lp isolasi sosial fix

19
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI ISOLASI SOSIAL I. DIAGNOSA KEPERAWATAN Isolasi Sosial II. PROSES TERJADIYA MASALAH A. PENGERTIAN Menurut Depkes RI (2000), kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial. Menurut Balitbang (2007), merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisotasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagi pengalaman. Menurut Stuart dan Sundeen (1998), kerusakan interaksi sosial adalah satu gangguan kepribadian yang tidak fleksibel, tingkah maladaptif, dan mergganggu fungsi

Upload: lelaghasela-green-housecommunity

Post on 28-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lp Isolasi Sosial Fix

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI

ISOLASI SOSIAL

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Isolasi Sosial

II. PROSES TERJADIYA MASALAH

A. PENGERTIAN

Menurut Depkes RI (2000), kerusakan interaksi sosial merupakan suatu

gangguan interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak

fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang

dalam hubungan sosial.

Menurut Balitbang (2007), merupakan upaya menghindari suatu hubungan

komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan

tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien

mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang

dimanifestasikan dengan mengisotasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak

sanggup berbagi pengalaman.

Menurut Stuart dan Sundeen (1998), kerusakan interaksi sosial adalah satu

gangguan kepribadian yang tidak fleksibel, tingkah maladaptif, dan mergganggu

fungsi individu dalam hubungan sosialnya.

Menurut Towsend (1998), kerusakan interaksi sosial adalah suatu keadaan

dimaria seeorang berpartisipasi dalam pertukaran sosial dengan kuantitas dan

kualitas yang tidak efektif. Klien yang mengalami kerusakan interaksi sosial

mengalami kesutitan dalam berinteraksi dengan orang lain salah satunya

mengarah pada menarik diri.

Menurut Rawlins, 1993 dikutip Keliat (2001), menarik diri merupakan

percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain, menghindari

hubungan dengan orang lain.

Page 2: Lp Isolasi Sosial Fix

B. RENTANG RESPON

Gambar 3-1. Rentang respons isolasi sosial

Berikut ini akan dijelaskan tentang respons yang terjadi pada isolasi sosial:

Respons adaptif

Respons adaptif adalah respons yang masih dapat diterima oteh norma-

norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain

individu tersebut masih dalam Batas normal ketika menyelesaikan masalah.

Berikut ini adalah sikap yang termasuk respons adaptif.

a. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa

yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.

b. Otonomi, kemampuan individu untuk menentukan .dan menyampaikan ide,

pikiran, dan perasaan dalam hubungan sosial

c. Bekerja sama, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama

lain.

d. Interdependeri, saling ketergantungan antara

e. individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal.

Respon maladaptif

Respons mal adaptip adalah respons yang menyimpang dari norma sosial

dan kehidupan di suatu tempat. Berikut ini adalah peritaku yang termasuk

respons matadaptif.

a. Menarik diri, seseorang yang mengalami kesutitan dalam membina

MenyendiriOtonomiBekerjasamaInterdependen

Menarik diriKetergantungan Manipulasi Curiga

Merasa sendiriDependensiCuriga

Adapatif Maladapatif

Page 3: Lp Isolasi Sosial Fix

hubungan secara terbuka dengan orang lain.

b. Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri

sehingga tergantung dengan orang lain.

c. Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lain sebagai objek individu

sehingga tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.

d. Curiga, seseorang gagat mengembangkan rasa percaya terhadap orang lain.

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Faktor Predisposisi

Faktor tubuh kembang

Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan

yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial.

Bila tugas-tugas dalam perkembangan ini tidak terpenuht maka akan

menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya akan dapat

menimbutkan masalah.

Tahap Perkembangan

Masa Bayi Menetapkan rasa percaya

Masa pra sekolah Mengembangkan otonomi dan awal perilaku

mandiri

Masa sekolah Belajar menunjukkan inisiatif, rasa gangguan

Masa pra remaja Belajar berkompetisi, bekerjasama dan

berkompromi

Masa remaja Menjadi intim dengan teman lawan sesama

jenis atau bergantung

Masa dewasa muda MEnjadi saling bergantung a ntara orang tua

dan teman, mencari pasangan, menikah dan

mempunyai anak

Masa tengah baya Belajar menerima hasil kehidupan yang sudah

dilalui

Page 4: Lp Isolasi Sosial Fix

Masa dewasa tua Berduka karena kehilangan dan

mengembangkan perasaan keterikatan dengan

budaya.

Faktor komunikasi dalam keluarga

Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung

terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang

termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbutkan

ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota

keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu

bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang

menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan di Luar keluarga.

Faktor sosial budaya

Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan

suatu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal

ini disebabkan oleh norma-norma yang satah dianut oleh keluarga,

dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia tanjut,

berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dan lingkungan

sosialnya.

Faktor biotogis

Faktor biologis juga merupakan satah satu faktor pendukung terjadinya

gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat memengaruhi

terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misatnya pada klien

skizofrenia yang mengatami masalah dalam hubungan sosial memiliki

struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, serta perubahan

ukuran dan bentuk set-set dalam limbic dan daerah kortikal.

Page 5: Lp Isolasi Sosial Fix

Faktor Presipitasi

Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor

internal dan eksternal seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

Faktor eksternal

Contohnya adalah stressor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbutkan

oleh faktor sosial budaya seperti keluarga.

Faktor internal

Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu stress terjadi akibat ansietas

atau kecemasan yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan

keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini

dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau

tidak terpenuhinya kebutuhan individu.

D. PATOFISIOLOGIS

Berikut tanda dan gejala isolasi social:

- Kurang spontan

- Apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan)

- Ekspresi wajah kurang berseri

- Tidak merawta diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri

- Tidak ada atu komuniksai verbal

- Mengisolasi diri

- Tidak sadar terhadap lingkungan disekitarnya

- Asupan makanan dan minuman terganggu

- Aktivitas menurun

- Kurang energy

- Rendah diri

- Postur tubuh berubah,misalnya sikap fetus/janin (pada saat tidur)

Page 6: Lp Isolasi Sosial Fix

E. MEKANISME KOPING

Individu yang mengalami respon sosial maladaptif menggunakan berbagai

mekanisme dalam upaya untuk mengatasi ansietas. Mekanisme tersebut berkaitan

dengan dua jenis masalah hubungan yang spesifik.

Koping yang berhubungan dengan gangguan kepribadaian antisocial antara lain

proyeksi, splitting dan merendahkan orang lain, koping yang berhubungan dengan

gangguankepribadaian ambang splitting, formasi reaksi, proyeksi, isolasi, idealisasi

orang lain, merendahkan orang lain dan identifikasi proyeksi

F. POHON MASALAH

Gambar 3.2. Pohon masalah isolasi sosial

G. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Isolasi sosial

2. Harga did rendah kronis

3. Perubahan persepsi sensori hatusinasi

4. Koping individu tidak efektif

Defisit perawatan diri

Risti mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

GPS : Halusinasi

Isolasi Sosial

Harga diri rendah kronis

Koping keluarga tidak efektifKoping individu tidak efektif

Intoleransi Aktifitas

Page 7: Lp Isolasi Sosial Fix

5. Koping keluarga tidak efektif

6. Intoleransi aktivitas

7. Defisit perawat diri

8. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

H. DATA YANG PERLU DI KAJI

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

Subjektif :

Klien mengatakan malas bergaul

dengan orang lain

Klien mengatakan dirinya tidak

ingin ditemani perawat dan

meminta untuk sendirian

Klien mengatakan tidak mau

berbicara dengan orang lain

Tidak mau berkomunikasi

Data tentang klien biasanya

didapat dari keluarga yang

mengetahui keterbatasan klien

(suami, istri, anak, ibu, ayah,

atau teman dekat)

Objektif

Kurang spontan

Apatis, acuh terhadap

lingkungan

Ekspresi wajah kurang berseri

Tidak merwat diri dan tnidak

memperhatikan kebersihan diri

Tidak ada atau kurang

komunikasi verbal

Page 8: Lp Isolasi Sosial Fix

Mengisolasi diri

Tidak atau kurang sadar

terhadap lingkungan sekitarnya

Asupan makanan dan minuman

terganggu

Retensi urine dan feses

Aktivitas menurun

Kurang berenergi atau bertenaga

Rendah diri

Postur tubuh berubah, misalnya

sikap fetus atau janin (khususnya

pada posisi tidur)

I. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Pasien mampu:

- Menyadari

penyebab isolasi

sosial.

- Berinteraksi

dengan orang

lain.

Setelah . .x

pertemuan, pasien

mampu :

- Membina hubungan

sating percaya

- Menyadari

penyebabisolasi

sosial, keuntungan

dan kerugian

berinteraksi dengan

orang lain.

SP.1

ldentifikasi penyebab

- Siapa yang satu rumah

dengan pasien

- Siapa yang dekat dengan

pasien

- Siapa yang tidak dekat

dengan pasien

Tanyakan keuntungan dan

kerugian berinteraksi dengan

orang lain

- Tanyakan pendapat pasien

Page 9: Lp Isolasi Sosial Fix

- Melakukan interaksi

dengan orang lain

secara bertahap.

tentang kebiasaan

berinteraksi dengan orang

lain.

- Tanyakan apa yang

menyebabkan pasien tidak

ingin berinteraksi dengan

orang lain)

- Diskusikan keuntungan

bila pasien memiliki

banyak teman dan bergaul

akrab dengan mereka.

- Diskusikan kerugian bila

pasien hanya mengurung

din dan tidak bergaut

dengan orang lain.

- Jelaskan pengaruh isolasi

sosial terhadap kesehatan

fisik pasien

Latih berkenalan

- Jelaskan kepada klien cara

berinteraksi dengan orang

lain.

- Berikan contoh cara

berinteraksi dengan orang

lain.

- Ben kesempatan pasien

mempraktekkan cara

berinteraksi dengan orang

lain yang dilakukan

dihadapan perawat.

- Mulaitah bantu pasien

Page 10: Lp Isolasi Sosial Fix

berinteraksi dengan satu

orang teman / anggota

keluarga.

- Bila pasien sudah

menunjukkan kemajuan,

tingkatkan jumlah interaksi

dengan 2,3,4 orang dan

seterusnya.

- Beri pujian untuk setiap

kemajuan interaksi yang

telah dilakukan oleh

pasien.

- Siap mendengarkan

ekspresi perasaan pasien

setelah berinteraksi dengan

prang lain, mungkin pasien

akan mengungkapkan

keberhasilan atau

kegagalannya, beri

dorongan terus menerus

agar pasien tetap semangat

meningkatkan

interaksinya.

- Masukkan jadwal kegiatan

pasien.

SP 2

- Evaluasi kegiatan yang

tatu (SP 1)

- Latih berhubungan sosial

secara bertahap

Page 11: Lp Isolasi Sosial Fix

- Masukkan datam jadwal

kegiatan pasien

SP 3

- Evaluasi kegiatan yang

tato (SP1 dan 2)

- Latih cara berkenalan

dengan 2 orang atau tebih

- Masukkan datam jadwal

kegiatan pasien

- keluarga mampu

merawat pasien

denganisolasi

sosial

di rumah

Setelah …….x

pertemuan, keluarga

mampu menjelaskan

tentang :

- Masalah isolasi

sosial dan

dampaknya pada

pasien.

- Penyebab isolasi

sosial

- Sikap keluarga untuk

membantu pasien

mengatasi isolasi

sosialnya.

- Pengobatan yang

berkelanjutan dan

mencegah putus obat

- Tempat rujukan dan

fasilitas kesehatan

yang tersedia bagi

SP-1

- Identifikasi masalah yang

dihadapi datam merawat

pasien

- Penjelasan isolasi sosial

- Cara merawat pasien

isolasi sosial

- Latih (simulasi)

- RTL keluarga / jadwal

keluarga untuk merawat

pasien

SP-2

- Evaluasi kemampuan SP 1

- Latih (langsung ke pasien).

- RTL keluarga / jadwal

keluarga untuk merawat

pasien

SP-3

- Evaluasi kemampuan SP 1

- Latih (langsung ke pasien)

- RTL keluarga / jadwal

Page 12: Lp Isolasi Sosial Fix

pasien. keluarga untuk merawat

pasien.

SP-4

- Evatuasi kemampuan

keluarga

- Evaluasi kemampuan

pasien

- Rencana tindak lanjut

keluarga

- Follow Up

- rujukan

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: Lp Isolasi Sosial Fix

Dialami, Ermawati, dkk. 2009. Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan jiwa”.

Jakarta : CV. Trans Info Media

Anna Keliat, Budi, dkk. 2002. Asuhan Keperawatan Profesional Jiwa. Malang :

Fakultas Kedokmteran Universitas Brawijaya.

Yoseph, Iyas. 2007. Keperawatan Jiwa. Refita Aditama : Bandung