laporan kasus 1 bedah

37
HERNIA INGUINALIS LATERALIS IREPONIBLE Elsis Leli Murtika 2008730063 Fahmi Junaidy 2008730066 Pembimbing : dr. Nangti , SpB

Upload: rizky-zulfa-afrida

Post on 10-Nov-2015

261 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

MINI PROJEK

TRANSCRIPT

Laporan kasus Hernia Inguinalis Lateralis IReponible

Laporan kasus Hernia Inguinalis Lateralis IReponibleElsis Leli Murtika2008730063Fahmi Junaidy2008730066

Pembimbing :dr. Nangti , SpB

Identitas pasien Nama: Tn.DJenis kelamin: Laki-laki Umur: 70 tahunAlamat: Sukabumi Pekerjaan: PetaniTgl Masuk RS: 27 Desember 2012

Anamnesis

KU: Benjolan di lipat paha kanan sejak 1 minggu SMRS

RPS : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan terdapat benjolan di lipat paha sebelah kanan dan tidak dapat masuk lagi sejak 1 minggu SMRS,pasien mengatakkan benjolan berawal sejak 10 tahun yang lalu,awalnya benjolannya berukuran kecil,dan hilang timbul, benjolan muncul saat pasien berdiri dan melakukan aktivitas berat (menganggkat benda-benda yang berat),lalu benjolan hilang atau dapat masuk kembali saat pasien berbaring,Kemudian benjolan menjadi bertambah besar dan tidak dapat masuk sendiri sejak 3 tahun yang lalu,tetapi benjolan masih bisa dimasukkan dengan bantuan tangan , 1 minggu terakhir SMRS pasien mengatakkan benjolan tidak dapat masuk kembali walaupun dengan bantuan tangan ,dan pasien sering merasa perutnya sakit, mual dan muntah disangkal, BAB dan BAK tidak ada keluhan, penurunan berat badan disangkal.

5Pemeriksaan fisik Keadaan umum : tampak sakit sedangKesadaran : composmentis

Tanda tanda vital :TD: 120/80 mmHgNadi: 78 x/ mSuhu: 36,5 CPernafasan: 18 x/m

Status generalis Kepala : Normochepal, distribusi rambut merataMata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus -/-, Refleks cahaya (+/+)Hidung: Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)

Telinga : Normotia, sekret (-/-), serumen (-/-)Mulut : Faring tidak hiperemisLeher : Pembesaran Kelenjar Tiroid (-), Pembesaran KGB (-)Status generalis Thorax :

Paru-paru Inspeksi : Normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada luka bekas operasi.

Palpasi : Tidak ada pergerakan dada yang tertinggal, vokal fremitus sama simetris dekstra sinistra.

Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi : Vesikular (+/+) normal, Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-),Jantung

Inspeksi : Ictus cordis terlihat di linea midclavicula sinistra

Palpasi : Ictus cordis teraba

Perkusi : Batas Jantung normal

Auskultasi : BJ I dan II murni regular, Murmur (-), gallop (-)

Abdomen Inspeksi: Abdomen datarAuskultasi : Bising usus normalPalpasi : Defans muskular (-), Nyeri tekan epigastrium (-), nyeri tekan 4 kuadran abdomen (-), tidak teraba pembesaran hepar dan limpa.Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen.

Ekstremitas Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-) Status lokalis Inspeksi : terdapat benjolan di lipat paha kanan, berbentuk lonjong , hiperemis (-)

Palpasi : ukuran 15 x 7 cm, nyeri tekan (-), hangat (-), permukaan halus (+), batas tegas, tes valsava (-).

Auskultasi : bising usus tidak terdengar

Laki-laki 70 tahun terdapat benjolan di lipat paha sebelah kanan dan tidak dapat masuk lagi sejak 1 minggu SMRS, benjolan sejak 10 tahun yang lalu, awalnya benjolannya berukuran kecil dan hilang timbul, benjolan muncul saat pasien berdiri danmenganggkat benda yang berat, benjolan hilang atau dapat masuk kembali saat pasien berbaring, Benjolan menjadi bertambah besar dan tidak dapat masuk sendiri sejak 3 tahun yang lalu, tetapi benjolan masih bisa dimasukkan dengan bantuan tangan , 1 minggu terakhir SMRS benjolan tidak dapat masuk kembali walaupun dengan bantuan tangan.

Resume 11Kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital TD : 120/80 mmHg, HR : 78x/menit, RR:18x/menit, Suhu : 36,5o C. Status generalis dalam batas normal. Status Lokalis terdapat benjolan pada inguinalis dextra, terdapat benjolan di lipat paha kanan, berbentuk lonjong , hiperemis (-) ukuran 15 x 7 cm, nyeri tekan (-), hangat (-), permukaan halus (+), batas tegas, tes valsava (-), bising usus tidak terdengar

WORKING DIAGNOSISHernia Inguinal Lateralis Dextra Ireponibel

DD :Hernia Femoralis Dextra

14PENATALAKSANAANOperatif : Herniorrhaphy dextraMedika Mentosa : NaCL 12 gtt/mnt Ranitidin 2x1 ivCefotaxime 2x1 ivKetorolac 3x1Metronidazole inf 3x500mg

PROGNOSIS Quad Vitam : Ad BonamQuad Functionam : Ad Bonam

Tinjauan pustakaHernia inguinalis lateralis Definisi Hernia : protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan

Bagian bagian hernia

Frekuensi relatif Hernia abdominal externalTipe HerniaInsidens (%)Epigastric1Umbilical3Insisional10Inguinal78Femoral7Lain-lain (jarang)1Etiologi Anatomi Abdomen

Superior :dinding abdomen dibentuk oleh diaphragma

Inferior: cavitas abdominalis melanjutkan diri menjadi cavitas pelvis melalui apertura pelvis superior.

Anterior: dinding abdomen dibentuk di atas oleh bagian bawah cavea thoracis dan di bawah oleh musculus rectus abdominis, musculus obliqus externus abdominis, musculus obliqus internus abdominis, dan musculus transversus abdominis serta fascianya.

Posterior: dinding abdomen di garis tengah dibentuk oleh kelima vetebrae lumbales dan discus intervetebralisnya

Abdomen Canalis inguinalis

Anterior Dinding anterior dibentuk oleh aponeurosis dari m. Oblique eksternal dan m Oblique internal.

superiorDinding superior dibentuk oleh aponeurosis dari m. Abdominis internal yang miring dan m. Abdominis transversus

Inferior Dinding inferior dibentuk oleh ligamentum inguinal dan lakunar.

Posterior perpaduan dari aponeurosis dari m. Transversus abdominis dan fascia transversalis Hernia reponibel

bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi kantungnya menetap.

Isinya tidak serta merta muncul secara spontan, namun terjadi bila disokong gaya gravitasi atau tekanan intraabdominal yang meningkat.

Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi ususHernia ireponibel bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali kedalam rongga perut.

Ini biasanya disebabkan olehperlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini disebut hernia akreta.Dapat juga terjadi karena leher yang sempit dengan tepi yang kaku (misalnya pada : femoral, umbilical).

Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun sumbatan usus. Hernia ireponibel mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi obstruksi dan strangulasi daripada hernia reponibel.

Hernia obstruksi Hernia obstruksi berisi usus, dimana lumennya tertutup. Biasanya obstruksi terjadi pada leher kantong hernia. Jika obstruksi terjadi pada kedua tepi usus, cairan berakumulasi di dalamnya dan terjadi distensi (closed loop obstruction). Hernia strangulata Suplai darah untuk isi hernia terputus. Kejadian patologis selanjutnya adalah oklusi vena dan limfe; akumulasi cairan jaringan (edema) menyebabkan pembengkakan lebih lanjut ; dan sebagai konsekuensinya peningkatan tekanan vena.

Terjadi perdarahan vena, dan berkembang menjadi lingkaran setan, dengan pembengkakan akhirnya mengganggu aliran arteri.

Jaringannya mengalami iskemi dan nekrosis.

Hernia Inflamasi

Isi hernia mengalami inflamasi dengan proses apapun sebagai penyebab pada jaringan atau organ yang secara tidak normal mengalami hernia, misalnya:Apendisitis akut Divertikulum MeckelSalpingitis akut

Sliding hernia (hernia en glissade)Hernia ini adalah dimana struktur extraperitoneal membentuk sebagian dinding kantong. 5 % dari seluruh hernia adalah sliding hernia, dan hernia inguinalis indirek merupakan mayoritas.

Diagnosis ANAMNESISPEMERIKSAAN LOKALISBenjolan di inguinal/scrotumBenjolan dapat masuk lagi/menetapNyeri Gangguan passage usus : mual, muntah, kembung, tidak bisa BAB, tidak bisa buang angin, nyeri perut hebat, perut tegang (hernia incarserata)Nekrosis usus : gangguan passage usus disertai demam, nyeri hebat (hernia strangulata)

INSPEKSI :Pemeriksaan ini sangat penting untuk mendiagnosa, pada pemeriksaan fisik pasien diperiksa pada posisi berdiri karena dengan posisi berdiri adanya tekanan intra-abdominal. kemudian identifikasi adanya benjolan abnormal yang muncul di sepanjang pangkal paha atau di dalam skrotum.

PALPASI :Pasien diminta berdiri, pasien diminta batuk atau pemeriksa melakukan manuver valsava yaitu ujung jari pemeriksa masuk ke dalam canalis inguinalis, kemudian pasien disuruh mengedan atau batuk. Jika ada tonjolan bergerak ke lateral jari pemeriksa menunjukan hernia inguinalis medialis (hernia direk) tetapi jika benjolan menyentuh ujung jari pemeriksa menunjukan hernia inguinalis lateralis (hernia indirek). Terapi HernioraphyOpen Anterior Repairoperasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dan membebaskan funnikulus spermatikus. Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Teknik Bassini

Komponen utama dari teknik ini adalah :-Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis inguinalis hingga ke cincin eksternal.-Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.-Memisahkan bagian dasar atau dinding posterior kanalis inguinalis (fascia transversalis)-Melakukan ligasi kantong hernia seproksimal mungkin.-Rekonstruksi dinding posterior dengan menjahit fascia transversalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.-Bassini technique

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekonstruksi, tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis. Kelemahannya adalah tegangan yang terjadi akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi nekrosis otot yang akan menyebabkan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan

Open Posterior Repair

Posterior repair (iliopubic repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space.

Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaanutama antara teknik ini dan teknik open anterior adalah rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.

Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.

Tension-free repair with Mesh

(teknik Lichtenstein dan Rutkow) menggunakan pendekatan awal yang sama dengan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap.

Mesh ini dapat memperbaiki defek hernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan di sekitar fascia. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

Terimakasih