laporan pendahuluan pada klien dengan post operasi hernia

28
LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIA A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009) Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004). Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat (Ester, 2004). Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2002).

Upload: adrinihudyanaaa

Post on 06-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

laporan pendahuluan pada post operasi hernia hari 1

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN POST OPERASI HERNIAA. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi

Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009)

Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Pada hernia abdomen isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan dinding perut (Sjamsuhidayat, 2004).

Hernia adalah proporsi abnormal organ jaringan atau bagian organ melalui stuktur yang secara normal berisi bagian ini. Hernia paling sering terjadi pada rongga abdomen sebagai akibat dari kelemahan muskular abdomen konginental atau didapat (Ester, 2004).

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat (Long, 2002).

2. Penyebab/factor predisposisi

a. UmurPenyakit ini dapat diderita oleh semua kalangan tua, muda, pria maupun wanita. Pada Anak anak penyakit ini disebabkan karena kurang sempurnanya procesus vaginalis untuk menutup seiring dengan turunnya testis. Pada orang dewasa khususnya yang telah berusia lanjut disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan tekanan dalam rongga perut .b. Jenis KelaminHernia yang sering diderita oleh laki laki biasanya adalah jenis hernia Inguinal. Hernia Inguinal adalah penonjolan yang terjadi pada daerah selangkangan, hal ini disebabkan oleh proses perkembangan alat reproduksi. Penyebab lain kaum adam lebih banyak terkena penyakit ini disebabkan karena faktor profesi, yaitu pada buruh angkat atau buruh pabrik. Profesi buruh yang sebagian besar pekerjaannya mengandalkan kekuatan otot mengakibatkan adanya peningkatan tekanan dalam rongga perut sehingga menekan isi hernia keluar dari otot yang lemah tersebut c. Penyakit penyertaPenyakit penyerta yang sering terjadi pada hernia adalah seperti pada kondisi tersumbatnya saluran kencing, baik akibat batu kandung kencing atau pembesaran prostat, penyakit kolon, batuk kronis, sembelit atau konstipasi kronis dan lain-lain. Kondisi ini dapat memicu terjadinya tekanan berlebih pada abdomen yang dapat menyebabkan keluarnya usus melalui rongga yang lemah.d. KeturunanResiko lebih besar jika ada keluarga terdekat yang pernah terkena hernia.e. ObesitasBerat badan yang berlebihan menyebabkan tekanan berlebih pada tubuh, termasuk di bagian perut. Ini bisa menjadi salah satu pencetus hernia. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.f. KehamilanKehamilan dapat melemahkan otot di sekitar perut sekaligus memberi tekanan lebih di bagian perut. Kondisi ini juga dapat menjadi pencetus terjadinya hernia.

g. PekerjaanBeberapa jenis pekerjaan yang membutuhkan daya fisik dapat menyebabkan terjadinya hernia. Contohnya, pekerjaan buruh angkat barang. Aktivitas yang berat dapat mengakibatkan peningkatan tekanan yang terus-menerus pada otot-otot abdomen. Peningkatan tekanan tersebut dapat menjadi pencetus terjadinya prostrusi atau penonjolan organ melalui dinding organ yang lemah.h. Kelahiran premature

Bayi yang lahir prematur lebih berisiko menderita hernia inguinal daripada bayi yang lahir normal karena penutupan kanalis inguinalis belum sempurna, sehingga memungkinkan menjadi jalan bagi keluarnya organ atau usus melalui kanalis inguinalis tersebut. Apabila seseorang pernah terkena hernia, besar kemungkinan ia akan mengalaminya lagi.(Giri Made Kusala, 2009).

3. Patofisiologi

4. Jenis jenis hernia

a. Herniahiatal

Kondisi di mana kerongkongan (pipa tenggorokan) turun, melewati diafragma melalui celah yang disebut hiatus sehingga sebagian perut menonjol ke dada (toraks).b. Hernia epigastrikTerjadi di antara pusar dan bagian bawah tulang rusuk di garis tengah perut. Hernia epigastrik biasanya terdiri dari jaringan lemak dan jarang yang berisi usus. Terbentuk di bagian dinding perut yang relatif lemah, hernia ini sering menimbulkan rasa sakit dan tidak dapat didorong kembali ke dalam perut ketika pertama kali ditemukan.

c. Hernia umbilikal Berkembang di dalam dan sekitar umbilikus (pusar) yang disebabkan bukaan pada dinding perut, yang biasanya menutup sebelum kelahiran, tidak menutup sepenuhnya.

d. Hernia inguinalis Merupakan hernia yang paling umum terjadi dan muncul sebagai tonjolan di selangkangan atau skrotum. Hernia inguinalis terjadi ketika dinding abdomen berkembang sehingga usus menerobos ke bawahmelalui celah. Hernia tipe ini lebih sering terjadi padalaki-laki daripada perempuan.

e. Hernia femoralis

Hernia ini muncul sebagai tonjolan di pangkal paha. Tipe ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.

f. Hernia insisional

Hernia ini dapat terjadi melalui luka pasca operasi perut. Hernia ini muncul sebagai tonjolan di sekitar pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak menutup sepenuhnya.5. Gejala klinis

a. Berupa benjolan

b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan

c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi

d. Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang berisi kandung kencing 6. Pemeriksaan diagnostic/penunjang

a. Laboratoriumb. Rontsgenc. EKGd. USGe. Keadaan umum penderita biasanya baik. bila benjolan tidak tampak maka penderita disuruh menejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila ada hernia maka akan tampak benjolan. Bila benjolan itu dapat dimasukan kembali. Penderita dalam posisi tidur, bernafas dengan mulut untuk mengurangi tekanan intra abdominal, lalu angkat skrotum perlahan-lahan. Bila benjolan itu dapat masuk, maka diagnosis pasti hernia dapat ditegakan. Diagnosis pasti hernia juga dapat ditegakan bila terdengar bising usus pada benjolan tersebut.f. Keadaan cicin hernia perlu pula diperiksa.7. Penatalaksanaan medis a. Secara konservatif (non operatif)

Reposisi hernia

Hernia dikembalikan pada tempat semula bisa langsung dengan tangan

Penggunaan alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset

b. Secara operatif

Hernioplasti

Memindahkan fasia pada dinding perut yang lemah, hernioplasti sering dilakukan pada anak anak

Herniographi

Pada bedah elektif, kanalis dibuka, isi hernia di masukkan, kantong diikat, dan dilakukan bainy plasty atau teknik yang lain untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Ini sering dilakukan pada orang dewasa

Herniotomi

Seluruh hernia dipotong dan diangkat lalu dibuang. Ini dilakukan pada klien dengan hernia yang sudah nekrosis

8. Komplikasi

a. Terjadi pelekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasuki kembali, keadaan ini disebut hernia irrepponsibilis. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. Isi hernia yang tersering menyebabkan keadaan irreponsibel adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih sering menyebabkan irreponsibel dari pada usus halus. b. Terjadi tekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk, keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti dengan gangguan vaskular ( proses strangulasi). Keadaan ini disebut hernia inguinalis strangulata. Pada keadaan strangulata akan timbul gejala ileus, yaitu perut kembung, muntah, dan obstipasi. Pada strangulasi nyeri yang timbul lebih hebat dan kontinyu, daerah benjolan menjadi merah dan pasien menjadi gelisahB. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan Data Subjektif

Sebelum operasi : Adanya benjolan di selangkang / kemaluan, nyeri didaerah benjolan, mual muntah, kembung, konstipasi, tidak nafsu makan, pada bayi bila menangis atau batuk yang kuat timbul benjolan.Sesudah Operasi : Nyeri di daerah operasi, lemas, pusing, mual, kembung

Data objektif.

Sebelum operasi : Nyeri bila benjolan tersentuh, pucat, gelisa, spasme otot, demam dehidrasi, terdengar bising usus pada benjolan.Sesudah Operasi : Terdapat luka pada selangkang, puasa, selaput mukosa mulut kering, anak bayi rewel.a. Anamnesa.

1. Biodata : terdiri dari nama lengkap, jenis kelamin, umur, penanggung jawab, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat, suku bangsa.

2. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama

2) Riwayat kesehatan sekarang

3) Riwayat kesehatan masa lalu : Penyakit (masa kanak-kanak, penyakit yang terjadi secara berulang-ulang, operasi yang pernah dialami)Alergi : Kebiasaan (merokok, minum kopi, dll).

4) riwayat kesehatan keluargaOrang tua, Saudara kandung, Anggota keluarga lain. Faktor resiko terhadap kesehatan (kanker hypertensi, DM, penyakit jantung, TBC, Epilepsi, dll.

5) Keadaan psikologisPerilaku, Pola emosional, Konsep diri, Penampilan intelektual, Pola pemecahan masalah, Daya ingat.

b. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan Umum.

2) Tanda-tanda vital : Tekanan Darah, Suhu, Nadi, Respirasi.

3) Sistem PencernaanBentuk bibir, lesi mukosa mulut, kelengkapan gigi, muntah, kemampuan menelan, mengunyah, bentuk peut, BU, distensi abdomen, dll.

4) Sistem PernafasanKesimetrisan hidung, pernafasan cuping hidung, deformitas, bersin, warna mukosa, perdarahan, nyeri sinus, bentuk dada, kesimetrisan, nyeri dada, frekwensi pernafasan, jenis pernafasan, bunyi nafas, dll.

5) Sistem cardiovaskulerKonjungtiva anemis/tidak, akral dingin/hangat, CRT, JVP, bunyi jantung, tekanan darah, pembesaran jantung, Cyanosis, dll.

6) Sistem integumenWarna kulit, turgor kulit, temperatur, luka/lesi, kebersihannya, integritas, perubahan warna, keringat, eritema, kuku, rambut (kebersihan, warna, dll.)

7) Sistem persyarafanTingkat kesadaran, kepala ukuran, kesimetrisan, benjolan, ketajaman mata, pergerakan bola mata, kesimetrisan, reflek kornea, reflek pupil, nervus 1 s.d. 12, kaku kuduk, dll.

8) Sistem endokrinPertumbuhan dan perkembangan fisik, proporsi dan posisi tubuh, ukuran kepala dan ekstremitas, pembesaran kelaenjar tyroid, tremor ekstremitas, dll.

9) Sistem muskuloskeletalRentang gerak sendi, gaya berjalan, posisi berdiri, ROM, kekuatan otot, deformitas, kekakuan pembesaran tulang, atrofi, dll.

10) Sistem reproduksiLaki-laki: penis skrotum, testis, dll.Perempuan: pembengkakan benjolan, nyeri, dll.

11) Sistem perkemihanJumlah, warna, bau, frekwensi BAK, urgensi, dysuria, nyeri pinggang, inkontinensia, retensi urine, dll.

c. Pemeriksaan penunjang

LaboratoriumRontgen

d. Therapi2. Diagnosa Keperawatan yang mungkin akan muncul 1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik 2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring.

3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik.

4) Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.5) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

6) Resiko infeksi 7) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya.

NODiagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasil

( NOC )Intervensi

( NIC )

1Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik Pain control

Criteria hasil :

Mampu mengontrol nyeri

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Mampu mengenali nyeri

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangPain management

Lakukan pengkajian nyeri secara kompersensif

Gunakan teknik terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Control lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

Kurangi factor presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan penanganan nyeri ( farmakologis, nonfarmakologis dan interpersonal)

Ajarkan tentang teknik non farmakologis

Tingkatkan istirahat

Analgesic administration

cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi

tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri

monitor vital sign ebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali

berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat

2Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring Energy conservation Activity tolerance

Selft care : ADLs

Criteria hasil :

Tanda vital normal

Mampu melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri

Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat

Activity therapy Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologis, dan social.

Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai

Bantu klien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

3Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik.

Tissue integrity : skin and mucous membraneCriteria hasil : Integritas kulit yang baik dipertahankan

Tidak ada luka/lesi pada kulit

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembabab kulit dan perawatan alamiPressure managementAnjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar

Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering

Monitor kulit akan adanya kemerahan

Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang tertekan

Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

Insision site care

Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan

Monitor proses kesembuhan area insisi

Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi

Bersihkan area sekitar jahitan menggunakan lidi kapas steril

Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai dengan program

Dialysis Access Maintenance

4Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.

Nutritional status : food and fluid intake Nutritional status : nutrient intake

Criteria hasil :

Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Tidak ada tanda tanda malnutrisi

Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiNutrition management Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien

Yakinkan diet yang dimakan mengandung banyak serat untuk mencegah konstipasi

Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

Nutrition monitoring

Berat badan pasien dalam batas normal

Monitor ada penurunan berat badan

Monitor turgor kulit

Monitor mual muntah

Monitor kadar albumin, jumlah protein, Hb, dan kadar Ht

Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan pada konjungtivaMonitor kalori dan intake nutrisi

5Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.

Fluid balance Hydration

Nutritional status : food and fluid intake

Criteria hasil :

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

Tidak adanya tanda dehidrasi, turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihanFluid management Pertahankan intake dan output yang akurat

Monitor status dehidrasi

Monitor vital sign

Monitor status nutrisi

6Risiko infeksi Risk control kriteria hasil :

klien bebas dari tanda dan gejala infeksi menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

jumlah leukosit dalam jumlah normal

menunjukkan perilaku hidup sehat Infection control Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain

Batasi pengunjung bila perlu

Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan

Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelimdung

Pertahankan lingkupan aseptic selama pemasangan alat

Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi kandung kemih

Tingkatkan intake nutrisi

Infection protection

Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local

Monitor granulosit, WBC

Monitor kerentangan infeksi

Batasi pengunjung

Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase

Inspeksi kondisi luka/insisi beda

Dorong masukkan cairan

Dorong istirahat yang cukup

Dorong masukkan nutrisi yang cukup

Instruksikan pasien untuk minum antibiotic sesuai resep

Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi

Ajarkan cara menghindari infeksi

Laporkan kecurigaan infeksi

7Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakitnya.

Knowledge : disease process Knowledge : health behaviour

Criteria hasil :

Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

Pasien dan keluarga mempu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnyaTeaching : disease processBerikan penilaian tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

Gambarkan tanda dan gejala yang bisa muncul pada penyakit dengan cara yang tepat

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat

Gambarkan proses terjadinya peyakit yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab dengan cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi dengan cara yang tepat

Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan dengan cara yang tepat