eknik pemupukan

35
eknik Pemupukan TEKNIK EMUPUKAN D I S U S U N OLEH : KELOMPOK 1 AGUS PRIADI AGUS KURNIAWAN ANGGI KURNIAWAN AHMAD MUARIF AHMAD SUHENDRI AHMAD YUSUF PANJAITAN BINTANG JAPA CANDRA GINTING DEDE MARDIANSYAH DEDI ASTOMO

Upload: nhue-m-hakim

Post on 21-Oct-2015

96 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: eknik Pemupukan

eknik Pemupukan

TEKNIK EMUPUKAN

D

I

S

U

S

U

N

OLEH :

KELOMPOK 1

AGUS PRIADI                                

AGUS KURNIAWAN                    

ANGGI KURNIAWAN

AHMAD MUARIF                          

AHMAD SUHENDRI                     

AHMAD YUSUF PANJAITAN    

BINTANG JAPA

CANDRA GINTING

DEDE MARDIANSYAH

DEDI ASTOMO

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN AGRIBISNIS PERKEBUNAN MEDAN

2011

Page 2: eknik Pemupukan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan TaufiqNya kami dapat menyelesaikan

penulisan tugas makalah Teknik Pemupukan ini yang berisikan bagaimana proses kegiatan

pemupukan yang baik dan benar sehingga akan didapatkan pemupukan yang efektif.

            Makalah ini disusun berdasarkan buku–buku yang telah dirangkum serta kutipan dari

beberapa sumber lainnya seperti jurnal penelitian.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan penyampaian makalah kami ini masih banyak

memiliki kesalahan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dari pembaca demi

kesempurnaan makalah kami ini.

            Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.   

Oktober , 2011

      Penyusun

Page 3: eknik Pemupukan

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................      i

Daftar Isi...............................................................................................................      ii

Daftar Tabel..........................................................................................................      iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................      1

1. Latar Belakang..................................................................................................     1

2. Permasalahan.....................................................................................................     2

3.Tujuan ................................................................................................................      2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................      3

1.  Teknik Pemupukan ..........................................................................................      3

2.  Pemupukan di Pembibitan................................................................................      9

3.  Pemupukan TBM.............................................................................................      12

4.  Pemupukan TM................................................................................................      13

5.  Analisa Daun....................................................................................................      14

6.  Analisa Tanah...................................................................................................      16

KESIMPULAN....................................................................................................      19

 Daftar Pustaka......................................................................................................      20

Page 4: eknik Pemupukan

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Jumlah unsur hara yang diambil oleh kelapa sawit..................................      3

Tabel 2. Pemupukan pada pre nursery..................................................................      10

Tabel 3. Pemupukan pada main nursery...............................................................      11

Tabel 4. Standart umum pemupukan untuk tanaman TBM..................................      13

Tabel 5. Standart dosis pemupukan tanaman TM.................................................      14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

            Pemupukan tanaman kelapa sawit merupakan salah satu investasi penting dalam

pengusahaan tanaman kelapa sawit guna pencapaian produksi tandan buah segar (TBS) yang

setinggi-tingginya dan ekonomis. Kebutuhan pupuk per ha di perkebunan kelapa sawit kurang

lebih 24% total biaya produksi atau sekitar 40-60 % dari total biaya pemeliharaan.

            Pupuk merupakan salah satu sumber unsur hara utama yang sangat menentukan tingkat

pertumbuhan dan produksi kelapa sawit. Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dan

menunjukkan gejala tertentu pada tanaman apabila ketersediaannya dalam tanah sangat kurang.

Page 5: eknik Pemupukan

Penyediaan hara dalam tanah melalui pemupukan harus seimbang yaitu disesuaikan dengan

kebutuhan tanaman.

            Mengingat hal tersebut diatas, pupuk harus dapat digunakan secara efisien dan tepat

sasaran. Beberapa hal yang harus diperhatikan agar pemupukan dapat efisien dan tepat sasaran

adalah meliputi penentuan jenis pupuk, dosis pupuk, metode pemupukan, waktu, dan frekuensi

pemupukan, serta pengawasan mutu pupuk.

            Teknologi pemupukan tanaman kelapa sawit saat ini telah mengalami perkembangan

yang pesat sebagai jawaban dari berbagai permasalahan yang muncul dalam peningkatkan

produksi kalapa sawit. Perkembangan teknologi tersebut terlihat melalui munculnya berbagai

jenis pupuk, usaha perbaikan metode penetapan dosis pupuk, pemilihan metode pemupukan yang

tepat, dan penentuan waktu dan frekuensi dalam aplikasi pupuk. Berbagai teknologi pemupukan

tersebut akhirnya diharapkan dapat mendukung usaha peningkatan produksi tanaman kelapa

sawit.

2. Permasalahan

            Permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pemupukan

1.      Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kaitannya dengan

perkembangan dan produksi tanaman. Oleh sebab itu, dalam aplikasinya perlu dilakukan dengan

baik dan efektif.

2.      Kurangnya perhatian dari para pekebun dalam pengaplikasian pupuk. Seperti diketahui

keefektifan pemupukan juga sangat bergantung pada baik tidaknya teknik pelaksanaan

dilapangan.

Page 6: eknik Pemupukan

3. Tujuan

            Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1.      Mengetahui bagaimana teknik pemupukan yang baik untuk tanaman kelapa sawit di

pembibitan, tanaman TBM, dan TM.

2.      Mengetahui bagaimana hubungan antara teknik pemupukan yang baik terhadap

perkembangan dan produksi tanaman.

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam proses pertumbuhannya, tanaman kelapa sawit mengambil unsur hara, baik dari dalam

tanah, udara, maupun yang terlarut dalam air. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman kelapa

sawit dapat dilihat pada table 1 di bawah ini.

Tabel 1. Jumlah unsur hara yang diambil oleh kelapa sawit.

KomponenJumlah Unsur Hara ( kg/ha/tahun)

N P K Mg Ca

Pertumbuhan Vegetatif 40,9 3,1 55,7 11,5 13,8

Pelepah Daun yang Ditunas 67,2 8,9 86,2 22,4 61,6

Page 7: eknik Pemupukan

Produksi TBS (25 ton/ha) 73,2 11,6 93,4 20,8 19,5

Bunga Jantan 11,2 24 16,1 6,6 4,4

Jumlah 192,5 47,6 251,4 61,6 99,3

Udara merupakan sumber utama untuk unsur C dan O, air sebagai sumber unsur H, dan tanah

sebagai sumber mineral-mineral penting. Selain itu ada juga yang bersumber dari hasil residu

tanaman seperti Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang, Limbah cair dan kacangan penutup

tanah.

1.      Teknik Pemupukan

a. Metode pemupukan

            Efisiensi dan efektivitas pemberian pupuk dipengaruhi oleh metode pemupukan yang

digunakan. Berbagai metode pemupukan telah dikembangkan. Pada umumnya ada 3 cara

aplikasi pupuk yaitu secara manual, mekanis, dan aplikasi melalui udara. Metode yang umum

digunakan oleh kebun dalam aplikasi pemupukan adalah cara tebar (Broadcast) dan Pocket.

Aplikasi pupuk secara manual membutuhkan waktu lama dan tenaga lebih banyak. Aplikasi

pemupukan dengan cara mekanis (menggunakan bantuan traktor) membutuhkan tenaga kerja

yang lebih sedikit dan kapasitas kerjanya 20-25 ha per HK.

Aplikasi pupuk melalui udara memiliki keuntungan memerlukan waktu yang cepat dan tenaga

kerja yang sedikit. Akan tetapi cara ini memerlukan biaya yang sangat besar (Liwang et al.,

2000).

Page 8: eknik Pemupukan

Cara pemupukan yang direkomendasikan oleh PPKS berdasarkan hasil-hasil penelitian yang

telah dilakukan adalah dengan cara menabur pupuk (P, K, Mg) secara merata di piringan pada

jarak 1,5 m dari pangkal batang kea rah pinggir piringan, sedangkan pupuk N dianjurkan agar

dibenam (pocket) dalam tanah. Pada daerah perengan yang belum dilengkapi dengan tapak kuda,

pemupukan dianjurkan dilakukan dengan cara benam (untuk seluruh jenis pupuk) pada beberapa

lubang di sekitar pohon.

b. Dosis, waktu, dan frekuensi pemupukan

Ketepatan dosis dan waktu aplikasi sangat menentukan efisiensi pemupukan. Pertimbangan yang

digunakan dalam kegiatan pemupukan meliputi :

1)      Hasil analisa daun dan tanah,

2)      Realisai produksi lima tahun sebelumnya,

3)      Realisasi pemupukan tahun sebelumnya,

4)      Data curah hujan selama minimal lima tahun sebelumnya,

5)      Hasil pengamatan lapangan yang meliputi gejala defisiensi hara, kultur teknis, dan panen.

Realisasi pemupukan di kebun umumnya belum memenuhi dosis yang direkomendasikan, hal ini

terutama berkaitan dengan ketersediaan pupuk di kebun. Waktu aplikasi pupuk juga tidak sesuai

dengan waktu yang disarankan oleh petugas rekomendasi, dan umumnya mengalami

kemunduran. Penetapan waktu aplikasi didasarkan pada pola curah hujan didaerah tersebut.

c. Persiapan dan pelaksanaan pemupukan

Page 9: eknik Pemupukan

            Mengingat biaya pemupukan yang cukup tinggi maka pemupukan harus dilakukan secara

efektif dan efisien. Hal ini menyangkut jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan, dan metode

pemupukan. Oleh sebab itu manajemen kebun perlu melakukan persiapan dan pengawasan

secara ketat aplikasi pupuk dapat mencapai sasaran.

1.      Persiapan

a.       Lapangan

Di lapangan, hal-hal yang perlu dilakukan yaitu;

1)      Pembenahan tapak kuda, teras kontur, rorak, dan penyiangan piringan,

2)      Pada piringan pohon yang berbatasan dengan parit, rorak, dan teras jalan, penebaran pupuk

jangan sampai ke pinggir/ke dalam parit, rorak, tebing, atau teras jalan, dan

3)      Pupuk yang menggumpal agar ditumbuk sampai halus, bila perlu diayak kemudian dapat

ditabur.

b.      Sarana

Sarana yang di perlukan dalam pemupukan yaitu takaran pupuk, ember atau karung tempat

pupuk, dan cangkul/sekop. Takaran pupuk yang digunakan harus sesuai dengan dosis yang

dianjurkan, mengingat setiap jenis pupuk mempunyai volume yang berbeda walaupun beratnya

sama. Takaran pupuk disesuaikan kepada setiap jenis dan dosis pupuk. Alat lain yang perlu

disiapkan yaitu.

Penebaran pupuk dilakukan dengan menggunakan sapu lidi dengan panjang 15-20 cm berbentuk

kipas, sehingga pupuk tersebar merata.

c.       Administrasi

Page 10: eknik Pemupukan

Sebelum dilakukannya pemupukan, maka asisten afdeling harus membuat rencana pemupukan

untuk setiap aplikasi. Sebanyak 4 rangkap, yaitu untuk Administur, Asisten Kepala, Bagian

Gudang, dan asisten afdeling yang bersangkutan.

Lembar rencana pemupukan yang dibuat berisikan tentang Afdeling, TT, blok, luas, jumlah

pokok produktif, jenis pupuk, dosis per pohon, jumlah pupuk, dan waktu pemupukan.

Asisten afdeling juga harus mempersiapkan permintaan kebutuhan pupuk dan persiapan

kebutuhan tenaga penebar. Pengecer, dan pengangkutan pupuk. Untuk areal rata dibutuhkan 2

orang penabur dan 1 orang tenaga pengecer. sedangkan untuk areal jurangan 3 orang penabur

dan 2 orang tenaga pengecer. Norma tenaga kerja yang diperlukan untuk pemupukan TM adalah

0,5-1,0 HK/ha/aplikasi.

Asisten Afdeling juga membuat rencana meingguan dan rencana harian pemupukan. Rencana

pemupukan harian dibuat rangkap 5 yaitu untuk Asisten Kepala, Asisten Afdeling, Mandor 1,

Mandor pupuk, dan Kepala grup pemupukan. Rencana ini merupakan pedoman dalam

pelaksanaan dilapangan.

Berikut merupakan hal-hal yang harus dilakukan oleh Asiten Afdeling yaitu;

1)      Membuat peta rencana pemupukan harian, Menggambarkan arah pelaksanaan pemupukan

dan penentuan SPK dan SPB. Dibuat rangkap 5 dengan pendistribusian untuk Asisten Afdeling,

Mandor 1, Mandor pupuk, Kerani.

2)      Membuat barchart pemupukan yang menggambarkan rencana dan realisasi pemupukan.

3)      Menentukan letak SPB dan letak SPK.

Permintaan kendaraan dilakukan minimal 24 jam sebelum pelaksanaan pemupukan. Dalam

permintaan pengangkutan harus dicantumkan jumlah pupuk yang diangkut per hari.

Pengangkutan pupuk dilapangan harus dilakukan paling lambat jam 06:00 WIB, sedangkan regu

Page 11: eknik Pemupukan

pemupuk harus sudah sampai dilapangan (blok) pada jam 06:30 WIB untuk memulai

pemupukan.

d.      Pelaksanaan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemupukan yaitu;

1)      Tenaga penabur sedah terlatih dan tersedia sesuai kebutuhan,

2)      Pupuk diecer ke blok oleh tenaga yang telah tersedia,

3)      Penaburan pupuk sesuai jalurnya (barisan) masing-masing,

4)      Pupuk ditabur di sekeliling piringan penuh, tidak dibenarkan penaburan yang terputus-

putus. Pada sistem benam, lubang bekas pemupukan ditutup kembali, dan

5)      Jarak tabur pupuk tergantung kepada perkembangan pohon, tepatnya jalur penaburan harus

berada di bawah proyeksi ujung tajuk.

e.       Pengawasan

Mengingat biaya pemupukan cukup mahal, maka diperlukan pengawasan dan  pelaksanaan di

lapangan dengan intensif dan ketat oleh :

-          Mandor pupuk                  : Sepanjang hari pemupukan

-          Mandor besar                    : Sepanjang hari pemupukan

-          Sinder Afdeling                : Setiap hari pemupukan

-          Sinder Kepala                   : Semua Afdeling, setiap hari pemupukan

-          Administratur                    : Kunjungan mendadak

f.       Prosedur pengawasan

Selama pelaksanaan pemupukan, harus langsung diawasi oleh Asisten Afdeling, dibantu oleh

Mandor 1. Asisten Kepala mengawasi secara periodic dengan volume pada areal yang baru

Page 12: eknik Pemupukan

selesai dipupuk. Administratur melakukan pengawasan on spot (sidak). Kantor Direksi

melakukan pengawasan secara teratur dan berkesinambungan.

Setelah selesai pemupukan, pada hari itu juga administrasinya diselesaikan. Goni bekas pupuk

dikumpulkan dan dihitung. Jumlah goni pupuk harus sesuai dengan yang diserahkan dan

diterima oleh afdeling.

Mengingat sangat pentingnya fungsi pemupukan bagi tanaman kelapa sawit, disamping biaya

pemupukan yang cukup besar, maka kegiatan Asisten Afdeling diarahkan sepenuhnya ke

pelaksanaan pemupukan dan tidak diperkenankan meninggalkan areal pada saat ada pelaksanaan

pemupukan.

g.      Keamanan

Keamanan pupuk yang telah diecer harus terjamin. Untuk itu agar dilakukan pengawasan oleh

hansip dan petugas di afdeling.

2.      Pemupukan Pembibitan

a.      Pencampuran pada saat pengisian tanah

Pengisian tanah sebagai media untuk persemaian (pre nursery) dan pembibitan utama (main

nursery) berasal dari tanah atas yang gembur. Komposisi campuran media tanah dengan pupuk

TSP adalah 100 kg tanah + 250 g TSP. Untuk tanah isian yang teksturnya terlalu liat, diperlukan

penambahan pasir dengan perbandingan 3 bagian tanah atas + 1 bagian pasir halus.

b.      Pre nursery

Tujuan pemupukan di pre nursery yaitu untuk memberikan unsur hara yang cukup bagi bibit

sehingga pertumbuhannya optimum. Pemberian pupuk pada pre nursery harus dibuat menurut

program yang telah ditetapkan.

Page 13: eknik Pemupukan

Peralatan  yang digunakan dalam pemupukan pre nursery yaitu ;

a)      Knapsack spray  atau gembor,

b)      Wadah,

c)      Kaleng pengukuran kalibrasi,

d)     Timbangan dan tongkat pengaduk, dan

e)      Pakaian pengaman pekerja mengerjakan pencampuran dan penyemprotan.

Pada pemupukan pre nursery tidak dianjurkan menggunakan pupuk granular. Hal ini dikarenakan

dapat menyebabkan daun gosong (scorch). Pupuk yang sering digukan yaitu pupuk Urea dan

pupuk majemuk 15.15.6.4.

Prosedur pelaksanaan pemupukan yaitu:

a)      Pemupukan di pre nursery dilakukan dengan penyemprotan melalui daun dimulai 4 minggu

setelah tanam sampai bibit dipindahkan pada umur 3 bulan.

b)      Rekomendasi pemupukan bibit bervariasi menurut jenis tanah, lokasi dan praktek

pemupukan setempat, sehingga diperlukan rekomendasi dan pengawasan dari manejer yang

berpengalaman.

c)      Penyemprotan harus dilakukan dengan hati-hati, pastikan bahwa partikel-partikel pupuk

telah larut.

d)     Penyemprotan dilakukan pagi hari atau sore hari setelah selesai penyiraman.

e)      Jika menggunakan top soil yang baik, pemupukan tidak diperlukan di nursery karena

selama 6 minggu pertama, tanaman muda memenuhi kebutuhan unsur hara dari inti kernel.

f)       Jangan menyemprotkan pupuk pada kondisi yang sangat panas atau sangat kering, atau

pada kondisi bibit kekurangan air (Moisture stress)

Page 14: eknik Pemupukan

Rekomendasi pemupukan yang dikeluarkan oleh PPKS untuk pembibitan pre nursery dapat

dilihat pada table 2 berikut ini.

Tabel 2. Pemupukan pada pre nursery.

Umur

Konsentrasi dan Jenis pupuk

Volume siramanPusingan

penyiramanMinggu ganjil Minggu genap

1 – 3

bln0,2% Urea

0,2% (Compound)

15-15-6-4

10 g pupuk + 5 liter air

untuk 100 bibit1 x seminggu

c.       Main nursery

Tujuan kegiatan pemupukan pada main nursery yaitu untuk memberikan unsur hara yang cukup

bagi  bibit sehingga pertumbuhannya optimum dan siap untuk ditanam ke lapangan. Pupuk yang

digunakan yaitu pupuk NPK 15.15.6.4, NPK 12.12.17.2, Kieserite, atau Dolomite.

Rekomendasi pemupukan yang dikeluarkan oleh PPKS untuk pembibitan main nursery dapat

dilihat pada table 3 dibawah ini.

Tabel 3. Pemupukan pada main nursery.

Page 15: eknik Pemupukan

Peralatan yang harus disediakan yaitu;

a)      Sendok plastik atau kaleng yang telah dikalibrasi,

b)      Ember tempat pupuk, dan

c)      Timbangan,

Umur bibit (Minggu)

Dosis Pupuk (gram/pohon)

15.15.6.4 12.12.17.2Kieserit atau

Dolomite2 2,5 - - -3 2,5 - - -4 5,0 - - -5 5,0 - - -6 7,5 - - -8 7,5 - - -10 10 - - -12 10 - - -14 - 10 7,5 1016 - 10 - -18 - 10 7,5 1020 - 10 - -22 - 15 10 1524 - 15 - -26 - 15 10 1528 - 15 - -30 - 20 15 22,532 - 20 - -34 - 20 15 22,536 - 20 - -38 - 25 15 22,540 - 25 - -

Jumlah 50 230 80 117,5

Page 16: eknik Pemupukan

Prosedur dalam pemupukan di main nursery yaitu;

a)      Pemupukan pada main nursery mulai dilaksanakan 2-4 minggu setelah pemindahan tanam,

b)      Menimbang jumlah pupuk sesuai dosis untuk dasar membuat takaran pupuk,

c)      Pupuk ditabur merata secara melingkar pada permukaan tanah polibag sejauh 5 - 10 cm

dari pangkal akar bibit,

d)     Pupuk seharusnya tidak mengenai bagian tertentu bibit,

e)      Pengawas pembibitan harus memeriksa bahwa setiap bibit telah dipupuk dengan benar,

f)       Pelaksanaan pemupukan setelah penyiraman pertama, dan

g)      Pemberian pupuk harus dihentikan 1 bulan sebelum ditanam ke lapangan.

3.      Pemupukan TBM

Unsur hara yang diserap tanaman kelapa sawit belum menghasilkan (TBM) bersumber dari hara

tanah, pelapukan bahan organik tanaman, kacangan yang ditanam sebagai penutup tanah, dan

dari pupuk yang diberikan. Pada TBM unsur hara yang diserap tanaman digunakan untuk

pertumbuhan vegetatif dan persiapan aktivitas pembungaan.

Dasar penentuan dosis pupuk untuk pemupukan tanaman belum menghasilkan adalah umur

tanaman, jenis tanah, kondisi penutup tanah, dan kondisi visual tanaman. Dosis tiap jenis pupuk

berbeda-beda sesuai dengan umur tanaman. Untuk menjamin aplikasi pupuk tersebut diperlukan

penyediaan pupuk yang terencana dengan baik. Norma tenaga yang diperlukan untuk aplikasi

pemupukan di TBM untuk setiap jenis pupuk adalah 0,25-0,5 HK/ha. Standart pemupukan yang

dikeluarkan oleh PPKS untuk tanaman TBM dapat dilihat pada table 4 dibawah ini.

Tabel 4. Standart umum pemupukan untuk tanaman TBM.

Umur Dosis Pupuk (gr/pohon)

Page 17: eknik Pemupukan

(bulan) Urea TSP RP MOP Kieserite HGF-B

lubang tanam - - 500 - - -

3 100 100 - 100 50 -

6 200 100 - 200 100 -

9 200 200 - 350 150 -

12 300 200 - 450 200 25

16 300 200 - 500 250 -

20 300 200 - 600 300 50

24 350 200 - 600 300 -

28 400 300 - 650 350 50

32 550 300 - 700 400 -

Jumlah 2700 1800 500 4150 2100 125

4.      Pemupukan TM

Dosis pupuk pada tanaman kelapa sawit menghasilkan ditentukan berdasarkan berbagai faktor,

antara lain hasil analisa daun, kesuburan tanah, produksi tanaman, percobaan lapangan, dan

pengamatan visual tanaman. Hasil analisa daun memberikan indikasi kekurangan unsur hara

pada tanaman, tetapi tidak menjelaskan penyebab dan besarnya pupuk yang diperlukan untuk

mencapai kondisi hara yang optimum. Selain dengan cara tersebut, pemupukan juga dapat

dilakukan berdasarkan standart yang ditetapkan oleh PPKS. Pada table 5 memuat standart dosis

yang ditetapkan oleh PPKS.

Oleh sebab itu diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi tanah, khususnya

kesuburannya dalam menentukan rekomendasi pemupukan yang tepat. Hal ini lebih lanjut

dikaitkan dengan hasil percobaan pemupukan, pengamatan lapangan, potensi produksi, dan

Page 18: eknik Pemupukan

realisasi pemupukan sebelumnya. Norma tenaga kerja yang diperlukan untuk aplikasi

pemupukan di TM untuk setiap jenis pupuk adalah 0,5-1 HK/ha.

Tabel 5. Standart dosis pemupukan tanaman TM.

Kelompok umur Jenis dan Dosis Pupuk (kg/phn)

Tahun Urea SP-36 MOPKieserit

eJumlah

3 – 8 2,00 1,50 1,50 1,00 6,00

9 – 13 2,75 2,25 2,25 1,50 8.75

14 – 20 2,50 2,00 2,00 1,50 7,75

21 – 25 1,75 1,25 1,25 1,00 5,25

5.      Analisa Daun

Tujuan analisa daun yaitu untuk menentukan komposisi hara daun yang menggambarkan

keadaan zat hara tanaman secara keseluruhan, guna membantu penyusunan rekomendasi

pemupukan.

Daun yang akan diambil sebagai contoh merupakan daun yang dapat mewakili atau

menggambarkan keadaan tanaman secara keseluruhan, yaitu sebagai berikut :

-          Umur  ≤  2 tahun     ---  daun ke 3

-          Umur 2 s/d 4 tahun ---  daun ke 9

-          Umur > 4 tahun       ---  daun ke 17

Syarat-syarat pokok yang dapat dijadikan pokok contoh yaitu :

a)      Pokok tidak terletak dekat pada jalan, sungai, bangunan dan parit.

b)      Tidak merupakan pokok sisipan.

c)      Tidak berdekatan dengan areal terbuka.

Page 19: eknik Pemupukan

d)     Pokok normal dan yang tidak terkena penyakit.

e)      Pangambilan sampel daun dilakukan sekali setahun kecuali untuk menentukan fluktuasi

tingkat hara musiman dapat dilakukan setiap bulan.

Peralatan yang digunakan untuk mengambil contoh daun yaitu;

a)      Pisau, egrek,

b)      Galah,

c)      Parang Aquades Kain fanel,

d)     Kantongan tempat sampel dan label,

e)      Spidol waterproof untuk menulis isi label, dan

f)       Lembar informasi contoh daun yang diambil.

Prosedur pengambilan contoh daun yaitu:

a)      Tentukan letak KCD dan pastikan tanaman dalam kondisi sehat. Sistem penentuan KCD

(pokok ke sepuluh pada setiap sepuluh baris) akan menghasilkan sebanyak 1%.

b)      Tanaman abnormal dan tanaman yang bergejala defisiensi (N, P, K, Mg, B dan Cu)

diidentifikasi dan dicatat ketika pengambilan sampel pada tanaman KCD. Bila perlu catat

produksi pelepah.

c)      Pengambilan contoh daun dilaksanakan pagi hari jam 07.00 – 11.00.

d)     Pelepah dibagi menjadi tiga bagian yang sama. Bagian ujung dan dasar pelepah dibuang.

e)      Dua belas anak daun dipilih dan diambil dari setiap pelepah. Enam anak daun dipotong 

dari masing-masing sisi pelepah  bagian tengah. 

Pengambilan contoh daun dilakukan minimal 2 bulan setelah pemupukan terakhir, tidak

dilakukan pada musim kemarau panjang, tidak dilakukan pada bulan dengan curah hujan lebih

Page 20: eknik Pemupukan

tinggi 400 mm, dan dilakukan pada bulan yang sama pada setiap tahunnya. Umumnya dilakukan

1 x setahun, bila perlu dilakukan 2 x setahun.

6.      Analisa Tanah

Tujuan dilakukannya analisa tanah yaitu untuk mengambil contoh tanah (sample) dan

menganalisa sifat fisika dan kimia tanah guna menentukan cara pengelolaan dan rekomendasi

pemupukan. Selain itu juga untuk mendapatkan dasar bagi pengelompokan lahan menurut jenis

tanah, kelas tanah, dan status kesuburan tanah. Analisa tanah dilakukan pada interval 5 tahun.  

Sampel tanah yang mewakili merupakan persyaratan bagi keberhasilan analisa tanah. Oleh sebab

itu sampel tanah yang digunakan yaitu:

a)      Lapisan tanah kedalaman 20-30 cm 2,000-3,000 ton tanah per ha.

b)      Dari satu ember tanah yang dikumpulkan dari lapangan, satu sample komposit  0.5 kg,

diambil untuk analisa laboratorium.

c)      Di laboratorium, 1 sendok teh tanah  (beberapa gram) diambil dari 0.5 kg sample

digunakan untuk prosedur analisa.

Peralatan yang digunakan untuk melakukan analisa tanah yaitu;

a)      Bor tanah (auger, tabung), cangkul dan sekop untuk mengambil tanah,

b)      Pisau untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop, sendok tanah untuk mengaduk tanah,

c)      Ember plastik tempat mengaduk kumpulan sampel tanah individu,

d)     Kantong plastik dan label,

e)      Spidol waterproof untuk menulis isi label,

f)       Karung untuk tempat sampel tanah yang banyak, dan

g)      Lembar informasi contoh tanah yang diambil.

Page 21: eknik Pemupukan

Prosedur pelaksanaan analisa tanah yaitu:

a)      Sampel tanah diambil sekitar titik pengambilan kesatuan contoh daun (KCD).

b)      Dua sampel (200 g) diambil dari setiap KCD pada kedalaman 0-20 cm, pada tanah

disekitar piringan dan daerah sekitar penempatan pelepah sawit. Kedua sampel ini dibuat

terpisah sehingga status hara masing-masing dapat dibandingkan.

c)      Apabila pengambilan sampel telah lengkap, sampel 0–20 cm dari masing-masing zona

kemudian dicampur untuk memperoleh dua sampel dari setiap lahan (piringan 0-20 cm,

tumpukan pelepah 0-20 cm). Sampel tanah dikering-anginkan dan dua sub-sampel mewakili

masing-masing diambil 200 g dari setiap campuran sampel. Satu sampel dikirim untuk analisa

dan lainnya disimpan ditempat dingin dan kering sebagai cadangan dan referensi untuk yang

akan datang.

d)     Sampel tanah biasanya dikemas dalam kantongan plastik dengan label yang tahan air berisi

nama kebun, jenis lahan dan tanaman (umur, jenis) yang tumbuh pada lahan tersebut.

Pengambilan analisa tanah harus digunakan bersama dengan analisa daun untuk membuat

rekomendasi pemupukan. Hasil analisa juga harus dihubungkan dengan jenis tanah dan batas-

batasnya serta pengamatan lapangan secara visual. Pengambilan sampel tanah harus

dilakasanakan satu kali selama TBM dan selanjutnya setiap lima tahun. Sampel tanah tidak

dianjurkan diambil selama periode sangat kering atau sangat basah. Pengambilan sampel tanah

paling sedikit dua minggu setelah aplikasi pupuk terakhir kali. Dianjurkan mempunyai basis data

untuk melakukan analisa data tanah. Perlu memonitor trend kesuburan tanah untuk mencegah

penurunan kandungan hara dalam jangka panjang.

Pengambilan sampel tanah tidak boleh dilakukan pada bekas penimbunan, bibir teras/tapak kuda,

dan bekas penggembalaan. Selain itu permukaan tanah yang akan diambil sebagai sampel harus

Page 22: eknik Pemupukan

bersih dari rumput-rumputan, sisa tanaman, dan batuan atau kerikil. Alat-alat yang digunakan

juga harus bersih dari kotoran-kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastik yang digunakan

sebaiknya masih baru.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil pembuatan makalah ini yaitu:

1. Teknik pemupukan yang baik akan berpengaruh dengan peningkatan produktivitas

tanaman.

2. Setiap tahap perkembangan tanaman kelapa sawit membutuhkan jenis dan dosis pupuk

yang berbeda.

3. Pemupukan harus dilakukan secara efektif, karena biaya pemupukan yang sangat mahal

tidak tersiakan.

Page 23: eknik Pemupukan

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat budidaya tanaman perkebunan. 2007. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta: direktorat

budidaya tanaman tahunan.

Pahan, I. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 1998. Budidaya Kelapa Sawit. Medan : PPKS.

Page 24: eknik Pemupukan

Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit: Tehnik Budi Daya, Panen, dan Pengolahan. Yogyakarta:

Kanisius.

Tim Pengembangan Materi LPP. 2007. Seri Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. yogyakarta: LPP

Press.