laporan ske 3 ked komunitas
DESCRIPTION
kkTRANSCRIPT
Pencegahan Sekunder Kanker Serviks
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menemukan kasus-kasus kanker serviks dengan
skrining dan deteksi dini sehingga kemungkinan sembuh pada penderita dapat ditingkatkan.
Deteksi dini atau skrining dapat dilakukan dengan berbagai metode, antara lain:
Kolposkopi, Servikologi, Pap Net (dengan komputerisasi), Tes molekul DNA- HPV.
Dan hingga metode skrining yang lebih sederhana, yaitu : Inspeksi visual dengan asam asetat
(IVA) dan Inspeksi visual dengan asam asetat dan pembesaran gineskopi (IVAB)
Siapa Yang Harus Menjalani Skrining Kanker Servisk
Menjalani tes kanker atau pra-kanker dianjurkan bagi semua wanita berusia 30 dan 45
tahun. Kanker leher rahim menempati angka tertinggi diantara wanita berusia antara 40 dan 50
tahun, sehingga tes harus dilakukan pada usia dimana lesi pra-kanker lebih mungkin terdeteksi,
biasanya 10 sampai 20 tahun lebih awal.
Sejumlah faktor resiko yang berhubungan dengan perkembangan kanker leher rahim,
diantaranya sebagai berikut:
- Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual (usia<20)
- Memiliki banyak pasangan seksual (wanita atau pasangannya)
- Riwayat pernah mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual), seperti Chlamydia atau gonorrhea,
dan khususnya HIV/AIDS
- Ibu atau saudara perempuan yang memiliki kanker leher rahim
- Hasil Pap Smear sebelumnya yang tak normal
- Merokok
Selain itu, ibu yang mengalami masalah penurunan kekebalan tubuh (mis., HIV/AIDS)
atau mengunakan costicosteroid secara kronis (mis.,pengobatan asma atau lupus) berisiko lebih
tinggi terjadinya kanker leher rahim jika mereka memiliki HPV.
A. PAP SMEAR
Sejak diperkenalkan pada tahun 1940 oleh Papanicolaou, Pap smear telah menjadi
pemeriksaan yang penting untuk deteksi dini kanker serviks. Pap smear dapat mendeteksi adanya
sel yang abnormal sebelum berkembang menjadi lesi prakanker atau kanker serviks sedini
mungkin.Pada dasarnya prinsip pemeriksaan Pap smear adalah mengambil epitel permukaan
serviks yang mengelupas/eksfoliasi pada zona transformasi, kemudian epitel tersebut diwarnai
secara khusus dan dilihat di bawah mikroskop untuk diinterpretasi lebih lanjut.
Akurasi Pap smear tergantung dari kualitas pelayanan, termasuk pengambilan,
persiapan, dan interpretasi hasil. Spesifisitas Pap smear biasanya lebih dari 90%.Sensitivitas Pap
smear bila dikerjakan setiap tahun mencapai 90%, setiap 2 tahun 87%, setiap 3 tahun 78% dan
bila setiap 5 tahun mencapai 68%.
Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan kapan saja, kecuali masa haid atau memang
dilarang atas petunjuk dokter. Bila wanita hamil, tidak menghalangi untuk melakukan papsmear,
karena test ini dapat dilakukan dengan aman. Ada beberapa syarat yang harus dipatuhi oleh
seorang wanita agar hasilnya valid, yakni test dilakukan pada masa subur, dua minggu sebelum
dan sesudah haid. Selama 1x24 jam wanita tidak boleh berhubungan seksual dan mencuci
vaginanya dengan antiseptic. Demikian juga dengan jenis obat yang dimakan dalam 24 jam
terakhir.Pasein harus mematuhi nasehat dokter sebab pada tahap awal sel kanker tidak bisa
dideteksi dengan mudah. Test papsmear dapat dilakukan pada wanita yang telah aktif
berhubungan seks dan disarankan dilakukan rutin setiap 1 tahun sekali
Rekomendasi skrining terbaru untuk kelompok usia tertentu, berdasarkan acuan dari
American Cancer Society, the American Society for Clinical Pathology (ASCP), the US
Preventive Services Task Force (USPSTF), and the American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) (ASCCP), adalah sebagai berikut :
• < 21 tahun : tidak ada skrining yang direkomendasikan
• 21-29 tahun : sitologi (Pap smear) saja setiap 3 tahun
• 30-65 tahun : Human Papilloma Virus (HPV) dan tes pendamping sitologi setiap 5
tahun (disukai) atau sitologi saja setiap 3 tahun (diterima)
• >65 tahun : tidak ada skrining yang direkomendasikan jika skrining yang adekuat
sebelumnya negatif dan risiko tinggi tidak ada.
• Skrining setelah histerektomi : tidak diindikasikan pada wanita tanpa serviks dan
tanpa adanya riwayat dari lesi prakanker high grade (CIN 2 atau CIN 3) pada 20 tahun terakhir
atau dari mulai didiagnosa kanker serviks.
Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan Pap smear, yaitu
Pap smear sebaiknya tidak dilaksanakan pada saat wanita menstruasi (haid). Dua hari sebelum
pemeriksaan Pap smear dilakukan, pasien dilarang bersenggama dan mencuci atau
menggunakan pengobatan melalui melalui vagina, dan idealnya, jika dijumpai servisitis (radang
serviks) sebaiknya diterapi terlebih dahulu sebelum dilakukan Pap smear. Alat-alat yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan Pap smear adalah meja ginekologi, lampu untuk pemeriksaan,
spekulum vagina, sarung tangan steril, object glass, spatula Ayre atau cytobrush, serta larutan
fiksasi alkohol 96%.
Pada saat pemeriksaan, pasien diminta untuk berbaring dalam posisi litotomi.
Lubrikan tidak direkomendasikan karena dapat mengkontaminasi atau mengganggu sampel
sitologi. Jika diperlukan air yang hangat dapat digunakan untuk melubrikasi dan menghangatkan
spekulum sebelum dimasukkan ke dalam vagina untuk kenyamanan pasien. Kemudian spekulum
dimasukkan ke dalam vagina sampai serviks tervisualisasi dengan baik, terutama zona
transisionaluntuk hasil yang adekuat.Lalu spatula ayre/cytobrush dimasukkan ke dalam kanalis
servikalis dan diletakkan di serviks kemudian diputar sejauh 360o untuk spatula ayre dan 5 kali
rotasi untuk cytobrush.Sampel yang diperoleh dipulaskan pada gelas objek. Lalu difiksasi
dengan larutan alkohol 96%.Pulasan-pulasan tersebut kemudian dikirimkan ke laboratorium
sitologi untuk pemeriksaan.
Yang perlu melakukan test pap smear adalah :
a. Wanita menikah atau melakukan hubungan seks pada usia<20 tahun
b. Wanita muda memiliki mulut rahim yang belum matang, ketika melakukan hubungan
seksual terjadi gesekan yang dapat menimbulkan luka kecil, yang dapat mengundang
masuknya virus.
c. Wanita yang sering berganti-ganti pasangan seks, akan menderita infeksi di daerah
kelamin, sehingga dapat ,mengundang virus HPV
d. Wanita perokok, memiliki resiko dibandingkan dengan wanita tidak merokok, karena
rokok akan menghasilkan zat karsinogen yang menyebabkan turunnya daya tahan di
daerah serviks
e. Wanita yang sering melahirkan, kanker serviks banyak dijumpai pada wanita yang
sering melahirkan disebabkan oleh trauma persalinan, perubahan hormonal, dan nutrisi
selama melahirkan.
B. Kolposkopi
Pemeriksaan melihat porsio (juga vagina dan vulva) dengan pembesaran 10-15x; untuk
menampilkan porsio, dipulas terlebih dahulu dengan asam asetat 3-5%. Pada porsio dengan
kelainan (infeksi Human Papilloma Virus atau Neoplasia Intraepitel Serviks) terlebih bercak
putih atau perubahan corakan pembuluh darah.
Kolposkopi dapat berperan sebagai alat skrining awal, namun ketersediaan alat ini terbatas
karena mahal. Oleh karena itu alat ini lebih sering digunakan dalam prosedur pemeriksaan lanjut
dari hasil tes pap abnormal.
C. Servikografi
Pemeriksaan kelainan di porsio dengan membuat foto pembesaran porsio setelah dipulas dengan
asam asetat 3-5% yang dapat dilakukan oleh bidan. Hasil foto serviks dikirim ke ahli genokologi
(yang bersertifikat untuk menilai)
D. Pap Net (dengan komputerisasi)
Pada dasarnya pemeriksaan Pap Net berdasarkan pemeriksaan slide Tes Pap. Bedanya untuk
mengidentifikasi sel abnormal dilakukan secara komputerisasi. Slide hasil Tes Pap yang
mengandung sel abnormal dievaluasi ulang oleh ahli patologi/sitologi.
Saat ini dijaringan Pap net yang ada di Indonesia slidenya dikirim ke Hongkong.
E. Tes DNA-HPV
Telah dibuktikan bahwa lebih 90% kondiloma serviks, NIS (Neoplasia Intraepitel Serviks) dan
kanker leher rahim mengandung DNA-HPV. Hubungannya dinilai kuat dan tipe HPV
mempunyai hubungan patologi yang berbeda Tipe 6 dan 11 termasuk tipe HPV resiko rendah
jarang ditemukan pada karsinoma infasif kecuali karsinoma verukosa. Sementara itu tipe 16, 18,
31, dan 45 tergolong tipe risiko tinggi.
F. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
Pemeriksaan visual exocervix, SCJ (squamocolumnar junction), dan kanal endocervix dengan
mata telanjang (tanpa pembesaran) dengan asam asetat. Hanya digunakan sebagai tes penapisan.
Laporan hasil : Tes-positif, Tes-negatif, Dicurigai kanker.
Manfaat dari IVA antara lain : memenuhi kriteria tes penapisan yang baik, penilaian ganda untuk
sensitivitas dan spesifitas menunjukkan bahwa tes ini sebanding dengan Pap smear dan HPV
atau kolposkopi.
Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, pada
masa kehamilan dan saat asuhan nifas atau paska keguguran. Tes tersebut dapat dilakukan pada
wanita yang dicurigai atau diketahui memiliki IMS atau HIV/AIDS. Bimbingan diberikan untuk
tiap hasil tes, termasuk ketika konseling dibutuhkan. Untuk masing-masing hasil akan diberikan
beberapa instruksi baik yang sederhana untuk ibu tersebut (mis., kunjungan ulang untuk tes IVA
setiap 1 tahun secara berkala atau 3/5 tahun paling lama) atau isu-isu khusus yang harus dibahas
seperti kapan dan dimana pengobatan dapat diberikan, risiko potensial dan manfaat pengobatan,
dan kapan perlu merujuk untuk tes tambahan atau pengobatan yang lebih lanjut.