metode pembuatan simplisia

18
METODE PEMBUATAN SIMPLISIA Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktikum Farmakognosi yang dibina oleh Anggraeni In Oktavia, SP. Oleh : Benediktus 14029 Merdiana Prisilla K. 14119 Muhammad Faris W. 14129 Yeni Indah P.S 14195

Upload: dahlisasoleman

Post on 26-Sep-2015

1.054 views

Category:

Documents


67 download

DESCRIPTION

hu

TRANSCRIPT

METODE PEMBUATAN SIMPLISIA

Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktikum Farmakognosi yang dibina oleh Anggraeni In Oktavia, SP.

Oleh :

Benediktus14029Merdiana Prisilla K.14119Muhammad Faris W.14129Yeni Indah P.S14195

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANG

Mei 2015

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakangDewasa ini, kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin meningkat. Banyak masayarakat yang gencar melakukan aksi Back to Nature dalam hal pengobatan atau peningkatan kesehatan. Terutama untuk masayarakat di Indonesia yang begitu kaya dengan beraneka ragam tanaman obat. Hampir semua lapisan masyarakat memilih program ini karena menganggap bahwa Back to Nature lebih aman daripada penggunaan obat-obat sintetis.Kesadaran masyarakat inilah yang kemudian membuat para peneliti meneliti lebih jauh tentang kandungan dari berbagai tanaman yang ada di Indonesia atau bahkan di seluruh dunia. Dari penelitian lebih lanjut inilah, dapat diketahui bahwa satu jenis tanaman mampu memberikan lebih dari satu efek terapi pada tubuh manusia. Hal ini membuat tanaman yang biasa diolah menjadi obat tradisional ini menjadi sangat populer. Dari penelitian lebih lanjut tersebut pun, akhirnya dapat diketahui bahwa jahe (Zingiber officinale) dapat meredakan rasa nyeri maupun rasa pegal-pegal pada tubuh dengan cara diolah dan dibuat menjadi sediaan balsem.Masyarakat Indonesia tentu telah mengenal dan memanfaatkan jahe dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya pemanfaatan jahe sebagai bahan tambahan pada makanan, minuman maupun kosmetik mulai dari tingkat tradisional sampai modern. Dalam perkembangannya, kebutuhan komoditas jahe sebagai bahan baku industri terus meningkat, sehingga pengadaannya yang teratur serta penjagaan kualitas menjadi suatu keharusan. Data tahun 1999 menunjukkan volume ekspor jahe oleh Indonesia mencapai 43.193 ton dan diekspor dalam bentuk jahe segar, jahe kering dan bentuk lainnya.

Selain langsung dikemas, biasanya jahe diolah dalam bentuk simplisia. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan (Ditjen. POM, 1982). Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya meliputi tahap-tahap pencucian, pengecilan ukuran dan pengeringan. Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air sampai batas yang terbaik sekitar 8- 10% karena pada tingkat kadar air tersebut, kemungkinan bahan cukup aman terhindar dari pencemaran, baik yang disebabkan oleh jamur ataupun insektisida. Proses pengeringan pada simplisia dibagi menjadi dua yaitu pengeringan dengan penjemuran langsung dibawah sinar matahari dan pengeringan dengan menggunakan alat bantu seperti oven.

Dengan adanya informasi dari masayarakat dan informasi tentang kandungan zat-zat dalam jahe terutama jahe merah, hal ini membuat kami ingin membuat olahan jahe dalam bentuk lain. Tidak seperti yang banyak beredar di pasaran seperti minuman jahe, tapi kami akan mengolah jahe menjadi sediaan semi solid yaitu balsem untuk mengobati nyeri dan pegal-pegal.

1.2 Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dari latar belakang pembuatan simplisia jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum) adalah sebagai berikut:a. Bagaimana morfologi dari simplisia jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum) berdasarkan pengamatan?b. Bagaimana proses pembuatan dan pengolahan jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum) menjadi simplisia yang terstandar dan bermutu?c. Bagaimana pengamatan mikroskopis terhadap simplisia jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum)?1.3 Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan simplisia jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum) adalah sebagai berikut:a. Mengetahui bentuk morfologi dari simplisia jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum) berdasarkan pengamatan. b. Mengetahui proses pembuatan dan pengolahan simplisia jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum) yang baik danbenar.c. Mengetahui pengamatan mikroskopis dari simplisia jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi SimplisiaSimplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai bahan obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan.2.1.1 Cara Pembuatan Simplisia Cara membuat simplisia sebagai berikut:a. Pengumpulan bahan baku, dipengaruhi oleh waktu pengumpulan, juga teknik pengumpulan.b. Sortasi basah, dilakukan untuk memisahkan kotoran atau benda asing dari simplisia. c. Pencucian, dilakukan untuk membersihkan tanaman dari kotoran yang melekat pada bahan simplisia.d. Perajangan, beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Proses ini bertujuan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan,danpenggilingan.e. Pengeringan, dilakukan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengeringan dibagi menjadi dua cara yaitu dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari langsung dan dengan cara pengeringan menggunakan alat pengering (oven) dengan suhu antara 40-60oC.f. Sortasi kering, dilakukan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan dan pengotoran-pengotoran lain yang masih tertinggal pada simplisia kering.g. Penyimpanan dan pengepakan, dilakukan untuk mencegah terjadinya penurunan mutu dari simplisia.

2.2 Spesifikasi Zingiber officinale linn var rubrum2.2.1 Klasifikasi Zingiber officinale linn var rubrumKlasifikasi tanaman jahe merah (Zingiber officinale linn var rubrum) adalah sebagai berikut: Kelas : Angiospermae, Sub kelas : Monocotyledonae, Ordo : Zingiberales, Famili : Zingiberaceae, Genus : Zingiber, Spesies : Zingiber officinale linn var rubrum, Nama umum/dagang : Jahe Nama daerah : halia (Aceh), beeuing (Gayo), bahing (Batak Karo),sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jae (Jawa dan Bali), jhai (Madura), melito (Gorontalo), geraka (Ternate), dsb. Kandungan kimia : Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari rhizoma jahe kering. Ekstrak minyak jahe berbentuk cairan kental berwarna kehijauan sampai kuning, berbau harum tetapi tidak memiliki komponen pembentuk rasa pedas. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1 3 persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol.

2.2.2 Determinasi Zingiber officinale linn var rubrumTerna tanaman berbatang semu, tinggi 30 cm-1 m, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 mm-23 mm, lebar 8 mm-15 mm, tangkai daun berambut, panjang 2 mm- 4 mm. Bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa malai bersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkak atau bulat telur yang sempit, 2,75 sampai 3 kali lebarnya, sangat tajam, panjang maial 3,5 cm- 5 cm, lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hampir tidak berambut, panjang 25 cm, rahis brambut jarang, sisik pada gagang terdapat 5 buah-7 buah. Berbentuk lanset, letaknya berdekatan atau rapat, hampir tidak berambut. Panjang sisik 3 cm-5 cm.

2.2.3 Persebaran Zingiber officinale linn var rubrumTerdapat di seluruh Indonesia, ditanam di kebun dan pekarangan. Tumbuh di tempat yang terbuka sampai di tempat yang agak kenaungan pada tanah latosal dan andosal terutama yang mengandung bahan organik tinggi. Umumnya ditanam di tanah ringan atau yang mudah diolah seperti tanah lempeng berdebu, lempung berliat dan liat berpasir Tumbuh pada ketinggian tempat sampai 900 m atau lebih di atas permukaan laut, tergantung pada klon yang ditanam (Materia Medika, 1978).

2.3 Analisis Kualitatif2.3.1 Uji OrganoleptisUji organoleptis dilakukan dengan tujuan mengetahui ke khususan bau dan rasa simplisia yang diuji.

2.3.2 Identifikasi MakroskopikMakroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia. Cara ini dilakukan untuk mencari kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.Gambar makroskopik rimpang jahe merahGambar irisan melintang jahe merah 2.3.3 Identifikasi MikroskopikMikroskopik merupakan pengujian yang dilakukan untuk melihat bentuk anatomi jaringan yang khas dari simplisia. Dari pengujian ini akan diketahui jenis simplisia berdasarkan fragmen pengenal yang spesifik bagi masing-masing simplisia. Pengujian ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menampang melintang (simplisia basah) dan fragmen (serbuk pegagan).

Gambar pengamatan mikroskopik rimpang jahe dengan medium Kloralhidrat

Gambar pengamatan mikroskopik rimpang jahe dengan medium air suling

2.3.4 Uji HistokimiaUji histokimia dilakukan untuk mengetahui macam zat kandungan yang terdapat dalam jaringan tanaman. Dengan menggunakan pereaksi yang spesifik, zat-zat kandungan tersebut akan memberikan warna yang spesifik pula sehingga akan mudah terdeteksi.

2.3.5 Skrining FitokimiaSkrining fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan karena sifatnya yang dapat bereaksi secara khas dengan pereaksi tertentu

2.4 Analisis Kuantitatif2.4.1 Kadar AirTujuan dari penetapan kadar air adalah mengetahui batas maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air didalam bahan. Penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air dibawah 10 % atau lebih spesifiknya adalah 5%.

2.4.2 Susut PengeringanSusut pengeringan adalah presentase senyawa yang hilang selama proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain yang hilang). Susut pengeringan untuk jahe merah adalah tidak lebih dari 10% (FHI, hal 24)

2.4.3 Kadar AbuKadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau mineral yang terdapat pada suatu bahan pangan. Penentuan kadar total dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain untuk menentukan baik atau tidaknya suatu pengolahan, mengetahui jenis bahan yang digunakan, dan sebagai penentu parameter nilai gizi suatu bahan makanan. Kadar abu total untuk simplisia jahe merah adalah tidak lebih dari 5,0% (FHI , hal 24)

BAB IIMETODE PENELITIAN

3.1 Alat dan BahanNo Proses Alat Bahan

1Determinasi Buku flora Alat tulis ( buku dan boltpoint ) Rimpang jahe merah

2 Pembuatan simplisia Pisau Baskom Tempeh atau tampeh Rimpang jahe merah Air

3 Uji organoleptis Rasa Bau Warna Rimpang jahe merah

4 Uji makrokospis struktur Rimpang jahe merah

5 Uji mikroskopis Mikroskop Pisau atau cutter Gelas objek Rimpang jahe merah Simplisia herba pegagan yang sudah dikeringkan Air suling Kloral hidrat

6 Uji histokimia Tabung reaksi Pipet tetes Simplisia jahe merah Larutan floroglusin LP dan asam klorida P Larutan sudan III LP Larutan besi (III) amonium sulfat LP Larutan vanilin P 10 % b/v dalam etanol 90 % dan asam klorida P. Kalium hidroksida etanol 90 % P Larutan yodium 0,1 N Larutan merah euthenium LP Larutan bouchardat LP Larutan natrium hidroksida (5%) LP

7Uji kadar air timbangan

Serbuk simplisia jahe merah

8 Susut pengeringan Botol timbang Timbangan analitik Wadah pengeringan Serbuk simplisia jahe merah

9Uji kadar abu Kurs platina Bunsen Kaki tiga Kasa asbes Pinset Timbangan analitik Serbuk simplisia jahe merah

3.2 DeterminasiCara kerja: 1. Siapkan tanaman yang akan dideterminasi, yaitu jahe merah2. Lakukan pengamatan terhadap tanaman tersebut3. Dicocokkan dengan literatur flora4. Catat hasil pengamatan

3.3 Pembuatan SimplisiaCara kerja :1. Menyiapkan bahan baku2. Proses pembuatan simplisia Mengumpulkan bahan baku yaitu rimpang jahe merah yang dipilih harus rimpang yang baik atau masih segar3. Sortasi Basah Menghilangkan bagian yang tidak digunakan Memilih tanaman yang tidak rusak.4. Pencucian Rimpang jahe merah dibersihkan dari kotoran yang menempel, dicuci dengan air hingga bersih.5. Pengeringan Untuk mengurangi kadar air dalam bahan dapat dilakukan dengan pengeringan dibawah sinar matahari.6. Sortasi kering Pemilihan bahan yang telah dikeringkan.

3.4 Uji OrganoleptisCara kerja: 1. Dirasakan rasa dari simplisia basah rimpang jahe merah2. Dibaui simplisia basah jahe merah3. Dicatat hasil dari rasa dan bau simplisia jahe merah

3.5 Uji MakroskopisCara kerja :1. Amati bentuk, bau dan warna dari simplisia basah jahe merah2. Catat dan gambar hasil pengamatan simplisia basah jahe merah

3.6 Uji MikroskopisCara kerja:Untuk pengamatan penampang melintang:1. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan2. Bagian daun diiris melintang3. Diamati penampang melintang daun dengan mikroskop4. Catat dan gambar hasil pengamatanUntuk pengamatan fragmen:1. Mengambil sedikit simplisia Zingiber officinale linn var rubrum Rhizoma dan meletakannya pada objek glass2. Menetesi sedikit larutan kloral hidrat 70% kemudian segera menutup dengan cover glass3. Mengamati dibawah mikroskop.4. Mencatat dan menggambar hasil pengamatan.

3.7 Uji HistokimiaCara kerja:1. Didihkan simplisia Zingiber officinale linn var rubrum Rhizoma dalam larutan natrium klorida P atau larutan natrium sulfat LP sampai simplisia cukup keras untuk disayat.2. Sayat simplisia Zingiber officinale linn var rubrum Rhizoma yang telah didihkan kemudian letakkan sayatan pada kaca objek atau kaca aloji3. Tetesi dengan pereaksi larutan floroglusin LP dan asam klorida P4. Diamati warna yang terlihat dalam simplisia Zingiber officinale linn var rubrum Rhizoma.5. Sayat kembali simplisia dan letakkan pada kaca obyek kemudian ditetesin dengan larutan sudan III LP6. Diamati warna yang terlihat pada simplisia.7. Lakukan yang sama untuk beberapa larutan yang lain sampai selesai 8. Catan hasilnya dan bandingkan dengan literature yang ada untuk mengetahui kandungan apa saja yang ada dalam jaringan jahe merah.3.8 Uji Kadar Air

% = x 100%

3.9 Susut pengeringan

% = x 100%