lapkas rehab medik snh

Upload: jane-framita

Post on 09-Jul-2015

327 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUANDulu penyakit stroke hanya menyerang kaum lanjut usia (lansia). Seiring dengan berjalannya waktu, kini ada kecenderungan bahwa stroke mengancam usia produktif bahkan di bawah usia 45 tahun. Penyakit stroke pun ternyata bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jabatan ataupun tingkatan sosial ekonomi.1 Stroke adalah keadaan darurat medis dan dapat menyebabkan kerusakan neurologis yang permanen, komplikasi, dan kematian. Ini adalah penyebab utama kecacatan orang dewasa di Amerika Serikat dan Eropa dan penyebab utama kedua kematian di seluruh dunia.2 Pengobatan yang tepat dapat meningkatkan kemungkinan bertahan hidup dan meningkatkan tingkat pemulihan yang dapat diharapkan. Peningkatan pengobatan dari semua jenis stroke telah menghasilkan penurunan drastis dalam tingkat kematian dalam beberapa dekade terakhir.3 Stroke sebelumnya dikenal medis sebagai kecelakaan serebrovaskular atau cerebrovascular accident (CVA), adalah kerusakan yang cepat dari fungsi otak akibat gangguan pada suplai darah yang menuju ke otak. Hal ini dapat disebabkan oleh iskemia yang disebabkan oleh penyumbatan (trombosis, emboli arteri), atau perdarahan (kebocoran darah).4 Menurut World Health Organization (WHO) stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.5 Menurut WHO, rehabilitasi ialah semua tindakan yang ditujukan untuk mengurangi dampak disabilitas/handicap, agar memungkinkan penyandang cacat berintegrasi dengan masyarakat. Prinsip rehabilitasi medik pada stroke ialah mengusahakan agar sedapat mungkin pasien tidak bergantung pada orang lain.6 Tujuan rehabilitasi stroke adalah lebih ke arah meningkatkan kemampuan fungsionalnya daripada ke arah memperbaiki defisit neurologisnya.7 Dalam penanganan penderita diperlukan adanya satu tim yang terdiri dari berbagai disiplin keahlian, agar tercapai hasil yang sebaik-baiknya. Tim rehabilitasi medik terdiri dari dokter, fisioterapis, terapi okupasi, ortotis prostetis, ahli bina wicara, psikolog, pekerja sosial medik, dan perawat rehabilitasi.6

1

TINJAUAN PUSTAKAI. Definisi Menurut WHO, stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Hendro Susilo, 2000).4 Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif, cepat berupa defisit neurologis vokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan langsung menimbulkan kematian. Semata-mata disebabkan oleh peredaran darah otak non traumatik (Mansjoer A. Dkk).4 Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh gangguan suplai darah ke bagian otak (Brunner & Sudarth, 2000).4 Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa stroke adalah kematian mendadak sebagian dari sel-sel otak akibat kekurangan oksigen. Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak mengalami kerusakan sehingga fungsi otak menjadi terganggu. Hal ini disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya arteri yang menuju ke otak.8

II.

Epidemiologi Kasus stroke meningkat di negara maju seperti Amerika dimana kegemukan dan junk food telah mewabah. Berdasarkan data statistik di Amerika, setiap tahun terjadi 750.000 kasus stroke baru di Amerika. Dari data tersebut menunjukkan bahwa setiap 45 menit, ada satu orang di Amerika yang terkena serangan stroke.9 Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat. Kecenderungannya menyerang generasi muda yang masih produktif.9

2

Usia lanjut adalah salah satu faktor risiko stroke yang paling signifikan. 95% stroke terjadi pada usia 45 tahun lebih dan 2/3 dari stroke terjadi pada usia >65 tahun. Namun, sekarang stroke dapat terjadi pada semua usia.10

III. Klasifikasi Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Stroke Hemoragik Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yeng disebabkan pecahnya pembuluh darah otak.11 Pembuluh darah yang pecah menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.12 Umumnya terjadi pada saat melakukan aktivitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi yang tidak terkontrol.11 Stroke hemoragik terbagi menjadi intracerebral hemorrhage (ICH), subarachnoid hemorrhage (SAH), dan cerebral venous thrombosis.13 2. Stroke Non Hemoragik Aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.12 Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun trombus pembuluh darah otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh karena hipoksia jaringan otak.11 Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.12 Klasifikasi Oxford Community Stroke Project (OCSP, juga dikenal sebagai Bamford atau Klasifikasi Oxford) membaginya berdasarkan gejala awal dan episode stroke yaitu total anterior circulation infarct (TACI), partial anterior circulation infarct (PACI), lacunar infarct (LACI), dan posterior circulation infarct (POCI).14

3

Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu:11 1. TIA (Trans Ischemic Attack) Yaitu gangguan neurologi sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam. 2. RIND (Reversible Ischemic Neurologis Deficit) Gangguan neurologi setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu. 3. Stroke in Volution (Progressive Stroke) Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari. 4. Stroke Komplit Gangguan neurologi yang timbul bersifat menetap atau permanent.

IV. Etiologi Penyebab stroke antara lain:15 1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak ) 2. 3. Embolisme serebral ( bekuan darah atau material lain ) Iskemia ( Penurunan aliran darah ke area otak)

Ada beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu: 1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:7 1) Umur, jenis kelamin, dan ras Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh darah otak. Pria lebih cenderung terkena stroke dibanding wanita pada segala umur. Namun wanita dua kali lebih mungkin menderita stroke fatal daripada pria. Perbedaan ras terdapat pada insiden stroke. Orang Jepang dan Cina mempunyai angka stroke tertinggi di dunia. 2) Faktor genetik Adanya riwayat keluarga yang menderita stroke dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke pada anak-cucunya, faktor genetik yang menentukan dalam

4

timbulnya stroke masih belum jelas. 2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi:11 1) Hipertensi Dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya trombus sehingga dapat mengganggu aliran darah serebral. 2) Kelainan jantung / penyakit jantung Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan aliran darah ke otak. Di samping itu dapat terjadi proses embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah. 3) Diabetes mellitus (DM) Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yaitu terjadinya peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya serebral dan adanya kelainan mikrovaskuler sehingga berdampak juga terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral. 4) Polisitemia Pada polisitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat sehingga perfusi otak menurun. 5) Peningkatan kolesterol (lipid total) Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya embolus dari lemak. 6) Obesitas Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya pembuluh darah otak. 7) Merokok Merokok akan menimbulkan plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi aterosklerosis. 8) Kurang aktivitas fisik Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan pembuluh darah (pembuluh darah menjadi kaku), salah satunya pembuluh darah otak.

5

V.

Patogenesis 1. Stroke Non Hemoragik Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh trombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area trombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologi fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.11 2. Stroke Hemoragik Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intrakranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intrakranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan tekanan intra kranial (TIK) yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.11

VI. Manifestasi Klinis Gejala stroke: 1. Tiba-tiba mati rasa atau kelemahan pada lengan, wajah atau kaki (terutama pada satu sisi tubuh) 2. Tiba-tiba kebingungan, kesulitan berbicara (pelo) atau memahami pembicaraan 3. Tiba-tiba kesulitan melihat pada satu atau kedua mata; penglihatan ganda 4. Tiba-tiba kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan atau koordinasi 5. Mendadak sakit kepala parah dengan tidak diketahui penyebabnya.16

6

6. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh 7. Pergerakan yang tidak biasa 8. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih (inkontinensia urine) 9. Pingsan dan penurunan kesadaran.17

VII. Diagnosis Klinik Diagnosis stroke biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dari perjalanan penyakit dan hasil pemeriksaan fisik. Anamnesis sangat membantu dalam menegakkan diagnosis. Sedangkan pemeriksaan fisik membantu menentukan lokasi kerusakan pada otak.17 Pemeriksaan penunjang yaitu X-Foto Thorax, CT scan (paling sering tanpa kontras tambahan), MRI scan , USG Doppler , dan arteriography.18 Untuk menilai kesadaran penderita stroke dapat digunakan Glasgow Coma Scale (GCS).19

VIII. Pencegahan Risiko stroke dapat dikurangi melalui perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, mengendalikan tekanan darah, berolahraga secara teratur, menjaga berat badan tubuh, menghindari konsumsi alkohol yang berlebihan, mendapatkan pemeriksaan rutin dan mengikuti saran dokter mengenai diet dan obat-obatan, khususnya terapi hormon pengganti.20

IX. Rehabilitasi Medik Rehabilitasi adalah semua upaya yang ditujukkan untuk mengurangi dampak dari semua keadaan yang menimbulkan disabilitas dan/atau handicap serta memungkinkan penyandang disabilitas dan/atau handicap untuk berpartisipasi serta aktif dalam lingkungan keluarga atau masyarakat.7 Tujuan rehabilitasi stroke adalah lebih ke arah meningkatkan kemampuan fungsionalnya daripada ke arah memperbaiki defisit neurologisnya, atau

mengusahakan agar penderita sejauh mungkin dapat memanfaatkan kemampuan sisanya untuk mengisi kehidupan secara fisik, emosional, dan sosial ekonomi dengan baik.7

7

Menurut definisi WHO, jelaslah bahwa yang ditanggulangi rehabilitasi medik adalah problem fisik dan psikis. Untuk mengatasi problem fisik yang berperan adalah program fisioterapi dan terapi okupasi. Keduanya sebetulnya mempunyai kesamaan dalam sasaran, dengan sedikit perbedaan bahwa terapi okupasi juga melatih aktivitas kehidupan sehari-hari dan melakukan prevokasional untuk mengarahkan pasien pada latihan kerja bila terpaksa alih pekerjaan.6 Program rehabilitasi medik pada penderita stroke:7 1. Fase Awal Tujuannya adalah mencegah komplikasi sekunder dan melindungi fungsi yang tersisa. Program ini dimulai sedini mungkin setelah keadaaan umum memungkinkan dimulainya rehabilitasi. Hal-hal yang dapat dikerjakan adalah proper bed positioning, latihan luas gerak sendi (LGS), stimulasi elektrikal dan setelah penderita sadar dimulai penanganan emosional. 2. Fase Lanjutan Tujuannya untuk mencapai kemandirian fungsional dalam mobilisasi dan aktivitas sehari-hari (AKS). Fase ini dimulai pada waktu penderita secara medik telah stabil. Biasanya penderita dengan stroke trombotik atau embolik mobilisasi dimulai pada 2-3 hari setelah stroke. Penderita dengan perdarahan subarachnoid mobilisasi dimulai 10-15 hari setelah stroke. Program pada fase ini meliputi:7 1) Fisioterapi a. Stimulasi elektrikal untuk otot-otot dengan kekuatan otot (kekuatan 2 ke bawah) b. Diberikan terapi panas superfisial (infra red) untuk melemaskan otot c. Latihan gerak sendi bisa pasif, aktif dibantu atau aktif tergantung dari kekuatan otot d. Latihan untuk meningkatkan kekuatan otot e. Latihan fasilitasi atau redukasi otot f. Latihan mobilisasi. 2) Okupasi Terapi Sebagian besar penderita stroke mencapai kemandirian dalam AKS, meskipun pemulihan fungsi neurologis pada ektremitas yang terkena belum tentu baik. Dengan alat bantu yang disesuaikan, AKS dengan menggunakan satu tangan

8

secara mandiri dapat dikerjakan, kemandirian dapat dipermudah dengan pemakaian alat-alat yang disesuaikan. 3) Terapi Bicara Penderita stroke sering menagalami gangguan bicara dan komunikasi. Ini dapat ditangani oleh speech therapist dengan cara: a. Latihan pernapasan (pre speech training) berupa latihan napas, menelan, meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan. b. Latihan di depan cermin untuk melatih gerakan lidah, bibir dan mengucapkan kata-kata. c. Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi mengucapkan kata-kata. d. Pelaksana terapi adalah tim medik dan keluarga. 4) Ortotik Prostetik Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat ganti dalam membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat yang sering digunkan antara lain: arm sling, hand sling, walker, wheel chair, knee back slap, short leg brace, cock-up, ankle foot orthotic (AFO), knee ankle foot ortotic (KAFO). 5) Psikologi Semua penderita dengan gangguan fungsional yang akut akan melampaui serial fase psikologis, yaitu: fase syok, fase penolakan, fase peyesuaian dan fase penerimaan. Sebagian penderita mengalami fase-fase tersebut secara cepat, sedangkan sebagian lain mengalami secara lambat, berhenti pada satu fase, bahkan kembali ke fase yang telah lewat. Penderita harus berada pada fase psikologis yang sesuai untuk dapat menerima rehabilitasi. 6) Sosial Medik Pekerjaan sosial medik dapat memulai pekerjaan dengan wawancara keluarga, keterangan tentang pekerjaan, kegemaran, sosial, ekonomi dan lingkungan hidup serta keadaan rumah penderita.

X.

Prognosis Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis:7 1. Saat mulainya rehabilitasi medik, program dimulai kurang dari 24 jam maka

9

pengembalian fungsi lebih cepat. Bila dimulai kurang dari 14 jam maka kemampuan memelihara diri akan kembali lebih dahulu. 2. Saat dimulainya pemulihan klinis, prognosis akan lebih bururk bila ditemukan adanya: 1-4 minggu gerak aktif masih nol (negatif); 4-6 minggu fungsi tangan belum kembali dan adanya hipotonia dan arefleksia yang menetap.

10

LAPORAN KASUSI. Identitas Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Agama Pekerjaan Alamat Suku Bangsa MRS : Tn. F.T : 78 tahun : Laki-laki : Tamat SD : Kristen Protestan : Petani : Dusun Mokonge 2, Kec. Lirung, Kep. Talaud : Sanger Talaud : 22 September 2011

Tanggal Periksa : 27 September 2011

II.

Anamnesis Keluhan Utama: Kelemahan anggota gerak kiri Riwayat Penyakit Sekarang Kelemahan anggota gerak kiri dialami penderita sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Kelemahan anggota gerak kiri terjadi secara tiba-tiba pada pagi hari saat penderita hendak ke ladang untuk bekerja. Kelemahan anggota gerak kiri ini dirasakan penderita pada lengan dan tungkai kiri. Beberapa saat sebelum penderita merasa lemah pada anggota gerak kiri, penderita merasa pusing. Selain itu, bicara pelo juga dialami penderita bersamaan dengan terjadinya lemah anggota gerak kiri. Mulut penderita juga mencong ke kanan. Penderita kemudian berobat ke RSUD Talaud dan setelah 2 hari dirawat di RSUD Talaud, penderita kemudian dirujuk ke RSUP Prof. DR. R.D Kandou Manado. Mual dan muntah tidak ada, sakit kepala tidak ada, kejang tidak ada, riwayat penurunan kesadaran tidak ada, gangguan menelan tidak ada. Riwayat trauma kepala tidak ada. Makan dan minum normal. Buang air kecil dan buang air besar seperti biasa. Penderita cemas dengan penyakit yang dideritanya.

11

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, minum obat tidak teratur. Riwayat penyakit gula, jantung, ginjal, kolesterol disangkal oleh penderita. Riwayat pernah stroke sebelumnya disangkal penderita.

Riwayat Penyakit Keluarga Kakak kandung penderita juga pernah sakit seperti ini. Riwayat Kebiasaan Penderita lebih dominan menggunakan tangan kanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penderita merokok sejak 5 tahun yang lalu, 3-4 batang rokok setiap hari. Penderita juga memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol sejak muda sampai sekarang. Penderita juga juga sering makan makanan berlemak. Penderita tidak memiliki kebiasaan berolahraga teratur. Riwayat Sosial Ekonomi Penderita tinggal di rumah semipermanen, memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar mandi dengan WC jongkok. Kamar mandi terletak di dalam rumah, di luar kamar penderita. Tempat tidur penderita terletak di dekat dinding. Pasien memiliki seorang istri dan 8 orang anak. Pasien tinggal dengan 2 orang anak yang sudah bekerja. Biaya hidup sehari-hari cukup, ditanggung oleh pasien dan juga dibantu anak pasien yang sudah bekerja. Tanggungan pasien hanya istri karena ke-8 anaknya sudah bekerja. Namun, pasien mengalami kesulitan untuk menanggung biaya perawatan di rumah sakit.

III. Pemeriksaan Fisik Status Generalis Keadaan Umum : Tampak sakit Kesadaran Tanda Vital: Tekanan darah : 170/90 mmHg : Compos Mentis

12

Nadi Respirasi Suhu badan Kepala Mata

: 80 x/menit : 24 x/menit : 36,5 oC : Bentuk Mesocephal : Pupil bulat isokor, diamater 3mm/3mm. Refleks cahaya +/+, Refleks Cahaya Tidak Langsung +/+ Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterus (-/-)

Hidung Mulut

: Septum deviasi (-), sekret (-) : Mencong ke kanan, Bibir sianosis (-), Deviasi lidah ke kiri (+), Deviasi uvula (-)

Telinga Leher Thorax Jantung

: Sekret (-) : Trakhea letak tengah, pembesaran kelenjar getah bening (-)

: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

: Pulsasi iktus kordis tidak tampak : Pulsasi iktus kordis tidak teraba : Batas Jantung Normal : Bunyi jantung normal, bising (-) : Simetris kiri=kanan : Stem Fremitus kiri=kanan : Sonor kiri=kanan : Suara Pernapasan Vesikuler, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Paru-Paru

: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Abdomen

: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

: Datar : Lemas, Hepar/Lien: tidak teraba : Timpani : Bising usus (+) Normal

Ekstremitas

: Akral Hangat, Edema (-), Fraktur (-)

Status Neurologis GCS Nn.cranialis : E4M6V5 : Parese N.VII sentral sinistra Parese N.XII sentral sinistra

13

Status Motorik : Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior Pemeriksaan Gerakan Kekuatan otot Tonus otot Refleks Fisiologis - Biseps - Triseps - Brakhioradialis - Patella - Tendon Achilles Refleks Patologis - Babinski - Chaddock - Gordon - Oppenheim - Gonda - Schaefer Sensibilitas - Protopatik - Proprioseptik Indeks Barthel : Bladder Bowel Toilet D N 5/5/5/5 N N N N S 4/4/4/4 N N N N N N N N N N N N N N N N D N 5/5/5/5 N S 4/4/4/4 N

: 10 (normal 10) : 10 (normal 10) : 5 (normal 10)

Kemandirian diri : 5 (normal 5) Berpakaian Makan : 5 (normal 10) : 10 (normal 10)

Transfer/berpindah : 10 (normal 15) Mobilitas : 15 (normal 15)

Naik turun tangga : 5 (normal 10) Mandi : 0 (normal 5)

14

Total

: 75 (disabilitas/ketergantungan sedang)

Referensi: 0-20 25-45 50-75 80-95 100 : Ketergantungan total : Ketergantungan berat : Ketergantungan sedang : Ketergantungan ringan : Mandiri

IV. Pemeriksaan Penunjang EKG : suspek iskemi anterolateral

Brain CT Scan : belum dilakukan pemeriksaan Foto Thorax : belum ada hasil ekspertisi (11,0 16,5) (3,5 10,0) (3,80 5,80) (150 390) (35,0 50,0) (125 200) (20 40) (0,5 1,5) (2,0 5,7) (135 153) (3,5 4,5) (98 109)

Pemeriksaan Laboratorium: Hemoglobin Leukosit Eritrosit Trombosit Hematokrit GDS Ureum Kreatinin Uric Acid : 15,1 gr/dL : 11.300 /mm3 : 4,83 106/mm3 : 181.000 /mm3 : 45,8 % : 111 mg/dL : 28 mg/dL : 1,7 mg/dL : 6,0 mg/dL

Natrium serum : 140 mEq/L Kalium serum : 3,8 mEq/L Chlorida serum : 110 mEq/L

V.

Resume Penderita laki-laki, 73 tahun, pekerjaan petani, masuk rumah sakit tanggal 22 September 2011 dengan keluhan utama lemah anggota gerak kiri, sejak 4 hari SMRS, terjadi tiba-tiba pada pagi hari saat hendak ke lading untuk bekerja. Pusing (+), Mulut mencong (+) ke kanan, bicara pelo (+), cemas (+). Riwayat penyakit

15

dahulu: hipertensi (+), minum obat tidak teratur. Riwayat penyakit keluarga: kakak penderita juga pernah sakit seperti ini. Riwayat kebiasaan: penderita merokok, minum alkohol, dan dominan beraktfitas dengan tangan kanan.. Riwayat sosial ekonomi: tinggal di rumah semipermanen, memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar mandi dengan WC jongkok. Tempat tidur di dekat dinding. Pasien juga mengalami kesulitan dalam menanggung biaya perawatan di rumah sakit. Keadaan umum penderita tampak sakit, kesadaran compos mentis. Tekanan darah: 170/90 mmHg, nadi: 80 x/menit, respirasi: 24 x/menit, suhu badan: 36,5C. Nervus cranialis: paresa N.VII dan N.XII sentral sinistra Pemeriksaan motorik ditemukan penurunan gerakan extremitas superior dan inferior sinistra dan penurunan kekuatan otot ekstremitas superior dan inferior sinistra (4/4/4/4)

VI.

Diagnosis Diagnosis klinis : Hemiparesis sinistra + paresis N.VII sentral sinistra+ paresis N.XII sentral sinistra Diagnosis topis : Lesi subkortikal Diagnosis etiologi: Stroke Non Hemoragik Fungsional : Disabilitas sedang

VII. Sikap/Tatalaksana 1. Medikamentosa:- IVFD NaCl 0,9% 14 gtt/menit - Obat Antihipertensi (Captopril 3x25 mg Tab) - Neuroprotektor (Citikolin 2x500 mg iv)) - Obat antiplatelet (Aspilet 1x80 mg Tab)) 2. Rehabilitasi Medik Problem Rehabilitasi:- Kelemahan anggota gerak kiri - Kelemahan otot wajah kiri - Disartria - Gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari (Toileting, transfer, naik turun tangga, mandi, berpakaian) - Gangguan transfer, dan ambulasi

16

- Penderita cemas dengan penyakitnya - Penderita mengalami kesulitan dalam menanggung biaya perawatan di rumah sakit

1) Fisioterapi Evaluasi: - Kontak, pemahaman, dan komunikasi cukup baik - Kelemahan anggota gerak kiri (4/4/4/4) - Kelemahan otot wajah sebelah kiri - Pasien masih memerlukan bantuan untuk berjalan Program: - Breathing exercise - Latihan LGS pasif pada ke-4 ekstremitas - Latihan otot-otot wajah - Latihan berjalan dengan alat bantu

2) Okupasi Terapi Evaluasi: - Kontak, pemahaman, dan komunikasi cukup baik - Disabilitas sedang (mandi, berpakaian, toileting, transfer, ambulasi, naik turun tangga)) Program: - Latihan peningkatan fungsi aktivitas kegiatan sehari-hari (Latihan mandi, berpakaian, toileting, transfer, ambulasi, naik turun tangga) - Latihan motoric kasar dan halus - Latihan ketahanan duduk dan ketahanan berdiri sambil beraktivitas

4) Speech Therapy Evaluasi: - Kontak, pemahaman, dan komunikasi cukup baik - Bicara pelo (+) Program: - Latihan pernapasan - Latihan bicara - Latihan pengucapan kata

17

5) Psikologi Evaluasi: - Kontak, pemahaman, komunikasi cukup baik - Penderita merasa cemas dengan penyakitnya Program: - Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga bahwa proses rehabilitasi memerlukan waktu yang agak lama jadi dibutuhkan kesabaran dan ketaatan dalam menjalankan program di tempat rehabilitasi medik. - Memberikan dukungan mental agar penderita tetap rajin melakukan latihan di rumah seperti yang telah diajarkan dan dianjurkan. 6) Sosial Medik Evaluasi: - Kontak, pemahaman, komunikasi cukup baik - Penderita tinggal di rumah semipermanen, memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar mandi dengan WC jongkok. Kamar mandi terletak di dalam rumah, di luar kamar penderita. Tempat tidur penderita terletak di dekat dinding. Pasien memiliki seorang istri dan 8 orang anak. Pasien tinggal dengan 2 orang anak yang sudah bekerja. Biaya hidup sehari-hari cukup, ditanggung oleh pasien dan juga dibantu anak pasien yang sudah bekerja. Tanggungan pasien hanya istri karena ke-8 anaknya sudah bekerja. Pasien mengalami kesulitan dalam menanggung

Program: - Modifikasi lingkungan - Mengajak penderita untuk berbicara dan bersosialisasi dengan masyarakat - Menganjurkan penderita untuk mengurus Jamkesmas - Home visit

7) Ortotik Prostetik Evaluasi : - Kontak, pemahaman, dan komunikasi cukup baik - Kelemahan anggota gerak kiri (4/4/4/4) dan kalau berjalan masih memerlukan bantuan

18

Program : -Rencana penggunaan tripod VII. Prognosis Ad vitam : ad bonam

Ad fungtionan : dubia ad bonam Ad sanationam: dubia ad bonam

19

DAFTAR PUSTAKA1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Misbach, Jusuf. Stroke Mengancam Usia Produktif. http://medicastore.com/stroke/. 2011 Feigin, VL. Stroke epidemiology in the developing world. Lancet. 2005 Contemporary OB/GYN. HRT Increases Risk of Dementia and Stroke. http://medicaldictionary.thefreedictionary.com/stroke. July 2003 Sims, N. R., Muyderman, H. Mitochondria, oxidative metabolism and cell death in stroke. Biochimica et Biophysica Acta. September 2009 Harsono. Buku Ajar : Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2005 Angliadi LS, dkk. Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Manado: Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNSRAT. 2006 Tim Penyusun. Stroke Update. Manado: Bagian/SMF Saraf FK UNSRAT/RSU Prof. Dr. R. D. Kandou. 2001 http://library.thinkquest.org/C005134/definition.htm Misbach, J., Kalim, H. Stroke Pembunuh No 3 di Indonesia. http://medicastore.com/stroke/Stroke_Pembunuh_No_3_di_Indonesia.php. 2011 Senelick, R. C., Rossi, Peter, W., Dougherty, Karla. Living with Stroke: A Guide for Families. Chicago: Contemporary Books. 1994 Doni. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Stoke. http://mhs.blog.ui.ac.id/fer50/2008/09/17/asuhan-keperawatan-pada-klien-denganstroke/#more-4. 2011 Misbach, J., Kalim, H. Mengenali Jenis-jenis Stroke. http://medicastore.com/stroke/Mengenali_Jenis_Stroke.php. 2011 Amarenco, P., Bogousslavsky, J., Caplan, L.R., Donnan, G.A., Hennerici, M.G. Classification of stroke subtypes. Department of Neurology and Stroke Center, INSERM U-698 and Paris-Diderot University, Bichat University Hospital;. Diakses pada 1 Agustus 2011. Bamford J, Sandercock P, Dennis M, Burn J, Warlow C. Classification and natural history of clinically identifiable subtypes of cerebral infarction. Lancet. 2008 Suzanne, S.C., Brunne, Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. 2002 http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/stroke.html Misbach, J., Kalim, H. Membaca Gejala Stroke. http://medicastore.com/stroke/Membaca_Gejala_Stroke.php. 2011 Hill, M.D., Diagnostic biomarkers for stroke: a stroke neurologist's perspective. Clinical Chemistry. November 2005 Wikipedia. Stroke. http://id.wikipedia.org/wiki/Strok. 21 Agustus 2011

12. 13.

14. 15. 16. 17. 18. 19.

20

20. Chemist & Druggist. New Stroke Prevention dictionary.thefreedictionary.com/stroke. 13 September 2003

Drug.

http://medical-

21