laporan akhir residensi kepemimpinan dan...

34
i UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN AKHIR RESIDENSI KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA DEPOK JAWA BARAT Disusun sebagai penyelesaian tugas mata ajar Residensi Disusun oleh: PUGUH WIDIYANTO 1006755393 PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2011 Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • i

    UNIVERSITAS INDONESIA

    LAPORAN AKHIR RESIDENSI

    KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA

    DEPOK JAWA BARAT

    Disusun sebagai penyelesaian tugas mata ajar Residensi

    Disusun oleh:

    PUGUH WIDIYANTO

    1006755393

    PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN KEKHUSUSAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

    FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA 2011

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN AKHIR KEGIATAN

    RESIDENSI MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT BHAKTI YUDHA

    DEPOK 2011

    TELAH DISETUJUI DAN DISAHKAN

    Depok, 7 Desember 2011

    Pembimbing Lapangan

    ( Yuni Susiana Nur, S.Kep, Ns )

    Pembimbing Akademik

    ( Allenidekania, S.Kp, M.Sc )

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • iii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan

    karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan residensi

    di RSUD Depok mulai tanggal 10 Oktober sampai dengan 7 Desember 2011.

    Kegiatan residensi ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari

    berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini perkenankan saya

    menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang sebesar besarnya kepada dua

    pembimbing saya, Ibu Allenidekania, S.Kp, M.Sc yang banyak memberikan

    kepercayaan dan tanggungjawab secara penuh sehingga penulis bisa menyelesaikan

    kegiatan ini dengan baik, dan Ibu Yuni Susiana Nur, S.Kep, Ns yang banyak

    meluangkan waktu untuk keperluan residensi ini.

    Tidak lupa pula kepada banyak pihak penulis mengucapkan banyak

    terimakasih kepada :

    1. Ibu Dewi Irawaty, M.A, Ph.D selaku Dekan FIK UI, tempat penulis menimba

    ilmu

    2. Krisna Yetti, S.Kp., M.App.Sc., selaku Koordinator Mata Ajar Residensi

    Manajemen Keperawatan.

    3. Direktur dan seluruh pimpinan dan Rumah Sakit Bhakti Yudha yang telah

    memberikan ijin tempat residensi ini.

    4. Pimpinan keperawatan beserta seluruh teman sejawat perawata RSBY yang

    telah banyak membantu hingga residensi ini selesai tepat waktu.

    5. Rekan-rekan Residen atas kontribusi dan semangatnya hingga delapan minggu

    residensi berlalu tanpa terasa.

    Saya menyadari bahwa laporan ini masih perlu untuk dikembangkan lagi,

    dengan segala keterbatasan yang ada saya berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi

    yang memerlukannya.

    Depok, 7 Desember 2011

    Penulis

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ........................................................................................................... i

    Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii

    Kata Pengantar ..........................................................................................................iii

    Daftar Isi .................................................................................................................. iv

    Daftar Lampiran ....................................................................................................... vi

    Daftar Tabel ............................................................................................................ vii

    Daftar Gambar ....................................................................................................... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

    B. Tujuan ........................................................... ............................................... 3

    C. Manfaat .................................................................... .................................... 4

    BAB II GAMBARAN UMUM DAN HASIL PENGKAJIAN

    A. Gambaran Umum Rumah Sakit ……………………………………………5

    1. Sejarah Rumah Sakit Bhakti Yuda Depok...............................................5

    2. Struktur Organisasi RS Bhakti Yudha Depok.........................................5

    3. Visi, Misi, RS Bhakti Yudha Depok…………........................................6

    4. Letak dan Sarana ....................................................................................6

    5. Ketenagaan Perawat ..............................................................................7

    6. Manajerial keperawatan..........................................................................7

    7. Analisis SWOT.......................................................................................8

    B. Visi Misi dan Tujuan Bidang Keperawatan ……………………………….10

    C. Pengkajian Fungsi Manajemen .......................................................................11

    D. Prioritas Masalah ....................................................................................12

    E. Alternatif Pemecahan Masalah...................................................................13

    F. Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah .......................................................14

    BAB III PERENCANAAN

    A. Rencana Kegiatan......................................................................................... 16

    B. Indikator Keberhasilan dan sistem evaluasi ................................................. 16

    BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

    A. Implementasi Rencana Kegiatan............................... ................................... 18

    B. Hasil Kegiatan............................................................................................... 18

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • v

    BAB V PEMBAHASAN

    A. Permasalahan................................................................................................. 20

    B. Pembahasan................................................................................................... 21

    BAB VI PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................................. 24

    B. Saran .............................................................................................................24

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................24

    LAMPIRAN

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • vi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Proposal Residensi

    Lampiran 2 Perijinan Residensi Rumah Sakit

    Lampiran 3 Kerangka Pengkajian

    Lampiran 4 Materi Presentasi Awal

    Lampiran 5 Presensi kehadiran presentasi awal

    Lampiran 6 Materi Refreshing Metode tim

    Lampiran 7 Presensi kehadiran refresing metode tim

    Lampiran 8 Modul Supervisi

    Lampiran 9 Presensi Workshop supervisi

    Lampiran 10 Materi Presentasi akhir

    Lampiran 11 Keterangan Selesai kegiatan

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Rata rata Hunian RSBY Berdasarkan Jenis ruang rawat tahun 2011

    Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan distribusi ruangan RSBY 2011

    Tabel 2.3 Prosentase pengetahuan dan sikap perawat tentang metode Tim

    Tabel 2.4 Prosestase Kepuasan perawat berdasar tujuh komponen

    Tabel 2.5 Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan RSBY 2011

    Tabel 2.6 Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Analisis Penyebab Masalah Belum Optimalnya Metode Tim

    Gambar 2.2 Analisis Penyebab Masalah Kepuasan Perawat Rendah

    Gambar 3. Struktur organisasi Rumah Sakit Bhakti Yudha

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Rumah sakit merupakan salah satu institusi pemberi jasa layanan

    kesehatan. Dimana kualitas pelayanan kesehatan khususnya keperawatan memiliki

    kontribusi yang besar pada perkembangan pelayanan keperawatan yang ada di

    sebuah rumah sakit. (Kettle, 2002).

    Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki

    peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat

    kesehatan masyarakat Indonesia. Peran strategis ini disebabkan karena Rumah

    Sakit adalah fasilitas kesehatan yang padat teknologi dan padat pakar. Peran

    tersebut dewasa ini makin menonjol mengingat timbulnya perubahan-perubahan

    epidemologi penyakit, perubahan struktur demografi, perubahan ilmu

    pengetahuan dan teknologi, perubahan struktur sosial ekonomi dan pelayanan

    yang lebih bermutu dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka yang menuntut

    perubahan pola pelayanan kesehatan di Indonesia (Aditama, 2000).

    Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan

    kesehatan di rumah sakit, yang mempunyai posisi yang sangat strategis dalam

    upaya meningkatkan mutu pelayanan dan pemuasan konsumen yang datang ke

    rumah sakit. Jumlah tenaga keperawatan mendominasi tenaga kesehatan secara

    menyeluruh, juga sebagai penjalin kontak pertama dan terlama dengan pelanggan

    (pasien dan keluarganya). Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan

    professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan

    berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis,

    sosiologis dan spiritual yang komprehensif / holistic yang ditujukan kepada

    individu, keluarga dan masyarakat baik dalam keadaan sehat atau sakit yang

    mencakup seluruh proses kehidupan manusia yang mengacu pada standar

    professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan

    utama. (Gilles, 1996). Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada

    partisipasi perawat dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi klien

    (Potter & Perry, 2005).

    Upaya penyelenggaraan menjaga kualitas pelayanan kesehatan di rumah

    sakit tidak terlepas dari peran penting profesi keperawatan. Di unit rawat inap

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 2

    tenaga keperawatan berada di tatanan pelayanan kesehatan terdepan dengan

    kontak pertama dan terlama dengan pasien, yaitu selama 24 jam perhari dan 7 hari

    perminggu karenanya perawat memegang posisi kunci dalam membangun citra

    rumah sakit. Pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah penghasil aktivitas

    terbesar sehingga mencerminkan mutu pelayanan rumah sakitnya.

    Perawat dibekali Ilmu keperawatan yang dikembangkan berdasarkan

    evidence base practice di lapangan. Badan Kesehatan Dunia World Health

    Organization (WHO) menyusun sebuah framework pengelolaan keperawatan

    dengan membagi pada lima pilar yaitu; policy and planning (kebijakan dan

    perencanaan), education, training and development (pendidikan, pelatihan dan

    pengembangan), deployment and utilization (penyebaran dan ulitisasi), regulation

    (peraturan), dan evidence base decision making (pembuatan kebijakan

    berdasarkan kondisi lapangan) (WHO, 2003).

    Framework yang telah disusun oleh WHO itu dapat digunakan oleh setiap

    institusi keperawatan baik pada institusi pendidikan maupun pada pelayanan, oleh

    karena itu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dalam

    menyelenggarakan pendidikan Program Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan

    Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan memberikan mata kuliah Residensi

    sebagai media mahasiswa untuk mengaplikasikan teori tentang manajemen

    keperawatan di rumah sakit.

    Studi pendahuluan di RS Bhakti Yudha Depok tentang pengelolaan tenaga

    keperawatan antara lain ditemukan data bahwa di rumah sakit tersebut telah mulai

    mennyiapkan pesusunan sistem jenjang karir perawat klinik.Terkait dengan hal

    tersebut, menurut sumber di keperawatan, sistem jenjang karir yang telah menjadi

    prioritas penyelesaian masalah pada beberapa waktu lalu masih perlu

    empowerment (penguatan). Permasalahan lain yang juga muncul adalah keinginan

    manager untuk menerapkan Model Keperawatan Profesional Keperawatan

    (MPKP) untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dimana selama ini

    manajemen baru dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan metode tim.

    Hal ini diperkuat oleh hasil kajian residensi pada tahun 2010 yang lalu didapatkan

    masalah perawat belum satu persepsi memahami metode penugasan sebagai

    prioritas kedua dan kepuasan perawat yang rendah pada prioritas ketiga dimaka

    keduanya belum ada penanganan sampai saat ini (Jannah, 2010).

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 3

    Berdasar pada hal tersebut, penulis selaku mahasiswa Program Magister

    Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia bermaksud melakukan praktik dan

    melaksanakan residensi manajemen keperawatan di RS Bhakti Yudha Depok

    dengan kajian utama pada evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan dengan

    metode tim guna perencanaan kedepan yang lebih tepat dan sesuai untuk

    meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

    B. Tujuan Residensi

    1. Umum

    Setelah menyelesaikan kegiatan residensi, mahasiswa mampu menerapkan

    konsep dan prinsip kepemimpinan serta prinsip-prinsip manajemen

    keperawatan pada instalasi/unit pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam

    upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit khususnya

    pelayanan keperawatan.

    2. Khusus

    Setelah menyelesaikan residensi ini, mahasiswa mampu:

    a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang terkait

    dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisis situasi nyata di RS

    Bhakti Yudha Depok.

    b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan

    bersama pihak RS Bhakti Yudha Depok.

    c. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

    penyelesaian masalah yang telah ditetapkan.

    d. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah

    yang bersifat teknis operasional bagi RS Bhakti Yudha Depok.

    e. Melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian masalah

    yang disepakati bersama unit terkait di RS Bhakti Yudha Depok.

    f. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan, proses dan

    hasil dan dampak pada manajemen keperawatan.

    g. Merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa upaya

    mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerja sama dengan unit

    terkait di RS Bhakti Yudha Depok.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 4

    C. Manfaat

    1. Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, kekhususan Kepemimpinan dan

    Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,

    manfaat residensi adalah peningkatan kualitas belajar mengajar yang

    melibatkan mahasiswa seara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen

    secara nyata di rumah sakit.

    2. RS Bhakti Yudha Depok pada periode residensi ini mahasiswa dapat

    membantu rumah sakit atau instansi pelayanan kesehatan untuk menyelesaikan

    masalah yang bersifat teknis operasional dari suatu aspek manajemen

    pelayanan keperawatan tertentu, sehingga diharapkan dapat membantu rumah

    sakit atau instansi pelayanan kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan

    keperawatan secara umum yang akhirnya dapat meningkatkan mutu pelayanan

    kesehatan.

    3. Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan, kekhususan

    Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

    Universitas Indonesia, manfaat residensi adalah memperluas wawasan dan

    menambah pengalaman dalam mengaplikasikan administrasi dan manajemen

    keperawatan.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 5

    BAB II

    GAMBARAN UMUM dan HASIL KAJIAN RUMAH SAKIT

    A. Gambaran Umum

    1. Sejarah

    Yayasan Bhakti Yudha berdiri pada tanggal 23 Desember 1976 yang

    beralamat di jalan Panglima Polim Raya No. 102 Jakarta Selatan dengan ketua

    Bapak Tjokropranolo, Bapak A Soegijanto (wakil ketua), Bapak Prasetyo

    Sudarto (sekretaris) dan Bapak Rusdy Harmaya (bendahara). Pada mulanya

    Yayasan Bhakti Yudha hanya membentuk rumah sakit bersalin yang bertujuan

    memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Depok karena pada saat

    itu hanya memiliki satu rumah sakit. Kemudian pada tanggal 28 November

    1978 diresmikanlah ‘Klinik Bersalin Bhakti Yudha’ dengan kapasitas 12 buah

    tempat tidur di bawah pimpinan Dr. Sutoyo.

    Seiring dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat Depok dengan

    pelayanan kesehatan maka Yayasan Bhakti Yudha berkeinginan meningkatkan

    klinik bersalin menjadi sebuah Rumah Sakit Umum. Maksud tersebut

    terlaksana, dan diresmikanlah RSU Bhakti Yudha pada tanggal 15 September

    1980 oleh Kakanwil Depkes Jawa Barat yaitu Dr. Uton Muchtar MPH. Pada

    saat itu RSU Bhakti Yudha dipimpin oleh Goi Darsuki dan Dr. Mismadi

    Mihadi sebagai Kepala Bagian Medis dan memiliki kapasitas 16 tempat tidur.

    Pada tahun 1985 pimpinan diganti oleh Dr. Krisnamurti dan pembangunan

    gedung R.N.A. selesai pada tahun 1986 dan diresmikan oleh Dirjen. Yan. Kes.

    Depkes. Dr .Moch .Isa pada tanggal 15 September 1986 bertepatan dengan

    HUT RSU Bhakti Yudha yang ke VI. Secara bertahap RSU Bhakti makin

    meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya dengan menambah sarana

    penunjang medis, jumlah tempat tidur, serta alat-alat medis sehingga memiliki

    110 tempat tidur.

    Sejak tahun 1989 direktur RSU Bhakti Yudha adalah Dr. Endang Titiek SF

    dan semakin menunjukkan kemajuan antara lain menjalin kerjasama dengan

    instansi-instansi disekitar Depok yang merupakan hasil kerjasama antara

    pimpinan dan staf.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 6

    Pada tahun 1991 RSU Bhakti Yudha memperoleh bantuan dana dari Toyota

    Corporation Japan yang dipergunakan untuk membeli alat kedokteran dan

    perluasan lahan rumah sakit 7500 m2.

    Dalam perkembangan sepuluh tahun terakhir (2005) RSU Bhakti Yudha dirasa

    kurang dapat berkembang oleh karena hanya mengandalkan dari pendapatan

    rumah sakit dengan renovasi tambal sulam. Sementara itu donasi tidak

    diperoleh lagi kecuali bantuan rutin biaya perawatan pasien tidak mampu dari

    Pemda DKI Jakarta.

    Pada tahun 2006 terjadi perubahan status organisasi yaitu dari Yayasan Bhakti

    Yudha menjadi PT Bhakti Yudha dan secara hukum diresmikan pada

    September 2007. Pada saat ini RSU Bhakti Yudha Depok memiliki kapasitas

    108 tempat tidur oleh karena ada perencanaan pembongkaran gedung lama

    sehingga ada ruangan rawat yang dikelompokan yaitu ruang kebidanan dan

    perinatalogi.

    2. Struktur Organisasi

    Rumah Sakit Bhakti Yuda di pimpin oleh direktur utama dengan garis

    komando pada direktur operasional yang dibantu oleh duty manager. Dalam

    kegiatan harian, direktur operasional dibantu oleh lima orang manajer.

    Kedudukan (pengorganisasian) manajemen keperawatan berada di bawah

    manajer medis dan keperawatan dengan posisi asisten manajer bidang

    keperawatan yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh supervisor. Adapun

    struktur organisasi terdapat dalam lampiran.

    3. Visi dan Misi

    Sebagai rumah sakit swasta yang merupakan market leader hospital di kota

    Depok mempunyai visi, misi, motto dan tujuan sebagai berikut :

    Visi:

    Pada tahun 2015 Menjadi Rumah Sakit Umum Terbaik di kota depok dengan

    unggulan Pelayanan Keluarga Terpadu.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 7

    Misi:

    a. Mewujudkan kepemimpinan visioner yang mampu menghasilkan budaya

    organisasi yang kompetitif dan profesional

    b. Meningkatkan SDM yang berkualitas secara berkesinambungan

    c. Menyediakan pelayanan yang spesialistik yang berorientasi pada

    pelayanan kesehatan keluarga terpadu dengan didukung sarana penunjang

    yang canggih

    d. Menyediakan jasa pelayanan kesehatan atas dasar paradigma sehat secara

    pro aktif

    e. Memberi pelayanan kesehatan yang bersahabat dengan pelanggan

    4. Posisi Rumah Sakit

    Rumah Sakit Bhakti Yudha berada di Jalan Raya Sawangan Kp. Sengon,

    Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas, Kodya Depok. Letaknya

    cukup strategis di antara dua kecamatan, Pancoran Mas di sebelah barat dan

    kecamatan Beji di sebelah utara. Sementara akses dari kecamatan Sukma Jaya

    di sebelah timur kurang menguntungkan. Lalulintas yang cukup padat

    membuat cakupan wilayah pelayanan mencapai radius 10 km dari luas Kodya

    Depok lebih kurang 20.029 ha.

    5. Jenis Pelayanan Kesehatan

    a. Instalasi Rawat Jalan

    Klinik rawat jalan terdiri dari 19 klinik, yang dimulai dari klinik

    kebidanan dan penyakit kandungan sampai klinik KB.

    b. Instalasi Rawat Inap

    Adapun pelayanan rawat inap terdiri dari

    1) Rawat Kebidanan : 26 tempat tidur

    2) Rawat Anak : 22 tempat tidur

    3) Rawat Perinatalogi : 12 tempat tidur

    4) Rawat Inap Umum : 60 tempat tidur

    5) Rawat Inap Isolasi : 3 tempat tidur

    6) Rawat Inap Perawatan Khusus : 3 tempat tidur

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 8

    Dari instalasi rawar inap tersebut tingkat hunian (BOR) rumah sakit dalam

    enam bulan terakhir adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1. Rata rata Hunian RSBY Berdasarkan Jenis ruang rawat tahun 2011

    April Mei Juni Juli Agust Sept

    Amarilis 73 % 68 % 67 % 68 % 53 % 66 %

    Bougenvile 67 % 73 % 76 % 69 % 55 % 67 %

    Anak 52 % 53 % 51 % 46 % 42 % 42 %

    Kebidanan 45 % 42 % 48 % 36 % 37 % 37 %

    Perinatal 56 % 54 % 54 % 38 % 34 % 39 %

    c. Instalasi Gawat darurat

    Pelayanan 24 jam dengan jumlah tempat tidur sejumlah 15 buah

    6. Ketenagaan

    Sumber daya manusia yang ada di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok

    tampak pada tabel berikut :

    Tabel 2.2.

    Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan distribusi ruangan RSBY 2011

    RUANG Tetap/Capeg Kontrak Jumlah

    Bougenville 23 7 30

    Amarilis 14 0 14

    Anak 11 3 14

    Kebidanan 11 0 11

    Perinatal 8 8 8

    SUB TOTAL 66 10 77

    UGD 17 1 18

    Rawat Jalan 13 4 17

    Kamar bedah 7 2 9

    ICU 8 0 8

    SUB TOTAL 44 6 52

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 9

    7. Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan (S W O T)

    a. Kekuatan RS Bhakti Yudha Depok

    1) dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil

    merupakan kekuatan yang tidak ternilai untuk pengembangan RS

    Bhakti Yudha Depok dimasa yang akan datang

    2) RS Bhakti Yudha Depok mudah dijangkau dengan berbagai jenis

    alat transportasi, lingkungan yang nyaman dan menyenangkan

    3) RS Bhakti Yudha Depok mempunyai fasilitas yang cukup memadai

    sehingga hampir semua kebutuhan pasien dapat terpenuhi

    b. Kelemahan RS Bhakti Yudha Depok

    1) struktur organisasi rumah sakit dirasakan oleh perawat kurang

    sesuai terkait dengan tidak adanya garis komando yang jelas antara

    komite perawat dengan kepala ruang dan perawat pelaksana

    2) masih minimnya perawat dengan latar belakang S1 keperawatan

    sehingga terbatasnya kemampuan pengelolaan pelayanan

    keperawatan baik sebagai komite keperawatan maupun kepala ruang

    3) kesempatan bagi perawat D III Keperawatan untuk melanjutkan

    pendidikan S1 keperawatan masih terbatas

    4) kurangnya motivasi perawat untuk mengelola manajemen

    keperawatan

    c. Peluang RS Bhakti Yudha Depok

    1) Fasilitas pelayanan yang cukup memadai bagi masyarakat sekitar

    2) Digunakannya rumah sakit sebagai lahan praktek oleh berbagai

    institusi pendidikan ( D III, S1 & S2 Keperawatan dan Kesehatan)

    merupakan kesempatan baik bagi rumah sakit untuk menyerap

    sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga

    perawat terpacu untuk berkembang bersama-sama.

    d. Tantangan RS Bhakti Yudha Depok

    1) Rumah sakit/ tempat pelayanan pesaing semakin meningkatkan

    pelayanannya dengan mencetuskan beberapa pelayanan unggulan.

    2) Masyarakat kelas bawah sampai keatas akan semakin tahu tentang

    kualitas pelayanan yang bermutu

    3) Mahalnya biaya pengobatan dan keperawatan, masyarakat beralih

    ke pengobatan alternatif dan pengobatan tradisional

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 10

    B. Visi Misi dan Tujuan Bidang Keperawatan

    Guna menentukan arah dan tujuan keperawatan, manajemen bersama jajaran

    keperawatan menyusun dan menetapkan visi, misi, tujuan dan nilai dasar bidang

    keperawatan sebagai berikut:

    1. Visi:

    Pada tahun 2015 Terselenggaranya Asuhan Keperawatan Keluarga Terpadu

    Secara Profesional dan komprehensif

    2. Misi

    a. Mewujudkan manajemen keperawatan yang kompetitif dan professional

    b. Menyelenggarakan asuhan keperawatan keluarga terpadu melalui

    peningkatan SDM Keperawatan

    c. Menyediakan fasilitas dan peralatan yang mendukung terselenggaranya

    pelayanan keperawatan keluarha terpadu

    d. Menyediakan jasa pelayanan keperawatan atas dasar paradigm sehat

    secara pro aktif

    e. Memberikan pelayanan keperawatan ayng bersahabat dengan pelanggan.

    3. Tujuan

    a. Tercapainya manajemen keperawatan yang kompetitif dan professional

    b. Terselenggaranya pelayanan keperawatan keluarga terpadu melalui

    peningkatan kualitas SDM Keperawatan

    c. Terpenuhinya fasilitas dan peralatan yang mendukung terselenggaranya

    pelayanan keperawatan keluarha terpadu

    d. Menyelenggarakan jasa pelayanan keperawatan atas dasar paradigm

    sehat secara pro aktif

    e. Mewujudkan pelayanan keperawatan ayng bersahabat dengan

    pelanggan.

    4. Nilai Dasar

    a. Tanggungjawab

    b. Profesional

    c. Ramah

    d. Peduli

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 11

    C. Pengkajian Manajemen Keperawatan

    Sebelum pengkajian dilakukan, residen melakukan wawancara pada manajer

    keperawatan yang akhirnya disepakati bahwa permasalahan residensi pada tahun

    sebelumnya yang belum dilakukan penyelesaian masalah yaitu metode penugasan

    tim dan kepuasan perawat menjadi agenda utama untuk dikaji kembali. Akhirnya

    focus pengkajian di persiapkan lebih focus pada melihat bagaimana metode tim

    yang dilaksanakan di RSBY dan kepuasan perawat.

    Instrumen untuk menilai metode penugasan tim dipersiapkan dengan membuat

    questioner untuk menilai pamahaman dan sikap perawat serta lembar observasi

    untuk melihat pelaksanaannya. Adapun kepuasan perawat diukur dengan

    kuesioner. Berikut hasil pengkajian tersebut:

    Tabel 2.3

    Prosentase pengetahuan dan sikap perawat tentang metode Tim

    No Variabel Baik Cukup Kurang Total

    1 Pengetahuan tentang metode TIM 65 15 20 100

    2 Sikap Tentang Metode TIM 76 24 0 100

    Adapun data yang didapatkan dari observasi adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.4

    Prosestase Kepuasan perawat berdasar tujuh komponen

    No Sub Variabel Baik Cukup Kurang Total

    1 Kompensasi 0 41 59 100

    2 Lingkungan 7 37 56 100

    3 Aktifitas 2 83 15 100

    4 Kepemimpinan 9 87 4 100

    5 Komunikasi 39 59 2 100

    6 Peluang 4 87 9 100

    7 Budaya Organisasi 24 52 24 100

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 12

    D. Prioritas Masalah

    Dalam rangka memudahkan penentuan urutan masalah yang menjadi prioritas,

    maka dilakukan penghitungan dengan pembobotan pada setiap masalah yang

    ditemukan. Proses memprioritaskan masalah akan dilakukan dengan pembobotan

    yang memperhatikan aspek sebagai berikut :

    1). Magnitude(M) : kecenderungan dan seringnya kejadian masalah

    2). Severity (S) : besarnya kerugian yang ditimbulkan

    3). Manageable (Mn) : bisa di pecahkan

    4). Nursing consern (Nc) : melibatkan perhatian dan pertimbangan perawat

    5). Affordability (Af) : ketersediaan sumber daya

    Aspek – aspek diatas dapat diukur dengan cara yaitu :

    1) Magnitude/ Prevalensi Masalah yaitu apabila masalah tersebut lebih banyak

    ditemukan (prevalensinya tinggi)

    2) Severity/ Akibat yang ditimbulkan yaitu apabila akibat yang ditimbulkan

    suatu masalah lebih serius

    3) Manageable/ Bisa dipecahkan yaitu apabila masalah yang ada diyakini dapat

    terpecahkan(menemukan jalan keluar)

    4) Nursing consern/ keterlibatan perawat yaitu jika masalah tersebut akan selalu

    melibatkan dan memerlukan pertimbangan perawat

    5) Affordability/ ketersediaan sumber daya yaitu adanya sumber daya yang

    mencakup dana, sarana dan tenaga yang diperlukan untuk menyelesaikan

    suatu masalah.

    Tabel 2.5

    Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan RSBY 2011

    No Masalah M S Mn Nc Af Skor Prioritas

    1. Metode TIM belum sepenuhnya dilaksanakan

    5 4 5 4 5 23 1

    2. Kepuasan perawat cukup

    4 4 3 3 3 20 2

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • Dengan rentang nilai 1

    penting, 2 = kurang penting, 1 = sangat kurang penting. Dimana yang menjadi

    prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai/ skor paling besar. Skor akhir

    dirumuskan dengan cara : M+S+M+Nc+Af

    Dari metode pembobotan didapatkan urutan prioritas masalah berdasarkan skor

    yang paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya

    dan kewenangan, maka masalah yang akan

    masalah pelaksanaan metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan dan

    selanjutnya masalah kepuasan perawat.

    E. Alternatif Pemecahan Masalah

    Tujuan dan alternatif pemecahan masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

    yang mencakup apa, siapa, dimana, berapa lama tujuan dicapai. Rumusan tujuan

    dan alternatif pemecahan masalah sesuai masing

    sebagaimana dibawah ini :

    Gambar 2.1. Analisis Penyebab Masalah Belum Optimalnya Metode Tim

    Dari Permasalahan pertama tersebut di susun alternatif penyelesaian:

    a. Review/Penyegaran kembali tentang model Asuhan melalui

    pelatihan/diskusi/simulasi untuk

    tuuan pemahaman perawat tentang m

    b. Pembentukan tim supervisi keperawatan dengan menyusun tools dan sistem

    pelaksaan metode tim

    13

    Dengan rentang nilai 1 – 5 yaitu 5= sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup

    kurang penting, 1 = sangat kurang penting. Dimana yang menjadi

    prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai/ skor paling besar. Skor akhir

    dirumuskan dengan cara : M+S+M+Nc+Af

    Dari metode pembobotan didapatkan urutan prioritas masalah berdasarkan skor

    paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya

    dan kewenangan, maka masalah yang akan diatasi terlebih dahulu adalah

    masalah pelaksanaan metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan dan

    selanjutnya masalah kepuasan perawat.

    ernatif Pemecahan Masalah

    Tujuan dan alternatif pemecahan masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

    yang mencakup apa, siapa, dimana, berapa lama tujuan dicapai. Rumusan tujuan

    dan alternatif pemecahan masalah sesuai masing-masing permasalahan

    dibawah ini :

    Gambar 2.1. Analisis Penyebab Masalah Belum Optimalnya Metode Tim

    Dari Permasalahan pertama tersebut di susun alternatif penyelesaian:

    Review/Penyegaran kembali tentang model Asuhan melalui

    pelatihan/diskusi/simulasi untuk ketua tim dan perawat pelaksana

    emahaman perawat tentang metode tim menjadi fresh kembali.

    Pembentukan tim supervisi keperawatan dengan menyusun tools dan sistem

    pelaksaan metode tim

    5 yaitu 5= sangat penting, 4 = penting, 3 = cukup

    kurang penting, 1 = sangat kurang penting. Dimana yang menjadi

    prioritas adalah masalah dengan jumlah nilai/ skor paling besar. Skor akhir

    Dari metode pembobotan didapatkan urutan prioritas masalah berdasarkan skor

    paling besar dan atas dasar pertimbangan waktu, keterbatasan sumber daya

    diatasi terlebih dahulu adalah

    masalah pelaksanaan metode tim dalam pemberian asuhan keperawatan dan

    Tujuan dan alternatif pemecahan masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan

    yang mencakup apa, siapa, dimana, berapa lama tujuan dicapai. Rumusan tujuan

    masing permasalahan

    Gambar 2.1. Analisis Penyebab Masalah Belum Optimalnya Metode Tim

    Dari Permasalahan pertama tersebut di susun alternatif penyelesaian:

    Review/Penyegaran kembali tentang model Asuhan melalui

    ketua tim dan perawat pelaksana dengan

    etode tim menjadi fresh kembali.

    Pembentukan tim supervisi keperawatan dengan menyusun tools dan sistem

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 14

    c. Penataan Job diskripsi dengan menunjuk non perawat untuk tugas teknis

    administratif non asuhan (meningkatkan kinerja pembantu perawat) atau

    perawat khusus non job

    Gambar 2.2. Analisis Penyebab Masalah Kepuasan Perawat Rendah

    Dari permasalahan kedua yaitu rendahnya kepuasan perawat, diidentifikasi

    beberapa kemungkinan penyebab dengan alternatif penyelesaianya adalah:

    a. Review pelayanan prima dan sistem penjaminan mutu (meningkatkan

    semangat kerja dengan memperjelas hak dan kewajiban).

    b. Sosialisasi sistem reward pada aktifitas tindakan (meningkatkan pemahaman

    perawat tentang sistem reward di RSBY).

    c. Perumusan kembali tentang sistem Reward (memperjelas hak dan kewajiban)

    F. Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah

    Mengingat waktu implementasi relatif singkat, maka masalah yang diplilih untuk

    diselesaikan sebagaimana yang terdapat pada tabel 2.6 dengan peringkat prioritas

    tertinggi. Mengingat ada beberapa alternatif, maka dilakukan pemilihan atau

    seleksi alternatif pemecahan masalah menggunakan pembobotan CARL yaitu:

    C = Capability artinya kemampuan melaksanakan alternatif,

    A = Accessability artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif,

    R = Readiness artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif,

    L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan

    masalah. Rentang nilai 1 - 4, dengan ketentuan sebagai berikut :

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 15

    1 = seharusnya dapat diimplementasikan

    2 = mungkin dapat diimplementasikan

    3= harus dapat diimplementasikan

    4 = pasti harus diimplementasikan

    Tabel 2.6

    Seleksi Alternatif Pemecahan Masalah

    No. Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Skor

    1. Pembentukan tim supervisi keperawatan 4 4 4 3 192

    2. Review/Penyegaran kembali tentang

    model tim

    4 4 4 4 256

    3. Penataan Job diskripsi 2 3 3 2 36

    Berdasarkan tabel di atas maka prioritas penyelesaian masalah, adalah sebagai

    berikut

    1. Desiminasi metode penugasan tim bagi para perawat agar dapat memahami

    kembali pelaksanaan dan manfaat kerja tim.

    2. Pembentukan pokja tim supervisi pelayanan keperawatan bagi manajer dan

    supervisor keperawatan rumah sakit.

    3. Penataan job diskripsi tugas-tugas administrasi untuk para pembantu perawat.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 16

    BAB III

    PERENCANAAN

    Berangkat dari identifikasi masalah, maka penyelesaian masalah yang ada dengan

    menggunakan pendekatan “ Problem Solving For Better Nursing Service “. Karena

    adanya keterbatasan waktu, kemampuan dan kewenangan maka penyelesaian masalah

    sesuai kesepakatan antara residen dengan pihak rumah sakit dalam hal ini bidang

    keperawatan dan komite keperawatan. Masalah yang akan di atasi berdasarkan

    kesepakatan adalah masalah yang menjadi prioritas pertama yaitu belum optimalnya

    pelaksanaan metode TIM dalam asuhan keperawatan di ruangan.

    A. Rencana Kegiatan

    1. Sumber Daya

    Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan penyelesaian masalah ini

    adalah Manajer area keperawatan, Komite Keperawatan, dan Supervisor.

    2. Jadual Kegiatan

    Secara garis besar jadual kegiatan terdiri dari tiga tahap yaitu :

    a. Persiapan penyelesaian masalah dilaksanakan setelah adanya kesepakatan

    tentang alternative penyelesaian masalah, yang dilaksanakan mulai

    tanggal 24 Oktober 2011 sampai dengan 2 Nopember 2011

    b. Kegiatan penyelesaian masalah yaitu kurang optimalnya sistem jenjang

    karir oerawat di jadualkan mulai tanggal 14 Nopember 2011 sampai

    dengan 29 November 2011

    c. Kegiatan evaluasi dijadualkan selama masa penyusunan usulan kebijakan

    tentang pentaan jenjang karir perawat tanggal 21 November 2011 sampai

    dengan 28 November 2011

    B. Indikator Keberhasilan dan Sistem Evaluasi

    Indikator evaluasi dari permasalahan di atas adalah:

    1. Tersosialisasinya kembali metode penugasan tim pada para calon ketua tim

    di rumah sakit.

    2. Dapat tersusun system supervise

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 17

    PLAN of ACTION

    No Kegiatan Tujuan Metode Waktu PJ

    1 Review/Penyegaran kembali tentang model Asuhan melalui pelatihan/diskusi/simulasi untuk ketua tim dan perawat pelaksana

    Pemahaman perawat tentang metode tim menjadi fresh kembali

    Simulasi dan diskusi Minggu 2Nop Maryati

    2 Pembentukan tim supervisi keperawatan dengan menyusun tools dan sistem pelaksaan metode tim

    Tersusun pedoman sistem supervisi

    Workshop, diskusi Minggu 3 Nop

    Maryati

    3 Penataan Job diskripsi dengan menunjuk non perawat untuk tugas teknis administratif non asuhan (meningkatkan kinerja pembantu perawat) atau Perawat khusus non job

    Meningkatkan kinerja perawat pada asuhan langsung kepada klien

    Penyusunan aktifitas utama dan aktifitas pendukung asuhan

    Minggu 4 Nop

    Maryati

    4 Review pelayanan prima dan sistem penjaminan mutu

    Meningkatkan semangat kerja dengan memperjelas hak dan kewajiban

    Ceramah, Diskusi dan tanya jawab

    Tahun 2012 Titi S

    5 Sosialisasi sistem reward pada aktifitas tindakan

    Meningkatkan pemahaman perawat tentang sistem reward di RSBY

    Diskusi dan Tanya jawab

    Tahun 2012 Titi S

    6 Perumusan kembali tentang sistem Rewawrd

    Memperjelas hak dan kewajiban Workshop Tahun 2012 Titi S

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 18

    BAB IV

    IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

    A. Implementasi Rencana Kegiatan

    Kegiatan implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

    Berdasarkan tabel PoA teridentifikasi enam kegiatan, namun mengingat

    keterbatasan waktu residensi maka dari enam perencanaan dilakukan penyelesain

    pada dua masalah yang paling penting yaitu:

    1. Workshop metode penugasan tim

    2. Penyusunan pedoman supervisi keperawatan

    B. Hasil Kegiatan

    Pelaksanaan presentasi dilaksanakan dengan hasil penentuan masalah dan

    rencana penyelesaian masalah tentang metode penugasan tim dan kepuasan

    perawat. Dari dua masalah tersebut metode tim mendapat rangking penyelesaian

    masalah yang pertama dengan beberapa langkah kegiatan:

    1. Workshop penyegaran kembali metode tim.

    Kegiatan ini diikuti oleh 32 orang perawat dari empat ruang perawatan dan

    beberapa koordinator ruang perawatan. Sejumlah tersebut dipilih dengan

    kriteria perawat yang memiliki karakteristik mampu manjadi ketua tim

    karena pada saatnya nanti perawat yang telah mengikuti kegiatan ini akan

    diberikan tanggungjawab menjadi ketua tim di ruang masing-masing.

    Kegiatan berlangsung selama dua periode untuk menyesuaikan kesibukan

    para perawat diruanganya yaitu 9 dan 10 nopember 2011. Materi metode

    penugasan disampaikan oleh Residen. Kegiatan ini telah tercapai sesuai

    indicator keberhasilan yaitu setiap ruang perawatan terwakili minimal tiga

    orang yang diharapkan dapat memimpin tim pelayanan keperawatan. Setelah

    penyegaran materi ini perlu dilakukan implementasi di ruangan dengan

    pemantauan yang terstruktur melalui mekanisme supervise keperawatan.

    2. Workshop Sistem Supervisi

    Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya menyiapkan supervisor dan

    perangkat supervise untuk mendukung pelaksanaan metode tim. Kegiatan

    dilakukan selama sehari pada tanggal 17 nopember 2011 dengan hasil

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 19

    tercapai sesuai indicator yaitu sebuah modul system supervise yang dapat

    dipakai sebagai acuan kegiatan supervise. Kegiatan diikuti oleh assisten

    manager, komite keperawatan/diklat dan supervisor. Pada tahap selanjutnya

    perlu dilakukan perencanaan penerapan system supervise ini untuk

    meningkatkan kualitas personal dari jajaran keperawatan dan sekaligus

    sebagai monitoring kompetensi perawat.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 20

    BAB V

    PEMBAHASAN

    A. Permasalahan

    Residensi mahasiswa keperawatan diharapkan mampu memberi masukan agar

    perkembangan pendidikan keperawatan bisa seimbang dengan perkembangan

    pelayanan keperawatan. Proses ini diawali dengan cara melakukan pengamatan

    atau observasi terhadap pelayanan yang diberikan kemudian dibandingkan

    dengan perkembangan teori yang ada sehingga dapat diidentifiksi kelebihan dan

    kekurangan yang dimiliki oleh rumah sakit tersebut. Selama proses residensi

    mahasiswa juga melakukan proses pembelajaran dalam hal ini bagaimana

    penerapan sistem manajemen keperawatan dalam sebuah rumah sakit.

    Pada proses residensi di Rumah Sakit Bhakti Yudha Depok, teridentifikasi dua

    masalah yang menjadi fokus implementasi yaitu metode penugasan tim dan

    kepuasan perawat.

    Berdasarkan hasil pengkajian pemahaman perawat tentang metode tim

    memperlihatkan bahwa dari sebagian kecil responden saja (20%) yang memiliki

    pengetahuan kurang baik. Adapaun dari komponen sikap tidak ada yang sikapnya

    kurang baik (0%) akan tetapi dari hasil observasi dan wawancara ditemukan

    bahwa pelaksanaan metode tim ini belum dilaksanakan dengan benar.

    Masalah kedua yang menjadi target penyelesaian masalah adalah tentang

    kepuasan perawat. Masalah ini penting untuk di atasi karena berbagai

    kemungkinan yang dapat menyebabkan implementasi metode tim belum optimal

    bias disebabkan karena ketidak puasan perawat di rumah sakit.

    Dari masalah tersebut di atas bersama-sama dengan bidang perawatan menyusun

    alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya pada saat presentasi hasil pengkajian

    manajemen keperawatan oleh residen, masalah pertama yaitu metode penugasan

    tim disepakati menjadi prioritas untuk diselesaikan.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 21

    B. Pembahasan

    Manajemen keperawatan telah menyatakan mengadopsi tim beberapa tahun

    sebelumnya dengan penguatan Surat Keputusan Direksi sebagai upaya

    meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan meningkatkan kontribusi

    personal perawat dalam penyembuhan klien.

    Dalam konsep, metode tim ini adalah metode yang tepat digunakan pada rumah

    sakit yang memiliki variasi kemampuan perawat yang berbeda-beda sehingga

    dengan metode tim akan terbentuk gabungan personal dengan berbagai

    kemampuan. Ketua tim dengan berbagai tanggungjawab secara teknis dan

    fungsional menuntut dipilihnya seorang ketua tim dengan latar belakang

    pendidikan sarjana keperawatan.

    Secara umum RSBY memang memiliki beberapa keterbatasan untuk dapat

    mengatasi masalah tersebut dan mengembangkan metode tim dalam asuhan

    keperawatan bila dilihat dari kualifikasi pendidikan perawat, hal ini disebabkan

    tenaga pelaksana keperawatan yang berpendidikan Sarjana Keperawatan dengan

    profesi Ners hanya ada satu orang sedang sebagian besar berpendidikan diploma

    III dan sebagian kecil masih berpendidikan menengah, yang mana Sitorus (2006)

    menyebutkan bahwa ketua tim bertanggungjawab terhadap dalam mengkaji

    sampai membuat perencanaan dan selanjutnya mengkoordinasikan rencana yang

    telah disusun kepada anggota tim dalam forum case conference. Seorang ketua

    tim juga di tuntut memiliki kemampuan manajemen dan komunikasi yang baik

    karena ketua tim menjadi motor dan berperan kunci dalam manajemen asuhan.

    Dengan demikian syarat ketua tim minimal sarjana keperawatan dengan

    pengalaman kerja menjadi satu tuntutan agar kualitas tim yang bertugas menjadi

    berkualitas.

    Adanya kekurangan tenaga yang ada untuk menjadi ketua tim ini pada

    implementasi residen dilakukan penurunan grade dengan mengambil ketua tim

    dari perawat yang memiliki pengalaman dan kemampuan manajerial saja. Dengan

    langkan ini akhirnya teridentifikasi sejumlah 32 perawat untuk kemudian

    dilakukan workshop sebagai penyegaran kembali konsep asuhan dengan metode

    tim.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 22

    Setelah dilakukan penyegaran tentang metode tim ini, pada tahap implementasi

    dilakukan di empat ruang perawatan yaitu ruang bougenvil, amarilis, melati dan

    perinatal. Dalam pelaksanaanya ternyata masih banyak hambatan oleh karena

    sebagian perawat mengatakan bahwa metode tim sulit dijalankan karena menyita

    waktu lebih banyak padahal perawat juga diberi tugas menyelesaikan kegiatan

    administratif. Sebagian lain mengatakan karena implementasi metode tim tidak

    mempengaruhi apapun terhadap reward yang diterima. Dua alasan ini tentu

    membutuhkan solusi sebagai upaya tindak lanjut penyelesaian masalah lebih

    terarah sekiranya RSBY tetap akan menerapkan konsep asuhan dengan metode

    tim.

    Ruang rawat inap yang menjadi target implementasi khususnya ruang melati

    sebenarnya memiliki karakteristik paling ideal bial dilihat dari rata-rata jumlah

    pasien dibanding perawat jaga setiap shift, dimana rata-rata jumlah pasien setiap

    hari berkisar 5-8 pasien. Jumlah ini berada pada rentang ideal bagi ketua tim

    untuk melakukan pengkajian sampai dapat merumuskan diagnosa keperawatan.

    Implementasi lebih terfokus bisa jadi perlu dilakukan di ruang melati ini sebagai

    pilot proyek pelaksanaan metode tim, akan tetapi pada saat implementasi residen

    ruang melati sedang pada tahap perpindahan lokasi di gedung baru. Melihat

    lokasi di gedung baru dengan desain doorloop dengan ruang perawatan di kanan

    kirinya dari sisi bangunan fisi terlihat sangat ideal untuk penerapan metode tim

    ini karena ketua tim dapat melakukan pemantauan dengan jangakauan lebih

    banyak.

    Masalah hambatan implementasi tim juga terjadi karena perawat menganggap

    metode tim bila diterapkan akan menyita lebih banyak waktu dengan tidak ada

    kompensasi reward yang diterima. Masalah ini tentunya harus dikaji secara lebih

    khusus dikaitkan dengan job analisis kerja perawat. Dengan diketahuinya job

    analisis perawat maka akan bisa dilihat seberapa banyak perawat melakukan

    kegiatan asuhan dan kegiatan teknis. Dalam hal bila kegiatan teknis dan

    administratif ini menghambat aktifitas utama kegiatan asuhan keperawatan tentu

    manajemen harus berani mengambil langkah dengan melakukan beberapa

    pembenahan seperti memanfaatkan tenaga POS (pembantu perawat) untuk

    menangani kegiatan administratif yang selam ini dilakukan oleh perawat. Hal ini

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 23

    tentu akan meminimalkan cost dan perawat bisa lebih fokus pada pemberian

    asuhan keperawatan yang pada akhirnya kualitas pelayanan RSBY bisa lebih

    baik.

    Permasalahan tidak adanya komplain dari pengguna jasa keperawatan RSBY

    terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan tentu bukan indikasi asuhan

    yang diberikan sudah berkualitas. Dengan mempertimbangkan beberapa

    penelitian tentang manfaat metode tim ini maka RSBY perlu menegaskan

    kembali kesepakatan metode tim ini dengan menetapkan beberapa perawat yang

    telah mengikuti penyegaran metode tim dengan pengakuan berupa surat

    keputusan direktur yang disertai dengan job diskripsi yang jelas agar ketua tim

    memiliki legalitas dan kewenangan yang jelas. Setelah perangkat metode tim

    siap, tentu diperlukan mekanisme pengawasan, pembinaan dan evaluasi secara

    terus menerus berupa supervisi keperawatan. Untuk itu pada implementasi

    masalah pertama pada alternatif kedua dilakukan workshop penyusunan sistem

    supervisi yang melibatkan manajer keperawatan, diklat, komite dan beberapa

    supervisor. Melalui kegiatan workshop sehari di hasilkan rancangan sistem

    supervisi dengan beberapa syarat supervisor, teknis supervisi dan tool supervisi.

    Mengingat supervisi ini merupakan kegiatan berkesinambungan sepanjang waktu

    maka membutuhkan perencanaan yang matang. Akhir dari workshop di sepakati

    bahwa manajer keperawatan akan mengadopsi sistem yang telah disusun dan

    akan disusun perencanaan pada awal tahun 2012.

    Permasalah kedua tentang kepuasan perawat yang terlihat belum baik adalah

    masalah reward. Sesuatu yang sensitif dan sangat individual sekali memang

    ukuran kepuasan terhadapreward akan tetapi dari apa yang di temukan pada

    wawancara sebagian menyatakan ketidak jelasan perhitungan sistem reward

    bukan pada besarnya reward. Sebagian menyebutkan bahwa ukuran pengabdian

    yang diberikan sudah sesuai dengan penghargaan yang dia terima di RSBY ini.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 24

    BAB VI

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Residensi Manajemen keperawatan di RSBY menindaklajuti permasalahan tahun

    sebelumnya dengan focus pada dua masalah utama yaitu belum optimalnya

    metode tim dan kepuasan perawat dengan hasil sebagai berikut:

    1. Terkait metode tim yang telah diimplemasikan dengan hasil sejumlah 32

    perawat mengikuti penyegaran metode penugasan tim.

    2. Kendala implementasi di ruangan adalah budaya kerja perawat yang enggan

    dengan perubahan dan anggapan menambah beban kerja pada penerapan

    metode tim serta tidak ada dampak terhadap reward yang diterima maupun

    komplain pasien.

    3. Agar metode tim ini dapat diterapkan lebih baik diperlukan ketua tim dengan

    kualifikasi pendidikan sarjana serta memiliki pengalaman memimpin dan

    melaksanakan asuhan.

    4. Tersusun modul supervise, suatu perangkat untuk pedoman supervisi

    keperawatan yang terdiri dari syarat supervisor, teknis supervisi dan tools

    supervisi.

    B. SARAN

    Berdasarkan uraian diatas, maka beberapa saran untuk perbaikan rumah sakit

    dapat dipertimbangkan:

    1. Perlu melakukan job analisis untuk mengetahui aktifitas perawat selama

    bekerja seningga dapat ambil keputusan yang jelas mengenai penataan tugas-

    tugas administrative oleh orang yang bukan perawat.

    2. Sesuai dengan misi RSBY untuk memiliki sumber daya manusia yang

    berkualitas, maka perencanaan pengembangan SDM keperawatan khususnya

    harus dilihat dari kebutuhan dan pemanfaatan di kemudian hari.

    3. Perlu pengakuan secara tertulis sebagai legitimasi terhadap ketua tim sebagai

    ujung tombak pelayanan dalam bentuk surat keputusan direksi.

    4. Perlu penerapan system supervise yang baik untuk menjamin metode

    penugasn tim berjalan dengan baik dan diketahui hambatan-hambatanya.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    Aditama. (2002). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

    Azwar, A. (1996). Manajemen Mutu Pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

    Benner P. (1984). From Novice to Expert: Excellence and Power in Nursing Practice. Menlo Park, Calif: Addison-Wesley.

    Direktorat Bina pelayanan Keperawatan. (2006). Pedoman Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat. Jakarta. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.

    Depkes RI. (2000). Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

    Gillies, D.A. (2001). Nursing Management A System Approach. 3rd ed. Phyladelphia: WB. Saunders Company.

    Huber, DL. (2006). Leadership and Nursing Management. 3rd ed. Phyladelphia: Saunders Elsevier.

    Ilyas, Y. (2004). Perencanaan SDM Rumah Sakit Teori, Metoda dan Formula. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI

    Marquis, B.L. & Huston, C., J. (2000). Leadership roles and management function in nursing: Theory & application. (3rd ed.). Philadelphia: Lippincott

    Meldona. (2009). Manajemen Sumber daya manusia perspektif integratif. UIN – Malang Press.

    Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

    Swansburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan untuk Perawat Klinis, alih bahasa oleh Samba S. Jakarta: EGC.

    ------------------------(2001). Pengembangan Staf Keperawatan: suatu Komponen Pengembangan SDM. Alih bahasa oleh Agung Waluyo. Jakarta: EGC.

    Wiyono, Djoko. (2000). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan: Teori, Strategi dan Aplikasi. Surabaya: Airlangga University Press.

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

  • 26

    LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN ----LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN

    Laporan akhir..., Puguh Widiyanto, FIK UI, 2011

    Halaman JudulDaftar IsiBab IBab IIBab IIIBab IVBab VBab VIDaftar Pustaka