1.2 tujuanmkm.helvetia.ac.id/.../contoh-laporan-residensi-rsu-1.docx · web viewakreditasi rumah...
TRANSCRIPT
LAPORAN RESIDENSI
PENILAIAN PERSIAPANAKREDITASI RUMAH SAKIT MERUJUK JOINT
COMISSION INTERNATIONAL (JCI)
Disusun Untuk Memenuhi Program Residensi Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun oleh :
1. Cicilia (1602011xxx)
2. Lisna (1602011xxx)
3. Sidiq (1602011xxx)
Pembimbing
Supervisor Utama :Triyani,S.E.,M.Kes.,Akt.
Supervisor Lapangan : Marwati, M.Kes
Co-Supervisor : Firman, M.Kes
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKATMINAT STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA2018
HALAMAN PENGESAHAN“PENILAIAN PERSIAPAN
AKREDITASI RUMAH SAKIT MERUJUK JOINT COMISSION INTERNASIONAL (JCI)”
Disusun Untuk Memenuhi Program Residensi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh:
Disusun oleh :
1. Cicilia (1602011xxx)
2. Lisna (1602011xxx)
3. Sidiq (1602011xxx)
Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal 11 Februari 2018
Oleh :
Supervisor Utama:
Triyani,S.E.,M.Kes.,Akt.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG (latar belakang berisi uraian mengenai alasan
pemilihan tempat dan masalah residensi).Cth:
Menurut Permekes Republik Indonesia Nomor 012 tahun 2012 Pasal 1,
akreditasi rumah sakit merupakan suatu pengakuan terhadap rumah sakit yang
diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan
oleh Menteri setelah dinilai bahwa rumah sakittersebut memenuhi standar
pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit secara berkesinambungan. Tujuannya adalah menentukan apakah
rumah sakit tersebut memenuhi standar yang dirancang untuk memperbaiki
keselamatan dan mutu pelayanan. Standar akreditasi sifatnya berupa suatu
persyaratan yang optimal dan dapat dicapai. Akreditasi menunjukkan
komitmen nyata sebuah rumah sakit untuk meningkatkan keselamatan dan
kualitas asuhan pasien, memastikan bahwa lingkungan pelayanan aman dan
rumah sakit senantiasa berupaya mengurangi resiko bagi para pasien dan staf
rumah sakit. Dengan demikian akreditasi diperlukan sebagai cara efektif untuk
mengevaluasi mutu suatu rumah sakit yang sekaligus berperan sebagai sarana
manajemen.
Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan
dan budaya kualitas di rumah sakit, sehingga senantiasa berusaha
meningkatkan mutu dan keamanan pelayanannya. Melalui proses akreditasi
rumah sakit dapat:
1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitik
beratkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan
2. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien sehingga staf
merasa puas
3. Mendengarkan pasien dan keluarga mereka, menghormati hak – hak
mereka, dan melibatkan mereka sebagai mitra dalam proses pelayanan
4. Menciptakan budaya mau belajar dari laporan insiden keselamatan pasien
5. Membangun kepemimpinan yang mengutamakan kerja sama.
Kepemimpinan ini menetapkan prioritas untuk dan demi terciptanya
kepemimpinan yang berkelanjutan untuk meraih kualitas dan keselamatan
pasien pada semua tingkatan
Standar akreditasi rumah sakit ini merupakan upaya Kementrian
Kesehatan menyediakan suatu perangkat untuk mendorong rumah sakit
senantiasa meningkatkan mutu dan keamanan pelayanan. Dengan penekanan
bahwa akeditasi adalah proses belajar, maka rumah sakit distimulasi
melakukan perbaikan yang berkelanjutan dan terus menerus.
Standar ini yang titik beratnya adalah fokus pada pasien disusun
dengan mengacu pada sumber – sumber antara lain sebagai berikut :
1. Internasional Principles for Healtcare Standards, A Framework of
requirement for standards, 3rd Editon December 2007, International
Society for Quality in Health Care (ISQua)
2. Joint commision International Accreditation Standards for Hospitals, 4th
edition, 2011
3. Instrumen Akreditasi Rumah Sakit, edisi 2007, Komisi Akreditasi Rumah
Sakit (KARS)
4. Standar-standar spesifik lainnya untuk rumah sakit
Standar ini dikelompokkan menurut fungsi – fungsi dalam rumah sakit
terkait dengan pelayanan pasien, upaya menciptakan organisasi – manajemen
yang aman, efektif, terkelola dengan baik. Fungsi – fungsi ini juga konsisten,
berlaku untuk dan dipatuhi oleh, setiap unit/bagian/instalasi.
Standar adalah suatu pernyataan yang mendefinisikan harapan
terhadap kinerja, struktur, proses yang harus dimiliki RS untuk memberikan
pelayanan dan asuhan yang bermutu dan aman. Pada setiap standar disusun
elemen penilaian, yaitu adalah persyaratan untuk memenuhi standar terkait.
Undang – undang No.44 tahun 2009 tentang rumah sakit mewajibkan
rumah sakit menjalani akreditasi. Dengan demikian rumah sakit harus
menerapkan standar akreditasi rumah sakit, termasuk standar – standar lain
yang berlaku bagi rumah sakit sesuai dengan penjabaran dalam standar
akreditasi rumah sakit.
Setiap rumah sakit, tanpa kecuali harus melalui proses akreditasi dan
bila dinyatakan lulus baru dapat memperpanjang ijin operasionalnya.
Akreditasi rumah sakit, sebagai alat menjaga mutu tidak otomatis
mempertemukan kepentingan regulator, kepentingan manajemen rumah sakit,
dan harapan pasien. Hal inilah yang mendasari KARS untuk membuat standar
baru untuk akreditasi rumah sakit yang akan dicanangkan mulai awal tahun
2012.
Perubahan paradigma standar akreditasi baru diaplikasikan pada
pelayanan berfokus keselamatan pasien menjadi standar utama,
kesinambungan pelayanan harus dilakukan baik saat merujuk keluar maupun
serah terima pasien di dalam RS. Manfaat langsung dari standar akreditasi
baru, yaitu RS mendengarkan pasien dan keluarganya, menghormati hak-hak
pasien, dan melibatkan pasien dalam proses perawatan sebagai mitra;
meningkatkan kepercayaan publik bahwa RS telah melakukan upaya
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien; menyediakan
lingkungan kerja yang aman dan efisien yang memberikan kontribusi terhadap
kepuasan karyawan; modal negosiasi dengan asuransi kesehatan dan sumber
pembayar lainnya dengan data tentang mutu pelayanan menciptakan budaya
yang terbuka untuk belajar dari pelaporan yang tepat dari kejadian yang tidak
diharapkan; dan membangun kepemimpinan kolaboratif yang menetapkan
prioritas pada kualitas dan keselamatan pasien di semua tingkat.
Pedoman baru ini mengacu pada standar akreditasi rumah sakit dari
Joint Committee International (JCI) yang secara luas diterima di dunia.
Standar baru ini menyoroti proses, sementara standar lama lebih
menggarisbawahi pada outcome dan siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action).
Standar baru ini bukan hanya meneliti secara cross sectional tetapi juga
longitudinal, serta hasil survey pencapaian RS terhadap skoring yang
ditentukan berupa level-level pencapaian pratama, madya, utama dan
paripurna. Standar baru akreditasi rumah sakit tidak lagi berdasarkan enam
belas unit/satuan kerja yang ada di rumah sakit, namun dibagi menjadi dua
kelompok standar dan dua kelompok sasaran yaitu kelompok standar
pelayanan berfokus pada pasien dan kelompok standar manajemen rumah
sakit dan dua sasaran yaitu sasaran keselamatan pasien rumah sakit dan
sasaran millennium development goals (MDGs). Tiap-tiap standar dan sasaran
dibagi menjadi beberapa bab. Masing-masing bab membahas satu topik secara
khusus dan dilengkapi dengan sebuah gambaran umum dan uraian berbagai
standar yang dilengkapi dengan maksud, tujuan, dan elemen penilaian. Elemen
penilaian menjelaskan apa saja yang akan dilihat untuk menilai pencapaian
rumah sakit terhadap suatu standar.
Standar pelayanan berfokus pada pasien terbagi menjadi tujuh bab,
yaitu (1) akses ke pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK; (2) hak pasien
dan keluarga (HPK); (3) asesmen pasien (AP); (4) pelayanan pasien (PP); (5)
pelayanan anestesi dan bedah (PAB); (6) manajemen dan
penggunaan obat (MPO); dan (7) pendidikan pasien dan keluarga (PPK).
Standar manajemen rumah sakit terbagi menjadi enam bab, yaitu (1)
peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP); (2) pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI); (3) tata kelola, kepemimpinan, dan pengarahan
(TKP); (4) manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK); (5) kualifikasi dan
pendidikan staf (KPS); dan (6) manajemen komunikasi dan informasi (MKI).
Sasaran keselamatan pasien rumah sakit terbagi menjadi enam sasaran,
yaitu (1) sasaran ketepatan indentifikasi pasien; (2) sasaran peningkatan
komunikasi yang efektif; (3) peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai; (4) kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien operasi;
(5) pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan (6)
pengurangan resiko pasien jatuh. Sedangkan sasaran millennium development
goals terbagi menjadi tiga sasaran, yaitu (1) penurunan angka kematian bayi
dan peningkatan kesehatan ibu; (2) penurunan angka kesakitan HIV/AIDS;
dan (3) penurunan angka kesakitan tuberkulosis.
1.2 TUJUAN
I.1. Tujuan Umum (Menjelaskan tujuan residensi di unit kerja yang
dipilih), cth:
Memperoleh pengalaman, keterampilan, penyesuaian sikap, dan
penghayatan pengetahuan di dunia kerja dalam rangka memperkaya
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan bidang kesehatan dan melatih
kemampuan bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim sehingga
diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta Residensi maupun instansi
tempat residensi
I.2. Tujuan Khusus
1. Mampu memahami struktur organisasi RS
2. dst...
1.3 MANFAAT (tuliskan manfaat bagi mahasiswa, Instansi tempat
residensi,dan bagi Program Studi S2 IKM Institut Kesehatan Helvetia)
Kegiatan residensi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait di dalamnya.
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Manfaat Program Residensi bagi mahasiswa yang menjalankannya
ialah :
1. Berhadapan langsung dengan berbagai permasalahan nyata di
lingkungan kerja.
2. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih aplikatif
dalam bidang kesehatan masyarakat.
3. Mendapatkan pengalaman bekerja dalam tim untuk memecahkan
suatu permasalahan.
4. Mendapatkan pengalaman dalam menggunakan metode yang relevan
untuk melakukan analisis situasi, mengidentifikasi masalah,
merencanakan program intervensi atau pengendalian serta
memonitor dan mengevaluasi keberhasilan suatu program intervensi
atau pengendalian.
5. Menjalin hubungan langsung dengan personal di dunia kerja dan
dunia usaha sebagai bekal jejaring sosial di kemudian hari.
1.3.2 Bagi Tempat Residensi
Adapun kegiatan ini memiliki manfaat bagi tempat residensi antara
lain ialah :
1. Sebagai bahan referensi dan tambahan masukan terhadap
pelaksanaan kegiatan proses identifikasi dan pengendalian risiko.
2. Sebagai bahan evaluasi bagi pelaksanaan proses identifikasi dan
pengendalian risiko.
3. dst…..
1.3.3 Bagi Program Studi
Manfaat Program Residensi bagi Program Studi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Surabaya ialah :
1. Terbinanya suatu jejaring kerjasama antara institusi tempat residensi
dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan (link and
match) antara substansi akademik dengan kompetensi yang
dibutuhkan di tempat kerja.
2. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di
lapangan.
3. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dengan
menghasilkan peserta didik yang terampil.
BAB II
RENCANA KEGIATAN
2.1 Metode Kegiatan
Pada bab ini mahasiswa menuliskan metode dan pelaksanaan kegiatan mulai
dari tahap persiapan, pelaksanaan, penulisan laporan, sampai seminar
residensi
beserta jadwal pelaksanaannya. Pada metode dijelaskan bagaimana cara maha
siswa memperoleh data, informasi yang diperlukan dalam pembuatan laporan
dengan cara observasi (melihat langsung program kegiatan yang dilakukan),
wawancara mendalamdan penelusuran dokumen.
2.2 Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan, mahasiswa memaparkan langkah-langkah kegiatan
Residensi yang dimulai dari proses persiapan yang dilakukan seperti:
melakukan proses administrasi perizinan,melakukan diskusi dengan
pembimbing. Pada tahap pelaksanaan, mahasiswa menjelaskan bagaimana
prosedur dan kegiatan yang akan dilakukan guna memperoleh akurasi
informasi data yang dibutuhkan. Mengikuti program-program yang relevan
sesuai dengan tujuan residensi. Pada tahap akhir kegiatan
residensi mahasiswa mampu menjelaskan target akhir dari residensi antara
lain adanya laporan residensi, seminar, prosiding.
2.3 Penutup
BAB III
GAMBARAN UMUM
3.1 PROFIL RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
A. Sejarah Berdirinya RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
PKU (Pembina Kesejahteraan Umat) pada awalnya bernama PKO
(Penolong Kesengsaraan Oemat) dengan maksud menyediakan pelayanan
bagi kaum duafa’. RSU PKU muhammadiyah awalnya didirikan berupa
klinik sederhana pada tanggal 15 februari 1923 di kampung jagang
notoprajan Yogyakarta di bawah pimpinan dr.Sumowidagdo. Atas dasar
inisiatif H.M.Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H.Ahmad Dahlan.
Poliklinik yang masih berstatus menyewa tersebut pada tahun 1928
dipindahkan ke jalan ngabean 12 yang sekarang bernama jalan KH.Ahmad
Dahlan karena perkembangan klinik semakin bertambah besar dan
berkembang menjadi poliklinik PKO selain itu lokasi tempat lama sudah
tidak lagi memadai. Pada 8 tahun kemudian tepatnya tahun 1936 klinik
dan poliklinik PKU Muhammadiyah Yogyakarta pindah lokasi ke jalan
K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga sekarang. Pada tahun
1970 status klinik dan poliklinik berubah menjadi RSU PKU
Muhammadiyah Yogyakarta hingga saat ini merupakan salah satu rumah
sakit swasta milik pimpinan pusat persyarikatan muhammadiyah (Buku
saku profile PKU Muhammadiyah Yogyakart 2012).
Dalam bidang standarisasi mutu pada bulan juli 1998 rumah sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah diakreditasi dan berhasil lulus
akreditasi penuh pada lima bidang pelayanan yaitu pelayanan gawat
darurat, pelayanan rekam medik, Administrasi, dan manajemen, pelayanan
medik, dan pelayanan keperawatan. Pada tahun 2002 Rumah sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta diakreditasi kembali oleh komite Akreditasi
rumah sakit (KARS) untuk 12 bidang pelayanan termasuk pelayanan
farmasi, administrasi, manajemen pelayanan medik, keperawatan gawat
darurat, rekam medik, pelayanan perinatologi, resiko tinggi IBS,
pengendalian infeksi nosokomial, K3, pelayanan farmasi, pelayanan
radiologi, serta laboratorium. Berdasarkan SK Menkes Nomor
YM.00.03.2.2.1.5 pada tahun 2003 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
mendapatkan status akreditasi penuh tingkat lanjut dan pada tahun 2008
menuju ISO 9001:2000. Saat ini RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
telah lulus sertifikasi ISO 9001:2000 sebagai bagian dari standarisasi mutu
pelayanan rumah sakit. Penilaian dilakukan pada bulan agustus 2008 dan
penyerahan sertifikasi dilakukan pada tanggal 15 november 2008.
Kemudian untuk mengevaluasi efektivitas sistem yang terstandarisasi ISO
9001: 2000, Audit dilakukan setiap 6 bulan sekali. Hingga saat ini RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta telah mampu menyediakan layanan
medis lengkap (Buku saku profil RS PKU Muhammadiyah Yogyakkarta
2011), Dst……..
3.2 Visi dan Misi
Visi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah Menjadi rumah
sakit Islam yang berdasar pada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW,
dan sebagai rujukan terpercaya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah dengan kualitas pelayanan kesehatan yang Islami, profesional,
cepat, nyaman dan bermutu, setara dengan kualitas pelayanan rumah sakit
- rumah sakit terkemuka di Indonesia dan Asia.
Misi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta :
1. Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan
masyarakat melalui pendekatan pemeliharaan, pencegahan,
pengobatan, pemulihan kesehatan secara menyeluruh sesuai dengan
peraturan atau ketentuan perundang-undangan.
2. Mewujudkan peningkatan mutu bagi tenaga kesehatan melalui sarana
pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan secara profesional dan
sesuai tuntunan ajaran Islam.
3. Mewujudkan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar di bidang
kesehatan dengan senantiasa menjaga tali silaturrahim, sebagai bagian
dari da’wah Muhammadiyah, Dst……..
3.3 Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Falsafah dan nilai-nilai yang dikembangkan adalah Jagalah dirimu
dan keluargamu dari siksa api neraka (QS. At-Tahrim:6) dan apabila aku
sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku (QS. Asy-Syuara:80). RS PKU
(Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah adalah perwujudan dari
amal shalih sebagai sarana ibadah yang dilandasi iman dan taqwa kepada
Allah SWT. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dikelola berdasarkan
manajemen entrepreneural yang bertumpu pada nilai-nilai yang bersumber
dari Al Qur’an yaitu : Amanah, Sidiq, Fathonah, Tabligh, Inovatif dan
Silaturrahim.
Tujuan organisasi adalah untuk menunjang tersedianya sarana jasa
pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi bagi kehidupan semua lapisan
masyarakat. Oleh karena itu untuk menggerakkan roda organisasi secara
efektif dan menjalankan strategi organisasi dalam rangka mencapai tujuan,
maka pilar-pilar yang harus dibangun.
Adapun pilar-pilar organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
adalah sebagai berikut :
1. Kultur kerja berbasis komitmen, kompetensi dan prestasi.
2. Standar manajemen kinerja yaitu pengukuran prestasi sistem penilaian,
pengembangan, dan reward.
3. Proses pengambilan keputusan, sistem komunikasi, peraturan yang
mendukung proses kerja.
4. Kapasitas melakukan perubahan (otoritas dan kualitas kemampuan
SDI atau SDM).
5. Kepemimpinan yang bertumpu pada entrepreuneurial leadership
(kepemimpinan yang berorientasi kedepan), Dst……..
3.4 Jenis/program Pelayanan Kesehatan
Jenis pelayanan yang ada di Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Yogyakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Bantul
Jenis Pelayanan Unit Pelayanan
Rawat Jalan / Poliklinik 1. Poliklinik Obsgyn2. Poliklinik Tumbang3. Poliklinik Penyakit Dalam4. Poliklinik Anak
5. Poliklinik Bedah6. Poliklinik Kulit Kelamin7. Poliklinik Syaraf8. Jiwa9. THT10. Gigi11. Mata12. Umum13. Fisioterapi 14. Hemodialisa
Pelayana 24 Jam 1. Instalasi Gawat Darurat2. Rawat Inap (VIP, Kelas I, II, III)3. ICU4. Pelayanan Bersalin5. Pelayanan Operasi6. Ruang Jenazah7. LaboratoriumRadiologi8. Farmasi9. Ambulan 118
Pelayanan Lain 1. Club Lansia2. Club Diabetes3. Test bebas NAPZA4. Senam Hamil5. Informasi Obat6. Konsultasi Gizi7. Pelayanan Home Care8. Pelayanan akte kelahiran9. General Medical Chek up (GMC)
(Sumber : Profil Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta,
2013)
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul juga melayani pasien
asuransi yang meliputi Askes Sosial PNS, Jamkesmas, Jamkessos,
Jamkesda, dan asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan swasta,
Dst……..
3.5 Struktur Organisasi dan Ketenagaan
A. Struktur Organisasi (Disesuaikan dengan tempat Residensi)
B. Ketenagaan
a) SDM RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Kontrak tenaga kerja 2 tahun< awalnya pegawai diakui sebagai
calon pegawai dan dirotasi pada semua bagian selama 3 bulan pertama<
selanjutnya pegawai tersebut akan dianggap sebagai pegawai. Sistem
kepegawaian perbangsal/ perunit akan dievaluasi (tugas kepala
kepegawaian). Dalam menerima pegawai RS akan melakukan seleksi,
yaitu seleksi administrasi (No.dokumen 005/SPP/HM/2011 VI)
1. Perawat akan mendapatkan remunerisasi = harus diperhitungkan unit
nya.
2. Perawat memiliki paradigma tamu untuk semua perawat akan dilakukan
pelatihan/ 1x masa kerja (draft baru dibuat). Sesuai dengan SK
pelayanan prima “paradigma tamu” tahun 2009 nomor
4293/PP.25.4/XI/2012.
3. Regenerasi adalh tugas dari pengembangan staf keperawatan 2009-
2014, akan di adakan kegiatan formal atau nonformal yang
diselenggarakan sendiri oleh Rs dengan cara :
a. Pengembangan staf = diklat/kepegawaian (infokan kebidang
keperawatan tentang pelatihan atau seminar.
b. Diklat crosscek dengan program yang mengajukan pendidikan atau
pelatihan dari bidang keperawatan.
c. Apabila sesuai dengan program yang diusulkan selanjutnya bidang
keperawatan menentukan peserta pelatihan.
d. Bidang keperawatan mengirim nama-nama peserta.
e. Diklat mengajukan permohonan pelatihan ke direktur utama
f. Direktur akan memberikan surat tugas.
g. Diklat membantu kelancaran penyelesaian proses pengiriman calon
peserta.
h. Sosialisasi tentang pelatihan yang diikuti dan dapat menerapkan
serta mengembangkan ilmu yang didapatkan.
Surat ketentuan kedisplinan karyawan No.497/B2/2001, tidak
hanya mengenai THD tapi juga mengenai seragam
a. Pegawai harus datang dan pulang tepat pada waktunya
b. Pegawai yang keterlambatannya lebih besar atau sama dengan 10x
maka THD dalam bulan tersebut tidak dibayarkan dan akan diberikan
surat himbauan.
c. Surat himbauan akan diberikan sebanyak 3x
d. Pegawai yang mendapatkan surat himbauan sebanyak 3x, maka Ipk
pada triwulan tidak dibayarkan
e. Jika setelah terbit masih melanggar maka akan diterbitkan sp 1 samapai
dengan 3 dengan sanksi hukuman ringan, sedang samapai berat.
Komposisi sumber daya manusia pada PKU Muhammadiyah
Yogyakarta yang terangkum dalam kategori jenis kelamin, status pegawai
profesi, tingkat pendidikan, dan jabatan yang diemban saat ini. Komposisi
karyawan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berjumlah 712 dimana
592 pegawai tetap dan 120 orang pegawai kontrak yang tersebar dalam 75
unit kerja. Jumlah pegawai pria sebanyak 270 orang sedangkan pegawai
wanita 441 orang. Komposisi pegawai berdasarkan profesi dimana
pegawai yang berprofesi sebagai dokter 39 orang, Perawat sebanyak 337
orang, Penunjang medis sebanyak 84 orang, dan Non medis sebanyak 252
orang. Komposisi pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dimana
pegawai yang berpendidikan SD 11, SMP 43 orang, SLTA 68 orang,
SMEA 11 orang, SMK 46 orang, SMKK 16 orang, SMF 25 orang, SPK 12
orang, Diploma 342 orang, S1 113 orang, S2 24 orang, dan S3 1 orang.
Dengan kesimpulan jumlah tenaga non medis 252 orang (35,4%), medis
39 orang (5,5%), keperawatan 337 orang (47,4%), penunjang medis 84
orang (11.8%). Berikut adalah Proporsi kualifikasi SDM di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dijabarkan dalam gambar 1 (Bagian Sumber
Daya Insani RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta periode Agustus 2013).
Tenaga keperawatan merupakan jumlah tenaga yang terbanyak di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, tenaga keperawatan tersebut
tersebar dibeberapa unit kerja. Instalasi rawat inap adalah yang memiliki
proporsi jumlah perawat yang terbanyak yaitu yakni 85% dari jumlah
keseluruhan perawat.
b) Kepegawaian Keperawatan
Kepemimpinan untuk perawat di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta merupakan hirarki kepemimpinan berjenjang yang dimulai
dari direktur, seksi keperawatan dan kepala ruang atau supervisor. Ruang
rawat inap di pimpin oleh seorang kepala ruang atau supervisor yang
diangkat berdasarkan rekomendasi dari bagian kepegawaian berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu antara lain masa kerja (pengalaman)
dan hasil DP3 namun yang menetapkan adalah dewan direksi. Kepala
ruang atau supervisor di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki
latar belakang pendidikan yang beraneka ragam masa kerja yang bervariasi
dan lama memangku jabatan sebagai kepala ruang yang berbeda. untuk
evaluasi atau penilaian kinerjanya dilakukan per 1 tahun.
Uraian tugas kepala bidang keperawatan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta telah ditetapkan uraian tugas tenaga keperawatan SK
no.2737/Sk.3.2/I/2011 dan berdasarkan Menkes RI
No.1596/menkes/per/11/1988 serta PP Muhammadiyah
no.92/kep/1.0/0/2003 tanggal 26 mei 2008 tentang uraian tugas manajer
bidang keperawatan, berikut uraian tugas :
Manajer bidang keperawatan mengkoordinasi pelayanan bidang
keperawatan dan administrasi bidang keperawatan, meliputi :
a. Melakukan fungsi perencanaan
b. Melakukan fungsi penggerakan dan pelaksanaan
c. Melakukan fungsi pengawasan, penilaian dan pengendalian.
d. Melakukan tugas lain yaitu membina hubungan baik dengan lembaga
atau perorangan di luar rumah sakit, terkait dengan pelayanan
perawatan RS.
e. Melakukan tugas lain yang didelegasikan atasan.
f. Melaksanakan kegiatan evaluasi tenaga keperawatan baik jumlah
maupun mutu di unit pelayanan keperawatan.
g. Melakukan penilaian terhadap kinerja tenaga keperawatan.
h. Membagi habis tugas kepada staf di bawahnya serta memberi
pengarahan dalam pelaksanaannya.
i. Melaksanakan tugas-tugas pada bidang :
- Etika dan mutu profesi keperawatan
- Asuhan keperawatan
Sedangkan syarat jabatan kepala bidang keperawatan RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta :
a. Sarjana keperawatan dengan pengalaman kerja minimal tiga tahun
b. D3 keperawatan dengan pengalaman kerja minimal lima tahun
c. Sedang atau pernah menduduki jabatan kepala seksi atau kepala ruang
dalam keperawatan pegawai tetap.
d. Sehat, berakhlak baik dan mempunyai jiwa kepemimpinan
e. Loyal terhadap mutu pelayanan
f. Mempunyai kemampuan memimpin dan keterampilan.
Pembagian tindakan keperawatan beradsarkan Tingkat
ketergantungan :
1. Askep minimal (minimal care)
2. Askep sedang
3. Askep agak berat
4. Askep maksimal
Dst………
C. Sarana dan Prasarana (Disesuaikan dengan Rumah sakit)
D. Sumber Pembiayaan RS (Jika Ada)
BAB IV
ANALISIS SITUASI
4.1 Unit Kerja
Data analisis situasi diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dari
dokumenyang mendukung.
4.2 Alur
Proses Kegiatan Mahasiswa harus membuat gambaran alur proses kegiatan
(flow chart) di unit kerja yang dipilih dan keterkaitan unit tersebut serta beri
penjelasan dari alur yang dibuat.
BAB V
IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Identifikasi masalah merupakan hasil investigasi mahasiswa di unit kerja yang
dipilih dan telah dikonsultasikan kepada Pembimbing Lapangan. Dalam
menentukan identifikasi masalah dapat dilihat dari gambaran umum dananalisis
situasi unit kerja. Prioritas masalah dapat ditentukan dengan teknik skoring
(kuantitatif) seperti teknik Hanlon, Bryant dan lain-lain, maupun dengan teknik
non scoring (kualitatif) seperti teknik Delphi.
BAB VI
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Pada bab ini mahasiswa menguraikan alternatif-alternatif pemecahan masalah
dari prioritas masalah yang telah ditentukan. Dalam menentukan alternatif yang te
pat maka mahasiswa dianjurkan membuat Diagram Tulang Ikan (Fish Born
Diagram) atau Diagram Sebab Akibat. Setelah mahasiswa mengetahui sebab dari
permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalahnya.
BAB VII
RENCANA INTERVENSI (PLAN OF ACTION)
Membuat rencana intervensi dalam bentuk Plan of Action (POA) sesuai dengan
alternative pemecahan masalah yang didapatkan.
BAB VIII
PENUTUP
Rekomendasi yang ditawarkan adalah upaya yang paling visible, reasonable dan
Manageable untuk dapat dikerjakan oleh instansi residensi dari berbagai
alternative yang ada. Sifat rekomendasi harus rinci dan memiliki indikator
penyelesaian, waktu penyelesaian, dan biaya penyelesaian (bila ada).
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka yang digunakan minimal 10 bahan bacaan (buku dan jurnal 10
tahun terakhir) dan diutamakan adalah pustaka yang digunakan untuk pemecahan
masalah. Cara penulisan pustaka mengikuti format baku yang ada yaitu van
couver (menggunakan software pengelolaan referensi seperti Mendeley ataupun
endnote)
Lampiran
Hal-hal penting yang perlu dilampirkan sebagai bukti laporan residensi adalah:
1) Surat perizinan (surat pengantar dari Prodi S2 IKM Institut Kesehatan
Helvetia,
2) surat keterangan telah selesai residensi)
3) daftar hadir yang diketahui oleh pembimbing lapangan
4) Struktur organisasi
5) Matriks wawancara
6) Data pendukung
7) Dokumentasi hasil observasi (berupa foto kegiatan)
Ketentuan Tambahan:
Format penulisan Proposal dan laporan residensi adalah sebagai berikut:
1) Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih tanpa garis minimum 70
gram dengan ukuran A4.
2) Diketik dengan menggunakan huruf “Times New Roman”
Judul Bab : ukuran 14 (Bold)Judul Sub Bab : ukuran 12 (Bold) Naskah isi :
ukuran 12 spasi 2.
3) Margin pengetikan Top : 3 cm Bottom : 3 cm Left : 4 cm Right : 3 cm
4) Antar Bab dan Sub Bab jarak spasi 3.
5) Penulisan halaman dikanan bawah.
6) Judul tabel dan judul gambar ditulis dengan huruf kecil (huruf awal kata tiap
judul dengan huruf besar).
7) Judul tabel ditulis diatas tabel, dan judul gambar ditulis dibawah gambar.
8) Tabel dibuat tanpa garis vertical
Presentasi Hasil Residensi
Presentasi hasil Residensi dilaksanakan di kampus (dalam bentuk oral
presentasi).Bila pihak tempat residensi menghendaki diadakannya presentasi di
tempat tersebut, maka draft
Laporan Residensi dipresentasikan atau disajikan dihadapan pimpinan dan unit
kerja terpilih.Masukan dan koreksi dari presentasi digunakan untuk
menyempurnakan laporan. Laporan yang sudah final diketahui dan disetujui oleh
Supervisor Utama, Pembimbing Lapangan (Supervisor) dan Co-Supervisor.
Laporan Residensi yang telah disetujui dijilid 2 rangkap, untuk Program
Studi, dan perpustakaan. Selain itu laporan residensi diserahkan dalam bentuk
softcopy
Persyaratan Presentasi Laporan Residensi
1) Waktu presentasi selama 15 menit, mahasiswa mempresentasikan laporan
residensi dan menjabarkan semua materi yang disampaikan termasuk sesi
tanya jawab.
2) Materi presentasi menggunakan Power Point untuk itu mahasiswa harus
memperhatikan jumlah slide yang akan ditampilkan. Misalnya 1 slide
membutuhkan waktu 1 sampai 1,5 menit maka mahasiswa cukup
menyiapkan 10 sampai 15 slide.
3) Slide yang efektif dan menarik berisi tidak lebih 15 baris disertai efek
animasi yang sederhana (simple).Contoh slide yang efektif:
Slide 1 : Judul residensi dan nama mahasiswa
Slide 2-3 : Pendahuluan (alasan ilmiah pemilihan masalah terpilih, tujuan re
sidensi dan manfaat residensi)
Slide 4 : Jelaskan rencana kegiatan residensi
Slide 5 : Jelaskan alur proses kegiatan
Slide 6-8: Identifikas dan prioritas masalah (beri alasan kenapa masalah ters
ebut terpilih)
Slide 9-10 : Alternatif penyelesaian masalah (berikan alasannya)
Slide 11-12 : Rekomendasi