ked keluarga
DESCRIPTION
ilmu kesehatan masyarakatTRANSCRIPT
UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Terhadap
TN. T dalam Menangani Permasalahan Penderita Diabetes
Melitus TYPE 2 dan Hipertensi dengan Suspect Retinopati
Diabeticum
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Dokter Umum
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
OLEH :
1. ANGGITA RIZKI KUSUMA J500100088
2. LINA ZAENABU J500100013
3. FARUQ MUHAMMAD J500100003
4. ALVIAN YUTA NUGRAHA J500100060
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
UPAYA PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA Terhadap
TN. T dalam Menangani Permasalahan Penderita Diabetes
Melitus TYPE 2 dan Hipertensi dengan Suspect Retinopati
Diabeticum
Yang diajukan oleh :
1. ANGGITA RIZKI KUSUMA J500100088
2. LINA ZAENABU J500100013
3. FARUQ MUHAMMAD J500100003
4. ALVIAN YUTA NUGRAHA J500100060
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Pada hari : 2015
Penguji
Nama : dr. Yusuf Alam Romadhon, M.Kes (...........................)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
2
TAHAP I: KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn. T
Umur : 64 tahun
Alamat : Sanggang, Bulu, Sukoharjo
Bentuk Keluarga : Commune Family
No Nama Status L/P Umur Pendidikan Pekerjaa
n
Pasien
Klinik
Keterangan
1. Tn. T Kepala
Keluarga
L 64thn SD Petani Ya DM Type
2
2. Ny. N Ibu P 54thn SD IRT Tidak -
3. An. I Cucu L 5thn - - Tidak -
Kesimpulan:
Keluarga Tn. T berbentuk extended family, Tn. T, 64 tahun dengan DM type 2 dan
hipertensi Suspect Retinopati Diabeticum. Anggota keluarga lain tidak memiliki
penyakit saat ini.
TAHAP II: STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama pasien : Tn. T
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Pria
Alamat : Sanggang, Bulu, Sukoharjo
Pekerjaan : Petani
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal pemeriksaan : 18 Maret 2015
No. RM : -
3
II. ANAMNESIS
Dilakukan pada tanggal 18 Maret 2015 jam 10.00 WIB didapat secara
autoanamnesis ( Tn. T; 64tahun; pasien )
Keluhan Utama
Pandangan Kabur
A. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien adalah pasien rutin mengikuti kegiatan prolanis tiap bulan.
Awal mula pasien diketahui terkena DM yaitu sekitar 7 tahun yang
lalu pasien merasakan gejala frekuensi BAK meningkat, nafsu makan
meningkat, rasa haus terus menrus dan berat badan menurun.
Beberapa bulan belakangan pasien merasakan keluhan yaitu berupa
pandangan kabur. Keluhan mulai dirasakan semakin memberat ketika
beraktifitas, sehingga pasien pun menggurangi kegiatannya sebagai
petani.
Mulai dari keluhan itu pun pasien memeriksakan diri ke Puskesmas
Bulu, pada saat itu dilakukan pemeriksaan Gula Darah Sewaktu dan
didapatkan hasil yaitu GDS 573 mg/dL. Lalu, oleh dokter puskesmas
diberikan penatalaksanaan awal pada penderita Diabetes namun,
pasien jarang mengontrolkan dirinya ke Puskesmas saat obat habis.
Pasien juga tidak mengontrol asupan makanannya, walaupun sudah
mendapatkan edukasi dari dokter sebelumya. Walaupun sudah
mendapatkan pengobatan namun kadar gula darah tidak kunjung
menurun akibat dari gaya pola hidup yang tidak diubah oleh pasien.
Saat ini pandagan kabur yang dirasakan oleh penderita merupakan
tanda awal terjadinya Retinopati Diabeticum yang mana merupakan
salah satu komplikasi dari Diabetes Melitus ini. Perlunya dukungan
dari keluarga, motivasi diri dari pasien serta perubahan pola gaya
hidup pasien agar penyakit yang diderita pasien dapat terkontrol
dengan baik. Pasien pun saat ini hanya pasrah dengan penyakitnya.
4
Riwayat Pribadi
1. Riwayat operasi : disangkal
2. Riwayat sakit jantung : disangkal
3. Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
4. Gastritis : disangkal
5. Alergi obat dan makanan : disangkal
6. Kejang : disangkal
B. Riwayat keluarga dan lingkungan
Riwayat Keluarga
1. Riwayat penyakit serupa : disangkal
2. Riwayat asma : disangkal
3. Riwayat bronkitis : disangkal
4. Riwayat hipertensi : disangkal
5. Riwayat diabetes melitus : disangkal
6. Riwayat penyakit jantung : diakui (ibu mertua)
7. Riwayat penyakit paru : diakui (ayah mertua)
Riwayat Lingkungan
1. Perokok : disangkal.
2. Penderita penyakit serupa : disangkal.
Pohon keluarga
5
Keterangan : Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran : compos mentis, GCS E4V5M6
Kesan status gizi: baik
1. Berat badan :50 kg
2. Tinggi badan : 170 cm
3. BMI : 17,30 kg/m2
4. Kesan : underweight
Vital signs
Tekanan Darah : 150/90mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi rate : 24 x/menit
Suhu : 37ºC
Pemeriksaan kulit :
Warna : sawo matang, pigmentasi normal
Turgor kulit : normal
Kelembaban : dalam batas normal
Tekstur : dalam batas normal
Edema : tidak ditemukan
Kelainan kulit lain : tidak ditemukan
Pemeriksaan rambut
Warna : hitam
Kelebatan : dalam batas normal
Distribusi : merata
Karakteristik lain : dalam batas normal
6
Pemeriksaan kelenjar limfe
Dalam batas normal.Tidak ditemukan pembesaran kelenjar limfe.
Pemeriksaan otot, tulang, sendi
Hipotrofi otot skeletal, tulang dan sendi (-) dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik
1. Kepala:
Bentuk mesocephal, wajah simetris, konjungtiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-), nafas cuping hidung (-).
2. Leher : retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-),
peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar limfe (-/-).
3. Thorax :
a. Paru-paru
Inspeksi :Simetris, retraksi intercostae (-)
Palpasi :
- Ketinggalan gerak
Depan: Belakang:
- - - -
- - - -
- - - -
- Fremitus
Depan Belakang
N N N N
N N N N
N N N N
Perkusi :
Depan Belakang
S S S S
S S S S
7
S S S S
S : sonor
Auskultasi :
- Suara dasar vesikuler menrun
Depan Belakang
+ - + -
- - - -
- - - -
- Suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
b. Jantung
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak.
Palpasi : ictus kordis tidak kuat angkat.
Perkusi : dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, bising jantung
tidak ditemukan.
4. Abdomen :
Inspeksi : sejajar dinding dada, spider nevi (-),
venektasi (-), distended (-).
auskultasi : peristaltik (+),udem (-)
Perkusi : timpani, ascites (-)
Palpasi : supel, lien tidak teraba, hepar dalam batas
normal,nyeri tekan (-).
5. Ekstrimitas : clubbing finger tidak ditemukan, edema tidak
ditemukan, pitting edem tidak ditemukan.
Pemeriksaan Psikiatri
Penampilan : Perawatan diri cukup
Kesadaran : compos mentis GCS E4V5M6
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
Proses pikir : Bentuk : realitistik
8
Isi : waham (-), halusinasi (-), ilusi (-)
Arus : koheren
Insight : baik
Pemeriksaan Neurologi
Fungsi Luhur : dalam batas normal
Fungsi Vegetatif : dalam batas normal
Fungsi Sensorik : dalam batas normal
Fungsi Motorik :
- Kekuatan :
5 5
5 5
- Tonus :
5 5
5 5
- Reflek fisiologis :
N N
N N
- Reflek patologis :
- -
- -
IV. DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Biologis : DM Type 2 dan Hipertensi suspect Retinopati Diabeticum
2. Psikologis : kondisi kejiwaan pasien baik
3. Sosial : kondisi lingkungan dan rumah kurang sehat
hubungan dengan tetangga berlangsung baik.
9
V. POMR (Problem Oriented Medical Record)
Daftar masalah Problem Assessment Planning Diagnosis
Planning Terapi
Planning Monitoring
- Pandangan kabur.
-polifagi, polidipsi, poliuri.
-jari-jari terasa kesemutan.
- BBturun- Hipertensi
Insensitivitas sel terhadap insulin
DM Type 2 dan Hipertensi Suspect Retinopati Diabeticum
- - Cek GDS rutin- Gula darah 2
jam puasa- Obat Anti
Diabetes (metformin, glibenklamid)
- Monitoring KU
- diet- monitoring
kadar gula
TAHAP III : IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA
A. FUNGSI HOLISTIK
- Fungsi Biologis
Merupakan extended family yang terdiri dari :Tn. M, Ny. N, An. I
- Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga terjalin akrab dan harmonis dengan kemampuan
menyelesaikan masalah secara musyawarah.
- Fungsi Sosial
Komunikasi dengan masyarakat cukup baik.
- Fungsi Ekonomi dan pemenuhan kebutuhan
Penghasilan keluarga tidak menentu, dirasa kurang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari termasuk pula untuk berobat ke sarana
kesehatan.Penderita sehari-harinya makan lebih dari 3x dengan nasi dan
lauk (sayur, tahu, tempe) . Pasien jarang makan buah.
- Kesimpulan
Keluarga Tn. T yang berbentuk extended family, didapatkan dengan DM
Type 2 dan Hipertensi Suspect Retinopati Diabeticum, dengan
pemasukan keluarga yang kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
10
B. FUNGSI FISIOLOGIS
Tn. T Ny. N An. I
A 2 2 2
P 2 2 2
G 2 2 2
A 2 2 2
R 2 2 2
TOTAL 10 10 10
Rata-rata = (10+10+10)/3
= 10
Kesimpulan : fungsi fisiologis keluarga Tn. T sangat baik
C. FUNGSI PATOLOGIS
SUMBER PATHOLOGY
Social Tn. T dapat berkumpul dengan keluarga dan
tetangga sekitar
Culture Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik,
masih menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa
sehari-hari
Religious Beragama islam, namun ketaatan kurang baik
Economic Penghasilan tidak menentu
Educational Tn. T lulusan SD
Medical Memiliki asuransi kesehatan
11
D. GENOGRAM
Keterangan
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Laki-laki mati
: Laki-laki mati
: Penderita
12
Faktor Perilaku
Keluarga Tn. TSikap:
keluarga kurang peduli terhadap penyakit
penderita
Lingkungan : rumah belum memenuhi syarat kesehatan
Tindakan: pasien sendiri rutin ikut kegiatan Prolanis tiap bulan
Faktor Non Perilaku
Pengetahuan: keluarga kurang memahami penyakit penderita
Keturunan : tidak ada faktor keturunan DM dalam
keluarga
Pelayanan Kesehatan : Jika sakit Tn. T diperiksakan
dipuskesmas atau pustu
E. FAKTOR PERILAKU DAN NON PERILAKU
F. FAKTOR INDOOR DAN OUTDOOR
INDOOR OUTDOOR
- Ruangan di dalam rumah terdiri
dari satu ruang tamu, satu ruang
makan, satu kamar tidur, dapur,
mushola dan kamar mandi.
- Penerangan rumah kurang cukup.
- Atap rumah tersusun dari
genteng dan tidak ditutup plavon.
- Ventilasi berupa jendela hanya
ada di ruang tamu dan dapur.
- Kamar pasien terletak di dalam
rumah bagian belakang dekat
kamar mandi dan dapur,
pencahayaan kurang, dan tidak
terdapat ventilasi di dalam kamar
pasien.
- Rumah penderita tidak memiliki
pagar dan pekarangan.
- Di depan rumah terdapat got
yang kotor, jarang mampet.
- Jalanan di depan rumah sudah
disemen.
- Di sekitar rumah terdapat
kuburan.
- Jarak rumah pasien dengan
tetangga kanan-kiri ½ m.
- Rumah pasien adalah kontrakan
yang berdempet di dalam gang
sempit.
- Tempat air menjadi satu dengan
13
tetangga yang lain / satu sumur.
Kesimpulan : Rumah pasien belum memenuhi kriteria kesehatan.
SIMPULAN FUNGSI KELUARGA
FUNGSI KETERANGAN
Holistik Cukup
Fisiologis Baik
Patologis Baik
Genogram Baik
Pola Interaksi Baik
Faktor perilaku Kurang
Faktor non perilaku Cukup
Faktor indoor Kurang
Faktor outdoor Kurang
14
PRIORITAS MASALAH
No.
Daftar Masalah I T R Jumlah
IxTxR
P S SB Mn Mo Ma
1. Kepedulian terhadap penyakit penderita kurang
5 4 4 3 4 4 4 15360
(II)
2. Kurangnya motivasi keluarga terhadap penyakit penderita
3 3 4 3 4 3 4 5184
(V)
3. Keadaan ekonomi yang kurang
5 3 4 3 3 3 3 4860
(IV)
4. Kurangnya untuk mengontrol asupan makanan
5 4 4 3 4 3 4 11520
(III)
5. Tingkat pengetahuan yang rendah tentang kesehatan
5 5 5 3 4 4 4 24000
(I)
Keterangan:
I : Importancy (pentingnya masalah).
P : Prevalence (besarnya masalah).
S : Severity (akibat yang ditimbulkan oleh masalah).
SB : Social Benefit (keuntungan sosial karena selesainya masalah).
T : Technology (tehnologi yang tersedia).
R : Resources(sumber daya yang tersedia).
Mn : Man (tenaga yang tersedia ).
Mo : Money (sarana yang tersedia ).
15
Ma : Material (pentingnya masalah ).
Dari indikator di atas, terdapat beberapa kriteria, antara lain :
1 = tidak penting
2 = agak penting
3 = cukup penting
4 = penting
5 = sangat penting
Kesimpulan : Prioritas masalah yang diambil dari keluarga Tn. T
adalah Faktor Pengetahuan.
TAHAP IV.HUBUNGAN PRIORITAS MASALAH DENGAN DM Type 2
dan Hipertensi suspect Retinopati Diabeticum YANG
DIDERITA Tn. T
A. Masalah Medis : DM Type 2.
B. Masalah Non Medis
1. Faktor perilaku:
a. Pengetahuan pasien kurang memerhatikan asupan makanan dan
jarang mengontrol penyakitnya.
b. Tindakan pasien jika sakit sudah cukup parah baru berobat ke
puskesmas dan dokter.
2. Faktor non perilaku:
a. Lingkungan rumah Tn. T belum memenuhi syarat kesehatan
C. Hubungan Prioritas Masalah dengan Diabetes Melitus Type 2 dan Hipertensi
yang Diderita Tn. T
Faktor Perilaku (Pola hidup yang kurang baik)
Faktor Non Perilaku (Lingkungan rumah yang kurang sehat)
Tn. T cenderung memiliki pola hidup yang kurang baik, yaitu kurang
memperhatikan kebersihan diri sendiri setelah beraktivitas, pola makan
16
yang tidak teratur dan memenuhi gizi seimbang, tindakan kurang baik
pasien yang menunggu sakitnya sampai cukup parah baru berobat, dan
juga kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya. Selain
itu pasien juga memiliki lingkungan rumah yang kurang sehat, yaitu
tidak adanya pembuangan air limbah yaitu MCK, lantai yang terbuat
dari tanah dan ditutup semen dan tidak adanya ruangan untuk tiap-tiap
anggota keluarga sebagai syarat Rumah bersih, namun jendela untuk
pencahayaan dan udara yang masuk dari luar ke dalam rumah sudah
memenuhi syarat.
Pada pasien dengan Diabetes Melitus seharusnya selain pola hidup
yang harus baik, perlu diperhatikan pula tentang keadaan rumah.Rumah
yang sehat adalah rumah yang mempunyai tempat pembuangan air limbah
seperti MCK.
Pengobatan Diabetes Melitus pada prinsipnya yaitu istirahat cukup,
diet, menjaga kebersihan diri seperti alas kaki untuk menghindari
terjadinya Ulcus Diabeticum dan lingkungan bersih userta minum obat
anti diabetic dan pengontrolan kadar gula darah yang teratur.
TAHAP VA :SIMPULAN (DIAGNOSIS HOLISTIK)
• Diagnosis Biologis : Diabetes Melitus type 2 dan Hipertensi Suspect
Retinopati Diabeticum
• Diagnosis Psikologis : Kondisi kejiwaan pasien baik
• Diagnosis Sosial : Pola hidup pasien kurang baik
Kondisi lingkungan rumah kurang sehat
TAHAP VB :SARAN ( KOMPREHENSIF)
1. Promotif :
Meningkatkan pengetahuan penderita dan keluarga mengenai penyakit
yang sedang dialaminya melalui edukasi terhadap penderita dan keluarga
sehingga penderita bisa terdorong untuk memeriksakan penyakitnya secara
17
rutin ke rumah sakit. Memberikan pengertian kepada keluarga untuk selalu
mendukung dan mendorong penderita agar bisa mengendalikan
penyakitnya. Diharapkan dengan peningkatan pengetahuan penderita dan
keluarga, mampu menumbuhkan kesadaran dalam diri penderita dan
keluarga untuk selalu memeriksakan penyakitnya secara rutin. Selain itu
juga diharapkan akan terjadi perubahan gaya hidup dari keluarga yang
akan membantu penderita dalam mengendalikan penyakit dan mencegah
terjadinya komplikasi yang lebih buruk
2. Preventif :
Memeriksa kadar gula darahnya setiap 1 bulan sekali, pola makan yang
teratur, mengurangi stressor, olahraga teratur.
Ada beberapa cara untuk menetukan jumlah kalori yang dibutuhkan
seorang pasien diaabetes mellitus ( DM ) :
1. Menghitung kebutuhan basal dengan cara mengalikan berat badan ideal dengan 30 untuk laki-laki dan 25 untuk wanita. Kebutuhan kalori sebenarnya harus ditambah lagi sesuai dengan kegiatan sehari-hari.BB ideal Tn. T : (TB dalam cm – 100) x 10%
: (170-100) x 10% : 70 kg
Kebutuhan Basal : 70kgx 30 : 2100
18
Kebutuhan kalori berdasarkan tabel berikut :
3. Kuratif :
Terapi Insulin dan kombinasi OAD.
4. Rehabilitatif :
Istirahat yang cukup serta pencegahan-pencegahan untuk mengurangi
resiko komplikasi.
19
LAMPIRAN
20
21
22
DAFTAR PUSTAKA
1. PAPDI. 2006. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Pp 1864-1865.
2. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. PERKENI. Jakarta. Pp 1-
49.
23