presentasi kasus hernia

57
Presentasi kasus Hernia Inguinalis Lateralis Dextra Inkarserata Pembimbing : dr. Dono Endrarto,SpB Disusun oleh : Ani Kusumadewi Akbar Nim 11-2013-234

Upload: annykusumadewiakbar

Post on 14-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

presentasi kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Presentasi Kasus Hernia

Presentasi kasusHernia Inguinalis Lateralis Dextra Inkarserata

Pembimbing : dr. Dono Endrarto,SpB

Disusun oleh : Ani Kusumadewi Akbar

Nim 11-2013-234

Page 2: Presentasi Kasus Hernia

identitasNama : Tn.L Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 85 tahun Status perkawinan :Sudah menikah

Pendidikan : SLTP Agama :Islam

Pekerjaan : - Alamat : Way galih kecamatan tanjung bintang

No RM : 178191 Tanggal masuk RS : 29 Juli 2015

Tanggal dikasuskan : 29 Juli 2015

Page 3: Presentasi Kasus Hernia

anamnesis

Autoanamnesis : tanggal 29 Juli 2015

Keluhan utama

Benjolan di lipatan paha kanan

Keluhan tambahan :

Nyeri, muntah, tidak bisa buang air besar

Page 4: Presentasi Kasus Hernia

Riwayat penyakit sekarang

• Pasien laki-laki datang ke IGD RS Imanuel dengan keluhan terdapat benjolan di lipatan paha bagian kanan sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu.

• benjolan timbul pada beberapa keadaan seperti saat berdiri dan mengedan, tetapi akan hilang saat beristirahat atau berbaring.

• benjolan ini dapat dimasukkan secara manual menggunakan jari pasien dan tidak terasa nyeri jika ditekan.

Page 5: Presentasi Kasus Hernia

Riwayat penyakit sekarang • Sejak 5 bulan lalu pasien mengatakan benjolan

semakin besar dan sulit dimasukkan dengan menggunakan jari pasien.

• Sejak 6 hari yang lalu, pasien mulai mengeluh nyeri pada benjolan di perut bagian bawah kanan, benjolan tidak dapat dimasukkan secara manual lagi.

Page 6: Presentasi Kasus Hernia

Riwayat penyakit sekarang

• Pasien juga mengeluh susah buang air besar, mengalami demam dan muntah sebanyak 3 kali sejak 1 hari SMRS.

• Pasien sudah pernah berobat, belum ada perbaikan.

Page 7: Presentasi Kasus Hernia

• Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat asma (-), Riwayat alergi (-),Riwayat TB (-), Riwayat hipertensi (-), Riwayat DM (-), Riwayat maag(-), Riwayat hepatitis (-)

Riwayat Penyakit Keluarga• -

 

Riwayat Sosial Ekonomi• Riwayat sosial ekonomi cukup.• Pasien menggunakan BPJS

Page 8: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan fisikKU: Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Tanda vital :• TD : 100/70 mmHg• Nadi : 82x/menit, reguler, kuat

angkat, isi dan tegangan cukup• Nafas: 24x/menit, spontan.• Suhu: 36.5ºC (Axilla)

Berat badan : tidak dilakukan pemeriksaan

Tinggi badan : tidak dilakukan pemeriksaan

Kepala : Normocephali, tidak terdapat benjolan ataupun lesi, distribusi rambut merata warna hitam, rambut tidak mudah dicabut.

Mata :Pupil isokor, konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik - /-, edema palpebra -/-, refleks cahaya +/+

Hidung : Deviasi (-), darah (-), epistaksis (-)

Telinga : Abses (-), nyeri tekan tragus (-)

Mulut : Bibir sianosis (-), atrofi papil lidah (-), faring hiperemis, tonsil T1/T1.

Leher: tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening

Page 9: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan fisik Thorax• Inspeksi : Bentuk thorax normal

Pulmo Anterior Posterior

InspeksiSimetris kanan dan kiri, tidak ada dada tertinggal.

Vertebra : Normal, Kulit tidak ada lesi patologis

Palpasi

Sela iga tidak melebar, fremitus taktil kanan dan kiri normal simetris, nyeri tekan (-)

Sela iga tidak melebar, fremitus taktil kanan dan kiri normal simetris, nyeri tekan (-)

Perkusi

Pulmo dextra et sinistra : sonor Batas paru hati Linea midclavicularis dextra intercosta V Peranjakan hati : 2 cm

Pulmo dextra et sinistra : Sonorsepanjang linea scapularis.

Auskultasi

Pulmo dextra et sinistra :Suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Pulmo dextra et sinistra :Suara nafas vesikuler, wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Page 10: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan fisikCor• Inspeksi : Ictus cordis terlihat di ICS IV linea midclavicula sinistra• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra• Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan• Auskultasi : BJ I-II regular murni, murmur (-), gallop (-)

Abdomen• Inspeksi : Datar, tidak terdapat lesi kulit, benjolan (-)• Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen (-)

Hati : Tidak teraba

Lien : Tidak teraba

Ginjal : Tidak teraba• Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-); undulasi (-); area traube timpani; nyeri ketok ,

CVA (-)• Auskultasi : BU (+)• Genital : Tidak dilakukan pemeriksaan• Colok Dubur : Tidak dilakukan pemeriksaan

Page 11: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan fisikEkstremitas Dextra Sinistra

Superior

Otot : tonus Normotonus Normotonus

Otot : massa Eutrofi Eutrofi

Sendi Normal Normal

Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas

Kekuatan 55 55

Edema - -

Clubbing finger - -

Inferior

Otot : tonus Normotonus Normotonus

Otot : massa Eutrofi Eutrofi

Sendi Normal Normal

Gerakan Tidak terbatas Tidak terbatas

Kekuatan 55 55

Clubbing finger - -

Edema - -

Page 12: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan fisik

Status lokalis ( regio inguinal dextra)• Inspeksi : Tanpa mengedan atau batuk, tampak massa

dengan ukuran kurang lebih sebesar ±9x4 cm di daerah inguinal dextra, berbentuk bulat, warnanya seperti kulit di sekitarnya, dan tidak terdapat tanda-tanda radang.

• Palpasi : Teraba massa di regio inguinal dextra, permukaan rata, nyeri tekan, massa teraba kenyal dan tidak bisa dimasukkan kembali ke dalam cavum abdominalis. Finger test dilakukan dan teraba di ujung jari.

• Auskultasi : Terdengar bising usus

Page 13: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan penunjang

Hematologi Lengkap

Hemoglobin 15,6 g/dl 11 – 15

Leukosit 19000 /ul 3.600 - 11.000

Segment 90 % 50-70

Limfosit 3 % 25 – 40

Monosit 7 % 2 – 8

MCV 81 fL 80 -100

MCH 28 pg 26 – 34

MCHC 34 % 32 – 36

Hematokrit 46 % 37 – 54

Trombosit 311 ribu 150 – 440

Eritrosit 5,7 juta 3.5 - 5.5

Pemeriksaan LaboratoriumTanggal 29 Juli 2015

Page 14: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan LaboratoriumTanggal 29 Juli 2015

Hemostatis

Waktu pendarahan 1 menit Duke 1-3 Ivy 1-6

Waktu pembekuan 11 menit 9-15

Kimia darah

GDS 134 70-200

Urea 96,3 10-50

BUN 45,02 5-20

Creatinin 1,46 <1.3

Page 15: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan foto thorax

Tanggal 29 juli 2015• Cor : tampak agak membesar ( CTR ± 55,8%

pada posisi supine)• Sinus dan diagframa : tampak normal• Pulmo : tidak tampak jelas infitrat/cranalisasi

Kesan : - Gambaran Cardiomegaly ringan DD/ ec posisi

- Pulmo tampak masih dalam batas normal

Page 16: Presentasi Kasus Hernia

Resume • 4 tahun lalu = keluhan terdapat benjolan di lipatan paha bagian kanan

saat berdiri dan mengedan, tetapi hilang saat beristirahat atau berbaring. Benjolan dapat dimasukkan menggunakan jari dan tidak terasa nyeri jika ditekan.

• 5 bulan lalu = benjolan semakin besar dan sulit dimasukkan dengan menggunakan jari pasien.

• 6 hari yang lalu = mengeluh nyeri pada benjolan di perut bagian bawah kanan, dan benjolan tidak dapat dimasukkan secara manual lagi.

• 1 hari yang lalu = keluhan susah buang air besar, flatus (-), demam dan muntah sebanyak 3 kali

Page 17: Presentasi Kasus Hernia

RESUMEPemeriksaan fisik

Regio inguinalis• Inspeksi : Tanpa mengedan atau batuk, tampak massa

dengan ukuran kurang lebih sebesar ± 9x4 cm di daerah inguinal dextra, berbentuk bulat, warnanya seperti kulit di sekitarnya, dan tidak terdapat tanda-tanda radang.

• Palpasi : Teraba massa di regio inguinal dextra, permukaan rata, nyeri tekan, massa teraba kenyal dan tidak bisa dimasukkan kembali ke dalam cavum abdominalis. Finger test dilakukan dan teraba di ujung jari.

• Auskultasi : terdengar bising usus

Page 18: Presentasi Kasus Hernia

RESUME

Pemeriksaan penunjang• Leukosit 19000 ( meningkat)• Segment 90 ( meningkat )• Limposit 3 ( menurun• Urea 96,3 ( meningkat)

Page 19: Presentasi Kasus Hernia

Diagnosis

Diagnosa banding• Hernia inguinalis lateralis dextra strangulata• Hernia inguinalis medialis dextra• Hernia femoralis

Diagnosa kerja• Hernia inguinalis lateralis dextra ireponible

Page 20: Presentasi Kasus Hernia

Penatalaksanaan

1. Konsul dr spesialis bedah

2. Terapi rencana operatif• IVFD RL 1500/24 jm• Ceftazidim 1g/12 jam• Ketorolac 3%/8 jam

3. Tindakan operasi: hernia repair• Pasien pada posisi supine• Asepsis daerah operasi dan

sekitarnya• Membuka kantong hernia terdapat

serosanguine kemudian dibersihkan• Terdapat isi usus halus dengan

jeratan (+), jejas (-), tidak terdapat perforasi

• Kompres usus dengan NacL hangat• Masukkan kembali ke rongga

abdomen• Lanjutkan hernioplasti• Jahit• Operasi selesai

Page 21: Presentasi Kasus Hernia

4. Instruksi post op• RL 1500 cc/24 jam• Ceftazidime 1 g/12 jam• Farpain 3% 1 amp/8 jam\• Pemasangan kateter• Puasa sampai pasien sadar penuh, mual muntah hilang,

peristaltik (+) • Diet lunak

Page 22: Presentasi Kasus Hernia

Prognosis• Quo ad vitam : bonam• Quo ad functionam : bonam• Quo ad sanationam : bonam

Page 23: Presentasi Kasus Hernia

Follow up 30 Juli 2015

Follow up

S : keluhan sedikit nyeri di tempat operasi, perut terasa kembung. Mual dan muntah (-), flatus (+), BAB (+), BAK (-)O : KU = Tampak sakit sedang Kesadaran = Compos mentis, GCS 15 TD = 110/70 mmHg, HR = 80 x/menit; RR= 25x/menit, suhu =36.1ºc Mata : ca -/-, si -/-, Leher: pembesaran kelenjar getah bening (-) cor : vesikuler +/+ Pulmo : BJ murni reguler +/+ Abdomen : BU(+), nyeri (+) Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-) Status lokalis : terdapat tempat bekas operasi di regio inguinalis dextra , tidak ada rembesan darahA : Post op hernia repair hari 1P : IVFD 500 cc/8 jam Inj ceftazidime 2x1 gr Inj Farpain 3x1 amp/8 jam

Page 24: Presentasi Kasus Hernia

Follow up 31 Juli 2015

31 Juli 2015 S : keluhan tidak ada . flatus (+), BAB (+), BAK (+)O : KU = tampak sakit sedang Kesadaran = Compos mentis TD = 100/60 mmHg; HR = 80 x/menit; RR = 22 x/menit;

Suhu = 36.5 ºC; Abdomen : BU(+), nyeri tekan (-), supel (+) Status lokalis : terdapat tempat bekas operasi di regio inguinalis dextra tertutup verban, tidak ada rembesan darah

A : Post op hernia repair hari IIP : IVFD 500cc/8 jam Inj Ceftazidime 2x1 gr Iv Inj Farpain 3x1 amp/8 jam

Page 25: Presentasi Kasus Hernia

Follow up 1 Agustus 2015 1 Agustus 2015 S: pasien mengeluh nyeri di tempat bekas operasi.pasien sudah mulai rubah

posisi miring ke kanan. Keluhan lain saat ini tidak ada. flatus (+). BAB BAK (+). BAB >5x konsistensi cair, tidak terdapat darah dan lendir

O: KU = TSS Kesadaran : CM TD: 130/80 HR:63x/menit RR: 34x/menit T : 37,0 Abdomen : BU (+) supel (+), nyeri (-) Status kokalis: bekas operasi tertutup verbam tidak ada rembesan darah. Nyeri tekan (+)A: Post hernia repair hari ke IIIP : IVFD 500cc/8 jam

Inj Ceftazidime 2x1 gr Iv Inj Farpain 3x1 amp/8 jam Paracetamol 3x1 Ganti verban

Page 26: Presentasi Kasus Hernia

Follow up 2 Agustus 2015 2 Agustus 2015 S: pasien mengeluh masih nyeri di tempat bekas operasi. Pasien sudah

melaksanakan mobilisasi duduk sempurna dan jalan ke kamar mandi. BAB (+) konsistensi mulai kental, BAK (+), 0: KU : TSS Kesadaran : CM TD : 130/70 HR : 79x/menit RR : 23x/menit T : 36,8 Status lokalis : bekas operasi tertutup verbam tidak ada rembesan darah. Nyeri tekan (+), luka jahitan tampak tenangA: Post hernia repair hari ke IV

P : IVFD 500cc/8 jam Inj Ceftazidime 2x1 gr Iv Inj Farpain 3x1 amp/8 jam Paracetamol 3x1 Ganti verbanA: Post hernia repair hari ke IV

Page 27: Presentasi Kasus Hernia

Tinjauan pustaka

Hernia Inguinalis

Page 28: Presentasi Kasus Hernia

Definisi

• Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia.

• Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis.

• Hernia inguinalis dibagi menjadi 2 : hernia inguinalis lateralis (HIL) dan hernia inguinalis medialis (HIM)

Page 29: Presentasi Kasus Hernia

Epidemiologi

• 75% dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul disekitar lipatan paha. Hernia sisi kanan lebih sering terjadi daripada di sisi kiri. Hernia indirect lebih banyak daripada hernia direct yaitu 2:1, perbandingan pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1.

• Insiden hernia inguinalis pada bayi dan anak antara 1 dan 2%. Kemungkinan terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%.

Page 30: Presentasi Kasus Hernia

Klasifikasi hernia

Menurut sifat dan keadaannya :• Hernia reponibel: bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika

berdiri atau mengedan dan masuk lagi bila berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

• Hernia ireponibel: Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut. Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.

• Hernia inkarserata atau strangulata: bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan vaskularisasi. Reseksi usus perlu segera dilakukan untuk menghilangkan bagian yang mungkin nekrosis

Page 31: Presentasi Kasus Hernia

Klasifikasi hernia

Berdasarkan terjadinya:• Hernia bawaan.

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritoneum ke daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum.

• Hernia dapatan atau akuista yaitu hernia yang timbul karena berbagai factor pemicu.

Page 32: Presentasi Kasus Hernia

Klasifikasi hernia Berdasarkan regionya

Hernia Femoralis yaitu suatu penonjolan organ intestinal yang masuk melalui kanalis femoralis

yang berbentuk corong dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha. Penyebab hernia femoralis

sama seperti hernia inguinalis.

Hernia Umbilikus yaitu suatu penonjolan (prostrusi) ketika isi suatu organ abdominal masuk melalui kanal anterior yang dibatasi oleh linea alba,

posterior oleh fasia umbilicus dan rektus lateral. Hernia ini terjadi ketika jaringan fasia dari dinding abdomen di area umbilicus mengalami kelemahan.

Hernia Skrotalis yaitu hernia inguinalis lateralis yang isinya masuk ke dalam skrotum

secara lengkap. Hernia ini harus cermat dibedakan dengan hidrokel atau elevantiasis

skrotum.

Hernia Inguinalis yaitu kondisi prostrusi (penonjolan) organ intestinal masuk ke

rongga melalui defek atau bagian dinding yang tipis atau lemah dari cincin inguinalis. Materi yang masuk lebih sering adalah usus

halus, tetapi bisa juga merupakan suatu jaringan lemak atau omentum.

Page 33: Presentasi Kasus Hernia

Etiologi

• Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang didapat.

• Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.

• Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut karena usia.

Page 34: Presentasi Kasus Hernia

Etiologi

Faktor – faktor predisposisi :

Hereditas

hernia lebih sering terjadi pada penderita yang mempunyai orang tua, kakak atau nenek dengan riwayat hernia inguinalis.

Jenis kelamin• Hernia inguinalis jauh lebih banyak dijumpai pada laki – laki dibanding pada wanita. • Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun. 17,5% anak laki – laki dan 9,16% anak

perempuan mempunyai hernia.

Umur • Banyak terjadi pada umur di bawah 1 tahun. Tendensi hernia meningkat sesuai dengan

meningkatnya aktifitas, sekitar umur 26 – 50 tahun insidensi menurun dan setelah umur diatas 50 tahun insidensi meningkat lagi oleh karena menurunnya kondisi fisik.

• Bertambahnya umur menjadi faktor resiko, dimungkinkan karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang

Page 35: Presentasi Kasus Hernia

Anatomi regio inguinalis

• Regio inguinalis untuk beberapa struktur merupakan tempat peralihan dari daerah perut ke organ – organ kelamin luar dan ke tungkai bagian atas. Di atas ligamentum inguinale, funikulus spermatikus meninggalkan rongga perut melalui anulus inguinalis profundus yang terletak di sebelah lateral. Funikulus spermatikus ini menembus dinding perut melalui kanalis inguinalis yang terletak sejajar dengan ligamentum inguinale .

• Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yang merupakan bagian yang terbuka dari fasia tranversus abdominis.

Page 36: Presentasi Kasus Hernia

Anatomi regio inguinalis

• Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus

inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis

inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus inguinalis eksternus. Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan

akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis.

Page 37: Presentasi Kasus Hernia

• Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung ke depan melalui segitiga Hesselbach.

Daerah yang dibatasi oleh:• Inferior : ligamentum inguinale dibagian inferior,• Lateral : pembuluh epigastrika inferior dibagian lateral dan• Medial : tepi otot rektus dibagian medial.

Page 38: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan Penunjang1. Hasil laboratorium• - Leukosit > 10.000 - 18.000 /

mm3• - Serum elektrolit meningkat• Untuk mendukung ke arah adanya

strangulasi, sebagai berikut:• Leukocytosis dengan shift to the

left yang menandakan strangulasi. Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi dehidrasi.

• Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.

2. Pemeriksaan radiologis• Pemeriksaan Ultrasound pada

daerah inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%.

• Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis. CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia obturator.

Page 39: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan Fisik

Tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test dan Thumb test.

Pemeriksaan Finger Test:1.Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.2.Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.3. Penderita disuruh batuk:- Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.- Bila impuls disamping jari Hernia Inguinalis Medialis.

Page 40: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan Ziemen Test:

1.Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).2.Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.3.Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada

• jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.• jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.• jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Page 41: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan Thumb Test:

• Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan

• Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.

• Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Page 42: Presentasi Kasus Hernia

Auskultasi• Terdengar suara usus, bila auskultasi negatif

maka kemungkinan isi hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi usus

Page 43: Presentasi Kasus Hernia

Tanda dan Gejala

• Pada umumnya keluhan orang dewasa berupa benjolan di inguinalis yang timbul pada waktu mengedan, batuk, atau mengangkat beban berat dan menghilang pada waktu istirahat berbaring.

• Pada inspeksi perhatikan keadaan asimetris pada kedua inguinalis, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring.

• Gejala dan tanda klinis sebagian besar ditentukan biasanya berupa:- benjolan keluar masuk/keras dan yang tersering tampak benjolan dilipat

paha- adanya rasa nyeri pada benjolan bila isinya terjepit disertai perasaan mual- terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada komplikasi- bila terjadi hernia inguinalis stratagulata perasaan sakit akan bertambah

hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas- Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah

besar.

Page 44: Presentasi Kasus Hernia

• Terjadinya hernia disebabkan oleh dua faktor yang pertama adalah faktor kongenital yaitu kegagalan penutupan prosesus vaginalis pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan masuknya isi rongga perut melalui kanalis inguinalis, faktor yang kedua adalah faktor yang didapat seperti hamil, batuk kronis, pekerjaan mengangkat benda berat dan faktor usia, masuknya isi rongga perut melalui kanal ingunalis, jika cukup panjang maka akan menonjol keluar dari anulus ingunalis eksternus.

• Jika terjadi penekanan terhadap cincin hernia maka isi hernia akan mencekik sehingga terjadi yaitu gejala obstruksi usus sehingga menyebabkan peredaran darah terganggu yang akan menyebabkan kurangnya suplai oksigen yang bisa menyebabkan Iskemik.

• Obstruksi usus juga menyebabkan penurunan peristaltik usus yang bisa menyebabkan konstipasi. Pada keadaan strangulate akan timbul gejala ileus yaitu perut kembung, muntah dan obstipasi pada strangulasi nyeri yang timbul letih berat dan kontineu, daerah benjolan menjadi merah.

Page 45: Presentasi Kasus Hernia

Manifestasi

jenis Reponibel nyeri obstruksi sakit Toksik

Reponibel/bebas

Ireponibel/akreta

Inkarserata

Strangulata

+

-

-

-

-

-

+

++

-

-

+

+

-

-

+

++

-

-

-

++

Page 46: Presentasi Kasus Hernia

Pemeriksaan Penunjang

1. Hasil laboratorium• - Leukosit > 10.000 - 18.000 / mm3• - Serum elektrolit meningkat

Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi

2. Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi. Elektrolit, BUN, kadar kreatinine yang tinggi akibat muntah-muntah dan menjadi dehidrasi. Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.

Page 47: Presentasi Kasus Hernia

Penanganan Konservatif

1. Reposisi

Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi.

2. Bantalan penyangga

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harusdipakai seumur hidup. Sebaiknya cara ini tidak dianjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan pada tangki sperma yang mengandung pembuluh darah testis.

Page 48: Presentasi Kasus Hernia

Terapi konservatif

1. Reposisi

Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa.

2. Bantalan penyangga

Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harusdipakai seumur hidup. Sebaiknya cara ini tidak dianjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi tetap mengancam.

Page 49: Presentasi Kasus Hernia

Tahapan operasi hernia

• Herniotomy = membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi ke cavum abdominalis. Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya.

• Hernioplasty = memberi kekuatan pada dinding perut dan menghilangkan locus minnoris resistentiae. Hernioplasty, dilakukan tindakan memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis ingunalis.

Page 50: Presentasi Kasus Hernia

Teknik operasi 

Berdasarkan pendekatan operasi, banyak teknik hernioraphy dapat dikelompokkan dalam 4 kategori utama

1. Open Anterior Repair

2. Open Posterior Repair

3. Tension-free repair with Mesh

4. Laparoscopic

Page 51: Presentasi Kasus Hernia

Open Anterior Repair

Teknik Bassini• Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis

inguinalis hingga ke cincin eksternal.• Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia

indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.

• Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis)

• Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.• Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot

transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.

Page 52: Presentasi Kasus Hernia

Open Posterior Repair

• Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis.

• Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.

• Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.

• Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.

Page 53: Presentasi Kasus Hernia

Tension-free repair with Mesh• Tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi

menempatkan sebuah prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap.

• Mesh = memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

• Pengalaman yang luas dengan mesh telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer. Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi lokal, regional atau general.

Page 54: Presentasi Kasus Hernia

Laparoscopic

• Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkan potongan mesh yang besar di regio inguinal diatas peritoneum.

• Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP).

Page 55: Presentasi Kasus Hernia

Komplikasi

• Isi hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel karena dapat terjadi kalau hernia terlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ektraperitoneal (hernia geser) atau hernia akreta.

• Dapat pula terjadi isi hernia tercekik oleh cincin hernia menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana.

• Jepitan hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.

• Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan serosanguinus.

• Isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses local, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan rongga perut.

Page 56: Presentasi Kasus Hernia

Prognosis

• Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam jarak waktu 10 tahun kemudian.

• Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang terabaikan. Kekambuhan yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien dengan hernia direk, khususnya hernia direk bilateral.

• Kebanyakan kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum pubikum

Page 57: Presentasi Kasus Hernia

Terimakasih banyak