laporan kasus hernia inkarserata

Click here to load reader

Upload: anita-sari-putrii

Post on 04-Oct-2015

1.351 views

Category:

Documents


188 download

DESCRIPTION

case report anestesi

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS ANESTESI PERITONITIS DIFFUSA

ANITA SARI PUTRIH1A009005LAPORAN KASUS ANESTESIHERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA INKARSERATA1ILUSTRASI KASUSA. IDENTITAS PASIENNama pasien: Tn. HNomor MR: 652773Jenis kelamin: PriaUsia: 55 tahunPekerjaan: PetaniAlamat: Pematang gubernurAgama: IslamJaminan: BPJSDiagnosa:Hernia inguinalis lateralis sinistra inkarserataTindakan: Laparatomi dan hernioraphy2B. ANAMNESA

Keluhan UtamaTerdapat benjolan di skrotum sebelah kiri sejak 2 hari SMRSRiwayat Penyakit SekarangKeluhan sudah dirasakan sejak 10 tahun yang lalu. Diawali timbul benjolan di skrotum sebelah kiri. Benjolan muncul saat aktivitas berat seperti mengangkat beban dan benjolan dapat hilang jika pasien berbaring. Pasien tidak mengeluhkan nyeri saat benjolan muncul. BAK dan BAB tidak mengalami gangguan.Sejak 2 hari SMRS, pasien mengeluhkan skrotum kiri bengkak terdapat benjolan dan terasa nyeri. Benjolan tidak dapat hilang dengan berbaring. Pasien juga mengeluhkan demam. BAK sulit dan terasa nyeri. Pasien tidak BAB sejak 2 hari. Pasien belum pernah berobat sebelumnya.3Riwayat Penyakit DahuluPasien tidak pernah mengeluhkan hal yang sama sebelumnya.Riwayat hipertensi, terkontrol.Riwayat DM disangkal.Riwayat penyakit jantung disangkal.Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun obat. Pemakaian gigi palsu disangkal.Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada riwayat penyakit keluarga yang berhubungan dengan keluhan yang dialami pasien.

4Riwayat Sosial dan kebiasaanSaat ini pasien tinggal bersama istri dan anak pasien. Sehari-hari pasien bekerja sebagai di kebun.Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.5PEMERIKSAAN FISIKKeadaan UmumKesan Sakit : Tampak Sakit sedangKesadaran : Compos MentisStatus Gizi: BB : 50 kg TB : 160 cmTanda Vital Tekanan Darah: 130/90 mmHgNadi: 98x/menitPernafasan: 22x/menitSuhu : 38,2oC

6Status Generalis KepalaNormocephali, rambut tidak mudah dicabut, pertumbuhan rambut tersebar merata,dan rambut beruban berwarna putih.MataSklera ikterik (-/-), Konjungtiva anemis (-/-), Pupil isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+)HidungDeformitas (-), septum nasi terletak ditengah, tidak ada sekret.Telinga Deformitas (-), serumen (-), membran timpani intak.MulutBibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa lidah merah.Faring : tidak hiperemis, arcus faring simetris, uvula di tengahMallampati score = I : pilar faring (+) uvula (+)palatum mole (+)Tiromental junction = 7 cmLeherPembesaran KGB (-), Pembesaran Tiroid (-), Deviasi trakea (-), JVP 5-2 cm H2O.7ThoraxTidak terdapat scar, tidak retraksi dinding dada, spider nevi (-), dada simetris kiri dan kanan.PulmoIPernapasan Statis-Dinamis kiri = kanan, bentuk dada normochestPStem fremitus kiri = kanan simetrisPSonor pada kedua lapang paruAVesikuler (+/+) Ronkhi halus (-), wheezing (-)CorIIktus kordis tidak terlihatPIktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistraPBatas kanan jantung linea sternalis dextra ICS V, batas kiri jantung linea midklavikularis sinistra ICS V, batas atas jantung linea parasternalis sinistra ICS II.ABunyi jantung I dan II normal reguler (+), Murmur (-), gallop (-).AbdomenIDatar, Soefel, caput medusa (-), benjolan (-)ABising usus (+) menurunPTympani diseluruh abdomen, nyeri ketok CVA (-/-) . Turgor kulit normalPNyeri tekan (-), Defans muskular (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, murphy sign (-), ballotement (-/-)EkstremitasEkstremitas atas dan bawah DBN. Akral hangat (+), Edema (-)8Status UrologisGinjal kiri-kanan tak teraba, nyeri ketok -/-Buli-buli kosong, terpasang foley catheter efektifStatus lokalisRegio inguinal dan skrotal sinistraInspeksi: terdapat benjolan di skrotum sinistra, warna seperti warna kulit sekitarnya, tidak terdapat luka bekas operasiPalpasi: teraba massa di daerah inguinal, permukaan rata, perabaan kenyal, nyeri tekan (+), batas tegas.9PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium (tanggal 22 Mei 2014)Hemoglobin: 13,2 mg/dl (normal: 13.0-18.0)Hematokrit: 38% (normal: 35-47%)Leukosit: 9.200 mm3 (normal: 5.000-10.000)Trombosit : 241.000 selmm3 (normal: 150.000-440.000)Ureum : 36 mg/dl (normal: 20-40 mg/dl)Creatinin: 0,7 mg/dl (normal: 0,5- 1,2 mg/dl)10Diagnosis KerjaHernia inguinalis lateralis sinistra inkarserata

11KONSUL ANESTESIKonsul anestesi dilakukan tanggal 22 mei 2014 pukul 22.00 oleh dr. Zulki Maulub Ritonga, Sp.An:Prinsip setuju tindakan anestesi, saran :1. Puasa 6 jam pre op2. Sedia darah3. Pasien ASA IIPermasalahan :1. Hipertensi

12Preoperatif PremedikasiPremedikasi yang diberikan pada pasien yaitu Antrain (Metamizole Na 500 mg) 2 ml. Cairan infus yang diberikan RL 1 kolf.Tindakan sebelum premedikasi dilakukan:Pasien diposisikan supineMemasang sensor finger pada ibu jari tangan pasien untuk monitoring SpO2Memasang manset pada lengan pasien untuk monitoring tekanan darahMemastikan cairan infus lancar13Obat anestesi untuk induksi (Regional anestesi):Buvanes 5mg/ml Mempersiapkan obat anestesi untuk intubasi, yaitu : Propofol 100 mg (hipnosis sedatif)Fentanil (Fentanyl Dehidrogenum Citrate) 50 g (anestesi opiod)Roculax (Rocuronium bromide) 25 mg (muscle relaxant)

14Teknik anestesi lumbal:Pasien dibebani dengan 500- 1000 ml cairan intravena elektrolitDilakukan teknik sterilisasiPengaturan kedudukan penderita amat cermat, dengan tulang belakang penderita dilengkungkan guna memperlebar celah di antara tulang belakang.Infiltrasi kulit, jaringan subkutan, ligamen interspinalis pada L4/L5 dengan larutan anestesi dengan aspirasi terlebih dahulu, untuk melihat masuk atau tidak ke subarachnoid dari spinal.Dilakukan sepuluh menit sebelum operasi dimulai.

15b. Induksi anestesiPersiapan alat dan mesin anestesiMemeriksa mesin anestesi, monitor anestesi, face mask, tensi meter, saturasi oksigen, serta mengecek tabung O2, N2O, Isofluran, dan Sevofluran. Mempersiapkan STATICS:S = Scope. Stetoskop dan Laringoskop.T = Tube. ETT (endotrakeal tube) ukuran 6,5 7,0A = Airway. Orofaringeal Airway (OPA) /guedelT = Tape. Plester untuk fiksasi eksterna.I = Introducer (Mandrin atau stilet)C=Connector (penyambung antara pipa dan peralatan anestesiS = Suctions

16Teknik IntubasiLepaskan face mask, pegang laringoskop dengan menggunakan tangan kiri.Masukkan laringoskop dari sisi mulut bagian kanan geser ke kiri, sambil menelusuri lidah pasien sampai pangkal lidah, terlihat epiglotis, di belakang epiglotis tampak plica vocalis kemudian masukan segera ETT ukuran no. 7 sampai batas garis hitam pada ETT (22).

17Lepaskan facemask, sambungkan ke ETT, sambil dipompa. Pastikan ETT sudah masuk trakea dan periksa suara napas kanan = kiri dengan menggunakan stetoskop.Pompa balon 10 cc udara. Lakukan pemasangan guedel.Selanjutnya fiksasi eksterna ETT dengan plester. Hubungkan connector dengan mesin anestesi. Pompa balon 12 x/ menit, dengan volume tidal sekitar 8-10 cc/kg BB (700 cc), hingga pasien bernafas spontan.

185. Teknik EktubasiMemastikan pasien telah bernapas secara spontanMelakukan suction pada airway pasienMenutup sevofluran dan N2O, meninggikan O2 sampai 4-6 L/ menitMengempiskan balon, memastikan bahwa pasien sudah bangun dengan memberikan rangsangan taktil, melepaskan plester, dan ETT. Segera pasang face mask dan pastikan airway nya lancar dengan triple manuver.Setelah pasien benar benar terbangun, lepaskan guedel lalu pindahkan pasien ke recovery room.19Waktu anestesi dan operasi:Jam anestesi dimulai : 09.50 WIBJam operasi dimulai : 09.55 WIBJam anestesi selesai : 11.20 WIBJam operasi selesai : 11.00 WIB

20Monitoring anestesi

21Perhitungan Terapi Cairan:

Perhitungan cairan pengganti puasa: 6 jam x 2 ml x 50 kg = 600 ml/kg BBMaintenance: 2 ml x 50 kg = 100 mlStress operasi: 8 x 50 kg = 400 mlEBV: 75 x 50 kg = 3750 ccPerdarahan: Tabung suction : 700 ccKassa kecil : 10 x 10 cc = 100 ccKassa besar : 2 x 100 cc = 200 ccPerkiraan total perdarahan : 1000 ccVolume urin : 150 ccIWL : 15 x 50 kg / 24 jam = 750/24 jam = 31,25/ jam = 31 cc/jam

22Cara Pemberian:Jam 1 : (50 % x 600) + 100 + 400 = 800 ccJam 2 : (25 % x 600) + 100 + 400 = 650 ccPengganti jumlah perdarahan (1000 cc)= 1450 cc + kristaloid 2-4 kali jmlh perdarahan (2000 - 4000 cc)= 3450 - 5450 cc = 7- 10 kolf Perhitungan balance cairan:Input: kolf 6 RL = 3000 cc, 1 kolf Fimahes = 500 ccOutput: Urin + IWL + perdarahan = 150 cc + 31 cc + 3000 cc = 3181 ccBalance cairan:Input Output = + 319 ccJumlah cairan = 60% x 50 kg = 30 LToleransi = 20 % x 30 L = 6 L = 6000 ml23POST OPERATIFKetorolac (analgesik) 2 ampul masing masing 1 ml IV drip, Pronalges suppositoria 200 mgAldrete score: 8 (layak ditransport ke ruang perawatan)Warna kulit : Normal (2)Motorik : Gerak 2 anggota tubuh (1)Pernapasan : Spontan (2)Tekanan darah: 20 mmHg dari pre op (2)Kesadaran : Bangun jika dipanggil (1)24Tekanan darah: 120/80 mmHgNadi: 84 kali per menitSuhu: 37oCPupil: Isokor

Saran :Puasa lebih kurang 6 jamTirah baring 24 jam25HERNIA INGUINALISDEFINISIHernia merupakan penonjolan (protusi) isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi ketika tidur atau didorong masuk perut. Tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel.

26KlasifikasiA. Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas;Hernia bawaan atau congenitalPada hernia congenital, sebelumnya telah terbentuk kantong yang terjadi sebagai akibat dari perintah atau gangguan proses perkembangan intrauterine paten prosesus vaginalis adalah salah satu contohnya.Hernia dapatan atau akuisitaTerdapat dua tipe hernia akuisita:a. Hernia primer : terjadi pada titik lemah yang terjadi alamiah, seperti pada :Struktur yang menembus dinding abdomen : seperti pembuluh darah femoralis yang melalui kanalis femoralis.Otot dan aponeurosis yang gagal untuk saling menutup secara normal, seperti pada regio lumbalJaringan fibrosa yang secara normal berkembang untuk menutup defek, seperti pada umbilicus b. Hernia Sekunder : terjadi pada tempat pembedahan atau trauma pada dinding, seperti pada laparatomi dan trauma tembus.

B. Hernia diberi nama menurut letaknya; Umpamanya diafragma, inguinal, umbilical, femoral, dll.

27C. Hernia menurutriwayat alamiah dan komplikasi yang terjadi : Riwayat alamiah perkembangan hernia yaitu pembesaran progresif, regresi yang tidak spontan.Pengecualian untuk hernia umbilikalis kongenital pada neonates dimana orifisium dapat menutup beberapa tahun setelah lahir. Seiring berjalannya waktu, hernia membesar dan kecenderungan untuk terjadi komplikasi yang mengancam jiwa semakin bertambah. Hernia dapat reponibel, ireponibel, obstruksi, strangulasi, atau terjadi inflamasi.28Hernia disebut hernia inkarserata atau strangulata bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali dalam rongga perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Hernia inguinalis merupakan protusi viscus (organ) dari kavum peritoneal ke dalam canalis inguinals. Hernia inguinalis dapat bersifat langsung (direk) dan dapat pula tidak langsung (indirek). Kantong dari hernia inguinalis indirek berjalan melalui annulus inguinalis profunda, lateral terhadap pembuluh epigastrika inferior, dan akhirnya ke arah skrotum. Kantong dari hernia inguinalis direk menonjol secara langsung melalui dasar kanalis inguinalis, medial terhadap pembuluh epigastrika inferior dan jarang turun ke arah skrotum.

29Tanda dan gejala Tanda dan gejala pada pemeriksaan fisik tergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat pasien mengejan; dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Jika kantong hernia berisi organ, tergantung isinya pada palpasi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau kelingking, pada anak dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menekan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak.30Tatalaksana Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplastik. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian di reposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin. Sedangkan pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplastik lebih penting dalam mencegah residif dibandingkan dengan herniotomi.31KESIMPULANPasien dengan diagnosis hernia inguinalis sinistra inkarserata yang menjalani operasi laparatomy dan hernioraphy. Dilakukan regional anestesi dengan spinal anestesi.Pada penilaian preoperatif pasien mengeluhkan nyeri yang bertambah, sehingga diberikan premedikasi berupa antrain 500 mg/mL (2ml). Alergi obat, asma, diabetes mellitus, penggunaan gigi palsu disangkal. Mallampati score 1, tiromental junction 7 cm, temporomandibular junction baik.32KESIMPULANPada durante operatif, induksi anestesi dengan menggunakan buvanes 5mg/mLSelama monitoring durante operatif status neurologis, kardiopulmonar, hemodinamik, dan urologis pasien cukup stabil.Ketorolac (analgesik) 2 ampul masing masing 1 ml IV drip, Pronalges suppositoria 200 mgPada penilaian post operatif, Aldrete score pasien bejumlah 8, yang mengidentifikasikan bahwa pasien layak di pindahkan ke ruang perawatan.

33Terima Kasih 34