laporan awal residensi ~ kmb-kritis ~ r-paru

32
LAPORAN AWAL RESIDENSI IMPLEMENTASI INOVASI INTERVENSI KEPERAWATAN MENGATASI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN KANKER PARU DI RUANG PALEM II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMO SURABAYA Oleh : NANTIYA PUPUH N NIM. 131141001 PEPIN NAHARIANI NIM. 131141036 MARGARETA KEWA LAMAK NIM. 131141050 RONI SUSANTO NIM. 131141053 MUHTAR NIM. 131141055 THERESIA ANITA P NIM. 131141057 DWIHARINI P. NIM. 131141059 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012

Upload: muhtar-teo

Post on 12-Aug-2015

201 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

1

LAPORAN AWAL RESIDENSI

IMPLEMENTASI INOVASI INTERVENSI KEPERAWATANMENGATASI KECEMASAN PADA PASIEN DENGAN KANKER PARU

DI RUANG PALEM II RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOETOMOSURABAYA

Oleh :

NANTIYA PUPUH N NIM. 131141001PEPIN NAHARIANI NIM. 131141036MARGARETA KEWA LAMAK NIM. 131141050RONI SUSANTO NIM. 131141053MUHTAR NIM. 131141055THERESIA ANITA P NIM. 131141057DWIHARINI P. NIM. 131141059

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

2012

Page 2: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan

rahmat dan hidayahnya, maka kami dapat menyelesaikan makalah Implementasi

Inovasi Intervensi Keperawatan Mengatasi Kecemasan Pada Pasien Dengan

Kanker Paru di Ruang Palem II Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo

Surabaya. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Lanjut KMB-Kritis di Program Studi Magister Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.

Untuk itu kami mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya

kepada :

1. Ninuk Dian ,SKep,Ns, MANP selaku PJMK mata kuliah Keperawatan lanjut

KMB-Kritis di Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Airlangga.

2. Seluruh Tim Konsultan Ahli mata kuliah Keperawatan lanjut KMB-Kritis

Program Studi Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Airlangga.

3. Teman sejawat Magister Keperawatan Angkatan IV

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami mohon saran dan

kritik dari para pembaca agar makalah ini dapat menjadi lebih baik.

Surabaya, 10 Oktober 2012

Penulis

Page 3: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

3

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2

1.3 Tujuan Makalah .........................................................................................2

1.4 Manfaat ......................................................................................................3

BAB 2 PENGUMPULAN DATA ...........................................................................4

2.1 Hasil Pengkajian Ruangan .........................................................................4

2.1.1 Visi, Misi, dan Motto.................................................................................5

2.1.2 Identifikasi Tenaga dan Pasien (M1 - Man) ..............................................5

2.1.3 Identifikasi Sarana dan Prasarana (M2/ Material) .....................................9

2.1.4 Identifikasi Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Metode) ....16

2.2 Hasil Pengkajian Kasus Pasien ................................................................21

BAB 3 LITERATUR REVIUW ............................................................................26

Page 4: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

4

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society (2012), WWW.Cancer.Org/Cancer/CancerBasics/Cancer prevalensi.

http://www.wikicancer.org/page/Lung+cancer+-+prevalence+and+prevention

http://www.nursingdirectorys.com/2011/01/ncp-nursing-care-plans-for-lung-cancers.html.

Nancy L.N. Stephenson, PhD, RN, CS, Sally P. Weinrich, RN, PhD, FAAN, andAbbas S. Tavakoli, DrPH, 2000, The Effects of Foot Reflexology onAnxiety and Pain in Patients With Breast and Lung Cancer. OncologyNursing Forum : January/February 2000, Volume 27, Number 1

Nazar,I,M.(2000). Situasi Penyakit kanker di Akhir Abat ke 20, Jakarta.EGC

Paul B. Jacobsen, PhD; Heather S. Jim, PhD, 2008 : Psychosocial Interventionsfor Anxiety and Depression in Adult Cancer Patients, Achievements andChallenges : A Literatur Review : CA Cancer J Clin 2008;58:214–230

Penelope Schofield, Michael Jefford, Mariko Carey, Kathryn Thomson, et. al,2007. Preparing patients for threatening medical treatments: effects of achemotherapy educational DVD on anxiety, unmet needs, and self-efficacy. Support Care Cancer (2008) 16:37–45 (Springerlink).

Page 5: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker merupakan masalah utama pada bidang kesehatan, termasuk

salah satu penyebab kematian utama dunia serta merupakan penyakit

keganasan yang bisa mengakibatkan kematian pada penderitanya. Menurut

WHO tahun 2005 data jenis kanker yang menjadi penyebab kematian

terbanyak adalah kanker paru mencapai 1,3 juta kematian per tahun

Kanker paru memiliki dampak yang luar biasa terhadap kematian di

Amerika Serikat, dengan 172.570 kasus baru dan diperkirakan 163.510

kematian pada tahun 2005. Epidemi kanker paru pada abad ke-20 terutama

disebabkan dominan peningkatan merokok (Wikicancer, 2012). Kanker paru

saat ini menyumbang 13 % dari kasus kanker baru dan 29 % dari semua

kematian akibat kanker setiap tahun di Amerika Serikat. Pada tahun 2005,

diperkirakan ada 73.020 kematian dikalangan wanita Amerika Serikat akibat

kanker paru, dibandingkan dengan 40.410 karena kanker payudara

(Wikicancer, 2012). Prevalensi kanker paru pada US National Cancer

Instituts Surveillance Epidemiology And Erd Results (SEER) pada 1 januari

2008 terdapat 373.000 pertahun dengan distribusi laki-laki sejumlah 173.000

orang dan distribusi pada wanita sejumlah 200.000 orang ( American Cancer

Society, 2012). Kanker paru merupakan penyakit dengan keganasan tertinggi

diantara jenis kanker lainnya di Jawa Timur dengan angka Case Fatality Rate

(CFR) sebesar 24,1 % ( Nazar, 2000).

Seperti komplikasi penyakit neoplasma lain, kanker paru terjadi ketika

kanker menyebar ke organ lain. Tahap awal mungkin tanpa gejala tetapi

setelah penyakit menjadi dominan terkait dengan pertumbuhan tumor maka

akan terjadi penekanan pada struktur organ yang berdekatan. Ketika tumor

menyebar maka terjadi komplikasi yang mencakup obstruksi trakea, kompresi

esophageal, disfagia, kelumpuhan syaraf frenikus dengan elevasi diaprhagma

dan dyspnea serta menibulkan gejala lain dari penyebaran tumor termasuk

menimbulkan masalah nyeri serta hipoksia (Nursingdirectorys, 2012). Gejala-

gejala yang Nampak adalah batuk, dyspnea, penurunan berat badan,

Page 6: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

2

peningkatan produksi sputum, hepoptisis, suara serak (keterlibatan saraf

faring), efusi pleura dan atelektasis, sakit kronis, nyeri dibahu dan tulang

belikat, lengan nyeri. Komplikasi lain adalah anoreksia dan penurunan berat

badan, kadang-kadang menyebabkan cachexia, digital clubbing, dan

osteoarthoropathy hipertofik (Nursingdirectorys, 2012).

Permasalahan keperawatan pada kanker paru adalah gangguan

pertukaran gas, bersihan jalan napas tidak efektif, nyeri akut, ketakutan atau

kecemasan, kekurangan pengetahuan berhubungan dengan penyakitnya

(Nursingdirectorys, 2012).

Sehubungan dengan hal-hal diatas bahwa kanker paru menimbulkan

masalah yang luar biasa baik segi kedokteran maupun keperawatan, sehingga

sangat diperlukan suatu implementasi inovasi intervensi pada pasien dengan

kanker paru. Pada kesempatan ini penulis memfokuskan pada implementasi

keperawatan pada masalah intervensi terhadap rasa cemas pada pasien kanker

paru yang dirawat di Ruang Palem II Rumah sakit dr. Soetomo Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah dengan implementasi inovasi keperawatan berbasis evidence base

dapat mengatasi kecemasan pada pasien dengan kanker paru.

1.3 Tujuan Makalah

1.3.1 Tujuan Umum

Mengimplementasikan inovasi keperawatan mengatasi kecemasan pada

pasien kanker paru di Ruang Palem Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi masalah keperawatan pada pasien kanker paru.

2. Mengidentifikasi sumber-sumber pendukung dalam inovasi intervensi

keperawatan mengatasi kecemasan pada pasien kanker paru.

3. Mengidentifikasi variable dan atribut dalam inovasi intervensi

keperawatan mengatasi kecemasan pada pasien kanker paru.

4. Mendesain rencana implementasi inovasi intervensi keperawatan

menagtasi kecemasan pada pasien kanker paru.

Page 7: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

3

5. Mengembangkan teknik evaluasi inovasi intervensi keperawatan

mengatasi kecemasan pada pasien kanker paru.

1.4 Manfaat

1.4.1 Teoritis

Diketahuinya konsep inovasi intervensi keperawatan mengatasi

kecemasan, sehingga mengetahui metode baru mekanisme tersebut yang

dapat digunakan sebagai dasar pengembangan dan penelitian ilmu

keperawatan KMB - Kritis.

1.4.2 Praktis

Setelah mengetahui mekanisme inovasi intervensi keperawatan mengatasi

kecemasan, diharapkan bahwa pasien dengan kanker paru-paru dapat

melaksungkan hidupnya dengan bebas rasa nyeri dan dapat mengatasi

masalah kecemasan terhadap penyakitnya dengan harapan lajut sesuai

dengan Peaceful End Of Life Theory pasien dapat hidup damai pada akhir

kehidupannya.

Page 8: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

4

BAB 2

PENGUMPULAN DATA

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses pengumpulan data

yang meliputi Visi Misi dan Motto RSUD Dr. Soetomo, identifikasi Man (Tenaga

dan pasien), Material dan Metode di Palem II RSUD Dr. Soetomo dan hasil

pengkajian kasus pasien.

2.1 Hasil Pengkajian Ruangan

2.1.1 Visi, Misi, dan Motto

Visi RSUD Dr.Soetomo Surabaya

Menjadi rumah sakit yang terkemuka dalam pelayanan, pendidikan dan

penelitian di kawasan Internasional dengan ciri keluaran AIEEMMM, yaitu aman,

informatif, efektif, efisien, mutu, manusiawi dan memuaskan.

Misi RSUD Dr.Soetomo Surabaya

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, aman, informatif,

efektif, efisien dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial.

2. Menyelenggarakan pelayanan rujukan yang berfungsi sebagai pusat rujukan

tertinggi dengan menggunakan teknologi terkini.

3. Membangun sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang profesional,

akuntabel, yang berorientasi pada serta mempunyai integritas tinggi dalam

memberikan pelayanan.

4. Melaksanakan proses pendidikan yang menunjang pelayanan kesehatan prima

berdasarkan standar nasional dan internasional.

5. Melaksanakan penelitian yang mengarah pada pengembangan ilmu dan

teknologi di bidang kedokteran dan dan pelayanan perumahsakitan.

Motto RSUD Dr.Soetomo Surabaya

Motto RSUD Dr.Soetomo adalah “Saya senantiasa mengutamakan

kesehatan penderita”

Visi Instalasi Rawat Inap Palem II

Menjadi ruang Palem II ruang yang bersih, aman dan nyaman di

lingkungan rumah sakit.

Page 9: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

5

Misi Instalasi Rawat Inap Palem II

1. Meningkatkan kesadaran dan kerjasama antara petugas, pasien dan keluarga

dalam menjaga kebersihan lingkungan

2. Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman dan tenang dalam

meningkatkan pelayanan

3. Meningkatkan kesejahteraan melalui usaha bersama dalam memenuhi

kebutuhan ruangan

4. Mengutamakan pelayanan dan kesembuhan pasien di atas segalanya

Tujuan Khusus Unit Keperawatan: Ruang Palem II

1. Memenuhi kebutuhan dasar klien (bio, psiko, sosio, spiritual) pada pasien

dengan Tb Paru, Tumor Paru, CAP, Efusi Pleura, PPOK, Status Asmaticus

tanpa membedakan agama, ras, dan golongan.

2. Mencegah terjadinya infeksi nosokomial

3. Mengurangi angka kesakitan/ menurunkan angka kematian.

4. Menciptakan suasana kekeluargaan antara petugas, klien dan keluarga

5. Membatasi kecacatan

6. Memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah yang timbul baik

yang actual maupun yang potensial.

2.1.2 Identifikasi Tenaga dan Pasien (M1 - Man)

Ketenagaan perawat mencakup jumlah tenaga keperawatan dan non

keperawatan. Ruang Palem II memiliki tenaga perawat sebanyak 11 orang dimana

S1 Keperawatan 2 orang (18,18%) dan jumlah tenaga DIII Keperawatan sebanyak

9 orang (81,81%). Selain itu, Ruangan Palem II memiliki beberapa tenaga

keperawatan yang telah mengikuti pelatihan.

Page 10: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

6

1. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Bagan struktur organisasi Ruang Palem II RSUD Dr. SoetomoSurabaya

Keterangan :

: Garis Komando : Garis Koordinasi

2. Tenaga Keperawatan

Tenaga keperawatan di Palem II sudah cukup memenuhi kualifikasi RSUD

Dr. Soetomo, dimana hampir seluruh perawat Ruang Palem II sudah mendapatkan

pelatihan seperti pelatihan PKMRS, AT, CI, BLS, Dalin, transfusi, PPOSR,

Paliatif, P3KRS, Flu burung, Manajemen, LKE, LSH. Tetapi untuk kualifikasi

sebagai sebuah parameter peningkatan pelayanan masih belum memadai, karena

baru 2 orang yang mempunyai jenjang pendidikan S1 Keperawatan. Kemampuan

dalam bidang keperawatan maupun kolaborasi dengan tenaga medis lain, pada

umunya perawat di Ruang Palem II mempunyai kemampuan yang bagus. Karena

kolaborasi yang terbangun dengan petugas medis lain sangat baik. Dari segi

kedisiplinan, keinginan untuk berubah, ketepatan dalam melaksanakan tindakan

keperawatan sesuai standar masih cukup baik. Kegiatan dalam perawatan, seperti

pemasangan infus dan mengambil darah, sudah menggunakan universal

precaution.

Kepala Ruangan

Tata usaha

Wakil Kepala Ruangan

Perawat Pelaksana

Pekarya kesehatan

Pekarya rumah tangga

Page 11: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

7

3. Tenaga Non Keperawatan

Tabel 2.1 : Tenaga Non Keperawatan di Ruang Palem II RSUD Dr.Soetomo Surabaya.

No Kualifikasi Jumlah Jenis

1

2

3

4

Tata Usaha (Medical record)

Pekarya Kesehatan

Pekarya RT

Cleaning Service

1 orang

8 orang

2 orang

2 orang

PNS

PNS dan harian

PNS

Out Sourcing

4. Tenaga Medis

Tabel 2.2 : Tenaga Medis di Ruang Palem II RSUD Dr. Soetomo Surabaya

No Kualifikasi Jumlah

1

2

3

Dokter PPDS Chief

Dokter PPDS supervisor

Dokter PPDS

2

2

10

5. Rencana Pengembangan staf tahun 2011-2012

Tabel 2.3 : Rencana Pengembangan staff tahun 2010-2011 di Ruang PalemII RSUD Dr. Soetomo Surabaya

6. Persentase Kasus Terbanyak Di Ruang Palem II

Tabel 2.4 : Kasus Terbanyak di Ruang Palem II RSUD Dr. SoetomoSurabaya pada studi pendahuluan 4 Oktober 2012.

No Klasifikasi Penyakit

1

2

3

4

5

Tuberculosis

Ca Paru

Pneumonia

Status asmatikus

Tumor paru

6. PPOK

7. TB sequale

8. TB MDR

9. Pneumothorak

10. TB Millier

No Kegiatan 2011 2012

1

2

Peningkatan tingkat pendidikan S1 Keperawatan

Pelatihan auditor, CI, Managemen Bangsal,

LSH, PKMRS

0

5

2

5

Page 12: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

8

7. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat 2012

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan

tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut

Douglas (1984), klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu:

a. Perawatan Minimal (minimal care) yang memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam

b. Perawatan Intermediate (partial care) yang memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam

c. Perawatan Maksimal (total care) yang memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam

(Nursalam, 2002 : 157)

Menurut Konsep Penghitungan Ketenagaan (Ratna Sitorus, 2006 : 28),

tingkat ketergantungan pasien di Ruang Palem II secara menyeluruh tanggal 4

Oktober 2012 sebagai berikut :

Kebutuhan tenaga perawat secara keseluruhan :

Klasifikasi

pasien

Jumlah

pasien

Kebutuhan tenaga keperawatan

Pagi Sore Malam

Minimal care 10 10 x 0.17 = 1,7 10 x 0.14 = 1,4 10 x 0,07 = 0,7

Partial care 2 2 x 0,27 = 0,54 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2

Total care 1 1 x 0,36 = 0,36 1 x 0,3= 0,3 1 x 0,20 = 0,2

Total 13 2,6

3

2,0

2

1,1

1

Total tenaga perawat :

Pagi : 2,6

Sore : 2,0

Malam : 1,1 +

Total : 5,7 = 6 orang

Jumlah tenaga yang lepas dinas perhari :

86 x 6

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk bertugas per hari: 6

perawat + 2 orang struktural (karu dan wakaru) + 2 orang lepas dinas = 10 orang.

= 1,73 orang = 2 orang297

Page 13: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

9

8. Bed Occupation Rate (BOR)

Menurut Hasil pengkajian yang dilakukan di Ruang Palem II RSUD dr.

Soetomo Surabaya tanggal 4 Oktober 2012, maka dapat dihitung laju penggunaan

tempat tidur adalah sebagai berikut :

No. ShiftJumlahPasien

Jumlah bedruang

BOR

1.

2.

3.

Pagi

Sore

Malam

27

27

27

30

30

30

90%

90%

90%

BOR rata–rata 90%

9. Gambaran ALOS di Ruang Palem II

Berdasarkan data pada bulan Oktober 2012 di Ruang Palem II jumlah total

lama hari dirawat sebesar 639 hari, sedangkan jumlah total pasien yang keluar

hidup sebesar 67 orang dan 11 orang meninggal dunia, sehingga ALOS ruang

Palem II saat ini sebesar 8-9 hari

2.1.3 Identifikasi Sarana dan Prasarana (M2/ Material)

Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2012 data yang

didapat adalah sebagai berikut :

1. Lokasi dan Denah Ruangan

Lokasi Ruang Palem II RSU Dr. Soetomo terletak di lantai 3 dengan batas –

batas sebagai berikut:

1) Sebelah Barat berbatasan dengan ruang dokter spesialis dan PPDS Paru

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Ruang Palem I

Ruang Palem II terbagi menjadi 5 ruang yaitu area kelas I, area kelas II, area

kelas III, ruang MDR dan RPI. Ruangan sebelah barat pintu utama adalah ruang

kelas I dan RPI sedangkan ruangan sebelah timur dekat tangga adalah ruang kelas

III. Ruang kelas II berada di sebelah timur ruang kelas I dan RPI. Depo farmasi

berada di dalam ruang kelas I. Sebelah selatan ruangan adalah ruangan supervisor

dan ruang kepala ruangan. Bagian utara ruangan terdapat musholla untuk pegawai

dan spoelhoek. Bagian belakang/timur ruangan terdapat dapur, ruang ganti

petugas, kamar mandi petugas, kamar mandi pasien dan ruang ujian DM.

Page 14: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

10

2. Lingkungan Kerja

Berdasarkan hasil pengkajian pada hari kamis tanggal 4 Oktober 2012,

didapatkan gambaran linruang Palem II lingkungan kerja dengan rincian sebagai

berikut:

a. Fasilitas peralatan dan bahan kesehatan yang ada di Ruang Palem II:

No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan

1 Alat TIP 1 buah Rusak Diperbaiki/dibelikan baru2 Continous Suction 1 buah Baik Tidak ada usulan3 Infus Pump 1 buah Baik Tidak ada usulan

4 Monitor kardio pulponal 2 buah Baik Tidak ada usulan

5 Nebulizer 2 buah Baik Tidak ada usulan

6 Saturasi 1 buah Baik Tidak ada usulan7 Suction Pump 2 buah Baik Tidak ada usulan8 Syiringe Pump 2 buah Baik Tidak ada usulan

9 Ventilator 1 buah Rusak Dibelikan baru

10 WSD set 1 buah Baik Tidak ada usulan11 Spirometer nonTB 1 buah Baik Tidak ada usulan12 Viewer Box 2 buah Rusak Dibelikan baru

13 PFK TB 1 buah Rusak Dibelikan baru

14 PFK Non TB 1 buah Rusak Dibelikan baru

15 Ambu bag 5 buah Baik

16 Bak injeksi 3 buah Rusak Dibelikan baru

17 Bak Instrumen 5 buah Baik Tidak ada usulan

18 Bed lajur 1 buah Rusak Dibelikan baru

19 Bengkok 5 buah Baik Tidak ada usulan20 Brancard 2 buah Rusak Dibelikan baru21 Cucing 5 buah Baik Tidak ada usulan

22 Dressing card 5 buah Baik Tidak ada usulan

23 Emergency kit 2 buah Rusak 1 Dibelikan baru

24 Gerusan obat 1 buah Baik Tidak ada usulan

25 Gunting AJ 1 buah Baik Tidak ada usulan

26 Gunting nekrotomi 1 buah Rusak Dibelikan baru

27 Hb meter 1 buah Baik Tidak ada usulan

28 Injeksi pump 3 buah Baik Tidak ada usulan

29 Set rawat luka 2 buah Baik Tidak ada usulan

30 Kereta alat tenun 1 buah Baik Tidak ada usulan

31 Kereta injeksi 3 buah Rusak Dibelikan baru32 Kereta injeksi sitostatika 1 buah Baik Tidak ada usulan33 Kereta makan 2 buah Rusak 1 Dibelikan baru

34 Kereta pakaian 1 buah Baik Tidak ada usulan

35 Kereta snack 1 buah Rusak Dibelikan baru

36 Kereta Verbending 1 buah Rusak Dibelikan baru

37 Kipas angin dinding 9 buah Rusak 3 Dibelikan baru38 Kom tutup 3 buah Rusak 1 Dibelikan baru39 Korentang 2 buah Rusak Dibelikan baru

Page 15: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

11

No Nama Barang Jumlah Kondisi Usulan

40 Kursi bundar 15 buah Baik

41 Kursi kerja karyawan 15 buah Baik Tidak ada usulan

42 Kursi pasien 10 buah Baik Tidak ada usulan

43 Kursi roda 4 buah Baik Tidak ada usulan44 Lampu tindakan 1 buah Baik Tidak ada usulan

45 Manometer O2 sentral 14 buah Rusak 2 Dibelikan baru

46 Manometer O2 tabung 3 buah Baik Tidak ada usulan47 Meja kerja 5 buah Rusak 1 Dibelikan baru48 Meja pasien tertutup 14 buah Rusak 3 Dibelikan baru49 Papan baca foto/foto chart 2 buah Baik Tidak ada usulan

50Papan observasi/ papandada

10 buah Baik Tidak ada usulan

51 Pinset anatomi 2 buah Baik Tidak ada usulan52 Pinset sirurgis 2 buah Baik Tidak ada usulan53 Senter 1 buah Baik Tidak ada usulan54 Sketsel pasien 3 buah Baik Tidak ada usulan55 Standart infuse 13 buah Baik Tidak ada usulan56 Standart O2 transport 3 buah Baik Tidak ada usulan57 Tabung O2 besar 3 buah Baik Tidak ada usulan58 Tabung O2 kecil 1 buah Baik Tidak ada usulan59 Tempat tidur krank 6 buah Baik Tidak ada usulan60 Tensimeter 4 buah Rusak Dibelikan baru61 Tensimeter dinding 4 buah Rusak Dibelikan baru62 Thermometer manual 4 buah Rusak Dibelikan baru63 Thermometer digital 2 buah Rusak 1 Dibelikan baru64 Timbang tinggi badan 1 buah Baik Tidak ada usulan65 Timbangan badan 1 buah Baik Tidak ada usulan66 Trocard 1 buah Rusak Dibelikan baru67 Tromol (17 cm x 13,5cm) 2 buah Rusak Dibelikan baru68 Tromol (12 cm x17cm) 2 buah Rusak Dibelikan baru69 Tromol (22 cm x 21 cm) 2 buah Rusak Dibelikan baru

70Tromol WSD (48cm x 48cm)

1 buah Rusak Dibelikan baru

71 Tromol besar 1 buah Baik72 Tromol handscon 1 buah Rusak Dibelikan baru73 Tromol kasa besar 1 buah Rusak Dibelikan baru74 Tromol kasa kecil 1 buah Rusak Dibelikan baru75 Tromol kecil 1 buah Baik76 Tromol kotak kecil 1 buah Rusak Dibelikan baru77 Tromol sedang 1 buah Rusak Dibelikan baru78 Urinal stainlestil 4 buah Baik Tidak ada usulan79. Alat faal paru 1 buah Baik Tidak ada usulan80 Almari kayu jati lokal 1 Baik Tidak ada usulan81 Almari pasien kayu 10 baik Tidak ada usulan

Page 16: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

12

b. Administrasi penunjang

1) Buku serah terima obat 1 buah

2) Buku injeksi 2 buah

3) Buku pasien baru 1 buah

4) Buku rincian ongkos perawatan 1 buah

5) Ekspedisi pasien pulang Askes/Maskin 1 buah

6) Buku ekspedisi resume medis 1 buah

7) Buku ekspedisi pasien Astek 1 buah

8) Buku ekspedisi foto 1 buah

9) Buku ekspedisi laboratorium 1 buah

10) Buku ekspedisi konsul 1 buah

11) Buku ekspedisi TB MDR 1 buah

12) Buku pembagian jatah pasien untuk perawat 1buah

13) Buku ekspedisi pinjam alat 1 buah

14) Serah terima obat dan alat RPI 1 buah

15) Buku – buku Protap dan Acuan

a) Buku protap rekam medik

b) Protap keperawatan

(1) Rekam Medis (pencatatan berkas rekam medis pasien rawat

inap)

(2) Rekam medis (Coding Rawat Inap)

(3) Rekam medis (pemantauan perawatan ulang pasien rawat inap)

(4) Ketua tim perawatan

(5) Wakil Kepala Ruangan I

(6) Wakil kepala Ruangan II

(7) Perawat/Bidan pelaksana

(8) Pembimbing siswa/mahasiswa

(9) Perawat penanggung jawab sore/malam

(10) Pelaksana tata usaha kantor bidang perawatan

(11) Pelaksana tata usaha ruang rawat inap

(12) Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran di unit

perawatan

Page 17: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

13

(13) Pekarya rumah tangga di unit perawatan RS

(14) Penanganan peralatan makan-minum pasien penyakit menular

(15) Pembuatan larutan klorin 0,5 %

(16) Mencuci tangan

(17) Pemberian O2 nasal

(18) Pembuangan cairan tubuh pasien flu burung

(19) Penerimaaan pasien baru

(20) Injeksi sub kutan

(21) Injeksi intravena

(22) Injeksi intra cutan

(23) Injeksi intramuscular

(24) Sikap atau posisi fowler

(25) Mengatur posisi Trendelenberg

(26) Pingiriman linen kotor dan pengambilan linen bersih di AI

(27) Cara mengambil darah vena

(28) Postural drainage

(29) Menimbang berat badan bayi (0-11)

(30) Menolong pasien BAK atau BAB

(31) Mengukur suhu rectal

(32) Mengukur suhu aksila

(33) Mengukur tekanan darah

(34) Menghitung denyut nadi

(35) Memberikan oksigen dengan ventury mask

(36) Pemberian obat per syringe pump

(37) Prosedur pemasangan infuse

(38) Mengukur cairan yang masuk atau keluar

(39) Perawatan luka bersih

(40) Memasnag kateter

(41) Pemberian nebulizer dan perawatannya

(42) Penghisap lender

(43) Melakukan clapping

(44) Perawatan tracheostomy

Page 18: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

14

(45) Memberikan oksigen masker

(46) Pemasngan NGT

(47) Pemberian makanan dan minuman melalui pipa lambung

(48) Memelihara dan memotong kuku

(49) Memelihara rambut

(50) Perawatan jenazah dan transportasi jenazah

c. Alur Pengadaan Barang di Ruang Palem II

Gambar 2.2 Alur Pengadaan Barang di Ruang Palem II RSUD Dr.Soetomo

Alat – alat habis

pakai (Alkohol,

betadin, dll)

R K B U

Farmasi

Kepala Ruang I P

S

Perbaikan

alat

elektronik

yang rusak

IRNA MEDIK

Logistik Yanmed

Pengadaan alat

kantor dan kebutuhan

rumah tangga

Alat – alat

medis

A T K IRNA

Medik

Page 19: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

15

d. Inventaris Alat Tenun

No Nama Barang JumlahK o n d i s i

B a i k R u s a k1 Baju dan sarung pasien 50 buah 15 buah 35 buah2 Laken 30 buah 15 buah 15 buah3 Laken biru 30 buah - 15 buah4 Laken hijau 15 buah - 25 buah5 Sarung bantal putih 30 buah 15 buah 15 buah6 Selimut 30 buah 15 buah 15 buah7 Stik laken 30 buah 15 buah 15 buah8 Taplak meja pasien 30 buah 15 buah 159 Topi + masker + skort 3 buah 3 buah -

e. Daftar kalibrasi Alat Kesehatan

No Tanggal Nama Barang Jumlah

1 8 September 2011 Nebulizer 22 8 September 2011 Monitor 23 8 September 2011 Infus Pump 14 8 September 2011 Syring Pump 35 8 September 2011 Suction Thorax/Bullow 46 8 September 2011 Flow 137 9 Agustus 2010 Ventilator 18 9 Agustus 2010 Monitor EKG 19 9 Agustus 2010 Suction Aparat 210 9 Agustus 2010 WSD Suction 411 9 Agustus 2010 Timbangan 1

Berdasarkan data dari pengkajian di atas, sebagian besar peralatan di Ruang

Palem II belum memenuhi jumlah standar yang ditetapkan oleh RSUD Dr.

Soetomo. Tidak semua peralatan ada standar jumlahnya dan tidak semua alat yang

ada standar jumlahnya tersedia di ruangan sehingga peralatan di ruangan masih

perlu ditambah sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Rumah Sakit. Alat –

alat yang sudah terpenuhi sesuai standar telah dimanfaatkan oleh ruangan sesuai

kebutuhan klien. Sebagian besar peralatan dalam keadaan baik, namun terdapat

juga beberapa peralatan dalam keadaan rusak ringan bahkan sampai rusak berat.

Untuk peralatan yang tidak ada standar jumlahnya selama ini untuk

mengevaluasinya adalah berdasarkan kriteria kecukupan penggunaan dalam

kegiatan sehari – hari. Berdasarkan informasi dari Kepala Ruangan, pengadaan

alat – alat kesehatan di Ruang Palem II dikoordinasi oleh Wakil Kepala Ruangan

bekerjasama dengan bagian inventaris barang.

Page 20: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

16

2.1.4 Identifikasi Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 / Metode)

1. Penerapan Pemberian Model Praktik Keperawatan Profesional (MAKP)

Dari hasil pengkajian data tanggal 4 Oktober 2012 kepada perawat Ruang

Palem II, Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) di Ruang Palem II

menggunakan MAKP moduler, yaitu tim-primer dengan kepala ruangan adalah

seorang S1 Keperawatan yang berpengalaman, dan Perawat Associate adalah D

III Keperawatan. MAKP moduler diterapkan dengan adanya 2 tim, dimana

masing-masing tim terdiri dari 1 perawat primer dan 1 perawat associate. Tim 1

mempunyai tugas pada ruang Kelas III dan MDR sedangkan TIM 2 bertanggung

jawab pada Kelas I, II, dan RPI. Perawat primer hanya dinas pada shift pagi

sedangkan untuk shift sore dan malam yang bertugas merupakan perawat

associate. Pada MAKP moduler terdapat pembagian tugas jelas antara perawat

primer dengan perawat associate. Dari 11 perawat Ruang Palem II, sebanyak 5

orang perawat telah mengikuti pelatihan manajemen keperawatan.

2. Timbang Terima

Setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas dan juga kepala

rungan kecuali untuk shift sore dan malam timbang terima tanpa dihadiri kepala

ruangan. Timbang terima pada shift pagi dan sore dilakukan di ruang kepala

ruangan, sedangkan pada shift malam operan langsung dilakukan bersamaan

dengan validasi ke bed pasien. Prinsip operan di Ruang Palem II pada dasarnya

sudah sesuai dengan prosedur timbang terima, yaitu pasien yang dioperkan adalah

pasien yang baru masuk, pasien yang sudah beberapa hari di ruangan tetapi

memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta membutuhkan observasi

lebih lanjut. Untuk pelaporan secara lisan saat pelaksanaan timbang terima masih

belum lengkap karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Timbang terima dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruangan

kemudian di pimpin berdoa oleh kepala ruangan dan perawat primer dipersilahkan

mengoperkan pasiennya kepada perawat associate. Isi pelaporan timbang terima

masih kurang lengkap yaitu hanya berupa jumlah pasien, identitas pasien,

diagnosa medis, keluhan penderita, tanda-tanda vital, intervensi kolaborasi dan

rencana tindakan selanjutnya (terkait hal medis, seperti pemeriksaan lab, foto,

dll.). Untuk data subjektif, objektif, masalah keperawatan, dan intervensi mandiri

Page 21: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

17

perawat yang dilaporkan secara lisan masih insidentil tapi sudah terdokumentasi

dengan cukup baik, tetapi kurang lengkap. Setelah dilakukan pelaporan timbang

terima secara lisan, dilakukan validasi ke pasien secara bersama-sama.

Pelaksanaan timbang terima terdokumentasikan di buku timbang terima yang

sudah disediakan oleh ruangan. Tanda tangan yang tercantum dalam buku tanda

tangan perawat yang bertugas, tanpa tanda tangan dari perawat jaga selanjutnya.

3. Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan di Ruang Palem II belum dilaksanakan secara optimal.

Jika ada pasien dengan masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah

dilakukan tindakan keperawatan, perawat hanya mengkomunikasikan hal tersebut

pada dokter yang merawat dan tidak dengan tim kesehatan yang lain, seperti ahli

gizi, apoteker, radiologis, dan fisioterapi. Salah satu kendala pelaksanaan ronde

keperawatan di ruang Palem II tidak dilakukan karena mayoritas perawat belum

memahami tentang ronde keperawatan itu sendiri, waktu dan tenaga tidak

memungkinkan untuk di lakukannya ronde keperawatan.

4. Supervisi Keperawatan

Berdasarkan pengkajian yang kami lakukan pada tanggal 4 Oktober 2012

supervisi yang dilakukan di Ruang Palem II itu meliputi supervisi yang terjadwal

dan yang tidak terjadwal, supervisi yang terjadwal dilakukan secara periodik

sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan oleh Kepala Keperawatan Irna Medik

untuk menilai kinerja perawat secara umum serta audit internal di ruangan Palem

II. Supervisi juga dilakukan secara tidak terjadwal yang dilakukan juga oleh

Kepala Perawatan Irna Medik untuk melihat kinerja perawat dan kekurangan yang

ada di ruangan. Supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan tidak terjadwal

untuk menilai kinerja perawat ruang Palem II saat melakukan tindakan

keperawatan apakah sudah sesuai dengan protap yang ada serta pendokumentasian

proses keperawatan. Tidak terdapat format penilaian yang baku, terstruktur, dan

dokumentasi supervisi, hasil supervisi di kemukakan pada saat timbang terima

dan dapat digunakan sebagai pedoman untuk penyusunan DP3 (Daftar Penilaian

Prestasi Pegawai).

Page 22: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

18

5. Discharge Planning (DP)

Discharge planning di Ruang Palem II sudah dilakukan hampir pada

semua pasien yang akan pulang dengan lisan oleh perawat ataupun dokter dengan

dilampirkan lembar Dischage Planning, tetapi discharge planning tidak dilakukan

mulai dari awal pasien masuk rumah sakit. Proses pelaksanaan DP dilakukan di

nurse station atau di bed pasien dengan cara memanggil keluarga dan pasien.

Kartu DP sudah ada dengan isi sesuai dengan standart: Identitas pasien, tanggal

kontrol, aturan diet, obat, perawatan luka di rumah, aktifitas dan istirahat,

perawatan umum, dan hasil pemeriksaan yang dibawa pulang. Dalam DP tidak

ada leaflet dan penjelasan terkait perawatan lanjutan selama pasien dirumah. DP

dilakukan oleh perawat dan terkadang oleh dokter tepat saat pasien dinyatakan

boleh pulang. Beberapa kendala ini disebabkan oleh kurangnya ketenagaan di

ruangan terutama pada pasien yang pulang pada saat shift sore dan shift malam

dimana tenaga perawat lebih sedikit yang bertugas.

6. Pengelolaan Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat di Ruang Palem II sudah dilakukan dengan modifikasi,

untuk pasien askes maskin, askes PNS, askes swasta, ASTEK dan PKS. Baik obat

oral maupun obat injeksi telah dilakukan sistem sentralisasi dengan program yang

disebut UDD (unit dose dispensing) namun pada prakteknya masih menggunakan

ODD (one day dose). Sedangkan pasien biaya sendiri (umum) sentralisasi obat

dilaksanakan berdasarkan persetujuan pasien, bila pasien tidak setuju maka obat

dikelola oleh pasien tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Alur sentralisasi obat

adalah obat diresepkan oleh dokter kemudian diserahkan oleh keluarga untuk

mengambil resep ke depo farmasi. Setelah itu berdasarkan resep obat diserahkan

depo ke perawat dalam kemasan perdosis pemberian dengan tanda bukti lembar

serah terima obat namun belum ada informed concent tentang sentralisasi obat

dari depo farmasi ke pasien. Terdapat format pencatatan jenis obat dan jadwal

pemberiannya ke pasien serta nama perawat yang bertugas memberikan obat

sehingga obat apa saja yang sesudah diberikan dapat terdokumentasikan. Jumlah

obat oral dan injeksi yang diserahkan adalah dosis obat untuk 2 atau 3 kali

pemberian dalam waktu 24 jam berdasarkan kebutuhan pasien. Berdasarkan hasil

observasi dengan bagian farmasi didapatkan data bahwa depo farmasi Ruang

Page 23: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

19

Palem II telah terdapat form pemberian obat yang berisikan daftar obat untuk

injeksi dan oral. Berdasarkan hasil kuesioner 100% perawat mengatakan farmasi

menyediakan obat setiap pasien sesuai dengan advis dokter, sedangkan dalam

pengelolaan maupun pendistribusian dilakukan oleh perawat, untuk pelaksanaan

penerimaan obat dari depo farmasi sampai ke pasien juga sudah

terdokumentasikan.

7. Dokumentasi Keperawatan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada medical record (status)

didapatkan pendokumentasian yang berlaku di Ruang Palem II adalah sistem SOR

(Sources Oriented Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang

berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari dokter,

perawat, ahli gizi dan lain-lain. Berdasarkan hasil observasi terhadap seluruh

status pasien yang ada, didapatkan:

Sistem pendokumentasian asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian,

diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi yang pelaksanaannya tidak

sesuai standar pendokumentasian yang telah ditetapkan.

Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan pendokumentasian

mencakup asuhan keperawatan mulai dari keluhan utama, data subjektif, data

objektif, tindakan keperawatan dan evaluasi namun dalam pelaksanaannya,

dokumentasi pada implementasi hanya berisi jawaban intruksi dokter.

Rekam Medik disusun sesuai urutan berdasarkan nomor register dan identitas

pasien tidak dicantumkan, jam pendokumentasian belum ada dan keluhan

pasien tidak disebutkan.

Kelengkapan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan mencapai 13 %

Beberapa pendokumentasian yang dilaksanakan berdasarkan syarat LARB

(Langsung, Aktual, Relevan, dan Baru)

Selama ini pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksanakan

pada lembar rekam medis dan format asuhan keperawatan. Catatan tindakan

keperawatan pada rekam medis terkait advice dari dokter, sedangkan pada format

pencatatan askep meliputi diagnosa dan intervensi serta evaluasi keperawatan.

Page 24: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

20

Lembar observasi pasien belum tertempel pada bed pasien masing-masing pada

ruang elektif.

Tabel 2.5 : Uraian Lembar Dokumentasi Ruang Palem II

No URAIAN BAGAN SUMBER

1Lembar penerimaan pasien baru, lembar pernyataanpersetujuan atau penolakan (RM 1)

TU

2 Merupakan lembar masuk dan keluar rumah sakit (RM 1a) Dokter

3 Merupakan lembar sebab kematian (RM 2) Dokter

4 Lembar penempelan surat (MRS,rujukan dll) (RM 3) Perawat

5 Daftar masalah (RM 4) Dokter

6 Lembar Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik (RM 5) Dokter

7 Lembar catatan kemajuan (perjalanan penyakit) (RM 6) Dokter

8 Lembar instruksi dokter dan laporan perawat (RM 7)Perawat/Dokter

9 Lembar penempelan hasil pemeriksaan penunjang (RM 8)Perawat/Dokter

10 Lembar konsultasi (RM 9)Perawat/Dokter

11 Lembar daftar pengamatan intensif (RM 10) Perawat

12 Lembar grafik suhu, tensi dan nadi (RM 11) Perawat

13 Lembar discharge summary (ringkasan penyakit) (RM 12) Dokter

14 Lembar penolakan tindakan (RM 14)Perawat/Dokter

8. Penerimaan Pasien Baru

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, proses penerimaan

pasien baru yang datang di ruangan ini, sudah dilakukan kegiatan PPB

(penerimaan pasien baru). Alur dari pelaksanaan pasien baru disini sudah sesuai

teori, hanya saja dari segi pengorganisasian (pelaksana) masih kurang sesuai

dikarenakan keterbatasan tenaga. Sarana prasarana yang dibutuhkan dalam PPB

menurut teori baru yaitu:

1. Lembar pasien masuk RS

2. Lembar dokumentasi pengkajian asuhan keperawatan

3. Nursing kit

Page 25: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

21

4. Lembar informed consent sentralisasi obat

5. Lembar tingkat kepuasan pasien

6. Kartu penunggu pasien

Jika melihat sarana prasarana yang dibutuhkan seperti di atas, di ruang

Palem II ini belum terdapat lembar tingkat kepuasan pasien.

Adapun teknis pelaksanaan PPB di ruang Palem II adalah bila ada pasien datang,

perawat akan menyiapkan tempat tidur pasien, lembar pasien masuk RS,

memperkenalkan diri, melakukan anamnesa pasien, memperkenalkan aturan

rumah sakit dan memberikan petunjuk keadaan ruang perawatan Palem II. Akan

tetapi tidak semua perawat melakukan perkenalan diri, aturan RS dan petunjuk

keadaan ruang. Pasien baru yang datang diorientasikan secara lisan berdasarkan

format penerimaan pasien baru yang berisi identitas pasien, dokter yang

bertanggung jawab, perawat yang bertanggung jawab.

2.2 Hasil Pengkajian Kasus Pasien

Ny. E usia 37 tahun seorang IRT dirawat di Ruang Palem 2 RSUD Dr.

Soetomo Surabaya tanggal 1 Otober 2012 karena mengeluh sesak napas 2 bulan

SMRS, batuk (+), nafsu makan menurun, BB turun, demam (-) dengan suhu 36oC,

benjolan di leher dan ketiak (-). Klien dirawat dengan diagnosa medis tumor paru

(D), atelektasis (D), S. metastase paru (S). Pasien saat ini mengeluhkan sesak,

nyeri dada pada saat batuk, nyeri pada perut dan mual.

Adapun hasil pengkajian lengkap terhadap Ny. E adalah sebagai berikut :

1. Riwayat penyakit dahulu : klien pernah dirawat sebelumnya di RS

Muhammadiyah Lamongan dengan penyakit yang sama dan dipasang selang

di paru kanan pada bulan Mei 2011.

2. Riwayat penyakit keluarga : tidak terdapat penyakit keluarga.

3. Pemeriksaan Fisik

B1 : RR 28 x/menit dengan O2 masker 3 lpm, keluhan batuk produktif, sekret

warna kehijauan. Bentuk dada asimetris, pergerakan dinding dada asimetris

(bagian kanan tertinggal), terdapat retraksi otot bantu nafas intercostae,

fremitus raba menururn pada paru kanan.

Page 26: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

22

Perkusi : redup + - Auskultasi : ves -

+ - -

Masalah keperawatan:

B2 : TD: 100/60 mmHg, nadi: 80x/menit, irama jantung reguler, CRT <3

detik, S1S2 tunggal, klien mengeluh nyeri dada saat batuk, akral hangat dan

basah, anemis (-).

Masalah keperawatan:

B3 : status kesadaran klien compos mentis dengan GCS 4 5 6

Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah

B4 : klien minum air kurang lebih satu botol air mineral besar tidak habis,

urin warna kuning normal.

Masalah keperawatan: tidak ditemukan masalah

B5 : Mulut bersih, mukosa lembab, abdomen supel, nafsu makan menurun,

klien dan keluarga mengatakan berat badan klien menurun, peristaltik usus

4x/menit. Klien mengeluh nyeri pada perut dan mual. Beberapa alternative

pemberian makanan sudah dicoba namun tidak berhasil, klien hanya mau

makan 1 sendok.

Masalah keperawatan: Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

B6 : Kekuatan otot klien mengalami penurunan, namun klien masih dapat

mengambil minum sendiri. Tidak terdapat oedem pada kedua ekstremitasnya.

Turgor kulit tampak menurun

4. Pengkajian Psikososial :

Klien menunjukkan sikap kooperatif saat diajak berkomunikasi. Klien

mengatakan dirinya baru tahu kalau menderita penyakit seperti ini, dan harus

mengalami berbagai pemeriksaan diagnostik. Klien juga mengatakan takut

karena diberitahu bahwa kemungkinan pula akan dilakukan kemoterapi jika

hasil pemeriksaan menunjukkan ada metastase.

Page 27: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

23

5. Personal Hygiene dan kebiasaan :

Dibantu keluarga

6. Hasil laboratorium BGA tanggal 4-10-2012:

pH 7,41

pCO2 31 mmHg

pO2 56 mmHg

HCO3 19,6 mmol/L

Be -5 mmol/L

AADO2 54 mmHg

7. Hasil pemeriksaan foto thorax AP (1-10-2012): simetris

Cor : batas jantung kanan-kiri tertutup perselubungan

Pulmo : tampak perselubungan dengan airbronchogram pada parahiler-

paracardial kiri, paru kanan tertutup perselubungan.

Sinus phrenicocostalis kanan AP tertutup perselubungan, kiri tajam.

Tampak perselubungan homogen pada hemithorax bawah.

Tampak trachea tertarik ke kanan dengan penyempitan ICS kanan atas.

Kesan : atelektasis paru kanan DD Schwarte kanan, perselubungan dengan

airbronchogram pada parahiler-paracardial kiri dapat merupakan

DD; peradangan paru dapat merupakan proses spesifik, pneumonia.

8. Hasil laboratorium tanggal 1-10-2012:

LDH 748 U/L 240-480

BUN 23,4 mg/dl 10-20

Albumin 4,37 g/dl 3,4-5

Glukosa 119 mg/dl 40-121

Kreatinin serum 0,95 mg/dl 0,5-1,2

SGOT 28 U/L <38

SGPT 19 U/L <41

Na 133 mmol/L 136-144

K 4,4 mmol/L 3,8-5

Cl 91 mmol/L 97-103

WBC 15,7x103/uL 4,5-10,5

RBC 5,35x106/uL 4-6

PLT 488x103/uL 150-450

Page 28: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

24

9. Terapi saat ini (tanggal 5-10-2012):

O2 nasal 3 lpm

PZ:D5 = 1:1 14 tpm

Diet TKTP 2100 kkal/hari

Tablet ranitidin 2x1

Tablet codein 3x1

Syrup antasida 3x1c

Tablet curcuma 3x1

Injeksi ondansentron 3x1 amp IV

10. Rencana pemeriksaan diagnostik:

Sitologi sputum, tumor marker, CT scan (9/10), FNAB (18/10), FOB, USG

abdomen.

11. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : klien mengatakan sesak

DO : RR 28 x/mnt

Terpasang O2 maker3lpm

terdapat retraksi ototbantu nafas intercostae

Massa pada paru

Pengembangan paruturun

Gangguan pola napas

Gangguan pola napas

DS: klien mengatakan nyeripada dadanya saat batuk

DO : bentuk dada asimetris

Pergerakan dada kanantertinggal

Fremitus kanan menurun

Perkusi redup pada sisikanan

Massa pada paru

Menekan dinding dadadada dan diafragma

nyeri

Nyeri

Page 29: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

25

DS : klien mengatakan nafsumakan menurun

Keluarga mengatakanberat badan klienmenurun

Keluarga mengatakanklien hanya mau makan1 sendok saja

Klien mengatakan nyeriperut dan mual

DO : peristaltik usus4x/menit.

Klien nampak lemah

Adanya massa pada paru

Menekan diafragma

Menekan lambung

Nyeri & mual

Anoreksia

Perubahan nutrisi

Perubahan nutrisikurang darikebutuhan

DS : klien mengatakan cemasdengan kondisipenyakitnya

Klien mengatakan tidaktahu kalau menderitapenyakit ini dan tidaktahu penyebabnya

DO : klien nampak lesu danmerenung

Massa pada paru

Perawatan danpengobatan

Hospitalisasi

Kurang pengetahuan

cemas

Cemas

Page 30: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

26

BAB 3

LITERATURE REVIEW

No Penulis,Tahun

TempatPenelitian

Perlakuan Kontrol Sample Metode Random HasilYang diukur Temuan

1 PenelopeSchofield,MichaelJefford,MarikoCarey,KathrynThomson,et. al,2007.

PeterMacCallumCancerCentre, aspecialistcancerhospital inMelbourne,Australia

Group 2(n=50): pasienyangmenerimakemoterapiuntuk pertamakali,mendapatkanterapi umumdan DVDedukasi

Group 1(n=50):pasien yangmenerimakemoterapiuntukpertama kali,mendapatkanterapi umumsaja

Jumlahsampel100pasiendengankemoterapi untukpertamakali

QuasiEksperimentalDesign

Ya Group 1 dangroup 2 diukurdiseasevariables yaitupersepsi pasiententang tujuantreatment yangditerima “tocure”,”toprevent cancerrecurring”(curative), “tocontrol”(palliative),tingkatkepuasantentanginformasi yangdiberikanperihalkemoterapi,tingkatkecemasanmenggunakanHADS(HospitalAnxiety and

HADS anxiety anddepression scores:tidak ada perbedaanyang signifikan padakedua grup;Self efficacy:perbedaan yangsignifikan pada self-perceived curativepatient pada grup 2terkait self efficacyterhadap pencariansocial support[t(67)= −2.048,p=0.044],dengan pasien yangmenonton DVDmenyatakan lebihpercaya diri untukmencari dukungansosial dibandingkanpasien yang tidakmenonton DVD;SCNS supportive careneeds: tidak ditemukanperbedaan signifikanantara kedua grup, pada

Page 31: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

27

No Penulis,Tahun

TempatPenelitian

Perlakuan Kontrol Sample Metode Random HasilYang diukur Temuan

DepressionScale), rasapercaya diridalammenghadapikanker (selfefficacy),kebutuhanyang dirasakanpasienmenggunakanformat TheSupportiveCare NeedsSurvey(SCNS)

kelompok curative danpaliative kebutuhanpsikologis lebih besardaripada kebutuhanyang lain dan seksualadalah jenis suportifcare yang paling kurangdibutuhkan;Tingkat kepuasantentang informasiyang diterima: pasienpaliatif pada grup 2memiliki tingkatkepuasan tentanginformasi efekkemoterapi yang lebihtinggi daripada grup 1[t(29)=2.348, p=0.026].

2 NancyL.N.Stephenson, PhD,RN, CS,Sally P.Weinrich,RN, PhD,FAAN,and AbbasS.

Amedical/oncologyunit in a314-bedhospitalin thesoutheasternUnitedStates

Kelompokkontrolmendapatkanperlakuanrefleksi padapertemuanpertama

Kelompokkontrolmendapatkanperlakuanrefleksi padapertemuankedua

Jumlahsampelpenelitian 23pasiendengankankerpayudaradankankerparu.

Quasi-experimental,pre/post,crossover trial

Ya Tingkatkecemasan :instrumenyangdigunakanTHE VAS

Nyeri:instrumenyangdigunakan

Refleksi kaki yangdiberikan pada sampelmenunjukkan adanyapenurunan kecemasandan nyeri yangsignifikan.

Page 32: Laporan Awal Residensi ~ Kmb-kritis ~ R-paru

28

No Penulis,Tahun

TempatPenelitian

Perlakuan Kontrol Sample Metode Random HasilYang diukur Temuan

Tavakoli,DrPH,2000

Sebagianbesarsampeladalahwanita,Caucasian, danberusia65 tahunke atas.

The Short-Form McGillPainQuestionnaire(SF-MPQ)