ked-kel studi kasus

30
STUDI KASUS PASIEN PENATALAKSANAAN PASIEN WANITA USIA LANJUT DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2 BERDASARKAN PENDEKATAN HOLISTIK DI PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH BESAR PERIODE MEI - JUNI 2012 OLEH MARIANA INRI 110.2003.170 Pembimbing dr. Fathul Jannah, M.Si 1

Upload: arlia-syintia-putry

Post on 26-Jul-2015

102 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ked-kel Studi Kasus

STUDI KASUS PASIEN

PENATALAKSANAAN PASIEN WANITA USIA LANJUT

DENGAN PENYAKIT DIABETES MELITUS TIPE 2

BERDASARKAN PENDEKATAN HOLISTIK DI

PUSKESMAS KECAMATAN SAWAH BESAR

PERIODE MEI - JUNI 2012

OLEH

MARIANA INRI

110.2003.170

Pembimbing

dr. Fathul Jannah, M.Si

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS

KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2012

1

Page 2: Ked-kel Studi Kasus

BAB I

LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : Ny. Nurwati

Jenis Kelamin : Wanita

Usia : 44 tahun

Pekerjaan : Pedagang

Pendidikan : SD

Agama : Islam

Alamat : Jalan Mangga besar 13

No. CM : 7333

Tanggal Berobat : 28 Juni 2012

B. Anamnesa

Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 28 Juni 2012 pukul 10.00

WIB

1. Keluhan Utama: Merasa lemas sudah selama satu minggu

2. Keluhan Tambahan: kesemutan,dan sakit kepala

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke Puskesmas Sawah Besar, dengan keluhan badan

terasa lemas sudah selama satu minggu. Pasien juga sering merasa

kesemutan dan sakit kepala sejak seminggu yang lalu. Keluhan pandangan

buram,disangkal oleh pasien.

Pasien mengatakan sejak lima bulan yang lalu pasien sering merasa

lemas disertai lapar dan haus, serta sering buang air kecil kurang lebih

lima kali di malam hari sehingga mengganggu tidur dimalam hari. Lalu

pasien ke dokter Puskesmas Sawah Besar dan dilakukan pemeriksaan gula

darah untuk pertama kalinya, dan didapatkan hasil gula darah sewaktu 350

mg/dL. Sejak saat itu pasien didiagnosa oleh dokter terkena penyakit gula

2

Page 3: Ked-kel Studi Kasus

atau kencing manis (diabetes mellitus). Pasien diberikan obat-obatan untuk

mengurangi kadar gula darahnya. Lalu pasien disarankan untuk mengubah

pola makan dan gaya hidup serta selalu cek gula darah dan kontrol berobat

setiap bulannya. Tetapi pasien tidak melakukannya, pasien mengatakan

hanya berobat jika badannya mulai terasa lemas dan mulai mengganggu

aktivitas kerjanya. Terakhir kali pasien kontrol penyakitnya sekitar tiga

bulan yang lalu.

Pasien juga mengaku sering lupa minum obat, Pasien mengatakan

obat yang sebelumnya diberikan oleh dokter yaitu glibenklamid. Pasien

juga mengatakan jika pasien lupa minum obat,keluarga pasien tidak serta-

merta mengingatkannya. Hal tersebut juga diakui oleh pasien bahwa ia

sedih karena minimnya dukungan dan perhatian dari anggota keluarganya.

Menurut pengakuan pasien,pasien dianjurkan oleh dokter untuk

giat berolahraga minimal tiga kali dalam seminggu, namun pasien tidak

mengerjakannya dengan alasan sibuk berdagang kue di pasar dan malas

jika hanya berolahraga sendiri. Dokter juga memberitahukan agar pasien

menjaga pola makan dengan baik dan dianjurkan untuk konsultasi ke

bagian gizi yang ada di puskesmas. Pasien memang datang ke bagian gizi

untuk konsultasi, dan pasien pun menerapkan sebagian pola makan yang

sudah dianjurkan dalam praktek sehari-hari, seperti contoh pasien mulai

mengurangi porsi makan nasi. Namun, pasien mengaku masih sulit dalam

mengatur pola makan. Hal tersebut diakui pasien berkaitan juga dengan

motivasinya yang masih kurang untuk sembuh.

Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).

Pada tanggal 23 Juni 2012

o Pagi : Pisang goreng,kue putu mayang,Teh manis hangat

o Siang : Nasi dengan lauk pauk,Es Teh manis

o Malam : Nasi goreng , Air putih hangat

Pada tanggal 25 Juni 2012

o Pagi : Indomie rebus,Teh manis hangat

o Siang : Nasi padang, minuman soda

3

Page 4: Ked-kel Studi Kasus

o Malam : Sate ayam dan lontong,Air putih hangat

Pada tanggal 26 Juni 2012

o Pagi : Nasi uduk dengan gorengan, Teh manis hangat

o Siang : Kue jajanan pasar,dan gado-gado,Teh botol

o Malam : Martabak manis, Air putih

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

- Pasien menderita diabetes mellitus lima bulan yang lalu

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga:

- Ayah pasien memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus

6. Riwayat Sosial Ekonomi:

Pasien tinggal bersama suami dan empat orang anak kandungnya.

Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari usaha menjual sayuran

dengan penghasilan kurang lebih Rp 500.000 - 1.000.000,-/bulan. Ny.

Nurwati dan Tn.Mustamin mulai bekerja di Pasar Sawah Besar dari pukul

04:00 WIB hingga sayuran dan dagangan kuenya habis terjual, biasanya

hingga jam 13:00 WIB.

7. Riwayat Kebiasaan:

Sebelum terdiagnosa diabetes mellitus, riwayat kebiasaan makan

pasien dalam sehari adalah 2-3 kali/hari. Mengkonsumsi makanan yang

manis seperti minum teh manis lebih dari tiga gelas sehari dan kue jajanan

pasar seperti kue putu mayang, kebiasaan ini diakui oleh pasien sudah

lebih dari lima tahun. Pasien tidak memiliki kebiasaan olahraga karena ia

beranggapan bahwa pekerjaannya sebagai pedagang kue pasar juga sudah

cukup menguras tenaga dan keringat dan dianggap oleh pasien sama saja

dengan olah raga.

4

Page 5: Ked-kel Studi Kasus

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Vital sign

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 15

Tek. Darah : 120/90 mmHg

Frek. Nadi : 80 x/menit

Frek Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : 36,6 C

BB : 58 Kg

TB : 153 cm

Lingkar Perut : 89 cm

BB Ideal : (153-100) – (10 % x 53) = 47,7kg

Status Gizi : Normal

IMT : 24,7 kg/m2

Rumus Broca :( 58 :47,7) x100% =121

( Gemuk)

3. Status Generalis:

Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam keputihan tidak

mudah dicabut

Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid

Thoraks : Cor : BJ I – BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-),

wheezing (-/-)

Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien

tidak teraba

Ekstremitas : - Superior : Sianosis (-/-)

Edema (-/-)

- Inferior : Edema (-/-)

Sianosis (-/-)

5

Page 6: Ked-kel Studi Kasus

4. Status neurologis:

GCS : E4 M6 V5 = 15

Pupil di tengah bulat isokor, ukuran 3mm/3mm

a. Anggota gerak atas

Kekuatan : 4/5

Tonus : (+) / (+)

Atrofi : (-) / (-)

Refleks fisiologis

Biceps :(+) / (+)

Triceps : (+)/ (+)

Refleks Patologis

Refleks Hoffman : (-) / (-)

Refleks Trommer : (-) / (-)

Sensibilitas

Taktil : normal/normal

Nyeri : normal/normal

Suhu : Tidak dilakukan

Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan

Getar : Tidak dilakukan

b. Anggota gerak bawah

Kekuatan : 4/5

Tonus : (+) / (+)

Atrofi : (-) / (-)

Refleks fisiologis

Patella : (+) / (+)

Achilles : (+) / (+)

Refleks Patologis

6

Page 7: Ked-kel Studi Kasus

Babinski : (-) / (-)

Chaddock : (-) / (-)

Gordon : (-) / (-)

Oppenheim : (-) / (-)

Sensibilitas

Taktil : ↓/ ↓

Nyeri : + / +

Suhu : Tidak dilakukan

Diskriminasi 2 titik : Tidak dilakukan

Getar : Tidak dilakukan

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan gula darah kapiler tanggal 28 juni 2012

GDS : 428 mg/dL

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga: adalah pasien bernama Tn. Mustamin

berusia 47 tahun

b. Identitas Pasangan: istri bernama Ny. Nurwati berusia 44 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Keluarga terdiri atas Tn. Mustamin sebagai kepala keluarga, Ny.

Nurwati sebagai istri (pasien), An. Ryo sebagai anak pertama, An. Nusa

Anom sebagai anak kedua, An. Ayu Widia sebagai anak ketiga,dan An.

Ragil Prakoso sebagai anak ke empat. Ny.Nurwati tinggal dengan suami

dan ketiga anaknya. Keluarga terdiri atas suami, istri (pasien), dan empat

orang anak kandung pasien. Keluarga pasien termasuk keluarga yang

“kurang sehat” dalam arti setiap anggota keluarga kurang saling

mendukung satu sama lain.

7

Page 8: Ked-kel Studi Kasus

Fungsi adaptasi (adaptation) kurang baik, yaitu pasien merasa

sedih karena dukungan keluarga yang tidak begitu besar untuk membuat

pasien sembuh.

Fungsi kemitraan (partnership) kurang baik di mana setiap anggota

keluarga kurang berkomunikasi aktif untuk rembuk ataupun untuk

mengambil suatu keputusan atau menyelesaikan masalah yang dihadapi

oleh pasien dengan anggota keluarga yang lain. Setiap anggota keluarga

sudah sibuk dengan aktifitasnya masing.

Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak

ada tekanan untuk menyuarakan pendapat. Setiap anggota keluarga juga

dibebaskan memberi pendapat dan melakukan kegiatan yang disukainya.

Fungsi kasih sayang (Affection) dalam keluarga ini kurang

harmonis di mana hubungan suami dengan istri dan hubungan orang tua

dengan anak – anaknya kurang terjalin saling menyayangi, sehingga

perhatian tidak terlalu tampak di antara anggota keluarga karena

kesibukan masing-masing keluarga dan faktor usia. Hal ini mulai

dirasakan pasien sejak pasien dan suami mulai bekerja sebagai pedagang

untuk membantu mencukupi kehidupan keluarga. Dalam hal ini, bila ada

anggota keluarga yang sakit atau memiliki masalah, maka tidak seluruh

keluarga akan membahas dan mencari jalan keluar terbaik.

Fungsi kebersamaan (resolve) terbilang buruk dimana kurangnya

kebersamaan dalam membagi waktu untuk keluarga serta ruang untuk

bertukar pikiran juga menjadi salah satu hal yang membuat hubungan

dalam keluarga ini tidak begitu harmonis. Bahkan dalam satu rumah, tiap

anggota keluarga jarang bertemu karena kesibukannya masing-masing

anggota keluarga. Pemahaman keluarga sebagai wahana persemaian nilai

– nilai agama dan nilai – nilai luhur budaya bangsa tercermin dalam

kehidupan sehari – hari dimana setiap anggota keluarga memeluk satu

agama yang sama yaitu agama Islam dan termasuk taat dalam

menjalankan ibadah. Budaya dalam keluarga sangat kental dengan adat

Jawa yang merupakan suku asal dari pihak suami maupun istri. Logat

Jawa yang khas serta bahasa Jawa masih sering digunakan saat

8

Page 9: Ked-kel Studi Kasus

bercengkrama oleh setiap anggota keluarga namun tetap menggunakan

bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari – hari.

Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah

No Nama

Kedudukan

dalam

KeluargaGender Umur Pendidikan Pekerjaan

1.

Tn.Mustamin Kepala

Keluarga

(Ayah)

L 47 th SMP Pedagang

2. Ny. Nurwati Istri (Ibu) P 44 th SD Pedagang

3.Tn. Ryo

Anak I L 24 th SMABelum

bekerja

4Tn.Nusa Anom

Anak II L 22 th SMPBelum

bekerja

5 An.Ayu Widia Anak III p 13 th SMP Pelajar

6An.Ragil

PrakosoAnak IV L 8 th SD Pelajar

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal

Status kepemilikan rumah : milik sendiri

Daerah perumahan : padat bersih

Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan

Luas rumah: 12 x 9 m2 Keluarga Ny.Nurwati dan Tn.

Mustamin mempunyai rumah

yang cukup memenuhi kriteria

rumah sehat, karena luas rumah

sesuai dengan jumlah penghuni

dan semua anggota keluarga

mempunyai kamar untuk tidur.

Ketersediaan air bersih dan

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6

orang

Luas halaman rumah: 2 x 2 m2

Tidak bertingkat

Lantai rumah dari: Semen

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

9

Page 10: Ked-kel Studi Kasus

jamban keluarga cukup baik.

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 900 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan

rumah tangga)

- satu buah sepeda motor

- satu buah televisi 21 inch

- satu buah lemari es satu pintu

- tiga buah kipas angin

- satu buah kompor gas

- satu buah setrikaan

- tiga buah handphone

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:

a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas dan obat yang dijual

diwarung sekitar rumah.

b. Balita : (-)

c. Asuransi/Jaminan kesehatan : (-)

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)

Tabel 3 Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Angkot atau

kendaraan pribadi

Pasien jika sakit berobat ke

Puskesmas. Karena biaya

yang murah dan jarak yang

tidak terlalu jauh dari rumah,

sehingga dapat ditempuh

Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan

murah

Kualitas pelayanan Cukup memuaskan

10

Page 11: Ked-kel Studi Kasus

kesehatan dengan naik angkot atau naik

sepeda motor menuju

puskesmas. Dan pasien juga

merasa cukup puas dengan

pelayanan kesehatan yang

ada di puskesmas.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan makan:

Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu makanan

yang biasa dihidangkan Ny. Nurwati terdiri dari nasi, sayur, dan lauk.

Cita rasa makanan yang paling sering dihidangkan adalah manis.

Hampir setiap makan harus didampingi dengan kecap manis.Sayur

yang sering dimasak cukup bervariasi antara lain sayuran hijau baik

direbus atau ditumis. Lauk yang dihidangkan bervariasi seperti ayam,

Ikan asin, telur, tahu maupun tempe. Sedangkan untuk buah-buahan

jarang dikonsumsi oleh keluarga ini. Pola makan keluarga ini tiga kali

sehari, terdiri dari sarapan pagi, makan siang dan makan malam,

diantaranya terkadang keluarga ini mengkonsumsi gorengan dan kue

pasar sebagai cemilan. Di dalam sehari, Ny.Nurwati, sebagai penjual

kue, memiliki kebiasaan makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.

Begitu juga teh manis, merupakan jenis minuman yang paling sering

dikonsumsi, bisa lebih dari tiga gelas dalam sehari dan ditambah

kebiasaannya yang suka mengkonsumsi kue-kue manis seperti putu

mayang. Setelah terdiagnosis diabetes mellitus, dalam lima bulan

terakhir ini Ny. Nurwati, mulai diet makanan yang manis-manis dan

mulai mengurangi porsi makannya.

b. Menerapkan pola gizi seimbang:

Dalam tiga bulan terakhir, Keluarga Ny. Nurwati kurang

memperhatikan pola gizi seimbang dari menu yang mereka konsumsi,

misalnya penggunaan gula yang masih cukup tinggi dalam hidangan

11

Page 12: Ked-kel Studi Kasus

makanannya dan porsinya lebih banyak daripada buah dan sayur,

konsumsi buah juga jarang sekali. Hal ini mungkin dikarenakan

pengetahuan dan minat yang kurang mengenai pentingnya pola makan

gizi seimbang terkait dengan penyakit yang diderita pasien.

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Fasilitas yang telah tersedia cukup memudahkan keluarga Ny.

Nurwati dan Tn. Mustamin untuk melaksanakan pola hidup sehat dan

membantu menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Nurwati (pasien).

Kepemilikan sarana transportasi memudahkan pasien untuk

menjangkau Puskesmas dan instansi pelayanan kesehatan terdekat.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Pola konsumsi keluarga Ny. Nurwati kurang baik, dikarenakan Ny.

Nurwati masih sering mengkonsumsi makan makanan yang manis

seperti teh manis serta kue-kue jajanan pasar, Terlepas dari

penyakitnya, Ny.Nurwati juga merasa sedih karena anggota keluarga

inti-nya yang acuh terhadapnya penyakitnya yang dideritanya kini. Hal

tersebut yang membuatnya tidak memiliki niat yang kuat unuk

sembuh. Ia merasa seperti terabaikan dan merasa tidak diperhatikan.

Sang suami terlihat lebih fokus terhadap profesinya sebagai berjualan

sayuran. Sang Istri bekerja dari jam empat subuh hingga jam satu siang

atau sampai kue basah jualannya habis. Setelahnya, sang istri pulang

ke rumah untuk menyediakan makanan di rumah, beristirahat dan

kembali mempersiapkan kue basah yang akan dijualnya besok. Hal

tersebut juga menjadi salah satu faktor kurang harmonisnya antara istri

dan suami, karena minimnya komunikasi, kebersamaan. Anak pertama

dan keduanya yang masih menganggur dan belum memiliki pekerjaan

jarang berada dirumah karena sibuk melamar pekerjaan dan tidak

begitu perhatian terhadap pasien maupun penyakitnya.

Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran

12

Page 13: Ked-kel Studi Kasus

serta yang aktif dari seluruh anggota keluarga terutama suami pasien

yaitu dalam hal memperhatikan pasien. Peran keluarga pada saat

ini kurang memperhatikan keadaan kesehatan pasien terutama dalam

mengawasi pola makan. Selain itu fungsi keluarga harusnya selalu

memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum

obat teratur, kontrol berobat dan berolah raga. Namun pada saat ini

peran keluarga sangat kurang.

B. Genogram

1. Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family). Keluarga

terdiri dari Tn. Mustamin sebagai kepala keluarga, Ny. Nurwati sebagai

istri, empat orang anak laki-laki bernama Ryo, Nusa yang belum bekerja

dan Ragil yang masih bersekolah di Sekolah dasar, Juga satu orang anak

perempuan bernama Ayu Widia yang masih bersekolah di sekolah

menengah pertama. Seluruh anggota keluarga ini tinggal dalam satu

rumah.

2. Tahapan siklus keluarga:

- Tahapan siklus keluarga Tn. Mustamin dan Ny. Nurwati termasuk

ke dalam tahap :

Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)

Ny. Nurwati (pasien) adalah sebagai Ibu rumah tangga yang

menikah dengan Tn. Mustamin, mereka mempunyai 4 orang anak, yaitu

Tn. Ryo yang merupakan anak pertama. Anak kedua bernama Tn. Nusa

mereka belum bekerja dan dua orang anak usia sekolah yang bernama An.

Ayu dan An. Ragil yang masing-masing berusia 13 tahun dan 8 tahun dan

keduanya masih bersekolah.

13

Page 14: Ked-kel Studi Kasus

3. Family Map

Gambar 1. Family Map

Pria dengan Diabetes Melitus

Wanita dengan Diabetes Melitus ( Pasien)

Pria

Wanita

14

Tn.Tono Ny. Inah

Tn. Mustamin Ny. Nurwati

Tn. Ryo Tn. Nusa An. Ayu An. Ragil

Keterangan :

Page 15: Ked-kel Studi Kasus

Gambar 2. Denah Rumah Keluarga

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala

keluarga yang masih aktif bekerja sebagai pedagang dan istri pasien juga

bekerja sebagai pedagang dan lebih fokus terhadap pekerjaannya. Empat

orang anak yang tinggal serumah dengan pasien, yaitu dua belum bekerja

dan dua orang anak yang masih bersekolah yang salah satunya merupakan

anak remaja yang seringkali pergi bersama teman-temannya dan kurang

memberi perhatian kepada keluarga.

2. Masalah dalam fungsi biologis: Pasien memiliki riwayat penyakit

15

Page 16: Ked-kel Studi Kasus

keluarga diabetes mellitus, yaitu Ayah kandung. Saat ini pasien menderita

penyakit diabetes melitus. Jari-jari kaki pasien juga mulai sering

kesemutan. Terkadang tubuh pasien juga terasa lemas.

3. Masalah dalam fungsi psikologis: Suami pasien adalah seorang suami

yang sibuk berdagang dan berpenghasilan pas-pasan. Pasien, selain

menjadi ibu rumah tangga, dan mengurus empat orang anaknya, juga

berprofesi sebagai pedagang menjual kue basah di Pasar Sawah besar.

Anak-anak pasien kurang memberikan perhatian kepada pasien sehingga

dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga dinilai kurang akibat

tidak adanya kedekatan antar keluarga. Pasien juga seringkali merasa

sedih karena tidak mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya

terutama sejak ia menderia penyakit ini.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber

penghasilan utama pada keluarga adalah dari suami pasien sendiri yang

berasal dari dagangnya yang dibantu dari dagangan sang istri,sedangkan

kedua anak mereka yang tertua belum mendapat pekerjaan Untuk biaya

kesehatan, pasien masih dengan biaya sendiri.

5. Masalah lingkungan : Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan

lingkungan cukup padat penduduk dengan letak rumah yang berdekatan

satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan di sekitar rumah pun terjaga

dengan baik. Tingkat pencemaran udara di lingkunagn rumah pasien cukup

tinggi karena terletak di pinggir jalan yang ramai dilewati kendaraan

bermotor.

6. Masalah perilaku kesehatan : Keluarga kurang mengerti akan

pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Pasien juga tidak

memilki motivasi yang kuat untuk sembuh, sehingga pasien jarang datang

ke Puskesmas untuk kontrol penyakitnya. Selain itu usaha pasien dalam

merubah pola makan dan gaya hidup masih kurang.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

16

Page 17: Ked-kel Studi Kasus

Pasien datang ke Puskesmas Sawah Besar karena merasa lemas

yang sudah dirasakan dalam waktu satu minggu dan disertai dengan rasa

kesemutan serta sakit kepala. Kedatangan ini atas kemauannya sendiri.

Pasien merasa sejak sekitar satu minggu terakhir sering kesemutan di

kedua kaki dan juga merasa lemas dan sering mengantuk dan hal itu cukup

mengganggunya dalam bekerja. Jarak yang dekat serta biaya yg murah

serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan

menjadi salah satu faktor pendukung kedatangan pasien ke Puskesmas

Sawah Besar. Namun jika pasien merasakan hanya sakit ringan, pasien

hanya membeli obat di warung tanpa ada keinginan untuk berobat ke

dokter. Pasien datang kontrol dengan harapan mendapatkan pengetahuan

yang cukup tentang penyakitnya dan mengetahui perkembangan gula

darahnya.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis

Diabetes Mellitus tipe II yang tidak terkontrol dengan komplikasi

neuropati diabetik.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Keluarga pasien ada yang memiliki riwayat diabetes mellitus, yaitu

Ayah kandung pasien. Pasien sering lupa untuk minum obat dan malas

untuk kontrol gula darahnya. Pasien juga masih sulit mengontrol dan

membantasi mengkonsumsi makan-makanan dengan kadar gula tinggi

(tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita diabetes mellitus). Di

samping itu, pasien juga malas berolahraga, karena ia beranggapan

pekerjaannya sebagai pedagang makanan sudah cukup menguras tenaga

dan keringatnya dan sama saja seperti berolah raga.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

masalah kesehatan pasien)

17

Page 18: Ked-kel Studi Kasus

Tidak ada pelaku rawat dari keluarga yang tinggal dalam satu

rumah. Keluarga pasien kurang memerhatikan kondisi penyakit

pasien,kurangnya komunikasi antara pasien dan anggota keluarga

dikarenakan kesibukan masing-masing sehingga tidak mengingatkan

untuk berobat, kontrol gula darah atau minum obat, dan kurang

memperhatikan pola diet pasien.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Ny. Nurwati dapat sendiri melakukan aktivitas dan menjalankan

fungsi sosial dalam kehidupannya. Namun pasien mengaku kadangkala

terganggu dengan diabetes mellitus yang dideritanya terutama ketika

tangan atau kakinya mulai terasa kesemutan dan badan terasa lemas.

18

Page 19: Ked-kel Studi Kasus

E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan Keterangan

Aspek personal

menjelaskan mengenai penyakit diabetes serta komplikasi dari penyakit tersebut edukasi dan motivasi pasien akan pentingnya kontrol, berolah raga, menjaga pola makan, dan kepatuhan minum obat

Pasien Saat pasien berobat ke Puskesmas dan saat kunjungan ke rumah pasien sebanyak 2 kali

Sadar akan pentingnya untuk kontrol gula darah, berobat dan fungsi dan pola makan yang baik

Tidak menolak

Aspek klinik

Memberikan obat kencing manis (Diabetes Mellitus),dan menjelaskan fungsi obat dan cara konsumsinya yaitu :glibenklamid 1x1 (30 menit sebelum makan pagi dan metformin 1x1 setelah makan pagi) yang berfungsi untuk menurunkan kadar gula darah.dan diberikan tambahan vitamin B12 dosis 1x1 untuk keluhan kesemutan.

Pasien Pada saat kunjungan ke puskesmas

DM terkontrol, mencegah komplikasi

Tidak menolak

Aspek risiko internal

Membantu pasien mengubah pola makan yang rendah gula (sesuai diet Diabetes Melitus) dengan memberitahukan makanan apa yg boleh dimakan sesuai kebutuhan kalori pasien Penentuan kalori:1) 47,7x25=1192,5kal,2)5%x1192,5=-59,62 kal (usia>40 tahun)3)20%x1192,5=-238,5 kal(BB:Gemuk)4)20%x1192,5=+23,8 kal (aktivitas sedang)Kebutuhan kalori:1192,5 -59,62-238,5+23,8=918 kalKebutuhan:Karbohidr:at60%x918=550 setara=137 gr karboProtein:20%x918=183 setara=45,7 gr proteinLemak:20%x918=183 setara=20,3 gr lemak

Pasien dan keluarga Pada saat di puskesmas dan saat kunjungan ke rumah

Pasien mampu mengelola dan paham pola makan yang baik bagi penyandang diabetes mellitus

Tidak menolak

19

Page 20: Ked-kel Studi Kasus

menurunkan berat badan, menganjurkan untuk latihan jasmani seperti senam diabetes minimal 30 menit tiap kali, sebanyak 3-4x/minggu

Aspek psikososial keluarga

Menganjurkan keluarga memberi dukungan kepada pasien agar selalu menjaga kesehatannya dan selalu mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol gula darah, dan mendukung pola diet pasien. Menganjur-kan kepada keluarga pasien untuk meningkat-kan komunikasi yang baik dengan pasien

Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Keluarga memberi perhatian dan dukungan lebih kepada pasien dan pasien lebih termotivasi untuk sembuh

Tidak menolak

Aspek fungsional

Menyarankan pasien untuk latihan jasmani seperti :jalan kaki, senam diabetes ,bersepeda santai, joging dan berenang.

Pasien dan keluarga Pada saat kunjungan ke rumah Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat

Tidak menolak

20

Page 21: Ked-kel Studi Kasus

F. Prognosis

1. Ad vitam : dubia ad bonam

2. Ad sanasionam : dubia ad bonam

3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

21