kuliah onkologi 2012
TRANSCRIPT
-
ONKOLOGI PARU
Dr ANA RIMA SpP(K)
-
Ikhtisar
DEFINISI
- Kanker paru (dalam arti luas) :
Semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun dari luar paru (metastasis di paru).
- Kanker paru (PDPI) : Kanker paru primer, yaitu tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic carsinoma).
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2011
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Patogenesis
Kanker adalah penyakit Gen
Konsep masa kini
Ketidakseimbangan antara hiperekspresi onkogen (Gen Myc, Gen K-ras)
dengan gen tumor supresor (gen p53, gen rb)
Perubahan Kromosom (Kanker Paru lokasi Ip, 3p, 9p)
Perubahan Sel Normal menjadi Kanker
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2011
-
Faktor risiko
- Laki-laki
- Usia > 40 tahun
- Perokok
- Tinggal/ bekerja di lingkungan yang mengandung zat karsinogen atau polusi
- Paparan industri/ lingkungan kerja tertentu
- Perempuan perokok pasif
- Riwayat pernah mendapat kanker organ lain atau anggota keluarga dekat yang menderita kanker paru (masih diteliti)
- Tb paru (scar cancer), angka kejadian sangat kecil
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
PENTING !!!
Pasien RISTI dengan Tb Paru + OAT
EVALUASI KETAT 1 Bulan OAT
Perbaikan
Tb paru
Perburukan,OAT Stop
Khususnya -Nyeri persisten 1-2 mgg (bahu, lengan dada) dengan infiltrat di puncak paru
Pikirkan kemungkinan kanker paru
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Gambaran klinik kanker paru dapat dibagi atas :
1. Gejala intrapulmoner
2. Gejala intratorasik ekstrapulmoner
3. Gejala ekstratorasik non metastase
4. Gejala ekstratorasik metastase
Amin M, Alsagaff H. Pengantar Ilmu penyakit paru. Surabaya: Airlangga University Press; 1989.
-
1. Gejala intrapulmoner
Disebabkan gejala lokal tumor di paru
gangguan pada pergerakan silia serta
ulserasi bronkus memudahkan terjadi
radang berulang dan timbul keluhan batuk
-
2. Gejala intratorasik ekstrapulmoner
Timbul bila terjadi penyebaran tumor ke mediastinum yang akan menekan/ merusak struktur-struktur didalamnya berakibat :
- Paralisis diafragma ( menekan nervus phrenikus).
- Paralise korda vokalis (menekan nervus recurrens).
- Sindrom horner ( menekan saraf simpatik/plexus brachialis, nyeri, ptosis, anhidrosis).
- Disfagia (menekan esofagus).
- Sindroma vena kava superior (menekan vena kava
superior: bengkak lengan, leher, venectasi).
-
3. Gejala ekstratorasik non metastasis
Gejala tumor bermanifestasi ke neuromuskuler, endokrin metabolik, jaringan ikat dan tulang, serta vaskuler dan hematologik.
4. Gejala ekstratorasik metastasis
Gejala yang ditimbulkan karena metastasis kanker ke organ-organ lain terutama otak, hati dan tulang.
-
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
GAMBARAN RADIOLOGIS
CT scan thorax dg kontras include upper abdomen
-
Diagnosis Kanker Paru - Prosedur diagnosis didapat diagnosis pasti (jenis histologis) dan
penentuan stage penyakit modaliti terapi tepat. - Keadaan umum pasien (performance status) dan kemampuan keuangan.
Prosedur diagnostik sel kanker dilakukan dari cara paling
sederhana - tindakan invasif (tergantung ku pasien). Antara lain : - Biopsi jarum halus jika ada massa superfisial. - Pungsi dan biopsi pleura jika ada efusi pleura. - Bronkoskopi disertai dengan bilasan, sikatan, kuretase. - Biopsi massa intrabronkus, dll sebagai usaha untuk mendapatkan jenis histologis.
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
- Prosedur diagnostik untuk menentukan stage penyakit
antara lain, foto toraks, CT-scan toraks sampai kelenjar suprarenal dan bronkoskopi.
- Pemeriksaan CT-scan (MRI) kepala dan bone
scan dilakukan jika ada keluhan (atas indikasi) atau pasien yang akan dibedah.
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
- Tumor marker tidak dilakukan untuk diagnosis tp hanya bermanfaat untuk evaluasi hasil terapi.
- Pada kondisi tertentu diagnosis tidak tegak meskipun
dilakukan berbagai prosedur diagnosis torakotomi eksplorasi
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
KLASIFIKASI HISTOLOGI
Klasifikasi histologi kanker paru menurut WHO tahun 1999 : Squamous carcinoma (epidermoid carcinoma) dengan
jenis sel : papillary clear cell small cel basaloid
Small cell carcinoma,dengan jenis sel: - combined small cell carcinoma
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Adenocarcinoma, dengan jenis sel :
-Acinar
-Papillary
Bronchoalveolar carcinoma
- non-mucinous
- mucinous
- mixed mucinous and non-mucinous or intermediate.
solid adenocarcinoma with mucin.
adenocarcinoma with mixed subtypes
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Jenis adenocarcinoma dengan tipe campuran : a. well differentiated fetal adenoca b. mucinous (colloid) adenocarcinoma c. mucinous cystadenocarcinoma d. signet ring adenocarcinoma e. clear cell adenocarcinoma
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Large cell carcinoma, dengan jenis sel :
a. large cell neuroendocrine carcinoma
- combined large cell neuroendocrine carcinoma
b. Basaloid carcinoma
c. Lympoepithelioma-like carcinoma
d. Clear cell carcinoma
e. Large cell carcinoma with rhapdoid pnenothype
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
. Adenosquamous carcinoma Carcinoma dengan pleomorphiic,sarcomatoid
atau sarcomatous dengan elemen a. carcinoma with spindle and/or giant cell - pleomorphic carcinoma - spindle cell carcinoma - giant cell carcinoma. b. carcinosarcoma c. pulmonary blastoma d. others type
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Carcinoid tumours
a. typical carcinoid
b. atypical carcinoid
Salivary gland type carcinoma
a. mucoepidermoid carcinoma
b. adenoid cystic carcinoma
c. others types
Unclassified carcinoma
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
PENDERAJATAN KANKER PARU
Berdasarkan Proposals for the revision of the TNM stage groups in the forthcoming(seventh) edition of the TNM Classification of malignant tumours.J.Thorac Oncol 2007 penderajatan kanker paru sebagai berikut:
Goldstraw P, Crowley J, Chansky K. Proposals for The revision of the TNM stage group in the forthcoming (seventh) edition of TNM classification of malignant tumours. J .Thorac Oncol 2007; 2 :706.
-
Tumor primer (T) T1 : Tumor diameter < 3 cm terletak di paru atau pleura visceral, belum mengenai proksimal bronkus. T1a : diameter tumor < 2 cm T1b : diameter tumor > 2 cm T2 : Tumor > 3cm tetapi < 7 cm dengan : Mengenai brokus utama > 2 cm bawah karina. Mengenai pleura visceral Dengan atelektasis obstruktif pneumonia meluas ke hilus tetapi tidak seluruh paru.
Goldstraw P, Crowley J, Chansky K. Proposals for The revision of the TNM stage group in the forthcoming (seventh) edition of TNM classification of malignant tumours. J .Thorac Oncol 2007; 2 :706.
-
T2a : tumor < 5 cm
T2b : tumor > 5 cm
T3 : Tumor > 7 cm atau bila didapatkan: invasi tumor ke dinding dada,nervus prenikus diafragma, mediastinum, pleura parietal, pericardium, bronkus utama < 2 cm dari karina (belum mengenai karina).
Atelektasis atau obstruksi pneumonitis seluruh paru.
Nodul tumor terpisah di lobus yang sama.
Goldstraw P, Crowley J, Chansky K. Proposals for The revision of the TNM stage group in the forthcoming (seventh) edition of TNM classification of malignant tumours. J .Thorac Oncol 2007; 2 :706.
-
T4 : tumor dengan ukuran sembarang
menginvasi:
mediastinum,jantung,pembuluh
darah besar, trakea, nervus rekuren
laryngeal, nervus esophagus, tulang
belakang, karina atau dengan nodul
tumor di ipsilateral lobus berbeda.
Goldstraw P, Crowley J, Chansky K. Proposals for The revision of the TNM stage group in the forthcoming (seventh) edition of TNM classification of malignant tumours. J .Thorac Oncol 2007; 2 :706.
-
Kelenjar limfe regional (N)
NO : tidak ada metastase ke kelenjar limfe regional.
N1 : metastase ke peribronkial ipsilateral dan atau hilus ipsilateral dan kelenjar intrapulmonal.
N2 : metastase ke ipsilateral mediastinum dan atau kelenjar limfe subkarina.
N3 : metastase ke mediastinum kontralateral,hilus kontralateral, kontralateral mediastinal, kontralateral hilar, ipsilateral atau kontralateral skapula atau kelenjar limfe supraklavikular
Goldstraw P, Crowley J, Chansky K. Proposals for The revision of the TNM stage group in the forthcoming (seventh) edition of TNM classification of malignant tumours. J .Thorac Oncol 2007; 2 :706.
-
Metastase luas (M)
M0 : tidak ada metastase luas.
M1 : Metastase luas
M1a : nodul tumor terpisah di
kontralateral lobus : dengan
nodul pleura atau keganasan
pleura atau efusi pleura.
M1b : metastase luas ke organ lain
Goldstraw P, Crowley J, Chansky K. Proposals for The revision of the TNM stage group in the forthcoming (seventh) edition of TNM classification of malignant tumours. J .Thorac Oncol 2007; 2 :706.
-
Penderajatan
Stadium IA :T1a-T1bNOMO
Stadium IB :T2aNOMO
Stadium IIA:T1a-T2aN1MO
:T2bNoMO
Stadium IIB:T2bN1MO
:T3NOMO
-
Penderajatan
Stadium IIIA :T1a-T3N2MO
T3N1MO
T4NO-N1MO
Stadium IIIB :T4N2MO
T1a-T4N3MO
Stadium IV :sembarang T,sembarang N
M1a atau M1b
Goldstraw P, Crowley J, Chansky K. Proposals for The revision of the TNM stage group in the forthcoming (seventh) edition of TNM classification of malignant tumours. J .Thorac Oncol 2007; 2 :706.
-
PENATALAKSANAAN Pengobatan kanker paru adalah combined
modality therapy (multimodality terapi), yaitu berdasarkan jenis histology kanker, stadium penyakit, tampilan umum (performance status), fasilitas rumah sakit yang dimiliki, dan faktor ekonomi pasien.
Dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
Small cell lung cancer (SCLC)
Non small cell lung cancer (NSCLC).
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Radioterapi
Radioterapi pada kanker paru bersifat terapi kuratif atau paliatif.
Kuratif sebagai kemoradioterapi neoadjuvant untuk NSCLC stadium IIIA.
Radiasi paliatif sebagai tindakan darurat untuk meringankan keluhan penderita seperti sindroma SVKS, nyeri tulang akibat invasi tumor, dan metastase tumor di tulang atau otak.
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Syarat standar radiasi :
Hb > 10 g%
Trombosit >100000/mm3
Lekosit > 3000/dl .15,20
Radiasi paliatif diberikan pada unfavourable group yakni:
Tampilan < 70
Penurunan BB > 5% dalam 2 bulan
Fungsi paru buruk.15
-
Kemoterapi
Syarat utama pemberian kemoterapi:
Ditentukan jenis histologi tumor dan tampilan (performed status) harus lebih dari 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut skala WHO.
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Tampilan umum berdasarkan Skala karnofsky dan WHO
Skala Pengertian
90 100 0 dapat beraktifiti normal, tanpa keluhan yang menetap
70 - 80 1 dapat beraktifiti normal tetapi ada keluhan berhubungan dengan sakitnya
50 70 2 membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan aktifiti yang spesifik
30 50 3 sangat bergantung pada bantuan orang lain untuk aktifiti rutin
10 - 30 4 Tidak dapat bangkit dari tempat tidur
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah
regimen kemoterapi :
platinum based therapy (sisplatin atau karboplatin)
respon obyektif satu obat antikanker >15%
toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
harus dihentikan bila 2 siklus kemoterapi pada penilaian respon progresif.
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Regimen untuk NSCLC :
CAP (sisplatin,adriamisin,siklofosfamid)
PE (sisplatin atau karboplatin + etoposid)
Paclitaxel + sisplatin atau karboplatin
Gemsitabin + sisplatin atau karboplatin
Doxetaxel + sisplatin atau karboplatin.
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Syarat standar kemoterapi:
- Tampilan > 70-80
- Hb > 10 g%/mm3
- Granulosit > 1500/mm3
- Trombosit > 100.000
- Fungsi hati baik
- Fungsi ginjal baik (creatin clearance > 70ml/menit)
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Small cell lung cancer (SCLC)
Staging TNM untuk kanker paru tidak diterapkan pada jenis SCLC karena sifatnya yang cepat bermetastase,dan sering pasien terdiagnosis sudah dalam stadium lanjut.
Yusuf A , Syahrudin E . Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil: Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. PDPI dan Perhimpunan Onkologi Indonesia 2005
-
Staging kanker paru jenis karsinoma sel
kecil (KPKSK)
Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru (hemitoraks)
Stage luas (extensived) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau menyebar ke organ lain.
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Prophylactic Cranial Irradiation (PCI)
Ganti Rejimen Kemoterapi
Yusuf A, Pengobatan kanker paru menurut konsesus Bali 2001. In: Margono BP,Widjaja A, Amin M,Sargowo D,Saleh T,Kabat H,Edo M,dkk . Pertemuan Ilmiah Paru Millenium 2002. Surabaya hal: session 2 .
-
Kemoterapi lung small cell carcinoma
Kemoterapi untuk KPKSK diberikan sampai 6
siklus dengan cisplatin based :
Sisplatin + etoposid
Sisplatin + irinotekan (CPT-11)
Pada keadaan tertentu sisplatin dapat digantikan dengan karboplatin dan irinotekan digantikan dengan dosetaksel.
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Respons kemoterapi Respons kemoterapi dapat dinilai dari 2 sisi, dari pasien disebut dengan respons subyektif dan dari penyakitnya atau tumornya disebut dengan respons obyektif.
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Respons subyektif yaitu menilai respons pd subyektif.
- Dilakukan setiap akan memberikan siklus kemoterapi
berikutnya.
- Respons yang dinilai adalah apakah terjadi pertambahan
berat badan dan/atau penurunan keluhan akibat tumornya.
Respons obyektif yaitu menilai respons pd tumor
Primernya
- Dilakukan minimal setelah pemberian 2 siklus ( H -1 siklus
ke 3) dengan foto toraks. CT-scan dilakukan untuk menilai
respons objektif setelah 3 siklus ( H -1 siklus ke 4).
Focus in lung cancer. Available at: http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
Respons obyektif menggunakan kriteria
Respons komplit (CR = complete response) jika tumor hilang 100% dan menetap dalam 3 minggu
Respons sebagian (PR = partial response) jika tumor mengecil < 90% tetapi > 50% dan menetap dalam 3 minggu
Menetap (SD = stable diseases) jika tumor mengecil < 50% atau membesar < 25% dan menetap dalam 3 minggu
Progresif (PD = progressive diseases) jika tumor membesar > 25% atau timbul tumor atau metastasis baru. Focus in lung cancer. Available at:
http://kankerparu.org/main/index.php accessed on July 14th, 2010.
-
RECIST
-
Tumor Mediastinum
- Adalah tumor yang terdapat di dalam
mediastinum yaitu rongga yang berada
diantara paru kanan dan kiri.
- Berisi : jantung, pembuluh darah arteri dan vena,
kelj. Timus, syaraf, jar. Ikat, kelj. Getah bening
dan salurannya.
Yusuf A , Hudoyo A,, Wibawanto A, Jayusman AM,Ichsan AG, Ratnawati A,, et al. Tumor Mediastinum (Tumor mediastinum nonlimfoma): Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2003.
-
Mediastinum dibagi 4 bagian penting
1. Mediastinum superior Mulai pintu atas rongga dada-V.Th V dan bagian bawah
sternum.
2. Mediastinum anterior
Garis batas mediastinum superior-diafragma di depan
jantung.
3. Mediastinum posterior
Garis batas mediastinum superior ke diafragma di
belakang jantung.
4. Mediastinum medial (tengah)
Garis batas mediastinum superior-diafragma diantara mediastinum
anterior dan posterior
Yusuf A , Hudoyo A,, Wibawanto A, Jayusman AM,Ichsan AG, Ratnawati A,, et al. Tumor Mediastinum (Tumor mediastinum nonlimfoma): Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2003.
-
KLASIFIKASI TUMOR MEDIASTINUM
Yusuf A , Hudoyo A,, Wibawanto A, Jayusman AM,Ichsan AG, Ratnawati A,, et al. Tumor Mediastinum (Tumor mediastinum nonlimfoma): Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia 2003.
-
Massa di mediastinum anterior dapat berupa :
I. Lesi padat (solid)
1. Struma retrosternal
2. Timoma, adenoma tiroid, hemangioma
3. Teratoma (tumor teratoid), disgerminoma (fibroma)
4. Limfoma malignum
II. Lesi kistik
1. Kista tiroid
2. Kista timus
3. Kista teratoma
4. Mesotelioma
III.Lesi lipoid
1. Lipoma timus
2. Kista dermoid
3. Lipoma
Tjokronegoro A, Utama H. Massa mediastinum. Dalam: Boedjang N, Kusumawijaya K, Icksan AG, editors. Tumor di dalam toraks. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001.p.45-50.
-
Massa di mediastinum medial
- Hodgkin disease (penyakit Hodgkin)
- Limfoma non Hodgkin
- Kista bronkogenik
- Tumor trakea
- Tumor tiroid
- Tumor esofagus
- Kista esofagus
Massa di mediastinum posterior
- Neurofibroma
- Neuroblastoma
Tjokronegoro A, Utama H. Massa mediastinum. Dalam: Boedjang N, Kusumawijaya K, Icksan AG, editors. Tumor di dalam toraks. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001.p.45-50.
-
TUMOR MEDIASTINUM
TUMOR PARU
-
Tumor Mediastinum Ganas
-
Tumor Mediastinum