laporan morfologi telur

21
ACARA VI PENGAMATAN MORFOLOGI TELUR PADA BEBERAPA SPESIES IKAN 34 Oleh : Kelompok 2 Shift 1 Agung Fuji R. H1G012002 Tissa Resti M. H1G012035 Eka Megawati H1G012045 Ane Mella A. H1H012022 Emha Aenul F. H1H012036 Diane Khairunnisa H1H012046 M. Udin T. H1K012014 JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

Upload: faisalyunus21

Post on 25-Oct-2015

956 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

laporan praktikum bioper

TRANSCRIPT

Page 1: laporan morfologi Telur

ACARA VI

PENGAMATAN MORFOLOGI TELUR

PADA BEBERAPA SPESIES IKAN

34

Oleh :Kelompok 2

Shift 1Agung Fuji R. H1G012002Tissa Resti M. H1G012035Eka Megawati H1G012045Ane Mella A. H1H012022Emha Aenul F. H1H012036Diane Khairunnisa H1H012046M. Udin T. H1K012014

JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: laporan morfologi Telur

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Telur ikan adalah sel gamet betina yang mempunyai program perkembangan untuk

menjadi individu baru, setelah program perkembangan tersebut diaktifkan oleh

spermatozoa. Sifat khusus telur ikan antara lain adalah ukurannya besar, memiliki bungkus

telur, memiliki mikrofil dan memiliki cadangan makanan. Sifat telur ikan secara umum

adalah bersifat totipotensi yaitu memiliki kemampuan berkembang menjadi suatu individu.

Sifat lainnya adalah sel telur yang tenggelam dan melayang. Serta memiliki polaritas yaitu

ada dua kutub berlawanan yang berbeda (Costa, 2009).

Tidak semua telur ikan memiliki bentuk yang sama, namun ada juga telur yang

mempunyai bentuk, warna dan ukuran yang berbeda atau hampir sama. Seperti pada spesies

yang ada dalam satu genus atau yang berdekatan dengan faktor pembeda yang sangat kecil

bergantung pada spesiesnya. Praktikum ini untuk mengamati bentuk, ukuran dan struktur

morfologi dari telur pada spesies ikan (Costa, 2009).

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) mempunya struktur telur yang tidak terlalu kecil,

telur ikan nilem tidak mudah rusak dan mampu bertahan lebih lama dibandingkan ikan ikan

yang lain. Banyak para ahli mengamati morfologi telur dengan mengawetkan telur terlebih

dahulu dengan formalin, larutan gilson atau dengan cara didinginkan dan selanjutnya telur

akan diamati dengan mikroskop atau dengan menggunakan loup (Effendi, 1997).

Secara struktural sel telur ikan sangat berbeda dari sel tubuh lainnya, tetapi sama

dengan sel telur lainnya yaitu memiliki organel telur khusus sel telur yang disebut kortikel,

granula, atau kortikel alveoli (Effendi, 1997). Ada empat struktur yang khusus pada telur

Page 3: laporan morfologi Telur

ikan yang sangat mencolok yaitu : ukurannya besar, memiliki bungkus telur, memiliki

cadangan makanan, memiliki mikrofil (Nugraha, 2012).

I.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati bentuk, ukuran, warna dan struktur telur

ikan nilem.

Page 4: laporan morfologi Telur

II. TINJAUAN PUSTAKA

Telur ikan adalah sel gamet betina yang mempunyai program perkembangan untuk

mejadi individu baru, stelah program perkembangan tersebut diaktifkan oleh spermatozoa.

Larva adalah stadium tertentu dari perkembangan individu yang memiliki pola

perkembangan tidak langsung. Perkembangan tidak langsung adalah pola perkembangan

hewan yang dalam tahapan atau stadium hidupnya memiliki tahapan bentuk larva yang

memiliki perkembangan postnatal yang melibatkan satu atau lebih tahapan bentuk larva.

Larva secara umum memiliki dua bentuk, yaitu radial simetri dan bilateral simetri. Larva

berasal dari sel telur yang dibuahi atau biasanya disebut zigot. Sel tunggal zigot selanjutnya

akan berkembang melalui cara cleavage, yaitu pembelahan mitosis biasa dari sel dalam

stadium awal perkembangan (Costas.2009).

Sel telur ikan memiliki inti dan sitoplasma sel beserta organel-organel sel, seperti

hewan pada umumnya. Sel telur ikan juga memiliki organel khusus telur yang disebut

kortikel granula atau kortikel alveoli. Struktur telur ikan yang sangat menonjol yaitu :

ukurannya besar, memiliki bungkus telur, memiliki cadangan makanan dan memiliki

mikrofil. Perkembangan telur ikan sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen yang

optimal, kandungan karbondioksida dan racun minimal, serta harus bebas dari musuh-

musuh telur yaitu bakteri, jamur dan zooplankton. Telur biasanya ditemukan mati pada saat

tahapan morula atau embrio. Sebab-sebab kematian telur pada umumnya adalah

kekurangan oksigen, temperatur yang tidak cocok dan serangan bakteri (Effendi, 2002).

Ikan nilem atau dalam bahasa ilmiah disebut Osteocilus hasselti, ikan yang hidup atau

bergerak pada daerah sungai-sungai berarus deras. Telur yang baik adalah telur yang

Page 5: laporan morfologi Telur

berwarna transparan. Telur dari hewan yang bertulang belakang, secara umum dapat

dibedakan berdasarkan kandungan kuning telur dalam sitoplasmanya (effendi, 2002), yaitu:

1. Telur Homolecithal (isolecithal)

Golongan telur ini hanya terdapat pada mamalia. Jumlah kuning telurnya hanya sedikit

terutama dalam bentuk butir-butir lemak dan kuning telur yang terbesar di dalam

sitoplasma.

2. Telur Telolecithal

Golongan telur ini terdapat sejumlah kuninng telur yang berkumpul pada saat satu

kutubnya. Ikan tergolong hewan yang mempunyai jenis telur tersebut.

Telur ikan dapat dikelompokan berdasarkan sifat-sifat yang lain, yaitu :

Sistem pengelompokan berdasarkan jumlah kuning telurnya:

1) Oligolecithal : Telur dengan kuning telur sangat sedikit jumlahnya, contoh ikan

Amphioxus

2) Telolecithal : Telur dengan ukuran kuning telur lebih banyak dari oligolecithal.

Umunya jenis telur ini banyak dijumpai di daerah empat musim, contoh ikan

Sturgeon

3) Makrolecithal : Telur dengan kuning telur relatif banyak dan keping sitoplasma di

bagian kutub animanya. Telur semacam ini banyak terdapat pada kebanyakan ikan.

Sistem yang berdasarkan jumlah kuning telur namun dikelaskan lebih lanjut berdasarkan

berat jenisnya :

1) Non Bouyant : telur yang tenggelam ke dasar saat dikeluarkan dari induknya. Contoh

telur ikan trout dan ikan salmon.

2) Semi Bouyant : telur tenggelam ke dasar perlahan-perlahan, mudah tersangkut dan

umumnya telur berukuran kecil, contoh telur ikan coregonus.

Page 6: laporan morfologi Telur

3) Terapung : telur dilengkapi dengan butir minyak yang besar sehingga dapat terapung.

Umumnya terdapat pada ikan-ikan yang hidup di laut.

Telur ikan teleost air tawar bersifat adesif yaitu melekat dalam substrat. Hal ini

disebabkan adanya lapisan pelekat yang mengandung glukoprotein pada telur yang telah

matang. Lapisan ini tidak terdapat pada telur yang belum matang. Apabila telah berada

dalam air, telur akan segera mulai mengembang (swelling). Air masuk diantara cangkang

dan inti, sehingga ruang perivitelin akan mengembang, dan mikrofil akan menutup dalam

waktu satu menit sehingga tidak ada sperma yang dapat masuk lagi. Perkembangan telur

terjadi dalam waktu satu sampai dua jam, selanjutnya telur akan mengeras dalam air

(Ardias, 2008).

Jika telur dikeluarkan ke dalam air, maka fertilitasnya mulai berkurang, bahkan

dalam waktu yang sangat singkat dan akhimya hilang sama sekali. Laju penurunan fertilitas

telur sangat berbeda pada ikan yang berbeda, tergantung pada media dan kondisi dimana

telur tersebut dikeluarkan. Daya tahan telur ikan akan hilang disebabkan karena media telur

berbeda dengan cairan indung telur setelah ovulasi (Ardias, 2008).

fase-fase pembangunan antara penetasan ikan dan seksual kedewasaan.

EmbrioAwal perkembangan dimulai saat pembuahan (fertilisasi) sebuah sel telur oleh sel

sperma yang membentuk zygot (zygot). Gametogenesis merupakan fase akhir

perkembangan individu dan persiapan untuk generasi berikutnya. Proses perkembangan

yang berlangsung dari gametogenesis sampai dengan membentuk zygot disebut progenesis.

Proses selanjutnya disebut embriogenesis (blastogene) yang mencakup pembelahan sel

zygot (cleavage), blastulasi, gastrulasi, dan neurulasi. Proses selanjutnya adalah

organogenesis , yaitu pembentukan alat-alat (organ) tubuh. Embriologi mencakup proses

Page 7: laporan morfologi Telur

perkembangan setelah fertilisasi sampai dengan organogenesis sebelum menetas atau lahir

(Bolle, 2009).

Cleavage yaitu tahapan proses pembelahan sel. Proses ini berjalan teratur dan

berakhir hingga mencapai balastulasi. Bisa juga dikatakan proses pembelahan sel yang

terus menerus hingga terbentuk bulatan, seperti bola yang di dalamnya berisi rongga.

Gastrulasi merupakan proses kelanjutan blastulasi. Hasil proses ini adalah terbentuknya tiga

lapisan, yaitu ektoderrm, modeterm dan entoderm. Organogenesis adalah tahapan dimana

terjadi pembentukan organ-organ tubuh dari tiga lapisan diatas, yaitu ektoderm, metoderm

dan entoderm. Setiap lapisan membentuk organ yang berbeda. Ektoterm membentuk

lapisan epidermis pada gigi, mata dan saraf pendengaran. Mesoderm membentuk sistem

respirasi, pericranial, peritonial, hati dan tulang. Sedangkan entoterm membentuk sel

kelamin dan kelenjar endokrin (Isau, 2011).

Page 8: laporan morfologi Telur

III. MATERI DAN METODE

III.1. Materi

III.1.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : mikroskop, jarum Pentul, cover glass.

III.1.2. Bahan

Bahan yang digunakan yaitu telur ikan Nilem (Osteochillus hasselti).

III.2. Metode

Langkah pertama dalam meneliti morfologi telur, metode kerja yang pertama sampel

telur diambil sebanyak kurang lebih 10 butir telur. Bentuk, kondisi kulit telur, dan warna

telur diamati dengan menggunakan mikroskop atau loupe. Diameter telur sebanyak 10 butir

diukur dengan menggunakan jangka mikoskop berskala. Dengan bantuan loupe atau

mikroskop telur digambar, jika memungkinkan dilengkapi dengan bentuk mikrofil,

kemudian dicatat secermat mungkin.

III.3. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan hari Sabtu tanggal 05 Oktober 2013. pada pukul 07.30 -

selesai di Laboratorium Jurusan Perikanan dan Kelautan, Universitas Jendral Soedirman,

Purwokerto.

Page 9: laporan morfologi Telur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil

Tabel 6.1 Data Pengamatan Morfologi Telur Ikan Nilem (Osteochillus hasselti)

Gonad Warna Bentuk1 cokelat Bulat2 cokelat Bulat3 hitam Lonjong

4Kuning

kecoklatan tidak beraturan

5Kuning

kecoklatan Bulat

6Kuning

kecoklatan Bulat

7Kuning

kecoklatan tidak beraturan

8Kuning

kecoklatan Bulat

9Kuning

kecoklatan tidak beraturan10 cokelat Bulat

Tabel 6.2 Gambar telur Ikan Nilem (Osteochillus hasselti)

Gonad Gambar

1

2

Page 10: laporan morfologi Telur

3

4

5

6

7

8

9

Page 11: laporan morfologi Telur

10

IV.2. Pembahasan

Hasil yang didapat setelah melakukan praktikum morfologi telur ini dengan

menggunakan telur ikan cucut (Hemigaleus balfouri), hasil yang didapat adalah telur ikan

itu berwarna kuning kemerahan. Ukuran telur yang diamatipun berbeda, mulai dari ukuran

kecil dengan berat 0,5gr, ukuran sedang dengan berat 3,5gr, ukuran besar dengan berat 5gr.

Effendi (2002), menyatakan bahwa macam-macam telur dibagi berdasarkan kualitas kulit

luarnya yaitu :

1. Non Adhesive : telur sedikit adhesive pada waktu pengerasan cangkangnya, namun

kemudian setelah itu telur sama sekali tidak menempel pada apapun juga, contoh telur

ikan salmon.

2. Adhesive : setelah proses pengerasan cangkang, telur bersifat lengket sehingga akan

mudah menempel pada daun, akar dan sebagainya, contoh telur ikan mas (Cyprinus

carpio).

3. Bertangkai : telur ini merupakan keragaman dari telur adhesive, terdapat suatu bentuk

tangkai kecil untuk menempelkan telur pada substrat.

4. Telur Berenang : terdapat filamen yang panjang untuk menempel pada substrat atau

filament tersebut untuk membantu telur terapung sehingga sampai ke tempat yang

dapat ditempelinya, contoh telur ikan hiu (Scylliohinus sp.)

Page 12: laporan morfologi Telur

5. Gumpalan Lendir : telur-telur diletakan pada rangkaian lendir atau gumpalan lendir,

contoh telur ikan lele.

Berdasarkan hasil praktikum, diketahui telur jenis ikan sampel tersebut termasuk

polytelolechital karena mengandung sejumlah kuning telur yang lebih banyak. Diameter

telur yang dibuahi dan tidak dibuahi akan mengalami statu proses perkembangan dari sel ke

sel. Perbedaan warna telur pada setiap spesies jenis ikan menunjukkan bahwa setiap telur

ikan mempunyai ciri khas bentuk dan warna yang berbeda dengan telur ikan yang lain

(Rowe, 2008).

Satu – satunya lobang masuk spermatozoa pada sel telur yaitu mikrofil. Hanya satu

sperma yang dibutuhkan untuk membuahi satu sel telur (monospermi). Meskipun berjuta -

juta spermatozoa dikeluarkan pada saat pemijahan dan menempel pada sel telur tetapi

hanya satu yang dapat melewati mikrofil. Berbeda dengan telur ikan mas (Cyprinus carpio)

yang memili sifat telur adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat,

berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur

bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrio akan tumbuh di

dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa ( Zamzam, 2012).

Semua telur ikan tidak mempunyai bentuk yang sama, namun ada telur yang

mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir sama seperti pada spesies yang dalam satu

genus atau yang berdekatan dengan pembeda yang kecil bergantung spesiesnya (Effendi,

2002). Secara struktur, sel telur antara ikan berbeda dari sel tubuh lainnya. Setiap telur ikan

yang mempunyai ciri yang sama dengan lainnya yaitu memiliki organel khusus sel telu

yang disebut kortikel granula atau artikel alveoli (Bayha, 2008).

Page 13: laporan morfologi Telur

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Macam-macam telur dibagi berdasarkan kualitas kulit luarnya yaitu non adhesif,

adhesif, bertangkai, telur berenang dan gumpalan lendir

2. Tidak semua telur ikan mempunyai bentuk yang sama, namun ada telur yang

mempunyai bentuk dan ukuran yang hampir sama seperti pada spesies yang dalam

satu genus atau yang berdekatan dengan pembeda yang kecil bergantung spesiesnya.

3. Dari 10 sampel, 6 sampe memiliki bentuk bulat, 3 sampel memiliki bentuk tidak

beraturan, dan 1 sampel memiliki bentuk lonjong.

4. Dari 10 sampel, 6 sampel memiliki warna kuning kecoklatan, 3 sampel memiliki

warna cokelat, dan 1 sampel memiliki warna hitam.

5. Diameter telur lebih kecil biasanya mempunyai fekunditas yang lebih banyak,

sedangkan yang memiliki diameter telur yang besar cenderung memiliki fekunditas

yang rendah.

6. Semakin besar ukuran diameter telur akan semakin baik, karena dalam telur tersebut

tersedia makanan cadangan sehingga larva ikan akan dapat bertahan lebih lama.

V.2. Saran

Pengambilan sampel telur pada ikan untuk pengamatan sebaiknya dilakukan dengan

hati-hati agar tidak merusak dan merubah bentuk telur, karena ketidak hatian dalam

pengambilan sampel menjadi salah satu penyebab kesalahan bentuk morfologi telur.

Page 14: laporan morfologi Telur

DAFTAR PUSTAKA

Ardias, nurdianti.2008. Peranan NaCl Terhadap derajat pembuahan,Penetasan telur dan kelangsungan hidup larva ikan Koi (Cyprinus carpio).SKRIPSI. INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Bayha Keith M.2008.Multiplex assay to identify eggs of three fish species from the northern Gulf of Mexico, using locked nucleic acid Taqman real-time PCR probes.AQUATIC BIOLOGY.Vol. 4: 65–73

Bolle, Loes J. 2009. Variability in transport of fish eggs and larvae. III. Effects of hydrodynamics and larval behaviour on recruitment in plaice. MARINE ECOLOGY PROGRESS SERIES. Vol. 390: 195–211.

COSTA w J. E. M. & FABIANO LEAL, 2009.Egg surface morphology in the Neotropical seasonal killifi sh genus Leptolebias (Teleostei: Aplocheiloidei: Rivulidae).avertebrate zoologi.vol 59. 25-29.

Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusutama, Yogyakarta

Isaú, Ziara A. 2011. Structural analysis of oocytes, post-fertilization events and embryonic development of the Brazilian endangered teleost Brycon insignis (Characiformes). Cambridge University. Vol 21:85–94.

Nugraha Dimas, Mustofa Niti Supardjo dan Subiyanto.2012.Pengaruh Perbedaan Suhu Terhadap Perkembangan embrio, Daya tetas telur dan kecepatan penyerapan kuning Telur ikan Black gosht (Apteronotus albifrons) PADA skala laboratorium.jurnal perikanan. Vol 23. 33-55

Rowe,Sherrylynn.2008.Morphological and behavioural correlates of reproductive success in Atlantic cod Gadus morhua.MARINE ECOLOGY PROGRESS SERIES.Vol. 354: 257–265

Zamzam, M.S.2012. Budidaya Ikan dan Pemanfaatan Ikan. Gramedia. Jakarta.