laporan modul 1 blok 14

28
LAPORAN TUTORIAL Blok 14 Estetika 1 Modul 1 Dasar- dasar estetika Tutor drg.Ivony Fitria Oleh : Kelompok 5 Ketua : Maicitra Nur Fadhli Sekretaris 1 : Audia Tria Putri Sekretaris 2 : Venesha Sonia Anggota : Qorrie Furqan Al-annuri Sinthya Gustian Dishe Hidayani Ayesa Rifani Monalisa Kurnia Surmidianti Siti Rahmadita

Upload: audia-tria-putri

Post on 25-Dec-2015

181 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Modul 1 Blok 14

LAPORAN TUTORIAL

Blok 14

Estetika 1

Modul 1

Dasar- dasar estetika

Tutor

drg.Ivony Fitria

Oleh :

Kelompok 5

Ketua : Maicitra Nur Fadhli

Sekretaris 1 : Audia Tria Putri

Sekretaris 2 : Venesha Sonia

Anggota : Qorrie Furqan Al-annuri

Sinthya Gustian

Dishe Hidayani

Ayesa Rifani

Monalisa

Kurnia Surmidianti

Siti Rahmadita

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

Page 2: Laporan Modul 1 Blok 14

Skenario 1

Beautiful smile…

Chantal (23 tahun) artis pendatang baru dating ke klinik beautiful smile karena

merasa tidak nyaman dengan penampilannya yang sekarang. Rahang atas Chantal

terlihat lebih maju dari rahang bawahnya, dengan susunan gigi berjejal. Selain itu,

Chantal sebenarnya telah menggunakan gigi tirun cekat, tetapi gigi tiruan itu terlihat

berbeda dengan gigi aslinya.

Drg.Cello menganjurkan kepada Chantal untuk melakukan perawatan gigi

menyeluruh. Setelah menjelaskan prinsip estetika dan kosmetik kedokteran gigi,

Drg.Cello juga menggambarkan smile design yang akan dirancang untuk memperbaiki

kondisi mulut Chantal. Untuk itu perlu dilakukan analisis estetik agar semua aspek yang

menjadi parameter estetik dapat terpenuhi secara ideal.

Bagaimana anda menjelaskan permasalahan diatas ?

1. TERMINOLOGI

a.Smile Design : Proses pemeriksaan dan evaluasi lengkap pada jaringan lunak maupun

jaringan keras mulut serta tindakan perubahan yang akan memberikan pengaruh positif

pada keseluruhan estetika wajah

b. Estetik : Keindahan/ Apresiasi keindahan dan fungsi

2. MENENTUKAN MASALAH

a. Apa saja prinsip estetika dan kosmetik dalam kedokteran gigi ?

b. Apa saja faktor faktor yang mempengaruhi estetika ?

c. Apa tujuan dilakukan perawatan gigi menyeluruh ?

d. Apa saja jenis perawatan gigi menyeluruh atau complete dentistry ?

e. Bagaimana langkah menentukan analisis estetik ?

f. Apa saja parameter estetik ?

Page 3: Laporan Modul 1 Blok 14

g. Apa saja yang harus di perhatikan dalam smile design ?

h. Kenapa dilakukan perawatan gigi menyeluruh pada Chantal padahal keluhannya

gigi tiruan cekat saja ?

i. Apa penyebab GTC Chantal berbeda dengan gigi asli ?

3. MENGANALISA MASALAH

a. Dasar estetika ;

Proporsi emas : Hubungan antara tinggi dan lebar

Simetri : dari sisi kiri dan kanan

Harmoni : hubungan antara jaringan keras dan jaringan lunak

b. Faktor yang mempengaruhi estetika

1. Bentuk gigi

2. Ukuran gigi

3. Warna gigi

4. Posisi gigi

5. Simetri

6. Gingival simetri

7. Visibilitas gigi

8. Gigi yang trauma / fraktur

9. Gigi yang hipoplastik

c. Tujuan complete dentistry :

1. Untuk menjaga gigi dan rongga mulut tetap sehat

2. Fungsi nyaman dengan estetik yang optimal

3. Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman

4. Untuk sistem mastikasi

5. Agar oklusi tetap stabil

6. TMJ stabil

7. Fungsi yang nyaman di rongga mulut

8. Menjaga kesehatan jaringan periodonsium

d. Jenis perawatan complete dentistry

Page 4: Laporan Modul 1 Blok 14

1. Inlay

2. Mahkota

3. Tujuannya utnutk memperbaiki geligi yang rusak

4. Pembersihan gigi

5. Kunjungan rutin ke dokter gigi

6. Perbaikan struktur gigi

e. Langkah analisis estetik

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan objektif (umum dan khusus)

3. Analisa foto rontgen

f. Parameter estetik :

1. Acuan/.referensi wajah

2. Elemen senyum (bibir dan gigi)

3. Gigi

4. Proporsi

5. Simetri

Yang mempengaruhi :

1. Jenis kelamin

2. Kepribadian

3. Usia

g. Komponen smile design :

1. Lipline / garis bibir

2. Smile line : rendah , sedang, tinggi, gummy smile

3. Lateral negative space

4. Frontal oklusal

h. Kenapa harus perawatan complete dentistry :

- Mungkin parameter estetikanya belum tercapai

- Mungkin sudah banyak masalah di rongga mulutnya

Page 5: Laporan Modul 1 Blok 14

i. Kenapa GTC berbeda :

- Karna sudah lama

- Karna warna gigi tiruan memang berbeda dengan gigi asli

- Mungkin Chantal suka mengonsumsi kopi, teh, dll

4. SKEMA

5. LEARNING OBJECTIVE

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perawatan gigi menyeluruh

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip kedokteran gigi estetik

dan kosmetik

Chantal ( 23 th )

ke klinik drg.dengan keluhan

-tidak nyaman dgn penampilan-RA maju

-GTC berbeda dari gigi asli

perawatan gigi menyeluruh

prinsip kedokteran gigi estetik dan

kosmetik

analisis estetik

parameter estetik

smile design

Page 6: Laporan Modul 1 Blok 14

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisis estetik

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan parameter estetik

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan smile design

6. SINTESA DAN UJI INFORMASI YANG TELAH DIPEROLEH

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perawatan gigi menyeluruh

1. COMPLETE DENTISTRY

Complete dentistry à Perawatan gigi secara menyeluruh

Pemeriksaan yang menyeluruh tidak hanya melakukan pemeriksaan pada bagian yang

menjadi keluhan pasien. Tetapi diperhatikan juga aspek-aspek lain seperti :

Hubungan antar gigi, TMJ dan Otot.

Tujuan dari Complete Dentistry :

1. Menghilangkan keluhan dan rasa tidak nyaman pasien

2. Mempertahankan oklusi normal

3. Menjaga kesehatan jaringan periodontium

4. Bebas dari gangguan sistem mastikasi

5. Gigi geligi yang sehat

6. Oklusi yang stabil

7. TMJ yang stabil

8. Fungsi yang nyaman

9. Estetika yang optimal

Masing-masing tujuan tercapai, à keberhasilan pengobatan terjamin à seluruh

sistem yang sehat à harmoni bentuk dan fungsi dan hubungan yang stabil à

pengobatan dapat dianggap "lengkap".

Langkah yang paling penting dalam mencapai tujuan dari complete dentistry

adalah diagnosis dan analisa kasus dengan hati-hati untuk menentukan

ketidakharmonisan, ketidakstabilan, atau penyakit

DASAR-DASAR ESTETIS

Page 7: Laporan Modul 1 Blok 14

Estetik dalam Kedeokteran Gigi à Integritas harmonis dari beberapa fungsi

fisiologis oral dengan penekanan yang sama sehingga didapatkan atau dihasilkan

gigi geligi yang ideal.

Faktor-faktor yang harus dipertimangkan dalam komposisi estetik kedokteran

gigi :

o Bidang orientasi :

- Horizontal

- Vertikal

- Sagital

- Phonetik

o Elemen senyum

à lebar/ luas senyum ditentukan oleh :

- lengkung bibir atas dan bawah

- posisi sudut mulut gigi anterior dan posterior

- lebar koridor bukal gingiva

o Proporsi

à posisi gigi dalam lengkungnya berhubungan dengan lebar, panjang

dan bentuk gigi

o Simetris

à dihubungkan dengan susunan, bentuk, ukuran, dan posisi gigi dalam

arah mesio-lateral sesuai midline.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip kedokteran gigi estetik

dan kosmetik

3. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ESTETIS

1. Bentuk Gigi

Penetepan” bentuk gigi ideal” dianggap diharapkan, meski beberapa

variasi bentuk gigi yang dianggap sempurna secara estetis tidak selalu

berdampak merugikan. Meski demikian, beberapa bentuk dan struktur gigi

nampak lebih memuaskan daripada faktor lain; rasio panjang dan lebar 4:3

Page 8: Laporan Modul 1 Blok 14

dianggap ideal meski dimensi rata-rata gigi seri tengah maksilar rasionya

10:9. Meski demikian, juga dipertimbangkan bahwa gigi memiliki rasio

panjang dan lebar 5:4. Miller menyimpulkan bahwa yang penting adalah

bahwa gigi seri tengah atas dan bawah harus memiliki lebar yang sama dan

panjangnya melebihi lebar. Jika mempertimbangkan lebar sebuah gigi dan

gigi disebelahnya pada segmen anterior, rasio 1,618:1 ( atau 89:55) dinilai

sebagai yang paling memuaskan secara estetik ( Golden Proportion).

Observasi ini juga disebut Golden Section dan Golden Mean. Prinsip ini bisa

dilihat dalam penampilan kepala bunga matahari, dimana 55 kurva panjang

melintasi 89 kurva yang lebih pendek. Parthenon menyatakan bahwa semua

bagian tersebut berada dalam proporsi 1,618:1. Pada 1202, Filius Bonacci

menunjukkan bahwa serangkaian angka ( angka Fibonacci) bisa diperoleh.

Pertama 0 dan 1 ditambahkan untuk mencapai total 1 dan kemudian 1 dan 1

ditambahkan, sehingga menghasilkan skor 2. Jumlah tersebut meningkat: 0,

1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, dst. Perkembangan alami dicapai ketika jumlah yang

lebih besar dicapai, setiap penambahannnya adalah 1,618 kali jumlah

sebelumnya, ini disebut Golden Proportion.

Di dalam pergigian, Golden Proportion menunjukkan bahwa lebar

gabungan dari gigi seri tengah dan lateral harus 1,618 kali lebar gigi seri

tengah. Didalam rasio ini lebar gigi seri tengah adalah ideal terhadap gigi seri

lateral, sementara gigi seri lateral berhubungan dengan gigi taring. Prinsip-

prinsip tersebut ditegaskan oleh Levin dalam pergigian yang dianggap

memuaskan secara estetik. Levin menggunakan set kaliper pada rasio konstan

anatara bagian yang lebih besar dan bagian yang lebih kecil. Golden

Proportion bisa juga diterapkan pada mata dan senyum.

Gigi maskulin dianggap meiliki sudut-sududt yang lebih persegi dan

kurang berluki dibandingkan gigi feminim. Meski demikian, ketika sebuah

kelompok dokter gigi dan pasien diminta untuk mengukur susunan

gigi”maskulin” dan “feminim”, semua subyek memilih organisasi maskulin.

Oleh karena itu, pentingnya perbedaan-perbedaan tersebut terlalu dilebih-

lebihkan. Beberapa aspek bentuk gigi lainnya mungkin relevan.

Berkurangnya panjang gigi bisa merugukan penampilan gigi, sementara

Page 9: Laporan Modul 1 Blok 14

pergeseran incisal titik kontak gigi anterior akibat dari toot wear mungkin

juga menimbulkan hilangnya kohesi estetik.

2. Ukuran Gigi

Ukuran gigi tidak hanya relevan dengan estetik dental tetapi juga

dengan estetik fasial. Sementara gigi harus proporsional satu sama lain ( vide

supra ), gigi juga harus proporsional dengan wajah, karena variasi kasar

ukuran gigi terhadap ukuran wajah berdampak buruk bagi estetika optimal.

3. Warna Gigi

Dentin bertanggung jawab atas warna gigi, sementara enamel hanya

berperan dalam memproyeksikan corak dasarnya, menggunakan batang

perpendikularnya dengan cara yang mirip pada system serat optik. Warna,

seperti juga bentuk, dianggap memiliki tiga dimensi. Bentuk memiliki

dimensi panjang, lebar dan tinggi, sementara warna memiliki dimensi Hue,

Gchroma, dan Value, yang umumnya kurang dipahami. Hue diartikan sebagai

“ warna dasar sebuah obyek, “chroma diartikan sebagai “tingkat kejenuhan

hue” dan value diartikan sebagai”kecerahan”. Hue merupakan dimensi yang

paling mudah dimengerti, dan diartikan SEBAGAI “kualitas dimana kita bisa

membedakan satu keluarga warna dari yang lain, seperti merah dari kuning,

hijau dari ungu dan biru. Value dan Chroma merupakan konsep yang lebih

sulit untuk dimenegrti dan seringkali dipahami secara rancu. Satu pendekatan

adalah menganggap Chroma sebagai “ kualitas dimana kita bisa membedakan

warna kuat dari warna lemah, intensitas warna, dimana Value adalah

“kualitas dimana kita bisa membedakan warna terang dari warna gelap”. Dan

secara teoritis tanpa warna, berkisar dari putih hingga hitam, putih merupakan

Value tertinggi dan hitam merupakan value terendah. Karena enamel

menutupi gigi secara utuh dan tidak berwarna, maka enamel merupakan yang

paling logis utnuk ditunjuk pada dimensi Value. Restorasi gigi anterior

mungkin menunjukkan tantangan yang berarti jika penampilan polikromatik

tidak mungkin untuk membandingkan warna sebuah gigi hanya dengan

menggunakan satu corak bahan restoratif, dan hasil yang memuaskan

mungkin paling baik didapatkan dengan penggunaan beragam corak. Oleh

Page 10: Laporan Modul 1 Blok 14

karena itu, pewarna dan opaquer yang digunakan dengan bahan resin

campuran bisa menghasilkan distribusi warna yang realstik. Pilihan corak,

dan transfer yang benar ke apra teknisi, adalah kepentingan tertinggi dalam

hal mahkota gigi keramik. Karena hasil-hasil sebuah studi yang

mempraktekkan personel dental menunjukkan bahwa 9,3% responden pria,

tapi tak satupun responden wanita, menunjukkan kekurangan visi-warna,

sebuah tim yang membandingkan corak mungkin cocok.

4. Posisi Gigi

Secord dan Backman mencatat bahwa faktor-faktor penampilan

berhubungan langsung dengan kesejajaran gigi dengan rangking rendah pada

daftar atribut fisik; protrusi gigi maksilar dan kelurusan gigi berada pada

urutan 28 dan 33 secara berurutan, dalam daftar 34 variabel. Persepsi individu

atas penampilan dentalnya sangat kompleks. Sebuah investigasi terhadap pria

swedia berusia 18 tahun menunjukkan kesadaran tinggi atas anomaly-anomali

tertentu, seperti tanggalnya gigi atau malformasi gigi, tetapi kesadaran yang

rendah untuk factor lain seperti meningkatnya overjet dan gigitan terbuka

anterior. Sebagian besar orang tidak sadar akan anomaly dan hanya 4% yang

menganggap bahwa mereka membutuhkan treatmen ortodontik, meski

kebutuhan obyektif diletakkan pada 60%. Ketidakteraturan posisi gigi

dipahami secara berbeda oleh dokter dan pasien. Beberapa ketidakteraturan

bisa diterima oleh ebberapa kelompok,.

5. Visibilitas gigi

Terlihatnya gigi, ketika bibir dan rahang beristirahat, dianggap sebagai

hal penting dalam estetika dental. Faktor-faktor yang berhubungan antara lain

bunyi otot dan riasan skeletal seperti juga panjang, bentuk dan posisi gigi.

Terlihatnya gigi nampak lebih signifikan bagi wanita daripada pria, karena

rata-rata terlihatnya gigi seri tengah maksilar terhitung 1,91mm untuk pria

dan 3,40mm untuk wanita. Panjang gigi seri tengah maksilar yang nampak

rata-rata berkurang seiring usia, sebagaimana gigi seri mandibular meningkat.

Garis bibir dan garis senyum juga relevan, dan karena batas-batas restorasi

bisa jelas, ada sebuah argumen untuk penempatan subgigivalnya. Meski

Page 11: Laporan Modul 1 Blok 14

demikian, jika batas-batas mahkota gigi tidak nampak saat tersenyum, survei

terhadap 383 pasien menunjukkan bahwa 15% pria dan 11% wanita masih

keberatan jika batas-batas tersebut supragingival. Garis senyum dan garis

bibir harus diuji sebelum permulaan preparasi gigi dan keuntungan-

keuntungan estetik dan kerugian-kerugian periodontal pada level penempatan

margin harus dibicarakan dengan pasien.

6. Simetri

Setiap konsep estetika mesti mempertimbangkan simetri. Ditunjukkan

bahwa mahkota gigi anterior harus mempertahankan beberapa iregularitas

yang teramati pada gigi alami, meski para psikolog menganggap bentuk-

bentuk repetitive lebih memuaskan. Pengujian preferensi pasien menunjukkan

bahwa simetri horizontal dipilih, sementara para dokter gigi memilih contoh-

contoh simetri radiasi. Dalam aksus lain, disimpulkan bahwa garis tengah

dental harus bertepatan dengan garis tengah fasial.

7. Estetika gingival

Buruknya penampilan gingival bisa berdampak buruk bagi seluruh

estetika dental. Kesehatan gingival bisa dioptimalkan dengan menghindari

kontak gingival dengan bahan restoratif, dimana kebersihan oral pasien sudah

cukup bagus. Jika batas-batas sub gingival dieprlukan, pelaksanaan prosedur

klinis dan restorasi yang sempurna diperlukan. Pencapaian tujuan ini

memerlukan pertimbangan beberapa faktor: penetapan kesehatan preprostetik

yang baik, meminimalkan trauma gingival, reduksi gigi yang adekuat, dan

konstruksi yang hati-hati terhadap restorasi provisional. Untuk teknik-teknik

adhesif, tiga syarat untuk pencegahan iritasi gingival dengan batas-batas

restorasi diusulkan, di antaranya adalah ketepatan batas optimal, ikatan kimia

yang kuat terhadap dentin, dan penyelesaian restorasi yang adekuat.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan analisis estetik

2. ANALISA ESTETIS

a. Pemeriksaan Subjektif/Anamnesa

Anamnesa

o Identitas pasien (umur,jenis kelamin,ras)

Page 12: Laporan Modul 1 Blok 14

o Keluhan utama (chief complain/main complain)

o Riwayat gigi - geligi ( dental history )

o Riwayat penyakit (disease history)

o Riwayat keluarga (family history)

o Kebiasaan buruk (bad habit )

b. Pemeriksaan Objektif/ Pemeriksaan Klinis

• Umum / General

• Khusus / Lokal :

a. Ekstra Oral :

• Bentuk muka : simetris / asimetris

• Tipe muka : Menurut Martin (Graber 1972) :

– Brahisepali : lebar, persegi

– Mesosepali : lonjong / oval

– Oligisepali : panjang / sempit

B.PEMERIKSAAN DALAM MULUT (INTRA ORAL)

Aspek-aspek tersebut adalah:

1) Keadaan gigi-geligi;

2) Kelainan posisi gigi;

Page 13: Laporan Modul 1 Blok 14

3) Kebersihan mulut;

4) Gusi;

5) Frenulum labial; 

6) Lidah; 

7) Jaringan Lunak langit-langit (mukosa palatal);

8) Tonsil (amandel); 

9)  Garis tengah (median);

10) Jarak gigit vertikal;

11)   Jarak gigit horisontal; 

12) Gigitan silang; 

13) Celah antar gigi (diastema);

14) Kurva Spee

ANALISIS  SEFALOMETRI

Analisis sefalometri terbagi dalam pemeriksaan sefalometri lateral dan

frontal.Adapun kegunaan pemeriksaan sefalometri adalah untuk : 

1)  Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial; 

2)   Mendiagnosis kelainan kraniofasial;

3)   Mempelajari profil wajah;

4)   Merencanakan perawatan ortodonti;

5)   Evaluasi hasil perawatan ortodonti;       

6) Merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan bedah ortognati;

Page 14: Laporan Modul 1 Blok 14

7)   Analisis fungsi sendi rahang; dan

8)   Untuk tujuan penelitian.

ANALISA FOTOGRAFI

Fotografi profil (pandangan samping) dan frontal (pandangan depan)

dilakukan untuk menganalisis hubungan antara jaringan keras di sekitar

wajah dengan kontur jaringan lunak. Analisis profil  dapat menjadi

bahanpertimbangan apakah pasien akan dilakukan prosedur pencabutan

gigi atau tidak. Analisis frontal memberikan informasi wajah yang

simetris atau tidak. Pada keadaan wajah yang tidak simetris, akan

menjadi bahan pertimbangan apakah akan dikoreksi hanya secara

ortodonti, atau perlu kombinasi dengan pembedahan.

Page 15: Laporan Modul 1 Blok 14

Gambar 5. A dan B menunjukkan foto dan sketsa wajah yang tidak

simetris. Gambar C menunjukkan titik-titik yang digunakan dalam

melakukan analisa profil.

ANALISIS MODEL CETAKAN GIGI

Model cetakan gigi merupakan salah satu sumber informasi  terpenting

dalam perawatan ortodonti. Hasil cetakan gigi  yang baik harus

memperlihatkan susunan geligi dan daerah akar gigi setinggi mungkin.

Dari cetakan ini dapat dipelajari bentuk lengkung rahang dan lengkung

gigi, simetris/asimetris lengkung, posisi/malposisi setiap gigi, bentuk dan

kedalaman langit-langit, bentuk dan ukuran gigi, dsb. Dalam keadaan

oklusi (digigitkan), dapat menentukan klasifikasi maloklusi,

hubungan garis median rahang atas rahang bawah, dll.

   Beberapa informasi yang paling dibutuhkan dari model cetakan gigi

dalam menentukan rencana perawatan ortodonti adalah :

1.  Analisis kesesuaian lengkung gigi terhadap lengkung rahang (Arch

Lenght Discrepancy)

2. Analisis perbandingan ukuran gigi rahang atas rahang bawah (Analisis

Bolton)

3. Analisis apakah rahang mengalami pelebaran atau penyempitan

(Analisis Howes)

4. Analisis perlu tidaknya melakukan pencabutan (Analisis Pont)

5. Analisis gigi campuran (salah satunya analisis Moyers)

c. Diagnostic records

Diagnostic records meliputi :

– Study Casts:

• Study casts yang akurat digunakan untuk tahap selanjutnya apabila

pasien tidak ada/ tanpa kehadiran pasien.

– Radiographs :

• Untuk mengetahui dukungan jaringan keras yang tidak terlihat dan

posisi/relasi rahang.

– Photographs :

Page 16: Laporan Modul 1 Blok 14

• Mengetahui bentuk muka dan analisa prifil pasien.

Profil Muka

• Tergantung kedudukan maxilla terhadap cranium, juga tergantung

kedudukan mandibula terhadap maxilla.

• Dikenal 3 macam profil muka :

– Cembung ( Convex )

– Cekung ( Concaf )

– Lurus ( Straight )

• Untuk menentukan klasifikasi ini digunakan 4 titik:

– Titik glabella

– Titik symphisis

– Titik Lip Contour atas

– Titik Lip Contour bawah

• Titik glabella dihubungkan dengan titik lip contour atas, titik lip contour

bawah dihubungkan dengan symphisis.

– Cembung : Kalau kedua garis membentuk sudut yang arah titik

sudutnya kedepan.

– Cekung: Kalau kedua garis tersebut membentuk sudut yang arah titik

sudutnya kebelakang.

– Lurus : Kalau kedua garis tidak membentuk sudut.

Pemilihan warna gigi

Page 17: Laporan Modul 1 Blok 14

• Warna mempunyai 4 komponen :

– HUE :

– Chroma/Saturation

– Value/Brilliance :

– Translucency:

• Pemilihan warna dapat menggunakan Shade Guide Teeth.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan parameter estetik

3. PARAMETER ESTETIS

Salah satu faktor yang berperan untuk menciptakan senyum yang baik adalah :

o Faktor jenis kelamin

Sedikit perbedaan dalam ukuran, bentuk dan posisi gigi rahang atas dapat

menghasilkan karakteristik yang dramatis. Pada wanita, bentuk gigi

insisivus maksila berbentuk bulat halus. Pada pria berbentuk kubus dan

nampak tegas.

o Faktor usia

Pada usia muda, untuk gigi incisivus sentral maksila, sudut insisisal gigi

tidak nampak, embrasure insisisal jelas dengan kroma rendah dan value

tinggi.

Pada usia tua untuk gigi incicivus sentral maksila bentuk gigi agak

pendek, jumlah gigi yang terlihat saat senyum lebih sedikit, embrasure

insisal minimal dengan kroma tinggi dan value rendah.

o Faktor kepribadian.

Page 18: Laporan Modul 1 Blok 14

Sesorang yang memiliki kepribadian agresif dan pemarah cenderung

memiliki bentuk gigi kaninus yang panjang dan tajam

Seseorang yang memiliki kepribadian pasif cenderung memiliki gigi

kaninus yang pendek, membulat dan halus.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan smile design

4. KOMPONEN SENYUM

Lip line, banyaknya penampilan vertikal gigi saat terseyum atau

ketinggian bibir atas terhadap insisif sentral rahang atas.

Smile line, relasi antara garis imajiner yang dibentuk oleh ujung insisal gigi

anterior rahang atas dengan kontur bagian dalam bibir.

Frontal occlusal plane, garis yang dibentuk ujung gigi kaninus kanan ke

ujung gigi kaninus kiri . Frontal occlusal plane optimal bila sejajar

dengan interpupilla

Page 19: Laporan Modul 1 Blok 14

Dental component, dental component pada senyum meliputi ukuran, bentuk

proporsi, warna, kesejajaran, inklinasi, posisi midline, dan kesimetrisan

lengkung

Gingival component, gingiva component pada senyum meliputi warna, kontur,

ketinggian gingiva.

Lateral negative space, daerah gelap pada koridor bukal yang terbentuk antara

gigi posterior dengan sudut mulut saat tersenyum

Klasifikasi Estetik Garis Senyum

Garis senyum rendah, kurang dari 50% dari tinggi insisal gigi anterior atas, dan

tidak ada margin gingiva yang terlihat pada senyum natural

Garis senyum medium, diantara 50% dan 100% dari tinggi insisal dari anterior

atas, dan papila terlihat pada senyum natural.

Garis senyum tinggi, seluruh tinggi dari gigi anterior atas juga papila dan

marginal gingiva terlihat pada senyum natural.

Gummy smile, seluruh tinggi dari gigi anterior atas dan sejumlah besar dari

jaringan lunak terlihat

Page 20: Laporan Modul 1 Blok 14

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, wayan.Prosedu Pemeriksaan Ortodontik.2009.

Restorasi Estetik dan Kosmetik.Dep.konservasi gigi Univesitas

Airlangga.

Hamish thomson.Oklusi edition 2.1992.EGC: Jakarta.