lampiran - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/240210/2015/240210150078_l_6278.pdf1.3.3...
TRANSCRIPT
85
LAMPIRAN
86
Lampiran 1. Prosedur Pengujian Kualitas Fisik, Kimia, dan Mikrobiologis
1.1 Prosedur Pengambilan Sampel
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan cara membeli sampel
sebanyak 30 % dari total produksi. Selanjutnya sampel dimasukkan ke dalam
plastik steril yang sebelumnya telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah
dimasukkan ke dalam plastik steril sampel dimasukkan ke dalam cool bag yang
telah berisi es, tujuannya agar suhu menjadi rendah seperti dalam refrigerator
sehingga pertumbuhan mikroba menjadi terhambat dan kondisi mikroba awal
tetap terjaga. Selanjutnya sampel uji segera dibawa ke laboratorium untuk
dianalisis. Selain itu, penggunaan plastik steril bertujuan menjaga sampel agar
tetap berada pada kondisi awal yaitu tidak terjadi kontaminasi silang yang
mungkin saja terjadi selama sampel dibawa ke laboratorium. Selain itu suhu
rendah cool bag juga bertujuan untuk menghambat pembusukkan yang terjadi
yang diakibatkan oleh mikroba pembusuk.
1.2 Prosedur Analisis Mutu Fisik
Tujuan : untuk mengetahui perubahan kerusakan secara fisik
Alat : sendok, thermometer, humidity meter
Bahan : klappertaart
Prosedur :
Sampel klappertaart yang telah diambil diamati bau, warna, dan rasa pada suhu
ruang dengan waktu 6 jam sekali selama 2 hari.
87
1.3 Prosedur Analisis Mutu Kimia:
1.3.1 Pengukuran Kadar Air Klappertaart (AOAC, 2006)
Tujuan : untuk mengetahui kadar air klappertaart segar dan klappertaart rusak
Alat : cawan alumunium, krustang, oven, desikator.
Bahan : sampel, silika gel.
Prosedur :
1) Cawan kosong ditimbang dan dipanaskan di dalam oven selama 1 jam
pada suhu 105o C.
2) Cawan didinginkan dalam desikator selama 30 menit, kemudian
ditimbang. Cawan tersebut ditimbang hingga mendapat berat yang
konstan.
3) Sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukan ke dalam cawan, lalu
disebar merata.
4) Cawan yang berisi sampel dimasukan ke dalam oven yang di set pada suhu
105o±2o C selama ±3 jam.
5) Cawan yang berisi sampel dikeluarkan dari oven lalu didinginkan di dalam
desikator selama ±15 menit dan ditimbang beratnya.
6) Setelah ditimbang cawan yang berisi sampel dimasukkan kedalam oven
selama 1 jam dan didinginkan dalam desikator selama ±15 menit dan
ditimbang beratnya.
7) Pengeringan dilakukan sampai diperoleh berat konstan dengan selisih
0,2% dari berat sampel kering sebelumnya.
88
8) Perhitungan kadar air dilakukan menggunakan rumus berikut:
Kadar air = %100)(
−−
c
bac
Keterangan:
a : berat cawan dan sampel akhir (g)
b : berat cawan (g)
c : berat sampel awal (g)
1.3.2 Pengukuran Kadar Lemak Klappertaart (AOAC, 2005)
Tujuan : untuk mengetahui kadar lemak klappertaart segar dan klappertaart rusak
Alat : hull, soxhlet, oven, krustang
Bahan : sampel, kertas saring, heksana
Prosedur :
Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan dikonstankannya labu
lemak dalam oven selama 1 jam, kemudian dimasukkan ke dalam desikator
selama 30 menit untuk didinginkan. Selanjutnya sampel dihancurkan dan
ditimbang sebanyak ±2 gram.
1) Metode Hidrolisis
a) Sampel yang telah ditimbang sebanyak 2 gram dimasukkan dalam gelas
kimia
b) Tambahkan 30 ml HCL 25% dan 20ml aquades serta beberapa butir batu
didih
89
c) Tutup gelas kimia dengan kaca arloji dan didihkan (t=15 menit setelah
mendidih)
d) Saring dalam keaadan panas dan cuci dengan air panas hingga netral
(sampai bening)
e) Keringkan kertas saring dan isinya (T= 100-105oC selama semalam)
2) Penentuan Kadar Lemak (Metode Soxhlet)
a) Sampel kering dimasukkan dalam bungkus lemak (hull)
b) Masukkan hull kedalam soxhlet dan pasang kondensor diatasnya
c) Tambahkan 50 ml heksana
d) Ekstraksi selama 3 jam
e) Destilasi pelarut
f) Keringkan lemak yang terekstrak ke dalam oven (T= 105oC,t= 60 menit)
g) Dinginkan dalam desikator (t=15 menit)
h) Timbang hingga konstan
i) Perhitungan kadar lemak dilakukan menggunakan rumus berikut :
Kadar Lemak (%) = Berat labu+isi−labu kosong
Berat sampel× 100%
1.3.3 Penentuan Kadar Gula Total Menggunakan Metode Luff Schoorl
(BSN, 1992)
Tujuan : untuk mengetahui kadar gula total klappertaart segar dan klappertaart
rusak
Alat : erlenmeyer, erlenmeyer asah, beaker glass, strirer , buret, penangas,
90
labu ukur, corong,
Bahan : sampel, aquades, Pb-Asetat 5%, Na-phosphat 5%, metil orange 1%,
HCl 4N, NaOH 4N, Luff Schoorl, KI 30% , H2SO4 6N, Na2S2O3 0,1N ,
amilum 1%,
Prosedur :
1. Menimbang 10 gram sampel halus masukkan ke dalam gelas kimia dan
larutkan dalam 100 ml aquades
2. Masukkan dalam labu ukur 250 ml
3. Menambahkan 5 ml Pb-Asetat 5%, kocok kuat-kuat selama 1 menit
4. Menambahkan 5 ml Na-phosphat 5%, kocok kuat-kuat selama 1 menit
5. Menepatkan dengan akuades sampai tanda batas
6. Mengocok dan menyaringnya
7. Mengambil filtrat sebanyak 50 ml, evaporasi sampai volume ½ dari
volume awal (panaskan dalam penangas)
8. Mendinginkan, pindahkan ke dalam labu ukur 100 ml
9. Menepatkan dengan akuades sampai tanda batas, kocok, larutan ini
merupakan larutan siap uji untuk gula reduksi (Larutan A), kemudian
melakukan prosedur penetapan
Untuk mengetahui gula total maka dilakukan prosedur sebagai berikut :
10. Memipet larutan A sebanayak 25 ml
11. Menambahkan 6 tetes indikator metil orange 1%, dan 20 ml HCl 4N
12. Memanaskan dalam penangas selama 30 menit
13. Dinginkan dan netralkan dengan NaOH 4N sampai warna kuning
91
14. Memindahkan ke dalam labu ukur 100 ml
15. Menepatkan dengan akuades sampai tanda batas
16. Larutan ini merupakan sampel siap uji untuk penentuan kadar gula total
(Larutan B)
Prosedur Penentuan kadar
1. Memipet larutan B sebanyak 25 ml + 25 ml larutan Luff Schoorl
2. Merefluks selama 15 menit
3. Mendinginkan serta menambahkan 10 ml KI 30% dan 25 ml H2SO4 6N
4. Menitrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N sampai terbentuk warna kuning
jerami
5. Menambahkan 1 ml indikator amilum 1%, lanjutkan titrasi dengan
Na2S2O3 0,1N sampai terbentuk warna putih susu
6. Catat volume titrasi
7. Melakukan terhadap blanko
8. Perhitungan kadar gula total dilakukan menggunakan rumus berikut :
a = 𝑉𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜 − 𝑉𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑎
0,1 𝑥 𝑁 (𝑁𝑎2𝑆2𝑂3)
b = gram batas atas nilai a + (𝑎−𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ−𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑡𝑎𝑠) x (gram batas atas – gram
batas bawah)
Gula total = 𝑏 𝑥 𝑓𝑝
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑚𝑔) 𝑥 100%
Keterangan :
a = ml glukosa yang setara dengan ml tio
b = mg glukosa yang setara dengan ml tio
fp = faktor pengenceran
92
1.3.4 Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas (BSN, 1996)
Tujuan : untuk mengetahui kadar asam lemak bebas klappertaart rusak
Alat : Erlenmeyer asa (Erlenmeyer tertutup), buret, dan statif.
Bahan : Indikator PP, alkohol netral 96%, KOH 0,1 N.
Prosedur :
1. Timbang 5 s/d 10 gram contoh uji yang digiling
2. Tambah 50 ml alkohol 96% netral dibiarkan selama 1 jam sambil sekali-
kali dikocok
3. Kemudian saring
4. Tambahkan beberapa tetes indikator PP
5. Titrasi dengan KOH 0,1 N hingga warna merah jambu (tidak berubah
selama 15 detik)
6. Perhitungan kadar asam lemak bebas dilakukan menggunakan rumus
berikut :
Asam lemak bebas = 𝑊1 𝑥 𝑉𝑥𝑁
𝑊
Keterangan :
V = KOH yang diperlukan untuk pemitaran (ml)
N = Normalitas contoh (g)
W = Bobot contoh (g)
W1 = Bobot molekul asam lemak (dari minyak kelapa sebagai asam laurat =
200)
93
1.4 Prosedur Analisis Mutu Mikrobiologi
1) Pengambilan sampel
Sampel berupa adonan pencampuran I sebelum dimasak dan sesudah
dimasak serta produk akhir klappertaart. Produk akhir klappertaart yang diambil
sebanyak 30% dari total produksi. Sampel dimasukkan ke cool box dengan es
untuk segera dilakukan analisis mikrobiologi di Laboratorium Mikrobiologi
Pangan, FTIP Unpad.
2) Persiapan sampel untuk Analisis Mikrobiologi
Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 1 g dan dilakukan ke dalam
gelas kimia steril. Analisis mikrobiologi yang dilakukan pada produk klappertaart
meliputi analisis mikroorganisme secara kuantitatif untuk bakteri E. coli, kapang,
dan total mikroba.
1.4.1 Pengujian Total Mikroba Menggunakan Metode Total Plate Count
(Badan Standarisasi Nasional, 2014)
Tujuan : untuk menunjukkan jumlah mikroorganisme yang terdapat dalam suatu
produk yang ditumbuhkan pada media agar.
Alat : spatula, fintip, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung, pipet
ukur,mikropipet, bulb pipet, erlenmeyer, bunsen, colony counter,
laminar air flow, dan autoklaf.
Bahan : sampel, PCA, aquades, alkohol 70% dan Nacl Fisiologi 0,85%.
Prosedur:
94
1) Sampel yang telah ditimbang ditambahkan 9 ml larutan NaCl fis 0,85%
steril ke dalam sampel, homogenkan dengan vortex selama 1 menit sampai
dengan 2 menit. Ini merupakan larutan dengan pengenceran 10-1.
2) Memindahkan 1 ml suspense pengenceran 10-1 tersebut dengan pipet steril
dalam larutan 9 ml NaCl fis 0,85% untuk mendapatkan pengenceran 10-2
3) Membuat pengenceran 10-3, 10-4 , 10-5 dan 10-6
4) Memasukkan 1 ml suspense dari setiap pengenceran ke dalam cawan petri
secara duplo
5) Menambahkan 15 ml sampai dengan 20 ml PCA yang sudah didinginkan
hingga temperatur 45°C ± 1°C pada masing-masing cawan yang sudah
berisi suspense. Supaya larutan sampel dan media PCA tercampur
seluruhnya dilakukan pemutaran cawan ke depan dank e belakang atau
membentuk angka delapan dan didiamkan sampai menjadi padat.
6) Menginkubasi cawan petri pada temperatur 37°C selama 48 jam sampai
dengan 48 jam dengan meletakkan cawan pada posisi terbalik
7) Melakukan perhitungan jumlah koloni bakteri yang tumbuh dengan
bantuan colony counter, selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah koloni.
8) Hitung Jumlah Koloni pada setiap seri pengenceran kecuali cawan petri
yang berisi koloni menyebar (spreader colonies). Pilih cawan yang
mempunyai jumlah koloni 25 sampai 250.
95
1.4.2 Pengujian Escherichia coli metode MPN (Badan Standarisasi
Nasional, 2008)
Tujuan : untuk menduga dan medeteksi keberadaan bakteri pathogen E. coli pada
suatu sampel
Alat : spatula, fintip, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung, pipet
ukur,mikropipet, bulb pipet, erlenmeyer, bunsen, laminar air flow, dan
autoklaf.
Bahan : sampel, LBSS, LBDS aquades, alkohol 70% dan Nacl Fisiologi
0,85%.
Prosedur:
Berdasarkan SNI 01-2897-1-2008, Pengujian dengan metode MPN
dilakukan dengan tahapan uji pendugaan dan uji konfirmasi
1) Uji pendugaan coliform
a) Sampel ditimbang sebanyak 5 g secara aseptik dan kemudian masukkan
dalam tabung Erlenmeyer steril, lalu ditambahkan 45 ml larutan NaCl fis
0,85% dan homogenkan.
b) Siapkan 2 seri tabung LBSS dan 1 seri tabung LBDS (sebelumnya sudah
ditetesi tetrared hingga berwarna kemerahan) yang berisi tabung Durham
dan sudah disterilkan.
c) Pipet 1 ml ke 3 tabung berisi 10 ml LBSS dan 0,1 ml ke 3 tabung berisi
10 ml LBSS serta 10 ml ke 3 tabung berisi 10 ml LBDS.
d) Inkubasi pada temperatur 35 °C selama 24 jam sampai dengan 48 jam.
96
e) Perhatikan adanya gas yang terbentuk di dalam tabung Durham. Hasil uji
dinyatakan positif apabila terbentuk gas.
2) Uji Konfirmasi / Uji Penguat
a) Pipet 1 ml dari tabung reaksi yang dinyatakan positif ke dalam cawan
petri.
b) Ditambahkan 15-20 ml EMB (Eosin Methylene Blue) cair dan
dihomogenkan.
c) Media didiamkan hingga membeku, kemudian dilakukan inkubasi dalam
keadaan terbalik pada suhu 37oC selama 24 jam.
d) Hasil positif E. coli ditunjukkan dengan koloni berwarna hijau metalik.
1.4.3 Pengujian Kapang (Badan Standarisasi Nasional, 2015)
Tujuan : untuk menunjukkan jumlah pertumbuhan kapang yang terdapat dalam
suatu produk yang ditumbuhkan pada media agar.
Alat : spatula, fintip, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung, pipet
ukur,mikropipet, bulb pipet, erlenmeyer, bunsen, colony counter,
laminar air flow, dan autoklaf.
Bahan : sampel, PDA, aquades, alkohol 70% dan Nacl Fisiologi 0,85%.
Prosedur:
SNI 01-2332.7-2015 menjelaskan bahwa pengujian kapang terbagi
menjadi tiga tahap yaitu tahap homogenisasi dan pengenceran, tahap penentuan
jumlah kapang, dan perhitungan koloni.
1) Homogenisasi dan pengenceran
97
a) Sampel ditimbang secara aseptik sebanyak 1 g lalu sampel dimasukan
dalam tabung reaksi.
b) Sampel selanjutnya ditambahkan NaCl fis 0,85% sebanyak 9 ml dan
homogenkan selama 2 menit. Homogenate yang dihasilkan merupakan
pengenceran 10-1
c) Homogenate dibuat menjadi pengenceran 10-2 dengan cara 1 mL
homogenate diambil menggunakan pipet steril lalu dimasukan kedalam 9
ml larutan NaCl fis 0,85% , lakukan pengenceran sesuai kebutuhan atau
hingga pengenceran maksimum (10-6).
2) Penetuan Jumlah Kapang
Penentuan jumlah kapang dapat dilakukan dengan metode agar tuang (pour
plate) dan media yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar (PDA).
• Pipet 1 mL dari tiga pengeceran terbesar yang dilakukan dan masukkan ke
dalam cawan petri steril, lakukan secara duplo untuk setiap pengenceran
• Tambahkan 20-25 mL media agar PDA yang sudah didinginkan dalam
waterbath hingga suhu 45oC dalam waktu 1-2 menit ke dalam masing-masing
cawan yang sudah berisi sampel. Lakukan pemutaran cawan agar homogen
• Setelah agar memadat dilakukan inkubasi secara terbalik dan disusun tidak
lebih dari tiga cawan petri dalam inkubator pada suhu 25 oC selama 5 hari
• Hal yang perlu diperhatikan adalah dari penyiapan pengenceran pertama
sampai menuang agar dilakukan tidak lebih dari 20 menit.
3) Perhitungan Koloni
98
Hitung cawan setelah masa inkubasi 5 hari, jika 5 hari tidak ada
pertumbuhan inkubasi kembali selama 48 jam. Jangan menghitung koloni
sebelum masa inkubasi berakhir karena perlakuan tersebut dapat menyebabkan
pertumbuhan sekunder dari spora yang terlepas sehingga jumlah akhir tidak valid.
Hasil tersebut dilaporkan sebagai CFU/g berdasarkan rata-rata cawan x tingkat
pengenceran. Apabila semua pengenceran tidak ditemukan koloni maka
dilaporkan < 1 x tingkat pengenceran.
99
Lampiran 2. Pengujian TPC, E.Coli, dan Kapang
Tabel Total Pertumbuhan Mikroorganisme
SAMPEL 10-4 10-5 10-6 CFU/g Rata-rata (CFU/g)
A1 212 197 175
2.1 x 107
A = 8.7 x 107
B = 6 x 107
C = 4.2 x 107
D = 1.4 x 109*
237 201 181
B1 193 154 142
1.6 x 107 182 146 137
C1 78 53 42
1.4 x 107
114 67 34
C2 124 87 51
2.6 x 107
186 112 85
C3 63 41 21
1.5 x 107 78 65 39
A2 244 233 218
1.4 x 108 228 216 191
B2 282 187 156
8.5 x 107 278 195 149
C4 97 71 35
1.3 x 107 61 43 21
C5 87 41 28
1.5 x 107 98 72 53
C6 76 44 22
1.2 x 107 91 52 31
A3 287 247 183
1 x 108 281 268 165
B3 301 217 145
8 x 107 252 183 133
C7 91 88 57
2.3 x 107 85 71 69
C8 132 115 97
6.3 x 107 121 95 70
C9 124 82 54
2 x 108 112 98 48
D 587 452 329
1.4 x 109* 652 596 423
Ket : A = Adonan Pencampuran B = Adonan Klappertaart C = Klappertaart Segar D = Klappertaart Rusak
100
Tabel Pengamatan Deteksi Bakteri Patogen
Kode
Koliform Ket
(APM/
g
E. coli
I II III 1 2 3
A1
3
3
1
450
Positif
Positif
B1
3
3
0
240
Positif
Negatif
C1
3
3
0
240
Positif
Positif
C2
2 2 0
21
Negatif
Negatif
C3
1
0
0
4
Negatif
A2
3
3
2
1100
Negatif
Positif
Negatif
B2
3
3
1
450
Negatif Negatif
Negatif
C4
2
2
0
21
Positif Negatif
101
Kode
Koliform Ket
(APM/
g
E. coli
I II III 1 2 3
C5
2 2
1
28
Positif
Positif
Negatif
C6
2 1
1
20
Negatif
Positif
Negatif
A3
3 2
2
210
Positif
Positif
Negatif
B3
3 2 0
93
Negatif
Positif
C7
3 1 0
43
Negatif
Negatif
C8
3
2
2
210
Positif
Negatif
Positif
C9 3
3
2
1100
Negatif Negatif Negatif
D
2
1
0
15
Positif
Negatif
Ket : A = Adonan Pencampuran B = Adonan Klappertaart C = Klappertaart Segar
D = Klappertaart Rusak
102
Tabel Hasil Perhitungan Koloni Kapang/Khamir (AKK)
SAMPEL 10-4 10-5 10-6 CFU/g Rata-rata (CFU/g)
A1 81 53 28
1.7 x 107
A = 1.7 x 107
B = 1.1 x 107
C = 1 x 107
D = 3 x 107
76 64 37
B1 24 18 17
6 x 106 21 16 15
C1 19 12 8
1.9 x 106* 18 14 5
C2 22 10 4
3 x 105* 16 12 7
C3 23 15 10
1.2 x 107 35 24 12
A2 47 35 21
1.9 107 58 44 32
B2 29 20 17
1.8 x 107 24 18 16
C4 18 16 8
9 x 105* 12 7 4
C5 12 6 3
9.4 x 105* 19 17 9
C6 26 21 18
4.7 x 107 18 16 7
A3 79 56 31
1.5 x 107 87 68 48
B3 36 29 19
8.5 x 106 41 36 25
C7 27 19 16
7.5 x 106 18 15 13
C8 22 15 3
4 x 106 31 19 17
C9 44 38 11
1.8 x 107 33 27 13
D 132 98 81
3 x 107 141 82 78
Ket : A = Adonan Pencampuran B = Adonan Klappertaart C = Klappertaart Segar
D = Klappertaart Rusak
103
Lampiran 3. Pengujian Kadar Air, Kadar Gula Total, Kadar Lemak dan
Asam Lemak Bebas
1. Pengujian Kadar Air
Tabel Pengujian Kadar Air
Sampel Cawan
Konstan
Sampel
Awal
Cawan
+
Sampel
% Kadar
Air (b/b) Rata-Rata (%)
C1 3.8850 1.0057 4.1112 77.5082
77.0077
3.8864 1.0058 4.1124 77.5303
C2 3.9507 1.0036 4.1796 77.1921
74.9503
4.1118 1.0020 4.3392 77.3054
C3 4.7142 1.0008 4.9504 76.3989
3.9985 1.0080 4.2393 76.1111
C4 4.0823 1.0097 4.3427 74.2102
73.9166
4.2703 1.0027 4.5302 74.0800
C5 4.2131 1.0075 4.4879 72.7246
4.1371 1.0131 4.4146 72.6088
C6 4.1002 1.0106 4.3538 74.9060
4.0953 1.0012 4.3459 74.9700
C7 4.0779 1.0017 4.3367 74.1639
73.9268
4.2665 1.0034 4.5228 74.4568
C8 4.2109 1.0039 4.4702 74.1707
4.1364 1.0028 4.3936 74.3518
C9 4.1009 1.0077 4.3696 73.3353
4.0930 1.0075 4.3642 73.0819
D 4.9204 1.0015 5.2013 71.9521
72.0716 4.9445 1.0022 5.2232 72.1912
Ket : C = Klappertaart Segar
D = Klappertaart Rusak
Gambar Pengujian Kadar Air Klappertaart
104
Contoh Perhitungan Kadar Air (Wet Basis) :
Wet basis = W sampel− (W cawan+sampel−W cawan konstan)
W sampel x 100%
Wet basis = 1,0057−( 4,1112−3,8850)
1,0057 x 100%= 77,5082%
2. Pengujian Kadar Gula Total
Tabel Konversi Volume Tio Terhadap Berat Gula
ml tio mg gula
ml tio mg gula
ml tio mg gula
0.1 N 0.1 N 0.1 N
1 2.4 9 22.4 17 44.2
2 4.8 10 25.0 18 47.1
3 7.2 11 27.6 19 50.0
4 9.7 12 30.3 20 53.0
5 12.2 13 33.0 21 56.0
6 14.7 14 35.7 22 59.1
7 17.2 15 38.5 23 62.2
8 19.8 16 41.3 24
Tabel Pengujian Kadar Gula Total
Kode
Berat
Sampel
(g)
Berat
Sampel
(mg)
Vblanko
(ml)
Konsetrasi
Na2S2O3
FP Vtitrasi Vtio
Massa % GT
Rata-
Rata
(%) GT
C1 10.0039 10003.9
24.4 0.1041 40
16.3 8.4321 20.7803 8.3089 8.3086
10.0045 10004.5 16.3 8.4321 20.7803 8.3084
C2 10.0003 10000.3 16.4 8.328 20.5200 8.2078
8.1551 10.0018 10001.8 16.5 8.2239 20.2598 8.1024
C3 10.0180 10018 16.7 8.0157 19.7393 7.8815
7.9920 10.0100 10010 16.7 8.0157 19.7393 8.1024
C4 10.0255 10025.5
24.4 0.1041 40
15.3 9.4731 21.0301 8.3906 8.3342
10.0314 10031.4 15.4 9.369 20.7594 8.2778
C5 10.0191 10019.1 15.7 9.0567 19.9474 7.9638
8.0147 10.0254 10025.4 15.5 9.2649 20.2152 8.0656
C6 10.0492 10049.2 15.4 9.369 20.4963 8.1584
8.1139 10.0219 10021.9 15.3 9.4731 20.2247 8.0694
C7 10.0545 10054.5
24.4 0.1041 40
15.6 9.1608 22.8181 9.0778 8.9816
10.0284 10028.4 15.8 8.9526 22.2768 8.8855
C8 10.0614 10061.4 15.6 9.1608 22.8181 9.0715
9.0168 10.0636 10063.6 15.7 9.0567 22.5474 8.9620
C9 10.0113 10011.3 15.2 9.5772 23.9007 9.5495 9.4709
105
Kode
Berat
Sampel
(g)
Berat
Sampel
(mg)
Vblanko
(ml)
Konsetrasi
Na2S2O3
FP Vtitrasi Vtio
Massa % GT
Rata-
Rata
(%) GT
10.0506 10050.6 15.3 9.4731 23.6301 9.3923
D 10.0138 10013.8 25 0.098 40 12.1 12.642 32.0334 12.7957
12.9035 10.0105 10010.5 11.9 12.838 32.5626 13.0114
Ket : C = Klappertaart Segar
D = Klappertaart Rusak
Gambar Pengujian Kadar Gula Total
Contoh Perhitungan Kadar Gula Total :
a = 24.4 − 16,3
0,1 𝑥 0,1041 = 8,4321
b = 19,8 + (8,4321−8
9−8) x (22,41 – 19,8) = 20,7803
Gula total = 20,7803 𝑥 40
10003,9 𝑥 100% = 8, 3089 %
3. Pengujian Kadar Lemak
Tabel Pengujian Kadar Lemak
Sampel Labu
Konstan
Sampel
Awal
Labu +
Sampel
% Kadar
Lemak (b/b) Rata-Rata (%)
C1 103.8827 2.0074 103.9900 5.3452
5.5445
104.9110 2.0021 105.0192 5.4043
C2 100.2183 2.0089 100.3267 5.3960
5.5630 103.7846 2.0026 103.8901 5.2682
C3 103.8154 2.0128 103.9330 5.9022
106
Sampel Labu
Konstan
Sampel
Awal
Labu +
Sampel
% Kadar
Lemak (b/b) Rata-Rata (%)
105.0874 2.003 105.2013 5.9511
C4 105.0873 2.0119 105.2143 6.3124
5.9501
107.1167 2.0128 107.2405 6.1506
C5 103.7861 2.0513 103.9056 5.8256
106.8182 2.0446 106.9337 5.6490
C6 105.3307 2.0093 105.4482 5.8478
104.9321 2.0016 105.0505 5.9153
C7 103.7859 2.0343 103.8912 5.1767
5.1945
107.1181 2.0260 107.2197 5.0148
C8 105.3317 2.0270 105.4360 5.1455
106.8195 2.0260 106.9234 5.1283
C9 104.9317 2.0011 105.0389 5.3571
105.0871 2.0039 105.1942 5.3446
D 103.8181 2.0081 103.9010 4.1283
4.1232 107.1347 2.0033 107.2172 4.1182
Ket : C = Klappertaart Segar
D = Klappertaart Rusak
Gambar Pengujian Kadar Lemak Klappertaart
Contoh Perhitungan Kadar Lemak (Wet Basis) :
Kadar Lemak (%) = 103,9900−103,8827
2,0074× 100% = 5,3452 %
107
4. Pengujian Asam Lemak Bebas
Tabel Pengujian Asam Lemak Bebas
Kode Berat Sampel (W) V titrasi N KOH W1 % FFA
D 5.0091 2
0.087 200 6.9474
5.0119 1.9 6.5963
Gambar Pengujian Kadar Asam Lemak Bebas
Contoh Perhitungan Kadar Asam Lemak Bebas :
Kadar FFA (%) = 0,087 x 2 x 200
5,0091× 100% = 6.9474 %
Lampiran 4. Pengujian Karakteristik Fisik Klappertaart
HARI
JAM Ke-,
SUHU,
RH
WARNA AROMA RASA
GAMBAR RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI
1
6
25,9 0C
76%
1.Bagian
atas
kuning
kecoklata
n
2.Bagian
fla putih
tulang
- -
Aroma kayu
manis (+8),
khas
klappertaart.
Sedikit bau
amis telur.
Belum
terjadi
kerusakan
- -
Rasa masih
normal, khas
klappertaart,
Tidak terlalu
manis. Rasa
susu masih
terasa.
12
26,4 0C
78%
1.Bagian
atas
kuning
kecoklata
n
2.Bagian
fla putih
tulang
(perubahan
tidak
berbeda
jauh)
- -
Aroma
panggangan
lebih
menyengat,
aroma kayu
manis tidak
terlalu
menyengat
(+ 6)
- -
Produk lebih
basah, manis
berkurang,
ada aftertaste
sedikit pait.
Rasa creamy
berkurang,
109
HARI
JAM Ke-,
SUHU,
RH
WARNA AROMA RASA
GAMBAR RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI
18
24.9 0C
84%
1.Bagian
atas
kuning
kecoklata
n (+2)
dan
mulai
keriput
(+1)
2.Bagian
fla putih
tulang
sedikit
kuning
(+2)
- -
Aroma kayu
manis
masih
dominan,
aroma tidak
terlalu
menyengat
- -
Produk lebih
basah, air
mulai
berpisah, rasa
secara umum
masih normal
namun mulai
timbul lendir
dan beberapa
bagian kelapa
asam
24
240C
85%
1. Bagian
atas
kuning
kecoklata
n (+2)
dan
mulai
lebih
keriput
(+3)
2. Bagian
- -
Aroma kayu
manis
masih
dominan,
dan aroma
creamy
masih
tercium.
+ +
Kekentalan
produk
berkurang,
rasa sedikit
asam
110
HARI
JAM Ke-,
SUHU,
RH
WARNA AROMA RASA
GAMBAR RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI
fla putih
tulang
sedikit
kekuning
an (+2)
3. dan ada
gumpala
n air
disekitar
2
30
26 0C
77%
1. Bagian
atas
kuning
kecoklata
n (+3)
dan
mulai
lebih
keriput
(+3)
2. Bagian
fla putih
kekuning
an (+3)
+ +
Aroma
asam dan
gas sudah
tercium
++ ++
Rasa asam
dan pait gas
lebih terasa.
Produk
sangat cair
(+3),
aftertaste
pahit, rasa
kelapa asam
111
HARI
JAM Ke-,
SUHU,
RH
WARNA AROMA RASA
GAMBAR RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI
36
25.4 0C
82 %
1. Bagian
atas
kuning
kecoklata
n (+4)
dan
mulai
lebih
keriput
(+4)
2. Bagian
fla putih
kekuning
an (+3)
+++ ++
Bau tengik
lebih
dominan,
ada
gelembung
udara
+++ ++
Rasa tengik
dan asam
lebih
dominan,
aftertaste
pahit lebih
terasa
42
24.40C
81%
1. Bagian
atas
kuning
kecoklata
n (+4)
dan
keriput
++++ +++
Bau tengik
sangat
tercium
(+4), asam,
++++ +++
Rasa tengik
dan asam
lebih
dominan +2,
aftertaste
pahit lebih
terasa (+3)
112
HARI
JAM Ke-,
SUHU,
RH
WARNA AROMA RASA
GAMBAR RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI
(+5),
2. Bagian
fla lebih
kuning
(+3) dan
terpisah
menjadi
dua
bagian
(ada air
dan
cream),
3. Ada
gumpala
n air di
pinggiran
klapperta
art
48
24.20C
84%
1. Bagian
atas
Kuning
kecoklatan
(+4) dan
keriput
(+6),
2. Bagian
+++++ ++++
Bau asam
dan gas
seperti
alkohol
cukup
menyengat
(+3)
+++++ ++++
Rasa asam
dan aftertaste
alkohol
cukup
menyengat,
rasa tengik
tidak terlalu
terasa,
113
HARI
JAM Ke-,
SUHU,
RH
WARNA AROMA RASA
GAMBAR RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI RANCIDITY ALKOHOL DESKRIPSI
fla lebi
kuning (+4)
dan
terpisah
menjadi
dua bagian
(ada air dan
cream), ada
gumpalan
air di
pinggiran
kue
produk sudah
benar – benar
rusak (+5)
Keterangan :
*Intensitas warna bagian dalam (fla) klappertaart
(+1) Putih tulang
(+2) Putih tulang sedikit kuning
(+3) Putih kekuningan
(+4) Putih dominan kuning
(+5) Kuning
*untuk warna bagian luar klappertaart, semakin besarnya jumlah + menandakan warna yang terbentuk semakin kuning kecoklatan
*untuk rasa dan aroma tengik serta alkohol, semakin besarnya jumlah + menandakan intensitasnya semakin meningkat
Lampiran 5. Dokumentasi Proses Produksi UKM XYZ
Adonan Pencampuran Proses Pemanasan
Adonan Pencampuran
Adonan Klappertaart
Proses Pencetakan
Klappertaart Proses Pemanggangan 1
Proses Pemanggangan 2
Proses Pelapisan Putih
Telur
Produk Klappertaart Akhir Penggunaan Masker,
Celemek dan Sarung Tangan
Selama Proses Produksi
Audit Dinas Kesehatan untuk Sertifikasi P-IRT