pemeriksaan simplisia

4
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI PEMERIKSAAN SIMPLISIA LALU SANIK WAHYU FADIL AMRULLOH (K1A014026) RABU, 11 NOVEMBER 2015 LABORATORIUM BIOLOGI MIPA – PRODI FARMASI UNRAM 1. PENDAHULUAN Bahan alam merupakan salah satu bahan yang dapat dijadikan sediaan obat alami seper halnya ekstrak. Ekstrak didapat dari pengeringan suatu sediaan bahan alam yang berbentuk simpilisia. Simplisia ini adalah bentuk tanaman dalam rajangan kering atau bentuk potongan-potongan dari suatu tanaman. Disini simpilisia memiliki ciri-ciri khas pada ap-ap aspeknya seper bentuk, rasa, aroma, bahkan zat akf yang terkandung di dalamnya. 2. TINJAUAN PUSTAKA Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simpisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia naba dan simplisia hewani. Simplisia naba adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Depkes RI, 1978). Nama lan simplisia ditetapkan dengan menyebutkan nama marga (genus), atau nama jenis (spesies) atau petunjuk jenis (specific ephitet) tanaman asal, diiku dengan bagian tanaman yang dipergunakan. Ketentuan ini dak berlaku untuk simplisia naba yang diperoleh dari beberapa macam tanaman yang berbeda-beda marganya maupun untuk eksudat tanaman. Sedangkan untuk nama Indonesia simplisia naba, hewani, atau simplisia pelikan ditulis dengan menyebutkan nama daerah yang paling lazim. Jika Prakkum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 1

Upload: nickjr

Post on 13-Feb-2016

762 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum farmakognosi acara 1

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSIPEMERIKSAAN SIMPLISIALALU SANIK WAHYU FADIL AMRULLOH (K1A014026)RABU, 11 NOVEMBER 2015LABORATORIUM BIOLOGI MIPA PRODI FARMASI UNRAM

Praktikum Farmakognosi Prodi Farmasi UNRAM | 1

1. PENDAHULUANBahan alam merupakan salah satu bahan yang dapat dijadikan sediaan obat alami seperti halnya ekstrak. Ekstrak didapat dari pengeringan suatu sediaan bahan alam yang berbentuk simpilisia. Simplisia ini adalah bentuk tanaman dalam rajangan kering atau bentuk potongan-potongan dari suatu tanaman. Disini simpilisia memiliki ciri-ciri khas pada tiap-tiap aspeknya seperti bentuk, rasa, aroma, bahkan zat aktif yang terkandung di dalamnya.

2. TINJAUAN PUSTAKASimplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simpisia terbagi 2 jenis, yaitu simplisia nabati dan simplisia hewani. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian dari tanaman atau isi sel dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia murni. Sedangkan simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan, atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Selain itu juga terdapat simplisia pelican (mineral), yaitu simplisia yang berupa bahan-bahan pelikan/mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Depkes RI, 1978). Nama latin simplisia ditetapkan dengan menyebutkan nama marga (genus), atau nama jenis (spesies) atau petunjuk jenis (specific ephitet) tanaman asal, diikuti dengan bagian tanaman yang dipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk simplisia nabati yang diperoleh dari beberapa macam tanaman yang berbeda-beda marganya maupun untuk eksudat tanaman. Sedangkan untuk nama Indonesia simplisia nabati, hewani, atau simplisia pelikan ditulis dengan menyebutkan nama daerah yang paling lazim. Jika simplisia nabati berupa bagian tanaman, maka nama daerah tersebut didahului dengan nama bagian tanaman yang dipergunakan (Depkes RI, 1995).

3. ALAT DAN BAHANObjek glass dan penutup gelas, lampu spritus, pinset, mikroskop cahaya, silet, kaca pembesar, tissue/lap. Aquadesilata, larutan kloraldehidrat, simplisia daun, simplisia kulit batang, simplisia akar dan rimpang.

4. CARA KERJAa. OrganoleptikSerbuk simplisia MengamatiWarna, bau, rasa simplisiab. MakroskopikSimplisia daun, simplisia kulit batang, simplisia akar dan batang Mengukur luas permukaan sampel dengan menggunakan kertas milimeter blok. Hasilc. Mikroskopik LignumSerbuk kayu manis (Cinnamomum Lignum) Menempatkan diatas objeck glass Menambahkan beberapa tetes larutan kloralhidrat Menghangatkan diatas lampu spiritus Menutup dengan gelas penutup Melihat dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran lemah dan bila perlu dengan perbesaran kuatHasil FlosSerbuk bunga cengkeh (Syzygium Flos) Menempatkan diatas objeck glass Menambahkan beberapa tetes larutan kloralhidrat Menghangatkan diatas lampu spiritus Menutup dengan gelas penutup Melihat dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran lemah dan bila perlu dengan perbesaran kuat Hasil

5. HASIL DAN PEMBAHASANPada percobaan ini, digunakan beberapa sampel yaitu kencur (Kaempferia Rhizoma), kayu manis (Cinnamomum Cortex), serbuk bunga cengkeh (Syzygium Flos), serbuk kayu manis (Cinnamomum Lignum), daun pepaya (Carica Folium) dan seledri (Apium Lignum dan Apium Folium).Pada identifikasi simplisia secara organoleptik yaitu identifikasi yang meliputi pengujian morfologi dari sampel berdasarkan warna, baru dan rasa dari simplisia. Sampel pertama yaitu serbuk bunga cengkeh (Syzygium Flos). sampel ini berwarna cokelat tua, beraroma wangi khas cengkeh, dan memiliki rasa agak panas dan rasa khas cengkeh. Sampel kedua yaitu serbuk kayu manis (Cinnamomum Lignum), sampel ini berwarna coklat muda, beraroma khas kayu manis, dan memiliki rasa sedikit manis. Kemudian, pengamatan pada kencur (Kaempferia Rhizoma), sampel ini berupa rimpang atau akar. Memiliki warna coklat, dan memiliki aroma khas kencur atau seperti jamu. Sampel berikutnya adalah kayu manis (Cinnamomum Cortex) yang memiliki warna cokelat dan beraroma khas kayu manis. Sampel yang terakhir adalah daun pepaya (Carica Folium), daun ini, memiliki warna hijau dan memiliki aroma seperti daun yang dikeringkan.Selanjutnya identifikasi simplisia secara makroskopik. pengujian ini dilakukan dengan mata telanjang atau atau kaca pembesar terhadap organ tanaman yang digunakan untuk simplisia. Sampel yang digunakan pada pengamatan ini adalah seledri (Apium Lignum, Apium Folium), batang seledri memiliki luas permukaan 6 cm dan 8 cm, daun kecilnya memiliki luas permukaan 2 cm, 3 cm, dan 2 cm, dan daun besarnya memiliki luas permukaan 3 cm, 5 cm, dan 4 cm. Sampell berikutnya yaitu kencur (Kaempferia Rhizoma) memiliki luas permukaan 1 cm dan 2 cm. Kayu manis (Cinnamomum Cortex) memiliki luas permukaan 5 cm, 2,5 cm, dan 4,5 cm. Sedangkan daun pepaya (Carica Folium) memiliki luas permukaan 5 cm, 2,5 cm, dan 4,5 cm. Terakhir identifikasi mikroskopik yang dilakukan menggunakan mikroskop cahaya guna mengamati anatomi dari jaringan simplisia itu sendiri. Digunakan larutan kloralhidrat untuk melihat jaringan-jaringan di dalam sampel dengan jelas. Sampel yang digunakan adalah serbuk bunga cengkeh (Syzygium Flos) dan serbuk kayu manis (Cinnamomum Lignum). Pada pengamatan, tidak terlihat jaringan-jaringan penyusunnya dari kedua sampel ini. Adapun gambar penampang serbuk bunga cengkeh (Syzygium Flos) dan serbuk kayu manis (Cinnamomum Lignum) sebagai berikut:

Serbuk kayu manis (Cinnamomum Lignum).

Serbuk bunga cengkeh (Syzygium Flos).

6. KESIMPULANBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa Identifikasi simplisia dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu organoleptik, makroskopik, dan mikroskopik. Ciri khas setiap simplisia seperti bentuk, warna, rasa, serta aromanya berbeda-beda tergantung dari mana asal simplisia tersebut.

7. DAFTAR PUSTAKADepkes RI. 1978. Materia Medika Indonesia Jilid II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.