-lam ilmu kedokteran disebut Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Ketika penyakit ini menyerang seluruh tubuh

atau sistem internal manusia. Biasanya hormon tertentu memproduksi estrogen tinggi pada perempuan. Hal itu bisa saja menyebabkan atau memperparah penya-kit lupus. Para ahli dan peneliti percaya bahwa jumlah penderita memang keban-yakan perempuan. Hal itu disebabkan hormon tertentu, stres berlebihan, peng-gunaan obat antibiotik seperti amoxilin, ampicilin, sinar ultraviolet matahari, sinar ultraviolet dari lampu, dan obat-obatan berbahan dasar sulfa seperti Bactrim dan septra, silsoxazole, tolbutamide.

Lupus penyakit yang banyak berhubun-gan dengan sel darah putih limfoid T. Sel darah putih terdiri dari dua kelompok yaitu sel darah putih kelompok myeloid dan limfoid. Sedangkan Leukemia atau leb-ih dikenal sebagai kanker darah mer-upakan penyakit dalam klasifikasi kanker pada darah atau sumsum tu-lang. Penyakit ini ditandai sel-sel pem-bentuk darah tidak normal di sumsum tulang dan jarin-gan limfoid.

Umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih). Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia memengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imu-nitas tubuh penderita.

Leukemia berarti darah putih. Pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih tampak banyak sel muda, misalnya promielosit. Jika jumlahnya kian men-inggi maka dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya.

Penanganan leukemia pun berbeda dengan lupus. Pasalnya, leukemia

adalah penyakit yang diakibat-kan banyaknya sel darah putih sehingga memangsa sel-sel tu-buh lainnya. Sedangkan lupus merupakan penyakit yang di-akibatkan oleh reaksi berlebih dari sistem pertahanan tubuh. Pada sistem pertahanan tubuh ini, di dalamnya terdapat sel

darah putih.

� Cittamaya

Leukemia dan Lupus, Serupa tapi Tak Sama

dr. Tjokorda Gde Dharmayuda, Sp.PD, KHOM

Page 26: Majalah balipost edisi 71

L E N S A

Page 27: Majalah balipost edisi 71

Foto ini merupakan salah satu pemenang Lomba Foto HUT ke-

66 Bali Post. Foto yang mengam-bil tema “TPA” (Tempat Peter-nakan Sapi) ini berhasil meraih

Juara II. Foto ini menyoroti Tem-pat Pembuangan Akhir (TPA)

yang kini beralih fungsi menjadi peternakan sapi karena ba-

nyaknya sapi yang mencari ma-kan di lokasi itu.

MBP/Prana Jagannatha

PETERNAKAN SAPI

Page 28: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201528

O L A H R A G A

USAI mengantarkan Real Madrid menjadi juara dunia turnamen Piala Dunia antar Klub FIFA, Cristian Ron-aldo langsung pulang kampung. Di Funchal, di Pulau Madeira, penyerang timnas Portugal itu menghadiri upacara khusus yang diadakan warga kota tem-pat dia dilahirkan itu.

Dewan kota memberinya medali sebagai warga kehormatan. Selain itu sebuah patung perunggu juga didirikan, untuk menghormati pemain yang dis-ebut mengharumkan nama kota itu.

“Seumur hidup saya tidak pernah mengharap dibuatkan patung,” kata pemain yang juga telah dibuatkan mu-seum bernama CR7 di kota itu seperti dikutip Reuters.

Ibunya, Dolores Aveiro, menam-

bahkan, “Dia tidak pernah melupakan kampung halamannya.”

Sayangnya, patung itu justru meng-hasilkan reaksi beragam oleh warga kota. Sebagian mengkritik ukuran patung yang terlalu besar dan tidak cocok dengan postur pemain yang subur mencetak gol itu. Sebagian yang lainnya, menyebut patung tidak dikenali.

Saat fotonya diunggah di dunia maya, kritik pun mengalir deras karena patung itu tidak cocok dengan profil Ronaldo.

Mantan pemain Manchester United, kini menjadi pencetak gol terbanyak Liga Spanyol. Popularitasnya kian melejit karena dia juga difavoritkan memenangkan penghargaan Ballon D’Or yakni untuk Pemain Terbaik Dunia 2014 meski gagal mengantar-kan Portugal mencatat prestasi di Piala Dunia 2014.

� Yudi Winanto

Mantan pelari Australia Cathy Freeman saat pembukaan

Olimpiade Sydney 2000.

Misteri Baju OlimpiadeMantan pelari terkenal

Australia Cathy Free-man tak menyangka jika seragam unik

yang dia kenakan saat pembukaan Olimpiade Sydney 2000, raib di ruang ganti. 14 tahun kemudian ada sinyal baju itu kembali.

Seragam itu dirancang dengan unik. Tubuh Freeman diselimuti baju berwarna putih yang didesain futuristik. Ia mengenakan seragam itu sambil membawa obor dan men-gelilingi stadion sebelum dipakai untuk menyalakan kauldron.

Ironinya, setelah acara tersebut ia tak bisa menemukan baju yang dia tinggalkan di ruang ganti. Kasus

itu menjadi misteri dalam sejarah Olimpiade Australia.

Pekan lalu karyawan Klub Kriket Melbourne menemukan baju mirip yang dikenakan Freeman saat membuka Olimpiade 14 tahun lalu. Baju itu kemudian diserahkan kepada polisi untuk diperiksa keas-liannya. Diharapkan baju itu benar-benar yang dikenakan Freeman dan mengakhiri misteri selama ini.

“Kami berharap baju yang diser-ahkan kepada Museum MCC, benar dan misteri tersebut terungkap,” kata pejabat dari Komite Olimpiade Australia kepada Associated Press.

� Yudi Winanto

MBP/olympic.org

Pemain Real Madrid Cristiano Ronaldo dan putranya berpose di depan patung dirinya di Funchal, Madeira, Portugal.

Patung yang Tak Diharapkan

Page 29: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 29

ANGIN perubahan telah berhembus di Maranello setelah tim Formula 1 Ferrari menjalani musim-musim tanpa gelar. Namun petinggi tim Italia itu , Sergio Marchionne, mengingatkan bahwa 2015 menjadi tahun penuh kerja keras.

Musim lalu Tim Kuda Jingkrak itu mencetak sejarah. Untuk pertama kali sejak 1993, Ferrari tak sekali pun meraih keme-nangan. Kedua pembalapnya baik yang mantan juara dunia, Fernando Alonso maupun Kimi Raikkonen tak sekali pun berada di podium puncak.

Konsekuensi dari kegagalan itu adalah dengan dilengserkan-nya ‘team principal’ Luca Di Montezemolo dan kursi presiden tim itu berpindah ke Marchionne.

“2015 akan menjadi tahun pembangun kem-bali tim ini. Pilihan telah dibuat pada 2014 dan itu menjadi reaksi yang tak terelakan untuk 2015. Jadi kami akan memu-lainya sedikit terlambat,” ungkap

Marchionne.Untuk mempercepat

kesiapan tim, Ferrari memilih Maurizio Ar-rivabene sebagai team principal, menggantikan Marco Mattiacci, yang bertugas hanya tujuh bulan. Mattiacci direkrut pada April lalu untuk mengisi posisi yang dit-inggalkan Stefano Do-menicali.

Menghadapi persain-gan sengit menghadapi tim Mercedes, Red Bull atau pun rival sejati McLaren yang musim depan menggunakan mesin Honda, Arrivabene mencoba realistis.

“Jika kami bisa me-menangkan dua grand prix saja itu sebuah kes-uksesan. Kalaupun kami mampu tiga kali juara, itu sebuah kejayaan,” ujarnya sambil menam-bahkan bahwa empat kemenangan akan mem-bawa Ferrari ke surga.

Tak bisa dipungkiri musim 2014 menjadi pu-kulan paling telak yang diterima Ferrari. Di akhir

musim 2013, FIA memutuskan untuk menggunakan mesin V6 turbo hibrid sekaligus sinyal yang menghancurkan dominasi Red Bull dalam empat musim terakhir. Dan memang benar, Red Bull tak berkutik karena Mercedes yang berkuasa dengan Lewis Hamilton dan Nico Rosberg seperti bersaing sendirian mem-perebutkan gelar juara. Red Bull hanya tiga kali naik panggung kehormatan itu pun tidak dilakukan oleh sang juara bertahan Sebastian Vettel namun rekan setimnya Daniel Ricciardo.

Ferrari bahkan terlempar ke posisi ke-4 klasemen konstruk-tor karena kalah bersaing dengan Mercedes, Red Bulls dan Williams. Di klasemen pembalap Alonso ditempat ke-6 dan Raikkonan lebih parah: 12. “Kami harus melupakan 2014. Saya

tidak akan membicarakan 2014,” tegas Marchionne yang juga pejabat Fiat Chrysler (FCA).

Ferrari menggantikan Alonso dengan Vettel yang ingin mengulang kejayaan pendahulunya Michael Schumacher di tim ini. Dia akan men-dampingi Raikkonen yang bertahan dan tetap terobsesi menjadi juara lagi. Sementara Alonso kembali ke tim lamanya McLaren.

March ionne juga mengingatkan bahwa timnya sedikit terlam-bat mempersiapkan diri menghadap i mus im 2015. Diperlukan waktu cukup lama untuk kem-bali menjadi tim yang diperhitungkan.

“Saya kira Ferrari mungkin akan setara den-gan Mercedes di akhir 2015. Sebagian upaya perbaikan telah dimulai. Kami harus mampu men-gulang kesuksesan itu,” kata Marchionne kepada Reuters.

� Yudi Winanto

Pembalap Jerman Sebastian Vettel men-coba mobil Formula 1 Ferrari F2012 di sirkuit Fiorano, Italia.

Menuju Kesuksesan, Kejayaan dan Surga

Page 30: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201530

O L A H R A G A

TAHUN depan pencinta sepak bola di Bali sudah bisa menyaksikan pertand-ingan sepak bola Divisi Utama (DU) dan Indonesia Super League (ISL) di daerah sendiri. Ini menyusul promosinya tim Persatuan Sepak Bola (PS) Badung ke Divisi Utama dan kehadiran Bali United Pusam di Gianyar.

Selama kompetisi Divisi I lalu, PS Badung menjamu lawan-lawannya di Stadion Samudra di Kuta, dan Yoga Perkanthi di Jimbaran. Itu karena kedua stadion tersebut layak untuk menggelar pertandingan Divisi I. Akan tetapi pada kompetisi Divisi Utama 2015, Stadion Samudra dan Putra Perkanthi tampaknya tidak memenuhi standar PSSI, misalnya dalam hal tribun, kamar ganti pemain dan wasit, serta areal parkir untuk me-nampung animo penonton yang datang menyaksikan laga.

Meski begitu, pengurus PS Badung tetap mengajukan kedua stadion kebang-gaannya untuk menghelat pertandingan Divisi Utama. Sebagai alternatif dipilih

Stadion Wayan Dipta di Gianyar dan Stadion Ngurah Rai di Denpasar. ”Kami mengajukan Stadion Dipta dan Ngurah Rai sebagai cadangan jika nantinya Sta-dion Samudra dan Yoga Perkanti tidak memenuhi standar PSSI untuk menggelar pertandingan Divisi Utama,” kata Ketua Umum PS Badung Dewa Putu Manik di Mangupura pekan lalu.

Sementara itu, Bali United Pusam mengajukan Stadion Dipta sebagai kan-dang tim. Dilihat dari fasilitasnya, Stadion Dipta merupakan satu-satunya stadion di Bali yang layak untuk memutar pertand-ingan Divisi Utama dan ISL, meski masih memerlukan perbaikan di sana-sini. Stadion ini hanya belum memiliki lampu penerang untuk menghelat kompetisi pada malam hari.

Soal keberadaan stadion-stadion di Bali, pengamat sepak bola I Made Ngenteg yang juga guru olahraga di SD 4 Tonja, Denpasar, menilai Bali belum siap menggelar pertadingan sekelas Divisi Utama dan ISL. Situasi ini jelas

menghambat perkembangan sepak bola di Pulau Dewata. Padahal, daerah ini sekarang sudah memiliki PS Badung yang berkiprah di Divisi Utama, seh-ingga kebutuhan akan stadion bertaraf nasional makin mendesak. ‘’Semoga Pemerintah Provinsi Bali secepatnya membangun stadion sepak bola. Jika punya stadion besar plus ada tim Bali yang berlaga di Divisi Utama atau ISL, sepak bola di Bali akan makin berkem-bang,’’ ujarnya.

Menurut Ketua Umum KONI Badung Si Putu Raka Arnaya, Bali khususnya Badung sangat membutuhkan stadion level nasional bahkan internasional. Tidak hanya karena faktor PS Badung, namun juga bisa bisa digunakan oleh cabang olahraga (cabor) lainnya. “Sebagai daerah pariwisata, keberadaan stadion yang representatif sangat penting. Klub-klub mancanegara bisa bertanding di Bali,” ungkapnya.

� Eka Parananda

Bali Belum Siap Gelar DU dan ISL

MBP/nan

Stadion I Gusti Ngurah Rai rencananya digunakan PS Badung untuk mengarungi kompetisi Divisi Utama 2015.

Page 31: Majalah balipost edisi 71

TIM Persatuan Sepak Bola (PS) Ba-dung tidak hanya giat mencari stadion sebagai kandang pada kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim depan. Tim Keris juga tengah gencar berburu pelatih mengingat tantangan pada kom-petisi nanti lebih berat dibandingkan sebelumnya.

Pada kompetisi Divisi I lalu, PS Badung dipoles Alexander Sau-nunu dan asisten pelatih Nyoman Sujata. Di pertengahan jalan, Alex Saununu d idepak dan tempatnya diisi Sujata. Sebagai pendamping Sujata ditunjuk Putu Mahardika. Tandem Sujata-Mahardika terbukti sukses mem-bawa PS Badung promosi ke Divisi Utama setelah menempati peringkat keempat pada babak delapan besar Liga Nusantara di Yogyakarta.

Akan tetapi keberhasilan itu belum menjamin Sujata aman di posisinya. Pengurus PS Badung sekarang mendekati Made Pasek Wijaya sebagai pelatih untuk men-garungi kompetisi Divisi Utama 2015. Mantan pemain tim nasional ini terakhir bertugas sebagai asisten pelatih di Arema Cronus Indonesia, Malang.

Kans PS Badung mendapatkan Pasek cukup besar karena kotraknya di Arema akan berakhir. Selain itu, sang pelatih sendiri sangat ingin melatih PS Badung agar bisa dekat dengan keluarganya di Denpasar. Maklum, pria asal Karangasem ini sudah lama berkelana di Arema setelah sebelumnya berlabuh di Pelita Jaya.

Sebaliknya, Bali United Pusam (Busam) sibuk menyeleksi pemain guna menghadapi Indonesia Super League (ISL) musim 2015. Pelatih Indra Sjafri melakukan seleksi di Yogyakarta, 21-24 Desember. Seleksi melibatkan 35 pemain, 14 di antaranya muka lama termasuk Bayu Gatra.

Mantan penjaga gawang Per-sipura Jayapura, Yoo Jae Hoo, merupakan pemain pertama yang dinyatakan lolos seleksi dan ting-gal melakukan kesepakatan kon-

trak. Indra merekrut kiper asal Korea Selatan itu karena membutuhkan penjaga gawang berpengalaman dalam kompetisi nanti. Jae Hoo (31) membela Persipura sejak 2010 lalu dan ikut membantu klubnya merebut juara ISL musim 2011 dan 2013.

Menurut Indra, posisi penjaga gawang sangat penting dalam kompetisi, apalagi

Jae Hoo sudah lama berkiprah di Liga In-donesia. Mantan pelatih Timnas Indonesia U-19 itu mengaku sengaja mencari kiper asing, tanpa mengecilkan kemampuan pemain lokal. Ini berdasarkan pengala-mannya menukangi Timnas U-19 di Piala AFF 2014 dan Piala Asia 2014.

� Mawa

Berburu Pelatih dan Pemain

Page 32: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201532

A K T I V I TA S

MBP/ist

KERJA SAMA - Universitas Ngurah Rai pada Selasa (23/12) menandatangani naskah kerja sama dengan Perkumpulan

Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) wilayah Bali tentang upaya pengendalian tuberkulosis di Provinsi Bali.

Acara dihadiri Ketua Yayasan Universitas Ngurah Rai, Rektor Universitas Ngurah Rai, Wakil Rektor I, II, dan III, Ketua

PPTI wilayah Bali, para dekan, BEM dan mahasiswa Uni-versitas Ngurah Rai. Nampak dalam foto Rektor Universitas Ngurah Rai Dr. Drs. Nyoman Sura Adi Tanaya, M.Si., Ketua

PPTI wilayah Bali I Gusti Bagus Puspanegara, S.H., ketua yayasan, dekan fakultas dan pengurus PPTI wilayah Bali foto

bersama usai penadatanganan kerja sama.

MBP/ist

BPJS - Rumah Sakit Siloam Bali Jalan Sunset Road No. 818 Kuta pada Senin, 22 Desember 2014 melakukan pen-andatanganan kerja sama dengan Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan dan sebelumnya juga membuka pelayanan BPJS Kesehatan. Direktur

Rumah Sakit Siloam Bali dr. I Wayan Sutarga, MPHM., mengatakan Siloam Bali dibangun untuk melayani selu-

ruh lapisan masyarakat walaupun fasilitasnya terkesan mewah untuk lapisan kelas atas. Kenyataannya hampir 40 persen tempat tidur di Rumah Sakit Siloam Bali itu

kelas tiga dan tarifnya hampir sama dengan rumah sakit swasta lainnya di Bali.

MBP/ist

RUPSLB - PT Bank Sinar Harapan Bali atau yang dikenal Bank Sinar ‘Jreeeng…’ menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Senin (22/12)

di Sanur. Hadir pada kesempatan tersebut para pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi Bank Sinar serta

perwakilan dari PT Taspen (Persero) dan PT Pos Indone-sia (Persero). Digelarnya RUPSLB Bank Sinar ini merupa-kan tindak lanjut realisasi pembentukan bank joint venture

antara PT Bank Mandiri (persero) Tbk., PT Taspen (Per-sero) dan PT Pos Indonesia (Persero). Prosesnya diawali dengan penandatangan kesepahaman untuk membentuk

bank joint venture pada April 2013 silam dan pada Agustus 2014 juga telah menandatangani kesepakatan pemegang

saham untuk membentuk bank joint venture.

MBP/ist

SEMARAK - Lembaga Internasional The Sukarno Center Tampaksiring, merayakan hari jadinya yang ke-5 pada

tahun 2014 di Provinsi Jawa Tengah. Atas fasilitasi dari Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, acara ulang tahun The Sukarno Center berlangsung semarak dan dihadiri tamu–

tamu penting dari seluruh Jawa Tengah. Acara hari jadi The Sukarno Center ini pun dirangkaikan dengan kegiatan

rutin lainnya, yakni Peluncuran The President Sukarno Heritage List ke-6 Tahun 2014 di Provinsi Jawa Tengah

serta pemutaran film Bung Karno di Ende. Nampak dalam foto Sukmawati Sukarno, Senator RI Dr. Arya Wedakarna

(President The Sukarno Center), Ir. H. Anwar Qamran, M.Si. (Raja Banteng Sulawesi) bersama penerima Sertifikat

Heritage di Pendolo Walikota Solo.

Page 33: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 33

MBP/ist

WISUDA - Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Denpasar mewisuda 51 lulusan pada Wisuda Sarjana II di Hotel

Oranjje, Denpasar, Sabtu (20/12). Wisuda juga diisi dengan orasi ilmiah dari Rektor IHDN Denpasar, Prof. Dr. I Nen-

gah Duija, M.Si. Ketua STAI Denpasar, Drs. H. Mahrusun, M.Pd.I mengatakan, sejak berdiri pada 2008 lalu, pihaknya telah meluluskan total 113 mahasiswa Strata 1 (S-1). Nam-

pak dalam foto Senat STAI Denpasar ketika akan memasuki ruangan wisuda. Acara Wisuda II ini berlangsung khidmat

dan tertutup.

MBP/ist

PEMILIHAN - Teruna Teruni Bali sudah lebih dari 12 tahun

dibangun dengan komitmen menjadi Duta Wisata Indonesia

yang berwibawa dan memiliki sejarah hebat dalam organ-

isasi. Kebanggaan itu tercermin dengan pemilihan Teruna

Teruni Bali yang digarap luar biasa oleh para senior yang

tergabung di Alumni Teruna Teruni Bali 2014. Nampak da-

lam foto Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna

MWS (Pembina Teruna Teruni Bali) saat pembekalan sosial-

isasi UU Pemuda dan Olahraga di Karantina Teruna Teruni

Bali di The Harrads Hotel Convention and Spa Sanur.

MBP/Edi

FESTIVAL - Konderatu Duta Nusantara berinisiatif menyelenggarakan festival seni dan budaya “Timeless

Indonesia Festival” (TIF) pada 24 - 31 Desember di Pantai K-land, Jimbaran. Acara yang menyatukan kesenian,

fashion show, kerajinan, dan kuliner ini menampilkan tak hanya Bali, namun 7 provinsi yang ada di Indonesia.

Demikian dikemukakan President Director PT. Konderatu Duta Nusantara, Dra. Herlinda Siahaan, Sabtu (20/12)

lalu saat jumpa pers pelaksanaan acara ini di Konderatu Beach Club, Pantai Kelan, Jimbaran.

MBP/ist

MONITORING - Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali

mengedepankan mutu sebagai wujud dan implementasi dari

visi dan misinya yakni perguruan tinggi yang teladan dan

unggulan. Dengan demikian Undhira selalu mengagenda-

kan mutu sebagai langkah prioritas penting. Sehubungan

dengan itu pada Selasa (23/12) Undhira menerima monitor-

ing hasil pendampingan pertama implementasi Sistem Penja-

minan Mutu Internal (SPMI) 2014 dari Tim Pengembangan

SPMI Dirjen Dikti yakni Prof. Dr. Johannes Gunawan, S.H.,

LLM dan Prof. Dr. Bernadette M. Waluyo, S.H., M.H.,CN.

Page 34: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201534

A K T I V I TA S

MBP/ist

TAMU ISTIMEWA - Tak hanya pemerintah daerah di Bali yang menjalin kerja sama dengan Universitas Hindu Indo-

nesia (Unhi) Denpasar. Banyak kepala pemerintahan daerah dan universitas luar negeri melakukan hal serupa. Pada Rabu (24/12) lalu, Unhi dikunjungi tamu istimewa yakni

Wali Kota Yiyang, Cina, Hu Zhongxiong. Tujuannya untuk menandatangani MoU dalam rangka mempererat kerja sama

dengan universitas yang beralamat di Jalan Sangga Langit, Tembau, Denpasar Timur ini. Rektor Unhi Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A. dalam sambutannya mengatakan sangat

gembira dikunjungi Wali Kota Yiyang bersama rombongan.

MBP/ist

BALIWOOD - Senator RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (Founder Royal Bali International Film Festival) didampingi Ida Ayu Kondi (President Bali International Women Center) menjamu Baim Wong dan Istri Duta Besar Mesir di Istana Mancawarna. Sejumlah sineas film dari Singapura, Mesir, Hungaria dan Timur

Tengah hadir dalam acara 12th Royal Bali Internasional Film Festival 2014 yang berlangsung sukses di Karangasem,

Denpasar, Badung, Gianyar. Sejak awal didirikan pada tahun 2002, BIFFEST telah menjelma menjadi film festival yang berpengaruh di Indonesia, dan hal inilah yang meng-

gerakkan sineas internasional berkepentingan terhadap Bali sebagai panggung besar pusat film di Indonesia.

MBP/ist

LOKAKARYA - Fakultas Pertanian Universitas Warmadewa (Unwar) mengadakan lokakarya kurikulum pada Selasa dan

Rabu, 23 - 24 Desember 2014. Peninjauan kurikulum ini melibatkan beberapa pemangku kepentingan, baik internal maupuan eksternal, sehingga akan lebih menggambarkan kebutuhan pasar kerja. Pelaksanaan kegiatan ini menda-

tangkan ahli kurikulum Prof. Dr. Nyoman Dantes membahas Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) meru-juk KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) sesuai

dengan Perpres No. 8 Tahun 2012 dan UU Pendidikan Tinggi No. 12 Tahun 2012 serta Pemendikbud No. 49 Tahun 2014

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

MBP/ist

KURIKULUM - Komite SMAN 4 Denpasar saat meminta masukan sekolah lain dan PGRI terkait kurikulum, Rabu

(24/12) lalu. Komite SMAN 4 Denpasar menginginkan agar SMAN 4 Denpasar kembali menggunakan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Sebelum memutuskan hal ini, Komite yang diketuai Nyoman Budi

Adnyana, S.H. meminta masukan kepada sejumlah sekolah, termasuk PGRI Bali. Budi mengatakan, pihaknya tidak pernah mempersoalkan substansi Kurikulum 2013 yang diberlakukan saat ini. Namun, implementasi Kurikulum

2013 yang saat ini bermasalah disebut akan berpengaruh pada siswa.

Page 35: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 35

MBP/ist

PACTO CHARITY - Pada akhir tahun 2014, Pacto Ltd. di kedua kantor cabangnya di Bali, Pacto Inbound dan Bali Prima

Holidays, kembali berinisiatif mengadakan kegiatan sosial Pacto Charity Day. Acara ini dilaksanakan secara marathon dengan

agenda rutin akhir tahun yaitu acara Pacto Family Day. Kegiatan yang populer dengan sebutan CSR (Company Social Responsibil-

ity) ini bertemakan “Giving Back to Community”. Acara yang digelar pada Sabtu (13/12) ini tak hanya secara nyata menyentuh masyarakat, kegiatan yang melibatkan seluruh karyawan ini juga

didedikasikan untuk lingkungan.

MBP/ist

PENGHARGAAN - Buleleng menjadi salah satu kabupaten di Bali yang berhasil memboyong tiga penghargaan dari Kemen-

terian Lingkungan Hidup. Tiga penghargaan sekaligus yaitu penghargaan Program Adiwiyata tingkat Nasional yang diberikan kepada SMPN 4 Singaraja, penghargaan Program Menuju Indo-nesia Hijau (MIH) tahun 2014 dan penghargaan untuk pecalang

laut Desa Adat Pemuteran Kecamatan Gerokgak dalam bidang penyelamatan pantai. Nampak Wakil Bupati Buleleng dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG, ketika menerima penghargaan di Gedung Mang-

gala Wana Bhakti Departemen Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jakarta, Senin, (22/12).

MBP/ist

BAGI SEMBAKO - PT Indonesia Power UBPOH (Unit Bisnis Pembangkitan Operasional dan Pemeliharaan) Bali, Senin (22/12),

membagikan sembako bagi ratusan warga di sekitar PLTG Gili-manuk. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Camat Melaya,

I Putu Eka Suarnama mewakili Bupati Jembrana dan General Manager PT Indonesia Power Bali, IGN Subawa Putra di areal

PLTG Gilimanuk. Penyerahan selain dihadiri ratusan warga Ling-kungan Arum Timur, juga disaksikan oleh pihak Polsek Kawasan

Laut Gilimanuk dan Kelurahan. Nampak penerima bantuan Com-munity Development (Comdev) di Gilimanuk berfoto bersama den-

gan jajaran PT Indonesia Power UBPOH Bali di PLTG Gilimanuk.

MBP/ist

SEMINAR - Sedikitnya 50 guru dan pengawas se-Kota Denpasar mengikuti Seminar Karya Tulis Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah (PTK dan PTS) di SMP Negeri 1 Denpasar, Selasa (23/12). Seminar ini berlangsung selama

empat hari, masing-masing 23, 24, 29, dan 30 Desember 2014. Nampak dalam foto Kabid Dikdas Disdikpora Denpasar Made Raka, S.E., M.Si., Ak. saat membuka seminar ditandai pemu-

kulan gong.

Page 36: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201536

L I N G K U N G A N

Memasuki musim hujan yang puncaknya diperkirakan Januari 2015, masyarakat se jumlah daerah rawan

longsor dan banjir merasa was-was. Pasalnya semakin sering hujan turun dalam waktu cukup lama tingkat kece-masan penduduk di wilayah itu semakin meningkat. Buleleng adalah salah daerah dengan daerah rawan paling banyak di Bali. Ada 140 daerah rawan bencana di bumi panji sakti. Bercermin dari bencana yang terjadi tahun-tahun sebe-lumnya, tampaknya bencana longsor dan banjir paling mendominasi. Salah satu penyebabnya rusaknya daerah hulu sebagai penyangga karena alih fungsi lahan. Dengan adanya alih fungsi lahan, otomatis vegetasi yang memegang tanah selama ini akan semakin berkurang. Be-gitu diterpa hujan, kondisi tanah yang gundul menjadi labil. Tak heran longsor paling cepat terjadi di daerah yang terjal dengan tanah hutan yang gundul.

Kepala Pelaksana Badan Penang-gulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng I Ketut Yasa tak memungkiri kenyataan itu. ‘’Bencana tanah longsor dan banjir yang mendominasi bisa saja

karena kawasan hutan di pegunungan yang mengalami kerusakan,’’ ujarnya. Tak hanya itu, maraknya perubahan fungsi lahan di daerah pegunungan juga sering memicu longsor. Jika dikaji lebih jauh, longsor dan banjir disebab-kan kondisi hulu dan perubahan fungsi tanah di daerah atas yang semakin tidak terkendali.

Dari hasil pengamatan atas kejadian bencana alam yang sudah terjadi, daerah yang dinyatakan sebagai rawan bencana alam tanah longsor seperti, Kecamatan Gerogak, Busungbiu, Sukasada dan Ke-camatan Tejakula.

Karena itu memasuki musim pen-ghujan ini Badan Penanggulangan Ben-cana Daerah (BPBD) Buleleng gencar melakukan upaya untuk mengantisipasi bencana alam. Hal ini tidak lepas dari kondisi tofografi di Bali Utara yang memiliki 140 daerah rawan bencana alam. Masyarakat diingatkan agar was-pada menyusul hujan yang mulai turun akhir-akhir ini.

Data yang dihimpun di lapangan me-nyebutkan, potensi bencana alam yang terjadi di Buleleng seperti tanah longsor, banjir badang, gelombang pasang hingga

angin puting beliung. Dari sejumlah potensi bencana tersebut, hampir semua wilayah di Buleleng memiliki kerawa-nan bencana alam. Bahkan, dari catatan BPBD Buleleng dalam kurun waktu empat tahun terakhir, bencana alam yang menonjol adalah tanah longsor, banjir badang dan gelombang pasang.

Daerah yang rawan terjadi tanah long-sor di 66 lokasi dan banjir badang di 48 lokasi. Daerah rawan tanah longsor dan banjir badang hampir terdapat di sembi-lan kecamatan. Sementara itu gelombang pasang berpotensi terjadi di delapan titik. Daerah yang rawan terjadi gelombang pasang di lima kecamatan, yakni Keca-matan Kubutambahan, Sawan, Buleleng, Banjar dan Seririt.

Sementara itu, wilayah Kecamatan Seririt, Banjar, Buleleng, Sawan dan Kub-utambahan menjadi langganan bencana tanah longsor. Daerah rawan bencana tanah longsor, di Kecamatan Sukasada meliputi jalur Jalan Singaraja-Bedugul pada kilometer 56 hingga 72, Kecama-tan Busungbiu jalur Singaraja-Pupuan kilometer 73 hingga 79. Sedangkan, di Kecamatan Kubutambahan, jalur Singa-raja-Kintamani pada kilometer 85 hingga 88. ‘’Data yang kami miliki ini sesuai kejadian tahun 2011 sampai dengan 2014. Data ini belum sempurna, tentu nanti kami terus perbaharui. Data ini sebagai gambaran lokasi rawan bencana alam. Sehingga pemerintah bersama masyarakat bisa lebih waspada terhadap lokasi yang rawan bencana alam,’’ katanya.

Selain itu, desa yang termasuk rawan tanah longsor meliputi Desa Bebetin, Sekumpul, Galungan, Lemukih, dan Desa Sudaji (Kecamatan Sawan). Desa Tajun (Kecamatan Kubutambahan), Desa Bestala (kecamatan Seririt), Desa Sidatapa, dan Desa Munduk (Kecamatan Banjar), Desa Sarimekar (kecamatan Buleleng), Desa Wanagiri dan Desa Git-git (Kecamatan Sukasada). ‘’Biasanya daerah yang dinyatakan rawan tanah longsor, kemiringannya cukup terjal,’’ katanya.

Rawan Bencana,

Page 37: Majalah balipost edisi 71

Rawan Banjir BandangSementara itu rawan banjir badang berpotensi terjadi di se-

mua wilayah. Dia mencontohkan, Kecamatan Gerogak daerah yang rawan banjir adalah Desa Banyupoh. Kecamatan Seririt di Kelurahan Seririt, Kecamatan Banjar meliputi Desa Banjar, Dencarik dan Temukus. Kemudian Kecamatan Sawan meliputi Desa Lemukih dan Galungan, Kecamatan Buleleng meliputi Kalibukbuk, Baktiseraga, Banyuasri, Kampung Anyar, Kam-pung Bugis, Kampung Baru dan Banjar Bali.

Sementara gelombang pasang, meliputi Kecamatan Kubu-tambahan di Desa Kubutambahan dan Desa Bukti, Kecamatan Buleleng dii Kampung Bugis dan Kampung Anyar. Sedangkan di Kecamatan Banjar gelombang pasang terjadi di Desa Banjar dan Kecamatan Seririt di Desa Pengastulan.

Mengantisipasi dan sekaligus memperkecil jatuhnya korban jiwa dan material, Kepala BPBD mengingatkan para camat agar menyebarluaskan langkah-langkah menghadapi bencana alam. Para camat ini diminta mengimbau warganya yang

bermukim pada titik rawan bencana, mencari perlindungan ke tempat yang lebih aman saat curah hujan tinggi dan teka-nan gelombang laut besar. ‘’Ini sebagai upaya antisipasi dan kalau terjadi hujan atau gelumbang pasang, bisa memperkecil jatuhnya korban jiwa atau korban meteriil.

� Mudiarta

5 - 11 Januari 2015 37

Buleleng Tertinggi di Bali

Data Bencana Tahun 2010 - 2014No Jenis Bencana Jumlah Kejadian1 Banjir 8152 Tanah Longsor 4333 Angin Puting Beliung 2204 Kebakaran 194

Total Kerugian Materiil Rp 118.067.640.418

Bali Post/dok

Tanah longsor di Bulelelng

Page 38: Majalah balipost edisi 71

P A R I W I S A T A

5 - 11 Januari 201538

Pariwisata Bali di 2014 masih dira-maikan oleh kedatangan wisatawan berkantong tipis dengan budget rendah. Mereka pun berburu hotel

budget (hotel dengan biaya murah) yang kini mulai memenuhi Pulau Dewata.

“2014 kunjungan wisatawan budget ke Bali mengalami peningkatan signifikan. Karena sekarang di Bali semakin banyak ada hotel dengan tarif murah dan tiket pesa-wat promo yang ditawarkan oleh beberapa maskapai penerbangan,” Ketua Indonesia Congress & Convention Association (INNCA) Bali, IB. Surakusuma.

Menurutnya, wisatawan budget umum-nya berlibur ke Bali bertepatan libur hari besar dan liburan sekolah. Mereka sebagian besar tinggal di hotel-hotel budget. Dengan fasilitas yang serba promo sebenarnya memudahkan para wisatawan yang low budget untuk bisa berlibur ke Bali. “Mau tidak mau Bali akan menjadi wisata budget. Hotel-hotel budget tidak hanya ada di Bali tapi di Singapura juga ada,” kata pria yang akrab disapa Gus Lolec.

Hotel budget kini mulai memenuhi Pulau Dewata. Bahkan, dalam waktu dua tahun ini terhitung sudah ada puluhan hotel budget yang dibangun untuk menerima tamu mulai back packer sampai tamu-tamu bisnis. Sepanjang By-pass Ngurah Rai misalnya, kawasan yang dulunya steril dari akomodasi pariwisata, kini justru dipenuhi oleh akomodari yang menawarkan fasilitas berbitang dengan harga murah.

Menurut Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) wilayah Bali, Putu Anom, dalam undang-undang nomor 10 tahun 2009 tentang Pariwisata tidak mengenal istilah hotel budget, yang ada hanya hotel bintang dan hotel melati. Namun, faktanya banyak hotel baru yang menawarkan tarif di bawah standar, yakni Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Melihat fakta dan fenomena itu, banyak pengusaha hotel teriak-teriak agar izin hotel murah itu distop. “Sekarang hotel budget justru ban-yak dibangun berdampingan dengan hotel berbitang yang menimbulkan persaingan tak sehat,” ujarnya.

Menurutnya, wisatawan yang menginap

di hotel budget kebanyakan wisatawan do-mestik, seperti rombongan wisatawan pela-jar, mahasiswa, grup domestik, keluarga, perseorangan yang daya belinya rendah atau para karyawan perusahaan, seperti sales, sopir perusahaan dengan budget/anggaran rendah. “Akomodasi seperti itu sebenarnya hotel yang masuk kategori melati dengan tarif relatip murah. Sebab, pangsa pasarnya adalah wisatawan golongan menengah ke bawah. Hanya saja, pelayanan yang dita-warkan setara hotel berbintang,” katanya.

Dikatakan, banyaknya budget hotel di Bali telah merusak pasar, sehingga timbul perang tarif yang membuat image pariwisata Bali menjadi murahan di mata wisatawan asing. “Kalau hotel dengan tarif murah sudah mengambil lokasi di kawasan elite atau resort, tentunya akan mengambil porsi pangsa pasar hotel berbintang yang tarifnya memang lebih mahal. Sebab, fasilitas lebih lengkap, karena memang diperuntukkan bagi wisatawan menengah ke atas,” katanya.

Mantan Dekan Fakultas Pariwisata Unud ini menyebutkan, banyak akomo-dasi yang izinnya klasifikasi hotel melati, tetapi kualitasnya hotel berbintang. Hal ini perlu dicermati pemerintah, karena akan tetap terjadi kalau tidak ada ketegasan dari pihak pemerintah dan solusinya dengan memberikan peran dan wewenang kepada asosiasi pariwisata, seperti PHRI dalam pemberian izin akomodasi yang tentunya bersama-sama dengan pemerintah. “Di sinilah pentingnya ketegasan dan kecerma-tan pemerintah dalam mengeluarkan izin akomodasi, di mana diperlukan kepastian zona-zona lokasi akomodasi sesuai klas-ifikasi hotel,” tegasnya.

Penasihat DPD Asita Bali, Bagus Sudib-ya juga mengatakan, pariwisata Bali kini diramaikan oleh pertumbuhan budget hotel. Maraknya pembangunan hotel budget di kawasan Bali menjadi penyebab turunya tingkat hunian di hotel berbintang.

“Hotel budget terus menjamur, lihat saja nanti, jika tidak segera disikapi akan menja-di kos-kosan. Orang nanti kosnya di hotel,” ketusnya. Sementara, berdasarkan data Pus-lit Kebudayaan dan Kepariwisataan, Uni-

versitas Udayana. Total kamar hotel di Bali Pada 2009 mencapai angka 46 ribu, hingga 2011 telah terjadi peningkatan kamar sekitar 16 ribu atau mencapai 62 ribu. Berdasarkan wilayah, Kabupaten Badung menempati posisi terbanyak yakni 77 persen. Namun, grafik pertumbuhan kamar hotel berbintang di Badung menurun menjadi 74 persen. Kendati demikian, dilihat dari pertumbuhan kamar hotel non bintang di 2011 lonjakan luar biasa terjadi di Kabupaten Badung menjadi 54 persen dibandingkan periode 2009 dimana Badung memiliki 41 persen. Jumlah kamar hotel berbintang dan non bintang pada tahun 2000 hampir seimbang, namun tiba-tiba melonjak dimana hotel non bintang jauh lebih tinggi jumlahnya dari hotel bintang. Ini adalah upaya mensiasati aturan (moratorium).

� Parwata

Berburu Hotel Murah di Pulau Dewata

Page 39: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 39

SETIAP pengujung akhir tahun, Pantai Kuta selalu dipenuhi sampah. Penyebabnya adalah angin barat yang mulai berhembus dan sampah kiriman itu kini sudah mulai terlihat di pesisir kawasan pantai di Semi-nyak, Legian dan Kuta. Liburan sebagian wisatawan pun diwarnai dengan peman-dangan kurang menyenangkan.

Tumpukan sampah tersebar di sepan-jang Pantai Kuta, Bali. Tak ayal, tumpukan sampah, yang terdiri dari sampah plastik maupun organik, membaur jadi satu. Tum-pukan sampah ranting, dahan, dan batang juga semakin menambah volume sampah di pantai berpasir putih.

“Kok kotor sekali pantainya, sayang banget kalau kotor begini, jadi tak sedang dipandang mata,” kesan pertama Mu-lyawan, wisatawan asal Bandung yang berkunjung ke pantai berpasir putih itu.

Dia yang berniat menghabiskan akhir tahun di Bali hanya bisa melihat pantai dari kejauhan dan enggan bermain di laut karena kotor oleh sampah. Beberapa pengunjung lainnya juga memilih hanya

berdiri dan duduk-duduk sembari sekali mengabadikan pemandangan dengan kamera.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Ngurah Rai Surya Wijaya mengakui, Bali yang telah menjadi rumah kedua bagi wisatawan, terutama bagi wisatawan asal Australia sangat mencintai pantai Kuta. Karena itu, kebersihan dan pantai kuta ini perlu dijaga.

Menurutnya, kalangan hotel dan restoran selama ini telah melakukan daur ulang sampah seperti sampah cair yang dimanfaatkan kembali untuk menyiram tanaman. Sedangkan sampah basah yang dihasilkan dikirim ke TPA untuk diproses kembali.

“Masalah sampah bukan tanggung jawab industri saja, tapi juga masyarakat dan pemerintah. Karena itu mari kita duduk bersama mencarikan solusi yang terbaik bukan dibebankan kepada pihak industri saja,” tegasnya.

Sementara Pengamat Pariwisata, Nyo-

man Kandia menilai persoalan sampah dari tahun ke tahun tidak akan selesai jika penegakan hukum dan penerapannya tidak tegas agar menimbulkan efek jera. “Desa pakraman mempunyai peran penting da-lam mengatasi sampah. Dengan membuat awig-awig atau perarem tentang lingkun-gan akan mendorong masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan,” ucapnya.

Menurutnya, salah satu sumber sampah adalah rumah tangga. Jika sejak dari rumah tangga sudah dilakukan pengelolaan, per-soalan sampah akan mudah diselesaikan. Pasalnya, masih banyak oknum masyarakat tak bertanggung jawab membuang sampah tidak pada tempatnya.

“Selain mengganggu pemandangan, penumpukan sampah itu juga menim-bulkan bau tak sedap yang mengganggu kenyamanan pengguna jalan sekitar,” katanya seraya menegaskan, menjaga Bali agar selalu bersih dan indah bukan hanya tugas pemerintah semata, juga diperlukan peran aktif masyarakat.

Memang, masalah sampah kiriman di sejumlah wisata pantai di Badung menjadi kekhawatiran tersendiri bagi dunia pari-wisata. Meski secara umum target jumlah kunjungan wisatawan tahun 2014 telah terpenuhi, namun langkah antisipasi tetap dilakukan demi menjaga citra pariwisata Bali khususnya Badung.

“Sampah kiriman sudah jadi fenom-ena tiap tahunnya. Dan perlu dipahami, pemerintah tentu tidak bisa menyetop datangnya sampah. Masalah ini menjadi perhatian khusus karena kami tidak ingin wisatawan kecewa dengan destinasi pari-wisata yang mereka kunjungi sehingga bisa menyebabkan citra pariwisata tercoreng,” kata Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Disparda) Kabupaten Badung Tjokorda Raka Darmawan.

Sebagai langkah antisipasi, Disparda Badung telah bersurat kepada asosiasi pariwisata, pengelola pantai dan stake holder pariwisata terkait lain. Pada intinya, Disparda Badung meminta agar pihak aso-siasi atau pengelola pantai bisa meminta permakluman kepada wisatawan mengenai fenomena sampah kiriman. Jangan sampai ada kesan, sampah tidak ditangani.

� Dedy

Banjir Sampah

Pantai Kuta Tak Sedap Dipandang Mata

Sejumlah karyawan hotel dengan me-ngenakan pakaian ala Santa Clause

melakukan aksi bersih sampah di seki-tar Pantai Kuta. Kegiatan bersih-bersih

sampah ini serangkaian dengan perayaan hari Natal.

Page 40: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201540

A K T I V I T A S

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

MUSPROV - Pembukaan Musyawarah Provinsi (Musprop) ke-1 tahun 2014 Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan

Laboratorium (Gakeslab) Indonesia Provinsi Bali di Hotel Aston Denpasar, Sabtu (20/12). Acara Musprov ke-1 mengangkat tema ‘’Dalam Menghadapi MEA, Kita Tingkatkan Kemampuan para

anggota Gakeslab, untuk Dapat Memberikan Pelayanan yang Baik Kepada Masyarakat’’. Acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas

Kesehatan Provinsi Bali, Ketua Umum Gakeslab Indonesia, Ketua Umum Kadinda Provinsi Bali, dan Pimpinan Rumah Sakit selu-

ruh Bali.

MBP/ist

PELANG - Warga Batu Ampar, Desa Penjarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng masih tak menyerah memperjuangkan

sertifikat hak milik atas tanah yang telah ditempati dan digarap sebagai lahan pertanian sejak tahun 1958. Sayangnya hingga kini

kasus ini dibiarkan berlarut-larut oleh pemerintah Kabupaten Buleleng. Ketua Dewan Pembina LSM Forum Peduli Masyarakat

Kecil (FPMK) Buleleng Gede Suardana, mengecam ketidakber-pihakan pemimpin Buleleng pada masyarakat kecil, penggarap tanah Batu Ampar yang sudah tinggal di tempat tersebut sejak

tahun 1950-an. Nampak plang perpanjangan HGB yang dipasang oleh perusahaan di tanah yang diperjuangkan Warga Batu Ampar.

MBP/ist

BINAAN - Universitas Warmadewa Sabtu (20/12) melaunch-ing Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Bangli sebagai desa binaan. Acara launching desa binaan yang dibuka Wakil Rek-

tor III Universitas Warmadewa Ir. A.A. Mayun Wirajaya, M.M. diintegrasikan dengan kegiatan kerja sosial Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) Universitas Warmadewa. Selain mengadakan penyuluhan kepada masyarakat, acara yang digelar selama dua hari hingga Minggu (21/12) juga diisi dengan kegiatan penghi-

jauan ratusan pohon di lingkungan desa setempat.

MBP/ist

BERBAGI GALUNGAN - Sebagai bagian dari rangkaian program BNI Berbagi Galungan th 2014, bertempat di aula lantai III Kantor

BNI Wilayah Denpasar, Jumat (19/12), Badan Pembina Kerohanian Hindu Dharma BNI (Bapekhind) menggelar acara Dharma Shanti.

Acara tersebut menutup rangkaian acara bertajuk BNI Berbagi Galungan yang telah dilaksanakan mulai akhir bulan November

lalu. Ida Pandita Mpu Jaya Acharya Nanda memberikan renungan bertema “Membangun Harmoni & Profesionalisme di Era Global”.

Ida Pandita mengajak umat Hindu untuk terus mengembangkan kualitas diri dan menjaga tali silaturahmi antar umat manusia.

Page 41: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 41

MBP/ist

HUT NIRMALA - Merayakan HUT ke-12 Nirmala Group pada 27 Desember 2014, segenap komisaris, direksi dan karyawan

Nirmala Group menggelar donor darah di lantai 2 Hotel Nirmala Jimbaran, Jumat (19/12). Donor darah yang digelar bekerja

sama dengan PMI Bali unit Sanglah, diikuti 42 orang karyawan. Pemilik Nirmala Group, I Made Sujana didampingi Komisaris Ni Nyoman Sudiasih menyatakan, rasa syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, selama 12 tahun usaha yang dirintisnya telah

mampu eksis. Hal ini tidak lepas dari komitmen para karyawan yang selama ini telah bekerja keras untuk membesarkan Nirmala Group, dengan menumbuhkan rasa memiliki di antara karyawan.

MBP/ist

MANGUPURA CUP - Kejuaraan Mangupura Cup II Kejuaraan Silat Perisai Diri Kabupaten Badung digelar di GOR Pratu Gentir,

Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung pada 20 hingga 21 Desember lalu. Kejuaraan ini disambut antusias dan diikuti 256 atlet PD dari siswa SD, SMP dan SMA se-kabupaten

Badung. Para peserta kejuaraan ini terbagi dalam 12 kontingen, yakni ranting PD Mengwi A, Mengwi B, Kapal, Sempidi, Carang Sari, Sading, Jimbaran, Pecatu, Munggu A, Munggu B, Legian,

dan Seminyak.

MBP/ist

BOOK FAIR - Badan Dana Punia Hindu Nasional (BDPHN) dan Forum Intelektual Muda Hindu Dharma (FIMHD) secara

konsisten tetap menyelenggarakan kegiatan berbau Jnana Yadnya yakni Pameran Buku Hindu (Hindu Book Fair Ke-13) dan Fes-

tival Anak Hindu Indonesia (FAHI Ke-12) yang diselenggarakan pada 20–24 Desember 2014 di Rumah Pintar Kota Denpasar. Da-lam pameran kali ini, dipamerkan sejumlah buku Hindu terbaru

dan digelar perlombaan untuk anak Hindu Indonesia.

HUT BRI - Dalam rangka memperin-gati HUT BRI yang ke-119, Kanwil BRI Denpasar menyeleng-garakan beragam kegiatan. Di antaran-nya donor darah, lomba menari Bali, lomba menyanyi atau BRI Idol, dan lomba olahraga. Pada Sabtu, 20 Desember 2014, puncak acara kegiatan HUT BRI digelar di Lapangan Niti Mandala Renon dalam bentuk Family Gathering. Acara Family Gather-ing dihadiri oleh Komisaris Bank BRI Bapak Heru Lelono, Pemimpin Wilayah BRI Denpasar Widodo Januarso, Inspektur BRI Den-pasar Wahyu Waluyo, dan seluruh jajaran, karyawan Bank BRI se-Bali beserta kelu-arganya.

MBP/ist

Page 42: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201542

A K T I V I T A S

MBP/ist

MERIAH - Puncak Dies Natalis V Monarch Bali dan Anniversary PT Ratu Oceania Raya Bali berlangsung meriah di Hotel Inna

Grand Bali Beach Sanur, Sabtu (20/12) lalu. Sebelumnya be-berapa rangkaian kegiatan antara lain peduli kasih Monarch Bali

diisi pemberian sumbangan ke panti asuhan maupun penduduk kurang mampu di lima kabupaten di Bali. Seperti Panti Asuhan

Widya Asih dan Shidi Astu di Badung, masyarakat kurang mampu di Br. Samuh, Candidasa, Panti Kesayanikang Papa dan Guna

Senang Hati di Gianyar, masyarakat kurang mampu di Desa Lokapaksa, Buleleng, dan lansia kurang mampu di Negara.

MBP/ist

DISERTASI - Putu Parwata saat memaparkan disertasinya di hadapan tim penguji. Sukses berkarier di dunia politik dan bisnis, tak membuat Drs. I Putu Parwata, MK.MM., melupakan penting-

nya pendidikan. Buktinya, pada Senin (22/12), anggota DPRD Badung itu menuntaskan kuliah S-3 dengan mengikuti Ujian

Terbuka Promosi Doktor di Program Pascasarjana Universitas Udayana (Unud). Pada ujian terbuka tersebut, di hadapan tim

penguji dan undangan, Parwata memaparkan disertasinya “Peran Pemerintah Terhadap Modal Sosial dalam Pembangunan Pari-

wisata Berbasis Masyarakat dan Berkelanjutan di Badung Utara.”

MBP/ist

DOKTOR - Universitas Warmadewa (Unwar) melahirkan doktor baru yang berasal dari Fakultas Hukum Unwar. Doktor ketujuh

ini, Dr. I Nyoman Sujana, S.H., M.Hum. sukses mempertahankan disertasinya berjudul “Kedudukan Hukum Anak Luar Kawin

dalam Perspektif Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010” di Universitas Tujuh Belas Agustus (Untag) dengan predikat lulusan cumlaude. Nampak dalam foto Ketua YKKPB

Wisnumurti bersama Prof. Sukarsa dan dosen FH Unwar mem-beri selamat kepada peraih doktor, I Nyoman Sujana.

MBP/ist

SUKSES - Pameran kali kedua Pengembang Properti Hardys-Land dan merupakan yang pertama di Bali yang digelar di Mall

Bali Galeria berlangsung sukses. Pameran Properti yang dimulai pada 13 Desember 2014 tersebut, di hari perdana langsung dikun-jungi artis nasional, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina (Gigi). Mer-eka berdua mengunjungi lokasi unit vila yang dibeli saat pameran

Perdana HardysLand dalam gelaran Real Estate Expo (REE) 2014 di JCC, Senayan-Jakarta pada 15 – 23 November 2014 lalu. Nampak dalam foto Gede Hardy dan Ketut Rukmini Hardy men-gapit Raffi Ahmad dan Nagita Slavina saat berkunjung di Expo

HardysLand di Mall Bali Galeria pada Sabtu (13/12) lalu.

Page 43: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 43

MBP/ist

GERAK JALAN - Lomba gerak jalan gembira serangkaian HUT ke-62 Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar patut diacungi jempol karena mampu menggelorakan semangat perjuangan dan nasio-

nalisme. Jalan gembira pada Minggu ( 21/12) dilepas langsung Ketua Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar, M.S. Chandra Jaya,

bersama Ketua Pembina Dr. Karlota dan Ketua Pengawas, Made Karmajaya. Sebanyak 57 regu dari SMP, SMA,SMK hingga

mahasiswa Undwi mengikuti lomba ini. Nampak Ketua Yayasan Dwijendra M.S. Chandra Jaya beserta pengurus saat melepas

peserta lomba jalan gembira HUT ke-62 Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar.

MBP/ist

HADIAH UTAMA - Salah satu rumah di bilangan Sanur Den-pasar, tiba-tiba saja ramai oleh suara sirene motor dan mobil polisi. Bukan karena ada suatu tindak kejahatan, melainkan

karena rombongan hadiah utama mobil Undian Tabungan Jumbo Wow 2014 periode III yang dikawal oleh satuan Pengawal Jalan

Raya (PJR) Polda Bali. Ibu Ong Mei Ling sangat terkejut mener-ima tamu rombongan dari BPR Lestari. Nampak dalam foto Ong Mei Ling saat menerima hadiah utama mobil Undian Tabungan

Jumbo Wow 2014 periode III BPR Lestari.

MBP/ist

HARI IBU - Peringatan Hari Ibu, Senin (22/12) di Unwar berlangsung sumringah dan kocak. Panitianya semua laki-laki dan penari jogednya juga semua kaum laki. Mereka langsung

menghibur anggota Ikatan Wanita Warmadewa (Iwanwar) Denpasar. Termasuk mengibing bersama Ketua Iwanwar Nyonya

Suryati Sukarsa, Ketua Pembina Iwanwar Ir. A. Diah Wisnumurti serta Ketua Yayasan Kesejahteraan Korpri Prov. Bali Dr. Drs. A.A. Gede Oka Wisnumurti, M.Si. Acara ini membuat ratusan kaum ibu

tertawa terpingkal-pingkal. Acara utamanya sebenarnya penyera-han dan pengesahan Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB)

dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) YKKPB 2015.

MBP/ist

HADIR - Koperasi Mitra Bakti Nusantara (Komitra) kini hadir di Bali untuk berkontribusi memperkuat ekonomi kerakyatan

dan pemberdayaan masyarakat Bali. Bahkan, Pengurus Komitra Provinsi Bali dan kabupaten/kota di Bali telah secara resmi dilan-

tik, Senin (22/12), di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar bersa-maan dengan pelantikan pengurus Komitra Provinsi Jawa Timur,

Jawa Tengah, NTB dan kabupaten/kota di provinsi tersebut. Hingga kini kepe-ngurusan Komitra telah terbentuk di 13 provinsi

dan di 70 kabupaten kota se-Indonesia.

Page 44: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201544

T R A D I S I

Menjelang pergantian tahun, Pulau Bali masih dalam sua-sana cuaca buruk. Hujan deras disertai angin kencang, bela-

kangan telah banyak menimbulkan bencana alam. Mulai dari gelombang pasang yang berakibat abrasi, tanah longsor, banjir, hingga hawa penyakit bagi manusia. Mengantisipasi ancaman bencana alam lebih parah, warga akhirnya menggelar upacara Bumi Sudha, guna memohon keselamatan.

Upacara Bumi Sudha digelar bertepatan dengan tilem sasih kaenem, Minggu (21/12) lalu. Upacara Bumi Sudha yang keenam se-jak tahun 2009 ini, dipusatkan di Pura Watu Klotok, Klungkung. Warga percaya, dengan melaksanakan upacara ini, dapat menjaga keseimbangan alam beserta isinya. Selain itu juga sebagai langkah antisipasi terharap kemurkaan alam dengan makin banyaknya terjadi bencana alam. Upacara Bumi Sudha dilaksanakan tiap tahun. Pelaksanaan tahun ini di-puput Ida Pedanda Gede Putra Tem-bau dari Gria Aan, Banjarangkan. Upacara diawali dengan mendak Ida Batara Tirta dari Pura Agung Besakih dan Pura Lempuyang (Gunung) serta Ida Batara Tirta dari Pura Ulundanu Batur (Danau) di madya man-

dala Pura Watu Klotok. Selanjutnya, tirta pamarisudha dari ketiga pura ini dicampur menjadi satu dengan tirta pamarisudha di Pura Watu Klotok (Laut). Ida Pedanda mengatakan tahun ini ada penambahan tirta pamarisudha dari Pura Luhur Lempuyang, karena adanya berbagai peristiwa serangan kera terhadap para pamedek yang hendak tangkil ke Pura Lempuyang. Situasi itu menimbulkan kekhawatiran terhadap umat dan pelaksanaan setiap piodalan di pura setempat.

Setelah dibahas dalam rapat diputuskan ada penambahan tirta pamarisudha dari Pura Luhur Lempuyang. “Sehingga setelah rapat diputuskan, di Pura Lempuyang juga dige-lar upacara Bumi Sudha,” ujarnya. Setelah tirta pamarisudha dicampur, selanjutnya tirta tersebut dibagikan kepada masing-masing Bendesa se-Bali lengkap dengan tirta penawar dan ajengan (nasi) tawur panukun jiwa. Setelah nantinya dibagikan kepada krama (masyarakat) oleh para bendesa, tirta pamarisudha tersebut dipercikkan untuk banten pangenteg hyang dan untuk diri sendiri. Sedangkan tirta penawar dipercik-kan untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan, terutama yang terkena penyakit atau virus

dan ajengan tawur panukun jiwa ditebar di areal pekarangan rumah hingga ke pintu gerbang atau jaba pekarangan.

Panitia upacara, Dewa Soma menga-takan upacara ini awalnya tercetus dari hasil paruman sulinggih, dalam menganti-sipasi adanya bencana seperti tanah longsor, banjir, abrasi dan bencana lainnya yang diakibatkan perubahan cuaca. Sebab, para sulinggih berpandangan, alam juga harus diharmoniskan, agar tidak malah menim-bulkan malapetaka bagi umat manusia. “Upacara ini juga untuk membersihkan alam dan sebagai peneduh agar semua kembali ke titik nol,” jelas tokoh agama asal Desa Satra ini. Ia menambahkan, dengan adanya penambahan tirta pama-risudha dari Pura Luhur Lempuyang ini, keganasan kawanan kera di bukit itu bisa mereda. Umat pun nantinya tidak was-was lagi saat pedek tangkil. Sesuai dengan sastra agama (rogha sanghara bhumi, tutur babad dewa, usadhaning sarwa sato), berbagai kejadian bencana alam saat ini disimpulkan sebagai kadurmangalan jagat, yang harus disikapi dengan melaksanakan ritual pem-bersihan alam makro-mikro. Baik secara sekala maupun niskala, yakni upacara Bumi Sudha. Secara sekala, umat harus selalu membiasakan pola hidup bersih dan sehat serta pengendalian diri. Tidak berperilaku anarkis terhadap alam. Secara niskala, dengan melaksanakan ritual Bumi Sudha di tiga lokasi yakni gunung (Besakih), danau (Batur), laut (Klotok).

Budayawan ini menegaskan, ritual ini di-laksanakan pada tilem kaenam. Sebab dalam perhitungan astronomi Hindu di Bali, sasih kaenam adalah ‘’sasih ganjih’’. Artinya sasih rentan atau sasih disharmoni. Sehingga, wa-bah penyakit maupun bencana terjadi dalam kurun waktu sasih ini hingga sasih kesanga. “Jika ritual ini dilaksanakan dengan landasan sikap mental yang baik, akan memberikan kontribusi yang baik terhadap alam beserta isinya,” katanya.

� Bagiarta

“Bumi Sudha”

Mengharmoniskan Jagat, Antisipasi Bencana Alam

MBP/bagiarta

Pamedek saat mengambil ajengan nasi tawur manukun jiwa.

Page 45: Majalah balipost edisi 71

A K T I V I T A S

455 - 11 Januari 2015

MBP/ist

TEGEH KORI – Suasana piodalan pura kawitan dari Paseme-tonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori (PANDBTK) ini terasa berbeda mengingat bahwa di 2014 ini, telah lahir dua orang sulinggih dari Trah Ksatria Dalem Tegeh Kori, sehingga

nuansa kebahagiaan dirasakan oleh seluruh semeton di Nusan-tara. Nampak dalam foto Ida Shri Bhagawan Bajra Mukti, Ida

Pandita Nabe Shri Bhagawan Dwija Putra Yoga Wiswa, Ida Pan-dita Nabe Sri Bhagawan Wira Kerti, Drs. Nyoman Gde Suweta

(Ketum), Dr. Shri I Gst Ngrh Arya Wedakarna MWS III (Sekjen), I Gst. Bgs. Hadipta Sukarna (Wakil Ketua I) saat Mahasabha

PANDBTK 2014 di Buleleng.

MBP/ist

HARI JADI - Melia Bali merayakan Hari Jadinya yang ke-29 dan FSP Par Unit Melia Bali yang ke-28. Mengusung tema “Guest Sat-isfaction Through Passion for Service”, perayaan yang dilaksana-

kan pada 6 Desember 2014 di Puri Bali itu mengundang seluruh karyawan beserta keluarganya. Setelah tarian pembuka dan koor Mars SPSI dari karyawan Melia Bali, acara dilanjutkan dengan

pemotongan tumpeng oleh Hotel Manager Melia Bali Magdalena Martorell beserta seluruh jajarannya dan Ketua FSP Par Unit

Melia Bali Putu Yadnyana, beserta seluruh jajarannya.

MBP/ist

HUT - Sebagai rangkaian peringatan HUT ke-12, Nirmala Group membagikan paket sembako kepada masyarakat kurang mampu,

petani garam dan petugas kebersihan di lingkungan Jimbaran, Selasa (23/12). Pembagian sembako dilakukan Owner Nirmala

Group I Made Sujana, BAE. disaksikan Lurah Jimbaran Ketut Rimbawan, S.ST. di Kantor Lurah setempat. Menurut Made Su-

jana, pembagian sembako yang rutin dilakukan tiap HUT, meru-pakan program Coorporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat sekitar, khususnya masyarakat yang memerlukan.

MBP/ist

SEMINAR - Fakultas Hukum Unmas Denpasar bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Senin (22/12) menggelar

seminar nasional bertajuk “Alternatif penyelesaian sengketa (APS) dalam rangka perlidungan konsumen sektor jasa keuangan”.

Seminar menurut Ketua Panitia I Gusti Ngurah Anom diikuti 200 mahasiswa menampilkan pembicara I Putu Armaya, S.H., (Ketua

Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali) tentang ‘’Me-lindungi jasa konsumen’’. Deputi Direktur Pembelaan Hukum

Pelindungan Konsumen tentang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa (LAPS) di sektor jasa keuangan dan Kaprodi FH Unmas,

Dr. I Wayan Wiryawan, S.H., M., soal eksistensi LAPS sektor jasa keuangan dalam sistem hukum di Indonesia.

Page 46: Majalah balipost edisi 71

P R O P E R T I

5 - 11 Januari 201546

NATURAL dan klasik, kesan itu me-mang kental pada rumah yang dominan menggunakan material kayu. Namun, pemakaian material kayu ini haruslah tetap disesuaikan dengan kondisi alam sekitar, dimana rumah itu dibangun. Yang terpenting lagi, ketersediaan kayu itu sendiri. Mengingat, saat ini keterse-diaan kayu semakin menipis. Namun hal ini sekarang bukanlah terlalu men-jadi halangan untuk tetap bisa memiliki rumah terutama dengan lantai kayu, misalnya.

Dengan kemajuan teknologi yang se-makin canggih, muncul ide-ide cemerlang untuk mengatasi masalah ini. Solusinya yakni dibuatlah parket laminate yang merupakan pengembangan dari lantai kayu. Produk ini merupakan beberapa lapis material yang direkatkan menjadi satu. Salah satunya yakni lapisan bermotif kayu yang dibuat dari resin. Sedangkan lapisan paling atas yakni film transparan yang berfungsi sebagai pelindung seh-ingga parket laminate tahan gores dan tahan air.

“Produk ini memang lagi tren di In-donesia, termasuk Bali. Banyak sekali keuntungannya menggunakan produk ini,” kata salah satu arsitek Bali Ir. I Made Suardana.

Menurut Suardana, papan jati atau

tripleks jati sudah tidak nyaman diguna-kan karena kualitasnya tidak bagus dan sulit diaplikasi. Sedangkan keuntungan menggunakan parlet laminate yaitu harga terjangkau, pilihan warnanya banyak, mudah aplikasinya, antigores, dan rendah maintenance serta ramah lingkungan. Produk ini lebih cocok untuk bangunan yang ada interiornya, lebih condong ke bangunan minimalis. “Kalau model etnik kurang bagus. Jika lantai parket boleh untuk bangunan apa saja,” ujarnya.

Dibandingkan harga keramik, me-mang produk satu ini lebih mahal. Tapi kalau dibandingkan dengan granit, harga parket laminate lebih murah. “Semua tergantung selera sih. Tapi parket ini lebih menjanjikan bila dilihat dari sisi estetika dan artistik karena lantai akan kelihatan lebih keren,” tegas Suardana.

Saat ini, menurut Operation Director PT Grha Giri Kencana ini, konsumen lebih suka dengan model natural dan pasti menjatuhkan pilihannya ke produk ini. Apalagi bila disejajarkan dengan pemakaian batu alam. Sementara kalau kelemahannya, kata Suardana, salah sa-tunya adalah akan lebih mudah tergores, tapi lebih tahan dibandingkan dengan par-ket yang murni dari kayu. “Kalau bicara parket, ada dua pilihannya, ada parket asli dari kayu dan parket yang dari bahan

laminating. Selain untuk lantai rumah, juga banyak dipakai untuk kamar vila. Banyak yang sudah pakai,” tandasnya.

Parket laminate ini, ditegaskannya, tidak terlalu terpengaruh oleh cuaca. Ka-lau parket asli dari kayu, itu rawan pada daerah lembab dan juga bahaya kalau daerah tersebut ada unsur kandungan tanah yang ada rayapnya. “Saya sudah dua tahun lebih menggunakannya, khusus buat interiornya. Colour dan motif atau sisiknya itu sama dengan kayu, misal-nya model kayu jati. Yang istimewanya lagi, tidak perlu ada polituran,” ujar Suardana.

Hal ini juga diakui salah seorang pebi-snis properti, Ida Bagus Dedy Darmawan. “Lumayan bagus untuk variasi. Kalau dilihat dari kekuatan, pastinya tidak tahan lama karena kalau kena air pasti gelem-bung dan hancur,” katanya.

Ditambahkannya, jika perubahan cuaca dari panas ke hujan dan lembab, produk yang tergolong baru ini memang lebih cepat lepas. Sedangkan keunggulan-nya, produk ini terlihat baru dan indah, tapi sementara saja. “Supaya awet, cara pasangnya harus tepat dan yang masang harus ahli. Hindari lembab dan air serta suhu harus stabil,” ujar Dedy.

� Kerta Negara

Kayu Semakin Sulit

”Parket Laminate” Jadi Trend

Page 47: Majalah balipost edisi 71

RUMAH besar dan megah serta me-wah, belum menjadi jaminan membuat betah penghuninya jika desainnya kaku. Sebaliknya rumah mungil minimalis malah terkadang membuat betah bukan hanya penghuninya, mereka yang beraktivitas di dalamnya bahkan tamu yang datang. Tetapi semua itu memang sangat relatif sifatnya karena sangat tergantung dari selera masing-masing. Namun, desain rumah diakui sangat mempengaruhi semua itu. Belakangan yang cukup menjadi trend, desain rumah meng-gunakan lantai kayu.

Jika sebelumnya tegel dianggap sudah cukup, lalu digantikan granit, kini banyak rumah dan perkantoran yang memilih lan-tainya dengan material kayu. Pilihan pun bermacam-macam, mulai dari gypsum, parket laminate dan banyak lainnya lagi. Tentu saja ada kelebihan dan kekurangan dari pemakaian material kayu untuk lantai rumah/perkantoran.

Salah satu kelebihan menggunakan lantai kayu atau wood flooring adalah sejuk waktu panas, hangat waktu dingin, indah dan ang-gun, nyaman akrab, tidak masuk angin kalau ditiduri, hygienic dan non allergy, tidak

membongkar dan merusak lantai kayu awal. Selain itu, lantai kayu mempunyai banyak warna dan corak untuk menyesuaikan dengan interior yang diinginkan, mudah diperbaiki dan diganti, cocok untuk ruangan audio dn video, hemat waktu pemasangan dan pemeliharaan, didukung aksesoris untuk keindahan ruangan.

Secara umum, untuk membersihkan lan-tai kayu di rumah dapat menggunakan sapu lembut berbahan bulu atau sulah. Mengingat, walaupun lantai kayu tersebut antigores, tidak menutup kemungkinan terjadi goresan akibat kesalahan memilih sapu. Sebaiknya pergunakan sikat yang lembut pada vacuum cleaner agar lantai terhindar dari goresan. Bersihkan lantai dengan vacuum 1 atau 2 kali seminggu. Walaupin lantai kayu yang kita miliki termasuk dalam lantai kayu yang ber-mutu tinggi, alangkah baiknya menghindari lantai kayu dari air yang merupakan musuh terbesarnya. Apabila lantai kayu tersebut terkena air, dapat dibersihkan dengan handuk lembut, lalu keringkan. Pada saat member-sihkan lantai kayu, pergunakanlah lap yang kering. Air dari lap basah dapat merembes ke dalam pori-pori lantai kayu yang mengaki-

batkan kerusakan. Pemakaian lantai dari bahan kayu kini

makin trend karena kesan alami dan natural dalam rumah akan tercipta. Bagi yang me-nyukai suasana alam, pemakaian lantai kayu ini bisa membuatnya merasa betah berada di dalam rumah. Motif kayu yang beraneka ragam menjadikan kita lebih leluasa dalam memilih motif sesuai dengan desain interior ruangan.

Kelemahan lainnya, lantai kayu yang kurang mendapatkan perlakuan khusus saat akan dipasang terutama penanggulangan terhadap rayap, pasti akan mudah menga-lami keropos karena ulah rayap ataupun kelembaban. Kelembaban akan berpengaruh terhadap kayu, karena kayu menjadi mudah lapuk dan menimbulkan bau yang kurang sedap. Kelemahan lainnya, sifatnya yang bisa memuai ataupun menyusut saat terjadi perubahan suhu yang drastis. Jika lantai kayu mengalami pemuaian maka akan menjadi-kan lantai tidak rata dan tidak nyaman. Jika terkena noda dari tinta atau cat sulit untuk dibersihkan.

� Sugiarta/dari berbagai sumber

Hangat dan Artistik dengan Lantai Kayu

Page 48: Majalah balipost edisi 71

W I S A T A

5 - 11 Januari 201548

Pernah mendengar nama Yeh Pulu? Nah, sekali waktu cobalah berwisa-ta ke objek yang terletak di Banjar Batu Lumbang Desa Bedulu, Ke-

camatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar itu. Daya Tarik Wisata (DTW) ini sangat dekat dengan Goa Gajah dan Ubud atau sekitar 14 Km dari Kota Denpasar. Relief yang ada di dinding itu menggambarkan masyarakat Bali Kuno.

Tempat wisata itu tergolong damai dan aura positif terasa kental. Saat menuruni jalan setapak perjalanan sangat nyaman karena dihibur oleh suara burung dan bina-tang lain yang hidup damai di persawahan itu. Jika terasa gerah dan ingin terasa ten-ang, silakan menyucikan diri di beji yang terletak di sebelah kanan jalan masuk ke areal objek.

Suasana suci akan lebih terasa setelah memasuki gapura kecil yang tampak kuno itu. Relief berjejer di tebing yang bergaya pahatan abad XIV Masehi. Relief sepan-jang 25 meter dengan tinggi 2 meter itu

melukiskan tentang kehidupan di dalam hutan, sehari-hari dan aktivitas masyarakat tempo dulu.

Relief ini ditemukan pada tahun 1951 oleh punggawa Ubud dan berdasarkan gaya pahatan relief ini berasal dari abad XIV Masehi. Yeh Pulu terletak di Banjar Batu Lumbang. Wisatawan asal Cina, Jepang dan Eropa paling banyak berwisata ke sini. Sebab, mereka bisa melakukan tapa semadi di goa-goa tebing itu.

Paling selatan ada patung Ganesha sebagai simbul perekonomian. Wisatawan yang ingin bermeditasi, bisa melakukan tapa yoga di goa di sebelah relief yang perkirakan sebagai pertapaan Raja Bali kuno terakhir sebelum runtuhnya Bali administrasi Majapahit di l343.

Maka tak heran, kalau tempat ini sering menjadi pusat penelitian bagi para peneliti dari dalam dan luar negeri. Mereka ingin mengenali makna tersirat di balik batuan dinding tebing batu di bukit-bukit itu.

Sementara Yeh Pulu itu terletak di sebelah

barat yang dipagar dengan batu bata. Yeh Pulu merupakan air yang keluar dari tengah pulu (seperti payuk). Kawasan ini sangat disucikan, sehingga airnya sering dipakai untuk orang berbisnis ataupun melukat.

Yeh Pulu salah satu monumen klasik merupakan sejarah Bali Kuno (abad ke-14 M) sebuah upaya mempertahankan penge-tahuan penuh seni hingga kini. Semua benda sejarah itu dirawat oleh anggota Subak di sana. Karena upaya pelestarian itu, suasana alam di sana sangat asri. Percikan air selalu mengalir sepanjang parit membuat suasana di sekitar objek ini benar-benar damai dan memesona.

Sebagai DTW yang nyaman dan layak dikunjungi, Yeh Pulu sering dipromosikan oleh Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Gianyar.

� Budarsana

Yeh Pulu

Gambarkan Kehidupan Masyarakat Bali Kuno

DTW Yeh Pulu banyak dikunjungi wisatawan Cina,

Jepang dan Eropa.

www.bali-travelnews.com

Page 49: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 2015 49

TAMAN Ayun, Mengwi, Badung, sudah tak asing lagi bagi penikmat wisata. Di sebelah barat areal pura tersebut terletak studio lukis dengan bangunan klasik yang memajang berbagai jenis karya lukisan. Terdapat pula karya lukis telor serta barong yang terbuat dari daun dan berbagai jenis buah lokal.

Dalam ruang yang tak terlalu besar, memajang berbagai lukisan di atas kanvas dengan berbagai aliran. Ada yang menempel di tembok, pintu, tiang juga plafon. Ban-gunan tersebut penuh dengan karya lukis besar dan kecil. Antara lain berukuran 1,5 meter X 1 meter ada pula yang berukuran 20 x 30 cm.

Dan yang menjadi daya tarik wisatawan, adanya seniman yang demo membuat lukisan di atas kanvas dan juga melukis te-lor. Mereka merupakan seniman alam yang berasal dari Desa Mengwi. Sayangnya, demo seni itu biasanya ada setelah pukul 10.00 wita

hingga pukul 14.00 wita. Lukisan yang paling unik dan banyak

diminati wisatawan adalah lukisan bera-liran modern yang bercorak spiritual. Di antaranya berwujud pura, dewa-dewa, budha dan kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. “Karya ini sesuai dengan kondisi seni lukis yang berkembang terus. Lagian, jenis lukisan spiritual ini yang digandrungi wisatawan saat ini,” kata I Ketut Nuada (51), pelukis yang biasa demonstrasi di sana.

Nuada mengatakan, lukisan spiritual itu biasa dibuatnya pada saat bulan kartika atau purnama kapat. Karena pada hari itu ada kekuatan dewa dan juga sebagai hari baik melakukan pelayanan kepada Tuhan. “Bagi saya melukis spiritual itu sebagai wujud bakti saya kepada Tuhan. Itu sama dengan melakukan meditasi di samping memiliki nilai ekonomis,” terangnya.

Menurutnya, lukisan ini bisa sebagai alat untuk membantu kita berkonsentrasi.

Lukisan itu akan selalu mengingatkan orang kepada Tuhan, selain belajar karakter dan warna Tuhan. Ia kemudian mencontohkan lukisan Dewi Saraswati yang berpakaian putih berdiri di atas bunga lotus, memiliki wajah cantik bertangan empat memegang benda yang memiliki simbul-simbul.

Lukisan spiritual itu, tambah Nuada dibuat untuk menyucikan indria kita. Lukisan para dewa misalnya, lukisan ini memberikan vibrasi positif, sehingga harus pintar-pintar memajang di rumah. “Adanya pameran dan demo lukis itu sebagai atraksi wisata tamba-han, setelah melihat-lihat keagungan dari Ka-wasan Taman Ayun sebagai World Haritage Culture oleh UNESCO,” terangnya.

� Budarsana

Karya Unik dan Demo Lukis Pura Taman Ayun

Karya-karya lukis yang dipajang di stu-dio lukis DTW Taman Ayun, Mengwi.

www.bali-travelnews.com

Page 50: Majalah balipost edisi 71

5 - 11 Januari 201550

P R O F I L

Wanita yang satu ini sangat energik. Ia berprinsip, jika mau maju, harus berani capek. Ketika sudah maju,

tentu ada imbas ke dalam. Hal ini yang selalu ditekankan Kepala Puskesmas III Denpasar Selatan, dr. Nyoman Sri Trisnawati, M.Kes. kepada para stafnya. Pola kekeluargaan dan berlaku adil selalu diterapkannya kepada semua staf.

Sejak dipercaya menjadi Kepala Puskesmas tahun 2006, dr. Trisna selalu berupaya melakukan perubahan untuk memajukan puskesmas. Untuk itu ia tak segan-segan belajar ke rumah sakit-rumah sakit, hingga ke RS Tabanan guna mendapatkan wawasan terkait pelayanan publik. “Kepala Puskesmas hanya meng-kondisikan, memberi arahan dan konsep, selanjutnya semua kembali ke dukungan staf,” ujarnya. Muara dari upaya-upaya tersebut adalah memberikan pelayanan yang makin baik kepada masyarakat. Dengan pelayanan yang baik, didukung kondisi puskesmas yang bersih dan sarat berprestasi, tentunya memiliki nilai lebih dan makin dipercaya masyarakat.

Dokter Trisna yang kerap dipercaya sebagai instruktur dan narasumber materi kesehatan ini tak menyangkal, kemajuan pesat pada Puskesmas III Densel tak lepas dari seringnya mengikuti lomba. “Dengan mengikuti lomba-lomba ini, puskesmas yang awalnya minim sarana menjadi memi-liki standar,” tegasnya. Sebut saja salah satunya, pengadaan kursi medikal di ruang tunggu pasien yang secara medis bias diper-tanggungjawabkan. Selain itu, diterapkan juga standar pelayanan 3S (senyum, salam, sapa) agar para pasien merasa nyaman.

Di puskesmas yang dipimpin istri dr. Putu Andrika, Sp. PD, KIC ini memiliki beberapa program prioritas. Salah satu-nya, promotif dan preventif. Promosi kes-ehatan (promkes) masyarakat, yang di-lakukan melalui penyuluhan-penyuluhan secara langsung ke masyarakat atau mela-lui siaran keliling, pemutaran film keseha-tan melalui TV yang terpasang di ruang tunggu, penyebaran brosur, posyandu. Promkes ini dinilainya paling efektif se-bagai tindakan preventif. Karena dengan

meningkatkan pengetahuan, masyarakat menjadi lebih aware untuk bisa mence-gah dan memberikan penanganan awal/pertama jika keluarganya ada yang sakit. Seperti untuk promotif preventif diare, masyarakat diajarkan bagaimana mencuci tangan yang baik dan benar.Prioritas lain, program kesehatan lingkungan. Ini telah dikondisikan puskesmas secara utuh, di dalam dan di luar gedung. Puskesmas membuat tim kerja untuk pengolahan sampah secara terstruktur dan terkondisi. Sampah organik (daun, dan sisa makann) diolah menjadi pupuk, sampah kertas dan plastik pengelolaannya bekerjasama dengan desa setempat, dan sampah medis juga dikondisikan dengan mengadakan tenaga outsourcing. Tak ketinggalan, limbah cair yang juga mampu diolah puskesmas melalui IPAL (Instalasi Pen-golahan Air Limbah) menjadi air bersih untuk penyiraman kebun.

Puskesmas yang meraih Juara I Lomba Puskesmas Berprestasi tingkat Kota Denpasar tahun 2007, Juara II Lomba Puskesmas Berprestasi tingkat Provinsi Bali tahun 2007 ini selalu berbenah untuk meningkatkan kualitas mutu pelayanan.

“Kami sudah meraih sertifikat ISO 9001-2008 tahun 2011,” ujar dr. Trisna yang pernah meraih Dokter Teladan Kabupaten Buleleng tahun 1998 ini.

Untuk mengukur tingkat kepuasan masyarakat akan pelayanan puskesmas, diadakan poling unit pengaduan dari ber-bagai sumber, yakni via sms, web, e-mail, telepon, kotak saran pengaduan, dan meja khusus. Pengaduan yang masuk, sesegera mungkin ditindaklanjuti. Contoh, ada per-mintaan pasien untuk penIndex kepuasan masyarakat ini juga dilakukan dengan pemberian kuisioner kepada masyarakat yang datang ke puskesmas, baik pasien sehat ataupun sakit, dan dievaluasi tim independen (Stikes Bali) melalui MoU. Juga, ada penilaian masyarakat pada masing-masing ruang pelayanan yang dipakai sebagai evaluasi harian.

Kualitas mutu pelayanan terus dibe-nahi. Saat ini Puskesmas III Densel didu-kung dengan sistem antrian digital, yang menjamin setiap pasien akan mendapat-kan prioritas yang sama dalam pelayanan. Selain itu, untuk alasan keamanan, sudah pula dipasang CCTV yang setiap saat melakukan perekaman terhadap segala aktivitas yang terjadi. Pemasangan CCTV ini juga berfungsi sebagai kontrol serta jaminan atas transparansi dan kinerja para petugas puskesmas. Dengan ber-bagai dukungan IT tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan Puskesmas III Densel menuju pelayanan CEMPAKA (Cepat, Efisien, Mudah, Pro-fesional, Aman, Keadilan, dan Asri).

Beberapa prestasi yang diraih Puskes-mas III Densel antara lain: Nominee III Lomba Citra Pelayanan Prima tingkat Prov. Bali tahun 2008; Piagam Penghar-gaan Lomba Citra Pelayanan Prima (CPP) tingkat Nasional 2008; Kategori Baik atas Partisipasi pada Kegiatan Penyelenggaraan CPP Kota Denpasar 2009; Tenaga Gizi Te-ladan tingkat Kota Denpasar 2010; Tenaga Dokter Teladan tingkat Kota Denpasar 2012; Tenaga Paramedis Teladan tingkat Kota Denpasar 2013; dan meraih Sertifikat ISO 3 tahun pada tahun 2014.

� Inten Indrawati

dr. Nyoman Sri Trisnawati, M.Kes.

Menuju Pelayanan CEMPAKA

dr. Nyoman Sri Trisnawati, M.Kes.

Page 51: Majalah balipost edisi 71
Page 52: Majalah balipost edisi 71