hukum2 kesuburan tanah.pdf

25
Kesuburan Tanah dan Pemupukan 1 Bab 1 Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman Pendahuluan esuburan tanah ialah kemampuan tanah untuk dapat menyediakan unsur hara dalam jumlah berimbang untuk pertumbuhan dan produksi tanaman.Tanah di dunia ini oleh USDA (1975) dikelompokkan ke dalam dua kelompok ordo, yaitu: kelompok ordo tanah pelikan, terdiri dari: Alfisol, Aridisol, Entisol, Inseptisol, Molisol, Oksisol, Spodosol, Ultisol dan Vertisol, dan kelompok ordo tanah organik, terdiri dari Histosol. Pembagian kelompok ordo tanah ini hanya didasarkan pada perbedaan jenis bahan induk. Ordo tanah pelikan mempunyai bahan induk yang berasal dari batuan, sedangkan ordo tanah organik mempunyai bahan induk yang berasal dari sisa-sisa organik. Hasil peruraian batuan dan bahan organik adalah senyawa-senyawa kimiawi. Selama proses pembentukan tanah, terbentuk berbagai paduan khas senyawa kimiawi yang memungkinkan berkembangnya berbagai ordo tanah. Berdasarkan konsep ini maka tanah merupakan kumpulan senyawa kimiawi dalam berbagai wujud, watak dan perangai hasil pemecahan dan/atau peruraian bahan induk tanah dengan melibatkan berbagai proses. Sebagian komponen kimiawi itu diperlukan oleh jasad hidup untuk tumbuh dan berkembang. Fenomena ini menjadikan tanah K

Upload: imam-pras

Post on 25-Oct-2015

273 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

kesuburan tanah

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

1

Bab 1

Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

Pendahuluan

esuburan tanah ialah kemampuan tanah untuk dapat menyediakan

unsur hara dalam jumlah berimbang untuk pertumbuhan dan

produksi tanaman.Tanah di dunia ini oleh USDA (1975) dikelompokkan

ke dalam dua kelompok ordo, yaitu: kelompok ordo tanah pelikan, terdiri

dari: Alfisol, Aridisol, Entisol, Inseptisol, Molisol, Oksisol, Spodosol,

Ultisol dan Vertisol, dan kelompok ordo tanah organik, terdiri dari

Histosol. Pembagian kelompok ordo tanah ini hanya didasarkan pada

perbedaan jenis bahan induk. Ordo tanah pelikan mempunyai bahan

induk yang berasal dari batuan, sedangkan ordo tanah organik

mempunyai bahan induk yang berasal dari sisa-sisa organik. Hasil

peruraian batuan dan bahan organik adalah senyawa-senyawa kimiawi.

Selama proses pembentukan tanah, terbentuk berbagai paduan khas

senyawa kimiawi yang memungkinkan berkembangnya berbagai ordo

tanah. Berdasarkan konsep ini maka tanah merupakan kumpulan senyawa

kimiawi dalam berbagai wujud, watak dan perangai hasil pemecahan

dan/atau peruraian bahan induk tanah dengan melibatkan berbagai proses. Sebagian komponen kimiawi itu diperlukan oleh jasad hidup

untuk tumbuh dan berkembang. Fenomena ini menjadikan tanah

K

Page 2: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

2

mempunyai peranan sebagai pemasok sebagian kebutuhan anasir hara jasad hidup. Keterkaitan sistem tanah dengan jasad hidup, khususnya tanaman, tidak hanya terbatas pada kemampuannya memasok anasir hara, tetapi juga dapat berperan sebagai medium tumbuhnya. Jika tanah dipandang sebagai medium tumbuh alami jasad hidup maka konsep tentang tanah perlu lebih diperjelas sehingga lebih mendukung peranannya itu. Tanah haruslah dipandang sebagai suatu benda alam dengan bangunan dan watak khas seperti terlihat pada penampilan profilnya. Pemahaman tanah sebagai medium tumbuh tanaman lebih tepat jika tanah dipandang sebagai tubuh alami seperti keberadaannya di lapang.Tanah sebagai tubuh alami memperlihatkan ciri dan watak khas yang dapat digunakan sebagai pembeda dari tubuh alami lainnya. Ciri dan watak tubuh tanah ini dapat diselidiki dari penampilan penampang l tubuh tanah (profil). Penyelidikan profil ini sangat membantu penelaahan potensi suatu tanah untuk menjadi tempat tumbuh tanaman.

Kesuburan Tanah dan Produktivitas Tanah

Tubuh tanah merupakan medium tempat terjangkarnya perakaran tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh tegak dan kokoh, sebagai wadah dan sumber anasir hara dan air, dan sebagai pengendali keadaan-keadaan lain yang diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Jika dikaitkan dengan penampilan tubuh tanah maka ruang tanah yang digunakan sebagai ruang tumbuh perakaran tanaman sangatlah terbatas. Perakaran tanaman hanya menempati bagian tubuh tanah yang disebut solum tanah. Potensi solum tanah sebagai medium tumbuh dikendalikan oleh keadaan dan proses dari bagian tubuh tanah lainnya. Penyelidikan watak dan ciri tanah total sangat berguna sebagai landasan telaah potensi tanah sebagai medium tumbuh tanaman. Kemampuan tanah sebagai medium untuk menunjang pertumbuhan tanaman digunakan dalam berbagai batasan. Dua batasan yang sering digunakan secara rancu adalah produktivitas tanah dan kesuburan tanah.

Produktivitas tanah diberi batasan sebagai kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan suatu tanaman (atau sekuen tanaman) yang diusahakan dengan sistem pengelolaan tertentu. Produktivitas tanah merupakan perwujudan dari seluruh faktor (tanah dan bukan tanah) yang mempengaruhi hasil tanaman. Pakar tanah menetapkan urutan produktivitas tanah untuk berbagai jenis tanaman berdasar atas pengukuran hasil pada suatu jangka waktu dengan suatu sistem pengelolaan tertentu yang gayut.

Produktivitas tanah merupakan telaah kemampuan tanah yang lebih berdasar pada konsep ekonomis dan bukan hanya pada watak tanah. Tiga segi yang dimasukkan dalam penyusunan konsep produktivitas tanah adalah: a. masukan (sistem pengelolaan tertentu), b. keluaran (hasil suatu tanaman), dan c. tipe tanah.

Page 3: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

3

Gambar 1.

Hubungan masukan dan hasil pada tanah dan tanaman yang berbeda

(A) Jika masukan ditingkatkan, peningkatan hasil di tanah A lebih tinggi

daripada tanah B, sehingga dikatakan tanah A lebih produktif daripada

tanah B.

(B) Tanah lebih produktif untuk tanaman A dibandingkan tanaman B, sehingga

tanaman A mempunyai potensial keuntungan lebih besar daripada tanaman

B.

Pendapatan bersih dapat dihitung berdasarkan data biaya

produksi dan harga hasil produksi dan perhitungan ini digunakan sebagai

dasar penetapan nilai lahan. Program perencanaan pengelolaan disusun

dengan mempertimbangkan dua segi penting produktivitas tanah, seperti

disajikan pada Gambar 1 di atas. Pertama, setiap tanah mempunyai

kapasitas serap yang berbeda terhadap masukan-masukan untuk

memaksimalkan keuntungan. Kedua, setiap tanaman mempunyai

kapasitas serap yang berbeda terhadap masukan pengelolaan untuk

memaksimalkan keuntungan pada suatu tipe tanah tertentu. Suatu tanah

dikatakan subur maka tanah itu haruslah mempunyai aras kesuburan

tertentu yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Namun tanah

subur tidaklah selalu berarti produktif. Tanah yang subur akan produktif

jika dikelola dengan tepat, menggunakan teknik pengelolaan dan jenis

tanaman yang gayut. Ini merupakan bukti bahwa makna produktivitas

tanah itu tidaklah setara dengan kesuburan tanah.

Kesuburan tanah diberi batasan sebagai mutu kemampuan suatu

tanah untuk menyediakan anasir hara, pada takaran dan kesetimbangan

tertentu secara sinambung, untuk menunjang pertumbuhan suatu jenis

tanaman pada lingkungan dengan faktor pertumbuhan lainnya dalam

keadaan menguntungkan. Kriteria di atas memberikan kejelasan makna

bahwa kesuburan tanah hanya merupakan salah satu pendukung

produktivitas tanah, yang dapat berperan dalam pengendalian aras

masukan dan keluaran dari suatu sistem produksi tanaman. Penggunaan

istilah produktivitas tanah dipakai jika pada suatu tanah diberikan

masukan pengelolaan untuk memunculkan potensi kesuburan tanahnya.

masukan masukan

has

il

tanah A

tanah B

has

il

tanaman A

tanaman B

Page 4: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

4

Konsep kesuburan tanah menekankan telaah pada faktor tanah,

khususnya pada segi-segi yang terkait dengan penyediaan anasir hara

bagi tanaman. Kemampuan penyediaan anasir hara ini melibatkan

berbagai proses yang dikendalikan oleh faktor tanah dan lingkungannya.

Batasan kemampuan sistem tanah memasok anasir unsur hara ini menjadi

titik lemah pemahaman konsep kesuburan tanah karena adanya silang

pendapat yang tidak tertuntaskan. Perbedaan latar belakang ilmu dasar

pakar yang berkepentingan dengan masalah kesuburan tanah telah

menambah tidak tuntasnya segi ini. Silang pendapat ini lebih dikarenakan

adanya perbedaan dalam menentukan ukuran-ukuran yang diperlukan

dalam menyusun suatu konsep kesuburan tanah.

Dua kutub ekstrem penelaah kesuburan tanah adalah berasal dari

bidang edapologi dan agronomi. Kedua kelompok pakar ini sampai aras

tertentu telah berhasil mencapai persamaan pendapat, yaitu bahwa tanah

yang dikatagorikan subur itu harulah mampu memacu pertumbuhan dan

perkembangan sampai aras yang memungkinkan fungsi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman itu berlangsung optimal. Namun telaah hubungan

antara segi pengendali kesuburan tanah dengan fungsi tanaman sangat

rumit. Pertama, ukuran mana dari segi tanah pengendali kesuburan yang

cocok digunakan sebagai cerminan kesuburan tanah. Kedua, bagaimana

cara mengukur pengaruh segi tanah terhadap penampilan tanaman.

Ketiga, ukuran mana dari segi tanaman yang dapat ditelaah untuk

menunjukkan adanya hubungan segi tanah tanaman dalam batasan

konsep kesuburan tanah.

Telaah peranan tanah sebagai medium tumbuh dimulai dengan

mencari jawab mengenai apa yang dibutuhkan tanaman dari tanah,

kemudian macam bahan yang dibutuhkan, bentuk bahan, mekanisme

pengambilan bahan dan takaran bahan itu. Konsep kesuburan tanah hanya

memperhatikan anasir hara sebagai faktor pertumbuhan terpenting dan

faktor pengendali anasir hara itu dianggap sebagai faktor penunjang.

Macam anasir hara, bentuk anasir hara yang diserap dan mekanisma

penyerapan anasir hara oleh tanaman, dapat dikatakan telah dapat

dituntaskan dan tidak menjadikan telaah yang perlu diperdebatkan

berlarut-larut. Penetapan takaran anasir hara yang diperlukan tampak

lebih rumit. Pokok persoalannya adalah kesulitan menetapkan hubungan

terbaik antara kapasita penyediaan anasir hara oleh tanah dan kapasitas

pengambilan anasir hara oleh tanaman. Ukuran-ukuran yang dapat

digunakan untuk menyatakan kapasitas penyediaan hara oleh tanaman

cukup banyak dan keunggulan satu ukuran terhadap ukuran lainnya masih

memerlukan pengujian. Keragaman ukuran antar tempat sangat besar

sehingga memerlukan pengujian intensif dan ini tentu memerlukan cara

khusus supaya pelaksanaan telaahnya dapat mangkus dan sangkil. Ukuran

kemampuan hakiki segi tanah menyediakan anasir hara bagi tetumbuhan

Page 5: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

5

yang telah banyak ditelaah antara lain: takaran total, hara dapat tukar,

kepekatan hara dalam larutan, dan ketersediaan hara.

Metoda pengukuran setiap ukuran ini yang beragam juga telah

merupakan kesulitan tersendiri untuk dapat saling memperbandingkan

antara ukuran itu. Telaah keterkaitan anasir hara dengan pertumbuhan

tanaman dilakukan dengan teknik seleksi. Teknik ini dengan cepat dapat

memberi gambaran tentang anasir hara yang dibutuhkan dan tidak

dibutuhkan oleh tanaman untuk menunjang pertumbuhannya, yang

kemudian melahirkan konsep keesensialan suatu hara tanaman. Ukuran

pengaruh keesensialan suatu anasir hara secara kualitatif terhadap

tanaman dapat dilihat melalui penampilan fisiknya. Namun teknik ini

seringkali kurang memuaskan oleh karena adanya suatu penampilan khas

yang dikendalikan oleh lebih dari satu anasir hara esensial sehingga

menyulitkan telaah kekhasan peranan suatu anasir hara itu. Melalui alat

penyelidik canggih yang tersedia saat ini para pakar telah berhasil pula

menyelesaikan masalah keesensialan hara tanah dan pengaruh-pengaruh

khas yang ditimbulkannya pada berbagai jenis tanaman.

Keterkaitan anasir hara dengan pertumbuhan tanaman dapat pula

dianalisis secara kuantitatif melalui telaah produksinya, baik berupa

bagian batang, buah, minyak atau lainnya dan dinyatakan dalam satuan

tertentu. Pencapaian aras produksi tanaman yang optimal akan terkait

dengan peluang anasir hara untuk berperan optimal dalam mengendalikan

fungsi-fungsi fisiologis pertumbuhan tanaman. Aras peranan anasir hara

dalam fungsi fisiologis tanaman dapat diramalkan berdasar hasil analisis

kadar hara dalam jaringan tertentu tanaman. Ketidakoptimalan kadar hara

dalam jaringan pengendali pertumbuhan akan mengganggu fungsi

fisiologis dan akhirnya pada pertumbuhan. Ukuran ketidakoptimalan

kadar unsur hara dalam tubuh tanaman ini lazim ditelaah dalam konsep

kekahatan, keracunan atau cekaman unsur hara. Segi yang masih perlu

dituntaskan adalah penetuan bagian tubuh tanaman mana yang dapat

diandalkan sebagai tolok ukur keserasian hubungan kadar hara jaringan

dengan mutu pertumbuhan tanaman, dan bagaimana hubungannya

dengan ukuran kadar unsur hara dalam sistem tanah. Teknik analisis

daun, analisis jaringan batang atau analisis total tanaman sudah lazim

digunakan untuk menentukan aras anasir unsur hara dalam tubuh tanaman

yang dapat dikaitkan dengan mutu pertumbuhan tanaman dan ukuran

kemampuan tanah memasok anasir hara bagi tanaman.

Uraian di atas memberi petunjuk bahwa konsep kesuburan tanah

mencakup banyak segi yang keterkaitannya sangat rumit. Perampatan

telaah kesuburan tanah merupakan tindakan tidak tepat karena adanya

keragaman lebar antarsegi yang terlibat. Kesuburan tanah adalah masalah

setempat dan pemahamannya membutuhkan telaah kasus per kasus

supaya dapat diberikan penyelesaian tuntas masalah kesuburan tanah ini.

Page 6: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

6

Pemahaman proses-proses dasar yang mengendalikan konsep-konsep

yang menjadi komponen telaah kesuburan tanah. Selama masa

perkembangan ras manusia, terdapat suatu saat dimana manusia itu mulai

berusaha melakukan bercocok tanam tanam-tanaman. Maka pada

hakekatnya mulai saat itulah fajar pertanian terbit dan mulai menerangi

kehidupan manusia. Kapan saat itu terjadi tentulah tidak kita ketahui

dengan pasti, tetapi diduga beberapa ribu tahun sebelum masehi.

Kehidupan manusia ketika itu tergantung dari perburuan binatang serta

pengumpulan hasil hutan untuk makanan dan umumnya hidup berpindah-

pindah.

Sejarah Perkembangan Penelitian Kesuburan tanah

Setelah tahun berganti tahun, maka suatu saat mulailah manusia

meninggalkan pola hidup berpindah dan mulai menetap pada suatu

tempat. Keluarga-keluarga, clan-clan, dan kampung-kampung

berkembang dan bersamaan dengan perkembangan ini mulailah mereka

mencoba bercocok tanam, yang akhirnya kita sebut sebagai pertanian

(agriculture). Telah lama kita sepakati, bahwa salah satu daerah di

permukaan bumi yang memperlihatkan permukaan perkembangan

civiliasi ialah Mesopotamia, terletak di antara sungai-sungai Tigris dan

Euphrat yang sekarang kita kenal dengan nama Irak. Dicatat kira-kira

2500 tahun sebelum masehi daerah ini sangat makmur penduduknya,

tanah cukup subur dan dilaporkan setiap satu biji tanaman yang

ditanamkan pada tanah ini memberikan hasil panen antara 86 hingga 300

biji. Dua ribu tahun kemudian daerah ini pernah dikunjungi oleh

Herodotus, seorang ahli sejarah bangsa Yunani dan melaporkan

kemakmuran petani di daerah itu dengan produksi tanaman yang

tertinggi. Tingginya produksi ini mungkin disebabkan rakyat petani telah

mengenal irigasi di samping tanahnya sendiri memang subur akibat

endapan berasal dari banjir tahunan sungai-sungai di sekitarnya. Tahun

300 sebelum Masehi Theoprastus menulis tentang daerah ini dan

melaporkan kesuburan tanah aluvial sungai Tigris dibentuk dari endapan

debu yang berasal dari genangan sungai yang kadang-kadang cukup

lama.

Pada suatu saat manusia itu mempelajari suatu kenyataan di

lapangan, bahwa suatu tanah tang ditanami terus-menerus suatu saat akan

menghasilkan produksi yang tidak lagi memuaskan. Usaha penambahan

pupuk kandang ataupun pupuk hijau ke tanah ini untuk perbaikan

kesuburan tanahnya, sebenarnya berkembang sebagai akibat hal tersebut

di atas tadi, tetapi bagaimana dan kapan mulainya pemberian atau

pemakaian bahan organik itu hingga kini belum diketahui. Xenophon

Page 7: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

7

yang hidup antara tahun 434-355 SM melaporkan, bahwa suatu usaha

perkebunan akan mengalami kegagalan kalau dalam usaha pertaniannya

itu pupuk kandang sama sekali tidak dilibatkan. Xenophon menganggap

tidak ada sesuatunya sebaik pupuk kandang.

Theophrastus (372-287 SM) merekomendasikan pemakaian

bahan kompos sebanyak-banyaknya untuk memupuk tanah yang tidak

subur. Sebaliknya ia menganjurkan agar hati-hati dalam penggunaan

kompos terhadap tanah yang subur. Beliau juga menasihatkan perlunya

pembuatan lobang penampungan kotoran dan air seni binatang yang jika

disimpan lama, lambat laun bahan ini meningkat mutunya. Theophrastus

pulalah yang mula-mula berpendapat, bahwa tetumbuhan yang

memerlukan makanan yang banyak membutuhkan pula sejumlah air yang

banyak. Kebun buahan maupun sayuran di sekitar kota Athena dipersubur

tanahnya dengan penggunaan sampah kota. Pada saat itu sistem kanal di

tengah kota telah dikenal dan ada bukti bahwa aliran air dan kotoran di

kanal itu diberi sistem pengatur untuk mendapatkan output yang berguna

bagi pertanian sekitarnya. Pada saat itu petani telah pula menggunakan air

yang mengandung pupuk kandang terlarut di dalamnya untuk memupuk

tanaman anggur. Pupuk kandang (manure) diklassifikasikan menurut

kesuburannya atau konsentrasinya. Theophrastus misalnya membuat

suatu deretan pupuk kandang yang berkurang nilainya sebagai berikut:

manusia, babi, kambing, biri-biri, lembu betina, lembu jantan dan kuda.

Belakangan Varro, penulis pemula mengenai pertanian di zaman

Romawi, melaporkan hal yang sama, tetapi menempatkan kotoran ayam

dan burung lebih subur dibandingkan dengan tinja manusia. Columella

menganjurkan agar lembu diberi makan “snail clover” (sejenis tanaman

kacangan dari genus Trifolium), oleh karena beliau menganggap hal ini

akan mempersubur ekskremen lembu.

Beberapa waktu sebelum ini, orang mulai mengobservasi

pengaruh tubuh-tubuh mati dan berpendapat, bahwa bahan-bahan ini

dapat pula dipakai sebagai bahan untuk membantu pertumbuhan tanaman.

Bagaimana pentingnya nilai pupuk hijau tanaman, terutama leguminosa

telah mulai diketahui orang. Theophrastus mencatat, bahwa sisa-sisa

tanaman kacang (Vicia faba) telah dibenamkan orang ke dalam tanah

ketika pengolahan tanah berlangsung yang dilakukan oleh petani-petani

di Macedonia dan Thessalia. Beliau mengobservasi dan melaporkan,

bahwa kendati tanaman berikutnya ditanam rapat dan menghasilkan biji-

bijian cukup memuaskan, namun tanah tetap subur. Beliau belum lagi

mengetahui adanya peranan bakteri bintil akar.

Cato (234-149 SM) menganjurkan penanaman tanaman sela

acinum pada lahan tanaman anggur yang rendah kesuburan tanahnya.

Hingga kini masih belum diketahui jenis tanaman apa yang dimaksud

Cato dengan acinum, tetapi mungkin sejenis kacangan. Namun yang jelas

Page 8: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

8

penanaman campuran (mix-cropping) telah dikenal orang sebagai suatu

cara untuk meningkatkan produktifitas tanah. Beliau juga

mengemukakan, bahwa jenis leguminosa yang terbaik adalah kacang-

kacangan, lupina dan vetch (Astragallus). Tanaman lupina merupakan

jenis leguminosa yang amat populer di zaman ini. Seterusnya Columella

mendaftarkan beragam leguminosa yang kesemuanya amat berpengaruh

bagi peningkatan kesuburan tanah. Banyak penulis ketika itu memuji

tanaman lupina sebagai pupuk hijau yang bagus. Di samping itu tanaman

ini juga dapat tumbuh sempurna di bawah kondisi tanah yang berbeda-

beda, dapat menghasilkan makanan untuk manusia serta binatang dan

mudah menyemaikannya cepat tumbuh dan berkembang.

Penggunaan apa yang kita kenal sekarang sebgaai pupuk mineral

(buatan) atau “soil amendment” (suatu masukan tanah) belum lagi

dikenal di zaman ini. Theophrastus telah menganjurkan mencampur tanah

yang berbeda sifatnya dalam usaha memperbaiki kekurangan sesuatu

tanah. Cara ini memungkinkan perolehan keuntungan dari beberapa

sudut. Penambahan tanah subur kepada tanah yang tidak subur akan

menambah kesuburan tanah yang disebutkan terakhir, dan usaha

pencampuran suatu jenis tanah lainnya dapat pula memungkinkan

inokulasi bakteri bintil akar ke tanah lainnya. Pencampuran tanah

tertekstur kasar dengan tanah bertekstur halus atau sebaliknya dapat pula

meningkatkan hubungan antara air dan udara dalam tanah yang

diperlakukan.

Nilai napal (marl) yakni bahan yang mengandung kapur, telah

pula dikenal orang di Aegina dan di Yunani dan dianggap pertama sekali

menggunakan bahan kapur untuk lahan pertanian. Cara ini belakangan

dipelajari oleh bangsa Romawi dan mengembangkannya. Bahkan oleh

ahli-ahli bangsa Romawi telah mengklassifikasikan berbagai bahan kapur

itu dan membuat rekomendasi yang berbeda-beda untuk tanaman biji-

bijian dan rumput makanan ternak. Plinneus (62-113 SM)

mengemukakan bahwa bahan kapur sebaiknya ditebar merata di atas

permukaan tanah dan perlakuan ini cukup untuk waktu yang agak lama.

Sendawa atau KNO3 telah diutarakan oleh Plinneus sebagai bahan yang

berguna untuk memupuk tanaman. Pada waktu itu juga diketahui

tanaman palma membutuhkan garam asin dalam jumlah yang banyak.

Petani-petani ketika itu telah pula menggunakan air garam pekat (bruin)

disekitar batang pohon-pohonan. Kendati ahli tanah dimasa sekarang

terus aktif mencari metoda untuk memprediksi kesegaran tanah untuk

produksi tanaman-tanaman, demikian pula hal itu telah dilakukan oleh

para ahli filosofi pertanian di zaman ini, dan penulis-penulis pun

melakukan hal yang sama.

Warna tanah juga mendapat perhatian dalam menentukan

kesuburan suatu tanah. Kebanyakan peneliti-peneliti pertanian di zaman

Page 9: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

9

dulu maupun di zaman sekarang mengemukakan bahwa, warna tanah

dapat dipakai sebagai kriteria kesuburan suatu tanah. Pendapat umum

peneliti ketika itu ialah tanah-tanah hitam adalah subur, sedangkan yang

berwarna pucat atau kelabu adalah tidak subur atau rendah kesuburannya.

Namun Columella tidak sependapat dengan hal ini. Ia menunjuk kepada

ketidaksuburan tanah-tanah gambut dan tingginya kesuburan tanah yang

berwarna pucat di Lybia. Beliau menduga, bahwa faktor-faktor lainnya

seperti struktur, tekstur dan keasaman tanah merupakan petunjuk yang

berguna untuk mengestimasi kesuburan tanah. Kebanyakan tulisan-

tulisan yang berkenaan dengan kesuburan tanah tempo dulu sebagian

besar hanya menyangkut prihal latihan pertanian saja. Hanya sedikit

ditemukan bukti-bukti yang pendekatannya melalui percobaan-percobaan

mengenai problematik usaha tani. Walaupun begitu umumnya

manuskrip-manuskrip itu telah merefleksikan secara konprehensip

berbagai faktor yang dewasa ini dikenal mempengaruhi pertumbuhan

tanaman. Beberapa diantara tulisan-tulisan di zaman dulu itu sampai

sekarang masih terus ditelusuri. Rencana penelitian masih amat sederhana

dan belum mengenal metoda-metoda statistik seperti masa kini.

Zaman bangsa Yunani antara 800-200 SM pada hakekatnya

merupakan zaman emas. Banyak ditemukan orang-orang genius di

periode zaman ini, kendatipun suara-suara itu acapkali ditekan oleh yang

berkuasa. Tulisan-tulisan mereka, peradaban dan corak pertaniannya telah

banyak dikopi oleh bangsa Romawi dan pola pikiran orang-orang Yunani

ini telah pula mendominasi pikiran dunia selama lebih dari 2000 tahun.

Kesuburan Tanah Menjelang Abad Ke-19

Setelah kehancuran bangsa Romawi hanya sedikit publikasi-

publikasi berkaitan dengan perkembangan pertanian, hingga Pietro de

Crescenzi (1230 – 1307) mendobrak kesunyian itu dengan menerbitkan

buku mengenai masalah pertanian lokal, dengan judul “Opusruralium

commodorum”. Oleh banyak orang de Crescenzi dianggap sebagai

pendiri agronomi moderen, kendatipun beberapa diantara manuskrip itu

kelihatan seperti dibatasi pada hasil kerja penulis sebelumnya, Homer.

Kontribusinya sebagian besar dari meringkaskan bahan-bahan yang telah

ada. Beliau juga menganjurkan peningkatan jumlah pupuk dari

rekomendasi yang sudah ada ketika itu. Setelah pemunculan de Crescenzi

ini hanya sedikit pertumbuhan ilmu pengetahuan kesuburan tanah untuk

masa yang lama berikutnya, meskipun Palissy dalam tahun 1563 tercatat

dengan observasinya yang mengemukakan, bahwa kandungan abu

tanaman adalah merupakan bahan yang diangkut dari dalam tanah. Di

sekitar abad ke XVII Francis Bacon (1561-1624) berpendapat, bahwa

Page 10: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

10

makanan utama tumbuhan adalah air. Beliau percaya, bahwa tujuan

utama tanah adalah agar tumbuh-tumbuhan berdiri tegak sempurna di

atasnya dan melindungi tanah itu dari suhu panas dan dingin, sehingga

setiap tanaman mengambil sejumlah zat yang unik dari dalam tanah,

digunakan untuk makanannya.

Selama periode yang sama, Jan Baptiste van Helmont yang hidup

antara tahun 1577-1644M, seorang ahli fisika dan kimia bangsa Belanda,

melaporkan hasil percobaannya yang dipercayainya telah membuktikan,

bahwa airlah hara yang digunakan tanaman untuk pertumbuhannya.

Dalam percobaannya ia memasukkan 200 lb (lb sama dengan pound)

tanah ke dalam suatu kontainer, kemudian dilembahkan dan disusul

dengan penanaman pohon willow muda seberat 5 lb. Percobaan ini

dijaganya hati-hati dari pengaruh benda-benda luar, dan hanya diberikan

air hujan, air suling. Setelah 5 tahun, Van Helmont mengakhiri

percobaannya. Tanaman ditimbang dan mempunyai berat 169 lb 3 oz.

Sedangkan berat tanah kehilangan 2 oz dari 200 lb yakni berat tanah

semula. Beliau menyimpulkan bahwa oleh karena hanya air yang

ditambahkan maka pertambahan berat tanaman adalah air melulu, dan

airlah makanan satu-satunya dari tanaman. Beliau berpendapat

kekurangan 2 oz dari berat tanah adalah disebabkan kesalahan percobaan

(exsperimental error).

Dewasa ini kita telah mengetahui, bahwaa CO2 maupun unsur-

unsur hara tanah diperlukan untuk nutrisi tanaman. Haruslah diingat

bahwa percobaan ini dilakukan pada saat belum banyak hal-hal telah

diketahui mengenai seluk beluk nutrisi hara ataupun fotosintesa. Hasil

kerja Van Helmont beserta kesalahan konklusinya secara nyata amat

bernilai untuk pengetahuan kita, meskipun beliau salah, namun

kesalahannya itu telah menstimulir lahirnya penelitian-penelitian lainnya

yang menghasilkan pengertian-pengertian lebih luas dari seluk beluk

nutrisi tanaman. Pekerjaan Van Helmont ini diulang kembali oleh Robert

Boyle (1627-1691) dari Inggris. Boyle dikenal sebagai ahli fisika di

zamannya mengenai hubungan volume gas dan tekanannya. Beliau juga

menaruh perhatian pada biologi serta percobaan-percobaan yang

berkaitan dengan ilmu ini. Beliaulah orang pertama tercatat

mengemukakan: observasi adalah satu-satunya jalan menuju kebenaran.

Boyle dalam percobaannya sependapat dengan Van Helmont, tetapi

beliau melangkah lebih maju. Dari hasil analisa kimia yang dilakukannya

pada contoh-contoh tanaman, beliau menandaskan, bahwa tumbuh-

tumbuhan itu mengandung sejumlah garam-garam, spiritus, minyak yang

semuanya terbentuk dari molekul air.

Pada waktu yang bersamaan Glauber (1604-1668), seorang ahli

kimia berbangsa Jerman berpendapat, bahwa sendawa atau kalium

nitratlah yang bertanggung jawab sebagai penyusun utama vegetasi dan

Page 11: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

11

bukan air. Beliau mengumpulkan garam yang berasal dari tanah kandang

lembu dan memberikan bukti, bahwa garam-garam itu mestilah berasal

dari kotoran maupun air seni binatang. Seterusnya beliau mengemukakan,

bahwa oleh karena binatang itu memakan rumput, maka sendawa yang

terdapat di dalam contoh tanah dianalisakan haruslah sendawa itu berasal

dari rumput makanan ternak itu. Seterusnya beliau mencoba

menggunakan bahan ini untuk mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Hasil observasinya menyimpulkan, bahwa memang terjadi peningkatan

besar pertumbuhan tanaman; dengan kejadian ini beliau yakin, bahwa

kesuburan tanah serta nilai pupuk kandang itu amat ditentukan oleh

sendawa. Pendapat ini disokong oleh John Mayow (1643 – 1679),

seorang ahli kimia berbangsa Inggris.

Teknik percobaan masih amat kasar pada periode waktu itu.

Teknik percobaan yang dilakukan oleh Mayow, Glauber, Boyle dan

Bacon masih jauh di bawah penelitian baku yang kita kenal saat ini. Kira-

kira pada tahun 1700, studi telah dijalankan lebih intensif dan kelihatan

tendensi peningkatan mutu, sehingga terlihat kemajuan dalam bidang

ilmu pertanian (agricultural sciences). John Woodward seorang Inggris

mencoba pekerjaan yang pernah dilakukan oleh Boyle dan Van Helmont.

Beliau menanam spearmint dalam contoh air yang berasal dari air hujan,

air sungai, air limbah, dan campuran air limbah dengan serasah. Dengan

hati-hati beliau mengukur jumlah air yang ditransfirasikan tanaman dan

mencatat berat tanaman pada awal dan akhir percobaan. Beliau

menemukan, bahwa pertumbuhan spearmint itu sebanding dengan jumlah

zat tidak murni yang terdapat di dalam air dan menyimpulkan bahan

terrestrial atau bahan tanah adalah penyusun utama vegetasi di samping

air sendiri. Meskipun kesimpulannya secara keseluruhan belum benar,

namun hasil penelitiannya itu telah memberi andil besar untuk kemajuan

ilmu pengetahuan. Teknik percobaan yang diterapkannya jauh lebih maju

dari rekan seprofesinya.

Menjelang akhir abad ke XVIII perlu dicatat seorang ahli

pertanian bangsa Inggris Arthur Young (1741 – 1820). Young membuat

percobaan pot untuk menyelidiki bahan mana yang lebih mampu

meningkatkan hasil tanaman. Dalam percobaan ini beliau menanam

barley (sejenis padi-padian) pada medium pasir yang kedalamannya

ditambahkan bahan-bahan seperti arang, minyak kereta api (train oil),

kotoran ayam, spiritus dari anggur, nitrat, mesiu senjata (gun powder),

empelur, kulit kerang dan berbagai bahan lainnya. Beberapa dari bahan

ini dapat menghasilkan pertumbuhan tanam-tanaman, sedang beberapa

bahan lainnya tidak dapat tumbuh. Young menuangkan hasil-hasil

penelitiannya ke dalam “Annals of Agriculture” sebanyak 46 volume

yang berpengaruh bagi kemajuan pertanian Inggris.

Page 12: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

12

Kebanyakan tulisan-tulisan yang disiarkan pada abad ke XVII

dan XVIII merefleksikan gagasan, bahwa tetumbuhan itu dibangun oleh

satu zat (substance) saja. Pada umumnya selama periode ini peneliti-

peneliti itu menitik beratkan risetnya terhadap apa sebenarnya yang

menyusun tanaman dan dari mana asalnya. Barulah menjelang penutupan

abad ke XVIII, Francis Home mengemukakan, bahwa bukan satu seperti

air tanah, zat berasal dari udara, garam-garam dan minyak. Home merasa,

masalah pertanian adalah masalah hara yang esensial untuk pertumbuhan

tanam-tanaman. Beliau juga melakukan percobaan-percobaan pot dalam

usaha mengukur pengaruh penggunaan zat-zat yang berbeda terhadap

pertumbuhan tanaman dan melakukan analisa kimia bahan tanaman.

Hasil penelitiannya dianggap sebagai batu loncatan menuju ke pertanian

ilmiah.

Penemuan oksigen oleh Priestly di sekitar tahun 1775 merupakan

kunci pembuka rahasia dari sejumlah pertanyaan yang menyelubungi

“Mystery of plant life”. Jan Ingenhousz (1730 – 1799) menunjukkan,

bahwa penjernihan udara terjadi jika adanya cahaya, tetapi dalam ruangan

gelap, udara tidak dapat dijernihkan. Bersamaan dengan penemuan ini

statemen Jean Senebier (1742-1809) berbangsa Swiss yang berpendapat,

bahwa peningkatan berat pohon willow dari percobaan Van Helmont

disebabkan oleh pengaruh udara.

Kemajuan Penelitian Kesuburan Tanah Selama Abad Ke-19

Penemuan di atas merangsang jalan pikiran Theodore de

Saussure. Beliau tidak sependapat dengan dua dari hasil penelitian

Senebier yakni pengaruh udara terhadap tumbuh-tumbuhan dan asal mula

garam-garam di dalam tanaman. Dari hasil penelitiannya, de Saussure

mendemonstrasikan bahwa tanaman mengabsorpsi oksigen dan

membebaskan CO2 tema sentral respirasi. Sebagai tambahan beliau

mengemukakan pula, bahwa tanaman dapat mengabsorpsi CO2 dan

membebaskan O2 jika ruangan diberi cahaya. Jika tanaman ditempatkan

di dalam ruangan tanpa CO2, maka tanaman itu akan mati.

De Saussure menyimpulkan, bahwa tanah hanya menyediakan

fraksi kecil dari unsur hra yang diperlukan tanaman. Selain itu

dikemukakan pula, bahwa tanah juga mampu menyediakan N dan “abu”

kepada tanaman. Beliau menolak pendapat bahwa tanaman itu secara

spontan dapat menghasilkan kalium. Selanjutnya menyatakan, bahwa

akar tanaman tidak berkelakuan seperti saringan. Permukaan akar

merupakan membran bersifat permeabel yang dapat menyeleksi zat-zat,

yang memungkinkan masuknya air ke dalam akar lebih cepat dari garam-

garam. Beliau juga memperlihatkan perbedaan absorpsi garam-garam dan

Page 13: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

13

ketidak tetapan komposisi tanaman, yang berbeda-beda menurut sifat

tanah dan umur tanaman. Kesimpulan de Saussure bahwa karbon yang

terkandung di dalam tumbuh-tumbuhan berasal dari udara, tidak diterima

oleh kollega-kolleganya.

Sir Humphrey Davy yang menerbitkan buku “The elements of

Agricultural Chemistry” tahun 1813 mengemukakan, kendatipun

beberapa tetumbuhan dapat menerima karbon dari udara, namun porsi

utama dari unsur ini diabsorpsi tumbuhan melalui akar. Demikian

percayanya Sir Humphrey Davy akan penemuannya itu, sehingga ia

merekomendasikan penggunaan minyak (oil) sebagai pupuk. Oleh karena

menurut beliau di dalam minyak itu terkandung banyak unsur carbon.

Dari pertengahan abad ke XIX hingga ke awal abad ke XX, dianggap

merupakan periode waktu dimana dirasakan kemajuan yang lebih pesat

tentang nutrisi tanaman dan pemupukan. Diantara orang yang bekerja di

periode waktu ini perlu dicatat Jeam Baptise Boussingault (1802 – 1882),

seorang ahli peneliti dari Perancis. Ia mendirikan sebuah kebun

percobaan di Alsace, Perancis. Di kebun ini beliau banyak melakukan

percobaan lapangan dengan plot (petak) percobaan seperti yang lazim

kita lakukan di zaman sekarang. Beliau menerapkan teknik percobaan

yang hati-hati sekali seperti yang dilakukan dee Saussure dalam hal

penimbangan, analisis bahan pupuk kandang yang ditambahkan ke petak

percobaan serta dengan cermat memanen tanamannya. Beliau mencatat

keseimbangan hara yang memperlihatkan berapa banyak macam unsur

hara tanaman yang berasal dari air hujan, tanah dan udara, kemudian

menganalisiskan komposisi tanamannya pada tingkat pertumbuhan

tertentu. Boussingault disebut oleh banyak orang sebagai “Bapak

Percobaan Lapangan”.

Kendatipun beberapa peneliti pertanian pada periode waktu itu

telah mengetahui nilai baik dari observasi de Saussure, namun teori tua

mengenai rumus (old humus theory) masih banyak dianut orang. Dalam

teori ini dikemukakan, bahwa penghancuran sisa tetumbuhan dan

binatang akan memberikan produk yang akan dipergunakan oleh akar

tetumbuhan tanpa memperhatikan faktor lainnya atau sumber lainnya

yang turut menyusun tubuh tanaman. Seorang ahli kimia bangsa Jerman

Justus von Liebig (1803 – 1873) telah mematahkan mitos teori humus di

atas. Dalam seminar yang disampaikannya ia mebuat kejutan yang

mempesonakan khalayak ramai, terutama juga bagi penganut teori bahwa

karbon berasal dari banyak sumber. Pernyataan Liebig di dalam seminar

diringkaskan sebagai berikut: a. hampir seluruh karbon di dalam

tetumbuhan berasal dari CO2 udara, b. hidrogen dan oksigen berasal dari

air, c. logam alkali diperlukan untuk menetralisir asam-asam yang

dibentuk tumbuh-tumbuhan sebagai hasil aktifitas metabolisme, d. fosfat

dibutuhkan untuk pembentukan biji, dan e. tetumbuhan mengabsorpsi

Page 14: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

14

semuanya yang diperlukannya tanpa diskriminasi dari dalam tanah,

sebaliknya mengekskresikan melalui akarnya sejumlah bahan yang

termasuk non esensial.

Sudah barang tentu tidak semua hasil penelitian Liebig itu benar.

Misalnya beliau berpikir bahwa asam asetat merupakan hasil ekskresi

akar. Beliau juga percaya satu-satunya bentuk N yang diadsorpsi akar

adalah NH4+ yang berasal dari tanah, manure maupun udara. Liebig

percaya, bahwa dengan menganalisa bahan tanaman dan mempelajari

unsur-unsur yang terkandung di dalamnya, maka seseorang akan dapat

memformulasikan suatu set rekomendasi pemupukan yang didasarkan

atas hasil analisa itu. Juga adalah pendapat beliau yang mengemukakan,

bahwa pertumbuhan tumbuh-tumbuhan itu adalah proporsionil dengan

jumlah zat hara tersedia di dalam pupuk. Kemudian beliau

mengembangkan Hukum Minimum (The Law of the Minimum), yang

mengemukakan, bahwa pertumbuhan tanaman dibatasi oleh unsur hara

tanaman yang terdapat dalam jumlah yang sangat rendah, sedangkan

faktor lainnya berada dalam keadaan cukup. Konsep ini mendominir jalan

pikiran peneliti-peneliti pertanian selama waktu yang lama dan hingga

kini. Beliau dianggap merupakan Bapak Kimia Pertanian. Berbarengan

dengan penemuan Liebig itu, di Inggris oleh J.B. Lawes dan J.H. Gilbert

dibangun pula pada tahun 1843 Stasiun Percobaan di Rothamsted. Corak

dan gaya penelitian di stasiun percobaan ini mengikuti garis yang telah

dirintis oleh Boussingault di Perancis. Lawes dan Gilbert percaya, bahwa

tidak semua hasil penelitian yang dikemukakan Liebig itu benar. Dua

belas tahun setelah stasiun percobaan itu didirikan mereka menyiarkan

hasil-hasil penelitiannya sebagai berikut: a. tanaman memerlukan juga

kalium di samping fosfor, b. tetanaman non-leguminosa memerlukan

suplai nitrogen, tanpa unsur ini pertumbuhan tanaman tidak akan terjadi.

Jumlah nitrogen-amonia yang berasal dari atmosfir tidaklah cukup untuk

menutupi kebutuhan tanaman, c. kesuburan tanah dapat dijaga selama

beberapa tahun dengan pemberian pupuk kimia, dan d. pengaruh

pemberaan adalah menguntungkan dipandang dari segi berlangsungnya

peningkatan ketersediaan N di dalam tanah.

Problem tanah dan N tanaman masih terus ditelusuri. Beberapa

peneliti telah mengobservasi sifat yang tidak biasa dari kelompok

tanaman kacangan. Dalam beberapa hal kacangan ini dapat tumbuh dan

berkembang dengan baik tanpa penambahan N ke dalam tanah, namun

pada kasus lainnya jika penanaman dilakukan pada jenis tanah lainnya

misalnya, maka justru pertumbuhan yang tidak sempurna yang terjadi.

Hal kejadian terakhir mungkin tanah tidak mengandung sejumlah bakteri

Rhizobium. Dalam tahun 1879 para ahli bakteri bangsa Perancis

Theodore Schloessing dan Alfred Muntz menjernihkan air limbah dengan

melewatkan air itu melalui saringan pasir dan batu kapur. Kemudian

Page 15: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

15

filtratnya dianalisis secara periodik, dan selama 28 hari hanya ammonia-

N yang dapat dideteksi. Pada akhir percobaan ternyata persenyawaan

NO3- muncul di dalam filtrat. Schloessing dan Muntz mencatat, bahwa

produk nitrat itu dapat dihentikan dengan penambahan khloroform dan

pembentukan nitrat itu akan terulang kembali jika ditambahkan air

limbah yang segar. Mereka menyimpulkan bahwa bakterilah yang

bertanggung jawab melaksanakan proses ini. Hasil penelitian ini

diaplikasikan oleh Robert Warrington di Inggris. Beliau memperlihatkan,

bahwa nitrifikasi dapat dihentikan dengan penambahan karbon disulfida

dan khloroform dan prosesnya akan terulang kembali jika ditambahkan

sejumlah tanah yang tidak steril. Beliau juga mendemonstrasikan bahwa

reaksi-reaksi ini merupakan fenomena dua tingkatan, ialah ammonia

mula-mula dirobah menjadi nitrit dan kemudian nitrit menjadi nitrat.

Warrington tidak berhasil mengisolasi organisme-organisme yang

bertanggung jawab dalam melaksanakan proses nitrifikasi ini. Tugas ini

akhirnya dipecahkan oleh S. Winogradsky yang dapat mengisolasi

bakteri-bakteri itu dengan menggunakan “silica gel plate”, tidak dengan

bahan yang biasa dipakai yakni medium agar, oleh karena organisme

tersebut bersifat autotrof dan memperoleh karbon yang diperlukannya

dari atmosfer.

Terhadap keistimewaan yang dimiliki tanaman leguminosa

serta hubungannya dengan N. dua orang ahli Jerman Helriegel dan

Wilfrath pada tahun 1886 menyimpulkan, bahwa bakteri harus terdapat

pada nodula-nodula akar dan bakteri-bakteri inilah yang dipercayai

mampu mengasimilasikan gas N2 atmosfir dan mengkonversikannya ke

dalam bentuk yang dapat digunakan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi.

Informasi ini amat berguna menuju kepada teori fiksasi N oleh bakteri.

Namun mereka tidak berhasil mengisolasi bakteri ini. Pekerjaan ini

akhirnya dilakukan oleh Beijerinck dan menyebutnya dengan nama

Bacillus radicicola.

Perkembangan Penelitian Kesuburan Tanah di Amerika Serikat

Riwayat perkembangan kesuburan tanah di Amerika Serikat

mendapat perhatian yang cukup penting dalam berbagai hal. Antara tahun

1825 – 1945, Edmond Luffin yang dipercayai merupakan orang yang

pertama sekali menggunakan bahan kapur secara rasional pada tanah-

tanah di daerah basah (humid region) di Amerika Serikat dengan maksud

menggantikan unsur-unsur kesuburan tanah yang hilang oleh panen atau

tercuci. Meskipun sebenarnya penggunaan kapur ini telah dilakukan

orang di zaman sebelumnya, tetapi hal tersebut merupakan sesuatu yang

Page 16: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

16

baru di Amerika. Pendapat bahwa tanaman mengekskresikan sejumlah

asam-asam lemah telah diterima dengan kokoh oleh banyak peneliti,

sehingga berdasarkan kenyataan ini metoda penentuan status kesuburan

tanah dengan menggunakan ekstraksi asam lemah belakangan menjadi

kenyataan. Meskipun perlakuan dengan asam-asam ini memberikan hasil

yang jauh dari sempurna. Namun terdapat kecenderungan, bahwa hasil

analisa yang berasal dari banyak contoh tanah umumnya berkorelasi

dengan hasil tanaman.

Gagasan mengekstraksi contoh tanah dengan menggunakan

asam-asam untuk menetapkan status kesuburan suatu tanah telah dirintis

oleh E.W. Hilgard (1833-1916). Beliau menemukan, bahwa kelarutan

maksimum dari mineral-mineral tanah dalam HCI diperoleh jika asam itu

memiliki specific gravity 1.115. Metoda yang dikembangkan Hilgard ini

mendapat tanggapan yang positif oleh peneliti lainnya, sehingga banyak

dipakai di laboratorium. Meskipun akhirnya diketahui, bahwa nilai yang

diperoleh dari perlakuan asam keras ini hanya sedikit artinya dalam

memprediksi kebutuhan tanaman akan sejumlah hara. Peneliti lainnya di

Amerika Serikat dapat disebutkan Milton Whitney dan C.G. Hopkins

yang penelitian mereka itu bertalian dengan status unsur hara dalam

tanah.

Setelah memasuki abad yang ke XX, di Amerika Serikat banyak

didirikan pusat penelitian pertanian dengan melakukan berbagai

percobaan. Hasil percobaan umumnya menyimpulkan besarnya

keuntungan yang dicapai jika pemupukan tanaman dilakukan. Unsur hara

essensial yang sering kekurangan dan diperlukan dalam jumlah relatif

banyak adalah N, P dan K, serta unsur lainnya. Penggunaan data uji tanah

dalam merekomendasi pemupukan kian lama kian bertambah populer.

Kemajuan petani itu amat ditentukan sampai sejauhmana riset yang baik

mutunya dikembangkan. Setiap problem yang baru dipecahkan oleh suatu

penelitian, adakalanya akan menimbulkan kasus lain untuk dipelajari.

Bukanlah maksud bab ini untuk meriwayatkan keseluruhan segi yang

berkenaan dengan sejarah kesuburan tanah. Masih banyak lagi yang lain

yang tidak disebutkan di sini. Namun satu hal yang harus kita akui ialah

bahwa kemajuan penelitian menjelang akhir abad ke XIX maupun setelah

memasuki periode abad ke XX merupakan kegiatan yang bertanggung

jawab terhadap pengetahuan kita dewasa ini. Pada tahap berikut akan

diterangkan sesuatu yang menyangkut kesuburan tanah. Meskipun

singkat, sejarah kesuburan tanah seperti yang telah diuraikan di atas

sedikit banyaknya memberikan gagasan berupa usaha peneliti dalam

menerobos dan memecahkan “rahasia” yang dimiliki kehidupan

tetumbuhan serta waktu yang menyatakan kapan itu terjadi.

Page 17: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

17

Pertumbuhan Tanaman dan Faktor yang Mempengaruhinya

Pertumbuhan (growth) adalah suatu perkembangan yang bersifat

progressif dari suatu organisme. Pertumbuhan ini dapat dinyatakan dalam

berbagai cara antara lain: terhadap perkembangan satu atau beberapa

organ spesifik seperti panjang lamina daun, tinggi tanaman, diameter

batang atau seluruh organ tanaman seperti berat basah, berat kering dan

lain lain.

Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu

faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor genetis sangat menentukan

kemampuan tanaman untuk memberikan produksi yang tinggi serta sifat

penting lainnya seperti kualitas hasil, ketahanan terhadap serangan hama

dan penyakit, kekeringan dan lain-lain. Perbaikan faktor genetis dapat

dilakukan antara lain dengan perbaikan mutu bibit tanaman melalui

tindakan pemuliaan tanaman menghasilkan varitas tanaman yang unggul

dan berpotensi produksi tinggi. Umumnya varitas yang beradaptasi

dengan kisaran sempit, cenderung memperlihatkan interaksi yang nyata

antara varitas dengan pemupukan, sedangkan varitas dengan kisaran

adaptasi yang lebar, tidak akan berbeda nyata.

Lingkungan diartikan sebagai gabungan semua keadaan dan

pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu

organisme. Diantara sekian banyak faktor lingkungan yang

mempengaruhi kehidupan dan perkembangan tanaman antara lain (1)

temperatur (2) kelembaban (3) energi radiasi (sinar matahari) (4) susunan

atmosfir (5) struktur tanah dan susunan udara tanah (6) reaksi tanah (pH)

(7) faktor biotis (8) penyediaan unsur hara dan (9) ketiadaan bahan

pembatas pertumbuhan tanaman.

Banyak faktor lingkungan yang tidak berdiri sendiri, misalnya

hubungan terbalik antara udara tanah dengan kelembapan tanah atau

kandungan O2 dan CO2 di atmosfir tanah. Jika kelembaban tinggi maka

udara tanah menjadi rendah atau jika kandungan CO2 tinggi maka

kandungan O2 akan menjadi rendah.

Pertumbuhan tanaman merupakan parameter penting dalam

menilai tingkat kesuburan suatu tanah karena dapat menggambarkan

bukan saja kadar hara tersedia yang dapat diserap dari dalam tanah

namun juga menggambarkan berbagai proses fisiologis yang terlibat

dalam proses tersebut di dalam tanaman yang tercermin dalam

penampilan tanaman. Dan aspek ini tidak dapat diidentifikasi oleh

analisis kimia yang hanya menggambarkan kadar hara berdasarkan

kemampuan ekstraktan dalam mengekstraksi hara dalam tanah atau

tanaman.

Sebenarnya tidak ada hal yang khusus dan unik tentang tanah

tropis yang tidak diketahui melalui hasil analisis. Hal yang khusus dan

Page 18: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

18

unik sebenarnya adalah bagaimana sifat-sifat tanah dan pengelolaaannya

dalam lingkungan tropis. Jadi lingkungan tropislah yang menjadi alasan

kekhususan daerah tropis.

Daerah tropis adalah bahagian dunia yang berlokasi di antara

23,5 o LU dan 23,5

o LS dari garis ekuator. Daerah tropis menempati 38%

dari permukaan bumi yang luasnya sekitar 5 milyar hektar dengan jumlah

penduduk 45% dari populasi dunia yang mendiami sekitar 72 negara

yang kebanyakan termasuk negara sedang berkembang.

Temperatur

Alasan memilih letak tempat berdasarkan garis lintang (latitude)

karena memudahkan dalam menetapkan batas temperatur udaranya,

dimana daerah tropis merupakan bagian dunia dengan variasi temperatur

rata-rata bulanan 5 o C atau kurang di antara 3 bulan terpanas dan 3 bulan

terdingin. Rata-rata temperatur semusim umumnya turun 0,6 o

C setiap

kenaikan 100 meter.

Temperatur yang rendah tetapi konstan di dataran tinggi tropis ini

merupakan satu alasan mengapa tanaman daerah sedang (temperate)

tertentu seperti apel dan pir yang membutuhkan kondisi cukup dingin

untuk produksi tinggi memberikan hasil yang kurang baik di daerah

tersebut. Temperatur tanah di daerah tropis termasuk regim isothermik

yaitu beda antara rata-rata temperatur musim panas dan musim dingin

pada kedalaman tanah 50 cm atau pada kontak litik kurang dari 5 o C.

Radiasi Matahari

Daerah tropis menerima lebih banyak radiasi matahari untuk

proses fotosintesis dibanding daerah sedang (temperate). Sekitar 56 –

59% dari radiasi matahari dapat mencapai permukaan daerah tropis,

sedangkan di daerah sedang hanya sekitar 46% pada lintang 40 o dan 33%

pada lintang 60 o. Terdapat lebih banyak sinar ultra violet dan biru violet

yang mencapai permukaan tanah tropis dibandingkan daerah sedang.

Fotoperiodisme (Panjang Hari)

Panjang hari di daerah tropis umumnya lebih pendek

dibandingkan daerah sedang. Panjang hari berubah sepanjang tahun,

bervariasi dari nol di ekuator hingga 2 jam 50 menit pada lintang 23,5 o.

Tumbuh-tumbuhan tropis dapat dianggap sebagai tumbuhan berhari

pendek, tetapi banyak juga yang peka terhadap panjang hari, seperti

beberapa varitas padi dimana perubahan panjang hari sebesar 10 menit

dapat mencegah pembungaan. Tidak seperti di daerah sedang, di daerah

tropis panjang hari dan radiasi matahari tidak berkorelasi baik.

Page 19: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

19

Curah Hujan

Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat penting untuk

pertanian tropis, baik pada keadaan berlebih maupun kurang. Penyebaran

curah hujan merupakan kriteria utama yang digunakan untuk

mengelompokkan iklim tropis, seperti musim hujan atau musim kering.

Kelembaban merupakan faktor pembatas pada sekitar ¾ lahan

yang dapat di tanami di daerah tropis. Curah hujan semusim bervariasi

dari nol hingga 10.000 mm dan secara umum menurun dengan

menaiknya letak lintang, tetapi bentuk wilayah dan kondisi lainnya saling

berhubungan juga.

Iklim basah meliputi sekitar ¼ bagian wilayah tropis terutama

yang dekat garis ekuator, meliputi lembah Amazon, Kongo, sebahagian

besar Indonesia, Malaysia dan sebahagian Philiphina, sedikit di pesisir

Atlantik Amerika Tengah, pesisir Pasifik Kolombia, pantai Afrika Barat

dan Pulau-pulau di Pasifik.

Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah merupakan faktor yuang bertanggung jawab

terhadap pengangkutan udara, panas, air dan bahan terlarut dalam tanah.

Sifat fisik tanah sangat bervariasi pada tanah tropis. Oksisol dan Andisol

secara umum dianggap memiliki sifat fisik paling baik, sedangkan Ultisol

dan Alfisol peka terhadap erosi karena teksturnya yang berat. Beberapa

sifat fisik dapat berubah dengan pengelolaan, seperti temperatur tanah,

permeabilitas, kepekaan terhadap aliran permukaan (run-off) dan erosi,

kemampuan mengikat dan mensuplai air untuk tanaman dan lain-lain.

Sifat dan ciri mineral liat lebih bervariasi di daerah tropis

dibandingkan daerah sedang. Sifat-sifat mineral dan pertukaran ion

merupakan faktor pembatas pada tanah dengan kandungan liat silikat

berlapis yang tinggi seperti kaolinit, montmorillonit dan illit. Umumnya

tanah-tanah tropis mengandung jenis mineral liat tersebut dalam jumlah

cukup banyak.

Pemahaman yang cukup tentang sifat fisik maupun kimia seperti

reaksi pertukaran ion, hubungannya terhadap kelompok tanah tertentu

dan beberapa tindakan pengelolaan yang dapat memperbaiki kapasitas

tukar kation tanah, menjadi dasar yang cukup penting dalam pengelolaan

kesuburan tanah.

Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan

Air dan Tanaman

Sebahagian besar air yang diserap tanaman ditranspirasikan,

sebahagian ditahan dalam bentuk cairan sel dan sebahagian lagi dipecah

Page 20: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

20

untuk mengambil hidrogen dan oksigen untuk menyusun karbohidrat.

Kekurangan air akan berakibat lebih buruk dibandingkan jika kekurangan

faktor lain, karena sangat pentingnya fungsi air dalam tubuh tanaman.

Peran tersebut tergambar dalam hubungan tanah-tanaman–air, yang

memperlihatkan keadaan (a) kandungan air dalam tanaman (b) air dan

proses tumbuh (c) pergerakan air dan penyediaan air bagi tanaman (d) air

tanah dan ketersediaan unsur hara dan (e) pengaruh merusak akibat

kelebihan air.

Air mengisi 75% jaringan tanaman dan pada bahagian jaringan

muda seperti pucuk tanaman jagung mengandung 95% air, tetapi untuk

tanaman berkayu kandungan airnya beragam menurut musim. Air

dibutuhkan tanaman untuk membentuk karbohidrat, menjaga hidrasi

protoplasma dan sebagai pengangkut dan translokasi makanan dan

mineral. Tegangan air internal di dalam sel, dapat mengurangi

pembelahan dan perpanjangan sel tanaman. Kandungan protein dalam

gabah juga dapat dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan air.

Manfaaat ketersediaan air yang cukup antara lain adalah

perkembangan dan pertumbuhan akar lebih cepat dan pertumbuhan

tanaman juga menjadi lebih dipercepat. Tetapi kelebihan air malah dapat

berakibat buruk seperti terbentuknya senyawa beracun (H2S, CH4, NO2

dan logam terlarut), kekurangan O2 untuk pernafasan dan terhambatnya

pembentukan nitrat akibat terjadinya denitrifikasi.

Temperatur dan Tanaman

Satu jenis tanaman menginginkan temperatur yang berbeda

dengan tanaman lain, terutama dalam pembentukan biji, temperatur

merupakan faktor kritis. Kisaran suhu untuk kehidupan organisme adalah

– 35 oC sampai 75

oC, sedangkan kisaran untuk pertumbuhan tanaman

pertanian lebih sempit yaitu 15 – 45 oC. Sinar matahari yang merupakan

sumber panas untuk tanaman, hanya sekitar 25% yang sampai ke

permukaaan bumi. Panas tersebut kembali diradiasikan tanah dengan

panjang gelombang () yang lebih panjang, yang lebih efektif

memanaskan udara dibanding radiasi langsung matahari. Pertumbuhan

akar tanaman dipengaruhi oleh temperatur tanah, dimana semakin tinggi

temperatur dari titik minimum menuju optimum, pertumbuhan akar

semakin bertambah, tetapi selanjutnya menurun kembali setelah

mencapai titik tertentu.

Secara langsung suhu mempengaruhi fotosintesa, respirasi,

permeabilitas dinding sel, serapan air dan unsur hara, transpirasi, aktivitas

enzim dan koagulasi protein. Jika cahaya merupakan faktor pembatas,

maka suhu memberikan pengaruh yang kecil terhadap fotosintesa, tetapi

jika CO2 menjadi faktor pembatas dan intensitas cahaya tidak, maka

fotosintesa akan meningkat dengan meningkatnya suhu.

Page 21: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

21

Untuk tanaman di daerah sedang, suhu optimum untuk fotosintesa lebih rendah dibanding suhu optimum untuk respirasi, akibatnya tanaman penghasil tepung seperti jagung dan kentang memberikan hasil lebih tinggi di daerah beriklim sejuk dibanding daerah yang lebih panas. Temperatur udara dipengaruhi oleh letak tempat pada suatu lintang (latitut), tinggi tempat dari muka laut (altitut) dan kandungan air (kelembaban). Atmosfir dan Tanaman

Oksigen (O2) yang dibutuhkan tanaman bagian atas untuk pernafasan diperoleh dari atmosfir, sedang untuk akar diperoleh dari udara tanah. Selain O2 tanaman juga mengambil CO2 dari udara. Tata udara tanah yang jelek akan mengurangi penyerapan air terutama disebabkan oleh bertambahnya tekanan parsial CO2. Selain itu gas yang terbebaskan selama proses anaerob juga dapat mengurangi serapan air. Sifat Fisik Tanah dan Tanaman

Pengaruh langsung struktur tanah terhadap tanaman adalah terhadap daya tembus akar, sedang pengaruh tidak langsung melalui hubungan udara dan air yang dipengaruhi oleh berubahnya persentase pori non kapiler. Tipe struktur tanah terbaik adalah butiran (granular) dan remah (crumb), karena terdapat keseimbangan udara dan air di dalam tanah yang memungkinkan penembusan akar menjadi lebih mudah. Tekstur terbaik untuk pertumbuhan adalah lempung (loam) yaitu kelas tekstur dengan perbandingan pasir, debu dan liat yang hampir sama. Faktor Biota Pemupukan berat dapat menperhebat pertumbuhan vegetatip tanaman, tetapi ini justru dapat mengundang datangnya organisme-organisme hama dan penyakit. Ketidakseimbangan ketersediaan hara untuk dapat diserap tanaman juga merupakan alasan untuk timbulnya penyakit.

Pertumbuhan Tanaman dan Cara Pengukurannya Perilaku pertumbuhan tanaman antara lain merupakan respons terhadap macam-macam perlakuan termasuk pemupukan. Ada beberapa model matematika untuk melukiskan pertumbuhan tanaman dan untuk memprediksi hasil tanaman yang dapat diharapkan jika penambahan unsur hara tersedia untuk tanaman diketahui. Pola umum hubungan pertumbuhan dengan waktu adalah terjadi peningkatan yang lambat pada awal pertumbuhan lalu diikuti dengan pertumbuhan yang cepat kemudian terjadi pertambahan perlahan-lahan dan akhirnya tetap. Pola pertumbuhan ini merupakan pola kurva sigmoid

Page 22: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

22

Pertumbuhan tanaman adalah fungsi dari berbagai aspek

lingkungan atau faktor-faktor tumbuh yang dapat dianggap sebagai

variabel yang besar dan kombinasinya akan menentukan besarnya

pertumbuhan yang akan terjadi. Secara sederhana diilustrasikan sebagai:

G = (X1, X2, X3 …………………..Xn) ……………. (1)

Dimana G adalah beberapa ukuran pertumbuhan tanaman dan X1, X2, X3

………Xn adalah bermacam-macam faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan. Jika hanya satu faktor yang berada dalam keadaan kurang,

maka peningkatan jumlah dari faktor tersebut akan menghasilkan

peningkatan pertumbuhan, tetapi bukan berupa hubungan linier yang

sederhana.

Mitscherlich (1909) mengembangkan persamaan yang

menghubungkan pertumbuhan dengan suplai hara. Hasil pengamatannya

menunjukkan bahwa jika tumbuhan diberikan semua unsur hara dalam

jumlah cukup kecuali satu unsur dalam keadaan kurang, maka

pertumbuhan tanaman akan proporsional dengan jumlah hara yang

merupakan faktor pembatas tersebut. Hukum ini tampaknya sejalan

dengan Hukum Minimum yang dikemukakan oleh ahli kimia Jerman

Justus von Liebig. Mitscherlich menyatakan hubungan tersebut dengan

persamaan:

dy/dx = (A – y) C ………………………………….. (2)

Dimana dy/dx = peningkatan hasil sebagai akibat penambahan jumlah

faktor tumbuh dx, dx = penambahan faktor tumbuh x dalam jumlah yang

bervariasi, A = hasil maksimum yang dicapai jika semua faktor tumbuh

dalam keadaan optimum, y = hasil yang diperoleh setelah diberikan

sejumlah tertentu faktor tumbuh x dan C = konstanta yang tergantung

sifat-sifat faktor tumbuh. Nilai C diperoleh 0,122 untuk N, 0,60 untuk

P2O5 dan 0,40 untuk K2O. Yang menjadi kelemahan persamaan ini adalah

sesungguhnya nilai C tersebut dapat berbeda-beda tergantung jenis

tanaman, kondisi iklim, sifat tanah dan lain sebagainya.

Prinsip yang sama dikembangkan juga oleh Spillman pada

tempat dan waktu yang berbeda. Ia menetapkan hubungan tersebut

sebagai:

y = M (1 – R x) ………………………………….. (3)

Dimana y = jumlah pertumbuhan akibat pemberian sejumlah tertentu

faktor tumbuh x, x = jumlah faktor tumbuh, M = hasil maksimum yang

Page 23: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

23

dicapai jika semua faktor tumbuh dalam keadaan optimum dan R =

konstanta. Persamaan (2) dan (3) dapat disederhanakan menjadi:

y = A (1 – 10 cx

) …………………………………… (4)

Persamaan (4) tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan

logaritma yaitu:

Log (A – y) = log A – c (x) ……..……………..…… (5)

Dimana nilai konstanta c adalah 0,301 dan nilai A dianggap 100%.

Jika hasil perhitungan persamaan tersebut dibuat dalam bentuk

grafik maka diperoleh kurva dalam bentuk kurvilinier sesuai kaidah

hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang (Law of Deminishing

Return) seperti Gambar 2 berikut:

Gambar 2.

Persentase hasil maksimum sebagai fungsi peningkatan akibat penambahan

faktor tumbuh x

Satuan unit faktor tumbuh sering dinyatakan dengan istilah baule

yaitu jumlah yang diperlukan untuk memproduksi hasil sebesar 50% dari

hasil maksimum yang mungkin dicapai. Jika semua faktor tumbuh berada

dalam keadaan optimum, kecuali satu yaitu x, maka penambahan satu

satuan faktor x ini akan memproduksi hasil 50% dari hasil yang akan

dicapai, tetapi jika ada 2 faktor pembatas yaitu x1 dan x2 maka

penambahan masing-masing faktor sebanyak 1 baule hanya akan

100 -

hasil

maksimum

(%) 80 -

60 -

40 -

20 -

0 | | | | |

2 4 6 8 10

jumlah faktor tumbuh x

Page 24: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Bab 1. Sejarah Kesuburan Tanah dan Pertumbuhan Tanaman

24

menaikkan hasil sebesar 25% dari hasil maksimum dan demikian

seterusnya. Hubungan ini dinyatakan dengan persamaan berikut:

y = A (1 – 10-0,301 x

1) (1 – 10

-0,301 x2

) ……….…………….. (6)

Modifikasi konsep persamaan Mitscherlich-Spillman dilakukan

Bray berdasarkan sifat mobilitas hara dalam tanah. Dikatakan bahwa jika

mobilitas hara dalam tanah menurun, maka jumlah hara tersebut yang

diperlukan untuk memproduksi hasil yang maksimum akan semakin

meningkat dari nilai variabel. Bray memodifikasi persamaan

Mitscherlich-Spillman menjadi:

Log (A – y) = log A – c1b – cx ……………….…………. (7)

Dimana c1 = konstanta efisiensi b dan b = jumlah unsur yang tidak mobil.

Dari persaman di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

semakin banyak faktor pembatas pertumbuhan pada suatu lahan, maka

akan semakin banyak masukan yang harus diberikan dan semakin kecil

kenaikan hasil yang akan diperoleh. Hal ini sejalan dengan konsep

penilaian dalam evaluasi lahan dimana jika semakin banyak faktor

pambatas pertumbuhan dan semakin sulit pengelolaannya maka semakin

rendah nilai mutu lahannya.

Respon tanaman terhadap faktor pembatas ganda, umumnya

mengikuti Hukum Faktor Pembatas (Law of Limiting Factor) yaitu:

Pengaruh suatu faktor menjadi kecil ketika terdapat faktor pembatas

pertumbuhan lain dan pengaruhnya menjadi paling besar ketika semua

faktor lain terdapat pada kondisi optimal. Interaksi dua faktor tumbuh

dapat digambarkan pada Gambar 3 berikut.

Gambar 3.

(a). Kurva divergen yang menunjukkan interaksi positip dan

(b). Kurva konvergen yang menunjukkan interaksi negatip

Akibat pemupukan N dan P

8 - 8 - P1

- P1 -

6 - 6 -

- -

4 - 4 -

- P0 - P0

2 - 2 -

No N1 No N1

(a) (b)

Bahan

Kering

Bahan

Kering

Page 25: HUKUM2 KESUBURAN TANAH.PDF

Kesuburan Tanah dan Pemupukan

25

Penelitian pemupukan tanaman umumnya dilakukan dengan

percobaan faktorial untuk melihat interaksi dari dua atau lebih faktor

tumbuh yang diberikan. Selanjutnya untuk menyelidiki hubungan yang

terdapat antara hasil akibat pemberian pupuk atau sifat-sifat tanah lainnya

dapat dilakukan dengan persamaan regresi sehingga diperoleh nilai

koefisien determinasi dan korelasinya.

Soal-Soal

1. Jelaskan pengertian kesuburan tanah dan produktivitas tanah!

2. Jelaskan sejarah perkembangan penelitian tanah!

3. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan (growth)?

4. Ada 2 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Jelaskan

dengan singkat!

5. Mengapa pertumbuhan tanaman merupakan parameter penting

dalam evaluasi kesuburan tanah? Jelaskan!

6. Jika ada 1 faktor pembatas pertumbuhan, kemudian ditambahkan

faktor tumbuh sebanyak 1 baule, berapa peningkatan pertumbuhan

yang terjadi. Hitung juga jika terdapat 2 faktor pembatas, dan

penambahan 2 baule faktor tumbuh!

7. Jelaskan kaitan antara persamaan Mitscherlich-Spillman dengan

konsep evaluasi lahan!