laporan simplisia kelompok
DESCRIPTION
Teknologi Produksi Tanaman ObatTRANSCRIPT
TEKNIK PRODUKSI TANAMAN OBAT DAN AROMATIK
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM SIMPLISIA
Disusun oleh:
Agustina Rizky Cahya125040201111142
Mega Shintia 125040201111052
Fadhilah Roviyanti 125040201111204
M Azrul Ahsani K 1205040201111287
Kelompok Senin 13.20 SDL I
Asisten : Delvi Violita
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
A. Identifikasi Bahan
1. Nama tanaman : Kencur (Kaempferia galanga L.)
2. Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang
3. Nama simplisia : Kaempferia galanga Rhizoma
4. Fitokimia : Rimpang mengandung minyak atsiri yang
tersusun α-pinene (1,28%), kampen (2,47%), benzene (1,33%), borneol (2,87%),
pentadecane (6,41%), eucaliptol (9,59%), karvon (11,13%), metilsinamat (23,23%),
dan etil-p metoksisinamat (31,77%). Selain itu, terdapat pula golongan senyawa
flavonoid dalam rimpang ini
5. Khasiat Tanaman Kencur : Ekstrak rimpang kencur (Kaempferia galanga)
berpotensi aktif terhadap infeksi bakteri. Ekstrak aseton memiliki efek inhibisi pada
monoamina oksidase. Selain itu, ekstrak etanol 95% tanaman ini memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan ekstrak air panas terhadap Escherichia
coli. Rimpang kencur ditemukan memiliki aktivitas antikanker, antihipertensi dan
aktivitas larvacidal dan untuk berbagai penyakit kulit, rematik dan diabetes mellitus.
B. Tahapan Pembuatan Simplisia
1. Pemilihan Bahan Baku
Bahan baku
Tanaman obat yang menjadi sumber simplisia nabati merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi simplisia.Sebagai sumber simplisia, tanaman obat
dapat berupa tumbuhan liar atau berupa tanaman budidaya. Tumbuhan liar adalah
tumbuhan yang tumbuh dengan sendirinya di hutan atau ditempat lain, atau tanaman
yang sengaja ditanam dengan tujuan lain, misanya sebagai tanaman hias, tanaman
pagar tetapi bukan dengan tujuan untuk memproduksi simplisia. Tanaman budidaya
adalah tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan produksi simplisia. Tanaman
budidaya dapat diperkebunkan secara luas, dapat diusahakan oleh petani secara kecil-
kecilan yang berupa tanaman tumpang sari atau Taman Obat Keluarga. Bahan baku
dalam pembuatan simplisia kencur adalah rimpang kencur segar dengan hasil panen
yang besar dan cukup umur (10-12 bulan) masih dalam keadaan segar dan tidak
busuk.
Biasanya kencur berdaun lebar dengan bentuk bulat atau membulat,
mempunyai rimpang dengan ukuran besar pula, tetapi kandungan minyak atsirinya
lebih rendah daripada kencur yang berdaun kecil berbentuk jorong dengan ukuran
rimpang lebihkecil. Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar
adalah varietas unggul asal Bogor (Galesia-1).
Waktu pengambilan bahan
Umur tumbuhan atau bagian tumbuhan yang dipanen berpengaruh pada kadar
senyawa aktif. Ini berarti bahwa mutu simplisia yang dihasilkan sering tidak sama,
karena umur saat panen tidak sama. Umur panen kencur yang tepat adalah sekitar 10-
12 bulan.
Karakteristik
Warna : warna kulit rimpang cokelat terang dan daging rimpang berwarna
kuning, berdaun membulat, ujung daun meruncing dengan warna daun hijau gelap.
Bentuk : bentuk bulat atau membulat, mempunyai rimpang dengan ukuran
besar
Kenampakan : Penampakan secara visual mulus, tidak ada gejala busuk atau
mengandung cendawan.
Aroma : Bau khas aromatik kencur dan rasa pedas, hangat, agak pahit,
akhirnya menimbulkan rasa tebal khas kencur.
Rasa : rasa pedas, hangat, agak pahit, akhirnya menimbulkan rasa tebal khas
kencur.
2. Sortasi Basah
Penyortiran dilakukan untuk memisahkan rimpang kencur yang bagus dengan
rimpang kencur busuk/rusak atau cemaran bahan asing lainnya dan akan diproses
dalam bentuk simplisia dan bahan rimpang kencur segar. Prosedur yang harus
dilakukan yaitu :
1) Pilih rimpang kencur yang besar, tua (umur 10-12 bulan) bagus tidak busuk/rusak
2) Bersihkan rimpang kencur dari tanah dan kotoran lain yang masih menempel,
dengan cara dipukul perlahan
3) Potong daun-daun, batang dan akar menggunakan pisau
4) Pisahkan bahan rimpang yag akan di proses/ dikemas dalam bentuk simplisia dan
bahan rimpang kecur segar.
Jenis benda asing yang ditemukan:
Plastik
Rimpang kencur kering
Rimpang kencur busuk
3. Cara pencucian
Pencucian dilakukan pada saat praktikum, kencur dibilas
dengan air mengalir agar air yang sudah digunakan tidak
terkena bahan praktikum. Kemudian di pisahkan akar-akar
yang masih menempel pada kencur serta membuang bagian
kencur yang tidak digunakan kemudian di tiriskan hingga tidak
ada air yang menetes lagi.
4. Bobot basah
Pengukuran bobot basah dilakukan dengan cara menimbang
kencur yang sudah di cacah menjadi bagian yang lebih kecil
lagi, sehingga diperoleh hasil bobot basah pada kencur sebesar
176,7gram
5. Pegubahan bentuk dari bahan baku
Pengubahan bentuk kencur dilakukan dengan cara memotong bagian bahan baku
menjadi bentuk yang lebih kecil lagi agar kencur mengalami penyusutan bobot kering. Dan
terjadi perubahan warna yang mulanya berwarna putih kekuningan menjadi kuning kecoklat-
coklatan. Serta terjadi penurunan bobot bahan baku setelah di kering anginkan.
6. Cara pengeringan
-lama pengeringan : 7 hari
-bobot kering bahan baku : 46,0 gram
-kadar air bahan baku : 176,7-46 gram = 130,7 gram
7. Uji Organoleptik
Warna : Warna coklat kemerahan
Aroma : bau khas aromatik
Rasa : hambar
8. cara penyimpanan
Penyimpanan simplisia dapat di-lakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang
ber AC. Ruang tempat penyimpanan harus bersih, udaranya cukup kering dan ber-ventilasi.
Ventilasi harus cukup baik karena hama menyukai udara yang lembab dan panas.
Selama penyimpanan kemungkinan bisa terjadi kerusakan pada simplisia, kerusakan
tersebut dapat mengakibatkan kemunduran mutu, sehingga simplisia yang bersangkutan tidak
lagi memenuhi persyaratan. Oleh karena itu, pada penyimpanan simplisia perlu diperhatikan
hal yang dapat menyebabkan kerusakan pada simplisia, yaitu cara pengepakan,
pembungkusan dan pewadahan, persyaratan gudang simplisia, cara sortasi dan pemeriksaan
mutu serta cara pengawetannya. Penyebab utama pada kerusakan simplisia yang utama adalah
air dan kelembaban. Untuk dapat disimpan dalam waktu lama, simplisia harus dikeringkan
terlebih dahulu sampi kering, sehingga kandungan airnya tidak lagi dapat menyebabkan
kerusakan pada simplisia.
Cara menyimpan simplisia dalam wadah yang kurang sesuai memungkinkan
terjadinya kerusakan pada simplisia karena dimakan kutu atau ngengat yang temasuk
golongan hewan serangga atau insekta.
Wadah :
Wadah harus bersifat tidak beracun dan tidak
bereaksi(inert) dengan isinya sehingga tidak
menyebabkan terjadinya reaksi serta penyimpangan rasa,
warna, bau dan sebagainya pada simplisia. Selain itu
wadah harus melindungi simplisia dari cemaran mikroba,
kotoran, serangga serta mempertahankan senyawa aktif
yang mudah menguap atau mencegah pengaruh sinar, masuknya uap air dan gas-gas
lainnya yang dapat menurunkan mutu simplisia. Untuk simplisia yang tidak tahan
terhadap sinar, misalnya yang banyak mengandung vitamin, pigmen atau minyak,
diperlukan wadah yang melindungi simplisa terhadap cahaya, misalnya aluminium
foil, plastic atau botol yang berwarna gelap, kaleng dan lain sebagainya
Suhu :
Penyimpanan simplisia kering, biasanya dilakukan pada suhu kamar (15 sampai 30 ,
tetapi dapat pula dilakukan ditempat sejuk (5 sampai 15 ), atau tempat dingin (0 sampai 5 ),
tergantung dari sifat dan ketahanan simplisia tersebut. Suhu gudang tidak melebihi 300C
Kelembapan :
Kelemaban udara di ruang penyimpanan simplisia kering, sebaiknya diusahakan
serendah mungkin untuk mencegah terjadinya penyerapan uap air. Kelembabab udara
sebaiknya di-usahakan serendah mungkin (650 C) untuk mencegah terjadinya penyerapan air.
Kelembaban udara yang tinggi dapat memacu pertumbuhan mikroorganisme sehingga
menurunkan mutu bahan baik dalam bentuk segar maupun kering.