laporan praktikum kesuburan, pemupukan, dan kesehatan tanah

21
ACARA II NILAI KESUBURAN TANAH ABSTRAKSI Praktikum Kesuburan, Pemupukan, dan Kesehatan Tanah acara II yaitu Nilai Kesuburan Tanah (NKT) dilaksanakan pada tanggal 14 September 2015 di Laboratorium Kesuburan dan Kimia Tanah, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Tujuan dari praktikum ini adalah (1) mengetahui tingkat kesuburan tanah sawah secara aktual dan (2) mengetahui pengaruh pupuk terhadap kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk menyediakan substrat atau nutrisi dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Pemupukan merupakan suatu proses penambahan bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang non organik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan meningkatkan produksi tanaman. Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi suplai nutrien ke dalam tanaman, yaitu faktor tanah, lingkungan dan karakteristik tanaman itu sendiri. Kandungan yang ada dalam Bio-slurry yang diberikan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kata kunci: NKT I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang berkepentingan terhadap tanah. Tanah sebagai sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Tanah sebagai sumberdaya yang digunakan untuk keperluan pertanian dapat bersifat sebagai sumberdaya yang dapat pulih (reversible) dan dapat pula sebagai sumberdaya yang dapat habis. Dalam usaha pertanian tanah mempunyai fungsi utama sebagai sumber penggunaan unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, dan

Upload: andri-septian-cahyadi

Post on 05-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Merupakan laporan Acara 2 di Praktikum ini. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.2013.

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

ACARA II

NILAI KESUBURAN TANAH

ABSTRAKSI

Praktikum Kesuburan, Pemupukan, dan Kesehatan Tanah acara II yaitu Nilai Kesuburan Tanah (NKT) dilaksanakan pada tanggal 14 September 2015 di Laboratorium Kesuburan dan Kimia Tanah, Jurusan Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Tujuan dari praktikum ini adalah (1) mengetahui tingkat kesuburan tanah sawah secara aktual dan (2) mengetahui pengaruh pupuk terhadap kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk menyediakan substrat atau nutrisi dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Pemupukan merupakan suatu proses penambahan bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang non organik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan meningkatkan produksi tanaman. Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi suplai nutrien ke dalam tanaman, yaitu faktor tanah, lingkungan dan karakteristik tanaman itu sendiri. Kandungan yang ada dalam Bio-slurry yang diberikan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Kata kunci: NKT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang berkepentingan terhadap tanah. Tanah sebagai sumberdaya alam yang

dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai macam aktivitas guna memenuhi

kebutuhan hidupnya. Tanah sebagai sumberdaya yang digunakan untuk keperluan

pertanian dapat bersifat sebagai sumberdaya yang dapat pulih (reversible) dan dapat

pula sebagai sumberdaya yang dapat habis. Dalam usaha pertanian tanah mempunyai

fungsi utama sebagai sumber penggunaan unsur hara yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman, dan sebagai tempat tumbuh dan berpegangnya akar serta tempat

penyimpan air yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup tumbuhan.

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh

sejumlah interaksi sifat fisika, kimia, dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi

habitat akar aktif tanaman. Banyaknya jenis tanah yang disekitar Yogyakarta otomatis

memiliki tingkat kesuburan yang berbeda. Oleh karena itu diperlukan cara untuk

mengetahui nilai kesuburan tanah secara aktual, kesuburan tanah aktual adalah

kesuburan tanah alamiah tanpa tambahan apapun.

Pada awal budidaya pertanian, hara yang diperlukan untuk produksi tanaman hanya

mengandalkan sumber alami dari tanah, baik yang bersumber dari bahan organik dan

Page 2: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

dari bahan mineral tanah, tanpa adanya pasokan hara dari luar. Setelah hara setempat

habis atau produktivitasnya menurun, perlu diupayakan pengelolaan kesuburan tanah,

yaitu dengan penambahan bahan organik untuk memulihkan kembali status hara dalam

tanah. Perkembangan selanjutnya tidak terbatas pada penggunaan pupuk organik,

namun juga dengan penggunaan pupuk buatan.

B. Tujuan

1. Mengetahui tingkat kesuburan tanah sawah secara aktual

2. Mengetahui pengaruh pupuk terhadap kesuburan tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah yang subur adalah tanah yang apabila ditanami dapat menghasilkan panen

yang tinggi sepanjang tahun. Jadi apabila tanah tersebut dapat menghasilkan panen yang

tinggi tetapi hanya dapat ditanami satu kali saja selama satu tahun (misalnya karena tidak

ada air) maka tidak dapat dikategorikan sebagai tanah yang subur. Oleh karena itu definisi

kesuburan tanah dibedakan lagi menjadi dua yaitu kesuburan tanah aktual, yaitu kesuburan

tanah hakiki (asli/alamiah) dan kesuburan tanah potensial, yaitu kesuburan tanah

maksimum yang dapat diperoleh dengan intervensi teknologi yang mengoptimumkan

semua faktor, misalnya dengan memasang instalasi pengairan untilk lahan yang tidak

tersedia air secara terus menerus atau yang lainnya (Anonim, 2012). Tanah yang subur

adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang sangat dalam) melebihi

150 cm, strukturnya gembur remah, pH 6-6,5, mempunyai aktivitas jasad renik yang tinggi

(maksimum). Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi tanaman adalah cukup dan tidak

terdapat pembatas-pembatas tanah untuk pertumbuhan tanaman (Sutejo, 2002).

Nilai kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati tetapi hanya dapat

diperkirakan (ditaksir). Perkiraan nilainya dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik,

kimia dan biologi tanah yang terukur, yang kemudian dihubungkan/dikaitkan dengan

penampilan (performance) tanaman menurut pengalaman atau hasil penelitian sebelumnya.

Kesuburan tanah juga dapat ditaksir dengan mengamati keadaan tanaman secara langsung.

Page 3: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

Dengan cara pertama hanya dapat diketahui sebab-sebab yang menentukan kesuburan

tanah, sedangkan dengan cara kedua hanya dapat diketahui tanggap (reaksi) tanaman

terhadap keadaan tanah yang dihadapinya (Anonim, 2012).

Penggunaan pupuk urea yang semakin tinggi dosisnya berpengaruh nyata

meningkatkan pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah rimpang

induk, bobot rimpang kering dan bobot kering batang + daun/rumpun). Warna daunnya

terlihat lebih hijau gelap dan pertumbuhannya pada tinggi tanaman lebih tinggi pada

tanaman yang dipupuk urea dosis 300 kg/ha. Rendahnya status hara N tanah, menyebabkan

respon tanaman terhadap komponen pertumbuhan meningkat dengan pemberian pupuk urea

dosis 300 kg/ha (Rahardjo, 2010).

Penggunaan pupuk kimia berkadar hara tinggi seperti Urea, Za, Tsp atau SP-36, dan

KCl tidak selamanya menguntungkan karena dapat menyebabkan lingkungan menjadi

tercemar jika tidak menggunakan aturan yang semestinya. Pemupukan dengan pupuk kimia

hanya mampu menambah unsur hara tanah tanpa memperbaiki sifat fisika dan biologi

tanah, bahkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tanah. Penggunaan pupuk

sintetis yang tinggi pada tanah akan mendorong hilangnya hara, polusi lingkungan, dan

rusaknya kondisi alam (Iwan, 2004).

Lingkup lengas tanah adalah petunjuk umum tentang keadaan lengas tanah. Secara

kasar menunjukan tanah berada dalam keadaan kering atau lembab berdasarkan keadaan

dalam penggal baku tanah (Soil control action), yaitu mintakat antara jeluk 10 dan 30 cm

dalam tanah lempungan atau antara 30 dan 90 cm dalam tanah pasiran. Penetapan kadar

lengas tanah dapat dilakuakan secara tidak langsung atau langsung. Metode langsung

diartikan sebagai metode dimana air dikeluarkan dari sampel misalnya melalui evaporasi

selanjutnya jumlah air yang dikeluarkan tersebut ditentukan. Cara yang paling umum

digunakan dalam menentukan jumlah air yang dikeluarkan adalah dengan mengukur

kehilangan berat sample (Gardner,1986).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar lengas adalah pengaruh temperatur

terhadap sifat-sifat tanah lebih kecil dibandingkan curah hujan (lengas), karena sebagian

energi digunakan untuk evaporasi dan transpirasi. Jadi pengaruh temperatur berpengaruh

Page 4: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

terhadap kegiatan perombakan bahan organik serta laju reaksi pelapukan kimia. Iklim

merupakan faktor yang mempengaruhi kadar lengas tanah. Curah hujan dan temperatur

merupakan anasir iklim yang berpengaruh pada kandungan kadar lengas tanah. Faktor

topografi berpengaruh pada kandungan lengas tanah dalam mempercepat kehilangan lengas

atau sebaliknya, yaitu mengawetkannya (Boyzeric, 2010).

Aspek penting kesuburan tanah dalam hubungannya dengan P adalah serapan P oleh

tanaman selama periode kekurangan (stress) air, karena sebagian besar P yang diserap oleh

tanaman melalui proses difusi menunjukkan bahwa serapan P oleh kecambah jagung

berkurang sesuai dengan penurunan kadar air tanah atau peningkatan stress/kekurangan air.

Pengaruh kekurangan air terhadap serapan P tanaman dapat dikurangi dengan pemberian P

yang tinggi (Lopulisa, 2004).

Masing–masing metode pemberian pupuk K ada kelebihannya dengan

pertimbangan makin menyebar menyebabkan K makin banyak kontak dengan bahan -

bahan tanah, dan kondisi ini sangat merugikan apabila pada tanah-tanah yang mempunyai

kemampuan menfiksasi K tinggi. Sedangkan apabila pemberian pada tempat tertentu (tugal

atau alur) maka konsentrasi pada bagian-bagian tertentu tinggi sebaliknya bagian lain

sedikit. Terlalu banyak konsentrasi K dapat merusak tanaman muda atau perakaran, yang

akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Suwarno, 2003).

III. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan, Pemupuan, dan Kesehatan Tanah Acara II yang berjudul

Manajemen Kesuburan Tanah, Nilai Kesuburan Tanah Dan Pengaruh Pemupukan

dilaksanakan pada tanggal 14 September 2015 di Laboratorium Kesuburan dan Kimia

Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Pada peraktikum ini dilakukan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu Manajemen

Kesuburan Tanah, Nilai Kesuburan Tanah Dan Pengaruh Pemupukan.

1. Manajemen kesuburan tanah

Page 5: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

Melakukan observasi/pengamatan langsung dilahan petani untuk melakukan

wawancara dengan petani dan mengisi lembar pengamatan dan penelusuran data

terkait (terlampir). Melakukan dokumentasi dan membuat makalah beserta slide

untuk presentasi

2. Nilai Kesuburan Tanah

Dilakukan dengan metode Neubauer (individual). Mengambil tanah permukaan 0-

10cm dari 10-20 titik pada satu lahan sawah, jadikan satu agar homogeny.

Hancurkan agregat tanah dengan tangan, tanah tersebut diangin-anginkan, sehingga

mendekati remah (tidak menggumpal). Kemudian timbang tanah sawah kering

angina tersebut setara 100 g kering mutlak, masukkan dalam cepluk plastic ukuran

500 mL, lalu ditambahkan 100 g pasir kuarsa yang dicuci bersih, tambah air 200

mL, diaduk hingga merata dan taburkan 100 biji gabah padi dan ditutup kuarsa di

atasnya 100 g. setelah bibit muncul (2-3 hari) tambahkan air sehingga permukaan

padatan terendam. Pelihara tanaman dengan kondisi padatan terendam 2 cm sampai

padi berumur 18 hari. Setelah 18 hari dibersihkan akar tanaman dari pasir dan tanah

yang melekat dengan bantuan air kran. Setelah itu di angina-anginkan tanaman,

kemudian masukkan dalam kantung kertas lalu di oven dengan suhu 65% selama 24

jam, timbang bobot kering tanaman. Untuk control digunakan media pasir kuarsa.

3. Pengaruh Pemupukan

Masukkan tanah yang disediakan ke dalam pot plastik 2 L. Tanami setiap pot

dengan bibit yang tersedia. Dengan perlakuan penyiraman: a) air, (b) biosluri

kepekatan 10%. Kemudian pengamatan setiap minggu meliputi tinggi tanaman,

kenampakan visual (morfologi dan warna). Pada akhir percobaan potong tanaman

tepat pada pangkal batangnya Timbang bobot segar dan bobot kering

brangkasan(shoot). Bobot kerin diperoleh setelah jaringan tanaman tersebut dioven

pada temperatu 60°C selama >48 jam.

Page 6: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

IV. PEMBAHASAN

Kesuburan tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk

menyediakan substrat atau nutrisi dimana tanaman dapat tumbuh dan berkembang.

Kesuburan sendiri merupakan fungsi dari kekayaan tanah yang berupa nutrisi, lengas,

mineral, dan bahan organik tanah (Du and Zhou, 2009). Selain itu, kesuburan tanah sendiri

terdiri dari kesuburan secara fisik, kimia, dan biologi. Kesuburan secara fisik berupa

struktur, tekstur yang pada umumnya mempengaruhi kesuburan lainnya. Kesuburan kimia

dapat berupa nutrisi itu sendiri atau pH tanah sedangkan kesuburan biologi dapat berupa

keberadaan mikroorganisme dll.

Pada praktikum ini, status kesuburan tanah akan ditentukan dengan menggunakan

metode Neubauer. Metode ini merupakan metode yang berbasis analisis tanaman. Uji ini

mengasumsikan bahwa tanaman menyerap nutrisi sebesari jumlah nutrisi yang ada di dalam

tanah tersebut. Uji dilakukan dengan menumbuhkan benih yang banyak pada jumlah tanah

yang sedikit, sehingga diharapkan akar tanaman akan menyerap semua bentuk nutrisi

tersedia yang berada di dalam tanah tersebut dalam waktu yang singkat. Uji ini merupakan

uji kualitatif dimana tanaman yang ditumbuhkan pada media campuran (kwarsa dan tanah

yang diuji) akan dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh dalam media kwarsa

(kontrol). Selisih perbedaan antara keduanya merupakan suatu gambaran banyaknya nutrisi

yang diambil tanaman dari dalam tanah (Datta, 2003; Purbo, 1999).

Tabel 1. Hasil Pengamatan Padi

Perlakuan BS BK T1 T2 T3Kontrol 1,25 0,88 6,8 7,9 5,9Tanah-1 3,78 1,06 19 16 15,4Tanah-2 3,51 1,03 15,3 14,5 16Tanah-3 3,56 1,15 12,2 14,3 11,4

Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi suplai nutrien ke dalam tanaman, yaitu

faktor tanah, lingkungan dan karakteristik tanaman itu sendiri. Faktor tanah yang paling

utama adalah ada tidaknya unsur yang berkaitan, defisiensi unsur pada umumnya terjadi

Page 7: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

pada tanah yang didominasi oleh pasir karena rendahnya nilai KPK. Faktor yang lain

adalah pH tanah, tekstur tanah, kadar lengas dll. Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh

adalah OPT, racun, suhu dll. Sedangkan karakteristik tanaman sendiri adalah kemampuan

akar, dan karakteristik lainnya (Brown, 1996). Dari ketiga faktor tersebut, faktor yang

mempengaruhi hasil dari praktikum ini hanyalah faktor yang pertama. Hal ini dikarenakan

rancangan yang dilakukan pada metode ini dimaksudkan untuk meminimalisir pengaruh

dari kedua faktor lainnya. Meminimalisir faktor lingkungan dilakukan dengan penanaman

dalam rumah kaca dimana semua unsur lingkungan cenderung akan merata, sedangkan

faktor tanaman dilakukan dengan menggunakan benih yang sama (varietas, tanggal

produksi dll). Dengan demikian pengamatan akan lebih terfokuskan pada faktor tanah. Uji

Neubauer menjadikan pengamatan lebih difokuskan kepada nutrisi tersedia yang berada

dalam tanah. Pada uji ini sendiri dilakukan penanaman pada media kwarsa sebagai kontrol.

Menurut Harley and Gilkes (2000) pasir kwarsa mengandung nutrisi tanaman dalam jumlah

yang sangat sedikit dan kandungan nutrisi yang terjerap dalam mineral kwarsa merupakan

nutrisi yang tidak tersedia bagi tanaman sehingga keberadaan kwarsa tidak akan

mengganggu kandungan nutrisi yang berada pada tanah. Dari hasil yang didapat, diketahui

bahwa tanah tersebut masih mengandung nutrisi yang tersedia bagi tanaman. Namun perlu

adanya pembandingan dengan pertumbuhan tanaman potensialnya.

Page 8: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

Pemupukan merupakan suatu proses penambahan bahan yang diberikan ke dalam

tanah baik yang organik maupun yang non organik dengan maksud untuk mengganti

kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan meningkatkan produksi tanaman.

Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur

hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman.

Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh tanaman

merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman.

Bio-slurry mengandung nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.

Nutrisi makro yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak seperti Nitrogen (N), Phosphor

(P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Serta nutrisi mikro yang

hanya diperlukan dalam jumlah sedikit seperti Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), dan

Seng (Zn) (BIRU, 2013).

Produk-produk yang terdapat di dalam bio-slurry yang bermanfaat bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah nutrisi mikro, vitamin B, asam organik

hormon pertumbuhan dan asam humat. Salah satu produk bio-slurry yang bermanfaat bagi

keremahan tanah, menjaga nutrisi tidak mudah tercuci atau hilang adalah asam humat,

dimana kandungan asam humat di dalam bio-slurry berkisar dari 10 – 20% (Anonim,

2010).

Pengaruh Bio-slurry terhadap produksi tanaman beragam tergantung kepada jenis

dan kondisi tanah, kualitas benih, iklim, dan faktor-faktor lain. Namun, pada dasarnya

pemakaian Bio-slurry akan memberi manfaat sebagai berikut:

Memperbaiki struktur fisik tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur.

Meningkatkan kemampuan tanah mengikat atau menahan air lebih lama yang

bermanfaat saat

musim kemarau.

Meningkatkan kesuburan tanah. Tanah menjadi lebih bernutrisi dan lengkap

kandungannya.

Page 9: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

Meningkatkan aktivitas cacing dan mikroorganisme “Pro-Biotik” tanah yang

bermanfaat untuk tanah dan tanaman (Biru, 2014).

Gambar 2.1 Pengaruh pemupukan pada tanaman sawi, dengan bio-slurry (kiri) dan tidak (kanan).

Table 2.1 Hasil Pengamatan Tanaman Sawi

PengamatanTanaman

ke

Perlakuan

Bio-slurry Tanpa Bio-slurry

Tinggi Tanaman 1 31,9 cm -

2 26,5 cm -

Jumlah Daun 1 8 -

2 7 -

Panjang Akar 1 9 cm -

2 10 cm -

Pada percobaan yang dilakukan mengenai pengaruh pemupukan, digunakan bio-

slurry untuk mengetahui apakah pengaruh dan bagaimana perbedaan tanaman yang diberi

bio-slurry dengan yang tidak. Pada pot pertama ditanamam dua (2) buah bibit tanaman sawi

dan juga pada pot kedua. Kemudian pot pertama disiram dengan air biasa sedangkan pada

pot kedua diberikan bio-slurry pada awal penanaman dan juga disiram dengan air biasa.

Setiap harinya tanaman juga harus disirami agar tumbuh dan berkembang.

Page 10: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

Dapat dilihat dalam gambar dan juga tabel yang sudah disediakan, bahwa pada pot

pertama yang disiram dengan air biasa tidak ada apapun didalam pot. Lalu pada pot kedua

yang diberi bio-slurry tumbuh subur dan hijau dengan rata-rata tinggi tanaman adalah 29,2

cm, rata-rata jumlah daun adalah 7,5 dan rata-rata panjang akarnya adalah 9,5 cm. Pada pot

pertama tidak terdapat tanaman apapun bukan karena tanaman sawi tersebut mati atau layu

atau tidak dapat tumbuh, namun karena faktor hama.

Ketika hendak melakukan penyiraman pada minggu ke-3, ditemukan seekor larva

dari Plutella xylostella yang merupakan hama penting pada tanaman hortikultura. Selain

pada sawi, Plutella xylostella ini juga menjadikan tanaman kubis dan lobak sebagai

inangnya. Ulat kubis banyak memakan daun muda dan daun tua. Jenis kerusakan oleh ulat

kubis ini sangat khas yaitu daun menampilkan jendela putih tidak teratur, jarang lebih besar

dari 0,5 cm yang kemudian memecah ke lubang bentuk (Kalshoven, 1981). Sehingga, pada

saat itu keadaan tanaman sawi didalam pot sudah habis dimakan oleh Plutella xylostella ini

dan hanya tersisa tulang daun dan juga batangnya, itu saja tanaman sawi didalam pot

pertama tersebut tidak tumbuh sebagus tanaman sawi di pot kedua. Dan ketika pengamatan

minggu selanjutnya, ternyata sudah tidak ada lagi tanaman yang tersisa didalam pot

pertama, yang ada hanyalah gulma-gulma yang subur karena tanah didalam pot masih

disiram dengan air berharap tanaman sawi akan tumbuh kembali.

Itu berarti, ketidakberhasilan tanaman sawi ini tumbuh dan berkembang tidak

berpengaruh terhadap faktor pemupukan atau tidak, namun karena faktor lingkungan yang

menyebabkan larva tersebut dapat menjadikan tanaman sawi tersebut inangnya dan

akhirnya tanaman sawi tersebut tidak dapat tumbuh. Namun, melihat dari pertumbuhan

sebelum tanaman sawi didalam pot pertama habis termakan larva Plutella xylostella,

pertumbuhan tanaman sawi didalam pot kedua lebih baik dan lebih bagus dari tanaman

sawi didalam pot pertama. Tanaman sawi didalam pot pertama tumbuh lebih lambat dan

tidak besar seperti tanaman sawi pada pot kedua. Ini menandakan bahwa kandungan yang

ada dalam pupuk (bio-slurry) yang diberikan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

Page 11: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah
Page 12: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kesuburan tanah dapat didefinisikan sebagai kemampuan tanah untuk

menyediakan substrat atau nutrisi dimana tanaman dapat tumbuh dan

berkembang.

2. Pemupukan merupakan suatu proses penambahan bahan yang diberikan ke

dalam tanah baik yang organik maupun yang non organik dengan maksud untuk

mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan meningkatkan

produksi tanaman.

3. Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi suplai nutrien ke dalam tanaman, yaitu

faktor tanah, lingkungan dan karakteristik tanaman itu sendiri.

4. Kandungan yang ada dalam Bio-slurry yang diberikan berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

B. Saran

Perlu ada pengamanan terhadap pengaruh hama di rumah kaca, sehingga tidak

mengganggu hasil diluar variabel uji.

Page 13: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Training Material of Biogas Technology. In: International Training

Workshop on Biogas Technology for Developing Countries. Yunnan Normal

University. China. 164 p.

Anonim. 2012. Mengembalikan Kesuburan Tanah. http://pertaniansehat.com/read/2012/

05/24/mengembalikan-kesuburan-tanah.html diakses tanggal 8 Oktober 2015.

Biru. 2013. Pedoman Pengguna dan Pengawas Pengelolaan dan Pemanfaatan Bio-slurry.

Tim BIRU, Jakarta.

Boyzeric 2010. Manfaat Mengetahui Kandungan Lengas Tanah Dalam Bidang Pertanian

Adalah Lengas Berperan Sangat Penting Dalam Proses Genesa Tanah. http:

//www.scribd.com/ doc/ 80528518/ Manfaat-Mengetahui-Kandungan-Lengas-

Tanah-Dalam-Bidang-Pertanian-Adalah-Lengas-Berperan-Sangat-Penting-Dalam-

Proses-Genesa-Tanah . Diakses tanggal 8 Oktober 2015.

Brown,P. H. dan K. Uriu. 1996. Nutrition Deficiensies and Toxicities: Diagnosing and

Correcting Imbalances. In Micke, W. C (Ed). Almod Production Manual. Division

of Agriculture and Natural Resources, University of California, California.

Datta, S. C. 2003. Plant Physiology. New Age International (P) Limited, Publishers, New

Delhi.

Du, C. and J. Zhou. 2009. Evaluation of Soil Fertility Using Infrared Spectrodcopy- A

Review. In Lichtfouse, E (Editor). Climate Change, Intercropping, Pest Control

and Beneficial Microorganism. Springer, New York.

Gardner, F. P. ; R. B. Pearce dan R. L. Mitchell 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung. Lampung.

Harley, A.D. and R. J. Gilkes. 2000. Factor influencing the release of plant nutrient

elements from silicate rock powders: a geochemical overview. Nutrient Cycling in

Agroecosystems 56: 11-36.

Iwan 2004. PenggunanPupuk Kimia. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/

18404/4/Chapter%20II.pdf . Diakses tanggal 8 Oktober 2015.

Page 14: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

Kalshoven, L. G. E. 1981. Pest of Crops in Indonesia. Direvisi dan ditranslate oleh P. A.

Vand der Lann. Ikhtiar Baru, Van Haeve Jakarta.

Lopulisa 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Purbo, M. 1999. Karakterisasi Potensi Nitrogen pada Tanah-Tanah Mineral Masam

Menurut Uji Bibit Neubauer untuk Tanaman Padi Gogo. Jurusan tanah. Fakultas

Pertanian. Institut pertanian Bogor. Skripsi.

Rahardjo Mono 2010. Pengaruh Pupuk Urea, Sp36, Dan KCl Terhadap Pertumbuhan

DanProduksi Temulawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) Jurnal Littri Vol 16 No. 3

Hal 98-105.

Sutejo.M.M, 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suwarno 2003. Kesuburan Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Page 15: Laporan Praktikum Kesuburan, Pemupukan,  dan Kesehatan Tanah

Gambar 1. Hasil pengukuran BS, TT

Gambar 2. Hasil pengukuran Berat Kering tanaman