askep pada klien hernia pada pencernaan

Upload: annisa-nurhasanah

Post on 17-Jul-2015

171 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Disusun oleh : KELOMPOK 6 Sapta satria wardani Vitalia lisa Rosalia ( A ) Jesischa Lorista

Definisi Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia

didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organatau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.

Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) Hernia Ingunalis Medialis

Perbedaan hernia inguinalisTipe Deskripsi Hubungan dg vasa epigastrica inferior Hernia ingunalis Penojolan lateralis cincin melewati dan Lateral Ya Congenital Dan bisa pada Dibungkus oleh fascia spermatica interna Onset biasanya pada waktu

inguinal

biasanya

merupakan

waktu dewasa.

kegagalan penutupan cincin interna embrio ingunalis pada waktu setelah

penurunan testis Hernia ingunalis Keluarnya medialis menembus langsung fascia Medial Tidak Dewasa

dinding abdomen

Penyebab terjadinya hernia inguinalismasih diliputi berbagai kontroversi, tetapi diyakini ada tiga penyebab, yaitu: 1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang. Overweight Mengangkat barang yang berat yang tidak sesuai dengan ukuran badan Sering mengedan karena adanya gangguan konstipasi atau gangguan saluran kencing Adanya tumor yang mengakibatkan sumbatan usus Batuk yang kronis dikarenakan infeksi, bronchitis, asthma, emphysema, alergi Ascites 2Adanya kelemahan jaringan /otot. 3Tersedianya kantong.

PATOFISIOLOGI HERNIA INGUINALISLigamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke permukaan interna labial/scrotum. Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneumyang membentuk bagian ventral gubernaculums bilateral. Pada pria testes awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testes akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan kontraksi gubernaculum.

Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga ,yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang paling sering adalah yang sebelah kanan. Pada wanita ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati cincin interna ke labia majus.

Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasan rongga peritoneal yang melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkan pada wanita akan terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua hernia ingunalis disebabkan karena kegagalan menutupnya processus vaginalis dibuktikan pada 20%-30% autopsi yang terkena hernia ingunalis lateralis proseccus vaginalisnya menutup.

Pada dasarnya inguinal dibentuk dari lapisan:1. Kulit (kutis). 2. Jaringan sub kutis (Campers dan Scarpas) yang berisikan lemak. 3. Innominate fasia (Gallaudet) 4. Apponeurosis muskulus obliqus eksternus 5. Spermatik kord pada laki-laki, ligamen rotundum pada wanita. 6. Muskulus transversus abdominis dan aponeurosis muskulus obliqus internus, falx inguinalis (Henle) dan konjoin tendon. 7. Fasia transversalis dan aponeurosis yang berhubungan dengan ligamentum pectinea (Cooper), iliopubic tract, falx inguinalis dan fasia transversalis. 8. Preperitoneal connective tissue dengan lemak. 9. Peritoneum 10. Superfisial dan deep inguinal ring.

GEJALA DAN TANDA KLINIKGejala Pasien mengeluh ada tonjolan di lipat paha ,pada beberapa orang adanya nyeri dan membengkak pada saat mengangkat atau ketegangan.seringnya hernia ditemukan pada saat pemeriksaan fisik misalnya pemeriksaan kesehatan sebelum masuk kerja. Beberapa pasien mengeluh adanya sensasi nyeri yang menyebar biasanya pada hernia ingunalis lateralis, perasaan nyeri yang menyebar hingga ke scrotum. Dengan bertambah besarnya hernia maka diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri, sehingga pasien berbaring untuk menguranginya. Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis.dan juga kemungkinannya lebih berkurang untuk menjadi inkarserasi atau strangulasi.

Tanda Pada pemeriksaan hernia pasien harus diperiksa dalam keadaan

berdiri dan berbaring dan juga diminta untuk batuk pada hernia yang kecil yang masih sulit untuk dilihat.kita dapat mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolandi kanalis ingunalis pada saat batuk dan hernia dapat didiagnosa. Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dlakukan dan ini tidak terlalu penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia ingunalis pada masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama . hernia yang turun hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.

Pada inspeksi Pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat simetris,dengan tonjolan yang sirkuler di cicin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada saat pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang yang bebentuk elip dan susah menghilang padaa saat berbaring. Pada palpasi Dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada hernia inguanalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan tersa pada sisi jari maka itu hernia direct. Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis. Pada hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbachs dan kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.

KOMPLIKASI Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri

dan tegang Tidak dapat direposisi Adanya mual ,muntah dan gejala obstruksi usus. Gejala yang sama disertai adanya infeksi sistemik Adanya gangguan sistemik pada usus.

PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium Pemeriksaan Radiologis

PENATALAKSANAAN HERNIA Penanganan DI IGD Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk

mencegah nyeri. Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat. Menurunkan tegangan otot abdomen. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut. Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 1520 terhadap hernia inguinalis. Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan proses analgesia. Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki kodok)

Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang

bertujuan untu mengembalikan isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah apeks akan menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia. Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali percobaanm Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat dan posisikan Trendelenburg, dan kompres dingin selam a20-30 menit.

Konsul bedah jika : Reduksi hernia yang tidak berhasil Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum pasien yang memburuk Hernia ingunalis harus dioperasi meskipun ada sedikit beberapa kontraindikasi . penanganan ini teruntuk semua pasien tanpa pandang umur inkarserasi dan strangulasi hal yang ditakutkan dibandingkan dengan resiko operasinya. Pada pasien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi kesehatan saat dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai resiko yang besar pada pasien geriatri. Jika pasien menderita hyperplasia prostate akan lebih bijaksana apabila dilakukan penanganan terlebih dahulu terhadap hiperplasianya. Mengingat tingginya resiko infeksi traktus urinarius dan retensi urin pada saat operasi hernia.

Karena kemungkinannya terjadi inkarserasi, strangulasi,

dan nyeri pada hernia maka operasi yang cito harus di lakukan. Pelaksanaan non operasi untuk mengurangi hernia inkerserasi dapat dicoba. Pasien di posisikan dengan panggul dielevasikan dan di beri .analgetik dan obat sedasi untuk merelaxkan otot-otot. Operasi hernia dapat ditunda jika massa hernia dapat dimanipulasi dan tidak ada gejala strangulasi. Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih hidup, ada tanda-tanda leukositosis. Gejala klinik peritonitis, kantung hernia berisi cairan darah yang berwarna gelap.

TINDAKAN KEPERAWATANA).Pengkajian Pengkajian pasien Post operatif (Doenges, 1999) adalah meliputi : Sirkulasi Integritas ego Gejala Makanan / cairan Gejala Pernapasan Keamanan Penyuluhan / Pembelajaran

B).Diagnosa Keperawatan yang sering muncul Periode post-operatif (Doenges, 1999). Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan

diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Diagnosa perawatan Post Operasi (Doengoes 1999) 1).Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan

dengandiskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi. Tujuan : Nyeri hilang atau berkurangKriteria Hasil : - klien mengungkapkan rasa nyeriberkurang-tanda-tanda vital normal -pasien tampak tenang dan rileks INTERVENSI pantau tanda-tanda vital, intensitas/skalanyeri Rasional : Mengenal dan memudahkan dalammelakukan

tindakan keperawatan. Anjurkan klien istirahat ditempat tidur Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri

Atur posisi pasien senyaman mungkin

Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan

danmencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.

Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan danmembuat

perasaan lebih nyaman Kolaborasi untuk pemberian analgetik. Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi

nyerisehingga pasien menjadi lebih nyaman

2).Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisibedah/operasi. Tujuan : tidak ada infeksiKriteria hasil : - tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. - luka bersih tidak lembab dan kotor. - Tanda-tanda vital normal INTERVENSI Pantau tanda-tanda vital. Rasional : Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besarkemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuhberusaha intuk melawan mikroorganisme asing yangmasuk maka terjadi peningkatan tanda vital. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik. Rasional : perawatan luka dengan teknik aseptikmencegah risiko infeksi.

Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif sepertiinfus, kateter, drainase luka, dll. Rasional : untuk mengurangi risiko infeksinosokomial. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untukpemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit. Rasional : penurunan Hb dan peningkatan jumlahleukosit dari normal membuktikan adanya tanda-tandainfeksi. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik. Rasional : antibiotik mencegah perkembanganmikroorganisme patogen.

3).Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri postoperasi. Tujuan : pasien dapat tidur dengan nyaman Kriteria hasil : - pasien mengungkapkan kemampuanuntuk tidur. - pasien tidak merasa lelah ketika banguntidur - kualitas dan kuantitas tidur normalINTERVENSI 1) Mandiri a)Berikan kesempatan untuk beristirahat / tidursejenak, anjurkan

latihan pada siang hari, turunkanaktivitas mental / fisik pada sore hari. Rasional : Karena aktivitas fisik dan mental yanglama mengakibatkan kelelahan yang dapatmengakibatkan kebingungan, aktivitas yangterprogram tanpa stimulasi berlebihan yangmeningkatkan waktu tidur.

b)Hindari penggunaan Pengikatan secara terusmenerus Rasional : Risiko gangguan sensori, meningkatkanagitasi dan

menghambat waktu istirahat. c)Evaluasi tingkat stres / orientasi sesuaiperkembangan hari demi hari. Rasional : Peningkatan kebingungan, disorientasi dantingkah laku yang tidak kooperatif (sindromsundowner) dapat melanggar pola tidur yangmencapai tidur pulas. d)Lengkapi jadwal tidur dan ritoal secara teratur.Katakan pada pasien bahwa saat ini adalah waktuuntuk tidur. Rasional : Pengatan bahwa saatnya tidur danmempertahankan kestabilan lingkungan. Catatan :Penundaan waktu tidur mungkin diindikasikan untukmemungkin pasien membuang kelebihan energi danmemfasilitas tidur.

e)Berikan makanan kecil sore hari, susu hangat, mandidan

masase punggung. Rasional : Meningkatkan relaksasi dengan perasanmengantuk

f)Turunkan jumlah minum pada sore hari.

Lakukanberkemih sebelum tidur. Rasional : Menurunkan kebutuhanakan bangun untuk pergi kekamar mandi/berkemihselama malam hari. g)Putarkan musik yang lembut atau suara yang jernih Rasional : Menurunkan stimulasisensori dengan

menghambat suara-suara lain darilingkungan sekitar yang akan menghambat tidurnyeyak.

2) Kolaborasi a)Berikan obat sesuai indikasi : Antidepresi,

sepertiamitriptilin (Elavil); deksepin (Senequan) dantrasolon (Desyrel).Rasional : Mungkin efektif dalam menanganipseudodimensia atau depresi, meningkatkankemampuan untuk tidur, tetapi anti kolinergik dapatmencetuskan dan memperburuk kognitif dalam efeksamping tertentu (seperti hipotensi ortostatik) yangmembatasi manfaat yang maksimal. b)Koral hidrat; oksazepam (Serax); triazolam (Halcion).Rasional : Gunakan dengan hemat, hipnotik dosisrendah mungkin efektif dalam mengatasi insomiaatau sindrom sundowner.

c)Hindari penggunaan difenhidramin (Benadry1).Rasional :

Bila digunakan untuk tidur, obat inisekarang dikontraindikasikan karena obat in mempengaruhi produksi asetilkon yang sudahdihambat dalam otak pasien dengan DAT ini. 4).Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum. Tujuan : klien dapat melakukan aktivitas ringan atau total. Kriteria hasil : - perilaku menampakan kemampuanuntuk memenuhi kebutuhan diri. -pasien mengungkapkan mampu untukmelakukan beberapa aktivitas tanpadibantu. -Koordinasi otot, tulang dan anggota geraklainya baik.

INTERVENSI

*Rencanakan periode istirahat yang cukup. Rasional : mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan,dan energi

terkumpul dapat digunakan untuk aktivitasseperlunya secar optimal. *Berikan latihan aktivitas secara bertahap. Rasional : tahapan-tahapan yang diberikan membantuproses aktivitas secara perlahan dengan menghemattenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini. *Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhansesuai kebutuhan. Rasional : mengurangi pemakaian energi sampaikekuatan pasien pulih kembali. Setelah latihan dan aktivitas kaji responspasien. Rasional : menjaga kemungkinan adanya responsabnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.

TEKNIK-TEKNIK OPERASI HERNIA Tujuan operasi adalah menghilangkan hernia dengan

cara membuang kantung dan memperbaiki dinding abdomen. Operasi Hernia Ingunalis Lateralis Incisi 1-2cm diatas ligamentum inguinal sehingga tembus searah dengan seratnya, sayatan diperluas dari lateral ing cincin interna sampai tuberculum pubicum. Pisahkan dan ligasi vena dari jaringan subkutan.

Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu Mercy Bassini Halsted Mc Vay

Shouldice Adapun tahapan hernioplasty menurut Shouldice: Langkah pertama: Setelah dilakukan incisi garis kulit sampai fasia, dengan preparasi saraf ilioinguinal dan iliohipogastrika, bebaskan funikulus dari fasia transversalis sampai ke cincin interna, membuang kantong dan ligasi setinggi mungkin.

Lichtenstein Tension free Tehnik pemasangan mesh pada Lichtenstein seperti berikut

(Wexler, 1997) : 1. Dilakukan terlebih dahulu herniotomi. 2. Letakkan bahan mesh ukuran 10x5 cm diletakkan di atas defek, disebelah bawah spermatik kord. 3. Dilakukan penjahitan dengan benang non absorbsi 3-0 ke arah : - Medial : perios tuberkulum pubikum. - Lateral : melingkari spermatik kord. - Superior : pada konjoin tendon. - Inferior : pada ligamentum inguinal

SEKIAN,,,,, TERIMA KASIH,,,,,