ppt onkologi preventif

30
Onkologi Preventif pada Perempuan Gunawan Ali Pembimbing: dr. Bambang F. N., Sp.OG

Upload: gunawan-ali

Post on 11-Nov-2015

23 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

onkologi preventif obgyn

TRANSCRIPT

Sindrom Aspirasi Mekonium

Onkologi Preventif pada PerempuanGunawan AliPembimbing: dr. Bambang F. N., Sp.OG

intromengapa penting?mortalitasmorbiditasbatasan bahasan: pengenalan faktor risiko, deteksi dini, dan pencegahan berupa vaksin, medikamentosa, atau pembedahan 1Definisi Onkologi PreventifCabang ilmu kedokteran yang mendalami pencegahan kankerUsaha pengurangan risiko menderita kanker, baik kanker primer atau prekursor kanker 2PencegahanTingkat primerTingkat sekunderTingkat tersier1) tingkat primer, yaitu intervensi terhadap individu yang relatif sehat, tanpa kanker, dan risiko menengah untuk mendapat kanker, 2) tingkat sekunder, yaitu intervensi terhadap pasien yang menurut deteksi dini memiliki kanker subklinis yang asimtomatik, dan 3) tingkat tersier, yaitu pengendalian gejala, rehabilitasi, dan pengendalian isu lain yang berkaitan dengan kanker3Kanker Ovariumtimbul dari sel epitel, sel stroma, atau sel germinalpopulasi usia > 50 tahun17/100.000 perempuan per tahungejala:nyeri pelvisnyeri abdomenpemeriksaan penunjang:USGCA 125Tatalaksana:pembedahan + kemoterapi5Faktor Risiko Kanker Ovarium

Penelitian menunjukkan tidak terdapat keuntungan melakukan skrining kanker endometrium terhadap populasi umum. Skrining dapat menemukan kanker endometrium pada stadium awal yang asimtomatik, namun diagnosis dini tidak mengubah prognosis sehingga skrining umum tidak direkomendasikan.Perempuan dengan HNPCC dan sindrom Cowden berisiko tinggi mendapat kanker endometrium, sehingga American Cancer Society merekomendasikan skrining tahunan populasi tersebut dengan biopsi endometrium dimulai pada usia 35 tahun.11 Penggunaan ultrasonografi transvaginal untuk populasi tersebut juga direkomendasikan, namun masih terdapat kontroversi mengenai keefektifannya.2

MSH2: MutS homolog 2, colon cancer, nonpolyposis type 1MLH1: MutL homolog 1, colon cancer, nonpolyposis type 2

6Skrining Kanker OvariumAlat skrining:CA 125ultrasonografikonseling genetikpemeriksaan BRCApemeriksaan pelvis tahunan

Genetic counseling is the process by which patients or relatives, at risk of an inherited disorder, are advised of the consequences and nature of the disorder, the probability of developing or transmitting it, and the options open to them in management and family planning. This complex process can be separated into diagnostic (the actual estimation of risk) and supportive aspects7Skrining Kanker OvariumRekomendasi Skriningtanpa riwayat keluarga yang konsisten dengan mutasi BRCA tidak diperlukan konseling genetikperempuan asimtomatik, risiko rendah tidak diperlukan CA 125 dan USG, hanya pemeriksaan pelvis tahunanperempuan risiko tinggi, tidak menjalani prosedur pencegahan dengan bedah ultrasonografi transvaginal dan CA 125 setiap enam bulan, dimulai dari usia 35 tahunpembawa gen HNPCC USG transvaginal setiap tahun

Pencegahan Kanker OvariumKemopreventif: kontrasepsi oralPembedahan profilaksis:BSOHisterektomi total9Kanker AdneksaSangat jarang: 3,6/1.000.000 perempuan per tahunGejala:nyeri perutperdarahan dari kemaluanteraba benjolan di perut atau panggultrias hydrops tubae profluensPemeriksaan penunjang:CA 125 USG transvaginal, CT-scan, MRI Penatalaksanaan:pembedahankemoterapi dengan regimen paclitaxelradioterapitrias hydrops tubae profluens, yang terdiri atas gejala nyeri kolik abdomen, nyeri membaik setelah keluarnya cairan dari kemaluan, dan teraba massa pada pemeriksaan

10Faktor Risiko Kanker Adneksausiastandar hidup yang lebih tinggilokasi tempat tinggal di perkotaanpekerjaanberhubungan dengan deteksi yang lebih baik11Skrining Kanker Adneksatidak ada rekomendasi mengenai skrining populasi umum untuk kanker tuba falopiiCA 125 ditemukan meningkat pada 70% dari seluruh kasus

Pencegahan Kanker Adneksakonseling genetikpembedahan profilaksis

Kanker tuba falopii adalah bagian dari spektrum genetik terkait mllerian (BRCA1 dan BRCA2), sehingga perempuan dengan kanker tuba falopii harus menjalani konseling genetik untuk pencegahan kanker yang diturunkan.7

Dapat dilakukan pembedahan profilaksis, di mana tuba falopii diangkat dan dipotong secara hati-hati.7

13Kanker Endometriumsering ditemukanGejala: perdarahan per vaginam pada perempuan post-menopausePemeriksaan penunjang:biopsiUSGUSG + infusi larutan garamhisteroskopiPenatalaksanaan:histerektomi totalBSOradioterapi/kemoterapi

Faktor Risiko Kanker Endometrium

Skrining Kanker Endometriumpopulasi umum tidak perlu skriningperempuan dengan HNPCC dan sindrom Cowden skrining tahunan dengan biopsi endometrium, dimulai pada usia 35 tahun, +/- USG transvaginal

Cowden syndrome is associated with loss-of-function mutations in PTEN, a tumor suppressor gene, leading to hyperactivity of the mTOR pathway. These mutations lead to characteristic features including macrocephaly, intestinal hamartomatous polyps, benign skin tumors (multiple trichilemmomas, papillomatous papules, and acral keratoses) and dysplastic gangliocytoma of the cerebellum (Lhermitte-Duclos disease). In addition, there is a presdisposition to breast carcinoma, follicular carcinoma of the thyroid, and endometrial carcinoma.[3]16Pencegahan Kanker EndometriumPengendalian atau pencegahan faktor risikoTerapi hormon estrogen harus disertai progestinEdukasi gejala khas kanker endometrium

Pengendalian atau pencegahan faktor risiko seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi dapat berperan dalam pencegahan primer kanker endometrium, Perempuan dengan uterus yang utuh dan mengonsumsi estrogen sebagai terapi hormon harus mengonsumsi progestin untuk menurunkan risiko hiperplasia endometrium dan kanker endometrium.11

17Kanker Servikskanker pada wanita tersering keduaangka kejadian menurun karena keberhasilan skriningpada perempuan usia 40 50 tahunGejala:perdarahankeputihan berbaunyeri kemaluannyeri berkemih

Kanker ServiksPemeriksaan penunjang:kolposkopi, biopsi, dan kuret endoserviksPenatalaksanaan: cone biopsy, histerektomi, kemoterapi, dan radioterapi sesuai stadium

Faktor Risiko Kanker Serviks

Skrining Kanker Serviks

Pencegahan kanker serviksVaksinGardasilCervarixKanker Vaginasangat jarangGejala:perdarahan tanpa nyeri dari benjolanperdarahan disertai nyeri, penurunan berat badan, fluor albus, dan bau busukPenatalaksanaan:radioterapikemoterapihisterektomi radikalvaginektomi bagian ataslimfadenektomi regionalvulvektomi

Faktor Risiko Kanker Vaginainfeksi HPV sebelumnyapasangan seksual lebih dari limamulai berhubungan seksual sebelum usia 17 tahunmerokokpernah menjalani histerektomistatus sosioekonomi rendahtrauma vaginairitasi vaginaDiagnosis Dini Kanker Vaginaapusan Papanicolaukolposkopibiopsi dengan bimbingan kolposkopikolpomikroskopi

Kanker Vulvasangat jarang, namun berpengaruh besar terhadap kualitas hidupGejala:pruritus vulvarasa nyeri atau panasulkus berwarna merah atau putihlesi eksofitik yang tumbuh dari dua per tiga posterior labia mayorPenatalaksanaan: reseksi

Faktor Risiko Kanker VulvaUsiaSosioekonomi rendahPostmenopauseMenarche terlambat dan menopause diniMerokokKurang higiene diriPelayanan medik tidak memadaisering ditemukan bersamaan penyakit-penyakit: obesitas, hipertensi, iritasi vulva kronik karena diabetes mellitus, penyakit menular seksual, dan distrofi vulva.Skrining Kanker VulvaPemeriksaan rutin tahunan berupa inspeksi visual genitalia eksternaBiopsi lesi mencurigakan

Pencegahan Kanker VulvaEdukasi pasien perempuan untuk memeriksa sendiri vulvanya Terima kasih