laporan simplisia

59
PEMBAHASAN Dari hasil praktikum diperoleh data masing-masing spesies tanaman sebagai berikut : 1. Gadung (Dioscorea hispida Denust.) Klasifikasi ilmiah Kerajaa n: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Liliopsida Ordo: Dioscoreales Famili: Dioscoreaceae Genus: Dioscorea Spesies : D. hispida Denust. Deskripsi tanaman : Pohon : perdu memanjat yang tingginya dapat mencapai 510 m. Batangnya bulat, berbulu dan berduri yang tersebar sepanjang batang dan tangkai daun. Tumbuh pada tanah datar hingga ketinggian 850 m dpl, tetapi dapat juga diketemukan pada ketinggian 1.200 m dpl. Umbi : Umbinya bulat diliputi rambut akar yang besar dan kaku. Kulit umbi berwarna gading atau coklat muda, daging umbinya berwarna putih gading atau kuning. Umbinya muncul dekat permukaan tanah. Umbinya sangat beracun karena mengandung alkohol

Upload: hutricsw

Post on 07-Aug-2015

2.032 views

Category:

Documents


36 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Simplisia

PEMBAHASAN

Dari hasil praktikum diperoleh data masing-masing spesies tanaman sebagai

berikut :

1. Gadung (Dioscorea hispida Denust.)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Dioscoreales

Famili: Dioscoreaceae

Genus: Dioscorea

Spesies: D. hispida Denust.

Deskripsi tanaman :

Pohon: perdu memanjat yang tingginya dapat mencapai 510 m. Batangnya

bulat, berbulu dan berduri yang tersebar sepanjang batang dan

tangkai daun. Tumbuh pada tanah datar hingga ketinggian 850 m

dpl, tetapi dapat juga diketemukan pada ketinggian 1.200 m dpl.

Umbi : Umbinya bulat diliputi rambut akar yang besar dan kaku. Kulit umbi

berwarna gading atau coklat muda, daging umbinya berwarna putih

gading atau kuning. Umbinya muncul dekat permukaan tanah.

Umbinya sangat beracun karena mengandung alkohol yang

menimbulkan rasa pusing-pusing. Bila umbinya dibiarkan tua

warnanya akan berubah menjadi hijau dan kadar racunnya akan

makin pekat.

Daun : daun majemuk terdiri dari 3 helai daun. Bunga tersusun dalam

ketiak daun, berbulit, berbulu dan jarang sekali dijumpai.

Bunga: tanaman ini yang berwarna kuning sangat harum digunakan untuk

mewangikan pakaian dan dapat pula dipakai sebagai hiasan

rambut.

Bagian yang digunakan : batang

Page 2: Laporan Simplisia

Kandungan dan manfaat : parutan umbi gadung ini digunakan untuk

mengobati penyakit kusta tahap awal, kutil, kapalan dan mata ikan.

Bersama dengan gadung cina (Smilax china L.), umbi gadung dipakai

untuk mengobati luka-luka akibat sifilis. Di Thailand, irisan dari umbi

gadung dioleskan untuk mengurangi kejang perut dan kolik, dan untuk

menghilangkan nanah dari luka-luka. Di Filipina dan Cina, umbi ini

digunakan untuk meringankan arthritis dan rematik, dan untuk

membersihkan luka binatang yang dipenuhi belatung.

2. Jati (Tectona grandis)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Tectona

Spesies: Tectona grandis

Deskripsi :

Pohon: pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang

lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang

luruh di musim kemarau. Jati dapat tumbuh di daerah dengan

curah hujan 1 500 – 2 000 mm/tahun dan suhu 27 – 36 °C baik di

dataran rendah maupun dataran tinggi.

Daun : berbentuk elips yang lebar dan dapat mencapai 30 – 60 cm saat

dewasa.

Bagian yang digunakan : batang

Senyawa yang terkandung : antioksidan

Manfaaat :

Page 3: Laporan Simplisia

membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker

meningkatkan metabolisme lemak dalam tubuh. Hal ini menjadikannya

sebagai pelangsing alami yang bisa membantu menurunkan berat

badan, melancarkan sistem pencernaan dan buang air besar (BAB),

mencegah obesitas (kegemukan), mengurangi selulit dan menurunkan

kolesterol jahat.

3. Singkong (Manihot utilisima)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malpighiales

Famili: Euphorbiaceae

Upafamili: Crotonoideae

Bangsa: Manihoteae

Genus: Manihot

Spesies: M. utilisima

Deskripsi :

Umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah

2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang

ditanam.

Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan.

Bagian yang digunakan : kulit batang

Senyawa yang terkandung : mengandung tannin, enzim peroksidase,

glikosida, dan kalsium oksalat.

Manfaat : obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan,

disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina.

Page 4: Laporan Simplisia

4. Pinang (Areca catechu)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Arecales

Famili: Arecaceae

Genus: Areca

Spesies: A. catechu

Deskripsi :

Pohon : Batang lurus langsing, dapat

mencapai ketinggian 25 m

dengan diameter lk 15 cm, meski ada pula yang lebih besar.

Tajuk tidak rimbun.

Daun : Pelepah daun berbentuk tabung dengan panjang 80 cm,

tangkai daun pendek; helaian daun panjangnya sampai 80

cm, anak daun 85 x 5 cm, dengan ujung sobek dan bergerigi.

Bunga : Tongkol bunga dengan seludang (spatha) yang panjang dan

mudah rontok, muncul dibawah daun, panjang lebih kurang

75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap, sumbu

ujung sampai panjang 35 cm, dengan 1 bunga betina pada

pangkal, di atasnya dengan banyak bunga jantan tersusun

dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan

panjang 4 mm, putih kuning; benang sari 6. Bunga betina

panjang lebih kurang 1,5 cm, hijau; bakal buah beruang 1.

Buah : buni bulat telur terbalik memanjang, merah oranye, panjang

3,5 - 7 cm, dengan dinding buah yang berserabut. Biji 1

berbentuk telur, dan memiliki gambaran seperti jala.

Bagian yang digunakan : batang

Senyawa yang terkandung : alkaloida, arecaidine, arecolidine, guracine

(guacine), guvacoline dan beberapa unsur lainnya.

Page 5: Laporan Simplisia

Manfaat : Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk

mengobati sakit disentri, diare berdarah, kudisan, cacingan, mengatasi

cacing pita. Biji ini juga dimanfaatkan sebagai merangsang otak penghasil

zat pewarna merah dan bahan penyamak.

5. Ubi (Ipomoea batatas Poir )

Klasifikasi :

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Bangsa : Solanales

Suku : Convolvulaceae

Marga : Ipomoea

Jenis : Ipomoea batatas Poir

Deskripsi :

Habitus : herba, semusim, panjang ± 5 m.

Batang : bulat, bercabang, lunak, bergetah, beruas, tiap buku bisa

tumbuh akar, membentuk umbi, hijau pucat.

Daun : tunggal, bertangkai, bulat, ujung runcing, tepi rata, pangkal

ramping, pertulangan menyirip, panjang 4-14 cm, lebar 4-11 cm,

hijau.

Bunga : majemuk, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk

lonceng, bertaju lima, hijau, mahkota bentuk corong, panjang 3-

4,5 cm, putih, benang sari lima, melekat pada mahkota, putik

bentuk benang, kepala putik kecil, putih.

Buah : kotak, bulat telur, beruang 2-4, masih muda hijau setelah tua

hitam.

Biji : kecil, diameter ± 1 mm, putih kotor. Akar : tunggang, putih

Bagian yang digunakan : batang

Senyawa yang terkandung : saponin, flavonoid, polifenol, vitamin C,

vitamin E, betakaroten, vitamin B yaitu B6 dan asam folat, serat,

karbohidrat kompleks, 

Khasiat : obat bisul, obat penurun panas, obat luka bakar, jantung dan

kanker, mengontrol kadar gula darah, dan menjaga daya ingat (anti pikun).

Page 6: Laporan Simplisia

6. Suplir (Adiantum cuneatum L. )

Klasifikasi :

Divisi : Pteridophyta

Kelas : Filicinae

Bangsa : Eufilicales

Suku : Polypodiaceae

Marga : Adiantum

Spesies : Adiantum cuneatum Langs. &

Fisch.

Deskripsi :

Pohon : Semak, semusim, tinggi ± 1,3 m.

Batang : Tegak, mudah retak, silindris, permukaan licin, percabangan

tumbuh dari pangkal, hitam.

Daun : Tunggal, di ujung cabang atau batang, lonjong, tepi berlekuk,

ujung runcing, pangkal bertoreh, pada sisi bawah daun

terdapat spora untuk berkembang biak, panjang 20 – 40 cm,

lebar 15 – 25 cm, hijau.

Bunga : Tanaman berspora.

Akar : Serabut, bulat, putih.

Bagian tanaman yang digunakan : herba

Senyawa yang terkandung : saponin, flavonoida, dan tanin 

Khasiat : pelancar air seni dan obat cacing

7. Alga coklat ( Phaeophyta )

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Devisio : Phaeophyta

Page 7: Laporan Simplisia

Genus : Brown Algae

Klas : Phaeophyceae

Deskripsi : Tubuhnya selalu berupa talus yang multiseluler yang

berbentuk filamen, lembaran atau menyerupai semak/pohon yang dapat

mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang hidup didaerah

beriklim dingin. Sel vegetatif mengandung kloroplas berbentuk bulat

panjang, seperti pita, mengandung klofil serta xantofil.

Bagian yang digunakan : herba

Senyawa yang terkandung :  mengandung khlorofil a dan khlorofil c serta

beberapa santofil misalnya fukosantin, laminarin, manitol, selulose dan

asam alginat.

Khasiat : pencegah gondok, menurunkan kadar lemak dalam darah,

menurunkan kadar kolesterol

8. Kalanjana (Pennisetum purpureum Schumacher )

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Poales

Famili : Poaceae 

Genus : Pennisetum

Spesies : Pennisetum

purpureum Schumacher

Deskripsi : tanaman tahunan yang berdiri

tegak, berakar dalam, dan tinggi dengan rimpang yang pendek. Tinggi

batang dapat mencapai 2-4 meter (bahkan mencapai 6-7 meter), dengan

diameter batang dapat mencapai lebih dari 3 cm dan terdiri sampai 20

ruas / buku. Tumbuh berbentuk rumpun dengan lebar rumpun hingga 1

meter. Pelepah daun gundul hingga berbulu pendek; helai daun bergaris

dengan dasar yang lebar, ujungnya runcing.

Page 8: Laporan Simplisia

Bagian yang digunakan : herba

Senyawa yang terkandung : -

Khasiat : -

9. Bawang Putih (Allium sativum L.)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Liliidae

Ordo : Liliales

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum L.

Deskripsi :

Habitus : Herba annual (2-4 bulan), tegak, 30 – 60 cm. Batang : kecil

(corpus), 0,5 – 1 cm.

Daun : bangun garis, kompak, datar, lebar 0,4 – 1,2 cm, pangkal

pelepah membentuk umbi, bulat telur melebar, anak umbi,

bersudut, dibungkus oleh selaput putih, pelepah bagian atas

membentuk batang semu.

Bunga : susunan majemuk payung sederhana, muncul disetiap anak

umbi, 1-3 daun pelindung, seperti selaput. Tenda bunga : enam

daun, bebas atau berlekatan di pangkal, bentuk memanjang,

meruncing, putih-putih kehijauan-ungu.

Umbi lapis : berupa umbi majemuk berbentuk hampir bundar, garis

tengahnya 4 – 6 cm terdiri dari 8 – 20 siung seluruhnya

diliputi 3 – 5 selaput tipis serupa kertas berwarna agak putih,

Page 9: Laporan Simplisia

tiap siung diselubungi oleh 2 selaput serupa kertas, selaput

luar warna agak putih dan agak longgar, selaput dalam

warna merah muda dan melekat pada bagian padat dari

siung tetapi mudah dikupas; siung bentuk membulat

dibagian punggung, bidang samping rata atau agak

bersudut.

Bagian yaang digunakan : bulbus

Kandungan: Kandungan kimia dari Allium sativum L. yang memiliki

aktivitas biologi dan bermanfaat dalam pengobatan adalah senyawa

organosulfur, antara lain:

a) Senyawa S-ak(en)-il-L-Sistein sulfoksida (ACSOs), contohnya alliin dan

γ-glutamilsistein, Alliin memiliki potensi sebagai antibakteri.

b) Senyawa sulfur yang volatil seperti allicin. Senyawa sulfur yang larut

dalam lemak seperti diallyl sulfide (DAS) dan diallyl disulfide (DADS).

c) Senyawa sulfur larut air yang non volatil seperti S- allil sistein (SAC),

yang terbentuk dari reaksi enzimatik γ-glutamilsisteine ketika bawang

putih diekstraksi dengan air.

Khasiat : Umbi Allium sativum L. berkhasiat sebagai obat tekanan darah

tinggi, meredakan rasa pening di kepala, menurunkan kolesterol, obat

maag, ekspektoransia (pada bronkhitis kronis), karminativa (pada keadaan

dispepsia dan meteorismus) dan antikanker.

10.Bawang Merah (Allium cepa L.)

Page 10: Laporan Simplisia

Klasifikasi :

Kingdom :Plantae

Subkingdo

m

:Tracheobiont

a

Superdivisi

o

:Spermatophyt

a

Divisio:Magnoliophyt

a

Klas :Liliopsida

Sub-klas :Liliidae

Ordo :Liliales

Familia :Liliaceae

Genus :Allium

Spesies :Allium cepa L.

Deskripsi :

Akar : Berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan

bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15 – 30 cm di dalam

tanah.

Batang : Memiliki batang sejati atau disebut “diskus” yang berbentuk

seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan

mata tunas (titik tumbuh), diatas diskus terdapat batang semu yang

tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semu yang berada di

dalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.

Daun : Berbentuk silindris kecil memanjang antara 50 – 70 cm,

berlubang dan bagian ujungnya runcing, bewarna hijau muda sampai

tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek.

Page 11: Laporan Simplisia

Bunga : Tangkai bunga keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang

panjangnya antara 30 – 90 cm, dan di ujungnya terdapat 50 – 200

kuntum bunga yang tersusun melingkar (bulat) seolah berbentuk

payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5 – 6 helai daun bunga yang

berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning-kuningan, 1

putik dan bakal buah berbentuk hampir segitiga. Bunga bawang

merupakan bunga sempurna (hermaprodit) dan dapat menyerbuk sendiri

atau silang.

Buah dan Biji : Buah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul

membungkus biji berjumlah 2 –3 butir, bentuk biji agak pipih saat muda

berwarna bening atau putih setalah tua berwarna hitam. Biji bawang

merah dapat digunkan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara

generatif.

Bagian yang digunakan : bulbus

Kandungan: Bawang merah mengandung kuersetin, antioksidan yang

kuat yang bertindak sebagai agen untuk menghambat sel kanker.

Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur,

antosianin, karbohidrat, dan serat.

Khasiat: Sebagai obat tradisional yang dapat menyembuhkan penyakit

deman, kencing manis dan batuk, serta untuk pencegah kanker.

11.Wortel (Daucus carota L.)

Klasifikasi :

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Rosidae

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Daucus

Spesies : Daucus carota L.

Page 12: Laporan Simplisia

Deskripsi :

Tumbuhan sayur yang ditanam sepanjang tahun. Terutama di daerah

pegunungan yang memiliki suhu udara dingin dan lembab, kurang lebih

pada ketinggian 1200 ineter di atas permukaan laut. Tumbuhan wortel

mernbutuhkan sinar matahari dan dapat turnbuh pada sernua musim.

Wortel mempunyai batang daun basah yang berupa sekumpulan pelepah

(tangkai daun) yang muncul dari pangkal buah bagian atas (umbi akar),

mirip daun seledri. Wortel menyukai tanah yang gembur dan subur.

Bagian yang digunakan : fructus

Kandungan kimia :

Wortel (Daucus carota) mempunyai nilai kandungan Vitamin A yang tinggi

yaitu sebesar 12000 SI. Sementara komposisi kandungan unsur yang lain

adalah kalori sebesar 42 kalori, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat

arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram,

vitamin B 1 0,06 miligram, dan vitamin C 6 miligram. Komposisi di atas

diukur per 100 gram.

Khasiat:

Kejang Jantung

Eksim

Cacing Kremi

Mata Minus

12.Bunga Telang (Clitoria ternatea)

Klasifikasi :

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Fabales

Famili: Fabaceae

Page 13: Laporan Simplisia

Upafamili: Faboideae

Bangsa: Cicereae

Genus: Clitoria

Spesies: Clitoria ternatea

Deskripsi :

Akar : Tunggang, putih dan kotor.

Batang : Membelit, masif, hijau, permukaan beralur.

Daun : Majemuk, menyirip, lonjong, tepi rata, ujung tumpul, pangkal

meruncing, panjang 4-9 cm.

Bunga : Majemuk, bentuk tandan di ketiak daun, tangkai silindris,

panjang 1,5 cm atau lebi9h, berwarna ungu.

Bagian yang digunakan : floss

Kandungan kimia: Saponin dan polifenol.

Khasiat: Obat bisul dan obat sakit mata, pewarna makanan alami.

13.Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata Prain)

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

 Kelas : Liliopsida

 Sub Kelas : Liliidae

 Ordo : Liliales

 Famili : Agavaceae

Page 14: Laporan Simplisia

 Genus : Sansevieria

 Spesies : Sansevieria trifasciata Prain

Deskripsi : berdaun tunggal, dengan bentuknya yang kaku dan keras,

permukaannya licin, tumbuh dan berkumpul sebagai roset akar maksudnya

yaitu 2-6 helai daun tumbuh berkumpul dipangkal akar. Bentuk daunnya

panjang menyempit dengan ujungnya yang runcing, pangkalnya

menyempit dan berbentuk talang, warnanya hijau dengan panjang antara

30 – 120 cm, sedangkan lebarnya sekitar 2,5 – 8 cm. Pada kedua

permukaan daun terdapat garis-garis bergelombang berwarna hijau tua

yang letaknya melintang, dengan tepi daun berwarna hijau tua. Serat

daunnya dapat digunakan untuk membuat tali. Bunga Lidah Mertua

berbentuk bunga majemuk, menempel dalam tandan yang panjangnya

sekitar  30-80 cm, warnanya hijau muda,  baunya harum, dan baru mekar

menjelang malam. Buahnya adalah buah buni, sedangkan untuk

perbanyakkan tanaman dapat dilakukan dengan memisahkan anak

tanaman yang tumbuh didekat induk atau dengan stek daun.

Bagian yang digunakan : radix

Senyawa yang terkandung : Abamagenin

Khasiat: antibiotik, influenza, batuk, infeksi saluran pencernaan, borok,

kesleo, luka terpukul, gigitan ular, penyubur rambut.

14.Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Klasifikasi ilmiah

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Geraniales

Famili : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Page 15: Laporan Simplisia

Spesies : Averrhoa bilimbi L

Deskripsi tanaman: Tumbuhan berbatang keras, tinggi mencapi 11 meter,

daun bersirip genap. Batang tidak bercabang. Bunga berbentuk bintang,

berwarna merah muda sampai ungu. Buah beruang 5, bergantung pada

batang atau dahan. Buah berair dan berasa asam.

Bagian tanaman yang digunakan: fructus

Senyawa yang terkandung : Kalium oksalat; Flavonoid; Pektin; Tanin;

Asam galat; Asam ferulat

Khasiat: Antipiretik; Ekspektoran

15.Sereh (Cymbopogon citratus)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Cymbopogon

Spesies: Cymbopogon citratus

Deskripsi tanaman: Semak tahunan, batang tidak berkayu, putih kotor.

Daun tunggal, bentuk lanseet, berpelepah, pangkal pelepah memeluk

batang, warna hijau. Perbungaan bentuk malai, karangan bunga

berseludang, warna bunga kuning keputihan. Buah bulat panjang, pipih,

warna putih kekuningan.

Bagian tanaman yang digunakan: folium

Senyawa yang terkandung : Minyak atsiri (geraniol, sitronelal, dan

eugenolmetileter)

Khasiat: Antiinflamasi; Diaforetik; Stomakik; Emenagog; Analgesik

16.Semangka (Citrullus lanatus)

Page 16: Laporan Simplisia

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Cucurbitales

Famili: Cucurbitaceae

Genus: Citrullus

Spesies: Citrullus lanatus

Diskripsi tanaman:

Terna semusim ini tumbuh manjalar diatas tanah atau memanjat dengan

salur-salur atau alat pembelit. Batang lunak, bersegi dan berambut,

panjangnya 1,5-5 m. Sulur tumbuh dari ketiak daun, bercabang 2-3. Daun

letak berseling, bertangkai, helaian daun lebar dan berbulu, berbagi

menjari, dengan ujung runcing, panajang 3-25 cm, lebar 1,5-15 cm, tepi

bergelombang, kadang bergigi tidak teratur, permukaan bawah berambut

rapat pada tulangnya.

Bagian tanaman yang digunakan: fructus

Senyawa yang terkandung : Kukurbositrin

Khasiat: Memacu kerja ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap

normal.

17.Jagung (Zea mays)

Page 17: Laporan Simplisia

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Ordo: Poales

Famili: Poaceae

Genus: Zea

Spesies: Zea mays

Deskripsi tanaman: Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi yaitu 1-3 m.

Akar jagung tergolong akar serabut. Pada tanaman yang sudah cukup

dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang

membantu menyangga tegaknya tanaman. Batang jagung tegak dan

beruas-ruas. Daun jagung adalah daun sempurna, bentuknya memanjang.

Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang

licin dan ada yang berambut. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga

betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Bunga

jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga

(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga

betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang

dan pelepah daun.

Bagian tanaman yang digunakan: cemen

Senyawa yang terkandung :

Khasiat: Batu empedu, batu ginjal, hepatitis, kencing manis, tekanan darah

tinggi.

18.Talok/Kersen (Muntingia calabura L.)

Page 18: Laporan Simplisia

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Malvales

Famili: Muntingiaceae

Genus: Muntingia L.

Spesies: Muntingia calabura L.

Deskripsi tanaman: Perdu atau pohon kecil, dapat tinggi sampai 12 m,

meski umumnya hanya sekitar 3-6 m saja. Daun terletak mendatar,

berseling; helaian daun tidak simetris, bundar telur lanset, tepinya bergerigi

dan berujung runcing, sisi bawah berambut kelabu rapat; bertangkai

pendek. Daun penumpu yang sebelah meruncing bentuk benang. Bunga

dalam berkas, berisi 1-3(-5) kuntum, terletak di ketiak agak di sebelah atas

tumbuhnya daun; bertangkai panjang; berkelamin dua dan berbilangan 5;

kelopak berbagi dalam, taju meruncing bentuk benang, berambut halus;

mahkota bertepi rata, bundar telur terbalik, putih tipis, gundul. Buah buni

bertangkai panjang, bulat hampir sempurna, diameter 1-1,5 cm, hijau

kuning dan akhirnya merah apabila masak.

Bagian tanaman yang digunakan: Fructus

Senyawa yang terkandung : Kalsium, tianin dan fosfor

Khasiat: Obat penetralisir asam urat, antiseptic

19.Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.)

Klasifikasi Tanaman

Divisi : Spermatophyta

Page 19: Laporan Simplisia

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Bangsa : Asterales

Suku : Asteraceae

Marga : Cosmos

Jenis : Cosmos caudatus Kunth.

Deskripsi : Perdu dengan tinggi 75-100 cm dan

berbau khas. Batang tegak, segi empat, beralur

membujur, bercabang banyak, beruas berwarna

hijau keunguan. Daunnya majemuk, bersilang berhadapan, berbagi

menyirip, ujung runcing, tepi rata, panjang 15-25 cm, berwarna hijau.

Bunga majemuk, bentuk bongkol, di ujung batang, tangkai panjang ± 25

cm, mahkota terdiri dari 8 daun mahkota, panjang ± 1 cm, merah, benang

sari bentuk tabung, kepala sari coklat kehitaman, putik berambut, hijau

kekuningan, merah. Buahnya keras, bentuk jarum, ujung berambut, masih

muda berwarna hijau setelah tua coklat. Biji keras, kecil, bentuk jarum,

panjang ± 1 cm, berwarna hitam. Akar tunggang dan berwarna putih.

Bagian yang digunakan : folium

Senyawa yang terkandung : saponin, flavonoid polifenol dan minyak

atsiri.

Manfaat : obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang

dan pengusir serangga.

20.Benalu Belimbing (Macrosolen cochinchinensis)

Klasifikasi tanaman

Page 20: Laporan Simplisia

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Loranthales

Suku : Loranthaceae

Marga : Macrosolen

Jenis : Macrosolen cochinchinensis (Lour.) van Tiegh.

Deskripsi :

Pohon : Perdu yang bercabang banyak. Ranting dengan ruas yang

membesar.

Daun : bertangkai pendek, eliptis sampai bentuk lanset, kadang-

kadang bulat telur, gundul 3,5-17 kali 1,5-7 dengan ujung yang

agak meruncing, serupa kulit, mengkilat.

Bunga : berbunga 5-7, kebanyakan berdiri sendiri, di ketiak, kadang-

kadang dalam berkas pada ruas yang tua. Tangkai bunga

pendek. Tabung kelopak elipsoid, panjang lingkaran 3 mm,

pinggiran mahkota sangat pendek. Mahkota sebagai tunas

dewasa 1-1,5 cm panjangnya separo bagian bawah melebar, di

tengah dengan 6 sayap, di atas menyempit menjadi buluh

sempit, berakhir ke dalam gada tumpul, kuning atau hijau

kekuningan, coklat tua di atas sayap, kuning sampai merah

pada ujung. Taju mahkota pada akhirnya melengkung jauh

kembali dan terpuntir. Bagian yang bebas dari benang sari

panjangnya 3-5 mm. Kepala putik bentuk gada.

Buah : bulat peluru, panjang 6 mm, akhirnya coklat violet tua. Tumbuh

di atas berbagai jenis pohon.

Bagian yang digunakan : folium dan caulis

Page 21: Laporan Simplisia

Senyawa yang terkandung : Daun dan batang benalu mengandung

alkaloida, saponin, flavonoid dan tanin

Manfaat : anti radang, anti bakteri dan anti bengkak, obat batuk, diuretik,

pemeliharaan kesehatan ibu pasca persalinan, penghilang rasa nyeri, luka

atau infeksi kapang.

21.Lidah buaya (Aloe vera L.)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Super Divisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Liliopsida

Ordo: Asparagales

Famili: Asphodelaceae

Genus: Aloe

Spesies: Aloe vera L.

Deskripsi : Lidah Buaya tidak mempunyai atau hanya mempunyai batang

pokok yang amat pendek, dan tumbuh sehingga 80-100 sentimeter

tingginya. Daunnya yang berwarna hijau muda, berbentuk lembing dengan

hujung yang tajam, dan dipenuhi dengan bintik-bintik bulat. Pangkalnya

bersarung dan tepinya serat. Daun ini berisi lendir.

Bagian yang digunakan : folium

Senyawa yang terkandung : Anthrskinon(Aloin, barbaloin, isobarbaloin,

aloe-emodin, aloenin, aloesin), saponin, enzim (oksidase, katalase, lipase,

Page 22: Laporan Simplisia

aminase, amylase), vitamin (B1, B2, B6, B12, Vit C), kalsium, natrium,

kalium, mangan, seng, polisakarida, karbohidrat, asam amino, lemak.

Manfaat : Anti radang, pencahar (laxative), parasitiside,antiseptic,antibiotik.

Herba ini masuk ke meridian jantung, hati dan pankreas. Memperbaiki

pankreas.

22.Tapak Dara (Catharanthus roseus L.)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Super Divisi: Spermatophyta

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Catharanthus

Spesies: Catharanthus roseus (L.) G. Don

Deskripsi :

Pohon : Perdu kecil tahunan. Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1

meter.

Daun : berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip

berselingan. Panjang daun sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan

tangkai daunnya sangat pendek. Batang dan daunnya

mengandung lateks berwarna putih.

Bunga : aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil,

berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, ujungnya

melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu

tergantung kultivarnya.

Page 23: Laporan Simplisia

Buah : berbentuk gilig (silinder), ujung lancip, berambut, panjang

sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji.

Bagian yang digunakan : folium dan floss

Senyawa yang terkandung : vincristine, vinblastine, reserpine, ajmalicine,

dan serpentine. Kandungan lainnya adalah catharanthine, leurosine,

norharman, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline, vindolinine,

akuammine, vincamine, vinleurosin, dan vinrosidin.

Manfaat :Bunga dan daunnya berpotensi menjadi sumber obat untuk

leukemia dan penyakit Hodgkin. Kandungan bahan kimianya adalah

Berbagai alkaloid ini beracun. Tanda-tanda keracunan tapak dara adalah

demam, loyo, dan muntah-muntah dalam tempo 24 jam. Tanda-tanda yang

lain adalah neuropati, kehilangan refleks tendon, berhalusinasi, koma, dan

kematian.

23.Kenanga (Cananga odorata (Lamk.) Hook.)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Super Divisi: Spermatophyta             

Divisi: Magnoliophyta                 

Kelas: Magnoliopsida

Sub Kelas: Magnoliidae

Ordo: Magnoliales

Famili: Annonaceae

Genus: Cananga

Spesies: Cananga odorata (Lamk.) Hook.

Deskripsi :

Tumbuh dengan cepat hingga lebih dari 5 meter per tahun dan mampu

mencapai tinggi rata-rata 12 meter. Batang pohon kenanga lurus, dengan

kayu keras dan cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan

sinar matahari penuh atau sebagian, dan lebih menyukai tanah yang

memiliki kandungan asam di dalam habitat aslinya di dalam hutan tadah

Page 24: Laporan Simplisia

hujan. Daunnya panjang, halus dan berkilau. Bunganya hijau kekuningan

(ada juga yang bersemu dadu, tetapi jarang), menggelung seperti bentuk

bintang laut.

Bagian yang digunakan : floss

Senyawa yang terkandung : minyak biang, cananga oil yang wangi.

Manfaat : merangsang dan memperkuat pertumbuhan rambut, penghasil

minyak atsiri untuk pembuatan parfum, penyeimbang untuk kulit berminyak

maupun kulit kering, mengatur aliran kelenjar adrenalin dalam sistem saraf

24.Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)

Klasifikasi :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus aurantifolia

Deskripsi :

Habitus : pohon yang berukuran kecil

Batang : memiliki duri tajam dan banyak cabang-cabang kecil

Daun : berbentuk bulat telur, agak kaku, panjangnya 4-6 cm, pada

bagian tepi agak berlekuk ke atas, tangkai daunnya kecil dan

sempit

Bunga : berwarna putih dan harum

Buah : berbetuk agak bulat, ujungnya sedikit menguncup, saat masih

muda berwarna hijau muda, semakin tua semakin hijau muda

atau kekuningan, rasanya asam segar

Bagian yang digunakan : fructus

Page 25: Laporan Simplisia

Senyawa yang terkandung : minyak terbang limonene dan linalool, juga

flavonoid, seperti poncirin, hesperidine, rhoifolin dan naringin. Kandungan

buahnya yang masak adalah synephrine dan N-methyltyramine, selain

asam sitrat, kalsium, fosfor, besi dan vitamin A, B1, dan C.

Manfaat : Asam sitratnya mampu mencegah kekambuhan pada pasien

pasca operasi batu ginjal, menghilangkan sumbatan vital energi, obat

batuk, peluruh dahak (mukolitik), peluruh kencing (diuretik) dan keringat,

serta membantu proses pencernaan.

25.Melati (Jasminum sambac)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Oleaceae

Genus : Jasminum

Spesies : Jasminum sambac

Deskripsi :

Habitus : semak

Batang : tegak, bulat, berkayu, sedikit berbulu halus

Daun : tangkai daun kecil, helaian daun oval menyirip pangkal

berbentuk setengah lingkaran, ujung meruncingtidak rata dan sedikit

bergelombangtipislicin.

Bunga : majemuk

Akar : tunggang, berwarna putih kotor.

Bagian yang digunakan : floss

Senyawa yang terkandung : indol, benzyl, livalylacetaat

Manfaat : Kelebihan ASI, Sakit mata, Demam, Sakit Kepala, Sesak Napas

26.Kamboja Jepang (Adenium obesum (Forssk.) )

Page 26: Laporan Simplisia

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Gentianales

Famili : Apocynaceae

Genus : Adenium

Spesies : Adenium obesum (Forssk.)

Deskripsi :

Akar : Akar adenium yang membesar seperti umbi adalah tempat

menyimpan air sebagai cadangan disaat kekeringan. Akar

yang membesar ini bila dimunculkan diatas tanah akan

membentuk kesan unik seperti bonsai.

Batang : lunak tidak berkayu (disebut juga sebagai sukulen), namun

dapat membesar. Tunas-tunas samping dapat tumbuh dari

mata tunas pada batang atau bekas daun yang gugur. Mata

tunas samping tersebut akan berfungsi (tumbuh) apabila

pucuk atas tanaman dipotong. Hal inilah yang dilakukan

orang pada saat memprunning atau memangkas, untuk

mendapatkan daun baru dan agar bunga yang akan muncul

nantinya lebih serempak.

Daun : adenium ada berbagai ragam, bentuk lonjong, runcing, kecil

dan besar, serta ada yang berbulu halus, ada pula yang tanpa

bulu.

Bunga : adenium berbentuk seperti terompet, berkelopak 5, dengan

aneka ragam warna sesuai dengan jenis (varietasnya)

masing-masing.

Page 27: Laporan Simplisia

Bagian yang dipakai : Floss

Senyawa aktif dan khasiat : Kamboja juga memiliki beberapa khasiat.

Batangnya mengandung getah putih yang mengandung damar, kautscuk,

senyawa sejenis karet, senyawa triterpenoid amytin dan lupeol. Tetapi,

hati-hati, kulit batang kamboja mengandung senyawa plumeirid, atau

sejenis senyawa glikosida beracun. Karena bersifat racun dan bisa

mematikan kuman, getah kamboja dengan dosis tertentu berguna sebagai

obat sakit gigi atau obat luka. Sementara kulit batangnya sangat efektif

untuk mengurangi sakit karena memar dan pecah-pecah pada telapak kaki.

27. Pepaya (Carica papaya)

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Deskripsi :

Pohon: umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh

hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa

spiral pada batang pohon bagian atas.

Daun : menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di

bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya

kultivar biasanya bercangap dalam. Pepaya adalah monodioecious'

Page 28: Laporan Simplisia

(berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin:

tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan

dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-

kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah

ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat

tradisional.

Bunga: pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat

dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan

jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada

daerah sekitar pucuk. buah bulat hingga memanjang, dengan ujung

biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah

masak hijau muda hingga kuning.

Buah : membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang

(oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai

dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan

buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal,

berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah

buah berongga.

Biji : berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam

lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam

budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah

buah.

Bagian yang diapakai : herba

Senyawa aktif dan khasiat :

1. Memperlancar pencernaan, daun dari tumbuhan pepaya memiliki

kandungan kimia senyawa karpain. Zat itu dapat membunuh

mikroorganisme yang sering mengganggu fungsi pencernaan.

2. Menambah nafsu makan.

3. Nyeri haid.

Page 29: Laporan Simplisia

28.Euphorbia (Euphorbia milii)

Klasifikasi :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malpighiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Euphorbia

Spesies : Euphorbia milii

Deskripsi : spesies yang asli diberi nama E.

milii varietas splendens/E.splendens. Tumbuh sedikit menjalar (scrambing),

memiliki seludang bunga (cyathia) berwarna merah berukuran 1 cm dan

berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens dapat tumbuh mencapai

60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga yang

berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari

berbunga merah.

Bagian tanaman yang digunakan : Floss

Manfaat : pendarahan rahim, hepatitis, luka baker dan bisul,

Pada praktikum ini, praktikan akan mempelajari proses pembuatan simplisia. Proses

ini terdiri dari beberapa tahap yakni :

1. Pencucian

Proses ini bertujuan menghilangkan kotoran-kotoran dan mengurangi

mikroba-mikroba yang melekat pada bahan. Pencucian harus segera dilakukan

karena dapat mempengaruhi mutu bahan. Pencucian menggunakan air bersih

karena penggunaan air kotor menyebabkan jumlah mikroba pada bahan tidak

akan berkurang bahkan akan bertambah. Pada saat pencucian perlu diperhatikan

air cucian dan air bilasannya, jika masih terlihat kotor ulangi pencucian atau

Page 30: Laporan Simplisia

pembilasan sekali atau dua kali lagi. Perlu diperhatikan bahwa pencucian harus

dilakukan dalam waktu yang sesingkat mungkin untuk menghindari larut dan

terbuangnya zat yang terkandung dalam bahan.

2. Perajangan

Pada bahan dilakukan perajangan untuk mempermudah proses selanjutnya

seperti pengeringan, pengemasan, dan penyimpanan. Perajangan biasanya

hanya dilakukan pada bahan yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti

akar, rimpang, batang, buah dan lain-lain. Ukuran perajangan tergantung dari

bahan yang digunakan dan ber-pengaruh terhadap kualitas simplisia yang

dihasilkan. Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat aktif yang terkandung

dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka pengurangan kadar air dalam

bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama dalam penjemuran dan

kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur. Perajangan bahan dapat

dilakukan secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari steinlees

ataupun dengan mesin pemotong atau perajang. Bentuk irisan split atau slice

tergantung tujuan pemakaian. Untuk tujuan ingin bahan lebih cepat kering bentuk

irisan sebaiknya melintang (slice).

3. Pengeringan

Adalah suatu cara pengawetan atau pengolahan pada bahan dengan cara

mengurangi kadar air, sehingga proses pembusukan dapat terhambat. Dengan

demikian dapat dihasilkan simplisia terstandar, tidak mudah rusak dan tahan

disimpan dalam waktu yang lama. Dalam proses ini, kadar air dan reaksi-reaksi

zat aktif dalam bahan akan berkurang, sehingga suhu dan waktu pengeringan

perlu diperhati-kan. Suhu pengeringan tergantung pada jenis bahan yang

dikeringkan. Pada umumnya suhu pengeringan adalah antara 60oC dan hasil

yang baik dari proses pengeringan adalah simplisia yang mengandung kadar air

10%. Demikian pula dengan waktu pengeringan juga bervariasi, tergantung pada

jenis bahan yang dikeringkan seperti rimpang, daun, kayu ataupun bunga. Hal

lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan adalah kebersihan

(khususnya pengeringan menggunakan sinar matahari) dan pengeringan secara

diangin-anginkan sebaiknya memperhatikan kelembaban udara, aliran udara dan

tebal bahan (tidak saling menumpuk). Penge-ringan bahan dapat dilakukan

secara tradisional dengan menggunakan sinar matahari ataupun secara modern

dengan menggunakan alat pengering seperti oven.

Page 31: Laporan Simplisia

Pengeringan hasil rajangan dapat dilakukan dengan menggunakan sinar

matahari, oven, dan dianginkan pada suhu ruang. Pengeringan pada suhu terlalu

tinggi dapat merusak komponen aktif, sehingga mutunya dapat menurun.

Kelebihan dari penggunaan oven adalah waktu penjemuran lebih singkat yaitu

sekitar 24 jam, dibandingkan dengan sinar matahari dan angin-angin

membutuhkan waktu 1 minggu. Pengeringan dengan alat pengering (oven),

tempatnya lebih tertutup dan lebih higienis. Kelemahan dari alat tersebut adalah

simplisia dapat menjadi terlalu kering dan kehilangan zat aktifnya. Untuk

pengeringan menggunakan sinar matahari dan kering anginkan dapat dilakukan

dengan di dalam tampah yang ditutup dengan kain hitam, agar simplisia tetap

bersih dan tidak terkena angin. Pengeringan menggunakan sinar matahari lebih

cepat jika dibandingkan dengan dikering anginkan. Selain itu pengeringan

menggunakan sinar matahari juga lebih efektif dalam pencegahan kontaminan

seperti jamur. Akan tetapi simplisia yang dikering anginkan lebih bersih hasilnya

daripada yang dijemur sinar matahari karena debu yang menempel lebih sedikit,

namun kelembaban udara perlu diperhatikan karena jamur mudah tumbuh.

Simplisia yang susah diberi perlakuan kering angin dan jemur matahari adalah

semangka. Pada proses kering anginkan kemungkinan adalah kelembababn

udara terlalu tinggi sehingga terjadi penyerapan air dan memacu pertumbuhan

mikroorganisme sehingga menurunkan mutu bahan baik dalam bentuk segar

maupun kering . Sedangkan pada proses jemur matahari rusak dikarenakan

masuknya hewan, seperti serangga yang sering memakan simplisia yang

disimpan harus dicegah.

Pengeringan dapat menyebabkan perubahan-perubahan hidrolisa enzimatis,

pencokelatan, fermentasi dan oksidasi. Ciri-ciri waktu pengeringan sudah

berakhir apabila daun atau-pun temu-temuan sudah dapat dipatahkan dengan

mudah. Pada umumnya bahan (simplisia) yang sudah kering memiliki kadar air ±

8 - 10%. Dengan jumlah kadar air tersebut kerusakan bahan dapat ditekan baik

dalam pengolahan maupun waktu penyimpanan.

4. Pengemasan

Proses terakhir adalah pengemasan. Proses dapat dilakukan terhadap simplisia

yang sudah dikeringkan. Jenis kemasan yang di-gunakan dapat berupa plastik

maupun kertas. Pada praktikum ini pengemasan dilakukan menggunakan plastik.

Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas,

Page 32: Laporan Simplisia

mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu

pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh

mempunyai bentuk dan rupa yang menarik. Pemberian label yang jelas pada tiap

kemasan sangatlah penting, isinya menuliskan ; nama bahan, bagian dari

tanaman bahan yang digunakan, tanggal pengemasan, nomor/kode produksi,

nama/alamat penghasil, berat bersih, metode penyimpanan.

Page 33: Laporan Simplisia

DASAR TEORI

Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam

yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk.

Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami yang

digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali

dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibagi

menjadi tiga golongan, yaitu :

a. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian

tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura

Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara

spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari

selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya

yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.

b. Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat

berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,

misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum).

c. Simplisia pelikan atau mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral

yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa

bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga.

(Anonim, 2011)

Keunggulan obat bahan alam antara lain :

1. Efek samping obat tradisional relatif lebih kecil bila digunakan secara benar

dan tepat, baik tepat takaran, waktu penggunaan, cara penggunaan,

ketepatan pemilihan bahan, dan ketepatan pemilihan obat tradisional atau

ramuan tanaman obat untuk indikasi tertentu.

2. Adanya efek komplementer dan atau sinergisme dalam ramuan

obat/komponen bioaktif tanaman obat. Dalam suatu ramuan obat tradisional

Page 34: Laporan Simplisia

umumnya terdiri dari beberapa jenis tanaman obat yang memiliki efek saling

mendukung satu sama lain untuk mencapai efektivitas pengobatan. Formulasi

dan komposisi ramuan tersebut dibuat setepat mungkin agar tidak

menimbulkan efek kontradiksi, bahkan harus dipilih jenis ramuan yang saling

menunjang terhadap suatu efek yang dikehendaki.

3. Pada satu tanaman bisa memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Zat aktif

pada tanaman obat umumnya dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan

satu tanaman bisa menghasilkan beberapa metabolit sekunder, sehingga

memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi.

4. Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeratif.

Perubahaan pola konsumsi mengakibatkan gangguan metabolisme dan faal

tubuh sejalan dengan proses degenerasi. Yang termasuk penyakit metabolik

antara lain diabetes (kencing manis), hiperlipidemia (kolesterol tinggi), asam

urat, batu ginjal, dan hepatitis. Sedangkan yang termasuk penyakit

degeneratif antara lain rematik (radang persendian), asma (sesak nafas),

ulser (tukak lambung), haemorrhoid (ambein/wasir) dan pikun (lost of

memory). Untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut diperlukan waktu lama

sehingga penggunaan obat alam lebih tepat karena efek sampingnya relatif

lebih kecil.

Di samping keunggulannya, obat bahan alam juga memiliki beberapa kelemahan

yang juga merupakan kendala dalam pengembangan obat tradisional antara lain :

efek farmakologisnya lemah, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis

serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai

mikroorganisme.

Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap dikonsumsi

langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk menyusun parameter standar

mutu yaitu sebagai berikut :

a. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya mempunyai tiga

parameter mutu umum suatu bahan (material), yaitu kebenaran jenis (identifikasi),

kemurnian (bebas dari kontaminasi kimia dan biologis), serta aturan penstabilan

(wadah, penyimpanan dan transportasi).

Page 35: Laporan Simplisia

b. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia sebagai obat tetap

diupayakan memiliki tiga paradigma seperti produk kefarmasian lainnya, yaitu

Quality-Safety-Efficacy (mutu-aman-manfaat).

c. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang bertanggung

jawab terhadap respons biologis untuk mempunyai spesifikasi kimia, yaitu

informasi komposisi (jenis dan kadar) senyawa kandungan. (Anonim,2000)

Upaya-upaya pengembangan obat tradisional dapat ditempuh dengan berbagai

cara dengan pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga ditemukan bentuk obat

tradisional yang telah teruji khasiat dan keamanannya, bisa dipertanggungjawabkan

secara ilmiah serta memenuhi indikasi medis, yaitu kelompok obat fitoterapi atau

fitofarmaka. Untuk mendapatkan produk fitofarmaka harus melalui beberapa tahap

(uji farmakologi, toksisitas dan uji klinik) hingga bisa menjawab dan mengatasi

kelemahan tersebut.

Untuk mengetahui kebenaran dan mutu obat tradisional termasuk simplisia,

maka dilakukan analisis yang meliputi analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis

kuantitatif terdiri atas pengujian organoleptik, pengujian makroskopik, pengujian

mikroskopik, dan pengujian histokimia.

a. Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui khususnya bau

dan rasa simplisia yang diuji.

b. Uji Makroskopik

Uji makroskopik dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atau

tanpa menggunakan alat. Cara ini dilakukan untuk mencari khususnya

morfologi, ukuran, dan warna simplisia yang diuji.

c. Uji mikroskopik

Uji mikroskopik dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat

pembesarannya disesuaikan dengan keperluan. Simplisia yang diuji dapat

berupa sayatan melintang, radial, paradermal maupun membujur atau

berupa serbuk. Pada uji mikroskopik dicari unsur – unsur anatomi jaringan

yang khas. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan

fragmen pengenal yang spesifik bagi masing – masing simplisia.

Page 36: Laporan Simplisia

d. Uji Histokimia

Uji histokimia bertujuan untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan

yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi spesifik, zat – zat

kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga

mudah dideteksi.

(Anonim,1987)

Pembuatan simplisia

Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar atau berupa

tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang tumbuh dengan

sendirinya di hutan atau di tempat lain, atau tanaman yang sengaja ditanam dengan

tujuan lain, misalnya sebagai tanaman hias, tanaman pagar, tetapi bukan dengan

tujuan untuk memproduksi simplisia. Tanaman budidaya adalah tanaman tanaman

yang sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia.

Salah satu cara pembuatan simplisia adalah dengan cara pengeringan. Proses ini

dilakukan dengan cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan

dengan waktu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang.

Pengeringan yang dilakukan pada suhu terlalu tinggi akan mengakibatkan

perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut,

bahan simplisia yang memerlukan perajangan perlu diatur perajangannya sehingga

diperoleh tebal irisan yang pada pengeringannya tidak mengalami kerusakan.

(Anonim,2011)

Page 37: Laporan Simplisia

DAFTAR PUSTAKA

http://www.plantamor.com/index.php?plant=1368

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/search.php

http://www.plantamor.com/index.php?plant=60

http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-

kanker/b/allium-sativum/

http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-

kanker/b/bawang-merah-allium-cepa-l/

http://www.bebas.vlsm.org/v12/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku2/2-068.pdf

http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-anti-

kanker/b/benalu-belimbing/

http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2010/11/28/lidah-buaya-aloe-vera/

http://www.anneahira.com/bunga/kenanga.htm

Abas, F., Shaari, K., Lajis, N.H., Israf, D.A., dan Kalsom, Y.U., Antioxidative and

radical scavenging properties of the constituents isolated from Cosmos caudatus

Kunth., Nat. Prod. Sciences, 9(4), 245-248.

http://tipsehat.net/manfaat-sereh/

http://id.shvoong.com/exact-sciences/agronomy-agriculture/1856111-sereh-wangi-

cymbopogon-citrates/#ixzz1YxKTxqta

Page 38: Laporan Simplisia

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOFARMAKA

PEMBUATAN SIMPLISIA

Nama :

1. Kuswanti 31091184

2. Lusiana Hermawati I 31091190

3. Hutri Catur Sad Winarni 31091198

4. Arta Puspita Sari 31091206

5. Pradito Haryo Yudanto 31091215

Kelompok : 3

Asisten : Clara Nurmalasita

FAKULTAS BIOTEKNOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2011

Page 39: Laporan Simplisia

Dikering anginkan

No Bagian yang digunakan

Nama spesies Berat Basah Berat Kering

1 Caulis Dioscorea hispida Denust 4,524 gr 0,784 gr

2 Caulis Manihot utilisima 4,568 gr 1,720 gr

3 Caulis Tectona grandis 2,057 gr 1,209 gr

4 Herba Adiantum capillus-veneris L 1,985 gr 0,478 gr

5 Tuber Ipomoea batatas Poir 24,820 gr 8,635 gr

6 Caulis Areca catechu 2,272 gr 0,829 gr

7 Herba Phaeophyta sp 4,434 gr 1,859 gr

8 Herba Pennisetum purpureum Schumacher 8,074 gr 0,878 gr

9 Tuber Daucus carota L 10,285 gr 1,613 gr

10 Floss Clitoria ternatea 1,167 gr 0,163 gr

11 Bulbus Allium cepa L. 5,008 gr 0,965 gr

12 Bulbus Allium sativum L 3,764 gr 1,698 gr

13 Folium Cympogon nardus 3,325 gr 1,138 gr

14 Folium Cosmos caudatus Kunth 5,161 gr 1,149 gr

15 Herba Carica papaya 22,869 gr 2,354 gr

16 Caulis Macrosolen coachinchinensis 5,932 gr 3,382 gr

17 Folium Aloe vera L 13,219 gr 0,332 gr

18 Folium Macrosolen coachinchinensis 1,071 gr 0,717 gr

19 Floss Cananga odorata L 3,394 gr 0,360 gr

20 Floss Catharanthus roseus L 0,877 gr 0,486 gr

21 Folium Catharanthus roseus L 3,641 gr 0,685 gr

Page 40: Laporan Simplisia

22 Fructus Muntingia calabura L 15,992 gr 4,321 gr

23 Floss Adenium obesum 4,871 gr 0,685 gr

24 Fructus Citrus aurantifolia (christm)suringle 20,878 gr 4,852 gr

25 Fructus Avverhoa bilimbi 14,896 gr 0,824 gr

26 Frucutus Zea mays 10,210 gr 2,204 gr

27 Fructus Citrullus lanatus 24,450 gr 7,832 gr

28 Floss Jasminum sambac 3,401 gr 0,299 gr

29 Radix Sansevieria trifasciata 3,214 gr 0,923 gr

30 Herba Euphorbia milii 3,776 gr 0,782 gr

Dijemur

No Bagian yang digunakan

Nama spesies Berat Basah Berat Kering

1 Caulis Dioscorea hispida Denust 4,496 gr 1,001 gr

2 Caulis Manihot utilisima 5,351 gr 0,965 gr

3 Caulis Tectona grandis 1,382 gr 1,225 gr

4 Herba Adiantum capillus-veneris L 1,852 gr 0,340 gr

5 Tuber Ipomoea batatas Poir 24,022 gr 8,215 gr

6 Caulis Areca catechu 2,303 gr 0,829 gr

7 Herba Phaeophyta sp 4,294 gr 1,767 gr

8 Herba Pennisetum purpureum Schumacher 8,004 gr 0,953 gr

9 Tuber Daucus carota L 10,205 gr 1,338 gr

10 Floss Clitoria ternatea 0,892 gr 0,122 gr

Page 41: Laporan Simplisia

11 Bulbus Allium cepa L. 5,000 gr 0,982 gr

12 Bulbus Allium sativum L 3,693 gr 1,555 gr

13 Folium Cympogon nardus 3,583 gr 1,060gr

14 Folium Cosmos caudatus Kunth 5,269 gr 1,149 gr

15 Herba Carica papaya 23,870 2,489 gr

16 Caulis Macrosolen coachinchinensis 1,976 gr 1,216 gr

17 Folium Aloe vera L 16,511 gr 0,413 gr

18 Folium Macrosolen coachinchinensis 4,217 gr 1,832 gr

19 Floss Cananga odorata L 3,013 gr 0,560 gr

20 Floss Catharanthus roseus L 0,936 gr 0,486 gr

21 Folium Catharanthus roseus L 2,757 gr 0,062 gr

22 Fructus Muntingia calabura L 14,656 gr 4,297 gr

23 Floss Adenium obesum 5,847 gr 0,681 gr

24 Fructus Citrus aurantifolia (christm)suringle 21,391 gr 7,537 gr

25 Fructus Avverhoa bilimbi 14,575 gr 0,764 gr

26 Frucutus Zea mays 10,045 gr 1,541 gr

27 Fructus Citrullus lanatus 23,330 gr 5,636 gr

28 Floss Jasminum sambac 3,559 gr 0,127 gr

29 Radix Sansevieria trifasciata 3,496 gr 0,998 gr

30 Herba Euphorbia milii 4,654 gr 0,972 gr

Dioven

No Bagian yang Nama spesies Berat Basah Berat Kering

Page 42: Laporan Simplisia

digunakan1 Caulis Dioscorea hispida Denust 5,843 gr 1,030 gr

2 Caulis Manihot utilisima 5,545 gr 0,899 gr

3 Caulis Tectona grandis 1,141 gr 0,840 gr

4 Herba Adiantum capillus-veneris L 1,801 gr 0,447 gr

5 Tuber Ipomoea batatas Poir 25,304 gr 7,575 gr

6 Caulis Areca catechu 2,193 gr 0,760 gr

7 Herba Phaeophyta sp 4,299 gr 1,551 gr

8 Herba Pennisetum purpureum Schumacher 8,009 gr 0,843 gr

9 Tuber Daucus carota L 10,300 gr 0,851 gr

10 Floss Clitoria ternatea 0,982 gr 0,135 gr

11 Bulbus Allium cepa L. 5,111 gr 0,913 gr

12 Bulbus Allium sativum L 4,353 gr 1,785 gr

13 Folium Cympogon nardus 3,551 gr 1,158 gr

14 Folium Cosmos caudatus Kunth 5,309 gr 1,112 gr

15 Herba Carica papaya 23,611 2,059 gr

16 Caulis Macrosolen coachinchinensis 1,141 gr 0,903 gr

17 Folium Aloe vera L 16,511 gr 0,413 gr

18 Folium Macrosolen coachinchinensis 3,964 gr 1,940 gr

19 Floss Cananga odorata L 4,809 gr 1,055 gr

20 Floss Catharanthus roseus L 1,136 gr 0,177 gr

21 Folium Catharanthus roseus L 5,031 gr 0,866 gr

22 Fructus Muntingia calabura L 16,665 gr 4,719 gr

Page 43: Laporan Simplisia

23 Floss Adenium obesum 6,462 gr 0,856 gr

24 Fructus Citrus aurantifolia (christm)suringle 24,930 gr 0,888 gr

25 Fructus Avverhoa bilimbi 15,865 gr 0,772 gr

26 Frucutus Zea mays 10,006 gr 1,570 gr

27 Fructus Citrullus lanatus 23,330 gr 5,636 gr

28 Floss Jasminum sambac 3,970 gr 0,495 gr

29 Radix Sansevieria trifasciata 3,325 gr 0,921 gr

30 Herba Euphorbia milii 5,064 gr 0,713 gr