laporan residensi

25
PSDI dan DIKLAT PSDI dan Diklat adalah salah satu unit yang ada di RS PKU Muhammadiyah Bantul yang mengurusi bidang kepegawaian. PSDI (Pengembangan Sumber Daya Insani), pada unit ini seluruh karyawan yang ada di RS memiliki kesempatan untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki. STRUKTUR Pembuat aturan perusahaan 1. Perwakilan karyawan 2. Perwakilan management Program Berupa : 1. Perencanaan Kepegawaian

Upload: valyandra-praszita

Post on 06-Aug-2015

511 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Residensi

PSDI dan DIKLAT

PSDI dan Diklat adalah salah satu unit yang ada di RS PKU Muhammadiyah Bantul yang

mengurusi bidang kepegawaian. PSDI (Pengembangan Sumber Daya Insani), pada unit

ini seluruh karyawan yang ada di RS memiliki kesempatan untuk mengembangkan

segala potensi yang dimiliki.

STRUKTUR

Pembuat aturan perusahaan

1. Perwakilan karyawan

2. Perwakilan management

Program Berupa :

1. Perencanaan Kepegawaian

Perencanaan merupakan aktivitas proses penetapan apa yang ingin

dicapai dan pengorganisasian sumberdaya untuk mencapainya. Perencanaan

sumber daya manusia meliputi jenis tenaga yang dibutuhkan dan berapa

jumlahnya yang disesuaikan dengan lingkup pelayanan yang akan dilaksanakan.

Page 2: Laporan Residensi

berapa jumlah dokternya, perawatnya dan tenaga lainnya serta apakah perlu

fisioterapis atau tenaga yang lain tergantung lingkup pelayanannya. Lingkup

pelayanan ini biasanya ditentukan berdasarkan tipe rumah sakitnya. Lingkup

pelayanan rumah rumah sakit (tipe A/B/C/D) mempunyai standar minimal.

Misalnya untuk rumah sakit tipe C minimal pelayanan medisnya adalah 4 besar

spesialistik yaitu spesialis obsgyn, anak, bedah dan dalam. Dengan adanya

ketentuan tersebut maka tentu saja perencanaan SDM di rumah sakit tipe C akan

berbeda dengan tipe yang lain.

2. Reqruitmen

Penerimaan karyawan merupakan tahap yang sangat kritis dalam

manajemen SDM. Bukan saja karena biaya proses penerimaan karyawan sangat

mahal tetapi merekrut orang yang tidak tepat ibarat menanam benih yang buruk.

Ia akan menghasilkan buah yang dapat merusak tatanan sebuah organisasi

secara keseluruhan. Rumah sakit merupakan sebuah organisasi pelayanan jasa

yang sifat produknya intangible (tidak bisa dilihat) tetapi bisa dirasakan. Dan

pelayanan ini hampir mutlak langsung diberikan oleh karyawan (bukan oleh

mesin/atau alat). Sehingga sikap, perilaku dan karakter karyawan sangat

mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Oleh karena itu, proses penerimaan

SDM rumah sakit harus memperhatikan sikap, perilaku dan karakter calon

karyawan. Model penerimaan yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Bantul

ada dua yaitu :

a. Terbatas : untuk mengganti pegawai/karyawan yang cuti, contoh

karyawan perempuan yang cuti hamil bersamaan. Karyawan ini dapat

diganti dengan karyawan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)

b. Umum : pereqruitan karyawan melalui media masa seperti koran,

pamflet, dll

3. Pengembangan Skill

Kompetensi SDM tidak terbentuk dengan otomatis. Kompetensi harus

dikembangkan secara terencana sesuai dengan pengembangan usaha agar

menjadi kekuatan untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di rumah

sakit diperlukan karyawan yang selalu meningkat kompetensinya karena

teknologi, ilmu pengetahuan tentang pelayanan kesehatan berkembang sangat

pesat dari waktu kewaktu. Adanya peralatan baru, metode perawatan yang

Page 3: Laporan Residensi

berubah merupakan contoh betapa perlunya pengembangan kompetensi.

Kegiatan pengembangan kompetensi ini antara lain pendidikan dan pelatihan,

pemagangan di rumah sakit lain, rotasi, mutasi. Pendidikan dalam hal ini

melanjutkan studi bisa karena tugas belajar (peserta dipilih oleh pihak RS) biaya

ditanggung oleh RS dengan konsekuensi peserta/karyawan tersebut akan

melakukan pengabdian di RS PKU Muhammadiyah Bantul atau izin belajar

(peserta atas permintaan sendiri), peserta mendapatkan pengurangan jam kerja

tetapi biaya tetap ditanggung oleh perserta/karyawan tersebut.

4. Pembudayaan

Budaya perusahaan merupakan pondasi bagi organisasi dan pijakan bagi

pelaku yang ada didalamnya. Budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-

nilai positif yang telah dipilih menjadi pedoman dan ukuran kepatutan perilaku

para anggota organisasi. Anggota organisasi boleh pintar secara rasional, tetapi

kalau tidak diimbangi dengan kecerdasan emosional dan kebiasaan positif maka

intelektual semata akan dapat menimbulkan masalah bagi organisasi.

Pembentukan budaya organisasi merupakan salah satu lingkup dalam

manajemen SDM.

5. Pendayagunaan

The right person in the right place merupakan salah satu prinsip

pendayagunaan. Bagaimana kita menempatkan karyawan yang ada pada tempat

atau tugas yang sebaik-baiknya sehingga karyawan tersebut bisa bekerja secara

optimal. Ada karyawan yang mudah bergaul, luwes, sabar tetapi tidak telaten

dalam hal keadministrasian. Mungkin karyawan ini cocok di bagian yang

melayani publik daripada bekerja di kantor sebagai administrator. Lingkup

pendayagunaan ini adalah mutasi, promosi, rotasi, perluasan tugas dan tanggung

jawab.

6. Pemeliharaan

Jumlah total karyawan di RS PKU Muhammadiyah Bantul sejumlah 405

dan PKWT 60 orang. Semua itu memiliki hak asasi yang dilindungi dengan

hukum. Sehingga tidak bisa diperlakukan semaunya oleh perusahaan karena bisa

mengancam organisasi bila tidak dikelola dengan baik. Karyawan perlu

dipelihara dengan cara misalnya pemberian gaji sesuai standar, jamisan

kesehatan, kepastian masa depan, membangun iklim kerja yang kondusif,

Page 4: Laporan Residensi

memberikan penghargaan atas prestasi (umroh bagi karyawan teladan),

memberikan punishment jika terjadi pelanggaran sesuai yang tercantum dalam

buku tata tertib kepegawaian RS PKU Muhammadiyah Bantul.

7. Pensiun

Dengan berjalannya waktu SDM akan memasuki masa pensiun. Rumah

sakit harus menghindari kesan ”habis manis sepah dibuang”, dimana ketika

karyawannya sudah masa pensiun kemudian di keluarkan begitu saja. Karena itu

sepatutnya rumah sakit mempersiapkan karyawannya agar siap memasuki

dunia purna waktu dengan keyakinan. Ada banyak hal yang bisa disiapkan yaitu

pemberikan tunjangan hari tua yang akan diberikan pada saat karyawan

pensiun, pemberikan pelatihan-pelatihan khusus untuk membekali calon

purnakarya. Lama bekerja juga menjadi sebuah prestasi, oleh karena itu di PKU

Muhammadiyah Bantul setiap karyawan yang sudah mengabdi selama 10 tahun

bisa mendapatkan cuti besar, sedangkan yang sudah mengabdi selama 15 tahun

mendapat gaji tambahan.

PPD (PKU Peduli Dhuafa)

Untuk orang-orang yang tidak mampu, baik orang dari dalam RS (seperti cleaning

service) atau orang dari luar RS.

Diklat, yaitu tentang pengembangan diri yang sudah direncanakan saat perencanaan

Bina Rohani :

1. Bina pasien

2. Bina Karyawan

3. Sosial keumatan

Kesulitan yang mungkin terjadi dalam PSDI dan Diklat, yaitu :

a. PSDI, yaitu sering terjadi benturan-benturan secara moral misal apabila terdapat

kebijakan baru.

b. Diklat, sesuai dengan karakteristik karyawan

Page 5: Laporan Residensi

KEUANGAN, LOGISTIK, DAN PENGADAAN

A. Keuangan

Tugas pokok bagian keuangan :

1. Merancang program keuangan

2. Mengkoordinir aggaran dan program kerja RS

3. Menyampaikan laporan sampai ke direktur RS

Lingkup kerja bagian keuangan dan relasi :

1. Biaya pasien rawat inap dan rawat jalan

2. Penerimaan biaya dari pasien

3. Penagihan pada pasien

Relasi-relasi rumah sakit diantaranya adalah askes sosial, jamkesmas, jamkesda,

jamsostek,jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kerja. RS juga menjalin

kerjasama dengan PT KAI, Swasta, Tafakul, Afris, Edmedika.

Sistem pembiayaan RS di PKU Bantul adalah pelayanan dan tindakan di cash

tarif. Saat ini pembayaran jamkesmas sudah berdasarkan diagnosa dan ini sebagai

tantangan RS sebagai resiko finansial RS sehingga harus efektif dan efisien.

Alur pelayanan pasien :

1. Pendaftaran : identitas pasien, pasien yang memiliki jaminan atau pasien umum

2. Penetapan biaya : rawat jalan atau rawat inap

3. Pembayaran : ke bank syariah

Pelaporan keuangan ada dua yaitu :

1. Internal : evaluasi biaya pelayanan

2. Ekternal : sesuai kebutuhan pihak penjamin

Tugas bagian akutansi diantaranya :

1. Merancang anggaran

2. Menyusun anggaran

3. Mencatat pendapat dan biaya

4. Menghitung dan melaporkan jasa medis

5. Mengelola pembayaran hutang dan alat-alat kesehatan

Page 6: Laporan Residensi

6. Pendapatan dan pengeluaran kas (pengeluaran kas dimulai dari verifikasi ke unit

mengenai harga, diskon atau kondisi alat-alat kesehatan)

7. Menyusun laporan keuangan (laporan laba rugi, laporan kas masuk dan kas

keluar, laporan neraca/hutang)

8. Menyusun laporan tutup buku

RS PKU Bantul bekerjasama dengan bank syari’ah dalam sistem pembayaran

yang dilakukan oleh pasien umum. Pembayaran gaji karyawan, gaji dokter langsung ke

rekening masing-masing.

B. Logistik

Tugas dari logistik :

1. Perencanaan, pembelanjaan barang dan jasa secara efektif efisien islami

akuntabel

2. Pengelolaan barang-barang persediaan

C. Pengadaan

Tugas dari pengadaan :

1. Dalam pengadaan barang

2. Pengadaan MOU dengan surat perintah kerja (cleaning service)

Ada barang rutin dan barang investasi.

1. Barang rutin : pengadaan kertas, pulpen, dll

2. Barang investasi : pengadaan ventilator baru, dll

Sistem pengadaan dilakukan dengan tender dengan ditunjuk 3 perusahaan

melakukan persentasi dan negosiasi harga. Dalam melakukan proses pengadaan user

membuat proposal kerja dan di setujui oleh direktur dan oleh pengadaan akan di

laksanakan. Dalam sistem penerimaan barang, ada barang masuk dan barang keluar.

Dan dalam pengelolaan gudang, ada stok minimal.

Page 7: Laporan Residensi

MUTU dan SPI

Managemen mutu yaitu pengelolaan layanan agar tetap bermutu sesuai standar

(misal standar bangunan), memenuhi kebutuhan pelanggan, dan continue improvment.

Unit managemen mutu dan SPI, secara struktural di bawah Direksi. Bentuk-bentuk tools

sistem management mutu seperti ISO, Akreditasi, OSAS, dll

Peningkatan mutu rumah sakit sendiri dilakukan melalui standarisasi dan

akreditasi rumah sakit, dan evaluasi mutu pelayanan rumah

sakit dilakukan melalui program akreditasi serta penilaian indikator klinis serta

peningkatan mutu fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang memenuhi standar

bertaraf internasional.  Akreditasi rumah sakit yang  dilakukan saat ini adalah

akreditasi dengan standar nasional dimana di lakukan terhadap 5 pelayanan, 12

pelayanan dan 16 pelayanan.

Akreditasi RS terdapat dalam UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 40, yaitu :

1. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit sajib dilakukan

akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun sekali

2. Akreditasi Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

suatu lembaga independen baik ari dalam maupun dari luar negeri berdasarkan

standar akreditasi yang berlaku

3. Lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh

Menteri

4. Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi Rumah Sakit sebgaimana dimaksud

pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri

Setelah bulan Juli 2012 sistem managemen muuutu memakai adopsi dari JCI

(Joint Commision International) . Standar Akreditasi Joint Commission Internasional

(JCI) untuk Rumah Sakit dirancang untuk mengevaluasi kualitas dan keselamatan

pasien di semua fungsi klinis dan manajerial rumah sakit perawatan akut. Standar ini

berlaku untuk Publik dan swasta rumah sakit, medis dan psikiatris rumah sakit dan

terkait rawat jalan klinik. Sistem akreditasi rumah sakit Indonesia berkiblat pada badan

akreditasi internasional JCI. Untuk mendapatkan akreditasi itu harus dilakukan

Page 8: Laporan Residensi

perbaikan-perbaikan dalam hal peningkatan mutu pelayanan, SDM, sarana prasarana,

administrasi dan komunikasi yang mengarah kepada pencapaian akreditasi

international. Perbaikan-perbaikan itu dikelompokkan dalam "Standar Pelayanan

Berfokus Pada Pasien, Standar Manajemen Rumah Sakit, Sasaran Keselamatan

Pasien Rumah Sakit dan Sasaran Milenium Development Goals (MDGs)."

Fokus dari managemen mutu sekarang , yaitu :

1. Patien safety

2. Peningkatan mutu pelayanan

Dimana managemen mutu saat ini yang dilihat adalah proses bukan hanya

sekedar nilai akhirnya, seperti adanya prosedur penyuntikan (misal tidak boleh

menyuntikan pasien yang terjaga) dan pemasangan gelang pasien yang bertujuan

sebagai identitas pasien.

International Organization for Standardization (ISO) adalah sistem managemen

mutu yang general. ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem

manajemen kualitas. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan

rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu, yang

bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang dapat

menjamin kepuasan pelanggan

Model proses ISO 9001:2000 terdiri dari lima bagian utama yang

menggambarkan sistem manajemen organisasi, yaitu (Gaspersz, 2001, p.3):

1. Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 dari ISO 9001:2000).

2. Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2000).

3. Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2000).

4. Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2000).

5. Analisis, Pengukuran, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2000).

Klausul 6 (Manajemen Sumber Daya)

6.1

persyaratan bahwa organisasi yang menerapkan ISO 9001:2008 harus menyediakan

sumber daya (man, machine, material, method - dalam ISO 9001:2008 belum dicakup

persyaratan untuk manajemen finansial) yang layak untuk menjamin kelancaran

Page 9: Laporan Residensi

pelaksanaan proses kerja dalam upayanya memenuhi persyaratan pelanggan dan untuk

mencapai kepuasan pelanggan.

6.2.1

persyaratan kompetensi (pendidikan, pengalaman kerja, ketrampilan, pelatihan) untuk

orang-orang dalam organisasi yang pekerjaannya berkaitan langsung dengan upaya

memenuhi persyaratan pelanggan dan pencapaian kepuasan pelanggan.

 

6.2.2

terdapat 5 poin yang dibahas dalam klausul ini

a. Penetapan persyaratan kompetensi dalam bentuk tertulis sebagai penerapan

dari 6.2.1 terutama untuk posisi-posisi yang krusial untuk menjamin kepuasan

pelanggan terpenuhi.

b. Berdasarkan hasil penetapan di 6.2.2.a, yang telah ditetapkan oleh organisasi,

memungkinkan munculnya perbedaan antara yang dipersyaratkan dengan yang

telah dipenuhi oleh orang terkait, yang dikenal dengan istilah Gap Kompetensi.

Hal ini dipenuhi melalui upaya peningkatan kompetensi seperti pelatihan

ataupun tindakan lain terkait.

c. Evaluasi efektivitas tindakan baik berupa pelatihan maupun tindakan lainnya

(misal;coaching, rotasi, rehat, dan penambahan tim) untuk meningkatkan

kompetensi orang terkait.  bentuk evaluasinya disesuaikan dengan tujuan

organisasi atas peningkatan kompetensi tersebut.

d. Memastikan setiap orang dalam organisasi memahami bahwa mereka memiliki

tanggung jawab yang sama untuk  memenuhi sasaran-sasaran mutu masing-

masing sesuai dengan penetapan oleh manajemen organisasi.

e. Bukti yang menunjukkan kompetensi seseorang harus disimpan dan sewaktu-

waktu dapat ditunjukkan sesuai maksud dan tujuannya.

6.3

untuk menunjang pekerjaan yang berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan

organisasi, ketersediaan infrastruktur dan kelayakan penggunaannya harus diatur oleh

organisasi. Infrastruktur tersebut termasuk juga ketersediaan informasi untuk

Page 10: Laporan Residensi

menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan selain fasilitas lainnya seperti gedung dan

utilitas terkait, sarana transportasi dan komunikasi, hardware/software, dsb.

6.4

lingkungan kerja yang mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan, terutama yang

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, termasuk diantaranya kecukupan

pencahayaan, sirkulasi udara, kemudahan menjangkau fasilitas sanitasi, suasana kerja

yang kondusif dan konstruktif.

Sumber daya yang harus dijaga dan ditingkatkan (ISO pasal 6) :

1. SDM. Misal, adanya kompetensi bagi dokter dan perawat yang bertugas di IGD

2. Sumber Daya Sarana dan Prasarana. Hal ini akan berdampak pada keselamatan

jiwa pasien. Dapat berupa perawata alat-alat, kalibrasi

3. Sumber Daya Lingkungan. Misal lampu, limbah, angka kuman (setiap 6 bulan

sekali), suhu (berpengaruh pada obat)

Klausul 7 (Realisasi Produk)

1. Perencanaan realisasi produk

2. Proses yang terkait dengan pelanggan

3. Perencanaan dan pengmbangan

4. Pembeliaan

5. Produksi dan pelayanan

6. Pengendalian peralatan pemantauan dan pengukuran

Proses Pelayanan (ISO pasal 7) :

Sesuai dengan regulasi, Undang-Undang, standar managemen mutu yang

digunakan. Misal, Indikator Mutu, standarisasi pelayanan pasien di IGD (pasien

kelompok merah < 3 menit, kelompok lainnya < 15 menit), angka dekubitus di rawat

inap, angka kesalahan obat (harus O) di farmasi. Agar pelayanan mutu tetap terjaga

maka diperlukan dokumentasi (protab atau prosedur) dimana setiap unit harus

melakukan sesuai regulasi yang ada.

Klausul 8 (Pengukuran, Analisis dan Penyempurnaan)

1. Umum

2. Pemantauan dan pengukuran

Page 11: Laporan Residensi

3. Pengendalian produk yang tidak sesuai

4. Analisis data

5. Penyempurnaan

Adanya audit internal dilakukan secara periodik di RS (4x setahun). Unit

pelayanan dilakukan audit 4x/tahun, unit penunjang dilkukan audit 2x/tahun. Audit

Internal sendiri secara struktural berada di bawah SPI, selain dari audit internal juga

terdapat audit keuangan dan audit kinerja. Pengaudit internal, yaitu orang yang ada di

RS yang telah melakukan pelatihan dan ujian. Di RS PKU Muhammadiyah Bantul, audit

Internal dilakukan dalam 2 hari.

Audit Eksternal bertujuan untuk menentukan apakah RS tersebut masih layak

menerima sertifikat ISO atau tidak. Pada audit eksternal dapat ditemui temuan minor

dan temuan mager.

Page 12: Laporan Residensi

SIM RS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit)

SimRS adalah suatu sistem yang terdiri dari :

Input adalah data-data yang dienter atau dimasukkan oleh SDM yang terdapat

dipos masing-masing. Misal : pada pos pendaftaran, pos bangsal, pos poliklinik,

dll.

Proses adalah pengolahan data dengan sistem secara komputerisasi yang

terprogram dan terpadu. Misal : windows, linux, mac, dll

Output adalah hasil dari input yang sudah diproses menghasilkan data.

Kenapa suatu rumah sakit memerlukan Sim?

Rumah sakit saat ini terkondisikan oleh perubahan teknologi, sedangkan

teknologi semakin hari semakin maju, dengan hitungan hari saja teknologi sudah

berkembang, misal zaman dulu apabila kita ingin meliaht hasil laboratorium kita harus

secara manual melihat langsung ke ruang laboratorium bisa saja kalau jaraknya 1-2

meter tetapi jika rumah sakit itu memiliki 6 tingkat, dengan adanya Sim didalam rumah

sakit maka proses yang manual tadi bisa disingkat dengan cukup melihat kemonitor

pada pos masing-masing.

Berikut gambaran hubungan antar bagian–bagian yg terintegrasi secara sim:

input proses output

Page 13: Laporan Residensi

Dengan gambaran diatas berarti setiap bagian dapat melihat output pada bagian lain

yang terhubung secara SimRS.

SimRS suatu rumah sakit didapatkan dengan beberapa cara :

1. Outsoursedengan cara ini rumah sakit membeli jadi program-program SimRS

dari pihak luar,dengan cara ini rumah sakit harus menganggarkan dana untuk

selalu meng-up date sistem rumah skit karena rumah sakit semakin lama akan

semakin berkembang.

2. Develop dengan cara ini rumah sakit mendapat program dari teknisi yang

bekerja sebagai karyawan,dengan demikian rumah sakit dapat menekan

anggaran dana untuk membeli dari pihak luar.

PKU Muhammadiyah Bantul dari tahun 1998 sampai sekarang sudah mulai

menggunakan SimRS untuk membantu kinerja rumah sakit. Mulai dari tingkat

sederhana yang diselaraskan dengan jumlah bagian-bagian rumah sakit, sampai

sekarang dengan program SimRS yang sesuai dengan perkembangan PKU

Muhammadiyah Bantul yang dibuat oleh programer dan akan terus dikembangkan demi

menuju pelayan yang optimal.

Page 14: Laporan Residensi

REKAM MEDIS

Pendahuluan

Bagian Rekam Medis RSU PKU Muhammadiyah Bantul terletak di lantai 5,

beranggotakan 19 orang termasuk Ka ruang RM, dan sampai saat ini sudah terdapat

188ribu berkas Rekam Medis yang ada di Ruang atau Rak RM.

Pengertian

Rekam Medis adalah kumpulan keterangan tentang identitas, hasil anamnesis,

pemeriksaan, dan catatan segala kegiatan para pelayan kesehatan atas pasien dari

waktu ke waktu. Catatan ini berupa tulisan maupun gambar, dan belakangan ini dapat

pula berupa rekaman elektronik seperti komputer, mikrofilm dan rekaman suara.

Dalam PERMENKES No.749a/Menkes/XII/1989 tentang Rekam Medis disebut

pengertian Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien

pada sarana pelayanan kesehatan.

Isi Rekam Medis

Di rumah sakit didapat dua jenis Rekam Medis, yaitu :

1. Rekam Medis untuk pasien rawat jalan

2. Rekam Medis untuk pasien rawat inap

Untuk pasien rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat, rekam medis

mempunyai informasi pasien antara lain :

a. Identitas dan formulir perizinan (lembar hak kuasa)

b. Riwayat penyakit (anamnesa) tentang :

Keluhan utama

Riwayat sekarang

Riwayat penyakit yang pernah diderita

Riwayat keluarga tentang penyakit yang pernah diturunkan

c. Laporan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto rontgen,

scanning, MRI, dan lain-lain

d. Diagnosa dan atau diagnosis banding

e. Instruksi diagnosis dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan yang

berwenang.

Page 15: Laporan Residensi

Untuk rawat inap, memuat informasi yang sama dengan yang terdapat dalam

rawat jalan, dengan tambahan :

Persetujuan tindakan medic

Catatan konsultasi

Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya

Catatan observasi klinik dan hasil pengobatan

Resume akhir dan evaluasi pengobatan

RM terdiri dari 3 bagian, yaitu:

1. Pendaftaran dan TPP

2. Administrasi

3. Filing (termasuk pengembalian rekam medis)

Pendaftaran/TPP

Disini yang bertanggung jawab mulai dari penerimaan pasien, hingga

penerimaan dan pengembalian data rekam medis yang akam dan sudah digunakan.

Dalam situasi tertentu misal, pendaftar atau pasien yang banyak, biasanya akan

menyulitkan untuk distribusi dan pencarian data rekam medis, oleh karena itu, untuk

mengantisipasi dilakukan pencatatan data RM sementara di lembar baru sambil

menunggu RM dari bagian RM.

Administrasi

Tugas dari bagian administrasi RM dimulai dari pagi, dimana tugasnya adalah

mengambil berkas pasien yang pulang dari bangsal hari sebelumnya, begitu terus tiap

pagi. Tugas kedua adalah assembling yaitu dilakukan perakitan atau penyusunan RM

sesuai urutan yang sudah baku. Selanjutnya RM yg sudah tersusun akan di koding

berdasarkan diagnosis (menurut ICD 10), kemudian di analisis dan apabila ada yang

belum lengkap misal resume yang belum di isi oleh dokter akan di kembalikan kepada

dokter bersangkutan.

Filling

Tugas dari pada bagian filing adalah mengembalikan berkas rekam medis yang

dusah selesai di susun dan di analisis ke ak sesuai dengan kode dan warna yang sudah

jadi dasar atau acuan.

Kapan berkas RM dimusnahkan?

Page 16: Laporan Residensi

Sebelum dilakukan pemusnahan ada yang dinamakan retensi terhadap RM.

retensi adalah penon-aktifan RM terhadap pasien yg tidak mengunjungi RS selama 5

tahun dari kinjungan terakhir. Misal, Tn. A datang pertama ke RS pada tanggal 1 januari

2000 kalau sampe tanggal 1 januari 2005 Tn. A tidak berobat atau berkinjung lagi, maka

RMnya akan di retensi atau di non-aktifkan.

Pemusnahan dilakukan kalau tidak ada kunjungan selama 5 tahun setelah masa

retensi, atau 10 tahun dari kunjungan terakhir. Adapun ada beberapa dokimen RM yang

tidak boleh dimusnahkan diantaranya adalah kasus neoplasma, Jiwa, ortho, dan syaraf.

Page 17: Laporan Residensi

HUMAS DAN PEMASARAN

Pemasaran

Direktur SDM membawahi bagian humas dan pemasaran. Bagian pemasaran

memiliki fungsi sebagai sales atau menjual produk rumah sakit. Produk rumah sakit itu

meliputi rawat jalan, rawat inap, penunjang medis, dan bagian umum.

Rawat jalan meliputi poli (dalam, anak, bedah, kebidaan, jiwa, gigi, kulit, tht,

fisioterapi, dll) dan IGD. RS PKU Bantul sampai saat ini memiliki 124 tempat tidur.

Penunjang medis yang dimiliki Misalnya di RSU PKU Muhammadiyah sudah mempunyai

CT-Scan. Bagian umum RSU PKU Muhammadiyah Bantul sudah menyediakan layanan

untk pembuatan akte kelahiran.

RS ini juga sudah menjadi RS rujukan bagi Puskesmas, BPS, Serta RS lain

sekitar, terutama rujukan emergency dan diseaster (penanggulangan bencana).

Teknik pemasaran yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Promosi

Pada promosi dapat mempergunakan berbagai media, misalnya media cetak

seperti koran, media elektronik misalnya televisi dan radio serta dapat

mempergunakan media langsung. Untuk media langsung sendiri bisa dikategorikan

menjadi 2 yaitu langsung ke masyarakat dengan cara mendatangi mereka langsung,

ataupun melalui instansi (baik swasta, negeri maupun instansi

kemuhammadiyahan itu sendiri). Untuk instansi swasta misalnya kerjasama dalam

suatu kegiatan atau acara besar, instansi negeri misalnya mengadakan penyuluhan-

penyuluhan ke berbagai sekolah, untuk instansi kemuhammadiyahan dibagi

tergantung struktur organisasi muhammadiyah mulai dari Pimpinan pusat sampe

pimpinan ranting.

2. Performance

Performance atau penampilan sangat penting, untuk karyawan RS ini selain

dilatih untuk kemampuan hardskill mereka juga di latih untuk meningkatkan

kemampuan softskill mereka, karena dengan Penampilan yang ramah dan Sopan

akan mengundang rasa simpati pasien dan membuat mereka merasa nyaman, oleh

karena itu salah satu moto RS ini adalah 3S (Senyum, Salam, Sapa).

Page 18: Laporan Residensi

3. Place

Tempat yang strategis dan ditengah kota merupakan hal yang tak kalah

penting dalam pemasaran, seperti halnya RS ini yang terletak di tengah kota Bantul

dan tempatnya yang strategis sebagai RS Rujukan Emergency dan diseaster. Ini

sangat penting guna memudahkan akses bagi konsumen serta memudahkan untuk

mencari sarana/layanan kesehatan.

4. Price

Harga jelas yang paling utama dalam pemasaran, karena persaingan harga

akan menentukan keberhasilan suatu perusahaan dalam hal ini RS, oleh karena itu

pemilihan harga harus sebijak mungkin agar tidak merugikan baik konsumen

dalam hal ini pasien maupun RS itu sendiri.

Humas

Tujuan daripada bagian humas adalah:

1. Menjaga nama baik RS

2. Adanya complain center

3. Adanya juru bicara jika ada suatu kasus dalam RS

4. Mensurvei pasien, apakah pasien puas atau tidak dengan kinerja dan fasilitas di

RS, dimana indikator yang dipakai meliputi kebersihan, respon time, pelayanan

informasi, dll. Apabila hasilnya >90% berarti reputasi RS terbilang baik, tapi jika

di bawah 90% perlu adanya evaluasi.

5. Dibentuk club-club misal club untuk ibu hamil, club lansia, dll.