majalah balipost edisi 108

52
RP 20.000 ’’Tsunami’’ Pariwisata Bali Rabies dan Wisata Buatan 108 | 5 - 11 Oktober 2015

Upload: e-paper-kmb

Post on 23-Jul-2016

293 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

RP 20.000

’’Tsunami’’ Pariwisata Bali

Rabies dan Wisata Buatan

108 |5 - 11 Oktober 2015

5 - 11 Oktober 2015 3

D A F T A R I S I

PENDIDIKAN� Ideologi Kapitalisme Merasuki Dunia Pendidikan 18MANCANEGARA� Asap Ganggu Singapura 20DAERAH� Pungli Tiket di Kintamani Dewan Sidak Pos Pungut 22

LENSA� Gerabah 26

OLAHRAGA� Konspirasi Ban 27LINGKUNGAN� Jalan Rusak Bertahun-tahun 36PEMERINTAHAN� Komit Tekan Angka Pengangguran Pemkab Badung Sediakan 3.494 Lowongan Kerja 38TRADISI� Di Desa Kayubihi Bangli Tiga Tradisi Iringi ”Ngusabha Posa” 48

OPINI� Investasi Tanpa Menggusur Petani 6BALI SEPEKAN�Siswa SMPN 10 ’’Kerauhan’’ Massal 7LAPORAN UTAMA�’’Tsunami’’ Pariwisata Bali Rabies dan Wisata Buatan 8

�Peredaran Narkoba Keterlibatan Petugas Masih Sepuluh Persen 9�Kasus Anjing Gila Makin ”Gila” 10POLITIK�Mewaspadai Jebakan Hukum 16�Mengantisipasi Degradasi Penutur 17

4

5 - 11 Oktober 20154

D A R I P E M B A C A

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Beban Upacara dan Kemiskinan di Bali

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi

Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Parwata, Rindra, Agustoni, Ngurah Kertanegara, Komang

Suryawan, Agung Dharmada. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Manik Astajaya, Dedy Sumartana

Karangasem: Budana, Bagiarta Klungkung: Dewa Dedy Farendra, Negara: IB Surya Dharma, Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Desa Mana yang Didaftarkan?

Berdasarkan survei BPS Prov Bali yang diumumkan baru-baru ini diketahui bahwa persentase penduduk miskin Bali yang terdeteksi hingga Maret

2015, lebih banyak berada di wilayah pedesaan dibandingkan perkotaan. Dan yang mengejutkan ternyata biaya upacara agama atau adat masuk ke dalam daftar kebutuhan non makanan yang berpengaruh terhadap garis kemiskinan di Bali. Kalau demikian sudah pasti ada kekeliruan karena kekurangpahaman dalam menafsirkan ajaran-ajaran agama karena adat, budaya, agama merupa-kan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Sejatinya agama Hindu tidak pernah memaksakan umatnya untuk melakukan upacara dengan biaya lebih besar dari kemampuan. Namun kenyataannya banyak yang melakukan karena ikut-ikutan tanpa dasar sastra yang jelas, gengsi berlebihan dan mengutamakan reputasi, rasa yakin bahwa dengan melakukan upacara besar maka hasilnya juga akan besar, pengaruh lingkungan, teman dan tekanan keluarga dekat sehingga ter-paksa melaksanakannya.

IB Rai DjendraGianyar

Dengan telah diberlakukannya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 ten-tang Desa oleh pemerintah sejak tanggal 15 Januari 2015, yang menjadi

pertanyaan krama desa pakraman/adat adalah:1. Sudahkah pemerintah kabupaten/kota menata kembali dan kemudian

menetapkan status desa menjadi desa atau status desa menjadi desa pakra-man/adat sesuai dengan amanat Bab XIII (tiga belas) Ketentuan Khusus Desa Adat pasal 96, pasal 110 pada halaman 91-99 dan penjelasan pasal 116 ayat 2 pada halaman 189-190.

2. Sudahkah berani menerima kenyataan bahwa sebenarnya desa pakraman/adat sejak zaman Mpu Kuturan, yaitu tahun 1022-1026 sudah ada dengan segala persyaratannya yang sesuai dengan persyaratan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

3. Kenapa pemerintah daerah kabupaten/kota/provinsi terburu-buru meny-alurkan dana desa? Desa mana yang didaftarkan/diregistrasi? Desa pakraman /adat mau dikemanakan?

Anak Agung Oka SuambaJl. Gunung Sanghyang 18 B Denpasar

5

5 - 11 Oktober 2015 5

PESTA politik perebutan kekuasaan di tingkat kabupaten/kota bergulir di Bali. Pasangan calon mulai melakukan sosialisasi diri. Janji mensejahterakan masyarakat dan siap berjuang membela kepentingan Bali menjadi jargon politik. Namun, keraguan publik terhadap janji politik para pasangan calon ini juga menguat. Publik umumnya meragukan jika kandidat yang kini bertar-ung merebut simpati pemilih akan benar-benar peduli rakyat. Kuat kecenderungan akan terjadi penyimpangan prilaku setelah kekuasaan diraih.

Setidaknya, jika merujuk hasil jajak pendapat Pusat Data Bali Post terda-pat 68,47 persen responden meragukan komitmen para kandidat. Responden meyakini janji kandidat akan sulit terealisasi setelah kekuasaan diraih. Terlebih dalam proses pengalokasian anggaran akan memicu adanya tarik menarik kepentingan antara eksekutif dan legislatif. Kompromi pengelolaan anggaran cenderung akan mengaburkan keberpihakan penguasa terhadap rakyat. Pada jajak yang dilakukan dengan men-gajukan kuisioner dan wawancara via telepon ini, responden justru yakin pe-jabat publik hasil pilkada serentak akan

lebih membela kepentingan investasi. Pilihan strategi berpihak kepada investor akan menguat mengingat dengan cara ini bisa membuat investasi politik cepat kembali. Pejabat publik, juga diyakini akan menjadi golongan eksklusif yang sulit ditemui rakyat. Birokrasi yang menjelimet juga diyakini akan menjadi penghalang komunikasi antara rakyat dengan pemimpinnya.

Sedangkan 29,21 persen responden mengaku yakin pilkada serentak dapat menghasilkan figur penguasa yang mem-bela kepentingan rakyat. Keberpihakan kepada aspirasi publik ini bisa dicermati dari karakter figur yang bersaing. Kan-didat umumnya telah dikenal publik dan memiliki pengalaman mengelola kebijakan politik. Selain itu, publik berasumsi figur yang terpilih nanti tidak akan bisa mengelola kekuasaan sesuka hati mengingat kini banyak aturan pen-gelolaan anggaran yang bermuara pada kepentingan publik.

Sementara itu, 2,32 persen responden tak memberikan respons terkait hal ini. Responden kelompok ini, umumnya mengaku sudah tak tertarik terhadap pesta politik terlebih muaranya hanya

merebut kekuasaan. Responden meya-kini prilaku seseorang saat sebelum berkuasa dengan setelah berkuasa bisa sangat berbeda. Responden hanya berharap pilkada serentak tidak meng-ganggu stabilitas dan dikelola dengan biaya murah.

� Dira Arsana

Menebar Janji, Menjaring Simpati

6

Di Bali, sejumlah investa-si/modal yang menggusur petani, nelayan, perempuan dan masyarakat adat mengede-

pan seperti kasus Sumberklampok, Pe-jarakan, Sendangpasir, BNR, Serangan, Pecatu, Selasih, Geothermal Bedugul, dan lainnya. Paska Orba seperti BIP, Ta-hura, Benoa, KSPN Besakih dan lain-lain sampai PLTU Celukan Bawang. Program sejenis ini memaksa negara untuk me-mangkas drastis anggaran pemerintah dalam berbagai sektor, khususnya untuk retribusi lahan dan akses pertanian, sebagai prasyarat agar terus mendapat kucuran utang dari lembaga tersebut. Hal inilah yang mengakibatkan, salah satunya, penyusutan produksi pangan, yang terus menjadi momok hingga kini.

Pembenahan komperehensif melalu reforma agraria mutlak dibutuhkan. Baik itu dari segi hukum (de jure) maupun operasionalnya di lapangan (de facto). Tetapi yang lebih urgen dan fundamen harus diupayakan tentu ikhwal yang ber-hubungan dengan konstitusional, sebelum nantinya merambah ke hal yang bersifat ekstra. Agroteknologi, misalnya. Jadi, upaya ini di samping menuntut keterliba-tan pemerintah, juga tak kalah pentingnya partisipasi dari masyarakat petani (petani, pekerja, koperasi dan UMKM) sendiri. Sebab itu, ada beberapa titik solutif yang mungkin dapat digunakan bahan pertim-bangan di sini.

Pertama, menyangkut perubahan kelembagaan di pedesaan. Dalam hal ini meliputi, pertama, lembaga penguasaan tanah; kedua, lembaga hubungan kerja; ketiga, lembaga perkreditan.

Sayang, untuk poin pertama (kelem-bagaan tanah), kepemilikan tanah sebagai tonggak utama masyarakat petani kini kondisinya semakin memiriskan. Di Jawa saja rata-rata kepemilikan lahan hanya sekitar 0,25 hektar. Penciutan ini di samp-ing karena tergerus oleh keserakahan sek-tor industri yang lapar lahan, juga karena kebijakan pemerintah yang meninggalkan

sektor pertanian. Perlu terobosan melalui, Badan Usaha Milik Desa (Bundes), dengan menghimpun tanah pertanian desa sebagai asset bersama, dan dikelola secara koper-atif dengan sistem pengupahan pasti dan manajemen modern.

Poin kedua, relasi kerja. Ini penting, karena ia terkait langsung dengan penen-tuan proporsi ekonomis yang akan diper-oleh oleh produsen agraria di pedesaan. Dilakukan dengan menempatkan petani pemilik lahan sebagai pemilik/penyertaan modal, dan sekaligus pekerja, dengan sistem upah tetap dan seterusnya.

Masalah ketiga, ikhwal perkreditan, formal maupun informal (Bank, Koperasi, dan lain-lain). Kenyataan yang selama ini kasat mata, lazimnya lembaga perkreditan itu hanya mau berkompromi dengan para pekerja agraria yang punya skala besar. Sebaliknya, petani-petani kecil terkucil justru di saat lembaga itu menganga di depan mata. Ini (perubahan lembaga) PR pertama yang harus diselesaikan pemer-intah sebelum menginjak langkah yang

lebih panjang: agribisnis nasional, multi-nasional, dan seterusnya.

Kedua, pesan ini lebih diperuntukkan bagi investor ataupun korporasi (lokal-nasional) yang berkantong tebal. Mak-sudnya, diharapkan para pengusaha atau korporasi itu mau menanam modalnya bagi penguatan sektor pertanian, khusus-nya yang berada di pedesaan. Pasalnya, satu di antara motif para petani stagnan dalam kegiatan berproduksi, ialah karena langkanya pembiayaan.

Di samping itu, investasi juga dibu-tuhkan dalam ranah riset dan penelitian yang ditujukan kepada para peneliti dan akademisi. Sebab, hidup di dusun global seperti ini, pemecahan yang bersifat al-ternatif merupakan sesuatu yang niscaya (energi biofuel misalnya). Setelah itu, tinggal sosialisasinya saja kepada kalangan petani akar rumput. Maka, merupakan hal istimewa jika korporasi maupun investor (lokal-nasional) mau menengok saudara mereka yang tak berdaya di pedesaan, betapa kecil sekalipun prospek profit-finansialnya.

Ketiga, sedapat mungkin mempersem-pit intervensi asing dalam proyek ini, teru-tama dalam hal pendanaan. Kecuali jika itu bersangkutan dengan kerja sama distribusi maupun penelitian. Langkah ini bukan berarti mencerminkan sikap eksklusif, melainkan sekadar bentuk “perlindungan budaya” (local wisdom, local product, etc.) untuk antisipasi kemungkinan terserang penjajahan jenis baru, yang selama ini menemukan kristalisasinya pada negara, dan pemegang kapital.

Karena itu, pemerintah harus tetap berpijak pada pedoman: ”bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di da-lamnya dikuasai negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”, seperti yang sudah termaktub dalam pasal 33 UUD 45 itu. Adapun mengenai pengembangan atau mekanisme kerjanya, tinggal disesuaikan saja “waktu, tempat dan keadaan” (desa, kala, patra) yang melingkupinya.

O P I N I

5 - 11 Oktober 20156

Oleh Ngurah Karyadi

Investasi Tanpa Menggusur Petani

Terminal Negara Rusak

MBP/olo

5 - 11 Oktober 2015 7

B A L I S E P E K A N

SISWA SMPN 10 Denpasar, Senin (21/9) mengalami kerauhan massal. Puluhan siswa dan seorang guru di sekolah tersebut mengalami kerauhan (kesurupan) dan berteriak histeris. Guna menghindari kejadian lain yang tak diinginkan, seluruh siswa terpaksa dipulangkan sebelum jam pelajaran usai.

Kerauhan massal itu terjadi pukul 08.30 wita ketika para siswa sedang belajar di kelas masing-masing. Tiba-tiba, seorang siswa di ruang kelas bagian selatan berteriak histeris yang disusul teriakan serupa dari ruang kelas lainnya sehingga suara teria-

kan terdengar bersahutan-sahutan. Mayoritas siswa yang kesurupan itu perempuan. Selain berteriak histeris, sebagian dari mereka juga ada yang menangis histeris.

Kepala SMPN 10 Denpasar Drs. Ketut Sukartha, M.Si., membenarkan adanya kejadian tersebut. Menurut dia, kerauhan ini telah terjadi sejak dua minggu lalu. Peristiwa ini kem-bali terulang, Sabtu (19/9) lalu. Na-mun, peristiwa kemarin yang paling menggemparkan lantaran jumlah siswa yang kerauhan mencapai puluhan orang termasuk satu orang guru.

� Sumatika

KONDISI Terminal Negara kini mulai usang dimakan usia. Kendati masih diper-gunakan sebagai terminal angkutan desa (angdes) hingga bus-bus AKDP (Antar-Kota Dalam Provinsi), sejumlah bangunan nampak sudah rapuh. Seperti bangunan kantor terminal dan gedung tempat antre angdes. Begitu juga kondisi lahan parkir sepeda motor yang banyak berlubang lantaran sudah bertahun-tahun.

Seperti yang terlihat, Senin (21/9), di areal parkir sepeda motor dalam terminal dengan dasar paving sudah mulai menge-lupas. Bahkan banyak yang sudah lubang dan hancur. Begitu pula kondisi atap kantor yang sudah jebol. Di areal parkir kendaraan umum lebih sering terlihat kotor, lantaran lahan lapang beraspal itu berfungsi ganda.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunika-si dan Informasi (Hubkominfo) Jembrana I Gusti Bagus Putra Riyadi mengatakan terkait terminal memang sudah ada usulan untuk direhab. Seperti perbaikan paving areal parkir sepeda motor hingga kap ge-dung kantor. Sedangkan bangunan untuk tempat antre angdes masih bagus dan akan dilakukan pengecatan.

� Surya Dharma

MALANG tak bisa ditolak, untung tak bisa diraih. Peribahasa itu barangkali pas menggambarkan nasib bocah TK, I Ketut Agus Swastika (6). Anak TK asal Banjar Belong, Manggis, Karangasem ini tewas, Minggu (20/9) lalu, saat kepal-anya tertimpa paduraksa (pilar berukir) panyengker merajan (pura keluarga) di sebelah rumahnya. Sementara sepupu-nya, I Kadek Harta (6) selamat, hanya luka di kepala dan bengkak di tangan.

Kapolsektif Manggis AKP I Dewa Gede Putra seizin Kapolres Karangasem AKBP I Gede Adhi Mulyawarman,

Senin (21/9) kemarin, membenarkan kasus itu. Kapolsek Dewa Putra men-gatakan, korban Agus Swastika sempat dilarikan keluarganya ke klinik Penta Medika Manggis. Namun, korban din-yatakan sudah meninggal oleh tim medis yang menerimanya.

Dia diduga menderita cedera di kepala, akibat terjatuh dari panyengker (tembok keliling pura merajan). Setelah Agus terjatuh dari tembok setinggi seki-tar 2 meter, kepalanya tertimpa reruntu-han bongkahan paduraksa.

� Budana

BADAN Lingkungan Hidup (BLH) Buleleng melakukan penelusuran ke lokasi pengambilan batu di kawasan bukit Desa Banyupoh, Gerokgak, Senin (21/9). Hasil-nya, BLH tidak menemukan dampak keru-sakan lingkungan terhadap aktivitas tersebut. Meski demikian, BLH menyatakan dampak pengambilan batu itu, telah menimbulkan gangguan dari sudut estetika di kawasan hutan negara di Buleleng Barat itu.

Kepala BLH Buleleng Drh. Nyoman Surya Temaja ketika dihubungi menga-

takan tim yang diturunkan menyasar dua lokasi pengambilan batu. Sebanyak delapan lokasi di Desa Banyupoh, dan satu tempat di Bukit Gondol RT/02 Dusun Gondol, Penyabangan, Gerokgak. Di Banyupoh tim menemukan delapan lokasi yang disasar warga pencari batu yakni di Pangkung Kesambi, Pangkung Jai, Pangkung Ketumahang, Pangkung Kelik, Pangkung Jarak, Pangkung Teep, Pangkung Blatung, dan Pangkung Api. Akses masuknya melalui bendungan di

Desa Gerokgak ke arah selatan. Harus menempuh perjalanan dua hingga tiga jam berjalan kaki. Sedangkan, di Bukit Gondol, tim menemukan satu lokasi pengambilan batu, di sini, malah sudah sampai kawasan pelinggih. Di sini tim menemukan sebuah papan plang larangan dan aktivitas pengambilan batu. ‘’Sesung-guhnya aktivitas di sini telah dihentikan cukup lama oleh pemerintah desa dan desa pakraman,’’ ujarnya.

� Mudiarta

Tertimpa ’’Paduraksa’’Anak TK Tewas

BLH Temukan Gangguan Estetika di Banyupoh

Siswa SMPN 10 ’’Kerauhan’’ Massal

7

8

8 5 - 11 Oktober 2015

L A P O R A N U T A M A

Berbagai persoalan Bali kini men-gancam kelangsungan pariwisata di Pulau Dewata. Persoalannya tak melulu SDM Bali yang kalah

saing, juga ‘’datangnya’’ destinasi baru yang jauh dengan konsep pariwisata bu-daya. Demikian pula kasus anjing gila yang kian ‘’menggila’’ di Bali juga sebagai salah satu ancaman serius.

Pariwisata Bali kini memasuki zona kri-tis. Budaya dan lingkungan tak lagi menjadi daya tarik utama wisatawan datang ke Bali. Padahal kedua hal itu selama ini menjadi roh pariwisata budaya yang dikembang-kan di Bali. Kecenderungan bahwa atraksi budaya mulai tidak diminati wisatawan tercermin dari hasil survei Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali. Survei bulan Mei lalu menunjukkan adanya pergeseran keinginan pasar. Wisatawan mancanegara khususnya tidak lagi tertarik dengan wisata berbasis budaya. Mereka lebih banyak melirik wisata buatan atau artificial based.

Hasil survei BI ini menjadi catatan Fraksi PDIP DPRD Bali yang disampaikan dalam Rapat Paripurna Ke-3 DPRD Bali dengan agenda pandangan umum fraksi, pekan lalu. Disebutkan, 56 persen wisatawan mancane-gara tertarik pada wisata buatan. Sementara wisata berbasis budaya dan wisata alam masing-masing hanya 22 persen.

Anggota Komisi II DPRD Bali A.A. Ngurah Adhi Ardhana, ST mengatakan, hasil survei ini menunjukkan bila pari-wisata budaya yang dicanangkan bahkan ditetapkan dalam Perda sudah melenceng jauh. Bali saat ini sudah mulai berubah ke pariwisata massal yang sejatinya bukan merupakan kekuatan utama pulau dewata.

“Artinya apa? Berarti semakin menjauh, menggeser kita masyarakat Bali, saya tidak mengatakan bahwa itu harus beragama Hin-du, tapi masyarakat yang sudah membentuk budayanya dengan segala macam agama dan sebagainya itu akan tersingkir,” ujarnya. Adhi Ardana mengibaratkan hasil survei ini sebagai ‘’tsunami’’ bagi pariwisata budaya Bali. Selanjutnya akan masuk kekuatan-kekuatan dari luar Bali yang berimplikasi memarjinalkan masyarakat Bali itu sendiri. Secara industrial akan terjadi pertarungan yang bersifat massal. Artinya persaingan

yang bersifat kualitas dan kuantitas. “Ka-lau based daerah sudah tertinggal, maka bukan kualitas yang dipermasalahkan.Yang bermasalah adalah harga, jadi semakin ren-dah. Pariwisata kita akan semakin murah. Menunggu detik-detik terakhir saja kalau begini caranya,” jelasnya.

Politisi PDIP ini meminta pemerintah melakukan penguatan budaya serta yang terpenting, mempromosikan terus budaya Bali ke mancanegara. Pemerintah diminta kembali mengirim duta-duta budaya ke luar negeri, seperti yang dilakukan di era 90-an hingga tujuh tahun lalu. Promosi seperti ini menurutnya efektif untuk mendatangkan wisatawan yang betul-betul datang karena budaya atau alam Bali.

“Jadi bukan karena fasilitas industri yang ada, seperti hotel, bar, dan sebagainya. Promosi ke luar negeri harus sering kita lakukan, jangan menganggap hal ini akan buang-buang uang seperti yang dibicarakan. Konsep dari promosi dengan mengirim duta-duta budaya kita, jangan itu yang dipotong,” tandasnya.

Diwawancara terpisah, Gubernur Bali Made Mangku Pastika membantah bila menurunnya minat wisatawan mancanegara terhadap wisata budaya lantaran minim pro-mosi. Bali sudah terkenal, hanya saja kini terjadi pergeseran minat wisatawan pada sesuatu yang lebih wah. “Ya nggak (karena minim promosi), itu dunia sudah tahu itu betapa hebatnya budaya kita, cuma itu tadi saya katakan ada keterbatasan orang untuk melihat atau menyaksikan atraksi budaya itu. Orang kalau datang ke Bali menonton tari barong berapa kali sih? Sekali kan, sekali aja datang kesini. Kalau dia datang lagi, memang masih mau nonton lagi itu?

Belum tentu kan, kemungkinan besar tidak. Berarti harus ada destinasi pariwisata lain,” ujarnya.

Di sisi lain, Pastika mengaku sudah beru-paya melakukan penggalian dan pengem-bangan budaya Bali melalui Pesta Kesenian Bali dan Bali Mandara Mahalango. Namun apa daya, wisatawan khususnya anak-anak muda sudah mulai enggan menonton per-tunjukan seni. “Kita bangga tapi logika juga harus jalan,” tandasnya.

Sementara itu, anggota Fraksi PDIP DPRD Bali, Ketut Kariyasa Adnyana berpendapat, pemerintah khususnya Dinas Kesehatan serta Dinas Peternakan dan Kes-ehatan Hewan untuk melakukan evaluasi total penanganan rabies. Mengingat sudah ada Perda yang mengatur soal itu berikut pendanaannya. Namun masih saja ada masyarakat yang menjadi korban.

“Langah-langkah apa yang mesti diam-bil. Kita perlu menetapkan Bali menjadi siaga rabies karena dalam sebulan ini sudah enam meninggal. Ini sesuatu yang sangat tidak bagus bagi kesehatan dan dunia pari-wisata kita karena isu kesehatan, politik, bom, keamanan itu menjadi isu nomor satu yang sangat besar mempengaruhi destinasi pariwisata internasional,” ujarnya.

Kariyasa khawatir isu rabies nantinya digunakan oleh para pesaing Bali seperti Tiongkok, Thailand, Malaysia, dan lain-nya. Dengan demikian, rabies akan sangat membahayakan bagi dunia pariwisata yang menjadi tulang punggung Bali selama ini. “Pencegahan harus diutamakan, pertama dengan eliminasi. Kedua dengan meng-gandeng desa adat, nanti disana dimasukkan dalam perarem, awig-awig,” jelasnya.

� Rindra

’’Tsunami’’ Pariwisata Bali

Rabies dan Wisata Buatan

MBP/dok

Kawasan Ceking, Gianyar yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan akan keindahan alam di Bali.

9

5 - 11 Oktober 2015 9

EMPAT daerah di Bali merupakan zona merah narkoba. Badan Narkotika Provinsi Bali mencatat keempatnya adalah Denpasar, Gianyar, Buleleng dan Badung. Ini tidak berlebihan. Dalam bulan Mei 2011, ada 451 kasus narkoba di empat wilayah tersebut. Denpasar menduduki peringkat tertinggi yakni 161 kasus. Sementara Gianyar, Badung dan Buleleng masih dalam kisaran pu-luhan kasus.

Sementara data dari Polda Bali dari Januari-Juli 2013, jumlah kasus narkoba hampir terjadi di seluruh wilayah Polres di Bali. Polresta Denpasar tercatat pal-ing tinggi. Jumlahnya 128 kasus.

Melihat kecenderungan tersebut tentu bukan hal mudah untuk menanganinya. Perlu kerja sama semua pihak untuk melawan kejahatan yang mengancam memurukkan generasi muda.

Peredaran narkoba di Bali sudah tidak mengenal batas atau borderless. Para pengedar tak henti mengembang-kan modus operandinya agar lolos dari pantauan petugas. Praktis, petugas sela-lu kalah cepat sehingga cukup kesulitan menangkap pengedar kelas kakap.

Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, S.H., menga-takan, tempat kos paling banyak jadi sasaran pengedar. ‘’Mereka pandai. Kita langkahnya 6 mereka 10, jadi tetap ter-lambat petugas mengevaluasi ini. Seka-rang berubah modus operandi mereka mencari sasaran. Pertama, anak-anak sekolah yang keren. Dua, orang-orang yang mapan antara umur 25 sampai 39 tahun,” ujarnya.

Suastawa menambahkan, para penge-dar kini berkomunikasi menggunakan satelit sehingga tidak bisa disadap oleh petugas. Sebaliknya, petugas justru be-lum dibekali peralatan canggih seperti alat deteksi narkotika. Padahal, alat semacam ini sangat dibutuhkan untuk menemukan narkoba di tempat atau benda yang tidak terduga.

Seperti di Lembaga Pemasyarakatan, narkoba banyak dimasukkan melalui makanan yang dibawa pengunjung. Petugas tidak mungkin dengan detail memeriksa makanan satu per satu. Pa-dahal, narkoba seberat 0,55 gram cukup bila dimasukkan dalam tulang ayam.

Suastawa tak memungkiri bila ada keterlibatan oknum petugas dalam peredaran narkoba. Kendati secara persentase terbilang menurun, dari 40 persen kini hanya tinggal 10 persen. Na-mun menurutnya, masalah mental petu-gas tetap menjadi persoalan bersama di kalangan aparat penegak hukum.

Terkait pecandu yang tertangkap, kata Suastawa, diberlakukan rehabilitasi. “Pemikirannya begini. pecandu-pecandu ini adalah orang sakit kenapa dipenjara. Karena kenyataannya dia dipenjara bu-kan mencari sembuh tetapi justru dia ‘kuliah’ di situ. Itu menjadi persoalan, akhirnya rehabilitasi,” paparnya.

Anggota Komisi I DPRD Bali I Wayan Tagel Arjana, S.T. melihat masyarakat Bali memiliki jiwa yang terbuka dan menerima. Sayangnya, mer-eka tidak saja mudah menerima hal-hal positif, tapi juga negatif. Terutama pada generasi muda yang masih dalam tahap pencarian jati diri. Untuk itu, orangtua memiliki peran penting untuk mem-bekali anak-anak dengan pendidikan budi pekerti serta memenuhi kebutuhan rohani mereka.

“Di sini kekurangan kita, mungkin karena kesibukan kita berorientasi pada material, hingga lupa pada kebutuhan lain untuk generasi muda,” ujarnya. Ta-gel menambahkan, di era 80an ada mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila atau PPKn. Namun sekarang materi itu tidak lagi dibuat sebagai satu mata pela-jaran khusus. Padahal, materi tersebut dapat membentengi generasi muda dari pengaruh negatif seperti narkoba.

“Narkoba ini akan berkembang terus karena faktornya kemudahan untuk

mendapatkan barang-barang tersebut. Kalau tidak mudah, tidak mungkin masyarakat secara masal (memakai, red), berarti penyediaan barang gam-pang sekali,” imbuhnya.

Tagel menambahkan, sumber penye-dia barang haram itu harus dicari. Begitu juga mesti diselidik bersama mengapa masih ada saja yang mencari narkoba meski dampak negatifnya sudah men-jadi rahasia umum di masyarakat. Untuk itu, baik desa adat, banjar, maupun petugas yang membidangi seperti BNN harus betul-betul turun ke bawah untuk melihat dan melaksanakan tugasnya dengan baik.

“Kalau ini tidak bisa kita potong sumbernya, saya yakin kita di Bali tidak bisa untuk memberantas. Bagaimana kita bisa mengurangi kalau sumber-sumber ini gampang masuk ke Bali, baik lewat pelabuhan, udara, atau paket-paket yang ada. Perlu kita mengawasi. Perlu solusi bagaimana menekan, baik sidak atau pemeriksaan,” jelasnya.

� Rindra

Peredaran Narkoba

Keterlibatan Petugas Masih Sepuluh Persen

10

5 - 11 Oktober 201510

L A P O R A N U T A M A

Pemerintah pusat menargetkan Bali bebas rabies tahun 2015. Namun nyatanya, hingga saat ini Bali belum juga terbebas

dari rabies. Sejak kemunculan penyakit anjing gila pada akhir tahun 2008 hingga September tahun 2015 sudah tercatat 159 korban meninggal. Sedangkan, per September tahun 2015 saja ada 14 kasus kematian akibat rabies.

Dr. Ketut Suarjaya, MPPM., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, pekan lalu mengatakan, kendala yang dihadapi da-lam penanganan rabies di Bali yaitu masih tingginya kasus gigitan, 100-120 per hari. Selain itu populasi anjing sangat tinggi, banyak anjing liar dan anjing yang dil-iarkan. “Masih banyak masyarakat yang digigit anjing tidak mencari pertolongan ke pelayanan kesehatan sehingga tidak mendapatkan tatalaksana kasus rabies,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kes-ehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali Drh. I KG. Nata Kesuma, MMA., mengatakan, telah mengeliminasi 22.081 anjing dari 400.000-an populasi anjing yang ada di Bali. Yang memperparah keadaan adalah hewan penular rabies (HPR), yaitu anjing 80 persen dipelihara secara diliarkan,

5 persennya merupakan anjing liar dan hanya 15 persen anjing yang dipelihara tidak diliarkan. Tingginya anjing yang dipelihara secara diliarkan menyulitkan petugas untuk melakukan vaksinasi se-hingga penyebaran rabies dapat terjadi dengan cepat.

Pada Perda Nomor 15 Tahun 2009 ten-tang peanggulangan rabies, pasal 5 telah dengan jelas menyebutkan, setiap orang yang memelihara anjing harus mem-perhatikan kesehatan dan kesejahteraan hewannya, memiliki kartu registrasi HPR, memvaksin hewannya secara berkala dengan vaksin rabies, memiliki kartu vak-sinasi, memelihara hewannya di dalam rumah atau didalam pekarangan rumah-nya, mengandangkan atau mengikat agar tidak berkeliaran di jalan-jalan umum dan tempat-tempat umum, memakai alat pengaman apabila membawa keluar dari pekarangan.

Nata menegaskan tidak ada yang berubah dari perda tersebut, hanya saja saat ini diperlukan tindakan tegas terkait hukum bagi yang melanggar peraturan tersebut. “Kondisi saat ini, untuk mengimplementasikan perda itu memang perlu sosialisasi sebagai langkah persuasif,” terangnya.

Jika dilihat kondisi saat ini, maka harus

diterapkan secara tindakan hukum untuk pelanggar peraturan. “Kita dorong tim untuk berkoordinasi supaya sanksi bisa ditegakkan,” ujarnya.

Tegakkan Hukum Ketua Persatuan Dokter Hewan In-

donesia (PDHI) Provinsi Bali drh. Made Restiati, Senin (21/9) memaparkan, pem-berantasan penyakit rabies di Bali harus dilaksanakan secara konsisten dengan melibatkan semua pihak mulai dari pe-merintah provinsi, kabupaten/kota dan segenap komponen masyarakat.

Menurut Restiati, ada empat kom-ponen strategi pemberantasan rabies sesuai standar yang diatur oleh OIE (or-ganisasi dunia untuk kesehatan hewan) yakni vaksinasi massal, kontrol populasi (sterilasi), edukasi masyarakat dan elimi-nasi selektif terhadap hewan yang potensial menyebarkan rabies. Dari empat strategi pemberantasan itu, kata dia, baru-

Kasus Anjing GilaMakin ”Gila”

5 - 11 Oktober 2015 11

MBP/dok

Anjing Kintamani, salah satu yang diakui Asian Kennel Union (AKU) sebagai anjing ras asli Indonesia. Anjing yang tangguh dan setia pada majikan ini dikhawatirkan terdampak dengan merebaknya rabies di Bali termasuk di Kintamani, habitat asli anjing tersebut.

dua strategi yang dilakukan secara inten-sif yakni vaksinasi massal dan eliminasi selektif. Sementara kontrol populasi dan edukasi terhadap masyarakat diakuinya belum maksimal.

Restiati menambahkan, Bali sejatinya sudah memiliki Perda Nomor 15 Tahun 2009 tentang Penanggulangan Rabies. Sayang, perangkat hukum itu terkesan kurang efektif dan kurang ditaati oleh masyarakat Bali itu sendiri. Sebagai contoh, pemilik anjing yang lalai dan membiarkan anjingnya berkeliaran bebas tanpa memberikan vaksin sebenarnya bisa diancam pidana kurungan paling lama enam bulan atau denda paling banyak Rp 50 juta. Namun dalam prakteknya di lapangan, peraturan belum ditegakkan sehingga belum memberikan efek jera

kepada pemilik anjing yang membiarkan anjingnya berkeliaran. Agar tidak men-jadi “macan ompong”, Restiati berharap pemerintah daerah secara konsekuen melaksanakan perda tersebut. Tak kalah pentingnya, peran desa pakraman dalam upaya pemberantasan rabies juga perlu diintensifkan. Salah satunya, menyusun awig-awig yang intinya pemilik anjing yang membiarkan anjingnya berkeliaran bisa dijatuhi sanksi sesuai ketentuan yang diatur dalam awig-awig tersebut. “Sudah saatnya kita bergerak sinergis dengan me-libatkan segenap komponen yang ada di masyarakat dalam upaya pemberantasan rabies ini. Ingat, kasus rabies ini sudah menjadi ancaman sangat serius bagi Bali,” tegasnya.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika

mengatakan, tidak adanya kesadaran masyarakat menjadi titik persoalan rabies tak kunjung tuntas di pulau de-wata. “Pemerintah ini sudah mengha-biskan uang banyak sekali dan tenaga banyak sekali, baik pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, semua juga menghabiskan uang banyak sekali sejak berkembangnya rabies di Bali. Jelaslah beban besar bagi pemerintah kalau tidak ada partisipasi masyarakat,” ujarnya usai mengikuti rapat paripurna di DPRD Bali, pekan lalu. Terkait target yang mustahil terealisasi, Pastika kem-bali menyerahkan kepada masyarakat. Walaupun pemerintah memasang target, kalau rakyatnya tidak mau maka wajar saja tidak tercapai.

� Maya/Sumatika

5 - 11 Oktober 201512

A K T I V I TA S

MBP/ist

TUNTAS - Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori (PANDBTK) akhirnya menuntaskan seluruh

rangkaian Pesamuan Agung V di Wantilan Sri Kesari War-madewa Pura Agung Besakih. Keputusan Pesamuan Agung V disahkan Sabha Panditha yakni Ida Shri Bhagawan Nabe Wira Kerti dan Ida Shri Bhagawan Nabe Dwija Yoga Wiswa dan Brigjen Pol. (Purn) Nyoman Gde Suweta (Ketua Umum

PANDBTK). Bertindak sebagai pimpinan sidang Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (Sekjen PAN-

DBTK) dan I Gusti Bagus Hadipta Sukarna (Wakil Ketua PANDBTK). Dalam acara yang dihadiri sekitar 500 pengu-rus organisasi, dadia dan merajan dari seluruh kabupaten/

kota dan provinsi di luar Bali ini juga dihadiri Asisten I Pemkab Karangasem, Jro Gde Suwena (Ketua MUDP Bali)

dan Prof. Dr. IGN Sudiana (Ketua PHDI Bali).

MBP/ist

PERSEMBAHYANGAN - Pada Sabtu (19/9), seluruh karyawan Bank Danamon Bali yang beragama Hindu dan Buddha melaksanakan persembahyangan bersama di Pura

Luhur Pucak Petali Tabanan sebagai salah satu agenda tahunan Bank Danamon. Acara ini diikuti oleh kurang lebih

300 karyawan Bank Danamon se-Bali. Dalam persembahyan-gan bersama ini, sekaligus diserahkan dana punia Rp 5 juta,

sumbangan peralatan kebersihan (8 tong sampah, 10 sapu dan 10 serok), perlengkapan upacara, berupa wastra putih

kuning sebanyak 6 roll, 3 stel kewaca pemangku dan 6 buah jam dinding. Penyerahannya diwakili I Gusti Agus Indrawan

selaku Branch Corporate Officer Bank Danamon Bali, didampingi Erlyani selaku ketua panitia dan seluruh Senior Officer PT Bank Danamon Indonesia Tbk. di wilayah Bali.

MBP/ist

EDUKASI - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana didampingi Kepala Kantor OJK Provinsi Bali Zulmi, pada

pembukaan edukasi dan sosialisasi keuangan kepada pegawai pemerintah Kabupaten Buleleng, Selasa (22/9) di gedung

wanita Laksmi Graha Kota Singaraja. Kepala Kantor OJK Bali Zulmi mengatakan, program edukasi dan sosialisasi ini berkesinambungan dilakukan di beberapa tempat, termasuk

di Kabupaten Karangasem. Di Singaraja sendiri menyasar pegawai pemerintah di kabupaten. Pasalnya di Bali masih

banyak oknum yang memanfaatkan kelengahan dan ketidak-tahuan masyarakat dalam mengelola keuangan yang baik.

MBP/ist

KESEMPATAN - Salah satu perusahaan kapal pesiar terbe-sar di dunia yaitu MSC (Mediterranean Shipping Company)

yang berkantor pusat di Geneva, Swiss, sudah menanda-tangani kontrak untuk pembuatan 7 kapal pesiar baru lagi. Satu di antaranya yaitu MSC Meravigilia, akan di-launch-ing awal 2017 mendatang. Dengan akan di-launching-nya kapal baru tersebut di samping 12 kapal pesiar yang sudah

beroperasi, kesempatan untuk bekerja di kapal mewah MSC makin terbuka lebar. Nampak dalam foto Director Bali

Paradise Citra Dewata saat berlibur di atas salah satu kapal pesiar MSC di Helsinki, Eropa.

5 - 11 Oktober 2015 13

MBP/ist

SEMINAR - Dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Udayana (Unud) ke-53, Pusat Kajian Bali Unud

menggelar seminar nasional “Lukisan Kisah Kehidupan Raja Udayana” di aula Fakultas Ilmu Budaya Unud, Jumat

(18/9). Seminar yang dibuka oleh Kepala Lembaga Pene-litian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unud Prof. Dr.

Ir. Nyoman Gde Antara, M. Eng. mewakili Rektor Unud ini menampilkan pemakalah, Prof. Dr. Edi Sedyawati dari

Universitas Indonesia yang memaparkan makalah berjudul “Ikonografi Hindu Budha di Jawa dan Bali pada Abad

ke-11”, Dr. I Ketut Setiawan, M. Hum. dengan makalah ber-judul “Lukisan Episode Kehidupan Raja Udayana” dan Dr.

A.A. Gde Raka, M. Si. dengan makalah berjudul “Atribut Udayana pada Abad ke-11”.

MBP/ist

PELAYANAN - Dalam rangka membantu program pemerin-tah di bidang kesehatan, PT Angkasa Pura (AP) I (Persero)

Bandara I Gusti Ngurah Rai memberikan pelayanan keseha-tan. Pelayanan ditujukan untuk masyarakat, khususnya ibu hamil dan anak balita melalui program Puskesmas Keliling.

Program puskesmas keliling ini diluncurkan secara resmi General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai disaksikan Pj. Wali Kota Denpasar A.A. Gede Geriya di Banjar Binoh

Kelod, Kelurahan Ubung Kaja, Selasa (22/9). General Man-ager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Trikora Karjo, mengata-kan satu unit kendaraan puskesmas keliling ini dilengkapi

tenaga medis yaitu dokter, perawat, bidan serta apoteker secara bergilir.

MBP/ist

PENINJAUAN - Usai membuka job fair di Kampus Unud, Selasa (22/9), Penjabat (Pj) Bupati Badung Ir. Nyoman

Harry Yudha Saka, M.M. didampingi Kadis Cipta Karya Ni Luh Dessy Dharmayanty, Kabag Pembangunan A.A. Ngr.

Bayu Kumara Putra beserta staf, Camat Kuta Selatan I Wayan Wirya, Lurah Jimbaran Ketut Rimbawan langsung

melakukan peninjauan ke sejumlah proyek APBD di wilayah Badung Selatan. Sidak ini guna memastikan pelaksanaan

proyek APBD tahun 2015 maupun proyek tahun jamak dapat berjalan dengan baik. Ada enam pengerjaan proyek yang

menjadi fokus kunjungan Pj. Bupati Badung. Di sela-sela kunjungannya tersebut, Pj. Bupati Yudha Saka mengata-

kan, sidak proyek ini untuk mengetahui sejauhmana proses pengerjaan proyek tersebut.

MBP/ist

OPEN HOUSE - Setelah dibuka Senin (14/9) lalu, Open House Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali (PNB) di-

tutup pada Jumat (18/9). Kegiatan tersebut ditutup Direktur Politeknik Negeri Bali yang diwakili Pembantu Direktur III I Wayan Temaja, S.T., M.T. Menurut Ketua Jurusan Teknik

Sipil Ir. I Wayan Arya, M.T., kegiatan yang berlangsung selama lima hari itu, telah diisi dengan berbagai kegiatan

seperti Seminar Nasional Ketekniksipilan, lomba karya tulis ilmiah, lomba maket, lomba beton nasional, dan kuliah tamu untuk mahasiswa baru Teknik Sipil. Semua kegiatan tersebut

berjalan dengan lancar. Sementara Pembantu Direktur III, I Wayan Temaja, menyampaikan selamat atas suksesnya

kegiatan Open House Jurusan Teknik Sipil 2015.

5 - 11 Oktober 201514

A K T I V I TA S

MBP/ist

WISUDA - IKIP Saraswati Tabanan tahun ini kembali mencetak ratusan guru profesional, berkarakter dan kom-

petitif dari tiga fakultas dan enam jurusan/prodi yang dimi-liknya. Selasa (22/9) ini, IKIP Saraswati Tabanan, perguru-an tinggi swasta ternama di daerah lumbung beras Bali ini, mewisuda 151 orang sarjana S-1 yang terdiri atas 26 orang

wisudawan FPIPS (Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial), 73 orang FPBS (Fakultas Pendidikan Bahasa dan

Seni) dan 52 orang FPMIPA (Fakultas Pendidikan Matema-tika dan IPA). Rektor IKIP Saraswati Tabanan Dr. Drs.

Dewa Nyoman Oka, M.Pd. saat ditemui Jumat (18/9) lalu memaparkan, selama 32 tahun mencetak tenaga pendidik di

Bali, IKIP Saraswati terus menunjukkan peningkatan dari segi atmosfer akademiknya.

MBP/ist

REFERENSI - Neo Organizer selaku penyelenggara pam-eran Info Franchise dan Business Concept 2015 (IFBC),

bersama Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), kembali menghadirkan kesempatan bagi Anda untuk mengeksplorasi

ragam referensi peluang bisnis franchise maupun peluang usaha serta keagenan partnership. Untuk ke empat kalinya

Roadshow diadakan di Lippo Mall Kuta, Bali. Melalui usaha Franchise pengunjung dimudahkan bahkan diberi solusi untuk memiliki usaha tanpa melakukan hal dari nol, me-

lainkan meneruskan kesuksesan yang telah berjalan. Sistem bisnis Franchise yang teruji dan terbukti serta panduan

usaha yang mudah diimplementasikan bagi Mitra usaha menjadi keunggulan usaha franchise dan peluang usaha,

dengan tetap mewujudkan semangat kewirausahaan.

MBP/ist

HUT - Menyambut hari ulang tahun ke-70 Palang Merah Indonesia (PMI), jajaran Rumah Sakit Umum Famili Husa-

da bersama Satuan Batalion Seni Tempur 18 YKR mengge-lar donor darah, Kamis (17/9). Puluhan kantong darah yang

terkumpul itu selanjutnya disumbangkan ke PMI Gianyar. Direktur RSU Famili Husada dr. I Made Surya Agung

didamping Owner RSU Famili Husada Ni Made Sukerti mengatakan dalam acara donor darah tersebut melibatkan

puluhan staf dari RSU Famili Husada bersama puluhan prajurit TNI dari Yonsipur 18 YKR. Dikatakannya, RSU

Famili Husada yang beralamat di Jalan Samplangan Timur No. 8 A Gianyar ini merupakan rumah sakit umum yang

baru berdiri sejak 21 Maret 2014.

MBP/ist

MAGNET - Bali masih menjadi magnet yang kuat dalam industri pariwisata di Indonesia. Walau sempat meredup

di tahun 2002 dan 2005, namun geliat wisatawan dan pertumbuhan bisnis masih tinggi di Bali. Melihat kondisi itu, Metropolitan Golden Management yang merupakan

management hotel untuk jaringan Horison Hotel, memu-tuskan melirik Bali sebagai lokasi pengembangan bisnis

perhotelan. Untuk mewujudkannya, kini sedang dibangun @HOM Kedonganan Bali, yang akan menjadi hotel ke lima di bawah management PT. Metropolitan Golden Management.

Bekerjasama dengan PT. Amanah Propertindo sebagai in-vestor yang telah memiliki banyak jaringan bisnis, seperti oil

& gas, kelapa sawit, pelabuhan, serta bisnis properti dalam membangun @HOM Kedonganan. Minggu (20/9), pemban-

gunan ditandai prosesi groundbreaking pemasangan tiang pancang. @HOM Kedonganan.

5 - 11 Oktober 2015 15

MBP/ist

HUT EMAS - Warga SMKN 2 Denpasar, Sabtu (19/9) bersukaria merayakan HUT ke-50 atau HUT Emas. Puncak

HUT dirayakan secara meriah ditandai dengan pemoton-gan tumpeng oleh Kepala SMKN 2 Denpasar, Drs. Wayan

Sarjana, diserahkan kepada Sekretaris Disdikpora Kota Denpasar, Drs. Wayan Sukana, dan Ketua Komite SMKN

2 Denpasar, IB Sedana. Yang istimewa saat itu SMKN 2 Denpasar dipentaskan tari kebesaran yang diberi nama

Mukianing Rambut Sedana. Wayan Sarjana sebagai pence-tus tari kebesaran ini memaknai dengan menimgkatkan

kesejahteraan lewat pendidikan. Ini pas dengan tema HUT ‘’Gleaming Gold and Glory’’. Acara makin meriah diisi den-

gan apresiasi seni oleh siswa dengan menampilkan parade musik nusantara, operet drama musikal dan atraksi lainnya.

Acara bertambah semarak dengan pesta kembang api serta penampilan artis bintang tamu Nosstress, Painfull By Kisses

serta DJ Gween.

MBP/ist

YUDISIUM - Fakultas Teknik (FT) Universitas Mahasara-swati (Unmas) melaksanakan yudisium, Rabu (16/9). Pada

acara yudisium periode II tahun 2015 ini, FT Unmas melepas 8 orang yudisiawan. Dekan FT Unmas, Ir. Made

Letera, M.Si., mengatakan, mulai tahun 2015 ini para lulusan tidak hanya mendapatkan ijazah, tapi juga Surat Pendamping Ijazah (SPI). “Itu penting untuk bersaing di

dunia kerja,” ujarnya. Untuk itu, bagi mereka yang memiliki kemampuan lebih di bidang bahasa Inggris akan dibina, juga ada di bidang TI. Di bidang TI, FT Unmas memiliki

3 program yaitu Auto CAD, SAP, dan pengelolaan proyek. Sehingga sebelum mahasiswa tamat, mereka harus lulus

ketiga program tersebut.

MBP/ist

SARJANA - Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati (FE Unmas) Denpasar setiap tahun melepas sarjana terban-

yak di Unmas. Pada pelepasan sarjana, Jumat (17/9) lalu, Dekan FE Unmas Drs. I Wayan Sujana, M.M. didampingi

WD I Dr. I Nengah Landra, S.E., M,M., WD II Dr. Putu Kepra Marini, S.E., M.M. dan WD III Luh Kadek Budi

Martini, S.E., M.M. melepas 542 sarjana. Dari jumlah itu, 166 dari Prodi Akuntansi dan 376 dari Prodi Manajemen.

Tampil sebagai lulusan terbaik untuk Akuntansi A.A. Putu Semara Putra (3,83), Prodi Manajemen diraih Gusti Made

Wiwana (3,80). Dekan Wayan Sujana mengungkapkan, lebih dari 50% sarjana yang dilepas sudah bekerja.

MBP/ist

SOSIALISASI - Pasemetonan Agung Nararya Dalem Benculuk Tegeh Kori (PANDBTK) menyosialisasikan sejumlah keputusan Pesamuan Agung V PANDBTK tahun 2015. Dalam pertemuan

yang berlangsung di Gedung Wiswasabha Kantor Gubernur Bali dan Pura Agung Besakih, telah ditetapkan sejumlah hasil

rekomendasi. Di antaranya bahwa organisasi PANDBTK dari seluruh Indonesia dan Bali memberikan amanat kepada

pengurus harian PANDBTK (Sabha Walaka) untuk menuntas-kan penataan duwe pura Kawitan Pusat, khususnya aset Pura

Dalem Benculuk Tegeh Kori. Hal ini dirasa penting, mengingat peningkatan pelayanan semeton khususnya pelaksanaan upac-ara, kegiatan yadnya dan lainnya diperlukan sebuah komitmen

baik antarpengurus maupun pangempok dari Pura Kawitan Pusat sebagaimana disampaikan oleh Gusti Putu Sukarata

(Sekretaris Pesamuan Sabha Pandita).

16

Pencairan dana desa tak mem-buat aparat lega. Kekhawatiran terjerat hukum malah lebih dominan. Lemahnya kemam-

puan teknis dan tidak jelasnya rujukan pengelolaan anggaran untuk pembangu-nan desa ini membuat kepala desa was-was. Pendampingan dalam pengelolaan dana desa ini pun diharapkan menjadi salah satu strategi.

Menyikapi pengelolaan dana desa ini, para kepala desa dan aparatnya diminta agar hati-hati. Hal ini untuk menghindarkan jangan sampai mereka terjebak kasus hukum. Harapan ini di-lontarkan Penjabat Wali Kota Denpasar A.A. Gede Geriya.

Ia mengatakan dalam rangka men-goptimalkan penyelenggaraan pemer-intah desa, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang Keuangan dan Kekayaan Desa sebagai tindak lanjut UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. “Keuangan desa harus ditujukan pada percepatan pembangunan untuk kes-ejahteraan masyarakat untuk menang-gulangi kemiskinan. Langkah yang di-lakukan dengan pemberdayaan potensi desa,” tegasnya. Ia berharap bintek pengelolaan dana desa membuat apara-tur desa dapat memahami penggunaan anggaran yang akuntabel, transparan dan partisipasif dilakukan dengan tertib anggaran. “Saya mengimbau perangkat desa untuk bekerja secara transparan, terbuka dan terus berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk BPKP Per-wakilan Provinsi Bali, sehingga bisa dihindari hal-hal yang tidak diinginkan. Meski bintek yang dilaksanakan hanya beberapa hari, para peserta harus benar-benar memperhatikan arahan yang diberikan. Untuk itu, benar-benar harus hati-hati dan berpedoman pada sistem akuntansi pemerintahan yang berbasis akrual yang dimulai dari perencanaan sampai evaluasi, harus ada prosesnya,” tegasnya.

Kepala Perwakilan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Bali Didik Krisdiyanto mengatakan, kepala desa dan perangkatnya saat ini memiliki peran utama dalam mense-jahterakan masyarakatnya. Gelontoran dana yang besar baik dari APBN mau-pun APBD, harus mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Bila masih ragu-ragu dalam menggunakan angga-ran desa, kami siap untuk memberikan pendampingan,” ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, dalam pengelo-laan anggaran desa jangan sampai ada

kepentingan pribadi, ada niat memper-kaya diri sendiri. Tentunya, ini akan menimbulkan masalah hukum. Aparat penegak hukum akan menindaklanjuti apabila ada pelanggaran hokum, se-dangkan kesalahan administratif dis-elesaikan secara administratif. Dalam melaksanakan anggaran desa, pihaknya memulai dari Kota Denpasar dengan membuat aplikasi SIMDA Desa untuk pertanggungjawaban realisasi anggaran. “Karena dengan adanya SIMDA Desa akan dipermudah dalam melaksanakan anggaran desa,” paparnya.

Kepala Badan Pemberdayaan Masa-yarakat dan Pemerintahan Desa Kota Denpasar Made Mertajaya mengatakan, untuk pengelelolaan dana desa di Kota Denpasar, akan dicairkan melalui tiga kali amprahan, masing-masing sekali amprah mencapai Rp 300 juta lebih. Tahap pertama telah diamprah untuk 27 desa sebesar 40 persen dari anggaran desa pada bulan Agustus, sedangkan bulan September untuk amprahan kedua. Selanjutnya 20 persen amprahan anggaran desa dilakukan bulan Oktober sehingga seluruh anggaran desa dapat cair. “Kami harapkan melalui pelatihan ini para kepala desa dan aparat desa da-pat menggunakan anggaran desa sesuai dengan perencanaan,” jelasnya.

� Asmara

5 - 11 Oktober 201516

P O L I T I K

Keuangan desa harus

ditujukan pada perce-

patan pembangunan untuk

kesejahteraan masyarakat

untuk menanggulangi

kemiskinan. Langkah yang

dilakukan dengan pember-

dayaan potensi desa.

Mewaspadai Jebakan Hukum

17

5 - 11 Oktober 2015 17

Saya mengakui selama ini perhatian pemer-

intah Bali masih minim. Mungkin bahasa Bali

dianggap tidak penting, padahal bahasa Bali

akar dari budaya, agama, bahkan seni Bali. Ke

depan pemerintah harus menggandeng pergu-

ruan tinggi untuk melakukan kajian itu tentang

urgensi pelestarian bahasa Bali.

Nyoman Parta

BAHASA Bali kini tengah mengalami degradasi penutur. Tidak saja minim dalam hal pemakaian, tapi juga minim pengajaran. Belum lagi munculnya bahasa prokem dalam lagu-lagu Bali yang bercampur aduk dengan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris.

Mencermati hal ini, anggota Komisi IV DPRD Bali, Nyoman Parta di Denpasar berharap pemerintah daerah dan semua komponen di Bali melakukan langkah nyata menyelematkan bahasa Bali. ‘’Perhatian pemerintah Bali terhadap pelestarian bahasa Bali masih minim. Mung-kin dianggap bahasa Bali tidak penting, padahal bahasa Bali akar dari budaya, agama, bahkan seni Bali. Ke depan pemerintah harus meng-gandeng perguruan tinggi untuk melakukan kajian itu tentang urgensi pelestarian bahasa Bali,” ujarnya.

Ia mengatakan pulau Bali, agama Hindu, etnik Bali, krama Bali, bahasa Bali, dan huruf Bali harus dijaga dan dirawat dengan baik bila ingin bu-daya Bali tetap lestari bahkan berkembang. Salah satu cara untuk merawat adalah dengan mengajarkan hal itu di pendidikan non formal di samping secara formal. Di sini dibutuhkan kehadiran penyuluh bahasa Bali untuk mengajarkan secara informal melalui pasraman.

“Kan pasramannya sudah ada, uang dari APBD juga sudah ada. Tinggal memasukkan orangnya saja,” jelas Ketua Fraksi PDIP DPRD Bali ini. Menurutnya bila ada political will dan juga good will maka mewujudkan penyuluh bahasa Bali dan penyuluh agama Hindu di setiap desa pakraman adalah urusan yang sangat mudah. Terlebih di Bali sejatinya tidak sedikit memiliki sarjana bahasa Bali dan sarjana agama Hindu.

Sementara itu, anggota Komisi I DPRD Bali, Nyoman Adnyana mengatakan, Perda No.3 Tahun 1992 tentang Bahasa, Sastra dan Aksara Bali memang harus segera ditinjau kembali. Pasalnya, Perda ini memi-liki relevansi yang signifikan dengan pelestarian budaya, khususnya sastra dan bahasa Bali. “Jadi sangat penting untuk pelestarian karena Bali tulang punggungnya adalah agama, budaya, dan adat istiadat. Bahasa Bali ini kan salah satu pilar budaya Bali. Selamanya penting karena itu masuk katagori muatan lokal,” ujarnya.

Adnyana menjelaskan, secara teknis ada banyak hal yang perlu ditinjau. Namun pada intinya, bagaimana agar Perda dapat mewajib-kan materi bahasa Bali harus ada di semua sekolah. Atau hal teknis lain seperti mewajibkan siswa atau pegawai memakai pakaian adat di hari-hari tertentu. Jadi tidak hanya sebatas saat purnama atau tilem seperti sekarang.

� Rindra

Mengantisipasi Degradasi Penutur

MBP/dok

5 - 11 Oktober 201518

P E N D I D I K A N

Tahun ajaran baru 2015/2015 telah bergulir. Institusi pendidikan telah merayakan kegiatan belajar mengajar. Namun, tak banyak

yang menyadari, jika institusi pendidikan, khususnya, anak usia dini telah menikmati keuntungan kapital yang sangat besar.

Berbagai institusi pendidikan anak-anak, mulai usia dini hingga sekolah dasar tumbuh subur di Bali. Institusi pendidikan mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Tem-pat Penitipan Anak (TPA), Taman Kanak-kanak (TK), hingga Sekolah Dasar.

Semua institusi pendidikan itu ber-lomba menawarkan sistem pendidikan terbaik bagi anak-anak. “Umumnya in-stitusi pendidikan itu, mengumbar janji menjadikan anak berubah menjadi cerdas secara instan,” kata pengamat pendidikan Gede Suardana, S.Pd., M.Si. yang kini sedang menempuh pendidikan program doktor di Kajian Budaya Universitas Udayana.

Menurut Suardana, pengelola insti-tusi pendidikan seolah berlomba-lomba mengiklankan produknya sebagai institusi pendidikan paling unggul. Memasang iklan di radio, pamplet, banner hingga billboard besar di sepanjang jalan. Seko-lahnya pun dikemas dengan sangat me-narik. Penuh warna warni, penuh alat-alat pembelajaran modern, dihiasi gambar bunga atau foto anak-anak yang terlihat cerdas, serta gedung yang megah.

Namanya pun sangat menarik sehingga seolah-olah mencerminkan sebagai insti-tusi yang mampu menyulap anak-anak menjadi cerdas, kreatif dalam sekejap. Lebih mengejutkan lagi, institusi pendidi-kan anak ini, kata Suardana, memasang tarif yang sangat mahal. Setiap anak yang masuk ke lembaga tersebut, orang tuanya harus menyetor uang yang sangat besar. “Harganya bisa mencapai jutaan rupiah. Bahkan, biaya awalnya bisa setara den-gan kuliah pascasarjana,” kata Suardana yang juga Ketua KPUD Buleleng ini mengkritisi.

Di mata Suardana, dunia pendidikan

di Bali saat ini sudah terperangkap dalam mekanisme pasar. Pendidikan dikemas se-bagai sebuah komoditi untuk dikonsumsi. “Yang mengkonsumsinya adalah orang tua. Anak-anak hanya menjadi korban dari gaya hidup atau selera orang tuanya yang terjebak dalam budaya instan. Mereka ingin anak-anaknya menjadi pintar seperti layaknya anak-anak yang menjadi tokoh dalam iklan di televisi atau media promosi lainnya,” ujarnya.

Fenomena pendidikan ini sangat meng-khawatirkan jika terus terjadi di Bali. Suardana menyatakan kondisi ini terjadi akibat sistem pendidikan telah dirasuki ideologi kapitalisme. Logika pendidikan telah menyatu dan memiliki hubungan mutualisme atau saling menguntungkan dengan logika kapitalisme. Institusi pen-didikan tersebut mengembangkan dan mensosialisasikan logika pendidikan dalam berbagai bentuk materi pendidikan. Sistem belajar mengajarnya dipromosikan mengacu pada kurikulum yang digagas pemerintah. “Akan tetapi, institusi itu dibangun berdasarkan logika kapitalisme untuk mengeruk keuntungan sebesar-

besarnya. Inilah yang mengakibatkan, biaya pendidikan anak-anak sangat mahal di Bali,” kata Suardana.

Kondisi ini pun tak menutup kemung-kinan akan terjadi “penipuan massa” da-lam dunia pendidikan anak-anak di Bali. Institusi pendidikan yang menggunakan logika kapitalisme berlomba membangun citra sebagai yang terbaik dalam berbagai iklan dan promosi. Mereka memban-gun citra anak-anak yang sukses, citra anak-anak yang cerdas, citra anak-anak masa kini. Citra yang dibangun secara sistematis dengan kemasan menarik, bisa mampu menjadikan sebuah institusi pendidikan yang tidak kompeten, seolah-olah menjadi institusi yang prestisius. Misalnya, institusi pendidikan yang baru berdiri, atau berdiri setahun atau dua tahun seolah-olah telah menjadi institusi yang kompeten sehingga mampu merebut siswa yang sangat banyak padahal belum berpengalaman dalam dunia pendidikan. “Orang tua terjebak dengan citra megah, citra sukses itu sehingga memilih me-nyekolahkan anaknya di institusi tersebut. Mereka rela mengeluarkan uang jutaan rupiah dengan harapan anak-anaknya menjadi pintar seperti anak-anak yang menjadi tokoh iklan. Inilah yang disebut ‘penipuan massa’ dalam dunia pendidi-kan, sebagai ciri kapitalisme pendidikan,” tegas Suardana.

Dunia pendidikan di Bali yang disusupi ideologi kapitalisme sangat meresahkan orang tua karena terjerat dengan bayaran yang sangat mahal. Namun, mereka tak dapat menghindar dari fenomena ini. “Sekarang menjadi tugas pemerintah untuk membuat regulasi sehingga pendidikan di Bali tak mahal. Jika pemerintah provinsi, kabupaten/kota tidak mengeremnya, saya khawatir pendidikan hanya menjadi mimpi kosong bagi anak-anak Bali. Pendidikan bermutu dengan biaya terjangkau tidak bisa dinikmati oleh semua anak-anak di Bali,” kata Suardana menyarankan.

� Sumatika

Ideologi Kapitalisme Merasuki Dunia Pendidikan

5 - 11 Oktober 2015 19

SELURUH jenjang pendidikan di Bali, mulai TK, SD, SMP, SMA hingga PT, diyakini masih ditelikung banyak masalah. Begitu pula dengan jumlah dan kualitas tenaga pendidikan yang nantinya sangat berpengaruh terhadap kualitas out put yang dihasilkan lembaga pendidikan tersebut. Masih banyak sekolah di Bali yang kekurangan guru. Parahnya lagi, ada ribuan guru disebutkan masih berada di bawah standar kualifikasi yang diper-syaratkan. Ini tentu jadi tantangan besar dalam upaya pemerataan maupun pening-katan kualitas pendidikan itu. Oleh karena itu, keberadaan master plan pendidikan bersifat mutlak karena perangkat ini pent-ing untuk mengetahui sekolah mana yang perlu didorong agar bisa mensejajarkan diri dengan sekolah lain yang sudah memenuhi standar kualitas tersebut. Ketua PGRI Bali Dr. Drs. Gede Wenten Aryasuda, M.Pd. mengatakan hal itu, belum lama ini.

Menurut Aryasuda, ada sejumlah indikator yang bisa dijadikan pegangan untuk mengklasifikasikan sebuah sekolah itu bermutu atau tidak. Indikator mutu itu

meliputi aspek kognitif atau wawasan keilmuan, aspek psikomotor menyangkut skill atau keterampilan dan aspek afektif yakni menyangkut sikap, moral dan disiplin. Kalau ketiga aspek ini tercapai dengan baik, maka sekolah itu boleh disebut berkualitas. “Lantas, bagaimana kita harus mengelola sekolah agar ketiga aspek bisa tercapai sesuai kualitas yang diharapkan. Semua itu berpulang kembali kepada proses pendidikan di sekolah ber-sangkutan,” ujarnya.

Berbicara proses pendidikan, kata dia, keberadaan guru paling memegang peranan. Sayangnya, dari segi kualitas, masih banyak guru di Bali yang belum memenuhi standar kualifikasi pendidikan yang dipersyaratkan. Jika kita berkomit-men penuh untuk kualitas pendidikan, maka masih banyaknya guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik yang dipersyaratkan ini wajib mendapat perha-tian serius dari pemerintah karena sangat berkaitan dengan profesionalisme guru itu sendiri. “Dengan sendirinya, pemerintah juga wajib mengalokasikan sejumlah

anggaran berupa subsidi biaya pendidi-kan guna membantu guru-guru yang belum memenuhi kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk meningkatkan kualifikasinya,” ujar Kepala SMP PGRI 2 Denpasar ini mengingatkan.

Kendati begitu, Aryasuda mengaku sudah melihat upaya-upaya strategis pemerintah untuk mendongkrak kuali-fikasi guru melalui pemberian subsidi biaya pendidikan untuk guru-guru yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S-1-/D-4. Dari segi kesejahteraan guru juga relatif meningkat dengan dikucurkan-nya tunjangan profesi guru (TPG) yang nilainya setara satu kali gaji pokok per bulan bagi guru-guru yang telah lulus uji sertifikasi atau mengantongi status terser-tifikasi. “Mudah-mudahan, hal ini akan memberikan motivasi yang lebih besar bagi guru untuk meningkatkan kualitas dirinya yang tentunya akan berimplikasi positif kepada kualitas pendidikan itu sendiri,” katanya.

� Sumatika

Ditelikung Banyak Masalah

“Master Plan” Pendidikan Bersifat Mutlak

Pemerataan kualitas pendidikan yang masih timpang, salah satu masalah pendidikan di Bali yang harus segera dientaskan.

5 - 11 Oktober 201520

M A N C A N E G A R A

Kualitas udara Singapura men-capai level “sangat tidak sehat” yang merupakan imbas kabut asap dari Pulau Sumatera.

Kabut asap tebal berwarna abu-abu tertiup angin selatan dan menyelimuti Singapura, menutupi awan dan memasuki rumah-rumah warga. Namun, taman yang biasanya ramai oleh masyarakat, kini relatif sepi.

“Kabut asap di Singapura memburuk, saat kabut yang lebih tebal dari Malay-sia tertiup angin selatan,” ucap petugas Agensi Lingkungan Hidup Nasional (NEA). Berdasarkan Indeks Standar Polutan di Singapura, kualitas udara men-capai level “sangat tidak sehat.”

“Kondisi seperti ini mungkin akan terus terjadi, dan mungkin akan se-makin memburuk,” lapor NEA. NEA mengimbau warga untuk tidak melaku-kan kegiatan fisik di area terbuka.

Peringatan dikhususkan khusus bagi orang lanjut usia, wanita hamil dan anak-anak.

Singapura diselimuti kabut asap asal Indonesia selama lebih kurang tiga pekan. Ini merupakan kabut asap terburuk sejak pertengahan 2013. Turis dan warga pun mengeluh namun tidak dapat melakukan apa-apa. “Mereka membakar hutan, dan asapnya sampai ke sini. Apa yang bisa kita lakukan tentang hal ini?” kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong

Ia mengatakan, negara yang kaya itu telah bekerja sama dengan Indonesia un-tuk memperbaiki masalah ini. Namun, ia mengatakan, Indonesia sendiri yang harus menyelesaikan masalah ini. “Pemerintah Indonesia kooperatif, tetapi berbeda dengan sikap di kalangan masyarakat,” ujar Lee.

Pada bulan Januari, Indonesia mer-atifikasi kesepakatan regional yang telah

lama dinanti-nanti tentang polusi kabut asap yang mengikat 10 anggota ASEAN. Kesepakatan tersebut menuntut Indone-sia untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut melalui upayanya sendiri dan kerja sama inter-nasional. Bila tidak, Indonesia harus bertanggung jawab atas dampak kabut asap itu di negara-negara tetangga.

“Sedikit tidak menyenangkan,” kata siswa Taiwan, Chang Chun Wei, yang merasa kabut asap ini mengganggu kun-jungannya ke tempat-tempat wisata. “Kali terakhir saya ke sini, udaranya sangat ber-sih. Namun, kali ini tidak,” tambahnya. Keluhan juga sempat disampaikan oleh pembalap F1 Jenson Button.

Dia khawatirkan adalah efek kabut asap ini terhadap kesehatan karena harus bernapas di tengah asap saat balapan.

� Gugiek Savindra

Asap Ganggu Singapura

5 - 11 Oktober 2015 21

JAKSA Agung asal Krimea yang pernah memimpin parade militer V-Day Rusia, Natalia Poklonskaya, dinominasi-kan sebagai salah satu tokoh perdamaian dunia. Ia dinilai memiliki andil besar dalam proses referendum yang berujung pada reunifikasi Rusia-Krimea.

Jaksa cantik itu masuk nominasi sebuah penghargaan yang digagas Peacemaker Worldwide Alliance Foun-dation, sebuah lembaga non-pemerintah yang berbasis di Moskow. Menteri Kebudayaan Krimea, Arina Novosels-kaya, mengatakan bahwa pihaknya yang mendaftarkan Poklonskaya untuk masuk nominasi tersebut, atas saran dari pihak penyelenggara.

Menteri Novoselskaya menyatakan tidak aneh jika rekannya itu masuk nomi-nasi. Sebab, menurutnya, Poklonskaya merupakan sosok yang inspiratif.

“Inisiatif untuk menominasikan Pok-lonskaya datang langsung dari penye-

lenggara, yakni Peacemaker Worldwide Alliance Foundation,kemudian pihak kami yang mengajukan. Saya percaya ada banyak dokumen dan pidato dibawakan oleh Natalia yang menunjukkan bahwa dia adalah tokok perdamaian di Krimea,” ujar Novoselskaya.

Poklonskaya sendiri akan bersaing dengan penyanyi asal Ceko, Karel Gott; presenter TV Rusia kelahiran Inggris, John Warren, dan beberapa tokoh lain. Pengumuman pemenang akan disam-paikan dalam sebuah acara yang dil-angsungkan di Krimea pada 5 Oktober 2015.

Natalie merupakan lulusan Universitas Negeri di Yalta jurusan Hubungan Inter-nasional. Sebelum diangkat menjadi Jaksa Agung, dia pernah bekerja di Simferopol sebagai jaksa lingkungan antar kabupaten. Setelah itu dia dipindahkan ke kantor Jaksa Agung di Kiev Ukraina sebagai pengacara senior.

Pendukung Kremlin ini menarik per-hatian dunia pada konferensi pers perta-manya. Tampil tanpa dandanan, wanita 33 tahun ini justru memperlihatkan kecan-tikannya yang alami. Wajah mungilnya ternyata menutupi ketegasannya. Dalam konferensi pers itu, dia mengatakan akan menjalan tugasnya sesuai konstitusi, yaitu “melindungi warga akan ancaman sosial dan ekonomi.”

Sejak konferensi pers singkat itu, sosoknya menjulang. Foto-foto seksinya tersebar di internet. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah saat dia berbar-ing di sofa, mengenakan gaun hitam. Namanya paling tersohor di Jepang. Para netizen Jepang menggandrungi dirinya, membuat gambar Natalia ala manga. Apakah sosok wanita cantik ini layak menjadi salah satu tokoh perdamaian dunia?

� Gugiek Savindra

Poklonskaya, Calon Tokoh Perdamaian Dunia

5 - 11 Oktober 201522

D A E R A H

Dunia pariwisata Bangli dihe-bohkan dengan kemunculan video pungli tiket di Kintamani yang beredar luas di situs

Youtube. Dalam video tersebut tampak seorang guide marah kepada seorang petugas keamanan dan petugas tiket di salah satu pos pungut tiket yang ada di wilayah Kintamani.

Pasalnya tiket masuk yang diberikan oleh petugas di pos tersebut tidak sesuai dengan jumlah wisatawan yang diangkut. Video tersebut diunggah di situs Youtube pada tanggal 19 September.

Pascaberedarnya dua video pungli ma-fia tiket tersebut sejumlah anggota DPRD Bangli, belum lama ini melakukan sidak ke salah satu pos tiket di Kintamani.

Sidak yang dipimpin Ketua DPRD Ngakan Kutha Parwata diikuti oleh Wakil Ketua Komang Carles dan sejumlah anggota komisi II. Usai melakukan pe-mantauan langsung ke pos tiket, Kutha

Parwata kemudian meminta penjelasan terkait video pungli tersebut kepada Kadis Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbud-par) Bangli Wayan Adnyana serta petugas keamanan Jro Dang yang dihadirkan dalam sidak tersebut.

Dalam penjelasannya, Jro Dang men-gaku kejadian di dalam video tersebut berlangsung pada Sabtu lalu pukul 14.00 wita. Dirinya tak menampik bahwa guide tersebut marah-marah lantaran saat itu dirinya hanya memberikan empat tiket. “Saya saat itu hanya memberi empat tiket karena memang kebetulan sedang mem-bawa empat tiket. Saya maunya ambilkan empat tiket lagi, tapi tahu-tahunya dia marah-marah,” terangnya.

Ketika guide tersebut marah, di-rinya mengaku sudah sempat meminta maaf. Namun, guide itu tetap tidak terima. Kadisbudpar Bangli mengatakan pihaknya sangat menginginkan persoalan ini cepat clear.

Untuk itu pihaknya dalam waktu dekat akan berupaya meminta klarifikasi dari guide tersebut. Dia juga mengungkapkan untuk sistem pemungutan tiket di Kinta-mani sebenarnya pihaknya sudah memi-liki keinginan untuk bisa menerapkan elektronik tiket. Akan tetapi, masih terk-endala jalur. Dimana jalur yang selama ini dilalui wisatawan adalah jalur umum menuju Singaraja, bukan jalur khusus seperti menuju objek wisata Tanah Lot.

Sementara itu Kutha Parwata tak menampik bahwa untuk menerapkan elektronik tiket, Bangli memang masih terkendala infrastruktur. Oleh karenanya dia menilai memang perlu dibuatkan jalur khusus. Namun demikian terkait video yang kini beredar di Youtube pihaknya berharap ke depan hal ini harus dijadikan warning untuk menuju perbaikan pari-wisata Bangli.

� Swasrina

Pungli Tiket di Kintamani

Dewan Sidak Pos Pungut

Sidak dewan di Kintamani terkait video pungli tiket di Kintamani yang beredar di youtube.

5 - 11 Oktober 2015 23

KEINGINAN Penjabat (Pj.) Bupati Bangli, Dewa Mahendra Putra menerapkan sistem tiket elektronik guna menekan kebo-coran pendapatan daerah dari sektor pariwisata di Kintamani mendapat dukungan sejumlah anggota dewan. Hanya saja, dewan berpendapat keinginan tersebut harus disertai dengan kajian yang matang.

Sementara itu, mengingat kondisi keuangan daerah Bangli yang masih sangat minim, maka langkah pembenahan yang sebaiknya dilakukan Pemkab saat ini, dengan meningkatkan pengawasan serta pembinaan terhadap para petugas pungut.

Anggota Komisi II DPRD Bangli, Wayan Jamin, belum lama ini menilai keinginan Pj. Bupati untuk menerapkan sistem tiket elektronik sangat tepat. Sebab, dengan diterapkannya sistem tersebut maka praktik curang yang mungkin dilakukan oleh oknum petugas nakal bisa dicegah. Demikian juga tingkat kebo-coran dari pemungutan tiket pariwisata di Kintamani diyakininya akan dapat ditekan seminimal mungkin.

Menurut Jamin, belum adanya jalur khusus yang bisa diguna-kan untuk memungut retribusi pariwisata. Sebenarnya bukanlah menjadi kendala besar untuk menerapkan sistem tiket elektronik. Sistem ini bisa diterapkan, asalkan tetap disertai dengan penga-wasan yang maksimal.

“Misalnya ada sebuah kendaraan yang melintas di jalur tersebut. Kalau kendaraan itu mengatakan dia akan ke Singaraja, tapi ternyata dia berhenti untuk menikmati pemandangan di Kintamani maka tim pengawas itu akan bekerja. Kalau memang dia berhenti di Kintamani, maka di sanalah kita kenakan tiket,”

terangnya.Hanya saja diakuinya, yang menjadi kendala untuk bisa

menerapkan sistem tersebut adalah soal anggaran. Dimana ang-garan yang dibutuhkan untuk pengadaan tiket elektronik tersebut tentunya tidaklah sedikit. “Oleh karenanya, untuk saat ini yang perlu dibenahi adalah sistem kontrol di lapangan. Pengawas yang selama ini ditugaskan di setiap pos pungut harus betul-betul bisa mengawasi,” terangnya.

Senada dengan Jamin, anggota komisis II Nyoman Gelgel Wisnawa juga sangat mendukung penerapan sistem tiket elek-tronik ini. Hanya saja sebelum hal itu diterapkan, harus dilaku-kan kajian yang matang, selain tentunya menyediakan anggaran untuk itu. Menurut Gelgel, untuk jangka pendek maka yang harus dilakukan Pemkab saat ini adalah melakukan pembinaan terhadap petugas pungut yang ada. “Pembinaan terhadap petugas ini harus dilakukan secara kontinyu,” terangnya.

Di samping itu, untuk mencegah terjadinya praktik curang dalam pemungutan yang juga harus diperhatikan adalah men-ingkatkan kesejahteraan para petugas pungut.

Dimana dari hasil sidak komisi II beberapa waktu lalu, diketahui upah yang selama ini diterima para petugas pungut di Kintamani masih jauh di bawah UMR yakni hanya Rp 600 ribu. “Faktor ini juga hendaknya diperhatikan pemerintah. Karena dengan upah Rp 600 ribu per bulan bagaimana bisa mereka mencukupi kehidupannya. Kurangnya kesejahteraan inilah yang membuka peluang terjadinya praktik tersebut,” kata Gelgel.

Sebelumnya, beredarnya video pungli tiket di Kintamani seakan menjadi tamparan keras bagi Pemkab Bangli. Pasalnya kemunculan video tersebut secara tidak langsung telah menguak adanya praktik pungutan liar (pungli) yang selama ini dilakukan oleh oknum petugas terhadap para guide yang mengantar tamu ke Kintamani. Selain merugikan wisatawan, praktik curang tersebut juga mengakibatkan terjadinya kebocoran pendapatan asli daerah dari sektor pariwisata. Menyikapi hal tersebut, Pemk-ab Bangli berencana melakukan sejumlah langkah pembenahan, salah satunya dengan menerapkan sistem tiket elektronik.

Penjabat (Pj.) Bupati Bangli Dewa Mahendra Putra mengata-kan, pascaberedarnya video tersebut pihaknya sudah memanggil Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Wayan Adnyana. Sesuai penjelasan Kepala Dinas yang bersangkutan, diakui video yang selama ini beredar memang benar terjadi di Kintamani.

Terkait tindak lajut Pemkab terhadap video tersebut, Ma-hendra Putra mengaku telah memerintahkan SKPD itu untuk melakukan langkah-langkah pembenahan. Salah satunya melakukan pertemuan dengan guide yang bersangkutan untuk mengklarifikasi kebenaran dari kejadian yang ada dalam video itu. Untuk jangka panjangnya, penjabat bupati asal Buleleng ini juga berencana untuk melakukan pembenahan pada sistem pemungutan tiketnya. Dimana jika selama ini pemungutan tiket masih dilakukan dengan manual, ke depan pihaknya berke-inginan untuk melakukan pungutan dengan sistem elektronik seperti yang ada di jalan tol. Dengan menerapkan sistem yang lebih canggih ini diyakini kebocoran pendapatan yang selama ini terjadi akan dapat ditekan seminimal mungkin.

� Swasrina

Tiket Elektronik, Tekan Kebocoran

5 - 11 Oktober 201524

A K T I V I TA S

MBP/ist

PROMO DISKON - Untuk mengapresiasi pelanggan setia, khususnya segmen kawula muda, Telkomsel menggelar

promo diskon spesial bagi pelajar dan mahasiswa di 17 LOOP merchant di Bali. Pelanggan Telkomsel berhak menikmati potongan harga khusus hingga 30 persen dari harga nor-

mal, cukup dengan menunjukkan kartu pelajar atau kartu mahasiswanya. GM Sales Telkomsel Regional Bali Nusra

Ihsan mengatakan promo diskon spesial di LOOP merchant dipersembahkan sebagai wujud ungkapan terima kasih atas

loyalitas kawula muda yang memercayakan Telkomsel untuk memenuhi kebutuhan komunikasinya. Nampak dalam foto GM Sales Telkomsel Regional Bali Nusra Ihsan (kiri) dan

Manager Youth & Community Telkomsel Regional Bali Nus-ra Agung Nugroho (kanan) menyerahkan kartu keanggotaan LOOP Ambassador di sela-sela peluncuran LOOP Merchant.

MBP/ist

JUARA - Baru kali pertama ikut berlomba sudah lang-sung juara internasional. Prestasi itulah yang ditunjuk-

kan Marching Band (MB) Laskar Shri Kesari Warmadewa dengan meraih juara umum pada International Jember Open Marching Band Competation (IJOMBC) 2015 yang diseleng-

garakan 18-20 September 2015 di Jember. Marching Band Laskar Shri Kesari Warmadewa milik Universitas War-

madewa (Unwar) saat laga itu diperkuat oleh 85 pemain dan didukung oleh 30 official. Mereka tampil apik, kompak dan

penuh semangat serta ceria, sehingga mampu mengalahkan puluhan tim dari Tanah Air serta tim luar negeri. Event ini diikuti oleh tim Marching Band dari Tiongkok, Hongkong,

Afrika Selatan, Jepang, Filipina, Malaysia, Thailand dan sejumlah duta dari provinsi di Indonesia.

MBP/ist

MOU - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB) dan PT BPR Sri Artha Lestari

menandatangani kerja sama Nota Kesepahaman Bersama (MoU) di The Trans Resort Bali, Kamis (17/9). Penanda-

tanganan MoU itu, dari BPR Sri Artha Lestari diwakili Direktur Utama Pribadi Budiono dan Direktur Umum I Made Wenten Budiada. Sedangkan Bank BJB diwakili

Direktur Utama Ahmad Irfan dan Direktur Mikro Agus Gunawan. Dijelaskan, penandatanganan MoU antara Bank

BJB dengan BPR Sri Artha Lestari merupakan kerja sama lanjutan. Tahap sebelumnya, BPR Sri Artha Lestari telah

memperoleh fasilitas kredit sebesar Rp 40 miliar dan telah berjalan selama tiga tahun terakhir.

MBP/ist

BURSA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) kembali meng-

gelar bursa lowongan kerja (job fair) tahun 2015. Job fair kali ini dipusatkan di Lapangan Rektorat Kampus Unud, Bukit Jimbaran, yang dibuka oleh Penjabat (Pj.) Bupati

Badung Ir. Harry Yudha Saka, Selasa (22/9). Job fair yang menggunakan dana APBN ini akan digelar hingga 23

September mendatang dengan menyediakan 3.494 lowon-gan kerja dari 40 perusahaan. Acara dihadiri Rektor Unud

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Kadis Pariwisata Cokorda Raka Darmawan serta Camat Kuta Selatan I Wayan Wirya.

5 - 11 Oktober 2015 25

MBP/ist

JUNIO BALI - BRI Junio Bali Futsal Championship 2015 adalah kompetisi futsal yang diadakan Bank BRI ber-

sama Disdikpora dan KONI Bali. Kompetisi diawali babak penyisihan di sembilan kabupaten di Bali mulai 23 Agustus

2015, dan babak final akan digelar di kota Denpasar pada 24 Oktober 2015. Kompetisi ini diikuti siswa Sekolah

Menengah Pertama (SMP) se-Bali. Keterlibatan Bank BRI dalam kompetisi ini selain untuk mencari bibit-bibit pemain futsal profesional dari siswa SMP, juga untuk menciptakan budaya gemar menabung sejak usia dini. Babak penyisihan

telah dilakukan di empat kabupaten yaitu Bangli, Am-lapura, Klungkung dan Gianyar-Ubud dengan total sekolah

yang bertanding sebanyak 32 sekolah dengan 38 tim.

MBP/ist

LANTIK - Mewakili Menteri Kesehatan, Kepala Dinas Kes-ehatan Bali, dr. Ketut Suarjaya, MPPM, Sabtu (19/9) lalu,

melantik dan mengambil sumpah 94 orang tenaga teknis kefarmasian lulusan Akademi Farmasi Saraswati Denpasar. Tenaga teknis kefarmasian yang dilantik dan diambil sump-

ahnya saat acara wisuda tersebut, kata dr. Ketut Suarjaya, sudah memenuhi UU Kesehatan sebagai tenaga kesehatan,

karena sudah menempuh pendidikan minimal D-III. Dia juga mengucapkan selamat kepada tenaga teknis kefar-

masian lulusan Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, atas kesuksesannya menyelesaikan studi tepat waktu. Namun,

dia memberi motivasi bahwa setelah wisuda bukan berarti berhenti, melainkan awal perjuangan yang sesungguhnya

sebagai seorang tenaga professional.

MBP/ist

REBUT EMAS - Mantan Bupati Badung AA Gde Agung berharap cabor sepak bola, bisa merebut emas, pada Porprov Bali XII/2015 di Buleleng. Karena itu, Tim Badung dituntut

mampu menaklukkan Denpasar, dalam laga pamungkas di Lapangan Mayor Metra, Sabtu (19/9). Bahkan secara

khusus AA Gde Agung datang langsung, untuk memompa semangat juang Warih Sentana dan kawan-kawan. “Kehad-

iran mantan Bupati AA Gde Agung ini, mampu memotivsi semangat juang tim polesan duet pelatih Nyoman Oka

Triasa dan IB Nyoman Mahayasa. Kami yakin anak-anak bertarung berbekal semangat Puputan Badung, mampu

mewujudkan emas sepak bola,” tutur duet Manajer Nyo-man Graha Wicaksana dan Ketut Suarta. Menurut Nyoman

Graha, sejak babak penyisihan hingga semifinal, pemain telah dikucurkan bonus Rp 23 juta.

MBP/ist

LULUSAN - Program Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar kembali melahirkan doktor, Kamis (17/9). Doktor baru lulusan Program Studi Ilmu

Agama dan Kebudayaan Pascasarjana Unhi kali ini atas nama Susilo Edi Purwanto, S.Ag., M.Si., dosen STAHN

Gde Pudja Mataram. Mempertahankan disertasi berjudul “Pergulatan Ideologi dalam Keberagamaan Umat Hindu

dan Islam di Pura Lingsar NTB” , Susilo Edi Purwanto dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan

dalam rapat senat Ujian Terbuka Promosi Doktor Unhi, Kamis kemarin di aula Gedung Rektorat Unhi. Selaku

Ketua Dewan Penguji, Dr. I.B. Dharmika, M.A. dan Sekre-taris Prof. Dr. Putu Gelgel, S.H., M.Hum. serta Promotor

Prof. Dr. Ida Bagus Gunadha dan kopromotor Prof. Dr. AA Ngurah Anom Kumbara.

L E N S A

Salah seorang nenek tengah me-nyelesaikan pembuatan gerabah di kelompok perajin gerabah Banjar Binoh, Denpasar. Untuk menyele-

saikan gerabah hingga siap di-keringkan, seorang perajin mampu

membuat rata-rata lima buah gerabah per hari. Produk keraji-

nan di kelompok ini telah tersebar hampir di setiap pasar di Bali,

bahkan gerabah dengah warna alami tersebut banyak menghiasi vila-vila, hotel dan restoran yang

ada di Bali. MBP/Eka Adhiyasa

GERABAH

5 - 11 Oktober 2015 27

O L A H R A G A

Kemenangan Sebastian Vettel dan dan tim Ferrari di Grand Prix Formula 1 Singapura tidaklah mengejutkan. Sejak

awal tim Mercedes yang mendomi-nasi dalam beberapa tahun terakhir, telah memprediksi kebangkitan tim dari Italia. Namun, kini muncul spekulasi baru bahwa Pirelli berperan besar dalam kesuksesan atau pun kegagalan setiap tim di ajang balapan ini.

Pabrik ban dari Italia itu telah mengelu-arkan pernyataan sebelum digelarnya GP Jepang bahwa ban-ban tersebut nantinya dikelompokan secara acak dan tidak dike-tahui akan didistribusikan ke tim mana dan kapan pula ban tersebut akan digunakan.

Ban menjadi elemen penting sukses tidaknya sebuah tim selain faktor mesin, ke-hebatan pembalap, strategi dan kerja sama tim. Di sisi lain faktor keberuntungan juga tak bisa diabaikan begitu saja pada bala-pan yang sering menimbulkan korban ini. Seperti diketahui GP Jepang musim, tepat setahun setelah kecelakaan yang merenggut jiwa pembalap Marussia Jules Bianchi.

Pada balapan di Singapura, Mercedes benar-benar tak berkutik menghadapi Fer-rari dan Red Bull saat kualifikasi. Padahal di 12 seri sebelumnya pasangan Mercedes Lewis Hamilton dan Nico Rosberg selalu pemenmpati pole position. Bahkan saat perlombaan Vettel melejit di depan men-

jadi juara pada balapan yang bermandikan cahaya lampu itu.

Hasil tersebut menimbulkan berbagai macam teori. Apalagi Hamilton memenang-kan seri sebelum di GP Italia dengan kondisi tekanan ban di bawah normal. Kemenangan itu nyaris berujung pada diskualifikasi.

Kegagalan Hamilton dan Rosberg di sesi latihan dan kualifikasi menimbulkan pertanyaan ‘apakah Pirelli memasok ban jenis berbeda dengan tim-tim lain pada Mercedes, agar kedua pembalapnya tidak terlalu mendominasi seperti pada seri-seri sebelumnya.

“Hingga saat ini saya berpikir, “apakah Pirelli memberi kami ban berbeda dengan tim-tim lain?” kata pemimpin Mercedes Toto Wolff.

“Saya tidak menyebut itu kejadiannya, namun saya hanya memikirkan kemung-kinan itu,” tambahnya.

Dalam pernyataan, Pirelli menjelaskan bagaimana ban-ban tersebut ditandai da-lam proses pembuatannya di pabriknya di Turki. Ban-ban tersebut juga diberi tanda (bar codes) dan tak bisa dipindah-pindahkan. Proses tersebut dilakukan secara acak serta tak bisa diintervensi.

“Sekali produksi untuk setiap seri grand prix, pabrik di Izmit mengirim daftar bar codes ke pusat logistik dan dis-tribusi di Didcot, Inggris,” jelas Pirelli.

Di tempat itu, ban-ban tersebut dikel-

ompokan secara acak dalam empat bagian yang meliputi dua ban belakang dan dua ban depan. Daftar bar codes dalam kelompok ini kemudian di kirim ke FIA, selaku penyeleng-garan F1. “FIA kemudian mengalokasikan kelompok-kelompok bar codes tersebut men-jadi satu set ban untuk setiap mobil peserta balapan secara acak,” isi pernyataan itu.

Direktur Olahraga bermotor Paul Hembery menambahkan bahwa keputu-san ban mana yang dialokasikan untuk tim tertentu atau kapan menggunakannya, tugas tersebut sepenuhnya ditangan FIA, penanggungjawab ban tersebut setelah proses produksi di pabrik.

Pirelli memang bertanggungjawab terhadap kualitas ban. Namun pabrik itu perlu juga meyakinkan bahwa pihaknya tidak mempunyai tendensi tertentu pada tim-tim peserta. “Ketidakberpihakan itu selalu menjadi prioritas utama yang sama ekslusifnya sebagai pemasok ban,” ungkap Pirelli kepada Reutres.

Dengan sisa lima seri (belum termasuk Jepang), memang balapan menjadi se-makin sengit. Hamilton tidak bisa dengan tenang menikmati kepemimpinannya di klasemen sementara. Jaraknya cukup dekat dengan rekan setimnya Rosberg serta potensial disusul Vettel, jika tidak meleset di balapan tersisa.

� Yudi Winanto

Konspirasi BanMBP/ap

Kru tim Formula 1 Mercedes tengah mengganti ban pada mobil Lewis Hamilton pada Grand Prix Singapura di sirkuit Marina Bay.

5 - 11 Oktober 201528

O L A H R A G A

ADAM BOGDAN tak bisa menyembunyi-kan sukacitanya saat menyelamatakan Liv-erpool dari kekalahan memalukan atas klub strata empat Carlisle di ajang Capital One Cup. Berkat keberhasilannya mementahkan penalti Bastien Hery, Liverpool akhirnya menang 3-2.

“Ada metode dalam kegilaaan ini,” katanya menyebut ketegangan pada setiap drama adu penal t i . “Terkadang perkiraan anda benar, terkadang anda berun-tung dan terkadang pula tidak.”

Dia menambahkan tiga dari perkiraannya benar dalam adu penalti itu dan dia beruntung bisa menghentikan tem-bakan tiga pemain Car-lisle. “Syukurlah, kami akhirnya lolos,” tambah kiper cadangan asal Hun-garia itu kepada website www.liverpoolfc.com.

Hasil tersebut me-nyelematkan pelatih-nya Brendan Rodgers dari risiko pemecatan. Maklum Liverpool loyo di awal kompetisi Liga Utama Inggris musim ini. Seperti dilaporkan Reu-ters, dalam lima pertand-ingan, the Reds tak satu pun meraih sukses, hing-ga kemenangan terakhir di Anfield lewat tangan Bogdan.

Liverpool memimpin lewat Danny Ings sebe-lum disamakan Derek Asamoah. Kedua tim sama-sama gagal me-nambah gol sehingga adu penalti di lakukan.

� Yudi WinantoMBP/rtr

Kiper Liverpool Adam Bogdan

Faktor Keberuntungan

5 - 11 Oktober 2015 29

MBP/ist

WISUDA - Direktur Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Drs. I Gede Made Saskara Edi, M.Psi, Apt., Sabtu (19/9)

lalu mewisuda dan melantik 94 orang ahli madya farmasi. Hingga wisuda kemarin alumni Akademi Farmasi Saraswati sudah berjumlah 243 orang. Di acara yang penting tersebut Gede Made Saskara Edi mengungkapkan visi Akademi Far-

masi Saraswati yakni menjadi pendidikan Diploma III Ke-farmasian yang terbaik di tingkat nasional pada tahun 2025 dengan keunggulan khusus kefarmasian yang berwawasan

pariwisata dan budaya. Untuk menunjang visi tersebut, maka Program Studi Diploma III Farmasi Akademi Farmasi Saraswati Denpasar menjalankan dengan pembenahan dan

penguatan berbagai bidang.

O L A H R A G A

TAMPIL di empat turnamen Piala Dunia merupakan prestasi tersendiri. Kalaupun tak bisa menjadi juara, Melissa

Barbieri sudah cukup bisa membukikan bahwa kontribus-inya untuk tim berjuluk Matilda itu tak bisa dipandang sebelah mata.

Barbieri memutuskan gantung sepatu. Kiper berusia 35 tahun itu telah 86 kali mengenakan seragam timnas Australia di laga internasional.

Debutnya terjadi pada September 2002. Kala itu usianya baru 20 tahun dan lawan yang dihadapi Kanada. Penampilan apiknya ditandai dengan tidak pernah kebobolan dalam 34 pertandingan.

Barbieri yang awalnya bukan kiper, sempat tampil di Piala Dunia di Kanada Juni lalu. Pada laga penyisihan grup melawan AS Mathilda di Winnipeg, Canada kalah 1-3. Langah Australia terhenti di babak perempat final setelah ditundukan juara bertahan Jepang.

“Mantan kapten itu merupakan sosok penting baik di dalam maupun di luar lapangan . Dia juga mempunyai kontribusi besar di setiap pertandingan,” puji pelatih timnas Alen Stajcic pada Barbieri, seperti dilaporkan Reuters.

� Yudi Winanto

MBP/net

Kiper timnas Australia Melissa Barbieri

Gantung Sepatu

A K T I V I TA S

5 - 11 Oktober 201530

MASUK pemusatan latihan nasional (pelatnas) menjadi impian semua atlet. Masuk akal mengingat pelatnas meru-pakan tempat penggemblengan tertinggi bagi atlet atau pelatih yang akan mem-bela Indonesia di ajang olahraga tingkat internasional.

Itu dirasakan atlet tembak dan pelatih Perbakin Kota Denpasar, I Kadek Rico Vergian Dinata dan I Made Sugiantara, saat ini. Menariknya lagi, Rico dan Sugia-tara merupakan anak dan ayah. Keduanya kini menghuni pelatnas yang digelar Pen-gurus Besar (PB) Perbakin di Jakarta.

Rico Vergian Dinata menyatakan sangat senang dan bangga dipanggil menjalani pelatnas. Ini merupakan kehor-matan sekaligus tantangan baginya untuk menunjukkan prestasi. Pasalnya, dirinya akan mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional bertajuk Kejuaraan Dunia SEASA XXXIX/2015 di Palem-bang, Sumatera Selatan.

“Merupakan impin saya bisa masuk pelatnas. Perjuangan keras saya selama ini sudah terbayar lunas. Saya dituntut menun-jukkan prestasi terbaik bagi Indonesia di Palembang nanti. Jika tidak, kemungkinan saya didegradasi dari pelatnas,” ungkap Rico di Denpasar pekan lalu.

Ini menjadi pengalaman pertamanya merasakan pelatnas. Petembak yang meraih medali perak pada PON Remaja 2014 di Surabaya, Jawa Timur, ini ber-tambah bangga karena dipanggil bersama sang ayah I Made Sugiantara. Keduanya menghuni pelatnas bersama atlet asal Gianyar Anak Agung Raka.

Menjadi anggota pelatnas disebutnya sangat istimewa, mengingat tidak semua atlet tembak bisa merasakannya. Jadi, kes-empatan dan kepercayaan yang diberikan oleh PB Perbakin ini tidak akan disia-siakannya. Rico yang kini menempuh pendidikan di SMPN 1 Denpasar akan memanfaatkan pelatihan dan pengala-man di pelatnas untuk mengejar prestasi setinggi-tingginya untuk Denpasar, Bali, dan tim nasional.

Sugiatara juga mengatakan suatu ke-hormatan baginya ditunjuk sebagai pelatih pelatnas. Peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan membawa tim tembak Indonesia mengukir prestasi

di Kejuaraan Dunia. ‘’Saya akan men-jalankan tugas ini dengan maksimal. Se-moga atlet pelatnas khususnya petembak Bali mampu memberikan prestasi tinnggi

bagi Merah Putih di Palembang,’’ papar pria yang akrab dipanggil Pak Rino ini.

� Eka Parananda

MBP/nan

I Kadek Rico Vergian Dinata (kiri) dan I Made Sugiantara.

Rico dan Rino

Ayah dan Anak Masuk Pelatnas

5 - 11 Oktober 2015 31

O L A H R A G A

SEJAK 1 September lalu, Bali diramai-kan oleh Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII/2015 yang berlangsung di Buleleng. Akan tetapi ajang yang mempertandingkan 30 cabang olahraga (cabor) ini baru dibuka resmi Gubernur Bali pada 13 September di Stadion Mayor Metra, Singaraja.

Porprov diramaikan 4.984 peserta yang terdiri atas 3.763 atlet dan 1.211 ofisial dari sembilan kontingen, yaitu Buleleng, Badung, Denpasar, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Tabanan, dan Jem-brana. Para atlet bertanding dalam 30 cabang olahraga guna memperebutkan 1.415 medali, masing-masing 417 emas, 417 perak, dan 581 perunggu, hingga 19 September.

Ketua Panitia Induk Porprov Bali 2015 I Nyoman Sutjidra menjelaskan, Porprov digelar untuk menjaring atlet-atlet ber-prestasi di Pulau Dewata. Selain itu, lanjut Wakil Bupati Buleleng ini, digunakan sebagai ajang evaluasi pembinaan olahraga KONI Provinsi dan KONI kabupaten/kota se-Bali serta memberikan kesempatan atlet menunjukkan prestasi.

Kontingen Kabupaten Badung selaku juara bertahan, langsung memimpin per-olehan medali sejak hari pertama. Kota

Denpasar terus menempel di posisi kedua. Tuan rumah Buleleng harus puas di per-ingkat ketiga. Ranking tiga besar ini tidak berubah hingga penutupan Porprov pada 19 September. Ini merupakan gelar juara keenam berturut-turut buat Badung.

Tambang emas utama Badung antara lain cabor renang dan atletik yang menye-diakan paling banyak medali, pencak silat, tarung derajat, dan taekwondo. Namun, secara keseluruhan atlet Badung mendomi-nasi semua cabor yang dipertandingkan, baik perorangan maupun beregu. Ini se-jalan dengan misi untuk mempertahankan juara Porprov yang direbut pada lima ajang sebelumnya.

Sementara Denpasar banyak mendapat emas dari kempo, senam, tembak, balap sepeda, dan tinju. Denpasar tampil sebagai juara umum kempo dengan mengumpulkan 11 medali emas, 4 perak, dan 7 perunggu, diikuti Gianyar (6 emas, 10 perak, dan 14 perunggu) dan Buleleng (5 emas,7 perak, dan 9 perunggu). Di cabor senam, Denpasar berjaya dengan mengemas 4 emas, 3 perak, dan 3 perunggu, disusul Badung (1 emas, 5 perak, dan 1 perunggu) dan Buleleng (1 emas dan 1 perunggu).

Kejutan terjadi di cabor sepak bola

dengan raibnya tradisi medali emas untuk tuan rumah. Selama ini gelar juara sepak bola selalu direbut oleh kontingen yang menjadi penyelenggara Porprov, namun kali lepas setelah kesebelasan Buleleng terhenti di babak penyisihan grup. Medali emas cabang paling populer ini akhirnya direbut Denpasar setelah mengalahkan Badung 1-0 di final, sedangkan perunggu digaet Jembrana.

Di balik dominasi Badung dan kejutan sepak bola, Porprov Bali 2015 juga diwarnai musibah di arena judo. Kontingen Bangli berduka setelah pejudo putra andalannya Wayan Agus Widhyantara meninggal dunia saat bertanding melawan atlet Buleleng akibat gagal pernapasan. Sebagai bentuk belasungkawa, atlet judo Bangli tidak melanjutkan pertandingan.

Kematian atlet di tengah-tengah laga sangat memukul peserta, panitia, dan pen-cinta olahraga di Bali. Meski begitu, seluruh pertandingan Porprov tetap berjalan seperti rencana semula. Semua atlet bertanding demi meraih prestasi tertinggi buat daerah masing-masing dengan menjunjung tinggi sportivitas olahraga.

� Mawa

Porprov Bali 2015

Badung Kembali Berjaya

MBP/mud

Acara pembukaan Porprov Bali XII/2015 di Stadion Mayor Metra, Singaraja.

5 - 11 Oktober 201532

A K T I V I TA S

MBP/ist

VERIFIKASI - DPRD Badung melalui Badan Anggaran (Banggar), Jumat (18/9) membahas hasil verifikasi maupun evaluasi Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Perubahan (RAPBD-P) tahun 2015. Rapat dipimpin Koor-dinator Banggar yang juga Wakil Ketua II DPRD Badung Made Sunarta. Rapat tersebut juga dihadiri sejumlah ang-

gota Dewan. Di antaranya Ketua Komisi III Nyoman Satria, S.Sos., M.Si., Ketua Komisi II Nyoman Dirgayusa, Gede

Suardika, G.N. Saskara, dan Gede Suraharja. Hadir juga Tim Ahli DPRD seperti Wayan Puspa Negara dan IGAN Alit Agung. Karena baru turun dan dibahas, praktis waktu yang

tersedia untuk menjalankan proyek sangat sempit, hanya berkisar 2,5 bulan hingga pertengahan Desember.

MBP/ist

AUDIENSI - Dalam rangka problem solving atau pemeca-han masalah persoalan P4GN (Pencegahan, Pemberantasa,

Penyalah gunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba), Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Bali, Jumat (18/9)

menggelar audiensi dengan dosen-dosen dari 10 univer-sitas di Bali. Hal ini bertujuan untuk melakukan diskusi

dan menerima masukan dari para dosen, untuk BNNP Bali mengenai apa langkah terbaik dari sudut pandang mereka.

Dengan demikian, nantinya ada perubahan pola tindak, langkah, strategi berkaitan dengan upaya P4GN. “Dengan

adanya audiensi ini, kita juga bisa mendapatkan materi tambahan untuk menerapkan P4GN dari para dosen. Hal tersebut karena para akademisi ini memiliki pengetahuan

yang tinggi di bidang ilmu masing-masing,” ungkap Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, S.H., Kepala Badan Narko-

tika Nasional (BNN) Provinsi Bali.

MBP/ist

WISUDA - Rektor Undiknas University Prof. Gede Sri Darma, DBA., kembali melepas lulusannya pada wisuda

sarjana (S1) dan Pascasarjana (S2) yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Centre, Sabtu (19/9). Para sarjana yang diwisuda meliputi 9 program studi, antara

lain sarjana dari Program Studi Manajemen, Akuntansi, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Komunikasi, Ilmu Hukum,

Teknik Sipil, Teknik Elektro dan Magister dari Program Studi Magister Manajemen dan Magister Administrasi Pub-lik. Wisudawan yang dilepas tampak penuh gembira karena

ijasah yang mereka terima pada sejumpah program studi tertera ‘’Terakreditasi A’’. Ini menunjukkan Undiknas sudah

memberikan proses dan output terbaik bagi pembangunan bangsa.

MBP/ist

IMPORTIR - Sudah tidak asing lagi bagi kita mendengar-kan banyaknya barang produksi dari Cina dengan harga

yang jauh lebih murah dan berkualitas. Karena itu, banyak masyarakat khususnya pelaku bisnis yang ingin mengimpor barang-barang tersebut. Alasannya, tentu agar bisa meraih

untung yang besar. Cara mudah menjadi importir barang murah dari Cina disampaikan lewat seminar. Seminar ini

akan disampaikan oleh Mr. Akir Saputra bersama Tim Ekspor-Impor Internasional yang sudah bertahun-tahun

menjalankan bisnis ini dan syarat dengan pengalaman. Ber-bagai rahasia cepat kaya di era pasar bebas akan disampai-

kan dalam seminar ini.

5 - 11 Oktober 2015 33

MBP/ist

BSC - Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Kom-puter (STMIK) Primakara Denpasar menyelenggarakan

kegiatan “Bali Startup Camp (BSC) 2015” diikuti sekitar 200 peserta di Balai Diklat Industri Denpasar selama tiga

hari hingga Minggu (20/9). Ketua STMIK Primakara I Putu Agus Swastika di Denpasar, Sabtu mengatakan kegiatan

“Bali Startup Camp 2015” dimulai Jumat hingga Minggu. Para peserta dilatih untuk merintis sebuah perusahaan pe-mula (startup) kreatif khususnya berbasis bidang teknologi informasi. Ia mengatakan para peserta kegiatan mengikuti seminar dan “workshop Lean Startup”, ikut kegiatan “Get

“Out of Building”, yakni wawancara untuk mengetahui kebutuhan pasar, hingga “Pitch up” yaitu mempresenta-

sikan ide serta kendala yang dihadapi di lapangan selama mengkikuti kegiatan ini.

MBP/ist

BUKA CABANG - Bebek Bengil membuka cabangnya yang ke-9, di Jl. Raya Kuta, Sabtu (19/9) lalu. Restoran yang terkenal dengan menu andalan Bebek Bengil Crispy ini

sebelumnya juga sudah melebarkan sayap ke Jakarta dan Tangerang. Cabang di Raya Kuta merupakan cabang ke-

empat yang ada di Bali, setelah pusatnya di Ubud, Gianyar, cabang di Nusa Dua dan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Sisanya ada di Jakarta dan Tangerang, yakni di Menteng, Bumi Serpong Damai, Gandaria, Epicentrum, dan Lippo

Karawaci. Menurut Manager Bebek Bengil, I Made Lastra, Bebek Bengil sudah berdiri sejak tahun 1990. Yang men-

jadi lokasi pertamanya adalah di Ubud. Nampak dalam foto pengguntingan pita saat pembukaan Bebek Bengil di Jl.

Raya Kuta.

MBP/ist

KONFERENSI - Konferensi internasional tentang bio-sains dan bioteknologi yang ke-6 (the 6 th conference on bioscence and biotechnology) diselenggarakan Fakultas

Pertanian Universitas Udayana (Unud), Jumat (18/9). Konferensi ini dibuka Rektor Unud Prof. Dr. dr. Ketut

Suastika yang ditandai dengan pemukulan gong. Konferensi ini menghadirkan pembicara dari sejumlah negara, seperti

Jepang, Australia serta beberapa peneliti dari universitas luar Bali, seperti Jember dan Yogyakarta. Hadir sebagai

keynote speker Prof. Jennifer Firn, Ph.D. dari Queensland University, Australia. Ketua Panitia Konferensi Dr. Ir.

Rindang Dwiyani, M.Sc. mengatakan, kegiatan konferensi ini serangkaian Dies Natalis ke-53 Unud dan HUT ke-48

Fakultas Pertanian pada tahun ini.

MBP/ist

SERAHKAN SERTIFIKAT - Badan Pertanahan Nasional (BPN) Tabanan, Senin (20/9) menyerahkan 500 sertifikat hak atas tanah melalui program lintas sektor petani dan

prona di Wantilan Desa Wongaya Gede. Kepala Kantor Per-tanahan Tabanan Brahmana Adhie menjelaskan, sertifikat

yang diberikan kepada petani di Desa Wongaya Gede dan Desa Jatiluwih terdiri atas 300 sertifikat lintas sektor petani dan 200 sertifikat prona. Dengan pemberian sertifikat ini di-harapkan petani merasa terlindungi secara hukum dan fisik sehingga ke depan tidak ada masalah sengketa tanah antara

petani karena batas-batasnya sudah jelas.

5 - 11 Oktober 201534

A K T I V I TA S

MBP/ist

POSITIF - Keinginan BPR Lestari terus meningkatkan pe-nyaluran kredit di sektor Usaha Micro, Kecil dan Menengah (UMKM) mendapatkan dukungan positif dari beberapa bank

swasta nasional. Salah satunya Bank Daerah Jabar Banten (BJB) yang mengucurkan kredit Rp 80 miliar kepada BPR Lestari melalui program linkage pembiayaan. Penandatan-

ganan kerja sama telah dilakukan, Kamis (17/9) di Trans Hotel Seminyak, dihadiri langsung oleh Pribadi Budiono,

Direktur Utama BPR Lestari, I Made Wenten Budiada, Direktur BPR Lestari, beserta jajaran manajemen BPR

Lestari lainnya. Sedangkan dari Bank BJB dihadiri Ahmad Irfan, Direktur Utama; Agus Gunawan, Direktur Micro;

Anna Kusumarita, Pimpinan Cabang Bank BJB Denpasar, beserta jajaran manajemen lainnya.

MBP/ist

BIMTEK - Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar melalui Bagian Hukum Setda Kota Denpasar menggelar Bimbin-gan Teknis (Bimtek) penyusunan produk hukum daerah atau Legal Drafting dan permasalahan hukum di Ruang

Praja Utama Kantor Wali Kota Denpasar mulai tanggal 21 hingga 23 September mendatang. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan profesionalisme aparat pemerintah dalam

menghadapi dan menyelesaikan permasalahan hukum secara pidana, perdata dan Tata Usaha Negara di masing-

masing instansi. Selain itu, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), camat, desa dan lurah juga diwajibkan untuk

memahami cara membuat peraturan perundang-undangan. Kegiatan Bimtek ini dibuka Kepala Bagian Hukum Setda Kota Denpasar I Made Toya mewakili Penjabat (Pj.) Wali

Kota A.A. Gede Geriya, Senin (21/9).

MBP/ist

BULAN BAKTI - Pencanangan Bulan Bakti Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau 3M. Sebelum masa

penularan Demam Berdarah Denguen (DBD), Gerakan PSN-3M SMP DBD tingkat Kota Denpasar dipusatkan di

Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, Jumat (18/9). Pemilihan Desa Ubung Kaja, lantaran berhasil menurunkan kasus

DBD dari 13 kasus pada Maret, menjadi 3 kasus di bulan Agustus lalu. Penurunan ini berkat upaya gerakan serentak

PSN DBD dan larvasidasi masal. Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini, M.Kes. mengata-

kan, gerakan PSN-3M SMP DBD sudah diawali dengan abatisasi masal dan pemberantasan sarang nyamuk, dengan

menutup dan menguras tempat-tempat penampungan air di rumah, sekolah, kantor, dan tempat umum lainnya, serta

mengubur kaleng atau botol bekas (3M).

MBP/ist

RUJUKAN ONLINE - Inovasi pelayanan kesehatan yang telah diterapkan Pemerintah Kota Denpasar dengan sistem rujukan online, diharapkan dapat diterapkan di kabupaten

lain di Bali. Bahkan, ini satu-satunya sistem rujukan online untuk pelayanan kesehatan di Bali, antara puskesmas dan

RSUD Wangaya. Hal itu disampaikan Ketua Tim Penilai Gerakan Rumah Sakit Sayang Ibu-Bayi Provinsi Bali dr.

Laksmi Wati saat penilaian di RSUD Wangaya, Senin (21/9). Tim penilai Provinsi Bali diterima langsung Penjabat Wali

Kota A.A. Gede Geriya yang didampingi Ketua TP PKK Kota Denpasar Ny. A.A. Purnawati Geriya serta instansi terkait.

5 - 11 Oktober 2015 35

MBP/ist

WISUDA - Rektor Unmas Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd., Selasa (22/9) mewisuda 450 sarjana S-1 dan S-2

untuk tahap pertama dari 845 sarjana. Wisuda tahap kedua diadakan 7 Oktober mendatang. Rektor Made Sukamerta

menegaskan, Unmas Denpasar termasuk kampus dan PTS yang sehat dan taat asas legalitas. Untuk itu, dia setuju

pemerintah menertibkan jika ada Perguruan Tinggi (PT) abal-abal di Bali dan di Tanah Air. PT abal-abal ini dinilai

merusak anak bangsa, serta membohongi masyarakat. Unmas Denpasar, dikatakannya, mendukung langkah positif pemerintah menerapkan sistem pendidikan yang berkualitas.

MBP/ist

APEL - Peringatan Puputan Badung ke-109 untuk pertama kalinya dilaksanakan di lapangan Pusat Pemerintahan

(Puspem) Kabupaten Badung di Mangupura, Minggu (20/9). Apel berjalan khidmat dan suasana peringatan tampak

sangat meriah dan semarak. Selain dihadiri Penjabat Bupati Badung Ir. I Nyoman Harry Yudha Saka, M.M. selaku Ins-

pektur Upacara, apel perdana ini juga dihadiri Ketua DPRD Badung yang diwakili I Made Sunarta berserta anggota,

Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Badung, Penglingsir Puri termasuk Angga Asta Puri dan LVRI Kab.

Badung. Sementara dari jajaran Pemkab Badung, selain Sekda Badung Kompyang R. Swandika, juga turut hadir

segenap kepala SKPD masing-masing bersama istri.

MBP/ist

KOMITMEN - Peringatan Puputan Badung ke-109, Pemer-intah Kabupaten (Pemkab) Badung telah berkomitmen un-tuk membumikan spirit kejuangan yang pantang menyerah hingga titik darah penghabisan dengan melaksanakan apel

secara serentak di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Badung. Sementara untuk tingkat kabupaten, sebagaimana peringatan hari-hari besar nasional, akan digelar apel Per-

ingatan Puputan Badung ke-109 yang dipusatkan di Lapan-gan Pusat Pemerintahan Badung, Mangupraja Mandala

di ibu kota Badung, Mangupura pada Minggu (20/9). Hal ini juga dilaksanakan secara serentak pada masing-masing

kecamatan se-Badung.

MBP/ist

KONSISTEN - Badan Dana Punia Hindu Nasional (BDPHN) dan Forum Intelektual Muda Hindu Dharma

(FIMHD) secara konsisten tetap menyelenggarakan kegia-tan Jnana Yadnya yakni Pameran Buku Hindu (Hindu Book

Fair Ke-13) dan Festival Anak Hindu Indonesia (FAHI ke-14) yang diselenggarakan pada 21 - 25 September 2015

bertempat di depan Museum Bali Jl. Mayor Wisnu Den-pasar. Demikian diungkapkan Desak Asti Wijaya, SE, Ketua

Umum BDPHN. BDPHN adalah organisasi dana punia Hindu terbesar di Indonesia yang sudah mendistribusikan

dana punia sebesar Rp 62 miliar per 2015 dan salah satu un-tuk menjaga kepercayaan dari umat Hindu adalah dengan

tetap beracara dan berprogram secara konsisten.

5 - 11 Oktober 201536

L I N G K U N G A N

Mendengar Gunung Batur den-gan danaunya, pikiran orang segera terbayang dengan keindahan alamnya. Ban-

yak wisatawan mengagumi keindahan alamnya. Udaranya yang sejuk serta air danau yang tenang dengan ikan mu-jairnya menawarkan pesona tersendiri bagi wisatawan. Di kiri-kanan pinggir danau terhampar pemandangan para petani hortikultura menyiram tanaman bawang, cabai, tomat dan sebagainya.

Namun di balik keindahan alamnya, terselip kegelisahan saat para wisatawan menuruni jalan dari Penelokan menuju pusat Desa Songan, Kintamani, Bangli. Jalan menurun di sana-sini rusak. Belum lagi para sopir truk seenaknya mengh-entikan kendaraannya karena tak kuat menanjak. Hal itu lantaran truk yang kelebihan beban pasir sehingga mereka mesti ‘’kencing’’ di jalan. Suasana jalan satu-satunya menuju Pura Hulundanu Batur ini benar-benar memprihatinkan. Jalan itu tampaknya dibiarkan rusak se-lama bertahun-tahun. Selain berlubang, jalanan tersebut juga tertutup timbunan lumpur hingga membuat kondisi jalan bergelombang dan cukup membahayakan pengendara.

Jika musim kemarau jalannya berasap karena debu pasir yang berasal dari kelebi-han muatan truk. Tapi memasuki musim hujan, hampir 2 kilometer jalan berlubang di kawasan itu akan berubah menjadi kolam dadakan yang dipenuhi lumpur. Kondisi tersebut sangat mengganggu dan membahayakan pengguna jalan, uta-manya pengendara sepeda motor. Sebab tak sedikit pengendara yang melintas di jalan satu-satunya itu mogok akibat mesin motornya kemasukan air.

Kubangan air bercampur lumpur yang

memenuhi lubang jalan tersebut biasanya muncul akibat adanya air kiriman dari be-berapa desa di kawasan atas Desa Songan, seperti Desa Pinggan dan Blandingan. Air kiriman itu datang karena beberapa desa di bagian atas tidak memiliki saluran pem-buangan. Lantaran kondisi itu terjadi setiap musim hujan, maka lumpur yang dibawa air tersebut pun lambat laun mengendap di jalan utama desa setempat. Sampai saat ini lumpur yang telah mengendap di jalan tersebut tingginya hampir mencapai satu meter. Meski kondisi jalan tersebut cukup parah, hingga saat ini belum pernah ada upaya perbaikan dari pemerintah. Ter-masuk upaya pengerukan terhadap lumpur yang mengendap di jalan tersebut. Bahkan sebagai bentuk protes, warga setempat sempat menanami endapan lumpur terse-but dengan keladi, namun ternyata tak juga mendapat perbaikan.

Tanggung Jawab Pusat Semula tanggungjawab perbaikan jalan

tersebut dibebankan kepada Pemerintah Provinsi Bali. Namun kini ruas jalan Penelokan-Pura Hulundanu menjadi tang-gungjawab pemerintah pusat. Statusnya telah berganti dari jalan provinsi menjadi jalan nasional. Hal ini menyusul adanya penetapan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) No. 290/KPPS/M/2015 ten-tang penetapan ruas jalan menurut status-nya sebagai jalan nasional. Dengan adanya penetapan tersebut, maka kerusakan yang terjadi di sepanjang ruas jalan tersebut terutama di jalur menuju Pura Hulundanu Batur Songan kini sepenuhnya akan men-jadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.

Kabid Bina Marga Dinas PU Bangli Putu Wida Gunawan, seizin Kadis PU Ida Bagus Wediatmika, belum lama ini men-jelaskan ruas jalan Penelokan menuju Pura

Hulundanu Batur di Desa Songan sudah ditetapkan sebagai jalan nasional oleh Kementerian PU per 25 mei 2015. Adapun panjang jalan yang ditetapkan sepanjang 20 kilometer.

Menurut Wida Gunawan, salah satu pertimbangan pemerintah pusat menetap-kan ruas jalan Penelokan menuju Songan sebagai jalan nasional, tidak terlepas dari masuknya kawasan yang dilalui jalan terse-but ke dalam kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN). Di samping pertimban-gan lainnya.

Pascapenetapan jalan tersebut menjadi jalan nasional, maka perbaikan kerusakan jalan tersebut, kini bukan lagi menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Me-lainkan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Diakuinya dari 20 kilometer keseluruhan ruas jalan na-sional yang ditetapkan di Bangli saat ini, sepanjang kurang lebih 3 km jalan kondis-inya mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan sedang. Jalan yang mengalami kerusakan tersebut sebagian besar berada di wilayah Desa Songan.

Namun pihak pemerintah daerah tak akan lepas tangan begitu saja kendati kewenangan perbaikannya kini ada di tangan Pemerintah Pusat. Sesuai mekan-isme, untuk bisa mendapatkan perbaikan maka Dinas PU Bangli akan melaporkan kerusakan tersebut kepada Pemprov Bali. Oleh Pemprov Bali laporan tersebut nanti-nya akan diteruskan ke Kementerian PU. Kendati mekanisme yang dilalui saat ini menjadi cukup panjang, namun pihaknya di Dinas PU Bangli akan tetap berupaya mengkoordinasikan langsung ke Pusat agar perbaikan terhadap jalan tersebut bisa segera dilakukan.

� Swasrina

Jalan Rusak Bertahun-tahun MBP/wan

Kubangan air bercampur lumpur memenuhi lubang jalan Songan akibat air kiriman dari kawasan atas.

5 - 11 Oktober 2015 37

A K T I V I TA S

MBP/ist

MUFAKAT - Warga Kayu Selem (WKS) Bali secara mufakat kembali mempercayakan kepemimpinan Pasemetonan WKS

kepada Jero Susila untuk ketiga kalinya. Jero Susila akan memimpin Pasemetonan WKS periode 2015-2020. Dengan

demikian, Jero Susila akan diberikan kepercayaan untuk menyusun kepengurusan yang akan mendampinginya.

Demikian hasil Mahasabha WKS ke-5, Minggu (20/9) lalu, di Art Centre Denpasar. Jero Susila usai didaulat menjadi ketua

untuk ketiga kalinya mengaku terharu dengan kepercayaan wargi WKS.

MBP/ist

VILA HARMONIS - Sebagian besar penghasilan dari bisnis vila mengalir ke kantong-kantong pemilik vila. Sedangkan orang-orang Bali yang berprofesi sebagai karyawan di vila tersebut hanya bisa mendapatkan penghasilan berupa gaji.

Melihat fenomena ini, I Gede Dermawan merasa tertantang dan terpanggil mencari solusi bagaimana caranya agar ban-

yak orang bisa menjadi pemilik vila. Dengan modal keyaki-nan, keberanian dan tekad yang bulat akhirnya pada 24 Mei

2013 I Gede Dermawan bersama Ni Ketut Suciarini mendi-rikan PT Pengembang Properti Harmonis dengan brand Harmonis Land yang berkantor pusat di Denpasar. Villa

Harmonis yang berlokasi di Ubud, Bali ini berbasis ekonomi kerakyatan yang sejalan dengan prinsip gotong royong.

MBP/ist

HADIAH - Nasabah BRI Kantor Cabang (Kanca) Ubud yang membawahi tujuh kantor unit BRI, enam kantor teras BRI, dan satu mobil keliling panen hadiah pada

acara penarikan undian simpedes BRI periode I tahun 2015. Penarikan undian Simpedes BRI Cabang Ubud kali

ini berlangsung di wantilan Pura Penataran Sasih, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Rabu (16/9) lalu. Saat

pengundian, ada 6.894.064 nomor milik nasabah dilakukan pengocokan secara terbuka. Kali ini, pemenang hadiah

utama undian Simpedes BRI Cabang Ubud periode I tahun 2015, berupa satu unit mobil Ayla X M/T adalah nasabah

Kantor Kas Ari Canti, Sang Made Teguh Sanjaya.

MBP/ist

KUNJUNGAN - Delegasi dari seluruh dunia yang mengiku-ti pertemuan ISBN (International Standard Book Number) dan ISMN, Senin (21/9) menyempatkan diri berkunjung ke

Museum Agung Bung Kanro di Jalan Pegangsaan Timur, No. 56, Renon, Denpasar. Rombongan yang terdiri dari 33 negara tersebut diterima langsung Pendiri Yayasan Kepus-

takaan Bung Karno sekaligus pendiri Museum Agung Bung Karno Gus Marhaen dan Kepala Perpustakaan Nasional RI

Mastini Hardjoprakoso, serta dari Universitas Mahendradat-ta yang diwakili Shri I Gusti Ngurah Wira Wedawitry MWS. Rombongan ISBN dipimpin langsung Ronald Shied selaku

chairman ISBN. Setibanya di Museum Agung Bung Karno, rombongan langsung menelisik ke ruangan dan melihat-lihat koleksi buku-buku, khususnya soal Soekarno yang

merupakan Presiden pertama Republik Indonesia.

5 - 11 Oktober 201538

P E M E R I N T A H A N

PEMERINTAH Kabupaten Badung melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) kembali menggelar bursa lowongan kerja “Job Fair” tahun 2015. Job fair kali ini dipusatkan di Lapangan Rektorat Kampus Unud, Bukit Jimbaran yang dibuka oleh Penjabat (Pj.) Bupati Badung Ir. Harry Yudha Saka, Selasa (22/9) lalu. Job fair yang menggunakan dana APBN ini digelar hingga (23/9), dengan menyediakan 3.494 lowongan kerja dari 40 perusahaan. Acara tersebut dihadiri Rektor Unud Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Kadis Pariwisata Cokorda Raka Darmawan serta Camat Kuta Selatan I Wayan Wirya.

Kadisosnaker Badung IB Oka Dirga mengatakan, meskip-un angka pengangguran di Badung cukup kecil, namun Pemkab Badung berkewajiban memfasilitasi masyarakat untuk memperoleh pekerjaan. Dijelaskan bahwa untuk tahun 2015 jumlah pengangguran di badung sebanyak 1.715 orang dan lowongan kerja yang disediakan sudah melebihi yakni 3.494 lowongan kerja. Lowongan kerja ini melibatkan ber-bagai perusahaan seperti pariwisata, perbankan, perhotelan dan perdagangan.

Sementara Pj. Bupati Yudha Saka menekankan bahwa pembangunan kesejahteraan sosial adalah inti dari pelak-sanaan pembangunan nasional. Komitmen untuk selalu berupaya mewujudkan kesejahteraan sosial adalah sangat sesuai dengan tujuan pembangunan milenium/Millennium Development Goals (MDG’s) yang menjadi target pemban-gunan pada akhir tahun 2015. Salah satu dari 8 (delapan) tujuan MGS’s adalah menanggulangi kemiskinan dan kela-paran dengan target menciptakan kesempatan kerja penuh, produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan kaum muda. Dijelaskan, sebagaimana ter-tuang dalam undang-undang nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pemkab Badung terus berupaya untuk mengingkatkan pembangunan ketenagakerjaan, mulai pe-nyiapan dan peningkatan kualitas tenaga kerja, penyiapan dan pemberian kesempatan kerja, memberikan perhatian, jaminan dan perlindungan ketenagakerjaan dan lainnya, menjadi komitmen pemerintah Kabupaten Badung dalam memberikan pelayanan publik dan mengatasi pengangguran di Kabupaten Badung.

Dalam upaya menurunkan angka pengangguran di Ka-bupaten Badung, yang saat ini masih menyisakan 0,48%, maka pemerintah kembali berupaya memberikan pelayanan yang lebih baik bagi peningkatan penyerapan tenaga kerja, yaitu melalui layanan bursa lowongan kerja. “Besar harapan kami, masyarakat Kabupaten Badung dapat mempergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya sesuai dengan basic science dan skill/keterampilan yang dimiliki. Terlebih dengan ber-lakunya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) afta arus barang maupun orang akan lebih bebas keluar masuk di lingkungan

wilayah Asia Tenggara sehingga kita dituntut untuk men-ingkatkan daya saing dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif sehingga peluang kesempatan kerja dapat kita isi,” jelasnya.

Menurutnya job fair ini memiliki makna yang sangat penting, karena merupakan metode pendekatan efektif bagi dunia usaha/perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dan sebaliknya. Para calon tenaga kerja dapat berinteraksi langsung dengan para pengusaha, sehingga pada moment ini akan terjalin suasana “two traffic comunication”/ko-munikasi dua arah yang saling membutuhkan. Kegiatan ini tentunya juga bermakna strategis dalam upaya mengatasi pengangguran sebagai masalah serius yang harus mendapat perhatian semua pihak dan mencari solusinya bersama.

Rektor Unud Ketut Suastika menyambut baik pelaksa-naan job fair ini. Menurutnya job fair sangat penting bagi masyarakat pencari kerja, khususnya lagi bagi calon lulusan wisudawan Udayana yang akan terjun ke dunia kerja. “Siap atau tidak siap, pada hakikatnya kita harus siap berhadapan dengan persaingan global. Untuk itu perlu mempersiapan diri dengan pendidikan dan mengikuti job fair ini,” terang-nya. (adv)

Komit Tekan Angka Pengangguran

Pemkab Badung Sediakan 3.494 Lowongan Kerja

Pj. Bupati Badung Ir. Harry Yudha Saka didampingi Kadis Sos-naker I.B. Oka Dirga mengunjungi stan job fair tahun 2015 di

Lapangan Rektorat Kampus Unud, Bukit Jimbaran.

5 - 11 Oktober 2015 39

P A R I W I S A T A

Selain mengandalkan Pajak Hotel dan Restoran (PHR), kabupaten/kota di Bali kini juga menggenjot pendapatan dari Warga Negara

Asing (WNA) yang bekerja di wilayahnya. Pendapatan tambahan guna mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) ini didapat dari perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) sebesar 100 dolar per bulan.

Seperti halnya dikatakan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Disosnaker) Badung IB Oka Dirga, semua perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja orang asing wajib memiliki izin, yaitu berupa izin mempekerjakan tenaga kerja asing alias IMTA. “Kalau tidak artinya mereka memakai tenaga kerja ilegal,” tegasnya.

Menurutnya, Pemkab Badung tahun 2015 menargetkan 300 naker asing yang bekerja di perusahaan di Badung. Target tersebut diyakini terealisasi. Sebab, per bu-lan Agustus lalu jumlah naker asing yang terdata mengantongi Imta telah mencapai 235 orang. Imta diterbitkan oleh pemer-intah pusat, dan daerah sifatnya hanya memberi perpanjangan.

“Target kita 300 tenaga kerja asing di Badung. Apalagi, melihat jumlah sekarang (naker asing terdaftar–red) kemungkinan bisa lebih dari itu,” optimisnya.

Kendati demikian, Oka Dirga mengakui keberadaan naker asing ini, kebanyakan menduduki posisi strategis di sebuah perusahaan, semisal general manager dan sebagainya. Posisi naker asing ini bahkan kerap di atas naker lokal. “Memang tenaga kerja asing pasti pegang posisi bagus. Ma-kanya kami imbau perusahaan agar tenaga kerja asing didampingi oleh orang lokal. Jangan sampai kita diatur-atur sepenuhnya oleh orang luar,” ungkapnya.

Tak hanya di kabupaten terkaya di Bali, Pemerintah Kabupaten Gianyar juga memasang target pendapatan IMTA Rp 700 juta per-tahun. Bahkan dari awal disahkan sejak Oktober 2014 hingga Juni 2015, Perda IMTA ini sudah berhasil me-narik iuran pajak dari tenaga kerja asing sekitar Rp 700 juta. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans)

Kabupaten Gianyar Gede Widarma Su-harta, mengatakan bahwa kewenangan pemungutan IMTA dilimpahkan dari pusat ke Kabupaten sejak 2012. “Mulai 2013 kami berupaya menyusun perda terkait tenaga kerja asing yang ada di Gianyar, hingga Oktober 2014 perda IMTA resmi diberlakukan,“ ungkapnya.

Dikatakan dalam perda tersebut pe-merintah Gianyar sepakat menarik pajak 100 dolar AS perbulan untuk satu orang tenaga kerja asing. Sehingga dari kebi-jakan tersebut sejak awal diberlakukan hingga akhir Desember 2014, pemerintah sudah memperoleh retribusi sebesar Rp 300 juta dari 21 tenaga kerja asing. “Setiap tenaga kerja asing wajib membayar pajak 100 dolar AS, sehingga per tahun satu tenaga kerja asing kena pajak 1.200 dolar AS,” terangnya.

Sementara itu sepanjang 2015 hingga Juni, pemerintah sudah memperoleh retri-

busi pajak sekitar Rp 400 juta, dari sekitar 30 tenaga kerja asing. Sehingga total dari awal diberlakukan sampai sekarang retri-busi yang diperoleh pemkab sekitar Rp 700 juta. “Untuk 2015 ini kami targetkan retribusi dari IMTA sekitar Rp 700 juta, dan kami optimis target tersebut bisa ter-lampau,“ terangnya.

Dilanjutkan kini semua nama dan alamat tenaga kerja asing di Kabupaten Gianyar sudah terdata, sehingga petugas tinggal melakukan monitoring untuk mengantisipasi tenaga kerja asing ilegal. Dikatakan dominan puluhan pekerja asing yang berada di Gianyar bergerak pada usaha pariwisata. “Dominan mereka se-mua bergerak di bidang usaha pariwisata dan perdagangan, semua data mereka sudah kami kantongi sehingga tinggal melakukan monitoring. “ tandasnya.

� Parwata

Mengejar Tambahan PAD dari Naker Asing

MBP/ist

Warga asing yang bekerja di Indonesia wajib mengantongi IMTA. Jika tidak, pemer-intah berhak melakukan pemecatan.

5 - 11 Oktober 201540

A K T I V I T A S

MBP/ist

IFBC - Mengusung tema ‘’The Spriti Of Entrepreunership’’. Neo Organizer selaku penyelenggara pameran Info Franchise

dan Business Concept 2015 (IFBC) bersama Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menghadirkan kesempatan bagi Anda untuk

mengeksplorasi ragam referensi peluang bisnis franchise dan pe-luang usaha serta keagenan partnership. Untuk keempat kalinya

roadshow diadakan di Lippo Mall Kuta. Melalui usaha franchise, pengunjung dimudahkan bahkan diberi solusi untuk memiliki usaha tanpa melakukan hal dari nol, melainkan meneruskan

kesuksesan yang telah berjalan.

MBP/ist

HARMONIS - Setelah sukses Grand Launching Villa Harmonis, Sabtu (19/9) lalu, di Hotel Grand Santhi, kini pebisnis sukses,

motivator bisnis, Owner sekaligus pendiri PT Pengembang Prop-erti Harmonis, I Gede Dermawan, kembali mengajak masyarakat

menjadi investor kepemilikan Villa Harmonis. Villa Harmonis yang berlokasi di Ubud Bali ini berbasis ekonomi kerakya-

tan, yang sejalan dengan prinsip gotong royong. Konsep Villa Harmonis ini memungkinkan setiap orang bisa menjadi pemilik vila. Mulai 11 juta bisa menjadi pemilik Villa Harmonis dengan

manfaat yang berlimpah.

MBP/ist

WISUDA - Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar tiap enam bulan sekali melakukan acara wisuda dalam dua tahapan.

Rektor Unmas Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd. pada Wisuda Sarjana ke-50 dan Wisuda Pascasarjana ke-11 akan mewisuda 845

sarjana. Wisuda tahap pertama digelar Selasa (22/9) di Inter-national Convention Centre, sementara wisuda tahap kedua 7

Oktober mendatang. Salah satu kado wisuda kali ini yakni diraih-nya akreditasi B untuk AIPT dan semua nilai B untuk akreditasi

program studi di Unmas. Nampak dalam foto Rektor Unmas Made Sukamerta bersama Ketua Yayasan PR Saraswati Ir. Bagus Ketut

Lodji, M.S.

MBP/ist

TUMPUAN - Keberadaan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) hingga kini masih menjadi salah satu tumpuan pemerintah dalam

penanggulangan penyakit kanker di Tanah Air. Menyadari itu, Pemkab Tabanan setiap tahunnya berusaha mendukung segala

kegiatannya melalui alokasi pendanaan APBD. Salah satu bentuk kegiatannya adalah Lomba Penanggulangan Kanker Terpadu

Paripurna (PKTP) tingkat provinsi yang rutin digelar YKI Bali setiap tahun. Seperti dikatakan Penjabat Bupati Tabanan I Wayan Sugiada, kegiatan lomba ini merupakan sinergi Pemkab Tabanan dalam penanggulangan kanker, khususnya penanggulangan yang bersifat pencegahan lewat penyuluhan dan sosialisasi ke sekolah-sekolah. Nampak dalam foto Ketua Cabang YKI Wilayah Provinsi

Bali Nyonya Ayu Pastika saat lomba Penanggulangan Kanker Ter-padu Paripurna (PKTP) tingkat provinsi di tiga lokasi di Tabanan.

5 - 11 Oktober 2015 41

MBP/ist

UNDIAN - BRI Kantor Cabang Semarapura memberikan hadiah Grandprize satu unit mobil keluarga pada penarikan

undian Simpedes Semester pertama di Tahun 2015. Selain mobil, tujuh unit sepeda motor dibagikan kepada nasabah yang

beruntung di semester pertama ini. Hadiah yang diberikan akan terus meningkat seiring peningkatan jumlah simpanan

masyarakat di BRI Kanca Semarapura. Pimpinan BRI Kantor Cabang BRI Semarapura Pamadi Purno Widodo mengungkap-

kan, penarikan undian yang dilaksanakan pada Jumat (18/9) dilaksanakan di Kantor Cabang Semarapura dengan dihadiri

sejumlah nasabah dan tamu undangan lainnya. Selain grand-prize satu unit mobil keluarga dan hadiah utama, pihaknya

juga memberikan hadiah hiburan seperti Televisi LED, lemasi es, mesin cuci dan berbagai hadiah lainnya.

MBP/ist

SEMINAR - Fakultas Hukum (FH) Univ. Dwijendra Denpasar dikenal paling inten membekali mahasiswanya dengan berbagai

pengalaman dan teori soal masalah kekinian terkait dengan kajian dan analisis hukum. Pada Sabtu (19/9) sivitas akademika FH

Undwi Denpasar menggelar seminar akademik bertajuk “Pen-egakan dan Perlindungan Hukum Serta Peran Orang Tua dalam

Membentuk Karakter Anak Yang Berbudaya”. Seminar dibuka De-kan FH Undwi kepada Dr. A.A. Sagung Ngurah Indradewi, S.H.,

M.H.,dihadiri Ketua Yayasan Dwijendra Pusat Denpasar, M.S. Chandra Jaya beserta pembina dan pengawas serta Rektor Undwi, Dr. Putu Dyatmikawati, S.H., M.Hum. Seminar yang dipandu Dr.

I Wayan Arka, S.H., M.H., menampilkan nara sumber, Neotroni Lumisensi, S.H., M.Hum. dari Kejasaan Negeri Denpasar, Ni Luh Oka Arani Adikarini, S.H., M.H. dari Kejaksaan Negeri Denpasar

dan Siti Sapurah dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Bali.

MBP/ist

SEMINAR - Universitas Hindu Indonesia (Unhi) berkolabo-rasi dengan University of Heidelberg Germany mengadakan

seminar internasional dengan topik ‘’Waterscapes in Bali and Beyond Shifting Paradigms of Pollution and Purity’’.

Seminar selama tiga hari dari 22-24 September dibuka oleh Rektor Unhi, Selasa (22/9). Pembicara seminar internasional

tersebut Dr. IBP Suamba, Prof. Dr. Jorg Gengnagel, Prof. I Wayan Windia, Dr. Ida Bagus Dharmika, M.A., Dr. Ni Luh

Kartini, staf ahli Gubernur I Nyoman Gede Suma Artha, I.B. Susena Wanasara, I Made Gunarta, Dr. Frances Niebuhr, Dr. I Gede Ketut Adiputra, Lea Stephan, Dr. Wayan Budi Utama, Dr. I Made Sudarma, I Wayan Alit Artha Wiguna, Dr. Rachel

Lorenzen, Dr. Katharina Schneider, Dr. Lisa Palmer, Dr. I Made Yudabakti, Dr. Abhishek Joshi.

MBP/ist

SOSIALISASI - Wakil rakyat asal Bali sebagai salah satu Anggota MPR RI Drs. I Made Urip, M.Si., terus proaktif

menggelar sosialisasi wawasan Empat Pilar Kebangsaan yang kali ini dipusatkan di Bale Banjar Dukuh Pulu Kaja, Desa

Mambang, Selemadeg Timur, Tananan, Sabtu (19/9) lalu. So-sialisasi juga dihadiri Anggota Fraksi PDIP DPRD Tabanan Ketut Purnaya, S.Sos bersama Ketua PAC PDIP Selemadeg

Timur Made Muskadana, Tokoh PDIP Tabanan I Wayan Gu-nadi dan Nyoman Dika Sumantra serta Kelian Adat dan Dinas

Bendesa Adat yang diikuti oleh ratusan Krama Dinas dan Adat serta para ibu PKK dan anggota Sekehe Teruna-Teruni. Tampak dalam foto Made Urip (tengah) didampingi Anggota

DPRD Tabanan, I Ketut Purnaya, S.Sos., saat menggelar sosialisasi.

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

A K T I V I T A S

MBP/ist

HUT - Rumah Sakit Kasih Ibu Denpasar menggelar beberapa kegiatan, untuk peringati hari ulang tahun ke-28, satu di antara-nya yaitu seminar mengenai stroke. Acara yang bertajuk “Penan-

ganan dan Pemulihan Pasca-Stroke” digelar di aula RS Kasih Ibu Denpasar, Sabtu (19/9) lalu. Direktur RS Kasih Ibu Denpasar dr.

I Gusti Ngurah Rai, M.M. mengatakan, acara ini digelar untuk memperkenalkan alat dan metode penyembuhan terbaru bagi

penderita stroke. Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) hadir menjadi harapan baru dalam penanganan dan pemulihan pasca-

stroke. Peralatan berteknologi canggih ini merupakan model peralatan terbaru dan pertama di Bali yaitu di RS Kasih Ibu Den-

pasar. Nampak dalam foto Ketua Panitia dan Direktur RS Kasih Ibu memberikan sertifikat kepada pembicara dan moderator.

MBP/ist

PENGABDIAN MASYARAKAT - Sebagai wujud kepedulian dan pelestarian lingkungan, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia

(STIMI) Handayani Denpasar, Minggu (20/9) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Pantai Mertasari, Sanur. Ratusan maha-siswa baru dan dosen antusias melakukan pelepasan tukik, penana-man pohon dan membersihkan lingkungan dari sampah. Kegiatan

tersebut juga dihadiri Koordinator Kopertis Wilayah VIII (Bali, NTB dan NTT) Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa. Menurut Ketua STIMI

Handayani Denpasar Dr. IB Gede Udiyana, S.E., M.Si., Ak., kegiatan pengabdian masyarakat tersebut rutin dilakukan STIMI Handayani

Denpasar dua kali setahun. Adapun tujuan diselenggarakannya keg-iatan itu, di antaranya untuk meningkatkan kepedulian, kepekaan dan kesadaran mahasiswa terhadap pelestarian lingkungan hidup.

OLAHRAGA - Universitas Hindu Indonesia (Unhi) berolahraga bersama pada Sabtu (19/9). Olahraga yang dilakukan berupa jalan santai yang dimulai dari lapangan terbuka kampus Unhi. Jalan santai ini merupakan rangkaian kegiatan Utsawa Bali Sani (UBS) yang ke-6 menyambut Dies Natalis dan Wisuda Sarjana Unhi. Rektor Unhi, Dr. Ida Ba-gus Dharmika, MA., mengatakan, jalan santai ini merupakan rangkaian dari Dies Natalis yang jatuh pada 3 Oktober nanti. Rangkaian kegiatan UBS ini memang melakukan gerak jalan santai yang dikelola oleh BEM dan dilanjutkan dengan perlombaan-perlombaan. Setelah kegiatan ini, selanjutnya pada 22 September juga diadakan seminar Internasional yang mendatangkan pembicara dari Jerman. Lalu 23 September merupakan pembukaan UBS yang dilakukan di Pejeng, Gianyar serta dibuka oleh Bupati Gianyar.

KUNJUNGAN - Universitas Dhyana Pura (Undhira) Bali kembali menerima kunjungan tamu perguruan tinggi luar negeri, Jumat (18/9) lalu. Undhira yang kini memiliki tiga

belas program studi yang sudah terakreditasi, menerima kunjungan dari Dilli Institute of Technology (DIT) Timor Leste. Sekitar 55 orang mahasiswa dari DIT Timor Leste

berkunjung ke Undhira. Selain studi banding, mereka mengikuti seminar yang disampaikan oleh dosen Undhira.

Kunjungan yang dikoordinir Fransisco Cosme De Sousa Gama, salah satu dosen pariwisata DIT, disambut langsung

Rektor Undhira Dr. dr. Made Nyandra, Sp.KJ., M.Repro., FIAS., Wakil Rektor I Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, S.E.,

M.MA., M.A., Wakil Rektor II Bidang Operasional Dr. I Wayan Ruspendi Junaedi, S.E. M.A., Kepala Biro Program

Internasional Ni Luh Christine Prawitasari Suyasa, BS., M.Par. dan mahasiswa Prodi Manajemen Undhira.

MBP/ist

MBP/ist

5 - 11 Oktober 2015 43

MBP/ist

OKD - Latihan Operasi Keadaan Darurat (OKD) digelar Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di Kecamatan Manggis, Karan-gasem, Kamis (17/9). Simulasi ini bertujuan untuk memastikan

kesiapan seluruh pekerja dalam menghadapi kondisi- kondisi darurat di areal TBBM Manggis. Sebab, TBBM Manggis menjadi terminal cukup vital untuk pasokan BBM di wilayah Bali hingga NTB dan NTT. “Melalui latihan OKD ini kita bisa melatih kesia-

pan tim penanggulangan keadaan darurat di lokasi operasional kami dan menumbuhkan alert system di semua lini jika kondisi

darurat yang sesungguhnya terjadi.” ujar Operation Head TBBM Manggis Zulkarnain. GM Pertamina MOR V Ageng Giriyono

yang memimpin langsung simulasi ini dari PUSKODAL di Kantor Region Surabaya, menyatakan bahwa pencegahan dan penan-

ganan keadaan darurat merupakan hal yang mendapat perhatian utama perusahaan.

MBP/ist

PENGUKUHAN - Pasangan nomor tiga Made Sukerana dan Komang Kisid (SUKSES) mengukuhkan Tim Kampanye dari

tingkat kabupaten sampai TPS di Sekretariat Tim Pemenangan paket SUKSES, Jalan Nenas, Subagan, Minggu (20/9). Tim Kam-

panye berjumlah 1.176 orang ini akan menjadi garda terdepan dalam mengawal dan memenangkan paket SUKSES. Pasangan

yang diusung Partai Golkar, Gerindra dan PKS ini, menargetkan menang dengan perolehan 48 persen suara atau 140 ribu suara.

Ketua Tim Pemenangan Nengah Sumardi, mengatakan pro-gram pemenangan tim kampanye paket SUKSES sudah tersusun secara sistematis. Perjalanan terbentuknya tim kampanye ini, tak

terlepas dari islah sempurna dua kubu Partai Golkar Karangasem. Demikian juga Partai Gerindra yang telah menjatuhkan pilihan

politiknya kepada Sukerana-Kisid, serta Partai PKS yang merapat dan memberikan dukungan penuh kepada paket ini.

WISUDA - Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali (STPNB) melaksanakan wisuda XXI di aula kampus setempat, Jumat (18/9). Acara tersebut dihadiri Staf Ahli Bidang Ekomomi dan Kawasan Pariwisata Kementerian Pariwisata Husen Alaydrus mewakili Menteri Pariwisata RI secar langsung mewisuda 662 mahasiswa berasal dari berbagai program studi (prodi). Selain itu, diundang beberapa penyedia dan pengerah tenaga kerja sebagai pengguna lulusan yang nantinya merekrut para wisudawan tersebut. “Ini sebagai bentuk komitmen STPNB, untuk melaksanakan kebijakan pemerintah yakni zero unemployment. Dari laporan yang saya terima, sebanyak 212 wisudawan kami telah bekerja. Mereka terserap di dalam industri pariwisata swasta dan luar negeri,” kata Ketua STPNB Drs. Dewa Gede Ngurah Byomantara, M.Ed.MBP/ist

CETAK DOKTOR - Program Pascasarjana Uni-versitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar kembali

mencetak doktor, Jumat (18/9). Doktor baru lulu-san Program Studi Ilmu Agama dan Kebudayaan

kali ini atas nama Drs. Made Sudjana, S.H., M.M., MBA. Sudjana yang berprofesi sebagai pengacara,

dosen dan wiraswasta itu mempertahankan disertasi berjudul “Reaktualisasi Kerta Desa di Desa Pakraman

di Bali”, dalam rapat senat Ujian Terbuka Promosi Doktor Unhi, Jumat (18/9), di aula Gedung Rektorat Unhi. Promovendus usia 68 tahun ini dinyatakan lu-

lus dengan predikat sangat memuaskan. Dalam rapat senat ujian promosi doktor tersebut, Sudjana diuji

oleh dewan penguji beranggotakan antara lain Prof. I Nyoman Budiana, Prof. I.B. Yudha Triguna, Prof. Dr.

Ketut Suda, Dr. Budi Utama, Dr. Subrata. MBP/ist

A K T I V I T A S

MBP/ist

JKN - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan di Bali terbilang sukses

dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Berdasarkan audit BPKP tahun 2014, Bali memiliki skor tertinggi. Hal tersebut

terungkap dalam jumpa pers di kantor BPJS Regional 11 Bali, NTB, NTT di Denpasar. Berdasarkan audit BPKP tahun 2014, Bali memiliki skor tertinggi dalam program JKN yakni 83,8877

lebih tinggi dari skor nasional yakni 75,98. Kepala Divisi Ni Made Ayu Sri Ratna Sudewi mengatakan capaian tersebut tak

hanya berdasarkan sejumlah indikator penilaian. Namun juga kerja sama semua pihak baik Pemerintah Provinsi Bali, Dinas Kesehatan propinsi-kabupaten-kota, rumah sakit, Puskesmas

dan dinas sosial serta instansi terkait lainnya.

MBP/ist

SUKSESI - Junior Chamber International (JCI) Bali meng-gelar suksesi kepemimpinan di tingkat lokal bertajuk “22nd

Annual Local Convention JCI Bali” di Gedung Sewaka Dharma, Lumintang, Denpasar, Sabtu (19/9). Dalam acara

ini, Owner STMIK Primakara, I Made Artana, S.Kom terpilih menjadi Local President JCI Bali 2016. Sebelumnya, Artana

tercatat aktif di JCI tingkat internasional. Tak tanggung-tang-gung, ia pernah meraih dua penghargaan sekaligus. Masing-

masing, The Best Asia Pasific Development Council dan The Most Outstanding APDC Development Officer. Artana mengatakan sudah merencanakan sejumlah program kerja

untuk memimpin JCI Bali selama satu tahun kedepan. “Saya akan membangun JCI Bali untuk menjadi lebih besar lagi,

kan ini adalah salah satu chapter JCI terbesar di Indonesia. Jadi betul-betul nanti kita ingin bangun lagi kejayaan itu dan

banyak PR besar ke depan,” ujarnya.

455 - 11 Oktober 2015

MBP/ist

PERTALITE - Kedatangan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, kini sudah dapat dinikmati masyarakat Bali, khususnya

di wilayah Denpasar. Pertalite merupakan produk terbaru dari Pertamina yang resmi diluncurkan sebagai bahan bakar minyak

gasoline di Indonesia. Hadirnya BBM yang memiliki tingkat oktan 90, yang juga tepat di antara premium dan pertamax,

dinilai cocok dengan perkembangan teknologi mesin masa kini. Pertalite ini adalah pembakaran lebih baik dengan harga ter-

jangkau. Kini Pertalite hadir di HardysSPBU yang berlokasi di HardysSPBU 54.801.20 Jalan Cok Agung Tresna, HardysSPBU 54.801.41 Jalan Antasura, HardysSPBU 54.803.22 Dalung Per-

mai dan HardysSPBU 54.803.13 Jalan Raya Canggu.

MBP/ist

WISUDA - Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing (STI-BA) Saraswati Denpasar I Komang Sulatra, S.S., M.Hum., Jumat (18/9), mewisuda 139 sarjana baru. Mereka masing-

masing 94 orang dari Sastra Inggris dan 45 orang dari Sastra Jepang. Acara wisuda ke-19 kemarin dirangkaikan dengan

Dies Natalis ke-21 STIBA Saraswati, yang dihadiri Koordina-tor Kopertis VIII Prof. Nengah Dasi Astawa, Konsul Jepang

Noboru Nomura, Kato Hisayuki dan Ito Eiji dari Monogatari Corporation, Jepang. Hadir juga Ketua Yayasan PR Saraswati Ir. Bagus Ketut Lodji, M.S., Pembina IGB Yudhara dan Ketua

Badan Pengawas Drs. Gede Putu Dirga.

MBP/ist

PKKMB - Acara PKKMB STIMI Handayani Denpasar, dilang-sungkan selama 3 (tiga) hari, dimulai dari Jumat (18/9) sam-pai Minggu (20/9). Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Dr. I.B. Radendra, S.H., M.H. di sela-sela acara PKKMB tersebut menyatakan bahwa Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar sebagai Penyelenggara STIMI Handayani adalah Penetap visi

dan prinsip dasar yang menjadi acuan dalam penyelenggaraan Pendidikan Tinggi di Kampus STIMI Handayani. Kegiatan

PKKMB mahasiswa baru ini diikuti 247 mahasiswa baru tahun ajaran 2015/2016. Asal mahasiswa ada dari Papua, NTT dan

daerah lainnya.

MBP/ist

PERESMIAN - STIMIK Primakara, Senin (21/9) meresmikan Pusat Inovasi di kampus setempat, di Jalan Tukad Badung

Denpasar, Bali. Pusat Inovasi ini diharapkan akan menjadi Pusat Inovasi Indonesia bagian Timur, khususnya di bidang

ekonomi kreatif dan inovasi. Acara peresmian Pusat Informasi ini, antara lain dihadiri Deputi Kepala BPPT Bidang Peng-

kajian Kebijakan dan Teknologi, Dr Tatang A. Taufik, Tokoh masyarakat Kota Denpasar yang juga Walikota Denpasar

periode 2010-2015, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Ketua Yayasan Primakara, Made Artana, Ketua STMIK Primakara I

Putu Agus Swastika, dan undangan lainnya.

5 - 11 Oktober 201546

A K T I V I T A S

MBP/ist

SOSIALISASI - Senator DPD RI asal Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III kembali membuat kebijakan

revolusioner dengan menyosialisasikan agenda membuka gedung DPD RI untuk publik. Hal ini dilakukan disela kesibukan sebagai

Senator DPD RI. DPD Provisi Bali siap menerima delegasi dan masyarakat Bali yang ingin datang mengunjungi tempat para leg-

islator bekerja di Jakarta. Hal ini merupakan komitmen Senator RI agar lebih membumikan gedung rakyat dengan konstituennya. Setelah menerima ratusan siswa dari sejumlah SMA di Bali, kini giliran STISIP Margarana Tabanan yang mengunjungi DPD RI.

Rombongan mahasiswa dan Rektor dan para dekan di STISIP Margarana ini langsung diterima oleh Komite III DPD RI, Dr.

Arya Wedakarna.

MBP/ist

HADIR - Sukses dalam pementasan Calonarang Tantang Leak se-Bali, Perguruan Siwa Murti Bali kini hadir di tengah masyarakat

Jembrana. Tepatnya, Minggu (20/9) lalu, telah diresmikan pen-gurus cabang Jembrana yang mengambil tempat di Geria Wang

Bang Pinatih, Kelurahan Lelateng, Jembrana. Dalam surat kepu-tusan yang dibacakan langsung oleh Dr. Mangku Made Subagia,

S.H., M.Fil.H., sebagai Ketua Yayasan Siwa Agung Jagadhita sekaligus pinisepuh perguruan ditetapkan I Gusti Ngurah Yudhi Maha Pradika sebagai Ketua Pengurus Cabang Jembrana. Per-

guruan Siwa Murti Bali bernaung di bawah Yayasan Siwa Agung Jagadhita. Yayasan ini terbentuk dengan izin Keputusan Menteri

Kehakiman Nomor: AHU-4139.AH.01.02 Tahun 2008 dengan tujuan meningkatkan sradha bhakti masyarakat.

MBP/ist

SAPI PUTIH - Ada yang menarik saat kunjungan kerja Senator DPD-RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III di

Desa Adat Taro, Gianyar, yakni betapa terheran-heran Ratu Gusti Wedakarna melihat puluhan sapi putih yang dipelihara dengan

baik di sebuah kawasan taman yang indah di Desa Taro. Sampai-sampai Ratu Gusti Wedakarna meluangkan waktu lebih banyak

lagi, karena masih penasaran dengan taksu yang dikeluarkan oleh lembu putih yang dipercaya ada sejak zaman Maharesi di

Bali. DPD-RI khususnya Komite III bidang agama, budaya dan pariwisata akan mengadakan kirab Festival Lembu Putih Nandini

pada hari libur nasional, Kamis (24/9) di Puputan Badung.

MBP/ist

APRESIASI - Kader Posyandu dan KKDS (Kader Kesehatan Desa Siaga), benar-benar mengapresiasi program pasangan “SMS”

Sudirta-Made Sumiati, karena kandidat PDIP ini mencanangkan program dengan target kongkret. Mereka tak menduga, “SMS” memikirkan dan menyelami perasaan pelayan pengabdi seperti

Kader Posyandu dan KKDS, yang sebulan hanya menerima masing-masing Rp 30.000 dan Rp 100.000. Mereka juga menyam-

but baik peningkatan Puskesmas di daerah terpencil menjadi Puskesmas rawat inap, menambah jumlah kamar, tambahan 2

ambulan siaga, penambahan satu dokter spesialis, peningkatan RS Daerah dari tipe C ke tipe B, dan yang sangat menyentuh para

Kader Posyandu dan KKDS.

475 - 11 Oktober 2015

MBP/ist

YUDISIUM - Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Ngurah Rai kembali melaksanakan kegiatan yudisium dan pelepasan sarjana

sebagai agenda rutin setiap tahunnya. Yudisium dan pelepasan tahun ini adalah yang ke-33 kalinya dilaksanakan pada Sabtu

(19/9) lalu di Auditorium Universitas Ngurah Rai Denpasar. Acara berjalan khidmat dan suka cita diikuti oleh pejabat di lingkungan

Universitas Ngurah Rai, para dosen Fakultas Ekonomi, para mahasiswa yang diyudisium, serta keluarga yang mendampingi. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ngurah Rai Drs. I Made

Santosa, M.Si. mengatakan, jumlah mahasiswa yang siap dilepas dan siap mengikuti wisuda sebanyak 95 orang dari Program

Studi Manajemen. Dari 95 orang lulusan tersebut, dipilih 3 orang lulusan terbaik yang diberikan penghargaan berdasarkan kriteria

perolehan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi.

MBP/ist

JUARA UMUM - Kabupaten Badung kembali memantapkan posisinya sebagai juara umum pada ajang Pekan Olah Raga

Provinsi (Porprov) Bali XII tahun 2015 di Buleleng. Kontingen Keris Badung berjumlah 900 Atlit dan Offisial, untuk mengikuti

36 cabang olah raga yang dipertandingkan termasuk 6 cabang eksibisi sejak 13 September hingga 19 September 2015. Kontin-

gen Badung ini berhasil meraih 143 emas, 107 perak serta 98 perunggu. Keberhasilan kontingen Kabupaten Badung dalam

ajang Porprov tahun 2015 ini, sekaligus semakin memantapkan posisi Kabupaten Badung secara berturut-turut 6 kali sebagai

juara umum sejak Porprov Bali VII 2005 di Jembrana, pada 2007, 2009, 2011, 2013 dan 2015 ini yang diselenggarakan di Buleleng.

Demikian dijelaskan Kabag Humas dan Protokol Pemkab Badung Anak Agung Gde Raka Yuda usai acara Penutupan Porprov Bali

XII di Buleleng, Sabtu (19/9).

MBP/ist

BANTU - Rombongan dari Yayasan Taman Mahatma Gandhi yang mengelola Taman Rama School, Sabtu (19/9) menerobos

jalan hancur berdebu menuju ke filial (cabang) SD 3 Tulamben, Kubu, Karangasem. Rombongan menyerahkan bingkisan berupa

pakaian seragam sekolah serta buku kepada siswa setempat. Rom-bongan tampak terenyuh menyaksikan 74 siswa di SD filial itu,

serta ratusan lainnya di SD induk. Soalnya, badan siswa sebagian besar kotor berdebu, pakaiannya lusuh. Sepatu hitam menjadi

putih kotor berdebu. Kepala SMA Taman Rama Drs. I Gede Made Sutama, M.Hum. mengatakan, melihat kondisi anak-anak setem-

pat, pihaknya tahun ini membantu siswa SD di wilayah tandus itu. Tahun lalu bantuan serupa dilakukan di SDN 2 Datah dan SDN

Kedampal Datah, Karangasem.

MBP/ist

TOLERANSI - Jelang peringatan Idul Adha yang akan dirayakan oleh umat Islam di Indonesia, tokoh Hindu Indonesia Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III mengingatkan agar kehidupan toleransi di Bali dijaga, sehingga tidak ada gesekan di masyarakat

yang dapat mencederai kehidupan berbangsa dan bernegara. Komitmen untuk menjaga kesucian Pulau Bali, yang menjadi tem-pat damai bagi seluruh umat terus digelorakan oleh Ratu Ngurah

Wedakarna, terutama kaitannya dalam pelaksanaan hari raya Idul Adha. Nampak dalam foto Arya Wedakarna bersama I Gusti Ngurah Oka (Ketua Umum Ashram Brahma Kumaris) dan tokoh

Hindu saat acara Tali Suci di Ashram.

T R A D I S I

5 - 11 Oktober 201548

Desa Kayubihi Bangli tidak hanya kental dengan aturan adatnya yang melarang warga untuk menjual tanah kepada orang

luar desa. Desa yang masuk Kecamatan Bangli ini juga memiliki tiga tradisi unik yang mengiringi Ngusabha Kelod di Pura Pausa (Posa).

Bendesa Adat Kayubihi I Wayan Sadia belum lama ini menyampaikan tiga tradisi itu, yakni Mapeed Ngiring Tangas, Siat (perang) Taluh yang dilanjutkan dengan prosesi Ngejot Kawisan kepada para janda, dan Siat (Perang) Lidi.

Ketiga tradisi ini merupakan warisan le-luhur yang sudah ada secara turun-temurun. Namun, karena adanya sebel desa dan pembangunan pura, selama 22 tahun bela-kangan tradisi ini tidak bisa diselenggarakan dan akhirnya baru kembali dilaksanakan tahun ini. “Tradisi ini sudah 22 tahun tidak terlaksana. Akhirnya tahun ini kami bisa melaksanakannya lagi,” kata Sadia.

Tradisi Mapeed Ngiring Tangas, lanjut Sadia, dilaksanakan pada Anggara Pon Kulantir dan memiliki makna sikap kehati-hatian dalam mengambil keputusan, teru-tama saat melaksanakan upacara yadnya. Dalam mapeed ini sejumlah krama desa mengusung Tangas (bentuk perwujudan Bhatara Putra Kembar) yang di-plaspas di Pura Puseh. Tangas ini dibuat oleh sekaa teruna dari pukul 07.00 hingga 12.00 yang seluruhnya menggunakan bahan alami.

Saat mapeed mulai, yang berada pada barisan paling depan, yakni Jero Tapakan atau Jero Deha dan diikuti Jero Truna. Di-lanjutkan dengan Paduluan (Jero Kebayan, Jro Bau, dan Paduluan sampai dengan urutan nomor 16 ke belakang). Setelah itu, barisan kembali diikuti oleh krama Desa Uduhan dilanjutkan dengan Krama Desa Pamuit yang dalam hulu apad, kedudukan-nya paling akhir.

Saat peserta mapeed mulai berjalan, hal unik yang terlihat, yakni Jero Deha dan Jero Truna berjalan pelan dengan ujung jari kaki kanan menyentuh tumit kaki kiri, dari Pura Puseh menuju Pura Posa yang jaraknya sekitar 300 meter. Ini dianggap sebagai bentuk sifat kehati-hatian, terutama dalam melaksanakan Yadnya Ngusabha. Selain

itu, jalan yang dilintasi terdapat bentangan kain putih kuning. Pada kain itu, peserta mapeed berjalan beriringan. “Berjalan pelan ini dianggap sebagai bentuk kehati-hatian dalam melaksanakan upacara yadnya,” jelas Sadia.

Lanjut Sadia, setelah sampai di Pura Posa, Tangas diletakkan disebuah ban-gunan khusus. Seluruhnya dipuput oleh Jero Deha dan Jero Truna. Setelah proses Pamargi Tangas tersebut lengkap dengan banten, Tangas kembali diiring ke Bale Paselang (peristirahatan). Pada saat itu, juga dilaksanakan prosesi Makarya Gumi. Harapannya, agar Batara Putra Kembar memberikan kemakmuran untuk Bhuana Alit dan Bhuana Agung. Setelah prosesi selesai, Tangas diperebutkan oleh Jero Deha dan Jero Truna. Jero Truna berhasil menda-patkan perwujudan Tangas dan Jero Deha mendapatkan wakul. Dalam prosesi itu, Jero Truna meletakkan Tangas di atap bale sebelah timur Pura Pausa, sebagai simbolis Bhatara Putra Kembar masineb. Sedangkan wakul tetap dibawa oleh Jero Deha.

Usai melaksanakan Mapeed Ngiring Tangas, keesokan harinya, yakni Budha Pon Kulantir dilanjutkan dengan Tradisi Siat (Perang) Taluh. Bendesa Adat Kayubihi, I Wayan Sadia menjelaskan taluh yang dimaksud bukanlah telor ayam. Melainkan anyaman janur maupun enau yang berben-tuk bola dan ukurannya sebesar kepalan tangan orang dewasa. Siat Taluh ini meru-pakan rangkaian dari prosesi Nyunding yang bermakna menunjukkan kegembiraan masyarakat karena telah diberikan kemak-muran. Selain itu, saat aksi saling lempar mulai, masyarakat tidak diperkenankan marah maupun dendam. “Tradisi ini di-maksudkan untuk mengimplementasikan konsep Tri Kaya Parisudha. Saat saling lempar, peserta tidak boleh berkata kasar, tidak boleh marah, dan juga tidak boleh dendam. Usai acara, hal ini harus tetap diterapkan,” tegasnya.

Sebelum aksi saling lempar dimulai, seluruh peserta, yakni Jero Truna dan Desa Pamuit serta Desa Uduhan harus mengikuti persembahyangan di Pura Posa yang berada di sebelah timur Balai Banjar Kayubihi. Setelah persembahyangan usai,

peserta dibagi menjadi dua kubu dan menuju jalan depan Pura Posa. Saat itulah peserta diberikan taluh yang sebelumnya telah dieram para daha (perempuan yang belum menikah). Setelah semua peserta mendapatkan taluh, mereka langsung terbagi menjadi dua kubu. Setelah selu-ruhnya siap, perang pun dimulai. Aksi saling kejar disertai aksi saling lempar terlihat seakan-akan menggambarkan perang sungguhan yang menggunakan senjata mematikan.

Dalam perang ini, prosesi pertama Jero Truna dikalahkan dan didesak mundur sampai Pura Sepat Sikut (sebelah utara Pura Posa). Kedua, krama desa mendesak Sekaa Truna sampai sebelah selatan bale banjar. Prosesi yang berlangsung sekitar sepuluh menit ini diakhiri dengan malukat bersama-sama di Pura Pasiraman Pura Dalem Pingit.

Setelah proses malukat selesai, beber-apa peserta perang ini kembali menghias diri dengan memakai gelungan janur dan kampuh untuk mengikuti prosesi selanjutnya, yakni Ngejot Kawisan ke-pada para janda yang ada dilingkungan desa adat.

Prosesi ngejot ini dipimpin oleh 10 Kelian Pemuit serta diiringi puluhan krama adat, untuk mendatangi satu per satu rumah para janda yang tidak lagi produktif. Saat itu, Kelian Pemuit, akan dibagi menjadi lima kelompok yang masing-masing menggunakan pakaian yang berbeda warna, sesuai dengan arah mata angin atau disebut dengan Panca Warna (Lima Warna).

Ngejot ini dimulai dari Pura Posa, jotan tersebut berisi daging sapi hitam (ban-teng) yang masih mentah dan nasi, jajan Bali, dan beralaskan dua tamas, yakni daging sapi dan jajan tersebut dipisahkan. Sebelum dibagikan, pagi harinya kawisan yang dibuat oleh krama adat, terlebih da-hulu dihaturkan bagi para leluhur (Batara Dewa Hyang) di Pura Posa.

Klian Pemuit yang sudah siap berangkat, diiringi sekitar 30 Desa Pemuit lainnya dan pecalang. Di samping itu, juga ada salah seorang yang diitugaskan membawa dan memukul sebuah kulkul (kentongan) seba-gai tanda ngejot telah dimulai.

Di Desa Kayubihi Bangli

Tiga Tradisi Iringi ”Ngusabha Posa”

5 - 11 Oktober 2015 49

Bendesa adat Kayubihi, I Wayan Sadia menjelaskan makna dari Ngejot Kawisan ini sebagai wujud perhatian krama adat kepada para ibu, terlebih yang kini sudah menyandang status janda. Terkait dengan prosesi, dijelaskan ngejot yang dipimpin oleh 10 Klian Pemuit. Jumlah ini nantinya akan dibagi menjadi lima (dua orang per bagian) dan berpencar ke lima arah mata angin. Saat prosesi ini juga terlihat, busana yang digunakan para pangejot ini disesuaikan dengan warna arah mata angin yang didapat, yakni yang menuju ke arah timur berpakaian warna kuning, ke selatan berpakaian warga merah, ke barat berpakaian berwarna putih, ke utara berpakaian warna hitam dan di tengah-tengah berpakaian berwarna brumbun (panca warna). Istilahnya disebut dengan Nyatur Desa. “Selain menggunakan busana yang warnanya sesuai arah mata angin, pangejot juga berhias,” jelasnya. Adanya prosesi ngejot ini disambut baik para janda. Saat selesai, pangejot kembali ke Pura Posa untuk melaksanakan ritual selanjutnya. Ditegaskan Sadia, kenapa ngejot ini ditujukan kepada janda, tak lain karena jasa seorang ibu sangat besar baik untuk kehidupan keluarga maupun di masyarakat. Hal itu patut mendapat penghormatan. “Perempuan harus dihormati. Peran mereka sangat besar,” tegasnya.

Sementara itu, prosesi Ngejot ini secara niskala diyakini sebagai salah satu upaya untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada leluhur yang telah memberikan anugerah kepada umat manusia. “Harapan kami, anugerah Tuhan tak pernah berhenti dilimpahkan,” harap Sadia. Selan-jutnya prosesi ritual Siat Lidi, dilaksanakan beberapa saat setelah Perang Taluh berakhir dan dilaksanakan di Jeroan Pura Posa. Sesuai dengan namanya, siat ini sudah pasti menggunakan lidi. Hanya saja lidi yang digunakan adalah lidi janur yang sebelumnya digunakan dalam Perang Taluh yang khusus terbuat dari daun enau.

Jumlah lidi yang digunakan ini ada yang berjumlah lima batang, sebagai simbol urip jagat atau Panca Maha Bhuta (apah, bayu, teja, pertiwi, dan akas) yang diperuntukkan bagi Krama Desa Uduhan yang berjumlah sebanyak 180 orang. Ada pula yang berjumlah tiga batang sebagai simbol Tri Murti (utpeti, stithi dan pralina) yang dipegang oleh Krama Desa Pemuit yang jumlahnya juga 180 orang. Pada saat itu juga, sebanyak 16 panglingsir yang dipilih dari Desa Uduhan juga ada yang memegang lidi yang ditambahkan pucuk don dapdap yang diyakini sebagai simbol permohonan anugerah agar Siat lidi bisa berjalan dengan lancar.

Sebelum Siat Lidi dimulai, krama adat terlebih dahulu mendak Jero Kubayan Duuran dan Jero Kubayan Alitan, sesuai dengan urutan kepemimpinan uluapad. Tujuannya tiada lain adalah sebagai bentuk penghormatan untuk muput upacara Ngusaba Kelod. Setelah prosesi ini selesai, maka kedua perserta, yakni dari Desa Uduhan dan Desa Pemuit, mengambil masing-masing lidi yang sebelumnya sudah dibagi. Posisi masiat-nya pun hampir mirip dengan perang taluh, yakni peserta terlebih dahulu dibagi menjadi dua kubu. Desa Uduhan berada di sebelah barat dan Desa Pemuit berada di sebelah timur. Saat seluruhnya siap, perang langsung dimulai. Posisi peserta tidak selamanya berhadapan. Secara perlahan, mereka semakin merapat, bergerak memutar dan membentuk lingkaran sambil menghentakkan lidinya kepada lawan.

Bendesa Adat Kayubihi I Wayan Sadia menjelaskan, Siat Lidi ini memiliki makna yang serupa dengan Siat Taluh. Di samping sebagai media untuk mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan, peserta pun tidak diperkenankan untuk marah, berkata kasar dan diliputi rasa dendam. “Selesai masiat, mereka tetap menjadi keluarga. Tidak ada rasa marah, maupun dendam,” tegasnya.

� Sosiawan

MBP/sos

Prosesi Mapeed Ngiring Tangas di Kayubihi.

MBP/sos

Suasana Perang Taluh di Kayubihi.

MBP/sos

Suasana Perang Lidi di Kayubihi.

5 - 11 Oktober 201550

P R O F E R T I

Arsitektur hunian di Indo-nesia perkembangannya semakin pesat, termasuk Bali. Sayangnya arahnya

cenderung ke konsep serba modern. Akibatnya, konsep kearifan lokal per-lahan kian terlupakan, padahal konsep tersebut merupakan ciri khas budaya daerah dan wariskan orang-orang terdahulu.

Developer Ir. I Made Suardana me-negaskan seharusnya tidak bisa seperti itu, apalagi sampai melupakan kearifan lokal. “Kalau mengabaikan kearifan lokal, lama-lama kita kehilangan jati diri bangsa kita yang sudah memiliki budaya diakui dunia,” ujar Suardana.

Operation Director PT Grha Giri Kencana ini menyatakan, modern harus diikuti tapi tetap ada muatan lokalnya. Sekarang orang lokal harus disiapkan program tambahan yaitu berupa pengembangan profesi, baik di bidang teknik sipil dan arsitektur. “Saya sendiri lagi mengikuti program profesi dan sertifikasi profesi di bi-dang sipil dan arsitektur dalam rangka menghadapi MEA,” ujarnya.

Kedua, lanjutnya, jangan terlalu bangga sama berbau asing. Secara teknik orang lokal sudah jago, tapi kalau tidak punya sertifikat keahlian maka tidak ada yang percaya. “Selain keahlian, juga dipersiapkan buktinya yaitu sertifikat kompetensi sehingga siap bersaing,” kata Suardana.

Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali I Kadek Pranajaya menjelaskan, saat ini pembangunan perumahan di Bali tidak bisa dipungkiri cenderung desainnya ke arah modern. Beberapa hal penyebabnya di antaranya tren pasar sehingga pihak developer lebih mudah menjual rumah seperti itu, life style sehingga masyarakat saat ini membangun cenderung mengikuti perkembangan zaman dengan men-gadopsi arsitektur barat, sehingga arsitektur luar dianggap lebih baik dan arsitektur lokal dianggap keting-galan zaman. Penyebab lainnya yakni developer saat ini banyak yang tidak menggunakan jasa arsitek profesional, mereka cenderung desain copy paste. Di samping itu, masyarakat bahkan

desainer, sering mengganggap bahwa pemakaian batu alam dari luar seperti batu candi, andesit, palimanan, paras Yogyakarta dianggap sudah merupakan cerminan arsitektur Bali. Padahal da-lam peraturan baik itu Perda maupun Perwali sudah jelas mengatur tentang bangun membangun selain penerapan ornamen, sosok bangunan juga harus diperhatikan (kepala, badan, dan kaki), GSB (garis Sempadan bangunan), KLB, KDB sudah jelas mengatur, namun seringdiabaikan. Apalagi di Denpasar saat ini sudah memiliki Perwali Zonasi yang sudah jelas men-gatur itu semua. Antara IMB dengan pelaksanaan sering berubah karena tuntutan pemilik dan belum ada sanksi yang jelas untuk itu. Seharusnya sudah diberlakukannya izin bertahap sehing-ga kontrol lebih baik lagi. Masalah-nya mampukah pemerintah melakukan ini selain SDM yang harus disediakan cukup banyak, dan persoalan sosial dan politik saat ini sangat sulit untuk hal tersebut. IMB seharusnya sudah mulai diterapkan atau boleh diurus per keca-matan sehingga kontrol lebih mudah dan jelas seperti di Yogyakarta. Aturan juga memungkinkan itu dan dapat melibatkan peran masyarakat. Peng-gunaan material lokal saat ini, kata Pranajaya, menjadi sangat dilematis karena membangun bangunan style Bali sangat mahal, sehingga devel-oper sulit menjual dengan harga yang terjangkau. Selain itu, menggunakan bata dan paras akan merusak alam. Solusinya pemerintah sudah saatnya

melakukan studi dengan perguruan tinggi untuk membuat kajian bahan bangunan pengganti bata dan paras yang bisa bertahan lama.

“Membangun dengan style Bali memakan waktu yang cukup lama pengerjaannya. Membangun rumah adat memerlukan lahan yang cukup luas, saat ini masyrakat sangat sulit membeli tanah, sudah diluar batas kewajaran,” ujarnya.

Ia berharap developer wajib meng-gunakan arsitek profesional sehingga konsep Bali modern bisa terwujud dan sesuai dengan peraturan yang sudah ada. Pasar bisa diraih identitas lokal dapat ter-wujud. Selain itu mesti ada studi bahan bangunan khusus untuk material alam yang bernuansa Bali sehingga harga bisa terjangkau. Pengerjaan cepat dan penera-pan kearifan lokal dapat terwujud.

“Dampak negatif jika penerapan bangunan rumah tinggal modern yaitu identitas Bali akan hilang.

Warisan budaya leluhur kita akan hi-lang dan sangat sulit dikembalikan lagi untuk generasi yang akan datang. Bali akan tidak memiliki identitas arsitektur perumahan sehingga orang luar tidak bisa membedakan mana Bali dan daerah lain,” tegas alumni SMA 5 Denpasar ini.

Menurutnya penerapan konsep kearifan lokal dilakukan oleh orang terdahulu melalui banyak pertimban-gan. Salah satu pertimbangan terbesar adalah kesadaran masyarakat untuk saling bergantung dengan alam.

� Kerta Negara

Konsep Kearifan Lokal Kian Terkikis