hernia inguinalis post op (repaired)

29
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS HERNIA INGUINALIS OLEH NI PUTU WIDYA SANTIKA DEWI, S.Kep 14.901.0963 PROGRAM STUDI NERS (PROFESI) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI DENPASAR 2015

Upload: krisna-aditya

Post on 16-Jan-2016

102 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

dfxdgg

TRANSCRIPT

Page 1: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

HERNIA INGUINALIS

OLEH

NI PUTU WIDYA SANTIKA DEWI, S.Kep

14.901.0963

PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

DENPASAR

2015

Page 2: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

LAPORAN PENDAHULAN

HERNIA INGUINALIS

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari perut

atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus melewati

beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma, atau melewati

struktur lainnya di di rongga abdominal.(Donna Ignatavicius, 1999).

Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, sebuah peritoneal

kantung, dan yang mendasarinya visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya.

Hernia kongenital disebabkan oleh penutupan struktural cacat atau yang berhubungan dengan

melemahnya otot-otot normal. Menimbulkan faktor termasuk pembedahan; mendadak

peningkatan tekanan intra-abdomen, yang mungkin terjadi selama angkat berat atau batuk -

batuk dan lebih bertahap dan berkepanjangan peningkatan tekanan intra-abdomen yang

berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau asites.(LeMone, 2000).

2. Insidensi Kasus

Insiden hernia menduduki peringkat ke lima besar yang terjadi di Amerika Serikat

pada tahun 2007 sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan tiap tahunnya. Hernia

Inguinalis di sisi kanan adalah tipe hernia yang paling banyak dijumpai pria dan

wanita, sekitar 25% pria dan 2% wanita mengalami hernia inguinalis. Angka

kejadian Hernia inguinalis lateralis di Amerika dapat di mungkinkan dapat terjadi

karena anomali congenital atau karena sebab di dapat. Berbagai faktor penyebab

berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup

lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong isi hernia (Bahtiar. 2007).

3. Penyebab

penyebab hernia inguinalis adalah :

1) Kelemahan otot dinding abdomen.

1. Kelemahan jaringan

2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal

3. Trauma

2) Peningkatan tekanan intra abdominal.

a. Obesitas

Page 3: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

b. Mengangkat benda berat

c. Mengejan à Konstipasi

d. Kehamilan

e. Batuk kronik

f. Hipertropi prostate

4. Patofisiologi

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan

seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar

atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot

abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan

menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis

atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau

terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan

kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding

abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan

pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga

terjadilah  penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga

akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami

kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan

ganggren.

Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang

didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya

penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang

kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi

anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan

kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis

inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat

mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis

tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering

menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen

(Bruner & Sudarth, 2001).

Page 4: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

5. Pathway

PPeningkatan intra abdomen- -batuk- -bersin-bersin- -mengejan- Mengangkat benda berats

Kelemah otot dinding abdomen-Trauma-obesitas-kehamilan-kelainan kongenital saat pada dinding abdomen sejak perkembangan janin

HERNIA INGUINALIS

Isi rongga abdomen melewati annulus inguinal

Masuk kekanal inguinal

Masuk keskrotum terjadi penonjolan keluar

kantung yang terdapat dalam perut mengalami kelemahan

Isi rongga abdomen melewati dinding inguinal

Masuk kekanal inguinal

Insisi Bedah

Resiko

infeksi

Mual

Terputusnya

jaringan saraf

Nyeri Akut

Nafsu makan

menurun

Ketidakseimbanga

n nutrisi kurang

dari kebutuhan

Terputusnya

jaringan

sarafKerusakan

spasme otot

Kerusakan

mobilitas

fisik

Kurang

informasi

tentang

pembedahan

ansietas

Pembedahan

Page 5: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

6. Gejala Klinis

1) Penonjolan di daerah inguinal

2) Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi

3) Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan

distensi abdomen

4) Terdengar bising usus pada benjolan

5) Kembung

6) Perubahan pola eliminasi BAB

7) Gelisah

8) Dehidrasi

9) Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri

atau mendorong.

7. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi : tampak benjolan di pelipatan paha atau srotum yang membesar.

Diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, scrotom, labia dalam

posisi berdiri atau berbaring, pasien diminta mengedan atau batuk

2) Palpasi : teraba massa pada pelipatan paha atau scrotum

3) Auskultasi : pada keadaan obstruksi yang sedang terjadi bising usus terdengar

keras, sering dan nada tinggi,setelah itu peristaltik terhenti, bising usus tidak

terdengar/hilang

8. Penanganan

1) konservatif

a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara

perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong.

b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat

dan setelah 5 menit di evaluasi kembali.

c. Celana penyangga.

d. Istirahat baring.

Page 6: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen,

antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah

sembelit.

f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan

dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan

mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman

beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala.

2) Pembedahan (Operatif)

a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat

dinding belakang

b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka

dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong

hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong.

c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan

menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus

dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal.

9. Pemeriksaan Penunjang

1) Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus

2) Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi

(peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000–

18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.

10. Komplikasi

1) Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia

tidak dapat dimasukkan kembali

2) Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh

darah dan kemudian timbul nekrosis

3) Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan

obstipasi

4) Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah

Page 7: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Data yang diperoleh atau dikali tergantung pada tempat terjadinya, beratnya, apakah

akut atau kronik, pengaruh terhadap struktur di sekelilingnya dan banyaknya akar

syaraf yang terkompresi.

a. Aktivitas/istirahat

Tanda dan gejala: > atropi otot , gangguan dalam berjalan

riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat benda berat, duduk dalam waktu lama.

b. Eliminasi

Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi adanya inkontinensia atau

retensi urine.

c. Integritas ego

Tanda dan gejala: Cemas, depresi, menghindar ketakutan akan timbulnya

paralysis, ansietas masalah pekerjaan, finansial keluarga.

d. Neuro sensori

Tanda dan gejala: penurunan reflek tendon dalam kelemahan otot hipotonia, nyeri

tekan, kesemutan, ketakutan kelemahan dari tangan dan kaki.

e. Nyeri atau ketidaknyamanan

Gejala: sikap, perubahan cara berjalan, nyeri seperti tertusuk paku, semakin

memburuk dengan batuk, bersin membengkokkan badan.

f. Keamanan

Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.

(Doenges, 1999, hal 320 – 321).

Page 8: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dan intervensi

Pre operasi

a. Nyeri berhubungan dengan iskemik jaringan, nyeri pada benjolan

b. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan pasien tentang proses

pembedahan

c. Perubahan mobilitas fisik berhubungan dengan perubahan metabolism seluler.

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan muntah,

mual, gangguan peristaltic usus.

Post operasi

a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan saraf akibat proses pembedahan

b. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan terputusnya jaringan saraf dan

kerusakan spasme otot.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan

muntah, mual, gangguan peristaltic usus.

d. resiko infeksi berhubungan dengan proses insisi/ bedah

Page 9: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

3. Rencana Tindakan Keperawatan

Pre operasi

NoDiagnosa

Perawatan

Tujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Rasional

1

Nyeri

berhubungan

dengan

iskemik

jaringan, nyeri

pada benjolan

Setelah diberikan Asuhan

Keperawatan di harapkan

nyeri pasien berkurang

dengan kriteria hasil :

- Nyeri pasien

berkurang dan

terkontrol

- Skala pasien < 3

- Diharapkan nyeri

pasien berkurang dalm

3 hari

a. Kaji adanya keluhan nyeri,

catat lokasi lamanya serangan,

faktor pencetus atau yang

memperberat

b. Pertahankan tirah baring

selama fase akut letakkan

pasien pada posisi semi fowler

dengan tulang spinal, pinggang

dan lutut dalam keadaan fleksi,

posisi terlentang dengan atau

tanpa meninggikan kepala 10-

30 derajat pada posisi lateral

c. Batasi aktivitas selama fase

akut sesuai dengan kebutuhan

d. Instruksikan pada pasien untuk

a. Membantu menentukan pilihan intervensi

dan memberikan dasar untuk perbandingan

dan evaluasi terhadap therapy.

b. Tirah baring dalam posisi yang nyaman

memungkinkan pasien untuk menurunkan

spasme otot menurunkan penekanan pada

bagian tubuh tertentu dan memfasilitasi

terjadinya reduksi dari tonjolan discus.

c. Menurunkan gaya gravitasi dan gerak yang

dapat menghilangkan spasme otot dan

menurunkan edema dan tekanan pada

struktur sekitar discus intervertebralis.

d. memfokuskan perhatian klien membantu

menurunkan tegangan otot dan

Page 10: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

melakukan teknik relaksasi

atau visualisasi

e. Kolaborasi dalam pemberian

therapy analgesik

meningkatkan proses penyembuhan.

e. Kolaborasi dalam pemberian therapy

Page 11: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

2 Ansietas

berhubungan

dengan

kurangnya

pengetahuan

pasien tentang

proses

pembedahan

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan di harapkan

pasien tidak mengalami

ansietas dengan kriteria

hasil :

- Tampak rileks dan

melaporkan ansietas

berkurang.

- Mengkaji situasi

terbaru dengan

akurat

mendemonstrasikan

ketrampilan

pemecahan masalah.

a. Kaji tingkat ansietas klien,

tentukan bagaimana pasien

menangani masalahnya

sebelumnya dan sekarang

b. berikan informasi yang

akurat

c. berikan kesempatan pada

klien untuk

mengungkapkan masalah

yang dihadapinya

d. Catat perilaku dari orang

terdekat atau keluarga yang

meningkatkan peran sakit

pasien

a. Mengidentifikasi keterampilan untuk

mengatasi keadaannya sekarang.

b. Memungkinkan pasien untuk membuat

keputusan yang didasarkan pad

pengetahuannya.

c. Kebanyakan pasien mengalami

permasalahan yang perlu diungkapkan dan

diberi respon.

d. Orang terdekat mungkin secara tidak sadar

memungkinkan pasien untuk

mempertahankan ketergantungannya.

3 Kerusakan

mobilitas fisik

sehubungan

dengan

terputusnya

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan

mobilitas fisik pasien tidak

mengalami kerusakan

a. Berikan tindakan pengamanan

sesuai indikasi dengan situasi

yang spesifik

a. Tergantung pada bagian tubuh yang

terkena atau jenis prosedur yang kurang

hati-hati akan meningkatkan kerusakan

spinal.

Page 12: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

jaringan saraf

dan kerusakan

spasme otot

dengan kriteria hasil :

- Pasien dapat

melakukan aktivitas

secara mandiri

- Pasien dapat

memenuhi

kebutuhan ADL

secara mandiri

b. Catat respon emosi atau

perilaku pada saat

immobilisasi, berikan

aktivitas yang disesuaikan

dengan pasien

c. Bantu pasien dalam

melakukan aktivitas ambulasi

progresif.

d. Ikuti aktivitas atau prosedur

dengan periode istirahat

e. Berikan atau Bantu pasien

untuk melakukan latihan

rentang gerak aktif, pasif

b. Immobilitas tang dipaksakan dapat

memperbesar kegelisahan, peka terhadap

rangsang.

c. Keterbatasan aktivitas tergantung pada

kondisi tang khusus tetapi biasanya

berkembang dengan lambat sesuai

toleransi.

d. Meningkatkan penyembuhan dan

membentuk kekuatan otot.

e. Memperkuat otot abdomen dan fleksor

tulang belakang, memperbaiki mekanika

tubuh.

4 Perubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan

nutrisi pasien terpenuhi

a. Tentukan kebutuhan kalori

harian yang adekuat,

a. Mencukupi kalori sesuai kebutuhan,

memudahkan menentukan intervensi yang

sesuai dan mempercepat proses

Page 13: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

yang berhubungan

dengan muntah,

mual, gangguan

peristaltic usus

dengan kriteria hasil :

- pasien mau

menghabiskan 1

porsi makanan

- pasien tidak

mengalami mual

muntah lagi

kolaborasi dengan ahli gizi.

b. Jelaskan pentingnya nutrisi

yang adekuat, negosiasikan

dengan klien tujuan masukan

untuk setiap kali makan dan

makan makanan kecil

c. Timbang berat badan dan

pantau hasil laboratorium

d. Anjukan klien untuk menjaga

kebersihan mulut secara teratur

pantau klien dalam melakukan

personal hygiene.

e. Atur rencana perawatan untuk

mengurangi atau

menghilangkan

ketidaknyamanan yang dapat

penyembuhan.

b. Klien dapat mengontrol masukan nutrisi

yang adekuat sesuai kebutuhan, yang

digunakan sebagai cadangan energi yang

untuk beraktivitas.

c. Dapat digunakan untuk memudahkan

melakukan intervensi yang akurat dan

sesuai dengan kondisi klien.

d. Meningkatkan nafsu makan dan memberi

kenyamanan dalam mengkonsumsi

makanan sehingga kebutuhan kalori

terpenuhi.

e. Menentukan intervensi yang sesuai

meningkatkan masukan oral.

Page 14: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

menyebabkan mual, muntah,

dan mengurangi nafsu makan .

POST OPERASI

NoDiagnosa

Perawatan

Tujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Rasional

Nam

a

/TT

1 Nyeri

berhubungan

dengan

terputusnya

jaringan saraf

akibat proses

pembedahan

Setelah diberikan Asuhan

Keperawatan di harapkan

nyeri pasien berkurang

dengan kriteria hasil :

- Nyeri pasien

berkurang dan

terkontrol

- Skala pasien < 3

- Diharapkan nyeri

pasien berkurang

dalm 3 hari

f. Kaji adanya keluhan nyeri,

catat lokasi lamanya

serangan, faktor pencetus

atau yang memperberat

g. Pertahankan tirah baring

selama fase akut letakkan

pasien pada posisi semi

fowler dengan tulang spinal,

pinggang dan lutut dalam

keadaan fleksi, posisi

terlentang dengan atau tanpa

meninggikan kepala 10-30

derajat pada posisi lateral

h. Batasi aktivitas selama fase

akut sesuai dengan

f. Membantu menentukan pilihan

intervensi dan memberikan dasar untuk

perbandingan dan evaluasi terhadap

therapy.

g. Tirah baring dalam posisi yang nyaman

memungkinkan pasien untuk

menurunkan spasme otot menurunkan

penekanan pada bagian tubuh tertentu

dan memfasilitasi terjadinya reduksi

dari tonjolan discus.

h. Menurunkan gaya gravitasi dan gerak

yang dapat menghilangkan spasme otot

Page 15: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

kebutuhan

i. Instruksikan pada pasien

untuk melakukan teknik

relaksasi atau visualisasi

j. Kolaborasi dalam

pemberian therapy analgesik

dan menurunkan edema dan tekanan

pada struktur sekitar discus

intervertebralis.

i. memfokuskan perhatian klien

membantu menurunkan tegangan otot

dan meningkatkan proses

penyembuhan.

j. Kolaborasi dalam pemberian therapy

2 Kerusakan

mobilitas fisik

sehubungan

dengan

terputusnya

jaringan saraf

dan kerusakan

spasme otot

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan

mobilitas fisik pasien

tidak mengalami

kerusakan dengan

kriteria hasil :

- Pasien dapat

melakukan

aktivitas secara

mandiri

- Pasien dapat

memenuhi

kebutuhan ADL

d. Berikan tindakan

pengamanan sesuai

indikasi dengan situasi

yang spesifik

e. Catat respon emosi atau

perilaku pada saat

immobilisasi, berikan

aktivitas yang disesuaikan

dengan pasien

a. Tergantung pada bagian tubuh yang

terkena atau jenis prosedur yang

kurang hati-hati akan meningkatkan

kerusakan spinal.

b. Immobilitas tang dipaksakan dapat

memperbesar kegelisahan, peka

terhadap rangsang.

c. Keterbatasan aktivitas tergantung pada

Page 16: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

secara mandiri

f. Bantu pasien dalam

melakukan aktivitas

ambulasi progresif.

f. Ikuti aktivitas atau

prosedur dengan periode

istirahat

g. Berikan atau Bantu pasien

untuk melakukan latihan

rentang gerak aktif, pasif

kondisi tang khusus tetapi biasanya

berkembang dengan lambat sesuai

toleransi.

d. Meningkatkan penyembuhan dan

membentuk kekuatan otot.

e. Memperkuat otot abdomen dan fleksor

tulang belakang, memperbaiki

mekanika tubuh.

3 Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh yang

berhubungan

dengan muntah,

mual, gangguan

peristaltic usus

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

diharapkan nutrisi

pasien terpenuhi dengan

kriteria hasil :

- pasien mau

menghabiskan 1

porsi makanan

f. Tentukan kebutuhan kalori

harian yang adekuat,

kolaborasi dengan ahli gizi.

g. Jelaskan pentingnya nutrisi

yang adekuat, negosiasikan

dengan klien tujuan

masukan untuk setiap kali

f. Mencukupi kalori sesuai kebutuhan,

memudahkan menentukan intervensi

yang sesuai dan mempercepat proses

penyembuhan.

g. Klien dapat mengontrol masukan

nutrisi yang adekuat sesuai kebutuhan,

yang digunakan sebagai cadangan

Page 17: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

- pasien tidak

mengalami mual

muntah lagi

makan dan makan makanan

kecil

h. Timbang berat badan dan

pantau hasil laboratorium

i. Anjukan klien untuk

menjaga kebersihan mulut

secara teratur pantau klien

dalam melakukan personal

hygiene.

j. Atur rencana perawatan

untuk mengurangi atau

menghilangkan

ketidaknyamanan yang

dapat menyebabkan mual,

muntah, dan mengurangi

nafsu makan .

energi yang untuk beraktivitas.

h. Dapat digunakan untuk memudahkan

melakukan intervensi yang akurat dan

sesuai dengan kondisi klien.

i. Meningkatkan nafsu makan dan

memberi kenyamanan dalam

mengkonsumsi makanan sehingga

kebutuhan kalori terpenuhi.

j. Menentukan intervensi yang sesuai

meningkatkan masukan oral.

4 resiko infeksi

berhubungan

Setelah dilakukan asuhan

keperawatan diharapkan

a. bersihkan lingkungan a. untuk mencegah timbulnya kuman

penyakit yang dapat menginfeksi luka

Page 18: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

dengan proses

insisi/ bedah

luka pasien tidak

mengalami infeksi pada

lukanya dengan kriteria

hasil :

- Klien tidak bebas

dari tanda-tanda

infeksi

- Pasien dapat

mencegah

timbulnya infeksi

- Menunjukkan

prilaku hidup sehat

setelah dipakai pasien

b. Cuci tangan setiap sebelum

dan sesudah tindakan

keperawatan

c. Monitor WBC

d. Ajarkan pasien dan keluarga

pasien cara menghindari

terjadinya infeksi.

e. Berikan perawatan kulit

pada daerah di sekitar luka

insisi

pasien.

b. meminimalisir terjadinya infeksi

c. Dapat digunakan untuk menunjang data

apabila dicurigai ada infeksi.

d. sebagai bekal di rumah agar pasien dan

keluarga bisa mempertahankan agar

luka pasien tidak terjadi infeksi.

e. untuk menjaga kebersihan sekitar luka

dan area luka.

Page 19: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

4. Implementasi

Sesuai dengan intervensi

5. Evaluasi

Pre operasi

Dx 1 : Nyeri hilang dan terkontrol, mengungkapkan metode yang memberi

Penghilangan

Dx 2 : Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang.

Dx 3 : Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan

aturan pengobatan individual.

Dx 4 : Masukan oral meningkat, Menjelaskan faktor penyebab apabila

diketahui

Post Operasi

Dx 1 : Nyeri hilang dan terkontrol, mengungkapkan metode yang memberi

Penghilangan

Dx 2 : Mengungkapkan pemahaman tentang situasi atau faktor resiko dan

aturan pengobatan individual.

Dx 3 : Masukan oral meningkat, Menjelaskan faktor penyebab apabila

diketahui

Dx 4 : Klien bebas dari tanda-tanda infeksi, pasien dapat mencegah timbulnya

infeksi, menunjukkan prilaku hidup sehat

Page 20: Hernia Inguinalis Post OP (Repaired)

DAFTAR PUSTAKA

Amin & Hardhi (2014) Aplikasi Auhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &

NANDA. Jilid 1. Yogyakarta:Mediaction

Carpenito L. J. ( 2000 ) Diagnosa keperawatam Edisi 6. Jakarta : EGC

Capernito L. J. ( 2007 ) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 10, Jakarta : EGC

Doenges M. E. ( 1999 ) Rencana asuhan keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC

R. Sjamsuhidayat Wim de Jong ( 1996 ), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Jakarta : EGC