majalah balipost edisi 58

52
Ketertutupan di Era Keterbukaan 58 | 6 - 12 Oktober 2014 RP 20.000

Upload: e-paper-kmb

Post on 06-Apr-2016

284 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Majalah balipost edisi 58

Ketertutupandi Era Keterbukaan

58 | 6 - 12 Oktober 2014

RP 20.000

Page 2: Majalah balipost edisi 58
Page 3: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 3

D A F T A R I S I

lKetertutupan di Era Keterbukaan 10POLITIKlVonis Anas Tanpa Pencabutan Hak Politik 12lLegislator Menuntut Tambahan Staf Ahli 13EKONOMIlPenuhi Kelengkapan Upakara Bali Tak Berdaya 15OPINIlKrisis Hak Atas Pangan di Negeri Agraris 16JAJAK PENDAPATlBebaskan Disdik dari Intervensi Politik 17PENDIDIKANlKrisis Guru Ancam Pendidikan di Buleleng 18MANCANEGARAlIndia Cetak Sejarah 20

DAERAHlRuang Kelas Kurang Belajar Lesehan, Siswa Sakit Punggung 22KESEHATANlJangan Biarkan Anak Melakukan Kebiasaan Buruk 24

LENSAlStop Penambangan Liar 26

OLAHRAGAl Darko Milicic Alih Karier 28KRIMINALl13 Penjahat Didor Polisi 35LINGKUNGANl Bali Zona Merah Tsunami 36PARIWISATAlBisnis Vila di Bali Bersaing dengan Rumah Mewah 38

AKTIVITASlPolemik Berakhir 40MONUMENlGround Zero Masih Menyimpan Misteri 42TRADISIl‘’Ngusaba Negen’’ Wujud Syukur ”Krama” Atas Anugerah Mata Air 44PROPERTIlKPR Bunga Rendah Jadi Pilihan 46KULINERl ”Jaja Lempog”, Kue Tradisional yang Murah Meriah 50

KILAS BERITAl Dua Usaha Galian C Disegel 6LAPORAN UTAMAlKepala Daerah Gagal ’’Tekan’’ DPR 8

l’’Palu’’ Priyo Kecewakan PDIP 9

Page 4: Majalah balipost edisi 58

4

6 - 12 Oktober 20144

D A R I P E M B A C A

PerintisK Nadha

Pemimpin UmumABG Satria Naradha

Pemimpin Redaksi/Penanggung JawabWirata

Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab Alit Purnata

Sekretaris RedaksiSugiarthaRedaksi

Alit Susrini, Alit Sumertha, Daniel Fajry,Dira Arsana,Mawa, Suana, Sueca,

Yudi Winanto, Subrata, Budi Wiriyanto, Diah Dewi.Anggota Redaksi Denpasar

Giriana Saputra, Oka Rusmini, Umbu Landu Paranggi, Subrata, Sumatika, Asmara Putra, Yudi Karnaedi, Pramana Wijaya, Eka Adhiyasa, Dedy Sumartana, Parwata, Rindra, Agustoni, Widana,

Ngurah Kertanegara, Komang Suryawan. Bangli: Ida Ayu Swasrina,

Buleleng: Dewa Kusuma, Mudiarta, Gianyar: Agung Dharmada, Manik Astajaya,

Karangasem: Budana, Klungkung: Bagiarta, Negara: IB Surya Dharma,

Tabanan: Dewi Puspawati, Wira Sanjiwani.

JakartaNikson, Hardianto, Ade Irawan

NTBAgus Talino,

Izzul Khairi, Raka Akriyani

SurabayaBambang Wiliarto

Kantor Redaksi

Jalan Kepundung 67 A Denpasar 80232. Telepon : (0361)225764,

Facsimile: 227418, Alamat Surat: P.O.Box:3010 Denpasar 80001.

Perwakilan Bali Post Jakarta, Bag.Iklan/Redaksi: Jl.Palmerah Barat 21F. Telp 021-5357602,

Facsimile: 021-5357605 Jakarta Pusat. NTB: Jalam Bangau No. 15 Cakranegara

Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257 Manajer Iklan: Suryanta,

Manajer Sirkulasi: Budiarta, Alamat Bagian Iklan: Jl.Kepundung 67A,

Denpasar 80232 Telp.: 225764, Facsimile : 227418 Senin s.d. Jumat 08.00-19.00,

Sabtu 08.00-13.00, Minggu 08.00-19.00. Surat Izin Usaha Penerbitan Pers

SK Menpen No. 005/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 Tanggal 24 Oktober 1985, ISSN 0852-6515. Anggota SPS-SGP,

PenerbitPT Bali Post. Rek. BCA KCU Hasanudin Denpasar AC: 040-3070618 a/n PT. Bali Post. Rek. BRI Jl. Gajahmada Denpasar A/C: 00170 1000320 300 an

Pt.Bali Post.Dicetak di Percetakan BP

Lapangan Astina Berdebu

Pembangunan di Dekat Pura Samuantiga

Bagi Anda yang ingin mengirimkan artikel/opini atau pikiran pembaca silakan kirimkan ke [email protected] atau [email protected]. Panjang artikel maksimal 2.500 karakter, sertakan foto, pikiran pembaca maksimal 1.000 karakter.

Rencana pembangunan gedung PLUT KUMKM dekat Pura Samuantiga, Bedulu-Gianyar, mohon dicermati secara bijak oleh pemangku kebijakan

seperti Bapak Bupati Gianyar dan Bapak Gubernur Bali demi lestarinya budaya Bali. Alasannya: 1. Pemilihan lokasi untuk pembangunan tersebut kurang tepat karena berada di kawasan Pura. 2. Pemberian izin pemanfaatan lahan Provinsi Bali (bekas Mandala Wisata Samuantiga) untuk pembangunan tersebut sangat tidak relevan dengan RDTR Provinsi Bali dan Bhisama PHDI karena sangat dekat dengan Kahyangan Jagat Pura Samuantiga. Mohon Bapak Bupati Gianyar dan Bapak Gubernur Bali secepatnya turun tangan.

I. Nyoman SudiartanaBr. Marga Sengkala, Bedulu, Gianyar

Lapangan Astina Gianyar di musim kering yang berkepanjangan ini berdebu. Kasihan anak-anak yang berolah raga pagi harus bergelut dengan debu, kar-

ena lapangan kering. Apalagi baru-baru ini ada bagian kecil di tengah lapangan ditimbuni tanah untuk suatu perlombaan sehingga debu-debu beterbangan sangat menyesakkan, membuat kegiatan dan kesehatan anak-anak terganggu. Sangat diharapkan mobil DKP yang setiap hari menyiram tanaman di sekitar lapangan agar juga menyiram lapangan sehingga anak-anak tidak harus menghirup debu yang tentu menimbulkan penyakit. Juga agar terus mengisi air di toilet lapangan sehingga tidak selalu menimbulkan keluhan karena mubazir. Pengisian air toilet dan penyiraman lapangan hendaknya berkelanjutan sehingga lapangan Astina tidak kehilangan kehijauannya sebagai paru-paru Kota Gianyar.

Nyoman MandaBr. Teges Gianyar

Page 5: Majalah balipost edisi 58

5

Page 6: Majalah balipost edisi 58

6

B A L I S E P E K A N

6 - 12 Oktober 20146

KEMARAU panjang yang hingga saat ini masih berlangsung di Kinta-mani menyebabkan kawasan hutan di kawasan ini sangat rawan kebakaran. Untuk itu Pemkab Bangli diharapkan bisa menempatkan satu unit mobil Pe-madam Kebakaran di Kintamani. Pen-empatan mobil pemadam tersebut selain diharapkan akan mampu mencegah kebakaran hutan sewaktu-waktu juga bisa digunakan untuk mengantisipasi kebakaran rumah warga.

“Mengingat kawasan Kintamani sangat padat penduduk, dan juga rawan kebakaran hutan, kami berharap agar ada mobil pemadam yang selalu siaga di Kintamani,” ungkap Komang Carles,

anggota DPRD Bangli asal Desa Batur, Minggu (21/9).

Menurut Carles yang juga Ketua DPC Partai Demokrat Bangli ini, ke-marau tahun ini relatif lebih panjang dibandingkan kemarau tahun-tahun sebelumnya. Inilah yang menjadi kekhawatiran warga Kintamani terh-adap kemungkinan terjadinya keba-karan hutan. “Memang hingga dua tahun terakhir tidak ada kebakaran hutan di Kintamani khususnya hutan lindung di pinggir jalan. Namun, ke-marau panjang tahun ini tampaknya berbeda dengan tahun sebelumnya,” tegas Carles.

l Swasrina

PEMKAB Badung melalui Dinas Pen-didikan, Pemuda dan Olahraga (Disdik-pora) menganggarkan pengadaan pakaian dinas bagi para guru melalui dana APBD Badung tahun 2014. Nilainya mencapai Rp 2,3 miliar lebih. Namun, tidak semua guru bakal mendapat pakaian dinas baru. Pasalnya, pengadaan hanya ditujukan untuk guru berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Guru berstatus kontrak atau honor-er apalagi guru komite, tidak kebagian.

Kepala Disdikpora Badung Ketut Widia Astika mengatakan, pengadaan pakaian dinas tersebut hanya ditujukan kepada para guru berstatus PNS. Jumlahnya sekitar 4 ribu orang. Sementara untuk guru kontrak yang jumlahnya 93 orang yang notabene digaji oleh Pemkab Badung, tidak di-anggarkan. Termasuk guru komite yang diangkat pihak komite sekolah.

l Dedy

Satpol PP Karangasem bersama Tim Yustisi melakukan penyege-lan terhadap usaha galian tipe C di Kecamatan Kubu. Tindakan

tersebut diambil karena lokasi galian tersebut sangat membahayakan lingkun-gan sekitar. Petugas melakukan penyege-lan alat berat dan menutup kegiatan per-tambangan hingga pengusaha melakukan reklamasi lahan pertambangan yang sudah sangat membahayakan.

Petugas gabungan dari unsur kepoli-sian, TNI, dan Satpol PP bersama dinas terkait melakukan sidak ter-hadap usaha pertam-bangan. Sidak pertama diawali dari Anurata I yang berada di Banjar Dinas Lebah, Suka-dana, Abang, Kecama-tan Kubu. Di tempat tersebut, dua operator alat berat sedang bek-erja mengangkut pasir hasil galian ke dalam bak truk.

Di tempat ini, galian sudah dilakukan hingga

kedalaman lebih dari 60 meter seh-ingga sangat membahayakan lahan di sekitarnya. Apalagi di atas lahan galian tersebut terdapat permukiman warga. ‘’Ini sudah melebihi batas yang ditetap-kan. Seharusnya kedalaman maksimal 15 meter saja,’’ ujar Kasatpol PP Karan-gasem I Ketut Ardita didampingi Kasi Pengendalian dan Penegakan Satpol PP Karangasem I Komang Merta, Kamis (18/9).

l Dewa Farendra

RATUSAN meter kubik kayu sitaan tahun 2005-2007 yang dititipkan di Resort Polisi Hutan (RPH) Tegalcangkring dan RPH Yehembang di pinggir jalan Den-pasar-Gilimanuk Desa Pergung, Mendoyo hingga saat ini tampak terbengkalai.

Bahkan dari pengamatan kayu hasil il-legal logging dan perambahan hutan dari berbagai jenis tersebut tertutup semak belukar dan sebagian kondisinya sudah lapuk. Tidak jelas tumpukan kayu tersebut akan dilelang ataukah dimusnahkan. Bah-kan dari informasi kayu yang kondisinya masih bagus satu per satu raib karena kantor RPH Tegalcangkring dan RPH Yehembang di areal tersebut kerap sepi.

Demikian juga pintu gerbang selalu ter-buka. Dari informasi, ratusan meter kubik kayu tersebut merupakan sisa dari kayu yang pernah dilelang dan dimusnahkan tahun 2008 lalu.

l Surya Dharma

Guru Honorer Tak Kebagian Pakaian Dinas

Kayu Sitaan Terbengkalai

Hutan Kintamani Rawan Terbakar

Dua Usaha Galian C Disegel

MBP/dwa

Page 7: Majalah balipost edisi 58

7

6 - 12 Oktober 2014 7

MUSIM kemarau panjang yang masih melanda wilayah di Buleleng, mengakibat-kan sawah di daerah ini mengalami keker-ingan. Debit air yang kian mengecil bahkan sudah ada yang mati, memaksa petani harus mengairi sawah dengan air sumur bor. Situasi ini memaksa petani harus menambah modal mereka untuk membeli bahan bakar minyak untuk mesin pemompa air sumur.

Pantauan Bali Post di Subak Banjar Tengah Desa Tukadmungga Kecamatan Buleleng Jumat (19/9), sawah yang baru saja ditanami benih padi tampak mengalami kekeringan. Sementara saluran irigasi masih mengalirkan air, namun debitnya yang sangat kecil. Bahkan, banyak saluran irigasi kering akibat kemarau panjang. Menyusul situasi sulit ini, petani mulai menggunakan mesin pemompa air sumur di pinggir petak sawah. Setiap hari, mesin pompa tersebut beroperasi mulai pagi hingga malam hari. Pemakaian air sumur ini sebagai solusi terbaik dilakukan oleh petani agar padi yang sudah ditanam terhindar dari gagal panen.

Seorang petani I Made Reta (38), asal Dusun Lebah Siung Desa Panji Anom Ke-camatan Sukasada menuturkan, sejak mulai mengolah tanah, air irigasi dibitnya sudah sangat kecil. Lantaran debit airnya sangat kecil, air hanya cukup untuk membajak ta-nah. Karena itu, Reta kemudian meminjam mesin pompa air untuk menyedot air sumur yang ada di dekat petak sawah.

l Mudiarta

PASUTRI (pasangan suami istri) Ketut Suena (46) dan Komang Marini (42) ditemukan tewas dengan mulut berbusa di rumahnya di Banjar Sara-seda Desa Tampaksiring, Gianyar Jumat (19/9).Kedua korban ternyata meninggal setelah menenggak racun pembasmi rumput. Pasutri beranak dua ini langsung dimakamkan di setra Saraseda Tampaksiring.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan korban pertama kali ditemukan anak keduanya, I Made Widiarsa (16), Jumat dini hari sekitar pukul 02.00 wita. Berawal dari terden-garnya teriakan kesakitan Ketut Suena, saat dicek ternyata korban dan istrinya Komang Marini sudah tergeletak di

lantai. “Saya langsung terbangun kar-ena terkejut mendengar suara bapak kesakitan di kamar sebelah,” kata Widiarsa.

Remaja kelas dua SMA ini tidak mampu menahan tangis saat ia memas-tikan bahwa ibunya telah tiada dengan kondisi mulut berbusa. Ia juga lang-sung melihat ayahnya yang tersengal-sengal akibat meminum racun yang biasa digunakan untuk membasmi rumput liar. “Saat itu, Bapak masih batuk karena minum itu (racun-red), saya sangat panik lalu langsung tele-pon kakak,” jelasnya. Saat dilarikan ke RS Sanjiwani Gianyar, nyawa Ketut Suena tidak terselamatkan.

l Manik Astajaya

Pasutri Tewas, Tenggak Pembasmi Rumput

K e b e R A d A A n rooftop tower (tower di atas bangunan) di Ka-bupaten Gianyar masih banyak yang belum di-laporkan ke Pemkab Gianyar.

Hal ini pun membuat gerah Dinas Perhubungan dan Infokom (Dishub dan Infokom) Kabupaten Gianyar yang selama ini menaungi permasalahan tower. ‘’Ada belasan rooftop tower yang belum melaporkan keberadaan-nya ke pemkab,’’ kata Kepala Dishub dan In-fokom Cokorda Agusna-wa, S.H. Kamis (18/9).

Meski rooftop tower yang dibangun tidak membutuhkan iz in khusus, namun pemkab bersama instansi terkait akan menyasar per-izinan pembangunan gedung yang digunakan untuk pemasangan roof-top tower tersebut. Gedungnya juga

harus jelas peruntukannya untuk pemasangan rooftop tower. Namun, jika tidak, maka pemilik gedung dalam hal ini telah menyalahi aturan yang ada, bisa dikenakan sanksi.

l Agung darmada

Belasan ’’Rooftop Tower’’ Bodong

MBP/dar

MBP/mud

Air Irigasi Mengecil, Petani Manfaatkan Sumur Bor

Page 8: Majalah balipost edisi 58

8

8 6 - 12 Oktober 2014

L A P O R A N U T A M A

Drama politik RUU Pilkada di DPR akhirnya dimenang-kan Koalisi Merah Putih. Sidang paripurna berjam-

jam diakhiri dengan pemungutan suara untuk menentukan apakah Pilkada akan dilakukan secara langsung atau melalui mekanisme di DPRD. Hasilnya Pilkada melalui mekanisme di DPRD dipilih 226 anggota, sedangkan fraksi dalam koalisi hebat dengan tambahan 17 suara dari fraksi Partai Golkar dan Fraksi Demokrat hanya memperoleh 135 suara. Adakah ini cermin dari wakil rakyat tak lagi mendengarkan aspirasi rakyat?

Banyak komponen bangsa telah menyatakan Pilkada lewat DPRD adalah memotong hak rakyat dan keluar dari semangat reformasi serta demokrasi. Ini pula yang disuarakan bupati dan wali kota se-Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi). Mereka telah bulat menyatakan penolakannya atas RUU Pilkada yang ingin mengembalikan mekanisme pemilihan kepala daerah oleh DPRD. Para kepala daerah yang menjadi perwakilan dua organisasi itu membacakan rekomendasi hasil rakor-nas luar biasa yang diselenggarakan di Jakarta, pertengahan bulan lalu.

“Pertemuan ini bertujuan guna mempertegas sikap penolakan dari bupati dan wali kota terhadap wacana pengembalian mekanisme pilkada oleh DPRD. Pilkada DPRD merupakan langkah mundur bangsa ini dalam ber-demokrasi,” kata Ketua Umum Apkasi Isran Noor.

Sejauh ini, katanya, Apkasi dan Apeksi sudah beberapa kal i me-nyampaikan penolakan pilkada oleh DPRD kepada pemerintah, Komisi II DPR maupun Panitia Kerja (Panja) Rancangan Undang-undang (RUU) Pilkada. Namun, tidak mendapat per-

hatian serius. “Pertemuan ini juga akan mengonsolidasikan langkah-langkah yang nantinya ditempuh pascapengesa-han RUU Pilkada,” kata Bupati Kutai Timur tersebut.

Ketua Umum Apeksi Vicky Lumen-tut mendesak partai Koalisi Merah Putih (KMP) mengubah keputusannya agar pilkada tetap dilakukan secara langsung, sehingga rakyat memiliki kedaulatan untuk memilih kepala daer-ahnya secara langsung. Apabila KMP tetap kukuh dengan sikapnya, Vicky mendesak pemerintah yang diwakili Kementerian Dalam Negeri menarik diri dari pembahasan. “Apkasi dan Apeksi meminta pemerintah untuk menarik diri dalam proses pembahasan dan penetapan RUU Pilkada,” kata Vicky saat membacakan keputusan.

Selain rapat, para kepala daerah tersebut rencananya akan menggelar demo di kawasan Bundaran Hotel Indo-nesia (HI), namun niat itu tidak terlak-sana karena belum mendapat izin dari pihak kepolisian. Meski tak jadi berun-juk rasa, para bupati dan wali kota tetap menggelar poster di tempat mereka menginap sekaligus mengadakan rapat di Hotal Grand Sahid, Jakarta. Poster-poster antara lain bertuliskan ‘’Jangan Pasung Demokrasi’’, ‘’Pilkada Lang-sung Harga Mati’’, ‘’Tolak Pilkada DPRD’’, ‘’Pilkada DPRD Rampok Hak Rakyat’’, dan sebagainya.

Namun upaya itu gagal total. Se-bagian besar wakil partai di Senayan memilih Pilkada melalui DPRD, sama seperti pemilihan di era orde baru. Pengesahan opsi Pilkada lewat DPRD ini jadi kemenangan kubu Koalisi Mer-ah Putih pendukung Prabowo-Hatta saat Pilpres. Meski sempat ‘terjepit’ karena Demokrat ngotot menginginkan Pilkada langsung, toh akhirnya KMP memenangkan pertarungan politik pan-jang jelang berakhirnya masa jabatan anggota DPR periode 2009-2014.

Pimpinan rapat paripurna menetap-

kan hanya dua opsi untuk divoting, yakni opsi pertama pilkada secara langsung serta opsi kedua pilkada dikembalikan ke DPRD.

Mekanisme voting dilakukan secara terbuka per fraksi, yakni dengan berdiri untuk menunjukkan persetujuan terh-adap opsi yang dipilihnya. Priyo Budi Santoso yang berasal dari Fraksi Partai Golkar memulai voting dengan mem-inta kepada anggota Fraksi Partai Gol-kar untuk menunjukkan pilihannya.

“Anggota Fraksi Partai Golkar yang memilih opsi pertama yakni pilkada secara langsung silakan berdiri,” ka-tanya. Sebanyak 11 anggota langsung berdiri. Priyo pun menjadi kaget karena sejumlah politisi senior Partai Golkar tampak berdiri. Kemudian, anggota Fraksi Partai Golkar yang memilih opsi dua yakni dikembalikan kepada DPRD sebanyak 73 anggota.

Selanjutnya, Priyo meminta ke-pada anggota Fraksi PDI perjuangan yang memilih opsi pertama. Seorang saksi menyebut 88 dan saksi lainnya menyebut 89, sehingga Priyo mem-inta dihitung ulang. “Tolong dihitung ulang, karena satu suara pun akan menentukan kemenangan,” katanya. Ketika dihitung ulang Priyo menyebut jumlahnya 88 anggota.

Selanjutnya, anggota dari tiga fraksi seluruhnya memilih opsi kedua, yakni Fraksi PKS 55 anggota, Fraksi PAN 44 anggota, dan Fraksi PPP 32 anggota. Selanjutnya, sebanyak 20 anggota Fraksi PKB memilih opsi pertama, 22 anggota Fraksi Gerindra memilih opsi kedua, dan 10 anggota Fraksi Hanura memilih opsi pertama. Dalam ruangan rapat paripurna masih ada enam ang-gota Fraksi Partai Demokrat yang bertahan, dan mereka memilih opsi pertama.

l Hardianto

Kepala DaerahGagal ’’Tekan’’ DPR

Page 9: Majalah balipost edisi 58

9

Fraksi Partai Demokrat memilih sikap walk out, yakni tidak ikut memilih salah satu opsi pada rapat paripurna persetu-juan RUU Pilkada. Perwakilan Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman, menyatakan, Fraksi Partai Demokrat memilih bersikap walk out.

Benny menegaskan, Fraksi Partai Demokrat tidak berpihak kepada fraksi-fraksi yang mendukung pilkada melalui DPRD, tapi di sisi lain 10 persyaratan untuk pilkada langsung yang diusulkan Fraksi Partai Demokrat, juga tidak di-akomodasi dalam rapat paripurna.

Sikap Demokrat tentu mengecewakan koalisi Indonesia Hebat. Dengan WO-nya Demokrat tentu melemahkan posisi PDI-P yang menginginkan pilkada langsung. Kekecewaan ini tentu sangat beralasan. Sebab PDI-P, Hanura, dan PKB telah bulat mendukung usulan Demokrat tentang 10 syarat tersebut. Namun apa kata, Pimpinan sidang tetap ketok palu bahwa hanya ada dua opsi yakni pilkada lewat DPRD atau Pilkada langsung. Priyo mengabaikan ada opsi yang ketiga seperti diusulkan demokrat yang juga didukung koalisi Indonesia Hebat.

Sebenarnya sebelum ketok palu, Priyo Budi Santoso telah meminta tanggapan fraksi atas usul Demokrat. Pada tanggapan

tersebut, tiga fraksi yakni PDI Perjuangan, PKB, dan Ha-

nura, menyatakan men-dukung 100 persen usulan Fraksi Partai Demokrat.

Tanpa menang-gapi aspirasi tiga fraksi tersebut, Priyo Budi Santoso tetap menyatakan

akan dilakukan vot-ing dengan hanya

ada dua opsi dan

mengetukkan palu. Pernyataan dan tindakan Priyo Budi Santoso ini segera membuat suasana rapat paripurna menjadi memanas. Sejumlah anggota DPR RI langsung berte-riak mengajukan interupsi meminta Priyo membatalkan yang diketok tiba-tiba, karena belum ditawarkan lagi ke forum, apakah akan voting dengan tiga opsi atau dua opsi. Namun, Priyo yang tiba-tiba mengetok palu dengan dua opsi mengabaikan permintaan dari sejumlah anggota Dewan untuk mem-batalkan dulu dua opsi.

Namun, politisi Partai Golkar yang memimpin rapat paripurna ini tetap

mengabaikannya dan meminta perwakilan dari Fraksi Partai

Demokrat berbicara, se-hingga beberapa

a n g g o t a maju ke

depan mimbar dan meminta mencabut dulu. Akibatnya beberapa petugas penga-manan dalam (pamdal) yang berjaga-jaga di tepi ruangan ikut maju ke depan untuk melerai dan mengantisipasi kemungkinan yang kurang diharapkan.

Atas hasil voting tersebut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yud-hoyono mengungkapkan kekecewaannya. Ia mengaku kecewa DPR menolak usul Partai Demokrat untuk menggunakan opsi pemilihan langsung dengan sepuluh syarat agar tidak ada lagi ekses negatif dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara langsung. “Saya kecewa dengan hasil proses politik yang ada di DPR RI, meskipun saya menghormati proses itu sebagai seorang demokrat, tapi sekali lagi saya kecewa den-gan proses dan hasil yang ada,” katanya.

l Hardianto

6 - 12 Oktober 2014 9

’’Palu’’ Priyo Kecewakan PDI-P

Bali Post/dok

Sejumlah anggota DPR protes ketika pimpinan sidang menetapkan hanya ada dua opsi yakni Pilkada langsung dan Pilkada lewat DPRD.

Priyo Budi Santoso

Page 10: Majalah balipost edisi 58

10

6 - 12 Oktober 201410

L A P O R A N U T A M A

Setiap tanggal 28 September diperin-gati sebagai International Right to Know Day atau Hari Internasional Hak untuk Tahu. Di Bali hari diisi

dengan aksi yang diselenggarakan Sloka Institute, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar serta Freedom of Information Network Indonesia (FOINI). Mereka membagikan poster dan membentangkan spanduk bertuliskan “Kita Berhak Tahu Informasi Publik” pertengahan pekan lalu. Bagaimana jalannya keterbukaan informasi publik di Bali sebagai ejawantahan UU No 14 tahun 2008?

Hadirnya Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP) merupakan tonggak penting bagi perkembangan demokrasi di Indonesia. Sebagai sebuah bentuk freedom of informa-tion, undang-undang ini mengatur pemenu-han kebutuhan informasi yang terkait den-gan kepentingan publik. Kehadiran UU KIP sekaligus memberikan penegasan bahwa keterbukaan informasi publik bukan saja merupakan bagian dari hak asasi manusia secara universal, juga merupakan constitu-tional rights sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 28F perubahan kedua UUD 1945.

Banyak pihak berharap, hadirnya UU KIP mampu mendorong iklim keterbukaan yang luas di berbagai level. Keterbukaan informasi publik diyakini dapat menjadi sarana penting untuk mengoptimalkan pen-gawasan publik terhadap penyelenggaraan negara maupun aktivitas badan publik lain-nya yang mengurusi kepentingan publik.

Namun di tengah harapan itu, muncul pula sejumlah kekhawatiran dan kesangsian mengenai efektivitasnya UU KIP ini dalam tataran implementasinya. Hal ini disebab-kan karena masih adanya kenyataan bahwa tidak sedikit aturan perundang-undangan yang substansinya demokratis, namun pelaksanaanya justru kontraproduktif den-gan semangat demokrasi. Dalam konteks ini, kehadiran Komisi Informasi merupakan momentum strategis yang ditunggu-tunggu. Selain merupakan imperatif normatif UU KIP, keberadaan Komisi Informasi tentu diharapkan menjadi implementor yang

mampu mengejawantahkan freedom of in-formation secara signifikan. Pertanyaannya kemudian, bagaimana penerapananya di Bali dan sejauh mana komisi informasi telah mampu mendorong keterbukaan tersebut?

Direktur Sloka Institute Agus Sum-berdana mengatakan, keterbukaan publik di negeri ini masih sangat rendah. “Kita melihat kalau di Indonesia sudah punya Undang-undang Keterbukaan Informasi Publik, tapi implementasinya masih sangat rendah. Jadi masih banyak badan-badan publik yang tertutup atau tidak melaksana-kan kewajibannya untuk mengumumkan atau mempublikasikan informasi yang mereka kuasai,” ujarnya.

Sejauh ini, pihaknya mencatat ada dua peristiwa menonjol di Bali lantaran ditutupnya informasi publik oleh lembaga publik. Di antaranya mengenai izin pen-gusahaan pariwisata alam di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai dan rencana reklamasi Teluk Benoa.

“Kita masih ingat pernah ada kasus sengketa informasi antara Walhi Bali dan Gubernur terkait dengan peta Tahura. Nah, model-model seperti ini menunjukkan bahwa badan publik masih belum mener-apkan keterbukaan informasi publik dengan baik. Jadi harapan kami semakin banyak warga yang menggunakan haknya sehingga tata kelola pemerintahannya juga jadi lebih baik dengan makin banyaknya badan publik yang terbuka,” jelasnya.

Begitupun dalam rencana reklamasi Teluk Benoa, Agus melihat pro dan kontra yang muncul saat ini tidak lepas dari sikap diam-diam Pemprov Bali saat mengelu-arkan SK. Pihaknya juga menyayangkan sikap pemerintah yang baru mengundang masyarakat setelah ada yang ribut soal re-klamasi. Padahal seharusnya, lanjut Agus, informasi mengenai rencana reklamasi harus dijelaskan sebelum keluar SK.

“Termasuk juga saat Perpres 51 Tahun 2014 terbit. Misalnya mereka melakukan dengar pendapat, tapi dengar pendap-atnya itu benar nggak terbuka? Apakah kelompok-kelompok yang diundang sudah mempresentasikan semua kepentingan. Ka-

lau yang diundang hanya yang pro terhadap reklamasi, itu mencerminkan ketertutupan informasi. Padahal kebijakan ini adalah kebijakan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Tidak bisa hanya dengan segelintir orang, harus dibuka dengan mekanisme yang diatur Undang-Undang,” paparnya.

Di tempat terpisah, Komisioner Komisi Informasi Bali I Gede Agus Astapa, S.Sos., M.M. tidak memungkiri bila karakter masyarakat Bali masih enggan untuk me-nyampaikan kesulitan mengakses informasi ke badan publik pada Komisi Informasi (KI). Tak heran, selama dua tahun berdiri, KI Bali hanya menangani tiga kasus saja. “Padahal di daerah-daerah lain seperti Banten itu sudah hampir 900 kasus. Sura-baya 600 kasus, kemudian Jakarta bahkan mungkin seribu kasus,” ujarnya.

Terkait informasi pengelolaan Tahura maupun rencana reklamasi Teluk Benoa, menurutnya, termasuk dalam informasi yang wajib tersedia setiap saat. Hal ini ses-uai dengan Undang-Undang No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pub-lik, khususnya pada Bab IV pasal 11.

“Bab IV pasal 11 ayat b disebutkan in-formasi publik itu wajib diumumkan yaitu hasil keputusan badan publik dan pertim-bangannya. Ayat c-nya, seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya. Ayat d, rencana kerja proyek termasuk dida-lamnya pengeluaran tahunan. Baru yang e, perjanjian badan publik dengan pihak ketiga ini perlu diinformasikan kepada masyarakat. Jadi intinya tidak ada lagi yang bisa dirahasiakan karena itu menyangkut informasi publik,” terangnya.

Agus menambahkan, sesuai UU KIP, pemerintah baik pusat maupun daerah ber-hak dan wajib untuk menyampaikan terkait dengan masalah perizinan, program pem-bangunan, kinerjanya, termasuk dalam hal rencana reklamasi. Informasi tersebut bisa disampaikan melalui media massa, website, atau melalui pengumuman-pengumuman di tempat-tempat tertentu, serta media massa.

l Rindra

Ketertutupandi Era Keterbukaan

Page 11: Majalah balipost edisi 58

Sejumlah elemen masyarakat menggelar aksi terkait masih tertutupnya lembaga publik atas informasi yang semestinya bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat.

Bali Post/edi

Page 12: Majalah balipost edisi 58

12

6 - 12 Oktober 201412

P O L I T I K

Vonis bagi koruptor beragam, baik dari segi limit waktu, denda dan hak-hak politik. Jika Presiden PKS Luthfi

Hasan Ishaag (LHI) divonis 18 tahun serta hak-hak politiknya dicabut, maka nasib Anas lebih mujur. Mantan Ketua Umum Partai Demokrat ini hanya di-jatuhi vonis delapan tahun penjara dan hakim tidak mencabut hak-hak politik Anas Urbaningrum.

Dalam persidangan pembacaan vo-nis, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta menolak tuntu-tan tim jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan korupsi yang meminta pencabutan hak politik mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbanin-grum. Putusan ini mengisyaratkan Anas tetap memiliki hak untuk dipilih dalam jabatan publik.

“Majelis hakim tidak sependapat dengan tim jaksa penuntut umum,” kata Ketua Majelis Hakim Haswandi, saat membacakan amar putusan Anas, dalam persidangan di Pengadilan Tin-

dak Pidana Korupsi Jakarta. Penilaian Majelis Hakim ini langsung disambut sorak sorai para pendukung Anas yang hadir dalam ruang persidangan. Menu-rut Majelis Hakim, penilaian apakah seseorang layak atau tidak layak dipilih dalam jabatan publik merupakan ke-wenangan publik. Hak publik tersebut, menurut Hakim, harus dikembalikan kepada publik.

“Sebagai negara demokrasi, hal tersebut harus dikembalikan kepada publik penilaiannya apakah layak atau tidak layak dipilih dalam jabatan pub-lik,” ujar Hakim Haswandi.

Kendati demikian, hakim menyatakan bahwa Anas terbukti melakukan tindak pidana korupsi sesuai dakwaan subsider yang memuat Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Koru-psi. Dia dinyatakan terbukti menerima pemberian hadiah atau janji yang patut diduga jika pemberian itu diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan jabatan Anas.

Di lain pihak, nasib Luthfi Hasan

Ishaag (LHI) lebih tragis dari Anas. Mantan Presidfen Partai keadilan Se-jahtera (PKS) ini dalam putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) memvonisnya dengan hukum 18 tahun atau beryt-mabah dua tahu dari vonis semula. Hak politik LHI juga dinyatakan dicabut.

Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi dari terdakwa Lu-thfi Hasan Ishaaq (LHI) dalam kasus korupsi dan pencucian uang. Majelis hakim kasasi menilai, permohonan dari pihak terdakwa hanya merupakan pen-gulangan fakta yang telah dikemukakan dalam pengadilan tingkat pertama dan tingkat banding. LHI sebelumnya di-vonis 16 tahun penjara oleh Pengadilan Tipikor Jakarta.

Vionis ini pun direspon positif oleh KPK. “KPK mensyukuri putusan MA yang progresif dan protektif terhadap peternak sebagai segmen kaum lemah yang ditindas,” kata Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas.

l Hardianto

Vonis Anas

Tanpa Pencabutan Hak Politik VONIS - Anas Urbaningrum saat

mendengarkan vonis di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta.

MBP/ade

Page 13: Majalah balipost edisi 58

13

6 - 12 Oktober 2014 13

SEBAGAI pemilih, rakyat juga harus bertanggung jawab terhadap kenyamanan terhadap para wakil rakyat. Setelah menuntut kenaikan gaji, kini para legisla-tor menuntut peningkatan biaya tunjangan rumah. Bahkan, untuk mendukung kiner-janya, para pengelola aspirasi publik ini meminta tambahan staf ahli. Tuntutan para wakil rakyat ini pun mendapat ci-biran dan rakyat berharap membuktikan kinerjanya.

Sayangnya, meski mendapat kriti-kan dan sorotan tajam berbagai elemen masyarakat, tuntutan anggota DPRD Bali agar ada kenaikan gaji dan tunjan-gan, sulit dibendung. Sejumlah anggota Dewan tetap ngotot menuntut kenaikan gaji. Meskipun tidak ada kenaikan gaji sebab hal itu harus mengacu pada aturan, sebagai kompensasinya mesti ada kenai-kan berbagai tunjangan seperti tunjangan perumahan.

Anggota Fraksi PDI-P DPRD Bali Dewan Nyoman Rai Adi yang sebelum-nya menuntut total gaji dan tunjangan anggota Dewan naik dua kali lipat dari Rp 24 juta menjadi Rp 50 juta per bulan tetap pada prinsipnya. Bahkan Dewa Rai juga meminta ada kenaikan tunjangan perumahan dari saat ini yang hanya Rp 12 juta menjadi Rp 20 juta.

Politisi asal Buleleng ini berharap pihak eksekutif juga menyepakati usulan anggota Dewan ini sehingga jangan sam-pai terkesan anggota Dewan merengek-

rengek. “Kami terkesan merengek-rengek. Yang punya anggaran kan kita kok kita meminta, jadi Gubernur harus membijaksanai,” tandasnya.

Tuntutan lainnya juga disuarakan Kadek Diana. Politisi PDI-P ini men-gatakan jika gaji sudah merujuk aturan, namun tunjangan lain disesuaikan dengan kemampuan daerah. Untuk itu, ia meminta pada semua anggota dewan supaya tidak terlalu munafik terhadap adanya usulan untuk menaikan gaji anggota dewan.

Dalam perjuangan anggota dewan un-tuk meningkatkan kesejahteraannya perlu adanya satu bahasa dan perlu adanya ke-bersamaan. Dikatakannya, kalau diband-ingkan dengan Kota Gianyar, uang saku pada anggota dewan ketika melakukan

perjalanan dinas, jauh lebih besar ketim-bang di Provinsi Bali. Sementara kalau dilihat besarnya tunjangan perumahan ada selisih lagi Rp 200 ribu dan provinsi layak lebih besar ketimbang kabupaten. “Seharusnya memang pendapatan yang di provinsi lebih besar ketimbang di kabupaten,” pinta Politisi PDIP asal Gianyar ini.

Staf AhliBukan hanya gaji yang dituntut, para

wakil rakyat di DPRD Bali juga meminta penambahan staf ahli hingga empat orang di masing-masing komisi dan fraksi. Dal-ihnya, staf ahli ini sangat dibutuhkan un-tuk membantu pekerjaan anggota Dewan di masing-masing komisi sesuai dengan bidang tugas atau cakupan kerjanya.

Terkait tuntutan penambahan staf ahli ini, tokoh masyarakat Bali yang juga Ketua DPD Partai Demokrat Bali Made Mudarta meminta anggota Dewan jangan terlalu manja dengan meminta penambahan staf ahli dengan dalih untuk membantu pekerjaan. “Anggota Dewan jangan tergantung staf ahli. Kalau banyak staf ahli, anggota Dewan bisa menyerah-kan semua pekerjaan ke staf ahli dan bisa menjadi manja,” kata Mudarta.

Ditambahkannya, kalaupun harus ada penambahan staf ahli maka jangan sampai terlalu banyak. Sebab hal itu bisa memboroskan anggaran dan membebani APBD Pemprov Bali dengan besarnya gaji untuk staf ahli ini.

l Widana

Legislator Menuntut Tambahan Staf Ahli

MBP/dok

Gedung DPRD Bali.

Page 14: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201414

A G R O B I S N I S

Menyadari potensi Kabupaten Badung yang sangat lengkap dengan didukung oleh kondisi geografis daerah-nya yang nyegara Gunung, maka berbagai ekonomi yang ada di Kabupaten Badung sangat potensial dapat dikembangkan menjadi produk-produk unggulan yang berdaya saing, sehingga dapat meningkat-kan kesejahteraan masyarakat. “Dengan sentuhan teknologi, potensi yang ada saat ini sangat memungkinkan untuk dapat dikembangkan menjadi produk unggulan, sehingga konsep one village one produk (OVOP) dapat dikembangkan menjadi sentra-sentra pengembangan produk unggulan, baik di bidang horti-kultura, perikanan dan jasa pariwisata. Demikian antara lain diungkapkan oleh Plh. Bupati Badung I Made Sudiana, S.H., M.Si. saat memimpin rapat rencana pengembangan produk unggulan daerah di ruang pertemuan Wakil Bupati Badung, Senin (22/9).

Sudiana menekankan bahwa upa-ya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat maka manajemen dan tata niaga produk unggulan Kabupaten Badung perlu terus dibenahi, melalui pengembangan produk dengan berorien-tasi agrobisnis. Selanjutnya bila dipan-dang memungkinkan akan dapat dikem-bangkan menjadi agroindustri, misalnya pengolahan cabai, tomat yang pada saat panen berlimpah melalui industri kreatif dapat diolah menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi. Dikatakannya bahwa upaya pengelolaan potensi ekonomi melalui pengembangan produk unggulan ini juga didukung dengan survei pasar sehingga produk yang dihasilkan akan memiliki bargainning posistion, memiliki daya saing tinggi dan berkelanjutan. Perlu dibangun sinergitas dan konektivitas den-gan SKPD lainnya, misalnya pertanian dengan UMKM Perindag. Hal ini penting agar tata niaga dari produk yang dihasil-kan dapat berjalan dengan baik, jelas Wabup Sudiana. Dalam tata niaga ini juga dibutuhkan adanya sistem marketing yang profesional, apakah sudah ada kontrak dengan pihak lain untuk pascaproduknya.

Hal itu penting dimediasi agar petani kita memiliki kepercayaan diri. Wabup Sudiana juga minta agar produk unggulan ditata sehingga di Kabupaten Badung ini setidaknya memiliki 10 jenis produk ung-gulan. Hal ini diharapkan dapat menjadi inspirasi dalam pengembangan produk hasil kerja sama antar-Satuan Kerja Perangkat Daerah yang sekaligus men-jadi bukti terbangunnya sinergiatas dan konektivitas di Kabupaten Badung.

Sementara asisten Ekonomi dan Pem-bangunan Setda Badung Dewa Apramana mengatakan bahwa dalam menindaklanjuti arahan Bapak Wakil Bupati maka langkah yang akan dilakukan bersama Dinas Teknis terkait lingkup Pemkab Badung untuk segera melakukan upaya inventarisasi usu-lan produk unggulan dari masing-masing SKPD. Selanjutnya mengkaji sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam permendagri serta melakukan evaluasi dan monitoring ke lapangan. Hal ini dimaksud-kan untuk melakukan verifikasi langsung ke lapangan dengan harapan agar produk unggulan ini benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan.

Di bagian lainnya Kadis pertanian Gst. Sudaratmaja menjelaskan bahwa terkait produk unggulan di bidang pertanian, Ba-dung cukup potensial. Di antaranya kopi arabika yang memiliki indikasi geografis dengan paten rasa, serta sertifikat organik. Selain itu juga telah dikembangkan beras organik ada di Subak Buangga, serta akan dijadikan sentra organik di Subak Pangsut Sari yang luasnya mencapai 100 hektar kawasan baru. Bahkan menurut Sudarat-maja, Badung juga memiliki kampung bunga yakni bunga cempaka di Sibang dan Gumitir di Petang. Selain itu saat ini melalui Simantri juga tengah dikem-bangkan pupuk organik. Hal senada juga diungkapkan oleh Kadis Perikanan dan Kelautan, dimana terkait produk unggulan saat ini tengah dikembangkan produk yang memiliki daya saing, yakni Bali original beef (BOB) yang dinilai memiliki daya tawar tinggi dengan menggandeng stake-holders pariwisata. Kadiparda Cokorda Raka Darmawan menambahkan bahwa industri pariwisata memiliki peran besar dalam menyerap hasil produksi. Bila dibandingkan dengan potensi serta kebutu-han potensi pasar baik pertanian perikanan dan perkebunan ini sangat besar. Namun demikian kita juga harus mampu melahir-kan produk berkualitas dan berkelanjutan. Diparda akan memfasilitasi mekanisme penyerapan hasil produksinya dengan mempertemukan antara buyers melalui media gathering meeting.

Rapat Koordinasi Teknis pengemban-gan Produk Unggulan yang merupakan tindak lanjut atas Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 2014 tentang pengembangan Produk Ung-gulan Daerah ini dihadiri oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Dewa Apraman, Kadis pertanian I Gusti Sudaratmaja, Kadis Perikanan dan Kelautan I Made Badra, Kadis Pariwisata Cokorda Raka Darmawan, Kadis Perindag I Ketut Kar-piana, Kabag Ekonomi Dewa Joni Asta Brata serta Kabag Humas dan Protokol AA Gd Raka Yuda.

l dedy

Plh. Bupati Badung Genjot Produk Unggulan Daerah

Bangun Sinergitas Kembangkan Produk Unggulan Berorientasi Agrobisnis

Page 15: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 15

E K O N O M I

Bali tidak pernah sepi dengan up-acara. Setiap hari suara kidung dan genta serta mengepulnya asap wangi dupa memberikan

gambaran kegiatan budaya terkait adat dan agama terus berjalan. Upacara agama dan adat itu selalu memerlukan barang dan alat kelengkapannya dalam jumlah tidak sedikit.

Begitulah upacara terus berlanjut, pasokan barang-barang itu pun mengalir dari luar daerah. Bali sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhannya sendiri atas kebutuhan bahan dan alat upacara di tengah meningkatnya jumlah penduduk dan banyaknya lahan produktif beralih fungsi.

“Pendek kata Bali sangat tergantung dengan daerah lain. Bali sudah tak berda-ya,” papar Dirut PD Pasar Kota Denpasar Ir. I Made Westra, belum lama ini.

Ia melihat semua itu akibat terus menyempitnya lahan pertanian dan ber-tambahnya penduduk. Ini juga dampak dari kurangnya atensi dan penanganan dilakukan pemerintah sehingga fenomena ketergantungan Bali dengan daerah lain semakin tak terbendung.

Semua ini tak lepas dari militansi

karma Bali menjaga budayanya. Realitas ini menjadikan Bali memerlukan material banten yang banyak dan terus menerus. Kata Made Westra, kini tidak terhindarkan pemasok material dari luar Bali. Perso-alannya, Bali bukannya tidak berproduksi bahan-bahan upacara tersebut, tetapi sa-ban tahun pasokan terus menurun.

Kondisi ini tak lepas dari semakin menyempitnya lahan pertanian di Bali yang berlalih fungsidengan lahan per-tanian di Bali makin terhimpit akibat beralih fungsi. Tidak hanya itu, jumlah penduduk menghuni pulau ini juga terus membengkak dan kebutuhannya juga terus meningkat.

Bali sudah jauh berubah dan tidak seperti dahulu lagi. Dulu sektor pertanian menjadi tumpuan harapan hidup warga dan hidup sederhana. Kini gaya hidup masyarakat Bali relatif berubah dan cend-erung lebih konsumtif. Mereka ingin serba cepat dan praktis, sehingga cepat menjual lahan-lahan produktif untuk cepat menda-patkan uang. Selanjutnya membeli segala kebutuhannya serta kegiatan ngayah dan gotong royong pun mulai menipis. Pe-rubahan gaya hidup krama Bali ini pun “ditangkap” warga luar Bali. Dengan

keuletannya dan peluang bisnis menganga di depan mata diambilnya. Kini sudah banyak ada dagang canang yang bukan krama Bali Hindu lagi. Demikian halnya dengan ornamen-ornamen lain berkaitan dengan upacara seperti perlengkapan penjor seperti sampian-sampian sampai pasang bangunan stil Bali dilakoni warga non Hindu.

Di Denpasar misalnya bisa dilihat di Pasar Batu Kandik, Jalan Kebo Iwa. Pe-masok material di pasar itu kebanyakan dari luar Bali. “Ada memang yang dari Bali, tetapi tak sebanyak pemasok dari luar Bali. ‘’Orang di luar Bali lebih kre-atif. Dari Bali hanya seberapa,’’ ungkap Ibu Komang, penjual jejaitan banten.

Komang melihat kondisi Bali saat ini sudah mengarah memprihatinkan. Kondisi ini mesti menjadi perhatian pemerintah daerah, tokoh adat, agama dan krama Bali umumnya. Kebudayaan yang mestinya dijaga krama Bali jangan sampai diambil orang. Apakah kondisi ini dibiarkan begitu saja tanpa melangkah untuk melakukan penyelamatan warisan leluhur?

l Dian Pradnyani

Penuhi Kelengkapan Upakara

Bali Tak Berdaya

Page 16: Majalah balipost edisi 58

Salah satu masalah yang sering di-hadapi oleh semua negara adalah persoalan pemenuhan kebutuhan pangan bagi penduduknya. Teru-

tama untuk mereka yang dikategorikan sebagai kelompok keluarga miskin. Terlebih lagi, pada waktu diadakannya pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah kepala negara yang tergabung dalam APEC pada 2013 lalu di Vladivostok Rusia, mereka juga membahas tentang ketahanan pangan. Khususnya krisis pangan yang terjadi di negara berkembang.

Masalah ini memang sangat penting mengingat pangan merupakan isu global dunia dan menjadi perhatian oleh setiap negara. Karena hal ini bersentuhan langsung dengan kebutuhan pokok manusia.

Selain itu, munculnya persoalan krisis pangan ini tentu tidak lepas dari berbagai faktor seperti bertambahnya jumlah pen-duduk, terjadinya alih fungsi lahan perta-nian menjadi perumahan, pabrik, industri dan jalan serta meningkatnya pemenuhan kebutuhan rakyat terhadap hasil pangan. Semua ini berdampak pada semakin men-ingkatnya konsumsi masyarakat terhadap pangan dengan aneka ragam jenisnya khususnya beras.

Itulah sebabnya, tidak mengherankan jika Food Agriculture Organization (FAO) telah memprediksi bahwa untuk rentang waktu tahun 2015 sampai 2030 mendatang, diperkirakan produksi pangan akan menga-lami penurunan mencapai 1,6% per tahun. Namun masih lebih tinggi jika dibanding-kan dengan laju pertumbuhan penduduk dunia sebesar 0.8% per tahun.

Walaupun ini hanya merupakan sebuah prediksi untuk sekian puluh tahun ke depan, tetapi hal ini tentu menjadi peringatan yang baik bagi kita semua akan pentingnya pen-golahan sumber daya alam yang ada secara optimal sehingga kebutuhan akan pangan tetap dapat terpenuhi.

Masalah kemiskinan memang merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan masyarakat, terlebih lagi, kar-ena fenomena sosial ini memiliki implikasi tersendiri yang tidak hanya terkait dengan

masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia melainkan juga dapat menimbulkan konsekuensi terhadap munculnya berbagai bentuk patologi sosial lainnya.

Penduduk MiskinDi Indonesia misalnya, menurut data

yang dirilis oleh BPS (Badan Pusat Statis-tik) bahwa jumlah penduduk miskin di In-donesia sampai pada Maret 2013 sebanyak 28,07 juta jiwa. Jumlah ini telah mengalami penurunan sebesar 0,3 % dibandingkan pada bulan September tahun 2012 yang mencapai angka 28,59 juta jiwa.

Sementara jumlah penduduk miskin yang tinggal di daerah perkotaan yaitu 10,33 juta sementara di pedesaan mencapai 17,74 juta orang miskin. Meskipun secara kuan-titatif jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, namun faktanya di lapangan kelihatan masih ada saja orang miskin, gelandangan, serta pengemis. Mereka bisa ditemui di berbagai tempat terutama di kota metropolitan.

Apalagi seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang setiap kali tidak di-

imbangi dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai sehingga hal ini berpotensi memicu tingginya angka penggangguran yang risikonya berpengaruh terhadap tim-bulnya aneka bentuk tindak kriminalitas.

Tidak hanya itu, kemiskinan bisa pula berisiko pada munculnya masalah sosial lain. Umpamanya tumbuh suburnya ka-wasan permukiman kumuh merupakan masalah tersendiri yang harus diatasi dalam rangka mencapai tujuan pembangunan yang di dalamnya mencakup peningkatan serta perbaikan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Secara teoretik muncul beragam konsep tentang kemiskinan namun terlepas dari semua itu yang jelas kemiskinan dapat di-pahami sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan ke depannya seperti sandang, pangan serta perumahan.

Di samping itu, ada juga orang berang-gapan bahwa kemiskinan dapat dipandang sebagai kekurangan, dalam hal pendidikan, kondisi kesehatan yang buruk dan ter-batasnya sarana transportasi yang dibutuh-kan oleh masyarakat.

Karena itu dengan bertitik tolak pada konsep kemiskinan di atas wajar kalau kemiskinan seharusnya dientaskan. Sebab bagaimanapun bentuknya gejala sosial itu yang pasti kemiskinan akan menimbulkan penderitaan, kebodohan, ketertinggalan, serta keterbelakangan bagi keluarga mis-kin. Oleh sebab itu, logis apabila muncul setumpuk program yang tujuannya untuk melepaskan masyarakat dari perangkap kemiskinan dengan harapan mereka ini dapat memenuhi kebutuhan primernya yang di dalamnya meliputi pemenuhan kebutuhan pangan.

Bantuan untuk orang miskin tidak hanya terbatas pada beasiswa, raskin maupun pengobatan gratis. Namun yang jauh lebih penting adalah perlunya peningkatan pen-didikan, keterampilan serta keahlian bagi keluarga miskin sehingga mereka diharap-kan dapat mandiri guna bisa memenuhi kebutuhan seluruh hidupnya.

Penulis, staf Pusham Unimed

6 - 12 Oktober 201416

O P I N I

Oleh Eka Azwin Lubis

Krisis Hak Atas Pangan di Negeri Agraris

Page 17: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 17

J A J A K P E N D A PAT

Kuatnya intervensi kekuasaan pada pengelolaan pendidi-kan dikhawatirkan lembaga ini tak dikelola secara pro-fesional. Campur tangan kekuasaan yang berlebihan terhadap lembaga pendidikan berpotensi menjadikan

lembaga ini kekuatan politik terselubung. Kebijakan mutasi yang digulirkan kepala daerah baik gubernur, bupati/ wali kota di Bali terhadap pejabat struktural di Disdik pun sering disorot publik. Kuat kecenderungan mutasi pejabat daerah termasuk di lingkun-gan Dinas Pendidikan sarat kepentingan politik penguasa.

Menyikapi mutasi di kalangan birokrat yang kerap menim-bulkan polemik, Pusat Data Bali Post menggelar jajak pendapat di seluruh Bali. Jajak dilakukan dengan mengajukan kuisioner dan wawancara via telepon. Berdasarkan tabulasi atas jawaban responden, ternyata 57,84 persen responden mengaku tidak yakin bahwa mutasi yang dilakukan gubernur, bupati/wali kota berdasarkan jenjang kepangkatan dan profesionalisme. Mutasi be-lakangan ini cenderung didasarkan politik balas jasa, persahabatan dan transaksi jabatan. Responden meyakini banyak pejabat yang direkomendasikan pada jabatan tertentu tak layak pada posnya. Banyak pejabat yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan jabatannya. Indikasi terhadap hal ini, kata responden bisa dilihat dari banyaknya suara sumbang dari ka-langan DPRD dan masyrakat terkait mutasi pejabat. Responden juga meyakini ada pimpinan SKPD yang rela ‘’menyetor’’ hadiah kepada atasanya agar bisa terpilih menjadi pejabat pada pos tertentu.

Sedangkan 36,60 persen responden mengaku yakin mutasi sudah berdasarkan profesionelisme dan jenjang kepangkatan. Selama ini, sebelum ada mutasi, Baperjakat (Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan) selalau melakukan kajian dan memberikan pertimbangan-pertimban-gan kepada gubernur, bupati/wali kota sebelum memutuskan mutasi. Jadi, profesionalisme dan kelayakan dari segi kepangkatan diperhatikan secara seksama. Namun, dalam hal melakukan mutasi, kepala daerah tetap memiliki hak dan pertimbangan khusus, sehingga keputusannya tetap dijalankan.

Selebihnya, 5,56 persen responden tidak memberikan respons terkait hal ini. Mereka bahkan mengaku tak tahu urusan mutasi dan mekanismenya. Sedangkan terkait dengan mutasi di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik), respon-den meyakini belum terbebas dari kepentingan politik. Terdapat 60,02 persen responden yang mengakui bahwa mutasi kepala sekolah dan ja-batan struktural di lingkungan Dinas Pendidikan masih sarat kepentingan politis. Hal ini bisa dicer-

mati dari pergeseran kepala sekolah dan penempatan pejabat struktural yang dinilai tidak pantas. Responden bahkan sangat yakin, selama pilkada langsung ini anggota Pesatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) terlibat dalam dukungan politik. Banyak guru yang secara terbuak menjadi tim sukses baik karean diminta maupaun karena memang menjadi simpatisan kandidat. Akibatnya, ketika terjadi pergeseran kekuasaan, banyak guru yang memiliki jasa politik dipilih menjadi kepala sekolah.

Penguasa idealnya tidak melakukan intervensi politik dalam melakukan perombakan di Disdik. Selebihnya, 37,24 persen responden mengatakan mutasi di lingkungan Dinas Pendidikan selama ini sudah bebas dari kepenatingan politis. Buktintya, orang-orang yang direkomendasikan menduduki jabatan kepala sekolah sudah berdasarkan seleksi. Rekrutmen ini diawali dengan seleksi Cakep (Calon Kepala Sekolah). Jadi, muatan kepentingan politis dalam dunia pendidikan hanya sebatas sinisme di kalangan guru-guru dan masyarakat yang dulunya berpihak secara politik saat pilkada. mSedangkan 2,74 persen responden tak memberikan jawaban atas digunakannya pendekatan politik dalam mutasi pejabat di lingkungan Dinas Pendidikan.

l Dira Arsana

Bebaskan Disdik dari Intervensi Politik

Page 18: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201418

P E N D I D I K A N

Krisis guru di Kabupaten Bule-leng tampaknya cukup meng-khawatirkan. Meski pemerin-tah daerah merekrut guru honor

(guru pengabdian-red), tetapi situasi ini belum mampu menyelesaikan persoalan. Salah satu sekolah yang mengalami krisis guru cukup parah adalah SDN 5 Sembiran, Kecamatan Tejakula. Sekolah di Banjar Dinas Nangka, Desa Sembiran ini hanya memiliki dua orang guru PNS dan satu kepala sekolah. Sementara siswa yang harus dididik lebih dari 100 orang.

Berdasarkan informasi yang dikum-pulkan Majalah Bali Post belum lama ini, sekolah di ujung Buleleng Timur ini mengalami kekurangan guru sejak bertahun-tahun silam. Untuk mengajar lebih dari 100 orang siswa, sekolah ini hanya ada dua guru yang sudah berstatus PNS dan satu kepala sekolah. Atas kondisi ini, setiap hari guru harus mengajar siswa lebih dari satu kelas. Kondisi ini terpaksa ditempuh karena upaya penambahan guru dari pemerintah daerah tak kunjung terealisasi. Pihak sekolah pun mencoba untuk menambah guru honor atau guru pengabdian. Lagi-lagi upaya ini tergan-jal oleh ketidakmampuan sekolah untuk membayar gaji guru honor. Alokasi dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS) yang dijatah hanya 20 persen membuat sekolah tidak bisa membayar nafkah bulanan guru honor dengan upah memadai. Akibatnya, guru honor pun tidak mampu bertahan lama untuk mengabdi membantu proses

pendidikan di sekolah setempat.Seorang tokoh masyarakat yang peduli

dengan dunia pendidikan di Sembiran Ketut Sutiman mengatakan, krisis guru yang terjadi di SDN 5 Sembiran ini cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, setiap hari dua guru dan dibantu guru ngabdi harus mengajar siswa yang jumlahnya lebih dari 100 orang. Situasi ini jika dibiarkan, dia khawatir jika proses belajar mengajar (PBM) menjadi tidak optimal.

Selain jumlah guru yang sangat terbatas, kata Sutiman, kini guru yang ditugaskan di sekolah ini mulai putus asa dan tidak betah ditugaskan dengan beban kerja men-gajar yang sangat berat tersebut. Isu pun merebak jika guru meminta untuk pindah mengajar ke sekolah lain. Tak heran kon-disi ini makin mengancam jika sekolah di desanya itu akan kehilangan guru. Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah daerah tidak tutup mata dan segera turun ke lapan-gan untuk melihat kondisi yang terjadi. Pemerintah daerah didesak secepatnya mengambil langkah untuk menyelamatkan pendidikan di Desa Sembiran dengan me-nambah guru. ”Saya sangat khawatir jika anak-anak di desa kami tidak mendapat pendidikan yang maksimal karena guru hanya dua orang. Kondisi ini sudah terjadi lama dan saya heran pemerintah belum mengambil langkah untuk menyelamatkan pendidikan di desa kami. Apalagi sekarang guru yang sudah terbatas itu tidak betah dan bisa saja guru pindah sehingga ini sangat mengancam jika sekolah kami ini

kehilangan guru,” tegasnya.Kepala Unit Pelaksana Pendidikan

(UPP) Kecamatan Tejakula Made Par-wata, S.Pd. tidak menampik kirisis guru yang terjadi di SDN 5 Sembiran. Par-wata mengatakan, sejak bertahun-tahun silam di sekolah ini hanya ada dua orang guru yang sudah berstatus PNS dan satu kepala sekolah sehingga beban kerjanya sangat berat. Kondisi sulit ini diakuinya belum terpecahkan. Dia pun mengaku terus memotivasi guru dan kepala sekolah agar bisa bertahan dan tetap memberikan pelayanan pendidikan kepada anak-anak dengan baik meski harus mengajar lebih dari satu kelas setiap harinya. Hal ini karena dikhawatirkan jika guru di sekolah ini juga tidak betah karena kondisi beban mengajar yang cukup berat.

Menyusul krisis guru yang terjadi, lanjut Parwata, upaya penambahan guru honor atau guru pengabdian sebenarnya sudah dilakukan. Saat ini ada tiga guru honor yang membantu PBM di SDN 5 Sembiran. Sayangnya, upaya tambahan guru honor ini terbentur dengan anggaran untuk membayar gaji bulanan bagi guru honor. Anggaran gaji guru honor dari alokasi dana BOS sebesar 20 persen, diakuinya tidak cukup sehingga hanya bisa untuk menggaji tiga orang guru honor saja. Kondisi serupa juga terjadi di dua SD di Kecamatan Tejakula yakni SDN 4 Madenan dan SDN 3 Sambirenteng.

l Mudiarta

Krisis Guru Ancam Pendidikan di Buleleng

Krisis guru hingga kini masih dialami oleh sekolah di Buleleng terutama di pedesaan. Satu seko-

lah hanya memiliki dua orang guru dan satu kepala sekolah.

MBP/mudiarta

Page 19: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 19

PEMKAB Buleleng berupaya ”me-nambal” kekurangan tenaga guru yang kini membelit sejumlah sekolah di wilayahnya, khususnya sekolah-sekolah yang berlokasi di daerah pedesaan. Menu-rut Kepala Disdik Buleleng Dra. Wayan Lugraheni, pihaknya telah menginven-tarisasi jumlah keperluan tenaga guru di lapangan. Tercatat keperluan tambahan tenaga guru dari tingkat jenjang pendidi-kan TK hingga SMA/SMK mencapai angka 1.300 orang, termasuk tenaga adminitrasi sekolah. ”Berdasarkan kajian kami di Disdik Buleleng, keperluan tam-bahan tenaga pengajar dari guru TK, SD, SMP dan SMA/SMK mencapai total kes-eluruhan 1.300 orang guru. Selain tenaga guru, dari 1.300 orang itu juga termasuk tenaga adminitrasi. Saat ini, jumlah guru PNS di seluruh Buleleng tercatat sekitar 6.000 orang guru dan 800 orang tenaga guru kontrak,” ujarnya.

Guna memenuhi keperluan tenaga guru pengajar itu di lapangan, Lugra-heni mengaku telah melakukan penga-juan kepada Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dan beberapa instansi terkait.

”Kami telah mengajukan permasalahan kekurangan guru kepada Bupati Buleleng yang telah ditembuskan kepada Ketua DPRD, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Sekda Buleleng. Namun, permintaan ini masih belum ada sinyal terbaru dari Pemkab Buleleng,” ujarnya.

Lugraheni menjelaskan, permasala-han kekurangan tenaga guru di lapangan dialami sejumlah sekolah seperti di SDN 2 Tunjung, Dusun Tonggak, Kecama-tan Kubutambahan, Buleleng. Di SD dengan lokasi sekolah di medan berliku terjal dan siswa-siswa mesti berjalan kaki sekitar 7 hingga 10 kilometer ini sempat mengalami kekurangan guru. Saat ini, pihaknya telah membantu dengan tiga guru pengajar kontrak untuk mengajar di sekolah setempat. ”Di SDN 2 Tunjung, proses belajar dan mengajar telah berjalan normal. Upaya penambahan tenaga guru telah dilakukan, kami mencoba meminta bantuan kepada Bupati Buleleng untuk penambahan tenaga guru lagi tiga orang di sana. Itu sudah diproses sekarang,” jelasnya.

Pihaknya menambahkan, dana untuk tiga guru pengajar kontrak mengguna-kan dana Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA). Tenaga pengajar yang dipilih berlatar belakang pendidikan S1 Pen-didikan Guru SD (PGSD). “Ya, sudah diambil tiga guru baru tambahan. Kami mengutamakan guru PGSD yang berasal dari sekitar sekolah setempat, supaya lebih dekat jaraknya. Tiga guru pengajar ini sudah bisa aktif mengajar mulai awal September ini,” tambahnya.

Lebih lanjut, Lugraheni menerang-kan berdasarkan PP 48 tahun 2005, pemerintah daerah sementara ini belum dapat mengangkat tenaga guru kontrak. Pemerintah masih menunggu Undang-Undang Aparatur Sipil Negara (ASN) turun terlebih dahulu, di mana untuk dapat mengambil kebijakan, seperti tenaga guru kontrak yang dibiayai dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).”Masih menunggu UU ASN. Jadi, kami sementara ini memakai DPA,” ujarnya.

l Dewa Kusuma

Buleleng Perlu Tambahan 1.300 Tenaga Guru

Situasi proses belajar mengajar di SD N 2 Tunjung, Dusun Tong-gak, Kecamatan Kubutambahan yang sempat dibelit permasalahan kekurangan tenaga pengajar.

Page 20: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201420

M A N C A N E G A R A

India membuat prestasi yang luar bi-asa. Negera itu sukses menempatkan satelit di orbit sekitar Mars pekan lalu. India menjadi yang keempat yang

berhasil menjelajah planet yeng berjuluk Planet Merah, setelah Amerika Serikat, Eropa, dan Uni Soviet. Satelit robotik Mangalyaan -- yang nama resminya Mars Orbiter Mission (MOM) -- akan memulai melakukan tugasnya mempelajari atmosfer Mars. Mangalyaan adalah bahasa Sansek-erta untuk ‘pesawat Mars’.

Puluhan orang bekerja keras untuk membuat Mangalyaan mampu menu-nataskan misinya. Tepuk tangan dan sorakan pun pecah, air mata mengalir, saat muncul kabar bahwa satelit tersebut memasuki orbit Mars. Perdana Menteri India, Narendra Modi mengatakan, nega-ranya telah mencapai sesuatu yang nyaris mustahil. “Banyak rintangan menghadang kita. Dari 51 misi yang dilakukan di dunia, hanya 21 di antaranya yang sukses. Dan kita telah membuktikan bahwa kita adalah salah satu yang bisa berhasil,” katanya di

pusat kontrol misi di Bangalore.Pujian disampaikan pada para ilmu-

wan. “Seluruh India patut merayakan keberhasilan para ilmuwan kita. Sekolah-sekolah, kampus-kampus, harus meraya-kannya,” kata PM Modi. “Seluruh India merayakan keberhasilan tim kriket dalam turnamen. Pencapaian para ilmuwan kita lebih besar dari itu,”imbuhnya Hanya AS, Eropa, dan Uni Soviet yang berhasil men-girimkan misi ke Mars, tapi India adalah negara pertama yang sukses di upayanya yang pertama. Sekali coba langsung tem-bus ke Planet Merah.

Sebelumnya, satelit milik Badan An-tariksa Amerika Serikat (NASA), Maven, tiba di Mars. NASA pun mengucapkan selamat atas keberhasilan mitranya di India, Indian Space and Research Orga-nization (ISRO). “Kami mengucapkan selamat pada @ISRO atas kedatangannya di Mars! Bergabung dengan misi @Mar-sOrbiter mempelajari Planet Merah.

Mars Orbiter Mission (MOM) adalah salah satu misi antarplanet termurah yang

pernah dilakukan. Bahkan berbiaya lebih rendah daripada pembuatan film Hol-lywood, Gravity. Biaya total yang dike-luarkan India untuk misi besar ini adalah 4,5 miliar rupee atau sekitar Rp 881,7 miliar. Bandingkan dengan Maven yang menghabiskan biaya sekitar USS$671 juta atau sekitar 7 triliun rupiah.

Satelit Mangalyaan akan memulai pekerjaannya mengambil gambar Mars dan mempelajari atmosfernya. Salah satu tujuan utamanya adalah mendeteksi methan atau metana di udara Mars -- yang bisa jadi menjadi indikasi aktivitas biolo-gis di permukaannya.

Mangalyaan diluncurkan dari pelabu-han antariksa Sriharikota di pantai Teluk Benggala, India pada 5 November 2013. Ia mengorbit Mars, setelah bertualang di belantara liar luar angkasa selama 10 bulan. Keberhasilan ini tentu akan tercatat dalam sejarah. Nah, kapankah negara kita dapat meraih prestasi seperti itu?

l Gugiek Savindra

India Cetak Sejarah

Page 21: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 21

LONDON – Inggris Raya akhirnya dapat bernapas lega. Sebagian warga Skotlandia memilih untuk tetap bersama dengan Inggris. Dengan pilihan itu, Skotlandia resmi tetap menjadi bagian dari Negeri Ratu Elizabeth. Hal tersebut terjadi setelah 54 persen warga Skotlan-dia dalam referendum memilih untuk tidak merdeka. Kepastian itu didapat set-elah dua daerah besar selesai melakukan penghitungan. Wilayah tersebut adalah Aberdeen dan Aberdeenshire. Harapan kelompok pro-kemerdekaan untuk meme-nangi referendum sempat membumbung tinggi.

Pasalnya, di wilayah penting Skotland-ia yaitu Glasgow, kelompok pro-kemerde-kaan menang. Namun, hal tersebut seakan tidak berarti setelah mayoritas warga Ab-erdeen dan Aberdeenshire memilih tetap bersama Inggris. sebanyak 2.001.926 atau 55.30% warga Skotlandia menyatakan ingin tetap bergabung dengan Inggris. Sedangkan 1.617.989 atau 44,70% warga lainnya menyatakan ingin berpisah.

Secara rinci, ada 28 dari 32 dewan distrik Skotlandia yang tetap menjadi bagian dari Britania Raya, di antaranya Dumfries & Galloway, East Renfrews-hire, Orkney Islands, Scottish Borders, Aberdeen City, Edinburgh, Moray, dan Scottish Borders. Sementara itu, 4 distrik lainnya memilih berpisah. Yakni Dundee City, Glasgow, North Lanarkshire, dan West Dunbartonshire.

Sebagai pemimpin gerakan pro-ke-merdekaan, Perdana Menteri Skotlandia Alex Salmond mengatakan, dirinya men-erima hasil referendum namun memilih mundur setelah hasil itu diumumkan. “Bagi saya sebagai pemimpin, waktu saya hampir habis tetapi bagi Skotlandia kampanye berlanjut dan mimpi ini tidak akan pernah mati,” kata Salmond di Ibu Kota Skotlandia, Edinburgh.

“Saya benar-benar bangga atas kam-panye “Yes” yang dilakukan Skotlan-dia dan khususnya 1,6 juta pemilih yang mendukung hal itu,” imbuhnya. Selain mengundurkan diri sebagai menteri besar,

Alex Salmond juga menyatakan akan mundur sebagai ketua partai Scottish National Party (SNP) dalam konferensi tahunan bulan November mendatang. Setelah partai mempunyai ketua baru, Salmond akan melepaskan jabatan seba-gai menteri besar. Menanggapi kekalahan dalam referendum, Salmond menyerukan agar semua warga Skotlandia kembali bersatu dan berharap pemerintah pusat akan segera mewujudkan janji-janjinya untuk melimpahkan wewenang lebih besar kepada Skotlandia.

Sementara itu PM Cameron me-nyambut gembira hasil referendum. Dengan begitu, ia mengajak seluruh rakyat tergabung dalam Britania Raya untuk saling bahu-membahu membangun negara bersama. “Kami mengerti adanya perbedaan itu adalah hal yang biasa. Jadi sekarang mari kita membangun bersama-sama untuk bergerak maju. Kami akan menyetarakan pembangunan yang adil di Skotlandia, Inggris, Wales, dan Irlandia Utara.

Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara merupakan negara bagian Britania Raya. Skotlandia yang berpenduduk hampir 5 juta jiwa merupakan salah satu negara tertua di dunia yang terbentuk pada 843 Masehi.

l Gugiek Savindra

Skotlandia Tak Ingin Merdeka

Page 22: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201422

D A E R A H

Proses belajar mengajar (PBM) di SDN 2 Cempaga, Kecamatan Banjar belakangan ini tergang-gu. Hal ini karena, sekolah ini

kekurangan ruang kelas belajar (RKB-red). Akibatnya, siswa kelas dua pun belajar di ruang perpustakaan sekolah setempat. Di ruang kelas darurat ini, siswa belajar dengan beralaskan karpet alias lesehan.

Kepala Seksi (Kasi) SD Ni Nengah Pujiani seizin Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Buleleng Dra. Wayan Lu-graheni membenarkan siswa kelas dua di SDN 2 Cempaga, Kecamatan Banjar menempati ruang perpustakaan untuk kelas darurat. Pujiani mengatakan, SDN 2 Cempaga memiliki enam ruang kelas. Hanya saja, satu ruang kelas digunakan untuk ruang kepala seko-lah dan ruang guru. Sejak pemakaian kurikulum lama siswa kelas dua masuk siang, sehingga bisa memanfaatkan ruang kelas setelah digunakan untuk siswa kelas satu. Namun sejak pem-berlakukan kurikulum terbaru 2013,

siswa kelas dua dikembalikan masuk pagi, sehingga otomatis sekolah ini kekurangan ruang kelas.

Atas kondisi ini, siswa kelas dua harus menempati ruang perpustakaan untuk mengikuti PBM. Pemakaian ru-ang kelas darurat di perpustakaan ini dipastikan akan berlangsung lama. Hal ini karena untuk membangun ruang kelas baru masih menunggu anggaran APBD. “Benar anak-anak di sana itu menempati ruang perpustakaan, karena sejak berlakunya kurikulum 2013 di-mana anak-anak kelas dua dikembalikan masuk pagi. Untuk sementara siswa di sana tetap di perpustakaan, sambil menunggu pembangunan ruang kelas baru,” tegasnya.

Informasi di lapangan sejak dahulu SDN 2 Cempaga, Kecamatan Banjar memiliki lima ruang kelas. Kondisi ini memaksa pihak sekolah memberlaku-kan sekolah shift siang untuk siswa kelas dua. Belakangan PBM pada siang itu kurang efektif. Anak-anak banyak yang tidak konsentrasi mengikuti PBM.

Apalagi, dengan kebijakan kurikulum baru 2013 siswa kelas dua dikembalikan masuk pagi.

Atas kondisi ini, pihak sekolah ber-sama komite sekolah mengembalikan siswa kelas dua mengikuti PBM pada pagi hari. Seluruh anak-anak SDN 2 Cempaga pun mengikuti sekolah pagi. Siswa kelas dua pun kemudian menempati ruang kelas daruat dengan memanfaatkan gedung perpustakaan di sekolah setempat. Hanya saja, di ru-ang perpustakaan itu meja dan tempat duduk siswa kurang nyaman. Khusus-nya tempat duduk yang terlalu pendek, sehingga menyulitkan anak-anak pada saat menulis ataupun membaca buku di atas meja. Bahkan, anak-anak pun ban-yak yang mengeluh punggungnya sakit karena setiap hari harus membungkuk karena tempat duduk dan meja yang tidak nyaman itu.

Tempat duduk yang kependekan itu pun kemudian digantikan dengan karpet, sehingga siswa duduk lesehan ketika akan mengikuti PBM.

Ruang Kelas Kurang

Belajar Lesehan, Siswa Sakit Punggung

Page 23: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 23

DUNIA pendidikan di Kabupaten Buleleng masih banyak memerlukan perhatian pemerintah. Berbagi persoalan di bidang infrastruktur masih menjadi sorotan di masyarakat. Seperti ruang kelas, perpustakaan, ruang guru dan kepala sekolah, masih memerlukan upaya pembaharuan dan perbai-kan bertahap. Keterbatasan ruangan kelas tentu tidak sesuai dengan rencana pemerintah di dalam penerapan kurikulum 2013, di mana seluruh siswa diwajibkan masuk pagi.

“Kami mengira tidak hanya SDN 2 Cempaga yang menga-lami hal itu (kekurangan ruangan-red). Hampir 90 persen SD di Buleleng mengalami masalah serupa. Penerapan kurikulum 2013, tentu tidak cocok mengoptimalisasi lima kelas dan seharusnya mengikuti standar enam ruangan kelas belajar,” ujar Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabu-paten Buleleng Made Astika seizin Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng Dra. Wayan Lugraheni.

Dia menerangkan upaya sementara yang dapat dilakukan ada-lah dengan mengkondisikan ruangan yang tersedia. Minimal ru-angan di sebuah SD, mestinya memiliki enam ruang belajar, satu perpustakaan, satu ruang guru dan kepala sekolah. “Persoalan di SDN 2 Cempaga, kami bersama tim telah turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan. Kami akan teruskan ke Kepala Unit Pelayanan Pendidikan (UPP) di wilayah setempat untuk menyampaikan kepada pihak sekolah, agar mengoptimalisasikan ruangan kelas supaya dikembalikan sesuai fungsinya. Mengingat fungsi ruang kelas adalah untuk belajar, sedangkan ruang perpus-takaan dan guru memiliki tempat tersendiri,” terangnya.

Astika asal Banyu Poh, Gerokgak ini mengatakan rencananya pemetaan anggaran akan dilakukan secara komprehensif, meng-ingat jumlah SD di Buleleng yang akan diperbaiki mencapai ratusan sekolah, dan seluruhnya tidak dapat dilakukan secara serentak. “Mengenai anggaran kami masih memetakan hal itu. Jika serempak semua sekolah diperbaiki tentu tidak mungkin. Kami pantau dulu kondisi di lapangan, apakah dibangun baru atau dimodif ruangannya,” demikian Astika.

l Dewa Kusuma

Salah seorang orangtua siswa Nyoman Prihatin men-gatakan, sebenarnya dirinya sangat berterima kasih dengan upaya guru yang mencarikan solusi untuk mengefektifkan PBM pada pagi hari hingga memanfaatkan ruang perpus-takaan untuk kelas darurat. Hanya saja, fasilitas meja dan tempat duduk tidak mendu-kung, sehingga siswa harus duduk lesehan di atas karpet.

Atas kondisi ini, pihaknya berharap agar Dinas Pen-didikan (Disdik) Buleleng untuk segera turun tangan dan mengecek kondisi siswa SDN 2 Cempaga yang belajar di kelas darurat. Disdik pun diharapkan bisa membantu

agar perlengkapan ruang kelas darurat di perpusta-kaan itu dilengkapi dengan meja dan kursi yang nya-man, sehingga siswa pun bisa mengikuti PBM dengan maksimal. “Saya kasihan dengan anak-anak yang setiap hari mengeluh punggungnya sakit karena harus duduk lesehan saat belajar. Tapi upaya sekolah menggunakan perpustakaan untuk ruang kelas ini kami sangat apre-siasi, dan mudah-mudahan pemerintah bisa membantu perlengkapan lain terutama meja dan tempat duduk yang nyaman,” tegasnya.

l Mudiarta

Siswa di salah satu sekolah dasar di Buleleng terpaksa be-

lajar dengan beratapkan terpal beberapa waktu lalu.

Bangun Baru atau Memodifikasi Ruang

Made Astika

Page 24: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201424

K E S E H ATA N

Tingkah polah anak, kadang mem-buat orang tua itu gemas. Suatu, saat dia membuat tertawa terba-hak-bahak. Senyum kegirangan.

Tiba-tiba menunjukkan ekspresi kaget. Menangis dengan tingkah-tingkahnya yang lucu. Di balik tingkah laku anak itu para ibu-ibu wajib memperhatikan hal-hal kecil aneh anaknya. Utamanya kebiasaan buruk anak tersebut. Kebiasaan itu berdampak pada pertumbuhannya kelak. Ada beberapa kebiasaan yang patut diperhatikan. Seperti, menghisap jempol, ngompol, memasukkan benda-benda ke mulut.

Prof. dr. Soetjiningsih, Sp. A (K) IB-CLC menjelaskan kebiasaan mengompol pada usia di bawah lima tahun masih dianggap wajar. Namun para orang tua harus mengajarkan anaknya itu mandiri sejak kecil. Dia dilatih BAB dan buang air kecil di kamar mandi. Untuk mem-permudah mengajar anak, bisa dengan menyediakan pispot atau tempat pipis khusus. Sekarang, banyak bentuk yang menarik, seperti wujud binatang. Selain itu, pemberian reward-reward kepada anak saat si anak itu melakukan kebi-asaannya yang benar. Perhatian itu akan membuat anak senang. Dia termotivasi untuk melakukan kebiasaan baik. Ke-biasaan buruk itu memang tak dapat dihindari. Apalagi usianya di atas lima tahun. Jika kebiasaan mengompol masih dilakukan, kemungkinan ada kelainan pada anak itu. Bisa jadi ada infeksi, ke-lainan anatomi. Mungkin juga gangguan psikologis akibat sering dimarahi. Hal itu menyebabkan anak ngompol sampai dewasa. Dalam kasus ini, hendaknya dicari penyebabnya. Dengan demikian bisa ditentukan cara penanganannya yang baik. Penanganannya, diupayakan sampai tuntas. “Sebenarnya pemakaian pampers secara terus menerus, tidak mendidik untuk toilette training. Dengan cara itu, si anak tidak mendapat didikan kebiasaan pipis yang benar,” tuturnya Kamis (25/9).

Terkadang anak yang sudah bisa mengutarakan keinginannya untuk pipis. Malah oleh orang tuanya diajarkan pipis di pampers. Hal ini yang dapat merusak pola hidup dan kebiasaan anak itu. Anak yang tidak diajarkan sejak dini, tidak akan bisa melakukan hal yang baik.

Prof. Soetjiningsih menekankan agar anak diperhatikan dan diberikan kasih sayang. Kebiasaan anak menghisap jem-pol dan memasukkan benda-benda ke mulut. Hal itu merupakan tradisi buruk. Itu harus diubah. “Anak kecil itu kan biasa mengeksplorasi lingkungannya. Dia ka-dang memasukkan benda-benda ke mu-lutnya” ujarnya. Disarankan, pelan-pelan dialihkan agar tidak menjadi kebiasaan permanen. Apalagi jika si anak dibiarkan menghisap jempol sambil melamun lama. Ini, mengindikasikan si anak merasa tidak aman. Dia memilih kebiasaan itu untuk menyamankan dirinya. “Akibat kebiasaan buruk itu, bukan tidak mungkin anak mengalami gangguan pencernaan seperti mencret, dan susah makan,” jelasnya. Kebiasaan ini normal jika berlangsung hingga usia delapan bulan hingga satu tahun. Jangan biasakan anak menonton TV terlalu lama, bermain komputer tablet, HP. Kebiasaan buruk itu menyebabkan dia terlambat bicara. Apalagi kebiasaan itu tidak mendapat pendampingan dari orang tua. Selain itu anak juga menjadi kurang bergaul, bersosialisasi. Nantinya memupuk sifat-sifat egois. Dia tidak bisa bergaul dengan orang lain.

Prof. Soetjiningsih menambahkan anak agar tumbuh kembang dengan baik, harus diberikan ASI. Dengan menyusui, maka ada kontak mata antara ibu dan anak. Si ibu bisa menepuk-nepuk badan anak sambil menyanyikan lagu, hal itu penting dilakukan. Dari kecil anak diajak berbi-cara agar ada respons darinya. Selain itu, anak juga perlu ditengkurapkan, diberi mainan bunyi-bunyian untuk merang-sang pendengarannya, mainan yang bisa bergoyang ke kanan dan kekiri untuk merangsang gerak mata. Lakukan skrin-

ing saat anak berusia sembilan bulan atau setelah imunisasi untuk mendeteksi secara dini tumbuh kembangnya. “Dengan cara itu, bisa dicek, ada atau tidaknya kelainan pada dirinya,” tuturnya kemudian. Skrin-ing wajib dilakukan pada usia sembilan bulan menggunakan alat khusus, 18 bu-lan, 24 bulan, 30 bulan. Di samping, itu disediakan alat permainan edukatif. Cara ini bisa merangsang anak itu berkembang imajinasinya. Seperti mainan yang bisa disusun. Si anak bisa membedakan warna, dibacakan cerita sejak kecil, disediakan buku dari kain (soft book). Juga biasakan mencuci tangan-kaki dari kecil, gosok gigi, ajarkan pipis sebelum tidur selain berdoa di tempat tidur. Diajak menyanyi sembari memperkenalkan bagian-bagian tubuh. Penting diingat, untuk tidak me-makai sarung tangan terus menerus. Sar-ung tangan itu menghambat pertumbuhan indra perabaannya. Biasanya anak yang tidak memakai sarung tangan, lebih pintar dari yang memakai sarung tangan.

l Cittamaya

Jangan Biarkan Anak Melakukan Kebiasaan Buruk

Page 25: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 25

PERJALANAN panjang kehidupan tidak lepas dari suka, duka, derita dan mati. Jalanilah kompleksitas kehidupan ini dengan rasa syukur dan ikhlas atas segalanya. Gunakan doa untuk menen-tramkan hati dan jaga dengan komitmen spirit jati diri. Demikian pemikiran GMH KG Suatmayasa, S.H., C.H. Cht. MNNLP, yang akrab disapa Guru Mangku Hipno.

Pakar metafisika, hypnosis, hypno-therapy, neuro linguistic Programer, dan prana serta energi quantum Brahmakunta, kelahiran Buleleng, 18 Februari 1967 itu merasa ketertarikan dengan kehidu-pan mistik sejak SMP. Dia pun mencari tempat-tempat angker. Banyak pengala-man yang tidak bisa diterima akal sehat muncul pada perjalanannya. Memasuki remaja saat SMA, ia mencoba mencari jawaban atas segala rasa penasaran yang menggelayut di hatinya.

Mulailah, Guru Mangku Hipno belajar sendiri. Dia sering duduk, termenung, me-nyepi untuk menjawab rasa penasarannya. Mungkinkah manusia dapat berkomu-nikasi dan memasuki alam gaib? Nyaris setiap malam bersama seorang temannya, ia mencoba menatap lukisan seorang lelaki tua yang dipajang di kamar. Tiba-tiba teman di sebelah berteriak, karena kejadian aneh muncul. Tubuh temannya gemetaran. Tiba-tiba seperti ada pusaran angin menerpa wajah menyusul bau harum merebak di kamar. Karena keta-kutan, dirinya hanya memejamkan mata. Kendati mata terpejam, dia melihat dan merasakan seperti ada topeng berwajah tampan berwarna putih bersih mendekat ke wajahnya.

Topeng itu mengatakan identitas dirinya dan bagaimana cara cepat me-manggilnya. Topeng itu kemudian seperti terpasang di wajahnya. Perasaan aneh pun muncul. ‘’Saya merasakan hal sangat aneh. Tubuh terasa sangat ringan dan wajah seperti memancarkan cahaya, hati damai,’’ ujarnya. Sejak kejadian itu Guru Mangku Hipno mampu meramal kehidu-pan dan memberikan solusi ketika ada teman, saudara sakit maupun sedang ber-masalah. “Pernah ada teman sakit sudah keliling mencari kesembuhan baik medis maupun non medis, ketika saya sentuh dan tiup, lalu beri semangat, tiba-tiba sembuh,’’ ujarnya. Jadilah dirinya sebagai penyembuh dan konsultan. Siapapun yang bertanya kepada dirinya dia layani dengan

tulus. Saat kuliah dirinya menjadi senang membaca buku-buku dunia gaib, metafisi-ka dan buku suci. Naluri dan nurani terus mendorong untuk menolong seseorang yang menemui kesulitan. Sebagai lulusan terbaik dari Fakultas Hukum di Undiknas, ia menyadari ada pergeseran pola pikir pada dirinya. Belajar dari pengalaman masa kecil dan melihat berbagai masalah yang muncul dalam sebuah keluarga, ketika ada orang sakit, cenderung meny-alahkan dan menuduh orang lain sebagai penyebabnya. Bahkan leluhur atau karang tempat tinggalnya. ‘’Saya mulai berpikir realistis. Saya terus mencari kebenaran-nya. Apakah memang benar seperti itu? Ternyata hal itu susah dibuktikan. Bahkan cenderung tidak bisa diterima logika. Maka ketika ia mulai mengerti dan me-mahami belajar spiritual.

Ada tiga cara untuk mentransfor-masi pengetahuan itu. Cara swatah atau belajar sendiri, sastratah atau belajar melalui membaca buku dan gurutah atau belajar kepada Tuhan secara langsung. Semua cara telah dilalui dengan hasil berbeda-beda. Ketika belajar swatah, hal itu justru telah membentuk sifat tamasik. Model, belajar swatah ini memiliki ban-yak kelemahan. ‘’Kemudian saya mulai menjalani proses belajar sastratah. Pola ini justru lebih parah, memunculkan egoisme tinggi. Akibat banyak membaca, merasa menjadi orang banyak tahu. Ada dorongan ingin selalu berdebat. Selain itu menganggap diri paling tahu dan paling benar. Mulailah ia emosi, ambisi dan nafsu ingin mendominasi mengalahkan jati diri. Lama kelamaan nuraninya mulai menolak. Dia menyadari keyakinan yang utama haruslah pada kuasa Tuhan. Hanya Tuhan melalui Dewa Brahma sebagai Pencipta, Wisnu Pemelihara dan Dewa Iswara Pelebur, diyakini secara penuh, sanggup membuat segalanya bisa ter-jadi. Plus aneka pengetahuan dari teori, metafisika, hypnosis, hypnotherapy, neuro linguistic programer, prana dan energi quantum Brahmakunta, dirinya mulai berkeyakinan, sesungguhnya hidup, mati, sakit sehat, bahagia derita, itu tergantung bagaimana cara manusia itu mengapresiasi olah pikir, rasa, olah tubuh. Olah pikir yang baik melahirkan kesenangan.

Olah rasa melahirkan ketenangan, olah tubuh memunculkan kenyamanan.

Senang, tenang dan nyaman adalah faktor dahsyat penentu kesehatan, kesuksesan, keberlimpahan serta kebahagiaan. Memi-liki pikiran, perasaan dan tubuh yang terkendali, mendorong memiliki sifat kebenaran, kesucian dan keindahan. Dari ketiga hal inilah seseorang mendapatkan pertemanan, relasi dengan banyak orang, selain anugrah lainnya seperti kesehatan, sukses, keberlimpahan kasih sayang dan harta, kegembiraan dan penghormatan.

Hukum kebenaran, itu merupakan aksi dan reaksi, Maka syarat utama mewujudkan kebahagiaan adalah dengan bersyukur, bergerak, bertindak, berubah. Hukum kebenaran kedua, lakukan tin-dakan dengan pengetahuan, kecerdasan dan keihklasan. Hukum kebenaran ketiga, selalulah berdoa untuk masa depan yang baik. Alasannya, setiap keinginan hanya akan menjadi nyata, jika ada kehendak-Nya. Lalu apakah yang perlu didoakan, di samping bersyukur atas nyawa dan atas harta, juga memohon agar apapun yang belum dimiliki dapat dibukakan jalan untuk dimiliki. Kebaikan yang telah didapatkan hendaknya dipertahankan. Dan keburukan harus dihilangkan. Ketika sudah bersyukur, ikhlas dan berdoa. Maka bersiaplah atas lima anugrah Tuhan dalam bentuk lima W yaitu Wareg (Cukup ma-kan), Wastra (cukup berpakaian), Wisma (cukup tempat berteduh), Wisata (cukup penghiburan) dan Wasita (memiliki nama baik).

l Girianasaputra

Perjalanan Mistis Guru Mangku Hipno

Page 26: Majalah balipost edisi 58

L E N S A L E N S A

Page 27: Majalah balipost edisi 58

Penambangan liar marak terjadi di daerah Karangasem. Nampak seorang ibu dan anaknya sedang mengamati kegiatan penambangan liar

di Butus, Karangasem. Kegiatan ini harus distop karena bisa memba-hayakan lingkungan dan penduduk sekitarnya.

MBP/Srikandi Wulandari

STOP PENAMBANGAN LIAR

Page 28: Majalah balipost edisi 58

O L A H R A G A

6 - 12 Oktober 201428

Mantan pebolabasket Darko Milicic memutuskan untuk beralih profesi setelah 13 tahun malang melintang di kompetisi

profesional termasuk NBA. Pilihan atlet ber-tinggi badan itu 2,13m itu adalah kickboxing. Milicic mengaku ketertarikannya dengan olah raga tersebut terjadi setahun lalu setelah menghadiri sebuah acara amal kemanusiaan. Dalam acara itu dilelang sebuah sabuk gelar juara dunia kickboxing.

“Saat pulang, saya berkata pada diri saya sendiri: “Mengapa membeli sabuk itu bila bisa memenangkannya?” katanya setelah menandatangani kontrak sebagai pemain dan dengan promotor World Kickboxing Association. “Saya tidak akan bisa men-guasai olah raga ini bila tidak 100 persen mengerahkan seluruh kemampuan dan pikiran saya,” lanjutnya.

Jalan karier Milicic memang sulit diprediksi. Atlet berusia 29 tahun itu diang-gap sebagai salah satu yang gagal dalam seja-

rah kompetisi NBA.

Mantan a n g g o t a timnas U-16 bola basket Serbia di Piala Eropa 2001, itu menempati posisi kedua di NBA Draft 2003 di bawah LeBron James sebelum direkrut oleh Detroit Pistons. Ia melewati Carmelo Anthony, Chris Bosh dan Dwayne Wade yang di kemudian hari justru menjadi pemain-pemain top dengan kontrak besar di kompetisi ekslusif di AS itu. Di tahun pertama dengan klub itu ia tak banyak tampil. Pistons sempat menurunkannya di partai final melawan LA Lakers sebelum meraih gelar juara pada 2004. Ia dinobat-kan sebagai pemain termuda yang pernah tampil di partai puncak kompetisi itu.

Sebagai penggemar dan pemain di sebuah klub sepak bola, Rod Steward tak bisa menghilang hobinya menendang si kulit bundar itu begitu saja. Penyanyi rock Inggris itu bahkan tak jarang memberi suvenir ke-pada penggemarnya bola sepak dengan tanda tangannya dalam setiap konsernya.

Namun, kali ini hobinya itu berujung pada sidang pengadilan. Mostafa Kashe menga-jukan tuntutan ke pengadilan Nevada, Los Angeles karena insiden yang mematahkan tulang hidungnya. Hidungnya terkena bola saat menghadiri konser Steward di Caesar Palace, Los Angeles pada Oktober 2012 lalu. Ia tak menyangka bola tendangan Steward dari panggung, jatuh tepat di wajahnya.

Perwakilan Steward yakni promotor AEG Live and Caesars Entertainment Corp. Be-lum memberikan komentar atas kasus yang dituntutkan kepada mereka di pengadilan Nevada. Michael Roth, dari AEG Live,

menyebutkan pihaknya belum menerima berkas tuntutan itu.

Kashe yang merupakan tenaga teknis di Diamond Bar, California, mengajukan tuntutan atas kecelakaan itu dengan biaya 10 ribu dolar plus biaya pengacara.

Pengacaranya, Larry Weinsteen, men-jelaskan Kashe dan istrinya adalah fans Steward. Mereka datang ke Los Angeles demi menyaksikan konser penyanyi pujaan-nya itu sebelum mendapat celaka yang tak terduga. Atas kejadian itu, kliennya menda-pat perawatan dari petugas medik hotel dan mengajukan laporan kecelakaan pada manajer hotel Caesars seperti dilaporkan Associated Press.

Penyanyi dengan nama lengkap Roderick David Stewart itu dikenal lewat lagu-lagu seperti “Hot Leg,” “Maggie May” dan “Tonight’s the Night.” Tiga kali menikah, penyanyi berusia 69 tahun itu menghasilkan

Darko Milicic

Alih Karier

MBP/ap

Penyanyi rock Rod Stewart menendang bola saat konser di Vina del Mar, Chile.

Rod Steward

Hobi Tendang Bola

banyak penghargaan dari sederet albumnya. Ia juga dimasukkan dalam Rock and Roll Hall of Fame (1994).

l Yudi Winanto

Ironinya setelah itu kondisinya tak pernah membaik. Ia tidak pernah mendapat kontrak jangka pan-

jang hingga Pistons kemudian menjualnya

ke Orlando Magic pada 2006. Setahun di Magic, ia

kemudian pindah Memphis Grizzlies (2007-2009), New York

Knicks (2009-2010), Minnesota Tim-berwolves (2010-2012) dan Boston Celtics (2012). Ia hanya sebulan bertahan Celtics dan bermain cuma lima menit. Sepanjang 2,5 tahun ia tidak mendapat kontrak dan kemudian memutuskan pensiun.

Tapi ia seperti menemukan jalan hidup baru setelah menghadiri acara amal itu setahun lalu. “Tunggu saja apa yang akan terjadi,” katanya seperti dikutip Associated Press.

l Yudi Winanto

Page 29: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 29

ApA yang diungkapkan legenda tenis Martina Navratilova bahwa tenis tak lagi mengenal gender dalam soal kepelati-

han, mulai terjadi. Isu mulai menguat setelah petenis top Inggris Raya Andy Murray ditangani mantan juara tunggal putri grand slam Australia Terbuka dan Wimbledon Amelie Mauresmo.

Kini giliran tim Davis Spanyol membuat kejutan dengan menunjuk Gala Leon Garcia sebagai pelatih. Gala menggantikan mantan petenis nomor satu dunia Carlos Moya yang mengundurkan diri dari kursi pelatih menyusul kegagalan tim putra Spanyol masuk Grup Dunia di kejuaraan Piala Davis.

Gala yang kini berusia 40 tahun, berkecim-pung sebagai petenis profesional pada 1991 hingga 2004 dalam kompetisi WTA Tours. Karier terbaiknya adalah saat menempati peringkat ke-27 WTA pada 2000. Ia tidak pernah memenangkan trofi grand slam sepanjang karier dan hanya sekali meraih gelar WTA.

Penunjukan itu langsung memantik api kritikan. Salah satunya datang dari paman petenis top Spanyol Rafael Na-dal, Toni. Penunjukkan Gala itu dinilai tidak praktis.

Selain itu, Gala tidak cukup dikenal dibandingkan Rafael Nadal yang telah

14 kali menjuarai grand slam dan petenis-petenis putra lainnya di tim Piala Davis

Spanyol.“Saya tidak ingin disalahmengertikan,

karena saya tidak menentang kehadiran seorang perempuan yang melatih tim putra,” kata Toni di stasiun Radio Nasional Spanyol.

“Pertama, dia tidak dikenal di kompetisi putra. Rafa tidak men-genal dia dan saya kira petenis-petenis lainnya juga begitu.”

“Juga dalam persoalan logistik. Di Piala Davis, anda akan lebih banyak di ruang ganti bersama pemain yang hanya mengenakan pakaian seadanya. Jadi akan mengenakan bila ada perempuan di sana,” lanjut Toni.

Namun bukan itu yang lebih dipersoalkan gala. Jauh lebih penting memikirkan bagaiman mengembalikan Spanyol ke Grup Dunia pada 2015 setelah tim mereka dijungkalkan Brazil 1-3 di pertandingan playoff bulan ini.

“Ini debat yang tidak ingin saya komentari. Komentar mereka memang berharga. Tapi kami akan kecapekan dengan debat ini dan perkembangannya hanya sedikit,” katanya yang tidak ingin memicu debat soal gender.“Kembali ke Grup Dunia dan merebut Piala Davis, itu persoalan-

nya,” katanya menegaskan soal misi yang jauh lebih penting.

l Yudi Winanto

MBP/ap

Mantan petenis Spanyol Gala Leon Garcia yang kini ditunjuk sebagai pelatih tim putra di kejuaraan Piala Davis.

Gala Leon Garcia

Bukan Soal Gender

Page 30: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201430

O L A H R A G A

BALI hanya mempunyai satu at-let yang mampu menembus Pelatnas Bulu Tangkis, yakni Made Deya Surya Saraswati. Dia berhak men-

ghuni arena penggem-blengan pemain itu

sampai sekarang setelah menempati peringkat pertama dalam seleksi ju-nior master di Ja-karta.

Selama ini be-lum ada atlet Bali

yang mampu men-capai tingkat tersebut

kecuali Deya. Seiring dengan itu, kini muncul pebulu tang-kis remaja yang mempunyai talenta besar yang diharapkan bisa mengikuti jejak Deya ke depannya.

Sosok itu adalah Ni Made Pranita Sulistya Devi alias Ade. Mengenal olah raga

bulu tangkis sejak usia belia, sekarang bintang kecil asal Ban-

gli ini sudah mulai menunjukkan kemampuannya di cabang olah raga (cabor) yang menggunakan raket. Banyak prestasi yang su-dah diukirnya, mulai dari tingkat daerah sampai nasional.

Sukses Ade bisa mengukir prestasi tidak bisa lepas dari polesan tangan dingin I Wayan Suarja. Guru olah raga di SDN 3 Batur, Kintamani, Bangli, ini tidak pernah lelah memberikan i lmunya kepada Ade sejak duduk di bangku SD sampai SMP. ”Saya dulu latihan ber-sama beliau. Meskipun tidak begitu memahami bulu tang-kis, Pak Suarja melatih saya dengan penuh semangat,”

ungkap Ade.Suarja mengajar olah

raga karate di SD Negeri 3 Batur. Sambil menga-

jar beladiri, dia juga memberi-kan latihan bulu tangkis kepada Ade. Ia memberikan dasar-dasar permainan bulu tangkis sampai akhirnya Ade menguasai olah raga tepok bulu ini.

Ade yang masih menempuh pendidikan di SMAN 1 Denpasar (Smansa), mengikuti kejuaraan Sirkuit Nasional (Sirnas) di GOR Lila Bhuana dan GOR Anugrah, Denpasar, 22-27 September lalu. Dia turun di nomor tunggal dan ganda kategori remaja putri. Di sek-tor ganda, Ade berduet dengan Deya Saraswati. ”Keinginan untuk meraih gelar juara sih ada. Tetapi sirnas leb-ih condong saya pergunakan untuk menikmati pertandingan dan melihat kualitas lawan,” kata Ade.

Prestasi yang diukir dara kela-hiran Denpasar, 11 Maret 1996, ini antara lain menjadi juara Piala Anugrah Digital Photo Cup 2005 kelompok anak-anak ganda, pering-kat tiga Milo Yonex Antarsekolah se-Bali 2006, ranking tiga Piala Z-Denk IV/2006, serta juara dua Piala Rektor 2007 Universitas Sara-swati Denpasar, Milo Badminton School Competition 2007, Porseni-jar Provinsi Bali 2008, dan Milo Z-Denk VI/2009.

Ade juga menjadi juara dua Pors-enijar Provinsi Bali 2009, juara dan runner-up Porsenijar 2010, peringkat tiga O2SN Provinsi Bali 2011, Por-prov Bali 2011, Piala Dewara Jawa-Bali-NTB 2012, posisi kedua Piala Dekan se-Bali 2012, peringkat tiga Piala Bupati Sidoarjo 2013, Kejurnas 2013, Piala PNB se-Bali VIII/2013, Porsenijar 2013, Piala Sidu SMP se-Bali 2013, juara Piala Bima Sakti III/2013, semifinalis Piala Walikota Surabaya 2014, dan juara tiga Djar-um Sirnas Sumsel 2014.

l Eka Parananda

Ni Made Pranita Sulistya Devi

Bintang Kecil dari Bangli

MBP/nan

Page 31: Majalah balipost edisi 58

PADA pertengahan hingga akhir September lalu, Bali diramaikan dua ajang olahraga internasional, yaitu kejuaraan judo bertajuk Bali Open In-ternational (BOI) Judo Championship dan turnamen bulu tangkis Djarum Sirkuit Nasional (Sirnas) Li-Ning Bali Open 2014. Kedua event itu digelar di GOR Lila Bhuana, Denpasar.

BOI baru pertama kali diputar, sedangkan Sirnas Bulu Tangkis meru-pakan gelaran kesekian kalinya di Pulau Dewata. Oleh karena bersifat terbuka, kedua turnamen tersebut me-libatkan sejumlah atlet mancanegara, nasional, daerah, dan tuan rumah Bali. Sejumlah pejudo Vietnam, Jepang, dan Malaysia turun dalam BOI, sedangkan pebulu tangkis India dan Denmark meramaikan Sirnas kelompok dewasa.

Hadirnya atlet nasional dan luar negeri menambah bobot kejuaraan dan mempersengit persaingan di lapangan. Ini berdampak positif buat atlet Bali dalam mengasah teknik, fisik, mental, dan pengalaman bertanding menjelang tampil dalam Porprov, kejuaraan nasional, dan event internasional.

Bukti prestasi ditunjukkan klub judo Satria UJC Denpasar yang keluar sebagai juara umum BOI pada kelom-pok umur (KU) 16 dan 19 tahun. Sa-tria mengumpulkan 8 emas, 5 perak, dan 6 perunggu. Peringkat dua diraih PPLP Banten dengan torehan 6 emas, 5 perak, dan 2 perunggu, sedangkan posisi ketiga ditempati PPLP Ragu-nan, Jakarta, yang menyabet 2 emas, 3 perak, dan 4 perunggu.

Hasil itu di luar prediksi Manajer Satria, I Dewa Made Arnawa. Ia tidak menargetkan menjadi juara umum, namun pejudonya mendapat hasil mengagumkan. Pihaknya akan terus meningkatkan kualitas teknik, fisik, dan mental asuhannya agar mampu mempertahankan gelar juara umum pada ajang berikutnya.

Akan tetapi di kelompok senior, pejudo Bali harus mengakui ketang-guhan lawan-lawannya. Vietnam tampil sebagai juara umum dengan mendulang 6 emas dan 4 perunggu, diikuti Osaka (Jepang) di tempat

Bali Jadi Ajang Internasionalkedua dan PJSI Karawang di peringkat ketiga. Gianyar bercokol di ranking keempat. Wakil Ketua Umum Pengprov PJSI Bali Nengah Sudi-arta mengakui kelebihan kualitas pejudo senior asing dibandingkan judoka tuan rumah.

Sementara itu pada Sirnas Bulu Tangkis yang digelar 22-27 September, Bali menerjunkan 280 atlet putra dan putri dari total 1.060 peserta. Mereka turun pada kategori anak-anak, pemula,

remaja, taruna, dan dewasa membela pengprov, pengkab/pengkot, dan klub-klub. Menurut Ketua Panpel Dewa Agung Gede Lidartawan dan Sekretaris Panpel Made Darmiyasa, Sirnas sangat berguna bagi atlet Bali yang akan turun pada PON Remaja 2014 di Surabaya dan Pra-PON 2015 dengan tujuan akhir lolos ke PON 2016 di Jabar.

l Mawa

Page 32: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201432

A K T I V I TA S

PELANTIKAN - Ketua Dewan Kebi-

jakan LSM Jaringan Reformasi Rakyat

(Jarrak) Pusat Putu Sudiartana S.E.,M.

BA., (tengah) bersama pengurus pusat dan

Provinsi Bali berfoto bersama dalam acara

pelantikan Badan Pengurus (BP) LSM Jarrak Provinsi Bali periode 2014-2019 di gedung Ksirarnawa,

Art Center, Denpasar belum lama ini.

MBP/Ist

JUARA - Juara keroncong dan alumni Ayurweda Unhi foto bersama dengan Rektor Unhi beserta para wakil rektor. Mahasiswi Universitas Hindu Indone-

sia (Unhi) Denpasar berjaya dalam ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) ke XII tahun 2014 yang digelar di Palangka Raya, 13-19

September. Dalam ajang lomba seni dua tahunan itu, mahasiswi Fakultas Pendidikan Agama dan Seni (FPAS) Unhi atas nama Ida Ayu Gede Rina

Widyasari berhasil meraih juara I dalam lomba keroncong putri.

MBP/ist

MUSEUM FAVORIT - Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud, Gianyar, menjadi pering-

kat teratas dari 10 museum favorit wisatawan mancanegara yang ada di Indonesia. Penghar-gaan Traveller’s Choice, diberikan Trip Advisor,

yang penilaiannya dilakukan langsung dari turis mancanegara yang melakukan kunjung-an. Tampak dalam foto pemilik dari Museum

ARMA, Anak Agung Rai.

MBP/Eka

Page 33: Majalah balipost edisi 58

DOKTOR KE-13 - Universitas Hindu In-

donesia (Unhi) kembali melahirkan doktor pada

periode Oktober 2014. Pada ujian terbuka pro-mosi doktor Rabu (24/9) dilakukan pengujian ke-pada Drs. I Gusti Bagus Wirawan, M.Si. dengan judul disertasi “Trans-formasi Ajaran Agama

Hindu Melalui Dharma Wacana di Media Bali TV

Denpasar”. Doktor kali ini merupakan doktor

ke-13 Unhi.

NAIK TAJAM - Direktur PPS Undiknas Prof. Gede Sri

Darma,DBA mengutarakan se-telah berhasil meraih akreditasi

A, Prodi Magister Manajemen (MM) yang berubah nama men-

jadi Undiknas Business School diminati masyarakat. Hal yang

sama dialami Prodi Magister Administrasi Publik (MAP)

PPS Undiknas. Terbukti jumlah mahasiswa baru PPS Undiknas tahun ini naik tajam. Undiknas

Business School menerima 47 mahasiswa (dua kelas) dan MAP

menerima 30 mahasiswa.

MBP/May

MBP/ist

Page 34: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201434

A K T I V I TA S

MBP/ist

FGD PILKADA - Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Stispol) Wira Bhakti Denpasar, menggelar ”Focus Discussions

Group (FGD) Pilkada Langsung dan Tak Langsung” di aula kam-pus setempat, Jumat (19/9). Tampak dalam foto Ketua Stispol Wira

Bhakti Denpasar, I Nengah Merta, S.Sos., M.Si., Ray Misno dan Ketut Witarka Yudiata.

MBP/Eka

TIF - Pemrakarsa Timeless Indonesia Festival (TIF) Herlinda Siahaan memaparkan tujuan penyelenggaraan festival budaya nu-

santara ini pada para seniman dan stakeholder di Kelan, Minggu (21/9). Pelaksanaan TIF akan digelar di K-Land Beach, Badung,

pada 9 - 15 November 2014. Herlinda yang juga Presiden Direktur Konderatu Duta Nusantara mengatakan nantinya, festival seperti

ini akan terus dilakukan di setiap provinsi dengan mengangkat kekayaan budaya nusantara.

MBP/Sue

WISUDA - Rektor Unmas Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd., didampingi wakil rektor saat mewisuda sarjana S-1 dan magister.

Untuk kali pertamanya Rektor Unmas Dr. Drs. I Made Sukamerta, M.Pd., mewisuda sarjana. Sukamerta mewisuda 1.008 orang

sarjana dan magister P2WL di International Convention Centre, Westin Resort, Nusa Dua.

MBP/ist

MAHASISWA BARU - Sebanyak 642 mahasiswa baru Universi-tas Ngurah Rai Denpasar mengikuti Adaptasi Kehidupan Kampus

dan Inagurasi (AKKI) yang berlangsung pada 1 - 20 September 2014. AKKI UNR merupakan salah satu bentuk kegiatan ospek yang bertujuan untuk memperkenalkan kampus kepada maha-

siswa baru.

Page 35: Majalah balipost edisi 58

K R I M I N A L

6 - 12 Oktober 2014 35

Aksi pelaku kriminal di Denpasar dan sekitarnya memang semakin berani. Selain tak segan-segan melukai korban, mereka kerap melawan polisi, terutama saat proses penangkapan. Berdasarkan data yang dihimpun, dalam

kurun waktu empat bulan belakangan ini, 13 penjahat dihadiahi timah panas.

Yang pertama spesialis kepruk kaca mobil, tersangka Yakob Sou alias Ubu (29). Pria asal Dusun Elang, Desa Soasio Galela, Ternate, Maluku Utara ini, dibekuk Sat.Reskrim Polresta Denpasar pada Jumat (30/5) lalu. Tersangka Ubu yang aksinya cukup meresahkan pemilik mobil ini ditangkap pasukan buser sekitar pukul 23.30 di rumah kontrakannya di Jalan Taman Baruna Gang I No.1, Nusa Dua. Uniknya, tersangka diringkus setelah tiba dari Yogyakarta menump-ang pesawat. Saat diajak pengembangan kasus, dia mencoba kabur sehingga terpaksa dilumpuhkan polisi dengan timah panas.

Selanjutnya, giliran tersangka pencuri motor yang didor. Kala itu petugas Reskrim Polsek Kuta melumpuhkan kaki tersangka dengan timah panas. Mereka adalah Mulyadi (20), Ningsur (19), dan Dayat, yang ditembak karena mencoba melawan polisi saat ditangkap. Sedangkan empat tersangka lainnya, Dewa, Sugi, Budi, dan Udin, diringkus tanpa perlawanan.

Terungkapnya kasus curanmor itu saat petugas melakukan patroli wilayah jalan Sunset Road, Kuta, Badung, pada 18 Juni dini hari lalu. Tiba-tiba petugas melihat dua pria yang gelagatnya mencurigakan menuntun motor. Akhirnya petugas menghentikan mereka dan mengetahui jika keduanya bernama Mulyadi dan Ningsur. Saat ditanya, mereka melakukan perlawanan dengan cara mendorong polisi. Setelah itu mereka kabur. Polisi yang tak mau kehilangan jejak, terpaksa menembak kaki kedua tersangka. Selanjutnya keduanya digiring ke Polsek Kuta.

Penjahat lainnya yang ditembak adalah komplotan perampok sadis. Dimana dua perampok bersenjatakan parang ditembak aparat Sat.Reskrim Polresta Denpasar. Mereka adalah Herman Sumanto (42) asal Jl. Simpang Putra Yuda II, Tanjung Rejo, Sukun, Malang, Jawa Timur, dan Mohammad Fendik Santoso (32) asal Dusun Pondok Waluh, Kencong, Jember, Jawa Timur. Mereka terlibat aksi perampokan rumah pengusaha di Jl. Nangka Selatan Gang Turi No.6, Denpasar. Saat dibekuk di kampung halamannya pada Sabtu (26/7) lalu, kaki kedua tersangka dilumpuhkan dengan timah panas karena melakukan perlawanan.

Tidak hanya Polsek Kuta yang harus melumpuhkan kaki penja-hat. Hal serupa juga dilakukan Sat Reskrim Polres Badung. Dalam mengungkap dua kasus perampokan di rumah pengusaha rent car di Belumbungan, Br. Sangging, Sibangkaja, dan Koperasi Satya Bhakti di Br. Adat Mambal Kajanan, Abiansemal, polisi kembali harus memuntahkan timah panas. Dua dari delapan perampok ber-pistol ditangkap petugas di Desa Umbul Sari, Jember, Jawa Timur, masing-masing berinisial R yakni Rahman Yuli pada 4 Agustus, dan Nisam pada 8 Agustus lalu. Sementara enam tersangka lainnya masing-masing, PH, GI, MH, AD, CE, dan PK, masih buron.

Bahkan saat perburuan di Jember, tersangka melakukan perlawa-nan hingga polisi melumpuhkan kakinya dengan timah panas. Begitu juga dengan penjambret sepisialis wanita, Janius Sitepu (25).

Dia ditembak petugas Sat.Reskrim Polresta Denpasar karena melakukan perlawanan saat digelandang polisi untuk menunjukkan

barang-bukti. Tersangka yang kos di Jalan Gunung Athena, Den-pasar ini, dibekuk di areal parkir Mall Bali Galeria di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kuta, pada 21 Agustus lalu sekitar pukul 08.00. Tidak sampai di sana, pasukan Buser Sat.Reskrim Polresta Denpasar juga melumpuhkan pelaku kepruk kaca mobil, Ahmad Badoewi alias Dwi (42). Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur ini, ditangkap di salah satu tempat kos di Tabanan, pada 29 Agustus lalu. Spesialis kepruk kaca ini melakukan perlawanan, sehingga polisi melepaskan dua timah panas di kakinya.

Hanya berselang beberapa minggu berikutnya, pasukan Buser Sat.Reskrim Polresta Denpasar kembali menangkap Nonok Edi Djumanto (31) pada Selasa (2/9) lalu. Residivis kasus rampok ini adalah satu dari empat anggota komplotan spesialis rampok nasabah bank yang diringkus polisi. Lantaran mencoba kabur, polisi terpaksa menembak kaki kanan tersangka Nonok.

Sementara yang teranyar adalah petualangan gembong rampok sadis, Junaedi alias Idi (41), dan Hasim alias Kai (35), yang diakhiri Unit Reskrim Polsek Kuta Utara. Kedua tersangka yang asal Lombok Tengah ini telah beraksi di 15 TKP di wilayah Gianyar dan Jembrana. Saat dalam proses pengembangan, kedua tersangka berusaha kabur dan sempat melakukan perlawanan. Akhirnya polisi menembak kedua kaki tersangka dengan timah panas, Senin (21/9) lalu.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Harry Wiyanto mengatakan bahwa para pelaku tindak kriminal itu ditembak lantaran melakukan perlawanan saat ditangkap. Menurutnya, polisi tidak akan melum-puhkan penjahat jika tidak terjadi hal yang membahayakan, misalnya membahayakan dirinya sendiri dan orang lain. “Jika itu terjadi, sesuai protap yang berlaku, petugas harus melumpuhkan pelaku kejahatan. Petugas tidak boleh menembak di titik-titik membahayakan, misalnya wajah badan dan lainnya,” tandasnya.

l Wiadnyana

13 Penjahat Didor Polisi

MBP/wiadnyana

Kedua kaki rampok sadis, masing-masing Junaedi alias Idi, dan Hasim alias Kai, terpaksa dilubangi polisi karena berusaha

melakukan perlawanan.

Page 36: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201436

L I N G K U N G A N

Gempa bumi dan tsunami dua kata yang berbeda namun ada kaitan-nya. Gempa tidak dapat diramal atau dideteksi, tetapi tsunami

masih dapat dideteksi. Perbedaannya, gempa yang episentrumnya di darat tak akan men-imbulkan tsunami. Tetapi gempa besar yang episentrum-sumbernya berada di laut bisa saja diikuti tsunami. Saat terjadi gempa yang menimbulkan tsunami akan selalu diikuti gelombang besar dari pusat gempa ke darat. Gelombang besar dengan tekanan air laut inilah yang menghantam tempat yang dilalui dan mengakibatkan kerugian jiwa dan arta benda. Masih ingat tsunami Aceh? Gempa besar yang episentrumnya berada di laut dii-kuti gelombang besar yang menerjang pantai dan memporakporandakan harta benda sampai bangunan. Ribuan manusia menjadi

korban keganasan gelombang tsunami waktu itu. Lalu bagaimana Bali? Bali masuk daerah rawan bencana gempa bumi, tsunami dan letusan gunung api karena berada sangat dekat dengan lempeng Indo-Australia dan lempeng Aurasia. Jika terjadi pergerakan antara lempeng tersebut, maka akan terjadi gempa bumi. Jika gempa terjadi di laut, maka bisa saja akan menimbulkan tsunami. Apalagi jika gempa berkekuatan di atas 6 SR dan episentrumnya dekat pantai.

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pusat, Bali masuk zona merah tsunami. Artinya seluruh kawasan pantai di Bali mulai dari ujung barat Gilimanuk sampai ujung timur pulau Bali di Seraya Timur rawan tsunami. Bali pernah mengalami tsunami tahun 1816 dengan korban mencapai 1.500 orang. Tsu-

nami selanjutnya tahun 1930 melanda Nusa Penida dan Bali Selatan. Melihat rentang waktu hampir seabad terjadi tsunami, ba-gaimana prediksi diatas tahun 2000an. Tak ada jawaban dan mudah-mudahan tak akan terjadi. Di Bali sempat terjadi gempa besar yang pusatnya di wilayah Seririt Buleleng tahun 1976 serta gempa besar berkekuatan 6,8 sekala richter Oktober 2011.

Namun tsunami dapat dideteksi dari per-jalanan air dari pusat gempa di laut ke pantai? Mengingat jarak pulau Bali yang begitu dekat dengan zona tumbukan, maka gelombang tsu-nami diperkirakan hanya memerlukan waktu 20-30 menit untuk menuju pantai. Paling tidak jika ada tsunami, ada sinyal peringatan yang berbunyi yang telah ditempatkan di pantai strategis seperti Kuta, Seminyak, Sanur, Tan-jung Benoa, Kedonganan dan Nusa Dua.

Bali Zona Merah Tsunami

Page 37: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 37

Di antara zona merah tsunami kawasan pantai di Bali, kawasan Badung Selatan dikategorikan paling rawan. Kerawanan itu tak hanya dilihat dari topografi wilayah juga korban yang ditimbulkan. Badung Selatan adalah daerah pantai dengan pusat keramaian berada dekat pantai. Apabila tsunami terjadi di wilayah itu, maka diperkirakan korbannya paling banyak disana. Maklum wilayah ini menjadi incaran investor untuk berinvestasi. Hotel-hotel berbintang terpusat di kawasan Nusa Dua dan Tanjung Benoa. Daerah rekreasi Tanjung Benoa selalu menjadi incaran turis mancanegara dan nu-santara. Boleh jadi Badung Selatan merupakan kawasan terpadat dan teramai di Bali. Bencana tsunami sangat mungkin “menyapu” kawasan Badung Selatan apabila tak dilakukan antisipasi sejak dini. Sebab bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.

Kondisi ini membuat pemerintah daerah melakukan antisipasi sejak dini. Selain melaksanakan sejumlah program, pemerintah mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada. “Seperti kawasan Tanjung Benoa, dan sejumlah wilayah di Kuta. Wilayah-wilayah ini sangat rentan karena datarannya rendah,” ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung I Nyoman Wijaya didampingi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan I Wayan Netra belum lama ini. Untuk itu dibutuhkan kesiapsiagaan dari seluruh komponen masyarakat dalam rangka pengurangan risiko bencana. Sampai tahun 2014, sebanyak 18 desa/kelurahan di pesisir pantai kabupaten Badung telah memiliki peta ancaman bencana (peta evakuasi. Peta ini dibuat berdasarkan peta administrasi desa/kelurahan yang berisikan daerah terdampak yang memperlihatkan zona aman, zona bahaya dan tempat evakuasi.

Sistem peringatan dini berbasis masyarakat juga telah disiapkan. Sampai saat ini telah dipasang 5 unit sirine peringatan dini tsunami bantuan BMKG Wilayah III. Sirine dipasang di tempat-tempat strategis yaitu Pantai Double Six, Pantai Kuta, Pantai Kedonganan, BTDC dan Pantai Tanjung Benoa. Sirine akan berbunyi jika ter-dapat potensi tsunami.

Puluhan hotel dan kampus di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan juga ditetapkan sebagai lokasi evakuasi saat bencana tsunami. Untuk kampus yakni Kampus Unud dan STP Nusa Dua Bali. Sementara untuk hotel, Wayan Netra mengungkapkan, ada 29 hotel di 4 wilayah yang telah bersedia dijadikan lokasi evakuasi.

Rinciannya, di Tanjung Benoa 9 hotel, di Kuta 9 hotel serta di Seminyak dan Legian sebanyak 11 hotel.

Terdapat sejumlah pertimbangan sehingga hotel-hotel tersebut ditentukan sebagai lokasi evakuasi. Faktor utamanya berupa keting-gian hotel yang memiliki lebih dari 3 lantai. Kemudian, hotel-hotel tersebut memenuhi standar SNI, berkekuatan menahan gempa hingga 9 Skala Richter. Ke-29 hotel tersebut juga telah melalui kajian dari Dinas Cipta Karya (DCK) Kabupaten Badung.

“Penetapan titik evakuasi merupakan salah satu upaya pen-gurangan risiko bencana. Dari prediksi, titik-titik tersebut masih aman dari bencana tsunami hingga ketinggian 10 meter. Namun jika lebih, itu di luar dugaan. Kami juga tidak bisa berbuat apa-apa. Yang terpenting, apa yang direncanakan, bisa berjalan saat bencana. Paling tidak masyarakat sudah punya pengetahuan dasar pengurangan risiko bencana,’’ kata Wijaya.

l Dedy

Kawasan Pantai di Bali termasuk zona merah tsunami. Zona merah itu terlihat pada garis pantai dan kawasan paling tebal berwarna

merah berada di Badung Selatan.

Badung Selatan Paling Rawan

Peringatan dini itu akan diberikan petugas dari Pusat Pengendali Operasi Penanggu-langan Bencana Bali kepada masyarakat melalui sistem dan sarana dan prasarana yang tersedia. Misalnya, gempa bumi bisa dideteksi dari alat seismograf, image satelit atau GPS.

Selain itu tanda-tanda alam akan datangnya tsunami bisa dikenali. Mulai dari air laut yang surut secara tiba tiba, bau yang tidak biasa

(amis/bau garam) yang kuat, suara gemuruh disertai angin kencang dari laut serta binatang melarikan/menjauhkan diri dari pesisir.

Lalu mereka yang panik kemana menyela-matkan diri? Pemerintah melalui Badan Pen-gendalian Bencana Daerah telah menetapkan titik evakuasi bencana baik secara horizontal maupun vertical sebagaimana disampaikan Kepala UPT Pusdalops PB Bali Jaya. Dia mencontohkan secara horizontal apabila di

pantai Sanur dilanda tsunami, warga bisa menyelamatkan diri ke tempat lebih tinggi. Misalnya, hotel-hotel yang memiliki keting-gian di atas tiga lantai atau lebih di Sanur seperti The Grand Bali Beach Sanur. Secara horizontal warga bisa menjauhkan diri dari pantai dengan menyelamatkan diri ke lapan-gan terdekat seperti Lapangan Pica Sanur.

l Suana

Page 38: Majalah balipost edisi 58

P A R I W I S A T A

6 - 12 Oktober 201438

Bisnis akomodasi vila di Bali kini semakin sulit, akibat semakin menjamurnya pembangunan fasilitas pariwisata yang me-

nawarkan privasi ini. Bak jamur di musim hujan, akomodasi ini tumbuh di setiap kawasan pariwisata, khususnya di daerah-daerah yang banyak diminati wisatawan, seperti Badung dan Gianyar. Bahkan, rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya mencapai 10 persen. Parahnya, usaha tidak hanya dihadapkan dengan tingginya pertumbuhan vila, namun juga kehadiran rumah mewah dengan label vila.

Ketua Asosiasi Vila Bali (AVB) Mang-ku Wayan Sutedja menyatakan, pihaknya telah mendorong pemerintah pusat segera pengesahan Standardisasi Vila Nasional yang telah dirancang untuk menekan per-tumbuhan rumah mewah yang memasang label vila. Saat ini, jumlah vila di Bali lebih dari 1.200 vila, di mana 700 vila berada di Kabupaten Badung, sisanya tersebar di Tabanan, Buleleng, Klung-kung, Gianyar dan daerah lainnya.

“Saat ini belum ada aturan jelas yang mengatur keberadaan vila, sehingga masih banyak rumah mewah yang men-gunakan label vila dan disewakan kepada

wisatawan,” katanya.Standardisasi bangunan yang bisa

dikategorikan vila, dikatakan Mangku Sutedja dibagi tiga klasifiskasi, yaitu silver, gold, dan diamond. Dalam klas-ifikasi silver yaitu hanya memiliki vila satu unit dengan fasilitas yang sangat minimum, yaitu memiliki satu kamar tidur, satu kamar mandi, memiliki kebun. Sementara dari segi pelayanan belum seperti hotel berbintang boleh disebut vila. Contohnya, di puncak tidak ada dapur, tidak ada kolam renang. Sedang-kan, untuk klasifikasi gold sudah memi-liki standardisasi lebih dari silver yaitu sudah ada dapur, kolam renang, memiliki ruang pengelola, dan pelayanananya sudah mendekati hotel berbintang. Dan untuk level diamond jumlah unitnya 16 ke atas dan memiliki fasilitias memiliki kolam renang di setiap vila. Memiliki public pool, ada restoran, fasilitas lobi, dari sisi fasilitas di dalam sudah seperti hotel berbintang lima.

“Adanya standardisasi usaha vila sangat penting, apalagi tahun 2015 su-dah dekat. Untuk menunjukkan kepada pasar dunia, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN maka usaha vila harus memiliki

standardisasi usaha vila,” sebutnya.Maraknya rumah mewah yang berke-

dok vila di Bali, dinilai Dosen Fakultas Pariwisata Unud Drs. I Putu Anom, M.Par., akibat lemahnya penegakan hu-kum di Pulau Dewata. Pemerintah yang terkesan setengah hati dalam menjalankan amanat dari peraturan daerah (Perda) serta perundang-undangan memicu usaha bodong menjamur.

“Pada prinsipnya aturan yang dibuat pemerintah mandul tidak tegas. Jika mau komit menegakkan aturan, pemerintah harus mengawal para penanam modal dari awal proses perijinan hingga proyek itu dijalankan. Sehingga kecurangan bisa diminimalisir,” ucapnya.

Dia juga menilai pemerintah tidak cer-mat dalam mengeluarkan permohon izin bangunan yang sering disalahgunakan. Akibatnya, tidak sedikit izin bangunan untuk rumah pribadi yang difungksikan sebagai vila. “Orang mohon izin ban-gunan untuk rumah pribadi akhirnya difungsikan untuk vila yang dibisniskan tanpa mengantongi izin akomodasi,” tandasnya.

l Parwata

Bisnis Vila di Bali Bersaing dengan Rumah Mewah

Kehadiran rumah mewah berkedok vila kini menjadi pesaing bagi bisnis akomodasi ini di Bali.MBP/dok

Page 39: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 39

Singaraja menjadi salah satu tu-juan wisata di Bali Utara. Banyak sekali tempat-tempat wisata menarik dengan panorama yang indah yang bisa Anda temukan di sini. Salah satunya, objek wisata Pantai Penimbangan. Objek wisata lokal bagi masyarakat Singaraja ini berada di di Desa Baktiseraga, Buleleng. Pantai ini cukup bagus untuk sekedar menikmati udara pantai sambil menyantap camilan atau jagung bakar yang dijual di ping-gir pantai. Sayangnya, sepanjang pantai bekas pelabuhan ini terlihat kotor oleh sampah berserakan. Kotornya bibir pan-tai telah terjadi selama beberapa bulan terakhir dan belum mendapat penanganan kebersihan.

Pantai penimbangan menjadi salah satu alternatif wisata keluarga yang mu-rah meriah, sering kali ketika menjelang sore, sejumlah pengunjung kerap datang bersama keluarga, untuk sekedar melepas penat. Namun, dari jumlah kunjungan yang meningkat, khususnya mendekati akhir Minggu dan masa musim liburan,

area pantai Penimbangan notabene ber-pasir hitam ini, masih saja terlihat kotor dipenuhi sampah.

Aktivitas bersih-bersih di area pantai Penimbangan masih tergolong langka dan jarang dilakukan. Sampah berupa plastik bekas makanan, kantong plastik, ranting pepohonan dan bekas sesajen canang, menumpuk berserakan di atas pasir pantai, dipastikan berasal dari laut lepas dan pengunjung yang kebingungan membuang sampah di sekitar pantai. “Ya, ini kami mau buang sampah bingung kar-ena di sini tidak ada tempat sampah dan petugas kebersihan. Pantai menjadi kotor Pak, pengunjung padahal ramai ke sini,” kata Agus salah satu pengunjung.

Pemerhati sekaligus anggota Kelompok Nelayan Sari Segara, Desa Baktiseraga, Kecamatan Kabupaten Buleleng, Kadek Wisata mengatakan, mengenai kebersihan pantai, masih belum ada perhatian optimal pemerintah kabupaten atau pemerintah daerah. Selain itu, kondisi pantai kotor diduga akibat perilaku masyarakat mem-

buang sampah sembarangan di tengah laut dan minimnya prasarana tempat sampah. “Masih ada saja sejumlah pedagang di area pinggir pantai Penimbangan, sengaja membuang sampah ke laut. Dari itu, angin dan arus membawa sampah ke pinggiran dan mengotori pantai Penimbangan,” ujarnya.

Kotornya area pantai penimbangan dikhawatirkan mengurangi kunjungan daya tarik wisata. Sistem sederhana yang dapat dilakukan dengan menerapkan go-tong royong. Dikatakan Wisata, karena disibukan mencari tangkapan ikan, ne-layan tidak rutin membersihkan sampah. Hal itu dikeluhkan, sebab sampah datang menumpuk di sepanjang bibir pantai. “Sampah itu datang setiap hari dari laut. Bahkan, tamu mancanegara sering berje-mur di sini. Padahal pantai Penimbangan ini potensinya tinggi sekali, kebersihan pantai mesti jadi prioritas dan menjaga citra pariwisata di Buleleng,” ucapnya.

l Kusuma

Wisata Pantai Penimbangan Penuh SampahPantai Penimbangan dipenuhi sampah. Kondisi ini merusak pemandangan wisatawan yang berlibur ke objek wisata yang terletak di Bali

Utara ini.

MBP/dok

Page 40: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201440

Raih sukses dengan menginformasikan kegiatan/usaha, tanggung jawab sosial pe-rusahaan (CSR), peluncuran produk, dan promosi lainnya melalui rubrik Event dengan

menghubungi bagian Iklan Bali Post - (0361) 225764. Penyampaian materi dilakukan dua minggu sebelum penerbitan.

MBP/ist

POLEMIK BERAKHIR - Polemik yang melanda internal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Majapahit Singaraja

akhirnya berakhir. Setelah lebih kurang lima tahun menjalani proses hukum, dualisme pengelolaan Stikes Majapahit Singaraja ini akhirnya ditetapkan Stikes Kampus Jalan Jelatik Gingsir No. 2X, Sukasada sebagai lembaga yang legal. Tampak Ketua Stikes

Majapahit Singaraja Kampus Jalan Jelantik Gingsir No. 2X Sukasada I Gede Sunjaya, S.Pd., M.M.Kes. (tengah) saat mem-

berikan keterangan pers, Jumat (19/9).

MBP/ist

TOP SPENDER - Dalam rangka meningkatkan brand awareness dan loyalty program pemegang Ferrari Credit Card by BNI, PT

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menggelar program peri-ode September 2013 – Juni 2014 bagi penggunaan teraktif (Top Spender Reward). Pemenang dalam program ini adalah Ir. A.A.

M Sukadhana Wendha. Wendha berhak memperoleh paket nonton F1 Singapore 2014, terdiri dari tiket F1 Singapore, tiket pesawat

business class Singapore Airlines (PP) Jakarta-Singapura, akomo-dasi di hotel bintang 5, dan fasilitas selama berada di Singapura.

MBP/ist

HEALTHY HEART - Mengambil tema Healthy Heart Healthy Lifestyle, Arisan Lestari menghadirkan seminar singkat dalam menjaga kesehatan jantung dengan gaya

hidup yang sehat. Bekerja sama dengan BaliMed Hospital dan Rai Fitness, talk show yang digelar sekitar 45 menit tersebut mampu mengundang antusias dari para peserta

arisan.

MBP/ist

BALI INDIA – Senator Terpilih RI Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III (Founder BIFA) Bersama Neeta Maholtra

(President BIFA), Mangku Suteja (Ketua Bali Villa Association/Ketua ISDPHI), Made Mandra (Forum Cinta Bali), Ramesh Shastry (Bali Sanskrit Institute), Made Aripta (Ketua Dewan Pesraman Bali), dan

Pasek Swastika (PHDI Bali) dalam perayaan HUT Bali India Friend-ship Association (BIFA) yang ke-4.

A K T I V I T A S

Page 41: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 41

MBP/kmb36

PERESMIAN KANTOR - Presiden Direktur Wana Artha Life Ya-nes Y. Matulatuwa (nomor 2 dari kanan), didampingi Senior Sales

Director Agustin Widyawati, Agent Director Bayu Prismantoro, dan Hendro Yuwono Salim, saat meresmikan kantor sales office di

ruko Hayam Wuruk Blok 4 Jalan Hayam Wuruk No.242, Denpasar Timur, Minggu (21/9). Selain pembukaan kantor, Wana Artha juga

menggelar gathering di Ballroom Sector Restaurant, Grand Bali Beach Sanur untuk memperkenalkan produk Wana Artha Life.

STUDI DOKTOR - Pinisepuh Pasraman Seruling I Ketut Nantra, M.Pd., berhasil menyelesaikan studi doktornya pada Selasa (23/9) lalu di Universitas Hindu Dharma Indo-nesia (UNHI). Dalam ujian terbuka promosi doktor untuk I Ketut Nantra, M.Pd. ini hadir beberapa tamu un-dangan terdiri dari sulinggih, dewan pasraman, keluarga, dan beberapa tamu lainnya. Pengujian dilakukan oleh Prof. Dr. I Putu Gelgel, S.H., M.Hum., Dr. I Wayan Budi Utama, M.Si., Dr. Wayan Paramartha, S.H., M.Pd., Dr. Ida Bagus Darmika, M.A., Prof. Dr. A.A. Ngurah Anom Kum-bara, M.A., Prof. Dr. I Ketut Suda, M.Si., dan Dr. Ida Ayu Gde Yadnya-wati, M.Pd.

MBP/Wid

WORKSHOP IHC - President of Indonesian Hypnosis Com-munity (IHC) Ir. Afifi Arka, CHt., CI. (tengah) terlihat sedang

membimbing peserta melakukan hipnoterapi dan mengukur kondisi hipnosis. IHC menggelar kembali Workshop Profesional Fundamental Hypnosis & Hypnotherapy pada Minggu (28/9) di

Hotel Aston Denpasar. Diadakannya lagi pelatihan ini untuk Mei yang berminat menekuni bidang ini.

SOSIALISASI - Ketua Managemen Operasional Tim INSW Djoko Tuhu Wibowo ketika membuka sosialisasi

perluasan dan uji coba sistem Indone-sia National Single Window (INSW) pada Selasa (23/9). Sistem ini diter-

apkan dalam rangka peningkatan pelayanan ekspor-impor serta pening-

katan investasi di Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa, Bali. Ke-

beradaan sistem ini akan mempermu-dah para pengusaha untuk memperoleh

perizinan secara elektronik.

MBP/Jay

MBP/May

Page 42: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201442

M O N U M E N

Monumen yang dibangun untuk mengenang korban ledakan Bom Bali I, 12 Oktober 2002 silam, Ground Zero, terletak

di Jalan Legian, Kuta. Lokasinya sangat strategis karena berada di antara kafe-kafe, night club dan toko-toko seni. Belakangan, monumen ini menjadi objek wisata baru yang paling popular bagi pelancong di Pulau Dewata.

Sebagai objek wisata yang fantastik, Ground Zero yang juga dikenal sebagai monumen kemanusiaan itu penuh dengan cerita misteri dan aneh yang sukar diung-kap oleh akal pikiran. Tragedi memilukan itu menelan 202 nyawa dan 196 yang dapat dikenal pasti manakala selebihnya masih menjadi misteri. Dan yang mening-gal, semuanya dari luar Kuta.

Seorang lelaki tua mengatakan, selepas tragedi bom Bali itu suasana di sekitar Tempat Kejadian perkara (TKP) memang mencekam. Ground Zero kerap kali diselubungi dengan kisah mistis. Suara tangisan dan jeritan minta tolong sering terdengar dari dua arah berkenaan.

Jeritan itu mengaku kepanasan dan meminta barang mereka dikembalikan termasuk dengan tubuh mereka yang tercerai berai. Memang, saat itu selain mayat yang ditemukan, banyak juga barang-barang peninggalan korban, sep-erti kalung emas, jam tangan mewah, HP atau barang berharga lainnya.

Lelaki asal desa setempat kemu-dian menceritakan, pernah ada beberapa pekerja di kawasan Legian yang harus pulang saat dini hari melihat bola api melayang-layang yang diyakini sebagai arwah penasaran. Seorang sopir taksi yang membawa penumpang dari Ground Zero menuju Sanur. Sampai di Sanur, turis tumpangannya itu ternyata tidak ada. Yang ada hanyalah bau anyir darah dan daging gosong menyengat mengerikan.

Orang-orang yang tinggal di dekat TKP mengaku pintu rumahnya sering diketuk tiba-tiba saat malam hari. Ketika melihatnya keluar, tidak ada sosok ma-nusia. Yang ada hanya sisa bau gosong dan darah yang seram. Pernah ada yang melihat sosok orang-orang bule sedang

jogging atau asyik merokok namun den-gan kondisi tubuh yang tidak lengkap dan rusak.

Lelaki yang masih enerjik itu juga menceritakan, pada saat petugas melaku-kan investigasi petugas diharuskan membawa beberapa barang bukti korban yang meninggal untuk diteliti. Petugas itu membawa album foto dan beberapa benda forensik lainnya di dalam kresek. Pada malam hari, dia melihat benda-benda peninggalan korban yang tewas itu bergerak dan berbunyi sendiri.

Dan setelah melakukan upacara Karu-pubaya, kejadian-kejadian aneh itu tak pernah terjadi. Begitu juga saat masyarakat sekitarnya sering meng-haturkan sesajen, kejadian aneh memang jarang terjadi. “Kini tempat ini menjadi tujuan wisata yang ramai,” ungkapnya.

l Budarsana

Ground Zero Masih Menyimpan Misteri

www.bali-travelnews.com

Page 43: Majalah balipost edisi 58

S A N I T A S I

Sayang dan cinta terhadap Bali, membuat Ivan Pereira de Araujo merasa terpanggil untuk turut mengurangi sampah yang ada. Sampah yang sering-kali mencoreng citra destinasi di Pulau Surga ini akan disulap menjadi energi listrik dengan cara membangun pabrik pengolahan sampah di bawah bendera Vanittelli Solusi Lingkungan Nusantara.

Pabrik pengolahan sampah padat itu akan dibangun di tempat pembuangan sampah di Suwung, dalam upaya men-gatasi sampah di kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Ta-banan). “Pengolahan sampah padat itu akan menghasilkan energi listrik,” kata Director President Vanittelli, Ivan Pereira didampingi Director Commercial Made Agustini di Denpasar baru-baru ini.

Kolaborasi dengan Geologist Abviser Cok Gede Darma Putra dan Ade dari UPT Pengelolaan Sampah Bali ini, selain menghasilkan energi listrik, pabrik itu juga menghasilkan limbah padat yang bernilai ekonomis. Seribu ton sampah diperkirakan menghasilkan listrik sekitar

35 megawatt per jam. “Kami akan mem-bangun konstruksi mesin tepat di lokasi sampah yang tertumpuk,” terangnya.

Sampah padat tersebut akan dimasukan dengan pemanasan hingga 6.000 derajat Celsius. Dengan teknologi plasma touch akan menghasilkan energi dan sampah berbentuk cair, kemudian didinginkan dan berubah menjadi batu. “Setelah digiling batu bisa dicetak untuk keperluan bahan bangunan dan termasuk juga campuran aspal,” ujarnya.

Setelah mendapat persetujuan kontrak, pihaknya langsung melakukan pemagaran seluas lima hektar. Selanjutnya memin-dahkan timbunan sampah yang meng-gunung untuk memudahkan mendirikan bangunan pabrik itu.

Pabrik itu terdiri atas satuan untuk pengobatan sampah padat atau sampah yang ada di TPA dan diolah dengan unit lain untuk memproduksi briket. “Investasi akan dilakukan sekitar 350 juta dolar AS dengan dana dari tanggung jawab Vanit-telli Solusi Lingkungan Nusantara yang bersumber dari patungan perseorangan

yang ada di Amerika Serikat, Brasil dan Jerman,” paparnya.

Dengan instalasi unit, jelas Ivan Perei-ra akan mempekerjakan sekitar 69 pekerja dan 200 pekerja tidak langsung. Mereka akan diberikan kursus gratis untuk Bali menciptakan spesialisasi nasional yang diajarkan tenaga internasional dari Brasil dan Amerika Utara.

l Budarsana

Tergerak karena Cinta Bali

www.bali-travelnews.com

Page 44: Majalah balipost edisi 58

T R A D I S I

BERBAGAI cara dilakukan krama Hindu dalam menyampaikan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa---Tuhan Yang Maha Kuasa, karena telah dianugerahkan kesehatan, hasil bumi yang melimpah, sumber air yang tak pernah ker-ing dan sebagainya. Terlebih ketika musim kemarau tiba, debit air umumnya mengecil, bahkan menghilang yang membuat warga mengalami krisis air bersih. Tetapi, bagi krama desa pangayah ngarep di Desa Pakra-man Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, sumber air di lereng bukit Desa Pakraman Manik Aji, Perbekelan Ban yang dianuger-ahkan Hyang Pencipta, masih menyediakan air yang cukup, kendati memasuki musim kering. Atas limpahan anugerah itu, umat setempat melakukan odalan Kayehan atau Ngusaba Negen, tiap Purnama Katiga. Tiap kali Ngusaba Negen, krama desa pangayah ngarep berbondong-bondong ngaturang ayah. Para pria negen atau memikul hasil bumi dan jajan. Tegenan hasil bumi dan jajan itu lantas digantung di balai agung atau bangunan palinggih di Pura tersebut.

Ngusaba atau odalan Kayehan digelar di pura di Desa Ban pada purnama katiga, Selasa (9/9) lalu. Ngusaba digelar sampai

Rabu (10/9).Ngusaba negen itu sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih warga kepada Ida Sang Hyang, karena mata air Toya Panon tetap ada. Toya panon (dalam Bahasa Bali berarti air mata). Mata air Toya Panon berada di lereng bukit Desa Pakra-man Manik Aji, Perbekelan Ban. Mata air itu menjadi sumber air bagi warga di desa yang tiap kemarau mengalami krisis air bersih. Meski kemarau panjang, mata air itu tetap mengalir. Namun pada kemarau panjang, debitnya agak mengecil.

Prosesi tradisi Ngusaba Negen itu sempat diatraksikan saat parade budaya di Karan-gasem. Parade budaya itu dalam rangka memeriahkan HUT RI, Agustus lalu. Tujuan-nya, melestarikan tradisi dan lokal genius desa-desa di Karangasem. Piodalan kayehan atau Ngusaba Negen, kata Bendesa Pakra-man Ban Nyoman Terus, digelar sebagai ungkapan puji syukur ke hadapan Hyang Pencipta yang telah menganugerahkan alam semesta atau bumi pertiwi, lengkap dengan mata air sebagai sumber kehidupan.

Salah satu prosesi dalam ngusaba negen itu, krama laki-laki pangayah pangarep menghaturkan hasil bumi ke Pura Puseh. Hasil bumi berupa jagung, ketela pohon atau

ketela rambat disertai jaja goreng, di-tegen (dengan cara dipikul) dihaturkan ke pura. Demikian juga sejak zaman dulu, warga yang mengambil air bersih ke Toya Panon, dengan cara negen atau memanggul dua penampung air seperti jeriken, ember atau blek. Soal kenapa piodalan atau ngusaba itu disebut Ngusaba Kayehan atau Ngusaba Ne-gen diduga karena pada zaman dulu, krama mengambil air dari mata air Panon dengan negen ke kayehan (mencari air ke mata air dengan cara negen). Sebagai wujud syukur sudah ada mata air yang tanpa pernah kering, krama pada saat ngusaba juga menghaturkan hasil bumi dengan cara negen.

Nyoman Terus menambahkan, pada za-man dahulu, warga di desa tandus itu mender-ita. Soalnya, terjadi kekeringan dan krisis air. Leluhur desa itu lantas mohon air kehidupan dengan bersemadi di gunung di wilayah Desa Pakraman Manik Aji. Ida Batara kasihan me-lihat krama Desa Ban yang sampai menangis (meneteskan air mata atau toya panon) karena kesulitan akibat krisis air. Ida Batara pun berkenan melimpahkan anugerahnya dengan mata air di Toya Panon.

l Budana

‘’Ngusaba Negen’’

Wujud Syukur ”Krama” Atas Anugerah Mata Air

Prosesi Ngusaba Tegenan yang diatraksikan saat Parade Budaya di Kota Amlapura.

Page 45: Majalah balipost edisi 58

SEBAGAI ucapan syu-kur atas anugerah Ida Ba-tara berupa mata air, serta mengenang jejak dan usaha leluhur bakti kepada Ida Ba-tara, tiap tahun krama Desa Pekraman Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem meng-gelar Ngusaba Negen.

Sebelum ngusaba digelar, terlebih dahulu dilakukan mendak Ida Batara Tirta ke Toya Panon. Prosesi mendak Ida Batara Tirta diiringi dengan bale ganjur. Saat rombongan panuwur tirta datang, di-pendak (disam-but) dengan tari-tarian, di antaranya tari ngelagar serta banten pamedak, serta la-baan. Tari ngelagar atau

ngel iger , tambah Bend-esa Pakraman Ban Nyoman Terus, bermakna pemutaran gunung Mandara Giri oleh para Dewa saat mengambil tirta amerta. Usai mendak Batara Tirta, prosesi di-lanjutkan dengan mape-kideh (mengelilingi) areal Pura Puseh. Krama pan-gayah negen atau membawa tegenen hasil bumi sembari bersorak-sorai sebanyak tiga kali putaran. Itu pertanda krama bersuka-ria dan wu-jud syukur atas anugerah Ida Batara, menganugerahkan mata air sebagai sumber kehidupan.

l Budana

“Mendak” Ida Batara Tirta

MBP/bud

Page 46: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 201446

T R A D I S I p R O p E R T I

Bisnis BaliInfo Bisnis di Bali

Harga properti yakni rumah dan tanah di Bali, utamanya di wilayah segi tiga emas Denpasar, Badung dan Gianyar, kini me-

mang menggila. Kondisi ini mempengaruhi minat dan daya beli masyarakat. Namun bagi masyarakat yang memang sudah ke-pepet sangat membutuhkan rumah, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi solusi pilihan. Tak hanya masyarakat konsumen, pengembang pun memilih menggandeng bank untuk memfasilitasi penjualan produk properti mereka lewat KPR.

Salah seorang pengembang RSH (Rumah Sehat Sederhana) nonsubsidi, Agus Sudiana, S.T. mengungkapkan, meluasnya informasi tentang KPR saat ini, membuat konsumen menjadi makin selektif memilih. Sementara pengembang sendiri tak boleh ketinggalan informasi tentang KPR, baik mengenai suku bunga maupun hal lainnya untuk ditawarkan dan menggaet konsumen. Untuk itu, biasanya pengembang bersinergi dengan bank umum untuk menyediakan fasilitas KPR bagi kon-sumen. Namun, pengembang hanya bisa me-nawarkan dan tidak bisa melakukan intervensi

terhadap konsumen dalam memilih KPR. “Mereka (konsumen) bisa memilih bank mana saja yang disiapkan oleh pengembang untuk mengajukan KPR,” jelasnya.

Sementara itu, owner PT Wana Kubu Land Made Ariyana, S.T. menyebutkan, meskipun dalam menggeber suku bunganya bank umum menjadikan BI rate satu-satunya acuan, namun suku bunga yang ditawarkan antara bank satu dengan yang lainnya bisa berbeda-beda. Suku bunga yang mereka tawarkan juga bisa berfluktuasi tergantung situasi dan kondisi yang berkembang.

Di tengah situasi harga lahan yang menggila, sementara di sisi lain ada aturan mengharuskan konsumen membayar uang muka 30 persen, membuat minat dan daya beli masyarakat tertekan. Sebab, 30 persen yang dibayar konsumen kepada pengembang harus diikuti permohonan KPR dengan plafon kredit yang lumayan besar pula. Misalnya, untuk harga rumah Rp 500 juta, 30 persen dari nilai tersebut harus dibayar di muka dan sisanya lagi 70 persen harus dicarikan KPR.

Meskipun ada tawaran KPR dari pengem-

bang, tak jarang konsumen lebih memilih melakukan pinjaman sendiri ke bank umum baik milik pemerintah maupun bank swasta, BPR bahkan LPD yang menawarkan suku bunga pinjaman lebih ringan, kemudahan dan potongan administrasi yang lebih sedikit serta jangka waktu pengembalian yang flek-sibel atau lebih lama. “Saya lebih memilih membayar tunai sisa pembelian tanah lagi 70 persen ke pengembang daripada KPR yang disediakan mereka. Uang tunai itu saya pin-jam dari LPD karena kebetulan menawarkan bunga yang relatif lebih murah, antara 1,2 persen sampai 1,4 persen per bulan untuk pinjaman di atas Rp 100 juta. Sementara di koperasi, bunga yang ditawarkan sekitar 1 persen per bulan. Tapi saya belum menjadi anggota koperasi dan pinjamannya juga tidak bisa sebesar di LPD atau BPR,” kata salah seorang warga yang mengaku membeli tanah di daerah Tabanan.

l Gunawan

KPR Bunga Rendah Jadi PilihanMBP/sugiarta

Page 47: Majalah balipost edisi 58

6 - 12 Oktober 2014 47

ANGKA transaksi properti men-jelang akhir 2014, belum tumbuh optimal walau Pilpres berlangsung aman dan damai serta dengan pen-guatan keputusan MK. Saat ini, pasar masih menunggu kebijakan dan team ekonomi presiden dan wakil presiden terpilih, Jokowi-JK. Hal tersebut di-ungkapkan pengamat properti John Sadewa.

Lesunya pasar properti menjelang akhir tahun ini, kata John, sesungguh-nya peluang sangat bagus bagi kon-sumen untuk belanja properti. Pasal-nya, semester pertama tahun 2015, apresiasi harga properti diprediksi akan merangkak naik di kisaran 10-25%. Hal itu disebabkan karena tertahan cukup lama, sedangkan kebutuhan akan hunian terus tumbuh dari waktu ke waktu, diiringi semakin mahalnya harga sewa rumah kos dan kontrakan.

Di samping itu, kondisi ini meru-pakan imbas kebijakan loan to value (LTV) BI dan proses transisi kekua-saan di pusat. Akibatnya, respons pasar masih lemah, investor masih wait and

see, serta konsumen dan user masih dihadang ketatnya persetujuan kredit akibat ketatnya likuiditas perbankan. “Pangsa pasar untuk properti resi-densial masih bagus, khususnya kelas menengah ke bawah karena konsumen di kelas ini tidak terimbas langsung oleh gejolak ekonomi global. Berbeda dengan kelas menengah yang cendrung lebih cepat kena dampak krisis global dan kebijakan moneter pemerintah,” ujarnya.

Namun, pasar properti di Bali den-gan kondisi harga lahan cukup ma-hal, sangat menghalangi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) memi-liki rumah siap huni. Kondisi ini akan disiasati dengan membeli tanah kaveling dan pembangunan sendiri secara bertahap. Peluang tersebut akan banyak dimanfaatkan oleh spekulan atau pengkaveling tanah untuk menarik keuntungan tinggi. “Pembangunan rumah unit akan kembali menggairah-kan bila ada support dari pemerintah, khususnya terkait perizinan. Sebab, selama ini belum optimal. Contohnya

di Bali,” kata developer Ida Bagus Dedy Darmawan, S.E., Ak.

Lesunya pasar properti tahun ini, seperti di Jakarta dan Bali, karena pangsa pasarnya beda. Menurutnya, investasi yang ramai itu kisaran Rp 700 juta ke bawah. “Harga terus naik, sedangkan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah tidak bisa men-jangkaunya. Beda dengan di Kupang, kisaran harganya Rp 400 juta ke bawah,” tambahnya.

Pengurus DPD REI Bali ini men-egaskan, kondisi tersebut diperparah dengan ikut bermainnya spekulan. Spekulan itu bukan pemain properti, tapi ikut main properti, contohnya pengkaveling tanah. “Pengkaveling dan pengembang perumahan atau dis-ebut juga developer, beda. Pengkavel-ing hanya berhubungan dengan BPN, sedangkan developer berhubungan dengan banyak instansi hingga ke perizinan,” ujar Dedy.

l Ngurah Kertanegara

2015, Harga Properti Diprediksi MeroketMBP/sugiarta

Page 48: Majalah balipost edisi 58

A K T I V I T A S

6 - 12 Oktober 201448

MBP/ist

REKOR MURI – Paulus Pangka (Manager MURI) Meny-erahkan Sertifikat MURI Kepada Dr. Shri I Gst. Ngrh. Arya

Wedakarna MWS III, S.E., M.Si. (Rektor Unmar) didampingi I Wayan Wisadnya, S.H.,M.H. (Wakil Rektor I) dan Dr.H.

Nuriantor, S.H., M.H. (WR II) di Grand Bali Beach Sanur. Universitas Mahendradatta memperoleh penghargaan MURI untuk satu–satunya PTS di Indonesia yang dikunjungi oleh 7

Menteri Kabinet RI dalam waktu 317 hari.

MBP/ist

SEMINAR HIPNOTERAPI - Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia Provinsi Bali menyelenggarakan seminar dengan tema

“Hipnotherapy For Better Health” dan Workshop “Teknik Relaksasi Progresive”. Menurut Ketua Panitia Seminar, I GA Oka Swarningsih, SKM, MPH tujuan utama kegiatan seminar dan workshop ini adalah untuk lebih mengenalkan Hipnotheray sebagai salah satu cara men-

gurangi masalah kesehatan, khususnya bersumber dari stres. Seminar yang dihadiri oleh 470 peserta dibuka Ketua PPNI Bali Drs. I Dewa

Agung Ketut Sudarsana, M.M.

MBP/ist

INTERNASIONAL - Sukmawati Sukarnoputri (Ketua Pem-bina The Sukarno Center) di Konferensi International 2nd WESA yang diikuti 90 negara anggota PBB. Putri bungsu

Soekarno ini merupakan kandidat kuat dalam posisi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI di kabinet mendatang.

Selain karena track record yang bersih dan jujur, Sukmawati juga dikenal sebagai figur yang sangat menguasai dunia

kepariwisataan.

MBP/ist

HARI JADI - Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III menerima potongan tumpeng saat perayaan Hari Jadi The Siva Budha

Center. Sebagai pendiri, Gusti Wedakarna menyampaikan bahwa ke depan siapapun umat Siwa Budha Indonesia haruslah tunduk dengan

ajaran leluhur yakni Sabdo Palon Nayogenggong yang merupakan pedoman hidup manusia Indonesia.

Page 49: Majalah balipost edisi 58

Harumi Sudrajat adalah creator of “My Tips Cantik” dan se-orang beauty blogger yang cantik dan ramah. Ia punya

banyak pengalaman tentang urusan tata rias. Dengan keterampilan yang dimi-likinya, Harumi berbagi pengetahuannya tentang tampil cantik seperti yang dilaku-kannya pada acara talk show “Beauty Tips” di Kuta, Sabtu (13/9).

Kesukaan Harumi pada urusan ke-cantikan muncul sejak kecil, karena seringnya ia melihat sang ibu berdandan. Selanjutnya ia meningkatkan keterampi-lannya secara otodidak. Harumi banyak membaca buku kecantikan dan menonton acara sejenis dari televisi luar serta rajin mempraktikannya. “Kita bisa terlihat can-tik dengan cara kita sendiri,” ujar Harumi yang tak pernah berhenti bereksplorasi dengan beragam jenis make up.

Harumi pun bicara berbagai hal tentang kecantikan. Terlebih dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan

padanya. Mulai dari cara memoleskan eyeshadow yang benar hingga memben-tuk alis yang baik.

Dengan lancar Harumi yang senang membantu banyak wanita agar lebih per-caya diri terhadap dirinya ini memberi-kan tips-tipsnya. Menjawab pertanyaan tentang alis Korea misalnya, Harumi mengatakan alis Korea bentuknya lurus aja. Jika ingin lebih natural, dapat meng-gunakan eyebrow dan bukan pensil alis. Alis lurus, katanya membuat wajah nampak lebih muda sedangkan alis yang sedikit menukik menghadirkan kesan cenderung lebih dewasa.

Mengenai warna alis, versi Harumi adalah menyesuaikan dengan warna rambut. Untuk warna rambut terang maka warna alis sebaiknya dua tingkat lebih gelap begitu pun sebaliknya. Disarankan pula menghindari menggoreskan warna hitam agar tidak memunculkan kesan galak. “Selain alis, mata juga membing-kai wajah, dan bisa mengubah seseorang

hanya dengan sentuhan di mata,” ujar beauty blogger yang banyak dipilih untuk menjadi endorser produk-produk ternama ini. Untuk mereka yang mengenakan kacamata untuk riasan mata sehari-hari, cukup menggunakan eyeliner yang sedikit lebih tebal di kelopak mata atas.

Harumi juga memaparkan tahap demi tahap make-up yang natural dan cocok dikenakan untuk jalan-jalan di akhir pekan. “Wajah itu seperti kanvas. Jadi, syarat pertama harus memperhatikan skin care atau perawatan kulit. Kulit yang bersih selain mampu memberikan mood yang baik juga sangat mudah ketika kita mengaplikasikan alas bedak,” katanya. Selain itu disarankan pula menggunakan scrub setiap minggunya. Juga diingatkan apapun jenis kulit seseorang pelembab tetap perlu digunakan di awal.

6 - 12 Oktober 2014 49

LAporAn

B E A U T Y

Tips Cantik ala Harumi Sudrajat

Page 50: Majalah balipost edisi 58

Pernah menikmati jaja lempog? Kue tradisional milik masyarakat Bali ini jarang sekali ditemukan di toko-toko kue ataupun di

swalayan. Jaja lempog biasanya dijual di pasar-pasar tradisional atau di warung-warung yang ada di pedesaan. Maklum, kue berwarna kecoklat-coklatan ini bu-kan tergolong jenis kue yang eksklusif, melainkan kue murah meriah yang biasa dikonsumsi para petani di pedusunan.

Jaja lempog menjadi murah, karena menggunakan bahannya dari ketela po-hon, singkong dan gula Bali (gula merah). Anak-anak ataupun para orang tua me-nyukai jaja lempog karena rasanya sangat legit dan enak. Kue itu menjadi lebih enak bila dinikmati sambil minum kopi dan teh baik pagi maupun sore hari.

Dulu, jaja lempog menjadi camilan masyarakat pedesaan. Tidak hanya disa-jikan kepada para petani yang menggarap

lahan persawahan, tetapi sering pula disajikan kepada warga yang sedang melakukan kegiatan suka duka (tradisi gotong royong) masyarakat Hindu di Bali. Masyarakat yang menggelar kegia-tan upacara keagamaan, seperti piodalan, masakapan (pernikahan), hingga upacara kematian (ngaben).

Tak hanya itu, ketika warga bergotong royong dalam membangun rumah, tempat suci dan dapur selalu menyajikan lempog camilannya. Begitu juga ketika para petani bergotong royong dalam menanam padi ataupun matekap (membajak dengan menggunakan sapi) juga ditemani jaja lempog menemani kopinya.

Selain menggunakan bahan yang sederhana dan gampang didapat, cara membuatnya juga sangat mudah. Bah-annya singkong, gula merah, garam dan kelapa.

Cara membuatnya, pertama singkong

dikelupas kulitnya kemudian dipotong menjadi bagian yang lebih kecil, selanjut-nya dikukus. Gula merah diiris menjadi lebih tipis sehingga mudah larut bersama singkong. Jika ingin rasa yang lebih mantap, gula merah itu bisa pula dikukus bersamaan dengan singkong.

Setelah matang, ketela itu dihaluskan dengan cara tradisional yakni ditumbuk sehingga sambil diputar-putar sehingga gula merah bisa meresap merata dan ditaburi garam.

Setelah halus, lempog itu kemudian dipotong-potong kecil-kecil. Lalu, ke-lapa yang sudah diparut dicampur garam dan gula pasir lalu dibubuhkan di atas lempog.

K U L I N E R

”Jaja Lempog”, Kue Tradisional yang Murah Meriah

www.bali-travelnews.com

6 - 12 Oktober 201450

Page 51: Majalah balipost edisi 58
Page 52: Majalah balipost edisi 58

Ketertutupandi Era Keterbukaan

58 | 6 - 12 Oktober 2014

RP 20.000