laporan pendahuluan hernia

22
LAPORAN PENDAHULUAN HERNIA SCROTALIS I. KONSEP TEORI A. PENGERTIAN Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. (Nanda, NIC-NOC. 2013) Hernia adalah: suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra abdominal keluar dari cavum abdomen tapi masih di capai oleh peritonium. Secara umum. Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994). B. ETIOLOGI

Upload: gitaq-tri-yatma

Post on 15-Nov-2015

127 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hernia

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUANHERNIA SCROTALISI. KONSEP TEORIA. PENGERTIANHernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. (Nanda, NIC-NOC. 2013)Hernia adalah: suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra abdominal keluar dari cavum abdomen tapi masih di capai oleh peritonium. Secara umum.Hernia merupakan proskusi atau penonjolan isi suatu rongga dari berbagai organ internal melalui pembukaan abnormal atau kelemahan pada otot yang mengelilinginya dan kelemahan pada jaringan ikat suatu organ tersebut (Griffith, 1994).B. ETIOLOGI1. Straina. Kerja otot yang sangat kuatb. Mengangkat benda beratc. Batuk berkepanjangand. Batuk kronike. Mengejan sewaktu miksi (seperti pada pembesaran prostate yang jinak)f. Mengedan sewaktu defekasi2. Peregangan otot abdomen karena meningkatnya tekanan intra abdomen3. Obesitas; lemak dapat menjadi pendorong timbulnya hernia inguinalis direk paraumbilikalis dan hiatus hernia.4. Kehamilan.C. MANIFESTASI KLINIS1. Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yang tersering tampak benjolan di lipat paha2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi4. Bila pasien mnegejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besarD. PATOFISIOLOGIHernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batukyang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia.Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan ganggren.E. KLASIFIKASI1. Menurut letaknya :a. Hernia hiatalAdalah kondisi dimana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun melewati difragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada (toraks)b. Hernia epigastrikTerjadi diantara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut.c. Hernia umbilikalBerkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan bukaan pad dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnyad. Hernia inguinalisAdalah hernia yang paling umum terjadi dann muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum.e. Hernia femoralisMuncul sebagai tonjolan di pangkal paha f. Hernia insisionalDapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnyag. Hernia nukleus pulposiHernia yang melibatkan cakram tulang belakang.Diantara setiap tulang belakang ada diskus intervertebralis yang menyerap goncangan cakram dan meningkatkan elastisitas dan mobilitas tulang belakang. Karena aktivitas dan usia, terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menyebabkan saraf terjepit . HNP umumnya terjadi di punggung bawah pada tiga vertebra lumbal bawah2. Berdasarkan terjadinya :a. Hernia bawaan atau kongenitalKelainan saat lahirb. Hernia dapatan atau akuisataHernia yang timbul kkarena berbagai faktor pemicu3. Menurut sifatnyaa. Hernia reponibel/reducibelYaitu bila isi hernia dapat keluar masukb. Hernia ireponibelYaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.c. Hernia strangulata atau inkarserataBila isi hernia terjepit oleh cincin hernia.Hernia inkarserata berarti isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.F. PENATALAKSANAAN1. Secara konservatif (non operatif)a. Reposisi herniaHernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan.b. Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset.2. Secara operatifa. HernioplastyMemindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasty sering dilakukan pada anak-anakc. HernioraphyPada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia dimasukkan kantong diikat, dan dilakukan basiny plasty atau tehnik yang lain untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa.d. HerniotomySeluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien dengan hernia yang sudah nekrosis.G. KOMPLIKASIAkibat dari hernia dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut :1. Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantung hernia sehingga isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan lagi, keadaan ini disebut hernia ingunalis lateralis ireponibins pada keadaan ini belum gangguan penyaluran isi usus, isi hernia yang menyebabkan ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia.2. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia, akibat makin benyaknya usus yang masuk cincin hernia relatif semakin sempit dan menimbulkan gangguan isi perut, ini dsebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.3. Bila hernia dibiarkan maka akan timbul edema dan terjadi penekanan pembuluh darah sehingga terjadi nekrosis keadaan ini disebut hernia ingunalis lateralis stranggulasi, terjadi karena usus berputar (melintar) pada keadaan inkarserasi dan stranggulasi maka timbul gejala illeusmuntah, kembung dan obstipasi pada stranggulasi nyeri hebat daerah tonjolan menjadi lebih merah dan penderita sangat gelisah.II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIAN KEPERAWATANPengkajian pasien Post operatif(Doengoes, 1999) meliputi :1. Sirkulasi:a. Gejala :riwayat masalah jantung, GJK, edemapulmonal, penyakit vascular perifer, atau stasisvascular (peningkatan risiko pembentukan trombus).2. Integritas ego:a. Gejala :perasaan cemas, takut, marah, apatis ;factor-faktor stress multiple, misalnya financial,hubungan, gaya hidup.b. Tanda :Tidak dapat istirahat, peningkatan ketegangan/peka rangsang ; stimulasi simpatis.3. Makanan / cairan:a. Gejala :insufisiensi pancreas/DM, (predisposisi untuk hipoglikemia/ketoasidosis) ; malnutrisi (termasukobesitas) ; membrane mukosa yang kering(pembatasan pemasukkan / periode puasa praoperasi).4. Pernapasanb. Gejala :infeksi, kondisi yang kronis/batuk, merokok.5. Keamanan:a. Gejala :1) alergi/sensitive terhadap obat, makanan,plester, dan larutan.2) Defisiensi immune(peningkaan risiko infeksisitemik dan penundaanpenyembuhan) ; Munculnya kanker / terapi kankerterbaru ; Riwayat keluarga tentang hipertermiamalignant/reaksi anestesi ; Riwayat penyakit hepatic (efek dari detoksifikasi obat-obatan dandapat mengubah koagulasi) ; Riwayat transfuse darah / reaksi transfuse.b. Tanda :menculnya proses infeksi yang melelahkan ; demam.6. Penyuluhan / Pembelajarana. Gejala : pengguanaan antikoagulasi, steroid,antibiotic, antihipertensi, kardiotonik glokosid,antidisritmia, bronchodilator, diuretic, dekongestan,analgesic, antiinflamasi, antikonvulsan atau tranquilizer dan juga obat yang dijual bebas, atauobat-obatan rekreasional. Penggunaan alcohol (risiko akan kerusakanginjal, yang mempengaruhi koagulasi dan pilihan anastesia, dan juga potensialbagi penarikan diri pasca operasi).B. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi.4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.C. RENCANA KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.Tujuan : Nyeri hilang atau berkurangKriteria Hasil :a. klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang b. tanda-tanda vital normalc. pasien tampak tenang dan rileks.INTERVENSIRASIONAL

Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri

Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.

Anjurkan klien istirahat ditempat tidurIstirahat untuk mengurangi intesitas nyeri

Atur posisi pasien senyaman mungkinposisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.

Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman

Kolaborasi untuk pemberian analgetikanalgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebih nyaman.

2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.Tujuan :tidak ada infeksiKriteria hasil :a. tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. b. luka bersih tidak lembab dan kotor.c. Tanda-tanda vital normalINTERVENSIRASIONAL

Pantau tanda-tanda vital.Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besarkemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuhberusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masuk maka terjadi peningkatan tanda vital.

Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptikperawatan luka dengan teknik aseptic mencegah risiko infeksi.

Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dll.untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.

Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti hb dan leukositpenurunan Hb dan peningkatan jumlahleukosit dari normal membuktikan adanya tanda- tanda infeksi

Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.antibiotic mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.

3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi. Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyamanKriteria hasil :a. pasienmengungkapkan kemampuan untuk tidur.b. pasien tidak merasa lelah ketika bangun tidurc. kualitas dan kuantitas tidur normal.INTERVENSIRASIONAL

berikan kesempatan untuk beristirahat / tidursejenak, anjurkan latihan pada siang hari,turunkanaktivitas mental / fisik pada sore hari.Karena aktivitas fisik dan mental yang lama mengakibatkan kelelahan yang dapat mengakibatkan kebingungan, aktivitas yang terprogram tanpa stimulasi berlebihan yang meningkatkan waktu tidur

Hindari penggunaan Pengikatan secara terus menerusRisiko gangguan sensori, meningkatkan agitasi dan menghambat waktu istirahat.

Evaluasi tingkat stress orientasi sesuai perkembangan hari demi hari.Peningkatan kebingungan, disorientasi dan tingkah laku yang tidak kooperatif (sindromsundowner) dapat melanggar pola tidur yang mencapai tidur pulas.

lengkapi jadwal tidur dan ritoal secara teratur.Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktu untuk tidur.Pengatan bahwa saatnya tidur dan mempertahankan kestabilan lingkungan.Catatan:Penundaan waktu tidur mungkin di indikasikan untuk memungkin pasien membuang kelebihan energi dan memfasilitas tidur.

Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandi dan masase punggungMeningkatkan relaksasi dengan perasan mengantuk

Turunkan jumlah minum pada sore hari. Lakukan berkemih sebelum tidurMenurunkan kebutuhan akan bangun untuk pergi kekamar mandi/berkemih selama malam hari.

KOLABORASIberikan obat sesuai indikasi : Antidepresi, sepertiamitriptilin (Elavil); deksepin (Senequan) dantrasolon (Desyrel).Mungkin efektif dalam menangani Pseudodimensia atau depresi, meningkatkan kemampuan untuk tidur, tetapi anti kolinergik dapat mencetuskan dan memperburuk kognitif dalam efeksamping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yang membatasi manfaat yang maksimal.

Koral hidrat; oksazepam (Serax); triazolam (Halcion).Gunakan dengan hemat, hipnotik dosis rendah mungkin efektif dalam mengatasi insomnia atau sindrom sundowner.

Hindari penggunaan difenhidramin (Benadry1)Bila digunakan untuk tidur, obat ini sekarang dikontraindikasikan karena obat ini mempengaruhi produksi asetilkon yang sudah dihambat dalam otak pasien dengan DAT ini.

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas ringan atau total.Kriteriahasil :a. perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.b. pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.c. Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.INTERVENSIRASIONAL

Rencanakan periode istirahat yang cukup.mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan,dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.

Berikan latihan aktivitas secara bertahap.tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemattenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.

Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhansesuai kebutuhan.mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.

Setelah latihan dan aktivitas kaji responspasienmenjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan

D. IMPLEMENTASIPelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al, 1986). Proses ini dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan fasilitas koping.Perencanaan tindakan perawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik, jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisipasi dalam pelaksanaaan tindakan perawatan. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien serta disesuaikan dengan kondisi yang adaE. EVALUASIMenurut Ignatavicius dan Bayne (1991) evaluasi adalah tindakan yang intelektual untuk mlengkapi proses keperawatan dengan mengindikasikan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan telah berhasil dicapai.Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan.Evaluasi merupakan tahap proses keperawatan dimana pengumpulan data direview untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosa juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapannya.Adapun evaluasi pada penderita batu ginjal (pra pembedahan) diharapkan penderita akan :1. Menunjukkan terpenuhinya kebutuhan rasa nyaman atau tidak adanya rasa nyeri2. tidak ada infeksi3. pasien dapat tidur dengan nyaman4. klien dapat melakukan aktivitas ringan atau total.DAFTAR PUSTAKADoenges at al (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3, EGC, JakartaPrice & Wilson (1995), Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4, EGC, Jakarta